GAMBARAN PERAN SERTA KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA DI DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Transkripsi

1 GAMBARAN PERAN SERTA KADER KESEHATAN DALAM KEGIATAN POSYANDU BALITA DI DESA CANDIGARON KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : METTA ARMIS NIM a029 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015

2 Gambaran Peran Serta Kader Kesehatan dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Kabupaten Semarang. Overview Of The Role Of Cadres In Posyandu Aktivities Under Five In Rural Districts Candigaron District Sumowono Kabupaten Semarang. Metta Armis 1, Luvi Dian Afriyani, S.SiT,M.KeS 2, Cahyaningrum, S.SiT 3 armismetta@gmail.com Program Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu masyarakat hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat dengan cara memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya seluruh wilayah indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu Mengetahui Gambaran Peran Serta Kader Kesehatan dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Kabupaten Semarang.Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 36 kader di Desa Candigaron. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional random sampling. Pengambilan data menggunakan wawancara terstruktur.analisa data univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar kader mempunyai peran serta saat persiapan hari buka posyandu baik yaitu 30 responden (83,3%), peran serta kader saat hari buka posyandu balita sebagian besar baik yaitu 33 responden (91,7%), peran serta kader setelah hari buka posyandu balita sebagian baik yaitu 29 responden (80,6), sedangkan peran serta secara umum sebagian baik yaitu 33 responden (91,7%). Diharapkan kader posyandu lebih meningkatkan tugasnya seperti melakukan menyiapkan materi penyuluhan, menyampaikan rencana kegiatan ke kantor Desa, pemberian pelayanan gizi, melakukan kegiatan kunjungan rumah. Kata kunci : Peran Serta, Kader Kesehatan, Posyandu Balita Daftar Pustaka :

3 ABSTRACT Healthy Indonesia Vision 2015 that people living in an environment with a healthy behavior by having the ability to reach quality health services in a fair and equitable and has a level of health that is as high as the entire territory of Indonesia. Knowing the purpose of this research is description Participation in the Health Kader Posyandu activity in Desa Candigaron Toddlers Sumowono District Subdistrict Semarang.Desain this research using quantitative descriptive with cross sectional approach on 36 cadres at the village Candigaron. Sampling technique is proportional random sampling. Retrieving data using the data univariate terstruktur.analisa interview. The results showed that most of the cadres have a role as well in preparation for opening day Posyandu well that is 30 respondents ( 83.3 % ), while the participation of cadres Posyandu toddler open most of the good that is 33 respondents ( 91.7 % ), the role of the cadre after the posyandu toddler partially open well that is 29 respondents ( 80.6 ), while participation in general most good, namely 33 respondents ( 91.7 % ). Is expected to further increase the cadre's duties such as conducting prepare extension materials, submit action plans to the village office, provision of nutrition services, conducting home visits. Keywords : Participation, Health Cadre, IHC Toddlers Bibliography : A. PENDAHULAN 1. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 yaitu masyarakat hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat dengan cara memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya seluruh wilayah indonesia. Hal ini didukung dengan misi Jawa Tengah Sehat 2015 yaitu memngerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang intinya mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Berbagai upaya dalam mengatasi masalah kesehatan selama ini, masih bertumpu pada upaya pemerintah, walaupun sudah dikembangkan Upaya Kesehatan bersumber Masyarakat (UKBM), tetapi masyarakat belum optimal berperan di berbagai kegiatan masyarakat tersebut belum dikoordinasi dengan baik (Dinkes Jateng, 2011). Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Kabupaten Semarang di peroleh data pada bulan januari 2015 jumlah posyandu balita ada 6 posyandu dengan jumlah kader 36 orang, kader yang aktif ada 25 orang sedangkan kader yang tidak aktif 11 orang. Penyuluhan yang seharusnya dilakukan oleh kader, ternyata dilaksanakan oleh bidan. 2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul gambaran peran serta kader posyandu balita di Desa Candigaron Kecematan Sumowono Kabupaten Semarang.. 3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui Gambaran Peran Kader Kesehatan dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Candigaron Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. b. Tujuan Khusus 1) Mengetahui peran serta kader posyandu balita pada waktu persiapan pelaksanaan posyandu balita di Desa Candigaron 2) Mengetahui peran serta kader posyandu balita pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu balita di Desa Candigaron. 3) Mengetahui peran serta kader posyandu balita pada saat setelah pelayanan posyandu balita di Desa Candigaron. 2

4 4. Manfaat Penelitian a. Bagi Institusi Sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam meningkatkan pembelajaran tentang posyandu balita. b. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh selama perkuliahan. c. Bagi Puskesmas Sebagai masukan dalam rangka peningkatan peran serta kader posyandu balita di Desa Candigaron. d.. Bagi Kader Posyandu Balita Memberikan informasi kepada kader bahwa peran kader dalam kegiatan posyandu itu sangat penting agar bisa berkembang dan berjalan dengan baik. e. Bagi Tenaga Kesehatan Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk mengetahui sejauh mana peran serta kader posyandu balita dalam menjalankan tugasnya. B. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Wilayah kerja puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang pada Mei Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader di Desa Candigaron yaitu sejumlah 36 kader yang di ambil pada bulan Januari 2015, sedangkan besar sampel yaitu sejumlah 36 responden. Teknik sampling yang digunakan ialah adalah proporsional random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada responden. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu pedoman wawancara. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuensi. C. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 1 Distribusi Berdasarkan Umur Kader Kesehatan Posyandu Balita di Desa Candigaron Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, 2015 Umur Remaja akhir (17-25) Dewasa awal (26-35) Dewasa akhir (36-45) ,7 38,9 19,4 b. Pekerjaan Tabel 2 Distribusi Berdasarkan Pekerjaan Kader Kesehatan Posyandu Balita di Desa Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja ,2 18,8 Jumlah ,0 c. Pendidikan Tabel 3 Distribusi Berdasarkan Pendidikan Kader Kesehatan Posyandu Balita di Desa Pendidikan SMP SMA ,8 72,2 d. Lama Jadi Kader Tabel 4 Distribusi Berdasarkan Lama Menjadi Kader Kesehatan Posyandu Balita di Desa Lama Jadi Kader < 1 Tahun > 1 Tahun ,7 58,3 A. Analisa Univariat 1. Peran Kader Kesehatan Saat Persiapan Pelaksanaan Posyandu Balita. Tabel 5 Distribusi Berdasarkan Peran Kader Kesehata Saat Persiapan Pelaksanaan Posyandu Balita di Desa Candigaron Kecamatan Sumowono 3

5 Peran dalam Persiapan Posyandu Kurang Baik 6 16, ,3 2. Peran Kader Kesehatan Saat Pelaksanaan Posyandu Balita. Tabel 6 Distribusi Berdasarkan Peran Kader Kesehatan Saat Pelaksanaan Posyandu Balita di Desa Peran dalam Pelaksanaan Posyandu Kurang Baik ,3 91,7 Jumlah Peran Kader Kesehatan Setelah Pelaksanaan Posyandu Balita. Tabel 7 Distribusi Berdasarkan Peran Kader Kesehatan Saat Setelah Pelaksanaan Posyandu Balita di Desa Candigaron Kecamatan Sumowono Peran dalam Saat Setelah Pelaksanaan Posyandu Kurang 7 19,4 Baik 29 80,6 4. Peran Kader Kesehatan dalam Kegiatan Posyandu Balita. Tabel 8 Distribusi Berdasarkan Peran Kader Kesehatan Dalam Kegiatan Posyandu Balita di Desa Peran dalam Kegiatan Posyandu Kurang 3 8,3 Baik 33 91,7 D. PEMBAHASAN 1. Gambaraan peran kader kesehatan pada saat persiapan pelaksanaan kegiatan posyandu balita di Desa Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar peran kader saat persiapan pelaksanaan kegiatan posyandu posyandu balita di Desa Kabupaten Semarang dalam kategori baik. Dari 36 responden didapatkan sejumlah 6 orang (16,7%) berperan kurang, 30 orang (83,3%) berperan baik. Peran kader pada saat persiapan hari buka posyandu menurut Ismawati, (2010) adalah menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan, KMS, alat peraga, alat pengukur, bahan materi penyuluhan, mengundang dan menggerakan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk datang ke posyandu, menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada hari buka posyandu, melaksanakan pembagian bulanan posyandu pada hari buka posyandu disebut juga sebagai tugas pelayanan 3 meja atau 5 meja (disesuaikan dengan sistem yang digunakan). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui yang membantu menyiapkan alat dan bahan seperti menyiapkan alat penimbang berat badan ada 35 orang (97,2%), menyiapkan alat pengukur tinggi badan ada 33 orang ( 91,7%), menyiapkan KMS/KIA balita ada 26 orang (72,2%), dan menyiapkan materi penyuluhan untuk balita ada 8 orang (22,2%), memberi tahu ibu balita untuk datang ke posyandu ada 15 orang (41,7%), menyampaikan rencana kegitan kepada kantor desa ada 6 orang (16,7%), memastikan petugas kesehatan bisa hadir atau tidak ada 18 orang (50%) dan melakukan pembagian tugas kader ada 17 orang (47,2%). Peran kader paling banyak dilakukan yaitu pada saat menyiapkan alat dan bahan terutama menyiapkan alat penimbangan berat badan dan menyiapkan alat pengukur tinggi badan hal ini disebabkan tugas tersebut 4

6 merupakan rutinitas dan mudah dikerjakan oleh kader. Langkah ini juga merupakan langkah awal dalam persiapan kegiatan posyandu. Kader yang berperan baik paling banyak melakukan tugas menyiapkan alat penimbangan berat badan sebesar 77,1% danmenyiapakan alat pengukur tinggi badan, sedangkan tugas yang paling sedikit dilakukan oleh kader adalah menyiapkan materi penyuluhan untuk balita hal ini disebabkan karena materi penyuluhan sudah disiapkan oleh kader sehingga kader tidak menyiapkan penyuluhan kepada balita dan menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor Desa. Hal ini disebabkan faktor dari pengalaman kader itu sendiri sebanyak 15 orang (41,,7%) lama menjadi kader < dari 1 tahun dan 21 orang (58,3%) dari 1 tahun. Seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas dan keterampilan seseorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan kader posyandu, semakin lama seseorang menjadi kader posyandu maka keterampilan dalam melaksanakan tugas pada saat kegiatan posyandu akan semakin meningkat sehingga nantinya partisipasi kader dalam kegiatan posyandu akan semakin baik (Widiastuti, 2006). Kader yang kurang berperan disebabkan karena kader tidak melakukan tugas mempersiapkan kegiatan posyandu balita. Hal ini disebabkan karena sebagian besar kader berpendidikan dasar (SMP) yaitu sebanyak 27,8%. Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagian Dewi dan Wawan (2011). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseoarng akan pola hidup dalam memitivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasinya. 2. Gambaran peran kader kesehatan pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu Balita di Desa Candigaron Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar peran kader saat pelaksanaan posyandu balita di Desa Candigaron Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dalam kategori baik. Dari 36 responden didapatkan sejumlah 33 orang (91,,7%) berperan baik, 3 orang (8,3%) berperan kurang Peran kader pada tahap pelaksanaan kegiatan posyandu adalah melaksanakan penyuluhan kesehatan terpadu, mengelola kegiatan UKBM (Depkes RI, 2006). Peran kader saat hari buka posyandu menurut Ismawati S (2010), adalah tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga sebagai tugas pelayanan 3 meja atau 5 meja (disesuakan dengan sistem yang digunakan). Peran kader pada saat pelaksanaan berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui yang membantu melakukan pendaftaran pada balita (100%), melakukan penimbangan berat badan (91,6%), melakukan pengukuran tinggi badan (83,3%), mengisi data data hasil pemeriksaan pada KMS balita (38,9%), membantu petugas kesehatan memberikan penyuluhan (8,3%), membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan gizi (27,7%). Peran kader yang kurang pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu balita dikarenakan kader tidak melakukan tugas pada saat pelaksanaan kegiatan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kader, dimana hasil karakteristik ibu sebagian kecil masih ada beberapa yang berpendidikan SMP 5

7 sejumlah 10 orang (27,8%). Pendidikan kader yang rendah akan menghambat pemahaman kader terhadap berbagai informasi tetang peran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu hal ini sesuai denagn teori Notoatmojo (2007), bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan untuk seseorang terhadap perkembangan orang lain, menuju kearah cita cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, selain itu juga di pengaruhi oleh sebagian kader yang bekerja yaitu swasta (8,3%). Wiraswasta (16,7). 3. Gambaran peran kader kesehatan pada saat setelah pelayanan posyandu Balita di Desa Candigaron Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar peran kader saat setelah hari buka posyandu balita di Desa Candigaron Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dalam kategori baik. Dari 36 responden didapatkan sejumlah 29 orang (80,6%) berperan baik, 7 orang (19,4%) peran serta kurang. Peran kader setelah hari buka posyandu menurut Ismawati S (2010), adalah memindahkan catatan dari buku KIA kebuku register balita atau melaporkan kunjungan IMT, menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan posyandu balita, merencanakan kegiatan hari posyandu bulan berikutnya, melakukan kegiatan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir dan mengjak ibu balita untuk datang keposyandu. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui yang memindahkan catatan dari buku KIA kebuku register balita atau melaporkan kunjungan IMT ada (88,8%), menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan posyandu balita (80,5%), merencanakan kegiatan hari posyandu bulan berikutnya (77,7%), melakukan kegiatan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir dan mengjak ibu balita untuk datang keposyandu (19,4%). Peran kader baik setelah hari buka posyandu dipengaruhi oleh kader yang banyak melakukan tugas seperti memindah catatan dari buku KIA/KMS kebuku register balita atau melaporkan kunjungan IMT sebesar 88,8%, menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan posyandu sebesar 80,5%, merencanakan kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya sebesar 77,7%, sedangkan tugas yang sedikit dilakukan oleh kader yaitu melakukan kegiatan kujnjungan rumah pada balita yang tidak hadir sebesar 19,4%, Peran serta atau keikutsertaan kader posyandu melalui berbagai organisasi kader posyandu dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat desa harus dapat terorganisir dan terencana dengan tepat dan jelas. Beberapa hal yang dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader seharusnya sudah dimengerti dan dipahami sejak awal oleh kader posyandu. 4. Peran serta kader dalam kegiatan posyandu balita di Desa Candigaron Peran serta adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain. Menurut Koezier, Barbara (2005), peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu (Mubarak,dkk,2006). Peran adalah suatu konsep perihal yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur masyarakat, peran meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat (Levinso,2009). Berdasakan hasil penelitian bahwa peran serta kader dalam kegiatan posyandu balita di Desa 6

8 Kabupaten Semarang dan sangat banyak dari responden yang mempunyai peran serta baik yaitu 33responden (91,7%) sedangkan yang kurang sebanyak 3 responden (8,3%). Dalam hal ini dapat dilihat secara umum bahwa dari 36 responden hanya 3 orang kader yang mempunyai peran serta kurang disebakan karena pendidikan dan pekerjaan. Terlihat dari status pedidikan responden (27,8%) sebanyak 10 responden yang berpendidikan dasar (SMP). Dari 10 responden yang berpendidikan dasar (SMP) 3 responden yang memiliki peran serta kurang disebabkan karena pekerjaan sebagai buruh pabrik dan sebagai pegawai yang berangkat pagi dan pulang sore hari. Sehingga responden lebih mementingkan pekerjaan dari pada kegiatan lain seperti kegiatan posyandu balita. peran serta itu sendiri adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu (Mubarak,dkk,2006). E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peran kader kesehatan pada saat persiapan hari buka posyandu balita sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 83,3%. b. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peran kader kesehatan pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu balita sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 91,7%. c. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peran serta kader kesehatan pada saat setelah hari buka posyandu balita sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 80,6%. d. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peran kader kesehatan dalam kegiatan posyandu balita sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 91,7%. 2. Saran a. Bagi Institusi Diharapkan dapat memberikan peluang untuk meningkatkan wawasan mahasiswa dalam menambah informasi tentang posyandu balita. b. Bagi Peneliti Disarankan untuk mengadakan penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi peran serta kader posyandu balita sehingga diperoleh pengetahuan pengetahuan baru tentang kader posyandu balita. c. Bagi Puskesmas Diharapkan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan posyandu balita yang sudah terlaksana sehingga dapat mengetahui hambatan dan sejauh mana kegiatan posyandu balita sudah berjalan, agar program ini berjalan dengan baik, memberikan pelatihan secara rutin untuk para kader, dan informasi penyuluhan penyuluhan kesehatan terhadap kader. d. Bagi kader posyandu balita Diharapkan untuk seabagai bahan masukan dan meningkatkan peran serta kader dalam kegiatan posyandu balita terutama dalam hal menyiapkan materi penyuluhan untuk ibu balita, menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor Desa, memberi pelayanan gizi, melakukan kegiatan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir dan mengajak ibu balita untuk datang keposyandu. e. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan untuk membimbing kader agar lebih berperan aktif terutama dalam hal pemberian penyuluhan dan dan menyiapkan materi penyuluhan, memberikan pelayanan gizi, melakukan kunjungan rumah. DAFTAR PUSTAKA Isaura, (2011) Presedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka cipta Hanzah B, Nina Lama Tunggu. (2012) Teori Kinerja dan Pengukuranya. Jakarta: PT.Bumi Aksara 7

9 R. Fallen dan R. Budi, (2011) Fungsi Posyandu. Jakarta: PT. Rineka Cipta Azizah, (2010) Pelayanan dan Peningkatan Peran. Jakarta: Salemba Medika Sulistyirini, Cahyo Isnawata dkk. (2010) Posyandu dan Desa siaga. Yokyakarta : Nuhamedika. Koezier, Barbara. (2009) Peran Serta. Jakarta: PT.Bumi Aksara Mubarak, dkk. (2006) iimu Sosial. Jakarta Salemba Medika Levinso. (2009) Struktur Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Soekampto. (2007) Asfek dan Peran. Jakarta: Nuhamedika. Yulifah, Yuswanto(2009) Kebidanan Komunitas. Jakarta: PT. Salemba Medika. Meilani, dkk (2009) Posyandu. Jakarta: Denpasar Ambarwati, (2009) Kesehatan Ibu dan Anak. PT. Salemba Medika. Ulfah, (2012) Manfaat Posyandu. PT. Salemba Medika. Soraya, (2005) Balita Hurlock,( 2008) Masa Bayi: Rineka Cipta Soraya (2015) Status Gizi ( Hidayah A, Aziz Alimul (2009) Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: PT. Salemba Medika Notoadmodjo, Soekidjo (2012) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Arikunto, S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rhineka Cipta Notoadmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Hurlock,( 2008) Masa Bayi: Rineka Cipta Koezier, Barbara. (2009) Peran Serta. Jakarta: PT.Bumi Aksara 8