METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN"

Transkripsi

1 METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN Pendekatan Praktis Edisi 4 Nursalam

2 Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 4 Nursalam General Manager: Suwartono Senior Editor: Aklia Suslia Editor: Peni Puji Lestari Tata Letak: Hilda Yunita Desain Sampul: Deka Hasbiy Hak Cipta 2015, 2013, 2008, 2003, Penerbit Salemba Medika Jln. Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp. : (021) Faks. : (021) Website : info@penerbitsalemba.com Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). Pengetahuan medis senantiasa berubah. Oleh karena itu, standar tindakan pencegahan serta perubahan dalam perawatan dan terapi wajib diikuti seiring dengan penelitian dan pengalaman klinis baru yang memperluas pengetahuan. Pembaca disarankan untuk memeriksa informasi terbaru yang disediakan oleh produsen masing-masing obat (yang akan diberikan) untuk memverifikasi dosis, metode, dan interval pemberian yang direkomendasikan serta kontraindikasinya. Merupakan tanggung jawab dari praktisi dengan memperhatikan pengalaman dan pengetahuan pasien untuk menentukan dosis dan perawatan terbaik bagi masing-masing pasien. Penerbit maupun penulis tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan/atau kerugian yang dialami seseorang atau sesuatu yang diakibatkan oleh penerbitan buku ini. Nursalam Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3/Nursalam Jakarta: Salemba Medika, jil., 454 hlm., cm ISBN Keperawatan 2. Riset Keperawatan I. Judul II. Nursalam

3 Kata Pengantar iii tentang penulis Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons.) adalah staf pengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Penulis menempuh pendidikan D-3 Ilmu Keperawatan di Akademi Keperawatan Sutomo Surabaya lulus tahun Pada tahun1991, penulis mendapatkan Graduate Certificate Medical Surgical Nursing di Lambton College Sarnia, Ontario, Kanada. Kemudian penulis menyelesaikan S-2 Keperawatan (Coursework tahun 1996) di University of Wollongong, New South Wales, Australia, dan mendapatkan gelar Honours Master of Nursing di universitas yang sama pada tahun Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan S-3 Ilmu Kedokteran di Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Selain sebagai pengajar, penulis juga aktif di berbagai seminar keperawatan. Penulis telah menulis beberapa buku keperawatan dan menulis artikel di berbagai jurnal, baik jurnal nasional maupun internasional.

4 METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN Pendekatan Praktis Edisi 3 Nursalam

5 Kata Pengantar Peran sebagai peneliti yang dilakukan kalangan perawat masih sering terlupakan dan terabaikan, meski telah menjadi hal yang takterpisahkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini terjadi karena perawat masih belum mempunyai kemampuan yang memadai dalam penelitian, khususnya pemahaman tentang lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan dan penerapan metodologi penelitian keperawatan yang sesuai. Buku Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 4 ini merupakan upaya penulis untuk mendorong para teman-teman sejawat untuk bersamasama belajar tentang metodologi penelitian ilmu keperawatan dan menyosialisasikan kepada profesi kesehatan lain maupun pemerhati tentang keperawatan khususnya tentang kaidah ilmu: ontologi dan epistemologi ilmu keperawatan. Sekiranya akan terdapat suatu pengakuan profesional bahwa Nursing is as a science in which separated with medical science. Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya untuk dapat menyelesaikan penulisan buku ini. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Seluruh Pengelola dan Staf PSIK FK UNAIR, Rekan-rekan Perawat (PPNI) di Jawa Timur, Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan & Kebidanan. Taklupa saya sampaikan terima terima kasih kepada keluarga saya tercinta: istri dan anak-anak yang telah memberikan inspirasi kepada saya untuk menulis buku ini. Saya menyadari buku ini masih jauh dari sempurna. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, saya sebagai penulis mohon masukan dan saran yang bersifat membangun. Saya juga mohon maaf mungkin ada beberapa pernyataan yang saya tulis dari para pakar yang tidak sesuai, untuk itu saya mohon maaf dan rasa terima kasih serta hormat kepada semua pihak. Surabaya, Mei 2013 Nursalam

6 vi Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

7 DAFTAR ISI TENTANG PENULIS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI III V VII BAGIAN 1 TREN PENELITIAN KEPERAWATAN 1 BAB 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Ilmiah 3 PENDAHULUAN 3 BERPIKIR LOGIS 3 KAJIAN TENTANG ILMU DAN METODE ILMIAH 4 Ilmu 4 Penggolongan Ilmu 5 Syarat Ilmu 6 DAFTAR PUSTAKA 11 BAB 2 Kajian Ilmu Keperawatan 13 PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEPERAWATAN 13 ILMU KEPERAWATAN: TEORI ADAPTASI 15 KOMPONEN ILMU KEPERAWATAN: TEORI ADAPTASI 16 Manusia 16 Keperawatan 20 Konsep Sehat Sakit 21 Konsep Lingkungan 21 Aplikasi pada Asuhan Keperawatan: Proses Keperawatan 21 DAFTAR PUSTAKA 25 BAGIAN 2 MASALAH PENELITIAN DAN KERANGKA KONSEP 27 BAB 3 Masalah, Rumusan Masalah, dan Tujuan Penelitian 29 MASALAH 29 Menyeleksi Masalah Riset Keperawatan 30 Lingkup Masalah Penelitian Keperawatan menurut Nursalam (2002) 31 Kajian Masalah/Sumber Masalah Penelitian Keperawatan 31 RUMUSAN MASALAH ATAU PERTANYAAN PENELITIAN 32 Faktor-faktor yang Mendasari Perumusan Masalah 33

8 viii Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis MENYUSUN RUMUSAN DAN TUJUAN PENELITIAN 36 LAMPIRAN 39 Rumusan Masalah: Masalah dan Pertanyaan Penelitian Keperawatan 39 Contoh: Penelusuran Masalah/Topik Penelitian 42 Spider Web 43 Keaslian Penulisan 44 DAFTAR PUSTAKA 47 BAB 4 Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian 49 MENYUSUN KERANGKA KONSEP 49 Penyusunan Kerangka Konseptual dalam Penelitian 49 MENYUSUN HIPOTESIS PENELITIAN 50 Langkah Penyusunan 50 Syarat Hipotesis 52 Tujuan Hipotesis 52 Sumber Hipotesis 52 Tipe Hipotesis 53 KONSEP SELF-CARE 54 KONSEP SELF-CARE AGENCY 54 Pengukuran Self-Care Agency 57 Contoh Kerangka Konsep Berbasis Self-Care (Orem) Self-Care Agency (Kemandirian Orem) Penerapan pada Ibu Nifas dengan Menggunakan Pendekatan Teori Self Care Model 58 DAFTAR PUSTAKA 59 KONSEP MODEL INTERAKSI MANUSIA (IMOGENE M. KING) 60 Kerangka Konsep Imogene M. King (Fadilah, 2009) 61 Konsep Interaksi Manusia Imogene M. King 62 Sistem Interpersonal 63 DAFTAR PUSTAKA 65 FAMILY-CENTERED NURSING (FIEDMAN, 2003) 65 DAFTAR PUSTAKA 71 TEORI CULTURE CARE DARI LEININGER (TRANSCULTURAL CARE = SUNRISE) 71 DAFTAR PUSTAKA 75 HEALTH PROMOTION MODEL (HPM) 75 DAFTAR PUSTAKA 80 PRECEDE PROCEED MODEL 80 Perilaku Kesehatan Berdasarkan Teori Lawrence Green 80 Kualitas Hidup (Quality of Life) 82 DAFTAR PUSTAKA 86 TEORI PERILAKU TERENCANA (THEORY OF PLANNED BEHAVIOR) 87 Sejarah Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) 87 DAFTAR PUSTAKA 96 SELF REGULATION MODEL 97 DAFTAR PUSTAKA 98 TEORI MODEL PENCEGAHAN PRIMER (CAPLAN, 2001) 98

9 Daftar Isi ix PENGEMBANGAN MUTU PELAYANAN/PRODUKTIVITAS (KOPELMEN) 100 DAFTAR PUSTAKA 103 MODEL MAKP (METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL) DAN ATAU MPKP 103 Kepuasan Perawat 103 Model Kesenjangan (The Expectancy Disconfirmation Model) (Woodruff & Gardial, 2002) 104 Theory of Servqual 104 DAFTAR PUSTAKA 115 KONSEP KINERJA & TEAM WORK 116 Definisi Kinerja 116 Team Work 118 Semangat Kerja 122 DAFTAR PUSTAKA 125 TEORI MOTIVASI McCLELLAND 125 BURNOUT SYNDROME TEORI MASLACH 127 Konsep Dasar Burnout Syndrome 127 DAFTAR PUSTAKA 131 CONTOH KERANGKA KONSEPTUAL BERBASIS INTEGRASI MODEL (LAWRENCE GREEN) 132 DAFTAR PUSTAKA 133 STRES, APPRAISAL, AND COPING STRATEGY IN TRANSACTIONAL THEORY (LAZARUS & FOLKMAN, 1984) 134 DAFTAR PUSTAKA 135 MATERNAL ROLE ATTAINMENT dan BECOMING MOTHER (MERCER) 136 Pencapaian Peran Ibu: Mercer s Original Model 136 Becoming a Mother : Model Revisi 137 DAFTAR PUSTAKA 138 MODEL STRUCTURE OF CARING (SWANSON, 1993) 138 DAFTAR PUSTAKA 139 BAB 5 Lingkup Masalah Penelitian Ilmu Keperawatan 141 ILMU KEPERAWATAN DASAR DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN 141 ILMU KEPERAWATAN ANAK 143 ILMU KEPERAWATAN MATERNITAS 146 ILMU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DAN GAWAT DARURAT 147 Ilmu Keperawatan Medikal Bedah 147 Ilmu Keperawatan Gawat Darurat 150 ILMU KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 151 ILMU KEPERAWATAN KOMUNITAS, KELUARGA, DAN GERONTIK 152 Komunitas 152 Keluarga 153 Gerontik 153 DAFTAR PUSTAKA 153

10 x Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis BAGIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 155 BAB 6 Rancangan Penelitian 157 PENDAHULUAN 157 PEMILIHAN RANCANGAN PENELITIAN 158 JENIS RANCANGAN PENELITIAN 160 Rancangan Penelitian Non Eksperimen 160 Rancangan Penelitian Eksperimental 165 DAFTAR PUSTAKA 168 BAB 7 Populasi, Sampel, Sampling, dan Besar Sampel 169 POPULASI 169 Pembagian Populasi 169 Kriteria Populasi 170 SAMPEL DAN SAMPLING 171 Sampel 171 Sampling 173 DAFTAR PUSTAKA 175 BAB 8 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 177 VARIABEL 177 Definisi 177 Jenis Variabel 177 DEFINISI OPERASIONAL 180 Konsep Pengertian dan Definisi 180 DAFTAR PUSTAKA 182 BAB 9 Penyusunan Instrumen dan Pengumpulan Data 183 PENYUSUNAN INSTRUMEN 183 Prinsip: Validitas dan Reliabilitas 183 Jenis-jenis Instrumen 185 PENGUMPULAN DATA 191 Tugas Peneliti dalam Pengumpulan Data 191 Karakteristik Metode Pengumpulan Data 192 Masalah-masalah pada Pengumpulan Data 193 Prinsip Etis dalam Penelitian (Pengumpulan Data) 194 DAFTAR PUSTAKA 195 BAB 10 Analisis Data Penelitian Kuantitatif 197 PENDAHULUAN 197 Ciri-ciri Pokok Statistik 197 Jenis Landasan Kerja Pokok yang Digunakan oleh Statistik 198 PERAN STATISTIK DALAM TAHAPAN Penelitian 198 ANALISIS DATA 199 Klasifikasi Skala Pengukuran 199 Langkah-langkah Analisis Data 200

11 Daftar Isi xi INTERPRETASI HASIL ANALISIS DATA 202 DAFTAR PUSTAKA 205 BAB 11 Penulisan Hasil Penelitian 207 PENDAHULUAN 207 PENULISAN ISI HASIL PENELITIAN 207 Bagian Pendahuluan 208 Bagian Metodologi 208 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data 209 Penulisan Analisis Data 209 Bagian Penulisan Hasil Penelitian 210 DAFTAR PUSTAKA 211 BAGIAN 4 CONTOH PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN 213 BAGIAN 5 PEDOMAN PENULISAN USULAN PENELITIAN DAN SKRIPSI 387 PENDAHULUAN 388 PEDOMAN PENULISAN 388 PEDOMAN PENULISAN USULAN PENELITIAN (PROPOSAL) 390 PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TESIS 397 PENULISAN DAPUS 412 Lampiran L-1 Indeks I-1

12 xii Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

13 Bagian 1 Tren Penelitian Keperawatan Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Ilmiah Bab 2 Kajian Ilmu Keperawatan

14 2 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan

15 Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Penelitian 3 Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Ilmiah PENDAHULUAN Kajian ilmiah tentang ilmu keperawatan merupakan suatu keharusan bagi para perawat Indonesia saat ini. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa belum terdapat kejelasan tentang ilmu yang secara empiris dapat diterima secara ilmiah oleh masyarakat nonkeperawatan. Realitasnya, suatu ilmu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: proses, produk, dan paradigma etis. Proses merupakan suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan metode keilmuan (rasionalitas dan objektif). Produk adalah segala proses keilmuan yang harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh orang lain. Paradigma etis artinya ilmu harus mengandung nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat. Pada bab ini, penulis hanya akan memfokuskan bahasan pada kajian ilmiah ilmu keperawatan dengan penekanan dalam pembahasan berpikir logis dan ilmiah. Berpikir logis adalah berpikir lurus dan teratur terhadap sesuatu hal yang diyakini dari suatu objek atau fenomena. Objek atau fenomena tersebut berupa suatu pokok permasalahan yang dikaji untuk membedakan antara benar dan salah. Berpikir ilmiah adalah cara berpikir dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah, yaitu melalui metode ilmiah yang merupakan alat/sarana penjelasan dalam mempelajari prosedur tertentu untuk mendapatkan ilmu. Metode ilmiah mempelajari cara identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, metode, hasil, dan kesimpulan yang berdasarkan atas kaidah ilmiah. BERPIKIR LOGIS Berpikir logis merupakan proses berpikir yang didasari oleh konsistensi terhadap keyakinan-keyakinan yang didukung oleh argumen yang valid. Pengertian lain dari berpikir logis adalah berpikir lurus, tepat, dan teratur sebagai objek formal logika. Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, dan teratur apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum, aturan, dan kaidah yang sudah ditetapkan dalam logika. Mematuhi hukum, aturan,

16 4 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan dan kaidah logika berguna untuk menghindari pelbagai kesalahan dan penyimpangan (bias) dalam mencari kebenaran ilmiah. Pada hakikatnya, pikiran manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu: a. Pengertian (informasi tentang fakta). b. Keputusan (pernyataan benar-tidak benar). c. Kesimpulan (pembuktian-silogisme). Dalam logika ilmiah, tiga unsur pikiran manusia tersebut harus dinyatakan dalam kata (kalimat tulisan). Tiga pokok kegiatan akal budi manusia, yaitu: a. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya, yang berarti menangkap sesuatu tanpa mengakui atau memungkiri (pengertian atau pangkal pikir, disebut juga premis). b. Memberikan keputusan, yang berarti menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain atau memungkiri hubungan tersebut. c. Merundingkan, yang berarti menghubungkan keputusan satu dengan keputusan yang lain sehingga sampai pada satu kesimpulan (pernyataan baru yang diturunkan berdasarkan premis). KAJIAN TENTANG ILMU DAN METODE ILMIAH ILMU Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Makna ilmu menunjukkan sekurang-kurangnya tiga hal (Gambar 1.1): a. Kumpulan pengetahuan (produk). b. Aktivitas ilmiah dan proses berpikir ilmiah (proses). c. Metode ilmiah (metode). Proses ILMU Produk Metode Gambar 1.1 Makna ilmu a. Ilmu sebagai Produk Ilmu sebagai produk, merupakan kumpulan informasi yang telah teruji kebenarannya dan dikembangkan berdasarkan metode ilmiah dan pemikiran logis (Kemeny, 1961).

17 Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Penelitian 5 Struktur ilmu adalah sebagai berikut. 1. Paradigma 2. Teori 3. Konsep dan asumsi 4. Variabel dan parameter b. Ilmu Sebagai Proses Ilmu sebagai proses, merupakan cara mempelajari suatu realitas (kejadian) dan upaya memberi penjelasan tentang suatu mekanisme (jawaban terhadap pertanyaan mengapa dan bagaimana) (Adib, 2011). Karakteristik ilmu: 1. Logico-emperical-verifikatif 2. Generalized understanding 3. Theoritical construction 4. Menjawab pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how) c. Ilmu sebagai Metode Ilmu sebagai metode, merupakan metode untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (Adib, 2011). Metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan, sering kali disebut metode ilmiah. Metode ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian, metode pengambilan sampel, pengukuran, analisis, penulisan hasil, dan kesimpulan. Pendekatan adalah pemilihan area kajian. PENGGOLONGAN ILMU Pendapat mengenai pengelompokan ilmu sangat banyak, bergantung pada kriteria penggolongannya. Secara umum, ilmu hampir selalu dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (a) ilmu nomotetik dan (b) ilmu idiografik (Putra, 2010). a. Ilmu Nomotetik (Deduktif) Ilmu Nomotetik merupakan suatu ilmu yang didasarkan pada kajian-kajian makro (kasus-kasus) yang luas dan banyak terjadi, kemudian dijabarkan pada hal-hal yang khusus. Pendekatan penelitian dapat digolongkan pada metode kuantitatif. Misalnya, semua klien yang masuk rumah sakit akan mengalami stres hospitalisasi. Klien anak, klien remaja, dan klien dewasa yang masuk rumah sakit akan mengalami stres. b. Ilmu Idiografik (Induktif) Ilmu Idiografik merupakan suatu kajian ilmu yang didasarkan pada hal-hal yang mikro, unik, khusus, dan bersifat individual, kemudian ditarik suatu kesimpulan secara umum. Pendekatan penelitian digolongkan pada metode kualitatif. Contoh, penyanyi A berambut keriting, penyanyi B rambutnya keriting, penyanyi C dan penyanyi lainnya juga berambut keriting, semuanya pandai bernyanyi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang memiliki rambut keriting pandai bernyanyi.

18 6 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan SYARAT ILMU Terdapat beberapa persyaratan bahwa suatu pengetahuan dianggap sebagai ilmu: a. Memenuhi Syarat sebagai Ilmu Pengetahuan Ilmiah 1. Logis: Dapat dinalar dan masuk akal Misalnya, pada ilmu keperawatan. Klien yang masuk rumah sakit mengalami stres, di samping keadaan sakitnya, klien harus beradaptasi terhadap lingkungan baru (orang/perawat, peraturan-peraturan, dan lain-lain). 2. Empiris: Data dapat diamati dan diukur Misalnya, data tentang respons klien yang mengalami stres, dapat diamati dan diukur dari ketidakmampuan klien untuk beradaptasi terhadap stresnya. Secara psikologis (kognator), klien stres mengalami gangguan afek dan emosi (cemas, marah-marah, depresi, dan menolak peraturan baru). Hal ini karena klien tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan baru. Secara fisik (regulator), kondisi klien dapat diukur dengan terjadinya peningkatan tanda-tanda vital klien dan peningkatan hormon-hormon stres (kortisol dan katekolamin). 3. Diperoleh melalui metode ilmiah Pendekatan yang digunakan berdasarkan langkah-langkah dalam metode ilmiah (penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam pembahasan tentang metode sains). Memenuhi Komponen Ilmu (Science Building Blocks): TEORI ADAPTASI Konsep: Stres Konsep: Manusia Proposisi Proposisi Konsep: Sakit Konsep: Koping Konsep: Lingkungan Konsep: Keperawatan (regulator & kognator) (rumah Sakit) HIPOTESIS HUKUM, PRINSIP: HUMANISTIK HOLISTIK CARE FAKTA EMPIRIS: Belum diterapkannya model asuhan keperawatan di rumah sakit Perawat belum menunjukkan kinerja yang optimal Klien sering mengalami stres hospitalisasi Gambar 1.2 Science building blocks pada ilmu keperawatan (teori adaptasi)

19 Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Penelitian 7 Keterangan: Teori adaptasi terdiri atas komponen-komponen ilmu, yaitu terbentuk dari beberapa konsep: 1). Konsep stres akibat masuk rumah sakit (stres hospitalisasi) 2). Konsep koping (regulator dan kognator) 3). Konsep manusia 4). Konsep keperawatan 5). Konsep sakit 6). Konsep lingkungan Adanya sekelompok pengetahuan yang dirangkai dengan penambahan pernyataan lain sehingga terbentuk suatu informasi tentang hubungan antarpengetahuan. Minimal pada penelitian ini akan menghasilkan suatu proposisi-proposisi. b. Memenuhi Metode Ilmiah: Mekanisme Stimulus-Respons Stimulus Logika Respons Gambar 1.3 Mekanisme stimulus-respons pada kajian ilmu 1. Stimulus (a) Masalah: Fakta/empiris yang dapat diamati dan diukur berdasarkan hasil suatu pengamatan yang cermat dan teliti. (b) Perumusan masalah penelitian: Masalah yang sudah ditemukan kemudian dirumuskan dalam suatu masalah penelitian, perumusan masalah. Di dalam penelitian dituliskan sebagai pertanyaan penelitian. 2. Logika (a) Kajian teoretis/konseptual Misalnya dalam ilmu keperawatan, sakit pada manusia disebabkan oleh ketidakmampuan manusia untuk beradaptasi yang melibatkan unsur fisik, psikis, dan sosial yang merupakan perwujudan terimplikasi adanya integrasi satu dengan yang lain. Objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu: (1) Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan), (2) Konsep lingkungan, (3) Konsep sehat, dan (4) Keperawatan.

20 8 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan (1). Stimulus/Intervensi Keperawatan Stimulus yang diberikan perawat berupa intervensi/asuhan keperawatan dalam meningkatkan respons adaptasi berhubungan dengan empat mode respons adaptasi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: 1) Membantu memenuhi kebutuhan klien dengan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis dan ketergantungan. 2) Memperlakukan klien secara manusiawi. 3) Melaksanakan komunikasi terapeutik. 4) Mengembangkan hubungan terapeutik. (2). Konsep Lingkungan Lingkungan merupakan semua kondisi internal dan eksternal yang memengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok. Lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, dan kepribadian) serta proses pemicu stres biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu. Lingkungan eksternal dapat berupa keadaan/faktor fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. (3). Konsep Sehat Sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental, dan sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan dalam mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu keadaan ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit dipersepsikan secara berbeda-beda oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) bergantung dari latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat/sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain. (4). Keperawatan Keperawatan adalah model pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu. (b). Perumusan hipotesis Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu pertanyaan atau tujuan penelitian. Syarat hipotesis yang baik adalah: (1) Berupa pernyataan. (2) Layak uji.

21 Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Penelitian 9 (3) Berdasarkan teori/konsep. (4) Adanya hubungan antarvariabel (proposisi antara konsep adaptasi dan kinerja). (c). Identifikasi dan operasionalisasi variabel Berikut ini merupakan contoh dalam penjelasan variabel dan definisi operasional ilmu keperawatan (adaptasi). Variabel Dimensi Indikator/Definisi Operasional Tingkat Adaptasi (Proses) Tingkat Efektor Tingkat Output Tingkat Stimulus: kinerja perawat (Berdasarkan paradigma keperawatan: humanistik, holistik, dan care) Regulator Kognator Fisiologis Psikologis Peran Ketergantungan Adaptif Maladaptif (koping tidak efektif) Membantu memenuhi gangguan pemenuhan kebutuhan fisiologis dan ketergantungan Memperlakukan klien secara manusiawi Suatu proses fisiologis: Peningkatan hormon-hormon stres: kortisol dan katekolamin. Peningkatan tanda-tanda vital: denyut jantung dan laju pernapasan. Tingkat koping psikologis klien yang konstruktif: Learning (imitasi, reinforcement, dan pemahaman diri). Judgement (penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan) terhadap lingkungan baru. Emotion: Suatu tindakan klien dalam merespons keputusan yang telah dibuat. Klien diharapkan dapat menggunakan koping yang konstruktif: 1). Menerima kenyataan sakitnya. 2). Berhubungan dengan orang lain. 3). Kooperatif terhadap tindakan yang diberikan. Tingkat fisiologis: Tingkat kebutuhan oksigen, nutrisi, cairan, serta istirahat dan tidur. Tingkat psikologis: 1). Pandangan terhadap fisik i). Penurunan konsep seksual ii). Agresi; kehilangan 2). Pandangan terhadap personal i). Cemas ii). Tidak berdaya iii). Merasa bersalah iv). Harga diri rendah Tingkat peran Transisi peran; peran berbeda; konflik peran; kegagalan peran Tingkat ketergantungan Kecemasan berpisah; merasa ditinggalkan/terisolasi. Adaptif: Koping konstruktif (menerima, berhubungan dengan orang lain, melakukan aktivitas sehari-hari; dan terpenuhi kebutuhan fisik). Koping tidak efektif: Marah-marah, menyendiri, merasa tidak berguna, sedih, dan peningkatan hormon-hormon stres (kortisol, katekolamin) Terpenuhinya kebutuhan fisiologis: Makan dan minum Oksigenasi Cairan Istirahat dan tidur Nutrisi Perawatan diri Memperlakukan klien sebagai mitra/manusiawi: Sopan Tidak diskriminasi Melibatkan klien dan keluarga secara aktif Sabar Tanggap dan cepat dalam bertindak

22 10 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan Variabel Dimensi Indikator/Definisi Operasional Melaksanakan komunikasi terapeutik Mengembangkan hubungan terapeutik dengan klien Komunikasi terapeutik: Memanggil nama klien Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti Komunikasi secara tepat dan benar (sesuai kontrak) Mendengarkan dan menampung Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan pandangannya Meluangkan waktu untuk bicara, setiap ada kesempatan Hubungan terapeutik dengan klien: Menciptakan hubungan timbal balik Memelihara hubungan yang harmonis Mencegah konflik dengan klien Mencegah sikap pilih kasih Menilai dampak dari tindakan Berpenampilan rapi dan tenang Menepati janji Jujur dan terbuka (d). Penyusunan penelitian Noneksperimental (bersifat observasi) dan eksperimental: True-eksperimental; quasy eksperimental; pre-eksperimental. Contoh rancangan quasy-eksperimental: Peran teori adaptasi terhadap perbaikan kinerja perawat. Perlakuan Kontrol Pengukuran variabel dependen: indikator kinerja (pra) Dibandingkan: apakah sama? Pengukuran variabel dependen: indikator kinerja (pra) Penerapan Teori Adaptasi Variabel Independen Pengukuran ulang variabel dependen: indikator kinerja (pasca) Dibandingkan: apakah beda? Pengukuran ulang variabel dependen: indikator kinerja (pasca) Gambar 1.4 Diagram quasy-eksperimental. 3. Respons Respons dalam kajian ilmiah dapat digolongkan sebagai berikut. (a). Penyusunan instrumen penelitian (validitas dan reliabilitas). (b). Melakukan sampling (randomisasi) dan estimasi ukuran sampel. (c). Analisis data dan pengujian hipotesis (regresi). (d). Mengambil kesimpulan dan memberikan saran.

23 Bab 1 Kajian Ilmiah: Berpikir Logis dan Metode Penelitian 11 DAFTAR PUSTAKA Adib, M Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Alligood, MR, & Tomey, AM, 2006, Nursing theorists and their work, 7 th ed. Missouri: Mosby. Babbie, E The Basics of Social Research. Belmont: Wadsworth Pub. Co. Nursalam Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto. Nursalam & Kurniawati, ND Asuhan Keperawatan Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam Konsep dan Penerapan. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Polit DF & Back, CT Nursing Research. Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice. 9 th ed. Philadelphia: JB. Lippincott. Polit, D.E. dan B.P. Hungler Essential of Nursing Research. Methods, Appraisal, and Utilization. 3 rd ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Co. Putera, S.T Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair. Sastroasmoro, S. dan S. Ismail Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Soeparto, O., S.T. Putra, dan Haryanto Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: GRAMIK dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

24 12 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan

25 Bab 2 Kajian Ilmu Keperawatan PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEPERAWATAN Filsafat ilmu merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab pertanyaan hakikat ilmu (Adib, 2011). Hakikat ilmu dapat dibedakan menjadi tiga; yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Semua pengetahuan ilmu (sains), seni, atau pengetahuan apa saja pada dasarnya mempunyai ketiga landasan tersebut. Ketiga hakikat tersebut saling berkaitan, yang berbeda adalah materi perwujudannya serta sejauh mana landasan-landasan ketiga hakikat ini dikembangkan dan dilaksanakan. Batas lingkup ilmu menjadi karakteristik objek ontologis ilmu yang membedakan ilmu (sains) dari pengetahuan-pengetahuan lain. Dapat dikatakan bahwa ilmu hanya membatasi hal-hal yang berbeda dalam batas pengalaman karena fungsi ilmu dalam kehidupan manusia adalah membantu manusia dalam mengatasi masalah sehari-hari (seperti memerangi penyakit) dan menyusun indikator kebenaran karena telah teruji secara empiris. Ilmu juga perlu bimbingan moral (agama) karena kebutaan moral dari ilmu dapat membawa manusia ke jurang malapetaka. Pada praktiknya, harus ada kejelasan batas disiplin ilmu, misalnya batas disiplin ilmu antara perawat dan dokter. Tanpa kejelasan batas, maka pendekatan multidisiplin tidak akan bersifat konstruktif tetapi berubah menjadi sengketa kapling (Alligood & Tomey, 2012). Ciri khas yang paling menyolok dari ilmu kemanusiaan adalah objek penyelidikannya, yaitu manusia yang dilihat bukan hanya sebagai benda jasmani saja tetapi manusia secara keseluruhan. Sementara itu manusia sebagai subjek penyelidikan ilmu kemanusiaan dilihat dalam dua arti. Pertama dalam arti bahwa secara hakiki manusia melampaui status objek benda-benda sekitarnya, kedua dalam arti bahwa si penyelidik subjek berada pada taraf yang sama dengan objeknya. Arti pertama agak berbau filsafat. Arti kedua secara khas berasal dari suatu uraian empiris mengenai ilmu-ilmu kemanusiaan, jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya. Bagaimana dengan halnya makhluk hidup termasuk manusia sendiri? Hal ini terutama terjadi di tatanan klinik yang objeknya adalah manusia. Fenomena-fenomena klinik yang kita amati adalah aspek fisik yang berupa gejala-gejala penyakit dengan tingkat

26 14 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan biomolekuler yang mendasarinya; aspek psikis; dan aspek sosial. Ketiga aspek tersebut merupakan fokus kajian objek ilmu keperawatan, yang mempunyai empat komponen, yaitu manusia sebagai makhluk yang unik; keperawatan; konsep sehat-sakit; dan lingkungan yang memengaruhi keadaan manusia. Banyak pengertian yang membahas tentang ilmu keperawatan, sebagaimana Nursalam (2008) menjabarkan tentang ilmu keperawatan adalah. suatu ilmu yang mencakup ilmu-ilmu dasar, perilaku, biomedik, sosial, dan ilmu keperawatan sendiri (dasar, anak, maternitas, medikal bedah, jiwa, dan komunitas). Aplikasi ilmu keperawatan yang menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara, dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia. Pengertian tersebut membawa dampak terhadap isi kurikulum program pendidikan tinggi keperawatan. Institusi pendidikan tinggi keperawatan sejauh ini belum mampu mengenalkan ilmu keperawatan secara jelas kepada peserta didik. Sehingga peserta didik mendapatkan orientasi ilmu dasar yang hampir sama dengan yang diajarkan pada program pendidikan kesehatan lain (kedokteran umum, dokter gigi, dan kesehatan masyarakat). Hal ini mengakibatkan ketidakjelasan peran perawat dalam memberikan asuhan kesehatan kepada klien. Pertanyaan yang muncul adalah apakah isi kurikulum ilmu-ilmu dasar yang diajarkan kepada mahasiswa keperawatan sama dengan yang diajarkan kepada mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, dan kesehatan masyarakat? Hal ini perlu dipertanyakan mengingat: 1) belum jelasnya perbedaan ilmu keperawatan dan kedokteran dan 2) dosen sering mengajarkan materi yang sama dengan mahasiswa kedokteran kepada mahasiswa keperawatan. Dengan perkataan lain, tidak adanya fokus/ penekanan kompetensi wajib yang dimiliki lulusan keperawatan (Nursalam, 2008b). Tujuan ilmu keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: (1) Sebagai dasar dalam praktik keperawatan; 2) Komitmen dalam praktik keperawatan terhadap pengembangan ilmu keperawatan; 3) Sebagai dasar penyelesaian masalah keperawatan yang kompleks agar kebutuhan dasar klien terpenuhi; dan 4) Dapat diterimanya intervensi keperawatan secara ilmiah dan rasional oleh profesi kesehatan lain dan masyarakat. Tujuan yang terakhir disebutkan akan dapat diterima oleh masyarakat jika perawat mampu menjelaskan objek ilmu keperawatan (Chitty, 1997). Berdasarkan tujuan ilmu keperawatan tersebut, Chitty (1997) menerjemahkan ilmu keperawatan sebagai suatu ilmu yang aplikasinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan kaidah dan nilai-nilai keperawatan. Chitty (1997) menekankan nilai-nilai ilmu keperawatan pada tiga unsur utama, yaitu: holistik, humanistik, dan care dengan menekankan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang sehat maupun sakit. Pemenuhan kebutuhan manusia merupakan objek ilmu keperawatan yang meliputi membantu meningkatkan, mencegah, dan mengembalikan fungsi kesehatan yang terganggu akibat sakit yang diderita. Peran utama profesional perawat adalah memberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama kajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis) yang meliputi: a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan dan kebutuhan klien. b. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan, mulai dari pemeriksaan fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

27 Bab 2 Kajian Ilmu Keperawatan 15 c. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien (klien, keluarga, dan masyarakat) mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Pelayanan yang diberikan oleh perawat harus dapat mengatasi masalah-masalah fisik, psikis, dan sosial-spiritual pada klien dengan fokus utama merubah perilaku klien (pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya) dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga klien dapat mandiri. Misalnya, jika klien anak dengan asma bronkial dirawat di rumah sakit dengan kondisi sedang diberi infus dan tidak boleh bergerak ke mana-mana, maka anak tersebut akan mengalami stres fisik akibat keluhan sakitnya dan psikis akibat dari tindakan pemasangan infus serta larangan untuk bergerak. Stres psikis yang terjadi akan berdampak terhadap koping anak tersebut sehingga menurunkan imunitasnya. Keadaan tersebut justru akan memperlambat kesembuhan klien. Ilmu keperawatan yang ada harus dapat memfasilitasi bagaimana anak tersebut dapat merasa at home (tidak seperti di rumah sakit), tidak merasa tertekan, dan merasa diperhatikan oleh orang terdekat. Bukan justru menambah stres psikologis dengan suasana lingkungan yang menakutkan dan petugas yang bersikap kurang ramah serta memaksakan setiap melakukan tindakan keperawatan/medis (misalnya menyuntik). Keadaan yang demikian akan berdampak dalam proses penyembuhan klien. Hasil penelitian yang dilaksanakan di Amerika menyebutkan bahwa memperlakukan anakanak yang dirawat di rumah sakit seperti di rumah sendiri, memberi kebebasan bagi anak untuk bermain sebatas kemampuannya, dan merasa diperhatikan menunjukkan angka yang signifikan dalam percepatan penyembuhan klien dibandingkan dengan anak yang mengalami stres psikologis akibat suasana/lingkungan yang tidak kondusif. ILMU KEPERAWATAN: TEORI ADAPTASI Dalam disiplin biologi yang merupakan induk utama dari filsafat ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, terdapat 4 doktrin biologi organisme yang mencerminkan upaya para ahli biologi dalam mengatasi realitas biologi, yaitu (1) doktrin pendekatan holistik; (2) doktrin teleologik; (3) Doktrin kesejajaran historis dalam perkembangan organisme; dan (4) doktrin otonomi (Soeparto Putra, Haryanto, 2000). Doktrin pertama tampak pada pendekatan holistik yang digunakan oleh ahli biologi dalam mempersepsikan organisme. Artinya meskipun tubuh organisme tersusun dari komponen-komponen yang mencerminkan tingkat agregasi bahan kimia pembentuknya dengan ciri-ciri fisikokimia yang bervariasi, para ahli biologi memandang wujud organisme sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. Doktrin kedua tampak pada sifat diskriptif penjelasan biologi yang berorientasi tujuan. Penjelasan biologi yang menekankan pentingnya hubungan antara struktur dengan fungsi dan penjelasan pelestarian fungsi reproduksi, adaptasi, dan evolusi dalam organisme biologi dipengaruhi oleh doktrin ini. Doktrin ketiga menegaskan bahwa ciri-ciri perkembangan organisme menimbulkan permasalahan metodologi khas dalam perkembangan teori biologi. Doktrin keempat merupakan konsekuensi logis dari ketiga doktrin sebelumnya. Doktrin ini menegaskan bahwa organisme harus diteliti tanpa prasangka, peranggapan, dan bias yang tak disadari, sehingga informasi yang terhimpun memberikan realitas apa adanya. Sistem biologi memperlihatkan ciri-ciri perwujudan dirinya sebagai suatu

28 16 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan totalitas (holistik). Dalam totalitas perwujudannya terimplikasi adanya integrasi yang mengendalikan interelasi antara ciri satu dengan lainnya (Soparmo, 1984). Keempat doktrin tersebut mempunyai kesamaan dalam filsafat ilmu keperawatan, yaitu terjadinya suatu sakit pada manusia karena adanya ketidakmampuan beradaptasi antara unsur fisik, psikis, dan sosial karena unsur-unsur tersebut merupakan perwujudan terimplikasi integrasi satu dengan yang lain. Misalnya jika manusia mengalami nyeri dada (pada kasus infark miokard akut), maka akan berdampak terhadap stres psikis karena ketakutan terhadap kematian, dan terjadi gangguan sosialisasi dengan individu lainnya. Selama individu mampu menjaga integrasi antara unsur-unsur tersebut, maka gejala sakit tidak akan termanifestasikan dan individu akan bertahan. KOMPONEN ILMU KEPERAWATAN: TEORI ADAPTASI Menurut Roy terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu (1) Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan); (2) Keperawatan; (3) Konsep sehat; (4) Konsep lingkungan; dan (5) Aplikasi: Tindakan keperawatan. (Nursalam & Kurniawati, 2007) Input Proses Efektor Output Stimulus Adaptasi Primer (Mekanisme Koping) Model Adaptif Stimulus Tingkat Adaptasi Kognator (Intelektual dan sebagainya) Integritas Fisiologi Integritas Psikologi (Konsep Diri) Zona Maladaptif Fokal Regulator (Sistem Saraf Otonom) Integritas Sosiologi (Mungsi Peran) Ketergantungan Zona Maladaptif Kontekstual Residual Gambar 2.1 Diagram model adaptasi dari Roy (dikutip oleh Nursalam, 2007). MANUSIA Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau sosial. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang holistik dan terbuka. Sistem terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi, kejadian, dan energi antarsistem dan lingkungan. Interaksi yang konstan antara individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan tersebut, individu harus mempertahankan integritas dirinya yaitu beradaptasi secara kontinu.

29 Bab 2 Kajian Ilmu Keperawatan 17 a. Input Sistem adaptasi mempunyai input yang berasal dari internal individu. Roy mengidentifikasi input sebagai suatu stimulus. Stimulus merupakan suatu unit informasi, kejadian, atau energi yang berasal dari lingkungan. Sejalan dengan adanya stimulus, tingkat adaptasi individu direspons sebagai suatu input dalam sistem adaptasi. Tingkat adaptasi tersebut bergantung dari stimulus yang didapat berdasarkan kemampuan individu. Tingkat respons antara individu sangat unik dan bervariasi bergantung pada pengalaman yang didapatkan sebelumnya, status kesehatan individu, dan stresor yang diberikan. b. Proses 1. Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan proses kontrol dari individu sebagai suatu sistem adaptasi. Beberapa mekanisme koping dipengaruhi oleh faktor kemampuan genetik, misalnya sel-sel darah putih saat melawan bakteri yang masuk dalam tubuh. Mekanisme lainnya adalah dengan cara dipelajari, misalnya penggunaan antiseptik untuk mengobati luka. Roy menekankan ilmu keperawatan yang unik untuk mengontrol mekanisme koping. Mekanisme tersebut dinamakan regulator dan kognator. 2. Subsistem regulator mempunyai sistem komponen input, proses internal, dan output. Stimulus input berasal dari dalam atau luar individu. Perantara sistem regulator berupa kimiawi, saraf, atau endokrin. Reflekss otonomi sebagai respons neural berasal dari batang otak dan korda spinalis, diartikan sebagai suatu perilaku output dari sistem regulasi. Organ target (endoterin) dan jaringan di bawah kontrol endokrin juga memproduksi perilaku output regulator, yaitu terjadinya peningkatan Andreno Cortico Tyroid Hormone (ACTH) kemudian diikuti peningkatan kadar kortisol darah. Banyak proses fisiologis yang dapat diartikan sebagai perilaku subsistem regulator. Misalnya, regulator tentang respirasi. Pada sistem respirasi akan terjadi peningkatan oksigen, yang menginisiasi metabolisme agar dapat merangsang kemoreseptor pada medula untuk meningkatkan laju pernapasan. Stimulasi yang kuat pada pusat tersebut akan meningkatkan ventilasi lebih dari 6 7 kali. 3. Contoh proses regulator tersebut terjadi ketika stimulus eksternal divisualisasikan dan ditransfer melalui saraf mata menuju pusat saraf otak dan bagian bawah pusat saraf otonomi. Saraf simpatetik dari bagian ini mempunyai dampak yang bervariasi pada viseral, termasuk peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. 4. Stimulus terhadap subsistem kognator juga berasal dari faktor internal dan eksternal. Perilaku output subsistem regulator dapat menjadi umpan balik terhadap stimulus subsistem kognator. Proses kontrol kognator berhubungan dengan fungsi otak yang tinggi terhadap persepsi atau proses informasi, pengambilan keputusan, dan emosi. Persepsi proses informasi juga berhubungan dengan seleksi perhatian, kode, dan ingatan. Belajar berhubungan dengan proses imitasi dan penguatan (reinforcement). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan merupakan proses internal yang berhubungan dengan keputusan dan khususnya emosi untuk mencari kesembuhan, dukungan yang efektif, dan kebersamaan. 5. Dalam mempertahankan integritas seseorang, kognator dan regulator bekerja secara bersamaan. Sebagai suatu sistem adaptasi, tingkat adaptasi seseorang dipengaruhi

30 18 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan oleh perkembangan individu dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang maksimal akan berdampak baik terhadap tingkat adaptasi individu dan meningkatkan tingkat rangsangan sehingga individu dapat merespons secara positif. c. Efektor Sistem adaptasi proses internal yang terjadi pada individu didefinisikan Roy sebagai sistem efektor. Empat efektor atau model adaptasi tersebut meliputi (1) fisiologis; (2) konsep diri; (3) fungsi peran; dan (4) ketergantungan (interdepeden). Mekanisme regulator dan kognator bekerja pada model adaptasi. Perilaku yang berhubungan dengan mode adaptasi merupakan manifestasi dari tingkat adaptasi individu dan mengakibatkan digunakannya mekanisme koping. Saat mengobservasi perilaku seseorang dan menghubungkannya dengan model adaptasi, perawat dapat mengidentifikasi adaptif atau ketidakefektifan respons sehat dan sakit. 1. Fisiologis Efektor secara fisiologis dapat dilihat dari beberapa hal berikut: Oksigenasi: menggambarkan pola penggunaan oksigen yang berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi. Nutrisi: menggambarkan pola penggunaan nutrisi untuk memperbaiki kondisi dan perkembangan tubuh klien. Eliminasi: menggambarkan pola eliminasi. Aktivitas dan istirahat: menggambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat, dan tidur. Integritas kulit: menggambarkan fungsi fisiologis kulit. Rasa: menggambarkan fungsi sensori perseptual yang berhubungan dengan panca indra: penglihatan, penciuman, perabaan, pengecapan, dan pendengaran. Cairan dan elektrolit: menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit. Fungsi neurologis: menggambarkan pola kontrol neurologis, pengaturan, dan intelektual. Fungsi endokrin: menggambarkan pola kontrol dan pengaturan termasuk respons stres dan sistem reproduksi. Masalah-masalah keperawatan yang dapat diidentifikasi pada keempat mode dijabarkan pada tabel Konsep Diri (Psikis) Konsep diri mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan, dan emosi yang berhubungan dengan ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada kenyataan keadaan diri sendiri tentang fisik, individual, dan moral-etik.

31 Bab 2 Kajian Ilmu Keperawatan 19 Tabel 2.1 Masalah gangguan adaptasi (George, 1990: 247 dikutip dari Roy, S.C) 1. Oksigenasi: Hipoksia Syok Overload 2. Nutrisi: Malnutrisi Mual Muntah 3. Eliminasi Konstipasi Diare Kembung Inkontinen Retensi urine MASALAH FISIOLOGIS KONSEP DIRI FUNGSI PERAN INTERDEPENDEN 4. Aktivitas dan istirahat Aktivitas fisik yang tidak adekuat Risiko kesalahan akitivitas Istirahat yang tidak adekuat Insomnia Gangguan tidur Kelebihan istirahat 5. Integritas kulit Gatal-gatal Kekeringan Dekubitus Pandangan terhadap fisik: Penurunan konsep seksual Agresi Kehilangan Pandangan terhadap personal: Cemas Tidak berdaya Merasa bersalah Harga diri rendah Transisi peran Peran berbeda Konflik peran Kegagalan peran Kecemasan berpisah merasa ditinggalkan/isolasi 3. Fungsi Peran (Sosial) Fungsi peran mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang yang berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda yang dijalankannya. 4. Ketergantungan (Interdependen) Interdependen mengidentifikasi pola nilai-nilai manusia, kehangatan, cinta, dan memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal terhadap individu maupun kelompok. d. Output Perilaku seseorang berhubungan dengan metode adaptasi. Koping yang tidak efektif berdampak terhadap respons sakit (maladaptif). Jika klien masuk pada zona maladaptif maka klien mempunyai masalah keperawatan (adaptasi).

32 20 Bagian 1: Tren Penelitian Keperawatan KEPERAWATAN Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu (Alligood & Tomey, 2006). Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respons adaptasi yang berhubungan dengan empat model respons adaptasi. Perubahan internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi ditentukan oleh stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Stimulus fokal adalah suatu respons yang diberikan secara langsung terhadap input yang masuk. Penggunaan fokal pada umumnya bergantung pada tingkat perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus lain yang merangsang seseorang baik internal maupun eksternal serta memengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat seseorang dan timbul secara relevan sesuai dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif. Kasus: Klien Tn. Sigit mengalami nyeri dada. Stimulus yang secara langsung pada klien dinamakan fokal, yaitu kekurangan oksigen pada otot jantungnya. Stimulus kontekstual meliputi: suhu 40 o C, sensasi nyeri, penurunan berat badan, kadar gula darah, dan derajat kerusakan arteri. Stimulus residual meliputi riwayat merokok dan stres yang dialaminya. Tindakan keperawatan yang diberikan adalah meningkatkan respons adaptasi pada situasi sehat dan sakit. Tindakan tersebut dilaksanakan oleh perawat dalam memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, atau residual pada individu. Dengan memanipulasi semua stimulus tersebut, diharapkan individu akan berada pada zona adaptasi. Jika memungkinkan, stimulus fokal yang dapat mewakili semua stimulus harus dirangsang dengan baik. Misalnya klien dengan nyeri dada, stimulus fokalnya adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen tubuh dan persediaan oksigen yang dapat disediakan oleh jantung. Untuk mengubah stimulus fokal, perawat perlu memanipulasi stimulus kebutuhan agar respons adaptif dapat terpenuhi. Jika stimulus fokal tidak dapat diubah, perawat harus meningkatkan respons adaptif dengan memanipulasi stimulus kontekstual dan residual. Perawat perlu mengantisipasi bahwa klien mempunyai risiko adanya ketidakefektifan respons pada situasi tertentu. Oleh karena itu perawat harus mempersiapkan individu untuk mengantisipasi perubahan melalui penguatan mekanisme kognator, regulator, atau koping yang lainnya. Tindakan keperawatan yang diberikan pada teori ini meliputi mempertahankan respons yang adaptif dengan mendukung upaya klien secara kreatif menggunakan mekanisme koping yang sesuai.

33 Bab 2 Kajian Ilmu Keperawatan 21 KONSEP SEHAT SAKIT Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari meninggal sampai dengan tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, dan sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relatif dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain. KONSEP LINGKUNGAN Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsur penting dalam lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang memengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses stresor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu. Manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu respons. Pemahaman klien yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi klien tersebut dalam merubah dan mengurangi risiko akibat dari lingkungan sekitarnya. APLIKASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN: PROSES KEPERAWATAN Model ilmu keperawatan dari adaptasi Roy memberikan pedoman kepada perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan. Unsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, intervensi, dan evaluasi seperti yang digambarkan berikut ini (Nursalam, 2008a): Pengkajian Diagnosis Intervensi Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Gambar 2.2 Diagram hubungan antara tahap proses keperawatan (Nursalam, 2001).

METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN

METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN Pendekatan Praktis Edisi 4 Nursalam Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 4 Nursalam General Manager: Suwartono Senior Editor: Aklia Suslia

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN

METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN Pendekatan Praktis Edisi 4 Nursalam Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 4 Nursalam General Manager:

Lebih terperinci

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY TINJAUAN PUSTAKA KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY Salbiah* ABSTRAK Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY

BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY 2.1. Sejarah Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint

Lebih terperinci

Konsep dan Penerapan METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN:

Konsep dan Penerapan METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN: Konsep dan Penerapan METODOLOGI PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN: Pedoman Skripsi & Tisis dan Instrumen Penelitian Keperawatan Nursalam 2008 PENERBIT SALEMBA MEDIKA ISBN: 978-979-3027-56-2 DAFTAR ISI BAGIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid. Mitra Wacana Media

Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid. Mitra Wacana Media Buku Ajar ILMU KEPERAWATAN DASAR Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid Mitra Wacana Media P E N E R B I T BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR Andri Setiya Wahyudi Abd. Wahid Mitra Wacana Media P E N E R B I T Edisi

Lebih terperinci

Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli

Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan teori dalam keperawatan. Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

makalah teori keperawatan

makalah teori keperawatan makalah teori keperawatan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep

Lebih terperinci

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting dlm man kep : Menurut

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN

TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting

Lebih terperinci

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap ibu hamil pada trimester pertama mengalami mual dan muntah. Keadaan ini merupakan hal yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan terutama pada trimester pertama

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.

Lebih terperinci

Metodologi Asuhan Keperawatan

Metodologi Asuhan Keperawatan Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

Lebih terperinci

GRAND THEORY BETTY NEUMAN. KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah

GRAND THEORY BETTY NEUMAN. KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah GRAND THEORY BETTY NEUMAN KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah Grand teori Grand teori adalah struktur konseptual model keperawatan yang hampir abstrak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan

Lebih terperinci

Ringkasan Teori-teori Keperawatan

Ringkasan Teori-teori Keperawatan Ringkasan Teori-teori Keperawatan Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Pendekatan Biologi-saraf Pendekatan Perilaku Pendekatan Kognitif Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Phenomenologi Sub disiplin Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TELAAH PUSTAKA 1. MINAT a. Pengertian minat Menurut Purwanto (2001) minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara

Lebih terperinci

Konsep Manusia Diajukan untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan (KDK)

Konsep Manusia Diajukan untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan (KDK) Konsep Manusia Diajukan untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan (KDK) Disusun Oleh: Belly Meinoty Iip Syaeful Mawar Novia Odelia BR Tarigan Wenny Lestari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia

Daftar Pokok Bahasan. Lampiran 4 SKDI. Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia Daftar Pokok Bahasan Lampiran 4 SKDI Pokja Standar Pendidikan Dokter Indonesia Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia 2012 Pendahuluan Lampiran 4 Daftar Pokok Bahasan Standar Kompetensi Dokter

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal dapat diartikan sebagai kelainan pada jaringan periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit periodontal, dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Purwanto, 1998). Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Defenisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres kerja adalah respon psikologis individu terhadap tuntutan di tempat kerja yang menuntut seseorang untuk beradaptasi dalam mengatasi tuntutan tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai

Lebih terperinci

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa

BAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan sejatinya sangat diutamakan dalam kehidupan sehari-hari karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa menderita karena fungsi tubuh

Lebih terperinci

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan

Lebih terperinci

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

3. Model System Henderson Keperawatan menurut Henderson di deinisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan

3. Model System Henderson Keperawatan menurut Henderson di deinisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan Konsep Keperawatan Menurut Para Ahli Posted 26 January 2013 by Rahma Muti Hidayah in Uncategorized. Leave a Comment 1. Model system Dorothea Orem Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

Konsep Sister Calista Roy

Konsep Sister Calista Roy A. Latar Belakang Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian maternal adalah kematian wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh

Lebih terperinci

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS I. PENDAHULUAN Rekam medis berdasarkan sejarahnya selalu berkembang mengikuti kemajuan ilmu kesehatan dan kedokteran. Sejak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mandiri... (UURI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sebagai bangsa merdeka dan berdaulat yang telah diproklamirkan pada Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi

Lebih terperinci

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III (RUANG CEMPAKA DAN KELIMUTU) RSUD PROF. Dr. W. Z. JOHANNES KUPANG Yolanda B. Pamaa,c*, Elisabeth Herwantib, Maria

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan. KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan

Lebih terperinci

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO 2015 DAFTAR ISI Daftar isi... i BAB I DEFINISI... 3 BAB II RUANG LINGKUP... 2 BAB III TATA LAKSANA... 5 BAB IV DOKUMENTASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin mengalami peningkatan dan menjadi masalah kesehatan masyarakat utama, terutama di negara-negara yang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Anak 2.1.Pengertian Anak Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci