STUDI DOKUMENTASI DALAM PROSES PRODUKSI PEMENTASAN DRAMA BAHASA INGGRIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI DOKUMENTASI DALAM PROSES PRODUKSI PEMENTASAN DRAMA BAHASA INGGRIS"

Transkripsi

1 STUDI DOKUMENTASI DALAM PROSES PRODUKSI PEMENTASAN DRAMA BAHASA INGGRIS Kadek Sonia Piscayanti Universitas Pendidikan Ganesha, Jalan Udayana 11 Singaraja Abstract: A Documentation Study in the Production Process of English Drama Performance. Drama course in English Education Department is a course which develops a product in the form of English drama performance. The problem was emerged when there was no sufficient documentation of drama production found in the forms of recording of process of preparation until the performance. This problem motivated the researchers to do the document study of drama course from academic year of 2010/2011 until 2012/2013. The purposes were to collect the information and documentation as complete as possible of drama production process and to know how the process was conducted in order to provide input for the next coming drama courses. The method of data collection was a documentation study which involved literature study, document study, participant observation and interview. The analysis was made based on descriptive qualitative technique. The results were found in terms of documentation data which covered pre-production, production and post-production in the forms of script document, rehearsal process, photos, videos, and mass-media publication as to give concrete information about how the drama production process was done and the quality of the document. The result of the research was documented in the form of drama course online blog englishcoursedrama.blogspot.com to ease the online documentation and enable the public access. Keywords: drama performance, documentation study, drama production Abstrak: Studi Dokumentasi dalam Proses Produksi Pementasan Drama Bahasa Inggris. Mata kuliah drama di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris adalah mata kuliah yang menghasilkan produk berupa pementasan drama berbahasa Inggris. Persoalannya, dari tahun ke tahun mata kuliah drama belum memiliki sistem dokumentasi produksi drama yang memadai yang merekam proses produksi selama pementasan itu dikerjakan. Persoalan minimnya dokumen kuliah drama ini mendorong peneliti melakukan penelitian studi dokumentasi produksi drama sejak tahun ajaran 2010/2011 hingga 2012/2013. Tujuannya adalah mengumpulkan informasi dan dokumentasi selengkap-lengkapnya tentang proses produksi pementasan dan mengetahui bagaimana proses tersebut dilakukan untuk menjadi bahan masukan pada mata kuliah drama berikutnya. Metode yang digunakan adalah studi dokumentasi yang terdiri atas studi pustaka, studi dokumen, observasi partisipasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasilnya, didapatkan data-data berupa dokumen proses praproduksi, produksi hingga pasca-produksi berupa dokumen naskah, proses latihan, foto-foto, video, dan publikasi di media massa sehingga didapatkan informasi nyata bagaimana proses produksi drama itu dilakukan dan bagaimana kualitas dokumentasinya. Hasil penelitian ini didokumentasikan dalam bentuk blog mata kuliah drama online beralamat di englishcoursedrama.blogspot.com untuk mempermudah pendokumentasian secara elektronik dan terakses oleh publik/umum. Kata-kata Kunci: pementasan drama, studi dokumentasi, proses produksi drama Manusia adalah makhluk berpikir (homo sapiens). Ia juga adalah makhluk teater (homo theatricus). Hidup manusia tak dapat luput dari aksi teatrikal yang secara sadar atau tak sadar dilakoninya (Dahana, 2001). Manusia menjalankan perannya, menjalankan motivasi hidupnya berdasarkan konsep-konsep teatrikal, bahwa ia bergerak diatas panggung (kehidupan), menjadi karakter, dan memelihara konflik hidupnya. Bergerak dari pemahaman bahwa manusia adalah makhluk 94

2 Piscayanti, Studi Dokumentasi dalam Proses Dokumentasi. 95 yang berpikir dan makhluk yang teatrikal, maka manusia selalu menjadi subjek yang tak habishabisnya digali oleh seniman teater dalam pementasan drama atau teater. Dengan gerak, katakata dan bahasa panggung, drama mampu mewakili kehidupan nyata atau merefleksikan dunia nyata. Sebab itu pula, salah satu pembelajaran bahasa yang efektif dapat dilakukan melalui pementasan drama. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris atau disingkat JPBI memiliki mata kuliah drama yang muncul di semester 5. Mereka wajib mementaskan sebuah naskah drama pada akhir semester. Pementasan drama dalam mata kuliah JPBI adalah puncak proses pembelajaran dalam mata kuliah drama. Sebuah pementasan drama menjadi momentum bersejarah bagi mahasiswa yang menjadi pemain, sutradara dan siapa saja yang terlibat didalamnya sebagai tim produksi. Mereka mampu menyelesaikan sesuatu yang berat dan panjang, mulai dari pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Secara umum mereka melewati beberapa tahap produksi pementasan yakni memilih naskah, menghafal naskah, mengkasting pemain, menyiapkan konsep pemanggungan, menentukan tim produksi, menyusun program latihan, latihan, persiapan properti, kostum, tata artistik, tata musik, tata cahaya, gladi kotor, gladi bersih, pementasan hingga publikasi dan dokumentasi. Mencermati tahap tersebut, jelas bahwa pementasan sebuah drama bukanlah proses yang mudah. Banyak waktu, tenaga dan pikiran yang harus dikorbankan termasuk biaya. Dengan panjangnya tahapan produksi pementasan drama, maka ketika sebuah pementasan berhasil dilakukan, sempurnalah semua tahapan tersebut. Namun demikian satu hal yang tak boleh dilupakan adalah publikasi dan dokumentasi. Publikasi dibutuhkan sebelum dan sesudah pementasan. Demikian juga dokumentasi. Publikasi pementasan mutlak diperlukan sebab publikasi adalah bentuk pertanggungjawaban produksi kepada masyarakat. Definisi dokumentasi (Purwono, 2009), adalah sebagai berikut. (1) Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo. (2) Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpa-nan informasi dalam bidang pengetahuan. (3) Kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian. (4) Arsip kliping, surat kabar dan foto-foto bahan referens yang dapat digunakan untuk menunjang dokumen. (5) Penyimpanan bukti-bukti. Mengacu pada definisi di atas, sudah jelas bahwa dokumentasi adalah rangkaian proses penyimpanan bukti-bukti sedapat mungkin merekam kejadian atau peristiwa. Dalam hal dokumentasi pementasan, jelaslah bahwa dokumentasi mencakup penyimpanan foto-foto, vcd, dvd pementasan termasuk kliping koran. Keutuhan dan keseluruhan peristiwa penting tersebut harus tercermin dari proses-proses yang sangat mewarnai pementasan. Jadi dokumentasi tidak hanya mengacu pada apa yang terjadi saat dipanggung, namun juga peristiwa di balik panggung. Dokumentasi bukan hanya berfokus pada dokumen, namun proses yang terjadi di balik dokumen tersebut. Peneliti sebagai pengajar mata kuliah drama sejak tahun 2007/2008 telah memulai sebuah dokumentasi berupa pengumpulan dvd pementasan, foto-foto dan kliping koran. Kesulitan mengumpulkan dokumentasi adalah karena pendokumentasian hanya dilakukan saat pementasan sehingga informasi yang dikumpulkan mengenai proses produksi belum utuh karena hanya membahas seputar pementasan saja, sedangkan produksi pementasan meliputi pra-produksi, produksi hingga pasca produksi. Setidaknya ada tiga buah faktor yang menghalangi terjadinya dokumentasi yang menyeluruh. Pertama, keterbatasan waktu. Dalam satu semester, pementasan rata-rata disiapkan dalam waktu efektif tiga bulan. Ini pun terkadang tidak mampu dipenuhi secara efektif karena dipotong masa liburan, masa ujian dan sebagainya. Praktis, dalam waktu kurang dari tiga bulan, mahasiswa melakukan semua proses produksi termasuk memilih naskah, membagi atau mengkasting pemain, melakukan latihan, membuat properti, menyiapkan musik, set panggung dan sebagainya. Dokumentasi yang terstruktur dan sistematis adalah alat paling tepat untuk mengetahui proses pementasan dilakukan dan sejauhmana keberhasilan dari sebuah pementasan dapat dicapai. Dokumentasi yang tersistematisasi menjadi sumber yang paling akurat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pementasan. Namun pertanyaannya, bagaimana jika tidak ada dokumentasi memadai yang tersedia? Pertama, tidak ada pementasan yang bisa mengacu pada keberhasilan atau kekurangan pementasan sebelumnya. Kedua, studi dokumen sangat penting untuk melihat proses produksi dilakukan. Namun kurangnya proses dokumentasi menyebabkan sedikitnya dokumen yang bisa dipelajari untuk per-

3 96 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm bandingan. Ketiga, dokumentasi pementasan adalah refleksi dan otokritik terhadap pementasan yang telah terjadi dan kelak akan menjadi bahan acuan untuk pementasan berikutnya. Ketiadaan dokumen akan menghilangkan bahan refleksi dan kritik terhadap diri sendiri. Hal ini menggugah peneliti sebagai pengajar mata kuliah drama di JPBI untuk melakukan studi dokumentasi untuk menghasilkan sistem dokumentasi yang lengkap tentang mata kuliah drama terutama proses produksi pementasan agar diperoleh informasi tentang proses produksi drama yang komprehensif. Penelitian ini bertujuan utama untuk mengumpulkan dokumen yang ada selama proses produksi pementasan drama pada mata kuliah drama JPBI dan mengetahui bagaimana proses produksi tersebut dilakukan selama tahun ajaran 2010/2011 hingga 2012/2013. METODE Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan. Menurut Sugiono, dalam Gharuty (2009) Masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Metode penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas (Somantri, 2005: 58). Penelitian kualitatif bercirikan informasi yang berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola atau teori yang akan menjelaskan fenomena sosial (Creswell dalam Somantri (2005: 58)). Penelitian ini menggunakan pendekatanpendekatan studi dokumentasi yaitu pengumpulan dokumen-dokumen yang menyangkut proses produksi pementasan drama, yang meliputi studi pustaka, studi dokumen, observasi partisipasi dan wawancara di JPBI selama tiga tahun yaitu dari tahun 2010/2011 hingga Sampel penelitian digunakan melalui teknik purposive sampling yang bertujuan untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini adalah mahasiswa JPBI yang mengambil mata kuliah drama JPBI selama kurun waktu tiga tahun yaitu dari tahun akademik 2010/2011 hingga 2012/2013. Studi dokumentasi ini berlokasi di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Bahasa Inggris. Lokasi diambilnya dokumentasi pementasan drama ada di beberapa tempat yaitu di Auditorium Undiksha, Wantilan RRI Singaraja dan Sasana Budaya Singaraja. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter. Menurut Burhan Bungin (dalam Gharuty, 2009) Metode Dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data histories. Sedangkan Sugiyono (dalam Gharuty, 2009) menyatakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen digunakan untuk mendapatkan data primer berupa seluruh dokumen pementasan drama yang berhasil dikumpulkan dalam 3 tahun terakhir. Dokumen yang dimaksud adalah dalam penelitian ada dua jenis yaitu dokumen digital dan non digital. Dokumen digital didapatkan dalam bentuk foto, video, tulisan di koran, artikel, atau publikasi di sosial media yang menggunakan sumber publikasi online. Sedangkan dokumen non digital adalah dokumen yang berupa arsip koran, selebaran atau pamflet dan naskah drama berupa bagian dari buku. Dokumen ini dianalisis dengan metode content analysis (analisis isi) menggunakan content analysis blue print yang mendeskripsikan isi dokumen berdasarkan prosesnya (pra-produksi, produksi dan pasca-produksi). Instrumen yang digunakan adalah rubrik analisis konten, panduan wawancara dan lembar observasi yang divalidasi oleh dua ahli di bidang pembelajaran drama dan ditriangulasi berdasarkan kajian teori dan fakta yang ada di lapangan untuk mendapatkan data yang reliabel. Metode berikutnya adalah observasi terlibat yang melibatkan peneliti sebagai pengampu mata kuliah drama dalam mengamati peristiwa, dan wawancara dengan mahasiswa pengambil mata kuliah drama digunakan untuk melengkapi data primer berupa kumpulan dokumen-dokumen. Wawancara ini dimaksudkan untuk menggali informasi dari mahasiswa sebagai pelaku pementasan untuk melengkapi data dokumen. Data yang didapatkan digolongkan menjadi data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari data observasi, wawancara dan dokumen. Sedangkan data sekunder didapatkan dari rencana pembelajaran, silabus dan satuan acara perkuliahan.

4 Piscayanti, Studi Dokumentasi dalam Proses Dokumentasi. 97 Data yang didapatkan kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif, berupa penyusunan deskripsi yang sistematis dan terstruktur tentang dokumen yang didapatkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi pada mata kuliah drama sejak tahun 2010/2011 hingga 2012/2013, didapatkan beberapa temuan yaitu sebagai berikut. Proses pembelajaran mata kuliah drama dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap pra-produksi, tahap produksi dan tahap pascaproduksi. Tahap pra-produksi mencakup beberapa proses yaitu kajian literatur, olah naskah, manajemen pementasan, pelatihan olah tubuh, olah vokal, olah sukma, dan publikasi praproduksi. Kajian literatur Kajian literatur mencakup semua proses mendalami teori sastra dan teater yang akan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik permainan teater di atas panggung. Kajian literatur dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu kajian teori, kajian naskah dan kajian karakter. Pada kajian teori terdapat beberapa konsep yang harus dimiliki oleh mahasiswa yaitu materi-materi sebagai berikut (Wilson, 1988): the history of theater, the role of the audience, the purpose and point of view of theater, the tragedy and other serious drama, the comedy and tragicomedy, theater of the absurd, conventions of dramatic sctructure, climactic and episodic plot, the role of director and playwright. Berdasarkan kajian silabus mata kuliah drama, kajian mata kuliah drama sangat komprehensif dan sistematis untuk memberikan bekal pengetahuan yang cukup bagi mahasiswa untuk mempersiapkan mereka memiliki pengalaman di dunia teater. Kajian literatur yang dilakukan juga berkaitan dengan sumber-sumber tentang naskah yang akan dipentaskan, misalnya literatur budaya, literatur pendalaman karakter, literatur seni dan latar belakang sosial lainnya. Hal ini penting dilakukan mengingat begitu banyak hal yang bisa digali dari dalam sebuah konsep teater. Pada tahap ini kajian literatur bersifat sangat penting untuk memberi pemahaman budaya kepada mahasiswa. Beberapa hal yang menyangkut kajian literatur adalah sejarah pertunjukan sejenis, analisis naskah, biografi penulis, sejarah latar belakang budaya pada tahun dibuatnya naskah. Olah naskah Sebelum mementaskan drama, penting untuk mengetahui dramaturgi pementasan. Dramaturgi adalah alur atau pembabakan dalam naskah (Febrian, 2014). Untuk mendapatkan dramaturgi sebagai alur untuk memandu keseluruhan pementasan drama, olah naskah sangat diperlukan dalam tahap pra-produksi sebab olah naskah adalah dasar bagi pembuatan konsep pemanggungan, dasar pemilihan karakter dan dasar bagi pemilihan setting. Dalam olah naskah ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu: penentuan kelompok pembaca, penentuan makna cerita, persetujuan konsep pemanggungan naskah, penentuan sudut pandang pemanggungan, penentuan pendekatan teater, penentuan setting cerita, penentuan artistik panggung, penentuan musik dan penentuan kostum. Setelah semua hal ini disepakati, maka konsep pemanggungan dapat direalisasikan. Manajemen pementasan Manajemen terdiri dari perencanaan, eksekusi, dan evaluasi. Dalam konteks pementasan, proses terdiri dari perencanaan, eksekusi dan evaluasi pementasan terjadi setelah konsep pemanggungan dibuat (Wisata Teater, 2014). Manajemen pementasan terdiri dari : sutradara, aktor, kru panggung, kru artistik, kru pemusik, kru dokumentasi, kru publikasi. Seluruh manajemen ini dipilih berdasarkan kemampuan dan kebutuhan pementasan. Seluruh anggota manajemen memiliki tanggung jawab yang sama besar terhadap kesuksesan pementasan. Pelatihan olah tubuh Pelatihan olah tubuh dilakukan untuk melatih tubuh agar peka terhadap respon karakter yang ada di dalam naskah. Pelatihan olah tubuh ini merupakan sebuah keharusan bagi semua aktor teater sebab tubuh merupakan alat utama untuk mengekspresikan pesan dalam teater. Pelatihan olah tubuh dilakukan sebelum pelatihan olah vokal dan olah sukma, sebab modal utama seorang aktor adalah tubuh yang mewakili ekspresi jiwa. Pelatihan olah vokal Pelatihan olah vokal dilakukan sebelum produksi dengan melibatkan dosen. Pelatihan vokal dilakukan dengan sangat serius agar terbentuk vokal yang prima.

5 98 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm Pelatihan olah sukma Pelatihan olah sukma dilakukan ketika olah tubuh dan olah vokal telah terbentuk. Olah sukma diperlukan untuk melatih ekspresi jiwa yang tepat untuk menggambarkan karakter. Publikasi pra-produksi Tahap pra-produksi dilakukan melalui sejumlah proses yaitu publikasi online dan offline berupa dokumentasi video, dan foto pementasan. Sedangkan tahap produksi melibatkan proses sebagai berikut. (1) Pemilihan naskah, (2) pemilihan pemain, (3) pemanggungan, (4) tata cahaya dan artistik, (5) pembuatan setting, properti, dan panggung, (6) pembuatan kostum, (7) pembuatan konsep tata rias, (8) dokumentasi dan publikasi. Hal ini juga melibatkan manajemen pementasan yang baik yaitu dari segi eksekusi atau pelaksanaan. Prosesnya pun sangat panjang dan memerlukan latihan yang panjang untuk memenuhi persyaratan pementasan. Olah naskah misalnya membutuhkan waktu beberapa minggu bahkan bulan hingga didapatkan interpretasi yang pas. Adapun naskah yang digunakan adalah naskah-naskah Oscar Wilde dalam The Complete Works of Oscar Wilde (Geddes dan Grosset, 2002), William Shakespeare dalam The Complete Works of William Shakespeare (Hilton, 1993), dan Kadek Sonia Piscayanti dalam The Story of A Tree (Piscayanti, 2013). Naskah-naskah ini diapresiasi, dibedah, diinterpretasi, dan dipentaskan. Setelah itu dilakukan, proses berlanjut pada olah tubuh, olah vokal dan olah sukma yang juga memerlukan tahapan panjang dimana waktu yang digunakan kurang lebih 3 bulan. Keseluruhan produksi yang meliputi pemanggungan, pembuatan properti, konsep artistik dan sebagainya memerlukan waktu paling tidak satu bulan. Hingga pementasan dilakukan, total waktu yang dibutuhkan adalah sekitar empat bulan. Dokumentasi terhadap proses produksi biasanya dilakukan dengan pengambilan foto dan video pementasan. Sementara itu tahap pasca-produksi adalah tahap dimana evaluasi dilakukan untuk perbaikan pementasan berikutnya dan publikasi di media. Dokumentasi dikumpulkan sejak masa pra-produksi hingga pasca-produksi sepanjang tahun ajaran 2010/2011 hingga 2012/2013 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Tabel Produksi Pementasan Drama dan Dokumennya Tahun ajaran Judul produksi Bentuk dokumentasi Kualitas 2010/2011 An Ideal Husband Naskah The Picture of Dorian Gray Naskah Kurang baik Salome Naskah The Importance of Being Earnest Naskah 2011/2012 Macbeth Naskah

6 Piscayanti, Studi Dokumentasi dalam Proses Dokumentasi. 99 Othello Naskah Kurang baik King Lear Naskah Kurang baik Hamlet Naskah Kurang baik 2012/2013 Schizophrenia Naskah A Mother and A Monster Naskah My Dearest Sister Naskah Because I am Who I am Naskah The Story of A Tree Naskah Dari tabel di atas dapat dilihat dari dokumentasi naskah, kualitas dokumen naskah dinyatakan 100% baik. Dokumentasi naskah berasal dari sumber buku dan sumber online. Dokumentasi naskah Oscar Wilde terdapat dalam kumpulan naskah The Complete Works of Oscar Wilde (Geddes and Grosset, 2002). Sementara itu naskah Shakespeare dapat dilihat dari sumber

7 100 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm online Hilton (1993) Naskah-naskah yang dipentaskan tahun ajaran 2012/2013 terdapat dalam buku The Story of A Tree (Piscayanti, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa dari segi dokumentasi naskah, tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi kelas yang memproduksi drama. Hal ini dapat dipastikan karena naskah tersimpan dalam bentuk buku atau sumber online dan keberadaannya dapat diketahui secara pasti. Dari segi dokumen foto, 100% berkualitas baik karena telah disimpan dengan baik sehingga menghasilkan dokumen yang mampu memberi informasi tentang proses produksi pementasan drama. Dokumentasi foto relatif mudah dilakukan karena hampir semua aplikasi kamera terdapat dalam telpon seluler mahasiswa. Selain kamera foto, kamera digital yang profesional juga telah dimiliki mahasiswa sehingga foto-foto yang dihasilkan berkualitas baik. Beberapa fotofoto dokumentasi drama dapat dilihat pada blog Dari segi dokumen video, dapat dikatakan hanya 72% yang berkualitas baik dan sisanya 28% berkualitas kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari blog drama, bahwa kualitas video yang didokumentasikan mahasiswa masih tergolong rendah, misalnya dari segi ketajaman gambar, cahaya, dan audio. Ada beberapa faktor yang menyebabkan yaitu masih mahalnya perangkat kamera video yang profesional, terbatasnya kualitas sumber daya mahasiswa yang mampu mengoperasikan kamera video dengan baik dan kurangnya waktu untuk melakukan editing dan proses lainnya. Dapat dilihat pula bahwa dokumentasi video perlu persiapan yang matang baik dari segi biaya, waktu dan sumber daya. Sementara publikasi media 100% berkualitas baik dilihat dari publikasi online dan offline. Hal ini dikarenakan publikasi kini menjadi bagian dari keseharian mahasiswa, melalui media sosial seperti facebook, blog, twitter, mereka telah terbiasa mempublikasikan kegiatannya. Namun media offline yang banyak memberitakan kegiatan produksi drama adalah The Jakarta Post, Bali Post, Radar Bali dan The Splash. Publikasi onlinenya dapat ditelusuri di antaranya melalui artikel Discovering Shakespeare in Singaraja (Piscayanti, 2012), artikel Membongkar Manusia, Mempertanyakan Manusia A Tribute to Oscar Wilde (Piscayanti, 2011), artikel Karya Terpuji Tangan-Tangan Pemula: Pentas Drama Bahasa Inggris Undiksha (Piscayanti, 2010). Proses yang panjang dan melelahkan dalam proses produksi pementasan drama telah menumbuhkan berbagai nilai-nilai positif dalam perkembangan karakter mahasiswa. Pementasan drama secara nyata mempraktekkan seluruh ilmu teater di kelas ke atas panggung seperti tertulis dalam artikel Pentas Empat Drama di Undiksha Upaya Memanggungkan Teori Kelas (Piscayanti, 2009). Mementaskan sebuah naskah juga menumbuhkan kesadaran hidup bersama, saling menghargai dan menghormati seperti mencari pengalaman hidup yang sebenarnya. Bekal hidup yang sesungguhnya dapat digali melalui proses pemanggungan teater seperti tertulis dalam artikel Mencari Bekal Hidup di Panggung Sandiwara (Piscayanti, 2008). Seluruh proses tersebut telah didokumentasikan melalui berbagai bentuk sehingga dapat diperoleh informasi tentang proses produksi pementasan drama yang komprehensif baik dari segi pra-produksi, produksi dan pasca-produksi. Beberapa artikel tentang pementasan drama juga didokumentasikan oleh tabloid online Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris The Splash (2013) dengan judul Fifth Semester Concluded the Series of Drama Performances. Adapun artikelartikel dokumentasi drama lainnya juga dimuat dalam The Splash 5 judul berturut-turut (2012) sebagai berikut: 5A A Mother and a Monster, 5C Classic My Dearest Sister, 5D Begins with Because I am who I am, 5A Agreed Will Present Schizophrenia Soon, 5E Presents The Story of A Tree. Dengan sistem dokumentasi yang telah dibentuk melalui blog, kini produksi pementasan drama dapat dilihat secara lebih lengkap. Adapun sistem dokumentasi perkuliahan drama tahun ajaran 2010/2011 hingga 2012/2013 telah dirangkum dalam website English Drama Course (Piscayanti, 2014). Website ini setidaknya merupakan sebuah wadah awal untuk sistem pendokumentasian yang lebih baik di masa depan. Salah satu penelitian dilakukan mengenai proses dalam pembelajaran drama adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusnidar (2012) yang mengamati pembelajaran drama di kelas RSBI di SMAN 1 Patroman Jawa Barat. Dari pengamatan yang dilakukannya didapat hasil bahwa pembelajaran drama bersifat merangsang kreativitas siswa dimana siswa mampu mengapresiasi naskah drama, mampu memerankan karakter, mampu menulis naskah drama, bahkan mampu membuat sebuah film pendek. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran drama sangat penting untuk dicatat

8 Piscayanti, Studi Dokumentasi dalam Proses Dokumentasi. 101 dan diteliti karena manfaatnya yang begitu besar bagi perkembangan kreativitas siswa. Secara lebih terperinci, berdasarkan hasil kajian dokumen pembelajaran dan observasi proses pembelajaran, sekaligus wawancara dengan mahasiswa, proses produksi yang dimaksud adalah proses pembelajaran, proses latihan, bedah naskah drama, dokumentasi drama, baik praproduksi, produksi dan pasca-produksi. Berdasarkan dokumentasi berupa silabus perkuliahan, jadwal perkuliahan dan hasil tes perkuliahan drama, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran drama berlangsung selama 16 kali tatap muka dan tes serta proses latihan di luar jam perkuliahan. Selama 16 kali tatap muka, perkuliahan diawali dengan perkenalan teori, presentasi dari dosen tentang pengetahuan awal teater, dan diskusi tentang materi perkuliahan. Selanjutnya dilaksanakan middle tes di pertengahan semester, lalu dilanjutkan dengan presentasi kelompok dari mahasiswa dan praktek latihan di luar kelas. Di akhir semester, dilakukan ujian akhir berupa ujian tulis dan ujian praktik semester berupa pementasan drama. Studi dokumentasi sejenis ini juga dilakukan oleh Robyhertanto (2011) yang meneliti strategi pembelajaran apresiasi drama misalnya analisis menggunakan perangkat pembelajaran, observasi proses pembelajaran dan wawancara kepada kepala sekolah, guru dan siswa. Dari penelitian ini didapatkan informasi pembelajaran apresiasi drama di sekolah yang bersangkutan, sehingga terlihat bahwa dokumentasi pembelajaran drama berlangsung dengan baik. Proses latihan yang terjadi dalam mata kuliah drama adalah proses latihan yang memakan waktu lama, yang dimulai dari pemilihan naskah, pemilihan pemain, latihan olah vokal, olah tubuh dan olah rasa, imajinasi, ekspresi, penghayatan (Widyartono, 2010). Pada tahap olah vokal, mahasiswa dilatih untuk melakukan pernafasan, melafalkan huruf vokal, huruf konsonan, melantunkan nada, hingga mempelajari intonasi kata (Widyartono, 2010). Pernafasan dilakukan dengan teknik diafragma, dimana pernafasan dipusatkan pada pernafasan di area diafragma yang biasanya dilakukan oleh penyanyi. Pelafalan huruf vokal, konsonan dan nadanada dilakukan secara berjenjang yaitu untuk melatih kepekaan mahasiswa akan kata-kata dengan pengucapan yang benar. Hal ini diperlukan sebab panggung teater adalah panggung yang berbeda dengan panggung hiburan, dimana kunci keberhasilan teater adalah pada ketersampaian pesan kepada penontonnya. Jika pemain tak mampu menyampaikan pesan, maka pementasan itu dinilai gagal. Dengan demikian, latihan vokal adalah kunci utama dalam pementasan teater (Widyartono, 2010). Pelatihan fisik juga merupakan pelatihan yang sangat penting dalam sebuah pementasan teater. Pelatihan fisik diperlukan untuk mempersiapkan diri menyiapkan pementasan yang melelahkan, menghadapi pemanggungan yang luas, dengan pencahayaan yang berat, dan dengan energi penonton yang besar. Dengan menghadapi tantangan di panggung, tanpa fisik yang kuat akan menyulitkan pemain untuk bertahan. Latihan fisik meliputi latihan gerak tubuh, kelenturan dan ketahanan. Pelatihan yang tak kalah pentingnya adalah proses latihan penjiwaan. Pelatihan ini dapat menguras energi jika pemain tidak memiliki kesiapan dalam pelatihan sebelumnya, sebab penjiwaan ini membutuhkan pengalaman batin yang cukup. Dalam pelatihan ini, pemain dapat merasakan apa yang terjadi dengan karakter yang diperankannya dengan penjiwaan yang tepat. Proses latihan ini memakan waktu yang cukup panjang dan berjenjang. Dengan latihan panjang, kemampuan aktor terus berkembang baik. Penelitian oleh Rahayuningsih (2010) yang menemukan bahwa pembelajaran drama meningkatkan kemampuan berbicara di SMA Regina Pacis Surakarta. Dengan penelitian tindakan kelas, didapatkan hasil bahwa siswa dengan pembelajaran drama memiliki kemampuan berbicara yang sangat signifikan. Hal ini juga memperkuat gagasan bahwa pembelajaran drama adalah sebuah proses yang panjang yang akan meningkatkan kemampuan peserta didik di berbagai bidang misalnya kemampuan membaca, mendengar, berbicara dan bergerak merespon. Senada dengan hal itu, Noor, dkk (2012) juga mengatakan bahwa pembelajaran drama dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak. Tak hanya kemampuan bicara, Milawati (2011) dalam penelitian lain mengatakan bahwa pembelajaran drama melalui metode gabungan somatis auditori visual intelektual (SAVI) atau metode yang melibatkan auditori, visual dan intelektual dapat meningkatkan kemampuan anak dalam memahami isi drama dan menulis teks drama anak. Kusnidar (2012) juga mendapatkan hasil yang signifikan dalam proses pembelajaran apre-

9 102 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 47, Nomor 2-3, Oktober 2014, hlm siasi drama dimana siswanya mampu memanggungkan naskah dan memerankan tokoh drama dengan baik. Metode pembelajaran yang digunakan variatif yang meliputi pembelajaran dengan media video, demonstrasi dan penugasan. Hal ini menunjukkan proses bermain drama sangat siginifikan membantu proses tumbuh kembang anak berbagai usia, terlebih di tingkat mahasiswa yang memiliki kompleksitas proses yang lebih tinggi, menyebabkan makin baiknya kemampuan yang dimiliki baik kemampuan membaca, mendengar, merespon, dan memahami persoalan. Misalnya memahami naskah drama. Hal ini membutuhkan pemahaman menyeluruh, untuk menjiwai karakternya dan menjiwai pemanggungannya. SIMPULAN Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) proses produksi mata kuliah drama terjadi secara bertahap, sistematis dan terstruktur, (2) proses produksi mata kuliah drama meliputi proses pra-produksi, produksi dan pasca produksi, dan (3) sistem dokumentasi mata kuliah drama terdiri dari dokumentasi pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Ada dua saran yang direkomendasikan yaitu: (1) proses produksi mata kuliah drama harus terdokumentasi dengan sistem yang baik, dan (2) proses produksi mata kuliah drama membutuhkan alokasi dana khusus untuk dokumentasi. DAFTAR RUJUKAN Gharuty, A.F Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif. (Online), ( dzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi -dokumen-dalam-penelitian kualitatif/, diakses 26 April 2014). Dahana, R.P Homo Theatricus. Magelang: Indonesia Tera. Febrian Merancang Pertunjukan Teater Nusantara. (Online), ( web.id/2014/03/merancang-pertunjukanteater-nusantara.html, diakses 26 April 2014) Geddes and Grosset The Complete Works of Oscar Wilde. Scotland: Geddes and Grosset. Hilton, J The Complete Works of William Shakespeare. (Online), diakses 1 April 2014). Kusdinar, N. (2012). Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas Xi Ipa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Sma Negeri 1 Banjar Patroman Jawa Barat. (Online), ( diakses 27 April 2014). Milawati, Peningkatan Kemampuan Anak Memahami Drama dan Menulis Teks Drama melalui Model Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual (savi). Portal jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. (Online), ( edu/penelitianpendidikan/view/669/pe ningkatan-kemampuan-anak-memahami- drama-dan-menulis-teks-drama-melalui- model-pembelajaran-somatis-auditori- visual-intelektual-(savi).html, diakses 27 April 2014). Noor, S., Rahayu, A., Rosnija E Teaching English Speaking Fluency by Using drama. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. (Online), ( untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/ 464, diakses 27 April 2014). Piscayanti, K.S English Drama Course. (Online), course.blogspot.com), diakses 27 April 2014). Piscayanti, K.S The Story of A Tree. Singaraja: Mahima Institute Indonesia. Piscayanti, K.S Discovering Shakespeare in Singaraja. (Online), ( jakartapost.com/news/2012/01/12/shakes peare-singaraja.html, diakses 27 April 2014). Piscayanti, K.S Membongkar Manusia, Mempertanyakan Manusia A Tribute to Oscar Wilde. (Online), ( balipost.co.id/mediadetail.php?module= detailberitaminggu&kid=15&id=46950, diakses 27 April 2014). Piscayanti, K.S Karya Terpuji Tangan- Tangan Pemula: Pentas Drama Bahasa Inggris Undiksha. (Online), ( balipost.co.id/mediadetail.php?module= detailberitaminggu&kid=15&id=27902, diakses 28 April 2014).

10 Piscayanti, Studi Dokumentasi dalam Proses Dokumentasi. 103 Piscayanti, K.S Pentas Empat Drama di Undiksha Upaya Memanggungkan Teori Kelas. (Online), ( ita&kid=15&id=1019, diakses 2 Januari 2014) Piscayanti, K.S Mencari Bekal Hidup di Panggung Sandiwara. (Online), ( dule=detailberita&kid=15&id=2062, diakses 2 Januari 2014). Piscayanti, K.S The Story of A Tree. Singaraja: Mahima Institute Indonesia. Purwono Buku Materi Pokok: Dasardasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Modul 1. (Online), ( widodo.staff.uns.ac.id/2010/03/08/ringk asan-modul-1-konsep-dan-definisidokumentasi/, diakses 2 Januari 2014). Rahayuningsih, W Meningkatkan Kompetensi Berbicara Siswa Menggunakan Drama (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas Dua Jurusan Bahasa SMA Regina Pacis Surakarta Tahun Pelajaran ). (Online), ( diakses 20 April 2013 Robyhertanto, W.D Pembelajaran Apresiasi Drama pada Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 3 Bandar Pacitan Tahun Ajaran 2010/2011. (Online), ( digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=sho wview&id=21547, diakses 28 April 2014). Somantri, G.S Memahami Metode Kualitatif. Jurnal Makara, Sosial humaniora, (Online), 9 (2), ( ui.ac.id/humanities/article/view/122/118, diakses 27 April 2014). The Splash Fifth Semester Concluded the Series of Drama Performances. (Online), ( 013/01/06/fifth-semester-concluded-theseriesof-drama-performances/, diakses 20 Desember 2013). The Splash A A Mother and a Monster. (Online), ( diakses 20 Desember 2013). The Splash C Classic My Dearest Sister. (Online), ( diakses 20 Desember 2013). The Splash D Begins with Because I am who I am. (Online), ( online.wordpress.com/2012/12/21/5dbegins-with-because-i-am-who-i-am/, diakses 20 Desember 2013). The Splash A Agreed Will Present Schizophrenia Soon. (Online), ( thesplashonline.wordpress.com/2012/12/ 21/5a-agreed-10-will-present-schizophrenia-soon/, diakses 20 Desember 2013). The Splash E Presents The Story of A Tree. (Online), ( wordpress.com/2012/12/21/5e-presentsthe-story-of-a-tree/, diakses 20 Desember 2013). Widyartono, D Metode Latihan Teater Sebuah Studi Terapan. (Online), ( 01/21/metode-latihan-teater-sebuahstudi-terapan/, diakses 1 April 2014). Wilson, Edwin The Theatre Experience. McGraw-Hill Book Company. Wisata Teater Manajemen Pergelaran Pementasan Teater. (Online), ( wisatateater.blogspot.com/2011/04/mana jemen-pergelaran-pementasan-teater.html, diakses 1 April 2014).

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA Kadek Sonia Piscayanti, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D.

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D. Written by Checked by Approved by valid date Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D. Mata Kuliah : Pementasan Drama Semester : 5 Kode : 132K5401 Sks : 2 Program Studi : Bahasa Indonesia/ID5A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut satu sama lain saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, terdapat empat aspek kebahasaan yang harus dikuasai siswa, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama merupakan bagian dari kajian sastra. Maka muatan-muatan subtstansial yang ada dalam drama penting untuk digali dan diungkapkan serta dihayati. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada tempat dan zamannya yang dipentaskan. Drama sebagai suatu jenis sastra mempunyai kekhususan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang kompleks karena menyangkut berbagai faktor baik yang berasal dari diri guru, berasal dari diri siswa maupun yang berasal dari

Lebih terperinci

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia.   1) ABSTRAK ANALISIS PEMBUATAN VIDEO MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MENYIMAK OLEH MAHASISWA KELAS A SEMESTER V PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE Rizmada Azzahra 1) 1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Seperti yang sebelumnya telah dijelaskan sekilas pada bab satu, bahwa dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Agil Mirdiyanto¹, Joharman 2, Kartika Chrysti S 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

ANALISIS KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2012

ANALISIS KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2012 ANALISIS KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2012 Kadek Sonia Piscayanti Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang 89 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Sekolah : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang Kelas : V Semester : 2 Alokasi Waktu : 6 x pertemuan (12x35 menit) A. Standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

ISSN: X Vol. 1, No. 2, Oktober 2012

ISSN: X Vol. 1, No. 2, Oktober 2012 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SASTRA BERBASIS KARAKTER DAN LOKALITAS DALAM MATA KULIAH DRAMA, JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA Kadek Sonia Piscayanti Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan selalu terjadi adanya proses belajar mengajar, baik itu disengaja maupun tidak disengaja, baik disadari maupun tidak disadari. Belajar tidak

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian

Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian Mata Kuliah : Pengetahuan Pertelevisian : I Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar pengetahuan bidang pertelevisian dan film : Pengetahuan pertelevisian merupakan mata kuliah teori yang berisi

Lebih terperinci

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU.

THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. THE STUDENTS ABILITY IN WRITING SCRIPT AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 36 PEKANBARU. Sinar Ilfat Nursal Hakim Charlina sinarilfat@ymail.com 0853555523813 Education of Indonesian Language and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian tentu memiliki tujuan. Guna mencapai tujuan tersebut maka diperlukan metode penelitian yang tepat. Karena pada dasarnya metode merupakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA SATU BABAK DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII RKBI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu kelulusan ujian nasional. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran yang saat ini cukup banyak mendapat perhatian. Hal tersebut salah satunya dikarenakan masuknya bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama sebagai salah satu bagian dari pembelajaran sastra memiliki peranan penting dalam membentuk watak peserta didik yang berkarakter. Peranan penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JPBSI 5 (2) (2016) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN BERMAIN PERAN UNTUK SISWA SMP Lenny Sisiliya Rahmawati Suseno Jurusan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs KELAS/ SEMESTER VIII/ 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mendengarkan 1. Memahami unsur instrinsik tembang melalui kegiatan 1. Menemukan

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) 32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu. Sekolah : SMP/MTs... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ Silabus Standar Kompetensi : Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 1 PEMBELAJARAN SENI BUDAYA PADA MATERI SENI TARI DI SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG (Jurnal Penelitian) oleh Sayu Made Leni Listya Yani Pembimbing Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn

Lebih terperinci

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan KELAS XI SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami berbagai informasi dari sambutan/khotbah dan wawancara 1.1 Menemukan pokok-pokok isi sambutan/ khotbah yang didengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah riset yang berusaha mengungkap atau membuka pengetahuan karena pengetahuan yang sudah ada di alam ini masih harus diungkap untuk dapat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan sebuah penelitian. Metode

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting. Kualitas kinerja atau mutu guru dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Beny Sulistyawan 1), Kuswadi 2), Dwijiastuti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R) Lilik Eko Setyawan 1), Retno Winarni 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan Pedagogik Inti Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dipilih di Kabupaten Ponorogo karena Konflik antar dua perguruan pencak silat ini memang sering terjadi khususnya

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

Prakata. iii. Bandung, September Penulis Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch), 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( fieldresearch), yang menggunakan pendekatan kualitatif, yakni sebuah penelitian yang cenderung bersifat

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian mixed

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian mixed 94 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Mixed Methods Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian mixed methods. Penggunaan metode penelitian ini didasari pada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat

Lebih terperinci

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian lapangan (field research) dengan bentuk penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas lima hal sesuai dengan hasil penelitian. Lima hal tersebut yaitu 1) pembahasan terhadap upaya menyikapi kompetensi dasar tentang drama pada kurikulum 2013,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagian besar kota besar yang ada di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk. Salah satu kota yang berkembang saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di SMA Negeri 2 Batu, pembelajaran sastra masih kurang maksimal untuk mengapresiasi pementasan drama. Hal ini terjadi karena dengan metode memutarkan video

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Nasution (1996: 43) mengemukakan bahwa lokasi penelitian merupakan situasi sosial yang mengandung unsur tempat, pelaku dan kegiatan. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan (action research) dan bersifat kolaboratif, yaitu peneliti bersama guru bahasa Indonesia serta guru

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) ini tidak terlepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian dapat terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian

Lebih terperinci

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI

TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI TOR (TERM OF REFERENCE) LOMBA OPERET GELORA AKSI 2016 I. LATAR BELAKANG Kegiatan Gelora Aksi merupakan salah satu program kerja HMKM FK Unud dibawah Bidang 2 Seni dan Olah Raga. Salah satu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Interaksi sosial orang dengan HIV/AIDS dalam pemudaran stigma diteliti dengan pendeketan kualitatif. Pendeketan ini dipilih karena aspek interaksi dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II Linna Perbowati 1), Rukayah 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada langkah kerja action research (penelitian tindakan). Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1 Sekolah : SMA Titian Teras Jambi Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1 Tahun pelajaran : 2009/2010 A. STANDAR KOMPETENSI : Mendengarkan

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum 1 ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG Oleh Widya Tri Ningrum Masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran gerak tari bedana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari keterampilan menulis sastra. Keterampilan menulis naskah drama tidak datang dengan sendirinya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui

BAB II KAJIAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mendeskripsikan Perilaku Manusia Melalui Dialog Naskah Drama dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2.1.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi mata

Lebih terperinci

PERAN TAMAN BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI SENI DAN BUDAYA KREATIF BERBASIS NILAI-NILAI LUHUR DALAM NASKAH NUSANTARA

PERAN TAMAN BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI SENI DAN BUDAYA KREATIF BERBASIS NILAI-NILAI LUHUR DALAM NASKAH NUSANTARA PERAN TAMAN BUDAYA DALAM PENGEMBANGAN LITERASI SENI DAN BUDAYA KREATIF BERBASIS NILAI-NILAI LUHUR DALAM NASKAH NUSANTARA Oleh Drs. Djoko Nugroho Witjaksono, MA Kepala Taman Budaya Jawa Tengah disampaikan

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jenengan 3 Sawit Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan khususnya di kelas IV SD N Jenengan 3 Sawit

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi.

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Pada proses pengumpulan data primer, penulis melakukan observasi. Menurut Marshall

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode MK/SKS Semester Program Studi Pengajar : Dokumentasi Tari : MPB-109/2 SKS : VII : S-1 Seni Tari : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP... 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Jawa) Kelas/

Lebih terperinci