DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES"

Transkripsi

1 02 DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES Tujuan: Mempelajari dasar-dasar instrumentasi proses yang menunjang kelangsungan sistem pengendalian proses Materi: 1. Karakteristik Pengukuran (Measurement Characteristics) 2. Pengukuran Suhu (Temperature Measurement) 3. Pengukuran Tekanan (Pressure Measurement) 4. Pengukuran Volume/Level (Level Measurement) 5. Pengukuran Laju Aliran (Flow Measurement) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 1

2 2.1 Karakteristik Pengukuran Tujuan dasar instrumentasi proses untuk mendapatkan informasi penting (P, V, T, F, C) yang berkaitan dengan kelangsungan proses Pengukuran (Measurement) Suatu perbandingan sebuah kuantitas yang tidak diketahui nilainya dengan suatu nilai standar (dalam satuan tertentu) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 2

3 2.1 Karakteristik Pengukuran Measuring: Mengukur nilai variabel proses Instrument Indicating: Menujukkan nilai variabel proses Recording: Mencatat nilai variabel proses 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 3

4 2.1 Karakteristik Pengukuran Elemen-Elemen Pengukuran Measured Medium Measured Quantity Primary Sensing Element Variable Conversion Element Variable Manipulation Element Observer Presented data Data Presentation Element Data Transmission Element Gambar Elemen-elemen fungsional dari sistem instrumen 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 4

5 2.1 Karakteristik Pengukuran PSE menerima energi dari media yang diukur dan menghasilkan output yang besarnya tergantung dari kuantitas yang diukur. VCE mengubah/mengkonversi output PSE menjadi variabel fisik, seperti tegangan (voltage), jarak perpindahan (displacement) VME memanipulasi sinyal var. fisik untuk menghasilkan sinyal instrumen yang diinginkan. DTE mengirim (transmit) data dari elemen satu ke elemen lain. DPE menunjukkan hasil pengukuran pointer yang bergerak di sepanjang skala ukur catatan pena pada sebuah kertas) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 5

6 Gambar Filled system thermometer 2.1 Karakteristik Pengukuran Gear mechanism Pointer Scale Spiral bourdon tube Capillary tube Temperature bulb (liquid or gas) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 6

7 2.1 Karakteristik Pengukuran Gambar Elemen-elemen fungsional dari sistem termometer Fluid Temperature tube Tubing Measured Medium Temp. Measured Quantity Primary Sensing Element Variable Conversion Element Pressure Data Transmission Element Scale and Pointer Linkage Gear Spiral Bourdon Tube Pressure Observer Presented data Data Presentation Element Motion Variable Manipulation Element Motion Variable Conversion Element 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 7

8 2.1 Karakteristik Pengukuran Karakteristik Kinerja Instrumen Kar. Statis: Calibration Accuracy Precision Reproducibility Drift Sensitivity Resolution Dead Zone Kar. Dinamis: Backlash True Value Static Error Mistake Systematic error Random Error Source of Error Speed of Response Fidelity Lag Dynamic Error Zero-Order Instrument First-Order Instrument Second-Order Instrument 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 8

9 2.1 Karakteristik Pengukuran Kalibrasi (calibration) Penentuan nilai ukur dalam suatu skala bacaaan; biasanya menghasilkan output: voltage, current, frequency, pressure, flow. Langkah-langkah penting dalam kalibrasi: 1. Uji konstruksi instrumen dan tentukan semua input yang mungkin 2. Tentukan input yang akan diterapkan untuk kalibrasi instrumen 3. Siapkan peralatan yang mengijinkan semua input bervariasi di dalam rentang (range) yang diperlukan 4. Dengan menjaga beberapa input konstan, variasikan input lain, catat outputnya, susun hubungan (persamaan) input-output 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 9

10 Akurasi (accuracy) 2.1 Karakteristik Pengukuran Kemampuan suatu alat atau sistem untuk menanggapi nilai nyata variabel yang diukur di bawah kondisi reference. Dalam praktiknya, akurasi dinyatakan dalam batas error (limit of error) dari alat ukur atau sistem di bawah kondisi operasi tertentu yang mungkin sudah/belum ditentukan. Presisi (precision) Derajat kebenaran (degree of exactness) dari sebuah istrumen Contoh: sebuah resistor mempunyai nilai tahanan (nyata) Ω Jika diukur dengan multimeter, terbaca 1,5 MΩ. Pengamat tidak dapat membaca nilai yang sesungguhnya (pada skala). Meskipun tidak ada kesalahan pembacaan, namun kesalahan atau error muncul akibat dari skala bacaan (disebut precision error) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 10

11 Reproducibility 2.1 Karakteristik Pengukuran Kedekatan hasil pengukuran output yang dilakukan berulang-ulang, dengan input dan kondisi operasi yang sama dalam periode waktu tertentu. Perfect Reproducibility: instrumen tidak mempunyai drift (kalibrasinya tidak bergeser dalam periode waktu panjang: minggu, bulan, tahun) Drift Sebuah perubahan yang tidak diinginkan atau variasi output secara gradual dalam periode waktu. Jadi jika drift terjadi, korelasi antara inputoutput tidak dapat dibuat. Drift biasanya muncul jika instrumen sudah kuno. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 11

12 Sensitivity 2.1 Karakteristik Pengukuran Perbandingan (ratio) dari perubahan output terhadap perubahan input, pada kondisi tunak. Resolution Nilai inkremen terkecil dari sebuah input atau output yang dapat dideteksi Jika inkremennya kecil fine resolution Dead Zone besar coarse resolution Rentang terbesar dari varabel terukur yang tidak dapat direspon oleh instrumen, kadang-kadang disebut dead spot atau hysteresis. Dead zone biasanya terjadi pada instrumen penunjuk (indicating) atau pencatat (recording). 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 12

13 Backlash 2.1 Karakteristik Pengukuran Disebut juga mechanical hystersis: kehilangan gerak yang mungkin terjadi pada elemen mekanik (gear, linkage, atau peralatan transmisi mekanik lainnya) karena terputus hubungan (kait-nya tidak kuat). True Value Nilai variabel terukur yang terbebas dari error True value = Instrument reading Static error Static Error Perbedaan numeris antara nilai sesungguhnya dengan nilai yang diukur oleh instrumen Mistake Kesalahan yang disebabkan oleh manusia (ketidak-telitian membaca, penerapan instrumen yang kurang tepat, kesalahan komputasi) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 13

14 Systematic Error 2.1 Karakteristik Pengukuran Kadang-kadang disebut bias; deviasi seragam dari titik titik pengukuran sebuah instrumen. Ada 2 jenis: 1. Instrumental error: disebabkan oleh instrumen (friksi pada bearing, tegangan pegas/spring) dihindari dengan: (a)pemilihan instrumen yang tepat (b)penerapan faktor koreksi setelah penentuan besarnya error (c)kalibrasi instrumen terhadap alat standar. 2. Environmental error: disebabkan oleh kondisi eksternal (efek suhu, humiditas, tekanan barometrik) dihindari dengan: (a)menyediakan penyejuk ruangan (AC) (b)melapisi komponen tertentu dalam intrumen (c)menggunakan perlindungan (shield) magnetik 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 14

15 Random Error 2.1 Karakteristik Pengukuran Error yang tidak diketahui penyebabnya. Error ini biasanya kecil, dan mungkin dapat ditangani secara matematis menurut hukum probabilitas. Sources of Error 1. Pengetahuan yang tidak cukup tentang parameter proses dan kondisi perancangan. 2. Perancangan yang pas-pasan (poor design) 3. Perubahan parameter proses 4. Perawatan yang tidak baik (poor maintenance) 5. Error karena manusia yang mengoperasikan instrumen 6. Keterbatasan perancangan 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 15

16 Karakteristik Dinamis 2.1 Karakteristik Pengukuran Instrumen jarang menanggapi secara spontan perubahan variabel terukur. Malah, ada juga yang menunjukkan sifat lambat (slowness/sluggishness) karena sesuatu seperti: massa, kapasitas termal, kapasitas fluida, atau kapasitas elektrik. Pure Delay (keterlambatan) sering dijumpai ketika instrumen menunggu beberapa reaksi untuk menanggapi perubahan variabel terukur. Instrumen industri selalu digunakan untuk mengukur kuantitas yang berfluktuasi. kelakuan dinamik dari sebuah instrumen sangat penting untuk dipelajari (lebih penting d.p. kelakuan statik). Kelakuan dinamik dari intrumen dapat dipelajari dengan melakukan variasi var. terukur a.l. step change, linear change, sinusoidal change. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 16

17 Speed of Response 2.1 Karakteristik Pengukuran Kecepatan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel terukur. Fidelity Tingkat kepercayaan instrumen dalam menanggapi perubahan variabel terukur tanpa error dinamik. Lag Keterlambatan dalam menanggapi perubahan variabel terukur. Dynamic Error Perbedaan antara nilai nyata yang bervariasi karena waktu dengan nilai yang ditunjukkan oleh instrumen 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 17

18 Respon Dinamik Instrumen Order Nol 2.1 Karakteristik Pengukuran Hubungan input dan output: a n n d x d o + a n n 1 dt dt d x + bm 1 dt m 1 i m 1 x n 1 o n 1 + L+ + L+ b 1 a 1 dx dt i dx dt o + b + 0 x a i 0 x o = b m d x dt m i m Dimana: x o = output ; x i = intput ; t = time a s, b s = parameter fisik (diasumsi konstan). (2.1.1) Jika a s, b s = 0 Ideal or perfect dynamic performance (no lag or no distortion) a0 x0 = b0 x b0 K = = a 0 static sensitivity 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 18 i b0 x 0 = x i = Kx i a 0 Order nol. (2.1.2). (2.1.3). (2.1.4)

19 Respon Dinamik Instrumen Order Satu 2.1 Karakteristik Pengukuran Hubungan input dan output: a a 1 o + xo = 0 dx dt b a 0 0 dx dt o a1 + a0xo = b0 x i x i. (2.1.5). (2.1.6) dimana: dx τ dt τ = o a a 1 = 0 + x o = Kx Transformasi Laplace: time cons tant b0 K = = a i 0 x x o i = K τ s +1 static Order satu sensitivity. (2.1.7). (2.1.8). (2.1.9) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 19

20 Respon Dinamik Instrumen Order Dua 2.1 Karakteristik Pengukuran Hubungan input dan output: 1 ( ω ) n 2 2 d x dt o 2 2ζ dx + ω dt n o d x dt dx dt 2 o o a2 + a1 + a0xo = b x o = Kx i x Order dua i. (2.1.10). (2.1.11) Transformasi Laplace: dimana: ω a0 undamped natural frequency, [ rad / time] a2 a1 ζ = = damping ratio a a n = = x x o i = 2 s ω 2 n K = ζ τ s + s + 1 ω n K + 2ζτs + 1. (2.1.12). (2.1.13). (2.1.14) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 20

21 2.2. Pengukuran Suhu Gb Rentang/skala suhu. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 21

22 2.2 Pengukuran Suhu Beberapa Metode Pengukuran Suhu 1. Expansion Thermometer Expansion of solid Expansion of liquid Expansion of gas 2. Filled-System Thermometer Liquid-filled thermometer Vapor-pressure thermometer Mercury-filled thermometer 3. Electrical Temperature Instrument Radiation pyrometer 4. Pyrometer Optical pyrometer Resistance thermometer Thermocouple Thermistor 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 22

23 2.2 Pengukuran Suhu Bimetallic Thermometer tetap Tersedia: 103 s.d o F atau 75 s.d. 540 o C Gb Bimetallic Strips Ekspansi elemen bimetallic (dua strip logam). Masing-masing strip logam mempunyai koefisien ekspansi termal berbeda. Ketika strip dipanaskan, seiring dengan naiknya suhu, keduanya berekspansi dengan panjang berbeda (Gb ). Jarak ekspansi proporsional terhadap pangkat dari panjang strip dan berbanding terbalik dengan tebal strip (logam). Pergerakan bimetallic digunakan menggerakkan pointer sehingga melintasi skala kalibrasi suhu. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 23

24 2.2 Pengukuran Suhu Gb Thermometer with spiral bimetallic element. Digunakan di rumah dan di kantor sebagai indikator suhu lingkungan. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 24

25 2.2 Pengukuran Suhu Gb Thermometer with helical bimetallic element 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 25

26 2.2 Pengukuran Suhu Liquid in Glass Thermometer Gb Liquid in glass thermometer Salah satu alat ukur suhu yang paling sederhana, dan digunakan di laboratorium dan industri. Range: 18.4 s.d. 608 o F atau 120 s.d. 320 o C Alkohol : untuk suhu sangat rendah Merkuri : untuk suhu tinggi (merkuri membeku pada suhu 39 o C). Mudah pecah dan tidak mudah beradaptasi dengan perubahan suhu, sehingga penggunaannya di industri terbatas. Tidak digunakan, jika suhu berfluktuasi akan diukur dengan akurasi tinggi. Termometer gelas berisi air raksa yang digunakan di industri: tangki terbuka berisi cairan, kettle, steam line,dan aliran fluida dalam pipa. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 26

27 Liquid in Metal Thermometer 2.2 Pengukuran Suhu Kelemahan termometer gelas diatasi dengan penggunaan termometer logam. Glass bulb diganti dengan steel bulb Merkuri digunakan sebagai cairan, karena tidak kelihatan, bourdon tube digunakan untuk mengukur perubahan volume cairan. Ketika suhu naik, volume merkuri dalam bulb mengembang, bourdon tube cenderung untuk lurus, sehingga dapat menggerakkan pointer. Gb Liquid in metal thermometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 27

28 2.2 Pengukuran Suhu Rentang suhu dari cairan yang digunakan dalam termometer logam: Cairan Mercury Xylene Alcohol Ether Cairan organik lain Rentang suhu ( o F) 3 s.d s.d s.d s.d s.d Rentang suhu ( o C) 39 s.d s.d s.d s.d s.d DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 28

29 Filled-system Thermometer 2.2 Pengukuran Suhu Jika bulb dipanaskan atau didinginkan, maka fluida didalamnya mengembang atau berkontraksi, sehingga bourdon tube bergerak. Perpindahan bourdon tube menggerakan pointer untuk membaca suhu. Cairan pengisi bulb: mercury, ethyl alcohol, xylene, toluene. Koefisien ekspasi xylene adalah 6 kali mercury. Gb Filled-system thermometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 29

30 2.2 Pengukuran Suhu Liquid-filled Thermometer Cairan pengisi bulb: mercury, ethyl alcohol, xylene, toluene. Koefisian ekspasi xylene adalah 6 kali koef ekspansi mercury, jadi memungkinkan perancangan bulb kecil. Kadang-kadang, air digunakan sebagai pengisi bulb Kriteria yang harus dipenuhi: 1. Tekanan sistem (di dalam bulb) harus lebih besar daripada tekanan uap cairan pengisi, untuk mencegah penguapan. 2. Cairan pengisi tidak boleh membeku supaya tidak mengganggu kalibrasi/pembacaan suhu. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 30

31 2.2 Pengukuran Suhu Vapor-pressure Thermometer Bulb sebagian berisi cairan, kapiler dan bourdon berisi gas. Cairan mendidih dan menghasilkan gas/uap yang mengisi kapiler dan bourdon. Cairan terus mendidih sampai mencapai tekanan uapnya. Di titik P vap cairan berhenti mendidih, kecuali jika suhu naik. Saat suhu turun, sebagian uap mengembun, dan tekanan turun. Gb Vapor-pressure thermometer Karena perubahan tekanan ini, bourdon menggerakkan pointer yang dapat mengindikasikan suhu. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 31

32 2.2 Pengukuran Suhu Rentang suhu cairan yang digunakan dalam vapor-pressure thermometer Cairan Suhu kritis Titik didih Rentang suhu yang tersedia Argon 122 o C o C Untuk mengukur suhu sangat rendah (sampai 253 o C) Methyl chloride 143 o C 23.7 o C 30 s.d. 130 o F (0 s.d. 50 o C) Sulphur dioxide 157 o C 10 o C 30 s.d. 120 o C Ethyl-alcohol 243 o C 78.5 o C 200 s.d. 350 o F Toluene 321 o C o C 150 s.d. 250 o C Ethyl-chloride 187 o C 12.2 o C 30 s.d. 100 o C Bulane (n) 154 o C 0.6 o C 60 s.d. 130 o F (20 s.d. 80 o C) Methyl bromide o C 80 s.d. 180 o F Di-ethyl ether 194 o C 34.5 o C 130 s.d. 300 o F (60 s.d. 160 o C) Water 375 o C 100 o C 120 s.d. 220 o C 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 32

33 2.2 Pengukuran Suhu Mercury-filled Thermometer Similar dengan liquid-filled thermometer, keduanya dipisahkan karena karakteristik mercury yang unik dan kepentingannya dalam pengukuran suhu medium. Karakteristik Mercury : mendukung operasi elemen pengendalian akurasi cukup tinggi respon cepat Gb Types of thermometer bulbs Rentang tekanan tinggi: 400 s.d psig 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 33

34 2.2 Pengukuran Suhu Perbandingan beberapa fluida pengisi pada filled-system thermometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 34

35 Electrical Temperature Instruments 2.2 Pengukuran Suhu Resistance Thermometer Karena tahanan logam tertentu berubah dengan berubahnya suhu, sifat ini digunakan untuk mengukur suhu. Jika T maka R (vice versa). Elemen tahanan biasanya panjang (dibentuk spiral), diselubungi dengan porselin untuk mencegah hubungan singkat antara wire dan metal sheath. Jenis-jenis dan nickel. logam: platinum, copper, Gb Resistance thermometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 35

36 2.2 Pengukuran Suhu Karakteristik beberapa RTD 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 36

37 2.2 Pengukuran Suhu Thermocouple Prinsip kerja thermocouple tergantung dari pengaruh thermoelectric. Gb Thermocouple Jika salah satu junction dipanaskan, arus mengalir dalam circuit dan dideteksi oleh galvanometer. Jumlah arus yang dihasilkan tergantung dari perbedaan suhu antara dua junction dan karakteristiknya. Hal ini pertama kali diteliti oleh Seeback (1821) sehingga dikenal dengan Seeback Effect. Cocok untuk digunakan sebagai salah satu element pengendalian (sensor element for control system). 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 37

38 2.2 Pengukuran Suhu Penerapan thermocouple Gb Penerapan thermocouple 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 38

39 2.2 Pengukuran Suhu Gb EMF chart for various thermocouples with free end at 0 o C 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 39

40 Radiation Pyrometer 2.2 Pengukuran Suhu Pyrometry adalah salah satu teknik pengukuran suhu tanpa kontak fisik, tetapi suhu fluida dideteksi dengan mengukur radiasi elektromagnetik. Gb Radiation pyrometer Dalam pyrometer radiasi, sebuah bodi hitam digunakan untuk menyerap panas. Lensa digunakan untuk menyatukan (focus) energi radiasi dari bodi. Radiasi energi diterima oleh detector (thermocouple, thermophile), dan diteruskan ke recorder, sehingga suhu fluida dapat dibaca. Pryrometer dapat mengukur suhu tinggi (>1400 o C) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 40

41 Optical Pyrometer Gb Industrial optical pyrometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 41

42 2.3. Pengukuran Tekanan Definisi: P = F A. (2.3.1) Pressure Barometric Pressure Total or Absolute Pressure (Psia) Gauge Pressure Vacuum Absolute Pressure Atmospheric Reference (Standard Atmospheric Pressure = 760 mm Hg = in Hg = psia) Absolute Reference Gb Hubungan antara tekanan absolut, gauge, dan barometrik. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 42

43 2.3 Pengukuran Tekanan Beberapa Metode Pengukuran Tekanan 1. Manometer method (paling sederhana) 2. Elastic Pressure Transducers U-tube manometer Well-type manometer Barometer Micromanometer C-type bourdon tube pressure gauge Diaphragm pressure transducer Bellows 3. Pressure measurement by measuring vacuum 4. Force-Balance Pressure Gauge 5. Electrical pressure Transducer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 43

44 U-tube manometer 2.3 Pengukuran Tekanan Gb U-tube manometer ( P P ) = ( ρ ρ )( h h ) 1 2 l 1 2 P = Dimana: ( ρ ρ )gh l g ρ = densitas fluida di dalam U-tube ρ l = densitas fluida yang diukur tekanannya h = (h 1 h 2 ), perbedaan ketinggian fluida dalam U-tube g = percepatan grafitasi. (2.3.2) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 44

45 Well-type manometer 2.3 Pengukuran Tekanan Banyak digunakan karena pengukurannya lebih mudah: pembacaan hanya pada salah satu leher tube. Akurasi tinggi dapat tercapai jika zero-level pada well diset pada zero-level pada skala sebelum pembacaan dilakukan Gb Well-type manometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 45

46 Barometer 2.3 Pengukuran Tekanan Alat ukur tekanan absolute dengan rentang tekanan dari zero absolute sampai atmospheric pressure. Biasanya dinyatakan dalam mm Hg. Gb Barometer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 46

47 Elastic Pressure Transducer Menggunakan elemen sensor elastis: Bourdon tube, bellows, dan diaphragm. C-type bourdon tube pressure gauge 2.3 Pengukuran Tekanan Gb C-type bourdon tube pressure gauge 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 47

48 2.3 Pengukuran Tekanan Diaphragm Pressure Transducer Digunakan secara luas untuk tekanan gauge; dan dapat mendeteksi tekanan rendah: 0 4 mm. (a) Metallic Diaphragm (b) Slack Diaphragm Gauge Gb Diaphragm pressure transducer 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 48

49 Bellows Digunakan untuk mengukur tenakan absolut (tekanan rendah) Range: tekanan rendah sampai mmhg (3 psi) ; atau sampai 40 mmhg, jika bellows dibuat cukup besar. 2.3 Pengukuran Tekanan Gb Bellows pressure element Gb Differential Bellows Gauge 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 49

50 2.4. Pengukuran Level Merupakan salah satu pengukuran tertua Penting dalam proses industri berpengaruh terhadap tekanan dan laju alir masuk dan keluar tangki. Metode Pengukuran: Langsung: Sight Glass Float-type Sight glass for an open tank High pressure sight glass Float-operated liquid level indicator Hydraulic transmission system Tak-langsung: Hydrostatic pressure type Press. Gauge method Air bellows Air purge system Capacitance level indicator Electrical method Radiation level detector 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 50

51 2.4 Pengukuran Level Sight Glass Gb Sight glass for an open tank Disebut juga gauge glass; digunakan untuk pengukuran level cairan dalam tangki secara kontinyu. Ketika level cairan dalam tangki bergerak naik atau turun, level cairan dalam sight glass juga bergerak naik dan turun, shg level dapat dibaca pada skala. Cairan dalam sight glass boleh tidak sama dengan cairan dalam tangki. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 51

52 2.4 Pengukuran Level Sight Glass (lanjutan) Batasan: Panjang glass 900 mm. Jika lebih; 2 atau lebih sight glass harus disediakan untuk level yang berbeda. Gb High pressure sight glass Mampu menahan tekanan: 350 psi (steam 252 o C) 1000 psi (cairan) Untuk tekanan tinggi, sight glass harus dihubungkan dgn tangki pada bagian atas dan bawah (Gb ). Jika tidak perbedaan tekanan antara tangki dan sight glass akan menyebabkan kesalahan pembacaan. Valve dipasang untuk mencegah pecahnya glass. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 52

53 2.4 Pengukuran Level Sight Glass (lanjutan) Kelebihan: 1. Pembacaan langsung sangat memungkinkan. 2. Perancangan khusus tersedia untuk penggunaan sampai 316 o Cdan 1000 psi. 3. Glass tahan terhadap korosi. Kekurangan: 1. Hanya dapat dibaca di lokasi tangki. 2. Cairan di dalam sight glass mungkin membeku pada musim dingin, sehingga menyebabkan kesalahan pembacaan. 3. Cairan yang mengandung padatan tak-larut atau (viscous) tidak dapat diukur levelnya dengan baik. cairan kental 4. Akurasi tergantung pada kebersihan glass dan cairan. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 53

54 2.4 Pengukuran Level Float-Type Level Indicator Pergerakan float ditransmisikan melalui stainless steel atau phosphor bronze flexible cable ke pointer, dan pointer menunjukkan ketinggian cairan dalam tangki. Standard Liquid Level: ½ ft 60 ft (0,15 1,52 m) Gb Float-operated liquid level indicator 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 54

55 2.4 Pengukuran Level Float-Type Level Indicator Level cairan dapat ditransmisikan ke suatu tempat dengan sistem transmisi hidrolik Empat elemen bellow terhubungkan satu sama lain melalui pipa berisi minyak: 2 di receiver (A & B) Gb Hydraulic Transmission System for Level Indication 2 di transmitter (C & D) Float naik: A mengembang dan B tertekan, minyak di pipa mengalir dari B ke C, dan D ke A, pointer bergerak ke kanan; Bagaimana jika sebaliknya? Transmisi Level : sampai 250 ft (6,35 m) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 55

56 2.4 Pengukuran Level Float-Type Level Indicator (lanjutan) Kelebihan: 1. Memungkinkan membaca level cairan di dalam tangki dari level dasar, meskipun tangki dipasang di daerah bawah tanah. 2. Beaya murah, dan perancangannya terpercaya. 3. Dapat dioperasikan pada suhu yang relatif tinggi. 4. Terdapat berbagai pilihan material yang tahan korosi untuk merancang tipe ini. Kekurangan: 1. Terbatas untuk pengukuran level menengah (moderate). 2. Bentuknya disesuaikan dengan geometri tangki. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 56

57 2.4 Pengukuran Level Pressure Gauge Method Metode paling sederhana untuk pengukuran level tangki terbuka Tekanan hidrostatik: Gb Open Tank Pressure Indicator Dimana: P = ρ h S g Level cairan: h = P ρ S g. (2.4.1). (2.4.2) P = tekanan: psi atau N/m 2 ρ = densitas air S g = specific gravity h = tinggi cairan P ext = tekanan cairan eksternal (tangki tertutup) Jika tangki tertutup: P = ρ h S g + P. (2.4.3) ext 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 57

58 2.4 Pengukuran Level Air Bellows Ketika instrumen tidak dapat diletakkan di datum tertentu, dipilih air bellows Bellows element dihubungkan dengan press indicator menggunakan pipa. Gb Flexible air bellows Ketika tangki kosong, udara tidak tertekan dan menunjukkan tekanan nol. Saat tangki terisi cairan, udara dalam bellows tertekan, dan pointer bergerak menunjukkan tekanan cairan dalam tangki. Tekanan ini dikalibrasikan menjadi tinggi cairan (level). 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 58

59 2.4 Pengukuran Level Air Bellows Aplikasi Industri. Liq seal digunakan untuk pengukuran level cairan yang korosif atau viscous. Gb A closed box air bellows connected to the pressure fluid tank 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 59

60 2.4 Pengukuran Level Air Purge System Bubbler tube Cocok untuk semua cairan Gb Air purge system Jika tangki kosong, udara keluar dari tube, dan tidak ada tekanan balik sehingga tekanan nol. Jika tinggi cairan bertambah, aliran udara terhambat oleh ketinggian cairan tsb, menghasilkan tekanan balik yang menyebabkan pointer bergerak. Pergerakan pointer dikalibrasikan menjadi besaran tinggi cairan. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 60

61 2.4 Pengukuran Level Capacitance Level Indicator Parallel plate capacitor: A C = K. (2.4.4) D Dimana: Gb Capacitance level indicator C = capacitance: farad K = konstanta dielektrik A = luas plate, m 2 h = jarak dua plate: m Jika tinggi cairan naik: capacitance naik, begitu juga sebaliknya. Naik turunnya capacitance dikalibrasikan ke dalam term level cairan 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 61

62 Capacitance Level Indicator Kelebihan: 1. Sangat berguna untuk sistem dengan ukuran sangat kecil. 2. Sangat sensitif. 3. Cocok untuk sistem pengendalian atau untuk indikasi kontinyu. 4. Baik untuk slurry. 5. Prob material untuk fluida korosif tersedia Kekurangan: 2.4 Pengukuran Level 1. Kinerjanya dipengaruhi oleh pengotor fluida, karena pengotor dapat mengubah konstanta dielektrik. 2. Sensitif terhadap perubahan suhu. 3. Fluida tertentu harus menggunakan Prob yang cocok. 4. Panjang prob harus sesuai dengan panjang dinding tangki. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 62

63 2.4 Pengukuran Level Radiation Level Detector Gamma ray Digunakan ketika, metode elektrik yang lain tidak memungkinkan Tidak memerlukan kontak dengan cairan yang diukur. Gb Radiation type level indicator Jika tangki kosong: γ ray menembus dua dinding tangki dan udara dalam tangki. Jika tangki berisi cairan: cairan dalam tangki mengurangi radiasi γ ray. Besarnya radiasi berbanding terbalik dengan volume cairan dalam tangki. 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 63

64 Radiation Level Detector 2.4 Pengukuran Level Kelebihan: 1. Tidak ada kontak fisik dengan cairan. 2. Cocok untuk cairan: korosif, abrasif, viscous, adherent 3. Cocok untuk sistem suhu dan tekanan tinggi. 4. Mempunyai akurasi dan respon yang baik. 5. Tidak mempunyai bagian yang bergerak. Kekurangan: 1. Pembacaannya dipengaruhi oleh perubahan densitas cairan. 2. Source holder mungkin sangat berat. 3. Harga relatif mahal 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 64

65 2.5. Pengukuran Laju aliran Merupakan pengukuran tertua di bidang Instrumentasi Menentukan jumlah material yang masuk atau keluar proses. Metode pengukuran laju aliran: 1. Inferential type flowmeter Akan dibahas 2. Quantity flowmeter 3. Mass flowmeter Inferential type flowmeters Variable head or differential meter Variable area meter Turbine meter Thermal meter 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 65

66 2.5 Pengukuran Laju Aliran Variable Head or Differential Meter Salah satu metode tertua dan sering digunakan di industri Dari teori Bernoulli: Laju volumetrik q = c ( p p ) d. A2 ρ ( 4 1 β ) 1 2. (2.5.1) Gb Differential Pressure Flowmeter Laju alir massa m = C A2 2( p1 p2 )ρ. (2.5.2) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 66

67 2.5 Pengukuran Laju Aliran Dimana: q = laju alir volumetrik m = laju alir massa A = Luas penampang orifice h = differential head (pressure) melewati tahanan dalam pipa cd C = cons tan t 4 1 β = c d = discharge coefficient β = diameter ratio = d ( diameter of restriction element) D( inside diameter of the pipe) 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 67

68 2.5 Pengukuran Laju Aliran Gb Orifice Plates 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 68

69 2.5 Pengukuran Laju Aliran Gb Venturi tubes: (a) Classic ; (b) Eccentric ; (c) Rectangular 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 69

70 A copper aspirator. The water inlet and outlet are at the top and bottom, respectively; the air inlet is on the side. This is a Venturi tube demonstration apparatus built out of PVC pipe and operated with a vacuum pump 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 70

71 2.5 Pengukuran Laju Aliran Variable Area Flowmeter Gb Rotameter 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 71

72 2.5 Pengukuran Laju Aliran Turbine Flowmeter Aplikasi: + Militer + Sistem pencampuran (industri petroleum) Gb Turbine Flowmeter + Aerospace and airborne + Cryogenic (liq. O 2 and N 2 ) Cocok untuk pengukuran cairan dan gas dengan laju alir sangat rendah. Akurasi: ±1/4 s.d. ±1/2 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 72

73 2.5 Pengukuran Laju Aliran Liquid Measuring Devices: Liquid/Gas Ultrasonic Flow Meter Liquid Turbine Flow Meter Orifice Plates 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 73

74 Gas Measuring Devices 2.5 Pengukuran Laju Aliran Orifice plate flowmeter Gas Turbine Flowmeter Flow Nozzles Orifice plate holder Mini Gas turbine flowmeter Venturi tubes 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 74

75 2.5 Pengukuran Laju Aliran Thermal Flowmeter Sangat populer untuk pengukuran aliran gas tidak tunak. Ada 2 : heat transfer flowmeter dan hot-wire flowmeter. ( ) Q = WCP T 2 T 1 W = C P Q ( ) T 2 T 1. (2.5.3). (2.5.4) Dimana: Gb Heat transfer flowmeter Q = perpindahan panas W = laju alir massa fluida C P = Kapasitas panas fluida T 1 = suhu fluida sebelum dipanaskan T 2 = suhu fluida setelah dipanaskan 2 - DASAR-DASAR INSTRUMENTASI PROSES DR. ENG. Y. D. HERMAWAN INDALPRO / 75

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM: Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:3335101322 Makna kata instrumen sendiri adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian

Lebih terperinci

Pengelompokan. Alat Ukur Laju Alir. Courtesy of Pertamina. 1. Differential Pressure. 2. Variable Area

Pengelompokan. Alat Ukur Laju Alir. Courtesy of Pertamina. 1. Differential Pressure. 2. Variable Area Pengelompokan 1. Differential Pressure Alat Ukur Laju Alir Courtesy of Pertamina Orifice Venturi Tube Flow Nozzle Pitot Tube Pitot Tube (Averaging) Anubar Elbow Taps Wedge V-Cone Dall Tube 2. Variable

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? 1 1.2. Tujuan Penulisan 1 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN INSTRUMENTASI & SISTEM KONTROL 3 2.1. Mengapa

Lebih terperinci

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT

Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE. Amalia Rakhmawati, ST, MT KALIBRASI PRESSURE GAUGE Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas Jakarta Timur 13740 Pengetahuan Alat Ukur Tekanan dan Kalibrasi : PRESSURE GAUGE Amalia Rakhmawati, ST, MT Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat

Lebih terperinci

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system Measurement Terms dan Karaterisitik: Instrumentasi dan Kontrol Proses Istilah Signal 1. Measured Variable: Banyaknya, Properti atau kondisi yang sedang diukur - Istilah yang lain sering disebut sebagi

Lebih terperinci

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 Level Meter Level meter berfungsi untuk mengetahui tingkat ketinggian suatu fluida di dalam sebuah tangki, cara mengukur level

Lebih terperinci

Intstrumentasi Pengukuran Level dan Laju Aliran

Intstrumentasi Pengukuran Level dan Laju Aliran Intstrumentasi Pengukuran Level dan Laju Aliran Operasi di industri proses seperti kilang minyak (refinery) dan petrokimia (petrochemical) sangat bergantung pada pengukuran dan pengendalian besaran proses.

Lebih terperinci

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll.

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll. BAB III. ALAT UKUR ALIRAN FLUIDA LEARNING OUTCOME Bab III ini adalah mahasiswa diharapkan dapat:. memahami jenis dan prinsip kerja alat ukur aliran,. melakukan analisis kuantitatif pada alat ukur aliran

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Sensor dan Tranduser

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. MATERI Sensor dan Tranduser Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI Sensor dan Tranduser Contoh Soal Ringkasan Latihan Assessment Pada sistem pengendalian loop tertutup, terkadang bentuk energi dari sinyal keluaran plant

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI THERMINOLOGY TEMPERATURE / SUHU

PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI THERMINOLOGY TEMPERATURE / SUHU THERMINOLOGY PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI THERMAL SENSOR TEMPERATURE / SUHU 1) The degree of hotness or coldness of a body or environment. 2) A measure of the average kinetic energy of the particles in

Lebih terperinci

BAB II ISI 2.1 Termometer Bimetal 2.2 Prinsip Kerja Termometer Bimetal

BAB II ISI 2.1 Termometer Bimetal 2.2 Prinsip Kerja Termometer Bimetal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Termometer Termometer menurut Kanginan (2007:54) adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dengan tepat dan menyatakannya dengan suatu angka. 1.2 Jenis-jenis Termometer

Lebih terperinci

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

Session 10 Steam Turbine Instrumentation Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan

Lebih terperinci

SENSOR DAN TRANDUSER. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser

SENSOR DAN TRANDUSER. Aktuator C(s) Sensor / Tranduser SENSOR DAN TRANDUSER PENGANTAR Pada sistem pengaturan loop tertutup, terkadang bentuk energi dari sinyal keluaran plant tidak sama dengan bentuk energi dari sinyal masukan sehingga tidak dapat dibandingkan,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN ALAT UKUR TEKANAN DAN KALIBRASI : PRESSURE GAUGE. AMALIA RAKHMAWATI, ST, MT

PENGETAHUAN ALAT UKUR TEKANAN DAN KALIBRASI : PRESSURE GAUGE. AMALIA RAKHMAWATI, ST, MT PENGETAHUAN ALAT UKUR TEKANAN DAN KALIBRASI : PRESSURE GAUGE. AMALIA RAKHMAWATI, ST, MT KALIBRASI PRESSURE GAUGE 06 Desember 2011 Lembaga Pelatihan PPMB Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas Jakarta Timur 13740

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip RTD. Menjelaskan dengan benar mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Destilasi Prinsip pada destilasi biasa adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai perbedaan titik didih. Jika zat-zat yang dipisahkan mempunyai perbedaan titik didih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Teori Pengukuran II.1.1. Pengertian Pengukuran Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang

Lebih terperinci

Instrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis

Instrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis Instrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057 E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

5. Turbine Meters. 4. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Prinsip Operasi. Spesifikasi Umum. Kelebihan & Kekurangan

5. Turbine Meters. 4. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Prinsip Operasi. Spesifikasi Umum. Kelebihan & Kekurangan 4. Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik (Faraday s Low), yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa tranducer, maka fluida akan bekerja sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI. Flow Meter Berbasis Beda Tekanan Pada peralatan pengukur aliran berbasis perbedaan (penurunan) tekanan, aliran dihitung dengan mengukur pressure drop yang terjadi pada aliran yang

Lebih terperinci

Instrumentasi Sistem Pengaturan

Instrumentasi Sistem Pengaturan Instrumentasi Sistem Pengaturan Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: jos@elect-eng.its.ac.id 1 Karakteristik Dasar Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element

KONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element KONSEP DASAR PENGUKRAN Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element PRIMARY SENSING ELEMENT Elemen pengindraan Utama adalah Tranduser. Tranduser adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

Supervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor

Supervisory Control and Data Acquisition. Karakteristik Dasar Sensor Supervisory Control and Data Acquisition Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Supervisory Control

Lebih terperinci

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah,

Lebih terperinci

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Oleh : Dwi Heri Sudaryanto *) ABSTRAK Transmitter adalah salah satu instrument yang

Lebih terperinci

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik

SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik SCADA dalam Sistem Tenaga Listrik Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com SCADA dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

Pengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor

Pengenalan SCADA. Karakteristik Dasar Sensor Pengenalan SCADA Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Pengenalan SCADA - 03 1 Karakteristik Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

Pembuatan Prototipe Thermal Mass Flowmeter Tipe Heat Transfer untuk Pengukuran Laju Aliran Massa Udara

Pembuatan Prototipe Thermal Mass Flowmeter Tipe Heat Transfer untuk Pengukuran Laju Aliran Massa Udara Abstrak Pembuatan Prototipe Thermal Mass Flowmeter Tipe Heat Transfer untuk Pengukuran Laju Aliran Massa Udara Ghina A. Nurdiani, Syafri Firmansyah, Farida I. Muchtadi, Faqihza Mukhlish Program D3 Metrologi

Lebih terperinci

Telemetri dan Pengaturan Remote

Telemetri dan Pengaturan Remote Telemetri dan Pengaturan Remote Karakteristik Dasar Sensor Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Tele & Remote - 02 1 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas Metering Station Gas Metering station adalah suatu kumpulan beberapa metering skid dan aksesorisnya yang digunakan sebagai media custody transfer. 2.1.1 Metering Skid Satu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran yang standar. Pekerjaan

BAB II DASAR TEORI. sudah diketahui nilainya, misalnya dengan besaran yang standar. Pekerjaan BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Alat Ukur Level Mengukur adalah suatu aktivitas atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN ALIRAN. Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang

BAB II PENGUKURAN ALIRAN. Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang BAB II PENGUKURAN ALIRAN II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEKNIK TM3213

PENGUKURAN TEKNIK TM3213 PENGUKURAN TEKNIK TM3213 KULIAH 2: KARAKTERISTIK PENGUKURAN DAN INSTRUMENTASI Mochamad Safarudin Jurusan Teknik Mesin, STT Mandala Isi Kesalahan pengukuran Definisi statik Karakteristik statik Kalibrasi

Lebih terperinci

Gelas menjadi panas setelah dituangi air panas

Gelas menjadi panas setelah dituangi air panas BAB- 11 TERMODINAMIKA Apa yang dapat Anda terangkan dari fenomena ini? Mengapa? Gelas menjadi panas setelah dituangi air panas Mengapa? Bongkahan es mengecil lalu bertahan pada ukurannya Es Batu Apa yang

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) 2.1. Umum Alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik

Lebih terperinci

FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX :

FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX : FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX : 0341-554291 PETUNJUK PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL TUNGGAL, SERI,

Lebih terperinci

Sensor Tekanan. Laila Katriani.

Sensor Tekanan. Laila Katriani. Sensor Tekanan Laila Katriani laila_katriani@uny.ac.id Sensor tekanan Pressure sensor (sensor tekanan) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, yaitu dengan cara mengubah tegangan mekanis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

Instrumentasi dan Pengendalian Proses 01 PENDAHULUAN Instrumentasi dan Pengendalian Proses - 121171673 salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia dengan tujuan utama memberikan dasar pengetahuan tentang: a) dasar-dasar instrumentasi proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Pada suatu penelitian tidak lepas dari metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu agar prosedur penelitian tertata dan terarah sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG P ada zama n sekarang banya k sekali alat-alat yang digunakan untuk mengukur baik suhu, tekanan, maupun lainnya. Disini, kami ingin menjelaskan bagaimana pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum

Lebih terperinci

Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional + Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant

Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional + Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant Studi Pemodelan Bond Graph dan Perancangan Pengontrol Proportional Integral untuk Level Boiler dan Temperatur Penukar Kalor pada Sistem Miniplant Abstrak Nur Havid Yulianto, Parsaulian I. Siregar, Edi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S, M.Kom

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S, M.Kom Fisika Panas 2 SKS Adhi Harmoko S, M.Kom Apa yang dapat diterangkan dari fenomena ini? Mengapa? Ban atau balon dapat meletus bila panas? Mengapa? Gelas menjadi panas setelah dituangi kopi panas? Pertanyaan?

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN Teknik pengukuran telah berperan penting sejak awal peradaban manusia, ketika pertama kali digunakan untuk mengatur transfer barang dalam perdagangan barter agar terjadi pertukaran

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

Basic Comfort Air Conditioning System

Basic Comfort Air Conditioning System Basic Comfort Air Conditioning System Manual Book (CAC BAC 09K) 5 PERCOBAAN 32 5.1. KOMPONEN KOMPONEN UTAMA DALAM SISTEM PENDINGIN TUJUAN: Setelah melakukan percobaan ini siswa akan dapat : 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya perbedaan temperatur. Perpindahan kalor meliputu proses pelepasan maupun penyerapan kalor, untuk

Lebih terperinci

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan.

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan. THERMODINAMIKA Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan http://ydhermawan.wordpress.com/ PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton)

BAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Sistem pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata lalu memberikanya nilai atau angka terhadap kejadian tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Skema alat uji Head Loss Mayor

Gambar 3.1 Skema alat uji Head Loss Mayor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Alat uji Data yang diambil berasal dari pipa PVC ½" dengan panjang 1 meter yang dialiri aliran fluida dengan debit aliran tertentu sehingga menghasilkan pola aliran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

PENGUKURAN TEMPERATUR

PENGUKURAN TEMPERATUR PENGUKURAN TEMPERATUR CONTENTS PENDAHULUAN RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR (RTD) THERMISTOR TERMOKOPEL METODE KALIBRASI INTRODUCTION TEMPERATUR TIDAK SEPERTI BESARAN LAIN (PANJANG, WAKTU, MASSA) ADALAH

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. massa (m ) kg lbm 1 lbm = 0,454 kg. panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m. gaya N lbf 1N=1kg m /s 2. kerja J Btu 1 J = 1 Nm

BAB I KONSEP DASAR. massa (m ) kg lbm 1 lbm = 0,454 kg. panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m. gaya N lbf 1N=1kg m /s 2. kerja J Btu 1 J = 1 Nm Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 1 BAB I KONSEP DASAR PENDAHULUAN Thermodinamika mempelajari energi dan perubahannya. ENERGI : Kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan. Hk. I. Thermodinamika

Lebih terperinci

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving

Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving PERPINDAHAN PANAS Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving force/resistensi Proses bisa steady

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan energi surya dalam berbagai bidang telah lama dikembangkan di dunia. Berbagai teknologi terkait pemanfaatan energi surya mulai diterapkan pada berbagai

Lebih terperinci

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan.

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan. THERMODINAMIKA Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan http://ydhermawan.wordpress.com/ PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA Thermo / I / 1 Materi: THERMODINAMIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor (http://www.world-nuclear.org/, September 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor (http://www.world-nuclear.org/, September 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aliran multifase merupakan salah satu fenomena penting yang banyak ditemukan dalam kegiatan industri. Kita bisa menemukannya di dalam berbagai bidang industri seperti

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup.

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 1 DEFINISI Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 2 CODE DAN STANDARD ASME MFC-18M, Measurement of Fluid Flow Using

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju ALir Fluida Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil

Lebih terperinci

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah

Lebih terperinci

4.1 Tekanan. 4.2 Hukum Pascal dan Tekanan Hidrostatik. Chapter 4 Mekanika Fluida

4.1 Tekanan. 4.2 Hukum Pascal dan Tekanan Hidrostatik. Chapter 4 Mekanika Fluida 59 4.1 Tekanan Fluida adalah substansi yang memilki kemampuan untuk mengalir : bebas untuk berubah bentuk dan bergerak di bawah pengaruh dari gaya yang menggerakannya. Gerakan dari fluida ini dapat dianalisa

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA JL. MT Haryono 167 Malang website: fluidlaboratory.ub.ac.id 201/2016 PETUNJUK PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law

PENGUKURAN VISKOSITAS. Review Viskositas 3/20/2013 RINI YULIANINGSIH. Newtonian. Non Newtonian Power Law PENGUKURAN VISKOSITAS RINI YULIANINGSIH Review Viskositas Newtonian Non Newtonian Power Law yz = 0 + k( yz ) n Model Herschel-Bulkley ( yz ) 0.5 = ( 0 ) 0.5 + k( yz ) 0.5 Model Casson Persamaan power law

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika

Termodinamika. Energi dan Hukum 1 Termodinamika Termodinamika Energi dan Hukum 1 Termodinamika Energi Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal, mekanik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

RESUME MATERI MATA KULIAH PENGUKURAN TEKNIK DAN INSTRUMENTASI

RESUME MATERI MATA KULIAH PENGUKURAN TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KELOMPOK 3 RESUME MATERI MATA KULIAH PENGUKURAN TEKNIK DAN INSTRUMENTASI 1. UNGGAR PRAWASTO N. 2. MAR IE FIKRI S. 3. DITTO R. DESMAR D. Threshold (ambang) yaitu saat input instrumen dinaikkan secara bertahap

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci