BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Pendidikan Matematika UMS Pendidikan Matematika adalah salah satu Program Studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Program studi pendidikan Matematika UMS untuk periode ini mendapatkan akreditasi B. Letak geografis pendidikan matematika berada dalam teretorial kampus 1 UMS yaitu Jl. Ahmad Yani Tromol pos 1, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Visi dari Prodi Pendidikan Matematika UMS adalah menjadi pusat pengembangan pendidikan matematika yang profesional, inovatif dan islami. Profesional berarti tenaga pendidik yang dihasilkan harus memiliki kompetensi sebagai seorang guru secara holistic, yaitu mempunyai kompetensi professional, pedagogi, kepribadian dan sosial. Inovatif berarti tenaga pendidik yang dihasilkan harus mampu memberikan arah bagi perubahan dalam bidang pendidikan matematika sesuai dengan situasi zaman. Islami berarti tenaga pendidik yang dihasilkan harus mampu melaksanakan pembelajaran serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Untuk mewujudkan visi dari prodi Pendidikan Matematika FKIP UMS maka dirumuskanlah misi prodi yaitu menyelenggarakan proses pembelajaran secara professional, kreatif dan islami, melakukan inovasi pendidikan matematika, dan menjalin kemitraan untuk meningkatkan kapasitas institusi. Seperti halnya pendidikan nasional yang memiliki tujuan, prodi pendidikan matematika FKIP UMS juga memilikinya. Tujuan dari prodi pendidikan matematika FKIP UMS yaitu menghasilkan pendidik yang mengelola pembelajaran matematika, menghasilkan karya inovatif di bidang matematika dan pendidikan matematika serta meningkatkan partisipasi prodi dalam memajukan pendidikan matematika. Tujuan pertama merupakan hasil yang ingin dicapai dari misi pertama, prodi ingin menghasilkan tenaga pendidik yang tidak hanya mempunyai kompetensi sebagai guru, namun juga tenaga pendidik yang mempunyai gagasan-gagasan kreatif 25

2 26 sehingga mampu memberikan perubahan dalam bidang pendidikan matematika sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Tujuan kedua merupakan hasil yang ingin dicapai dari misi kedua, yaitu dengan melakukan inovasi diharapkan muncul karyakarya inovatif yang berguna bagi pendidikan matematika. Kemudian tujuan ketiga merupakan hasil yang ingi dicapai dari misi ketiga, dengan menjalin kemitraan yang baik dengan sekolah, alumni maupun lembaga lain dapat meningkatkan partisipasi prodi dalam mengembangkan pendidikan matematika di mayarakat. Lembaga pendidikan harus memiliki sasaran dan strategi pengembangan yang jelas dalam pengelolaannya. Adapun sasaran dari prodi pendidikan matematika UMS yaitu meningkatkan kualitas input mahasiswa, meningkatkan kualitas dosen, tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran, meningkatkan kualitas lulusan, meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian, meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah, dihasilkannya karya yang mendapat HAKI, meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian masyarakat dan meningkatkan kerjasama dengan alumni dan lembaga lain. B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian diawali pada tanggal 02 Februari 2016 dengan melakukan komunikasi dengan salah satu dosen pengampu kalkulus diferensial FKIP Matematika UMS. Kemudian setelah melakukan komunikasi aktif dengan dosen pengampu kalkulus diferensial, peneliti mendapatkan data nilai dari mahasiswa matematika yang menempuh mata kuliah kalkulus diferensial. Dari data nilai tersebut dapat dilakukan analisis awal mengenai rata-rata nilai kalkulus diferensial mahasiswa matematika yang akan dijadikan data awal mengenai kesalahan mahasiswa terhadap masalah diferensial. Pada tahap berikutnya peneliti mencoba untuk mengumpulkan dokumentasi pekerjaan UAS mahasiswa pada mata kuliah kalkulus difrensial. Pada tanggal 01 April 2016 peneliti mulai melakukan analisis mengenai kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah diferensial. Peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu, tes dan dokumentasi. Teknik

3 27 pengumpulan data dengan tes yaitu peneliti menggunakan soal tes UAS kalkulus diferensial mahasiswa kelas E sebagai soal penelitian, sedangkan dengan dokumentasi peneliti mengumpulkan data nilai UAS, data nilai akhir kalkulus diferensial dan data pekerjaan mahasiswa matematika pada mata kuliah kalkulus diferensial. Adapun soal-soal yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: Soal 1 1. Tentukan dari masing-masing fungsi berikut : a. y = x 2 y 2 + 3xy b. y = cosh 2 (x 2 1) c. y = e (2x - ) Jawaban: 1a. f (x, y) = x 2 y 2 + 3xy y = 2xy 2 + 3y = 2xy 2 + 3x 1 = - = 1b. y = cosh 2 (x 2 1) = 4x. cosh (x 2 1). sinh (x 2 1) 1c. y = = (2 - ) Soal 2 2. Tentukan kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ) dari kurva pada t =.

4 28 Jawaban:, t = x p = 2 cos y p = sin 2 = 2. = = = 2 sin t. cos t = sin 2t, = sin 2 = 1 = 2 cos2t, = 2 cos 2 = 0 = - 2 sin t, = - 2 sin = - 2. = = - 2 cos t, = - 2 cos = - 2. = = = = - = = = = - K = ± = ± = ± = ± = ± = ± = =

5 29 = = = = 3 x 0 = x p. = -. - = ). =. = - y 0 = y p + = + = + = - 3 = - Pada Soal nomer 1 berhubungan dengan turunan fungsi implisit, sedangkan pada soal nomer 2 berhubungan dengan turunan fungsi parameter dan trigonometri. Peneliti menggunakan dua soal tersebut guna menganalisis kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah diferensial. Kesalahan-

6 30 kesalahan tersebut meliputi kesalahan konsep, kesalahan prinsip, kesalahan operasi dan kesalahan kecerobohan. C. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian diawali dengan pengumpulan data dari narasumber. Kemudian dilanjutkan analisis data untuk mengetahui kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah diferensial. Berdasarkan data yang diperoleh dari 49 mahasiswa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan soal UAS kalkulus diferensial sebagaimana dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Klasifikasi Kesalahan Kesalahan Konsep Prinsip Operasi Kecerobohan Jawaban Benar Soal Nomer 1 14 (28,57%) 10 (20,41%) 07 (14,29%) 05 (10,20%) 13 (26,53%) Soal Nomer 2 19 (38,78%) 13 (26,53%) 02 (4,08%) 06 (12,24%) 09 (18,37%) Dari Tabel 4.1 soal nomer 1 dan 2 tampak bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesalahan konsep yaitu sebanyak 14 mahasiswa pada soal nomer 1 dan 19 mahasiswa pada soal nomer 2. Berikut akan dipaparkan kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit dan turunan fungsi parameter. 1. Kesalahan dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit Soal nomor satu pada tes adalah soal untuk menyelesaikan turunan fungsi implisit. Berdasarkan analisis yang dilakukan, berikut akan dipaparkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit:

7 31 a. Kesalahan konsep Gambar 4.1 kesalahan konsep variasi satu Pada gambar 4.1, fungsi yang diketahui dari soal yaitu y = x 2 y 2 + 3xy, langkah pengerjaan yang benar adalah mengubah fungsi y tersebut ke dalam bentuk f(x,y) menjadi f(x,y)= x 2 y 2 + 3xy y.mahasiswa mengalami kesalahan konsep dimana tidak mengubah fungsi y tersebut kedalam bentuk f(x,y) sehingga mengalami kesalahan waktu mencari dy/dx. Gambar 4.2 kesalahan konsep variasi dua Kemudian pada gambar variasi 4.2, mahasiswa mengalami kesalahan pada penurunanvariabel y. Dalam konsep turunan apabila suatu variabel diturunkan maka hasilnya adalah 1. Begitu pula ketika y diturunkan harusnya menjadi -1 bukan 0.

8 32 Gambar 4.3 kesalahan konsep variasi tiga Gambar variasi 4.3 menunjukkan kesalahan mahasiswa dalam memahami konsep dan metode untuk mengerjakan turunan fungsi implisit yang sistematis dari awal sampai akhir termasuk dalam penggunaan rumus menyelesaikan turunan fungsi implisit. Berdasarkan analisis kesalahan konsep dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah tidak mengubah fungsi y menjadi f(x,y) sehingga menyebabkan kesalahan saat melakukan turunan, salah dalam melakukan penurunan terhadap variabel y, dan salah dalam memahami konsep turunan fungsi implisit yang berdampak pada proses penyelesaian soal. b. Kesalahan prinsip Gambar 4.4 Kesalahan prinsip variasi satu

9 33 Pada gambar 4.4 kesalahan prinsip variasi satu, kita akan menemui dua jenis kesalahan yaitu kesalahan konsep dan kesalahan prinsip. Kesalahan konsep dikarenakan mahasiswa belum memahami konsep turunan fungsi implisit sehingga berakibat pada kesalahan prinsip, yaitu mahasiswa mengalami kesalahan dalam menafsirkan dan menggunakan rumus turunan fungsi implisit. c. Kesalahan operasi Gambar 4.5 Kesalahan operasi variasi satu Kesalahan yang terjadi pada gambar 4.5 adalah kesalahan dalam menuliskan tanda operasi dalam hasil akhir. Kesalahan terjadi saat mahasiswa salah dalam mengalikan tanda negatif di luar kurung dengan tanda positif dalam kurung.

10 34 d. Kesalahan kecerobohan Gambar 4.6 Kesalahan kecerobohan variasi satu Kesalahan yang terjadi pada gambar 4.6 adalah kesalahan dalam perhitungan yang disebabkan karena mahasiswa belum memahami konsep turunan. Mahasiswa melakukan kecerobohan dengan tidak menurunkan variabel y. Kesalahan perhitungan tersebut menyebabkan kesalahan pada jawaban akhir. 2. Kesalahan dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter Soal nomor dua pada tes adalah soal untuk menyelesaikan turunan fungsi parameter yang berkaitan dengan turunan fungsi trigonometri. Berdasarkan analisis yang dilakukan, berikut akan dipaparkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter:

11 35 a. Kesalahan konsep Gambar 4.7 Kesalahan konsep variasi 4 Untuk mencari kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ), kita harus mencari terlebih dahulux p, y p,,, dan. Dilihat dari gambar 4.7 pekerjaan mahasiswa mencari x p dan y p sudah mengalami kesalahan dari awal, dimana tidak memasukkan t dalam dan sehingga x p dan y p menjadi salah, sehingga mahasiswa saat mencari, juga mengalami kesalahan. b. Kesalahan prinsip Gambar 4.8 Kesalahan prinsip variasi dua

12 36 Gambar 4.8 termasuk kesalahan dalam menafsirkan rumus matematika. Dimana seharusnya sin 45 adalah ½ akan tetapi pekerjaan mahasiswa menunjukkan bahwa sin 45 adalah ½ sehingga jawaban akhir menjadi salah. Gambar 4.9 Kesalahan prinsip variasi tiga Kesalahan prinsip pada gambar 4.7 terjadi karena mahasiswa belum sepenuhnya memahami konsep turunan yang mengakibatkan kesalahan dalam penulisan rumus. Kesalahan penulisan rumus tersebut menjadikan mahasiswa bingung dalam melakukan proses turunan sehingga jawabannya menjadi salah. Berdasarkan analisis kesalahan prinsip diatas dapat disimpulkan kesalahan-kesalahan prinsip yang terjadi meliputi kesalahan dalam menafsirkan rumus dalam matematika dan menuliskan rumus turunan. c. Kesalahan operasi Gambar 4.10 Kesalahan operasi variasi dua

13 37 Gambar 4.10 menunjukkan kesalahan penulisan operasi pada rumus turunan. Penulisan rumus yang benar adalah pengurangan, akan tetapi pada pekerjaan mahasiswa dituliskan operasinya adalah penjumlahan. Penulisan operasi yang salah pada rumus diatas menyebabkan jawaban pada penyelesaian tersebut menjadi salah. d. Kesalahan kecerobohan Gambar 4.11 Kesalahan kecerobohan variasi dua Mahasiswa mengalami kesalahan karena tidak konsisten dalam menuliskan tanda operasi sehingga jawaban menjadi salah. Dapat dilihat dari gambar 4.11 pada saat mencari mahasiswa tidak konsisten dalam menuliskan tanda negatif. Gambar 4.12 Kesalahan kecerobohan variasi tiga

14 38 Pada gambar variasi 4.12 kita dapat melihat bahwa mahasiswa mengalami kesalahan melakukan perhitungan pada bentuk pecahan. Mahasiswa mengalami kecerobohan dalam melakukan perkalian antara tanda negatif dengan negatif. Berdasarkan analisis kesalahan kecerobohan dapat disimpulkan kesalahan-kesalahan kecerobohan yang terjadi meliputi ketidakkonsistenan dalam penulisan tanda operasi dan kesalahan dalam perhitungan. D. Pembahasan Setelah data dipaparkan secara detail oleh peneliti, maka akan dibahas mengenai apa yang telah diperoleh dari hasil analisis data. Berikut ini akan disajikan pembahasan secara terperinci. 1. Kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit Soal nomer satu adalah soal tentang turunan fungsi implisit. Berikut akan dipaparkan penjelasan mengenai kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit yang meliputi: a. Kesalahan konsep Kesalahan konsep adalah kesalahan dalam menafsirkan dan menggunakan konsep matematika. Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat disimpulkan bahwa kesalahan konsep yang dilakukandalam menyelesaikan turunan fungsi implisit adalah mahasiswa tidak mengubah fungsi y menjadi f(x,y) sehingga menyebabkan kesalahan saat melakukan turunan, salah dalam melakukan penurunan terhadap variabel y, dan salah dalam memahami konsep turunan fungsi implisit yang berdampak pada proses penyelesaian soal. Diketahui suatu fungsi y = x 2 y 2 + 3xy, ditanyakan dari fungsi tersebut. Untuk mengubah fungsi tersebut dalam kita perlu memahami konsep turunan implisit dan langkah-langkah pengerjaannya. Langkahlangkah dalam menyelesaikan soal turunan fungsi implisit adalahpertama

15 39 harus mengubah fungsi y ke dalam bentuk f(x,y) sehingga menjadi f(x,y)= x 2 y 2 + 3xy y.mengubah fungsi y menjadi f(x,y) penting karena mempengaruhi pada turunan.kemudian, setelah mengubah fungsi y menjadi f(x,y) kita perlu mencari,yang hasilnya akan kita masukkan pada rumus = -. Sedangkan jika kita melihat gambar 4.1 kesalahan konsep variasi satu, mahasiswa dalam mengerjakan soal melewati langkah pertama yaitu tidak mengubah fungsi y menjadi f (x,y). Pada saat mencari mahasiswa masih benar, akan tetapi pada saat mencari jawaban mahasiswa mengalami kesalahan karena tidak adanya variabel y yang akan diturunkan menjadi -1. Sehingga pada saat memasukkan pada rumus akhir, jawabannya menjadi salah. Pada gambar 4.2 kesalahan konsep variasi 2 kita dapat melihat langkah pengerjaan yang sudah benar dari mahasiswa. Pertama, mahasiswa telah mengubah fungsi f menjadi f(x,y), kemudian mencari dan yang terakhir memasukkan ke dalam rumus = -. Jika dilihat dari gambar 4.2, mahasiswa telah benar dalam mengubah fungsi y= x 2 y 2 + 3xymenjadi f(x,y)= x 2 y 2 + 3xy y. Saat mencari jawaban mahasiswa juga sudah benar. Mahasiswa mengalami kesalahan dalam mencari, yaitu salah dalam menurunkan variabel y. Dalam konsep turunan kita mengetahui bahwa apabila suatu variabel diturunkan maka akan bernilai 1, begitu pula turunan dari variabel y adalah -1 bukan 0. Karena dalam mencari mengalami kesalahan maka

16 40 ketika dimasukkan kedalam rumus jawaban akhirnya menjadi salah. Kemudian pada variasi kesalahan konsep yang ketiga mahasiswa mengalami kesalahan dalam memahami turunan fungsi implisit. Dalam turunan fungsi implisit kita mengetahui f(x,y)= 0 dan kita perlu mengubah fungsi y menjadi f(x,y). Langkah selanjutnya adalah mencari yang disebut dengan diferensial parsial, sehingga dengan f(x,y)= 0 maka = -. Mahasiswa dalam mengerjakan soal diatas tidak menggunakan langkah-langkah penyelesaian yang benar dan sistematis dari awal sampai akhir sehingga jawaban akhir menjadi salah. Mahasiswa juga tidak memahami, metode apa yang harus digunakan dalam menyelesaikan soal. Hal tersebut disebabkan mahasiswa belum memahami konsep turunan fungsi implisit, sehingga mahasiswa bingung bagaimana cara menyelesaikan soal turunan fungsi implisit. Dari analisis data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki pemahaman konseptual yang baik cenderung tidak memiliki pemahaman prosedural yang baik juga. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan mahasiswa yang tidak memahami konsep cenderung tidak menyelesaikan soal secara sistematis dan sesuai dengan langkah-langkah pengerjaan. Oleh sebab itu, mahasiswa dalam mengerjakan soal turunan fungsi implisit harus memahami konsepnya terlebih dahulu agar bisa menentukan langkah dan metode pengerjaan yang benar dan sistematis. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Schneider dkk (2011) bahwa siswa yang dapat menghubungkan antara pemahaman konseptual dan prosedural akan pandai dalam menemukan solusi dari permasalahan dengan berbagai teknik pemecahan masalah.

17 41 b. Kesalahan prinsip Kesalahan prinsip adalah kesalahan dalam menafsirkan dan menggunakan rumus matematika. Berdasarkan deskripsi data penelitian kesalahan prinsip dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit adalah kesalahan dalam menggunakan rumus metematika karena belum memahami konsep dalam turunan. Pada gambar 4.4 kesalahan prinsip variasi satu, kita akan menemui dua jenis kesalahan yaitu kesalahan konsep dan prinsip, lebih tepatnya kesalahan konsep yang berakibat pada kesalahan prinsip. Kesalahan konsep dikarenakan mahasiswa belum memahami konsep turunan fungsi implisit. Sedangkan pada kesalahan prinsip, mahasiswa mengalami kesalahan dalam menafsirkan dan menggunakan rumus turunan fungsi implisit. Dalam mengerjakan soal turunan fungsi implisit, terlebih dahulu kita harus mengubah fungsi y menjadi f(x,y). Kemudian kita mencari yang hasilnya kita bisa masukkan dalam rumus = -. Mahasiswa dalam mengerjakan soal tidak melalui langkah-langkah pengerjaan yang benar dan sistematis dari awal sampai akhir sehingga jawaban akhir menjadi salah. Mahasiswa juga mengalami kebingungan dalam memilih metode penyelesaian yang benar. Berawal dari ketidakpahaman konsep turunan fungsi implisit menjadikan mahasiswa melakukan kesalahan prinsip yaitu kesalahan dalam menggunakan rumus turunan fungsi implisit. Dari analisis data dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa yang tidak memiliki pemahaman konseptual yang baik cenderung tidak memiliki pemahaman prosedural yang baik juga. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan mahasiswa yang tidak memahami konsep cenderung tidak bisa menafsirkan bahasa matematika, aturan matematika, algoritma dan prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan pendapat Hiebert (2013) bahwa anak yang memiliki pemahaman prosedural mungkin akan pandai dalam menyelesaikan

18 42 permasalahan, tetapi jika tidak diimbangi dengan pemahaman konseptual maka anak akan cenderung menghafal langkah-langkah pemecahan masalah dan tidak tahu mengapa dia melakukan prosedur itu. Siswa tersebut tidak tahu mengapa dia mengerjakan seperti itu, hanya menghafal langkah-perlangkah. c. Kesalahan operasi Kesalahan operasi adalah kesalahan dalam menggunakan operasi dalam matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.kesalahan operasi yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit adalah kesalahan menuliskan tanda operasi pada hasil akhir. Kesalahan terjadi saat mahasiswa salah dalam mengalikan tanda negatif di luar kurung dengan tanda positif dalam kurung. Diketahui sebuah fungsi y= x 2 y 2 + 3xy. Untuk mencari dari fungsi tersebut harus melewati langkah-langkah sebagai berikut: pertama, mahasiswa telah mengubah fungsi y menjadi f(x,y), kemudian mencari dan yang terakhir memasukkan ke dalam rumus = -. Jika dilihat dari gambar 4.5, mahasiswa telah benar dalam menurunkan fungsi y= x 2 y 2 + 3xy menjadi f(x,y)= x 2 y 2 + 3xy y, dan saat mencari dan jawaban mahasiswa juga sudah benar. Mahasiswa mengalami kesalahan pada perhitungan setelah memasukkan dan kedalam rumus = -. Rumus yang digunakan sudah benar, memasukkan dan pada rumus juga sudah benar, kesalahan terjadi pada operasi perkalian antara tanda negatif diluar kurung dengan tanda

19 43 positif di dalam kurung. Seharusnya jawaban yang benar adalah =. Dari analisis data dapat disimpulkan tingkat pemahaman dan ketelitian yang kurang baik akan mempengaruhi pada kesalahan operasi. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan mahasiswa yang tidak teliti dan kurang memahami rumus mengalami kesalahan dalam operasi perkalian. Mahasiswa dalam mengerjakan matematika selain harus memahami konsep dan mengetahui rumus, ia juga dituntut memiliki ketelitian dalam menghitung. Kesalahan dalam operasi adalah kesalahan yang terjadi apabila mahasiswa mengerjakan soal dengan operasi aritmatika seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kesalahan operasi yang sering terjadi dalam mengerjakan matematika diperkuat dengan adanya penelitian Malau (1996: 44) yaitu penyebab kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah kurangnya penguasaan materi prasyarat, kurangnya penggunaan bahasa matematika, keliru menafsirkan dan menerapkan rumus, salah perhitungan dalam operasi dan kurang teliti. d. Kesalahan kecerobohan Kesalahan kecerobohan adalah kesalahan dalam melakukan perhitungan dalam matematika. Kesalahan yang terjadi pada gambar 4.6 adalah kesalahan dalam perhitungan yang disebabkan karena mahasiswa belum memahami konsep turunan yang akhirnya mengakibatkan pada salah perhitungan. Mahasiswa melakukan kecerobohan dengan tidak menurunkan variabel y. Kesalahan perhitungan tersebut menyebabkan kesalahan pada jawaban akhir. Mahasiswa telah mengubah fungsi y menjadi f(x,y), kemudian mencari dan terakhir memasukkan ke dalam rumus

20 44 = -. Namun, pada saat mencari mahasiswa mengalami kecerobohan dengan tidak menurunkan variabel y sehingga jawaban akhir menjadi salah. Dalam mengerjakan matematika dibutuhkan pemahaman konseptual dan prosedural yang baik. Pemahaman konseptual akan menunjang pemahaman prosedural, maka dari itu keduanya menjadi penting untuk dipahami. Pada kesalahan kecerobohan variasi satu, mahasiswa cenderung telah memiliki pemahaman konseptual dan prosedural yang cukup baik. Akan tetapi, mahasiswa melakukan kecerobohan dalam perhitungan dengan tidak menurunkan variabel y. Sehingga hal tersebut berakibat pada salahnya jawaban akhir. 2. Kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter Soal nomer dua merupakan soal tentang turunan fungsi parameter yang juga berkaitan dengan turunan fungsi trigonometri. Berikut akan dipaparkan penjelasan mengenai kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter yang meliputi: a. Kesalahan konsep Kesalahan konsep yang dilakukan mahasiswa adalah kesalahan sebelum mencari kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ), kita harus mencari terlebih dahulux p, y p,,, dan. Dilihat dari pekerjaan mahasiswa pada gambar 4.7, mahasiswa dalam mencari x p dan y p sudah mengalami kesalahan dari awal, dimana tidak memasukkan t dalam dan sehingga x p dan y p menjadi salah. Dikarenakan sudah salah dari awal maka saat mencari, mahasiswajuga mengalami kesalahan. Sebagai contoh, jika

21 45 mencari maka harus menurunkan menjadi = - 2 sin t, = - 2 sin = - 2. =, turunan dari cos t adalah sin t jadi = - 2 sin t. Kesalahan tersebut terjadi karena mahasiswa belum memahami turunan fungsi trigonometri. Dikarenakan dari awal pengerjaan sudah sehingga menyebabkan jawaban dari kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ) juga salah. Mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter tidak bisa menentukan metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal tersebut terlihat dari pekerjaan mahasiswa yang dari awal sampai akhir mengalami kesalahan. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa tersebut memiliki pemahaman konseptual yang lemah, begitupun terlihat pada hasil pekerjaannya yang menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki pemahaman prosedural yang kurang baik. Menurut Hiebert dan Wearne (2010) menyatakan bahwa pemahaman yang baik dapat menghasilkan dan memilih prosedural yang baik. b. Kesalahan prinsip Pada soal diketahui dan dengan t=. Untuk mencari kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ), kita harus mencari terlebih dahulu x p, y p,,, dan. Dilihat dari pekerjaan mahasiswa saat mencari x p dan y p jawabanya adalah, sudah mengalami kesalahan dari awal, seharusnya x p = 2 cos y p = sin 2 = 2. = =

22 46 Akan tetapi jika kita melihat pekerjaan mahasiswa yang mengalami kesalahan prinsip dituliskan, y p = sin 2 = sin. sin =. =. Mahasiswa melakukan salah penafsiran pada nilai sin yang seharusnya akan tetapi dituliskan nilai sin. Hal tersebut menyebabkan jawaban akhir menjadi salah. Kemudian kesalahan prinsip variasi tiga merupakan kesalahan penafsiran dalam memahami rumus matematika pada turunan. Pada gambar 4.9 dapat dilihat bahwa mahasiswa salah dalam menuliskan rumus turunan. Dimana rumus yang benar adalah,, dan, akan tetapi mahasiswa tersebut terbalik dalam menulikan rumus yaitu,, dan. Sebagai contoh adalah turunan pertama y terhadap t akan tetapi mahasiswa menuliskan. Kesalahan prinsip pada gambar 4.9 terjadi karena mahasiswa belum memahami sepenuhnya mengenai turunan yang mengakibatkan kesalahan dalam penulisan rumus. Kesalahan rumus tersebut menjadikan mahasiswa bingung dalam melakukan proses turunan sehingga jawabannya menjadi salah. Pembahasan diatas menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pemahaman prosedural cukup baik akan tetapi kurang dalam pemahaman konseptual. Kekurangan dalam pemahaman konseptual tersebut yang menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan prinsip. Bermula dari pemahaman yang belum tuntas mengakibatkan mahasiswa salah dalam menafsirkan dan menggunakan rumus matematika. Disini dapat dilihat pemahaman konsep memegang peranan penting dalam menyelesaikan matematika. Mahasiswa dituntut tidak hanya menghafal langkah-langkah pengerjaan akan tetapi juga paham konsepnya.

23 47 Hal ini sesuai dengan penelitian dari Gultepe dkk (2013) yang menyatakan bahwa pemahaman konseptual dan kemampuan proses dalam matematika mempengaruhi pemecahan masalah, namun yang mempunyai peranan lebih besar dalam memecahkan masalah adalah pemahaman konsep. c. Kesalahan operasi Kesalahan operasi adalah kesalahan dalam menggunakan operasi aritmatika dalam matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Berdasarkan deskripsi data disimpulkan kesalahan operasi yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter adalahkesalahan penulisan operasi pada rumus turunan. Gambar 4.10 menunjukkan kesalahan penulisan operasi pada rumus turunan. Penulisan rumus yang benar adalah pengurangan, akan tetapi pada pekerjaan mahasiswa dituliskan operasinya adalah penjumlahan. Penulisan operasi yang salah pada rumus diatas menyebabkan jawaban pada penyelesaian tersebut menjadi salah. Untuk mencari kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ), kita harus mencari terlebih dahulu x p, y p,,, dan. Kesalahan operasi pada mahasiswa terletak pada penulisan tanda operasi pada rumus =. Jika kita lihat pada gambar 4.10, mahasiswa menuliskan rumusnya adalah =, perbedaannya terletak pada tanda operasinya, untuk rumus yang benar operasinya adalah pengurangan, karena rumus salah maka jawaban menjadi salah. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan tingkat pemahaman dan ketelitian yang kurang baik akan mempengaruhi pada kesalahan

24 48 operasi. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan mahasiswa yang tidak teliti dan kurang cermat dalam menuruskan rumus turunan kedua. Hal tersebut senada dengan penelitian Malau (1996: 44) yaitu penyebab kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah kurangnya penguasaan materi perasyarat, kurangnya penggunaan bahasa matematika, keliru menafsirkan dan menerapkan rumus, salah perhitungan dalam operasi dan kurang teliti. d. Kesalahan kecerobohan Kesalahan kecerobohan adalah kesalahan dalam melakukan perhitungan dalam matematika.berdasarkan analisis kesalahan kecerobohan dapat disimpulkan kesalahan-kesalahan kecerobohan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi parameter meliputi ketidakkonsistenan dalam penulisan tanda operasi dan kesalahan dalam perhitungan. Pada gambar 4.11 kesalahan kecerobohan variasi dua adalah soal untuk mencari kelengkungan K, jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan C (x 0, y 0 ), kita harus mencari terlebih dahulu x p, y p,,, dan. Mahasiswa mengalami kesalahan karena tidak konsisten dalam menuliskan tanda operasi pada = - 2 cos t= 2 cos = 2. =. Penulisan tanda negatif pada -2 cos t tidak dituliskan mahasiswa secara konsisten karena kurang teliti. Kesalahan kecerobohan variasi tiga terdapat pada saat mencari pusat kelengkungan, yaitu salah dalam perhitungannya. Jawaban yang benar adalah x 0 = x p. = -. - = ).

25 49 =. = - Pada jawaban mahasiswa bisa dilihat pada gambar 4.12 langkah awal sudah benar, mahasiswa mengalami salah perhitungan saat melakukan perkalian yang bertanda negatif dengan pecahan bertanda negatif. Mahasiswa mengalami kesalahan saat menyederhanakan =. )) = = = Kesalahan perhitungan terjadi ketika. )) yang seharusnya menjadi. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan ketelitian yang kurang baik akan mempengaruhi pada kesalahan menghitung. Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan mahasiswa yang tidak teliti banyak mengalami kesalahan dalam perhitungan dan penulisan tanda operasi. Berdasarkan penelitian Hanik (2003) menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan perhitungan matematika dapat dikelompokkan menjadi kesalahan prasyarat (45,77%), kesalahan konsep (55,6%) dan kesalahan menghitung (61,97%).

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Hal itu dapat dilihat dari waktu jam pelajarannya yang lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di perguruan tinggi mempunyai tujuan pembelajaran. Menurut Subroto (2012: 15), tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci tentang

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi Analisis Terhadap Mahasiswa Pada Mata Kuliah Matematika Dasar Program Studi Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (PTK Kelas VIIC MTs Al-Ishlah Pulokulon Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana

BAB I PENDAHULUAN. perkalian dan pembagian. Operasi aritmatika dalam pecahan tidak sesederhana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menguasai matematika maka diperlukan konsep dasar dari matematika itu sendiri yaitu aritmatika. Pada umumnya para siswa kurang memahami konsep operasi aritmatika

Lebih terperinci

Oleh: QONITAH HAPPY EXACTA A

Oleh: QONITAH HAPPY EXACTA A PENGARUH PERSEPSI TENTANG VARIASI GAYA MENGAJAR DOSEN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Setelah Guru Menjelaskan Dengan Menggunakan Media Miniatur Bangun Ruang

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Setelah Guru Menjelaskan Dengan Menggunakan Media Miniatur Bangun Ruang Tugas Mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Setelah

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI (PTK Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII B Semester Gasal SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/

PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH KALKULUS DIFERENSIAL MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

Lebih terperinci

MARINI FITRI RAHMAWATI A

MARINI FITRI RAHMAWATI A KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN PEMAHAMAN KTSP TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET PADA SISWA KELAS XII SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maret 2015 pukul digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. Maret 2015 pukul digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dari masa ke masa terus menerus mengalami kemajuan sebagai bentuk gerakan bangsa menuju yang lebih baik. Penyelenggaraan pendidikan ditingkat sekolah pun

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi STUDI TENTANG PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 DITINJAU DARI STRATEGI MENGAJAR DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DWI APRI ISWATI A 510 090 159 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat mengubah pola pikir

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI POKOK LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas XI AK Semester Gasal SMK Prawira Marta Kartasura Tahun 2013/2014)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Lokasi Penelitian SMA Negeri Kartasura berlokasi di Jalan Raya Solo-Yogya, Pucangan, Kartasura. SMA Negeri Kartasura merupakan

Lebih terperinci

GUNTUR PRASETYO ADHI A

GUNTUR PRASETYO ADHI A PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A PRESTASI BELAJAR TEORI AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD )

JURNAL PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ) JURNAL PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 01 ALASTUWO POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK SOAL CERITA MELALUI METODE POLYA TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Campuran Kelas III SD Muhammadiyah Wringinanom

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Campuran Kelas III SD Muhammadiyah Wringinanom Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Campuran Kelas III SD Muhammadiyah Wringinanom Safirah Islamiyah 148620600191/6/A3 S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah sidoarjo safirahislamiyah17@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI PECAHAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 2 MALANG Oleh: Sitti Sahriah 1) Makbul Muksar 2) Trianingsih Eni Lestari 3) Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa dari tingkat SD sampai SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi, karena matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang akan terus berlangsung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 96 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian ini akan dibahas beberapa kajian antara lain: (1) Desain penelitian, (2) Partisipan dan tempat penelitian, (3) Pengumpulan data, (4) Validitas penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Muhlisrarini, 2014: 48) matematika adalah ilmu yang membahas. angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik,

BAB I PENDAHULUAN. dan Muhlisrarini, 2014: 48) matematika adalah ilmu yang membahas. angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan satu diantara pelajaran yang sangat penting dalam pengembangan potensi diri di Sekolah. Menurut Ismail (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 48) matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015

PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 PENGARUH PROFESI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER GASAL SD NEGERI SIGIT 3 TAHUN AJARAN 2014/ 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH AKAR PERSAMAAN TAK LINEARPADA MATA KULIAH METODE NUMERIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH AKAR PERSAMAAN TAK LINEARPADA MATA KULIAH METODE NUMERIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH AKAR PERSAMAAN TAK LINEARPADA MATA KULIAH METODE NUMERIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Reni Wahyuni Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN GURU DAN KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: 0 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Kudus) SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SD DALAM POKOK BAHASAN PECAHAN

ANALISIS KEMAMPUAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SD DALAM POKOK BAHASAN PECAHAN ANALISIS KEMAMPUAN PENGETAHUAN KONSEPTUAL DAN PROSEDURAL SISWA SD DALAM POKOK BAHASAN PECAHAN Yunni Arnidha Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Jl. Makam KH. Ghalib No 112 Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI I GOMBANG

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENYELESAIAN MASALAH TURUNAN

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENYELESAIAN MASALAH TURUNAN ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENYELESAIAN MASALAH TURUNAN PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN 2012/2013 AGUNG SUPRIYANTO

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK PROBING DALAM KELOMPOK KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika di kelas VII D MTs Negeri Sukoharjo Pada Pokok Bahasan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS 6 SDN KAYEN 01 SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik berupa kemajuan dan peningkatan. Pendidikan dapat menjadi

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DESY NUR ROHMAWATI A

Diajukan Oleh: DESY NUR ROHMAWATI A PENGARUH FREKUENSI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KELAS V SD NEGERI 01 POTRONAYAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era-globalisasi sekarang ini sebagai warga Negara Indonesia perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE

PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI STRATEGI SCRAMBLE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SAMBIDUWUR 2 KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SAFITRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar sampai tingkat sekolah menengah. Dikarenakan matematika merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 25, Maret 2017 ISSN 2541-0660 2017 ANALISIS KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX SMP NEGERI 5 KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2012 NASKAH

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI TANGGUNG JAWAB MAHASISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2010 JURNAL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli 2011 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) BERBASIS LESSON STUDY (PTK Pada Siswa Kelas XI Seni Rupa SMK Negeri 9 Surakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER Sri Irawati Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Alamat : Jalan Raya Panglegur 3,5 KM

Lebih terperinci

FARIDHA LISTIYANA A

FARIDHA LISTIYANA A ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEYELESAIKAN SOAL RUMUS RUMUS SEGITIGA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMAN 1 CAWAS KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai bidang, sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO

PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO PENGARUH REWARD DAN ICE BREAKER TERHADAP MINAT BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SD N NGADIREJO 01 KEC. KARTASURA, KAB. SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KALKULUS I DAN KALKULUS II TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR. Sri Rejeki

KONTRIBUSI KEMAMPUAN KALKULUS I DAN KALKULUS II TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR. Sri Rejeki JPM IAIN Antasari Vol. 03 No. 1 Juli Desember 2015, h. 1-14 KONTRIBUSI KEMAMPUAN KALKULUS I DAN KALKULUS II TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS VEKTOR Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET PADA SISWA KELAS XII SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI PADA MATERI KEANEKARAGAMAN MAHKLUK HIDUP DENGAN STRATEGI GUIDED NOTE TAKING MELALUI MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 SAWIT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN PGSD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PGSD SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015

PENGARUH MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN PGSD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PGSD SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015 PENGARUH MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN PGSD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PGSD SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi KONTRIBUSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AUDITING PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SEMESTER GASAL 2014/2015 Usulan Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING WITH QUIS TEAM (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIIA SMP Muhammadiyah 3 Karangpandan)

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Lebih terperinci

SULISTYANI AGUSTINA A

SULISTYANI AGUSTINA A PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PELAJARAN MATEMTAIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 JATEN KECAMATAN JATEN KABUPATEN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KOMPARASI HASIL BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA ANTARA LULUSAN SMA DENGAN SMK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar i NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA MANIK-MANIK WARNA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 02 DEMAKAN KABUPATEN SUKOHARJO

Lebih terperinci

EVAN RESTYAWAN A

EVAN RESTYAWAN A PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN POPULASI DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SD N 2 WATUGEDE KEMUSU BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEER LESSON UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN, KEBERANIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI TKJ2

PENERAPAN STRATEGI PEER LESSON UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN, KEBERANIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI TKJ2 1 PENERAPAN STRATEGI PEER LESSON UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN, KEBERANIAN DAN PEMAHAMAN KONSEP DALAM MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI TKJ2 SMK N 1 BANYUDONO TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PERPADUAN GAMBAR DENGAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GABUS 4 SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 FKIP Matematika. Disusun Oleh: ELYANIAR DELTA SP A

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 FKIP Matematika. Disusun Oleh: ELYANIAR DELTA SP A PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANGUIDE NOTE-TAKING (GNT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Siswa Kelas VIII B SMP N 3 Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL

KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK CERITA POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Naskah Publikasi SRI SUHARIYANTO A 410 110 076

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

SEPTERIA YUANAN PUTRI A

SEPTERIA YUANAN PUTRI A PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II SEMPUKEREP SIDOHARJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: SEPTERIA

Lebih terperinci

PENINGKATANN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATANN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY NASKAH PUBLIKASI PENINGKATANN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar STUDI KOMPARASI STRATEGI NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) dan INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDIT AN-NUR GEMOLONG TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Kata Kunci: analisis kesalahan, perbandingan

Kata Kunci: analisis kesalahan, perbandingan Analisis Kesalahan Siswa Kelas V SDN Candinegoro dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Eka Febrilia Yuanda 148620600167/6/A3 (ekafebrilia96@gmail.com) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Maju dan berkembangnya suatu bangsa erat sekali hubungannya dengan pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas dari dunia

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERAWATAN ASET DAN FASILITAS GEDUNG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri)

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERAWATAN ASET DAN FASILITAS GEDUNG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri) TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI PERAWATAN ASET DAN FASILITAS GEDUNG UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif pada semua aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor paling penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilalui individu untuk meningkatkan kualitas pribadi dalam hidup bermasyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting sehingga suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI TRIGONOMETRI

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI TRIGONOMETRI ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI TRIGONOMETRI Alfin Nurlaili Zain 1, Lili Supardi 2, Harfin Lanya 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura lanya.harfin@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ALJABAR

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ALJABAR ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ALJABAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Matematika Pada Fakultas

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PENGUASAAN BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS X PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PROBLEMATIKA PENGUASAAN BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS X PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PROBLEMATIKA PENGUASAAN BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS X PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh: ABDUL AZIS NASRUDIN ARSYAD A

Oleh: ABDUL AZIS NASRUDIN ARSYAD A PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA KELAS VII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 2 GATAK TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting, karena pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah

Lebih terperinci

(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014) Naskah Publikasi. Diajukan Oleh :

(PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester Gasal SMP Negeri 23 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014) Naskah Publikasi. Diajukan Oleh : IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII C Semester

Lebih terperinci

Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Limit Fungsi Trigonometri Pada Siswa Kelas Ii Smun 4 Palangka Raya

Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Limit Fungsi Trigonometri Pada Siswa Kelas Ii Smun 4 Palangka Raya 119 ISSN : 189-857 Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Limit Fungsi Trigonometri Pada Siswa Kelas Ii Smun 4 Palangka Raya Atin Supriatin atinatin45@gmail.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Trianto, 2014: 1). Sejalan dengan pendapat tersebut, Trianto (2014:

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD. Diajukan Oleh :

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD. Diajukan Oleh : STUDI KOMPARASI STRATEGI TEAMS GAME TOURNAMENT DAN EXAMPLE NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA 3 SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci