Dasar Telekomunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dasar Telekomunikasi"

Transkripsi

1 Modul 1 Dasar Telekomunikasi 1.1 Pendahuluan Definisi dari Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (perubahan bentuk informasi) pada hubungan jarak jauh, di mana pertukaran informasi (di mana terjadi perubahan format informasi ) pada hubungan komunikasi jarak jauh yang terjadi secara elektris/elektronis di mana terdapat beberapa contoh dari jenis informasi yaitu : Suara = Teleponi, Suara & gambar = Videophone, tulisan yang dicetak (berita) = Telegrafi/Telex, Tulisan yang dicetak (data) = Komunikasi Data, Tulisan yang di cetak (text) = Teletex, Dokumen = Telefax, Gambar = Televisi, Videotex, Gambar, tulisan & suara = Multimedia. Gambaran umum perlengkapan dasar untuk mewujudkan kanal telekomunikasi satu arah pada hubungan kabel : Sumber Informasi, Transducer, Penguat, Hubungan Kabel, Penguat, Transducer Penerima Info. Transducer: Suatu alat yang dapat mengubah energy dari suatu bentuk ke bentuk lainnya (perubahan format informasi ) Contoh: - Pesawat Faximile (Tulisan/cahaya - Listrik) - Pesawat Telephone (Suara - Listrik) Gambaran umum perlengkapan dasar untuk mewujudkan kanal telekomunikasi radio satu arah: Sumber Informasi, Transducer, Penguat, Pemancar radio, Penerima radio Penguat, Transducer, Penerima Info. Sistem Telekomunikasi (SISTEL) adalah suatu kesatuan (totalitas) yang terdiri dari bagianbagian yang disebut subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SISTEL terdiri dari: 1. Pengirim, pemancar, sumber info 2. Penerima, tujuan 3. Media transmisi Komponen SISTEL terdiri dari: 1. Terminal Equipment (TE) 1

2 2. Switching Equipment (Sentral) 3. Transmission Line (Kabel, Radio & Satelit) Terminal Equipment (TE) sebagai suatu device yang merupakan sumber informasi yang hendak disampaikan ke tujuan dan juga dapat berupa pesawat telepon, komputer dan lainlain, bertindak sebagai pengirim dan penerima. - Interface (antarmuka) antara network/jaringan dan manusia/mesin. - Mengubah informasi ke signal elektrik. Switching Equipment (Sentral) sebagai alat penyambung antara saluran yang satu dengan saluran yang lain sehingga informasi yang dibawa oleh saluran sampai kepada tujuan. Sentral bisa berupa sentral analog bisa juga sentral digital. - Untuk menentukan line/kanal guna mencapai hubungan antara 2 buah/lebih terminal equipment. Media Transmisi adalah sebagai perantara/penyampai antara terminal dengan sentral atau sentral dengan sentral guna menyalurkan informasi dari pengirim ke penerima. - Untuk menghubungkan antara 2 buah Terminal Equipment yang melalui 2 buah sentral atau bertindak sebagai media perantara penghubung antara 2 Terminal Equipment. Perangkat Terminal, perangkat di sisi pelanggan (CPE) fungsinya untuk: - Memanggil dan menerima secara bergantian - Memanggil saja - Menerima saja Istilah-istilah yang terdapat pada sistem komunikasi yang sering dipergunakan pada SISTEL adalah: SIMPLEX = Komunikasi satu arah Broadcast, missal: Radio, TV HLF DUPLEX = Komunikasi dua arah bergantian Contoh: CB, radio amatir. FULL DUPLEX = Komunikasi dua arah bersamaaan Contoh: Telephone. 1.2 Bentuk Hubungan Jaringan Telekomunikasi Telekomunikasi dasar (primitif) adalah point to point di mana ada source (originating) dan sink (destination). Untuk dapat memulai dan mengakhiri komunikasi antara kedua pihak 2

3 harus ada tanda (signaling) yang dikenal oleh kedua pihak. Fungsi signaling dalam point to point adalah tanda untuk memulai dan mengakhiri komunikasi, seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 berikut ini: B Gambar 1.1 Jaringan Point to Point Telekomunikasi lebih lanjut berbentuk Point to multipoint (ptm). Untuk point to multipoint searah disebut Broadcast. Dalam hal ini, tidak diperlukan signaling. Untuk point to multipoint dua arah maka diperlukan signaling, seperti yang terlihat pada Gambar 1.2 di bawah ini: X B C Gambar 1.2 Jaringan Point to Multipoint Telekomunikasi merupakan bentuk hubungan berupa point to point (PTP) dan point to multipoint (PMP), yakni komunikasi dengan konfirmasi. Siaran Radio (suara & musik) dan TV (suara, music, gambar dan tulisan), di mana komunikasi berupa point to multipoint tanpa ada konfimasi. Telekomunikasi jenis berikutnya adalah point to multipoint dengan bantuan operator melalui switch board (bintang), seperti yang terlihat pada Gambar 1.3 di bawah ini: O B C D Gambar 1.3 Jaringan Bintang (STR) Pada telekomunikasi jenis ini maka fungsi operator adalah membantu menyambungkan kedua pihak yang ingin berkomunikasi. Untuk membayangkan Switch board seperti yang terlihat pada Gambar 1.3 Jika ingin berhubungan dengan C maka proses pembangunan hubungan sebagai berikut: 3

4 member tanda kepada operator (Seizure) bahwa dia ingin dilayani. Operator melihat seizure (ada tanda alert pada switch board) tersebut kemudian member tanda idle kepada (idle tone), tanda dia siap melayani. menjawab tanda tersebut dengan menyebutkan dengan siapa dia mau berkomunikasi (dalam hal ini dengan C) melakukan kegiatan dial. Maka operator segera menghubungkan kontak dengan kontak C pada switch boardnya. Kemudian terjadi penyambungan. Operator memanggil C (ringing tone) dam C tahu ada seseorang yang ingin bicara dengannya. C mengangkat handset-nya dan langsung bicara dengan, sementara itu operator memantau bahwa hubungan sudah terjalin. Operator mencatat nomor pemanggil (originating), nomor yang dipanggil (terminating) dan waktu mulai pembicaraan (dimulainya proses start Billing). Kemudian melepas pelayanannya untuk melayani sambungan yang lainnya. Sambil melayani pelanggan lain, selama pembicaraan operator melakukan pemeriksaan apakah pembicaraan masih berlangsung (Monitoring atau Pengawasan). Jika dan C sudah selesai berkomunikasi, maka salah satu pihak atau keduanya memberikan tanda kepada operator bahwa untuk putuskan hubungan (release signal). Dalam hal dan C lupa mengirimkan release signal (karena salah taruh), setelah beberapa waktu maka operator akan kembali dan memonitor hubungan dan C. Jika pada jalur itu sudah tidak ada pembicaraan maka hubungan akan diputusnya (Force release). Pada saat pemutusan hubungan, operator mencatat pada record tadi, saat akhir hubungan percakapan berakhir (end of billing) Seorang pelanggan dapat meminta dihubungkan ke pelanggan di kota lain yang dilayani operator lain. Untuk pelayanan tersebut, maka pada switch board disediakan terminal yang berhubungan dengan operator lain kota dan operator lain kota itu akan melakukan penyambungan ke pelanggan yang dituju (routing). Bisa saja, operator terminating tidak mempunyai hubungan langsung dengan opertor originating, sebab itu operator tersebut meminta pertolongan operator kota ketiga yang mempunyai hubungan dengannya dan operator terminating (alternate route) Konfigurasi jaringan antara operator dengan pelanggan di daerahnya disebut jaringan local, sedangkan hubungan antara operator disebut Junction. Ketersediaan operator tergantung pada : Jumlah pelanggan yang minta dihubungkan dalam satu satuan waktu dan kebiasaan pelanggan bertelepon (trafik) dan berapa banyak operator yang ada serta berapa lama satu hubungan berlangsung (Kapasitas). Jumlah pelanggan pada tiap sentral lokal dapat banyak tetapi tidak semua ingin berhubungan. Hubungan yang terjadi tidak selalu keluar sentral local sehingga circuit antarsentral dapat di batasi sesuai kebutuhan. Dikatakan pada sentral terjadi (konsentrasi saluran). 4

5 Jumlah utas kabel yang tersedia untuk menghubungkan. Misalkan sebuah switch board dengan 100 pelanggan, tentu tidak akan menyediakan 50 utas tali. Tidak semua pelanggan dalam saat yang sama ingin melakukan hubungan. Sekarang fungsi operator telah diganti dengan mesin dan disebut sentral telepon. Mula-mula sentral telepon mekanik, Store Program Control dan sekarang sentral digital. Cara-cara perlintasan sinyal untuk terjadinya suatu sambungan disebut sinyaling (signaling). Sinyaling ini ditentukan berdasarkan rekomendasi ITU-T (International Telecommunication Union - bagian Telepon Telegraph dan Telex) ITU adalah badan PBB yang bertanggung jawab untuk pengaturan pertelekomunikasian. Seperti halnya PBB maka ITU tidak berhak mengatur suatu Negara, hanya memberikan rekomendasi suatu pengaturan yang dapat menyeragamkan seluruh Negara. Dalam ITU terdapat study group-study group (SG) yang mempelajari kemajuan teknologi dan menerapkan dalam pengaturan. nggota study group tersebut adalah utusan dari tiap Negara. Pada dasarnya SG dibagi dua yaitu ITU-T dan ITU-R. ITU-T mempelajari masalah perteleponan, telegram, telex, pengolahan sinyal serta jaringan. Sedangkan ITU-R mempelajari penggunaan gelombang radio dan pengaturan frekuensinya. Biasanya, pengaturan yang diterapkan di suatu negara diatur oleh pemerintah yang diawasi oleh Direktorat Jenderal Telekomunikasi dan berlaku untuk semua penyelenggara telekomunikasi di negara tersebut. Pengaturan yang dikeluarkan oleh dirjen Postel dituangkan dalam buku yang disebut Fundamental Plan for Telecommunication. Jaringan bintang biasanya diterapkan pada sentral lokal, sentral suatu gedung privat (PBX- Privat Branch Exchange) Karakteristik hubungan jaringan bintang (STR) Hubungan di mana satu sentral sebagai pusat/kepala (sebagai Sentral Utama) sedangkan sentral lain sebagai anggotanya. Hubungan sentral antarsentral yang bukan sentral utama tidak bisa dilakukan Syarat-syarat saluran relative. lat switching lebih sulit daripada sentral biasa Jumlah berkas saluran (n) linear terhadap jumlah sentral (X), dapat ditulis dengan persamaan (1.1) berikut ini : n X 1 pers. (1.1) Konsentrasi saluran adalah besar. Efisiensi saluran menjadi tinggi. Penggabungan dilakukan dengan melalui hubungan sentral utamanya saja. Jenis hubungan berikut adalah hubungan MTM (mesh) dengan jaringan mata-jala, seperti yang terlihat pada Gambar 1.4 di bawah ini: 5

6 Gambar 1.4 Hubungan Mata Jala (MESH) Setiap titik, dalam jaringan mesh, saling berhubungan langsung dan terikat dalam jaringan mesh. Pada jenis hubungan ini maka setiap titik dapat berhubungan langsung dengan titik lain. Signaling yang terjadi tidak lewat satu operator pusat tetapi langsung dari titik itu sendiri ke titik tujuannya. Biasanya hubungan antara operator berbentuk mesh seperti ini. Titik mesh disebut operator (sentral) local. ntara sental lokal dengan sentral lokal lainnya dapat berhubungan langsung sedangkan pelanggan dihubungkan secara bintang dengan sentral lokal. Dengan cara ini maka kebutuhan kabel menjadi lebih efisien. Karakteristik hubungan jaringan mata jala (Mesh) Tiap sentral mempunyai derajat yang sama. Hubungan lansung (tanpa sentral transit), sehingga proses penyambungan cepat. Syarat saluran relative murah. Jumlah berkas saluran (n) meningkat kuadratis dengan penambahan jumlah sentral, selanjutnya dapat ditulis dengan persamaan (1.2) berikut ini: n 0,5 X ( X 1) pers. (1.2) Konsentrasi saluran agak kurang Efisiensi saluran rendah Sesama mata jala sulit digabungkan Hubungan mesh-star atau yang lebih dikenal hubungan kombinasi dapat dilihat pada Gambar 1.5 berikut ini: Hubungan yang lebih luas adalah hubungan gabungan antara mesh dan bintang. Hubungan bintang pada salah satu titik Mesh. Jaringan seperti ini dapat diperluas karena jarak antara sentral local dapat jauh dengan menggunakan saluran khusus. Saluran kabel yang dibutuhkan dapat dikurangi dibanding langsung karena konsentrasi hubungan dapat 6

7 dilakukan pada hubungan antara sentral lokal. Kerapihan administrasi kabel dan jaringan jauh lebih baik, yang pada akhirnya akan memudahkan pemeliharaan. Karakteristik hubungan jaringan campuran (Mesh dan Star) adalah: Penggunaan saluran lebih efisien Traffic rendah dipakai pada jaringan bintang sehingga efisiensi saluran tetap tinggi. Bisa overflow sehingga akan lebih efisien. Hubungan di mana gabungan antara hubungan mesh (tingkat atas) dengan hubungan bintang (tingkat atas) Gambar 1.5 Hubungan Kombinasi (MESH-STR) Kerugian Kombinasi : lat switching menjadi mahal bila menggunakan overflow Kalau sistemnya manual akan banyak operator. 1.3 Metode Routing Jika pada satu saat, saluran kedua sentral habis terpakai semua karena permintaan hubungan yang banyak maka permintaan hubungan baru dapat dilewatkan melalui sentral lokal lain. Kadang kala disatu kota yang cukup besar, di mana ada beberapa sentral lokal, sentral lokal kota itu dihubungkan dengan satu sentral tandem untuk menampung overflow. Dengan demikian, pada proses penyambungan dikenal route Langsung dan route alternate untuk overflow. Saluran pada sentral lokal disebut saluran lokal. Tiap tiap pelanggan dihubungkan dengan sepasang kawat dari sentral lokal ketempat pelanggan. Secara umum penyambungan sebuah hubungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Langsung 7

8 Tidak Langsung seperti yang terlihat pada Gambar 1.6 di bawah ini: B ltenate route Gambar 1.6 lternative Routing C Penentuan penyambungan ini disebut routing. Routing ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Penyambungan tetap 2. Routing oleh sentral (manual) 3. Routing melalui pengendalian komputer. Dalam penyambungan tetap maka tidak ada routing dan tidak ada pilihan. Pada routing dengan manual, maka kepada sentral sudah ditetapkan routing-nya secara tetap. Untuk routing yang diatur oleh pengendalian komputer, maka routing bisa dinamis, tergantung kepada software yang ada di komputer. Komputer membaca situasi seluruh jaringan (mereka saling saling memberi informasi) dan kemudian memutuskan jalur mana yang dipakai. Pertukaran informasi antara sentral mengenai kondisi lalu lintas dan saluran termasuk dalam signaling. Khususnya dalam sentral digital di mana kemudahan pertukaran informasi sangat mudah. Sering kali pertukaran informasi ini dilakukan pada jaluran khusus dan bukan jalur yang digunakan untuk lalu lintas. Seluruh informasi ini selalu di update (diperbarui) dalam periode-periode tertentu (orde menit). Melalui cara ini maka jumlah jalur yang perlu dibangun dapat dikurangi (optimalkan) dengan tingkat GOS yang sama. Signaling seperti ini disebut Common Channel Signaling (CCS) dan sistem infomasi ini dapat di manage (diatur) dalam satu Network Management Signals. Tidak seluruh trafik diarahkan antara dua titik dalam jaringan. Jika volume trafik antar dua buah titik tidak besar, lebih efisien jika tidak dibuat junction atau trunk khusus. Untuk terjadinya hubungan lebih baik disalurkan lewat titik lain. Proses ini disebut transit. Dalam hal routing ini maka dapat saja sebuah penyambungan dilakukan melalui beberapa buah sentral transit. 8

9 1.4 Hirarki Jaringan Telepon Supaya jaringan rapih dan efisien maka dilakukan pengaturan hirarchi jaringan. Dalam hirarki ini dikenal istilah sentral lokal, sentral tingkat pertama (primary), sentral tingkat kedua (secondary), sentral tingkat ketiga (tertiary) dan sentral tingkat keempat (quartery untuk di Indonesia lebih dikenal dengan istilah sentral gerbang internasional). Sampai dengan sentral primary disebut primary area dan letaknya ada dalam satu kota. Sentral secondary bertugas sebagai penyambungan telepon hubungan antarkota. Sedangkan sentral tertiary menyambungkan hubungan antar-region dalam satu Negara. Sedangkan sentral quarternary menyambungkan hubungan Internasional. Pada junction circuit modes hubungannya adalah hubungan 2 kawat, sedangkan pada trunk hubungannya adalah 4 kawat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.7 berikut ini: Quarter Nary exchange tertiary exchange Secondary exchange Primary exchange Local exchange Trunk circuit Trunk Circuit Trunk Circuit Trunk Circuit Junction Circuit Tandem exchange for transit or busy. Gambar 1.7 Hirarcy jaringan telepon 1.5 Numbering Setiap pelanggan harus diidentifikasikan (dinomorkan) secara unik di dunia ini yang bertujuan untuk mempermudah routing dan proses pembangunan panggilan serta lebih mempermudah pengecek apabila terjadi suatu kesalahan. Pola penomoran harus mengacu kepada hirarki sentral telepon. Pada Gambar 1.8 di bawah ini menggambarkan dengan sistematis pola penomoran ini dan sesuai dengan hirarkinya. Pola seperti ini diatur dalam buku fundamental plan yang disusun oleh ditjen Postel. 9

10 Q 62 -Ind Q 61 -ustralia Q 65 Singapura T62-2 Jbr / jtg ( jkt) T62-3 Jatim NT (sb) T62-9Ind tmr (UP) S62-21 Jakarta S62-22 Bandung S62-24 Semarang P JKT timur P JKT selatan P JKT barat L xxxxcawang L xxxx Tebet L xxxx Gambar 1.8 Penomoran Telepon di Indonesia. Pada sistem penomoran di atas terlihat adanya prefix dari suatu nomor. Misalkan menunjukkan 62 adalah prefix internasional Indonesia, 21 adalah prefix country di Jakarta, 819 menunjukkan sentral lokal di Jakarta di mana pelanggan berinduk. Jika ingin berhubungan dengan pelanggan sesama area (Jakarta) maka dial 7 nomor terakhir saja. Jika ingin keluar dari area, maka harus tekan prefix 0 baru 22 dan nomor lokalnya. Mengenai telepon cellular, kecuali prefix internasional 62, maka pelanggan yang ada di Indonesia diberikan prefix 8XX + XXX XXXX. Contoh untuk Satelindo diberikan nomor : zzz xxxx, Untuk Telkomsel zzz xxxx, XL zzz xxxx, IM zzz xxxx dan untuk komselindo zzz xxxx. 1.6 Mutu Pelayanan (QOS) Pelanggan akan senang dilayani dengan baik. Untuk pelayanan itulah mereka akan membayar. Sebab itu, mutu pelayanan harus prima. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi adalah: 1. Keberhasilan sambung yang tinggi. 2. Ketersediaan pelayanann 24 jam sehari. 3. Delay sebelum terima dial tone. 4. Delay sesudah selesai delay samapai dapat ring call. 5. Tersedianya service tone (busy tone, telephone out of order, dan sebagainya). 10

11 6. Kuitansi yang benar. 7. Harga yang pantas. 8. Tanggapan yang baik terhadap permintaan pelayanan Tanggapan dan keramahan operator telekomunikasi sebagai pelayan. 9. Waktu untuk pasang baru yang singkat. 10. Jasa-jasa tambahan atau kemudahan lainnya serta nilai tambah dari sistem telekomunikasi yang disediakan. 11. Kehandalan sambungan (tidak terputus-putus). 12. Kekerasan suara yang terdengar, terlalu lemah jelek terlalu keras menyakitkan telinga. 13. Privacy pelanggan. 1.7 Lalu Lintas/Trafik Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Besar/banyaknya perpindahan object 2. rah/destinasi perpindahan object 3. Waktu pemindahan 4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas. Dalam lalu lintas telekomunikasi maka objeknya adalah pembicaraan (informasi). Jika satu jalur sudah terpakai untuk mengalirkan satu pembicaraan, maka jalur itu tidak dapat dignakan untuk menyalurkan pembicaraan lain. Jika pembicaraan sudah selesai barulah jalur tersebut dapat dipakai untuk yang lain. Dalam perancangan lalu lintas, banyaknya jalur harus dihitung dengan cermat supaya tidak ekbanyakan atau kesedikitan. Volume lalu lintas ini akan menentukan ukuran sentral telelpon. Intensitas lalu lintas berubah-ubah dari waktu ke waktu, hari ke hari dan bulan ke bulan. Sebab itu di kenal jam sibuk, hari sibuk, dan bulan sibuk. Kesibukan ini berbeda untuk setiap tempat. Kesibukan di kota tentuk jauh lebih tinggi dari kesibukan di desa. Sebab itu, untuk jumlah telepon yang sama maka kapasitas sentral yang dibutuhkan tidak sama. Untuk menggambarkan ukuran kesibukan digunakan istilah Erlang. Yang dimaksud dengan 1 erlang adalah 1 jam waktu untuk berhubungan terjadi dalam selang waktu satu jam. 11

12 Misalkan: Terdapat 40 sambungan perjam dilayani lewat suatu saluran. Masing-masing sambungan denagn rata-rata hubungan 3 menit. Maka jumlah waktu hubungan adalah 40 jam 3 60 jam 2 jam jam. Kita katakan bahwa volume trafik adalah 2 erlang. Besaran yang dipakai untuk menyatakan besar lalu lintas telekomunikasi ( Erlang) adalah banyak dan lamanya pembicaraan, dengan persamaan (1.3) berikut ini: C T pers. (1.3) Di mana: C = besarnya lalu lintas (satuan Erlang) = banyak pembicaraan yang disalurkan dalam satu satuan waktu (jam) yang disebut juga dengan satuan call/jam. T = rata-rata lamanya pendudukan jalur oleh satu pembicaraan. (Holding time dengan satuan jam) Rumus di atas jika ditinjau dari satuan dengan persamaan (1.4) berikut ini: Erlang Call jam Jam pers.(1.4) pakah dapat 5 erlang disalurkan semua dalam 8 jalur? Jawabnya tidak kemana saja sisa yang tak tersalurkan? Yang tak tersalur itu dapat diperlakukan dengan berbagai macam cara, antara lain: dibuang saja (loss call), ditunda dan baru disambungkan jika jalur sudah kosong (sistem antrian). Waktu tunggu harus ditentukan misal beberapa milisekon. Jika dalam waktu tersebut juga tidak ada yang kosong maka panggilan tersebut akan dibuang. Dalam antree ini maka yang berlaku adalah FIFO (First In First Out) atau LIFO (Last In Firs Out), dapat pula dilakukan secara random tidak usah antri. danya kemungkinan loss/dibuang menimbulkan suatu istilah baru yaitu GOS (Grade Of Service). GOS adalah angka dalam persen yang menyatakan probability sebuah panggilan akan hilan/dibuang. tau dapat juga dikatakan probability jumlah gagal dalam 100 kali (ratarata). Istilah lain dari GOS adalah faktor blocking. Untuk sistem loss call maka besar GOS = f(,n) dapat ditulis dengan persamaan (1.5) sebagai berikut: GOS 1 2 2! n n! pers. (1.5) 1.8 Dimensi dan Efisiensi Dimensi route (Junction atau Trunk) dilakukan dengan memperkirakan kebutuhan lalu lintas antartitik dalam jaringan. Perkiraan itu juga mencakup lalu lintas untuk transit. Sedapat mungkin jumlah kanal atau saluran pada junction atau trunk di rancang untuk efisiensi 100% artinya pada jam paling sibuk seluruh kanal atau saluran terpakai. 12

13 Di lain pihak, kepuasan pelanggan, perlu diperhatikan. Jika kita terlalu menekan kan effisiensi maka mungkin GOS akan menurun. Singkatnya dalam merencanakan kapasitas junction atau trunk maka harus ada perimbangan antara investasi, reveneu, dan kepuasan pelanggan. Contoh soal: Misalkan dalam sebuah trunk ada 100 kanal/saluran. nggaplah untuk satu erlang terlayani harganya adalah 1 KRp. Maka maksimum revenue adalah 100 KRp perjam. Untuk 24 jam = KRp sehari. Jelas banyak pelanggan tidak puas dengan kondisi ini karena GOS jelek sekali. Sebab itu, perlu optimalisasi antara revenue dan kepuasan pelanggan. Jika kita ambil GOS 1%, artinya kegagalan sambung = 1% maka yang dapat dilalukan hanya Erlang dengan demikian pendapatan maksimum sehari hanya KRp 2000 KRp./hari. Perlu diperhitungkan pula bahwa tidak seluruh jam trunk tersebut akan penuh. Katakanlah jam sibuk (Busy Hour) dalam sehari adalah jam dan jam jam bervariasi maka pendapat itu akan berkurang Perkirakanlah pendapatan yang optimal dalam sehari. Dan hitung pula pendapatan satu bulan 30 hari dengan memperhitungkan hari sabtu dan hari minggu serta hari libur dalam sebulan. 1.9 Pen-Tarifan Untuk pen-tarifan maka harus ada meter yang menghitung berapakah banyak pemakaian suatu pelanggan. Di Indonesia meter disimpan pada fasilitas provider telekom, sednakan di Eropa meter disimpan pada pelanggan (apakah keuntungan dan kerugiannya). Di merika Serikat maka sistem pen-tarifan adalah rata dalam sebulan untuk hubungan lokal. Pakai atau tidak pakai maka pelanggan harus membayar $10,- per bulan di luar sambungan interlokal atau internasional. Perhitungan biaya pemakaian dilakukan dengan sitem pulsa. Tiap tiap pulsa diberikan satu harga. Dan pulsa pulsa ini menggerakkan meter pelanggan. Di Indonesia harga tiap pulsa adalah Rp150,- + ppn 10%. Dan tagihan dalam satu bulan adalah jumlah pulsa dikalikan Rp150,- ditambah biaya berlangganan (pakai atau tidak pakai bayar). Sebenarnya biaya langganan ini adalah pembayaran biaya maintenance saluran (kabel lokal). Periode pulsa tersebut ditentukan oleh: 1. Jarak antara dua tempat. 2. Waktu (sibuk atau sedang atau tidak sibuk). 3. Kesulitan pencapaiannya. 4. Jenis pelayanannya (leased channel atau public atau conversation or point to point, ingin perincian tagihan dan lain-lainnya). 13

14 5. Political issue (pembangunan daerah atau cross subsidi atau pancing demand). 6. Besarnya kapasitas yang dipakai oleh pelanggan. 7. Lintas batas negara (karena tiap negara mempunyai regulasi sendiri) Contoh Soal: Untuk sambungan lokal maka periode satu pulsa adalah 3 menit. Untuk hubungan yang lebih dari 30 km maka satu pulsa adalah 2 menit. Pada jam sibuk maka periode pulsa tersebut dipercepat 25-50%. Untuk hubungan Jakarta Bandung di bawah 200 Km maka periode pulsa adalah 5 detik. Sedangkan untuk jarak di atas 200 Km dan di bawah 800 Km maka periode pulsa adalah 4 detik, sedangkan di atas 800 Km periode pulsa 3 detik. Sentral telepon mencatat semua data pemakaian pelanggan. Tetapi pencatatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Perincian biaya membutuhkan memori untuk merekam data pembicaraan yang terdiri dari informasi pengirim, penerima, waktu, lama dan rupiah. Jika pelanggan tidak menginginkan perincian tagihan maka tidak perlu dicantumkan. Umumnya perincian tagihan hanya dilakukan untuk sambungan interlokal dan internasional serta sambungan-sambungan khusus. Misalnya untuk sambungan lewat operator. Pencatatan dapat dilakukan dengan sistem : 1. M = utomatic message accounting 2. LM = Local utomatic message accounting (dilakukan oleh sentral lokal) 3. CM = Centralized utomatic message accounting 4. Catatan Operator bila NI (utomatic number identification) tidak ada atau untuk jalur khusus seperti hotel. Sumber : Uke Kurniawan Usman, Pengantar Ilmu Telekomunikasi hal 1-16, Informatika- Bandung,

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 02 Konsep Dasar Telekomunikasi Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 Definisi Telekomunikasi Telekomunikasi

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 02 Konsep Dasar Telekomunikasi Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 Definisi Telekomunikasi Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (dimana terjadi

Lebih terperinci

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012

Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 03 Sinyal Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom BANDUNG, 2012 PengTekTel-Modul:03 Telecommunication

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 03 Sinyal Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:03 Telecommunication deals with conveying information with Electrical Signals.

Lebih terperinci

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. 1. KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 DEFINISI TRAFIK Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam lingkungan telekomunikasi benda adalah berupa informasi

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI TEU9948 INDAR SURAHMAT REKAYASA TRAFIK 1000 pelanggan.. 1000 pelanggan Agar komunikasi antar pelanggan dapat selalu dilakukan, sediakan 1000 saluran antar pelanggan (ditambah

Lebih terperinci

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD 3.1 Pengenalan sentral EWSD Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching System telah di produksi oleh PT. INTI dengan lisensi dari SIEMENS

Lebih terperinci

Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi

Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi Bab I Garis-garis Besar Sistem Komunikasi Berbagai cara dalam melakukan komunikasi Suara Gerak gerik Lambang / gambar Bentuk-bentuk Komunikasi a. Komunikasi suara Komunikasi radio siaran Informasi dipancarkan

Lebih terperinci

Komputer, terminal, telephone, dsb

Komputer, terminal, telephone, dsb Circuit Switching Jaringan Switching Transmisi jarak jauh melalui simpul-simpul jaringan switching perantara Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data Perangkat yang melakukan komunikasi disebut

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengantar Teori Trafik Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Trafik (Lalu Lintas) Trafik/Lalu lintas adalah pergerakan dari sebuah objek dari

Lebih terperinci

Bab 9. Circuit Switching

Bab 9. Circuit Switching 1/total Outline Konsep Circuit Switching Model Circuit Switching Elemen-Elemen Circuit Switching Routing dan Alternate Routing Signaling Control Signaling Modes Signaling System 2/total Jaringan Switching

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3)

KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3) KONSEP DASAR TELEKOMUNIKASI DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI (DTG1E3) PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT DEFINISI TELEKOMUNIKASI Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (dimana terjadi

Lebih terperinci

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2012 Yuyun Siti Rohmah, ST., MT Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (dimana terjadi perubahan format informasi ) pada hubungan komunikasi jarak jauh yang terjadi secara

Lebih terperinci

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI JARINGAN BACKBONE DAN PENOMORAN PENGANTAR TEKOMUNIKASI SUSMINI INDRIANI STARININGATI, M.T KONFIGURASI UMUM JARTEL HIRARKI SENTRAL Jaringan telepon membutuhkan interkoneksi antar sentral untuk merutekan

Lebih terperinci

BAB II SENTRAL DAN TRAFFIC

BAB II SENTRAL DAN TRAFFIC BAB II SENTRAL DAN TRAFFIC 2.1 Sentral Telepon Digital Sentral telepon mempunyai tugas utama sebagai tempat menyambungkan peralatan komunikasi dari dua pelanggan untuk dapat saling tukar dua informasi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Oleh : Sheila Nauvaliana (L2F008090) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Pengelolaan

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan) REKAYASA TRAFIK DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan) ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id TUJUAN Mahasiswa dapat memahami konsep kegagalan panggilan dan kemacetan dalam jaringan Mahasiswa dapat membedakan kemacetan

Lebih terperinci

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKAS 2012 YUYUN SITI ROHMAH, ST.,MT

PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKAS 2012 YUYUN SITI ROHMAH, ST.,MT PRODI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKAS 2012 YUYUN SITI ROHMAH, ST.,MT Sistem yang terdiri dari segenap perangkat telekomunikasi yang dapat menghubungkan para penggunanya yang lokasinya berjauhan, sehingga kedua

Lebih terperinci

Powered by TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Powered by  TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive - Powered by http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Arsitektur Jaringan Secara Umum Jaringan Telekomunikasi terdiri dari : User Terminal / CPE(perangkat penghubung antara user dengan

Lebih terperinci

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. BAB V SIGNALING (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. Signaling Telepon Analog Signaling pada telepon analog adalah sinyal-sinyal yang terdengar pada saat melakukan panggilan telepon selain

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK 1 BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK 1.1 Pendahuluan Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk menyediakan sarana pertukaran informasi antara pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan informasi.

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro)

STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro) STUDI ANALISIS PERANGKAT SISTEM SWITCHING TELEPHONE TRAINER B4620 (Untuk Laboratorium Telematika Departemen Teknik Elektro) Muhammad Syukur Hrp, Ir. M.Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

Modul 1 JARINGAN AKSES PSTN

Modul 1 JARINGAN AKSES PSTN Jaringan Telekomunikasi dan Informasi FEG2E3 Modul 1 JARINGAN AKSES PSTN Faculty of Electrical and Communication Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 PENGENALAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI Program Studi

Lebih terperinci

BAB VII EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN

BAB VII EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN 69 A VII EVAUASI UNJUK KERJA JARINGAN 7. Tolok Ukur Unjuk Kerja Jaringan Metode mengevaluasi jaringan bermacam-macam dan terdapat pula berbagai tolok ukur. eberapa tolok ukur antara lain : ASR ( Answered

Lebih terperinci

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data.

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Circuit Switching Jaringan Switching Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Jaringan switching sederhana Jaringan circuit switching 3 tahap komunikasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Bahwa untuk meningkatkan peranan telekomunikasi dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem selular GSM GSM (global system for mobile communication) GSM mulanya singkatan dari groupe special mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.

Lebih terperinci

Sentral Telepon. Syah Alam, M.T STTI JAKARTA

Sentral Telepon. Syah Alam, M.T STTI JAKARTA Sentral Telepon Syah Alam, M.T STTI JAKARTA Brief History Sentral manual Sentral Otomatis Step-by-step Exchange (Strowger Exchange) Crossbar Exchange Stored Program Controlled (SPC) Exchange Digital Exchange

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi MKB1142 / 2 sks

Sistem Telekomunikasi MKB1142 / 2 sks Sistem Telekomunikasi MKB1142 / 2 sks Dasar Telekomunikasi Eka Setia Nugraha,S.T., M.T. Norma Amalia, S.T., M.Eng TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu : 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

PENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016)

PENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016) Konsep dan Teori Trafik Prima Kristalina Lab. Komunikasi Digital E107 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya () (2016) Trafik Point of View Trafik dibangkitkan oleh pengguna sistem Sistem melayani (mengolah)

Lebih terperinci

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup Prima Kristalina PENS (November 2014) Peralatan telepon: pesawat telepon jaringan telepon sentral telepon Urutan call-setup

Lebih terperinci

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Fahmi Alfian 1, Prima Kristalina 2, Idris Winarno 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 12, 1993 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3514) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG B: PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN DAFTAR ISI 1 Perekaman Informasi Tagihan... 3 2 Proses Kliring Interkoneksi... 4 3 Pertukaran Informasi

Lebih terperinci

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.

Lebih terperinci

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT 1.1. TUJUAN Memahami cara kerja Unit Penghubung Pelanggan (Subscriber Matching Unit). Memahami urutan kejadian yang dilakukan Unit Penghubung Pelanggan dalam proses

Lebih terperinci

TELEPHONE. Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

TELEPHONE. Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng. TELEPHONE Oleh Kholistianingsih, S.T., M.Eng. Definisi Tele : Jauh Phone : Suara Telephone : Hubungan suara jarak jauh Penemu : Alexander Graham Bell Prinsip : Gelombang suara diubah menjadi gelombang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN

PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN PERTEMUAN 7 (STRUKTUR JARINGAN) POKOK BAHASAN Topologi Jaringan MEA Hirarkhi Jaringan Telepon TUJUAN DAN INSTRUKSIONA KHUSUS Membahas berbagai topologi jaringan Menjelaskan hirarkhi jaringan telepon Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KOMUNIKASI DATA

BAB I PENDAHULUAN KOMUNIKASI DATA BAB I PENDAHULUAN KOMUNIKASI DATA Pada dasarnya komunikasi data merupakan proses pengiriman informasi diantara dua itik menggunakan kode biner melewati saluran transmisi dan peralatan switching, bisa antara

Lebih terperinci

Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran

Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 4 Teknik Pensinyalan dan Penomoran Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Pensinyalan a. Pensinyalan Supervisory, Address, Progress b.pensinyalan in-band

Lebih terperinci

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING 1. Pertumbuhan yang sangat cepat permintaan layanan telepon selular akibat terjadi perang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 8/1993, PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI *33025 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 8 TAHUN 1993 (8/1993) Tanggal: 16 PEBRUARI 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

Definisi Telekomunikasi (1/2)

Definisi Telekomunikasi (1/2) KONSEP DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Definisi Telekomunikasi

Lebih terperinci

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI

PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI DOKUMEN PENDUKUNG E: DEFINISI DAN INTERPRETASI 1. Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Telepon Gambar 2.1 Telepon Analog Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Jaringan Telekomunikasi Kabel (PSTN) By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? SISTEM TELEKOMUNIKASI Sistem yang terdiri dari segenap perangkat telekomunikasi

Lebih terperinci

Trafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS

Trafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS Trafik Part 1 Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Memahami teori tentang trafik Memahami ipemodelan trafik Memahami tentang intensitas trafik Traffic point of view Sistem Telekomunikasi

Lebih terperinci

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 1 Pendahuluan

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 1 Pendahuluan TKE 2102 TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR Kuliah 1 Pendahuluan Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 BAB I P E

Lebih terperinci

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 Jaringan dan Layanan Jaringan komunikasi sekumpulan perangkat dan fasilitas

Lebih terperinci

Teknologi Jaringan Telekomunikasi

Teknologi Jaringan Telekomunikasi Teknologi Jaringan Telekomunikasi Perkembangan Teknologi Jaringan Telekomunikasi Komponen dan Fungsi Dari Jaringan Telekomunikasi Topologi Jaringan Telekomunikasi Jaringan Berdasarkan Geografi Penggunaan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING Felly Kistyani Rinastuti*, Imam Santoso, ST, MT**, Budi Setiyono ST, MT** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. H.

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER 6.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Memahami struktur sentral analog dengan banyak user Mengenal istilah off hook, congestion, alerting,

Lebih terperinci

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT SIGNALLING Ade Nurhayati, ST, MT Signaling Signaling adalah proses pertukaran informasi di antara komponenkomponen dalam sistem telekomunikasi untuk membangun, memonitor dan memutuskan hubungan, serta

Lebih terperinci

Materi. Penilaian UTS 30% UAS 40% Tugas 20% Partisipasi 10%

Materi. Penilaian UTS 30% UAS 40% Tugas 20% Partisipasi 10% Materi Pertemuan 1 Pengenalan Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Pertemuan 2 Perangkat Jaringan Komputer Pertemuan 3 Protokol Jaringan OSI Model Pertemuan 4 Protokol Jaringan TCP Pertemuan 5,6 Pengalamatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1991 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1991 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1991 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa untuk lebih meningkatkan peranan telekomunikasi dalam

Lebih terperinci

Analisis Unjuk Kerja Jaringan Pensinyalan No.7

Analisis Unjuk Kerja Jaringan Pensinyalan No.7 JETri, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2002, Halaman 41-52, ISSN 1412-0372 Analisis Unjuk Kerja Jaringan Pensinyalan No.7 Yuli Kurnia Ningsih Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract

Lebih terperinci

TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1

TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1 PERTEMUAN 11 TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1 POKOK BAHASAN 1. Traffic Point of View 2. Hubungan : QoS, Traffic load dan Kapasitas Sistem 3. Model Trafik : Pure Loss System dan Pure Waiting System 4. Ilustrasi

Lebih terperinci

Dasar Perencanaan PSTN

Dasar Perencanaan PSTN Dasar Perencanaan PSTN Jaringan Telekomunikasi Sukiswo sukiswok@yahoo.com Jartel, Sukiswo 1 Arsitektur Jaringan Secara Umum Jaringan Telekomunikasi terdiri dari : User Terminal (perangkat penghubung antara

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN 1. Dasar-dasar Pensinyalan 2. Set Up Call 3. Basic Call Progress 4. Klasifikasi Pensinyalan 5. Pensinyalan Analog 6. Bandwidth Kanal Suara 7. Pulse Dialing 8. Tone Dialing

Lebih terperinci

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com 1 KATA PENGANTAR Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-nya hingga saya dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Teknologi Switching Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan fungsi switching Menjelaskan fungsi dari sentral Telepon Membahas sejarah sentral Digital di Indonesia Menjelaskan

Lebih terperinci

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: Memahami prinsip switching mekanik pada telepon Memahami prinsip switching elektronik pada telepon Menjelaskan terjadinya sambungan secara mekanik pada

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Pesawat Telepon Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS POKOK BAHASAN Komponen-komponen Pesawat Telepon Jenis Perangkat Telepon DTMF (Dual Tone Multi Frequency) Fungsi Pesawat Telepon Jaringan Telepon Private phones

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Switching

Jaringan Komputer Switching Jaringan Komputer Switching Switching Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah

Lebih terperinci

DAHLAN ABDULLAH

DAHLAN ABDULLAH DAHLAN ABDULLAH dahlan.unimal@gmail.com http://www.dahlan.web.id Ada dua hal yang harus dipenuhi supaya mendapatkan akses komunikasi. 1. Kesamaan dalam pemahaman antara pemancar dan penerima. Bagian pemancar

Lebih terperinci

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI Tujuan Menyebutkan elemen dasar sistem komunikasi dengan diagramnya Membedakan antara bentuk komunikasi analog dan komunikasi digital Menjelaskan pentingnya keberadaan

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR SISTEL

BAB I PENGANTAR SISTEL BAB I PENGANTAR SISTEL A. PENGANTAR Sistem Telekomunikasi berasal dari dua kata penting yaitu SISTEM dan TELEKOMUNIKASI. Kata Sistem dapat diartikan sebagai sebuah kesatuan yang terdiri atas input, proses

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

Pendahuluan Rekayasa Trafik

Pendahuluan Rekayasa Trafik Pendahuluan Rekayasa Trafik Traffic point of view Sistem telekomunikasi menurut cara pandang trafik Incoming traffic Sistem outgoing traffic Sistem melayani trafik yang masuk Trafik dibangkitkan oleh pengguna

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING SWITCHING Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah station : komputer, terminal,

Lebih terperinci

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data.

Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Telepon secara konvensional adalah untuk komunikasi suara, namun demikian telah banyak telepon yang difungsikan untuk komunikasi data. Pembahasan berikut ini akan ditekankan pada penggunaan telepon sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA INTERNET TELEPONI UNTUK KEPERLUAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN TETAP SAMBUNGAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP

RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP Diajeng Arum, Mike Yuliana, Prima Kristalina, Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Dosen Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

Adapun kelengkapan-kelengkapan yang terdapat dalam PABX antara lain:

Adapun kelengkapan-kelengkapan yang terdapat dalam PABX antara lain: KELENGKAPAN PABX Agar PABX mampu melayani berbagai jenis panggilan baik panggilan internal, panggilan keluar, maupun panggilan masuk, maka PABX tersebut dilengkapi dengan berbagai perangkat/card yang dapat

Lebih terperinci

Pendahuluan Rekayasa Trafik

Pendahuluan Rekayasa Trafik Pendahuluan Rekayasa Trafik Trafik sebagai Lalu Lintas 2 Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ketempat yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KUALITAS PELAYANAN JASA TELEPONI DASAR PADA JARINGAN TETAP SAMBUNGAN LANGSUNG JARAK JAUH DENGAN

Lebih terperinci

FTP Nasional 2000 I - i Pendahuluan

FTP Nasional 2000 I - i Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 TUJUAN... 1 2 LATAR BELAKANG... 1 3 FORMAT DAN JENIS FTP... 2 4 RUANG LINGKUP FTP NASIONAL... 2 5 JARINGAN TELEKOMUNIKASI NASIONAL... 3 6 ANTISIPASI DAN ASUMSI KONDISI LINGKUNGAN...

Lebih terperinci

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 ISDN (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 Purpose Introduction to ISDN ISDN Channels ISDN Access ISDN Interface Applications Prima K - PENS Jaringan Teleponi

Lebih terperinci

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data

Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data KOMUNIKASI DATA Merupakan gabungan dua teknik yang berbeda yaitu Perpaduan Teknik Komunikasi dan Pengolahan Data Pengertian Komunikasi Data: Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer, - Komunikasi

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS. REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW Point Process Fungsi Distribusi Point Process Karakteristik Point Process Teorema Little Distribusi Point Process PREVIEW Proses

Lebih terperinci

SISTEM TELEKOMUNIKASI

SISTEM TELEKOMUNIKASI 1 SISTEM TELEKOMUNIKASI 1. PENDAHULUAN Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita karena kita selalu terlibat dalam salah satu bentuknya, misalnya: percakapan antar individu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan

Lebih terperinci

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup PESAWAT TELEPON Komponen-komponen Pesawat Telepon Fungsi Pesawat Telepon ( Frequency DTMF (Dual Tone Multi Basic Call Setup TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mengerti tentang komponenkomponen Pesawat

Lebih terperinci

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika te No.233, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Konsep Dasar Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? OUTLINE DEFINISI TELEKOMUNIKASI ELEMEN-ELEMEN PENYUSUN TELEKOMUNIKASI JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

ANALISIS TRAFFIC JARINGAN DENGAN ALGORITMA ERLANG TANPA DELAY

ANALISIS TRAFFIC JARINGAN DENGAN ALGORITMA ERLANG TANPA DELAY 90 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 ANALISIS TRAFFIC JARINGAN DENGAN ALGORITMA ERLANG TANPA DELAY Heni Rahayu, Fatah Yasin, Jatmiko Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas

Lebih terperinci

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon?

Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon? Bagaimana ber-internet di tengah mahalnya Tarif Telepon? Penggunaan Internet makin hari makin menjadi kebutuhan bagi sementara anggota masyarakat. Namun mahalnya tarif telekomunikasi khususnya telepon

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS eko fajar [ST3 TELKOM] [ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id] 1. Karakteristik Point Process a. Stasioner b. Independen c. Simple Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Workflow Diagram Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network

Gambar 3.1 Workflow Diagram Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network Gambar 3.1 Workflow Diagram... 49 Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path... 55 Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network Interface... 56 Gambar 3.4 SVC X.25... 63 Gambar 3.5 SVC Frame-Relay...

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Trafik 1 Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Memahami teori tentang trafik Memahami ipemodelan trafik Memahami tentang intensitas trafik Traffic point of view Sistem Telekomunikasi

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS. PENS-Akatel. Modul 2-2 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (November 2014)

Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS. PENS-Akatel. Modul 2-2 Jaringan Teleponi. Prima Kristalina PENS (November 2014) Program Lanjut Jenjang PJJ Akatel - PENS Modul 2-2 Jaringan Teleponi Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Switching a. Circuit-Switching dan Packet-Switching b. Jenis sambungan pada Circuit-Switching

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 SERVICE RESTRICTION CLASS

PERCOBAAN 5 SERVICE RESTRICTION CLASS PERCOBAAN 5 SERVICE RESTRICTION CLASS 5.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Mengerti jenis fitur layanan yang disediakan sebuah PABX Mengetahui prinsip kerja masing-masing

Lebih terperinci