PROSES PERADANGAN & PROSES INFEKSI
|
|
- Benny Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROSES PERADANGAN & PROSES INFEKSI OLEH : MASYKUR KHAIR Pengantar... Jaringan atau organ tubuh pasti pernah cedera, agar dapat berjalan baik maka terjadi perbaikan & pemulihan pada jaringan & organ tsb. Banyak faktor Lingk & perorangan yg dpt memodifikasi & mempengaruhi proses pemulihan. Pemulihan at/ penyembuhan biasanya didahului & diawali oleh suatu proses peradangan. 1
2 PERADANGAN Luka adalah rusaknya atau terputusnya jaringan yg disebabkan cara fisik maupun mekanik. Setiap jenis luka menimbulkan peeradangan yg merupakan reaksi tubuh terhadap cedera. Ada penyakit yg mengganggu proses penyembuhan atau menurunkan daya tahan tubuh teradap infeksi. Contoh: aterosklerosisi, diabetes melitus, sirosis hepatis dan gagal ginjal Peradangan dpt didefinisikan sbg reaksi jaringan terhadap cedera, yg secara khas terdiri atas respons vaskular dan seluler, yg bersama-sama berusaha menghancurkan substansi yg dikenali sebagai asing untuk tubuh. Jaringan ini kemudian dipulihkan seperti sediakala atau diperbaiki sedemikian rupa agar jaringan atau organ itu dpt tetap bertahan hidup. Cont... Penyembuhan secara ideal berusaha memulihkan jaringan asalnya, namun bila tdk mungkin, akan terbentuk jaringan parut. Radang ada yg akut dan yg menahun. Penyebab paling umum dari peradangan adalah Infeksi: dari mikroba dlm jaringan Trauma fisik: sering disertai perdarahan dlm jaringan Cedera kimiawi, radiasi, mekanik, atau termal : yg langsung merangsang jaringan Reaksi imun: menimbulkan respons hipersensifitas dlm jaringan 2
3 Mekanisme Peningkatan Permeabilitas pd Inflamasi Akut Pada pembuluh darah normal, (A), sambungan antar endotel yg melapisi sel sangat ketat untuk mempertahankan molekul besar (titiktitik) tetap didalam lumen. (B), kontraksi sel endotel menciptakan kesenjangan (gap) yg memungkinkan kebocoran makromolekul. Seperti pada (C), perubahan permeabilitas ada pada sisi venula dari bagian mikrosirkulasi. Radang Akut Tahap vaskular Bila terjadi cedera jaringan, sejumlah besar substansi kimia kuat dibebaskan ke dalam jaringan. Substansi ini membentuk dinding kimiawi yg disebut gradien kemotaktik, yg menarik cairan dan sel-sel. Reaksi awal terhadap cedera adalah refleks mural yg berakibat vasokontriksi, untuk mengurangi aliran darah (mengurangi perdarahan) kemudian diikuti dilatasi arteriola& venula, agar lebih banyak cairan dpt memasuki celah-celah jaringan, termasuk fibrinogen. Cairan ini berfungsi mengencerkan agen kimiawi yg masuk, serta membawa komplemen, antibodi, & zat-zat lain ke daerah tsb. 3
4 Tahap Vaskuler... Radang Akut... Peradangan Respon vaskuler vasokonstriksi pembuluh darah kecil didaerah radang diikuti vasodilatasi arteriola dan venula rasa sakit dan gangguan fungsi cairan berpindah ke jaringan (terjadi pembengkakan) permeabilitas kapiler akan meningkat daerah radang menjadi kongesti (jaringan berwarna merah & panas) Radang Akut... Tahap seluler Komponen dari eksudat cairan menimbulkan respons khas oleh leukosit, yg umumnya dikatakan sebagai marginal & pavementing, emigrasi terarah, agregasi, pengenalan,& fagositosis 4
5 Tahap Seluler... Radang Akut... Merapatnya granulosit & monosit pd endotel pembuluh darah Marginasi Pavementing Proses pembentukan lapisan oleh sel-sel polimorfonuklear dgn menepi pd venula & melekat pada dinding Keluarnya sel darah putih dgn menerobos di antara endotel menuju ke tempat cedera terjadi Emigrasi Fagositosis Proses spesifik trhdp partikel yg dikenali sbg asing oleh fagosit itu. Fagosit terpenting di sini adalah neutrofil& makrofag. Dalam proses menfagositosis, fagosit itu sering mati, pecah & membebaskan enzim pencernaan, yg dpt mencederai jaringan sekitar. Bila banyak fagosit yg mati, terjadi akumulasi nanah,& bersama materi atau benda asing dikeluarkan dr tubuh Tahap Seluler... Radang Akut... (A), Kemotaksis, sejumlah besar granulosit terakumulasi di area cedera. (B), Fagositosis, menelan dan menghancurkan benda asing, banyak granulosit juga dihancurkan dan melepaskan enzim litiknya ke jaringan sekitar 5
6 Tahap Seluler... Radang Akut... Eksudat Dlm proses peradangan terbentuk jenis eksudat berbeda, yg dpt menjadi petunjuk sifat proses peradangan itu. Satu eksudat adalah cairan atau bahan yg terkumpul dlm suatu rongga atau ruang jaringan. Eksudat yg paling sederhana, eksudat serosa, adalah cairan kaya protein yg keluar masuk ke dalam jaringan pd tahap awal inflamasi. Karena kandungan proteinya tinggi, serosa menarik air & menyebabkan edema pd sisi reaksi inflamasi. Eksudat purulen adalah eksudat yg mengandung pus, yg adalah netrofil fagositik & organisme penghasil pus yg terletak di area-pertahanan u/ mencegah infeksi karena penyebaran sistem Radang Kronis Berbeda dengan radang akut, radang kronis menciri dengan adanya infiltrasi sel mononuklear termasuk makrofag, limfosit dan plasma sel; jaringan yang terdestruksi, proliferasi pembuluh darah kecil(angiogenesis) dan fibrosis Bila proses peradangan (inflamasi) tetap ada& belum teratasi, terjadi beberapa hal. Daerah itu diinfiltrasi leukosit monokulear, khususnya Makrofag & limfosit. Namun jenis radang kronis (menahun) tertentu, seperti osteomielitis, mengandung neutrofil berbulan-bulan lamanya, sementara radang akut tertentu sejak awal sudah banyak limfositnya. Peradangan kronis diinfiltrasi banyak fibroblas, yg membentuk kolagen,& terbentuk jaringan parut. Luka parut& radang menahun sering mengganggu fungsi organ tsb. 6
7 Radang Kronis... Pola radang kronis khas adalah radang granulomatosa, yg ditandai berkumpulnya banyak makrofag atau hisitosit. Benda asing penyebab dikurang & dipisahkan dari jaringan sekitar, tdk dibuang. Pada tuberkulosis, granuloma yg dihasilkan disekitar tuberkel, yg ditandai nekrosis (perkijuan) & infiltrat kalsium pd tepian granuloma itu Efek Lokal & Sistemik Peradangan Semua jenis peradangan memiliki ke-lima tanda utama radang, yaitu: Rubor (kemerahan) Color (panas) Dolor (nyeri) Tumor (pembengkakan) Functio laesa (gangguan/ perubahan fungsi). Gejala ini diakibatkan oleh vasodilatasi, eksudasi, & iritasi dari ujung-ujung saraf. Vasodilatasi ini dihubungkan dgn pelepasan mediator kimia. Eksudasi akibat dari perpindahan cairan & leukosit ke area terkena. Ujung saraf yg teriritasi oleh mediator kimia, menyebabkan nyeri& kadang kehilangan fungsi. Peradangan juga menimbulkan demam, leukositosis, limfadenopati, peningkatan LED(Laju Endap Darah) 7
8 Cont... Laju Endap Darah (LED) Efek Lokal & Sistemik Peradangan... LED ad/ kecepatan dimana sel darah merah mengendap dlm tube tes. Pd peradangan, kecepatan meningkat, kemungkinan karena perubahan pd komponen plasma yg terjadi selama proses inflamasi. Protein plasma yg terlibat dlm peningkatan LED disebut protein fase akut& terutama dilepaskan oleh hati dlm respons terhadap stimulus interleukin-1. Demam Demam ad/ fenomena paling umum dr penyakit, terutama inflamasi. Demam dianggap disebabkan pelepasan pirogen endogen dari makrofag & kemungkinan dari eosinofil, yg diaktivasi oleh fagosit, endotoksin, kompleks imun,& produk lain. Pirogen ini(substansi penghasil demam) bekerja pd pusat pengatur suhu di hipotalamus u/ meningkatkan titik pengatur termostat. Pada peningkatan suhu, fagosit bekerja lebih cepat u/ mencapai tujuannya. Metabolisme tubuh meningkat, yg dpt meningkatkan fagositosis melalui peningkatan aliran darah. Demam pd infeksi virus dpt merangsang interferon yg dpt membatasi perjalanan infeksi virus. Cont... Efek Lokal & Sistemik Peradangan... Limfadenopati Suatu tanda dari infeksi berat & terlokalisasi. Limfadenopati terjadi bila limfonodus lokal & pembuluh darah mengalirkan materi terinfeksi, yg tertangkap dlm jaringan folikular nodus. Leukositosis Peningkatan sel darah putih 8
9 Reaksi Jaringan selama Radang Berdasarkan proses kimiawi & kerjasama berbagai sel & jaringan dlm tubuh, penampakan perubahan jaringan selama keradangan dibedakan menjd 3 stadium: Stadium Hiperemis Selama stadium ini, perubahan gambaran jaringan disertai dgn adanya dilatasi pembuluh darah setempat, peningkatan aliran darah& peningkatan aliran limfe. Stadium Stagnasi Pada stadium ini aliran darah justru menurun, namun tekanan setempat meningkat. Timbul eksudasi leukosit di jaringan interseluler, perubahan sel menjadi fagosit dan jaringan ikat setempat berubah menjadi fibroblas. Stadium Resolusi Stagnasi sedikit demi sedikit berkurang, sistem limfe kembali normal, deposit fibrin karena diserap leukosit dan munculnya kapiler-kapiler darah yg baru. Resolusi Peradangan Benda asing penyebab radang perlu disingkirkan atau dikucilkan. Hal ini terlaksana melalui 1) resolusi sederhana, 2) regenerasi, & 3) penggantian oleh jaringan ikat parut Resolusi sederhana Regenerasi Pebaikan& penyembuhan Hanya bisa terjadi bila tdk ada kerusakan pd jaringan normalnya. Agen penyebab dinetralkan & dihancurkan. Permeabilitas pembuluh darah kembali normal & kelebihan cairan diserap Jaringan yg hilang & nekrotik diganti oleh jaringan yg sama. Syarat : sebagian struktur asli tetap terpelihara & kerangka dasar jaringan tetep terpelihara Proses penggantian sel-sel mati dgn selsel yg berbeda dr sel asalnya. Sel-sel baru membentuk jaringan granulasi, yg nantinya menjadi jaringan parut fibrosa. 9
10 Cont... Resolusi Peradangan... Penyembuhanluka dimulai dgn proses peradangan Kemudian terjadi pembersihan daerah itu dari debrissel, organisme & jaringan mati, & bekuan daraholeh makrofag& sedikit oleh neutrofil Lalu terbentuk jaringan granulasi(organisasi). Jaringan granulasimuda berwarna merah, halus & mudah berdarah. Nantinya kolagen ini berkerut & jaringan ini menjadi jaringan parut (sikatriks) Sehingga berangsur menjadi jaringan fibrosa. Secara berangsur diletakkan kolagendlmjaringan ini. INFEKSI Infeksi merupakan suatu kondisi penyakit yg disebabkan oleh masuknya kuman patogen atau mikroorganisme lain ke dlm tubuh yg dpt menimbulkan reaksi tertentu. Contoh reaksi tersebut adalah perubahan sekunder berupa peradangan (inflamation) yg ditandai antara lain oleh vasodilatasi pembuluh darah lokal, peningkatan permeabilitas kapiler,& pembengkakan sel. 10
11 Tanda-Tanda Infeksi TandaInfeksiLokal: Rubor, Kalor, Dolor, Tumor, Fungsio Laesa Tanda Infeksi Sistemik : Demam, Malaise, Anoreksia, Mual & Muntah, Sakit kepala, Diare Rantai Proses Infeksi Agen Infeksius Kemampuan mikroorganisme menimbulkan infeksi tergantung pada jumlah mikroorganisme yg masuk, potensi menyebabkan penyakit, kemampuan mikroorganisme masuk ke dlm tubuh hospes, kerentanan hospes, kemampuan untk hidup dlm tubuh hospes Sumber Infeks (Reservoir) Habitat pertumbuhan & perkembangan mikroorganisme, antaralain manusia, hewan, tumbuhan,& lingk. setempat Pintu Keluar (portal of exit) Tempat mikroorganisme dpt meninggalkan reservoir, misalnya : sal. pernapasan (saat bersin, batuk), sal. pencernaan (feses), darah dari luka terbuka, dll) 11
12 Cont... Rantai Proses Infeksi Metode Penyebaran Penyebaran langsung Penyebaran tak langsung(melalui media atau vektor) Penyebaran melalui udara Pintu Masuk (portal of entry) Tempat masuknya mikroorganisme ke dlm tubuh hospes. Umumnya masuk melalui jalur yg sama seperti reservoir Hospes yg Rentan Individu tempat mikroorganisme berkembang. Individu yg rentan beresiko mengalami infeksi Proses Infeksi Tahap Intubasi Periode sejak masuknya mikroorganisme patogen ke dlm tubuh hingga munculnya gejala Tahap Konvalensi Periode mulai dari penurunan gejala hingga individu sehat kembali. Waktunya berbedabeda setiap individu Tahap Prodromal Dimulai dr munculnya gejala umum hingga munculnya gejala spesifik. Pd tahap ini indv. sangat infeksius (mudah menularkan/ menyebarkan mikroorganisme patogen ke org lain) Tahap Sakit Periode dgn perkembangan gejala spesifik yg dpt menimbulkan manifestasi pd org yg terinfeksi & seluruh bagian tubuh 12
13 Mekanisme Pertahanan Tubuh trhdp Infeksi Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Barier anatomis Cth : kulit & membran mukosa sbg garis pertahanan pertama Barier fisiologis Cth : sekresi normal yg bersifat asam pd kulit untuk mencegah perkembangan mikroorganisme lainya Respon inflamation Bersifat lokal yg dicirikan dgn 5 tanda. Scr umum dibagi 3 tahap yaitu respon vaskular& selular, produksi eksudat, serta fase perbaikan Cont... Mekanisme Pertahanan Tubuh trhdp Infeksi Imunitas Hormonal Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Diperantarai oleh antibodi yg dihasilkan oleh sel limfosit B. Terbagi atas : Imunitas Aktif : kekebalan yg didptkan ketika tubuh menghasilkan antibodi u/ menahan antigen. Terdiri dari: Imunitas aktif alami (terbentuk dr dlm tubuh) & Imunitas aktif buatan (terbentuk krn stimulasi antigen yg dgn sengaja d masukan dlm tubuh, mis. vaksin atau toksoid) Imunitas Pasif : kekebalan yg d dpt dr antibodi yg dihasilkan oleh sumber lain, mis. Hewan at/ manusia. Terdiri dr: Imunitas pasif alami(diberikan scr alami, mis. dr ibu ke bayinya lwt plasenta atau ASI) & Imunitas pasief buatan (kekebalan didptkan dr injeksi serum imun dr hewan at/ manusia lain) 13
14 Cont... Mekanisme Pertahanan Tubuh trhdp Infeksi Imunitas Selular Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Imunitas yg melibatkan sel limfosit T. pada saat ada antigen, jar. limfoid melepaskan >> sel T-teraktivasi k dlm limfatik yg akan dilepaskn k sirkulasi umum. Terdiri dari: Sel T pembantu (helper T cell): berfungsi membantu & mengendalikan komponen respon imun spesifik lainnya; mengaktifkan sel B & sel T pembunuh Sek T pembunuh (killer T cell): berfungsi menyerang sel tubuh yg terinfeksi oleh patogen Sekian...!! TERIMA KASIH Jika memperkuat ANTIBODI dapat melindungi tubuh dari Kuman, Bakteri, atau Virus... Maka jadikanlah SHALATsebagaiPROTEKSIdalam menjalankan kehidupan sehari-hari 14
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan hasil Survei
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua karena infeksi setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed
FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran
Lebih terperinciFIRST LINE DEFENCE MECHANISM
Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Pertahanan tubuh adalah seluruh sistem/ mekanisme untuk mencegah dan melawan gangguan tubuh (fisik, kimia, mikroorg) Imunitas Daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan
Lebih terperinciSistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Kuntarti, SKp Sistem Imun Fungsi: 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi rongga mulut. Lapisan ini terdiri dari epitel gepeng berlapis baik yang berkeratin maupun
Lebih terperinciSISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS
SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ
Lebih terperinciDAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI
DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI Daya Tahan tubuh Adalah Kemampuan tubuh untuk melawan bibit penyakit agar terhindar dari penyakit 2 Jenis Daya Tahan Tubuh : 1. Daya tahan tubuh spesifik atau Immunitas 2.
Lebih terperinciSelama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari
Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari serangan epidemi cacar dapat menangani para penderita dengan
Lebih terperinciTujuan : memusnahkan, melarutkan atau membatasi agen penyebab jejas dan merintis jalan untuk pemulihan jaringan yg rusak pada tempat itu.
R A D A N G REAKSI PERADANGANϖ GAMBARANϖ MAKROSKOPIS PERADANGAN AKUT ASPEK CAIRAN PERADANGAN ϖ ASPEK SELULARϖ PERADANGAN JENIS DAN FUNGSI LEUKOSITϖ BENTUK PERADANGANϖ PEMULIHANϖ JARINGAN A. Reaksi Peradangan
Lebih terperinciSistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus
Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk
Lebih terperinciMekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh
Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat diartikan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak atau zat-zat mikrobiologi. Inflamasi
Lebih terperinciMigrasi Lekosit dan Inflamasi
Migrasi Lekosit dan Inflamasi Sistem kekebalan bergantung pada sirkulasi terusmenerus leukosit melalui tubuh Untuk Respon kekebalan bawaan - berbagai limfosit, granulosit, dan monosit dapat merespon Untuk
Lebih terperinciPENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,
PENGETAHUAN DASAR IMUNOLOGI KULIT Dr. Ariyati Yosi, SpKK PENDAHULUAN Kulit: end organ banyak kelainan yang diperantarai oleh proses imun kulit berperan secara aktif sel-sel imun (limfoid dan sel langerhans)
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar wilayah di Indonesia adalah wilayah dengan dataran rendah yaitu berupa sungai dan rawa yang di dalamnya banyak sekali spesies ikan yang berpotensi tinggi
Lebih terperinciSISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII
SISTEM IMUN Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM KEKEBALAN TUBUH Imunologi : Ilmu yang mempelajari cara tubuh melindungi diri dari gangguan fisik, kimiawi, dan biologis. . SISTEM IMUN INNATE : Respon
Lebih terperinciSISTEM PERTAHANAN TUBUH
SISTEM PERTAHANAN TUBUH Sistem Pertahanan Tubuh Sistem Pertahanan Tubuh Non spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Jenis Kekebalan Tubuh Disfungsi sitem kekebalan tubuh Eksternal Internal Struktur Sistem
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma
3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma tajam, tumpul, panas ataupun dingin. Luka merupakan suatu keadaan patologis yang dapat menganggu
Lebih terperinciTuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi
LOGO Pendahuluan Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi Kasus baru didunia : 8,6 juta & Angka kematian : 1,3 juta
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi
Lebih terperinciPRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.
PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel
Lebih terperinciLISNA UNITA, DRG.M.KES DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
LISNA UNITA, DRG.M.KES DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL MEKANISME PERTAHANAN IMUN DAN NON IMUN SALIVA SALIVA Pembersihan secara mekanik Kerja otot lidah, pipi dan bibir mempertahankan kebersihan sisi-sisi mulut
Lebih terperinciStruktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus
Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi dan Materi Kuliah Hewan 1 Homeostasis Koordinasi dan Pengendalian Kuliah Kontinuitas Kehidupan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh
Lebih terperinciNONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)
NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S) RESPON INFLAMASI (RADANG) Radang pada umumnya dibagi menjadi 3 bagian Peradangan akut, merupakan respon awal suatu proses kerusakan jaringan. Respon imun,
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperincimenjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.
Bab 10 Sumber: Biology: www. Realm nanopicoftheday.org of Life, 2006 Limfosit T termasuk ke dalam sistem pertahanan tubuh spesifik. Pertahanan Tubuh Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuester)
Lebih terperinciImmunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age
Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator inflamasi seperti histamin,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal,
laesa. 5 Pada kasus perawatan pulpa vital yang memerlukan medikamen intrakanal, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi pulpa dapat disebabkan oleh iritasi mekanis. 1 Preparasi kavitas yang dalam
Lebih terperinciHEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung
16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh, terhitung sekitar 16% dari berat badan manusia dewasa. Kulit memiliki banyak fungsi penting, termasuk sebagai sistem pertahanan
Lebih terperinciMekanisme adaptasi sel
Mekanisme adaptasi sel Mei Vita Cahya Ningsih FUNGSI DAN STRUKTUR SEL Setiap sel tubuh mempertahankan kehidupan. Sel : Satuan dasar struktural dan fungsional terkecil dari suatu organisme 1 KERUSAKAN SEL
Lebih terperinciBAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi
BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG Osteomielitis adalah inflamasi yang terjadi pada tulang dan sumsum tulang, infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi menjadi
Lebih terperinciPertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu formula yang diberikan kepada bayi sebagai pengganti ASI, kerap kali memberikan efek samping yang mengganggu kesehatan bayi seperti alergi. Susu formula secara
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN
BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam
Lebih terperinciHOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :
HOST Pendahuluan Definisi Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi Penting dalam terjadinya penyakit karena : Bervariasi : geografis, sosekbud, keturunan Menentukan kualitas
Lebih terperinciSistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr
Sistem Imun A. PENDAHULUAN Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Fungsi sistem imun: 1) Pembentuk kekebalan tubuh. 2) Penolak
Lebih terperinciBanyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,
BAB 1 PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat
Lebih terperincib) Luka bakar derajat II
15 seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka
Lebih terperinciGambar: Struktur Antibodi
PENJELASAN TENTANG ANTIBODY? 2.1 Definisi Antibodi Secara umum antibodi dapat diartikan sebagai protein yang dapat ditemukan pada plasma darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan
Lebih terperinciACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab
Lebih terperinciDASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI
DASAR-DASAR IMUNOBIOLOGI OLEH: TUTI NURAINI, SKp, M.Biomed. DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR PENDAHULUAN Asal kata bahasa latin: immunis: bebas dari beban kerja/ pajak, logos: ilmu Tahap perkembangan
Lebih terperinciDi seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini studi tentang hubungan antara makanan dan kesehatan memerlukan metode yang mampu memperkirakan asupan makanan biasa. Pada penelitian terdahulu, berbagai upaya
Lebih terperinciBAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan antara jumlah trombosit dengan kejadian pada pasien DBD (DSS) anak ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul pada tanggal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya semua manusia memiliki sistem imun. Sistem imun diperlukan oleh tubuh sebagai pertahanan terhadap berbagai macam organisme asing patogen yang masuk ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis alergika adalah suatu peradangan pada kulit yang didasari oleh reaksi alergi/reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit yang berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Untuk mengerti bagaimana kedudukan dan peran imunologi dalam ilmu kefarmasian, kita terlebih dahulu harus mengetahui apakah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem imun berfungsi dalam mempertahankan kondisi tubuh terhadap benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus dan parasit. Sistem
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mencit terinfeksi E. coli setelah pemberian tiga jenis teripang ditunjukkan pada
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data hasil penelitian jumlah netrofil yang menginvasi cairan intraperitoneal mencit terinfeksi E. coli setelah pemberian tiga jenis teripang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. MEKANISME SISTEM IMUN
BAB II PEMBAHASAN A. MEKANISME SISTEM IMUN Sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat menimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Udema (Inflamasi) Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing, kerusakan jaringan. Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, trauma mekanis,
Lebih terperinciEtiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:
Syifa Ramadhani (2013730182) 4. Jelaskan mekanisme dan etiologi terjadinya bengkak? Mekanisme terjadinya bengkak Secara umum, efek berlawanan antara tekanan hidrostatik (gaya yg mendorong cairan keluar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi yang biasa disebut juga dengan peradangan, merupakan salah satu bagian dari sistem imunitas tubuh manusia. Peradangan merupakan respon tubuh terhadap adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakkan jaringan untuk menghancurkan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur status kesehatan ibu disuatu negara. Dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Dasar Indonesia
Lebih terperinciImunologi Agung Dwi Wahyu Widodo
Dasar-dasar Imunologi Agung Dwi Wahyu Widodo Departemen Mikrobiologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Unair Pokok Bahasan Sejarah Imunologi Pendahuluan Imunologi Komponen Imunologi Respons Imun Imunogenetika
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH
SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciPATOGENISITAS MIKROORGANISME
PATOGENISITAS MIKROORGANISME PENDAHULUAN Pada dasarnya dari seluruh m.o yg terdapat di alam, hanya sebagian kecil saja yg patogen maupun potensial patogen. Patogen adalah organisme yg menyebabkan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Luka merupakan kerusakan fisik yang ditandai dengan terganggunya kontinuitas struktur jaringan yang normal. 1 Luka sering terjadi dalam rongga mulut, yang
Lebih terperinciserta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, sistem imun sangat memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap berbagai antigen (benda asing) dengan memberantas benda asing tersebut
Lebih terperinciINFLAMASI AKUT DAN KRONIK. Etty Hary Kusumastuti Nila Kurniasari Dept/SMF Patologi Anatomi FK UNAIR
INFLAMASI AKUT DAN KRONIK Etty Hary Kusumastuti Nila Kurniasari Dept/SMF Patologi Anatomi FK UNAIR 1 GAMBARAN UMUM INFLAMASI Proses peradangan adalah reaksi kompleks protektif terhadap jejas serta membuang
Lebih terperinciImunisasi: Apa dan Mengapa?
Imunisasi: Apa dan Mengapa? dr. Nurcholid Umam K, M.Sc, Sp.A Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Jogjakarta Penyebab kematian pada anak di seluruh dunia Campak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan pembedahan ekstremitas bawah,dapat menimbulkan respons, mencangkup beberapa komponen inflamasi, berpengaruh terhadap penyembuhan dan nyeri pascabedah.sesuai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui
41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Uji LD-50 Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan bakteri yang akan digunakan pada tahap uji in vitro dan uji in vivo. Hasil
Lebih terperinciPATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS. Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si
PATOGENESIS DAN RESPON IMUN TERHADAP INFEKSI VIRUS Dr. CUT ASMAUL HUSNA, M.Si PATOGENESIS INFEKSI VIRUS Port d entree Siklus replikasi virus Penyebaran virus didalam tubuh Respon sel terhadap infeksi Virus
Lebih terperinciREAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)
REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI Oleh : Rini Rinelly, 1306377940 (B8A) REAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI Pada sel B dan T terdapat reseptor di permukaannya yang berguna untuk
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Preparat jaringan yang telah dibuat, diamati dibawah mikroskop multinokuler dengan perbesaran 4x dan 10x. Semua preparat dapat dibaca berdasarkan tolok ukur skor tingkat peradangan
Lebih terperinciFransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt
Fransiska Ayuningtyas W., M.Sc., Apt Definisi Imunitas Respon imun Sistem imun Imunologi reaksi tubuh thd masuknya substansi asing kumpulan respon thd substansi asing yg terkoordinasi sel & molekul yg
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mutasi sel normal. Adanya pertumbuhan sel neoplasma ini ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Leukemia atau lebih dikenal kanker darah atau sumsum tulang merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal tidak terkontrol (sel neoplasma) yang berasal dari mutasi sel normal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu jaringan organ (Harper dkk., 2014). Luka trauma pada jaringan lunak rongga mulut umumnya
Lebih terperinciSISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA
1 SISTEM IMUNITAS MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Imunitas Sistem Imunitas Respon Imunitas 2 Yaitu sistem pertahanan terhadap suatu penyakit atau serangan infeksi dari mikroorganisme/substansi
Lebih terperinciRESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN
BAB 10 RESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN 10.1. PENDAHULUAN Virus, bakteri, parasit, dan fungi, masing-masing menggunakan strategi yang berbeda untuk mengembangkan dirinya dalam hospes dan akibatnya
Lebih terperinciD A R A H DARAH. Jumlah sel darah 10/17/2009 PLASMA PURWO SRI REJEKI. Fungsi Darah : ERITROSIT : Fungsi: 1. Transport O 2. Darah merupakan 8% BB total
D R H DRH PURW SRI REJEKI Darah merupakan 8% total Terdiri dari : - 5% dalam bentuk plasma ( ekstra seluler ) - 3 % dalam sel darah ( intra seluler ) ph darah = 7,35 7,45 Fungsi Darah : 1.Transport (utama)
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah
BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat
Lebih terperinciBAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur
BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh
Lebih terperinci