BAB II KAJIAN TEORI. individu/sekelompok individu dalam suatu ruangan/kelas untuk. tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. individu/sekelompok individu dalam suatu ruangan/kelas untuk. tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Teoretis a. Pengertian hasil belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu/sekelompok individu dalam suatu ruangan/kelas untuk memperoleh pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri, orang lain maupun masyarakat. Pengetahuan yang diperoleh diharapkan dapat menimbulkan perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Sebagai istilah psikologi dan pendidikan, belajar dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah learning. Definisi belajar menurut psikologi bermacam-macam, tidak ada satu rumusan yang memuaskan semua pakar dan teoritis. Howard L Kingsleny medefinisikan belajar adalah proses ketika tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan (Baharudin : 009 : 6). Sedangkan Hintzman (Muhibbin : 010 : 65) berpendapat bahwa : Dalam bukunya The Psychology of learning and Memory belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme,manusia atau hewan, 8

2 9 disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan dimana subjek belajar itu mengalaminya atau melakukannya dengan kata lain langsung berinteraksi terhadap apa yang dipelajarinya.. Pengertian Hasil Belajar Seorang peserta didik dikatakan telah belajar jika adanya perubahan tingkah laku peserta didik tersebut, yaitu perubahanperubahan tingkah laku yang menetap, dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku pada peserta didik tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar merupakan sesuatu yang penting karena dengan melihat hasil belajar yang diperoleh oleh seseorang dapat membantu kita untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan kita ambil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (005:91), menjelaskan bahwa Hasil adalah pendapatan, perolehan, atau buah. Sementara itu, Blom (dalam Harun Rasyid dan Mansur, 007:1), mengatakan bahwa Hasil belajar adalah mencakup peringkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh oleh seseorang yang

3 10 mencakup peringkat, tipe prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil efektif. Menurut Harun Rasyid dan Mansur (007:1), menjelaskan bahwa hasil belajar akan bermanfaat bagi masyarakat bila pada lulusan memiliki perilaku dan pandangan yang positif dalam ikut mensejahterakan dan menentramkan masyarakat. Oleh karen itu, hasil belajar yang diperoleh oleh seseorang atau peserta didik hendaknya harus maksimal. Ada beberapa hal yang dapat menentukan hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik, yaitu hasil belajar ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran (Harun Rasyid dan Mansur, 007:1). Dalam hal ini seorang pendidik mempunyai peranan yang sangat besar karena pendidik juga dapat menentukan berkualiatas atau tidaknya sebuah proses pembelajaran salah satunya adalah yang berkaitan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik saat mengajar. b. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Dalam sebuah pembelajaran, pemilihan model pembelajaran seharusnya relevan dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran hendaknya berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut.

4 11 Menurut Agus Suprijono (009 : 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, sedangkan menurut Husnaini ( -teknik-pembelajaran/. diakses tanggal /05/01) model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran dipilih berdasarkan manfaat, cakupan materi atau pengetahuan, tujuan pembelajaran, serta karakteristik pembelajaran itu terjadi (Dewi Salma Prawiradilaga, 007:4). c. Model Pembelajaran Scramble 1. Pengertian Menurut Widodo (01) model pembelajaran scramble adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan peserta didik bertugas mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat. Menurut Hanafiah dan Suhana (011) model pembelajaran Scramble bersifat aktif, peserta didik dituntut aktif bekerja sama serta bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk menyelesaikan kartu soal guna memperoleh poin dan diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan

5 1 peserta didik. Dalam pembelajaran scramble, guru hendaknya sebagai pembimbing harus bersikap terbuka, ramah, dan sabar. Menurut Suyatno (009), Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pembelajaran model scramble ini adalah model pembelajaran kelompok yang membutuhkan kreativitas serta kerjasama peserta didik dalam kelompok. Model ini memberikan sedikit sentuhan permainan acak, dengan harapan dapat menarik perhatian peserta didik.. Tujuan Model Pembelajaran Scramble Menurut Suyatno (009), tujuan model pembelajaran Scramble yaitu: a) untuk memeriksa pemahaman peserta didik tentang pelajarannya. b) untuk mempraktikan dan menguasai topik yang diajarkan sebelum mereka harus pindah ke topik yang diajarkan sebelum mereka harus pindah ke topik berikutnya. c) untuk mengklarifikasikan pemikiran dan pemahaman mereka tentang konsep yang diajarkan.. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Scramble a. Menurut Suyatno (009), Kelebihan Model pembelajaran Scramble : 1) Memudahkan mencari jawaban, karena pilihan jawaban telah tersedia.

6 1 ) Mendorong peserta didik untuk belajar mengerjakan soal tersebut, karena divariasikan dengan bermain. ) Semua peserta didik terlibat, karena diperlukan kerjasama dalam menyelesaikan. 4) Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran. 5) Melatih untuk disiplin, karena menggunakan ketepatan waktu dalam mengerjakan. b. Menurut Suyatno (009), Kekurangan model pembelajaran scramble : 1) peserta didik kurang berfikir kritis, karena pilihan jawaban telah tersedia. ) Bisa saja mencontek jawaban teman lainnya, karena soal sama. ) Mematikan kreatifitas peserta didik, karena peserta didik hanya menerima model pembelajaran yang telah disediakan pendidik, sehingga kreativitas peserta didik kurang disalurkan 4) peserta didik tinggal menerima bahan mentah, karena guru telah menyediakan medianya. 4. Langkah -langkah Pembelajaran Model Scramble Pembelajaran dengan model scramble memiliki kesamaan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya, yaitu peserta didik dikelompokkan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, atau jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras,

7 14 budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda, pernyataan ini diungkapkan oleh Lestari (009) dalam ( Menurut Suyatno (011) menyebutkan tahapan pembelajaran Scramble adalah sebagai berikut: 1. Membuat kartu soal sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada peserta didik.. Membuat kartu jawaban dengan diacak.. Guru membuat pilihan jawaban yang susunannya diacak sesuai jawaban soal-soal pada kartu soal. 4. Sajikan materi. 5. Guru menyajikan materi ajar kepada peserta didik. 6. Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok. 7. Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal. 8. peserta didik berkelompok mengerjakan kartu soal. 9. peserta didik berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada kartu soal. 10. peserta didik mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal. 11. peserta didik mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan memasangkannya pada kartu soal. d. Pengertian Matematika Menurut Karso (dalam Ruseffendi, 008: 9) bahwa :

8 15 pelajaran matematika berasal dari bahasa Yunani Mathein atau Mathenein artinya Mempelajari, namun diduga kata itu ada hubungannya dengan kata sansekerta Medha atau Widya yang artinya Kepandaian atau Intelegensi. Menurut Ruseffendi (008:9) menyatakan bahwa, Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisidefinisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil. Di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum. Selain itu Reys (dalam Karso 1984) mengatakan bahwa : Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikiran, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat Karso, (dalam Ruseffendi 008 : 40 ). Ada juga menurut Kline (dalam Ruseffendi, 197 ) yang dikutip Karso dkk bahwa : Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia memahami, menguasai permasalah sosial, ekonomi, dan alam. Dari pernyataan para ahli matematika di atas dapat dikatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penalaah bentuk-bentuk atau struktur - struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya diperlakukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika. e. Pengertian Pecahan dan Pemahaman Konsep Pecahan 1. Pengertian Operasi Hitung Pecahan a) Pengertian Operasi

9 16 adalah : Menurut Baharudin Shamsudin, (007:9) Pengertian operasi 1) Pengolahan dua atau lebih unsur-unsur matematika seperti bilangan dan himpunan, ) Pengerjaan hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian adalah pengolahan dua bilangan yang akan menghasilkan bilangan ketiga, seperti contoh berikut : Penjumlahan (+) + 5 = 8 Pengurangan (-) 7 = 5 Perkalian (x) 4 x 6 = 4 Pembagian (:) 8 : 7 = 4 b) Pengertian Hitung adalah : Menurut Baharudin Shamsudin, (007:50) pengertian hitung 1) Perhitungan suatu soal matematika dengan menggunakan satu atau lebih operasi perkalian, pembagian, penjumlahan, atau pengurangan. ) Pengerjaan berhitung. c) Pengertian Pecahan Menurut Baharudin Syamsudin, (007:96-97) pengertian pecahan adalah : 1) Sebagian dari sebuah benda. ) Sebagian dari suatu/satu himpunan Pecahan dapat digolongkan menjadi bagian : 1) Pecahan Biasa Pecahan biasa adalah pecahan dengan pembilang dan penyebut merupakan bilangan bulat dan penyebut bukan nol. Contoh : 5

10 17 ) Pecahan Campuran Pecahan campuran adalah bilangan yang dinyatakan sebagai gabungan suatu bilangan bulat dan satu bilangan pecahan dapat juga ditulis menjadi pecahan biasa Contoh : 1 = 7 Pecahan campuran Pecahan biasa ) Pecahan Desimal Pecahan desimal adalah pecahan yang ditulis dalam bentuk desimal. Contoh : = 0, 10 = 0, Pecahan biasa Pecahan desimal Jadi jika dilihat dari berbagai pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan pengertian operasi hitung yaitu: pengolahan bilangan-bilangan dengan cara menghitung sebagian dari sebuah benda atau himpunan.. Jenis /Bentuk Bilangan Pecahan a. a/b, dengan b 0,a disebut pembilang dan b disebut penyebut b. C a/b, dengan b 0 dan C bilangan bulat disebut pecahan campuran ( Musnedi, 007:5). Ciri-ciri Orang yang Paham Operasi Hitung Pecahan Setelah melihat berbagai pengertian dari para ahli diatas maka peneliti dapat menyimpulkan ciri-ciri orang yang paham operasi hitung pecahan. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

11 18 a. Paham arti pecahan biasa. b. Paham arti pecahan campuran. c. Paham arti pecahan desimal. Ciri-ciri orang yang mampu mengerjakan operasi hitung pecahan setelah melihat berbagai pengertian dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan ciri-ciri orang yang mampu mengerjakan operasi hitung pecahan. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut : a. Mampu mengerjakan soal yang berkaitan dengan pecahan. b. Dapat membedakan pembilang dan penyebut yang merupakan bilangan bulat dan berpenyebut bukan nol. c. Dapat mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa. d. Dapat mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa kemudian diubah lagi kepecahan desimal. Pembelajaran Pecahan di Sekolah Dasar Pembelajaran pecahan di sekolah dasar adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e

12 19 B. Kerangka Berpikir Dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut yang sejenis, hanya pembilangnya saja yang dijumlahkan sedangkan penyebutnya tetap, lain halnya dengan yang berpenyebut tidak sama, terlebih dahulu harus disamakan penyebutnya dengan syarat penyebut tersebut harus dapat membagi penyebut yang tidak sama (Rina Armaini, 004:106). Dengan menggunakan model pembelajaran scramble pada pembelajaran matematika di SD, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Disini dalam pelaksanaannya mengharuskan peserta didik untuk aktif. Setiap model pembelajaran memiliki kekurangankekurangan, tetapi kekurangan itu jangan menjadikan suatu kendala, melainkan sebagai cara kita untuk mengantisipasi. Dan kelebihan-kelebihan yang ada pada model pembelajaran sebagai acuan kita untuk menjadikan pembelajaran yang lebih aktif dan lebih baik lagi. Dengan berpartisipasi secara langsung peserta didik akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Dalam suatu pembelajaran dimana peserta didik berperan aktif, yakni pembelajaran yang berpusat pada peserta didik akan memancing keaktifan peserta didik dengan adanya aktivitas yang dilakukan dengan model scramble yaitu membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan peserta didik bertugas mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat. Menurut Kurt Lewin dalam (Suharsimi Arikunto, 010:9) model penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah yaitu :

13 0 1. Perencanaan atau planning. Tindakan atau acting. Pengamatan atau observing 4. Refleksi atau reflecting Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang siklus inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus buatan hanya satu kali intervensi saja. Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt Lewis akan tergambar dalam bagan lingkungan seperti berikut ini : PERENCANAAN PERLAKUAN REFLEKSI PENGAMATAN Gambar 1 Skema Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan skema di atas berikut penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan

14 1 Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah dan menetapkan pemecahan masalah tentang hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran scramble.. Tahap perlakuan Pada tahap ini peneliti menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran scramble dengan skenario pembelajaran yang telah disusun.. Tahap pengamatan Pada tahap ini peneliti mengobservasi tindakan yang dilakukan dengan menggunakan format yang telah dikembangkan pada perencanaan dan member hasil pelaksanaan. 4. Tahap refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi tindakan dan melakukan pertemuan untuk membahas hasil. Menurut Frankel and Wallen (006:567) dalam Supriatna Endang Kasupardi Abdul Aziz (009:) misalnya mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara profesional. Definisi lain yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Kemmis (dalam Supriatna Endang Kasupardi Abdul Aziz, 009:) bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk kajian yang bersifat

15 reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan itu dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi tempat praktek pembelajaran itu dilakukan. C. Hipotesis Menurut Sutrisno Hadi (dalam Suharsimi Arikunto, 006 : 71) Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu penerapan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi operasi hitungan pecahan kelas IV di SDN 9 Palangka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Prestasi Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Matematika Belajar merupakan proses berpikir seseorang dalam rangka menuju kesuksesan hidup, perubahan aspek kehidupan dari taraf tidak mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Sudjana (2004) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika,

BAB I PENDAHULUAN. semester ganjil tahun pelajaran pada mata pelajaran matematika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi tentang data hasil belajar siswa kelas VI SDN 2 Suka Mulya Kecamatan Pugung pada hasil ulangan akhir semester ganjil tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kata ini terambil dari bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). PTK Menurut

Lebih terperinci

2010, hlm Saminanto, Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: Rasail,

2010, hlm Saminanto, Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: Rasail, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kata ini terambil dari bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). PTK ini juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas, sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2010 : 13), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kata ini terambil dari bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). PTK ini juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Menurut jenis penggunaan data, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan Kelas, Penelitian

Lebih terperinci

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang besar dalam mensukseskan pembangunan bangsa. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang besar dalam mensukseskan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia, dan memiliki peranan yang besar dalam mensukseskan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah beserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan sifat PTK dilakukan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suhardjono (dalam Mohammad Asrori,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan sebuah metode pembelajaran, yaitu Pairs Check, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai

Lebih terperinci

Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe

Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe Peningkatan Kemampuan Menjumlahkan Dan Mengurangi Pecahan Dengan Menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Siswa Kelas IV SDN Setono 5 Kec. Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh

Lebih terperinci

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 2 Pilang Kecamatan Randublatung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Papahan, pada kelas IV. Lokasi penelitian tersebut berada di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober sampai 02 November 2009 di MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa pada saat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Oleh SUHARNI L G2G

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Oleh SUHARNI L G2G PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR JURNAL PENELITIAN Oleh SUHARNI L G2G1 15 115 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PENERAPAN MODEL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian. 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN c) Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK/classroom action research). Suharsimi Arikunto mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas II. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa BAB III PROSEDUR PENELITIAN 1.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Sungailangka Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa 27 orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitan Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Arikunto (2008: 3). PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana kita ketahui bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana kita ketahui bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Sebagaimana kita ketahui bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mampu mengembangkan proses berfikir anak dimulai dari usia dini, usia pendidikan

Lebih terperinci

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITTIAN 17 BAB III METODE PENELITTIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian SD Negeri Weton Kulon terletak di desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan letak geografis di wilayah dataran

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA Oleh: Alfi Novitasari 11144100116

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. guru guna membelajarkan siswa. Erman Suherman mengartikan pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN. guru guna membelajarkan siswa. Erman Suherman mengartikan pembelajaran 8 BAB II PEMBAHASAN A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa. Erman Suherman mengartikan pembelajaran sebagai upaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode dan Tekhnik Penelitian Metode yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Suharsimi Arikunto (2002:58)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu penelitian yang di lakukan oleh guru di kelas secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kalicari 2 Desa Kalicari Kecamatan Pedurungan Semarang. Peneliti memilih

Lebih terperinci

Jasmanyah76.wordpress.com

Jasmanyah76.wordpress.com BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Menurut Gagne (2002 : 5), mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Hal yang perlu diperhatikan dalam metode penelitian yaitu pendekatan dan metode, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian instrumen penelitian, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang peneliti mengambil judul skripsi. Selain itu, dalam bab ini peneliti membahas rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian tindakan, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari para ahli yang berbeda-beda. itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

BAB I PENDAHULUAN. dari para ahli yang berbeda-beda. itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD/MI. Seorang guru SD/MI yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 025 Tanjung Rambutan yang terletak di Dusun IV Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kritig yang berlokasi di desa Kritig, Kecamatan Petanahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan gabungan (mix) pendekatan kualitatif dan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Action Research (Penelitian Tindakan) atau lebih tepatnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 Sanur SDN Batokerbuy 2 Pamekasan sanur02@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1.1.1. Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Proyonanggan 11 Kecamatan Batang terletak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Percaya Diri 1. Pengertian Percaya Diri Masalah dengan percaya diri hampir dialami oleh setiap individu dari usia remaja hingga dewasa. Percaya diri merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta. UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KASIHAN Reny Tri Setia Ningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27 39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN BAB III METODOLOGI PENELITIAAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas IV. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Sukoagung Kecamatan Batangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian merupakan cara-cara yang terencana, cermat, sistematis, dan reliabilitas dalam menemukan dan memperdalam suatu pemahaman. Penelitian menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 3 Panjang Utara kelas IV pada pelajaran Matematika, tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

MEDIA MUATAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

MEDIA MUATAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR MEDIA MUATAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Oleh: Wiji Lestari 1, Indah Retno Arumsari 2, Natalia Kristiani 3, Wahyudi 4, Triyono 5 FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : JULIANA WIDYOWATI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Oleh : JULIANA WIDYOWATI NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BAHASAN STATISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A

Disusun Oleh: IRMA KURNIAWATI NIM. A PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN STRATEGI TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD N 4 BINANGUN. NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, metode yang tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat. 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian yang pada umumnya digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh perilaku tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Materi Materi yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini adalah materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs. yaitu : memahami bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi akhir-akhir ini arus kemajuan dan tehnologi terasa sangat pesat dan cepat. Manusia terus akan menghadapi dan mengalami berbagai perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan ( action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE BERMAIN KARTU BAGI SISWA KELAS VI SDN MANTAREN 1 Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. PENGGUNAAN STRATEGI READING GUIDE KOMBINASI SCRAMBLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATAN MINAT BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 3 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani Metodhos. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui dan hodhos yang berarti jalan atau cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banyubiru berjumlah 140 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Banyubiru berjumlah 140 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Rapah 03 Mendut Ngrapah Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Siswa SD Negeri Rapah 03 Banyubiru berjumlah 140 anak

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 25 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Belajar Matematika dan Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. A. Belajar Matematika dan Pembelajaran Matematika BAB II KAJIAN TEORI A. Belajar Matematika dan Pembelajaran Matematika 1. Belajar Matematika Dari berbagai ilmuwan yang mendefinisikan matematika diantaranya ialah Johnson dan Rising (1972) 1 Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerima pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berbeda akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerima pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia dimasa depan, hal ini terbukti adanya kemajuan yang ada didunia ini tak lepas dari dunia pendidikan. Dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI

Lebih terperinci

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang ada pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan pendidikan di sekolah dasar ini meliputi pembentukan kepribadian dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 109 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD Oleh: Siti Hanisah 1, Tri Saptuti 2, H. Setyo Budi 3 FKIP,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS 33 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester I MI Miftahul ulum II Melirang Kecamatan Bungah

Lebih terperinci