HUBUNGAN MAKNA: SUATU KAJIAN SEMANTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN MAKNA: SUATU KAJIAN SEMANTIK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN MAKNA: SUATU KAJIAN SEMANTIK Oleh Nuryadi Dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Universitas Islam 45 Bekasi Abstract This paper discusses and explains sense relation. We give different definition between sense and meaning. Sense is a meaning of lexical unit distinguished from other meaning. Meanwhile, meaning is traditionally of something said to be expressed by a sentence. The formal approach to capture the lexical knowledge in a format compatible with the modeltheoretical approach is meaning postulates. It would recognize automatically from knowledge rather than state in terms of component meaning of either word. Speaker and hearer have knowledge about many kinds of sense relation. Sense relation is a meaning of a lexical unit within the semantic system of a language. Sense relations discussed in this paper are entailment, inclusion, contradiction, anomaly, ambiguity, polisemy, homonymy, meronymy, referensy, presupposition and synonymy. Besides, we discusses meaning of paraphrase, denotation and connotation. Keywords : sense relation, sense, meaning, lexical unit. PENDAHULUAN Semantik mempelajari makna yang ada dalam ujaran. Perlu dijelaskan bahwa terjemahan meaning adalah arti sedangkan sense adalah makna. Matthews (1997 : , 337) mendefinisikan arti sebagai hubungan antara bentuk bahasa dengan sesuatu diluar bahasa, sedangkan makna didefinisikan sebagai hubungan di antara kata itu sendiri di dalam bahasa. Hubungan makna oleh Brinton (2000 : ) dibedakan menjadi parafrasa, perikutan, inklusi, kontradiksi, anomali, ketaksaan leksikal, konotasi, polisemi, homonimi, meronimi taksonomi dan praanggapan. PEMBAHASAN Parafrasa (paraphrase) Sebuah pernyataan disebut parafrasa jika artinya sama dengan pernyataan lain yang dirujuknya (Brinton 2000 : 131). Dalam bahasa Inggris parafrasa sejajar dengan kesinoniman. Akan tetapi, yang membuatnya berbeda adalah bahwa parafrasa terjadi diantara kalimat, sedangkan kesinoniman terjadi di antara kata. Perhatikan contoh berikut ini : (1a) Philip purchased an automobile. (1b) Philip bought a car. Parafrasa kalimat (1a) adalah (1b). Simpulannya adalah sebab akibat dalam parafrasa terjadi dua arah, artinya bahwa (1a) sama dengan (1b) dan (1b) sama dengan (1a). Hal ini dimaksudkan agar tidak tertukardengan perikutan. Maujud dari Simpulan adalah sebagai berikut: (1c) Philip purchased an automobile = Philip bought a car. (1b) Philip bought a car = Philip purchased an automobile.

2 Philip purchased an automobile maka dengan sendirinya sama dengan Philip bought a car. Begitu pula Philip bought a car dengan sendirinya sama dengan Philip purchased an automobile. Denotasi (Denotation) Denotasi adalah relasi yang menerapkan satuan bahasa pada satuan maujud (entity) yang di luar bahasa. Relasi ini dapat merupakan relasi antara satuan bahasa, kata, ataupun frasa. Contoh satuan leksikal house. Berkat denotasi kita dapat berbicara tentang rumah, walaupun wujud yang berbeda. Gambaran house yang ada di benak kita, dengan persetujuan adalah sebuah tempat tinggal dan gambaran house atau maujud yang diterapi oleh satuan bahasa di dalam benak kita itu disebut denotatum (Matthews, 1997 :91) yang bentuk jamaknya adalah deotata. Denotata yang kita bayangkan, house yang berada di kampung halaman, di perumahan kota, di pinggir sungai, yang sesuai dengan gambaran di benak kita saat ini, yang pernah ada, dan yang akan datang itu disebut ekstensi (Cruse, 2004 : 26) Sedangkan cirri khas yang ada pada house, seperti berpintu, berjendela, berkamar tidur, dan beratap, disebut intensi. Maujud memiliki tingkatan. Maujud tingkat pertama adalah maujud yang kongkret seperti house, car, bicycle, animal, dan river. Maujud tingkat kedua adalah maujud yang dapat kita lihat tetapi tidak teraba (intangible) pada umumnya terjadi pada sebuah peristiwa seperti celebration, accident, dan ceremony. Maujud tingkat ketiga adalah adalah bentuk abstrak, sesuatu yang apat kita bicarakan berkat nalar an akal budi kita, yang merupakan sebuah imajinasi, citra, tetapi tidak dapat secara kongkret kita lihat, seperti prosperity, beauty, justice, dan crime. Konotasi (Conotation) Konotasi adalah nilai rasa yang timbul oleh pertautan makna berdasarkan pengalaman. Brinton (2000 : 132) mendefinisikan konotasi sebagai kata yang membangkitkan nilai rasa, sikap dan pendapat. Kadang-kadang, ada kata yang mempunyai makna denotasi mempunyai makna konotasi. Sebagai contoh, bagi orang Barat bilangan tigabelas memiliki konotasi yaitu angka yang membawa ketidakberuntungan. Bagi orang Indonesia, angka duabelas dan juga tigabelas mempunyai konotasi buruk yang dibuktikan dengan adanya ungkapan celaka duabelas. Nilai rasa bisa berupa ketakziman, kekaguman, keilmuan, kebencian, ketakwaan, ketakutan, yang dialami penutur, kelompok atau masyarakat penutur. Nilai rasa tersebut ditautkan dengan peristiwa di dalam pengalaman. Tidak semua kata mempunyai konotasi. Ada dua ranah dalam konotasi. Pertama adalah ranah adikodrati atau supranatural yang berkaitan dengan kepercayaan seperti yang berhubungan dengan Tuhan. Sebagai contoh kata die atau mati. Karena kata tersebut berhubungan dengan ranah adikodrati atau kepercayaan maka digunakan ungkapan yang lebih halus seperti meninggal dunia, berpulang ke rahmat Tuhan, kembali ke pangkuan ibu pertiwi atau dalam bahasa Inggris digunakan kata rest in peace, dan pass away. Kedua adalah ranah fisiologis atau ikhwal yang menggambarkan faal manusia yaitu pencernaan dan sisa pencernaan, pembuangan serta perkembangbiakan dan alat kelamin. Hal yang berhubungan dengan sisa pencernaan dihindari sehingga kata berak dihindari dan digantikan dengan BAB atau be-a-be karena berak berkonotasi dengan barang yang dikeluarkan sebagai sisa pencernaan. Perhatikan contoh berikut ini : (3a) Dok, BAB saya tidak lancar. (3b) Dok, berak saya tidak lancar. Orang akan menghindari pernyataan (3b) karena kata berak berkonotasi tak sopan sedangkan BAB tidak. Untuk sesuatu yang dianggap jijik, konotasi menimbulkan

3 eufemisme, menggunakan kata yang dianggap sopan, seperti urin dan air kemih sebagai pengganti kata air kencing, buang air besar sebagai pengganti kata tinja atau feces. Semua konotasi ditautkan dengan substansi aslinya yang dianggap jijik. Dalam bahasa Inggris, perbuatan yang dilakukan dengan alat kelamin menggunakan kata making love to getting it on, sleeping with, dan having sexual intercourse. Setiap kali kata yang berkonotasi mulai kasar, dicari penggantinya. Lawan dari eufemisme adalah dysphemism yang mengandung kata kasar dan tidak sopan, yang dalam bahasa Inggris disebut swearword. Dunia kedokteran memakai konotasi yang ilmiah, seperti koitus untuk kata bersetubuh, flatus, untuk buang angin dan defekasi untuk buang air besar. Perikutan (Entailment) Perikutan atau entailment adalah hubungan makna antara sebuah pernyataan dengan pernyataan lain jika pernyataan yang kedua secara logis merupakan implikasi dari pernyataan pertama (Brinton 2000 : 131). Oleh sebab itu perikutan disebut juga implikasi. Perhatikan contoh berikut ini : (4a) Susan studies in Minnesota. (4b) Susan studies in USA. Perikutan kalimat (4a) adalah (4b). Berbeda dengan parafrasa, sebab akibat dalam perikutan hanya terjadi satu arah, artinya bahwa (4a) sama dengan (4b) tetapi (4b) tidak sama dengan (4a). Maujud dari penjelasan itu adalah sebagai berikut : (4c) Susan studies in Minnesota = Susan studies in USA. (4d) Susan studies in USA Susan studies in Minnesota. Susan studies in Minnesota dengan sendirinya Susan studies in USA, tetapi Susan studies in USA tidak dengan sendirinya Susan studies in Minnesota karena bisa saja Susan studies in Michigan, Washington, Maryland, dan sebagainya. Hubungan antara Minnesota dan USA adalah hubungan hiponimi, maka dapat disimpulkan bahwa perikutan sejajar dengan hiponimi. Peliputan (Inclusion) Peliputan atau inklusi adalah hubungan makna antara satu pernyataan yang meliputi atau mencakup pernyataan lain (Brinton, 2000 : 131). Perhatikan contoh berikut ini : (5a) Pamela likes seafood. (5b) Pamela likes shrimps. Pernyataan (5a) meliputi pernyataan (5b). Seperti perikutan, hubungan dalam inklusi juga satu arah. Bahwa Pamela likes seafood meliputi Pamela likes shrimps karena shrimps hiponim dari seafood. Akan tetapi Pamela likes shrimps tidak meliputi Pamela likes seafood karena shrimps tidak meliputi semua seafood. Kontradiksi (Contradiction) Suatu pernyataan disebut kontradiksi jika suatu pernyataan secara logis bertentangan dengan pernyataan lain. Jika yang satu benar maka yang keduanya harus tak benar (Brinton 2000 ; 132). Perhatikan contoh berikut ini : (6a) Simon is married. (6b) Simon is single. Pernyataan (4a) bertentangan dengan pernyataan (5b). Kontradiski sejajar dengan antonimi biner. Anomali (Anomaly)

4 Anomali sama dengan ketakberterimaan secara semantik. Anomali terjadi bila kalimat melanggar kaidah semantik (Brinton 2000 : 132). Pernyataan anomali tak berterima atau melanggar kebenaran di dalam dunia nyata. Sebagai contoh kalimat yang diberikan oleh Chomsky Colorless green ideas sleep furiously (Fromkin et al 1993 : 120) adalah anomali karena tak berterima secara semantik. Perhatikan contoh lain berikut ini : (7) The car coughs when the engine wakes up. Pernyataan (7) mengandung makna yang tidak berterima secara akal sehat. Di dunia nyata car doesn t cough dan engine doesn t wake up. Anomali dibedakan dengan camping. Anomali adalah ketakberterimaan secara semantik, sedangkan camping secara gramatikal. Dalam semantik, kita mengetahui hubungan dunia nyata, tetapi kita juga mempunyai dunia fiksi yang menjadi anomali dunia nyata, dan hal itu bisa juga berlaku. Dalam metafora, kaidah dan hukum anomali dapat dilanggar, jadi melangar kebenaran dunia nyata seperti dalam ungkapan John is a book worm (John adalah kutu buku). Ketaksaan (ambiguity) Ketaksaan adalah pernyataan yang secara leksikal dan struktural mempunyai dua makna. Ketaksaan leksikal timbul bila unsur leksikalnya memiliki dua makna (Cruse 1986 : 51). Brinton memberikan contoh dalam bahasa Inggris yaitu kata bank yang dapat mempunyai dua arti yaitu institusi keuangan pada (8a) dan pinggir sungai pada (8b) seperti pada contoh berikut ini : (8a) John goes to the bank to save the money. (8b) John goes to the bank to play golf. Ketaksaan struktural biasanya terjadi pada frase yang dapat memiliki dua makna yang berbeda seperti pada contoh berikut ini : (9a) The lawyer was offered a unique case. (9b) Visiting relatives can be so interesting. A unique case dapat berarti kasus yang unik atau kotak yang menarik, sedangkan visiting relative dapat berarti the activity of visiting relative atau the relatives who are visiting. Polisemi (Polisemy) Polisemi adalah banyaknya makna kata yang masing-masing saling berkaitan (Brinton, 2000 : 132). Berikut ini contoh yang dikutip dari Longman Dictionary of Contemporary English (1989) : (10) Dirty : adj 1. not clean or covered or marked with dirt, or likely to make dirt. 2. (of thoughts or words) concern with sex in an unpleasant way. 3. (informal) unpleasant. Leksem dirty pada (10) menunjukkan tiga hubungan makna yang saling berkaitan. Dengan kata lain, meskipun memiliki tiga makna yang berbeda, makna dirty berkaitan satu dengan yang lain.

5 Dua contoh lain polysemi adalah kata fire dan mouth. Kata fire dapat bermakna membakar, menembak, atau memecat, sedangkan kata mouth dapat bermakna pangkal saluran makanan, dan muara saluran air sungai ke danau atau laut. Homonimi (Homonimy) Homonimi adalah hubungan dua kata yang bentuk tulisan dan pelafalannya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda (Brinton, 2000 : 133). Fromkin et al (2003 : 179) memberikan definisi yang lebih rinci yakni hubungan kata-kata yang pelafalannya sama tetapi ejaannya bisa berbeda. Berikut beberapa contoh yang dikutif dari Longman Dictionary of Contemporary English (1989) : (11a) bank 1 : (nomina) riverside (11b) bank 2 : (nomina) financial institution Supaya jelas perbedaan maknanya, kata bank dapat digunakan dalam kalimat sebagai berikut : (12a) I l meet you by the bank, in front of the automated teller machine. (12b) I l meet you by the bank, we can go skinny dipping. Kalimat (12a) berarti Saya akan menemuimu di bank, di depan mesin ATM, sedangkan (12b) Saya akan menemuimu di pinggir sungai, kita dapat menyelam. Contoh polisemi yang lain adalah sebagai berikut : (13a) swallow 1 : (verb transitif) to move (food or drink) down to the throat from the mouth and towards the stomach. (13b) swallow 2 : (nomina) a small bird with pointed wings and a double pointed tail, which comes to the northern countries in summer. Meronimi (meronymy) Meronimi adalah hubungan bagian-keseluruhan. Cruse (1986 : 159) menyatakan bahwa meronimi adalah hubungan makna antara satuan leksikal yang merupakan satu bagian makna dari keseluruhan. Agar lebih jelas, perhatikan hubungan antara house dengan floor, door, window, wall, dan roof Hubungan antara floor dan house adalah meronimi. Floor adalah meronim dari house. Hubungan antara floor dan house adalah hubunggan makna bagian keseluruhan. Dalam meronimi kita dapat mengatakan lantai adalah bagian rumah atau jendela adalah bagian rumah. Floor, door, window, wall dan roof menjadi unsur yang membangun house. Dengan kata lain, tidak ada hubungan makna antara floor dengan house. Taksonomi (Taxonomy) Taksonomi adalah sub bagian dari hiponimi yang berkaitan dengan makna superordinatnya dalam hal-hal tertentu (Cruse 2004 : 150). Bagian bawahan disebut taksonim sedangkan bagian atasannya disebut superordinat. Dalam bidang biologi dikenal sebutan taksonomi yang satuannya disebut takson yang merupakan hiponim dari superordinatnya, misalnya mamalia terbagi ke dalam herbivora, karnivora, dan omnivora. Refleksi bahasa

6 taksonomi disebut taksonimi. Yang dibicarakan dalam taksonomi adalah kata bukan maujud diluar bahasa, misalnya kata kepala dibanding kata badan, yang dibandingkan bukan maujudnya tetapi katanya. Oleh karena itu, taksonim bisa berupa kepala, hulu, sedangkan badan bisa berupa tubuh, raga, jasad, atau bodi. Praanggapan (Presupposition) Praanggapan adalah hubungan andaian yang dipraanggapkan sebelum pernyataan atau yang diterima kebenarannya (Brinton : 2000 : 133). Lawan praangapan adalah perikutan atau entailament. Di dalam praangapan kita mempraanggapkan sesuatu yang menjadi prakondisi keadaan sekarang. Perhatikan contoh berikut ini : (14a) Samantha drank another glass of bear. Praanggapan dari kalimat (14a) adalah sebelumnya Samantha sudah minum satu gelas bir. (14b) I just bought a house but the kitchen needed to be repaired. Praanggapan dari (14b) adalah rumah memiliki dapur. Referensi (Referency) Referensi adalah pengacuan atau penunjukkan maujud yangberkonteks di luar bahasa oleh satuan bahasa yang dapat diidentifikasi baik oleh pembicara maupun pendengar (sekurang-kurangnya oleh pendengar), maupun oleh keduanya (Cruse 2004 : 317). Perhatikan contoh berikut ini : (15a). We will go to Pangandaran beach, over there, to see beautiful scenery. (15b). Mr. Rosevelt will lead our team, he is a good leader. Penunjukkan atau pengacuan pantai Pangandaran (15a) dan Mr. Rosevelt (15b) adalah referensi. Penunjukkan dapat secara kongkrit atau abstrak. Secara kongkrit, penunjukkan dapat langsung pada objeknya, misalnya dengan menggunakan tangan (Saeed 1997 : 209) seperti contoh (15a) dan (15b). Penunjukkan secara abstrak adalah penunjukkan sesuatu yang khusus, yang secara nyata tidak ada di sekitar kita tetapi bisa diidentifikasi baik oleh pembicara maupun pendengar, atau oleh keduanya. Perhatikan contoh lain berikut ini : (16a). We will spend our holiday in Yogya Royal Palace. (16b). We will go shopping at Kramatjati market. Royal Palace in Yogya dan Pasar Kramatjati adalah referen (the referent) abstrak yang diketahui oleh pendengar. Referensi yang mengacu ke maujud yang ada diluar bahasa disebut eksoforis, sedangkan yang mengacu ke dalam bahasa disebut endoforis. Beda antara referensi dan denotasi adalah bahwa dalam denotasi yang dibicarakan sesuatu diluar konteks dan tidak punya acuan khusus. Sinonimi (Synonymy) Sinonimi adalah relasi makna antar satuan bahasa yang pelafalannya atau ejaannya atau bentuknya berbeda tetapi mempunyai makna yang sama (Matthews, 1997 :367). Di dalam suatu bahasa sangat jarang ditemukan dua kata yang bersinonim mutlak (Darmojuwono et al, 2005:117). Konsep sinonimi dengan jelas mengacu pada kesamaan makna (Brinton 1984:134). Perhatikan contoh berikut ini : (17a) flourish/thrive (17b) huge/enormous

7 (17c) casual/informal (17d) present/gift Sinonimi bergantung pada konteksnya. Contoh kata pedigree, ancestry, genealogy, lineage, dan descent adalah sinonim karena mengacu pada arti yang sama yaitu silsilah atau keturunan tetapi pemakaiannya berbeda. Pedigree untuk binatang, ancestry, genealogy, dan lineage untuk manusia, sedangkan descent mungkin mengacu pada salah satu (Brinton, 1984:134). Selanjutnya Brinton mengatakan bahwa dua kata mungkin mempunyai arti yang sama dalam konteks tertentu tetapi tidak dalam konteks lain. Sinonim mengabaikan konotasi dan hanya mengacu pada denotasi. Sinonim dalam kenyataannya berbeda tidak hanya berkenaan dengan konteksnya, tetapi juga dalam tingkat intensitasnya. Contohnya kata rain, shower, srinkle, down pour. Walaupun bersinonim tetapi kata tersebut mempunyai tingkat intensitas yang berbeda. Arti kata shower adalah brief fall of rain, sedangkan arti down pour adalah heavy fall of rain. Sinonim juga mengabaikan aspek sosial dan distribusi geografis (dialek). Contoh berikut ini menunjukkan perbedaan dalam hal formalitas dan distribusi geografis di tiga negara yang berbeda yaitu Kanada, Amerika dan Inggris. (18a) sofa, couch, chesterfield, davenport (18b) privy, loo, w.c., bathroom, restroom, washroom, toilet (18c) dear, expensive, costly Menurut Cruse (2004:154) sinonim adalah kata yang persamaan arti semantiknya lebih penting daripada perbedaannya. Berdasarkan perbedaan yang demikian, sinonimi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sinonimi mutlak, sinonimi proposisional, dan sinonimi sepadan. Sinonimi dapat terjadi pada berbagai kelas kata, seperti adjektiva sick dan ill, nomina baby dan infant, dan adverbial quickly and speedily. Sinonimi kadang bergantung pada konteks seperti dalam bahasa Inggris death dan expired. Death berlaku hanya untuk makhluk hidup sedangkan expired pada benda mati, walaupun maknanya sama. Sinonimi kadang memiliki makna yang sama untuk konteks tertentu tetapi berbeda untuk konteks lain seperti student dan pupil pada contoh berikut : (19a) The student is studying English. (19b) The pupil of his left eye is irritated. Pada kalimat di atas student dapat diganti dengan pupil tetapi pupil tidak dapat diganti dengan student. SIMPULAN Dalam semantik makna dibedakan dengan arti. Arti didefinisikan sebagai hubungan antara bentuk bahasa dengan sesuatu diluar bahasa, sedangkan makna didefinisikan sebagai hubungan di antara kata-kata itu sendiri di dalam bahasa. Ketika berhubungan dengan arti kata, pendekatatan yang digunakan adalah model teoretis yang menekankan pada makna denotasi. DAFTAR PUSTAKA Brinton, Laurel J The Structure of Modern English : A Linguistic Introduction. Amsterdam : John Benjamin Publishing.

8 Cruse, D.A Meaning in Language : An Introduction to Semantics and Pragmatics. Second Edition. Oxford : Oxford University Press. Darmojuwono, Setiawati., Kushartanti, Untung Yuwono, Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta : Gramedia Utama Fromkin, Victoria, R. Rodman, dan N. Hyams An Introduction to Language (edisi ke tujuh). Boston : Thomson Heinle. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta. Balai Pustaka. Matthews, Petter H The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford : Oxford University Press.

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH : SEMANTIK

SILABUS MATA KULIAH : SEMANTIK 1. Fakultas / Program Studi : FBS/PBSI 2. Mata Kuliah & Kode : SEMANTIK Kode : IND 405 3. Jumlah SKS : Teori : 3 SKS Praktik : 0 SKS : Sem : V Waktu : 3200 Menit 4. Mata kuliah Prasyarat & Kode : - 5.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sinonimi adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun, memiliki arti yang sama atau mirip. Sinonimi juga dapat disebut persamaan kata atau padanan kata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, yaitu lisan dan tulisan. Komunikasi lisan adalah komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, yaitu lisan dan tulisan. Komunikasi lisan adalah komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat berkomunikasi antarsesama manusia terdapat 2 jenis komunikasi, yaitu lisan dan tulisan. Komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang

Lebih terperinci

MEANING DALAM PENERJEMAHAN OLEH MOH. FATAH YASIN

MEANING DALAM PENERJEMAHAN OLEH MOH. FATAH YASIN MEANING DALAM PENERJEMAHAN OLEH MOH. FATAH YASIN Mencermati masalah makna dalam studi bahasa adalah kegiatan yang sangat penting karena makna tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berbahasa sehari-hari.

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

PRAGMATIK. Disarikan dari buku: PRAGMATIK Disarikan dari buku: Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Graha Ilmu: Yogyakarta. Cutting, Joan. 2006. Pragmatics and Discourse 2 nd Edition. New York: Rouledge. Wijana, I Dewa

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks :

Who are talking in the dialog? Bruce. Erick. Ericks sister. Bruce and Erick. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 8LATIHAN SOAL CHAPTER 8 By the way, you are still going to look around, arent you? Who are talking in the dialog? Bruce Erick Ericks sister Bruce and Erick Kunci

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

Kata kunci: perkembangan makna, relasi makna, dan tafsir hubungan antaragama. xvii

Kata kunci: perkembangan makna, relasi makna, dan tafsir hubungan antaragama. xvii INTISARI Penelitian disertasi ini difokuskan untuk memetakan relasi makna dīn, millah, dan syarī ah serta merumuskan implikasinya terhadap tafsir hubungan antaragama. Untuk mengeksplorasi persoalan ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi dan juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan. pesan atau maksud pembicara kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi dan juga digunakan sebagai alat untuk menyampaikan. pesan atau maksud pembicara kepada pendengar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam menyampaikan dan menerima informasi yang dapat mempengaruhi hidup setiap manusia. Bahasa memegang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : C11505 / Elnglish Semantics Revisi ke : - Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 100

Lebih terperinci

Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa.

Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. SEMANTIK Pengantar Linguistik Umum 3 November 2014 APAKAH SEMANTIK ITU? 1 2 Bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Menurut Ogden & Richards (1923), makna tanda bahasa dapat dilihat dari

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN)

ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN) ANALISIS KOMPONENSIAL DAN STRUKTUR MEDAN LEKSIKAL VERBA BAHASA INDONESIA YANG BERKOMPONEN MAKNA (+TINDAKAN +KEPALA +MANUSIA +SENGAJA*MITRA +SASARAN) Bakdal Ginanjar Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS

MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS MENYAKSIKAN DAN MENONTON: ANALISIS RELASI MAKNA SIMILARITAS Endang Sri Maruti marutiendang@gmail.com Universitas PGRI Madiun Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan beberapa bentuk relasi makna

Lebih terperinci

Kinanti Putri Utami ( ) Makalah Akhir Semester Semantik dan Pragmatik Indonesia

Kinanti Putri Utami ( ) Makalah Akhir Semester Semantik dan Pragmatik Indonesia Kinanti Putri Utami (0606085410) Makalah Akhir Semester Semantik dan Pragmatik Indonesia HIERARKI TAKSONOMI DARI VERBA Leksem-leksem atau kata-kata dalam setiap bahasa dapat dikelompokkan dalam suatu kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting agar suatu maksud dari pembicara dapat sampai dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala hal yang dilakukan seseorang tak terlepas dari bagaimana ia memaknai tindakannya, begitu pula dalam berkomunikasi yang menjadikan bahasa sebagai kunci pokoknya.

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

PERNYATAAN EMOSI BERBAHASA INDONESIA SISWA SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR: KAJIAN PSIKOLINGUISTIK

PERNYATAAN EMOSI BERBAHASA INDONESIA SISWA SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR: KAJIAN PSIKOLINGUISTIK PERNYATAAN EMOSI BERBAHASA INDONESIA SISWA SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR: KAJIAN PSIKOLINGUISTIK Maria Imaculada Dc. S email: missysarmento@yahoo.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanda atau lambang, dan verba Samaino yang bisa disebut sebagai menandai

BAB II KAJIAN TEORI. tanda atau lambang, dan verba Samaino yang bisa disebut sebagai menandai BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Semantik Kata semantik berasal dari bahasa Yunani, Sema (nomina) yang berarti tanda atau lambang, dan verba Samaino yang bisa disebut sebagai menandai atau melambangkan. Semantik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara semantis, setiap satuan lingual memiliki hubungan dengan satuan lingual lain. Hubungan tersebut berupa hubungan makna atau disebut juga relasi makna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berinteraksi dengan sesama. Baik untuk mengungkapkan ide atau gagasan juga untuk sekedar menginformasikan apa yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketaksaan muncul bila kita sebagai pendengar atau pembaca sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketaksaan muncul bila kita sebagai pendengar atau pembaca sulit untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Ketaksaan muncul bila kita sebagai pendengar atau pembaca sulit untuk menangkap pengertian yang kita baca, atau yang kita dengar. Bahasa lisan sering menimbulkan

Lebih terperinci

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Lesson 26: Prepositions of inter-place (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Cara menggunakan preposisi antar-tempat. Reading (Membaca) He traveled across

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. Modul ke: BAHASA INDONESIA UMB Penulisan Kata (Diksi) Fakultas Psikologi Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Definisi Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata atau diksi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari semakin maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk memberikan informasi kepada orang lain. Bahasa pada prinsipnya digunakan untuk menyampaikan pesan

Lebih terperinci

Bentuk ini juga berlaku untuk BISA DI, HARUS DI, MUNGKIN DI, BOLEH DI

Bentuk ini juga berlaku untuk BISA DI, HARUS DI, MUNGKIN DI, BOLEH DI Pelajaran VII ini adalah tahapan penting ketiga, yang akan membawa kita bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Jika kita dapat melewatkan pelajaran VII atau tahapan penting ketiga ini dengan betul-betul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hurford dan Hearsly menyatakan bahwa semantik merupakan cabang dari linguistik yang mengkaji arti di dalam bahasa (Hurford dan Hearsly, 1983:1). Saat seseorang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Lesson 36: Infinitive 1 Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Reading (Membaca) My dream is to live in New York. (Impianku adalah tinggal di New York.) I would like to learn more about your country! (Saya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

BAB V PENUTUP. Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan BAB V PENUTUP Bab terakhir dalam tesis ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Simpulan berisi hasil akhir dari penelitian ini. Sementara saran berisi anjuran penulis terhadap penelitian-penelitian

Lebih terperinci

J.C. Sutoto Pradjarto

J.C. Sutoto Pradjarto INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEMAMPUAN PRODUKTIF PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS TINGKAT PEMULA J.C. Sutoto Pradjarto Program Studi Bahasa Inggris,

Lebih terperinci

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) 1 IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) Oleh: Indrie Harthaty Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Abstrak Kajian

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris Eva Tuckyta Sari Sujatna I. Pengantar Kurikulum Nasional telah memasukkan mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan.

LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. LINKING BE (TO BE) To be (am, are, is) berarti ada atau adalah, tetapi dalam bahasa Indonesia, pada umumnya to be tidak diterjemahkan. To be digunakan sebagai penghubung antara subjek dan predikat. Predikat

Lebih terperinci

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa Lesson 22: Why Pelajaran 22: Mengapa Reading (Membaca) Why are you tired? (Mengapa kamu lelah?) Why is your boss angry? (Mengapa bosmu marah?) Why was he late? (Kenapa dia terlambat?) Why did she go there?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sering kali kita temukan banyak informasi yang dituliskan di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

Lebih terperinci

Lesson 41: may, might, might not. Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh

Lesson 41: may, might, might not. Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh Lesson 41: may, might, might not Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh Reading (Membaca) You may have a seat. ( Anda boleh duduk ) May I borrow your book? ( Bolehkah saya meminjam bukumu?) The taxi

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PEMEROLEHAN LEKSIKON ANAK-ANAK USIA 7 TAHUN DI SD NEGERI 067690 MEDAN TESIS OLEH NOVITA SARI NIM: 127009023/LNG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 PEMEROLEHAN LEKSIKON ANAK-ANAK

Lebih terperinci

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Pelajaran 33: Bentuk Kata Tanya "be going to, be verb ~ ing" untuk Mengekspresikan Waktu yang Akan Segera Datang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. Teori mengenai pelanggaran maxim diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

PERSON DEIXIS USED BY THE MAIN CHARACTER IN THE AMAZING SPIDERMAN MOVIE

PERSON DEIXIS USED BY THE MAIN CHARACTER IN THE AMAZING SPIDERMAN MOVIE PERSON DEIXIS USED BY THE MAIN CHARACTER IN THE AMAZING SPIDERMAN MOVIE A THESIS Submitted in Partial Fulfillment of the Requirement for the Degree of Sarjana Humaniora By: GIDHMUNI FAJRI 0810733110 ENGLISH

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat

Lesson 26: Prepositions of inter-place. (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Lesson 26: Prepositions of inter-place (across, inside, outside, behind, beside, between) Pelajaran 26: Preposisi antar-tempat Cara menggunakan preposisi antar-tempat. Reading (Membaca) You must go across

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi manusia terkadang mengalami kesulitan memahami pembicaraan mitra

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi manusia terkadang mengalami kesulitan memahami pembicaraan mitra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia berinteraksi dengan sesamanya. Akan tetapi dalam berinteraksi

Lebih terperinci

7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK

7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK 7. TATARAN LINGUISTIK (4) SEMANTIK Hocket, seorang tokoh strukturalis menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang kompleks dari kebiasaan-kebiasaan. Sistem bahasa ini terdiri dari lima sub sistem,

Lebih terperinci

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI)

ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) ANALISIS LIRIK LAGU LIR-ILIR (SEBUAH KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI) Eka Susylowati, SS, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Metafora merupakan penggunaan bahasa

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 5 Making recommendations

English for Tourism Lesson 5 Making recommendations English for Tourism Lesson 5 Making recommendations Pelajaran 5: Mengajukan Saran L1: "Bahasa Inggris Pariwisata Eng: "English for Tourism" L1 Juni Tampi: Hello, Saya Juni Tampi dari Radio Australia, mengantarkan

Lebih terperinci

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?"

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + ? Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?" Reading (Membaca) I do not run. (Saya tidak berlari.) We do not go to the park. (Kami tidak pergi ke taman.) You do not

Lebih terperinci

Pengalaman dan Pengamatan Tentang Pendidikan Suatu Kerangka:

Pengalaman dan Pengamatan Tentang Pendidikan Suatu Kerangka: 1 Seminar Mengenai Pendidikan Topik: Mendidik dan Mengajar, Bekal Hidup, Fungsi Luhur Guru Bersama Upasaka Salim Lee Vihara Dharma Suci Pantai Indah Kapuk, Jakarta Sabtu, 17 Juli 2010 Pengalaman dan Pengamatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu informasi pada dasarnya mensyaratkan kecukupan (sufficient) dalam struktur internal informasi itu sendiri sehingga orang yang diajak komunikasi dapat memahami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain

Lebih terperinci

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Kania Pratiwi Sakura Ridwan Aulia Rahmawati Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami secara

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORETIS

BAB 3 KERANGKA TEORETIS BAB 3 KERANGKA TEORETIS 3.1 Pengantar Cara berpikir dan bertindak setiap individu selalu terkait dengan metafora. Gambaran mengenai realitas dan pengalaman sehari-hari dapat dipahami dengan mudah melalui

Lebih terperinci

Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek. dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek. dalam Klausa Bahasa Inggris 1. oleh:

Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek. dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek. dalam Klausa Bahasa Inggris 1. oleh: Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek dalam Klausa Bahasa Inggris 1 oleh: Eva Tuckyta Sari Sujatna, M.Hum 2 1. Pengantar Frasa nomina (yang kemudian saya

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak. pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak. pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya permasalahan kategori ini sehingga tidak

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

Lesson 17: Can, Cannot, Can...? Pelajaran 17: Dapat, Tidak dapat, Dapatkan..?

Lesson 17: Can, Cannot, Can...? Pelajaran 17: Dapat, Tidak dapat, Dapatkan..? Lesson 17: Can, Cannot, Can...? Pelajaran 17: Dapat, Tidak dapat, Dapatkan..? Reading (Membaca) I can walk. (Saya dapat berjalan.) He can write an email. (Dia dapat menulis sebuah email.) You can dance.

Lebih terperinci

Lesson 40: must, must not, should not. Pelajaran 40: harus, harus tidak, tidak boleh

Lesson 40: must, must not, should not. Pelajaran 40: harus, harus tidak, tidak boleh Lesson 40: must, must not, should not Pelajaran 40: harus, harus tidak, tidak boleh Reading (Membaca) You must answer all the questions. ( Anda harus menjawab semua pertanyaan ) We must obey the law. (

Lebih terperinci

BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak

BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak 1 BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak Women's language is closely related to gender. Spoken word (language) used by the women are more subtle than

Lebih terperinci

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) A. Pengertian Kosakata PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Parepare Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan ungkapan konotasi dalam penyajian wacananya. Konotasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan ungkapan konotasi dalam penyajian wacananya. Konotasi dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak media cetak baik koran maupun majalah sering menggunakan ungkapan konotasi dalam penyajian wacananya. Konotasi dikenal juga sebagai asosiatif. Associative

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

THE ANALYSIS OF SENSE RELATIONS FOUND IN ENGLISH TRANSLATION OF SURA YUSUF. By SYANDRIAN FERDIANA NIM

THE ANALYSIS OF SENSE RELATIONS FOUND IN ENGLISH TRANSLATION OF SURA YUSUF. By SYANDRIAN FERDIANA NIM THE ANALYSIS OF SENSE RELATIONS FOUND IN ENGLISH TRANSLATION OF SURA YUSUF By SYANDRIAN FERDIANA NIM 200932128 ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT TEACHING TRAINING AND EDUCATION FACULTY MURIA KUDUS UNIVERSITY

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued)

English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) English for Tourism Lesson 22 Dealing with a situation (continued) Pelajaran 22: Menangani situasi yang serius (lanjutan) L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-22.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penulis rasakan sangat sulit untuk dipelajari adalah bagian grammar atau

BAB I PENDAHULUAN. yang penulis rasakan sangat sulit untuk dipelajari adalah bagian grammar atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai seseorang yang bukan merupakan penutur asli, penulis dapat memahami bahwa belajar bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang mudah. Bagian yang penulis

Lebih terperinci

BENTUK KATA DAN MAKNA

BENTUK KATA DAN MAKNA BENTUK DAN MAKNA BENTUK KATA DAN MAKNA 1. FONEM bunyi bahasa yang membedakan arti/ makna Contoh : /apēl/ dan /apəl/ /mental/ dan /məntal/ /s/ayur - /m/ayur /s/ : /m/ Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa skripsi maupun jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Kumairoh Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Dipnegoro Abstrak Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebagai alat komunikasi, bahasa terdiri dari dua aspek linguistik dan non

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebagai alat komunikasi, bahasa terdiri dari dua aspek linguistik dan non 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Semantik Sebagai alat komunikasi, bahasa terdiri dari dua aspek linguistik dan non linguistik. Menurut Matthews (1997) aspek linguistik mencangkup tataran fonologis, morfologis

Lebih terperinci

SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017

SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017 SISTEM PENGUTIPAN (Disarikan dari Kemdiknas, Ditjen Dikti DP2M, 2011) Palembang, 23 Mei 2017 Fabrikasi Data Membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada Falsifikasi Data: Mengubah data sesuai dengan keinginan

Lebih terperinci

TIPE DAN DIMENSI MAKNA dari buku Meaning in Language: An Introduction to semantics and Pragmatics karangan D. Alan Cruse, halaman 41 s.d.

TIPE DAN DIMENSI MAKNA dari buku Meaning in Language: An Introduction to semantics and Pragmatics karangan D. Alan Cruse, halaman 41 s.d. TIPE DAN DIMENSI MAKNA dari buku Meaning in Language: An Introduction to semantics and Pragmatics karangan D. Alan Cruse, halaman 41 s.d. 60 (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./ FPBS UPI) 1. Pengantar Makna

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk

BAB l PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan pesan atau informasi dan berinteraksi dengan sesamanya, maka dari itu manusia

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 6 Making recommendations (continued)

English for Tourism Lesson 6 Making recommendations (continued) English for Tourism Lesson 6 Making recommendations (continued) Pelajaran 6: Mengajukan saran (lanjutan) L1: Bahasa Inggris Pariwisata Eng: "English for Tourism" Eng: Lesson six. Making recommendations.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif dengan pertimbangan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci