TATANIAGA TERNAK & HASIL-HASILNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TATANIAGA TERNAK & HASIL-HASILNYA"

Transkripsi

1 TATANIAGA TERNAK & HASIL-HASILNYA A. DASAR-DASAR ILMU TATANIAGA I. PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Tataniaga Aktivitas perekonomian, yang mencakup cara bermata pencaharian dan cara hidup manusia, terbagi dalam tiga aspek pokok yaitu : Produksi Distribusi, dan Konsumsi Produksi dan konsumsi adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan atau penambahan kegunaan (utilitas) produk (barang atau jasa), sedangkan konsumsi adalah kegiatan yang bertalian dengan penurunan utilitas produk. Jadi tataniaga atau pemasaran adalah tindakan yang berhubungan dengan pergerakan atau perpindahan produk dari produsen ke konsumen, yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui proses pertukaran. Tataniaga menciptakan/menambah utilitas tempat (place utility), utilitas waktu (time utility) dan utilitas pemilikan (ownership utility) pada produk. Tataniaga mencakup berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori : a) menyelidiki dan mengetahui/memahami apa yang diinginkan/dibutuhkan oleh konsumen; b) merencanakan dan mengembangkan produk yang dapat memuaskan kebutuhan/keinginan tersebut; dan c) merumuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk tersebut kepada konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tataniaga adalah suatu sistim total kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistrbusikan produk yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen pada saat ini maupun konsumen potensial. 1.2 Konsep Inti Tataniaga 1) Kebutuhan (needs). Konsep paling dasar dari tataniaga adalah kebutuhan manusia (human need). Kebutuhan adalah: Keadaan atau situasi seperti perasaan kehilangan dalam diri seseorang. Keadaan atau situasi perasaan tidak memiliki kelpuasan dasar. Sesuatu yang apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan rasa kehilangan dan perasaan tidak bahagian. 2) Keinginan (wants). Konsep dasar kedua dari tataniaga adalah keinginan yaitu bentuk atau wujud dari kebutuhan manusia yang dibentuk atau dipengaruhi oleh budaya dan pribadi seseorang. Keinginan juga diartikan sebagai hasrat akan pemuas tertentu dari suatu kebutuhan. Contoh : butuh makan, ingin nasi goreng; butuh sembuh dari sakit, tidak ingin minum obat; butuh ilmu atau keterampilan, tidak ingin (malas) belajar. Antara kebutuhan dan keinginan sering dikacaukan. 3) Permintaan (deman). Manusia pada dasarnya memiliki keinginan yang hampir tak terbatas, sementara kemampuannya untuk memenuhi berbagai keinginan tersebut terbatas. Oleh sebab itu, manusia dipaksa untuk memilih produk yang akan memberi kepuasan sesuai dengan daya belinya. Keinginan yang didukung oleh daya beli inilah yang disebut permintaan. Pemasar tidak menciptakan kebutuhan karena kebutuhan sudah ada sebelumnya. Yang dilakukan oleh pemasar adalah mempengaruhi keinginan agar terjadi permintaan yaitu dengan membuat atau menawarkan produk yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh konsumen. 4) Produk (product). Kebutuhan, keinginan dan permintaan manusia memerlukan adanya produk untuk memuaskannya. Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar agar dipertimbangkan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Daging, susu dan telur adalah contoh produk yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan zat gizi hewani atau memenuhi keinginan untuk makan enak.. Pentingnya produk bukan terletak pada kepemilikannya melainkan pada jasa yang dapat diberikannya. Suatu benda fisik hanyalah mengemas suatu jasa. Jadi produsen tidak tepat menempatkan diri sebagai pembuat atau penjual produk melainkan harus sebagai pemberi jawaban terhadap suatu kebutuhan atau keinginan konsumen. 5) Nilai (value). Nilai atau manfaat atau utilitas adalah kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Nilai suatu produk tergantung kepada seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal. 6) Pertukaran (exchange). Tataniaga timbul ketika orang-orang memutuskan untuk memuaskan/memenuhi keinginan atau kebutuhannya melalui pertukaran. Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh produk yang dibutuhkan/diinginkan dengan memberikan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan salah satu cara manusia untuk mendapatkan produk yang dihutuhkan atau diinginkannya (tiga cara lainnya adalah dengan memproduksi sendiri, meminta dan mencuri/memaksa. Agar pertukaran terjadi secara sukarela maka ada lima syarat yang harus terpenuhi yaitu: - Paling tidak ada dua pihak. - Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya. - Masing-masing pihak dapat berkomunikasi menyerahkan produk kepada pihak lainnya. 1

2 - Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak penawaran yang ada. - Masing-masing pihak sependapat bahwa melakukan pertukaran dengan pihak lain itu tepat dan perlu. Pertukaran sering juga disebut sebagai proses penciptaan nilai karena masing-masing pihak yang terlibat lebih beruntung dibanding sebelum pertukaran. 7) Transaksi. Pertukaran bukanlah peristiwa sesaat melainkan hasil dari serangkaian proses. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu proses pertukaran bila mereka berunding dan mengarah ke suatu persetujuan. Jika persetujuan dapat dicapai maka terjadilah transaksi. Transaksi merupakan unit pertukaran terkecil. Transaksi adalah pertukaran nilai antara dua pihak. Jenis-jenis transaksi : a) Transaksi moneter : transaksi yang melibatkan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang dipertukakan (diperdagangkan). b) Barter : transaksi yang hanya melibatkan produk. c) Hibah : transaksi tanpa imbalan yang nyata; dapat berupa hadiah, subsidi atau sumbangan awal. Terjadinya suatu transaksi melibatkan 4 faktor yaitu: (1) paling tidak ada dua produk yang bernilai; (2) ada syarat-syarat yang disepakati; (3) ada waktu kesepakatan; dan (4) ada tempat kesepakatan. 8) Pasar. Konsep transaksi membawa kita ke pengertian tentang sebuah pasar. Pasar adalah sekelompok pembeli, baik yang aktual maupun yang potensil, yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mayu dan mampu terlibat dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Semula istilah pasar merujuk kepada tempat dimana penjual dan pembeli berkumpul untuk bertukar barang. Namun ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menunjukkan sejumlah pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas suatu produk. Pemasar melihat penjual sebagai industri dan pembeli sebagai pasar. Industri adalah kumpulan produsen atau penjual suatu jenis produk. 9) Tataniaga (Pemasaran). Konsep pasar membawa kita kepada konsep tataniaga atau pemasaran. Tataniaga adalah ; kegiatan manusia dalam hubungannya dengan pasar; bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan satu sama lain produk yang bernilai. 10) Manajemen tataniaga. Proses pertukaran memerlukan banyak tenaga dan keterampilan. Orang-orang yang terlibat dalam pertukaran mempelajari bagaimana melaksanakannya dengan baik dalam suatu periode tertentu. Terutama penjual, mempelajari bagaimana menjadi lebih profesional dalam manajemen pemasaran. Manajemen tataniaga menyangkut analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang dirancang untuk menciptakan, membuat dan menangani pertukaran yang menguntungkan dengan para pembeli guna meraih tujuan perusahaan seperti keuntungan, tingkat penjualan, ukuran pasar dan lain-lain. 1.3 Sejarah Perkembangan Pemasaran Pada awalnya manusia tidak memerlukan pemasaran. Masing-masing keluarga mampu memprosuksi sendiri semua kebutuhannya, mulai dari bahan pangan, sandang dan papan. Bila sekiranya sebuah keluarga kekurangan sesuatu, mereka dapat memintanya dari tetangga. Lama kelamaan masyarakat menyadari bahwa sebagian dari mereka lebih cocok atau lebih mudah beradaptasi dengan suatu jenis pekerjaan dibanding yang lain. Oleh sebab itu mulailah timbul spesialisasi pekerjaan. Spesialisasi meningkatkan produktivitas suatu keluarga atau suatu komunitas dalam menghasilkan barang-barang, namun sekaligus juga menghilangkan subsistensi (kemandirian) unit-unit keluarga. Dengan berspesialisasinya keluarga atau komunitas dalam berbagai aktivitas, mereka mulai menghasilkan barang dalam jumlah lebih banyak dari yang dibutuhkan sendiri. Oleh sebab itu pasar mulai berkembang untuk memfasilitasi pertukaran kelebihan produksi ini di antara daerah pedesaan dan kota. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya tugas-tugas dan kelompok masyarakat yang mengkhususkan diri untuk menjalankannya. Aspek lain dari spesialisasi adalah pertumbuhan daerah perkotaan. Dengan hilangnya keharusan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memproduksi sendiri semua kebutuhannya maka mereka dapat meninggalkan lahan pertaniannya lalu bergabung dengan yang lain untuk membentuk kelompok yang lebih besar di mana mereka dapat bekerja dangan lebih efisien. Orang-orang yang tetap menggeluti usaha tani juga dapat berproduksi lebih efisien. Tentu hal ini semakin meningkatkan urbanisasi untuk melangsungkan tugas-tugas yang berkaitan dengan proses pemasaran. 1.4 Manfaat Sistem Tataniaga 1) Memperlancar konsumsi. Sistim tataniaga mendukung dan merangsang konsumsi yang nantinya akan menciptakan produksi, lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Ada orang beranggapan bahwa semakin banyak orang membeli dan mengkonsumsi produk maka semakin bahagian orang tersebut. Namun ada juga yang berpendapat bahwa semakin sedikit materi semakin bahagia hidupnya (kecil itu indah). 2) Menambah kepuasan konsumen. Tujuan pemasaran bukan sekedar memperbesar konsumsi melainkan yang utama adalah untuk menambah kepuasan konsumen. Mengkonsumsi atau mengenakan suatu produk hanya diperhitungkan bila menghasilkan keadaan yang menambah kepuasan konsumen. Sayangnya, kepuasan itu sulit diukur. Oleh sebab itu sangat sulit mengevaluasi sistem pemasaran dikaitkan dengan seberapa jauh kepuasan yang diberikan oleh produk yang dipasarkan kepada masyarakat. 2

3 3) Memperbanyak pilihan. Memperbanyak pilihan berarti memungkinkan konsumen mencari produk yang memuaskan citarasanya secara tepat. Dengan adanya pemasaran maka konsumen akan mampu memperbaiki gaya hidup mereka sekaligus juga kepuasan mereka. Hanya saja, memperbanyak pilihan jberarti memerlukan biaya, karena : (1) produk menjadi lebih mahal karena banyaknya variasi produk yang akan meningkatkan biaya produksi dan pemasaran; (2) bertambah banyaknya variasi produk akan membutuhkan waktu dan usaha yang lebih banyak dari konsumen untuk mengenal dan mengevaluasi produk yang berbeda-beda; (3) lebih banyak produk sebenarnya tidak akan menambah pilihan yang sesungguhnya bagi konsumen. Ada banyak merk mie instan, misalnya, akan tetapi cita rasanya sama. Dengan banyak merk namun perbedaannya sedikit maka yang terjadi adalah konsumen akan menghadapi pilihan palsu. Pada akhirnya, walau sering tak disadari, konsumen menghadapi keadaan kelebihan pilihan dalam kategori produk tertentu sehingga menimbulkan frustrasi dan kekhawatiran 4) Meningkatkan kualitas hidup. Banyak orang beranggapan bahwa tujuan sistem pemasaran seharusnya adalah untuk meningkatkan kualitas hidp, yang dapat diukur dari: (1) kulaitas, kuantitas, jajaran (range), keterjangkauan dan biaya produk; (2) kualitas lingkungan fisik; dan (3) kualitas lingkungan budaya. Jadi seharusnya tujuan sistem pemasaran tidak hanya meningkatkan kepuasan konsumen melainkan juga dampaknya terhadap kualitas lingkungan fisik dan budaya. Sayangnya pengaruh sistem pemasaran terhadap kualkitas hidup sangat sulit diukur dan mengundang interpretasi yang sering saling bertentangan. 1.5 Mengapa Kita Belajar Tataniaga? Pertanyaan di atas sangat penting bagi setiap orang, baik praktisi bisnis yang tidak terlibat langsung dalam pemasaran maupun bagi orang-orang yang sama sekali diluar lingkungan perusahaan. Alasannya adalah: 1) Pemasaran berperan penting dalam masyarakat. Pemasaran membuat produk-produk yang dibutuhkan atau diinginkan masyarakat tersedia saat dibutuhkan, dalam jumlah dan kualitas yang diharapkan, pada tempattempat yang mudah diakses dan dengan harga yang terjangkau. 2) Pemasaran penting bagi bisnis. Sasaran utama setiap bisnis adalah kelangsungan hidup, keuntungan dan pertumbuhan usaha. Pemasaran berkontribusi langsung agar sasaran ini tercapai. Setiap orang yang terlibat dalam suatu kegiatan bisnis perlu kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berspesialisasi di bidang lain. Selain itu, pemasaran bukan suatu pekerjaan yang ditangani oleh bagian pemasaran saja melainkan juga merupakan pekerjaan semua orang dalam suatu organisasi bisnis. Pemasaran terlalu penting untuk diserahkan hanya kepada mereka yang berada di bagian pemasaran saja. Oleh sebab itu, pengertian dasar tentang pemasaran sangat penting bagi semua pelaku bisnis. 3) Pemasaran menawarkan peluang karier. Pemasaran menawarkan peluang karier yang luar biasa di berbagai bidang seperti penjual profesional, periset pemasaran, periklanan, pembelian eceran, manajemen distribusi, manajemen produk, pengembangan produk dan perdagangan grosir. Peluang karir pemasaran juga terjadi dalam berbagai bidang organisasi nirlaba seperti rumah sakit, lembaga pendidikan dan bidang-bidang pelayanan lainnya. 4) Pemasaran mempengaruhi kita setiap hari. Setiap orang dalama masyarakat berpartisipasi dalam pemasaran baik sebagai konsumen maupun sebagai pemasar atau produsen. Sekitar 50% dari setiap rupiah yang kita belenjakan adalah untuk biaya pemasaran. Melalui pengembangan pemahaman yang baik tentang pemasaran setiap orang akan menjadi konsumen yang lebih memahami pemasaran. Setiap orang akan lebih mengerti proses pembelian dan mampu melakukan negosiasi yang lebih efektif dengan penjual. Selain itu kita akan lebih siap menuntut kepuasan apabila produk yang kita beli tidak sesuai dengan standar yang dijanjikan oleh pabrik atau pemasar. 1.6 Falsafah Tataniaga a) Berorientasi Produksi. Merupakan salah satu falsafah tertua dalam bidang pemasaran. Falsafah ini mengatakan bahwa konsumen akan mendukung (membeli) produk yang tersedia dan harga yang terjangkau. Oleh sebab itu manajemen harus menitikberatkan usahanya pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusinya. Mottonya: Hal terbaik apa yang dapat Kita lakukan? ; Apa yang dapat didisain oleh para perancang kita? ; Apa yang mudah diprouksi dengan peralatan yang kita miliki? ; Jasa apa yang paling menyenangkan untuk ditawarkan kepada konsumen?. Falsafah ini cocok diterapkan bila permintaan jauh melebihi penawaran. Falsafah ini menjadi keliru karena tidak mempertimbangkan apakah produk yang efisien tersebut cocok dengan kebutuhan atau keinginan pasar. b) Berorientasi produk. Penganut falsafah ini berasusmsi bahwa konsumen akan mendukung produk yang memberikan segala yang terbaik dalam hal kualitas, penampilan dan ciri-ciri produk. Oleh sebab itu manajemen harus memusatkan upayanya untuk terus menerus menyempurnakan produk. Konsep produk menyebabkan buta pemasaran (markerting myopia) di mana penjual begitru senang akan produknya sehingga lupa memandang kebutuhan atau keinginan konsumen. c) Berorientasi Penjualan. Didasarkan kepada asumsi bahwa konsumen akan membeli dengan lebih baik bila menggunakan teknik penjualan yang agresif. Konsep ini banyak digunakan oleh perusahaan yang menjul produk-produk nyang kurang menarik (unsought goods). Biasanya tidak terlintas dalam benak konsumen untuk membeli produk tersebut. Contoh: asuransi, ensiklopedia, tanah kuburan dan lain-lain. Konsep ini juga diterapkan dalam organisasi nirlaba, seperti partai pokitik, untuk menjual kandidatnya. Kelemahan konsep ini adalah kurangnya pemahaman atas kebutuhan atau keinginan pasar serta disembunikannya kelemahan produk. 3

4 d) Berorientasi Pemasaran. Berbeda dengan falsafah berorientasi penjualan yang menitikberatkan pada kebutuhan penjualan untuk menukarkan produk dengan uang maka konsep berorientasi pemasaran menitikberatkan upayanya pada pemenuhan kebutuhan atau keinginan konsumen. Orientasi pemasaran lebih banyak dianut oleh produsen produk-produk konsumsi daripada produsen produk-produk industri. Penganut falsafah ini mengakui kedaulatan konsumen. Menurut falsafah ini kunci untuk meraih tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan/atau keinginan konsumen serta memberi kepuasan secara lebih efisien dan efektif dari yang diberikan oleh pesaing. Motto yang sering digunakan oleh penganut falsafah ini antara lain adalah : Selidikilah keinginan konsumen dan puaskanlah! ; Produksilah apa yang bisa dijual bukannya mencoba menjual apa yang bisa anda produksi! ; Cintailah pelanggan, buka produk anda! ; Pelanggan adalah raja bagi kami!. Konsep atau orientasi pemasaran ini didasarkan pada asumsi bahwa konsumen hanya akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan atau keinginan mereka. Konsep ini terdiri dari pemahaman bahwa : - Fokus perusahaan haruslah kepada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat membedakan produknya dari produk pesaing; - Perusahaan harus mengintegrasikan seluruh aktivitasnya, termasuk proses produksi, untuk memuaskan kebutuhan ini; - Pencapaian tujuan ini, yaitu pemenuhan kebutuhan atau kepuasan konsumen, dilakukan sesuai hukum dan secara bertanggungjawab. e) Berorientasi Kemasyarakatan (Sosial). Penganut falsafah ini bendapat bahwa tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan secara lebih efektif dan efisien dibanding pesaing dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan. 1.7 Pendekatan Dalam Menelaah Pemasaran Ada beberapa acara yang dapat digunakan untuk menelaah pemasaran di mana masing-masing pendekatan menyediakan suatu prospektif yang khas tentang sifat dan cara kerja proses pemasaran. Ada di antara pendekatan ini yang murni bersifat deskriptif sementara yang lain berupaya mengevaluasi sistem dan menyediakan rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaikinya. Penelaahan sistem dan masalah-masalah pemasaran yang sangat kompleks dapat menimbulkan perasaan frustrasi dan kebingungan tanpa mengenal cara pengorganisasian yang mengarahkan pengamatan, pemikiran dan penilaian kita tentabng pemasaran. A. Pendekatan Serba Fungsi Salah satu metoda penggolongan aktivitas-aktivitas yang berlangsung dalam pemasaran adalah dengan memecah prosesnya ke dalam fungsi-fungsi. Suatu fungsi pemasaran dapat diartikan sebagai suatu aktivitas khusus yang dilakukan dalam rangka menjalankan pemasaran. Menurut Kohls & Uhl (1989), dalam buku Marketing of Agricultural Products, fungsi-fungsi pemasaran dapat digolongkan menjadi : 1. Fungsi-fungsi pertukaran yang meliputi a. Pembelian (assembling). b. Penjualan. 2. Fungsi-fungsi fisik yang meliputi a. Penyimpanan b. Transportasi. c. Pengolahan. 3. Fungsi-fungsi fasilitasi yang meliputi a. Standarisasi b. Pembiayaan. c. Penanggungan resiko. d. Informasi pemasaran. 1. Fungsi-fungsi Pertukaran Fungsi-fungsi pertukaran adalah aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam transfer (perpindahan) pemilikan barang. Fungsi ini merupakan titik di mana studi penetapan harga masuk menjadi studi pemasaran. Fungsi-fungsi ini tidak akan pernah berlangsung tanpa disertai penentuan nilai yang dikandung oleh suatu barang. Kedua fungsi ini memiliki tujuan utama yang sama yaitu untuk memungkinkan terjadinya negosiasi pertukaran. a. Fungsi Pembelian. Fungsi pembelian melibatkan aktivitas-aktivitas di mana seseorang mencari sumbersumber penawaran, mengumpulkan barang dan aktivitas-aktivitas lain yang berhubungan dengan membeli. Fungsi ini dapat berupa kegiatan pengumpulan bahan baku dari daerah produksi atau pengumpulan produk-produk akir oleh pedagang perantara untuk memenuhi permintaan konsumen akhir. Pembelian melibatkan sejumlah kegiatan : Penentuan jenis, jumlah dan kualitas barang-barang yang akan dibeli. Mencari sumber-sumber penawaran dan pengumpulan. Mencari tau keadaan pasar: persediaan barang, harga, jenis barang serta barang substitusinya. Merundingkan syarat-syarat pembelian, mencakup keterangan tentang jenis, jumlah dan kualitas barang serta waktu penyerahannya. 4

5 Pemindahan hak pemilikan barang: pembeli menerima barang dan penjual menerima poenggantinya (uang). Menurut tujuannya, pembelian yang umum terjadi dapat dibedakan atas: Pembelian untuk konsumsi untuk dikonsumsi langsung. Pembelian untuk bahan baku untuk diolah menjadi barang jadi. Pembelian untuk dijual kembali. b. Fungsi Penjualan. Fungsi penjualan adalah aktivitas untuk mengalihkan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang memuaskan. Fungsi penjualan harus diinterpretasikan secara luas; penjualan lebih dari hanya sekedar menerima harga yang ditawarkan. Dalam fungsi ini dapat dimasukkan semua aktivitas yang sering disebut perdagangan seperti pengaturan barang secara fisik di tempat pajangan di dalam toko, pengiklanan dan kegiatan-kegiatan promosi lainnya; penentuan unit penjualan; pengepakan/pengemasan; penentuan saluran distribusi; penentuan waktu dan tempat untuk mendekati pembeli potensil. 2. Fungsi-fungsi Fisik Fungsi-fungsi fisik berkaitan dengan aktivitas-aktivitas penanganan, pemindahan dan pengubahan produk secara fisik. Fungsi-fungsi ini membantu mengatasi masalah kapan (when), apa (what) dan dimana (where) dalam pemasaran. a. Fungsi Penyimpanan. Fungsi ini terutama berkaitan dengan upoaya-upaya menyediakan barang pada waktu yang diinginkan. Aktivitasnya antara lain berupa penimbunan barang untuk diolah lebih lanjut oleh pengolah atau dijual oleh pedagang pengumpul dan pengecer. Fungsi penyimpanan diperlukan karena beberapa alasan: Sifat musiman pada produksi; Permintaan akan produk berlangsung sepanjang tahun; Menunggu pengangkutan, pengolahan atau penjualan; dan Untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Aktivitas penyimpanan memerlukan biaya untuk: sewa fasilitas gudang dan biaya penanganan penggudangan, bunga modal pembelian barang yang disimpan, dan ongkos-ongkos seperti pengeluaran untuk menutupi penurunan nilai barang selama penyimpanan akibat kekeringan (susut), rusak dan atau hilang. Penyimpanan mengandung tiga macam resiko penting yaitu: Resiko yang berhubunan dengan perubahan harga. Kenaikan harga yang terjadi selama penyimpanan tidak selalu cukup untuk menutupi ongkos penyimpanan; malahan sering terjadi harga justru turun. Resiko yang berhubungan dengan perubahan/penurunan kualitas akibat pembusukan atau kerusakan secara fisik. Resiko yang berhubungan dengan pengurangan kuantitas barang seperti berkurangnya berat akibat susut, hilang, pecah atau rusak. Cara-cara untuk menghindari/mengurangi resiko selama penyimpanan: Asuransi; terutama untuk bencara alam seperti kebakaran gudang, Kontrak langsung dengan pembeli dapat membantu untuk menghindari kemungkinan rugi akibat perubahan harga. Namun kontrak dapat juga merugikan bila harga di pasaran naik. Hedging yaitu suatu teknik berdagang dengan mana resiko karena perubahan harga dapat dibebankan kepada badan niaga lainnya. b. Fungsi Transportasi. Fungsi transportasi berkaitan dengan upaya penyediaan barang pada tempat yang tepat seperti diinginkan oleh konsumen (pembeli). Yang paling penting dipertimbangkan mengenai fungsi transportasi ini adalah rute dan tipe transportasi karena kedua aspek ini sangat mempengaruhi biaya. c. Fungsi Pengolahan, sering tidak dicantumkan dalam daftar fungsi-fungsi pemasaran karena karena fungsi ini pada dasarnya adalah suatu aktivitas yang mengubah bentuk (form-changing activity). Namun dalam sudut pandang yang lebih luas dalam pemasaran hasil-hasil pertanian, aktivitas ini tidak dapat dihilangkan. Fungsi pengolahan mencakup semua aktivitas yang mengubah bentuk dasar produk seperti dari seekor hewan hidup menjadi daging, butiran jagung menjadi tepung, ikan segar menjadi ikan kalengan atau tepung ikan dan lain-lain. 3. Fungsi-fungsi Fasilitasi yaitu semua aktivitas yang memungkinkan fungsi pertukaran dan fungsi fisik berlangsung lancar. Aktivitas-aktivitas ini tidak terlibat secara langsung dalam pertukaran pemilikan produk atau penanganannya secara fisik. Namun demikian tanpa mereka maka sistem pemasaran modern tidak 5

6 mungkin berlangsung. Aktivitas ini dapat diibaratkan sebagai pelumas yang memungkinkan mesin pemasaran berputar dengan lancar. Contohnya adalah jasa angkutan, jasa perbankan, jasa pergudangan dll. a. Fungsi standarisasi dan grading. Standarisasi adalah upaya memilah-milah produk sesuai standar ukuran dan mutunya. Tujuannya adalah meningkatkan dan mempertahankan keseragaman ciri-ciri produk yang mempunyai nilai tetap, baik kuantitas maupun kualitas. Ciri-ciri dimaksud dapat berupa ukuran, bentuk, rasa, warna, kandungan air, komposisi kimiawi dan lain-lain atau kombinasi dari beberapa ciri. Aktivitas ini berguna memudahkan penjualan dan pembelian karena memungkinkan berlangsungnya penjualan/pembelian dengan contoh atau deskripsi serta memungkinkan terjadinya penjualan massal (mass selling). Standarisasi yang efektif merupakan dasar bagi penetapan harga yang efisien. Standarisasi juga memudahkan pengumpulan atau penumpukan barang karena memungkinkan pemisahan barang berdasarkan kriteria tertentu sejak dari titik produksi. Pengontrolan kualitas saat proses produksi dan pemeriksaan standar saat barang berada pada saluran-saluran pemasaran merupakan bagian dari fungsi standarisasi. Di samping itu, beberapa aspek dari aktivitas pengemasan juga merupakan prosedur standarisasi unit penjualan. Berbeda dengan barang produksi pabrik maka penggunaan prinsip standarisasi sangat penting bagi produk bahan pangan. Kegiatan produksi (budidaya) bahan pangan sukar menghasilkanproduk sesuai standar yang telah disetujui karena terdapat banyak variasi pada produknya baik mengenai ukuran maupun kualitas. Grading berarti memilih barang untuk dimasukkan ke dalam kelas atau derajat yang telah ditetapkan dengan jalan standarisasi. Produk yang dipilih (disortir) tersebut mempunyai mutu atau ciriciri yang hampir sama, misalnya dalam hal bentuk dan ukuran. Standarisasi dan grading sulit diterapkan pada produk pangan, terutama produk hewani, karena adanya kesulitan dalam pengontrolan mutu selama proses produksi dan karena adanya keanekaragaman dalam breed/varietas, kualitas dan ukuran. Kesulitan pokok melaksanakan fungsi standarisasi pada produk bahan pangan yang bersifat mudah rusak antara lain adalah : (1) selama proses tataniaga mutu produk mungkin berubah setalah sampai ditempat lain; (2) produk mungkin rusak atau berkurang beratnya (susut) selama pengangkutan, penanganan dan penyimpanan; dan (3) suatu produk di suatu tempat mungkin memenuhi syarat-syarat grade tertentu tetapi setelah sampai di tempat lain mungkin berubah. b. Fungsi pendanaan (financing) yaitu penyediaan dana (tunai atau kredit) untuk membiayai pelaksanaan berbagai aspek pemasaran (memproduksi, mengumpul, mengangkut, menyimpan, mempromosikan, menjual dan membeli produk). Pada setiap aktivitas pemasaran pelaku harus melakukan fungsi pembiayaan. Produsen membutuhkan uang untuk fase selama memiliki barang dan menunggu penjualan atau pembayaran. Pedagang besar (wholesalers), di samping membiayai stock juga harus membayar biasa fasilitas-fasilitas pemasaran seperti fasilitas pengolahan, fasilitas penyimpanan, alat pengangkutan dan lain-lain. Pedagang eceran harus mengeluarkan biaya untuk alasan-alasan penjualan. Pembiayaan erat hubungannya dengan kredit. Menggunakan kredit berarti menggunakan uang orang lain yang harus dibayar kembali berikut bunga. c. Fungsi penanggungan resiko (risk taking) adalah aktivitas yang berkaitan dengan penerimaan kemungkinan terjadinya berbagai resiko dalam pemasaran suatu produk. Resiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian dalam hubungannya dengan ongkos, kerugian atau kerusakan. Fungsi penanggungan resiko mengandung usaha bagaimana mengelakkan atau meminialkan kemungkinan rugi karena barang rusak, hilang, harganya turun dan tingginya biaya pemasaran. Fungsi ini merupakan berlaku umum bagi semua bagian kegiatan pemasaran karena resiko mungkin terjadi pada semua bagian pemasaran. Dalam pemasaran dijumpai berbagai jenis resiko yang berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu : 1) Resiko yang timbul karena sifat produk. Produk ternak, produk ikan dan juga sebagian besar produk tanaman memiliki sifat yang mudah rusak. Hal ini terjadi karena mereka merupakan bagian dari organisme hidup yang setelah meninggalkan proses produksi (dipanen) segera mengalami proses enzimatis yang disusul oleh kegiatan perombakan protein oleh bakteri atau reaksi kimiawi sehingga busuk. Produk ternak, ikan dan sebagian besar produk tanaman mengandung banyak air yang akan menguap selama proses tataniaga sehingga bobotnya menjadi berkurang (susut). 2) Resiko yang timbul karena perubahan kondisi pasar, yang terjadi dalam berbagai bentuk : a) Fluktuasi harga. Perubahan harga menimbulkan kerugian aktuil atau kehilangan laba potensil bagi pihak penjual atau pembeli barang. Perubahan harga dapat terjadi akibat ketidakseimbangan dalam permintaan dan penawaran. b) Tempat. Resiko ini timbul karena fakta bahwa barang-barang yang sama harganya tidak sama pada tempat (pasar) yang berbeda. Resiko seperti ini tidak terjadi pada pasar-pasar yang terorganisir dengan baik, tetapi akan dialami oleh pedagang pada pasar-pasar yang tidak terorganisir dengan baik karena pedagfang bersangkutan kurang pengetahuan tentang hargaharga pada berbagai pasar. c) Unsur waktu. Bagian terbesar dari resiko perubahan kondisi pasar disebabkan oleh unsur waktu. Resiko ini ditanggung oleh produsen grosir dan pedagang eceran. Petani peternak menggunakan modal, tenaga dan barang-barang produksi (bibit, pupuk, pakan, obat-obatan dll) untuk berproduksi tetapi pada waktu panen tiba ternyata permintaan atau harga produk yang 6

7 dihasilkannya turun. Pedagang grosir membeli barang untuk kemudian dijual lagi kepada pedagang eceran pada saat mana mungkin harga tidak memberi keuntungan. Pedagang eceran membeli barang dari produsen atau grosir untuk kemudian dijualnya kepada konsumen tetapi para konsumen mungkin tidak membeli dengan harga yang menguntungkan bagi pedagang eceran bersangkutan. d) Persaingan. Resiko ini timbul karena upaya pesaing memperoleh laba. Produsen yang mampu melakukan perbaikan metode produksi akan meningkatkan kualitas produk dan penurunan biaya per unitnya sehingga dapat menurunkan harga produk di pasaran, hal mana akan mengurangi permintaan terhadap barang pesaing. Perbaikan metode penjualan oleh suatu badan usaha pemasaran akan dapat menekan harga barangnya di pasaran, hal mana dapat pula menyebabkan berkurangnya permintaan akan barang-barang pesaing. 3) Perubahan harga barang substitusi. Penurunan harga barang substitusi akan merangsang konsumen mengalihkan perhatiannya terhadap barang substitusi tersebut. 4) Resiko yang timbul karena sebab-sebab alamiah. Resiko ini mencakup kemungkinan timbulnya kerugian karena sebab-sebab yang terletak di luar kekuasaan manusia, misalnya badai, cuaca buruk, banjir, kebakaran dan lain-lain. 5) Resiko yang timbul karena unsur manusia dan pemerintah. Resiko karena unsur manusia dapat berupa kecurangan pegawai, debitur yang lalai/ingkar membayar kredit, pekerjaan yang menimbulkan pemborosan. Kecerobohan pegawai dapat menyebabkan kerusakan pada barang atau malah kecelakaan baik pada dirinya maupun pada orang lain. Jenis resiko yang semakin penting pada masa sekarang adalah tindakan pemerintah, misalnya penarikan pajak/bea/cukai yang tinggi, penertiban perusahaan, penetapan harga maksimum dan minimum dari suatu barang dan sebagainya. Pengertian fungsi penanggungan resiko sering dikaburkan dengan fungsi pembiayaan, pada hal keduanya berbeda. Fungsi pembiayaan terjadi karena adanya jarak waktu antara pembelian dan penjualan produk sedangkan fungsi penanggungan resiko muncul akibat adanya kemungkinan kerugian selama periode pemegangan (holding period) produk. Usaha Pencegahan Timbulnya Resiko. Untuk meniadakan dan mencegah atau mengurangi timbulnya resiko dapat ditempul melalui upaya-upaya berikut : i. Peningkatan manajemen individu. Konstruksi bangunan yang tahan api serta tindakan preventif terhadap kebakaran dapat mengurangi resiko kebakaran. Konstruksi bangunan yang tahan getaran dapat mengurangi resiko kerusakan oleh gempa. Pemberian kredit yang hati-hati dan perbaikan cara penagihan dapat mengurangi resiko kerugian karena hutang tidak dibayar oleh debitur. ii. Upaya-upaya penjualan yang efektif. Baik bagi produses maupun pedagang usaha-usaha penjualan yang efektif sangat penting untuk menghindari atau meminimalkan penurunan permintaan. Barangbarang perlu dipromosikan dengan harapan dapat memperbesar atau mempertahankan permintaan serta dapat menghadapi resiko adanya barang pengganti. Reputasi penjual dalam wilayah perdagangannya, bahwa ia menjual barang berkualitas baik dengan harga wajar, akan mengurangi resiko kehilangan pelanggan. iii. Pengetahuan mengenai pasar. Informasi pasar dapat menjadi alat penting untuk mengurangi resiko yang timbul akibat perubahan kondisi permintaan dan penawaran barang. Sayangnya sukar meramalkan faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang ada hubungannnya dengan permintaan untuk waktu yang akan datang. iv. Tindakan bersama. Suatu persetujuan antara para penjual yang bersaing, misalnya tentang cara pemberian kredit, penjualan pada harga-harga yang ditetapkan bersama dan pembatasan produksi dapat mengurangi atau membatasi resiko persaingan. v. Pengaturan dan bantuan pemerintah. Tindakan pemerintah seperti penetapan bea impor, pembatasan impor, penetapan harga minimum atau maksimum, penyediaan kredit dan lain-lain dapat mengurangi atau menghilangkan resiko yang dialami oleh produsen. Usaha Mengalihkan dan Membagi Resiko. Resiko-resiko yang tidak dapat dihindari harus ditanggung oleh pihak yang berkepentingan. Di antara jenis resiko ini ada yang dapat dialihkan atau dibagi kepada pihak lain yaitu dengan berbagai cara sebagai : i. Asuransi. Banyak resiko alamiah dan sebagian resiko akibat unsur manusia atau kombinasi keduanya dapat diperkecil dengan menggunakan asuransi. Namun perlu diingat bahwa asuransi tidak menghapuskan resiko akan tetapi meringankan resiko yang ditanggung oleh pihak pedagang yang telah memenuhi persyaratan (peraturan) lembaga asuransi. ii. Kontrak Pembelian dan Kontrak Penjualan. Pemasaran bahan pangan mengandung resiko karena perubahan harga. Pada musim panen produksi bahan pangan melimpah sementara konsumsi relatif stabil sepanjang tahun. Akibatnya, pada musim panen harga merosot tajam. Pada dasarnya petani dapat mengalihkan resiko perubahan harga ini kepada pihak lain dengan menjual hasil panen yang belum dimilikinya, misalnya kepada pedagang besar atau pengolah. Resiko yang dihadapi oleh suatu badan dapat digeser ke pihak lain dalam suatu saluran tataniaga. Pedagang pengumpul dapat menggeser resiko harga ke pihak petani dengan jalan memberikan kredit atau barang. Petani harus mengembalikan/membayar kredit ini berikut bunga yang tinggi dalam bentuk hasil panen. Pedagang pengumpul dapat pula mengalihkan resiko harga ke pihak grosir dengan jalan penerimaan kredit dari pedagang besar tersebut yang nantinya diberikan kepada petani. Grosir bersedia menanggung resiko 7

8 ini karena sangat penting artinya dalam memperoleh produk dalam jumlah yang layak dihimpunnya sambil menunggu penyebarannya menurut permintaan yang nyata di daerah-daerah konsumsi. iii. Hedging pada perdagangan berjangka. Untuk menghindari atau memperkecil resiko perubahan harga pada perdagangan berjangka (future trading) diadakan hedging yaitu teknik berdagang dengan mana resiko karena perubahan harga dapat dibebankan kepada badan niaga lainnya. d. Fungsi informasi pasar adakah aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan, interpretasi dan penyebaran berbagai jenis dapat yang penting untuk melancarkan proses pemasaran. Pemasaran yang efisien tidak mungkin tercapai tanpa ada informasi. Keputusan tentang berapa suatu komoditi harus dijual atau kebijakan harga seperti apa harus diterapkan dalam penjualannya memerlukan sejumlah informasi agar keputusan tersebut tepat. Kecukupan atau kesesuaian pergudangan, keefisienan layanan transportasi atau keefektifan program standarisasi semuanya tergantung kepada sistim penyediaan informasi yang cukup dan baik. Banyak riset pasar yang dilakukan untuk mengevaluasi alternatif saluran pemasaran yang akan digunakan, cara-cara yang untuk melangsungkan fungsi-fungsi lain dari pemasaran atau potensi pasar bagi suatu produk baru merupakan bagian dari fungsi informasi pasar. Manfaat Pendekatan Fungsional Pendekatan fungsional menelaah aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan namun tidak membahas lembaga yang melakukannya. Analisis fungsi-fungsi berbagai jenis perantara terutama sangat penting dalam (1) mengevaluasi biaya pemasaran. Penjualan secara eceran biasanya jauh lebig banyak memakan ongkos dibanding penjualan dalam jumlah besar (wholesaling). Hal ini terjadi karena aktivitasaktivitas dalam penjualan eceran jauh lebih kompleks dibanding penjualan partai besar. Penggunaan konsep fungsional juga (2) membantu dalam membandingkan biaya yang dikeluarkan oleh dua perantara yang serupa. Pengecer A mungkin saja biayanya lebih rendah dibanding B akan tetapi perlu dilihat apakah A melakukan fungsi-fungsi yang sama dengan B? Mungkin pengecer A adalah pedagang cash-and-carry sementara pengecer B menjual dengan sistim antar dan kredit. Atau, pengecer A melakukan lebih sedikit fungsi pembiayaan, penanggungan resiko dan transportasi dibanding B. Pendekatan fungsional juga bermanfaat dalam (3) memahami perbedaan biaya pemasaran berbagai komoditi. Contoh, produk yang mudah rusak (perishable) biasanya memerlukan biaya pemasaran yang lebih besar dibanding yang lebih tahan (awet). Banyak di antara perbedaan harga ini dapat disebabkan oleh kesulitan yang lebih besar dalam melaksanakan fungsi transportasi, penyimpanan dan penanggungan resiko. Tingkat pengolahan yang dialami oleh suatu produk juga sangat besar pengaruhnya terhadap biaya pemasaran. Kegunaan paling besar dari pendekatan fungsional untuk (4) membantu upaya-upaya peningkatan performan proses pemasaran. Kembali ke contoh pengecer di atas, mungkin saja pengecer B mengalami kerugian sementara pengecer lain yang melakukan pekerjaan yang sama tidak rugi atau malah beruntung. Penelahan fungsi demi fungsi yang dijalankan usaha pengecer B mungkin akan menjelaskan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh tambahan biaya untuk mengantar barang dan/atau bunga piutang yang belum dibayar oleh konsumen. Atau, setelah fungsi penjualan yang dijalankannya dianalisis secara cermat dapat diketahui bahwa cara-cara perdagangan yang dilakukannya sudah ketinggalan jaman sehingga kalah bersaing dengan kompetitor. Ada tiga ciri yang penting dari fungsi-fungsi pemasaran bahan pangan. Pertama, fungsi-fungsi pemasaran bukan hanya mempengaruhi biaya pemasaran akan tetapi juga nilai bahan pangan bagi konsumen. Pengolahan, transportasi dan penyimpanan menciptakan utilitas bentuk, ruang/tempat dan waktu bagi konsumen. Fungsi pertukaran dan fasilitasi membantu melancarkan perputaran mesin pemasaran dan menyediakan pelayanan dengan ongkos yang lebih rendah dibanding bila aktivitasaktivitas tersebut dilakukan oleh petani atau konsumen. Dalam mengevaluasi fungsi-fungsi pemasaran, penilaian harus mempertimbangkan baik ongkos maupun keuntungan yang dihasilkannya. Nilai tambahn yang dihasilkan oleh suatu fungsi pemasaran bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibanding biaya yang diperlukan untuk melangsungkannya. Kedua, walau peran perantara bisa saja dihilangkan namun menjalankan fungsi-fungsi pemasaran sulit dihindarkan. Pada umumnya, menghilangkan perantara akan berarti mengalihkan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, dan dengan demikian juga biayanya, kepada pihak lain. Sebagai contoh, petani dapat memilih menjalankan sendiri fungsi penyimpanan, penjualan dan transportasi, namun menghindari broker atau agen. Sekelompok konsumen yang bertetangga dapat menghindari pengecer dengan membeli langsung dari pedagang pengumpul atau grosir namun dengan melakukan cara seperti itu mereka akan mengambil alih beberapa fungsi pengecer seperti penyimpanan, standarisasi dan mungkin transportasi. Dengan demikian biaya untuk proses permasaran dapat dikurangi namun fungsi-fungsi pemasaran tidak dihilangkan dari proses pemasaran. Ciri ketiga dari fungsi-fungsi pemasaran adalah bahwa fungsi-fungsi tersebut dapat dilakukan siapa saja dan di mana saja di dalam sistem pemasaran bahan pangan. Semua fungsi pemasaran dapat dijalankan oleh satu perusahaan yang sepenuhnya mengontrol pemasaran suatu komoditi mulai dari tempat produksi hingga pasar.pada sisi lain ada berbagai perusahaan dan industri yang menjalankan hanya satu fungsi pemasaran, misalnya pengangkutan, pengolahan dll. Ada dua pertanyaan penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan fungsi-fungsi pemasaran yaitu (1) apakah fungsi-fungsi tersebut sudah dilakukan sesuai dengan semestinya, dan (2) dengan cara yang paling efisien? Karena pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran menambahkan nilai 8

9 (value) kepada produk tapi juga memerlukan ongkos maka nilai tambah yang diperoleh harus lebih besar dari ongkos yang dikeluarkan. B. Pendekatan Serba Lembaga Metoda analisis lain untuk menelaah pemasaran adalah mempelajari lembaga-lembaga yang menjalankan proses pemasaran. Bila pendekatan fungsional berusaha menjawab what dalam pertanyaan who does what maka pendekatan kelembagaan memfokuskan perhatian terhadap who. Lembaga pemasaran terdiri dari berbagai jenis organisasi bisnis yang dikembangkan untuk menjalankan proses pemasaran. Pendekatan ini menelaah sifat dan karakter serta susunan dan organisasi lembaga-lembaga tersebut. Pada pendekatan ini, elemen manusia dari proses pemasaran mendapat penekanan. 1. Saluran Tataniaga Berdasarkan tujuan penggunaannya maka produk pangan (juga produk lainnya) dapat digolongkan menjadi bahan mentah dan barang konsumsi. Bahan mentah akan dibeli oleh oleh pabrik atau usaha pengolahan untuk diolah menjadi barang jadi, sedangkan barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir untuk keperluan konsumsi. Pergerakan bahan mentah dari produsen sampai ke pabrik menggambarkan proses pengumpulan. Barang-barang bisa dibeli oleh indutri pengolahan langsung dari produsen atau dari pedagang pengumpul lokal. Pergerakan barang konsumsi dari prodsen sampai ke konsumen pada dasarnya menggambarkan proses pengumpulan dan penyebaran. Sebelum diterima oleh konsumen barang-barang telah mengalami proses pengumpulan dan proses penyebaran dengan pedagang besar (wholesaler) sebagai titik akhir pengumpulan sekaligus titik awal penyebaran. Pedagang besar ini menerima barang langsung dari produsen atau dari pedagang pengumul lokal (proses pengumpulan) dan kemudian dikirim/dijual kepada beberapa pedagang eceran untuk selanjutnya mungkin dijual kepada konsumen akhir atau kepada pedagang ekspor (proses penyebaran). Dengan demikian jelaslah bahwa dalam penyaluran barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen terlihat satu sampai beberapa golongan pedagang perantara. Pedagang perantara ini dikenal sebagai saluran tataniaga (marketing channel). Tegasnya, saluran tataniaga terdiri dari pedagang perantara yang membeli dan menjual barang dengan tidak menghiraukan apakah mereka itu memiliki barang dagangan atau hanya bertindak sebagai agen dari pemilik barang. Dibanding saluran tataniaga bahan mentah, saluran tataniaga barang konsumsi umumnya lebih panjang. Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu produk tergantung kepada beberapa faktor, antara lain : (1) Jarak antara produsen dan konsumen. Makin jauh jarak antara produsen dan konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk. (2) Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang mudah atau cepat rusak harus segera diterima oleh konsumen sehingga menghendaki saluran tataniaga yang pendek dan cepat. (3) Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran-ukuran kecil maka jumlah produk yang dihasilkan juga berukuran kecil, hal mana tidak menguntungkan bila produsen langsung menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran pedagang perantara diperlukan/ diharapkan sehingga saluran yang akan dilalui produk cenderung menjadi panjang. (4) Posisi keuangan pengusaha. Produsen dengan posisi keuangan yang kuat cenderung memperpendek saluran tataniaga. Pedagang bermodal kuat dapat melakukan fungsi tataniaga lebih banyak dibanding pedagang modal lemah. 2. Jenis-jenis Perantara Pemasaran (Middlemen of Marketing) Perantara adalah individu-individu atau perusahaan yang berspesialisasi untuk melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjualan produk sejak produk tersebut bergerak dari produsen ke konsumen. Yang menjadi pusat perhatian kita disini adalah tempat yang diokupasi (diduduki) oleh perantara di dalam proses pemasaran. Tidak ada batasan bagaimana para perantara tersebut diorganisasikan untuk menjalankan pemasaran. Mereka mungkin bekerja sebagai usaha pribadi, usaha kemitraan (partnership), korporasi kerjasama atau nonkerjasama. Jenis-jenis perantara yang berperan penting dalam pemasaran produk-produk pangan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Perantara Pedagang (Merchant Middlemen) (1) Pedagang pengecer (Retailers) (2) Pedagang besar (Wholesalers) b. Perantara Agen (Agent Middlemen) (1) Broker (Brokers) (2) Pengambil Komisi (Commission Men) c. Perantara Spekulatif (Speculative Middlemen) d. Pengolah dan Pabrikan (Processors and Munafacturers) e. Organisasi Fasilitatif (Facilitative Organizations) Pedagang perantara adalah pedagang yang mengambil alih kepemilikan produk-produk yang ditanganinya dengan cara membeli dari produsen atau pedagang lain untuk dijual kembali. Pengecer membeli produk untuk dijual kembali secara langsung kepada konsumen akhir. Mereka bertindak sebagai wakil pribadi produsen untuk menjumpai konsumen. Oleh sebab itu tugas mereka sangat 9

10 komplek. Dari sudut pendekatan fungsional, pedagang pengecer bisa melakukan semua fungsi-fungsi pemasaran. Mereka merupakan lembaga yang paling banyak jumlahnya dalam sistim pemasaran. Pedagang besar membeli produk untuk dijual kembali kepada pengecer, pedagang besar lain dan pengguna industri. Bisa juga mereka menjual produk kepada konsumen akhir namun jumlahnya tidak signifikan. Baik ukuran maupun karakteristik pedagang besar sangat heterogen. Salah satu di antaranya yang paling banyak jumlahnya adalah pedagang pengumpul lokal (Bahasa Jawa : pengepul) yang membeli barang di daerah produksi langsung dari petani dan selanjutnya dibawa ke kota untuk dijual kepada pedagang besar dan pengolah. Agen perantara, sesuai namanya, bertindak hanya sebagai representasi (perwakilan) bagi prinsipalnya. Prinsipal adalah pedagang yang menggunakan jasa agen untuk membeli barang untuk dirinya atau untuk menjual barangnya kepada orang lain. Agen perantara, disebut juga pedagang fungsional, tidak mengambil alih pemilikan barang. Dalam realitasnya mereka hanya menjual jasa kepada kliennya. Bila pedagang pengecer atau besar memperoleh penghasilan dari margin (selisih) antara harga pembelian dan penjualan maka agen perantara menerima penghasilan dalam bentuk fee dan komisi.. Jasa agen perantara sering digunakan baik oleh pembeli maupun penjual karena memiliki pengetahuan yang kurang tentang produk sehingga kurang mampu menawar secara efektif. Agen perantara dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penerima komisi (komisioner) dan broker. Komisioner biasanya dijamini oleh orang yang menyerahkan barang kepadanya, termasuk dalam hal negosiasi harga. Mereka turut terlibat langsung menangani produk secara fisik seperti mengumpulkan, mengatur penjualan, dan menyerahkan uang hasil penjualan kepada pemilik barang setelah mengambil balas jasanya (berupa fee) sesuai kesepakatan. Sedangkan broker (makelar atau calo) biasanya tidak terlibat langsung menangani produk secara fisik. Dia hanya mengikuti arahan prinsipalnya dan memiliki kekuatan yang lebih rendah dalam hal menegosiasikan harga dibanding komisioner. Perantara spekulatif adalah adalah pedagang yang mengambil alih (membeli) pemilikan barang dengan tujuan utama mengambil keuntungan dari perubahan harga. Semua pedagang perantara tentu saja bersifat spekulatif karena harus menghadapi ketidakpastian. Namun demikian ada perbedaannya. Bila pedagang besar atau pengecer berusaha menjamin perolehan keuntungan melalui penanganan dan perdagangan produk serta berupaya meminimumkan ketidakpastian pasar, maka perantara spekulatif justru mencari dan mengkhususkan diri mengambil resiko ketidakpastian ini (perubahan harga). Selain itu mereka hanya melakukan sedikit upaya penangan dan perdagangan. Beberapa nama yang umum digunakan untuk pedagang spekulatif adalah trader, scalper (tukang catut) dan spreader. Mereka sering meraih keuntungan dari fluktuasi harga jangka pendek. Pembelian dn penjualan biasanya dilakukan pada tingkat yang sama dalam saluran pemasaran. Sebagai contoh, pedagang spekulator ternak membeli ternak babi hari ini dan menjualnya kembali baik hari ini atau besok di tempat yang sama. Pengolah dan Pabrikan (Processors and Munafacturers) terutama muncul untuk melakukan beberapa aktivitas guna mengubah bentuk produk. Selain aktivitas utama untuk mengolah produk, mereka juga memainkan peran aktif dalam aspek kelembagaan pemasaran lainnya. Sebagian pengolah juga bertindak sebagai agen pembeli di daerah-daerah produksi. Pada saat yang sama, ada juga di antara mereka yang langsung menangani penjualan produk akhirnya. Banyak pengolah yang berusaha meraih konsumen akhir melalui pengiklanan. Jadi, pengolahan itu sendiri hanya merupakan bagian dari berbagai aktivitasnya. Organisasi Fasilitatif (Facilitative Organizations) adalah berbagai lembaga yang membantu atau memperlancar lembaga-lembaga perantara melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan pengerttian seperti itu maka mereka tidak terlibat secara langsung dalam proses pemasaran baik sebagai pedagang, agen, prosessor maupun spekulator. Salah satu contohnya adalah sekelompok lembaga yang menyediakan fasilitas fisik untuk penanganan produk atau untuk mempertemukan penjual dan pembeli. Mereka menetapkan aturan permainan yang harus diikuti oleh para pedagang seperti jam buka pasar atau gudang. Mereka dapat juga terlinat dalam penanganan dan pengaturan produk atau dalam transfer pembayaran. Imbalan yang mereka terima adalah dalam bentuk fee atau sewa dari orang-orang yang menggunakan jasanya. Contoh lain adalah assosiasi pedagang. Tujuan utama dari sebagian organisasi seperti ini adalah untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan mendiseminasikan informasi pasar kepada kelompok tertentu atau kepada pedagang. Mereka juga dapat melakukan penelitian untuk pihak pepbeli dan pennjual. Dalam beberapa hal, assosiasi dapat berperan sebagai polisi tak resmi dalam mencegah praktek-praktek perdagangan yang tidak fair atau tidak etis. Walau tidak terlibat aktif dalam proses jual beli narang, organisasi-organisasi seperti ini sering memiliki pengaruh yang dalam dan jauh atas kondisi pemasaran 3. Manfaat Pendekatan Kelembagaan Penggunaan pendekatan kelembagaan dalam menelaah pemasaran menghasilkan beberapoa manfaat. Pertama, dengan pendekatan dapat diketahui siapa yang melakukan suatu aktivitas tertentu dalam proses pemasaran. Dengan pengetahuan seperti itu akan dapat ditentukan siapa yang harus didekati bila kita ingin melakukan perubahan atau perbaikan dalam proses pemasaran. Kedua, penggunaan pendekatan institusional bermanfaat dalam memahami mengapa ada pedagang perantara tertentu dalam industri bahan pangan. Pada dasarnya adalah memungkinkan membangun suatu sistem pengadaan barang tanpa perantara. Petani, misalnya, bisa saja mengambil alih aktivitas aktivitas yang lazim ditangani oleh perantara seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan dan bahkan pengolahan. Pada saat yang sama 10

PENDEKATAN DALAM MENELAAH PEMASARAN

PENDEKATAN DALAM MENELAAH PEMASARAN PENDEKATAN DALAM MENELAAH PEMASARAN Pengantar Ada beberapa acara yang dapat digunakan untuk menelaah pemasaran di mana masing-masing pendekatan menyediakan suatu perspektif yg khas tentang sifat dan cara

Lebih terperinci

Kuliah TATANIAGA TERNAK & HASIL-HASILNYA Bagian I. Pengantar ke Ilmu Tataniaga (Introduction to Marketing)

Kuliah TATANIAGA TERNAK & HASIL-HASILNYA Bagian I. Pengantar ke Ilmu Tataniaga (Introduction to Marketing) Kuliah TATANIAGA TERNAK & HASIL-HASILNYA Bagian I. Pengantar ke Ilmu Tataniaga (Introduction to Marketing) A. Pengantar Hierarchy of Needs (Abraham Maslow) Aktivitas perekonomian (livelihood), mencakup

Lebih terperinci

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN TATANIAGA PERTANIAN Tataniaga Pertanian atau Pemasaran Produk-Produk Pertanian (Marketing of Agricultural), pengertiannya berbeda

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor TINJAUAN PUSTAKA Saluran dan Lembaga Tataniaga Di sektor produksi barang-barang dan jasa dihasilkan sedangkan di sektor konsumsi barang-barang dan jasa dikonsumsi oleh para konsumen. Jarak antara kedua

Lebih terperinci

III. LEMBAGA, SALURAN DAN FUNGSI PEMASARAN DALAM TATANIAGA AGROPRODUK. Tujuan Pembelajaran:

III. LEMBAGA, SALURAN DAN FUNGSI PEMASARAN DALAM TATANIAGA AGROPRODUK. Tujuan Pembelajaran: III. LEMBAGA, SALURAN DAN FUNGSI PEMASARAN DALAM TATANIAGA AGROPRODUK Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Menyebutkan jenis-jenis lembaga pemasaran dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.2 Lembaga dan Saluran Pemasaran

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.2 Lembaga dan Saluran Pemasaran 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan semua kegiatan yang mengarahkan aliran barangbarang dari produsen kepada konsumen termasuk kegiatan operasi dan transaksi yang terlibat dalam pergerakan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Seseorang melakukan kegiatan pemasaran pada saat seseorang ingin memuaskan kebutuhannya. Pemasaran juga merupakan kegiatan yang pasti dilakukan oleh semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen memiliki ruang lingkup yang sangat luas di dalam dunia bisnis, dapat berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Pasar dan Pemasaran Pasar secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertukar barang-barang mereka. Pasar merupakan suatu yang sangat

Lebih terperinci

b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi

b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi b. Proses dan Saluran Distribusi Proses penyaluran produk akan memberikan dampak yang besar pada jumlah pembelian produk dan membawa keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4 SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS Sessi 4 Pemasaran Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Produk Hasil Perikanan Tangkap Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dibudidayakan dengan alat atau cara apapun. Produk hasil perikanan

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK

SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK SALURAN DISTRIBUSI MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PRODUK Dartu Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Kunci keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai oleh keahliannya di bidang distribusi

Lebih terperinci

III. PEMASARAN HASIL PERTANIAN. pertemuan III 1

III. PEMASARAN HASIL PERTANIAN. pertemuan III 1 III. PEMASARAN HASIL PERTANIAN pertemuan III 1 1. PASAR DAN PEMASARAN Yang paling sederhana definisi pasar ialah semata-mata pemusatan lokasi fisik tempat penjualan dan pembelian terjadi. Alfred Marshall

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sangat cocok ditanam didaerah tropis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pupuk Bersubsidi Pupuk bersubsidi ialah pupuk yang pengadaanya dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebtuhan petani yang dilaksanakan atas dasar program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari peranan sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran, Fungsi Manajemen Pemasaran dan Bauran Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa akan dihadapkan pada masalah bagaimana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Tataniaga Tataniaga adalah suatu kegiatan dalam mengalirkan produk dari produsen (petani) sampai ke konsumen akhir. Tataniaga erat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tataniaga Pertanian Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar. Pemasaran adalah kegiatan mengalirkan barang dari produsen ke konsumen akhir

Lebih terperinci

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut:

margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut: Pemasaran komoditas pertanian dari proses konsentrasi yaitu pengumpulan produk-produk pertanian dari petani ke tengkulak, pedagang pengumpul dan pedagang besar serta diakhiri proses distribusi yaitu penjualan

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli BAB II LANDASAN TEORI A. PEMASARAN 1. Pengertian dari Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

B. Fungsi - Fungsi Pemasaran

B. Fungsi - Fungsi Pemasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. komoditas pertanian tersebut karena belum berjalan secara efisien. Suatu sistem II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis Secara umum sistem pemasaran komoditas pertanian termasuk hortikultura masih menjadi bagian yang lemah dari aliran komoditas. Masih lemahnya pemasaran komoditas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN. Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh

MANAJEMEN PEMASARAN. Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh MANAJEMEN PEMASARAN Disusun oleh Tim Pengampu: Sulistiyono Ahmad Nasrulloh (ahmadnasrulloh@yahoo.co.id) BAGIAN I MEMAHAMI MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PEMASARAN & MANAJEMEN PEMASARAN A. Pengertian Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

Strategi Distribusi A. Pengertian Dan Arti Penting Saluran Distribusi

Strategi Distribusi A. Pengertian Dan Arti Penting Saluran Distribusi Strategi Distribusi A. Pengertian Dan Arti Penting Saluran Distribusi Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen.

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Tanaman Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dengan tanda-tanda : bijinya tidak terbungkus daging tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Seorang melakukan kegiatan pemasaran pada saat seseorang ingin memuaskan kebutuhannya. Pemasaran juga merupakan kegiatan yang pasti dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah

TINJAUAN PUSTAKA. mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya; Pasar Tradisional adalah TINJAUAN PUSTAKA Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA BERAS

ANALISIS TATANIAGA BERAS VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi

Lebih terperinci

V FUNGSI PERUSAHAAN 5.3. PEMASARAN

V FUNGSI PERUSAHAAN 5.3. PEMASARAN V FUNGSI PERUSAHAAN 5.3. PEMASARAN Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Setiap perusahaan didirikan pasti erat dengan pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba adalah sangat

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang 9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Buras Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang berasal dari Asia Tenggara yang sebagian telah di domestikasi (Kingston, 1979). Penyebaran ayam hutan

Lebih terperinci

Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin

Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin 1 Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini

Lebih terperinci

Pemasaran Hasil Pertanian/Peternakan

Pemasaran Hasil Pertanian/Peternakan Pemasaran Hasil Pertanian/Peternakan 1 Definisi Pemasaran didefinisikan sebagai suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN AUDIT ORGANISASI PEMASARAN Pemasaran pada dasarnya adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir ayam ras (Sudaryani dan Santoso, 2002). Ayam petelur dibagi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur dan tidak boleh disilangkan kembali karena merupakan produk akhir ayam ras (Sudaryani

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan melalui pertukaran. Jadi dapat dikatakan bahwa pemasaran atau marketing

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan melalui pertukaran. Jadi dapat dikatakan bahwa pemasaran atau marketing BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam masyarakat modern saat ini hampir semua aspek kehidupan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemasaran, dimana dalam setiap proses pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sawi adalah sayuran terpenting dalam spesies ini. Tanaman ini dikenal sebagai petsai (bahasa Mandarin, yang berarti sayuran putih), dan di AS dikenal sebagai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Pada perekonomian saat ini, hubungan produsen dan konsumen dalam melakukan proses tataniaga jarang sekali berinteraksi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan, serta menyampaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Saluran Distribusi Menurut Indroyono (2000:253) distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen memiliki ruang lingkup yang sangat luas di dalam dunia bisnis, dapat berarti

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Pedagang Karakteristik pedagang adalah pola tingkah laku dari pedagang yang menyesuaikan dengan struktur pasar dimana pedagang

Lebih terperinci

Setelah mempelajari bab ini

Setelah mempelajari bab ini SALURAN DISTRIBUSI Setelah mempelajari bab ini 1. Dapat memahami Arti saluran Distribusi dalam pemasaran. 2. Menerangkan Faktor yg mendorong Produsen menggunakan Saluran distribusi 3. Dapat menjelaskan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Langkah awal dalam menganalisis suatu risiko adalah dengan melakukan identifikasi pada risiko dan sumber risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan,

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Pemasaran Pengertian Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pada penelitian tentang penawaran ekspor karet alam, ada beberapa teori yang dijadikan kerangka berpikir. Teori-teori tersebut adalah : teori

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dunia persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ANALITIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ANALITIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN ANALITIS 2.1. Kerangka Teoritis Pada bagian ini dibahas mengenai teori kelembagaan pasar, pemasaran dan peningkatan kesejahteraan petani yang berguna dalam pembahasan hasil penelitian.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Ternak Sapi Potong Ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bunga krisan dengan nama latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina. Bunga potong ini cukup populer dan menduduki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan perekonomian dunia yang mengalami perkembangan yang sangat baik. Kemunduran ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN BAB X MANAJEMEN PEMASARAN UTILITAS Utilitas adalah kemampuan barang atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan Pemasaran menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan. Utilitas waktu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pasar Definisi yang tertua dan paling sederhana bahwa pasar adalah sebagai suatu lokasi secara fisik dimana terjadi jual beli atau suatu

Lebih terperinci

BAB X PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK. PAB - Pemasaran dan Pengembangan Produk. M.Judi Mukzam

BAB X PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK. PAB - Pemasaran dan Pengembangan Produk. M.Judi Mukzam BAB X PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PAB - Pemasaran dan Pengembangan Produk. M.Judi Mukzam DEFINISI PEMASARAN Boone & Kurtz (2.2002:7) pemasaran (marketing) adalah proses menemukan keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan

BAB II KERANGKA TEORI. Kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan Yaitu untuk menambah wawasan dan mengetahui penerapan teori-teori yang di peroleh selama masa perkuliahan dalam bentuk karya ilmiah. 3. Bagi Peneliti lanjutan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi (2006) dengan judul Pengaruh Saluran Distribusi Terhadap Peningkatan Volume Penjualan Produk Pocari Sweat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci