BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemauan dan keseriusan pemerintah untuk menitikberatkan. pembangunan nasional, khususnya di bidang pertanian.
|
|
- Doddy Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keberadaan wilayah Indonesia secara fisik dikenal sebagai Negara agraris yang subur dengan letak geografis yang strategis, serta peredaran musim yang teratur adalah suatu anugerah dari Tuhan yang harus kita syukuri. Penyebaran penduduk yang mayoritas tinggal di daerah pedesaan juga merupakan ciri umum dari masyarakat Indonesia. Dari sektor agraris, bukanlah suatu hal yang sangsi apabila potensi sumber daya alam yang sedemikian itu ditanggapi dengan serius akan menjanjikan keberhasilan yang tinggi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia yang berswasembada pangan, tentunya diiringi dengan kemauan dan keseriusan pemerintah untuk menitikberatkan pembangunan nasional, khususnya di bidang pertanian. Pada persoalan ini, pemerintah harus mengerti dan memahami bagaimana karakteristik dan tipe masyarakat desa yang menjadi objek sasaran pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses pembangunan ini nantinya dapat diambil dan diterapkan kebijakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat yang ada. Dengan demikian pembangunan nasional di bidang agraris yang sebagaimana kita ketahui sangat membutuhkan banyak perhatian, biaya dan waktu yang terencana, akan dapat terlaksana dan berhasil secara efektif dan efisien.
2 Berdasarkan kerangka logis pemikiran yang sedemikian itulah program perkuliahan lapangan ini akan diselenggarakan, dalam upaya mendidik dan memberikan pemahaman metode analisa dan identifikasi masyarakat desa kepada mahasiswa sebagai calon generasi penerus bangsa di masa yang akan datang. Dengan harapan, para mahasiswa mengetahui realitas sosial masyarakat yang sebenarnya, untuk kemudian dengan berbekal pengetahuan itu dapat memunculkan ide-ide cemerlang dan tanggapan-tanggapan sosial untuk diaplikasikan di masa yang akan datang. Tentunya dalam rangka pengabdian mereka terhadap masyarakat demi terwujudnya lingkungan kehidupan sosial yang lebih baik sesuai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga masyarakat Desa Panglungan? 2. Bagaimana bentuk solidaritas sosial yang berkembang di dalam masyarakat Desa Panglungan? 3. Bagaimanakah gambaran tradisi dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat Desa Panglungan? 4. Bagaimana tingkat kontrol sosial yang kini berkembang di masyarakat Desa Panglungan? 5. Bagaimana gambaran pola kepemimpinan yang dianut dan dilaksanakan oleh masyarakat Desa Panglungan?
3 6. Bagaimana respon masyarakat Desa Panglungan terhadap inovasi baru dan perubahan-perubahan yang menuju ke arah modernisasi? 7. Bagaimana tingkat mobilitas sosial masyarakat Desa Panglungan? 8. Bagaimana pandangan masyarakat desa Panglungan terhadap Orientasi masa depan mereka? 1.3 TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas perkuliahan lapangan mata kuliah tipologi sosial Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Airlangga tahun ajaran 2011/ Tujuan Khusus a. Mengetahui kondisi dan status ekonomi masyarakat Desa Panglungan. b. Mengetahui bentuk solidaritas social yang terjadi di masyarakat Desa Panglungan. c. Mengetahui gambaran tradisi dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat Desa Panglungan. d. Mengetahui tingkat kontrol sosial yang kini berkembang di masyarakat Desa Panglungan e. Mengetahui gambaran pola kepemimpinan yang dianut dan dilaksanakan oleh masyarakat Desa Panglungan.
4 f. Mengetahui respon masyarakat Desa Panglungan terhadap inovasi baru dan perubahan-perubahan yang mengarah menuju arah modernisasi. g. Mengetahui tingkat mobilitas sosial masyarakat Desa Panglungan h. Mengetahui pandangan masyarakat desa Panglungan terhadap Orientasi masa depan mereka. 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut, 1. Untuk meningkatkan pola pikir mahasiswa agar lebih kritis dalam melihat dan mempelajari tentang karakteristik suatu masyarakat. 2. Sebagai pembelajaran agar para mahasiswa terbiasa untuk berpikir secara ilmiah. 3. Untuk memperoleh semua informasi yang berkenaan dengan karakteristik masyarakat desa dan perkembangannya dari waktu ke waktu.
5 1.5 Kerangka Pemikiran a. Masyarakat Rasional dan Masyarakat Tradisional (Max Weber) Max Weber mengemukakan ada 4 tipe dalam Tindakan Sosial, yaitu: 1. Rasionalitas Instrumental Pertimbangan dan pilihan yang sadar terhadap tujuan dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, secara efektif, efisiensi, dan spesialisasi. 2. Rasionalitas yang berorientasi nilai Alat-alat hanya merupakan objek pertimbangan dan perhitungan yang sadar Tujuan sudah ada karena nilai-nilai yang bersifat absolut Tindakan religius : meditasi, doa, upacara untuk memperoleh pengalaman religius. 3. Tindakan tradisional Bersifat non-rasional Karena kebiasaan, tanpa refleksi yang sadar/ perencanaan Mendasarkan pada tradisi, termasuk sanksi hukuman Tidak bisa diganggu gugat 4. Tindakan afektif Ditandai oleh emosi tanpa perencanaan yang sadar Cinta, kemarahan, ketakutan, kegembiraan, secara spontan mengungkapkan perasaan. Tipologi otoritas :
6 1. Otoritas/ kewenangan (authority): kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diterima secara formal oleh anggota-anggota masyarakat. 2. Kekuasaan (power): suatu kemauan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain, tanpa menghubungkannya dengan penerimaan sosialnya yang formal. b. Tipologi Masyarakat (Ferdinand Tonnes) Kehendak, ada 2 : 1. Wisenwille :kehendak/ kemauan manusia yang kodrati sebagai pencerminan manusia itu sendiri, tidak professional (egois). 2. Kurwille : kehendak/ kemauan manusia yang rasional, memilih/ menimbang untuk memperoleh keuntungan. Gemeinschaft (paguyuban) : 1. Kehendaknya bersama lebih dominan 2. Mengedepankan anggota sebagai keseluruhan 3. Dikuasai keyakinan atau kepercayaan terstentu secara turuntemurun 4. Agama sebagai pedoman 5. Solidaritas alami Tipe gemeinschaft : 1. Gemeinschaft by blood contohnya keluarga 2. Gemeinschaft of place atas dasar tempat tinggal, contohnya RT, RW
7 3. Gemeinschaft of mind atas dasar pemikiran yang sama, contohnya organisasi, profesi, hobi. Gesellschaft (patembayan) : 1. Kehendak individu lebih menonjol 2. Kepentingan individu lebih dominan 3. Didasarkan pada akal/ rasionalitas 4. Hubungan kontraktual atau komersial 5. Terikat karena kepentingan tertentu c. Tipe Masyarakat Berdasarkan Solidaritas Mekanis dan Solidaritas Organis (Emile Durkheim) 1. Solidaritas Mekanis Masyarakat dimana individu-individu terikat secara homogen ke dalam kesatuan-kesatuan sosial dan conscience collective di dalam masyarakat sedemikian itu adalah bersifat represif dimana setiap pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang ada selalu dikaitkan dengan sanksi-sanksi hukuman. Contoh : keluarga, traits, marga, dsb. Masyarakat dengan solidaritas mekanis adalah suatu masyarakat yang relatif homogen, khususnya di dalam hal pembagian pekerjaan. 2. Solidaritas Organis Suatu masyarakat yang telah menjadi semakin heterogen dan semakin mandiri. Heterogenitas dan kemandirian tersebut terjadi sebagai
8 akibat kian berkembangnya pembagian pekerjaan sosial. Namun, patutlah dicatat, bahwa sekali pun heterogenitas dan kemandirian kian berkembang, akan tetapi individu-individu yang semakin mandiri itu justru menjadi pula kian tergantung satu sama lain dan kian saling solider. Sebabnya ialah karena masing-masing individu itu kini hanyalah merupakan suatu bagian saja dari suatu pembagian pekerjaan sosial. Solidaritas di dalam masyarakat yang demikian ini adalah suatu solidaritas organis. Disini setiap pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada selalu dikaitkan kepada sifatnya yang restitutif. d. Packing Order (Robert King Merton) Melihat masyarakat secara struktural Adanya packig order (soal siapa yang menguasai siapa) Ada dua pola perkembangan struktur kekuasaan : 1. Pyramidal power structure: ada sedikit orang yang menguasai banyak orang, terjadi pada masyarakat yang informasinya terbatas. 2. Diamond-shape power structure: tipe kepemimipinan yang pengaruh kekuasaannya terbatas pada suatu bidang spesialisasi tertentu saja (berhubungan dengan spesialisasi pekerjaan). Interaksi social : 1. Localite social interaction (masyarakat social yang terbatas informasinya) Fatalis dan paternalis. Sangat bergantung pada alam Empati rendah
9 2. Cosmopolite social interaction Interaksi social tidak terbatas Masyarakatnya lebih terbuka Kepemimpinan berdasarkan kualitas individu, bukan atas dasar keturunan/ mistis dan senioritas 1.6 Metode dan Prosedur Penelitian Pendekatan Pendekatan yang kami lakukan adalah kuantitatif. Berawal dari konsep awal pendekatan kuantitatif, yakni teori testing, pengkajian teori terhadap data. Data mempunyai makna dari apa yang disebut refleksi masyarakat. Pengumpulan data yang berupa angka beupa coding yang terangkum dalam tabulasi, merupakan rujukan dari berbagai konsep yang diasumsikan untuk tujuan analisis berupa interpretasi data. Tinjaun teori Tipologi Sosial mempunyai porsi penuh dimana sebagai kajian ukuran dalam penggolongan tipologi masyarakat, yakni di Desa Pangklungan Tipe Penelitian Penelitian Tipologi Sosial ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, penelitian yang dimaksud untuk memberikan gambaran suatu realitas sosial tertentu, di desa Belik. Dimana informasi mengenai hal itu
10 sudah ada meski pun tidak banyak. Kemudian kami menggabungkan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Dengan cara memberi kode-kode yang telah ditentukan untuk setiap jawaban yang ada pada kueisioner (coding) untuk kemudian diselesaikan dengan cara pemberian skor pada keseluruhan jawaban per variable, untuk didistribusikan melalui tabel frekuensi yang digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Hasil pengolahan data tersebut memungkinkan untuk menarik kesimpulan tentang identifikasi tentang tipe-tipe dan pola kehidupan masyarakat Desa Panglungan kecamatan Wonosalam kabupaten Jombang Operasionalisasi Konsep Dalam menganalisiskan dan mengidentifikasi tipe-tipe masyarakat yang berada di desa Belik maka digunakan teori dari empat tokoh Sosiolog melalui beberapa variabel dan indikator, yaitu: Identitas responden Dalam menganalisis identitas responden diperoleh indikator sebagai berikut : Nama responden, umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak, pendidikan terakhir, keterampilan, pekerjaan dan tentang anggota keluarga responden. Status sosial ekonomi Dalam menganalisis kondisisi ekonomi diperoleh indikator sebagai berikut:kepemilikan rumah, luas bangunan rumah,
11 jumlah kamar, bahan bangunan rumah, kepemilikan lahan, pendapatan, pengeluaran, tabungan, kepemilikan barang. Solidaritas sosial Dalam menganalisis solidaritas sosial diperoleh indikator sebagai berikut:dalam kegiatan menjenguk, melayat, memberi pinjaman hutang, memberi sumbangan (buwuh) ke hajatan, bentuk sumbangan (buwuh) serta alasannya kepada saudara, tetangga dan teman. Kegiatan sosial yang diikuti responden. Tradisi dan kebudayaan Dalam menganalisis tradisi dan kepercayaan diperoleh indikator sebagai berikut:intensitas dan alasan melakukan tradisi, pendapat responden tentang: hasil panen, bencana alam, kematian, sakit, kondisi anak, kecelakaan dan permasalahan rumah tangga. Bentuk kontrol sosial Dalam menganalisis kontrol sosial diperoleh indikator sebagai berikut: Bentuk-bentuk pelanggaran, bentuk sanksi dan yang memutuskan pemberian sanksi di desa Panglungan Kepemimpinan Dalam menganalisis kepemimpinan diperoleh indicator sebagai berikut:penentu setiap keputusan rumah tangga, adanya
12 pemilihankepala desa, carik, kepala rayon RW, ketua RW, ketua RT serta alasanresponden memilih. Keikutsertaan responden dalam musyawarah desa. Penentu keputusan dalam masyarakat desa. Tempat responden mengurus KTP, KK, beserta alasan. Tingkat mobilitas sosial (non-fisik). Dalam menganalisis mobilitas diperoleh indikator sebagai berikut:perubahan jabatan (kenaikan dan penurunan) dan perubahan pekerjaan (kenaikan dan penurunan) responden. Respon terhadap perubahan Dalam menganalisis respon terhadap perubahan diperoleh indikator sebagai berikut:tempat responden berobat dan melahirkan, penggunaan alat-alat rumah tangga, penggunaan alat-alat pertanian, hasil dan waktu alat-alat peratanian tersebut dalam pengggarapan lahan luas, sedang, sempit.pemanfaatan media komunikasi dan pengetahuan resonden terhadap berita dan asal perolehan informasi mengenai berita tersebut Lokasi dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada : hari : Kamis - Minggu tanggal : Mei 2012 tempat : Lima dusun di Desa Panglungan (Dampak, Arjosari, Sranten, Mendiro, Panglungan),
13 Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur Metode dan tekhnik pengambilan sampel Dalam metode sampel yang akan digunakan dalam pengambilan populasi di Desa Panglungan kami mencoba menggunakan sistematik random sampling. Rumus yang digunakannya sebagai berikut: N 1025 i = = = 10,25 n 100 Keterangan: i = interval N = jumlah kepala keluarga n= jumlah responden Data yang digunakan adalah seluruh jumlah kepala keluarga yang ada di 5 dusun di desa panglungan yakni dusun Dampak, Arjosari, Sranten, Mendiro dan Panglungan. Berdasarkan perhitungan di atas kami sepakat membulatkan interval menjadi 10. Sedangkan untuk menentukan sampel responden kami melakukan secara random diantara no Yang muncul adalah angka 6. Sehingga, sampel pertama dimulai dari nomor urut 6 dan responden selanjutnya adalah nomor 16, 26 dan seterusnya. Dan apabila ada salah satu responden dalam sampel tidak ada atau tidak berada di tempat, resdonden tersebut diganti dengan cara mengambil sampel urutan di bawah sampel sebelumnya. Misalnya, responden nomor urut 6 tidak berada
14 di tempat maka responden tersebut diganti dengan responden nomor 7 (nomor di bawahnya) begitu juga seterusnya Teknik pengumpulan data Dalam pengumpulan data diperlukan data yang akurat untuk mengetahui hasil penelitian secara mendalam antara lain sebagai berikut: 1. Wawancara Teknik wawancara merupakan salah satu caraa pengumpulan data dalam suatu penelitian, karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen penting dalam proses penelitian, bisa dikatakan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden dengan cara bertanya langsung(face to face), dalam wawancara tersebut juga dibagi lagi menjadi wawancara terencana, wawancara tak terencana, wawancara sambil lalu, wawancara struktur dan tidak struktur, wawancara terfokus dan bebas, wawancara tertutup dan terbuka, masing masing anak harus mendapatkan 8/9 responden. 2. Obesevasi Lapangan Dalam langkah pengambilan data di lapangan sebelumnya kami sudah melakukan beberapa kali observasi, yang dimulai dari survei sebanyak 3 kali ke desa panglungan dan mendapatkan fotokopi
15 Monografi Desa tersebut guna mengetahui kepemilikan apa yang ada pada desa tersebut serta keadaan penduduk masyarakat desa tersebut secara umum atau kondisi geografis desa tersebut. 3. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama, dalam proses wawancara mendalam ini setiap anak dalam kelompok wajib menanyakan kepada informan secara detail, menyeluruh, akurat agar dapat menjelaskan apa yang disurvei atau yang diteliti secara langsung. 4. Dokumen Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, rekaman dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, suratsurat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
16 pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain Teknik Analisis Data Analisi data merupakan tahap dimana data yang kita peroleh ataupun yang sudah kita kumpulkan memasuki pembacaan makna dan penginteperetasian atas dasar reflesi kajian teori tipologi dengan penekanaan rasional dan empiris. Adapun metode yang kami gunakan, yakni a) Penyederhanaan data, yaitu sutu metode meringkas data mana yang paling signifikan berpengaruh dalam pengukuran varibel yang diajukan. Mempunyai tujuan efisiensi dimana penginterpretasian data lebih mudah dan lebih cepat. b) Komparasi, yaitu metode analisi dengan cara membandingkan temuan data yang kita peroleh dengan data sebelumnya maupun data sekunder yang ada.
LAPORAN AKHIR KULIAH LAPANGAN TIPOLOGI SOSIAL
LAPORAN AKHIR KULIAH LAPANGAN TIPOLOGI SOSIAL DESA PANGLUNGAN KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 TIPOLOGI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upaya panjang dan kesungguhan yang telah penulis lakukan selama mengerjakan tugas akhir kuliah ini, penulis mendapatkan berbagai macam pengalaman dan ilmu maka dari hasil penelitian
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat sosiologi dalam kehidupan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan
Lebih terperinciBAB IV INTERPRETASI TEORITIK
BAB IV INTERPRETASI TEORITIK 4.1 Emile Durkheim Emile Durkheim (1859-1917), Profesor Sosiologi pertama dari Universitas Paris, mengambil pendekatan kolektivitas terhadap pemahaman mengenai masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua, masyarakat tradisional dan masyarakat yang sudah modern. Masyarakat tradisional adalah masyarakat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (1998:15) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tindakan Sosial Max Weber Dalam hal ini kaitanya antara teori tindakan sosial dengan persepsi masyarakat tentang calon bupati mantan koruptor adalah termasuk relevan. Yang mana
Lebih terperinciKELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI
KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Definisi Kelompok Sosial 1. Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan
Lebih terperinciBAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan
BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
Lebih terperinciEko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL
Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya KELOMPOK DAN ORGANISASI SOSIAL Kelompok sosial Himpunan/kesatuan manusia yg hidup bersama dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, karena dalam hal ini pendekatan kualitatif dianggap lebih tepat untuk mencermati sasaran dan
Lebih terperinciBAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini
BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,
Lebih terperinciB. Populasi dan Sampel 1. Populasi
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu tindakan penelitian ilmiah perlu digunakan metode-metode penelitian mulai dari mengumpulkan data, sampai kepada menampilkan data data serta memudahkan
Lebih terperinciSOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05)
SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) 1. Jawaban: C Fungsi sosiologi diantaranya: Penelitian/menyediakan data Pembangunan/pengembangan Solusi pemecahan masalah 2. Jawaban: C Objek kajian sosiologi
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
37 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, artinya penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan informasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk
Lebih terperinciLaporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur sosial merupakan suatu susunan dan pola yang telah mengintenalisasi dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu untuk mengamati
Lebih terperinciBAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di
BAB II : KAJIAN TEORITIK a. Solidaritas Sosial Durkheim dilahirkan di Perancis dan merupakan anak seorang laki-laki dari keluarga Yahudi. Dia mahir dalam ilmu hukum filsafat positif. Dia terakhir mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses adaptasi merupakan bagian dari kehidupan manusia. Untuk dapat bertahan hidup di dalam lingkungannya manusia harus mampu beradaptasi. Proses adaptasi satu dengan
Lebih terperinciPengantar Sosiologi. Yesi marince, S.IP., M.Si
Pengantar Sosiologi Yesi marince, S.IP., M.Si 7. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft) Menurut Ferdinand Toennies, 1887 1. Paguyuban (Gemeinschaft) yaitu bentuk kehidupan bersama dimana
Lebih terperinciBAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku
BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. Tindakan Sosial Max Weber Teori tindakan sosial merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh Max Weber, dan terdapat pada paradigma Definisi Sosial
Lebih terperinciMetode pengumpulan data
Metode pengumpulan data Observasi Wawancara Dokumen Diskusi kelompok terarah Observasi Untuk sajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, Untuk jawab pertanyaan, Untuk mengerti perilaku manusia,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai
37 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Teori Tindakan sosial Max Weber Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis merupakan cara pandang yang didasarkan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENEITIAN
BAB III METODE PENEITIAN A. Metode Penelitian Pada sebuah penelitian terdapat sesuatu metode atau cara yang bersifat ilmiah yang di perlukan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Menurut Surakhmad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Transportasi merupakan alat yang di gunakan oleh kalangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan perpindahan tempat satu ke tempat lainya.
Lebih terperinciFacebook :
1 Nama : Dian Silvia Ardasari Tetala : Baso, 4 Desember 1983 Pendidikan : Sarjana Sosial dari Universitas Indonesia Status : Istri dari Chairul Hudaya Ibu dari Naufal Ghazy Chairian (3,5 th) dan Naveena
Lebih terperinciOleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si
Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menemukan hubungan modal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara tradisional hubungan masyarakat dan hutan meliputi multi aspek yaitu sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan masyrakat sekitar hutan memiliki
Lebih terperinciMatakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09
Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 1. Pengertian Perubahan Sosial Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANG
21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menggambarkan atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi teknik penjelasan tentang jenis penelitian; jenis data, lokasi dan waktu penelitian; kerangka sampling, pemilihan responden dan informan; teknik pengumpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tahap Pengembangan Masyarakat Masyarakat senantiasa akan mengalami perubahan dikarenakan masyarakat adalah mahluk yang tidak statis melainkan selalu berubah secara dinamis.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berupa metode deskriftif eksploratif dan jenis penilitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian deskriftif eksploratif adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciTIPE RASIONALITAS PERILAKU EKONOMI PEDAGANG
TIPE RASIONALITAS PERILAKU EKONOMI PEDAGANG (Studi Kasus Pedagang Lesehan dan Kios di Pasar Lokal Sekitar Pabrik Rokok Gudang Garam, Desa Ngadirejo, Kecamatan Kota Kediri, Kotamadya Kediri, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat dengan cara
Lebih terperinciPERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :
PERKAWINAN ADAT (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan beberapa
32 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan beberapa variabel
Lebih terperinciPERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI Oleh : UMI NURROISAH NIM. 10413244010 JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kebudayaan Tradisional Masyarakat Desa Konsep kebudayaan tradisional mengacu pada gambaran tentang cara hidup (way of life) masyarakat desa yang belum dirasuki oleh penggunaan
Lebih terperinciPembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah, sekaligus mengidentifikasikan perubahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekskriptif kualitatif dengan teknik survey karena tidak adanya perlakuan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini yang berjudul Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas Menganti Gresik, peneliti menggunakan jenis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuntitatif,
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuntitatif, menurut Sugiyono (2006:7) metode kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian adalah Deskriptif. Deskriptif adalah deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Siregar (2013: 86), pada penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Sejarah Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan sebagai silsilah, asal-usul (keturunan), atau kejadian yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. samping terutama untuk tempat tinggal, juga untuk semacam itu yakni yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Desa Pertanian Desa merupakan suatu daerah yang dijadikan tempat tinggal masyarakat yang sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian bersumber dari alam. Di
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel
9 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga kampung yaitu: Kampung Legon Pakis da Kampung Cikawung Girang Desa Ujung Jaya serta Kampung Kopi Desa Kertajaya, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan cara pandang terhadap kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. bahwa metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang memusatkan
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa data kualitatif. Sebagaimana menurut Nawawi (1990 : 64), bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini pendekatan yang akan digunakan adalah kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari populasi kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ini bermaksud untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam atas
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Merupakan jenis penelitian deskriptif, karena penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN HUKUM
METODE PENELITIAN HUKUM Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris Oleh : Prof. Dr. H. Gunarto., S.H., S.E., Akt., M.Hum A. Teori Dalam Ilmu Hukum Teori Hukum menurut JJH Bruggink memberikan penjelasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang akan diambil adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis) tetapi juga memadukan (sintesis). Dalam
Lebih terperinciPengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme
Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik?
Lebih terperinciTEORI-TEORISOSIOLOGI OLEH. GUMGUM GUMILAR, M.SI
TEORI-TEORISOSIOLOGI OLEH. GUMGUM GUMILAR, M.SI PendekatanTeoriSosial 1. Dimensikognitif. Dalam dimensi ini, ilmuwan sosial akan selalu berbicara mengenai teori sosial sebagai cara untuk membangun pengetahuan
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
38 BAB III PENYAJIAN DATA A. Identitas Responden Karakteristik responden merupakan identitas dari pada responden yang diambil datanya yang sesuai dan berhubungan dengan keadaan responden yang akan diteliti.
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. bagaimana hubungan intensitas menonton acara on the spot di tarns 7 terhadap
BAB III PENYAJIAN DATA A. Hubungan Intensitas Menonton Acara on the Spot di trans 7 Terhadap Tingkat Ilmu Pengetahuan Umum di Kalangan Siswa-Siswi Kelas 2 SMPN 23 Pekanbaru. Penyajian data berikut ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tatanan kehidupan yang dijalani. Hal ini banyak berkaitan dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi ini banyak persoalan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara individual maupun sosial yang menyangkut pola hidup dan tatanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan (teknik pengumpulan data) kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui metode survey (Singarimbun,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bermaksud mengetahui dan menggambarkan pemberdayaan pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kota Medan, dengan demikian penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tuntutan kebutuhan informasi yang berkualitas mendorong perancangan pengolahan data agar menghasilkan informasi yang berkualitas dan bermanfaat, diperlukan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
Orientasi perkuliahan. Mahasiswa memahami tujuan, arah, serta tugas dan tanggung jawabnya dalam perkuliahan, serta konsep dasar dan kedudukan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Pertemuan Ke-1 Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi dan Responden. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai
METODE PENELITIAN Populasi dan Responden Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Dep[artemen Sosial di Jl. Margaguna Raya No.1 Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuannya (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganilisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa
37 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan sebuah pedoman untuk merancang penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa metode merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh sumber data yang diperlukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap
45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini beranjak untuk mengetahui seberapa besar peranan komunikasi organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap kemandirian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah diatas, Penelitian ini di. penelitian yang menjelaskan tentang penelitian korelasi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, Penelitian ini di klasifikasikan dalam penelitian kuantitatif eksplanatif korelatif. Yaitu penelitian yang menjelaskan
Lebih terperinciRASIONALITAS PEZIARAH KHAUL AL HABIB SHOLEH BIN MUKHSIN AL HAMID DI TANGGUL
RASIONALITAS PEZIARAH KHAUL AL HABIB SHOLEH BIN MUKHSIN AL HAMID DI TANGGUL RATIONALITY KHAUL S VISITOR OF AL HABIB SHOLEH BIN MUKHSIN AL HAMID IN TANGGUL SKRIPSI Oleh Ayu Widyaningrum Dewi NIM 060910302212
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembagian daerah di Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingat
Lebih terperinciA. Pengantar. Metode Penelitian Kualitatif. Written by Iyan Afriani H.S Saturday, 17 January :00 - Last Updated Monday, 19 January :51
A. Pengantar Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Setiap melakukan penelitian ilmiah perlu ditetapkan metode. Suatu metode penelitian akan memberikan arah dan cara untuk memecahkan suatu permasalahan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuannya (Pabundu Tika,2005: 12) dalam penggunaan metode penelitian adalah sebagai berikut:
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Partisipasi masyarakat untuk menunjang roda pemerintahan sangat dominan terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk
Lebih terperinciSTRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK
STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK MASING-MASING SUB STRUKTUR BERJALAN DENGAN SISTEMNYA MASING-MASING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai suatu bentuk pelayanan umum tempat terjadinya transaksi jual beli barang bagi masyarakat, merupakan salah satu cerminan perekonomian dan sosial
Lebih terperinciMODAL SOSIAL PADA PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK AFINITAS (Studi Kasus Program Aksi Desa Mandiri Pangan) Sofyan Nurdin K., Sitti Nurani S.
MODAL SOSIAL PADA PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK AFINITAS (Studi Kasus Program Aksi Desa Mandiri Pangan) Sofyan Nurdin K., Sitti Nurani S. E-mail: sofyannurdinkasim@gmail.com Abstrak Penguatan kelembagaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... i ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2
Lebih terperinciKelopok Sosial. Fitri dwi lestari
Kelopok Sosial Fitri dwi lestari 2 HASRAT MANUSIA SEJAK LAHIR 1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya 2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat. digunakan harus ditentukan terlebih dahulu.
35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada suatu penelitian terdapat banyak ragamnya tergantung dari pada tujuan, lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Agar suatu penelitian dapat mencapai
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah survei dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. budaya kerja, komitmen dan kinerja aparatur. Sedangkan penelitian verifikatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Tujuan studi penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciPedoman Wawancara (Interview Guide) digunakan pedoman wawancara sesuai focus penelitian.
Pedoman Wawancara (Interview Guide) Pedoman wawancara ditujukan kepada Informan kunci, informan utama, dan informan tambahan untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan di lapangan.
Lebih terperinciNama :Rayendra Pratama NPM : 1A Kelas : 1 KA 39. Tugas ISB Bab 7
Nama :Rayendra Pratama NPM : 1A112084 Kelas : 1 KA 39 Tugas ISB Bab 7 Perkotaan,Aspekaspek positif dan negatif Pengertian. Linton : adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,
Lebih terperinci