Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta"

Transkripsi

1

2

3

4

5 OPTIMALISASI POSISI STACK BERPORI LINGKARAN PADA SISTEM TERMOAKUSTIK RESONATOR TERBUKA Eko Nursulistiyo Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta wajah_rembulan@yahoo.com Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Telah dilakukan penelitian mengenai posisi stack berpori lingkaran pada resonator terbuka. Resonator terbuka didapatkan melalui percobaan variasi panjang kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Didapatkan panjang kepala resonator minimum agar resonator bersifat bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Stack berpori lingkaran berbahan plastik berdiameter 3,61 0,05 mm (sedotan air mineral kemasan gelas) digunakan untuk mengetahui posisi optimum stack pada resonator terbuka. Resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm dan panjang kepala resonator 35 cm mempunyai posisi optimum pada jarak stack 25 cm dan 45 cm dari sumber bunyi. Posisi stack 45 cm menghasilkan beda suhu 17,4 C pada frekuensi 240 Hz. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 C pada frekuensi 239 Hz. Ternyata pada resonator terbuka juga terjadi proses termoakustik seperti pada resonator tertutup. Perbedaanya terletak pada frekuensi resonansi dan posisi stack optimumnya. Arah transfer kalor selalu menuju ke tekanan yang lebih tinggi. Kata kunci : stack berpori lingkaran, resonator terbuka, posisi stack, perbedaan suhu. I. Pendahuluan Bunyi sebenarnya adalah osilasiosilasi tekanan, gerak, dan suhu. Dalam penjalarannya bunyi memerlukan medium yaitu benda padat, benda cair, maupun gas. Pada medium gas, bunyi berupa osilasi tekanan gas dan gerak molekul/atom gas tersebut. Osilasi tekanan ini apabila terjadi pada kanalkanal kecil akan menyebabkan kalor mengalir ke dan dari dinding-dinding kanal. Gabungan dari semua osilasi ini menghasilkan fenomena yang disebut sebagai efek termoakustik. Termoakustika sebenarnya adalah suatu tema atau bidang yang berkaitan dengan fenomena fisis dimana perbedaan suhu dapat menyebabkan bunyi (gelombang akustik), atau sebaliknya bunyi dapat menghasilkan perubahan suhu. Termoakustik merupakan konversi aliran energi dan aliran panas (Biwa, 2004) 1. Pada prinsipnya banyak sekali potensi aplikasi yang dapat dihasilkan dari fenomena termoakustik. Piranti termoakustik dapat digunakan sebagai pendingin keping elektronik. Piranti termoakustik dapat juga digunakan sebagai pengganti pendingin konvensional yang menggunakan freon atau CFC. Adapun keunggulan teknologi termoakustik ini antar lain : Medium kerja ramah lingkungan yaitu udara atau gas mulia. Bahan yang digunakan sederhana dan mudah ditemukan dalam jumlah besar. Memiliki reabilitas tinggi. Kontrol gerakan dan kebisingan mudah dilakukan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

6 Sampai saat ini penelitian tentang piranti termoakustik masih dilakukan. Pada penelitian ini resonator yang digunakan adalah pipa organa terbuka, dengan sejumlah volume udara pada salah satu ujungnya. Stack yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pori berbentuk lingkaran dan berbahan dari plastic. Bentuk gelombang dalam resonator terbuka dan resonator tertutup berbeda, sehingga dapat diduga bahwa terdapat juga perbedaan pada posisi optimum stack dan beda suhu maksimumnya. Penelitian ini memiliki batasan penyelidikan mengenai posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum pada resonator terbuka dengan diameter 4,6 cm dan panjang resonator 70 cm yang dihubungkan dengan sebuah kepala resonator pada ujungnya (diameter 8,6 cm). Stack yang digunakan termasuk kategori stack pori sejajar yang berbahan dari plastik dengan diameter (3,61 0,05) mm. Stack ini diperoleh dari sedotan air mineral kemasan gelas. Sebelumnya, dilakukan percobaan variasi panjang kepala resonator untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Panjang minimum kepala resonator yang membuat resonator bersifat seperti resonator terbuka ini kemudian dipakai untuk mengetahui posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum. Akan diamati pula arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 1. Menentukan panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. 2. Mengamati arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 3. Menentukan posisi optimum stack pada resonator terbuka yang menghasilkan beda suhu yang maksimum. Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fenomena yang terjadi pada piranti termoakustik. 2. Memperoleh informasi tentang proses termoakustik pada pompa kalor termoakustik yang menggunakan resonator terbuka. 3. Memberikan informasi tentang posisi optimum stack dalam resonator terbuka pada piranti termoakustik. 4. Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi sederhana berbasis termoakustik yang berguna bagi masyarakat luas. II. Dasar Teori Teknologi termoakustik merupakan teknologi baru yang dirintis oleh para peneliti di Los Alamos National Laboratory for United state Departement of Energy. Swift (1988) 9 melakukan penelitian tentang fenomena termoakustik dan diperoleh bentuk resonator termudah yang dapat dibuat piranti termoakustik adalah berbentuk silinder. Dan kemudian banyak penelitian yang dilakukan baik oleh Swift sendiri maupun oleh peneliti lainya. Tijani 10 (2001) telah mendemonstrasikan proses termoakustik dengan menggunakan stack berbahan sedotan minuman dengan diameter 2 mm. Demonstrasi ini menghasilkan perbedaan suhu sekitar 30 0 C. Elyanita 3 (2006) melakukan penelitian mengenai optimalisasi posisi stack berbahan kardus di dalam resonator tertutup Diperoleh posisi stack terbaik yaitu pada jarak 11 cm atau berada pada jarak sekitar / 20 dari ujung resonator tertutup. Optimalisasi diameter resonator terhadap kinerja piranti termakustik Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

7 dilakukan oleh Sampurna (2006) 8. Hasil penelitianya adalah bahwa diameter tabung resonator optimum menggunakan stack bahan film fotografi maupun kardus adalah berdiameter 4,6 cm (1,5 inc). Penelitian mengenai optimalisasi panjang stack dilakukan oleh Wagiyanti (2007) 12. Penelitian tersebut menggunakan stack berbahan kertas manila dan stack kardus, tegangan input 15 volt, dan panjang resonator 70 cm. Panjang stack optimum yang menghasilkan perbedaan suhu maksimum yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah 10 cm. Stack berbahan kardus menghasilkan perbedaan suhu antara tandon panas dan tandon dingin sebesar 20,8 0 C. Sedangkan untuk stack berbahan kertas manila menghasilkan perbedaan suhu antara tandon panas dan tandon dingin sebesar 23 0 C. a. Tinjauan Bunyi Gelombang pada dasarnya adalah getaran (gangguan) yang menjalar. Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal. Disebut demikian karena gelombang bunyi memiliki arah getar yang sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang bunyi pada pipa yang salah satu ujungnya terbuka dan ujung yang lain tertutup apabila dilihat sebagai gelombang tekanan maka pada ujung yang terbuka tersebut akan terbentuk f= v/2l n = 1 f = v/l n = 2 simpul dan pada ujung yang tertutup akan terbentuk perut. Hal ini terjadi karena udara pada ujung yang terbuka bebas bergerak sehingga tekanannya minimum, dan sebaliknya pada ujung tertutup udara tidak bebas bergerak sehingga tekanannya maksimal. Pada pipa yang ujung-ujungnya terbuka akan terjadi simpul tekanan pada kedua ujungnya. Hubungan antara panjang pipa (L) dengan panjang gelombang bunyi tegak ( n ) adalah 2L n dengan n = 1, 2, 3,... (1) n Sedangkan frekuensi gelombang tegaknya adalah v nv f dengan n = 1, 2, 3,.. (2) n 2L dengan frekuensi dasar f 1 untuk n = 1 dan frekuensi semua harmonic f n nf1. Sehingga frekuensi harmonik terjadi pada semua nilai n bilangan bulat positif. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Adanya pengaruh dari sederet denyut periodik yang sama atau hampir sama pada suatu sistem akan menyebabkan sistem tersebut berosilasi juga dengan amplitudo yang relatif besar (Halliday dan Resnick,1996) 4. Frekuensi resonansi pada pipa organa terbuka terjadi pada frekuensi mengikuti persamaan (2). Daerah sekitar frekuensi f = v/4l n = 1 f = 3v/4L n = 3 (a) (b) Gambar 1. (a) Gelombang tekanan bunyi pada pipa organa terbuka pada n = 1 dan n = 2 (harmonik pertama dan harmonik kedua). (b) Gelombang tekanan bunyi pada resonator tertutup pada n = 1 dan n = 3 (harmonik pertama dan harmonik kedua). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

8 resonansi akan menghasilkan beda suhu yang maksimum pada piranti termoakustik. b. Tinjauan Termodinamika Termodinamika adalah ilmu tentang suhu, kalor, dan pertukaran energi. Sedang suhu adalah ukuran panas atau dinginya suatu benda (Tipler,1998) 11. Hukum ke nol termodinamika yaitu kesetimbangan yang terjadi apabila temperatur di setiap titik di dalam sistem mempunyai harga yang sama. Hukum ke nol termodinamika pada proses termoakustik terjadi pada saat paket gas menyerap kalor pada tandon dingin dan melepas kalor pada tandon panas. Penyerapan kalor terjadi karena suhu paket gas lebih rendah dari suhu tandon dingin sehingga paket gas menyerap kalor dari lingkungan tandon dingin menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon dingin. Demikian juga pada waktu berada di tandon panas, suhu paket gas lebih tinggi dari suhu tandon panas sehingga terjadi pelepasan kalor menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon panas. Dalam termodinamika dikenal rumus du dq dw (3) dimana U adalah energi internal, Q adalah panas dan W adalah usaha. Karena suatu sistem menjalani suatu proses daur (proses siklis) maka energi internal pada awal dan akhir proses akan tetap sama. Walaupun efisensi setiap mesin panas berbeda, tidak ada satupun mesin panas yang mempunyai efisiensi termal 100%. Tidak satupun mesin-mesin itu menyerap panas dan mengubah seluruhnya menjadi usaha. Mesin pendingin termokustik memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas dengan sumber bunyi sebagai usahanya. c. Sistem Termoakustik Telah diketahui bahwa gelombang bunyi dapat menghasilkan osilasi-osilasi tekanan dan gerak. Adanya osilasi tekanan menyebabkan terjadinya osilasi suhu. Suatu gelombang akustik (gelombang bunyi) berkaitan dengan perubahan tekanan, suhu, dan rapat medium yang dilaluinya. Medium ini bergerak di sekitar titik setimbangnya. Apabila fluktuasi tekanan suhu ataupun rapat medium ini melewati kanal-kanal kecil maka kalor yang berosilasi juga mengalir ke dan dari dinding-diding kanal. Gabungan semua osilasi ini menghasilkan fenomena yang disebut efek termoakustik. Piranti termoakustik terutama terdiri dari sebuah sistem resonator dengan stack di dalamnya dengan didukung oleh sistem sumber bunyi. Stack merupakan jantung dari sebuah sistem termoakustik. Di dalam stack terjadi proses transfer kalor dari tandon panas ke tandon dingin. Bahan inilah bagian terpenting dalam piranti termoakustik. Stack terdiri dari sejumlah kanal-kanal yang arahnya sejajar dengan sumbu tabung resonator. Stack adalah suatu jenis penukar kalor. T H T C Q in Sistem Q out W T H T C Q out Sistem (a) (b) Gambar. 2. (a) Diagram mesin kalor. (b) Diagram mesin pendingin. (McCarty, 2005) 5 Gambar 2. (b) Memperlihatkan operasi dasar sebuah pendingin atau pompa panas, dimana suatu usaha dari luar memindahkan panas Q dari tandon (reservoir) suhu rendah T C ke tandon suhu tinggi T H. Dalam hal ini usaha W Q in W Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

9 dilakukan oleh gelombang bunyi tegak di dalam tabung resonator. Gelombang bunyi longitudinal tegak menyebabkan partikel-partikel gas berosilasi bolakbalik sejajar dengan dinding-dinding stack. Gambar 3. (a) Diagram P V yang memperlihatkan empat tahap dalam siklus pendingin (refrigerator) termoakustik. (b) Proses transfer kalor antara stack dan paket gas. ( Russell dan Weibull, 2002) 7 Proses pendinginan pada pendingin termoakustik terjadi pada stack (Gambar 3). Akibat adanya osilasi gelombang bunyi, paket gas dari arah tandon dingin bergerak ke arah tandon panas (1-2). Volume paket gas berkurang (memampat) akibat tekanan yang lebih tinggi di dekat tandon panas. Jika suhu paket gas ini lebih panas dari permukaan stack yang bersisihan dengan tandon panas maka paket gas tersebut akan mengeluarkan panas, terjadilah perpindahan kalor dari paket gas ke lapisan stack (2-3). Selanjutnya paket gas tersebut melanjutkan siklus osilasi dengan bergerak kembali ke arah tandon dingin yang mempunyai tekanan lebih rendah, dalam hal ini volumenya mengembang (3-4). Apabila paket gas ini mempunyai suhu lebih dingin dari suhu permukaan stack yang bersisihan dengan tandon dingin maka paket gas tersebut akan menyerap kalor dari stack (4-1). Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga akumulasi dari pemindahan kalor oleh kanal-kanal kecil yang berjumlah banyak akan memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas. III. Metode Penelitian a. Alat yang Digunakan Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sistem sumber bunyi Terdiri dari : Loudspeaker (dan kotaknya) dari Woofer, ACR, Model : C 610 WH, Max. POWER : 60 watts, IMPEDANCE : 80 OHMS ( 1 buah). Audio Function Generator (AFG) Model GFG-8016 G. Power Amplifier, Karaoke AV System, MV_8000 (MEGAFOX). Multimeter SANWA (AC). 2. Sistem Deteksi Suhu Terdiri dari dua buah termometer batang yang berbahan cair alkohol. 3. Sistem Deteksi Bunyi Terdiri dari : MIC Kondensor + Pre-Amp + Kabel Komputer + sound card + perangkat lunak Winscope b. Bahan Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tabung Resonator, terbuat dari pipa PVC dengan panjang 70 cm (Wagiyanti, 2006) 12 dan berdiameter 4,6 cm (Sampurna, 2006) 8. Kepala resonator terbuat dari pipa PVC dengan panjang 35 cm diameter 8,6 cm (Gambar 4. c ). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

10 (a) (b) (c) Gambar 4. (a) Stack pori lingkaran berasal dari sedotan air mineral kemasan gelas. (b) Sistem sumber bunyi. Dari gambar terlihat AFG, Amplifier dan multimeter yang berturut-turut digunakan sebagai perangkat pengatur frekuensi, penguat gelombang bunyi dan pendeteksi tegangan input speaker. (c) Sistem resonator terbuka (atas) dan resonator tertutup (bawah). 2. Stack, terbuat dari bahan plastic berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) (Cahyono, 2007) 2. Stack ditempatkan di dalam kerangka pipa besi berdiameter 4,4 cm dengan panjang 10 cm yang dilapisi solatip pipa. Panjang stack sama dengan panjang pipa besi. Gambar 4 (a) memperlihatkan stack yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Udara dengan tekanan udara bebas sebagai medium kerja. c. Prosedur Percobaan 1. Tahap Persiapan a. Menyiapkan pipa PVC diameter 4,6 cm dengan panjang 70 cm serta pipa PVC diameter 8,6 cm dengan panjang 35 cm. b. Menyiapkan stack dari bahan bahan yang telah disebutkan di atas. c. Merangkai alat yang terdiri dari sistem sumber bunyi, sistem deteksi bunyi, sistem deteksi suhu, dan sistem resonator. 2. Tahap Uji Operasi Alat Tahapan ini berfungsi untuk mengetahui apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak. Pada tahapan ini alat telah dirangkai dan dihidupkan. Alat berfungsi dengan baik ditandai dengan berfungsinya semua alat yang telah dirangkai. d. Tahap Pengambilan Data 1. Menentukan Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Frekuensi resonansi diketahui dengan menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan perhitungan v secara matematis f dan dengan 2L menggunakan perangkat lunak Winscope 2.51 melalui puncak-puncak spektrumnya. Perhitungan secara matematis menggunakan v (kecepatan bunyi di udara) = 343 m/s dan L (panjang resonator) yang tetap yaitu 70 cm. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

11 Frekuensi diatur pada frekuensi sekitar frekuensi resonansi resonator, kemudian sinyal keluaran dari mikrofon dilihat melalui winscope. Frekuensi resonansi ditandai dengan terlihatnya puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya pada tampilan winscope.. 2. Menyelidiki Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi pada Resonator Terbuka. Panjang kepala resonator divariasi dan untuk setiap variasi letak mikrofon digeser dengan pergeseran 5 cm di dalam resonator terbuka dan dicatat tinggi puncak spektrum pada frekuensi sesuai dengan frekuensi pada AFG. Variasi panjang kepala resonator dilakukan mulai dari 5 cm hingga 35 cm untuk setiap 5 cm. Volume 3. Menyelidiki Pengaruh Posisi Stack pada Resonator Terbuka Terhadap Perbedaan Suhu Antara Tandon Panas dan Tandon Dingin. Stack yang telah disiapkan diletakkan pada resonator terbuka. Panjang kepala resonator dibuat tetap pada panjang kepala resonator yang menghasilkan bentuk gelombang tekanan bunyi sesuai dengan resonator terbuka kedua ujungya. Variasi posisi stack dilakukan untuk mengetahui posisi optimum yang menghasilkan suhu maksimum. Variasi ini dilakukan setiap 5 cm mulai dari 10 cm hingga 60 cm diukur dari speaker. Frekuensi divariasi di sekitar frekuensi resonansi untuk setiap posisi stack. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka dapat dilihat pada Gambar 6. l Volume Gambar 5. Skema peralatan deteksi gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Dengan memplot grafik tinggi puncak spektrum versus letak mikrofon, maka diperoleh gambaran bentuk gelombang tekanan bunyi dalam resonator. Sehingga pada panjang kepala resonator tertentu diperoleh bentuk gelombang tekanan yang sesuai dengan bentuk gelombang tekanan pada resonator terbuka pada kedua ujungnya. Tegangan input speaker menggunakan tegangan 15 volt. Diagram peralatan eksperimen ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka. IV. Hasil dan Pembahasan Panjang resonator terbuka pada penelitian ini adalah 70 cm. diameter resonator mengacu pada penelitian Sampurna 8 (2006) yaitu 4,6 cm. Dari penelitian terdahulu diperoleh pula panjang stack optimum adalah 10 cm (Wagiyanti, 2007) 12. Dengan merujuk pada hasil penelitian tersebut maka stack yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 cm. Pada penelitian ini Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

12 digunakan stack pori lingkaran yang berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) mengacu pada penelitian Cahyono (2007) 2. Stack yang digunakan pada penelitian ini diletakkan pada pipa besi. Besi merupakan konduktor panas yang baik tapi pada percobaan ini tidak terdapat aliran balik kalor karena luasan pipa besi yang menyentuh tandon panas yang kecil sehingga dapat diabaikan. Pengambilan data pada percobaan penentuan diameter pori yang menghasilkan beda suhu maksimum dan optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka menggunakan waktu operasi alat 10 menit. Dalam jangka waktu 10 menit tersebut suhu tandon panas maupun tandon dingin cenderung sudah konstan. a. Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Transfer kalor yang paling optimal didapat pada saat frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi resonansi resonator. Oleh karena itu penentuan frekuensi resonansi menjadi penting pada sistem termoakustik baik pada resonator terbuka maupun tertutup. Perhitungan frekuensi resonansi resonator terbuka menggunakan rumus nv f untuk n = 1. Dengan 2L menggunakan koreksi ujung sebesar 8R 4D (Rafi ie, 2004 ) 6 maka 3 3 persamaan ini menjadi nv f n dimana R adalah jarijari resonator. Dari perhitungan untuk 4D 2 L 3 panjang resonator (L) 70 cm dan diameter resonator (D) 4,6 cm didapat nilai frekuensi resonansi sekitar 238,6 Hz atau dibulatkan menjadi 239 Hz. Kemudian dengan menggunakan Winscope 2.51 dapat dilihat bahwa spectrum gelombang bunyi pada frekuensi 240 Hz dapat memperlihatkan dengan jelas harmonic pertama, kedua, ketiga dan seterusnya yang menunjukkan bahwa frekuensi tersebut merupakan frekuensi resonansi. Dari kedua hasil pendekatan frekuensi resonansi resonator terbuka tersebut maka pengambilan data untuk menentukan posisi optimum dalam resonator dilakukan pada frekuensi antara Hz. b. Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi. Untuk mendapatkan resonator terbuka maka dibuatlah sebuah volume yang ditempatkan pada ujung resonator, dalam hal ini disebut kepala resonator. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Frekuensi bunyi pada percobaan ini dipilih pada frekuensi 240 Hz karena frekuensi ini berada di sekitar frekuensi resonansi dari perhitungan dan pada winscope terlihat jelas puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya. Frekuensi yang digunakan pada percobaan ini (240 Hz) dianggap mewakili frekuensi 238 Hz sampai dengan 242 Hz untuk menentukan bentuk gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka. Grafik tinggi puncak spektrum pada Winscope versus jarak mikrofon dalam resonator akan menggambarkan gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Pada saat menggunakan kepala resonator dengan panjang 35 cm diperoleh grafik gelombang tekanan bunyi yang paling mendekati gelombang tekanan bunyi resonator terbuka (lihat Gambar 7). Dalam grafik tersebut terlihat amplitudo sinyal minimum di posisi 0 cm dan 70 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

13 cm dan amplitudo sinyal yang lebih tinggi antara 10 cm hingga 55 cm. Amplitudo minimum mengindikasikan simpul tekanan dan sebaliknya amplitudo maksimum mengindikasikan perut tekanan. Panjang kepala resonator (35 cm) inilah yang mengubah resonator menjadi resonator terbuka, terlihat melalui bentuk gelombang tekanan bunyinya. intensitas (.a.u) jarak mikrofon (cm) Gambar 7. Grafik gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka dengan panjang kepala tabung 35 cm Transfer kalor pada proses termoakustik selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi. Apabila posisi stack berada disebelah kiri perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kanan dan tandon panas akan berada pada sebelah kanan stack. Sebaliknya apabila stack dipasang pada sebelah kanan perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kiri dan tandon panas akan berada pada sebelah kiri stack. c. Pengaruh Posisi Stack pada Proses Termoakustik Resonator Terbuka Hasil eksperimen pengaruh posisi stack dalam resonator terbuka diperlihatkan oleh Gambar 8. Tampak bahwa posisi optimum stack berpori lingkaran yang menghasilkan suhu maksimum pada resonator terbuka berada pada posisi 45 dan 25 cm dari speaker. Posisi-posisi ini berjarak 10 cm dari perut tekanan yang berada pada posisi 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tadon dingin pada posisi stack 45 cm mencapai 17,4 0 C dengan penurunan suhu 4,6 0 C dan kenaikan suhu 12,8 0 C. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 0 C dengan penurunan suhun 3,4 0 C dan kenaikan suhunya 9,4 0 C. beda suhu ( C ) posisi stack (cm) Gambar 8. Grafik beda suhu maksimum untuk setiap posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang kepala resonator 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tandon dingin saat stack berada pada posisi 45 cm lebih besar daripada saat stack berada pada posisi 25 cm. Volume tandon panas dimana kalor dilepaskan untuk posisi 45 cm lebih kecil daripada volume tandon panas untuk posisi 25 cm. Dengan kalor yang sama, untuk volume yang kecil dengan kalor yang terdistribusi merata akan menghasilkan suhu yang lebih tinggi daripada kalor yang dilepaskan ke volume yang lebih besar. Gambar 9 menunjukan beda suhu pada frekuensi Hz yang digunakan pada percobaaan ini untuk posisi stack 45 cm dan 25 cm. Pada posisi stack 45 cm beda suhu maksimum berada pada frekuensi 240 Hz sedang pada posisi stack 25 cm beda suhu maksimum berada pada frekuensi 239 Hz. Beda suhu maksimum terjadi pada frekuensi di sekitar frekuensi resonansi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

14 beda suhu ( C ) frekuensi bunyi (Hz) (a) Suhu ( C ) 50 suhu tandon panas 45 suhu tandon dingin waktu (menit) (a) beda suhu ( C) suhu ( C) suhu tandon dingin suhu tandon panas frekuensi bunyi (Hz) 25 (b) Gambar 9. Grafik beda suhu versus frekuensi bunyi (a) posisi stack 25 cm (b) posisi stack 45 cm Laju kenaikan dan penurunan suhu pada posisi stack 25 cm dan 45 cm terlihat juga pada Gambar 10. Dari gambar tersebut juga terlihat suhu yang konstan terjadi pada menit-menit tertentu. Suhu yang konstan dapat terjadi pada tandon panas maupun tandon dingin pada menit-menit setelah suhu tandon panas dan tandon dingin mencapai suhu maksimum dan minimum. Hal ini disebabkan karena suhu paket gas yang termampatkan suhunya hampir sama dengan suhu tandon panas sehingga pelepasan kalor ke tandon panas kecil atau tidak terjadi sama sekali. Hal sama terjadi pada tandon dingin dimana suhu paket gas hampir sama dengan suhu tandon dingin sehingga penyerapan kalor kecil atau tidak menyerap kalor waktu (menit) (b) Gambar 10. Grafik laju kenaikan dan penurunan suhu tandon panas dan tendon dingin (a) posisi 25 cm. (b) posisi 45 cm. Suhu tandon panas dan tandon dingin yang konstan ini juga disebabkan karena terjadi kesetimbangan antara kalor yang diterima tandon panas dan kalor yang dilepaskan ke lingkungan oleh tandon panas. Pada tandon dingin juga demikian, kalor yang ditransfer ke tandon panas mengalami kesetimbangan dengan kalor yang diterima oleh tandon dingin dari lingkungan VI. Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa 1. Panjang minimum kepala resonator (diameter 8,6 cm) yang dapat mengubah resonator (diameter 4,6 cm) bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

15 2. Transfer kalor pada sistem termoakustik resonator terbuka selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi (perut tekanan). 3. Pada penelitian optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm, diameter resonator 4,6 cm, diameter kepala resonator 8,6 cm dan panjang kepala resonator 35 cm diperoleh dua posisi optimum yaitu a) 25 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 12,8 0 C. Pada posisi ini tandon panas berada di daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada di daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b) 45 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 17,4 0 C. Pada posisi ini tandon panas berada pada daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada pada daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai optimalisasi diameter pori stack atau jarak antar dinding stack dan panjang stack pada resonator terbuka. 2. Pada penelitian ini didapatkan dua posisi optimal yang menghasilkan beda suhu maksimal namun hanya menggunakan satu stack. Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan menggunakan stack ganda yang ditempatkan pada kedua posisi optimal tersebut dengan harapan suhu tandon panas semakin besar. DAFTAR PUSTAKA 1. Biwa, T., Yashirc, Y., Kozuka, M., Yazaki, T. dan Mizutani, U., 2004, Experimental demonstration of thermoacoustic energy conversion in a resonator, Phys. Rev.E 69, Cahyono, A, 2007, Analisa Perbandingan beda suhu maksimum pada frekuensi Harmonik Orde 1, 3, 5, 7 dengan menggunakan stack pori lingkaran, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta 3. Elyanita, M.S., Pengaruh Variasi Frekuensi dan Posisi Stack Bahan Kardus Terhadap Perubahan Suhu pada Sistem Termoaakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. 4. Halliday, D., dan Resnick, R., 1996, Fisika, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. 5. McCarty, M., 2007, An Introduction to Thermoacoustic Refigerator., School of Mechanical and Aerospace Engineering, /EngrW ords/issues/ew02/mccarty_slides.pdf, 11 februari Rafi ie, A.S, 2004, Pengaruh Diameter pada frekuensi resonansi gelombang akustik dan Faktor Kualitas pada frekuensi resonansi tertentu dalam resonator pipa silindris terbuka, Skripsi S-1 Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta 7. Russell, D.A. dan Weibull, P., 2002, Tabletop thermoacoustic refrigerator for demonstration, Am. J. Phys. 70, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

16 8. Sampurna, D, 2006, Studi Eksperimen Untuk Mengetahui Pengaruh Diameter Tabung Resonator Terhadap Kinerja Piranti Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. 9. Swift, G. W., 1988, Thermoacoustic engines, J. Acoust. Soc. Am. 84, Tijani, M.E.H, 2001, Loudspeakerdriven thermo-acoustic refrigeration, page 32-37, Technische Universiteit Eindhoven 11. Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. 12. Wagiyanti, 2006, Kajian Pengaruh Panjang Stack Dan Panjang Alumunium Foil Pada Stack Terhadap Perbedaan Suhu Pada Kinerja Pompa Kalor Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika

A.Cahyono, Ikhsan Setiawan dan Agung Bambang Setio Utomo Jurusan Fisika, FMIPA-UGM. Intisari

A.Cahyono, Ikhsan Setiawan dan Agung Bambang Setio Utomo Jurusan Fisika, FMIPA-UGM. Intisari Analisis Kinerja Pompa Kalor Termoakustik Pada Variasi Diameter Stack Berpori Lingkaran (Analysis Of Thermoacoustic Heat Pump Performance For Varied Circle Pored Stack) A.Cahyono, Ikhsan Setiawan dan Agung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih selain menimbulkan dampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif seperti pemborosan energi. Selain itu semakin majunya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PIRANTI TERMOAKUSTIK SEBAGAI PEMOMPA KALOR

RANCANG BANGUN PIRANTI TERMOAKUSTIK SEBAGAI PEMOMPA KALOR SIGMA, Vol. 10, No. 1, Januari 2007: 25-33 ISSN: 1410-5888 RANCANG BANGUN PIRANTI TERMOAKUSTIK SEBAGAI PEMOMPA KALOR Ikhsan Setiawan, Agung B.S. Utomo, dan Guntur Maruto Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih memunculkan berbagai macam barang elektronik yang dapat memudahkan dan memanjakan manusia dalam melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH FREKUENSI RESONANSI DAN PANJANG STACK PADA KINERJA PENDINGIN TERMOAKUSTIK MENGGUNAKAN STACK BERPORI ACAK BAHAN ORGANIK (GAMBAS)

PENGARUH FREKUENSI RESONANSI DAN PANJANG STACK PADA KINERJA PENDINGIN TERMOAKUSTIK MENGGUNAKAN STACK BERPORI ACAK BAHAN ORGANIK (GAMBAS) PENGARUH FREKUENSI RESONANSI DAN PANJANG STACK PADA KINERJA PENDINGIN TERMOAKUSTIK MENGGUNAKAN STACK BERPORI ACAK BAHAN ORGANIK (GAMBAS) Anastasia F. Candraresita*, Wahyu N. Achmadin*, I. Setiawan, Agung

Lebih terperinci

Pengembangan Pendingin Termoakustik dengan Menggunakan Penukar Kalor Tambahan dalam Resonator

Pengembangan Pendingin Termoakustik dengan Menggunakan Penukar Kalor Tambahan dalam Resonator 59 Pengembangan Pendingin Termoakustik dengan Menggunakan Penukar Kalor Tambahan dalam Resonator Asmara P, Pebriarti A, Setiawan I dan Setio Utomo A B, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kini manusia semakin dimudahkan dan dimanjakan dengan kemajuan teknologi yang ada. Banyak hal bisa didapatkan secara instan dan cepat. Dengan bantuan peralatan memasak

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK Arda Rahardja Lukitobudi Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Lebih terperinci

Pengaruh Stack Terhadap Periode Gelombang Tekanan Dalam Tabung Resonator Termoakustik Ramah Lingkungan

Pengaruh Stack Terhadap Periode Gelombang Tekanan Dalam Tabung Resonator Termoakustik Ramah Lingkungan Affandi Faisal Kurniawan / pengaruh stack terhadap periode gelombang tekanan dalam tabung resonator termoakustik ramah lingkungan 5 Pengaruh Stack Terhadap Periode Gelombang Tekanan Dalam Tabung Resonator

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi berkembang sangat cepat. Setiap teknologi selalu terdapat sisi positif dan negatif sehingga perlu dipertimbangkan dengan baik. Misal, Indonesia yang

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI RESONATOR SILINDRIS TERHADAP KINERJA SUATU PENDINGIN TERMOAKUSTIK

PENGARUH DIMENSI RESONATOR SILINDRIS TERHADAP KINERJA SUATU PENDINGIN TERMOAKUSTIK PENGARUH DIMENSI RESONATOR SILINDRIS TERHADAP KINERJA SUATU PENDINGIN TERMOAKUSTIK Ikhsan Setiawan *, Agung Bambang Setio Utomo **, Mahmudah Erdhi Santi, Susilowati, dan Dwi Sampurna Jurusan Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH LOKASI PENUKAR PANAS COLD HEAT EXCHANGER TERHADAP KINERJA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK STACK BAHAN ORGANIK GAMBAS

PENGARUH LOKASI PENUKAR PANAS COLD HEAT EXCHANGER TERHADAP KINERJA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK STACK BAHAN ORGANIK GAMBAS Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH LOKASI PENUKAR PANAS COLD HEAT EXCHANGER TERHADAP KINERJA SISTEM

Lebih terperinci

penukar panas. Ukuran pori regenerator lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pori stack. Ketiga, berdasarkan beda fase antara osilasi tekanan dan

penukar panas. Ukuran pori regenerator lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pori stack. Ketiga, berdasarkan beda fase antara osilasi tekanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Semua kegiatan manusia dalam rumah tangga, industri maupun pertanian memerlukan energi.

Lebih terperinci

PROTOTIPE PENDINGIN TERMOAKUSTIK RAMAH LINGKUNGAN MENGGUNAKAN VARIASI BAHAN RESONATOR DAN PERANGKAT INTERFACE BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8535

PROTOTIPE PENDINGIN TERMOAKUSTIK RAMAH LINGKUNGAN MENGGUNAKAN VARIASI BAHAN RESONATOR DAN PERANGKAT INTERFACE BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8535 PROTOTIPE PENDINGIN TERMOAKUSTIK RAMAH LINGKUNGAN MENGGUNAKAN VARIASI BAHAN RESONATOR DAN PERANGKAT INTERFACE BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA8535 Ummi Kaltsum, Harto Nuroso, Irna Farikhah, Hadiyati Idrus,

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG STACK SELUBUNG KABEL TERHADAP PERUBAHAN SUHU PADA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK

PENGARUH PANJANG STACK SELUBUNG KABEL TERHADAP PERUBAHAN SUHU PADA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK DOI: doi.org/10.21009/spektra.022.05 PENGARUH PANJANG STACK SELUBUNG KABEL TERHADAP PERUBAHAN SUHU PADA SISTEM PENDINGIN TERMOAKUSTIK Indah Kharismawati 1, a), Hanif Rafika Putri b) 1 IKIP PGRI Jember

Lebih terperinci

PEMBUATAN PIRANTI PENDINGIN TERMOAKUSTIK GELOMBANG BERJALAN

PEMBUATAN PIRANTI PENDINGIN TERMOAKUSTIK GELOMBANG BERJALAN PEMBUATAN PIRANTI PENDINGIN TERMOAKUSTIK GELOMBANG BERJALAN Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada Sekip Utara BLS 21 Yogyakarta 55281 Indonesia Email : ikhsan_s@ugm.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoakustika (thermoacoustics) adalah studi tentang fenomena beda suhu yang dapat menghasilkan gelombang akustik (bunyi) atau pun sebaliknya, gelombang bunyi yang

Lebih terperinci

3. Resonansi. 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara

3. Resonansi. 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara 1. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara 3. Resonansi 2. Alat dan Bahan 1. Statip dengan tinggi 100 cm dan diameter 1.8 cm 1 buah 2. Capit buaya (logam) 2 buah 3. Tabung kaca resonansi berskala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata termoakustika diartikan sebagai studi interdisiplin ilmu antara energi termal dan energi akustik yang pertama kali digunakan oleh Nikolaus Rott (Rott,1980). Efek

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Mesin Pendingin Termoakustik Performance Analysis of Thermoacoustic Refrigerator

Analisis Kinerja Mesin Pendingin Termoakustik Performance Analysis of Thermoacoustic Refrigerator Analisis Kinerja Mesin Pendingin Termoakustik (Heldinawati Hanifa Haq) 47 Analisis Kinerja Mesin Pendingin Termoakustik Performance Analysis of Thermoacoustic Refrigerator Oleh: Heldinawati Hanifa Haq

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG Sonya Yuliantika, Elvaswer Laboratorium Fisika Material, Jurusan

Lebih terperinci

Penentuan Kondisi Optimum Panjang Pipa Resonator dan Daya Input Listrik Terhadap Kinerja Prime Mover Termoakustik Gelombang Berdiri

Penentuan Kondisi Optimum Panjang Pipa Resonator dan Daya Input Listrik Terhadap Kinerja Prime Mover Termoakustik Gelombang Berdiri Jurnal Fisika Indonesia Nur Achmadin et al. Vol. 20 (2016) No. 1 p.24-30 ISSN 1410-2994 (Print) ISSN 2579-8820 (Online) ARTIKEL RISET Penentuan Kondisi Optimum Panjang Pipa Resonator dan Daya Input Listrik

Lebih terperinci

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika I Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Gisela Adelita (1305667) Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

RESONANSI. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai

RESONANSI. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai RESONANSI I. TUJUAN Menggunakan peristiwa resonansi bunyi dalam tabung terbuka untuk menentukan laju rambat bunyi di udara II. TEORI Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal dan dapat dipandang sebagai

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. 5. Resonansi

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. 5. Resonansi 5. Resonansi A. Tujuan Menentukan cepat rambat bunyi di udara B. Alat dan Bahan 1. Statip dengan tinggi 100 cm dan diameter 1.8 cm 1 buah 2. Capit buaya (logam) 2 buah 3. Tabung kaca resonansi berskala,

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

Sifat Alami Gelombang

Sifat Alami Gelombang Sifat Alami Gelombang Bunyi Sebagai Gelombang Mekanik Sifat alami gelombang bunyi serupa dengan gelombang slinki. Seperi halnya gelombang slinki, pada gelombang bunyi ada medium yang membawa gangguan dari

Lebih terperinci

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL Amplitudo Amplitudo (A) Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK Ade Oktavia, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun kebelakang, isu lingkungan adalah isu yang menarik bagi seluruh peneliti di dunia. Peneliti dan engineer bekerja untuk menciptakan teknologi yang memudahkan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran dan Gelombang Getaran/Osilasi Gerak Harmonik Sederhana Gelombang Gelombang : Gangguan yang merambat Jika seutas tali yang diregangkan

Lebih terperinci

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus

Lebih terperinci

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X

Mekanika (interpretasi grafik GLB dan GLBB) 1. Diberikan grafik posisi sebuah mobil terhadap waktu yang melakukan gerak lurus sebagai berikut: X Pengukuran, Besaran dan Satuan: 1. Besi mempunyai massa jenis 7,86 kg/m 3. Tentukan volume sepotong besi yang massanya 3,93 g. A. 0,5 cm 3 B. 0,5 m 3 C. 2,0 cm 3 D. 2,0 m 3 (hubungan besaran pokok dan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

METODE MELDE. II. TUJUAN KHUSUS 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali

METODE MELDE. II. TUJUAN KHUSUS 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali METODE MELDE I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat menentukan laju rambat gelombang pada suatu medium padat berbentuk tali/kawat dan menyelidiki hubungan laju rambat gelombang

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

METODE MELDE. II. Tujuan Percobaan 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali

METODE MELDE. II. Tujuan Percobaan 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali METODE MELDE I. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat menentukan laju rambat gelombang pada suatu medium padat berbentuk tali/kawat dan menyelidiki hubungan laju

Lebih terperinci

Desain Sumber Bunyi Titik

Desain Sumber Bunyi Titik Desain Sumber Bunyi Titik Yogo Widi Prakoso 1, Made Rai Suci Santi 1,2, Adita Sutresno 1,2* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06- Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan dan percepatannya maksimum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

Pipa Organa Terbuka. Gambar: 3.7. Organa Terbuka. Dengan demikian L = atau λ 1 = 2L. Dan frekuensi nada dasar adalah. f 1 = (3.10)

Pipa Organa Terbuka. Gambar: 3.7. Organa Terbuka. Dengan demikian L = atau λ 1 = 2L. Dan frekuensi nada dasar adalah. f 1 = (3.10) Pipa Organa Terbuka Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom udara dapat beresonansi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi sebagai hasil dari fluktuasi tekanan karena perapatan dan perenggangan dalam media elastis. Sinyal

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN Fajri Ridhola, Elvaswer Laboratorium Fisika Material, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci

IPA KESEHATAN: Fisika. Dr. Zaroh Irayani, M.Si.

IPA KESEHATAN: Fisika. Dr. Zaroh Irayani, M.Si. IPA KESEHATAN: Fisika Dr. Zaroh Irayani, M.Si. OUTLINE 11. Gelombang Bunyi & Mekanisme Pendengaran 12. Kebisingan: Intensitas Bunyi; Efek Doppler 13. Optik: Aspek Fisis Penglihatan 14. Radioaktivitas:

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2014 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan. 2.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : U. Tini Kurniasih ( ) PEND. FISIKA / B EFD-1 / D

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : U. Tini Kurniasih ( ) PEND. FISIKA / B EFD-1 / D TUGAS BROWSING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1 Di susun oleh : U. Tini Kurniasih ( 0605566 ) PEND. FISIKA / B EFD-1 / D Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 8 Fisika

Antiremed Kelas 8 Fisika Antiremed Kelas 8 Fisika Getaran dan Gelombang Doc. Name: K3AR08FIS030 Version : 204-09 halaman 0. Gambar berikut merupakan diagram sebuah bandul yang sedang berosilasi (bergetar). Definisi satu getaran,

Lebih terperinci

Xpedia Fisika DP SNMPTN 07

Xpedia Fisika DP SNMPTN 07 Xpedia Fisika D SMT 07 Doc. ame: XFIS9912 Version: 2012-07 halaman 1 Untuk soal nomor 1 s.d. 3: ertanyaan merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang longitudinal bergerak melalui air dalam

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 8 Fisika

Antiremed Kelas 8 Fisika Antiremed Kelas 8 Fisika Getaran dan Gelombang - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0499 Version : 20-07 halaman 0. Gambar berikut merupakan diagram sebuah bandul yang sedang berosilasi (bergetar).

Lebih terperinci

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: SBMPTN 2015 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: 2015-09 halaman 1 16. Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t 1 benda. (A) bergerak dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20

Lebih terperinci

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi)

Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Xpedia Fisika Soal GGB (Getaran, Gelombang & Bunyi) Doc Name : XPPHY0299 Version : 2013-04 halaman 1 01. Pertanyaan 01-02, merujuk pada gambar di bawah yang menunjukkan gelombang menjalar pada tali dengan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt I. BUNYI 1. Bunyi merambat pada besi dengan kelajuan 5000 m/s. Jika massa jenis besi tersebut adalah 8 g/cm 3, maka besar modulus elastik besi adalah... (2x10 11 N/m 2 ) 2. Besar kecepatan bunyi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, peranan gelombang bunyi kini menjadi semakin besar. Bunyi dapat dimanfaatkan pada beragam keperluan misalnya bidang kedokteran

Lebih terperinci

Experiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin)

Experiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Q2-1 Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Sebelum mengerjakan soal ini, kalian baca lebih dahulu Petunjuk Umum pada amplop yang terpisah. Pendahuluan Transisi

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc

GELOMBANG MEKANIK. (Rumus) www.aidianet.co.cc GELOMBANG MEKANIK (Rumus) Gelombang adalah gejala perambatan energi. Gelombang Mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. A = amplitudo gelombang (m) = = = panjang gelombang (m) v

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru,

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri Gelombang Berdiri 1. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan cepat rambat gelombang pada dawai 2. TEORI DASAR Pernahkan Anda mengamati getaran dawai gitar saat dipetik? Memetik salah satu dawai gitar dengan memvariasikan

Lebih terperinci

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Pertemuan 6 1 Gelombang Suara Termasuk gelombang tipe longitudinal Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium Medium bergetar untuk menghasilkan perubahan

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

FISIKA TRY OUT - IV UN SMA CENDANA MANDAU T.A 2008 / Waktu :90 Menit LEMBAR SOAL UN 56 HARI LAGI.

FISIKA TRY OUT - IV UN SMA CENDANA MANDAU T.A 2008 / Waktu :90 Menit LEMBAR SOAL UN 56 HARI LAGI. TRY OUT - IV UN SMA CENDANA MANDAU T.A 2008 / LEMBAR SOAL FISIKA Waktu :90 Menit Petunjuk : a Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawabnya. b Jumlah soal sebanyak 30 item pilihan objektif. c Kerjakan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas

11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KINETIKA KIMIA Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka :

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka : 1. Pada suatu hari ketika laju rambat bunyi sebesar 345 m/s, frekuensi dasar suatu pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya adalah 220 Hz. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup ini panjang gelombangnya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6 1. Perhatikan bandul pada gambar berikut! SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6 http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis8-6-01.png Jika bandul bergerak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan 34 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan April 2015. Perancangan sistem, identifikasi kadar air pada kayu jati dan akasia daun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang

Lebih terperinci

Fisika I. Gelombang Bunyi

Fisika I. Gelombang Bunyi 06:57:41 Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Fenomena bunyi berhubungan dengan indera pendengaran, yaitu telinga kita dan otak kita. Perambatan gelombang bunyi memerlukan medium. Medium perambatan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 Mata Kuliah : Fisika Dasar/Fisika Pertanian Kode / SKS : PAE 112 / 3 (2 Teori + 1 Praktikum) Status : Wajib Mata Kuliah

Lebih terperinci

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah

Penghasil Gelombang Bunyi. Gelombang. bunyi adalah gelombang. medium. Sebuah Bunyi Penghasil Gelombang Bunyi Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui sebuah medium Sebuah garpu tala dapat digunakan sebagai contoh penghasil gelombang bunyi Penggunaan Garpu

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Gelombang Berdiri Gelombang Berdiri 1. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan cepat rambat gelombang pada dawai. TEORI DASAR Pernahkan Anda mengamati getaran dawai gitar saat dipetik? Memetik salah satu dawai gitar dengan memvariasikan

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K13AR11FIS02UAS Version : 2016-05 halaman 1 01. Perhatikan gambar berikut ini! F=15N 5kg kasar s = 0,4 Jika benda diam, berapakah gaya

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI- UNDIP GBPP 10.04.01 xxx Revisi ke 0 Tanggal Dikaji Ulang Oleh Dikendalikan Oleh Disetujui Oleh Ketua JurusanFisika GPM Fakultas Sains

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci