PROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3 PADA INSTALASI TT / TET SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF LINE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3 PADA INSTALASI TT / TET SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF LINE"

Transkripsi

1 PROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3 PADA INSTALASI TT / TET SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF LINE Pangestuningtyas D.L 1, Ir. Tejo Sukmadi, M.T. 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia pangestuningtyas@gmail.com Abstrak - Energi listrik merupakan enrgi yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia karena mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi lain. Seiring berkembangnya IPTEK dan semakin banyaknya jumlah penduduk maka kebutuhan energi listrik juga semakin bertambah. Tetapi, energi listrik juga ternyata memiliki bahaya listrik yang dapat menimbulkan berbagai macam kerugian bagi manusia maupun lingkungan. PT PLN (Persero) merupakan satu - satunya perusahaan yang mengatur penyaluran energi listrik di Indonesia. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia dibutuhkan keandalan dari setiap instalasinya. Salah satu cara untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik ini adalah dengan cara melaksanakan pemeliharaan pada setiap unit di instalasi PT PLN. PT PLN dalam melaksanakan tugasnya juga mementingkan faktor keamanan agar tercipta suasana yang Aman, Andal dan Akrab bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan prosedur K2 dan K3 di setiap pekerjaan di setiap unitnya. Dan dengan diberlakukannya K2 dan K3 ini diharapkan dapat menghasilkan zero accident dan safety condition pada seluruh unit di PT PLN (Persero). Kata kunci : bahaya listrik, K2, K3, safety condition, zero accident BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan berkembangnya IPTEK. Hal ini dikarenakan mudahnya energi listrik untuk dikonversi ke bentuk energi lain yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin bertambahnya kebutuhan listrik di masyarakat membuat PT PLN (Persero) membangun instalasi instalasi yang menunjang pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Untuk meningkatkan tingkat keandalan sistem tenaga listrik maka diperlukan juga pemliharaan pada setiap instalasi yang dibangun. Selain mempunyai dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan manusia, energi listrik juga mengandung dampak negatif bagi masyarakat maupun lingkungan. Melihat adanya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh energi listrik ini, maka PT PLN (Persero) juga mementingkan segi keamanan pada setiap unitnya. Hal ini dikarenakan untuk menghasilkan zero accident dan safety condition bagi karyawan PLN, masyarakat sekitar maupun lingkungan. Salah satu cara untuk menghasilkan kondisi tersebut maka PT PLN (Persero) selalu berusaha melaksanakan prosedur K2 (Keselamatan Ketenagaanlistrikan) dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada setiap pekerjaannya. 1.2 Tujuan Tujuan dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah : 1. Memperkenalkan tentang pentingnya K2 dan K3 sebagai faktor non teknis yang sering kurang diperhatikan. 2. Mengetahui penerapan prosedur pelaksanaan K2 dan K3 dalam instalasi TT /TET pada saat pemeliharaan dalam kondisi offline yang dapat menunjang keandalan sistem tenaga listrik di Indonesia. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam pembuatan laporan ini penulis membatasi masalah tentang Prosedur pelaksanaan K2 dan K3 pada instalasi TT / TET pada saat pemeliharaan peralatan pada kondisi offline di PT PLN (Persero). BAB II : DASAR TEORI 2.1 Hubungan antara K2 dan K3

2 Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) merupakan segala upaya atau langkah - langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan) dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik. Keselamatan Kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, luka berat, cacat bahkan tewas). Kesehatan Kerja adalah suatu upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Hubungan antara K2 dan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan adalah bila K2 dan K3 tidak dilaksanakan maka akan mudah terjadinya kecelakaan kerja, yang dapat merugikan bukan hanya personil yang melaksanakan pekerjaan, tetapi masyarakat dan lingkungan di sekitar pelaksanaan pekerjaan. 2.2 Bahaya Listrik Bahaya listrik merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan atau menimbulkan kecelakaan, bencana, kerugian, dan sejenisnya yang diakibatkan oleh adanya arus listrik. Bahaya listrik yang dapat terjadi contohnya adalah bahaya Kuat Medan Magnet (KMM) dan Kuat Medan Listrik (KML), selain itu besarnya arus dan tegangan induksi yang mengalir dalam tubuh. Besarnya KML dan KMM yang biasanya ditakutkan oleh masyarakat biasanya dikarenakan akibat adanya pembangunan SUTET/ SUTT di daerah penduduk. Oleh karena pembangunan trnsmisi pada PT PLN (Persero) ditetapkan berdasarkan IRPA / INIRC / WHO tahun 1990 yaitu 5 kv/m untuk KML dan 0,1 mt untuk KMM pada waktu yang tidak terbatas. Sedangkan 10 kv/m untuk KML dan 0,5 mt untuk KMM selama jam kerja. Arus listrik yang mengalir pada tubuh manusia dapat menyebabkan kesemutan, pingsan, terbakar bahkan kematian. Berikut tabel pengaruh arus induksi yang mengalir terhadap tubuh manusia : Tabel 2 Pengaruh Besarnya Arus terhadap Tubuh Manusia Besarnya Pengaruh terhadap tubuh Arus (ma) manusia 0 0,9 Belum dirasakan pengaruhnya 0,9 1,2 Baru terasa adanya arus listrik 1,2 1,6 Mulai terasa seakan akan ada yang merayap di dalam tangan 1,6 6,0 Tangan sampai siku merasa kesemutan 6,0 8,0 Tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin bertambah 13,0 15,0 Rasa sakit tak tertahankan, penghantar masih bisa dilepaskan dengan gaya yang besar sekali 15,0 20, Otot tidak sanggup lagi 0 melepaskan penghantar 20,0 50,0 Dapat mengakibatkan kerusakan 50,0 100,0 Tegangan yang mengalir dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 macam yaitu : Tegangan sentuh, yaitu tegangan yang terdapat diantara peralatan yang disentuh dengan peralatan yang sedang terjadi arus gangguan. Tegangan langkah, yaitu tegangan yang timbul diantara dua kaki orang yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus hubung singkat ke tanah. Tegangan pindah, yaitu tegangan sentuh, dimana tegangan ini terjadi pada saat terjadi hubung singkat seseorang yang berdiri di dalam instalasi tenaga listrik, dan memegang suatu peralatan yang ditanahkan pada titik yang jauh sedangkan alat tersebut dialiri arus hubung singkat ke tanah. Selain berbahaya bagi manusia di sekitarnya, listrik juga dapat membahayakan lingkungan seperti dapat menyebabkan kebakaran pada saat terjadinya hubung singkat pada peralatan. 2.3 Kecelakaan Kerja pada tubuh manusia Batas arus yang dapat menyebabkan kematian Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan / tidak diharapkan yang dapat menimbulkan berbagai kerugian,baik kerugian harta benda (rusaknya peralatan) maupun kehilangan jiwa manusia. Suatu kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu :

3 1. Unsafe Action, yaitu sikap atau tingkah laku manusia yang tidak aman (berbahaya). 2. Unsafe condition, yaitu kondisi/keadaan tempat kerja atau peralatan kerja yang tidak aman (berbahaya). Dengan prosentase penyebab kecelakan kerja adalah dengan 80% akibat unsafe act, 18% unsafe condition dan 2% akibat yang lainnya. Kecelakaan kerja dapat dikurangi dan dicegah dengan penerapan safety engineering dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. BAB III: PEMELIHARAAN INSTALASI GARDU INDUK / GARDU INDUK TEGANGAN EKSTRA TINGGI (GI/GITET) 3.1 Peralatan Peralatan pada Gardu Induk Gardu induk merupakan salah satu instalasi yang digunakan dalam menyalurkan tenaga listrik. Peralatan instalasi yang terdapat di GI / GITET adalah : 1. Trafo Arus, untuk mengkonversi besar arus untuk keperluan pengukuran maupun proteksi. 2. Trafo tegangan untuk mengkonversi besar tegangan untuk keperluan peralatan indikator, alat ukur / meter dan relai. 3. Lightning Arrester (LA) untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh arus balik akibat hubung singkat. 4. Pemutus Tenaga (PMT) untuk saklar / switching mekanis yang mampu menutup, mengalirkan, dan memutus arus beban saat sistem normal maupun saat terjadi gangguan dalam kondisi berbeban.. 5. Pemisah (PMS) untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi pada saat kondisi tidak berbeban. 6. Kompresor untuk memampatkan udara atau gas fungsinya sebagai media pemadaman pada PMT tipe Air Circuit Breaker (ACB), maupun Air Blast Circuit Breaker (ABCB) dan untuk penggantian atau pengisian gas SF 6 pada PMT maupun pada GIS (Gas Insulated Switchgear). 7. Capacitor banks untuk memperbaiki kualitas pasokan energi listrik. 8. Supply AC DC, untuk sistem kontrol, proteksi, maupun untuk sistem mekanik penggerak peralatan di Gardu Induk 3.2 Pemeliharaan pada Instalasi GI / GITET Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan utamanya untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan sistem sistem tenaga listrik.pada GI / GITET pemeliharaan terdiri dari: a. In service inspection yaitu kegiatan pemeliharaan berupa pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan terhadap adanya perubahan pada peralatan yang berpotensi untuk menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian / keseluruhan peralatan. b. In service measurement yaitu kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan pada saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan / beroperasi. c. Shutdown testing / measurement yaitu pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan. d. Shutdown treatment yaitu pekerjaan untuk memperbaiki perubahan pada peralatan yang ditemukan pada saat in service inspection/measurement atau menindaklanjuti shutdown testing / measurement. Hal hal yang perlu diperhatikan pada saat bekerja dalam kondisi yang bebas tegangan adalah sebagai berikut: a. Memperhatikan perlengkapan bebas tegangan. b. Tempat kerja telah dinyatakan aman oleh pengawas c. Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan

4 d. Bila ada sirkuit ganda : Pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkuit Masing-masing kawat harus dibumikan pada kedua ujungnya tempat yang berdekatan dengan yang dikerjakan e. Harus ada penanggungjawab / pengawas penuh pada sirkuit tersebut f. Pekerjaan boleh dimulai bila semua persyaratan tersebut atas telah dipenuhi BAB IV : PROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3 PADA INSTALASI TT/ TET SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF LINE 4.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja Prosedur keselamatan kerja merupakan suatu tata cara yang disusun secara sistematis dan jelas sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.prosedur keselamatan kerja sangat erat kaitannya dengan hal hal keamanan personil, kelayakan peralatan kerja dan keamanan peralatan instalasi listrik yang menjadi obyek pekerjaan sehingga dapat terciptanya zero accident dan safety condition pada setiap unit di PLN Manuver adalah suatu prosedur untuk mengubah posisi jaringan / instalasi dari kondisi tidak operasi (keluar dari sistem) ke kondisi operasi (masuk ke dalam sistem) atau sebaliknya.sedangkan manuver dan keamanan peralatan instalasi listrik TT / TET berhubungan erat dengan keandalan sistem operasi dan kontinuitas penyaluran tenaga listrik. Personil yang melakukan pemeliharaan instalasi TT/ TET pada kondisi offline terdiri dari : 1. Penanggungjawab pekerjaan, bertugas untuk bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian kegiatan pemeliharaan yang dilakukan, dengan catatan tidak sedang menjadi pengawas lainnya (tidak merangkap). 2. Pengawas manuver, bertugas untuk mengawasi dan bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan manuver yang dilakukan. 3. Pelaksana manuver, bertugas sebagai eksekutor proses manuver pada saat pemeliharaan instalasi TT/TET. 4. Pengawas pekerjaan, bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pemeliharan instalasi TT/TET oleh pelaksanaan pekerjaan. 5. Pengawas K3, bertugas untuk mengawasi pelaksanaan K2 dan K3 selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan. 6. Pelaksana pekerjaan, bertugas untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan pada instalasi TT/TET pada kondisi offline. Tahapan pelaksanaan pekerjaan dan penerapan prosedur K2 / K3 pada pekerjaan instalasi TT / TET terdiri dari 3 tahapan, yaitu : 1. Tahap I : Persiapan Berisi tentang briefing atau penjelasan tentang rencana kerja yang akan dilaksanakan kepada seluruh personil yang terlibat dalam pekerjaan yang dilakukan oleh pengawas manuver, pengawas pekerjaan dan pengawas K3. 2. Tahap II : Pembebasan Tegangan dan Pelaksanaan Pekerjaan. a. Melakukan doa bersama. b. Melaksanakan manuver pembebasan tegangan, dengan memperhatikan SOP Manuver Pembebasan Tegangan.SOP Pembebasan Tegangan adalah sebagai berikut : Mengeluarkan PMT (pemutus tenaga) terlebih dahulu dari sistem, kemudian memeriksa apakah PMT yang dikeluarkan tadi sudah terbuka sempurna atau belum, hal ini dapat dilihat dari penunjukan indikator dengan O (keluar) atau I (masuk) atau indikator lain yang menunjukan posisi membuka / menutupnya PMT. Mengeluarkan PMS - PMS (pemisah) rel dan line, kemudian memeriksanya secara visual apakah kontak- kontak PMS tersebut telah keluar sempurna atau belum. Mengeluarkan Load break switch (LBS) rel dan line dari sistem, kemudian memeriksa secara visual apakah kontak - kontak LBS tersebut telah keluar sempurna atau belum. Memasukkan PMS (pemisah) tanah dalam sistem (//), kemudian memeriksanya secara visual apakah kontak - kontak PMS tanah tersebut telah masuk atau belum. Menjaga posisi peralatan agar tidak berubah setelah melakukan manuver pembebasan tegangan, misalnya melepas sekring atau pengaman lebur sistem kendali dikunci / digembok pada tuas-tuas penggerak, serta memasang plat isolasi pengaman diantara kontak. Pelaksanaan manuver pembebasan tegangan dilakukan oleh operator atas

5 perintah / izin piket UPB untuk sisi tegangan tinggi, piket UPD untuk sisi tegangan menengah, serta piket P3B untuk sisi tegangan ekstra tinggi. Catatan : Manuver dilaksanakan setelah ada perintah dari piket terkait.memeriksa c. Mengetes Tegangan pada peralatan/instalasi yang akan dikerjakan (menggunakan tester tegangan). d. Memasang Pentanahan setempat (pertanahan portable),dengan memperhatikan persyaratan umum pentahan dan contoh-contoh pemasangan pentanahan setempat pada pekerjaan Instalasi Tegangan Tinggi. e. Memasang Pengaman tambahan (pengamanan berlapis) yaitu : - Memasang kunci / gembok mekanis PMS. - Memutus supply tegangan untuk motor penggerak PMS (lepas sekering / MCB). - Memasang sekat-sekat isolasi / partisi atau selubung Isolasi pada peralatan / lokasi yang memungkinkan terjadi penggerak (pisau pisau PMS yang terbuka dan lainlain). f. Memasang rambu - rambu pengaman (tanda - tanda peringatan) daerah berbahaya dan daerah aman. (rantai warna merah, bendera merah dan hijau serta tanda-tanda peringatan lainnya). g. Membuat / mengeluarkan Pernyataan Bebas Tegangan dan dengan dikeluarkannya pernyataan ini, berarti peralatan / instalasi sudah aman dan siap untuk dikerjakan. h. Melaksanakan perkerjaan sesuai rencana (perkerjaan hanya dilakukan oleh personil yang telah ditunjuk dan diperiksa pada tahap persiapan). i. Mengawasi pelaksanaan perkerjaan (pengawasan pekerjaan dan pengawasan K3). 3. Tahap III : Pekerjaan selesai dan Pemberian Tegangan Hal - hal yang harus dilaksanakan pada tahap ketiga ini adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Pengawas pekerjaan meneliti kembali lokasi pekerjaan sekelilingnya secara cermat, misalnya hasil pekerjaan, benda-benda asing, peralatan dan perlengkapan kerja lainnya yang mungkin masih tertinggal. 2. Pelepasan Pentanahan setempat (Pentanahan Portable) Melepaskan seluruh klem yang terpasang pada sistem pentanahan setempat yang terpasang pada Instalasi dengan menggunakan stick arde (tongkat pentanahan). Pentanahan dilepas terlebih dahulu dibagian instalasi kemudian pada bagian sistem pentanahan / arde. Merapikan kembali peralatan tersebut sebelum disimpan pada tempatnya. c. Pelepasan Tanda / Rambu-rambu Pengamanan Setelah sistem pentanahan setempat dilepas, maka peralatan pengaman lainnya seperti kunci-kunci, ramburambu dapat dilepas. Fuse pengaman MCB dimasukkan. Setelah itu pengawas pekerjaan memberitahu kepada semua pelaksana bahwa instalasi tersebut sudah tidak aman untuk dikerjakan. d. Membuat Pernyataan Selesai Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai sesuai dengan prosedur, pengawas pekerjaan mengeluarkan pernyataan selesai pekerjaan. e. Persiapan Pemberian Tegangan Pengawas pekerjaan, pengawas manuver dan pengawas K3 melaksanakan pemeriksaan ulang terhadap kondisi instalasi untuk persiapan pemberian tegangan. f. Manuver Pemberian Tegangan dengan cara : Setelah diperiksa bahwa pekerjaan selesai dengan baik dan instalasi siap untuk dinormalkan / diberi tegangan dan dibebani, maka selanjutnya dilaporkan ke PIOP Sektor dan Piket UPB. Berdasarkan perintah Piket UPB / UPD operator melaksanakan Manuver pemberian tegangan. Saat pelaksanaan manuver KSO (Pengawas Manuver) mencatat, mengawasi / memantau pelaksanaan manuver sesuai perintah UPB, UPD. SOP Pemberian Tegangan adalah sebagai berikut : Mengeluarkan PMS (pemisah) tanah terlebih dahulu Memasang semua pengaman lebur (fuse) yang dikeluarkan dari sistem. Memasukkan PMS - PMS (pemisah) rel dan line ke sistem (//). Memasukkan PMT (pemutus tenaga) ke sistem (//). Pelaksanaan manuver pemberian tegangan dilakukan oleh operator atas perintah / izin piket UPB untuk sisi tegangan tinggi, piket UPD untuk sisi tegangan menengah, serta piket P3B untuk sisi tegangan menengah serta piket

6 P3B untuk sisi tegangan ekstra tinggi. g. Melakukan doa bersama. 4.2 Alat Pelindung Diri (APD) Peralatan APD pada instalasi TT/TET berfungsi untuk mengurangi tingkat bahaya dan kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan pada instalasi tersebut. Peralatan APD hanya bersifat untuk mengurangi terjadinya kecelakaan tetapi tidak dapat membebaskan personil dari bahaya kecelakaan. Peralatan APD pada saat pemeliharaan instalasi TT/ TET pada kondisi offline, terdiri dari : 1. Shackel Stick (tongkat penghubung), berfungsi untuk mengeluarkan / memasukkan PMS. 2. PMS Tanah, berfungsi sebagai pengaman pada penghantar terhadap tegangan sisa. 3. Alat pentanahan Portable, berfungsi untuk mengetanahkan peralatan / instalasi. 4. Voltage Tester (Tester Tegangan), berfungsi untuk meyakinkan peralatan listrik masih bertegangan atau sudah bebas tegangan. 5. Bangku Isolator, berfungsi sebagai alat isolasi bagi petugas pada waktu melaksanakan pekerjaan. 6. Rambu-rambu pengaman / Tanda Peringatan, berfungsi untuk tanda peringatan pada saat melakukan pekerjaan. 7. Topi Pengaman (helm), berfungsi melindungi kepala dari benturan/ kejatuhan benda keras dan tajam. 8. Pakaian Kerja, berfungsi untuk melindungi diri. 9. Sarung Tangan, berfungsi untuk melindungi tangan pada saat melaksanakan pekerjaan. 10. Kaca mata, berfungsi untuk melindungi mata pada waktu pelaksanaan pekerjaan juga melindungi mata dari cahaya-cahaya yang dapat merusak mata. 11. Sabuk Pengaman, berfungsi untuk pengamanan para petugas yang bekerja memanjat ke tempat-tempat yang tinggi seperti pada Tower, tiang menara dan lain sebagainya. 12. Sepatu Kerja, berfungsi untuk melindungi kaki pada saat melaksanakan pekerjaan. 13. Masker Hidung (Respirator), berfungsi untuk mengamankan petugas dari gangguan pernafasan terhadap kotoran / debu-debu atau bahan kimia. 14. Alat penutup telinga (Ear Protector), berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan. 15. Peralatan pernafasan (Breathing Apparatus), berfungsi untuk memberikan pertolongan pada orang yang terjebak dalam ruangan yang terancam kebakaran (penuh asap). 16. Penutup Dada untuk Las Listrik, berfungsi untuk melindungi dada dari radiasi panas pada waktu mengelas listrik. 17. Jas Hujan, berfungsi untuk melindungi petugas yang sedang melaksanakan pekerjaan di lapangan pada waktu hujan. BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat adanya unsafe act dan unsafe condition pada saat melakukan pekerjaan. 2. Penerapan prosedur K2 dan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan zero accident dan safety condition bagi manusia yang melakukan pekerjaan, masyarakat sekitar dan lingkungan. 3. Penggunaan peralatan APD (Alat Pelindung Diri) dapat digunakan untuk mengurangi tingkat bahaya dan kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan. 5.2 Saran 1. Pengadaan seminar seminar tentang pentingnya K2 dan K3 dalam pekerjaan perlu dilakukan untuk menanamkan safety act pada setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Penerapan K2 dan K3 pada setiap unit PLN perlu ditingkatkan agar dapat terjadi zero accident dan safety condition. 3. Adanya APD pada setiap unit PLN sangat diperlukan untuk mengurangi resiko bahaya yang ditimbulkan pada pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja. DAFTAR PUSTAKA [1] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN (Persero).10 Dasar Dasar K2LH. PT PLN (Persero) Pusdiklat. Jakarta [2] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN (Persero). Materi K2 K3 Pada Instalasi TT TET Untuk Pelaksana Pekerjaan Pemeliharaan SUTT SUTET Kondisi Bebas Tegangan.PT PLN (Persero).Jakarta.2009

7 [3] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN (Persero).Materi Pengawas K2 K3 Pada Instalasi TT TET. Pusdiklat PT PLN (Persero).Jakarta [4] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN (Persero).Materi Pemeliharaan Peralatan GI.Pusdikla PT PLN (Persero).Jakarta Kartini 03 Semarang, SMP N 3 Semarang, SMA N 1 Semarang, dan saat ini sedang menempuh pendidikan S1 nya di Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Mengetahui, Dosen Pembimbing BIODATA PENULIS Penulis bernama Pangestuningtyas Diah L. (L2F ) lahir di Semarang, 25 Maret Penulis telah menempuh pendidikan di TK Mekarsari Semarang, SD N Ir. Tejo Sukmadi, M.T. NIP

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3) MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 3 A. PERSPEKTIF Pekerjaan jasa

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEMELIHARAAN Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem

Lebih terperinci

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PERALATAN GI : 138 HARI KERJA (6

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV PENGERTIAN Pengertian pengoperasian kubikel adalah merubah posisi keluar / masuk kontak hubung (LBS, PMT) dgardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung untuk keperluan : Pengaturan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri

Lebih terperinci

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero) Oleh : Hery Setijasa Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275 Abstrak

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGANTIAN ISOLATOR SUSPENSI PADA SUTT 150 kv DENGAN METODE HOT STICK DALAM KEADAAN BERTEGANGAN Pramudya Nur Perdana 1 ; Bambang Winardi, S.T., M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M. PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN PESERTA

2. PERSYARATAN PESERTA BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : OPERASI GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER OPERASI REAL TIME : 138 HARI KERJA (6 BULAN) 1. TUJUAN/MANFAAT:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa 1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

GARDU INDUK TRANSFORMATOR Bab 4 GARDU INDUK DAN TRANSFORMATOR GARDU INDUK TRAFO STEP UP 20/500 kv 500 kv 150 kv 150 kv INDUSTRI 20 kv BISNIS TRAFO GITET 500/150 kv TRAFO GI 150/20 kv PEMBANGKIT TRAFO DISTRIBUSI 220 V PLTA PLTD

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Airlangga Avryansyah Akbar. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia   Abstrak Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH Ir. JM Sihombing PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI BARU TERBARUKAN Distribusi Ketenagalistrikan Sistem grid Jawa Bali (500KVA) JARINGAN LISTRIK

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI TENGANGAN MENENGAH 20 KV Muhamad Rifqi¹, Karnoto, ST, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL Oleh : SEMUEL MASRI PONGKORUNG NIM : 13021003 Dosen Pembimbing Reiner Ruben Philipus Soenpiet, SST NIP. 1961019 199103 2 001 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN BENAR NO. KODE : INA.5230.223.23.01.07

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) mempunyai sistem transmisi listrik di Pulau Jawa yang terhubung dengan Pulau Bali dan Pulau Madura yang disebut dengan sistem interkoneksi

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

SAKLAR PEMISAH (PMS)

SAKLAR PEMISAH (PMS) SAKLAR PEMISAH (PMS) diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi Dosen Pengampu : Dr. Hasbullah, S.Pd., M.T. Oleh : Eka Nugraha 1104351 Firna Anindyaputri R 1101097 Ilman Yahdiyan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI. Nomor : 01.P/47/MPE/1992. Tanggal.: 07 Februari 1992

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI. Nomor : 01.P/47/MPE/1992. Tanggal.: 07 Februari 1992 PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI Nomor : 01.P/47/MPE/1992 Tanggal.: 07 Februari 1992 PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION..... PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN

Lebih terperinci

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III LIGHTNING ARRESTER BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering

Lebih terperinci

SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU INDUK

SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU INDUK SISTEM PENTANAHAN PADA GARDU INDUK Latar Belakang Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas

Lebih terperinci

5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE

5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE 5. = STANDING OPERATING PROCEDURE 5. PENGERTIAN Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) RAYON RATAHAN seringkali di dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu sering padam kebanyakan penyebabnya

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Bangunan Gardu Pada sistem distribusi kita ketahui terdiri dari beberapa macam gardu distribusi yang digunakan oleh PLN : Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

Lebih terperinci

STUDI KEADAAN PERALATAN PROTEKSI ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PT PLN(PERSERO)RAYON KUALA

STUDI KEADAAN PERALATAN PROTEKSI ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PT PLN(PERSERO)RAYON KUALA STUDI KEADAAN PERALATAN PROTEKSI ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI PT PLN(PERSERO)RAYON KUALA LAPORAN TUGAS AKHIR Disusunsebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma 3 oleh SENTRA DIAKOGINTING

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan

Lebih terperinci

makalah tentang kubikel 20 kv

makalah tentang kubikel 20 kv makalah tentang kubikel 20 kv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangannya, kebutuhan energi listrik semakin meningkat, sedangkan masyarakat sebagai konsumen energi listrik juga bertambah

Lebih terperinci

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh : MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru Oleh : I Gede Budi Mahendra Agung Prabowo Arif Budi Prasetyo Rudy Rachida NIM.12501241010 NIM.12501241013 NIM.12501241014 NIM.12501241035 PROGRAM

Lebih terperinci

2. PERSYARATAN PESERTA

2. PERSYARATAN PESERTA BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN (PDKB) TT/TET : JUNIOR ENGINEER PELAKSANA PDKB TT/TET

Lebih terperinci

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman Bagan dari letak komponen gardu induk KOMPONEN KOMPONEN GI Bagian dari gardu induk yang di jadikan sebagai peletakan komponen utama. Bagian yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG PEMELIHARAAN CB DAN ROTATING DIODA, SERTA SISTEM OPERASI PADA PLTU UNIT 3 PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG Dwi Harjanto. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis sebagai syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Managemen Pemeliharaan dan Perbaikan Tenaga Listrik pada semester VI Program Studi D3

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET SUTET atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi merupakan media pendistribusian listrik oleh PLN berupa kabel dengan tegangan listriknya dinaikkan hingga mencapai 500kV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang memiliki peran sangat vital dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Kebutuhan akan energi listrik terus mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan diagram segaris suatu sistem tenaga listrik yang sederhana. Gambar ini menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri atas lima sub-sistem

Lebih terperinci

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV JENIS GARDU 1. Gardu Portal Gardu Distribusi Tenaga Listrik Tipe Terbuka ( Out-door ), dengan memakai DISTRIBUSI kontruksi dua tiang atau lebih

Lebih terperinci

Sistem Listrik Idustri

Sistem Listrik Idustri Skema Penyaluran Tenaga Listrik Sistem Listrik Idustri Oleh: Tugino, ST, MT Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Tugino, ST MT STTNAS Yogyakarta 2 Sistem Listrik Industri Meliputi Generator Pembangkit

Lebih terperinci

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit

1. TUJUAN/MANFAAT: Membentuk peserta diklat menjadi terampil melaksanakan Pemeliharaan GI & transmisi yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan unit PT PLN (Perser) BIDANG FORM 1 : KERANGKA KEGIATAN PROGRAM ON JOB TRAINING SMK / SMA TAHUN 2011/2012 PROYEKSI JABATAN WAKTU : PEMELIHARAAN GI & TRANSMISI : JUNIOR ENGINEER PEMELIHARAAN PROTEKSI & METER

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Gardu Distribusi Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) 1 PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah) Disusun Oleh : EVARISTUS RATO NIM : 13.104.1011 Program Studi : Teknik Elektro Jurusan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK Rele 220 V AC sebagai Otomatisasi Catu Tegangan pada Pemutus (Setiono dan Priarta) RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI

Lebih terperinci

MAKALAH GARDU INDUK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN KATA PENGANTAR. Nama : Alek Susi Putra NPM :

MAKALAH GARDU INDUK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN KATA PENGANTAR. Nama : Alek Susi Putra NPM : MAKALAH GARDU INDUK Nama : Alek Susi Putra NPM : 054108014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN 2010 2011 KATA PENGANTAR Puji sukur ats kehadiran tuhan yang maha esa, ats berkat dan rehmatnya juga makalah

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3 ALAT PELINDUNG DIRI DEFINISI APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama dalam bidang busana 2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan pada peralatan listrik. SAKLAR. Saklar

Lebih terperinci

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( )

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK) Presented by: NOVI MARHAENDRA PUTRANTO ( ) IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kv) DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL(HIRARC) (STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK)

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Instalasi Listrik Dari Pusat Listrik Generator atau altenator merupakan komponen utama dari suatu pembangkit listrik, baik pembangkit tersebut berasal dari energi air, uap,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Daniswara Ardy Putra. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA Lutfi Lastiko Wibowo. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN STANDAR TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN Kode Unit : KTL.IKON.1.5050.1.2016 Judul Unit : Mengatur, mengawasi, dan memecahkan

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER Widen Lukmantono NRP 2209105033 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng Ir.Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODUL SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI

PEMBUATAN MODUL SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 2 Mei 2014; 44-49 PEMBUATAN MODUL SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SEBAGAI ALAT PRAKTIKUM DI LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI Wahyono (2), Achmad Syarifuddin Anwar

Lebih terperinci