STUDI TENTANG HAMBATAN SISWA KELAS I LISTRIK DI SMK NEGERI 2 MAKASSAR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEKERJAAN MEKANIK ELEKTRO (PME)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI TENTANG HAMBATAN SISWA KELAS I LISTRIK DI SMK NEGERI 2 MAKASSAR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEKERJAAN MEKANIK ELEKTRO (PME)"

Transkripsi

1 Al Imran, Studi Tentang Hambatan Siswa dalam Praktikum PME STUDI TENTANG HAMBATAN SISWA KELAS I LISTRIK DI SMK NEGERI 2 MAKASSAR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEKERJAAN MEKANIK ELEKTRO (PME) Al Imran Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNM Alimran_unm@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum pekerjaan mekanik elektro (PME) pada siswa kelas I listrik di SMK Negeri 2 Makassar. Populasi penelitian yang sekaligus sampel adalah semua siswa kelas I listrik SMK Negeri 2 Makassar yng berjumlah 56 orang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 31 Juli 2009 dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh tentang hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum PME menunjukkan bahwa untuk kategori cukup terhambat pada sub variabel ketersediaan alat praktikum yaitu sebesar 50,00%, untuk sub variabel ketersediaan bahan praktikum yaitu sebesar 50,00%, untuk sub variabel kesiapan siswa terhadap materi praktikum yaitu sebesar 51,79%, dan untuk sub variabel kesiapan guru dalam pemberian metode praktikum yaitu sebesar 55,36%. Hal yang paling mendasar untuk segera dilakukan berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu menyiapkan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan praktikum. Kata kunci: Hambatan Siswa, Praktikum PME Pendidikan memegang peranan penting dan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan merupakan wadah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dihasilkan manusia yang mempunyai keterampilan dan kemampuan sehingga mampu bersaing menghadapi era globalisasi dan persaingan bebas yang berlangsung sekarang ini. Berkaitan dengan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, pemerintah telah banyak berusaha meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini nampak dari salah satu usaha yang dilakukan dengan membuka jalur pendidikan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai lembaga pendidikan keterampilan atau kejuruan diharapkan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan dunia kerja terutama dalam berbagai bidang industri. Harapan ini tentunya tidak terlepas dari kesiapan sekolah kejuruan dalam melaksanakan seluruh sistem pendidikan yang diperlukan, termasuk kemampuan siswa melaksanakan praktikum Pekerjaan Mekanik Elektro (PME) secara optimal. Berawal dari pelaksanaan kegiatan PPL pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009 di SMK Negeri 2 Makassar terungkap bahwa praktikum PME pada SMK ini belum terlaksana sepenuhnya seperti yang dituntut oleh kurikulum seperti jumlah alat dan

2 Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 bahan tidak sesuai dengan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum, kesiapan siswa terhadap pelaksanaan praktikum dalam hal ini mengenai pengetahuan siswa, dan kesiapan guru praktikum dalam memberikan materi praktikum atau metode yang diterapkan. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terungkap secara umum terdapat enam faktor yang dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan praktikum. Tule dan Mohammad dalam Demme (2008), mengumukakan bahwa keenam faktor tersebut adalah: tidak tersedianya alat praktikum, sulitnya memperoleh bahan praktikum, kurangnya pengetahuan siswa pada materi yang dipraktekkan, alokasi waktu yang terbatas, materi praktikum dianggap tidak penting, serta tidak adanya tenaga teknisi (laboran), selain itu dari hasil penelitian juga diketahui bahwa keenam faktor yang menjadi penghambat tersebut dialami siswa pada pelaksanaan praktikum PME di jenjang SMK. Berdasarkan uraian di atas dan dengan menitikberatkan pada masalah hambatan pelaksanaan praktikum PME khususnya empat faktor di atas, maka penulis bermaksud mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul: Studi Tentang Hambatan Siswa Dalam Pelaksanaan Praktikum Pekerjaan Mekanik Elektro (PME) Pada Siswa Kelas I Listrik SMK Negeri 2 Makassar. PENGERTIAN HAMBATAN Menurut Abdullah dalam Demme (2008), yang dimaksud dengan hambatan yaitu segala hal yang menyebabkan tidak terlaksananya suatu kegiatan secara efektif dan efisien. Suatu kegiatan yang mengalami hambatan dapat ditandai dengan tidak terlaksananya kegiatan tersebut. Walaupun kegiatan tersebut terlaksana, namun hasil yang diperoleh dan kegiatan tersebut kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, apalagi tidak dilakukan upaya untuk mengatasi atau mengurangi hambatan tersebut. Alwi (2002) menyatakan bahwa hambatan berasal dari kata hambat yang diartikan membuat sesuatu perjalanan/pekerjaan menjadi lambat atau tidak lancar dan secara terpisah hambatan diartikan halangan atau rintangan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka hambatan mengandung arti: pertama, merupakan kondisi tertentu dimana berbeda dengan kondisi lainnya sehingga mempunyai gejala. Kedua, gejala dimaksudkan adalah adanya kegagalan dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian, hambatan adalah segala bentuk kondisi yang tidak mendukung sehingga menyebabkan tidak terlaksana/terselenggaranya dengan baik suatu kegiatan yang diinginkan. PRAKTIKUM PME Praktek menurut Marsabar (1972), mengatakan bahwa (1) Istilah praktek diartikan sebagai pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. (2) pelaksanaan pekerjaan (3) perbuatan melakukan teori (keyakinan). Subijanto dalam Tonapa (2006), mengemukakan bahwa praktek adalah pelaksanaan teori yang ada, sehingga dalam hal yang berkaitan dengan teori adalah sebagai realisasi atau penjabaran dari konsep teorotis tersebut. Selanjutnya, praktikum menurut Zainuddin (2001), adalah merupakan strategi pengajaran atau bentuk pelajaran yang digunakan untuk membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik (keterampilan), kognitif (pengetahuan), dan afektif (sikap) menggunakan sarana laboratorium. Kegiatan praktek merupakan suatu aktivitas yang dilakukan baik di dalam laboratorium maupun lapangan yang merupakan aplikasi dari teori yang telah diperoleh di ruang teori. Dalam melaksanakan praktek, salah satu faktor yang menentukan kemampuan praktek adalah kesiapan kerja (faktor kesiapan kerja meliputi kondisi fisik, mental, emosi,

3 Al Imran, Studi Tentang Hambatan Siswa dalam Praktikum PME penguasaan teori, bimbingan guru instruktur, dan fasilitas praktek). PME merupakan bentuk proses belajar mengajar yang menitikberatkan pada pembentukan keterampilan dan sikap dalam meningkatkan usaha kemampuan individu untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya tanpa mengesampingkan faktor-faktor lainnya seperti kemampuan kognitif. Pada mata pelajaran PME ini terdapat beberapa aspek yang menjadi penilaian yaitu aspek kehadiran, aspek kemampuan merangkai, aspek pemahaman prinsip kerja, aspek pembuatan laporan praktikum, dan aspek kemampuan dalam ujian praktek (UAS). Aspek tersebut saling terkait satu sama lain. UNIT PRAKTIKUM PME Berdasarkan kajian yang dilakukan dalam Kurikulum SMK Edisi 2004, diketahui bahwa terdapat 3 unit praktikum PME dan beberapa teori dalam menguasai praktikum PME. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Peraturan, Norma dan Standar Sistem Keselamatan Kerja a. Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi : pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia. Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada di Indonesia telah diatur dalam Undang- Undang RI No. 1 Thn 1970 tentang Standar Keselamatan Kerja bahwa: pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja memperhatikan 4 golongan sebagai berikut: (a). pelindung badan, (b). pelindung mesin, (c). alat pengaman listrik, (d). pengaman ruang. b. Sistem Keselamatan Kerja Seorang pekerja baik siswa, teknisi maupun guru yang akan bekerja dalam lingkungan bengkel atau laboratorium khususnya dalam teknik kejuruan haruslah mengetahui tentang pengetahuan keselamatan kerja. Mereka juga harus mengetahui tata-cara bekerja secara benar, cara bekerja yang aman dan selamat baik bagi dirinya sebagai orang yang terlibat dalam pekerjaan itu maupun benda kerja yang dikerjakan serta lingkungan kerja di sekitarnya. Terjadinya kecelakaan menyebabkan kerugian pada tiap-tiap orang yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pekerjaan tersebut. Jika terjadi kecelakaan maka orang yang bersangkutan akan menderita sakit atau gangguan phyisik lainnya. Kerugian lainnya adalah kerugian benda, usaha kerja, kesehatan dan aktivitas sosial lainnya. 2. Penggunaan dan Perawatan Peralatan Tangan dan Mesin a. Penggunaan Peralatan Tangan Pekerjaan mekanik listrik yang dilakukan di bengkel listrik biasanya dikerjakan dengan menggunakan beberapa peralatan tertentu. Kadang pekerjaan tersebut dikerjakan cukup hanya menggunakan peralatan tangan saja, namun ada juga yang menggunakan peralatan mesin atau gabungan, baik peralatan tangan maupun peralatan mesin. Peralatan tangan yang dimaksud adalah segala macam perkakas atau alat yang digunakan secara manual (tangan) untuk pekerjaan pekerjaan mekanik di bengkel listrik (elektro). Peralatan tangan dalam hal ini adalah peralatan-peralatan yang digunakan secara langsung dengan tangan (manual), mudah dibawa (portable), ringan dan sederhana. Jenis peralatan tangan tersebut antara lain berupa : kikir, palu, tang, obeng, gergaji tangan, alat perlengkapan gambar, alat ukur

4 Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 mekanik, alat penjepit benda kerja (ragum), penguat, dan pahat. b. Penggunaan Peralatan Mesin Pada pekerjaan mekanik elektro, ada beberapa jenis peralatan mesin yang sering digunakan sebagai alat utama proses penyelesaian suatu pekerjaan di samping peralatan bantu lainnya. Jenis penggunaan peralatan mesin tersebut dengan keperluan seperti pengeboran, penggergajian, penghalusan, pengelasan, pemotongan, dan pelipatan. Untuk mengerjakan kegiatan tersebut diperlukan peralatan-peralatan mesin seperti: mesin bubut, mesin gerinda, mesin bor, mesin gergaji, mesin las, mesin pembengkok/pelipat plat, dan mesin kompresor. c. Perawatan Peralatan Tangan dan Mesin Seseorang yang bekerja di bengkel di samping harus terampil menggunkan peralatan/perkakas tangan dan mesin juga harus pandai melakukan inventaris peralatan, menyimpan dan merawat alatalat/perkakas tersebut. Ketiga hal tersebut sudah menjadi tuntutat bagi siswa yang melakukan praktik di bengkel. d. Penggunaan Peralatan Tangan dan Mesin Untuk Membuat Alat dari Bahan Non Logam 1) Pembuatan Roset 2) Pembuatan Sengkang/Klem 3) Membuat Armatur Lampu TL dari Bambu 4) Membuat papan dudukan saklar 1. Hambatan-hambatan yang Mungkin Dialami dalam Pelaksanaan Praktikum Belajar dikenal dengan 2 gejala yang tampak, yaitu: belajar yang sukses atau berhasil atau efektif dan belajar yang gagal atau terlambat, tidak mencapai tujuan. Gejala ini sering disebut mengalami hambatan dalam proses belajarnya (Haling, 2007). Adapun karakteristik masing-masing hambatan khususnya dalam keberhasilan pelaksanaan praktikum PME siswa dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Ketersediaan Alat Praktikum Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan (Djamarah, 2006). Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya. b. Ketersediaan Bahan Praktikum Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran (Djamarah, 2006). Sulitnya memperoleh bahan praktikum inilah yang menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan praktikum ini. Selain karena tidak adanya bahan praktikum yang diperlukan, tidak terlaksananya praktikum karena faktor ini juga disebabkan oleh siswa yang tidak aktif mencari bahan prakikum yang diperlukan. Sementara itu di lain pihak, guru tidak tegas dalam memberi tugas kepada siswa untuk mencari bahan praktikum, misalnya dengan memberi sanksi (tidak diikutkan dalam praktikum) jika tugas yang diberikan tidak terlaksana. c. Kesiapan Siswa Terhadap Materi Praktikum Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu hambatan pelaksanaan praktikum disebabkan karena pengetahuan siswa terhadap materi yang dipraktekkan, atau dengan kata lain kurangnya persiapan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum.

5 Al Imran, Studi Tentang Hambatan Siswa dalam Praktikum PME Penyebab kurangnya pengetahuan belajar siswa secara garis besarnya dibagi ke dalam dua faktor utama, yaitu faktor penyebab yang bersifat internal dan faktor penyebab yang bersifat eksternal. d. Kesiapan Guru dalam Pemberian Metode Praktikum Timbulnya hambatan ini dalam pelaksanaan praktikum disebabkan karena kurangnya metode mengajar yang dilakukan oleh guru dalam memberikan materi yang akan diperaktekkan, sedangkan metode itu sendiri mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar yang sangat diperlukan oleh siswa sehingga suasana di kelas lebih menarik. Selain itu, kadangkadang guru hanya menjelaskan materi secara sepintas dan menugaskan siswa mengamati sendiri di lingkungan sekitarnya tentang materi praktikum tersebut, sehingga dalam pelaksanaan praktikum siswa sering kebingungan dan bahkan terjadi kesalahan yang disebabkan ketidak pahaman terahadap apa yang akan dikerjakan. METODE Penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif Kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang hambatan yang dialami siswa dalam pelaksanaan praktikum PME Kelas I Listrik pada SMK Negeri 2 Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Makassar Jurusan Listrik pada tanggal 17 Juli sampai dengan 31 Juli 2009 dan dilakukan melalui metode observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi yang diberikan kepada 56 orang responden. Untuk melihat kepalidan atau kesahihan dari item-item yang terdapat pada instrumen ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen sehingga dapat terungkap data variabel yang teliti secara tepat, uji ini dilakukan dengan korelasi product moment dari pearson. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 35 sampel dengan intsrumen sebanyak 35 butir soal, hasil uji validitas ini diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 yang hasilnya menunjukkan bahwa dari 35 butir soal, 3 nomor diantaranya yaitu nomor 6, 13, dan 16 tidak valid dan 32 nomor lainnya dinyatakan valid. Suatu instrumen dilakukan baik dan dapat digunakan jika instrumen tersebut reliabel atau kedalamannya tinggi, oleh karena itu tingkat reliabilitas suatu instrumen harus diuji, rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Berdasarkan teori di atas, uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada butir soal yang dinyatakan valid pada uji validitas dengan menggunakan 35 sampel yang sama pada uji validitas, hasil uji reabilitas dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan software SPSS.12 yang menunjukkan bahwa r hitung = 0,898 lebih besar dari r tabel pada taraf kesalahan 5% dengan sampel (N) sebanyak 35 orang = 0,344. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil analisis statistik deskriptif tentang hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum PME Hambatan yang dirasakan oleh siswa berdasarkan: a. Ketersediaan Alat Praktikum b. Ketersediaan Bahan Praktikum Tabel 7. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Alat Praktikum Interval Kategori Frek. % Kelas Tidak terhambat > Cukup Terhambat Terhambat Sangat terhambat < Jumlah Hasil angket untuk mengetahui hambatan siswa dalam pelaksanaan praktikum PME

6 Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Bahan Praktikum Interval Kategori Frek. Kelas % Tidak terhambat > Cukup Terhambat Terhambat Sangat erhambat < Jumlah c. Deskriptif Kesiapan Siswa Terhadap Materi Praktikum Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kesiapan Siswa Terhadap Materi Praktikum Interval Kategori Frek. (%) Kelas Tidak terhambat > Cukup Terhambat Terhambat Sangat terhambat < Jumlah d. Deskriptif Kesiapan Guru dalam Memberikan Metode Praktikum Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kesiapan Guru dalam Memberikan Metode Praktikum Interval Kategori Frek. % Kelas Tidak terhambat > Cukup Terhambat Terhambat Sangat terhambat < Jumlah Ketersediaan alat praktikum dalam hal ini adalah kondisi peralatan dan kelengkapan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum PME. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran/ praktikum. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan praktikum, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Hasil analisis deskriptif ketersediaan alat praktikum menunjukkan cukup terhambatnya siswa dalam pelaksanaan praktikum sebesar 50,00%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aprianto (2007) yang berjudul Kinerja Praktikum Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar bahwa ketersediaan alat praktikum kurang menunjang dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium dan hal ini sesuai dengan hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan praktikum PME di SMK Negeri 2 Makasar. Dari gambaran tersebut mengungkapkan bahwa salah satu hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksaan praktikum adalah ketersediaan alat praktikum. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Hasil analisis deskriptif ketersediaan bahan praktikum menunjukkan cukup terhambatnya siswa dalam pelaksanaan praktikum sebesar 50,00%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iswal Burhan (2009), bahwa sarana dan prasarana berupa bahan masih kurang atau belum mencukupi sehingga dapat menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan proses pembelajaran mata kuliah Praktek Mesin Listrik II. Berdasarkan gambaran tersebut terungkap bahwa salah satu hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksaan praktikum adalah ketersediaan bahan praktikum. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu hambatan pelaksanaan praktikum siswa disebabkan karena pengetahuan siswa terhadap materi yang dipraktekkan, atau dengan kata lain kurangnya persiapan siswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum. Disini membahas mengenai indikator yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan dari luar diri siswa (faktor eksternal).

7 Al Imran, Studi Tentang Hambatan Siswa dalam Praktikum PME Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, diantaranya adalah aspek motivasi. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Kuat dan lemahnya motivasi seseorang sangat mempengaruhi apa yang dikerjakan, seperti halnya pada praktikum PME. Sedangkan untuk faktor eksternal meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Hasil analisis deskriptif menunjukkan cukup terhambatnya siswa dalam pelaksanaan praktikum PME sebesar 51,79%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muh. Iswal Burhan (2009) yang berjudul Identifikasi Kesulitan Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Praktek Mesin Listrik II bahwa faktor internal dan faktor eksternal masih kurang atau rendah dalam pelaksanaan mata kuliah Praktek Mesin Listrik II dan hal ini sesuai dengan hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan praktikum PME di SMK Negeri 2 Makasar. Dari gambaran tersebut mengungkapkan bahwa salah satu hambatan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanan praktikum adalah kesiapan terhadap materi praktikum. Timbulnya hambatan dalam pelaksanaan praktikum juga disebabkan oleh ketidaksiapan guru kesiapan guru dalam mengelola praktikum, khususnya dalam hal metode/teknik, sedangkan metode/teknik mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar yang sangat diperlukan oleh siswa sehingga suasana di kelas lebih menarik. Hasil analisis deskriptif metode pemberian praktek praktikum tergolong dalam kategori cukup terhambat sebesar 55,36%. Hal ini menginformasikan kepada kita bahwa metode mengajar guru yang digunakan masih rendah sehingga menyebabkan dalam pelaksanaan praktikum siswa seringkali mengalami hambatan dalam hal penerimaan mata pelajaran teori praktikum dari guru. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Siswa masih mengalami hambatan dalam ketersediaan alat praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 28 siswa atau 50,00% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pelaksanaan praktikum. 2. Siswa masih mengalami hambatan dalam ketersediaan bahan praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 28 siswa atau 50,00% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pelaksanaan praktikum. 3. Siswa masih mengalami hambatan dalam kesiapan terhadap materi praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 29 siswa atau 51,79% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pelaksanaan praktikum. 4. Siswa masih mengalami hambatan dalam kesiapan guru dalam pemberian metode praktikum, berdasarkan hasil penelitian terlihat 31 siswa atau 55,36% yang mengalami cukup keterhambatan dalam pemberian metode mengajar oleh guru dalam pelaksanaan praktikum. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada pihak sekolah memperhatikan workshop dan memberikan pelatihan untuk pihak pengajar serta memantau secara berkala tentang metode mengajar guru. 2. Disarankan Fakultas Teknik UNM khususnya jurusan PTE supaya membenahi materi kuliah dengan memperhatikan perkembangan kurikulum sekolah sehingga mahasiswa dapat mengabdikan ilmunya pada saat PPL dan setelah menyelesaikan studi. 3. Peneliti yang akan datang supaya dapat membenahi hambatan-hambatan yang telah peneliti temukan saat ini guna untuk keberhasilan praktikum selanjutnya.

8 Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan (Editor) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Aprianto Kinerja Praktikum Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Skripsi. Tidak Dipblikasikan. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Demme, A. N Studi Tentang Hambatan Pelaksanaan Praktikum IPA Biologi pada SLTP Negeri di Kota Maros. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Djamarah, S. B Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Haling, Abdul dkk Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM. Marsabar, Ali Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung : Angkasa Modul Teknologi Bengkel Elektronika Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Kode Modul Ei Akses Internet. Makassar. Muh. Iswal Burhan Identifikasi Kesulitan Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Praktek Mesin Listrik II. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Tonapa, Martinus Persepsi Siswa Jurusan Teknik Elektro Tentang Pelaksanaan Praktek Instalsi Listrik I Pada Laboratorium Elektro Universitas Negeri Makassar. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Zainuddin, Mengajar Di Perguruan Tinggi Bagian Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT OTOMOTIF DASAR PEMBENTUKAN LOGAM KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya manusia yang harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh untuk menciptakan

Lebih terperinci

KEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

KEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA Keadaan dan Pengelolaan (Nopitri Pamungkas) 85 KEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA THE CONDITION AND MANAGEMENT OF STUDENTS PRACTICE EQUIPMENT

Lebih terperinci

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009 PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR Muh. Yusuf

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil uji coba instrumen penelitian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil uji coba instrumen penelitian, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil uji coba instrumen penelitian, deskripsi data dari hasil penelitian, pengujian penelitian atau analisis data, dan pembahasan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi MOTIVASI BELAJAR STATISTIKA PERUSAHAAN 2 DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu penelitian akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila didukung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu penelitian akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila didukung 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila didukung oleh metode penelitian yang tepat, sedangkan untuk mendapatkan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk variabel X (Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru PLP) yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL OPTIMALISASI PEMANFAATAN PERALATAN BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM ARTIKEL Oleh Agus Triyatno NIM. 11503247007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Matematika UNRIKA Batam 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Unrika Batam,

Alumni Program Studi Pendidikan Matematika UNRIKA Batam 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Unrika Batam, KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN PEMECAHAN MASALAHDENGAN TEKNIK POLYADENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIMTs USB SAGULUNG BATAM TAHUN PELAJARAN2013/2014 Wati Ritonga 1 dan Yudhi Hanggara

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian dan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Salah satu tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri se-kecamatan Raja Basa Bandar Lampung, pada tahun pelajaran 2009-2010, pada bulan Maret 2010. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 15 Yogyakarta ada sejak sebelum kemerdekaan atau lebih tepatnya masa Hindia Belanda,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 014 di SMKN 1 Bojong Picung Tahun Ajaran 014/015. B. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian

III. METODE PENELITIAN. oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Arikunto (013: 03) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dan jenis penelitian yang

Lebih terperinci

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK TEXMACO PEMALANG Aditya Indra Putra Prodi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO 5. Bekerja di bengkel Kacamata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian instrument dilakukan sebelum pengujian dalam pengumpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian instrument dilakukan sebelum pengujian dalam pengumpulan 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Instrument Penelitian Pengujian instrument dilakukan sebelum pengujian dalam pengumpulan data, yang bertujuan untuk memperoleh instrument yang valid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut 1 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:4) penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah tempat kegiatan penelitian memperoleh data yang diperlukan. Balai Rehabilitasi Sosial Pramadi

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA N 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Naskah Publikasi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010: 4) penelitian korelasi atau penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudhi No.229 Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. SIL/EKO/EKO 214/29 Revi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : Praktik Elektro Mekanik KODE MATA KULIAH : EKO 214 SEMESTER : III PROGRAM STUDI : Pendidikan Teknik Elektro DOSEN PENGAMPU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ), pada tingkat kelas yang direncanakan dalam beberapa siklus. Apabila dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Sativa Arisena NIM

ARTIKEL. Oleh Sativa Arisena NIM PENGARUH KINERJA TEKNISI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL Oleh Sativa Arisena NIM 11503247009 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK

MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMESINAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK Kompeten Pedagogi 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2.

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan. pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan berkarakter. Kurikulum ini bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitan deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Semarang sejak tanggal 17 September 2014 sampai dengan 18 Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mochammad Imam Dzikyan Sofyan, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mochammad Imam Dzikyan Sofyan, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut peneliti, praktikum artinya melakukan suatu kegiatan secara nyata berdasarkan kepada teori-teori yang telah diajarkan sebelumnya. Praktikum ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian pendekatan kuantitatif dengan rancangan korelasional. Penelitian rancangan korelasional yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No. 299

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri yang tersebar se- Kecamatan Raja Basa, Bandar Lampung pada tahun ajaran 2009/2010, pada bulan februari 2010.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMK DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMK DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMK DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR Wahono Guru SMK Negeri 5 Surakarta Abstrak Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk bekerja dalam pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 3)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 3) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dan sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 3) menjelaskan mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN PRAKTIK MATA KULIAH PENGERJAAN LOGAM UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI YANG DISYARATKAN

ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN PRAKTIK MATA KULIAH PENGERJAAN LOGAM UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI YANG DISYARATKAN 2 ANALISIS KEBUTUHAN PERALATAN PRAKTIK MATA KULIAH PENGERJAAN LOGAM UNTUK MENCAPAI TUNTUTAN KOMPETENSI YANG DISYARATKAN Sandi Pebriyana 1, Yayat 2, Asep H. Sasmita 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jalan Kliningan No. 6 Buah Batu Bandung, Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3

Lebih terperinci

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA Analisis Hambatan Belajar (Rian Prasetyo) 115 ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA THE ANALYSIS OF LEARNING BARRIERS ON MECHANICS TECHNOLOGY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Murni 1 Surakarta, tepatnya di Jl. Dr. Wahidin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN 233 HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN Muhamad Abdul Aziz 1, Ewo Tarmedi 2, Sunarto H. Untung 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada. ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada. ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada dasarnya pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK 206 HUBUNGAN MINAT MEMILIH PRROGRAM KEAHLIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK Muhammad Fadhil 1, Bambang Darmawan 2, Maman Kusman 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO 1 KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO Oleh: Hangga Permana Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah atau permasalahan yang dihadapi, memegang peranan penting dalam penelitian ilmiah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan, Jalan Hariang Banga Nomor 2 Tamansari Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

KUALITAS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI MOTIVASI, MINAT, DAN STIMULUS SISWA BELAJAR

KUALITAS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI MOTIVASI, MINAT, DAN STIMULUS SISWA BELAJAR KUALITAS BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI MOTIVASI, MINAT, DAN STIMULUS SISWA BELAJAR Hastari Mayrita dan Ayu Puspita Indah Sari Universitas Bina Darma Abstrak Buku pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang

Lebih terperinci

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M.

KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN. Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M. KEPUASAN SISWA TEKNIK PEMESINAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEAHLIAN DI SMK NASIONAL BERBAH SLEMAN Oleh: Jeffri Setiawan *) dan Edy Purnomo, M. Pd **) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Niken Ayu Larasati 10502247004 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Definisi desain penelitian menurut Nasution (2009:23) adalah Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menurut Sugiyono (2012) dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang menggambarkan pendekatan dan metode yang akan dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Amalia Risqi Puspitaningtyas Universitas Abdurachman Saleh Situbondo amalia_risqi88@yahoo.com

Lebih terperinci

USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK

USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK USAHA MENANGANI KETERBATASAN MEDIA PRAKTIK DI SMK Disusun Oleh HENKY KURNIA DHANY, S.T. NIP. 19800408 201001 1 016 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR SMK NEGERI 10 KOTA

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI JAGOAN 1 TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI JAGOAN 1 TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI JAGOAN 1 TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jl. DR. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang terjadi pada masa sekarang. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan fungsi, guna mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan fungsi, guna mencapai tujuan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi atau universitas adalah lembaga ilmiah, dan kampus adalah masyarakat ilmiah. Kedudukan perguruan tinggi baik sebagai lembaga ilmiah ataupun

Lebih terperinci

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat Pendahuluan Manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial mempunyai dalam berkomunikasi sehingga bisa menjalin hubungan dengan orang lain. Namun, ternyata tidak semua orang mempunyai dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian terdiri atas dua tahap yaitu menjelaskan hasil studi pendahuluan dan gambaran umum dari penelitian 4.1.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR DI TINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR PADA MATA KULIAH KOMPUTER AKUNTANSI I

PRESTASI BELAJAR DI TINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR PADA MATA KULIAH KOMPUTER AKUNTANSI I PRESTASI BELAJAR DI TINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR PADA MATA KULIAH KOMPUTER AKUNTANSI I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kontribusi pelaksanaan Praktik Kerja Industri () terhadap kesiapan kerja siswa, dilaksanakan di SMK Negeri

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2008/2009 Isky Fadli Fu adi Prodi Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Perwitasari, Hubungan Fasilitas Praktikum TKJ di Sekolah... 425 Hubungan Fasilitas Praktikum TKJ di Sekolah, Kesesuaian Tempat Prakerin, dan Kompetensi TKJ Siswa dengan Hasil Uji Kompetensi Keahlian Dian

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING PROSES PEMBUATAN PURWARUPA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : SULISTYO PRAWOTO NIM. I 8110039 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Cikarang merupakan sebuah pendidikan D3 dengan jurusan teknik mesin industri. Dalam mendukung proses

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh : Moh. Aniq, Khairul Mar ati UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstrak

Lebih terperinci

Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Abstrak

Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi   Abstrak PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SEKOLAH NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL DALAM PENANGANAN DINI CEDERA OLAHRAGA MENGUNAKAN REST ICE COMPRESSION ELEVATION Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci