SISTEM RESONANSI AKUSTIK BERBANTUAN KOMPUTER DAN PENGARUH DIAMETER TERHADAP FAKTOR KUALITAS RESONATOR AKUSTIK SILINDRIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM RESONANSI AKUSTIK BERBANTUAN KOMPUTER DAN PENGARUH DIAMETER TERHADAP FAKTOR KUALITAS RESONATOR AKUSTIK SILINDRIS"

Transkripsi

1 Jurnal Fisika Indonesia, No: 21, vol.vii. Edisi Agustus 23 ISSN: , hal SISTEM RESONANSI AKUSTIK BERBANTUAN KOMPUTER DAN PENGARUH DIAMETER TERHADAP FAKTOR KUALITAS RESONATOR AKUSTIK SILINDRIS I. Setiawan, A.M. Rafi ie dan A.B. Setio Utomo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada Sekip Unit III Bulak Sumur, Jogjakarta, Indonesia INTISARI Telah berhasil disusun suatu sistem eksperimen resonansi akustik berbantuan komputer, terdiri dari sistem sumber bunyi yang tersusun dari speaker dan digital function generator; resonator terbuat dari pipa PVC silindris; sistem deteksi terdiri dari wireless clip-on microphone (lengkap dengan transmitter dan reciever-nya), dc power supply, dan amplifier; dan sistem pengolah dan penampil sinyal terdiri dari sebuah komputer yang dilengkapi dengan sound card serta perangkat lunak Oscilloscope 2.51 yang dioperasikan dalam sistem operasi Windows98. Telah diperoleh hasil yang memperlihatkan ketergantungan faktor kualitas (Q) resonator akustik silindris terhadap diameter (D) resonator tersebut. Secara kasar, untuk D kecil, Q bertambah secara linear terhadap D hingga mencapai puncak, kemudian Q menurun dengan 1/D 2 untuk D yang lebih besar. Kata-kata kunci: Resonansi akustik, komputer, faktor kualitas, diameter THE COMPUTER ASSISTED ACOUSTIC RESONANCE SYSTEM AND THE INFLUENCE OF DIAMETER ON THE QUALITY FACTOR OF THE SYLINDRICAL ACOUSTIC RESONATOR ABSTRACT A computer assisted acoustic resonance experimental system has been successfully constructed. The system was consisted of speaker and digital function generator as sound source system; PVC pipes as resonators; detection system constructed from a set of wireless clip-on microphone (including transmitter and receiver), a dc power supply and an amplifier; and signal processing and monitoring system consisted of a computer with a sound card and Oscilloscope 2.51 software which was operated in Windows98 operating system. The results that showed the dependence of the quality factor (Q) on the diameter (D) of the cylindrical acoustic resonator have been obtained. Roughly, for small D, Q increases linearly as D increasex, and reaches the maximum value, and then decreases with 1/D 2 for larger D. Key words: Acoustic resonance, computer, diameter, quality factor.

2 44 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik I. PENDAHULUAN Dalam mekanika, osilasi harmonik merupakan salah satu topik pokok, baik osilasi harmonik sederhana, teredam, maupun teredam terpaksa. Pemahaman yang baik tentang hal ini menjadi penting di antaranya karena ada beberapa gejala fisis dapat dijelaskan secara relatif sederhana dengan memodelkan sistem berosilasi harmonik. Sebagai contoh, tanggap suatu materi terhadap radiasi yang datang mengenainya dapat dijelaskan melalui gambaran osilasi harmonik teredam terpaksa (forced damped harmonic oscillation), sehingga dijumpai indeks bias kompleks bahan sebagai fungsi frekuensi gelombang datang ω, yang pada gilirannya menjelaskan gejala dispersi dan serapan. Sistem yang relatif sederhana yang dapat mengalami osilasi harmonik teredam terpaksa adalah resonator akustik yang terbuat dari pipa silinder dengan kedua ujungnya terbuka. Gaya pemacu/pemaksa (driving force) sinusoidal diberikan oleh sumber bunyi seperti speaker yang dihubungkan dengan function generator. Tanggap resonator dapat dideteksi dengan mikrofon yang diletakkan di dalamnya. Dengan sistem ini, gejala resonansi akustik dapat diamati/dipelajari dan faktor kualitas (quality factor), Q, rongga resonator dapat ditentukan. Beragam penelitian telah dilakukan dalam topik resonator dan resonansi akustik. Denardo dan Bernard (1996) telah merancang resonator akustik tak seragam (tampang lintangnya) yang dapat diubah ketakseragamannya dan mengukur perubahan-perubahan frekuensi resonansi yang terjadi akibat perubahan tersebut. Sebelumnya, Denardo dan Alkov (1994) telah menjabarkan teori yang mendasarinya. Aplikasi dari pengamatan perubahan frekuensi resonansi dalam mendeteksi adanya penghalang / sumbatan dan mengukur luas penampang penghalang telah digambarkan oleh Antonopoulos- Domis, (198), dan Qunli-Wu dan Fricke (199). Moloney dan Hatten (21) telah melakukan pengukuran faktor kualitas akustik pipa silindris. Pengamatan fenomena gelombang dan pengukuran spektrum resonansi akustik pada kamar (chamber) resonator telah dilakukan oleh Smith, dkk. (1974). Studi

3 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik 45 eksperimental tentang resonansi Helmholtz pada violin (biola) telah dilakukan oleh Vandegrift (1993). Tujuan penelitian ini adalah mewujudkan sistem eksperimen resonansi akustik berbantuan komputer yang dapat digunakan untuk mempelajari gejala resonansi akustik dan menentukan ketergantungan faktor kualitas resonator akustik silindris terhadap diamaternya. II. LANDASAN TEORI Persamaan diferensial gerak osilasi harmonik teredam terpaksa suatu sistem, iωt dengan gaya pemaksa/pemacu (driving force) sinusoidal ( ) (Fowles, 1986) dy 2 F + γ + ω y = e dt dt m 2 d y 2 2 iωt F t = F e, adalah, (1) dengan y adalah simpangan pergeseran, t adalah waktu, γ adalah tetapan redaman, ω adalah frekuensi gaya pemacu, F adalah amplitudo gaya pemacu, dan ω adalah frekuensi alamiah sistem (osilator) tanpa redaman. Penyelesaiannya persamaan ini adalah i( ωt φ ) ( t) = B e y, (2) dengan B adalah amplitudo dan φ adalah beda fase antara osilasi yang terjadi dengan gaya pemacu, berturut-turut diungkapkan sebagai (Fowles, 1986) ( ω ) B =, (3) ( ω ω ) + 4γ ω F m dan 1 2γω φ ( ω ) = tg 2 2. (4) ω ω dengan m adalah massa benda yang berosilasi. Amplitudo (tanggap) maksimum adalah F B = maks (5) 2mω d γ tercapai pada frekuensi gaya pemacu tertentu, yaitu

4 46 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik ω R = ω 2γ = ω d γ (6) yang disebut sebagai frekuensi resonansi. Jika redamannya kecil, maka ω R ω d ω dan amplitudo maksimumnya adalah F Bmaks. (7) 2mω γ Jika ω = ω ± = ω ± γ maka amplitudo tamggapnya adalah B = 2, dan ω = 2γ disebut sebagai lebar resonansi (resonance width). B maks Faktor kualitas sistem resonator didefinisikan sebagai (Fowles, 1986) dan untuk redaman yang lemah ω d Q =, (8) 2γ ω Q. (9) 2γ Mengingat bahwa 2γ = ω, maka faktor kualitas dapat diungkapkan sebagai ω Q = ω f f + f, (1) dengan f = ω /2π adalah frekuensi gaya pemacu yang memberikan tanggap maksimum, f + =ω + /2π dan f = ω /2π adalah frekuensi-frekuensi gaya pemacu yang memberikan tanggap sebesar 1 2 tanggap maksimum. Jadi dengan mengukur ketiga macam frekuensi ini, maka faktor kualitas Q rongga resonator dapat ditentukan. Menurut Moloney dan Hatten (21), ada dua mekanisme rugi (loss mechanism) yang mempengaruhi faktor kualitas resonator akustik, yaitu berasal dari efek termal dan viskositas medium di dekat dinding resonator, dan dari radiasi bunyi itu sendiri. Faktor kualitas akibat efek termal dan viskositas medium di dekat dinding pipa silinder sebanding dengan diameter pipa, D, yaitu Q = d cd D, (11)

5 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik 47 dengan c d adalah tetapan kesebandingan berkaitan dengan rugi dinding (termal dan viskositas). Pada suhu ruang ( 3 K), tetapan ini dapat diungkapkan sebagai (Moloney dan Hatten, 21) 447,2 f c d = = f (12) 2 1 +,476 Sedangkan faktor kualitas akibat radiasi bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat diameter bagian dalam pipa, yaitu c Q = r r 2 D, (13) dengan c r adalah tetapan kesebandingan berkaitan dengan rugi radiasi bunyi dan dapat diungkapkan sebagai (Moloney dan Hatten, 21) c r 2Lc =, (14) πf dengan L adalah panjang pipa dengan kedua ujung terbuka dan c adalah laju rambat bunyi di udara. Faktor kualitas total diperoleh dari hubungan 1 Q = 1 Q d + 1 Q r, yaitu 2 ( c D)( c D ) d r Q =. 2 (15) c D + c D d r III. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun suatu sistem resonansi akustik berbantuan komputer yang terdiri dari: A. Sistem sumber bunyi (sebagai driving force) tersusun dari: 1. Speaker 2. Digital Function Generator Model GFG 816G. B. Resonator terbuat dari pipa PVC silindris beragam diamater, dengan kedua ujungnya terbuka. C. Sistem deteksi tersusun dari: 1. Wireless clip-on microphone (1 set, lengkap dengan transmitter dan reciever), dengan sfesifikasi: - Frekuensi Tanggap : 8 Hz 12.5 Hz

6 48 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik - Impedansi Output : 6 ohm - Tegangan Operasi : 9 V DC untuk transmitter, 3 V DC untuk reciever - Jarak Efektif : 2 m 2. Regulated dc Power Supply, digunakan sebagai sumber tegangan transmitter (pengganti betere 9 V) 3. Audio Amplifier; C. Sistem pengolah dan penampil sinyal terdiri dari sebuah komputer IP II 35 Hz yang dilengkapi dengan sound card serta perangkat lunak Oscilloscope 2.51 yang dioperasikan dalam sistem operasi Windows98. Sistem yang telah tersusun ditunjukkan secara skematik oleh Gambar 1. Bunyi yang dihasilkan oleh speaker + digital function generator diarahkan ke salah satu ujung pipa PVC (resonator). Frekuensi bunyi dapat divariasi dalam seluruh rentang frekuensi audio. Tanggap resonator terhadap bunyi ini dideteksi oleh mikrofon yang diletakkan di tengah di bagian dalam pipa. Sinyal dari mikrofon diperkuat dengan amplifier dan dimasukkan ke input sound card pada komputer. Pada komputer, sinyal dari sound card diamati dengan menggunakan perangkat lunak Oscilloscope 2.51 yang berlisensi Gambar 1. Skematik susunan peralatan sistem eksperimen resonansi akustik berbantuan komputer.

7 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik 49 freeware (gratis) dan dapat diperoleh dari situs-situs seperti atau downloads/pc/1. Dengan program ini sinyal tanggap (waveform) sinusoidal dapat diamati secara real time dan dapat direkam dan disimpan dalam file berformat TXT. Transformasi fourier sinyal tersebut juga dapat diamati secara real time dengan menggunakan fasilitas FFT pada perangkat lunak tersebut. Dengan mengukur tiga macam frekuensi f, f +, dan f, seperti tersebut dalam Bagian II, dan dengan menggunakan persamaan (1), maka faktor kualitas rongga resonator dapat ditentukan. Selanjutnya, eksperimen dilakukan dengan beragam diameter pipa resonator, tetapi memiliki frekuensi resonansi yang sama. (Karena adanya koreksi ujung (Kinsler, dkk, 1999), maka pipa yang berdiameter lebih besar akan sedikit lebih pendek.) Dengan demikian, pengaruh diameter resonator terhadap faktor kualitasnya dapat dipelajari. Adapun cara menentukan frekuensi f, f +, dan f adalah sebagai berikut. Untuk resonator dengan diameter tertentu, besar tanggap mikrofon (intensitas bunyi) diukur untuk beragam nilai frekuensi bunyi. Kemudian dilakukan curve fitting pada plot intensitas vs frekuensi dengan persamaan (3) dengan menggunakan perangkat lunak CurveExpert 1.37 yang berlisensi shareware dan dapat diperoleh dari cvxpt.htm. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem eksperimen resonansi akustik berbentuan komputer telah dapat tersusun dengan baik sehingga sinyal tanggap mikrofon telah dapat ditampilkan secara real time pada layar komputer. Gambar 2 memperlihatkan foto sistem eksperimen yang telah disusun. Gambar 3.a adalah tampilan antarmuka (interface) perangkat lunak Oscilloscope 2.51 pada layar monitor yang memperlihatkan sinyal tanggap mikrofon berupa bentuk gelombang (waveform) sinusoidal saat terjadi resonansi pada frekuensi sekitar 243 Hz, sedangkan Gambar 3.b

8 5 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik memperlihatkan sinyal tanggap mikrofon dengan menggunakan fasilitas FFT (Fast Fourier Transform) pada perangkat lunak Winscope tersebut. Dengan fasilitas FFT, perangkat lunak Oscilloscope 2.51 ini dapat berperan sebagai spectrum analyzer. Terjadinya resonansi diidentifikasi dengan memperhatikan besar amplitudo (intensitas) sinyal. Keterangan: 1. Speaker 5. Digital Function Generator 2. Receiver 6. Resonator (Pipa PVC) 3. Amplifier 7. Transmitter 4. Regulated dc power supply 8. Komputer + Sound Card + Oscilloscope Windows98 Gambar 2. Foto sistem eksperimen resonansi akustik berbantuan komputer. Gambar 3.a. Tampilan antarmuka perangkat lunak Oscilloscope 2.51 pada layar monitor yang memperlihatkan sinyal tanggap mikrofon saat terjadi resonansi pada frekuensi sekitar 243 Hz.

9 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik 51 Gambar 3.b. Tranformasi Fourier Cepat (Fast Fourier Transform, FFT) dari sinyal tanggap pada Gambar 3.a yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas FFT pada perangkat lunak Oscilloscope Gambar 4 diperoleh dari Gambar 3b dengan menyimpan datanya dalam file berformat TXT yang kemudian dimasukkan ke program Excel2 sehingga diperoleh gambar tersebut, tetapi frekuensi maksimumnya diatur sebesar 2 Hz. Pada Gambar 3b dan Gambar 4 tampak juga dengan jelas sinyal-sinyal resonansi dari dua nada atasnya (harmonik ke-2 dan ke-3). Adanya sumbangan frekuensi nada-nada atas inilah yang menyebabkan timbulnya cacat sinusoidal pada Gambar 3.a.

10 52 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik Intensitas (a.u.) Frekuensi (Hz) Gambar 4. Sinyal pada Gambar 3.b yang diolah kembali dengan menggunakan program Excel2 Hasil pengukuran tanggap mikrofon sebagai fungsi frekuensi bunyi dari sumber (speaker) untuk resonator berdiameter 43 mm ditunjukkan dalam Gambar 5 dalam bentuk titik-titik data, sedangkan hasil pengepasan kurva (curve fitting) ditunjukkan oleh garis kurva. Analisis data hasil curve fitting grafik pada Gambar 5 memberikan hasil bahwa faktor kualitas (Q) resonator yang berdiameter 43 mm ini adalah sebesar 14,6. 6 S = r = Amplitudo (a.u.) Frekuensi (Hz) Gambar 5. Amplitudo tanggap mikrofon sebagai fungsi frekuensi sumber (speaker), untuk D = 43 mm. Titik-titik adalah data hasil eksperimen, garis kurva adalah hasil curve fitting data dengan persamaan (3).

11 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik 53 Hasil keseluruhan pengaruh diameter terhadap faktor kualitas resonator silindiris yang diperoleh pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar 6. Pada gambar ini, titik-titik adalah data eksperimen, sedangkan garis kurva adalah hasil curve fitting data tersebut dengan persamaan (15) sehingga diperoleh c d = 3,4 dan c r = 4, Mengacu pada persamaan (15), untuk diameter D yang kecil c r /D 2 >> c d D sehingga Q c d D, sedangkan untuk D yang besar, c d D >> c r /D 2 sehingga Q c r /D 2. Dengan kata lain, rugi tenaga di dekat dinding pipa lebih dominan untuk D kecil, sedangkan rugi tenaga akibat bunyi yang diradiasikan dari ujung-ujung pipa lebih dominan untuk D yang besar. Hal ini terlihat jelas pada Gambar 6, untuk D kecil Q naik hampir linear terhadap kenaikan D (Q c d D), untuk D besar Q turun secara kasar dengan 1/D S = r = Faktor Kualitas (Q) Diameter Resonator (mm) Gambar 6. Grafik Q vs D. Titik-titik adalah data hasil eksperimen, sedangkan garis kurva adalah persamaan (15) dengan c d = 3,4 dan c r = 4, Secara teori untuk frekuensi f = 243 Hz dan diameter D dalam persamaan (11) dan persamaan (13) diukur dalam mm, menurut persamaan (12) diperoleh bahwa c d = 2,36, sedangkan menurut persamaan (14) diperoleh c r = 5, untuk L = 65 mm, c = 3, mm/s. Perbedaan antara hasil

12 54 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik eksperimen dan teori untuk tetapan c r dan c d ini terutama dapat disebabkan oleh adanya pantulan-pantulan bunyi dari dinding ruangan dan benda-benda lain di dalam ruangan seperti meja dan kursi. Pantulan-pantulan bunyi tersebut menimbulkan gelombang tekanan di dekat tiap ujung pipa resonator, yang fasenya dapat mempengaruhi besar tenaga yang diradiasikan dari pipa. Sebagai usaha untuk memperbaiki hasil eksperiman, disarankan penelitian dilakukan di dalam ruangan yang memiliki efek pantulan yang minimal. Pengukuran dapat juga dilakukan di luar ruangan untuk mengurangi efek pantulan bunyi, tetapi harus dapat mengatasi gangguan berupa bunyi-bunyi dari lingkungan (noise). V. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sistem eksperimen resonansi akustik berbantuan komputer telah berhasil disusun dan dapat digunakan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh diameter terhadap faktor kualitas resonator akustik silindris. 2. Penyusunan sistem eksperimen ini sangat terbantu oleh adanya perangkat lunak Oscilloscope 2.51 (dengan sistem operasi Windows98) yang berlisensi freeware (gratis) yang dapat berperan sebagai oscilloscope maupun spectrum analyzer, dan hanya memerlukan sound card yang umum terpasang pada komputer dan berharga murah. 3. Telah diperoleh hasil yang memperlihatkan ketergantungan faktor kualitas (Q) akustik terhadap diameter (D) resonator akustik silindris. Secara kasar, untuk D kecil, Q bertambah secara linear terhadap D sehingga mencapai puncak, kemudian Q menurun dengan 1/D 2 untuk D yang lebih besar. UCAPAN TERIMA KASIH Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas Dana Masyarakat FMIPA Universitas Gadjah Mada Tahun Anggaran 23 yang telah membiayai penelitian ini.

13 I Setiawan, A.M.Rafi ie dan A.B. Setio Utomo / Sistem Resonansi Akustik 55 DAFTAR PUSTAKA Antonopoulos-Domis, M., 198, Frequency dependence of acoustic resonances on blockage position in a fast reactor subassembly wrapper, J. Sound. Vib. 72, Denardo, B. dan Alkov, S., 1994, Acoustic resonator with variable nonuniformity, Am. J. Phys. 62, Denardo, B. dan Bernard, M., 1996, Design and measurements of variably nonuniform acoustic resonators, Am. J. Phys. 64(6), Fowles, G.R., 1986, Analytical Mechanics, Edisi ke-4, Bab 3, CBSS College Publishing. Kinsler, L.E., Frey, A.R., Coppens, A.B., dan Sanders, J.V., 1999, Fundamentals of Acoustics, Edisi ke-4, Wiley. Moloney, M.J. dan Hatten, D.L., 21, Acoustic Quality Factor and Energy Losses in Cylindrical Pipes, Am. J. Phys. 69(3), Qunli Wu dan Fergus Fricke, 199, Determination of blocking locations and cross-sectional area in a duct by eigenfrequency shifts, J. Acoust. Soc. Am. 87, Smith, M.E., Moore, T.W., dan Nicholson Jr., H.W., 1974, Wave phenomena in an acoustic resonant chamber, Am, J. Phys. 42(2), Vandegrift, G., 1993, Experimental study of the Helmholtz resonance of a violin, Am. J. Phys. 61(5),

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK OSCILLOSCOPE 2.51 DAN CURVEEXPERT 1.3 DALAM PENGUKURAN FAKTOR KUALITAS AKUSTIK RESONATOR

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK OSCILLOSCOPE 2.51 DAN CURVEEXPERT 1.3 DALAM PENGUKURAN FAKTOR KUALITAS AKUSTIK RESONATOR Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Yogyakarta, 16 Mei 2009 PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK OSCILLOSCOPE 2.51 DAN CURVEEXPERT 1.3 DALAM PENGUKURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, peranan gelombang bunyi kini menjadi semakin besar. Bunyi dapat dimanfaatkan pada beragam keperluan misalnya bidang kedokteran

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PIRANTI TERMOAKUSTIK SEBAGAI PEMOMPA KALOR

RANCANG BANGUN PIRANTI TERMOAKUSTIK SEBAGAI PEMOMPA KALOR SIGMA, Vol. 10, No. 1, Januari 2007: 25-33 ISSN: 1410-5888 RANCANG BANGUN PIRANTI TERMOAKUSTIK SEBAGAI PEMOMPA KALOR Ikhsan Setiawan, Agung B.S. Utomo, dan Guntur Maruto Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI RESONATOR SILINDRIS TERHADAP KINERJA SUATU PENDINGIN TERMOAKUSTIK

PENGARUH DIMENSI RESONATOR SILINDRIS TERHADAP KINERJA SUATU PENDINGIN TERMOAKUSTIK PENGARUH DIMENSI RESONATOR SILINDRIS TERHADAP KINERJA SUATU PENDINGIN TERMOAKUSTIK Ikhsan Setiawan *, Agung Bambang Setio Utomo **, Mahmudah Erdhi Santi, Susilowati, dan Dwi Sampurna Jurusan Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK Ade Oktavia, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

SOFTWARE ANALYZER UNTUK MENGANALISIS GANDENGAN TIGA PIPA SEBAGAI FILTER AKUSTIK

SOFTWARE ANALYZER UNTUK MENGANALISIS GANDENGAN TIGA PIPA SEBAGAI FILTER AKUSTIK PKMI-2-5-1 SOFTWARE ANALYZER UNTUK MENGANALISIS GANDENGAN TIGA PIPA SEBAGAI FILTER AKUSTIK Lia Laela Sarah Jurusan pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung ABSTRAK Gandengan tiga pipa

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK Arda Rahardja Lukitobudi Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Lebih terperinci

Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta OPTIMALISASI POSISI STACK BERPORI LINGKARAN PADA SISTEM TERMOAKUSTIK RESONATOR TERBUKA Eko Nursulistiyo Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGUKURAN NILAI FAKTOR KUALITAS AKUSTIK, C d, C r, DAN C R PADA PIPA SILINDER TERBUKA BERBANTUAN SOFTWARE LOGGERPRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Pengukuran Frekuensi Gender Barung Laras Slendro Menggunakan Perangkat Lunak SpectraPlus

Pengukuran Frekuensi Gender Barung Laras Slendro Menggunakan Perangkat Lunak SpectraPlus Jurnal Fisika Indonesia Nuzul dan Mitrayana Vol. 20 (2016) No. 1 p.14-18 ISSN 1410-2994 (Print) ISSN 2579-8820 (Online) RESEARCH ARTICLE Pengukuran Frekuensi Gender Barung Laras Slendro Menggunakan Perangkat

Lebih terperinci

The Forced Oscillator

The Forced Oscillator The Forced Oscillator Behaviour, Displacement, Velocity and Frequency Apriadi S. Adam M.Sc Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Update 5 November 2013 A.S. Adam (UIN SUKA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis

Lebih terperinci

Rancang Bangun Helmholtz Resonator Sebagai Filter Frekuensi dengan Analogi Resistor

Rancang Bangun Helmholtz Resonator Sebagai Filter Frekuensi dengan Analogi Resistor Rancang Bangun Helmholtz Resonator Sebagai Filter Frekuensi dengan Analogi Resistor Rudi Susanto STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA Email: rudist_87@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan)

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan) Di muka telah disebutkan adanya jenis getaran selaras teredam, yang persamaan differensial geraknya diberikan oleh (persamaan (8.1 3b)

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB Getaran (Osilasi) : Gerakan berulang pada lintasan yang sama Ayunan Gerak Kipas Gelombang dihasilkan oleh getaran Gelombang bunyi Gelombang air

Lebih terperinci

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji LABORATORIUM AKUSTIK (11154) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 17 1 Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class () pada Suatu Sampel Uji Mohammad Istajarul Alim, Maslahah, Diky Anggoro Departemen

Lebih terperinci

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika I Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Gisela Adelita (1305667) Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal yang bisa didengar manusia melalui sensor bunyi berupa gendang telinga. Manusia dapat mendengarkan bunyi disebabkan sumber

Lebih terperinci

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi sebagai hasil dari fluktuasi tekanan karena perapatan dan perenggangan dalam media elastis. Sinyal

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS SECARA SEDERHANA BERBASIS KOMPUTER

PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS SECARA SEDERHANA BERBASIS KOMPUTER 210 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 210-214 PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS SECARA SEDERHANA BERBASIS KOMPUTER Ign Edi Santosa Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

SISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEBEBASAN

SISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEBEBASAN Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 SISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEEASAN Rully ramasti, Agus Purwanto dan

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER Oleh: Supardi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian tentang gejala chaos pada pendulum nonlinier telah dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Optimum Panjang Pipa Resonator dan Daya Input Listrik Terhadap Kinerja Prime Mover Termoakustik Gelombang Berdiri

Penentuan Kondisi Optimum Panjang Pipa Resonator dan Daya Input Listrik Terhadap Kinerja Prime Mover Termoakustik Gelombang Berdiri Jurnal Fisika Indonesia Nur Achmadin et al. Vol. 20 (2016) No. 1 p.24-30 ISSN 1410-2994 (Print) ISSN 2579-8820 (Online) ARTIKEL RISET Penentuan Kondisi Optimum Panjang Pipa Resonator dan Daya Input Listrik

Lebih terperinci

KOLOM UDARA BERDINDING BAMBU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAGAR

KOLOM UDARA BERDINDING BAMBU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAGAR KOLOM UDARA BERDINDING BAMBU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PAGAR Rina Nismayanti, Agus Purwanto, Sumarna Laboratorium Getaran dan Gelombang, Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG Sonya Yuliantika, Elvaswer Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME

DESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME DESAIN SISTEM PENGUKURAN PERGESERAN OBJEK DENGAN TRANDUSER ULTRASONIK MENGGUNAKAN METODE KORELASI SILANG SECARA REAL TIME Ridwan Awalin, Agus Naba, D. J. Djoko Herry Santjojo Jurusan Fisika FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

A.Cahyono, Ikhsan Setiawan dan Agung Bambang Setio Utomo Jurusan Fisika, FMIPA-UGM. Intisari

A.Cahyono, Ikhsan Setiawan dan Agung Bambang Setio Utomo Jurusan Fisika, FMIPA-UGM. Intisari Analisis Kinerja Pompa Kalor Termoakustik Pada Variasi Diameter Stack Berpori Lingkaran (Analysis Of Thermoacoustic Heat Pump Performance For Varied Circle Pored Stack) A.Cahyono, Ikhsan Setiawan dan Agung

Lebih terperinci

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP

PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP PENENTUAN PENGURANGAN KEBISINGAN OLEH KARPET PADA RUANG TERTUTUP Yugo Setiawan*, Juandi M, Krisman Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru,

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR KECEPATAN BUNYI DI UDARA MENGGUNAKANMETODE TIME DIFFERENCE OF ARRIVAL (TDOA) DAN METODE ECHOBASED SPEED OF SOUND DETERMINATION

PENENTUAN BESAR KECEPATAN BUNYI DI UDARA MENGGUNAKANMETODE TIME DIFFERENCE OF ARRIVAL (TDOA) DAN METODE ECHOBASED SPEED OF SOUND DETERMINATION Penentuan Kecepatan Bunyi (Nila Narumsari) 73 PENENTUAN BESAR KECEPATAN BUNYI DI UDARA MENGGUNAKANMETODE TIME DIFFERENCE OF ARRIVAL (TDOA) DAN METODE ECHOBASED SPEED OF SOUND DETERMINATION DETERMINING

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

ANALISA KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI MATERIAL SERAT BATANG KELAPA SAWIT DENGAN GYPSUM MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER

ANALISA KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI MATERIAL SERAT BATANG KELAPA SAWIT DENGAN GYPSUM MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER ANALISA KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI MATERIAL SERAT BATANG KELAPA SAWIT DENGAN GYPSUM MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER Qory Gunanda, Riad Syech, Muhammad Edisar Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM Akhmad Dzakwan Jurusan Fisika FMIPA Unila Jl. S. Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, 35145 ABSTRACT

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jenis Bahan terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequence) Dua Dimensi

Pengaruh Variasi Jenis Bahan terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequence) Dua Dimensi JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) B-11 Pengaruh Variasi Jenis Bahan terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequence) Dua Dimensi Keysha Wellviestu

Lebih terperinci

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13) ISSN: 31-971 D-7 Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium Indan Pratiwi, Wiratno Argo Asmoro, dan Dhany Arifianto

Lebih terperinci

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI Oleh Drs. Defrianto, DEA Jurusan Fisika Fmipa UNRI Abstrak Sistem mekanik yang terdiri dari tabung,

Lebih terperinci

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc GELOMBANG MEKANIK (Rumus) Gelombang adalah gejala perambatan energi. Gelombang Mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. A = amplitudo gelombang (m) = = = panjang gelombang (m) v

Lebih terperinci

Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten. Tasikmalaya. Lahan berada diantara BT dan LS

Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten. Tasikmalaya. Lahan berada diantara BT dan LS BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengukuran Insitu 4.1.1 Lokasi dan Persiapan Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten Tasikmalaya. Lahan berada diantara 1 0 20 1 0 25 BT dan 7 0

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

B. LANDASAN TEORI Getaran adalah gerak bolak balik melalui titik keseimbangan. Grafik getaran memiliki persamaan: y= A sin ( ωt +φ o)

B. LANDASAN TEORI Getaran adalah gerak bolak balik melalui titik keseimbangan. Grafik getaran memiliki persamaan: y= A sin ( ωt +φ o) A. TUJUAN PERCOBAAN. Mengetahui berbagai pola lissajous dengan variasi frekuensi dan amplitudo. Menggambarkan pola-pola lissajous menggunakan fungsi sinusoidal pada sumbu x dan sumbu y 3. Membandingkan

Lebih terperinci

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome:

MINGGUKE KE-5. Learning Outcome: 1/14/1 MINGGUKE KE-5 Learning Outcome: Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan : Mampu menjelaskan konsep gaya balik Mampu menyelesaikan persamaan gerak harmonik Mampu menyelesaikan kasus harmonik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara penghasil semangka terbesar di dunia. Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa hasil panen semangka nasional tahun 2012 adalah 465.564

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut

Lebih terperinci

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial Modulasi sudut / Modulasi eksponensial Sudut gelombang pembawa berubah sesuai/ berpadanan dengan gelombang informasi kata lain informasi ditransmisikan dengan perubahan

Lebih terperinci

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44) 2.9 Analisis Fourier Alasan penting untuk pusat osilasi harmonik adalah bahwa virtually apapun osilasi atau getaran dapat dipecah menjadi harmonis, yaitu getaran sinusoidal. Hal ini berlaku tidak hanya

Lebih terperinci

PENGARUH LOKASI PENUKAR PANAS COLD HEAT EXCHANGER TERHADAP KINERJA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK STACK BAHAN ORGANIK GAMBAS

PENGARUH LOKASI PENUKAR PANAS COLD HEAT EXCHANGER TERHADAP KINERJA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK STACK BAHAN ORGANIK GAMBAS Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH LOKASI PENUKAR PANAS COLD HEAT EXCHANGER TERHADAP KINERJA SISTEM

Lebih terperinci

Pengaruh Kedalaman Rongga pada Panel Resonator dari Bahan Kayu Sengon Laut Terhadap Reduksi Bunyi

Pengaruh Kedalaman Rongga pada Panel Resonator dari Bahan Kayu Sengon Laut Terhadap Reduksi Bunyi National conference: Design and Application of Technology 7 Pengaruh Kedalaman Rongga pada Panel Resonator dari Bahan Kayu Sengon Laut Terhadap Reduksi Bunyi Ferriawan Yudhanto a, Jamasri b, Subagio c

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA

PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA DANDAN LUHUR SARASWATI dandanluhur09@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT

PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT PENGUKURAN SPEKTRUM SUARA MANUSIA LANSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN SUKU MENGGUNAKAN SOFTWARE PRAAT Salomo, Natalia, Erwin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru email:m.cnatalia@yahoo.co.id

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) 138 M. A. Fatkhurrohman et al., Tingkat Redam Bunyi Suatu Bahan TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM) M. Aji Fatkhurrohman*, Supriyadi Jurusan Pendidikan IPA Konsentrasi Fisika,

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng

DASAR TELEKOMUNIKASI. Kholistianingsih, S.T., M.Eng DASAR TELEKOMUNIKASI Kholistianingsih, S.T., M.Eng KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN : 10% KEHADIRAN 0 SEMUA KOMPONEN HARUS ADA jika ada satu komponen yang kosong NILAI = E

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GELOMBANG AKUSTIK PADA PROSES PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG RESONANSI

PENGGUNAAN GELOMBANG AKUSTIK PADA PROSES PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG RESONANSI PENGGUNAAN GELOMBANG AKUSTIK PADA PROSES PEMISAHAN PARTIKEL PENGOTOR DALAM AIR DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG RESONANSI Lifa Anggar Mayasari, Defrianto, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang

Lebih terperinci

PENGUKURAN BUNYI DENGAN MEMANFAATKAN ZELSCOPE DALAM PEMBELAJARAN

PENGUKURAN BUNYI DENGAN MEMANFAATKAN ZELSCOPE DALAM PEMBELAJARAN PENGUKURAN BUNYI DENGAN MEMANFAATKAN ZELSCOPE DALAM PEMBELAJARAN Fransina Rambu Woleka, Joko Budiyono,Made Rai Suci Shanti, Ferdy Semuel Rondonuwu Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN BAB IV HASIL DAN ANALISA PERCOBAAN 4.1 HASIL PENGUJIAN MATERIAL Langkah pertama yang dilakukan sebelum penelitian ini dimulai adalah melakukan pengujian material penyusun geopolimer (precursor dan activator)

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Serat Alami Secara umum serat alami yang berasal dari tumbuhan dapat dikelompokan berdasarkan bagian tumbuhan yang diambil seratnya. Berdasarkan hal tersebut pengelompokan

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06- Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan dan percepatannya maksimum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metoda Mikrozonasi Gempabumi Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya batuan sedimen yang berada di atas basement dengan perbedaan densitas dan kecepatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Penggunaan program PLAXIS untuk simulasi Low Strain Integrity Testing pada dinding penahan tanah akan dijelaskan pada bab ini, tentunya dengan acuan tahap

Lebih terperinci

RESONANSI. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai

RESONANSI. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai RESONANSI I. TUJUAN Menggunakan peristiwa resonansi bunyi dalam tabung terbuka untuk menentukan laju rambat bunyi di udara II. TEORI Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai

Lebih terperinci

Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab!

Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab! Welcome to Marine Acoustic Virtual Lab! Halaman ini akan memperlihatkan setup peralatan (termasuk instruments dan peralatan lain) dan memberikan ide kepada mahasiswa bagaimana melakukan eksperimen. Gambar

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

SISTEM KEAMANAN BERBASIS SUARA

SISTEM KEAMANAN BERBASIS SUARA SISTEM KEAMANAN BERBASIS SUARA VOICE-BASED SECURITY SYSTEM Nana Nurhidayah 1) dan Agus Purwanto 2) Mahasiswa Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 1) dan Dosen Prodi Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN

FISIKA. Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM KTSP 0 Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Adapun gelombang berjalan merupakan suatu gelombang di mana setiap

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS DARI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM MENGGUNAKAN METODE IMPEDANCE TUBE SKRIPSI

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS DARI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM MENGGUNAKAN METODE IMPEDANCE TUBE SKRIPSI KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS DARI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM MENGGUNAKAN METODE IMPEDANCE TUBE SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan 44 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

Lebih terperinci

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi Pembentukan Model Ayunan (Osilasi) Dipakai: Resonansi Di dalam Pasal.6 kita telah membahas osilasi bebas dari suatu benda pada suatu pegas seperti terlihat di dalam Gambar 48. Gerak ini diatur oleh persamaan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa BAB III METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan merupakan data rekaman sinyal seismik Gunungapi Semeru yang diperoleh dari pos pengamatan gunungapi Semeru. Data

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika Kurikulum 2013 Kelas 12 SA Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: K13AR12FIS01UTS Version : 2016-04 halaman 1 01. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 10 m/s menjauhi seorang pendengar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI Definisi: Suara - gangguan yang menyebar melalui bahan elastis pada kecepatan yang merupakan karakteristik dari bahan tersebut. Suara biasanya disebabkan oleh radiasi dari

Lebih terperinci

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3 MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Akustik Jurusan Fisika 3 Bidang Material Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian diawali dengan pembuatan sampel untuk uji serapan panjang gelombang sampel. Sampel yang digunakan pada uji serapan panjang gelombang sampel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung Identifikasi gempa tipe A dan tipe B Menentukan waktu

Lebih terperinci