BAB I PENDAHULUAN. adalah alat medis yang akan digunakan dalam membantu perawat dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. adalah alat medis yang akan digunakan dalam membantu perawat dan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat diagnostik pengukur detak jantung dan pengukur suhu tubuh adalah alat medis yang akan digunakan dalam membantu perawat dan sangat berguna untuk mengetahui keadaan kondisi pasien. Prinsip kerja alat diagnostik ini adalah dengan menghitung jumlah denyut jantung dalam satuan menit. Kemudian dari hasil hitungan denyutan jantung tersebut akan bisa ditentukan apakah kondisi pasien dalam keadaan normal atau tidak. Biasanya orang yang mengalami kelainan penyakit jantung aritmia, denyutannya akan menyimpang dari rentang nilai antara BPM. Alat diagnostik ini juga ditambah parameter pengukur suhu badan berfungsi untuk melakukan diagnostik suhu badan pasien. Parameter ini diletakkan atau ditempatkan pada area bagian tubuh seperti ketiak, leher, atau bagian tubuh tertentu. Karena jika diletakkan pada bagian tubuh yang memiliki tingkat panas tinggi, maka suhu yang terbaca akan semakin valid dan akurat mendekati pengukuran yang presisi Physics of the human body (Herman 2007). Sebelumnya sudah dibuat alat monitoring BPM secara portable karya dari Fahmi Farisandi dengan judul PATIENT DIAGNOSTIC PORTABLE. dari jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes 1

2 2 Surabaya. Karena tugas akhir sebelumnya menggunakan sensor finger tip dengan sistem reflektan maka pada pembuatan modul ini penulis akan menggunakan sensor finger tip sistem depan-belakang. Kemudian keluaran dari outputnya berupa LCD display 2x16 untuk pengukuran parameter BPM dan pengukuran suhu badan. Alat diagnosa sederhana ini juga akan ditambahkan peringatan alarm berupa indikator LED sebagai indikasi tidak normal (abnormal) dan normal. Pada kesimpulannya untuk judul tugas akhir penulis adalah ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA Perumusan Masalah Bagaimanakah cara alat ini mampu mendiagnosa pasien untuk medeteksi kesehatan detak jantung dan suhu badan dari seorang pasien? 1.3. Pembatasan Masalah 1. Diagnosa BPM menggunakan heart rate sensor yang dipasang pada jari telunjuk tangan pasien. 2. Pengukuran hanya untuk orang dewasa. 3. Menggunakan sensor suhu menggunakan LM35 dengan rentang suhu 32 C sampai 40 C. 4. Letak sensor suhu diletakkan pada bagian ketiak. 5. Pengambilan data BPM selama 60 detik dan suhu badan 2 menit sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

3 3 6. Pasien harus dalam keadaan tenang dan tidak melakukan aktifitas yang berlebihan selama menggunakan alat ini. 7. Pengukuran BPM dan suhu badan dilakukan secara bersamaaan namun dalam alur program perhitungan BPM dilakukan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh perhitungan suhu badan Tujuan Penelitian Tujuan umum Dapat membuat alat diagnosa pasien sederhana dengan parameter BPM dan pengukur suhu badan yang dapat memantau denyutan jantung dan suhu badan dari pasien menggunakan mikrokontroller IC ATMega Tujuan khusus Dari permasalahan diatas maka dapat persempit tujuan khusus dari pembuatan alat tersebut; 1. Membuat rangkaian BPM dengan heart rate sensor. 2. Membuat rangkaian pengukur suhu badan dengan sensor LM Membuat minimum sistem dengan IC ATMega Membuat pogram untuk menentukan kondisi jantung melalui perhitungan BPM dan pengukur suhu badan. 5. Membuat rangkaian output berupa LCD display dan alarm peringatan berupa LED. 6. Membuat rangkaian power supply DC regulator.

4 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Untuk mengetahui manfaat umum tentang alat diagnosa pasien sederhana pada bidang kesehatan dengan parameter BPM dan pengukur suhu badan Manfaat praktis Modul ini akan membantu peran user terutama perawat, dokter dan pasien dalam mendiagnosa kondisi kesehatan detak jantung dan pengukur suhu badan secara portable, kemudian mampu mendeteksi kelainan dini pada penyakit jantung saat perawatan pasien sehingga user dapat bekerja dengan efiesien, cepat, dan akurat. Kemudian alat ini terdapat alarm peringatan dini berupa indikator peringatan LED sehingga membantu kerja dari perawat.

5 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Pada penelitian sebelumnya sudah dibuat alat monitoring BPM secara portable karya dari Fahmi Farisandi dengan judul PATIENT DIAGNOSTIC PORTABLE, dari jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya. Pada penelitian tugas akhir sebelumnya menggunakan sensor finger tip dengan sistem reflektan yang kurang akurat maka pada pembuatan modul ini penulis akan menggunakan sensor finger tip sistem depanbelakang. Kemudian keluaran dari outputnya berupa LCD display 2x16 yang lebih banyak menampilkan efek visual yang detail daripada alat sebelumnya menggunakan tampilan seven segmen (Farisandi 2014). Modul yang penulis buat ini juga menggunakan catu daya portable sehingga bisa diisi ulang menggunakan charger kemudian tegangan yang diberikan akan lebih stabil. Sensor yang digunakan juga sesuai standar alat BPM dipasaran sehingga respon sinyal lebih efektif, akurat dan sensitif. Alat diagnosa sederhana ini juga akan ditambahkan peringatan alarm berupa indikator LED warna merah sebagai indikasi tidak normal (abnormal) dan LED warna hijau untuk indikasi normal. 5

6 Jantung Fungsi jantung Jantung (dalam bahasa Yunani disebut cardia) adalah sebuah rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah. Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah kemudian menjadi 2 buah pompa. Kedua pompa ini tidak pernah menyatu sama lain. Dan belahan ini terdiri dari 2 buah rongga dan kedua rongga tersebut selalu dipisahkan oleh dinding jantung. Maka jantung memiliki 4 buah rongga yaitu 2 rongga serambi kanan dan serambi kiri kemudian 2 rongga bilik kanan dan bilik kiri. Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah yang dinamakan diastole. Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung yang dinamakan sistole. Perubahan keadaan antara relaksasi dan kontraksi inilah yang dimanfaatkan untuk perhitungan jumlah BPM. Sinyal interval jantung normal dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini:

7 7 Gambar 2.1. Sinyal interval jantung normal (Sumber : en.wikipedia.org) Interval antara R-R menandakan periode dari detak jantung yang dapat dikonversi menjadi heart rate Parameter heart rate Untuk parameter heart rate, ada beberapa batasan yang diukur berdasarkan usia. Untuk lebih jelasnya penulis cantumkan referensi dari sumber lain, sebagai berikut: Tabel 2.1. Batasan BPM setiap usia Usia Batasan heart rate BPM BPM BPM Dewasa BPM (Sumber: Pulse diagnostic a clinical guide, 2007) Sehingga pada tugas akhir ini, penulis akan membahas batasan normal heart rate untuk orang dewasa adalah BPM. Apabila heart rate kurang dari 60 BPM orang tersebut mengalami pernafasan bradycardia. Bradycardia adalah suatu kondisi dimana pernafasan

8 8 denyut jantung <60 BPM meskipun jarang gejala sampai dibawah 50 BPM ketika manusia beristirahat total. Atlet terlatih cenderung memiliki lambat detak jantung istirahat, dan beristirahatnya bradycardia pada atlet tidak boleh dianggap normal jika individu telah tidak ada gejala yang terkait denganya. Terkadang angka ini dapat bervariasi sebagai anak-anak dan orang dewasa kecil cenderung memiliki detak jantung yang lebih cepat daripada rata-rata orang dewasa. Tachycardia adalah laju jantung istirahat lebih dari 100 denyut per menit. Angka ini dapat bervariasi sebagai organ-organ yang lebih kecil dan biasanya jantung pada anak-anak lebih cepat daripada orang rata-rata dewasa Suhu Badan Perubahan suhu tubuh diluar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus sebagai kelenjar pengatur suhu tubuh. Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas yang berlebihan, produksi panas minimal, pengeluaran panas minimal atau setiap gabungan dari perubahan tersebut. Sifat perubahan ini akan mempengaruhi masalah klinis yang dialamin pasien. Perubahan suhu tubuh dapat juga berpengaruh pada jumlah denyut jantung seseorang Harrison s Manual of Medicine (Kasper 1988). Suhu tubuh normal menusia berkisar antara 36 C-37.5 C. Suhu tubuh normal seseorang sesungguhnya bervariasi tergantung pada waktu pengukuran pagi,

9 9 siang, atau malam. Tempat pengukuran dalam rongga mulut, diketiak, atau dalam dubur. Faktor usia serta tingkat metabolisme sebelum atau sesudah makan, sebelum atau setelah melakukan aktifitas fisik. Suhu normal tubuh normal yang terukur pada pagi hari berkisar 37.2 C dan 37.7 C Harrison s Manual of Medicine (Kasper 1988). Pengukuran suhu tubuh dilakukan pada bagian yang dekat dengan organ dalam tubuh. Karena semakin dekat dengan inti tubuh, maka suhu yang terbaca akan semakin valid Physics of Human Body (Herman 2007). Sehingga pengukuran suhu dengan thermometer lewat rongga mulut atau dubur akan lebih tepat daripada lewat ketiak (Depkes 2007). Akan tetapi, karena dalam batasan masalah penulis menggunakan sensor LM35 untuk sensor suhunya, maka pengukuran suhu tubuh tetap dilakukan diketiak, yang dianggap sebagai bagian terdekat dengan inti tubuh. Suhu tubuh dapat diukur di tempat-tempat berikut dengan waktu minimal : 1. Ketiak/axilae : thermometer didiamkan selama menit. 2. Anus/dubur/rectal : thermometer didiamkan selama 3-5 menit. 3. Mulut/Oral : thermometer didiamkan selama 2-3 menit Komponen Pembuatan Alat IC ATMega 16 ATMega 16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATMega 16 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain itu, ADC ATMega 16

10 10 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri. ATMega 16 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timer/counter 8 bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga modul timer/counter ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Gambar 2.2. Minimum sistem ATMega 16

11 11 Selain itu, semua timer/counter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-masing timer/counter ini memiliki register tertentu yang digunakan untuk mengatur mode dan cara kerjanya (Iswanto 2014). Konfigurasi pin ATMega 16 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual Inline Package) fungsi dari masing-masing pin ATMega 16 sebagai berikut: 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya. 2. GND merukan pin Ground. 3. Port A (PORTA 0 PORTA 7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan ADC. 4. Port B (PORTB 0 PORTB 7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.2. Fungsi khusus port B Port B PB7 PB6 PB5 PB4 PB3 PB2 PB1 PB0 Fungsi Khusus SCK (SPI Bus Serial Clock) MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output) MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input) SS (SPI Slave Select Input) AIN1 (Analog Comparator Negative Input), OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output) AIN0 (Analog Comparator Positive Input) INT2 (External Interrupt 2 Input) T1 (Timer/ Counter1 External Counter Input) T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input) XCK (USART External Clock Input/Output)

12 12 5. Port C (PORT C 0 PORTC 7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3. Fungsi khusus port C Port C PC7 PC6 PC5 PC4 PC3 PC2 PC1 PC0 Fungsi khusus TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2) TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1) Input/Output Input/Output Input/Output Input/Output SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line) SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line) 6. Port D (PORTD 0 PORTD 7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.4. Fungsi khusus port D Port D PD7 PD6 PD5 PD4 PD3 PD2 PD1 PD0 Fungsi khusus OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output) ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin) OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output) OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output) INT1 (External Interrupt 1 Input) INT0 (External Interrupt 0 Input) TXD (USART Output Pin) RXD (USART Input Pin) 7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal. 8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

13 13 9. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC Sensor suhu LM35 Sensor suhu IC LM35 merupkan chip IC produksi National Semiconductor yang berfungsi untuk mengetahui temperature suatu objek atau ruangan dalam bentuk besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang diterima dalam perubahan besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 dapat mengubah perubahan temperature menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor suhu IC LM35 membutuhkan sumber tegangan DC +5 volt dan konsumsi arus DC sebesar 60 µa dalam beroperasi. Gambar 2.3. Sensor suhu LM35 Bentuk fisik sensor suhu IC LM35 merupakan chip IC dengan kemasan yang bervariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu IC LM35 adalah kemasan TO-92 seperti terlihat pada gambar diatas. Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply

14 14 tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk ground (Hadiyoso 2015). Karakteristik sensor suhu IC LM35 adalah : 1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mvolt/ºc, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. 2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25ºC. 3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55ºC sampai +150ºC. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µa. 4. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam. 5. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 watt untuk beban 1 ma. 6. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC. Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan setting tambahan karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter

15 15 yang linier dengan perubahan 10mV/ C. Sensor suhu LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0.5ºC (Hadiyoso 2015). Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut : Vout LM35 = Temperature Cº x 10 mv (2-1) Kelebihan dari sensor suhu IC LM35 antara lain : 1. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC. 2. Low self-heating, sebesar 0.08 ºC. 3. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30V. 4. Rangkaian menjadi sederhana. 5. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal Finger sensor Infrared LED memancarkan cahaya melewati jari dan ditangkap oleh photodioda. Ilustrasi penempatan pada jari terlihat pada seperti gambar berikut: Gambar 2.4. Heart rate sensor

16 16 Gambar 2.5. Letak jari pada heart rate sensor Kontraksi pada jantung saat memompa darah menimbulkan denyutan yang dapat dirasakan pada pembuluh nadi dibeberapa tempat, termasuk jari. Karena melewati darah yang berdenyut, cahaya yang ditangkap oleh photodioda/lsd akan membentuk sinyal. Intensitas cahaya yang dapat ditangkap oleh LSD tergantung dari volume darah pada jari. Jadi ketika jantung berkontraksi, akan merubah intensitas cahaya yang ditangkap oleh LSD. Pada saat jantung berkontraksi, volume darah akan bertambah sehingga darah menjadi lebih pekat. Hal ini akan memengaruhi resistansi LSD. Resistansi LSD akan bertambah besar, sehingga tegangan yang dilewatkan ke Vout semakin besar, begitupun sebaliknya (Mahruz 2008).

17 17 Alur kerja sensor : 1. Saat terdapat denyut Volume darah naik maka intensitas cahaya yang diterima LSD turun kemudian jika nilai hambatan LSD naik maka output tegangan sensor akan naik. 2. Saat tidak terdapat denyut Volume darah turun maka intensitas cahaya yang diterima LSD naik kemudian jika nilai hambatan LSD turun maka output tegangan sensor turun Non-inverting amplifier Rangkaian ini berfungsi menguatkan tegangan yang didapat dari pantulan cahaya infra red yang ditangkap oleh LSD. Untuk mendapatkan gain atau besar penguatannya dapat ditentukan dari besar R1 dan R2 (Clayton 2005). Rumus penguatan non-inverting amplifier : (2-2)

18 18 Gambar 2.6. Rangkaian non-inverting Rumus frekuensi filter : fc filter = (2-3) Keterangan : R = Resistansi C = Kapasitor Komparator Komparator merupakan rangkaian yang digunakan untuk mengindera atau mendeteksi kondisi dimana sebuah sinyal yang berubah terhadap waktu telah mencapai nilai tegangan ambangnya (threshold). Komparator ini dapat digunakan untuk mengindera dan mendeteksi kondisi dari sebuah sinyal elektrik ketika mencapai atau melampaui level tegangan tertentu yang telah didefinisikan sebelumnya.

19 19 Rangkaian komparator memiliki sebuah penguat diferensial pada sisi masukannya. Adapun keluarannya merupakan sebuah tingkat penggerak untuk mencapai keadaan yang dapat beralih nilainya. Sebuah rangkaian komparator yang paling sederhana memiliki tegangan sinyal yang dikenakan langsung pada salah satu dari terminal masukanya, sementara diterminal masukan lainnya dikenakan tegangan referensi. Gambar 2.7. Komparator Rangkaian monostable Rangkaian monostable ini berfungsi agar logika yang masuk ke mikrokontroller menjadi nilai output 5V dan 1V. Ketika monostable mendapatkan input trigger, maka akan menghasilkan tegangan 5V atau high, ketika tidak mendapatkan tegangan trigger maka akan menghasilkan tegangan output 1V atau low. Untuk menghitung lama frekuensi pada rangkaian monostable (Bishop 2002).

20 20 Rumus frekuensi monostable : f = (2-4) keterangan : R = resistansi C = kapasitor Gambar 2.8. Rangkaian monostable LCD (liquid crystal display) LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan sebuah tulisan berupa huruf atau angka. Penulis menggunakan LCD 2x16 sebagai output untuk display tugas akhir. Penulis menggunakan LCD M1632 yang mana difungsikan untuk menampilkan hasil data pengukuran suhu tubuh sehingga dapat diketahui dalam keadaan normal atau tidak normal.

21 21 LCD ini memerlukan daya yang sangat kecil, yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah ada didalamnya. Semua fungsi display dapat di kontrol dengan memberikan intruksi dan dapat dipisahkan oleh MPU. Ini akan membuat LCD berguna untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokontroller dan display unit measuringg gages (Sumardi 2013 dan Bejo 2008). Gambar 2.9. LCD Cara kerja mengaktifkan LCD : Langkah 1 : Inisialisasi LCD. Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat Tabel).

22 22 Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil di layar LCD. Beberapa keterangan dari fungsi pin pada LCD karakter 2x16 antara lain sebagai berikut : Tabel 2.5. Keterangan LCD No Symbol Level Keterangan 1 Vss - Dihubungkan ke ground 2 Vcc - Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi ±10%. 3 Vcc - Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD. 4 Rs H/L Bernilai logika 0 untuk input intruksi dan bernilai 1 untuk input data. 5 R/W H/L Bernilai logika 0 untuk proses write dan bernilai 1 untuk proses read. 6 E H Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada failing edge dari logika 1 ke logika 0. 7 DB0 H/L Pin data 0 8 DB1 H/L Pin data 1 9 DB2 H/L Pin data 2 10 DB3 H/L Pin data 3 11 DB4 H/L Pin data 4 12 DB5 H/L Pin data 5 13 DB6 H/L Pin data 6 14 DB7 H/L Pin data 7 15 V+BL - Backlight pada LCD ini dihubungkan dengan tegangan sebesar 4-4,2 V dengan arus ma. 16 V-BL - Back light pada LCD ini dihubungkan pada ground.

23 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram blok heart rate dan suhu badan Rencana teknis pertama untuk metode penilitian ini adalah membuat diagram blok. Fungsi dari diagram blok sebagai acuan dalam pembuatan alur sistem kerja hardware. Penentuan diagram blok yang tepat akan menentukan hasil ide yang diinginkan dalam membuat proyek tugas akhir yang dicapai. Berikut adalah diagram blok yang penulis buat. Gambar 3.1. Blok diagram BPM dan suhu 23

24 Cara kerja BPM Cahaya yang dipancarkan oleh infra merah oleh heart rate sensor ditangkap oleh photodioda/lsd setelah melewati jari tangan. Karena adanya pengaruh aliran darah maka akan menimbulkan sinyal. Sinyal yang timbul akan dikuatkan oleh sebuah amplifier agar dapat dibaca. Setelah itu sinyal akan diolah oleh blok rangkaian rangkaian filter untuk menghilangkan noise sinyal-sinyal yang mengintervensi. Kemudian sinyal akan diteruskan ke komparator untuk mendapatkan nilai output berupa tegangan yang diinginkan dengan melakukan perbandingan tegangan. Setelah itu tegangan itu akan diolah oleh rangkaian monostable. Monostable berfungsi untuk mentrigger sinyal yang didapat dan meredam jika tidak ada sinyal yang masuk. Kemudian output dari rangkaian monostable akan dicacah dala mikrokontroller untuk diolah datanya kembali. Selain sinyal finger tip, sinyal analog dari sensor LM35 juga diolah. Untuk menyestabilkan tegangan maka diberi rangkaian buffer, setelah itu data diolah oleh mikrokontroller. Kedua sinyal tersebut akan ditampilkan oleh LCD dan diidentifikasi oleh pogram yang sudah dibuat untuk menentukan normal atau tidak normal dari sinyal yang didapat dengan menampilkan LED merah dan LED hijau.

25 Diagram alir Gambar 3.2 Flow chart program utama

26 26 Gambar 3.3. Flow chart subrutin tampilan BPM Gambar 3.4. Flow chart subrutin tampilan suhu

27 27 Proses kerja alur flow chart BPM dan suhu: Ketika sensor telah dipasang di dengan baik sesuai dengan prosedur kemudian tekan tombol start maka sensor finger tip akan menghitung jumlah denyut jantung selama 60 detik. Jika belum tercapai maka akan mengulang sampai waktu terpenuhi. Jika sudah tercapai 60 detik maka akan dihitung kembali oleh mikro, jika denyut <60 maka kondisi jantung berasa pada posisi abnormal, jika no maka diolah dengan aturan >=60 dan <=100 jika yes maka kondisi jantung dalam keadaan normal kemudian jika no dengan nilai rentang >100 lalu yes maka kondisi jantung dalam keadaan abnormal dan kemudian akan ditampilkan di LCD. LED merah akan hidup jika kondisi detak jantung kondisi abnormal sedangkan LED hijau akan hidup jika kondisi normal. Kemudian sensor suhu akan mengukur suhu ketika proses perhitungan BPM sedang berlangsung sampai batas waktu yang tidak ditentukan, dan suhu tersebut dihitung hasilnya sesuai dengan ketentuan berikut jika <36 C maka kondisi suhu dalam keadaan abnormal, jika no masuk ke perhitungan selanjutnya dengan aturan >=36,4 C dan <=37,5 C jika yes maka kondisi suhu badan dalam keadaan normal kemudian jika no,masuk ke tahap selanjutnya dengan aturan >37,5 C jika yes maka kondisi suhu badan dalam keadaan abnormal dan kemudian hasil yang sudah ditentukan tersebut akan ditampilkan di LCD. LED merah akan hidup jika kondisi suhu dalam

28 28 keadaan abnormal dan LED hijau akan hidup jika kondisi dalam keadaan normal Ilustrasi perencanaan alat Gambar 3.5. Tampak depan (18 cm x 16,5 cm) Gambar 3.6. Tampak belakang (16,5 cm x 7,5 cm)

29 Alat dan bahan Dalam pembuatan sebuah alat elektronika medik tentunya harus dipersiapkan segala hal untuk keberhasilan pembuatan alat tersebut. Salah satu faktor penting adalah persiapan bahan. Bahan yang dipersiapkan tersebut harus ada dan mudah dicari, jika dibutuhkan. Tidak hanya tersedianya bahan namun juga sesuai datasheet dan fungsi bahan yang akan digunakan. Ketepatan dalam memilih bahan menjadi faktor tersendiri didalam keberhasilan membuat alat. Berikut alat-alat yang dipakai dalam pembuatan modul ini. Tabel 3.1. Bahan-bahan alat Nama komponen Switch DP 4 Resistor 1k / 1 / 2 Watt Capacitor 10 µf / 10V Capacitor 22 nf Frekuensi osilator 12 MHz Resistor variabel 5k Resistor 220 Ω / 1 / 2 Watt Batu Baterai DC 5V LED Push button DB 9 Resistor 150 Ω 1 / 2 Watt Resistor 39K 1 / 2 Watt Capacitor 1µF / 16V Resistor 68K 1 / 2 Watt Resistor 6K8 1 / 2 Watt Resistor 680K 1 / 2 Watt Capacitor 100 nf /16V LM358 LM393 LM35 Capacitor 10 nf / 10V Resistor 3K3 1 / 2 Watt Transistor BC107 NE555 Jumlah 1 Buah 3 Buah 3 Buah 2 Buah 1 Buah 3 Buah 6 Buah 1 Buah 6 Buah 3 Buah 1 Buah 3 Buah 1 Buah 2 Buah 2 Buah 2 Buah 2 Buah 2 Buah 3 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Buah 1 Buah 1 Buah

30 30 Nama komponen Jumlah Capacitor 100µF / 16V 1 Buah LCD 1 Buah ATMega Buah Kabel 5 M 1 Buah Konektor 3 pin 1 Buah Konektor USB daya 1 Buah Sensor heart rate 1 Buah Jumper - Pin male dan female - Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini, dapat penulis sebutkan sebagai berikut : 1. Solder 2. Soldering pump 3. Timah 4. Bread board 5. PCB 6. Tool set 7. Multimeter 8. Ferri clorit 9. Osiloskop 10. Jumper/kabel 11. Amplas 3.2 Urutan Kegiatan Dalam melakukan pembuatan alat modul tugas akhir ini penulis membuat rancangan jadwal pelaksanaan kegiatan, agar penulis mampu memaksimalkan waktu supaya lebih efisien dan efektif. Meliputi kegiatan yang tertulis dibawah ini:

31 31 1. Mempelajari teori-teori dan literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas melalui studi perpustakaan. 2. Menentukan topik untuk judul modul. 3. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul tersebut. 4. Merencanakan biaya operasional pembuatan modul. 5. Membuat diagram blok sistem, diagram mekanis, dan diagram alir secermat mungkin. 6. Menyusun proposal. 7. Menyiapkan bahan-bahan komponen dan peralatan untuk pembuatan modul. 8. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan modul. 9. Merancang rangkaian-rangkain kecil atau rangkaian per blok. 1) Rangkaian BPM. 2) Rangkaian suhu. 3) Rangkaian supply. 4) Rangkaian LCD, LED dan push button. 5) Rangkaian minimum sistem ATMega 16. 6) Membuat program. 10. Melakukan percobaan dan pengukuran pada modul. 11. Menyatukan modul-modul membentuk sistem modul. 12. Menguji kembali sistem modul dan mengukur besaran-besaran fisis yang diperlukan. 13. Menghitung parameter-parameter kinerja sistem.

32 Menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan sistem. 15. Menyusun laporan karya tulis ilmiah Rancangan/Desain Penelitian Jenis penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap lain dalam kondisi yang terkendalikan. Bentuk desain penelitian ini adalah Pre-eksperimental, after only design Variabel Penelitian Variabel bebas Sebagai variabel bebas meliputi jari tangan dan bagian tubuh terutama ketiak untuk pengukuran suhu badan Variabel terikat Sebagai variabel terikat adalah heart rate sensor dan LM Variabel terkendali Sebagai variabel terkendali adalah Mikrokontroller ATMega 16, LCD.

33 Definisi Operasional Untuk menentukan besaran-besaran dalam pengukuran maka penulis menyertakan definisi operasional. Tabel 3.2. Definisi operasional Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Suhu Besaran fisis Thermometer Tubuh (panas) yang keluar badan Sensor suhu tubuh Denyut jantung Sensor detak jantung Mikro Kontroler dari tubuh Detektor suhu/temperature Perubahan fisis akibat pergerakan jantung tiap waktu. Detektor untuk mengukur denyut jantung melalui jari Komponen pengendali sistem yang harus diprogam Avometer Oximetry BPM Osiloskop 0-100mV (1mV mewakili suhu 1 C) 0 BPM sampai Skala ukur Rasio ( C) Rasio (mv) BPM 250 BPM mv Rasio (mv)

34 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Dalam pembahasan spesifikasi alat ini penulis memberikan keterangan kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik. Berikut ini penulis cantumkan spesifikasi alat beserta gambar modul yang sudah dibuat. Fungsi Alat Tegangan Catu Daya Arus : Monitoring BPM dan Suhu : 5 Volt DC : 1 Ampere Tegangan Sumber Charger : 110/220 Volt AC Gambar 4.1. Modul monitoring BPM dan suhu 34

35 Pengujian dan Pengukuran Modul Setelah membuat modul, maka langkah berikutnya melakukan pengujian dan pengukuran. Untuk itu penulis, melakukan pendataan melalui beberapa tahap proses pengukuran dan pengujian. Tujuan pengukuran dan pengujian adalah untuk mengetahui ketepatan dari pembuatan modul dan memastikan masing-masing bagian (komponen) dari seluruh rangkaian alat telah berfungsi sesuai apa yang telah direncanakan. Langkah-langkah pengukuran dan pengujian modul ini dapat diuraikan dalam beberapa tahap, sebagai berikut: 1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, terutama alat ukur dan alat pembanding. 2. Menyiapkan tabel untuk mencatat hasil pengukuran. 3. Menguji alat dengan mengadakan pengukuran terhadap test point masingmasing bagian sesuai pengukuran yang telah kami tentukan. 4. Menguji alat dengan mengadakan pengukuran BPM dan suhu pada SPO2 dan Thermometer sebagai pembanding modul. 5. Mencatat hasil pengukuran dan perhitungan dalam tabel yang telah disediakan. 6. Melakukan penghitungan terhadap hasil pengukuran untuk mengetahui tingkat error, simpangan, rata-rata dan standar deviasi.

36 Teknik Analisis Data Rangkaian BPM menghasilkan output berupa sinyal jantung pasien yang akan diukur. Dari sinyal tersebut nantinya akan dicari titik tertinggi sinyal dan akan dihitung jumlahnya dalam 60s untuk menentukan jumlah BPM pasien. Sedangkan untuk suhu, nilai pembacaan suhu dari output sensor akan diolah untuk menentukan suhu tubuh pasien. Dari pengukuran dilakukan beberapa kali percobaan kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai standart dan dicari nilai rata-rata, nilai standart deviasi (SD), ketidakpastian dan nilai error dengan rumus sebagai berikut : Rata-rata Rata-rata adalah bilangan yang di dapat dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam kumpulan tersebut. Rumus rata-rata : ( ) (4-1) Dimana, X = Rata-rata X1...Xn N = Nilai data = Banyak data Standar deviasi Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari

37 37 rata-ratanya. Jika standar deviasi semakin kecil maka data tersebut semakin presisi. Rumus standar deviasi : ( ) ( ) (4-2) Dimana, X = Rata- rata X1,...,Xn = Nilai data N = Banyak data Nilai ketidakpastian Ketidakpastian merupakan suatu parameter berupa dispersi nilainilai yang mungkin diambil sebagai nilai besaran ukur. Ketidakpastian merupakan ketidakpastian yang dievaluasi berdasarkan metode statistikyang dapat dirumuskan sebagai berikut : Rumus ketidakpastian : (4-3) Dimana, Sn = Standar deviasi n = Jumlah seluruh data Nilai Error Error (Rata-rata Simpangan) adalah selisih antara mean terhadap masing-masing data. Rumus error :

38 38 (4-4) Dimana, X = data yang diukur X = Rata-rata 4.4. Hasil Pengukuran dan Analisa Pengukuran BPM Dalam pengukuran BPM ini penulis akan membandingkan alat kalibrator yang sudah laik digunakan dengan alat modul yang dibuat oleh penulis sendiri. Berikut alat kalibrator beserta spesifikasi alat: Merek Type : Pulse Oximeter Mindray : MEC-1000 Tegangan : 5 Volt Gambar 4.2. Alat kalibrator BPM Data berikut ini merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 5 orang pasien, dengan masing-masing pasien 5

39 39 kali pengukuran. Dalam proses pengambilan data pasien dikondisikan tenang tidak melakukan aktifitas yang berlebihan. Tabel 4.1. Pengukuran BPM pasien 1 dan pasien 2 Pengukuran ke- Keterangan : Pasien 1 (BPM) Pasien 2 (BPM) Ref. F Ref. F Mean 74 76, SD 2 2,719 1,73 1,41 UA 0,9% 1,23 0,8% 0,63 % error 3,2% 3,1 % 0% 0% Ref. = Alat kalibrator atau alat pembanding yang sudah standar (laik pakai). F = Alat yang dibuat oleh penulis.

40 40 Tabel 4.2. Pengukuran BPM pasien 3, pasien 4 dan pasien 5 K Pengukuran ke Keterangan : Pasien 3 (BPM) Pasien 4 (BPM) Pasien 5 (BPM) Ref. F Ref. F Ref. F Mean 85,4 84,4 84, ,2 77,8 SD 2,88 1,48 1,67 1,73 2,66 2,28 Ua 1,01% 0,66 0,74 0,8% 1,2% 1,01% %Error 1,17 1,18% 2,8% 2,92% 1,76% 1,79% Ref. = Alat kalibrator atau alat pembanding yang sudah standar (laik pakai). F = Alat yang dibuat oleh penulis Pengukuran suhu Data berikut ini merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 3 orang pasien, dengan masing-masing pasien 3 kali pengukuran. Dalam proses pengambilan data, sensor diletakkan di ketiak.

41 41 Tabel 4.3. Pengukuran suhu badan 3 Pasien NO Pasien SUHU 1 ( C) SUHU 2 ( C) SUHU 3 ( C) SUHU 4 ( C) SUHU 5 ( C) Ref. F Ref. F Ref. F Ref. F Ref. F 1 Pasien Pasien Pasien Keterangan : Ref. = Alat kalibrator atau alat pembanding yang sudah standar (laik pakai). F = Alat yang dibuat oleh penulis. Tabel 4.4. Analisis data suhu badan 3 pasien Pengukuran ke- SUHU 1 ( C) SUHU 2 ( C) SUHU 3 ( C) Ref. F Ref. F Ref. F Mean 36 36, , SD 0 0,44 0 0, UA 0 0,2 0 0, %Error 0,5 0,6% 0,54 1,07% 0 0 Keterangan : Ref. = Alat kalibrator atau alat pembanding yang sudah standar (laik pakai). F = Alat yang dibuat oleh penulis.

42 Analisa Keseluruhan Data Pengukuran Dari hasil pengukuran BPM dan Suhu tubuh dapat ambil kesimpulan bahwa hasil yang dapat sangat bervariasi, tetapi penulis berpendapat bahwa hasil yang diperoleh tidak berbeda jauh dari hasil yang di dapat melalui alat yang sudah terkalibrasi (laik digunakan). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran, diantaranya: 1. Pasien tidak tenang dalam pengukuran. 2. Peletakan sensor yang tidak tepat. 3. Peletakan sensor suhu tidak sama pada kalibrator Rangkaian Sensor Heart Rate Melakukan pengukuran terhadap sensor heart rate di output photodioda dengan alat osiloskop. Berikut rangkaian sensor heart rate yang dipakai dalam pembuatan modul ini. Gambar 4.3 Rangkaian sensor heart rate

43 43 Hasil pengukuran output photodioda di alat osiloskop sebagai berikut: Gambar 4.4. Output sinyal photodioda Output photodioda masih sangat kecil dalam skala orde ukuran mv. Secara perhitungan matematis amplitudo dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Amplitudo = Tinggi gelombang x volt/div = 2,8 x 0,1 = 0,28 V atau 280 mv Rangkaian Pengkondisi Sinyal Dalam membuat project ini penulis memberikan sedikit gambaran bagian-bagian layout rangkaian. Rangkaian berikut ini merupakan rangkain penguat utama (pengkondisi sinyal).

44 44 Gambar 4.5. Rangkaian pengkondisi sinyal Kontraksi jantung pada saat memompa darah menimbulkan denyutan yang dapat dirasakan pada pembuluh nadi dibeberapa tempat, namun penelitian ini penulis menitikberatkan pada bagian jari telunjuk. Peristiwa inilah yang dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran denyut jantung menggunakan sistem depan-belakang. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh IEEE (Transactions on Biomedical Engineering) menyatakan bahwa peletakan sistem depan-belakang kurang efektif (EMBS 2016).

45 45 Menurut penelitian penulis pengukuran yang efektif dilakukan dengan sistem reflektan, karena dapat meningkatkan performa ketelitian sensor karena berhubungan dengan jarak dari source lamp dan detector yang berdekatan. Maka penulis menggunakan sistem depan-belakang, untuk mencari kebenaran. Namun setelah dilakukan penelitian didapat hasil yang baik dan efektif. Karena sistem depan belakang memanfaatkan sinar infra merah untuk menembus darah, sehingga langsung efektif tingkat penetrasi infra merah jika terjadi kondisi 2 hal; pertama kondisi dimana darah memiliki kandungan yang lebih banyak CO 2, kedua kondisi dimana darah memiliki kandungan O 2 yang lebih banyak daripada CO 2. Sinar tersebut akan ditangkap oleh photodioda. Intensitas cahaya yang ditangkap oleh photodioda tergantung dari volume darah sendiri. Jadi ketika jantung berkontraksi, akan merubah intensitas cahaya yang ditangkap oleh photodioda. Perubahan amplitudo yang kecil inilah yang dikonversi menjadi pulsa denyut nadi Penguatan pertama Output dari sensor akan difilter menggunakan low pass filter agar dapat melewatkan sinyal tubuh. Kemudian sinyal diteruskan ke rangkaian non-inverting amplifier.

46 46 Gambar 4.6. Rangkaian penguatan pertama Besar penguatan pertama dapat dihitung dengan rumus penguat non-inverting amplifier sesuai dengan persamaan rumus (2-2). Rumus penguatan : Gain = (1+ ) = (1+ ) = 101 kali

47 47 Hasil penguatan melalui alat osiloskop sebagai berikut: Gambar 4.7 Output sinyal penguatan pertama Dengan melihat hasil gambar diatas maka amplitudo dapat dihitung melalui rumus berikut: Amplitudo = Tinggi gelombang x volt/div = 3 x 0,5 V = 1,5 V Sehingga didapatkan output sinyal dipenguatan pertama, memiliki tegangan sebesar 1,5 Volt.

48 Penguatan kedua Sinyal output dikeluaran pertama masih terlalu kecil sehingga dikuatkan kembali pada penguatan kedua. Berikut gambar rangakaian di penguat kedua: Gambar 4.8. Rangkaian Penguatan Kedua Besar penguatan kedua dapat dihitung dengan rumus penguat non inverting amplifier sesuai dengan persamaan rumus (2-2). Rumus penguatan : Gain = (1+ ) = (1+ ) = 101 kali

49 49 Hasil penguatan melalui alat osiloskop sebagai berikut: Gambar 4.9. Output sinyal penguatan kedua Dengan melihat hasil gambar diatas maka amplitudo dapat dihitung melalui rumus berikut: Amplitudo = Tinggi gelombang x volt/div = 1,8 x 2 V = 3,6 V Maka didapatkan output sinyal dipenguatan kedua, memiliki tegangan sebesar 3,6 Volt. Hal ini dikarenakan karakteristik dari LM358 yang menurunkan tegangan supply hingga 1,5 Volt dari tegangan supply 5 Volt Mengatur tegangan referensi 0,438 volt pada komparator Output dari penguatan inilah yang akan digunakan sebagai input komparator pembanding, yang akan membandingkan inputan dengan

50 50 tegangan referensi yang telah di atur sesuai tingkat kepresisian perhitungan counter. Karena ini akan sangat berpengaruh pada perhitungan di pin T0 counter mikrokontroler. Jika tidak presisi maka perhitungan dapat acak (terjadi random). Karena fungsi komparator hanya untuk membatasi sinyal terendah yang terbaca sebagai detak, sedikit noise akan mengganggu perhitungan counter. Berikut gambar rangkaian komparator. Gambar 5.0. Rangkaian komparator

51 51 Hasil nilai komparator melalui alat osiloskop sebagai berikut: Gambar 5.1. Output sinyal pembatasan tegangan oleh komparator Gambar diatas memberikan ilustrasi bahwa tegangan komparator membatasi tegangan noise sekitar 0,438 Volt. Dan akan menghasilkan logika high atau low. Perhitungan matematis tegangan referensi komparator sebagai berikut: Amplitudo = Tinggi gelombang x volt/div = 2,19 x 0.2 V = 0,438 V Output komparator yang menghasilkan logika High dan Low sesuai dengan sinyal output dari penguatan kedua.

52 Melakukan pengukuran output monostabil NE555 Output dari komparator akan mentrigger transistor yang menyebabkan monostabil bekerja. Ketika monostabil mendapat trigger input berupa perubahan tegangan high ke low sekali, maka outputnya akan berupa logika 1 selama waktu yang ditentukan melalui perhitungan monostabil. Gambar 5.2. Rangkaian monostabil Output dari monostabil akan membentuk gelombang kotak sebesar 5V dan 0 V yang berfungsi agar bisa terbaca oleh pin counter mikrokontroler. Perhitungan secara matematis filter sesuai dengan persamaan rumus (2-3) sebagai berikut ini: fc filter = = 2,34 Hz Diketahui f = 2,34 Hz, berikut untuk menentukan rumus periode.

53 53 T = T = T = 0,43s Sehingga T monostabil diatur dibawah T fc filter, sesuai dengan persamaan rumus (2-4), maka perhitungan matematis bisa diuraikan sebagai berikut : f = = = 2,75 Hz Perhitungan matematis untuk menentukan rumus periode. T = T = T = 0,363 s 4.8. Rangkaian Suhu Tubuh Spesifikasi dari rangkaian suhu tubuh antara lain : 1. Tegangan supply yang digunakan 5V dan Ground. 2. Menggunakan IC 358 sebagai buffer.

54 54 Gambar rangkaian seperti digambarkan dibawah ini : Gambar 5.3. Rangkaian suhu tubuh Langkah-langkah pengaturan dan pengujian yaitu: 1. Menghubungkan rangkaian dengan power supply 5V dan Ground. 2. Melakukan pengukuran linearitas pada output LM35 serta output rangkaian buffer dengan AVO meter pengaturan suhu 30 C-40 C. 3. Menghubungkan output buffer ke port ADC di mikro kontrol. Dibawah ini merupakan tabel pengukuran tegangan linearitas sensor suhu. Penulis menyimpulkan bahwa pengukuran menunjukan tegangan linearitas suhu (10 mv/1 C ) dengan tegangan output tidak jauh berbeda. Tabel 4.5. Hasil pengukuran linearitas sensor suhu Derajat Suhu Tegangan Output LM35 (mv) 30 C 29,8 31 C 30,6 32 C 31,6 33 C C 33,6 35 C 34,8 36 C 35,7 37 C 36,6

55 55 Derajat Suhu Tegangan Output LM35 (mv) 38 C 37,5 39 C 38,8 40 C 39, Analisa Umum Program Penulis menggunakan aplikasi compiler atau penerjemah (software) Code Vision AVR compiler (CV AVR). Berikut listing program BPM dan suhu badan. void suhu_hitung() {V=read_adc(0); //membaca ADC suhu=(float)(v*100)/196; //Konversi suhu ftoa(suhu,1,stdyo); lcd_gotoxy(0,1); lcd_putsf("suhu:"); sprintf(str,"%s",stdyo); //konversi string lcd_gotoxy(5,1); lcd_puts(str); //menampilkan data string lcd_putchar(223); lcd_putsf("c"); lcd_gotoxy(8,1); delay_ms(1000); indikator_suhu(); } Listing 4.1. listing program BPM.

56 56 void bpm_hitung() {lcd_gotoxy(0,0); lcd_putsf("bpm :"); bpm_start(); bpm=tcnt0; // mengubah variabel data TCNT0 sprintf(bpm1,"%i",bpm); //mengubah string lcd_gotoxy(5,0); lcd_puts(bpm1); // menampilkan data ke LCD lcd_gotoxy(9,0); lcd_putsf("bm"); if(detik>=60) //Batas waktu 60 s {bpm_stop(); // Batas waktu selesai indikator_bpm();} Listing 4.2 listing program suhu Kelebihan alat 1. Menggunakan supply daya yang dapat di isi ulang. 2. Tambahan parameter suhu. 3. Sistem yang dibuat untuk portable Kekurangan Alat 1. Bentuk box yang relatif lebih besar. 2. Adanya trigger daya on SOP Penggunaan Alat 1. Tekan tombol trigger. 2. Tekan tombol On untuk menghidupkan dan Off untuk mematikan. 3. Pastikan sensor heart rate dan suhu terpasang dengan baik.

57 57 4. Tekan tombol Start untuk memulai dan Reset untuk mengembalikan sistem semula.

58 58 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan proses pembuatan dan belajar dari literatur perencanaan, pengujian alat dan pendataan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal: 1. Alat pendeteksi detak jantung dan suhu tubuh berfungsi dengan baik setelah dilakukan perbandingan hasil data yang diperoleh melalui percobaan oleh beberapa pasien dengan alat medis yang sama yang memiliki standar laik digunakan oleh pihak kalibrasi alat kesehatan. 2. Dapat bekerja dengan baik dan akan mendapatkan data perhitungan yang akurat dan stabil jika kondisi pasien dalam keadaan tenang, nyaman atau rileks. Hal ini disebabkan kondisi pasien tidak tenang maka akan berpengaruh terhadap pengambilan data sehingga nilai yang didapat akan tidak akurat atau tidak sesuai dengan hasil yang diinginkan. 3. Setelah dilakukan pengukuran dengan alat pembanding yang sudah terkalibrasi didapatkan nilai error rata-rata pengukuran, yaitu sebesar 1,702% untuk data BPM dan untuk data pengukuran suhu badan adalah 0,55%. 58

59 Saran Karena banyak hal yang menjadi faktor kendala alat yang penulis buat ini jauh dari sempurna. Terutama bentuk fisik dan kinerja alat yang kurang maksimal. Adapun analisa kekurangan dari alat yang penulis buat ini adalah: 1. Alat menggunakan daya dari sumber tegangan batu baterai. Mungkin jika ingin dikembangkan buat sistem daya otomatis sendiri dengan ditambahkan lampu indikator untuk mengetahui kondisi masa pemakaian baterai. 2. Alat ini hanya menggunakan output LCD. Jika penggunaan untuk monitoring jarak jauh bisa menggunakan tampilan seven segmen. 3. Karena alat ini masih memakai sistem manual, maka bisa dikembangkan menjadi sistem monitoring jarak jauh menggunakan bluetooth atau XBEE. 4. Tampilan alat ini hanya memakai tampilan LCD, bisa dikembangkan menggunakan sistem tampilan GUI (Graphic User Interface) yang ditampilakan melalui layar monitor laptop atau handphone. 5. Alat ini hanya memiliki 2 parameter saja, maka tidak menutup kemungkinan ditambahkan paramater seperti EKG, Respirasi dll.

60 60 DAFTAR PUSTAKA Bejo, A., C&AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller ATMega st ed., Yogyakarta: Graha Ilmu. Bishop, Owen., Dasar-Dasar Elektronika., Jakarta: Erlangga. Clayton, george & Winder, S., Operational Amplifier 5th ed., Jakarta: Erlangga. Hadiyoso, S., D., Instrumen Biomedis Berbasis PC 1st ed., Yogyakarta: Gava Media. Iswanto, Nia, RM., Mikrokontroller :Teori dan Praktik ATMega 16 dengan Bahasa C.,Yogyakarta: Deepublish. Pujiono.,2012. Rangkaian Elektronika Analog.,Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumardi.,2013.Mikrokontroller Belajar AVR Mulai dari Nol., Yogyakarta: Graha Ilmu. Farisandi, F., Patient Diagnostic Portable. Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya. Herman, Irving, P., Physics of Human Body, Berlin: Springer. Kasper, L.,Deni, dkk, Harrison s Manual Of Medicine 16th ed., New York: McGraw-Hill. Machruz, E., Sony S., Achmad R.,2008. Perancangan Perangkat Monitoring Denyut Jantung (Heart - Beat Monitoring) Dengan Visualisasi LCD Grafik Berbasis Atmel AT89C51,Proseding Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2008, Bali Sean, W.,Emma, K., 2007.Pulse Diagnose : A Clinical Guide., England: Elsevier. Saiful, H., Monitoring BPM dengan Menggunakan Wireless Berbasis Mikrokontroller AVR ATTINY Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya.

61 61 Triwiyanto, Petunjuk Praktikum Mikrokontroller AVR. Surabaya: Elektromedik. (Diakses pada tanggal 18 januari 2016) Repository.usu.ac.id/bitstream/ /20194/4/ Chapter%20II.pdf. (Diakses pada tanggal 20 januari 2016) Copyright Elektronika Dasar. (Diakses pada tanggal 25 januari 2016) (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2016) (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2016) (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2016) (Diakses pada tanggal 22 Agustus 2016).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik. 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Dalam pembahasan spesifikasi alat ini penulis memberikan keterangan kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik. Berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian sebelumnya sudah dibuat alat monitoring BPM secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian sebelumnya sudah dibuat alat monitoring BPM secara 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Pada penelitian sebelumnya sudah dibuat alat monitoring BPM secara portable karya dari Fahmi Farisandi dengan judul PATIENT DIAGNOSTIC PORTABLE, dari jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram blok heart rate dan suhu badan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram blok heart rate dan suhu badan 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem 3.1.1. Diagram blok heart rate dan suhu badan Rencana teknis pertama untuk metode penilitian ini adalah membuat diagram blok. Fungsi dari diagram

Lebih terperinci

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi

ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16. Fajar Ahmad Fauzi ALAT PENDETEKSI DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16 Fajar Ahmad Fauzi Prodi D3 Teknik Elektromedik, Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kampus Politeknik UMY, Jln. Hos.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan oleh penulis dalam merancang alat ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold

Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold Seminar Tugas Akhir Juni 06 Tachometer Berbasis Mikrokontroler AT Mega 8 Dilengkapi dengan Mode Hold (Tera Hanifah Al Islami, Andjar Pudji, Triana Rahmawati ) ABSTRAK Tachometer adalah suatu alat ukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Diagram 3.2 Cara Kerja Diagram Blok Sistem Finger sensor terdiri dari LED

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroller 8535 Mikrokontroller adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Atmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 42 BAB III METODA PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan lain: Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini antara 1. Lampu UV 2. IC Atmega 16 3. Termokopel 4. LCD 2x16 5. Relay 5 vdc 6.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III MEODOLOGI PENELIIAN 3.1 Blok Diagram Sistem 3.1.1 Blok Diagram Heart Rate dan Suhu ubuh Rencana teknis pertama untuk metode penelitian ini adalah membuat diagram blok. Fungsi dari diagram blok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Alat Dalam pembahasan spesifikasi alat, penulis mencantumkan spesifikasi alat pada tabel 4.1 tentang kapasitas tegangan yang dibutuhkan oleh alat agar bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sterilisator UV STAR 1,3,6 jam Microco ntroller ATMeg a 16 Driver Lampu LCD Lampu On Hourmeter RESET Driver Buzzer Buzzer Program Gambar 3.1 Diagram Blok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk yang Sejenis 2.1.1 Produk Sejenis Alat ukur tekanan ban yang banyak ditemukan dipasaran dan paling banyak digunakan adalah manometer. Manometer adalah alat ukur tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Alat Ukur Maloklusi Overbite pada Gigi ( Fahrul Fadli H.B, Bambang Guruh Irianto, Tribowo Indrato) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jl. Pucang Jajar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berikut rancangan penulis terkait pembuatan dari alat pengukur tekanan darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi : 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1.

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 ABSTRAK

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 ABSTRAK Seminar Tugas Akhir Juni 07 Monitoring Suhu, Kelembaban, Itensitas Cahaya dan Kebisingan pada Ruang Operasi Tampil PC (Melalui Transmitter Dan Receiver) Umdatul Khoirot, H. Bambang Guruh Irianto, Priyambada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok cara kerja alat digambarkan sebagai berikut : Infra merah LED merah Buzzer LCD Photodiode Program Arduino UNO Pengkondisi Sinyal Filter

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancang bangun alat akan dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2 APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA Hindarto 1, Izza Anshory 2, Ade Efiyanti 3 1,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

ALAT PENGUKUR JUMLAH DETAK JANTUNG BERDASAR ALIRAN DARAH UJUNG JARI. Wahyu Kusuma 1 Sendy Frandika 2. Universitas Gunadarma.

ALAT PENGUKUR JUMLAH DETAK JANTUNG BERDASAR ALIRAN DARAH UJUNG JARI. Wahyu Kusuma 1 Sendy Frandika 2. Universitas Gunadarma. ALAT PENGUKUR JUMLAH DETAK JANTUNG BERDASAR ALIRAN DARAH UJUNG JARI Wahyu Kusuma 1 Sendy Frandika 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma 2 Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung. 30 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Maret 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Diagram Blok Sistem. Reset Enter Pilihan Sensor Tetesan Program Mikrokontroler Segment Driver Motor DC Motor DC Gambar, Diagram Blok a. Setting volume/waktu tetesan cairan: pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Denyut jantung dan suhu tubuh merupakan dua parameter penting yang digunakan oleh paramedis untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik maupun kondisi mental seseorang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor DC dan Motor Servo 2.1.1. Motor DC Motor DC berfungsi mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (mekanik). Berdasarkan hukum Lorenz bahwa jika suatu kawat listrik diberi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

BAB III TEORI PENUNJANG. dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler adalah IC (Integrated Circuit) yang dapat di program dan dihapus berulang kali dengan menggunakan software tertentu. IC ini biasanya

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Diagram Mekanik 1. Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Belakang Keterangan gambar : = tombol start = tombol up = tombol down = tombol stop

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI. Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Gambar 3.1 Diagram Blok dari Alat

BAB III METODELOGI. Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Gambar 3.1 Diagram Blok dari Alat 33 BAB III METODELOGI 3.1 Diagram Blok Sistem Berikut ini adalah rancangan diagram blok untuk pembuatan Portable Kalibrator Suction Pump Berbasis Mikrokontroler ATMega16 : Suction Pump Sensor Tekanan Mikrokontroler

Lebih terperinci

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:

Gambar 2.7. Susunan pin mikrokontroler ATMega8535 Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535: 11 9. RAM Internal 128 X 8 bit, 10. Memiliki 32 jalur I/O yang dapat diprogram, 11. Satu pencacah 8 bit dengan separate prescaler, 12. Satu pencacah16 bit dengan separate prescaler, 13. Sumber interupsi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam perancangan alat pendeteksi pelanggaran garis putih pada Traffict Light ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Perancangan sistem EKG ini dimulai dengan perancangan blok diagram sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Perangkat keras

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. Perancangan, pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAM DENGAN METODE TRANSMITTAN DAN REFLEKTAN ROICHATUN NASHICHA P

ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAM DENGAN METODE TRANSMITTAN DAN REFLEKTAN ROICHATUN NASHICHA P ANALISIS SINYAL PHOTOPLETHYSMOGRAM DENGAN METODE TRANSMITTAN DAN REFLEKTAN PEMBIMBING I Dr. Ir. Bambang G.I. AIM, MM M. PEMBIMBING II Ridha Mak ruf ST, MSi ROICHATUN NASHICHA P7838306 LISTING PROGRAM LATAR

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir Juni 2017

Seminar Tugas Akhir Juni 2017 Seminar Tugas Akhir Juni 07 Analisis Sinyal Plethysmograf dengan Metode Transmittan dan Reflektan Roichatun Nashicha, Dr. Ir. Bambang Guruh I, AIM,MM,dan Muhammad Ridha Mak ruf,st,msi ABSTRAK Plethysmografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci