KAREKTERISTIK KABEL JENIS NYFGbY TERHADAP PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS
|
|
- Handoko Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAREKTERISTIK KABEL JENIS NYFGbY TERHADAP PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta Telp , Fax , shan.akprind@gmail.com ABSTRACT One cable is often used in underground conduits is NYFGBY type cables. In addition NYFGBY cable is also used for low voltage (low voltage) that should not be energized or excessive voltage continuously. NYFGbY cable is a cable that comes with a steel shield to prevent cable damage directly resulting from the clash of the hard things, to know the nature and function of the cable in the cable guide can be maximized so that the cable used is provided in its needs. Utilization ground cable would be better than the airways and township especially.with the breakdown voltage testing can determine the ability of the cable so as not to exceed the actual capabilities compared with its rated value, so as to know the shelf life and the characteristics of the cable.from the results of tests performed on the test voltage cable failed at SPLN 43-2 / IEC Kabelindo NYFGBY 4x16 mm2 rm 0.6 / 1.2 kv (SNI) PVC sheathed with rated voltage 0.6 / 1.2 kv, the highest voltage with the fastest time at 41 kv, and for testing with up to 300 seconds which is capable of large voltage is kv isolation detained. That the cable is able to withstand a voltage greater than the value set by SPLN Keywords: cable NYFGbY, breakdown voltage, PVC. PENDAHULUAN Salah satu peralatan penyaluran yang digunakan dalam sistem instalasi, distribusi dan transmisi adalah kabel. Dengan demikian kabel-kabel yang digunakan pada sistem distribusi dan transmisi harus memenuhi standar yang ditentukan. Baik dari segi konduktor yang digunakan, bahan isolasinya, serta keseluruhan kontruksi dari kabel. Kabel tersebut dinyatakan lulus uji dan dapat digunakan atau dipasang pada saluran distribusi dan transmisi apabila hasil pengujian yang diperoleh telah sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, yaitu dengan mengacu pada standar tertentu serta bergantung pula pada permintaan konsumen. Karakteristik elektrik dan mekanik pada isolasi tergantung pada bahan yang digunakan, bahan dielektrik isolasi harus memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, salah satu materi yang bisa dan dapat digunakan sebagai materi pengisolasi adalah jenis polimer plastik. Maka kualitas isolasi peralatan menentukan keandalan dan keamanan operasi sistem tenaga listirk. Sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap komponen-komponen listrik. Pengujian dilakukan untuk menguji apakah kualitas kemampuan isolasi peralatan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk peralatan tersebut. Hal yang harus diperhatikan pada setiap kabel listik bertegangan tinggi yaitu pada kekuatan isolasi suhu kabel tersebut, maka pada saat proses produksi awal hal yang harus diperhatikan kekuatan isolasi mencapai suhu keberapa kabel tersebut masih aman/baik sesuai dengan ketentuan standard isolasi yang ditentukan, apabila sudah terbukti baik maka kabel tersebut siap untuk dipasarkan (Sutatri dkk, 2004). Dalam struktur molekul material isolasi, elektron-elektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh tegangan. Bila ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan tegangan gagal (Ariawan dkk, 2010). Bahan isolasi digunakan untuk memisahkan bagian-bagian bertegangan atau bagianbagian yang aktif. Untuk itu sifat kelistrikannya memegang peran yang sangat penting, namun demikian sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia serta sifat lainnya perlu C-41
2 diperhatikan (Muhaimin 1999). Ketahanan isolasi kabel berbahan PVC akan menurun dengan kenaikan temperatur. Hal ini disebabkan karena menurunya impedansi bahan sebagai akibat terjadinya degradasi isolasi kabel yakni berubahnya struktur kimia dari bahan yang baik, sehingga bahan isolasi tersebut tidak stabil terhadap temperatur (Hermawan, 2006). Pengujian dilakukan pada jenis bahan isolasi adalah untuk mengetahui kinerja isolasi, supaya kegagalan dalam operasi dapat dihindarkan sebelumnya dan memberikan suatu pengetahuan tentang bahan dari isolasi tersebut (Artono Arismunandar, 1983) METODE Pengujian dilakukan di Laboratorium Tegangan Tinggi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian terhadap tegangan tembus pada isolasi kabel. Dari hasil pengujian tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penggunaan bahan sebagai isolasi. Untuk melakukan pengujian tersebut maka diperlukan sampel kabel. Kabel yang digunakan adalah: SPLN 43-2 / IEC KABELINDO NYFGBY 4x16 mm 2 rm 0,6/1,2 kv (SNI). Pengujian mekanis yaitu pengujian kuat tarik (Tensile Strength) sesuai dengan SPLN 39-1 pasal 9 Sub ayat 43. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kuat tarik dan pemuluran dari bahan isolasi, khususnya bahan PVC. Sehingga dapat mengetahui sifat-sifat mekanik dari bahan isolasi tersebut. Pengujian ini dilakukan pada isolasi sebelum dan sesudah mengalami proses penuaan. Proses penuaan (ageing) dengan mencetak isolasi berbentuk helter (Dumble), kemudian dipanaskan didalam oven dengan suhu ± 80 0 C selama 7 x 24 jam. Setelah itu baru diuji kuat tariknya. Besarnya kuat tarik (Tensile Strength) sebelum dan sesudah proses penuaan tidak boleh dari 20 %. Alat Pengujian meliputi antara lain: Mesin kuat tarik ( Zwick ) Micrometer Mistar Spidol Artline 70 Pengambilan Contoh dan Menentukan Luas Penampang, pengujian dengan dilakukan dengan 2 x, yaitu pengujian sebelum penuaan dan pengujian setelah penuaan. Sampel untuk uji berbentuk helter atau dumble. Dengan mengukur ketebalan (Thickness) dan lebar (Width) pada helter. Lebar helter 4 mm dan diberi tanda untuk jarak pemuluran yaitu 20 mm. Gambar 1. Bentuk Helter (Dumble) Kemudian menghitung luas penampang dari helter tersebut dengan persamaan sebagai berikut :. A = Thickness x Width..... (1) dimana : A : Luas penampang bentuk helter / dumble (mm 2 ) W : Lebar Helter (mm) T : Tebal Helter (mm) Cara Pengujian, pengujian dilakukan dengan mesin penarik (Zwick). Semua kepingan C-42
3 pengujian harus disimpan pada suhu 30 0 ± 5 0 C paling sedikit 3 jam sebelum dilakukan pengujian kuat tarik. 1. Bahan uji yang sudah dipersiapkan dijepit pada kedua ujungnya dengan penjepit(grip) mesin kuat tarik. Penjepit mesin penarik diperbolehkan dari jenis pengencangan sendiri. 2. Setelah kedua ujung helter dijepit, kemudian ditarik (hingga putus). Besarnya pemuluran ditentukan dengan mengukur jarak antara kedua garistanda pada saat kepingan itu putus dengan menggunakan micrometer. 3. Kecepatan pemisah (rate of separation) adalah : 250 ± 50 mm/menit untuk semua jarak. 4. Untuk menghitung harga kuat tarik semua beban pada saat putus harus dihubungkan dengan luas penampang dari kepingan pengujian sebelum ditarik. Kuat Tarik (Tensile Strength) :.....(2) dimana : Tensile Strength : Kuat Tarik (kg/mm 2 ) F: Breaking Force / Gaya tarik setelah putus (kg) A: Luas penampang (mm 2 ) Besarnya prosentase pemuluran saat helter ditarik hingga putus adalah : Elongation :... (3) dimana : L0 : Jarak semula (mm) L1 : Jarak setelah beban putus (mm) Pengujian tahanan isolasi yaitu bertujuan untuk mengetahi tahan isolasi yang ada pada isolasi kabel, nilai tahan isolasi harus sesuai dengan standard SPLN yaitu minimal 40 MΩ/km. Untuk mencari nilai resistan isolasi dengan menggunkan rumus:... (4) Alat pengujian: Menggunakan Megger Cara pengujian: Pertama, Persiapkan alat megger dan kupas ujung kabel hingga terlihat penghantarnya (Conduktor). Kedua, Hubungkan masing-masing kedua penjepit megger pada ujung kabel dengan warna yang berbeda kemudian nyalakan alat tersebut dengan tegangan 500V dengan waktu kurang lebih satu menit, setelah mendapatkan nilai yang tertera pada alat tersebut kemudian dipindah penjepit alat tersebut ke kabel yang lain yang belum dilakukan pengujian. Pengujian Tegangan flash Over Isolasi dan Selubung Luar, pengujian ini dilakukan untuk mencari tegangan kritis pada isolasi kabel, pengujian ini dilakukan hingga tegangan menembus isolasi, Pengujian ini dilakukan sampai dua kali jenis percobaan yaitu pada selubung luar dan isolasi pembungkus dalam penghantar. Alat Pengujian - Pembangkit tegangan tinggi AC - Rangkaian pembagi tegangan - Pembaca tegangan dengan menggunakan multi tester Cara Pengujian, pertama ujung kabel dikupas hingga tertinggal pelindung mekanis yang disebut armouring, kemudian menjepitkan kawat penghubung dari konduktor ke pembangkit tegangan. Kawat ground diletakkan ditengah-tengah dari panjang kabel itu sehingga didapat jarak antar sumber tegangan dengan kawat ground. Kedua, sebelum mendapatkan tegangan C-43
4 tembus, terlebih dahulu menentukan titik jarak terjauh dari tegangan yang mampu ditahan oleh isolasi, dengan mengatur jarak elektroda dari 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm, 35 cm, dan 40 cm. Ketiga, setelah terpasang semua, Kemudian menghidupkan pembangkit tegangan tinggi, dan alat menaik tegangan dengan sendirinya akan menaikkan tegangan hingga terjadi flash over. Keempat, proses pengujian pada selubung luar dan isolasi pembungkus penghantar (conductor) sama. Kelima, kemudian mencatat hasil pengujian Pengujian arus bocor pada Isolasi ini dilakukan hanya pada isolasi bagian dalam saja, pengujian dielektris yang dilakukan adalah pengujian arus bocor. Pengujian arus bocor dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa nilai arus bocor dari tahanan isolasi PVC jika diterapkan pada tegangan kritis lewat denyar (flash over) standard. Pengujian arus bocor ini memerlukan Oscilloscope sebagai alat bantunya. Input tegangan yang masuk kedalam Oscilloscope harus sesuai dengan karakteristik kemampuan Oscilloscope tersebut. Piranti pengaman dan perlindungan Oscilloscope diperluikan untuk membatasi tagangan besar yang masuk ke dalam Oscilloscope dengan cara memasang rangakaian pembagi tegangan. Pengujian Tegangan Kritis, pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui titik tegangan kritis pada sampel uji. Pengujian tegangan kritis dapat dilihat pada diagram alir berikut: Mulai Menyiapkan kabel sempel Naikkan tegangan SVR Catat Tegangan Krits Menaikkan Tegangan Mencatat Hasil Buat Grafik Selesai Gambar 2. Diagram Alir Pengujian Tegangan Kritis Penujian arus bocor dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa nilai arus bocor yang diterapkan pada 50% tegangan gagalnya. Pengamatan arus bocor ini memerlukan alat osiloskop sebagai alat bantu. Input tegangan yang masuk kedalam osiloskop sesuai dengan karakteristik kemampuan osiloskop tersebut dengan menggunakan pembagi tegangan. Peranti pengamanan dan pelindungan bagi osiloskop diperlukan untuk membatasi tegangan yang besar yang masuk kedalam osiloskop dengan cara memasang rangkaian pembagi tegangan dan sela jarum. C-44
5 Rangkaian Penguji, dibawah ini rangkaian dasar pembangkit tegangan yang digunakan dalam pengujian Gambar 3. Gambar 3. Skema Rangkaian pembagi tegangan PEMBAHASAN Dalam pengujian mekanis yaitu pada kuat tarik (Tensile Strength), dilakukan sebanyak 5 sampel terhadap selubung luar kabel (Outer Sheath) berbahan PVC tipe YM/1 (balack). Pengujian dilakukan sebelum dan sesudah proses penuaan (ageing). Dari hasil pengujian tersebut dapat dituliskan dalam bentuk Table 1. Tabel 1. Pengujian kuat tarik sebelum penuaan (before ageing) Sample No. Width ( cm ) Thickness ( cm ) Breaking Force ( kg ) Tensile Strength ( Elongation ( % ) kg/cm 2 ) 1 0,4 0,133 9,7 182, ,9 2 0,4 0, , ,4 0,144 11,3 196, ,4 0,145 11,5 198, ,4 0,145 11,4 196, Mean Value 192, Gambar 4. Grafik Pengujian kuat tarik sebelum penuaan (before ageing) C-45
6 Tabel 2. Pengujian kuat tarik setelah penuaan ( After ageing ) Sample Width Thickness Breaking Tensile Elongation Force Strength ( No. ( cm ) ( cm ) ( kg ) kg/cm 2 ) ( % ) Mean Value Gambar 5. Grafik Pengujian kuat tarik setelah penuaan (After ageing) Setelah diuji kuat tarik dan prosentase pemulurannya bahan isolasi jenis PVC. Maka dapat dibandingankan antara bahan yang tidak mengalami proses penuaan (Before Ageing) dengan bahan yang telah mengalami proses penuaan (After ageing). Dimana grafik kuat tarik sebelum proses penuaan meningkat terus, hal ini disebabkan pada bahan belum terjadinya kegagalan yang diakibatkan oleh beberapa faktor karena tidak mengalami perlakuan (Treatment) sehingga ikatanikatan struktur pada bahan belum berubah. Berbeda dengan bahan yang telah mengalami proses penuaan (After ageing). Hal ini dapat dilihat dalam table 2 dan grafik 5 pengujian kuat tarik. Dimana bahan mengalami degradasi, akibat perlakuan (Treatment) yaitu proses penuaan dengan dipanaskan selama waktu yang telah ditentukan. Sehingga dapat mempengaruhi ikatan-ikatan kimia dalam struktur bahan yang dapat mengakibatkan umur bahan menjadi lebih pendek dan kekuatan mekanis bahan berkurang. Pengujian Tahan (Resistance), hasil pengujian tersebut didapat nilai hasil pengujian yaitu: Nilai terbaca pada alat = 12Ω Factor suhu = 4.25 Panjang kabel = 1005 M Maka resistan yang didapat pada isolasi: Dengan demikian tahanan isolasi yang diuji memenuhi syarat, karena nilai minimum standarisasi 40 Ohm. C-46
7 Gambar 6. Pengukuran Tahanan Isolasi Mengguanakan Megger. Pengujian Flash Over dan Tegangan Gagal pada Selubung Luar, pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tegangan gagal pada isolasi selubung luar kabel, pengujian ini mengamati sebatas tegangan gagal isolasi. Untuk menentukan tegangan sekunder (Vs) didapat dari perkalian 466 dikalikan dengan tegangan primer (Vp) dimana Vs = 466 x Vp. Table 3. Pengujian Tegangan Flash over pada selubung luar Jarak elekrtoda (cm) Tegangan primer (V) Tegangan sekunder (kv) Keterang an 42 19,572 Flash 43 20,038 Flash 44 20,504 Flash 61 28,426 Flash 62 28,892 Flash 61 28,426 Flash 81 37,746 Flash 78 36,348 Flash 78 36,348 Flash 82 38,212 Flash 81 37,746 Flash 81 37,746 Flash 82 38,212 Flash 82 38,212 Flash 82 38,212 Flash 87 40,542 Flash 84 39,144 Flash 85 39,610 Flash 88 41,008 Gagal 88 41,008 Gagal 88 41,008 Gagal C-47
8 Gambar 7. Grafik Flash over selubung luar Pengujian Tegangan Tembus, pengujian ini bertujuan untuk menguji isolasi pada tegangan kritis dengan tegangan tinggi sebesar 28 kv hingga mencapai tegangan akan menembus isolasi, dimana pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tegangan tertinggi. Tabel 5. Tegangan tembus isolasi Sampel I II III iv V Vp (V) Vs (Vp x 466) (kv) Keterangan ,2396 OK ,8064 OK ,4198 Tembus ,2862 OK ,9462 OK ,6742 Tembus ,9134 OK ,5696 OK ,7132 Tembus ,0998 OK 70 32,620 OK ,0898 Tembus ,6124 OK 70 32,620 OK 75 34,950 Tembus Pengujian Arus Bocor pada Isolasi, pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data berupa nilai arus bocor yang diterapkan pada 50% tegangan gagalnya. Pengamatan arus bocor ini memerlukan ociloskop sebagai alat bantunya, input tengangan yang masuk kedalam osciloscop sesuai dengan karakteristik. C-48
9 Tegangan masukan Vp (V) Tabel 6. Pengujian arus bocor Vs (kv) frekuensi (Hz) Arus bocor Vrms (mv) Vpp (mv) , , , , , , Gambar 9. Grafik Perbandingan arus bocor pada isolasi detik 0 dan 300 Perbedaan nilai arus bocor pada tegangan yang berbeda. Dari hasil pengujian ini juga Dari grafik hasil pengujian tersebut dapat dianalisis bahwa semakin besar tegangan yang masuk maka semakin besar pula arus bocor menembus isolasi, hal ini ditunjukkan dengan didapat hasil bahwa semakin tinggi suhu isolasi PVC pada suhu kerja maka isolasi akan lebih baik. Pengujian yang dilakukan dengan tingkat tertentu, yaitu 3,598kV, 5,000kV 7,409kV, 9,926 kv, 12,489kV dan 14,819kV. Pada grafik menunjukkan bahwa semakin besar tegang yang diberikan maka semakin besar juga arus bocor yang ditimbulkan. Kerusakan struktur isolasi diakibatkan oleh tegangan yang berlebihan sehingga mengakibatkan menumpuknya ion-ion sehingga kerusakan pada isolasi semakin besar sehingga mengakibatkan kegagalan pada isolasi PVC. Kerusakan pada PVC dipengaruhi oleh suhu, baik karena terjadinya pemutusan rantai maupun karena pengaruh reaksi substituent, menyebabkan perubahan sifat PVC. Dalam pengujian perubahan sifat listrik tampak pada turunya ketahanan isolasi, sedangkan perubahan fisik tampak pada saat isolasi mengalami kerusakan. KESIMPULAN Dari hasil pengujian yang telah dilakukan tentang kemampuan kabel NYFGbY maka dapat disimpulkan: 1. Dalam melakukan pengujian mekanik sebelum penuaan pada grafik menunjukkan kekuatan tarik mengalami kenaikan, sedangkan setelah proses penuaan akan terjadi degradasi yang mengakibatkan kekuatan mekanis bahan berkurang dan umur menjadi pendek. 2. Pada pengujian tegangan tembus tegangan maksimum yang mampu ditahan isolasi dengan 32,95 kv. 3. Pada pengujian yang dilakukan dengan tingkat tertentu, yaitu 3,598kV, 5,000kV 7,409kV, 9,926 kv, 12,489kV dan 14,819kV. Pada grafik menunjukkan bahwa semakin besar tegang yang diberikan maka semakin besar juga arus bocor yang ditimbulkan. C-49
10 DAFTAR PUSTAKA Abduh, Syamsir, 2003, Teori Kegagalan Isolasi, Universitas Trisakti. Ariawan, Putu Rusdi, 2010, Analisis Kegagalan Minyak Transformator, Universitas Udayana Denpasar. Artono Arismunandar, 1983, Teknik Tegangan Tinggi-Suplemen Fakultas Teknik UI. Diko prama yuda karakteristik arus terhadap arus bocor Skripsi S1 Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2011 Hermawan, Indra, 2006, Skripsi Pengujian Tegangan Tembus & Arus Bocor Terhadap Tahanan Isolasi Kabel Tegangan Rendah, Jurusan Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi Akprind, Yogyakarta. Muhaimin, 1999, Bahan-Bahan Listrik, Pradnya Paramita, Jakarta. Pabla, A S Abdul Hadi (Alih bahasa), 1986, Sistem Distribusi Daya Listrik Sutatri, Barokah, pengaruh suhu lebih terhadap keatahan isolasi kabel Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2004 C-50
PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.
PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer
Lebih terperinciAnalisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 29 Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas Syafriyudin, ST,MT Jurusan teknik Elektro Institut
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGUJIAN KABEL TANAH 3 INTI BERISOLASI XLPE DAN BERSELUBUNG PVC DENGAN TEGANGAN PENGENAL 12/20 (24) KV MENGGUNAKAN SPLN 43-5-4 : 1995 DAN 39-1 : 1981 DI QUALITY CONTROL LOW
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern seperti saat ini. Tenaga listrik banyak dimanfaatkan baik dalam kegiatan rumah tangga, industri,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan. Energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit dan disalurkan ke konsumen-konsumen
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH
Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH Gatot Firmansyah 1, T. Haryono 2, B.Sugiyantoro 2 Abstract Cables are
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, listrik sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar sudah jarang
Lebih terperinciPENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 1 Agustus 2012
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYUSUTAN BERAT BAHAN UJI KABEL JENIS N2XSRY DAN NA2XSEYBY Syafriyudin Jurusan Teknik Elektro, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta Masuk: 9 Mei 202, revisi masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung pada kebutuhan energi. Energi tersebut diperoleh dari berbagai sumber, kemudian didistribusikan dalam bentuk listrik. Listrik
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN TEMBUS KABEL INSTALASI LISTRIK
ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.1, MARET 2014, 89-98 ANALISIS TEGANGAN TEMBUS KABEL INSTALASI LISTRIK Zikra Rufina, I Wayan Ratnata, Hasbullah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv
Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 2 Kv Erhaneli*,Musnadi** *Dosen Jurusan Teknik Elektro **Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciKARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv
KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv Muhammad Suyanto 1 1 Jurusan Teknik Elektro, FTI Institut Sains & Teknologi AKPRIND e-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendistribusikan energi listrik tersebut. Hal ini tentunya akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan besarnya energi listrik yang dibangkitkan oleh setiap pusat pembangkit, akan diikuti tuntutan penambahan kapasitas jaringan untuk mendistribusikan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini, karena hampir semua aktifitas manusia dipermudah dengan menggunakan peralatan listrik.
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik saat ini merupakan sebuah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Dari pusat kota sampai pelosok negeri, rumah tangga sampai industri, semuanya membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Identifikasi Partial Discharge (PD) pada isolasi kabel input motor dengan tegangan dan frekuensi tinggi menjadi suatu metode diagnosa yang sangat penting dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN
28 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam pengujian, serta jalannya pengujian. 3.1 Peralatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan tegangan tinggi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi rugi energi dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik dari suatu pembangkit ke konsumen
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari hari. Kebutuhan akan energi listrik tersebut selalu meningkat setiap
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH
TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata satu ( S1 ) Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI
MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI Tegangan
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRAFO NYNNAS DAN APPAR TERHADAP SUHU
ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRAFO NYNNAS DAN APPAR TERHADAP SUHU Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana S-1 Oleh : EVITA KRISTIANAH SIHOMBING 102
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyaluran daya adalah tugas utama yang dilakukan oleh perusahaan penyedia tenaga listrik sebagai upaya memenuhi permintaan konsumen dalam melakukan kegiatan
Lebih terperinciJURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 6 No. 2 Februari 2014
PENGUJIAN BAHAN ISOLASI KERAMIK TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA BATANG Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogjakarta Masuk: 18 Desember 2013,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak
Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 93 ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Tegangan tembus (breakdown) merupakan
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT
ANALISIS TEGANGAN JATUH PADA JARINGAN DISTRIBUSI RADIAL TEGANGAN RENDAH oleh : Fitrizawati ABSTRACT According to the web distribution, the voltage drop is counted from the source power until the consumer.
Lebih terperinciPERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal 17-26 PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Di PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA Lisma [1], Yusro Hakimah [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan dibeberapa tempat berbeda berdasarkan proses kegiatan yang dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciT. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2
PENGARUH KONTAMINAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI PADA TEGANGAN LEWAT DENYAR DAN KINERJA BAHAN ISOLATOR EPOKSI RESIN DENGAN PENGISI PASIR PANTAI KUKUP T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT
KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT I Made Indra Wijaya - 2205100105 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik, universitas lampung dan mulai dilaksanakan pada bulan november 2013
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dari bulan Agustus
Lebih terperinciARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK
86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah
Lebih terperinciPERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN. IGN Janardana
PERBEDAAN PENAMBAHAN GARAM DENGAN PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN PADA SISTEM PENTANAHAN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana ABSTRAK Tahanan pentanahan
Lebih terperinciEfek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat
Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Udara Jarum - Plat Luqman Kumara - 2205100129 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh pember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,
Lebih terperinciKata kunci : gardu beton; grid; pentanahan; rod
EVALUASI INSTALASI SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU DISTRIBUSI BETON TB 54 PT. PLN (PERSERO) AREA JATINEGARA Yasuko Maulina Shigeno, Amien Rahardjo Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Abstrak
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI
MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI Tegangan
Lebih terperinciDASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Kebutuhan akan energi listrik yang handal dan kontinyu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan beban. Penyaluran energi listrik diharapkan dapat berlangsung secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup masyarakat, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dituntut untuk memberikan suplai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciSTUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN
STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN Riza Aryanto. 1, Moch. Dhofir, Drs., Ir., MT. 2, Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D. 3 ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen
Lebih terperinciTUGAS DASAR ELEKTRONIKA
DIODE ZENER TUGAS DASAR ELEKTRONIKA Oleh : 0804405050 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2010 1.1. Pengertian Tentang Diode Diode merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciBAB III PENGAMBILAN DATA
BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS
PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS Andi Hidayat, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH
PENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH Abdul Syakur 1, Galuh Susilowati 2, Satyagraha A.K. 3, A. Parlindungan Siregar 3 1,2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciESTIMASI UMUR PAKAI DAN RUGI DAYA TRANSFORMATOR. The Estimated Age of Use and Loss Power Transformer
Techno, ISSN 1410-8607 Volume 15 No. 2, Oktober 2014 Hal. 50 55 ESTIMASI UMUR PAKAI DAN RUGI DAYA TRANSFORMATOR The Estimated Age of Use and Loss Power Transformer Winarso Program Studi Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37
PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37 Rusnoto Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1 Tegal ABSTRACT Construction using metal
Lebih terperinciKabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun
Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciBAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA
BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi
Lebih terperinciPengaruh Umur Pada Beberapa Volume PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOLUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NILAI TAHANAN PENTANAHAN
PENGARUH UMUR PADA BEBERAPA VOUME ZAT ADITIF BENTONIT TERHADAP NIAI TAHANAN PENTANAHAN IGN Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA
C.9. Studi Komparasi Kualitas Produk Pengelasan Spot Welding dengan Pendingin... (Muh Alfatih Hendrawan) STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA
Lebih terperinciPEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari
PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN SIFAT MEKANIK OPTICAL PHASA CONDUCTOR BUATAN UNTUK KONDISI IKLIM TROPIS INDONESIA ABSTRAK
ANALISA PENGUJIAN SIFAT MEKANIK OPTICAL PHASA CONDUCTOR BUATAN UNTUK KONDISI IKLIM TROPIS INDONESIA Syamsudin Rahardjo*, Solechan**, Rubijanto JP*** *Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin-Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi sangat diperlukan pada peralatan tegangan tinggi untuk membatasi bagian-bagian bertegangan agar tidak terjadi hubung singkat satu dengan yang lain. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya sektor perindustrian di Indonesia, maka kebutuhan akan energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR
1 PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Tridharma Jl. A. Wahab Syachranie No. 7 Batu Ampar Telp. (0542) 425381
Lebih terperinciBAB II BUSUR API LISTRIK
BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA
SISTEM GROUNDING LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI TEKNIK ELEKTRO IST AKPRIND YOGYAKARTA Mujiman Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta INTISARI Sistem pentanahan merupakan
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB III METODE PROSES PEMBUATAN
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur
Lebih terperinciLUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :
Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isolasi memiliki peranan penting pada sistem tenaga listrik. Isolasi melindungi sistem tenaga listrik dari gangguan seperti lompatan listrik atau percikan, isolasi
Lebih terperinci² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
PENGATURAN TEGANGAN PADA AUTOTRAFO 3 PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER Nurandi Triarsunu ¹, Indhana Sudiharto ², Suryono 3 1 Mahasiswa D3 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
Lebih terperinciKerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1
Makalah seminar kerja praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK 150 KV PT.PETROKIMIA GRESIK Joko Susilo, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciPENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 44-515x, e-issn 58-1976 GRAVITY Vol. No. (016) PENGARUH KONTAMINAN AIR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA MINYAK TRANSFORMATOR DAN MINYAK KELAPA MURNI Andri
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG
PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG Benito Arif Nugroho, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciOPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO
OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO Muhammad Ade Nugroho, 1410017211121 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK
RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Ano/ppl/2012 RINGKASAN MATERI TEGANGAN DAN TAHANAN LISTRIK Mata Pelajaran Bahan Kajian Kelas/semester Potensi Dasar : Dasardasar listrik dan elektronika :
Lebih terperinciMuhammad Hamdani Rizal [1] ; Rudy Setiabudy [2] Departemen Teknik Elektro. Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
ANALISIS KUALITAS ISOLASI BELITAN DARI KUMPARAN STATOR MOTOR 6,6 kv BERDASARKAN NILAI TAHANAN ISOLASI, TAN δ, DAN ARUS BOCOR PADA PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI DC Muhammad Hamdani Rizal [1] ; Rudy Setiabudy
Lebih terperinciSIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA
SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/sms/sematang
Lebih terperinciBAB III METODE & DATA PENELITIAN
BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah
Lebih terperinciTerpaan Tegangan Listrik Dan Temperatur terhadap Kualitas Isolasi Kabel Bawah Tanah
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No., November 202 43 Terpaan Tegangan Listrik Dan Temperatur terhadap Kualitas Isolasi Kabel Bawah Tanah Agus Murnomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN TEKEP ISOLATOR SEBAGAI PENGGANTI DISTRIBUTION TIE TERHADAP RUGI-RUGI DAYA DI PENYULANG KUBU
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN TEKEP ISOLATOR SEBAGAI PENGGANTI DISTRIBUTION TIE TERHADAP RUGI-RUGI DAYA DI PENYULANG KUBU I Gusti Ketut Abasana, I Wayan Teresna Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Lebih terperinci29
BAB III PARAMETER DAN PENGUKURAN JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang menyediakan berbagai macam layanan. Di antara sekian banyak layanan yang di miliki
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR DAN UMUR MINYAK TRANSFORMATOR TERHADAP DEGRADASI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR
ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR DAN UMUR MINYAK TRANSFORMATOR TERHADAP DEGRADASI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR Iwa Garniwa 1, Jonathan Fritz S 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciPENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978
BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI
Lebih terperinciRancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)
Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: DESINTA AYU WORO HENDRASWARI NIM. 0910633040-63 KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA
BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah
Lebih terperinci1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi
perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi
Lebih terperinciGROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV
GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV Ahmad Yani Program Studi Sistem Komputer, Universitas Dian Nusantara ahmad.yani@gmail.com ABSTRACT: In paper grounding system at 20 KV electrical
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester
Lebih terperinciBab 4 SALURAN TRANSMISI
Bab 4 SALURAN TRANSMISI TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD PLTP PLTG PLTU PLTGU RUMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi
Lebih terperinciPEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK
PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN Soehardi, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Pentanahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik saat ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan menjadi bentuk energi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER
ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER DAN PASIR SILIKA PADA SPESIMEN BERBAHAN RESIN EPOKSI TERHADAP SUDUT KONTAK, TEGANGAN FLASHOVER, DAN KEKUATAN MEKANIK Cintya Ayu Daniswari 1, Juningtyastuti 2,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki
BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan
Lebih terperinci