PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU"

Transkripsi

1 INVENTARISASI DAN KAJIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA TERHADAP KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH TINGKAT PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU 1

2 DAFTAR ISI I BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang 2. Penduduk Indonesia dan Permasalahan 3. Tujuan Penulisan II BAB II Kebijakan Kependudukan dan KB 1. Visi dan Misi Program Kependudukan dan KB 2. Grand Strategi 3. Road Map III BAB III Analisis Kebijakan Kependudukan Pembangunan Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten 1. Gambaran Umum 2. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah - Propinsi Bengkulu - Kota Bengkulu - Kabupaten Bengkulu Utara - Kabupaten Kaur - Kabupaten Kepahiang - Kabupaten Mukomuko - Kabupaten Seluma IV BAB IV Analisis Kependudukan dan Penetapan Parameter 1. Kondisi Diinginkan 2. Analisis Penduduk hasil Sensus Penduduk Tahun Penetapan Parameter Propinsi Bengkulu a. Demografi b. Keluarga Berencana... Hal

3 c. Sosial, Ekonomi, Pertanian V BAB V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran 35 3

4 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk, kebijakan pembangunan berkelanjutan adalah kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk saat ini sekaligus mempertimbangkan kesejahteraan penduduk dimasa mendatang, kebijakan pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup penduduk saat ini tidak boleh mengorbankan kesejahteraan penduduk generasi mendatang. Walaupun secara geografis Provinsi Bengkulu belum menghadapi masalah kependudukan yang belum begitu mengkhawatirkan dalam arti kemampuan untuk menampung jumlah penduduknya, namun perlu disadari bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,6 dan angka TFR sebesar 2,5 diperkirakan setiap 25 tahun penduduk Bengkulu akan berlipat 2 kali jumlahnya, yang disebabkan antara lain oleh struktur umur penduduk yang kurang menguntungkan dan tingginya angka kelahiran PUS muda umur tahun. Variabel tingkat pertumbuhan penduduk sangat erat kaitannya dengan kemampuan daerah untuk menyediakan lapangan kerja dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara kuantitatif dan kualitatif. Menurut Malthus bahwa tingkat pertumbuhan penduduk berjalan relative lebih cepat dibanding proses penyediaan sumber daya ( resourses ) yang dibutuhkan, dengan demikian jelas 4

5 bahwa pertumbuhan penduduk yang relative tinggi akan menimbulkan masalah yang tidak sederhana terutama masalah social, ekonomi, stabilitas politik dan lain sebagainya. 2. Penduduk Indonesia dan Permasalahan Permasalahan yang dihadapi dalam bidang kependudukan semakin kompleks, bukan lagi berkaitan dengan indikator umum kependudukan, seperti pengendalian jumlah penduduk, penurunan angka fertilitas, penurunan angka kematian bayi, anak serta migrasi penduduk, akan tetapi telah bergeser pada isuisu yan lebih luas berkaitan dengan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, hak azasi manusia, keseteraan gender, kesehatan reproduksi, penduduk usia lanjut, pengangguran dan kemiskinan. Di Indonesia ada empat aspek kependudukan yang menjadi kendala dan tantangan yang cukup berat, yaitu : a. kuantitas, penduduk Indonesia berjumlah sangat besar, yaitu nomor empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Dewasa ini penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 240 juta jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yaitu sekitar 1,49% per tahun sesuai hasil Sensus Penduduk 2010 yang lalu. b. Kualitas penduduk yang relatif masih rendah. Kualitas penduduk yang masih rendah ini ditandai antara lain dengan angka kematian yang masih tinggi, pendidikan yang rendah, angka kemiskinan yang masih besar jumlahnya, serta secara umum Indeks Pembangunan Manusia yang masih ditataran bawah. c. Persebaran penduduk Indonesia persebarannya sangat tidak merata. Sekitar 58% penduduk tinggal di Pulau Jawa dan Madura yang luas areanya hanya sekitar 7% dari luas Indonesia. Jumlah penduduk yang tidak merata dan berjejal di suatu wilayah akan memberikan beban yang berat bagi wilayah yang bersangkutan termasuk masalah lingkungan (environmental stress) seperti kerusakan hutan (termasuk bakau), kerusakan terumbu karang, masalah air 5

6 bersih (water management), sampah, terumbu karang, pendangkalan sungai, serta polusi udara yang parah. d. Data, informasi, dan administrasi kependudukan yang perlu dibenahi. Kartu tanda penduduk (KTP) dan pencatatan atau registrasi penduduk berkenaan dengan kelahiran, kematian, kedatangan, dan kepergian belum bisa dilakukan dengan tertib, disiplin, serta cermat sesuai ketentuan. 3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan untuk melakukan identifikasi dan menginventarisasi kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan Kependudukan dan Program KB di Propinsi Bengkulu baik tingkat propinsi maupun kabupaten dalam rangka mensinergiskan kebijakan kependudukan dan Keluarga Berencana dalam mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. 6

7 BAB II KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA 1. VISI DAN MISI PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB A. Visi : Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015 B. Misi : 1. Menyelenggarakan pembangunan Keluarga Berencana dalam rangka : Penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja Pemenuhan hak-hak reproduksi Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga peserta KB 2. Melaksanakan pengendalian penduduk melalui : Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk Penetapan parameter penduduk Penyediaan analisis data dan informasi pengendalian penduduk dan pembangunan Keluarga Berencana 3. Strategi : Menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk Menggerakkan dan memberdayakan stakeholder, mitra kerja dan masyarakat Menata kelembagaan Memperkuat Sumber Daya Manusia pegawai dan tenaga program Meningkatkan pembiayaan 2. GRAND STRATEGI a. Visi dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk adalah: Terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah, struktur, dan persebaran penduduk dengan lingkungan hidup baik yang berupa 7

8 daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan, tetapi juga dengan kondisi perkembangan sosial dan budaya masyarakat. b. Misi dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk adalah: Misi dari Grand Design pengendalian Kuantitas Penduduk mencakup dua hal berikut: 1. Membangun komitmen para pemangku kepentingan dan penentu kebijakan (prime stakeholders) tentang penting dan strategisnya upaya pengendalian kuantitas penduduk bagi pembangunan berkelanjutan; 2. Membentuk atau menyempurnakan peraturan perundang-undangan (regulasi) yang mendukung upaya pengendalian kuantitas penduduk. c. Kebijakan Terdapat tiga arah kebijakan yang dirumuskan dalam Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk, yaitu: 1. Bahwa pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui penetapan perkiraan angka fertilitas, mortalitas, dan mobilitas penduduk; 2. Bahwa pengendalian kuantitas penduduk dimaksudkan agar kuantitas penduduk sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan; 3. Bahwa pengendalian kuantitas penduduk dilakukan tidak hanya pada tingkat nasional tetapi juga pada tingkat daerah secara berkelanjutan. d. Aspek Untuk mengatasi masalah kependudukan yang demikian kompleks, serta sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Pemerintah membuat semacam grand design pembangunan kependudukan di Indonesia, yang terdiri dari dari 5 (lima) aspek pembangunan kependudukan, yaitu: 8

9 1. Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk; 2. Grand Design Peningkatan Kualitas Penduduk; 3. Grand Design Pengarahan Mobilitas Penduduk; 4. Grand Design Pembangunan Keluarga. 5. Grand Design Pembangunan Data-Base Kependudukan. e. Tujuan Grand Design : 1. Memberikan arah kebijakan bagi pelaksanaan pengendalian kuantitas penduduk nasional ; 2. Menjadi pedoman bagi penyusunan Road Map pengendalian kuantitas penduduk , , , , dan Menjadi pedoman bagi lembaga serta pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan. 4. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melalui rekayasa kondisi penduduk optimal yang berkaitan dengan jumlah, struktur/komposisi, pertumbuhan, serta persebaran penduduk. 5. Mengendalikan pertumbuhan dan persebaran penduduk sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan secara nasional melalui pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, dan pengarahan mobilitas penduduk. f. Sasaran Umum Grand Design Sasaran fertilitas diarahkan pada pencapaian kondisi penduduk tumbuh seimbang (PTS) pada tahun 2015 yang ditandai dengan : 1. TFR sebesar 2,1 per wanita diturunkan pada tahun 2020 TFR sebesdar 1,85 2. NRR sebesar 1 per wanita pada tahun 2015 dan pada tahun 2020 NRR menjadi 0,89 per wanita. 9

10 3. Angka kematian bayi (IMR) pada tahun menjadi 21 per 1000 kelahiran hidup dan menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup pada kurun waktu g. Ukuran Keberhasilan Keberhasilan dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk ini akan dilihat dari sejauh mana sasaran-sasaran kependudukan tersebut dapat dicapai pada setiap periode waktu, seperti pemakaian kontrasepsi, angka kelahiran total, Net Reproduction Rate, angka kelahiran kasar, laju pertumbuhan penduduk, serta jumlah penduduk. Termasuk juga di dalamnya adalah sasaransasaran mortalitas seperti angka kematian bayi dan angka harapan hidup. h. Strategi Pelaksanaan Di tingkat nasional, strategi pelaksanaan dari Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk ini mencakup dua hal pokok, yaitu: (1) Menyangkut penyempurnaan regulasi nasional yang terkait dengan upaya pengendalian kuantitas penduduk; dan (2) Melalui penyelesaian Peraturan Pemerintah dan regulasi ikutan sebagai penjabaran Undang-Undang No. 52 tahun Di tingkat kementrian, lembaga atau pemerintah daerah, strategi pelaksanaan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk ini berkaitan dengan: (1) Implementasi kebijakan atau program yang berkaitan dengan komponen-komponen pengendalian kuantitas penduduk; dan (2) pelaksanaan upaya pengendalian fertilitas, penurunan mortalitas, dan pengarahan mobilitas penduduk. 3. ROAD MAP a. Tujuan Road Map Grand design pengendalian kuantitas penduduk ini mencakup kurun waktu 2010 sampai dengan Pada setiap periode lima tahun dari tahun 2010 akan 10

11 dibuat semacam road map untuk mengetahui sejauh mana sasaran-sasaran pengendalian kuantitas penduduk telah dapat dicapai, baik yang mencakup fertilitas, mortalitas, maupun persebaran. Dengan demikian tujuan dari road map ini adalah agar secara sistematis dan terencana diketahui sasaran-sasaran yang harus dicapai pada setiap periode, serta kebijakan, strategi, dan program yang perlu dilakukan. b. Sasaran Kependudukan 1. Fertilitas Pada tahun 2015 diharapkan peserta KB di Indonesia akan berjumlah sebesar 70% dari pasangan usia subur (PUS) dengan 65% adalah pemakai kontrasepsi modern, pada tahun 2035 peserta KB di Indonesia akan berjumlah 80% dari PUS dengan 75% adalah peserta KB modern. Angka Fertilitas Total (TFR) diharapkan menurun pada tahun 2015 diperkirakan angka fertilitas total akan menurun mencapai kondisi penduduk tumbuh seimbang (replacement level fertiliy) dengan TFR sebesar 2,1 per wanita atau Net Reproduction Rate (NRR) sebesar 1 per wanita. Angka fertilitas ini secara konsisten diharapkan terus menurun sehingga pada tahun 2035 Angka Fertilitas Total di Indonesia mencapai 1,85 per wanita dan Net Reproduction Rate sebesar 0,89 per wanita. Di sisi lain angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) juga menurun dari 16,8 per 1000 penduduk pada tahun 2015 menjadi 13,19 per 1000 penduduk pada tahun Pada tahun 2015 diharapkan laju pertumbuhan penduduk akan menurun menjadi 1,05% pada tahun 2035 laju pertumbuhan penduduk akan menjadi 0,6%. Dengan penurunan laju pertumbuhan penduduk tersebut diperkirakan total penduduk Indonesia pada tahun 2015 mendekati 250 juta jiwa dan meningkat menjadi sekitar 280 juta jiwa pada tahun

12 2. Mortalitas Penurunan angka fertilitas tersebut di atas juga akan diikuti oleh penurunan angka mortalitas secara berlanjut. Angka kematian bayi (IMR) akan menurun dari 21,29 per 1000 kelahiran pada kurun waktu menjadi 11,52 per 1000 kelahiran pada periode tahun Angka kematian anak juga diharapkan menurun secara konsisten dari 24,95 per 1000 kelahiran pada kurun waktu menjadi 12,92 per 1000 kelahiran pada periode Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi dan anak, angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) juga meningkat. Pada tahun diharapkan angka harapan hidup mencapai 72,22 tahun (angka harapan hidup laki-laki 70,15 tahun sedangkan perempuan 74,32 tahun). Pada periode diperkirakan angka harapan hidup mencapai 76,48 tahun (angka harapan hidup laki-laki sebesar 74,26 tahun sedangkan perempuan 78,73 tahun). Patut dicatat bahwa penurunan angka fertilitas akan menyebabkan proporsi penduduk usia muda akan semakin menurun dan sebaliknya proporsi penduduk usia tua akan semakin meningkat. Meningkatnya penduduk usia tua akan berakibat pada peningkatan angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR). Pada tahun diperkirakan CDR sebesar 6,28 per 1000 penduduk, sedikit meningkat menjadi 7,62 per 1000 penduduk pada periode

13 BAB III ANALISIS KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN PEMBANGUNAN BEKELANJUTAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN 1. Gambaran Umum Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk sedang kebijakan pembangunan berkelanjutan adalah kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk saat ini sekaligus kesejahteraan penduduk dimasa mendatang dalam rangka meningkatkan taraf hidup penduduk saat ini tidak boleh mengorbankan kesejahteraan penduduk generasi mendatang. Kebijakan kependudukan adalah langkah-langkah dan program yang membantu tercapainya tujuan ekonomi, sosial, demografis,dan tujuan umum lainnya dengan jalan memenuhi variabel-variabel utama demografi, besar penduduk dan pertumbuhannya, serta perubahan dan ciri-ciri demografisnya.(kartono Wirosuhardjo dan Eko Ganiarto). Kebijakan kependudukan dapat dibedakan antara kebijakan yang mempengaruhi variabel kependudukan dan kebijakan yang menanggapi perubahan-perubahan dalam bidang kependudukan. Dalam analisa kebijakan kependudukan ingin mengkaji antara kebijakan yang mempengaruhi variabel kependudukan secara langsung melalui keluarga berencana dengan kebijakan pemerintah yang menanggapi perubahan dalam bidang kependudukan sifatnya kearah kualitatif. Secara umum kebijakan kependudukan yang dilakukan oleh pemerintah daerah baik tingkat propinsi sampai dengan tingkat kabupaten/kota, yang tercermin melalui visi, misi, kebijakan dan prioritas RPJMD masing-masing pemerintah daerah semuanya mengarah pada kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan, dimana penduduk selain sebagai obyek dan subyek dari pembangunan itu sendiri dan telah memperhatikan pembangunan berkelanjutan 13

14 dimana selain untuk memenuhi kebutuhan sekarang juga dalam kebutuhan generasi lanjut. Kebijakan pembangunan oleh pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota tercermin dalam visinya semuanya mengarah pada kemakmuran rakyat/manusia, yang dijabarkan melalui misinya dalam rangka meningkatkan kemakmuran dengan meningkatkan taraf ekonomi, pendidikan, kesehatan,akhlak manusia, sosial dan budaya, sehingga untuk mensinergiskan dan menyerasikan kebijakan pemerintah daerah dengan kebijakan penduduk dan keluarga berencana perlu adanya penguatan komitmen antara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana khususnya perwakilan Propinsi Bengkulu dengan pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota dengan melakukan advokasi dan KIE selain mitra kerja juga pada Kepala Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota juga mempromosikan kajian-kajian kependudukan juga rencana intervensi kependudukan sehingga ada satu tekad kebulatan memakmurkan penduduk propinsi Bengkulu. Penguatan komitmen dengan sinergis dan menyeserasikan Kependudukan dan Keluarga Berencana dapat dilakukan melalui kajian pada visi dan misi serta kebijakan masing-masing pemerintah daerah baik tingkat propinsi dan kabupaten/kota. 2. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah A. Kebijakan Propinsi Bengkulu Kebijakan pembangunan berkelanjutan pemerintah daerah Propinsi Bengkulu tercermin pada visi pemerintah daerah Propinsi Bengkulu tahun yaitu Terwujudnya Masyarakat Bengkulu yang Maju dan Sejahtera, yang mengandung makna bahwa masyarakat Bengkulu dalam lima tahun ke depan harus maju dan sejahtera yang ditandai dengan meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan angka pendapatan perkapita serta menurunnya angka kemiskinan dan angka pengangguran. Dalam mewujudkan visi dari pemerintah daerah Propinsi Bengkulu tahun dijelaskan melalui misi yaitu : 14

15 1. Mewujudkan perekonomian rakyat yang berdaya saing, dengan menciptakan iklim investasi dengan cara optimalisasi pengelolaan investasi dalam rangka mewujudkan struktur perekonomian yang kokoh dengan menjadikan industri rakyat sebagai motor penggerak dan industri perdagangan dan jasa sebagai pendukung. Mewujudkan perekonomian rakyat dengan melakukan revitalisasi pertanian, kelautan dan perikanan dengan meningkatkan peranan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan Koperasi sebagai pelaku ekonomi yang berdaya saing tinggi 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera dengan cara melakukan optimalisasi peran sumber daya manusia, kelembagaan dan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama, melakukan perluasan dan pemerataan akses pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, melakukan perluasan dan pemerataan akses kesehatan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial, peran, potensi dan prestasi pemuda dan olahraga, serta meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak 3. Mengembangkan sumber daya alam, lingkungan hidup, infrastruktur dasar dengan meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dengan cara meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, pengelolaan kawasan rawan bencana, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur darat, laut dan udara, pembangunan dan pengembangan infrastruktur dasar penunjang 4. Menyelenggarakan pemerintahan yang profesional dan akuntabel serta mewujudkan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel, sistem pemerintahan dan sumber daya aparatur yang profesional, membangun sistem politik dan kerjasama antar pemerintah daerah sehingga mampu menciptakan stabilitas dan kemajuan daerah, menegakkan supremasi hukum, dan keamanan dengan cara meningkatnya kontribusi, kualitas dan kuantitas hasil Penelitian, 15

16 Teknologi, informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan daerah Sedangkan kebijakan prioritas dalam RPJMD Propinsi Bengkulu tahun adalah : a. Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga, pemberdayaan perempuan-kb) b. Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan c. Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan d. Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan, telekomunikasi dan energi) e. Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana f. Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi g. Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum B. Kota Bengkulu Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kota Bengkulu tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Menuju Masyarakat Kota Bengkulu yang Bermartabat dan Makmur dijabarkan melalui tujuh misi yaitu : 1. Mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan antar umat beragama dan berakhlak mulia, toleran hukum dan damai. 2. Meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan lokal, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi yang aktif, produktif mandiri dan berdaya saing serta berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Beberapa kebijakan dalam pembangunan kelanjutan yaitu mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing, pengembangan penelitian dan pengembangan manajemen produksi; peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja; alih teknologi dan 16

17 perluasan pasar; meningkatkan Kesejahteraan petani dan nelayan dan ketahanan pangan dengan cara meningkatkan kualitas SDM petani/nelayan dan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup. 3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan serta menciptakan lapangan pekerjaan demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang makmur. Kebijakan melakukan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun untuk mewujudkan pemerataan pendidikan dasar yang bermutu melalui upaya penarikan kembali siswa putus sekolah dan lulusan SD termasuk SDLB, MI dan Paket A yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B serta upaya menurunkan angka putus sekolah harus dioptimalkan dalam menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara serta memperluas dan pemerataan bagi masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan formal dari berbagai jenjang dan jenis pendidikan; juga memperluas (diversifikasi) layanan pendidikan nonformal yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal yang bermutu dan berdaya saing serta memilki relevansi dengan dunia kerja; menurunkan kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat dengan memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat miskin. Mengembangkan kurikulum baik nasional maupun lokal yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni serta perkembangan global, regional, nasional dan lokal termasuk pengembangan kinestetika dan integrasi pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja dan kemampuan kewirausahaan peserta didik; pendidikan kewirausahaan dan karya alternatif mahasiswa Menyediakan materi dan peralatan pendidikan (teaching and learning materials) terkini baik yang berupa materi cetak seperti buku pelajaran maupun yang 17

18 berbasis teknologi informasi dan komunikasi dan alam sekitar serta meningkatkan jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dengan mempertimbangkan peningkatan jumlah peserta didik dan ketepatan lokasi Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan termasuk dalam pembiayaan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat serta dalam peningkatan mutu layanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip adil, efisien, efektif, transparan dan akuntabel termasuk penerapan pembiayaan pendidikan berbasis jumlah siswa (student-based financing) dan peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 20 persen dari APBD guna melanjutkan usaha-usaha pemerataan dan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas Meningkatkan akses pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan dan sarana-prasarana kesehatan, meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan sosial, meningkatkan akses pelayanan kesehatan. 4. Menegakkan supremasi hukum dan rasa keadilan masyarakat dengan mengedepankan peran perempuan pada pengambilan kebijakan publik yang setara, demokratis dalam keragaman dan penegakan hak azazi manusia. 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, jujur dan berwibawa, dengan menempatkan aparatur pemerintah secara profesional dan proporsional dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. 6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan kemakmuran masyarakat, dengan meningkatkan, membangun dan memelihara infrastruktur pelayanan publik; mengembangkan aksesibilitas pelayanan umum terhadap sentra-sentra kegiatan masyarakat; mewujudkan 18

19 sistem transportasi untuk menunjang produktivitas dan mobilitas publik; mengembangkan kemampuan mitigasi terhadap bencana 7. Meningkatkan pembinaan dan pelestarian adat dan budaya daerah dalam kehidupan sosial yang berkelanjutan, dinamis, kreatif dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi C. Kabupaten Bengkulu Utara Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Utara tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Maju dan Bermartabat. Untuk mewujudkan dari Visi tersebut, maka dilaksanakan melalui kebijakan yang tercermin pada misi sebagai berikut : 1. Memajukan perekonomian masayarakat berbasis potensi dan sumberdaya daerah serta pemberdayaan ekonomi kerakyatan. 2. Membangun dan mengembangkan infrastruktur daerha terpadu.. 3. Meningkatkan Daya saing dan pengembangan produk unggulan daerah. 4. Mewujudkan SDM berkualitas melalui akses ketersediaan pendidikan dan kesehatan yang bermutu. 5. Mewujudkan pelayanan public yang prima, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih. 6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur. 7. Memberikan ruang seluas-luasnya bagi perempuan dalam pembangunan. 8. Mendorong berkembangnya masyarakat yang religious, berbudaya dan memiliki karakter bkooperatif, kolaboratif, produktif dan kompetitif. Serta dalam PRIORITAS RPJMD TAHUN , meliputi : 1. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan. 2. Peningkatan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan. 3. Peningkatan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi teknis). 4. Peningkatan penanganan lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam. 5. Peningkatan investasi daerah. 19

20 6. Perwujudan pemerintahan yang baik dan bersih. D. Kabupaten Kaur Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Utara tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Kabupaten Kaur Maju dan Sejahtera berbasiskan keunggulan Sumber Daya Manusia dan Ekonomi Lokal. Untuk mewujudkan dari Visi tersebut, maka dilaksanakan melalui kebijakan yang tercermin pada misi sebagai berikut : Misi 1, Mewujudkan Pemerataan, Kualitas dan Relevansi Pelayanan Pendidikan. Dengan cara perbaikan Kualitas Pendidikan dengan Memperbaiki Proses Belajar Mengajar, peningkatan Iklim Akademik lingkungan dan rumah, perluasan pemerataan pendidikan di wilayah terisolir, pengembangan sistem guru kunjung, pengembangan Pendidikan dan Pelatihan kecakapan hidup berbasis sumber daya lokal. Pelatihan pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan sumber daya hutan, pengolahan hasil laut. Misi 2, Memperluas dan Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, dengan cara revitalisasi RSUD dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, peningkatan Sarana/Prasarana terutama di daerah terpencil, jumlah tenaga medis khususnya diwilayah terpencil, kuantitas dan kualitas posyandu. Peningkatan kualitas gizi masyarakat, pengembangan sarana informasi kesehatan ibu dan anak. Misi 3, Membangun dan Mengembangkan Infrastruktur Secara Terintegrasi dengan kebijakan perbaikan dan peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan, perbaikan jalan dan jembatan yang rusak, program jebol Isolasi di daerah terisolir, pengembangan pembangkit tenaga air listrik dan tenaga surya, sarana PLTS dan listrk aki. Perbaikan rumah rakyat yang layak huni dan perbaikan model hunian, pemenuhan kebutuhan sarana air bersih yang layak konsumsi. 20

21 Misi 4. Membangun Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Sumber Daya Modal dengan mengembangkan kerja cerdas melalui Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja, revitalisasi Pertanian secara umum melalui, peningkatan dan perbaikan jalan produksi dan pengairan, pengembangan model pertanian rakyat, pemberantasan hama babi, pemanfaatan sumberdaya lokal untuk peternakan, peningkatan pemeliharaan, penangkapan dan pengolahan ikan, pengembangan industri berbasis sumber daya alam, pengembangan industry berbasis sumber daya alam, pengembangan insdustri kecil dan rumah tangga, pengembangan system keuangan skala mikro (micro finance). Misi 5. Mewujudkan Reformasi Birokrasi dan Sistem Pemerintahan yang baik. Misi 6. Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan. Pengembangan usaha pengolahan Sumber Daya Alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, pemanfaatan sumberdaya dengan memperhatikan regerasinya, pemanfaaatan limbah untuk system produksi, pemilihan usaha dengan memperhatikan siklus kehidupan. E. Kabupaten Kepahiang Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten Kepahiang tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Kepahiang Kabupaten Asri Laksana Emas dan Intan. Kabupaten Kepahiang terdepan dalam Industri dan Pariwisata Berbasis Pertanian dan Sumber Daya Manusia, dengan program Ikan, Kebun, Tanaman pangan hortikultura dan Ternak, dengan pengembangan SILUNA. Untuk mewujudkan dari Visi tersebut, maka dilaksanakan melalui kebijakan yang tercermin pada misi sebagai berikut : Menerapkan pelaksanaan Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa (Good Governance); dengan meningkatkan kesadaran hukum masyarakat; pembangunan ekonomi dengan skala prioritas kesejahteraan masyarakat; membangun prasarana dan sarana perekonomian daerah; peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan perluasan kesempatan belajar bagi masyarakat; memanfaatkan Potensi Daerah dan mengelola potensi Sumber Daya Alam (SDA) secara Optimal dan berkelanjutan; 21

22 mengembangkan program kependudukansebagai modal utama pembangunan; meningkatkan pemberdayaan masyarakat (people empowerment)secara berkeadilan; Membangunkehidupan sosial budaya masyarakat yang berkaulitas; menyediakan kesempatan kerja dan meningkatkan kualitas kerja. F. Kabupaten Mukomuko Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten Mukomuko tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Terbebasnya Kabupaten Mukomuko dari ketertinggalan Pada Tahun 2015 Menuju Terwujudnya Landasan Pembangunan yang Kokoh. Dalam mewujudkan diarahkan pada 3 hal pokok yaitu : 1. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan. 2. Memajukan kabupaten Mukomuko sehingga bukan lagi merupakan salah satu daerah tertinggal 3. Mewujudkan kabupaten Mukomuko hijau. Dalam mendukung keberhasilan di rumuskan melalui misi sebagai berikut : a) Melanjutkan Pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pengentasan kemiskinan b) Melanjutkan Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pembangunan ekonomi, pembangunan ketahanan pangan, pengembangan industri dan pariwisata c) Melanjutkan Pembangunan Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan dan IPTEK, kesehatan, Sosial Budaya, Pemberdayaan Perempuan, Pemuda dan Olah Raga serta pengelolaan kependudukan. d) Melanjutkan pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan Hidup untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara optimal, dengan tetap mengedepankan azas kelestarian dan berkelanjutan. e) Memperkuat penegakan hukum dan tata kelola kepemerintahan untuk mendukung terciptanya pemerintah yang bersih dan berwibawa. 22

23 G. Kabupaten Seluma Kebijakan pembangunan berkelanjutan dari pemerintah daerah Kabupaten Seluma tercermin pada visi dari pemerinah daerah yaitu : Terwujudnya Kabupaten Seluma yang Tertib, Aman, Indah, dan Sejahtera dengan dukungan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berakhlak Mulia melalui Optimalisasi Pemberdayaan Potensi Daerah. Makna dari visi tersebut, pembangunan di kabupaten Seluma menciptakan kondisi kabupaten yang tertib dalam penataan ruang dan pengelolaan keuangan daerah, yang aman, damai dan kondusif serta terciptanya stabilitas daerah yang sehat dan dinamis, dapat menciptakan pembangunan yang memberi nilai tambah bagi pembangunan dan hasilnya-hasilnya sehingga meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, IPM dan pendapatan per kapita serta menurunnya angka kemiskinan serta pengangguran. Dalam mewujudkan visi daerah dirumuskan dalam misi pembangunan dan kebijakan daerah sebagai berikut : 1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang tertib dan aman 2. Mewujudkan masyarakat yang adil dan demokratis 3. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera 4. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan 5. Mewujudkan sumber daya manusia dan aparatur pemerintah yang berkualitas Fokus dari Misi tersebut, dibagi menjadi beberapa urusan pemerintah yaitu : 1. Misi I dibagi atas urusan pengawasan, penataan ruang, kesbang, hukum 2. Misi II dibagi atas urusan politik dalam nenegri, pemberdayaan perempuan dan pemberdayaan masyarakat desa. 3. Misi III dibagi atas urusan transmigrasi, pekerjaan umum, kesehatan, perumahan, perhubungan, sosial, KB dan Keluarga Sejahtera, koperasi dan UKM, penanaman modal, pertanian, perdagangan, perindustrian, kebudayaan. 4. Misi IV dibagi atas urusan lingkungan hidup, kehutanan, ESDM, pariwisata, kelautan, perikanan, mitigasi bencana 23

24 5. Misi V dibagi atas urusan pendidikan, perpustakaan, pemerintah umu, kepegawaian, kependudukan dan catatan sipil, tenaga kerja, pemuda dan olah raga, pengelolaan keuangan daerah, perencanaan pembangunan daerah Uraian dari Visi dan Misi, agar tercapai kabupaten Seluma melaksanakan pembangunan di kabupaten Seluma yang berorientasi kepada aspek pembinaan yaitu : 1. Bina Manusia; merupakan pengembangan sumber daya manusia yang maju dan berkualitas melalui peningkatan derajat kesehatan, mutu pendidikan, dan peningkatan pengamalan ajaran agama 2. Bina Ekonomi : pengembangan ekonomi kerakyatan bertumpuh pada pemberdayaan masyarakat melalui sektor yang dapat bersinergi dengan sektor lain. Mewujudkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat dalam terpenuhinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. a) Bina Lingkungan : Keseimbangan dan pemerataan pembangunan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan. b) Bina Aparatur : Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya menyelenggarakan pemerintah yang demokratis, transparan, akuntabel, efektif dan efisien c) Bina Politik dan hukum meningkatkan peran lembaga politik dan masyarakat dalam proses penetapan kebijakan publik maupun proses pengawasan. d) Bina sosial budaya dan teknologi, meningkatnya kesadaran masyarakat yang menjunjung tinggi budaya daerah dan kemampuan apresiasi terhadap nilai budaya yang berkembang. 24

25 25

26 BAB IV ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN PENETAPAN PARAMETER PROPINSI BENGKULU 1. Kondisi Diinginkan Dalam jangka panjang kondisi kependudukan yang diinginkan adalah tercapainya penduduk stabil dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dari kondisi ini diharapkan bahwa jumlah bayi yang lahir diharapkan sama (seimbang) dengan jumlah kematian sehingga penduduk menjadi stasioner. Untuk mencapai kondisi penduduk tumbuh seimbang (PTS), diharapkan angka kelahiran total (TFR) akan menjadi 2,1 per wanita atau Net Reproduction Rate (NRR) sebesar 1 per wanita pada tahun Analisa Penduduk Sensus Penduduk Tahun 2010 a. Jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu hasil sensus penduduk tahun 2010 sebesar dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,67 persen dengan kepadatan penduduk 85. Hasil proyeksi penduduk pada tahun 2010 berdasarkan sensus 2000 sebesar sehingga penduduk Propinsi Bengkulu hasil Sensus Penduduk tahun 2010 masih rendah dari proyeksi tahun Sex ratio sebesar 105 dan dalam 10 tahun median umur penduduk Provinsi Bengkulu berada pada umur 26 tahun sedangkan pada tahun 2000 median umur berada pada umur 22 tahun. b. TFR Propinsi Bengkulu hasil perhitungan sementara oleh Bappenas terhadap Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 2,50, kondisi lebih tinggi dari proyeksi TFR sebesar 2,12. c. NRR Propinsi Bengkulu tahun 2010 dihitung dengan program Spectrum sebesar 1, lebih tinggi dari proyeksi tahun 2010 yaitu sebesar 0,99. d. CBR Propinsi Bengkulu tahun 2010 dihitung dengan program Spectrum sebesar 19,4 lebih tinggi dari proyeksi sebesar 18,8. e. Angka harapan hidup 70,7 tahun. 26

27 f. IMR Propinsi Bengkulu tahun 2010 hasil spectrum sebesar 46,3 lebih tinggi dari proyeksi sebesar 26,2. g. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin sangat penting untuk diketahui keadaan penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan social, dengan mengetahui susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan pencerminan proses demografi masa lalunya, tetapi juga menggambarkan perkembangan kependudukan pada masa yang akan datang melalui proses kelahiran dan kematian. Piramida Penduduk menggambarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 sebagai berikut : PIRAMIDA PENDUDUK HASIL SENSUS Perempuan L aki-laki Ditinjau dari segi komposisi umur menurut golongan umur dan kelamin sebagai berikut : 1. Penduduk golongan umur 0 4 tahun sebesar 10,24 persen, dengan rincian laki-laki sebesar 10,31 persen dan perempuan 10,17 persen. Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa pada lima tahun yang lalu fertilitas di Propinsi Bengkulu naik kembali hal ini terlihat pada kelompok umur tersebut melebar 27

28 keluar dan hasil perhitungan sementara perhitungan terhadap TFR naik dari 2,23 SDKI tahun 2007 menjadi 2,5 per wanita hasil sensus penduduk tahun Penduduk golongan umur 5 9 tahun sebesar 10,20 persen dengan rincian laki-laki 10,28 persen dan perempuan 10,11persen, diasumsikan tingkat kematian dari balita rendah 3. Penduduk golongan umur tahun sebesar 10,12 persen dengan rincian laki-laki sebesar 10,15 persen dan perempuan 10,09 persen.kelompok umur tersebut dapat diasumsikan sepuluh tahun mendatang kelompok tersebut akan berumur 20 24, dimana perlu dipersiapkan lapangan pekerjaan dan tingkat kenaikan dari pasangan keluarga baru, sehingga perlu dipersiapkan KIE pada calon pengantin 4. Kelompok Umur tahun dipakai sebagai asumsi tingkat fertilitas dimana pada kelompok tersebut merupakan bentuk pasangan kelompok keluarga muda. Pada 25 tahun yang lalu di Propinsi Bengkulu fertilitas tinggi dan diasumsikan fertilitas di Propinsi Bengkulu akan tetap tinggi hal ini terlihat pada kelompok umur tahun perempuan lebih tinggi dibandingkan pada kelompok laki-laki, sehingga untuk mencegah fertilitas tinggi perlu peningkatan dari Keluarga Berencana. 5. Kelompok umur muda 0 14 tahun sebagai kelompok umur tidak produktif di Propinsi Bengkulu hasil sensus 2010 sebesar 30,56 persen, kelompok umur kerja tahun sebesar 65,17 persen dan kelompok umur tua yang tidak produktif yaitu 65 keatas sebesar 3,93 persen bila dilihat per jenis kelamin maka penduduk jenis kelamin perempuan pada kelompok umur 65 keatas lebih tinggi artinya angka kematian lebih rendah dan derajat kesehatan lebih tinggi. 6. Rasio ketergantungan hasil sensus penduduk tahun 2010 sebesar 53 per 100 penduduk usia kerja h. Penyebaran Penduduk menurut Geografis Penyebaran penduduk per Kabupaten/Kota tidak merata, Kota Bengkulu terbesar yaitu dengan sex ratio 101,33 dan kepadatan pendudukan jiwa 28

29 per km2, disusul Bengkulu Utara sebesar dengan sex ratio 105,99 dan kepadatan penduduk 58 sedangkan terendah kabupaten Lebong sebesar dengan sex ratio 104,77 dan kepadatan penduduk 51 dan Kabupaten Bengkulu Tengah sebesar sex ratio 105,83 dan kepadatan penduduk sebesar 87. HASILSENSUSPENDUDUKTAHUN2010 KABUPATEN/KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH SEX KEPADATAN LPP PROYEKSI RATIO TAHUN BENGKULUSELATAN 72,078 70, , , REJANGLEBONG 125, , , , BENGKULUUTARA 132, , , , KAUR 55,991 51, , , SELUMA 89,354 84, , , MUKOMUKO 81,226 74, , , LEBONG 50,762 48,453 99, , KEPAHIANG 63,996 60, , , BENGKULUTENGAH 50,560 47,773 98, , BENGKULU 155, , , , , X BENGKULU 877, ,359 1,715, ,862, Penetapan Parameter Propinsi Bengkulu ( ) dengan TFR 2,10 Dalam rangka mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang pada tahun 2015 dengan ketentuan tersebut diatas, serta memperhatikan hasil sementara sensus penduduk tahun 2010 yang tidak menguntungkan, maka perlu ditetapkan parameter penduduk yang disusun sebagai road map khusus Propinsi Bengkulu dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,1 per wanita dan tahun 2035 sebesar 1,95 per wanita dengan dibagi menjadi kelompok lima tahunan sebagaimana gambaran dibawah ini. 29

30 a. Demografi 1. Penduduk Program Spectrum merupakan salah satu tool atau alat analisis dampak kependudukan serta perencanaan, dari hasil perhitungan spektrum dengan skenario TFR pada tahun 2015 sebesar 2,10 dan pada tahun 2035 sebesar 1,95 maka diproyeksikan pada tahun 2015 jumlah penduduk sebesar dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar dan penduduk perempuan dan pada tahun 2035 penduduk di Propinsi Bengkulu sebesar dengan rincian penduduk laki-laki sebesar dan penduduk perempuan sebesar Doubling Time Berapa jumlah pendudukl meningkat dua kali lipat dari keadaan sekarang, apabila pertumbuhan terus berlanjut. Pada tahun 2015 diproyeksi terjadi penduduk meningkat dua kali lipat dari keadaan sekarang sekitar 12 tahun, pada tahun 2035 sebesar 16 tahun. Penduduk kelompok umur 0 4 tahun pada tahun 2015 sebesar 8,61 persen dan tahun 2035 turun menjadi 6,9 persen, kelompok umur pada tahun 2015 sebesar 56,46 dan pada tahun 2035 turun menjadi 50,67 persen, penduduk usia kerja tahun sebesar 67,97 persen dan turun pada tahun 2035 sebesar 68,65 persen, Wanita Usia Subur tahun sebesar 56,77 persen dan pada tahun 2035 sebesar 50,2 persen selengkapnya dalam tabel 2. Fertilitas Fertilitas dalam pengertian demografi merupakan kemampuan riil seorang wanita atau sekelompok untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan hidup. a. Total Fertility Rate (TFR) atau Angka Kelahiran Total yaitu: rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa 30

31 reproduksinya, jika wanita tersebut mengikuti angka fertilitas pada tahun yang bersangkutan. Dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,1 per wanita dan tahun 2035 TFR sebesar 1,95 per wanita maka pada tahun 2020 TFR sebesar 2,06, tahun 2025 TFR sebesar 2,02 dan TFR tahun 2030 sebesar 1,99. b. Angka Reproduksi Kotor (Gross Reproduction Rate = GRR) adalah jumlah kelahiran hidup bayi perempuan dari suatu kohor perempuan sepanjang masa reproduksinya, dengan asumsi tdk ada yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya, dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,1 per wanita maka GRR tahun 2015 di propinsi Bengkulu sebesar 1,02 per perempuan umur tahun, dan pada tahun 2035 sebesar 0,95. per perempuan umur tahun. c. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate = CBR) Banyaknya kelahiran hidup pada suatu periode (tahun) dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode yg sama. CBR tahun 2015 sebesar 17,9 per penduduk dan tahun 2020 sebesar 17 per penduduk, tahun 2025 sebesar 16,1 per penduduk, tahun 2035 sebesar 14,1 per penduduk. 3. Mortalitas (Kematian) Mortalitas adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yg bisa terjadi setiap saat setelah dilahirkan hidup : a. Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR) adalah banyaknya kematian pada suatu periode (tahun) tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada periode/tahun yang sama, pada tahun 2015 dengan skenario TFR sebesar 2,10 dan tahun 2035 TFR sebesar 1,95, maka tahun 2015 angka kematian kasar sebesar 5,03 per penduduk tahun 2020 sebesar 5,37 tahun 2025 sebesar 5,83 tahun 2025 sebesar 6,46 dan tahun 2035 sebesar 7,22 per penduduk 31

32 b. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate ) adalah : jumlah kematian bayi berumur dibawah 1 tahun selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. IMR pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 40,8 per kelahiran hidup selanjutnya tahun 2020 sebesar 38,7 per 1,000 kelahiran hidup, tahun 2025 sebesar 36,2 tahun 2030 sebesar 33,7 dan pada tahun 2035 sebesar 31,2 per kelahiran hidup, c. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi tahun 2015 sebesar 46, tahun 2020 sebesar 43 dan tahun 2025 sebesar 41, tahun 2030 sebesar 38 dan tahun 2025 sebesar 35. d. Jumlah Kelahiran dan Kematian Pada tahun 2015 diproyeksikan kelahiran sebesar dan kematian 9.237, tahun 2020 kelahiran sebesar dan kematian dan tahun 2035 dengan skenario TFR sebesar 1,95 maka diproyeksikan kelahiran sebesar dan kematian sebesar b. Keluarga Berencana Program Keluarga Berencana adalah program untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan berkeluarganya dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga berkualitas akan menghasilkan generasi berikutnya yang berkualitas juga. Tujuan Keluarga Berencana adalah menurunkan kelahiran disamping program lain untuk meningkatkan kualitas penduduk seperti; meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, meningkatkan kemudahan dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan gizi dll. 1. Kesertaan ber-kb atau prevalensi kesertaan ber-kb (Contraceptive Prevalence Rate) yang merupakan persentase Pasangan Usia Subur 32

33 (PUS) yang sedang menggunakan alat/cara KB pada tahun 2015 sebesar 70,5 persen, selanjutnya tahun 2020 sebesar 71,07 persen, tahun 2025 sebesar 71,65 persen,tahun 2030 sebesar 72,23 persen dan tahun 2035 sebesar 72,81 persen. 2. Wanita Usia Subur pada tahun 2015 dengan TFR skenario 2,10 Wanita Usia Subur tahun 2015 sebesar , selanjutnya tahun 2020 sebesar , tahun 2025 sebesar selanjutnya tahun 2030 sebesar dan tahun 2035 sebesar Pasangan Usia Subur pada tahun 2015 dengan TFR sebesar 2,10 Pasangan Usia Subur sebesar , tahun 2020 sebesar , selanjutnya tahun 2025 sebesar , tahun 2030 sebesar dan tahun 2035 sebesar Peserta KB Aktif. Jumlah peserta KB aktif dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,10 maka peserta KB Aktif tahun 2015 sebesar , tahun 2020 sebesar selanjutnya tahun 2025 sebesar , dan tahun 2030 sebesar dan tahun 2035 dengan TFR 1,95 sebesar Secara Mix Kontrasepsi sebagaimana dalam tabel Peserta KB Aktif Con Fst Inj IUD Mst Ipl Pill Total TFR 2, ,866 4, ,845 5, ,598 42, , ,979 7, ,852 9,596 6,398 37,513 43, , ,096 8, ,127 12,246 7,474 40,012 45, , ,139 9, ,507 14,883 8,488 41,842 47, , ,954 10, ,271 17,193 9,292 42,484 46, , ,662 11, ,271 19,325 9,996 42,649 45, , Peserta KB Baru Jumlah peserta KB Baru dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,10 maka peserta KB Baru tahun 2015 sebesar , tahun 2020 sebesar selanjutnya tahun 2025 sebesar , dan tahun 2030 sebesar dan tahun 2035 dengan TFR 1,95 sebesar

34 . Secara Mix Kontrasepsi sebagaimana dalam tabel Pesera KB Baru Fst IUD Mst Ipl Total TFR 2, ,080 2,352 1,172 8,788 13, ,055 3, ,267 16, ,156 4,031 1,000 11,853 18, ,214 4,731 1,069 12,136 19, ,263 5,347 1,128 12,190 19, ,329 5,962 1,203 12,232 20, Biaya untuk KB Biaya untuk pelayanan kontrasepsi di Propinsi Bengkulu dengan skenario TFR tahun 2015 sebesar 2,10 dan tahun 2035 TFR sebesar 1,95 maka dibutuhkan biaya pada tahun 2015 sebesar Rp dengan biaya terbesar suntik sebesar ,- kondom Rp Pada tahun 2020 sebesar , dimana suntik sebesar Rp , tahun 2025 sebesar Rp, , tahun 2030 sebesar Rp dan tahun 2035 sebesar Rp c. Sosial, Ekonomi, Pertanian 1. Tenaga Kerja Dengan skenario penduduk tahun 2015 sebesar dengan TFR 2,10, diproyeksi penduduk usia kerja tahun 2015 sebesar dan dibutuhkan lahan kerja sebesar dan tanggungan anak , pada tahun 2020 jumlah angkatan kerja sebesar , dibutuhkan lapangan kerja sebesar dan tanggungan anak , pada tahun 2025 usia angkatan kerja sebesar dibutuhkan lapangan kerja sebesar , tanggungan anak , pada tahun 2030 jumlah tenaga kerja sebesar , dibutuhkan lowongan kerja dan tanggungan anak 34

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Grobogan pada saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Laju pertumbuhan penduduk satu dasawarsa terakhir ini lebih tinggi

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sebagaimana dijelaskan pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH -67- BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 Tujuan Rencana Jangka Panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan merupakan upaya pemerintah daerah secara keseluruhan mengenai cara untuk mencapai visi dan melaksanakan misi, melalui penetapan kebijakan dan program

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban 1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 Visi Otonomi daerah dengan desentralisasi kewenangan yang ada mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berkontribusi pada pengembangan

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 : Tabel 6.1 Strategi, dan Arah Kebijakan Kabupaten Klaten Tahun 016-01 Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Sehat, dan Berbudaya 1 Mewujudkan pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi Terwujudnya pemenuhan.1

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Kabupaten Blitar adalah suatu daerah yang telah mulai terbentuk sistem kepemerintahannya sejak lebih dari 650 tahun lalu, atau lebih tepatnya sejak 5 Agustus 1324,

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Ambon Pembangunan Kota Ambon tahun 2011-2016 diarahkan untuk mewujudkan Visi Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius,

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 5.1 VISI Visi Kabupaten Bintan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya A. Bintan Yang Maju : Bahwa

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN UMUM

BAB VI KEBIJAKAN UMUM BAB VI KEBIJAKAN UMUM Visi sekaligus tujuan pembangunan jangka menengah Kota Semarang tahun 2005-2010 adalah SEMARANG KOTA METROPOLITAN YANG RELIGIUS BERBASIS PERDAGANGAN DAN JASA sebagai landasan bagi

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi Visi merupakan kondisi ideal masa depan yang menantang, yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan, berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini. Kondisi

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU 1. Sensus Penduduk 2010 dan penyebaran tingkat Kabupaten/Kota Penduduk Provinsi Bengkulu hasil sensus penduduk tahun

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good. Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama

IKHTISAR EKSEKUTIF. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good. Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama IKHTISAR EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013

RKPD Kabupaten Sintang Tahun 2013 BAB 4 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 A. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Adapun Visi dan Misi yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2011-2015 adalah : 2015, yaitu : Masyarakat Yang Produktif,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI Untuk mencapai tujuan daerah yang merupakan hasil akhir dari tolok ukur pembangunan lima tahun yang akan datang dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1 Strategi Strategi merupakan pemikiran-pemikiran konseptual analitis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau memperkuat pencapaian

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii

Ambon, 20 Mei Drs. Djufry Assegaff Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku. iii KATA PENGANTAR Menyatukan persepsi atau pemahaman tentang penting dan strategisnya Program Kependudukan dan Keluarga Berencana bagi kesejahteraan dan kemajuaan daerah atau bangsa di masa depan merupakan

Lebih terperinci