NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016 ISSN"

Transkripsi

1 NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 216 ISSN HUBUNGAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN BETALAKTAM MELALUI INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS (CORRELATION BETWEEN THE INFUSION OF BETALACTAM ANTIBIOTICS AND THE OCCURRENCE OF PHLEBITIS) Mulia Hakam Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Jl. Kalimantan No. 37 Jember muliahakam81@gmail.com ABSTRAK Kata kunci: Obat antibiotika g o l o n g a n betalaktam Infus Plebitis Efek tindakan pemberian obat melaui infus adalah terjadi plebitis ditandai dengan pembengkaan, kemerahan dan rasa nyeri sepanjang vena. Saat ini pemberian terapi intravena (obat antibiotika) merupakan modalitas pengobatan utama, meskipun disinyalir kejadian plebitis akibat pemberian obat antibiotika melalui infus semakin meningkat. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemberian obat antibiotika golongan betalaktam dengan kejadian plebitis di ruang rawat inap Bapelkes Jombang. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan populasi yaitu semua pasien yang memakai infus dan obat antibiotika golongan betalaktam di ruang rawat inap Bapelkes Jombang. Tehnik sampling mengunakan consecutive sampling dengan besar sampel 4 responden. Prosedur pengumpulan data, setiap responden diobservasi selama tiga hari, pada hari pertama pemasangan infus selanjutnya hari kedua dan ketiga diobservasi. Data dianalisis dengan uji korelasi Chi square dengan tingkat nilai kemaknaan alfa <=,5. Hasil penelitian bahwa pemberian obat antibiotika golongan betalaktam melalui infus tidak memiliki hubungan dengan kejadian plebitis, dengan nilai alfa =,87 (p >,5). Alasan tidak terjadi plebitis karena kondisi pasien seperti usia, penyakit yang diderita tidak parah, prosedur dengan menggunakan teknik aseptik, serta tempat penusukan dilakukan immobilisasi. Setiap pemberian obat antibiotika melalui infus tidak boleh mengabaikan faktor yang dapat menyebabkan plebitis walaupun dari penelitian tidak ditemukan hubungan antara pemberian obat antibiotika golongan betalaktam melalui infus dengan kejadian plebitis. Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan menggunakan tehnik random sampling untuk mendapatkan hasil yang dapat digeneralisasikan. ABSTRACT Keywords: Betalactam antibiotics Infusion Phlebitis Effect of infusion is the occurrence of phlebitis, which is characterized by swelling, redness, and pain along the veins. Today, the administration of intravenous therapy (antibiotic administration) is the primary treatment modality. However, it is suggested that the occurrence of phlebitis due to infused antibiotics is more and more increasing. The aimed to identify correlation between the administration infusion of betalactam antibiotics and the occurrence phlebitis at the ward, health care board Jombang. This study used cross-sectional design. The population was all patients receiving betalactam

2 114 NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 216: antibiotics infusion treated at ward, health care board Jombang. Samples were recruited using consecutive sampling, with sample size of 4 respondents. The mechanism of data collection, each respondent was observed for three days, on the first day of infusion was insertion and over the next two days were observed. All collected data were analyzed with Chi square correlation test with significance level of alpha <=.5. The administration of betalactam antibiotic infusion has no correlation with phlebitis. The result of statistic test showed that level of alpha was., so that correlation was not confirmed. The reason is not due to the patient's condition can phlebitis neither age nor illness is not severe, procedures using aseptic technique and the insertion with immobilization technique. Although the correlation is not found, the administration of betalactam antibiotic infusion should not overlook all factors that may lead to phlebitis. To obtain a more valid result, further studies are needed with larger sample and using random sampling to have a more generalized result. PENDAHULUAN Plebitis adalah iritasi pada vena (Sharon, 2) pada keadaan ini tanda-tandanya berupa pembengkaan, kemerahan dan rasa nyeri sepanjang vena (Zulkarnain, 1998). Saat ini pemberian terapi intravena (Pemberian obat antibiotika) merupakan modalitas pengobatan yang utama (Joanne, 1998). Meskipun demikian, disinyalir kejadian plebitis akibat pemberian obat-obatan antibiotika melalui infus semakin meningkat dari waktu ke waktu, walaupun teknik aseptik antiseptik telah diperkenalkan dalam prosedur pemasangan infus (Donna, 1991). Insiden plebitis meningkat sesuai dengan tempat pemasangan infus, komposisi cairan atau obat yang diinfuskan, ukuran kanul yang dimasukkan, pemasangan jalur intra vena yang tidak sesuai dan masuknya mikroorganisme pada saat penusukan (Brunner, 22). Berdasarkan data pada studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober tahun 213 di ruang rawat inap Bapelkes Jombang didapatkan bahwa plebitis akibat pemberian obatobatan antibiotika golongan betalaktam melalui infus sebanyak 13,95%. Dampak plebitis bagi pasien akan menimbulkan rasa tidak nyaman (nyeri), menambah lama hari di rumah sakit serta akan meningkatkan biaya untuk perawatan di rumah sakit. Kondisi plebitis dapat disebabkan oleh karena iritasi dari bahan kateter intravena, bahan kateter yang ideal harus memenuhi persyaratan berikut: secara kimiawi inert, non-trombogenik, fleksibel dan radioopaque. Penyebab lain yang dapat menimbulkan plebitis adalah cairan atau obat yang dimasukkan intravena yang bersifat asam atau alkalis atau osmolaritasnya tinggi, begitu juga dengan obat-obatan termasuk antibiotika (Bambang, 21). Tindakan untuk menangani hal di atas meliputi: memindahkan lokasi infus sesuai standar yang berlaku, melakukan pemasangan infus secara steril dan memperhatikan teknik aseptik-antiseptik serta memperhatikan konsentrasi cairan infus dan juga dengan mengencerkan cairan atau obat dengan cairan yang kurang asam atau alkalis atau hipertonis. Intima vena akan mudah rusak bila obat-obatan tersebut diberikan dengan pengenceran yang kurang dan dalam waktu yang cepat (Brunner & Suddarth, 22). METODE Penelitian merupakan jenis korelatif dimana rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mengkaji hubungan antar variabel. Penelitian mengobservasi secara simultan pada satu saat dan tidak ada follow up. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan cross sectional untuk meneliti tentang hubungan pemberian obat-obatan antibiotika melalui infus dengan terjadinya phlebitis. Populasi target dari penelitian adalah pasien yang memakai infus dan obat-obatan antibiotika golongan betalaktam. Sementara populasi terjangkau adalah semua pasien ruang rawat inap Bapelkes Jombang pada bulan Desember 213. Besar sampel dalam penelitian ditetapkan secara consecutive sampling yaitu sebanyak 4 responden. Karakteristik responden dalam penelitian adalah pasien yang diberikan pengobatan antibiotika melalui infus diruang rawat inap Bapelkes Jombang yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: 1) pasien yang baru dipasang infus; 2) dengan cairan yang osmotiknya <=9 mmol/l; 3) pasien dengan terapi antibiotika golongan penisilin dan sefalosporin; 4) usia 2-45 tahun; 5) tidak menderita penyakit sistemik; 6) tidak menderita penyakit infeksi kulit; 7) kurun waktu pemasanganya 3 hari. Kriteria eksklusi dalam penelitian meliputi: 1) pasien yang menolak menjadi responden; 2) hasil anamnese dan pemeriksaan fisik

3 Hubungan Antibiotika Golongan Betalaktam Melalui 115 diketahui keadaan gizi buruk; 3) pasien yang mendapat obat imunosupresif; 4) pasien dengan penyakit infeksi kulit. Penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap Bapelkes Jombang yang dilaksanakan pada bulan Desember 213. Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini melalui observasi, peneliti secara berkesinambungan mengobservasi fakta yang ada pada responden. Pada variabel independen tentang pemberian terapi obat-obatan antibiotika betalaktam penisilin = 1, dan pemberian terapi obat-obatan golongan betalaktam sefalosporin = 2. Pada variabel dependen tentang terjadinya plebitis menggunakan penilaian tidak adanya tanda-tanda plebitis =, terdapat tiga tanda-tanda plebitis = 1. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Chi square bertujuan mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan nilai signifikan alfa <=,5. HASIL Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 responden (75%), sedangkan sisanya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 responden (25%). Karakteristik responden menurut usia bahwa sebagian besar responden berusia 2-25 tahun sebanyak 22 responden (54%), sedangkan umur 26-3 tahun dan 36-4 tahun memiliki jumlah yang sama sebanyak 7 responden (18%), jumlah yang paling sedikit terdapat pada rentang usia tahun berjumlah 7 responden (18%). Karakteristik responden menurut kategori penyakit bahwa sebagian besar penyakit yang diderita responden adalah dengue hemoragic fever (DHF) sebanyak 2 responden (5%), sebanyak 12 responden (3%) mengalami penyakit yang beragam seperti typoid, gastritis, hematemesis melena, cholic abdomen dan lain-lain, responden dengan penyakit hepatitis sebanyak 6 responden (15%), sedangkan penyakit yang jumlahnya sedikit adalah chronic reanal failure (CRF) sebanyak 2 responden (5%). Karakteristik responden menurut kategori jenis cairan bahwa sebagian besar responden mendapatkan jenis cairan campuran (RL:D5%) sebanyak 25 responden (37%), sedangkan sisanya berjumlah 15 responden (62%) mendapatkan jenis cairan Ringer Lactate (RL) dalam pemberian terapi antibiotika golongan betalaktam melalui infus. Karakteristik responden menurut penggunaan cairan dengan osmolaritas terbanyak adalah pada rentang mosm/l yaitu sebanyak 4 responden (1%). Responden menurut kategori frekuensi pemberian antibiotika bahwa seluruh responden mendapatkan frekuensi pemberian antibiotika sehari adalah 3 kali yaitu sebanyak 4 responden (1%). Karakteristik responden menurut pemakaian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam jenis penisilin pada penelitian ini adalah sebagian besar sebanyak 29 responden (73%), sedangkan sisanya yang berjumlah 11 responden (27%) mendapatkan antibiotika jenis sefalosporin dalam pemberian terapi antibiotika golongan betalaktam melalui infus. Karakteristik responden menurut kategori kejadian plebitis bahwa seluruhnya sebanyak 4 responden (1%) tidak mengalami plebitis. Pemberian Antibiotik Golongan Betalaktam Melalui Infus Dengan Kejadian Plebitis Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa pemakaian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam jenis penisilin dan sefalosporin pada penelitian ini tidak terjadinya plebitis pada responden. PEMBAHASAN Pemberian Obat-Obatan Antibiotika Golongan Betalaktam Melalui Infus Berdasarkan hasil penelitian observasi yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pemakaian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam golongan penisilin sebanyak 29 responden (73 %), sedangkan jenis sefalosporin sebanyak 11 responden (27%). Pemberian terapi intravena (pemberian obat antibiotika) merupakan modalitas pengobatan yang utama (Joanne, 1998). Empat mekanisme kerja antibiotika yang menghambat pertumbuhan atau penghancuran mikroorganisme adalah: 1) penghambatan sintesis dinding sel bakteri; 2) pengubahan permeabilitas kapiler; 3) penghambatan sintesis protein; 4) mengganggu metabolisme. Obatobat antibiotika dapat mempunyai spektrum sempit atau spektrum luas, anti-biotik berspektrum sempit terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme contohnya penisilin. Sedangkan antibiotik spektrum luas seperti tetrasiklin dan sefalosporin, efektif terhadap organisme baik gram positif maupun gram negatif. Karena antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas. Antibiotik spektrum luas seringkali dipakai untuk mengobati infeksi dimana mikroorganisme yang menyerang belum diidentifikasi

4 116 NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 216: Tabel 1. Distribusi frekuensi responden menurut kategori jenis kelamin, usia, kategori penyakit, kategori jenis cairan, kategori osmolaritas, kategori frekuensi pemberian antibiotika, kategori golongan antibiotika, dan kategori kejadian plebitis di ruang rawat inap Bapelkes Jombang No 1 Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan 2 Usia: Karakteristik Responden Frekuensi Persentase 2-25 tahun 26-3 tahun tahun 36-4 tahun 3 Kategori penyakit: CRF Hepatitis DHF Lain-lain (Typoid, Gastritis, ITP, Hematemesis melena, Cholic abdomen) 4 Kategori jenis cairan: RL Campuran (RL:D5%) 5 Kategori osmolaritas: mosm/l mosm/l mosm/l mosm/l 6 Kategori frekuensi pemberian antibiotika: 1x/hari 2x/hari 3x/hari 7 Kategori golongan antibiotika: Penisilin Sefalosporin 8 Kategori kejadian plebitis: Plebitis Tidak plebitis , 75, 54, 18, 1, 18, 5, 15, 5, 3, 62, 37, , 27, 1 Tabel 2. Tabulasi silang pemberian antibiotik golongan betalaktam melalui infus dengan kejadian phlebitis di ruang rawat inap Bapelkes Jombang Antibiotik Kejadian Plebitis Plebitis Tidak Plebitis Jumlah Penisilin % 29 72% 29 72% Sefalosporin % 11 27% 11 27% Jumlah % 4 1% 4 1%

5 Hubungan Antibiotika Golongan Betalaktam Melalui 117 dengan pembiakan dan sensitifitas. Golongan antibiotik betalaktam ini meliputi: penisilin dan sefalosporin dimana keduanya mempunyai mekanisme kerja dengan cara menghambat reaksi transpeptidasi pada sintesis dinding sel melalui ikatan yang irreversibel pada enzim transpeptidase. Ikatan ini menghambat formasi crossbridge. Antibiotik betalaktam hanya melawan secara aktif bakteri yang sedang bereplikasi seperti pada sel yang sedang mengaktifkan bahan pembuatan dinding sel. Target antibiotik-lactam (penisilin dan sefalosporin) mengikat enzim pada membran sitoplasmik yang kemudian disebut sebagai ikatan protein penisilin (IPP) atau penicillin-binding proteins (PBP's). Pemakaian terbanyak dari antibiotika jenis penisilin tersebut karena memiliki sifat tidak resisten terhadap penisilinase sehingga sering digunakan dalam pemberian terapi pada pasien anak dan dewasa (Kee, 1991). Pada pemberian obat-obatan golongan betalaktam dari jenis antibiotika, golongan penisilin pemakaiannya terbanyak hal ini dikarenakan dari sisi harga lebih murah dari pada sefalosporin, faktor lain yang mungkin ikut berperan adalah dari segi keuntungannya yaitu obat antibiotika golongan penisilin tidak bersifat resisten terhadap pinisilinase, selain itu juga yang ikut berperan adalah dari segi efektif dan efisien yaitu apabila obat antibiotika yang berspektrum sempit masih efektif mengapa harus menggunakan yang broad spectrum. Kejadian Plebitis Saat Pemberian Obat-Obatan Antibiotika Betalaktam Melalui Infus Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa angka kejadian plebitis pada saat pemberian obat-obatan antibiotika betalaktam melalui infus adalah % sedangkan yang tidak terjadi plebitis sebanyak 4 responden (1%). Plebitis adalah iritasi pada vena (Sharon, 2). Pada keadaan ini tanda-tandanya berupa pembengkaan, kemerahan dan rasa nyeri sepanjang vena (Zulkarnain, 1998). Sedangkan pemasangan jarum infus adalah sebuah keterampilan yang merupakan dasar untuk terapi IV (intra vena) dan dapat dipelajari dan dapat dikembangkan melalui praktik yang sering, dimana jarum dimasukkan ke dalam vena (umumnya ditangan dan lengan). Kemudian jarum tersebut dihubungkan dengan selang dan basal cairan yang berfungsi sebagai jalan untuk memberikan obat atau cairan (Pedoman Terapi Infus, 1998). Cairan intravena juga dapat menjadi penyebab terjadinya plebitis. Penelitian Triyanto dkk membuktikan bahwa pada cairan intravena hipertonis dapat mengakibatkan plebitis. Kondisi tersebut terjadi akibat cairan hipertonis masuk ke dalam sel endotelial sehingga terjadi pecah. Iritasi dapat juga terjadi ketika cairan hipotonik seperti NaCl,45% dicampur dengan air yang dimasukan dalam terapi infus. Cairan hipertonik seperti D5% dalam NaCl dan D5% dalam RL dapat menyebabkan plebitis dengan sel endotelial terjadi kerusakan yaitu membran pembuluh darah menyusut dan terbuka. Kokotis (1998) menyatakan bahwa kedua cairan (hipotonik dan hipertonik) dapat mengakibatkan iritasi pada pembuluh darah. Unsur-unsur terpenting dalam pemasangan infus meliputi: 1) persiapan alat; 2) persiapan pasien; 3) pemilihan vena; 4) pemilihan alat pungsi vena. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah teknik pemberian obat secara intravena. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya plebitis adalah sebagai berikut: 1) lama pemasangan; 2) jenis cairan infus; 3) aktivitas anggota gerak; 4) obat-obatan; 5) usia; 6) kondisi pasien. Sebuah studi cross sectional yang dilakukan Parras (1994) tentang pengaruh program pendidikan terhadap pencegahan kolonisasi bakteri pada terapi IV. Studi tersebut menyatakan bahwa hasil sebuah program pendidikan dapat menurunkan angka insiden kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya plebitis. Beberapa komplikasi yang memiliki kaitan dengan terapi IV misalnya plebitis dapat dicegah dengan melakukan perawatan yang baik terhadap penerima layanan dalam hal ini pasien sebelum prosedur tindakan, menerapkan standar protokol (SOP), menggunakan bahan yang tepat, dan monitoring yang ketat selama pengobatan (Karadag & Gorgulu, 2). Hal tersebut memerlukan kesadaran, ketrampilan dan pengetahuan yang utuh untuk mencegah terjadinya plebitis. Pelatihan kompetensi yang baik serta memadai menjadi sangat penting dan diperlukan (UKCC, 1992). Tes pengetahuan dan ketrampilan rutin yang terkini merupakan hal yang penting untuk meyakinkan perawat mampu memberikan pelayanan perawatan yang baik. Hadaway menjelaskan bahwa dalam pelatihan yang spesifik sebagai bentuk pengalaman pembelajaran memberikan ketrampilan kerja perawat menjadi lebih baik dalam mencegah plebitis (Hadaway, 1999). Dalam hal ini tentang obat-obatan, pemberian obat-obatan (antibiotika) dan agen kemoterapi pada pemasangan intravena memungkinkan terjadinya trauma kimia pada dinding pembuluh darah yang dilalui terutama di tempat masuknya jarum infus (Donna, 1991). Obat-obatan yang memiliki ph yang terlalu rendah atau tinggi mempermudah terjadinya iritasi pada vena yang mempunyai resiko besar

6 118 NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 216: terjadinya plebitis (Judy, 1995). Begitu juga dengan obat-obatan termasuk antibiotik-antibiotik (antibiotik betalaktam, vankomsin) bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi dari endotelium dan merangsang reaksi inflamasi intravaskuler (Bambang, 21). Terdapat perbedaan antara konsep dan hasil penelitian ini dikarenakan telah dilakukan penyeleksian sampel terhadap faktor perancu dengan kriteria inklusi yang ditetapkan. Sedangkan kejadian plebitis pada saat studi pendahuluan di ruang rawat inap Bapelkes Jombang yang mencapai 13,95% dikarenakan pasien yang dilakukan tindakan pemasangan infus dan pemberian obat-obatan antibiotika tersebut karena faktor perancu yang tidak dihilangkan. Hubungan Pemberian Obat-Obatan Antibiotika Betalaktam Melalui Infus Dengan Kejadian Plebitis Berdasarkan dari hasil observasi pada penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan pada penelitian tentang kejadian plebitis pada pemberian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam melalui infus. Pemberian terapi intravena (pemberian obat antibiotika) merupakan modalitas pengobatan yang utama. Obat-obat antibiotika mempunyai spektrum sempit atau spektrum luas. Antibiotik berspektrum sempit terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme contohnya penisilin. Sedangkan antibiotik spektrum luas seperti tetrasiklin dan sefalosporin, efektif terhadap organisme baik gram positif maupun gram negatif. Karena antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal daripada antibiotik berspektrum luas. Antibiotik spektrum luas seringkali dipakai untuk mengobati infeksi dimana mikroorganisme yang menyerang belum diidentifikasi dengan pembiakan dan sensitifitas. Obat-obatan antibiotika (antibiotik golongan betalaktam, vankomisin) merupakan bahan yang dapat menyebabkan iritasi dari endotelium dan merangsang reaksi inflamasi intravaskuler (Bambang, 21). Sedangkan pada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya plebitis adalah sebagai berikut: 1) lama pemasangan; 2) jenis cairan infus; 3) aktivitas anggota gerak; 4) obat-obatan; 5) usia; 6) kondisi pasien. Namun pada hasil didapatkan tidak terjadinya plebitis yaitu iritasi pada vena. Hal ini bisa dikarenakan oleh beberapa faktor sesuai dengan pendapat Lynn Dianne Philips. Salah satu faktornya adalah tentang kondisi atau usia pasien, mayoritas usia responden (55%) yang dijadikan obyek penelitian ini berusia 2-25 tahun yang secara biologis memiliki kondisi yang prima pada pasien itu sendiri begitu juga dengan jenis penyakitnya, DHF yang tidak termasuk golongan systemic disease. Faktor yang lain yang dapat menjadikan tidak terjadi plebitis yaitu tentang prosedur pemasangan infus dengan menggunakan teknik aseptik serta lamanya tidak sampai lebih dari 3 hari. Sedangkan pada cairan atau osmolaritasnya menggunakan jenis yang bukan hipertonis serta memiliki osmotik kurang dari 9 mmol/l. Kemudian dari sisi aktivitas ektremitas anggota gerak yang dipasang infus dilakukan immobilisasi untuk mencegah bergeraknya kanule pada pembuluh darah. SIMPULAN Pemberian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam pada penelitian ini dengan jenis golongan penisilin penggunaanya adalah yang paling banyak dibanding dengan jenis antibiotik golongan sefalosporin. Pada kejadian plebitis didapatkan tidak ada kejadian plebitis pada pemberian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam melalui infus. Tidak adanya hubungan antara pemberian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam melalui infus dengan terjadinya plebitis. SARAN Pelaksanaan pemberian obat-obatan antibiotika golongan betalaktam melalui infus tetap menggunakan prosedur yang telah ada, karena tidak hubungan antara pemberian obat-obatan antibiotika dengan kejadian plebitis.setiap pemberian obat-obatan antibiotika melalui infus tidak mengabaikan faktorfaktor yang mengarah kepada hal-hal yang menyebabkan plebitis walaupun dari penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara pemberian obatobatan antibiotiaka golongan betalaktam melalui infus dengan kejadian plebitis. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan menggunakan teknik random sampling untuk mendapatkan hasil yang dapat digeneralisasikan. KEPUSTAKAAN Bartleet, J.G. 21. Terapi Penyakit Infeksi. alih bahasa Tanty. Jakarta: EGC. Depkes RI Dirjen POM. 2. Informatorium Obat Nasional Indonesia, Jakarta : Agung Seto. hal Ignatavicius, D.D., Workman, M.L., & Mishler, M.A Medical-Surgical Nursing "A Nursing

7 Hubungan Antibiotika Golongan Betalaktam Melalui 119 Process Approach" 2nd Edition. I. Page 286. Ganiswara, S.G. 24. Farmakologi dan terapiedisi 4 FKUI. Jakarta Hadaway, L.C Developing an Interactive Intravenous Education and Training Program. Journal of Intravenous Nursing. 22 (2) Hidayat, S Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC hal 5-9 Ichsan, M.C. 23. Konsep Dasar Penelitian Ilmiah (Buku Ajar). Universitas Muhammadiyah Jember. hal Karadag, A., & Gorgulu, S. 2a. Devising an intravenous fluid therapy protocol and complience of nurses with the protocol. Journal of Intravenous Nursing. 23 (4) Karadag, A., & Gorgulu, S. 2b. Effect of two different short peripheral catheter materials on phlebitis development.journal of Intravenous Nursing. 23 (3) Kee, J.L Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC Kozier, B., Erb, G., & Rita, O Fundamental Of Nursing. Concept Process and Practice, Addison Wesley Nursing. La Rocca, J.C., & Otto, S.E Terapi Intravena (Seri Pedoman Praktis) Edisi 2. Jakarta : EGC. hal Notoatmojo, S. 22. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta. hal 92 Nursalam. 23. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Insrumen Penelitian Keperawatan). Jakarta : Salemba Medika. hal Parras, D Impact an educational program for the prevention of colonization of intravascular catheters. Infection Control and Hospital Epidemiology, 15 (4) Plumer, A.L Princeples and Practice Of Intravenous Therapy 3th Edition, Boston : Little Brown Company. Priharjo, R Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, Jakarta : EGC Sugiono Statistik Untuk Penelitian Cetakan 2, Bandung : CV. Alfabeta hal 216 dan Sulistyono, H Konsep Dasar Terapi Cairan, MakalahSeminar Pelatihan di RSK St. Vincentius a Paulo Surabaya tidak dipulikasikan April Bambang, W. 21. Update On Critical-Terapi Intravana, Makalah Seminar Perawatan Pasien Kritis di Graha BIK-IPTEKDOK UNAIR SURABAYA tidak dipublikasikan. 11 November Weinstein, S.M. 21. Terapi Intravena (Buku Saku) Edisi 2, Jakarta : EGC hal Zulkarnain, I Infeksi Nosokomial (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam) Edisi III FKUI, Jakarta. Indonesia Universitas Press. hal Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi. FK Universitas Airlangga Surabaya.

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-rata serata

Lebih terperinci

Universitas Tribhuwana Tunggadewi ABSTRAK

Universitas Tribhuwana Tunggadewi   ABSTRAK HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT IGD DALAM MELAKSANAKAN SOP PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL (PHLEBITIS) DI RSUD KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Noviar Ridhani 1), Swito Prastiwi 2), Tri Nurmaningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Dede Dwi Lestari Amatus Yudi Ismanto Reginus T. Malara Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran umum RSI Kendal Rumah Sakit Islam Kendal terletak di Jl Ar Rahmah 17-A Weleri. Tanggal 15 Januari 1996 berdiri dibawah yayasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan yang sering dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini tinggi resiko terjadinya infeksi yang akan menambah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS Sutomo Program Studi Profesi NERS, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : sutomo.ners@gmail.com ABSTRAK Mempertahankan

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada 5 bangsal yang bernama bangsal Firdaus, bangsal Naim, bangsa Wardah, bangsal Zaitun, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani rawat inap. ( Wahyunah, 2011). Terapi intravena berisiko untuk terjadi komplikasi lokal pada daerah pemasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencegah dan memperbaiki ketidak seimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh manusia diperlukan terapi intravena. Menurut Perdue dalam Hankins, Lonway,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia, terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit infeksi didapatkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia sebagaimana mahluk hidup yang lain tersusun atas berbagai sistem organ, puluhan organ, ribuan jaringan dan jutaan molekul. Fungsi cairan dalam tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. (Permenkes RI No. 340/MENKES/PER/III/2010). Dalam memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit perlu mendapatkan penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa pemasangan infus atau

Lebih terperinci

OBEDIENCE OF NURSE IN IMPLEMENTING STANDART OPERATING PROCEDURE OF INFUSION INSERTION WITH THE PHLEBITIS

OBEDIENCE OF NURSE IN IMPLEMENTING STANDART OPERATING PROCEDURE OF INFUSION INSERTION WITH THE PHLEBITIS Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus terhadap Phlebitis Ince Maria, Erlin Kurnia KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: ) JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan yang secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Plebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena. 1) Terapi interavena

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TERAPI INFUS (INTRAVENA) DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI IRINA A BAWAH RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TERAPI INFUS (INTRAVENA) DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI IRINA A BAWAH RSUP PROF. DR. R. D. HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TERAPI INFUS (INTRAVENA) DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI IRINA A BAWAH RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Febrianty J. Lumolos Mulyadi Abram Babakal Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

PEMBERIAN OBAT MELALUI IV TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

PEMBERIAN OBAT MELALUI IV TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PEMBERIAN OBAT MELALUI IV TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GIVING MEDICINE THROUGH INTRAVENOUS TOWARDS INCIDENT OF PHLEBITIS TO HOSPITALIZED PATIENT IN HOSPITAL Winda Pratama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu upaya yang mendorong rumah sakit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu upaya yang mendorong rumah sakit untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu upaya yang mendorong rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi. Panduan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD PURBALINGGA INTISARI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD PURBALINGGA INTISARI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN PLEBITIS DI RSUD PURBALINGGA Asrin 1, Endang Triyanto 2, Arif Setyo Upoyo 3 Program Sarjana Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Lebih terperinci

UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PHLEBITIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PHLEBITIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI Jurnal STIKES Vol. 7, No.2, Desember 2014 UPAYA PERAWAT DALAM PENCEGAHAN PHLEBITIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI NURSE S IMPLEMENTATION IN PREVENTION OF PHLEBITIS TO PATIENTS IN BAPTIST HOSPITAL

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

Hubungan Prosedur Pemasangan Infus dengan Kejadian Plebitis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Majene

Hubungan Prosedur Pemasangan Infus dengan Kejadian Plebitis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Majene Hubungan Prosedur Pemasangan Infus dengan Kejadian Plebitis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Majene Sastriani STIKES MARENDENG ABSTRAK Pencegahan dan kontrol infeksi penting untuk menciptakan lingkungan pelayanan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN DI UNIT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN DI UNIT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG 2006 Faktor-faktor Yang Berhubungan... - M.Turmudhi; Eti Rimawati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLEBITIS PADA PASIEN DI UNIT RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG 2006 M.Turmudhi*); Eti

Lebih terperinci

PENGGANTIAN INFUS SET TIAP 3 HARI MENGURANGI RISIKO PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT

PENGGANTIAN INFUS SET TIAP 3 HARI MENGURANGI RISIKO PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT PENGGANTIAN INFUS SET TIAP 3 HARI MENGURANGI RISIKO PENINGKATAN JUMLAH LEUKOSIT (Replacement Infusion Set Every 3 Days To Reduce Risk Of Improvement Number Of Leukocytes) Rita Rahmawati*, Mono Pratiko

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGANTIAN JARUM INFUS SETIAP TIGA HARI DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN MALANG SKRIPSI

HUBUNGAN PENGGANTIAN JARUM INFUS SETIAP TIGA HARI DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN MALANG SKRIPSI HUBUNGAN PENGGANTIAN JARUM INFUS SETIAP TIGA HARI DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN MALANG SKRIPSI Disusun oleh : Af-idatur Rosyidah 07060046 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

DAMPAK TERAPI INTRAVENA PADA BALITA BERDASAR VIP (VISUAL INFUSION PHLEBITIS) SCORE

DAMPAK TERAPI INTRAVENA PADA BALITA BERDASAR VIP (VISUAL INFUSION PHLEBITIS) SCORE DAMPAK TERAPI INTRAVENA PADA BALITA BERDASAR VIP (VISUAL INFUSION PHLEBITIS) SCORE (The Effects of Intravenous Therapy in Infants Based on the VIP (Visual Infusion Phlebitis) Score) Hernantika Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pasien yang membutuhkan akses vaskuler (Gabriel, 2008). Lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pasien yang membutuhkan akses vaskuler (Gabriel, 2008). Lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi intravena adalah bagian terpenting dari sebagian terapi yang diberikan di rumah sakit, dan merupakan prosedur umum yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50% mendapat terapi intravena (IV). Namun, terapi IV terjadi di semua lingkup pelayanan di rumah sakit yakni IGD,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan berada di wilayah Kota Pekalongan namun kepemilikannya adalah milik Pemerintah

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR.

ABSTRAK HUBUNGAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR. ABSTRAK HUBUNGAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT TK II PELAMONIA MAKASSAR Hasriani Azis Pada tahun 2012 diperoleh data di Rumah Sakit TK II Pelamonia,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Oleh : CAHYO

Lebih terperinci

PREVALENSI PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PREVALENSI PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PREVALENSI PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DENGAN INFUS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Ika Nur Jannah 1), Suhartono 2), Mateus Sakundarno Adi 3) 1 Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai : Desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, tempat dan waktu penelitian, etika penelitian, tehnik pengumpulan data,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN Sri Hananto Ponco Nugroho Prodi S1 Keperawatan STIKES.......ABSTRAK.....

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014

SKRIPSI HUBUNGAN TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014 SKRIPSI HUBUNGAN TEKNIK PEMASANGAN DAN PERAWATAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014 Oleh NELVISTER TAFONAO 10 02 140 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013 PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GIVING MEDICINE THROUGH INTRAVENOUS TOWARDS INCIDENT OF PHLEBITIS

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN Sri Hananto Ponco Nugroho.......ABSTRAK..... Banyak faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat

BAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi keperawatan memiliki dasar pendidikan yang spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan profesi keperawatan di Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS Studi dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah SoE, Kabupaten Timor Tengah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev., cet. 14. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ariyanto, Debi. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Phlebitis

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA Jurnal Endurance (3) October 07 (80-84) HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA Susi Widiawati Ona Apriana Diah Merdekawati 3 Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

ERIYANTO NIM I

ERIYANTO NIM I NASKAH PUBLIKASI PENGARUH IMPLEMENTASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI UNIT RAWAT INAP RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK ERIYANTO NIM I31111027

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kohort deskriptif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mengetahui kejadian phlebitis pada

Lebih terperinci

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P JURNAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DASAR (HANDSCOON DAN MASKER) DI RUMAH SAKIT GRHA HUSADA GRESIK Oleh EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dirumah sakit merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dirumah sakit merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dirumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang di berikan kepada pasien melibatkan tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus tempat perawatan bagi orang sakit. Menurut Hanskins et al (2004)

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus tempat perawatan bagi orang sakit. Menurut Hanskins et al (2004) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan dan sekaligus tempat perawatan bagi orang sakit. Menurut Hanskins et al (2004) mengatakan bahwa sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang. Seperti halnya di Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLEBITIS DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLEBITIS DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PLEBITIS DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Titin Nurhasanah*), Faridah Aini**), Abdul Wakhid***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo

Lebih terperinci

HUBUNGAN JARAK PEMASANGAN TERAPI INTRAVENA DARI PERSENDIAN TERHADAP WAKTU TERJADINYA FLEBITIS*

HUBUNGAN JARAK PEMASANGAN TERAPI INTRAVENA DARI PERSENDIAN TERHADAP WAKTU TERJADINYA FLEBITIS* PENELITIAN 1 HUBUNGAN JARAK PEMASANGAN TERAPI INTRAVENA DARI PERSENDIAN TERHADAP WAKTU TERJADINYA FLEBITIS* Dewi Gayatri, Hanny Handiyani** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan

Lebih terperinci

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS) KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS) (Quality of Nursing Documentation and Nurse s Objective Workload Based on Time and Motion Study

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LOKASI PENUSUKAN INFUS DAN TINGKAT USIA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA LOKASI PENUSUKAN INFUS DAN TINGKAT USIA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RSUD TUGUREJO SEMARANG HUBUNGAN ANTARA LOKASI PENUSUKAN INFUS DAN TINGKAT USIA DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP DEWASA RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Nurjanah**) Sri Puguh Kristiyawati**), Achmad Solechan**) *) Alumni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemasangan infus atau terapi intravena adalah suatu tindakan pemberian cairan melalui intravena yang bertujuan untuk menyediakan air, elektrolit, dan nutrien untuk

Lebih terperinci

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang Andra Novitasari 1, Muhammad Hidayat 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG ABSTRAK Maria Roberty Tressy Da Helen Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi, yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : tingkat pendidikan, masa kerja perawat, tindakan pemasangan infus sesuai standart operating procedure

ABSTRAK. Kata kunci : tingkat pendidikan, masa kerja perawat, tindakan pemasangan infus sesuai standart operating procedure HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA PERAWAT DENGAN TINDAKAN PEMASANGAN INFUS SESUAI STANDART OPERATING PROCEDURE DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG 7 ABSTRAK Pemberian terapi intravena saat ini

Lebih terperinci

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH Rahmat Ali Putra Hrp*Asrizal** *Mahasiswa **Dosen Departemen Keperawatan Medikal bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN UKURAN DAN LETAK PEMASANGAN INTRAVENA CATHETER TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD UNGARAN

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN UKURAN DAN LETAK PEMASANGAN INTRAVENA CATHETER TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD UNGARAN HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN UKURAN DAN LETAK PEMASANGAN INTRAVENA CATHETER TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD UNGARAN *Rizka Oktyaningrum **Priyanto, S.Kep, Umi Aniroh *Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

TEHNIK ASEPTIK PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA ANAK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN ACEH

TEHNIK ASEPTIK PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA ANAK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN ACEH TEHNIK ASEPTIK PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA ANAK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN ACEH TECHNICAL INFUSION SETUP ASEPTIC PHLEBITIS EVENTS IN CHILDREN RSUD ZAINOEL ABIDIN ACEH Eli Yana ; Nurlela

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, infeksi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu tempat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk masyarakat yang sedang sakit. Tujuan utama rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemberian terapi obat melalui jalur intravena perifer (peripheral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemberian terapi obat melalui jalur intravena perifer (peripheral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian terapi obat melalui jalur intravena perifer (peripheral intravenous) merupakan tindakan yang banyak dilakukan pada pasien rumah sakit. Data penggunaan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapat terapi melalui IV (Hindley,2004). Pemasangan terapi. intravena merupakan tindakan memasukan jarum (abocath)

BAB I PENDAHULUAN. mendapat terapi melalui IV (Hindley,2004). Pemasangan terapi. intravena merupakan tindakan memasukan jarum (abocath) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasangan infus atau pemberian terapi cairan intravena (IV) merupakan merupakan salah satu hal yang paling sering di jumpai pada pasien yang akan melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya pengendalian infeksi nosokomial

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik 1 Nita Ayu Toraya, 2 Miranti Kania Dewi, 3 Yuli Susanti

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan) 48 PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan) NURSES KNOWLEDGE WITH THE EFFORT OF PREVENTION OF NOSOCOMIAL INFECTION (Study at

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TATIK KURNIANINGSIH 201110201133 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI PUSKESMAS KRIAN SIDOARJO

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI PUSKESMAS KRIAN SIDOARJO HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI PUSKESMAS KRIAN SIDOARJO Heti Aprillin, S.Kep, Ns ABSTRACT Maintanining an is installed intravena infusion is a duty

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antibiotik Menurut definisinya, antibiotik adalah zat kimia yang mempunyai kemampuan dalam larutan encer untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERAWAT TERHADAP PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Reny Purilinawati 1, Eni Mahawati 2, Eko Hartini 2 1 Alumni

Lebih terperinci

Anggraeni Purnama S¹, Edy Wuryanto, S.Kep, M.Kep², Suyono, SKM, M.Kes³. Abstrak

Anggraeni Purnama S¹, Edy Wuryanto, S.Kep, M.Kep², Suyono, SKM, M.Kes³. Abstrak HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA PERAWAT DENGAN TINDAKAN PEMASANGAN INFUS SESUAI STANDART OPERATING PROCEDURE DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Anggraeni Purnama S¹, Edy Wuryanto, S.Kep, M.Kep²,

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Di ajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti) PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti) I. Pendahuluan Penggunaan peralatan intravaskular (IV) tidak dapat dihindari pada pelayanan rumah sakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : HANI HANIFAH 201110201020 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting pada saat sekarang ini, karena akan menambah masa perawatan pasien di rumah sakit sekaligus akan memperberat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari atau satu bulan,dimana pada masa ini terjadi proses pematangan organ, penyesuaian

Lebih terperinci

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU TERPASANG KATETER URETRA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DI BANGSAL RAWAT INAP DEWASA KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT Background: Urinary catheterization

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA

KOSALA JIK. Vol. 1 No. 2 September 2013 HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA HUBUNGAN KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA MAHASISWA AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA Oleh : Tunjung Sri Yuliati 1 Dinar Ariasti 2 Dewi Novita Sari 3 Abstract Background. Being overweight

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.2, November 2006 Persahabatan Jakarta. Terdapat pada : http://www.lib.ui.ac.id/go. php?id=jkptuipp-gdl-s2-2004- santamanur-29k-2085. Nawawi, H. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta. Andi Offset. Notoatmodjo,

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Martyarini BS 1), Pramesti Dewi 2), Irwanto 3) 1 Program Studi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA DURASI PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL NON HUMIDIFIER DENGAN INSIDEN IRITASI MUKOSA HIDUNG PADA PASIEN DI ICU

TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA DURASI PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL NON HUMIDIFIER DENGAN INSIDEN IRITASI MUKOSA HIDUNG PADA PASIEN DI ICU 154 TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA DURASI PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL NON HUMIDIFIER DENGAN INSIDEN IRITASI MUKOSA HIDUNG PADA PASIEN DI ICU Nuryanti Sindif 1, Muhamat Nofiyanto 1, R Anggono Joko

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI IRNA BEDAH RSUD SELASIH KABUPATEN PELALAWAN. Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.

HUBUNGAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI IRNA BEDAH RSUD SELASIH KABUPATEN PELALAWAN. Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M. HUBUNGAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI IRNA BEDAH RSUD SELASIH KABUPATEN PELALAWAN Neneng Fitria Ningsih S.Kep.M.Biomed Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Maria F. Delong, 2013, Pembimbing I : DR. J. Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEHNIK INSERSI DAN LOKASI PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD AMBARAWA

HUBUNGAN ANTARA TEHNIK INSERSI DAN LOKASI PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD AMBARAWA HUBUNGAN ANTARA TEHNIK INSERSI DAN LOKASI PEMASANGAN KATETER INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS DI RSUD AMBARAWA Ninik Lindayanti* Priyanto** *Perawat RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang **Dosen STIKES Ngudi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 Teguh Imam Santoso 2013-35-004 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LIMFOMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan sosial kemanusiaan. Secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan sosial kemanusiaan. Secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan sosial kemanusiaan. Secara aktual pelayanan rumah sakit telah berkembang menjadi suatu industri yang berbasis pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme

Lebih terperinci