BAB II dalam. yang. Of Fantasy. Rias Fairy Tales. Benh Lieu. Menurut. tradisional. pergelaran. Tales. sepatu. kaca dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II dalam. yang. Of Fantasy. Rias Fairy Tales. Benh Lieu. Menurut. tradisional. pergelaran. Tales. sepatu. kaca dalam"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Alur Cerita Cinderalla Drama dengan tema Fairy Tales Of Fantasy ini adalah hasil karya Mahasiswa Tataa Rias dan Kecantikann angkatan 2009 dalam rangka Proyek Akhir. Fairy Tales Of Fantasy diangkat dari 7 cerita Negeri Dongeng yang dirangkum dalam satu cerita dan dipergelarkan dalam satu pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy. Menurut Benh Lieu Song ( Cinderella adalah dongeng tradisional dengan berbagai versi yang dijumpai di banyak negara, dengan berbagai variasi. Versi paling awal dari cerita ini bermula dari Negeri Cina pada tahun ke-860 Masehi. Gambar 1. Pangeran dan Cinderella ( Berdasarkan berbagai versi cerita itu pada pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy mengambil cerita disaat Cinderella kehilangan sebelah sepatu kaca dalam suatu pesta yang diselengarakann oleh Pangeran. Dalam 9

2 10 cerita Cinderella tersebut saat sebelum pesta dansa selesai Pangeran menemukan sebelah sepatu kacanya, yang diyakini milik gadis cantik yang berdansa dengan Pangeran. Dari sepatu kaca itulah Pangeran mengutus para pengawal untuk mencari di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan sepatu kaca dengan kaki mereka. Akhirnya sepatu milik Cinderella yang cocok dengan sepatu yang ditemukanoleh Pangeran dan pada akhirnya menikahlah Pangeran dengan Cinderella dan hidup bahagia. B. Tokoh karakter Menurut pendapat Izan (2009: 4) tokoh karakter manusia yaitu: 1. Sanguinis Kepribadian ini menggambarkan seseorang yang memiliki karakter yang lincah, extrovert, periang, mudah berganti haluan, bisa meramaikan suasana, suka berbicara, memiliki rasa humor yang tinggi, mudah diubah, berhati tulus, penuh semangat, selalu kekanak-kanakan, memiliki energi serta antusiasme, kreatif dan inovatif, suka kegiatan spontan. 2. Kolaris Kepribadian ini menggambarkan seseorang yang memiliki karakter yang percaya diri, dinamis dan aktif, berbakat memimpin, extrovert, optimis, berani mengambil besar sekalipun, hatinya mudah terbakar, selalu unggul dalam keadaan darurat, selalu merasa benar, susah menerima pendapat orang, disiplin, tepat waktu.

3 11 3. Melankolis Kepribadian ini menggambarkan seseorang yang memiliki karakter seseorang yang penuh pikiran, cenderung pemurung, pendiam, introvert, pesimis, perfeksionis, berorientasi jadwal, standar tinggi, sadar perincian, gigih dan cermat, tertib dan terorganisasi, teratur dan rapi, ekonomis, melihat masalah. mendapat pemecahan kreatif, perlu menyelesaikan apa yang dimulai, Suka diagram, grafik, bagan, daftar. 4. Phlegmatis Kepribadian ini menggambarkan seseorang yang memiliki karakter yang rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, dan mampu, sabar, baik keseimbangannya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan, serba guna, mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung, pendengar yang baik, selera humor yang menggigit, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian. Dalam cerita tersebut tokoh Pangeran yang menggambarkan seorang putra raja yang tampan, gagah, berwibawa mempunyai tokoh karakter plegmatis yaitu rendah hati, tenang tetapi cerdas, baiak hati

4 12 C. Kostum 1. Pengertian Kostum Menurut pendapat Heru Santoso, dkk. yang dikutip oleh Rina Purnamasari (2011: 8), Kostum adalah seni pakaian yang segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Kostum termasuk segala assesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsur yang melekat pada pakaian. Kostum dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitive, busana yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk assesoris. Ketika manusia menemukan tekstil, maka busana berkembang menjadi lebih baik. 2. Jenis Kostum Kostum bersifat pokok, semua jenis pakaia pada tubuh manusia, bagi tubuh bagian atas maupun tubuh bagian bawah. sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala sampai ujung kaki dalamnya termasuk : a. Semua benda yang melekat dibadan seperti : baju, benang dan kain panjang b. Semua benda yang melengkapi dan berguna bagi sang pemakai seperti: selendang, topi, sarung tangan, kaus kaki, sepatu, tas, ikat pinggang didalam istilah asing disebut millineries

5 13 c. Semua benda yang gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti : hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang dan cincin. (Puspa Sekar Sari. 2003: 4) 3. Fungsi Kostum Kostum yang digunakan manusia beraneka ragam bentuk dan fungsinya. busana dalam pementasan/pertunjukan memiliki fungsi yang lebih kompleks (Puspa Sekar Sari. 2003:4) yaitu : a. Mencitrakan keindahan penampila b. Membedakan pemain yang satu dengan yang lain c. Menggambarkan karakter tokoh d. Memberikan efek gerak pemain e. Memberi efek dramatik Kostum yang digunakan untuk tokoh Pangeran dilakukan modifikasi yang menyesuaikan karakter setiap tokoh tetapi masih berpedoman pada sumber ide.

6 14 4. Sumber ide Gambar 2. Sumber Ide Kostum ( Kostum Pangeran terinspirasi dari kostum Pangeran Inggris. Pengembangannya padaa kostum terdapat rantaii perak dan desain kostum yang lebih kupu. Ornament bahu modern serta penambahan hem warna putih dan dasi kupu- opalete warna perak, serta penambahan bordiran dan payet. Kain yang akan digunakan yaitu a. Kain lame: kain ini berwarna perak dan emas, kain lame yang akan digunakan berwarna silver dan sebagian penghias kostum. b. Kain taffeta: untuk kostum atasan mengunakan kain taffeta berwarna biru keabu-abuan, dan pada bawahan menggunakan kain taffeta berwarna putih c. Kain asahi: untuk puring kostum menggunakan kain asahi warna senada dengan kain taffeta yaitu biru keabu-abuan dan putih

7 15 d. Rumbai/jumbai renda: pembuatan ornament bahu/opalete menggunakan rumbai renda berwarna perak e. Rantai: asessoris terbuat dari rantai berwarna perak, yang dipasang pada sebelah kanan bawah opalete menuju saku kostum sebelah kiri. Taffeta merupakan bahan halus, kaku dan tenunan sutra/sutra imitasi dengan kilauan permainan warna yang cemerlang. Taffeta dipercaya berasal dari nama bahan Persia taftan telah populer digunakan untuk pakaian malam abat ke-18 Kain lame berasal dari bahasa Prancis yang berarti hiasan potongan dekorasi dari emas/perak. Lame adalah sebutan dari bahan yang ditenun datar dengan enang-benang metalik. Lame telah populer untuk pakaian malam sejak tahun 1930an. Bahan lame biasanya agak tebal dan cenderung kaku. (Goes Poespo.2009: 182 dan 284) 5. Desain Kostum Desain dapat diartikan rancangan sesuatu yang dapat diwujutkan pada benda nyata atau perilaku manusia, yang dapat dirasakan, dilihat, didengar dan diraba. Khusus mengenal pengertian desain busana yaitu rancangan modal busana yang berupa gambar dengan mempergunakan usur garis, bentuk, siluet, ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan menjadi busana. (Arifah A. Riyanto, 2003: 1)

8 16 Desain kostum adalah kumpulan informasi visual tentang suatu busana yang akan dibuat. Hal ini berkaitan dengan kesempatan pengunaan, siapa pengunanya. Berbagai elemen penyusun yang dibutuhkan, teknik pembuatan, persoalan pembiayaan hingga pada sistem pemasaran. (Puspa Sekar Sari. 2003: 3) Menurut Arifah A. Riyanto (2003: 28) unsur dan prinsip desain yaitu: a. Unsur desain Unsur desain atau elemen desain secara lengkap yaitu terdiri atas: garis, arah, bentuk, ukuran, nilai dan tekstur a) Garis Pengertian umun garis merupakan penghubung 2 buah titk didadlam suatu desain kostum garis sebagai salah satu unsur yang diperlukan kostum. Garis bisa kita bedakan sebagai garis luar dan garis hiasan atau garis didalam model kostum itu b) Arah Antara garis dan arah saling berkaitan karena semua garis mempunyai arah yaitu vertikal, horizontal, diagonal dan lengkung. Tiap arah mempunyai kesan yang berbeda dari garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi dasar kokoh, sunguhsunguh/keras dengan adanya arah dapat mengubah kesan tersebut a) Garis vertikal memberi kesan agung dan luhur

9 17 b) Garis horizontal memberi kesan perasaan tenang c) Garis diagonal dan garis miring menyudut memberi kesan dinamis d) Garis lengkung memberi kesan luwer bersifat riang dan gembira c) Bentuk Bentuk yang diterapkan sebagai bentuk kostum atau sebagai desain struktur atau sebagai desain dekoratif/bagian tertentu pada suatu desain kostum. Bentuk-bentuk tertentu dari disebutkan diatas dapat dirangkai untuk menjadi suatu struktur/sebagai dekoratif a) Bentuk segi empat dan segi panjang b) Bentuk segi tiga dan kerucut c) Bentuk lingkaran dan setengah lingkaran d) Berbagai bentuk sebagai hiasan d) Ukuran Unsur-unsur desain yang diperhatikan pada sebuah desain perlu mempunyai ukuran yang seimbang, sehingga merupakan suatu kesatuan yang serasi harmonis baik kesatuan desain maupun dengan si pemakai hasil desain itu.

10 18 e) Warna dan motif kain Pada suatu desain kostum warna dan motif kain memgang peran penting karena pemilihan warna-warna motif kain yang tepat untuk suatu desain kostum menentkan keindahan atau keharmonisan warna dan motif kain ini akan memberikan kesan gemuk, kurus atau menjadi kelihatan besar atau kecil. Warnawarna itu akan dibedakan menjadi a) Warna-warna dingin yaitu warna yang mengandung warna biru dan hijau (hijau, biru hijau, biru ungu, ungu). Warna ini akan kelihatan menjauh, lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya. b) Warna-warna panas yaitu merah, merah jingga, jingga, dan kuning. Warna-warna panas mempunyai sifat mendorong f) Nilai Nilai ini berhubungan dengan warna yaitu dari warna tergelap dengan warna yang paling terang. Warna-warna tersebut mempunyai nilai tertentuu misalnyawarna merah atau mempunyai banyak unsur merah memberi kesan suasana gembira.

11 19 g) Tekstur Pemilihan tekstur hendaknya disesuaikan dengan model yang dirancang. Tekstur terdiri dari bermacam- macam yaitu a) Tekstur kaku b) Tekstur kasar dan halus c) Tekstur lemas d) Tekstur tembus pandsng e) Tekstur mengkilap dan kusam b. Prinsip desain Untuk membuat suatu desain busana yang yang baik, harmonis, indah diantaranya mempunyai pengetahuan tentang prinsip desain yaitu: kesatuan, pusat keindahan, keseimbangan, perbandingan dan irama a) Kesatuan Yang dimaksut kesatuan yaitu penyusunan/perorganisasian dari pada pusat perhatian, keseimbangan, perbandingan dan irama sehingga tercipta suatu desain yang baik dan harminis b) Pusat keindahan Keseimbangan pada suatu desain untuk mendapatkan ketenangan dan kestabilan. Keseimbangan dapat dicapai dengan 2 cara yaitu a) Keseimbangan simetris b) Keseimbangan A simetris

12 20 c) Proporsi Yang dimaksut proporsi pada suatu desain yaitu cara menempatkan unsur-unsur atau bagian-bagian busana yang terkait dengan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan/bidang pada suatu model busana. d) Irama Irama pada suatu desain busana merupakan suatu pergerakan yang teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya yang dapat dirasakan denagn penglhatan. Seorang desainer yang terampil akan memadukan unsur-unsur desain itu menjadi suatu desain busana yang serasi, harmonis dan indah a) Pengulangan b) Sejajar c) Rangkaian d) Selang seling e) Gradasi f) Radiasi e) Pusat perhatian Desain kostum harus mempunyai suatu bagian yang lebih menarik dari bagian-bagian lainnya ini dinamakan pusat perhatian.

13 21 6. Filosofi warna Menurut Herbert Read (1972: 58) Segi tata rias wajah dan tata rias kostumnya seni pertunjukan cenderung menggunakan medium yang ada pada seni lukis yang berupa: warna, garis dan bentuk ragam hias sebagai sarana membantu ekspresi. Dalam hal warna Herbert Read menyebut bahwa warna heraldik adalah suatu gambaran eratnya hubungan alam dengan perasaan warna pada manusia. Sebagai akibat rasa cinta terhadap warna timbul suatu interprestasi yang disesuaikan atau dihubungkan dengan alam mereka sendiri, sehingga setiap warna mempunyai tugas sebagai ungkapan perasaan dan mencerminkan suasana hati. Dengan demikian timbul arti simbolik pada warna yang digabungkan dengan perasaan batin, kepercayaan dan adat-istiadat setempat. Bahkan sering juga warna dihubung-hubungkan dengan sikap atau perilaku seseorang peran atau tokoh. Hal ini diwujudkan untuk memberi suatu gambaran simbolik antara warna dan tokoh-tokoh yang diperankan. Sebagai contoh: a. Warna putih melambangkan cahaya, kesucian, kemurnian, kejujuran, ketulusan, kedamaian, ketentraman, kesopanan, kehormatan, kelembutan. b. Warna biru melambangkan keteguhan hati, keagungan, kesetiaan, kecerdasan, kedamaian serta darah baangsawan/ningrat

14 22 c. Warna hijau melambangkan kesuburan, kesetiaan, keabadian, kesegaran, keyakinan, kepercayaan. d. Warna hitam melambangkan kekuatan, formalitas, kegelapan, kejahatan, kekejaman, kesalahan, rahasia, keburukan e. Warna unggu terjadi karena percampuran dari warna merah dan biru, maka secara jelas dapat diuraikan sebagai berikut: merah mencerminkan suatu kekuatan, agresif dan merangsang sedang warna biru mencerminkan sejuk dan pasif mempunyai arti simbolik kekejaman, arogansi, keeksotisan f. Warna merah melambangkan keberanian, kekuatan, kemarahan g. Warna orange melambangkan kemerdekaan, anugrah, kehangatan h. Warna abu-abu terjadi pencanpuran antara warna hitam dengan warna putih. Abu-abu mempunyai simbol ketenangan, kebijaksanaan, kerendah hatian, kebenaran i. Warna coklat melambangkan kesopanan, kebijaksanaan, kehormatan. (Sadjima Ebdi Sanyoto. 2009: 54) Dalam pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy bentuk garis lurus/horizontal pada ornament kostum yang mempunyai arti perasaan tenang dan melengkung pada ornament asessoris kostum dan tata rias wajah serta bentuk alis mempunyai arti luwes bersifat riang dan gembira. Pada Pagelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy

15 23 kostum yang digunakan adalah kostum modern yang bersumber ide dari kostum Pangeran William. Pemakain kain yang bersifat mengkilap memberi kesan gemuk dikarenakan tubuh model kurus. Assesoris kostum yang dikenakan di atas pentas harus mendukung dan membantu tokoh dalam memainkan peran yang dibawakannya. Hiasan untuk pelengkap yaitu bordir dan payet berwarna putih yang berarti kejujuran, ketulusan serta hiasan logam yang berupa rantai berwarna perak. 7. Assesoris Perlengkapan kostum/ornamen/aksesoris adalah suatu unsur penunjang yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang keserasian antara tata rias wajah, rambut, raga, dan kostum. Pelengkap kostum ini tidak terlepas kaitannya dengan latar belakang dan ciri-ciri khas sang tokoh. Mengenai warna, sebaiknya dipilih yang merupakan perpaduan antara warna tata rias wajah, rambut, raga dan kostum untuk memberikan kontras. Pelengkap busana ini bisa berupa perhiasan untuk rambut, wajah dan kostum itu sendiri. Dalam Pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasi assesoris yang dipakai adalah pengembangan dari assesoris Pangeran pada cerita aslinya yaitu dengan menggunakan dasi, kaos kaki, sepatu berwarna putih

16 24 D. Tata Rias Wajah 1. Pengertian tata rias wajah Rias wajah sehari-hari umumnya diggunakan oleh para wanita, terutama wanita bekerja. Untuk melakukannya diperlukan pemahaman tentang kosmetika, bentuk wajah dan alat-alat wajah serta teknik merias wajah itu sendiri. Tata rias wajah adalah salah satu ilmu yang mempelajari seni merias wajah untuk menampilkan kecantikan diri atau orang lain menggunakan kosmetika yang dapat menutupi atau menyamarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan alat-alat wajah serta dapat menonjolkan kelebihan yang ada pada wajah, sehingga tercapai kecantikan yang sempurna. Tata rias wajah dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu tata rias wajah dasar atau tata rias sehari-hari dan tat arias wajah khusus. Tata rias wajah khusus mencakup tata rias wajah panggung, film, foto, tata rias wajah fantasi dan tat arias wajah karakter. Menurut pendapat Asi Tritanti (2010: 1), tujuan tata rias wajah secara umum adalah dapat merias wajah baik untuk diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan karakter wajah dan kesempatan yang akan dihadiri. Tujuan secara khusus antara lain : a. Menerapkan prinsip-prinsip utama merias wajah b. Menjelaskan fungsi dari kosmetik yang diggunakan untu merias wajah

17 25 c. Menggunakan alat merias wajah secara tepat d. Mengoreksi bentuk wajah dan alat-alat wajah menjadi lebih baik, sehingga kekurangan yang ada pada wajah dapat dikamuflase menjadi lebih baik. e. Menonjolkan kecantikan alami dengan penambahan dan pengurangan rias wajah yang tepat f. Dapat mempratekkan rias wajah untuk kesempatan pagi hari, sore hari dan malam hari lengkap dengan tindakan mengoreksi wajah dibagianbagian yang diperlukan. 2. Macam-macam tata rias wajah a. Rias wajah panggung Menurut pendapat Asi Tritanti (2010: 31), rias wajah panggung adalah rias wajah yang dibuat untuk menunjang penampilan seorang pemain diatas panggung dan menonjolkan karakter lakon yang dibawakan. Straight make up (make up langsung) untuk pria dipanggung harus Nampak natural sebagaimana untuk make up screen, hindari lipcolor dan corak-corak cheekcolor cerah, pembentukan garis mata yang berlebihan dan juga hindari aksentuasi pada alis. Garis-garis bulu mata coklat lembut atau biru (garis bulu mata atas) dapat dibentuk untuk keperluan panggung-panggung besar, namun semua rekomendasi lai untuk make up screen harus diikuti. Tujuan umum dari rias wajah panggung adalah untuk meniadakan efek-efek jarak audinesi dari para pemain dipandang dari sudut atau aspek dinifisi wajah (aksentuasi wajah) dan untuk

18 26 mengimbangi intensitas lampu-lampu panggung yang menghayutkan pewarnaan wajah natural dan mendatarkan feature-feature para pemain. (Vincent J-R Kehoe, 1992: 288) Menurut pendapat Henny Kusantanti (2009: 487) pengertian rias panggung secara umum diketahui adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang seni mempercantik diri sendiri atau orang lain dengan menggunakan kosmetik, dengan cara mengoreksi bagian dan bentuk wajah ehingga diperoleh hasil riasan yang sesuai dengan waktu serta kesempatan. Rias panggung adalah riasan wajah yang diterapkan untuk pementasan atau suatu pertunjukan diatas panggung. Rias wajah panggung merupakan riasan wajah dengan penekanan pada efekefek tertentu seperti mata, hidung, bibir dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah. Rias wajah panggung dapat dilihat dari jarak jauh walaupun terkena sinar lampu terang (spot light) sehingga kosmetik yang digunakan cukup tebal dan menghilangkan kepucatan wajah. Rias wajah panggung termasuk riasan wajah malam yang dikembangkan dari tata rias yang dikenakan pemain pada pertunjukan opera atau pergelaran lain sejak jaman keemasan romawi. Perkembangan teknologi yang pesat terutama pada penggunaan lampu dengan efek cahaya yang sangat kuat untuk

19 27 penerangan panggung, menurut tata rias wajah lebih ekstrim. Tata rias panggung dipalikasikan untuk penampilan diatas panggung. Kategori rias panggung yaitu: a. Prosthentic make up Prosthentic merupakan tata rias untuk meniru karakter. Prosthentic atau character make up yaitu tata rias yang diterapkan untuk merubah karakter, perubahan-peribahan yanag dilakukan biasanya seperti koreksi (perbaikan), detruksi (perusakan dan penambahan: kumis, jengot, bentuk mata, alis dan hidung) sesuai dengan karakter yang diinginkan misal pemain teater, pemain sandiwara, penari tradisional dan wayang wong. Tujuan tata rias panggung adalah untuk memenuhi kebutuhan menonjolkan watak tokoh, karakter, pesan dan tema tertentu berdasarkan tema atau konsep tujuan pementasan.macam-macam tujuan merias wajah panggung adalah sebagai berikut: 1) Ketebalan rias wajah ditentukan oleh jarak panggung dengan penonton 2) Memperhatikan lampu (lighting) yang digunakan untuk penerangan

20 28 3) Cahaya merupakan bagian penting dalam pergelaran. Berbagai obyek akan memberikan kesan tertentu jika terkena cahaya, termasuk wajah manusia yang memiliki bentuk tiga dimensi 4) Media yang digunakan untuk pementasan, dapat berupa panggung tertutup dan panggung terbuka. Pergelaran dengan panggung terbuka tidak memerlukan rias wajah yang tebal sedangkan jika panggung tertutup dengan pencahayaan yang kuat diperlukan riasan yang tebal dan tajam. 5) Warna kosmetik yang digunakan termasuk warna kontras yang menarik perhatian 6) Penekanan efek-efek tertentu misalnya pada mata, alis, hidung, dan bibir agar perhatian penonton dapat tertuju pada perilaku panggung. b. Rias wajah karakter Rias wajah karakter adalah tata rias yang merubah karakter wajah seseorang menjadi karakter wajah tertentu yang dibutuhkan untuk keperluan sebuah pementasan atau film. Rias wajah karakter ada yang bersifat realistis atau nyata, dan ada yang bersifat rekaan atau imajnasi. Karakter yang nyata adalah rias wajah yang merubah

21 29 usia seseorang lebih tua dari usia sebenarnya, dikenal sebagai karakter tua, sedagkan rias wajah karakter rekaan adalah karakter binatang yang harus diperankan manusia, karakter hantu, peri dan lain sebagainya. Rias wajah karakter bertujuan merubah penampilan wajah menjadi karakter tertentu yang diinginkan, menciptakan kareakter wajah berdasarkan imajinasi perias yang disesuaikan dengan kebutuhan sebuah pementasan atau pengambilan gambar, melengkapi penampilan aktris dan actor sehingga sesuai dengan peran yang dimainkan dalam sebuah pertunjukan. Rias wajah karakter memiliki cirri-ciri antara lain goresangoresan rias wajah tajam dan tegas namun tetap membaur halus. Warna-warna yang digunakan cenderung kontras sehingga rias wajah terihat mencolok, penggunaan alas bedak lebih tebal dibanding rias wajah lainya. (Asi Tritanti, 2010: 40) c. Rias wajah fantasy Tata rias fantasy adalah suatu tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah menjadi wujud khayalan yang dianganangankan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya. (Asi Tritanti, 2010: 29)

22 30 Dari segi penampilan, rias wajah fantasi dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu : 1) Rias wajah fantasy yang menampilkan cantik dan tampan 2) Rias wajah fantasy dalam bentuk binatang 3) Rias wajah fantasy yang menonjolkan segi seni lukis dan relief 4) Rias wajah fantasy yang menonjolkan karakter Tabel 1.1 Efek Cahaya Lampu Pada Riasan Warna Cahaya merah Cahaya Cahaya hijau Cahaya biru Make up kuning Merah Memperpanjang Merah Sangat Menggelapkan Menggelapkan Orange Menerangi Memudarkan menggelapkan Sangat menggelapkan Kuning Memutihkan Memutihkan menggelapkan Memudar Hijau Sangat Menggelapkan Memudar jadi Menerangi menggelapkan dan berubah warna hijau jadi kelabu gelap gelap Biru Menggelapkan Menggelapkan Memudar jadi Berbalik dan berubah jadi dan berubah hijau pucat kebiru pucat kelabu gelap jadi kelabu gelap Ungu Menggelapkan ke Menggelapkan Menggelapkan Memudar warna hitam hampir ke hampir ke warna hitam warna hitam (Sumber : Vincent J-R Kehoe) Pada pergelaran Proyek Akhir ini penulis menampilkan tokoh Pangeran yang mengacu pada Rias Panggung karena lebih menonjolkan karakter tokoh pangeran diatas panggung. Mengunakan kategori rias wajah prosthetic.

23 31 3. Peralatan Rias Panggung e g d c f a b Gambar 3. Peralatan Rias Wajah (Liksensin Floren: 2012) a. Spons rias (make up sponge) Memiliki bentuk bermacam macam dengan bahan yang sintetis namun dapat menyerap air. Digunakan untuk membubuhi bedak

24 32 padat, alas bedak dan memperbaiki rias wajah (touch up). Dapat digunakasecara kering untuk bedak padat, alas bedak berbentuk cair dan krim atau secara lembab untuk alas bedak berbentuk padat (cake). b. Saput Bedak (Make Up Puff) Berbentuk bulat dan oval dengan bahan beludru yang lembut. Digunakan untuk membubuhi bedak tabur. c. Kuas Mata Tumpul (Blunt Shadow Brush) Berbentuk kecil dan rata, digunakan untuk mewarnai tulang mata dibawah alis (Highlight). d. Kuas Pembaur (Fluff Brush) Bentuknya kecil dengan ujung kuas membulat/oval dan sangat lembut. Berfungsi untuk mewarnai kelopak mata dan membaurkan warna warna antara pada rias mata. e. Kuas Sudut Mata (Stiff Angle Brush) Bentuknya kecil dengan ujung kuas berbentuk segitiga, berfungsi untuk membentuk garis dan meratakan riasan mata pada sudut mata, juga dapat digunakan untuk membentuk alis menggunakan eye shadow. f. Kuas Perona Pipi (Blush On Brush) Berbentuk sama dengan kuas bedak namun lebih kecil. Berfungsi untuk membubuhkan serbuk pemulas pipi dan tulang pipi.

25 33 g. Kuas Bibir (Lip Brush) Bentuknya hampir sama dengan kuas garis mata namun bulu lebih besar sedikit. Berfungsi untukk membingkai bibir dan meratakan pemerah bibir / lipstick. 4. Kosmetik Rias Panggung Kosmetik rias bermanfaat untuk memperbaiki penampilan seseorang. a g h c d b i e f Gambar 4. Kosmetik Rias Wajah (Liksensin Floren: 2012) a. Susu pembersih (milk cleanser) mengangkat kotoran yang ada pada wajah b. Alas bedak bentuk padat (cake / stick foundation)

26 34 Sebagai alas untuk mempertebal hasil riasan wajah dan menyamarkan bekas-bekas noda wajah. Alas bedak merupakan dasar dari suatau riasan, kunci sempurnanya sebuah riasan terletak pada alas bedak sebagai dasarnya. Jika tidak diaplikasikan dengan hati-hati dan cermat akan terkesan tidak natural dan seperti topeng. Pilih tejstur dan warna untuk kulit agar alas bedak terlihat lembut dan tatan lama. Macam alas bedak: 1) Alas bedak cair: untuk sehari-hari 2) Alas bedak padat: cocok untuk kulit berminyak karena hasil akhir tidak mengkilap 3) Alas bedak krim: bentuknya seperti alas bedak padat namun kaya akan krim. Digunakan untuk riasan panggung, pemotretan atau pembuatan film karena dapat menutup noda 4) Sheer atau thinted moisturizer: untuk riasan ringan natural dan bercahaya untuk kulit berminyak dan jerawat hasil akhir mengkilap 5) Two in One: formulanya berupa alas bedak dan bedak padat dalam satu kemasan, dianjurkan untuk kulit berminyak yang berlebihan pada wajah 6) Alas bedak stik: tidak mengkilap dan mudah digunakan, dapat berfungsi sebagai concealer dan shading. Jenis ini kaya akan krim sehingga cocok untuk kulit normal dan kering, praktis

27 35 digunakan untuk menutupi noda pada wajah atau lingkar hitam dibawah mata.(gusnaldi, 2009:42-46) c. Bedak bubuk (loose powder) Pengaplikasian agar wajah terlihat tidak mengkilap d. Bedak padat (compact powder) Menghaluskan dan memadatkan hasil riasan e. Pensil alis (eye brow pencil) membentuk alis f. Perona mata (eye shadow), berfungsi membuat mata terlihat lebih menarik dan lebih hidup. g. Eye liner Membingkai mata agar terlihat lebih tajam h. Pemulas pipi (rouge / blush on), mencerahkan dan memberi kesan segar pada wajah i. Perona bibir Sebagai finishing touch pada akhir riasan Menurut Martha (2012: 57) Simbolik warna-warna bibir meliputi: 1) Coklat mengkilap Warna coklat adalah warna yang formal. Lipstik berwarna coklat mengkilap menandakan bahwa pemakainya senang menjaga jarak

28 36 dan tipe orang yang formal dan kaku, tetapi kilap pada bibirnya menandakan bahwa ia tetap adalah seorang pribadi yang terbuka 2) Merah Lipstik berwarna merah, berarti mencerminkan seseorang yang berani dan sikap perempuan. 3) Pink Warna yang mendekati warna alami bibir. Lipstik yang berwarna pink berarti menandakan orang yang jujur, tulus dan senang jika dapat menyenangkan orang banyak 4) Berry kecoklatan Warna ini membuat pemakainya terlihat perius dan membuat penasaran banyak orang. Jika memakainya, maka akan terlihat manis dan tangguh. 5) Ungu tua Warna ini menunjukan dan mewakili sifat seseorang yang senang menguasai, senang memerintah serta menyukai hanya caracaranya sendiri. 6) Orange Lipstik warna orange memancarkan percaya diri.warna yang sangat jarang digunakan, menandakan bahwa pemakainya memiliki sifat dan perilaku yang berbeda dan saling bertentangan. (Majalah nyata.2012:57)

29 37 Dalam pergelaran ini tokoh pangeran menggunakan rias wajah paggung yaitu rias wajah yang diterapkan untuk menonjolkan karakter tokoh diatas panggung. 5. Tata rias tokoh pangeran Cinderella Berdasarkan penjabaran tentang macam-macam tata rias wajah dalam Proyek Akhir ini penulis menerapkan/mengaplikasikan tata rias panggung pada tokoh pangeran yang mempunyai karakter lembut, gagah, baik hati dan berwibaawa. a. Pemilihan alas bedak (foundation) Jenis alas bedak yang digunakan adalah alas bedak yang bersifat water proff, agar wajah tidak mudah berkeringat dan tata rias wajah tidak mudah luntur. Alas bedak water proff mempunyai sifat menutupi seluruh pori-pori kulit wajah sehinga wajah tidak mengeluarkan keringat namun keringat tetap keluar melalui tubuh b. Pemilihan warna alas bedak (foundation) Warna alas bedak yang digunakan untuk tata rias panggung adalah pemilihan warna alas bedak yang lebih gelap dibanding warna kulit wajah. c. Teknik pengaplikasikan alas bedak (foundation) 1) Pastikan wajah telah bersih dan lembab. Ikat atau pakai bando agar rambut tidak mengganggu

30 38 2) Mulailah sedikit demi sedikit, dan meratakannya, bisa menambahkan bila kurang. Lebih baik menambah daripada mengurangi kelebihannya 3) mengaplikasikan alas bedak dengan jari tangan. Tepuk-tepukkan alas bedak dengan jari tengah pada wajah bagian dalam, yaitu daerah sekitar pipi, dagu dan dahi. Tepuk terus sampai alas bedak benar-benar rata, terutama di bagian kulit yang bermasalah. 4) Setelah itu tanpa menambahkan alas bedak lagi, ratakan ke arah wajah bagian luar (tulang pipi dan bagian yang berbatasan dengan rambut). Dengan cara ini, tidak perlu khawatir alas bedak akan mengenai rambut dan hasilnya pun lebih tipis. 5) Jika lebih suka menggunakan spons, gunakan spons lembab. Basahi dengan air lalu peras. Dan, sebelum mengapplikasikan alas bedak, pastikan sudah memerasnya (gunakan sedikit saja) agar tidak berlebihan. 6) Alas bedak yang baik akan terasa melekat pada wajah dengan ringan. Jika merasa seperti memakai topeng, berarti mengaplikasikannya terlalu banyak. (Ratna Yuliana, 2012: 21).

31 39 E. Penataan Rambut 1. Pengertian Penataan Rambut Penataan rambut (hair styling) merupakan tahap terakhir dari serangkaian tindakan dalam proses penanganan rambut. Penataan rambut bertujuan untuk memberikan kesan keindahan dan meningkatkan penampilan, kerapian, keanggunan, serta keserasian bagi diri seseorang menurt nilai-nilai estetika yang berlaku. Rambut yang ditata dengan baik menandakan terpeliharanya kebersihan dan kesehatan rambut yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan tahap yang terakhir maka penataan menempati kedudukan tertentu yang akan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang hendak dicapai dari serangkaian proses penanganan rambut secera keseluruhan. Penataan rambut yang baik selalu dibuat sesuai dengan berbagia faktor yang terdapat pada diri seseorang, antara lain bentuk wajah, bentuk leher, usia, tata busana, penampilan khusus, bahkan sifat-sifat kepribadian yang terpancar keluar dari model yang bersangkutan jika mungkin. Dengan tata rambut yang baik, rasa percaya diri akan bertambah dan lingkugan sekitarnya menjadi segar dan menyenangkan.

32 40 2. Macam-macam penataan rambut a. Penataan alegoris Merupakan tata rambut yang dibuat untuk melakukan sindiran terhadap seorang tokoh masyarakat atau kesadaran masyrakat tertentu b. Penataan bebas Adalah penataan yang tidak dibatasi dengan ketentuan apapun juga kecuali oleh ketrampilan seorang penata rambut dalam mewujudkan fantasinya menjadi suatu yang dapat dilihat oleh mata dan dikembangkan sesuai kreatifitas. c. Penataan historis Merupakan penataan rambut yang diciptakan untuk memperingati seorang tokoh sejarah atau peristiwa penting. Ciri-ciri penataan rambut menurut Kusumadewi, Rahardjo, Hendra T, Laksman.(1986:143) pada laporan proyek akhir Wahyuningsih (2011:26) sebagai berikut : a. Bentuk rumit, sulit, komplek dan benar b. Warna-warni rambut tidak dibatasi c. Sebuah fantasy yang diwujudkan menjadi kreasi d. Unsur keaslian desain tercapai

33 41 3. Penataan rambut tokoh pangeran Cinderella Pada Pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, tokoh pangeran mengunakan penataan rambut bebas dimana penataan rambut mengunakan jell dan hair spray warna coklat. F. Pergelaran 1. Tata panggung a. Pengertian tata panggung Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan actor ditampilkan di hadapan penonton. Di atas paggung inilah semua laku lakon disajikan dengan makseud agar penonton menangkap maksud cerita yang ditampilkan. Untuk menyampaikan maksud tersebut pekerja teater mengolah dan menata panggung sedemikian rupa untuk mencapai maksud yang diinginkan. Tempat pentas atau sering disebut tempat pertnjukan merupakan keberadaan dua tempat yaitu tempat untuk menonton dan tempat untuk pertunjukan b. Macam-macam panggung Menurut Heru Subagiyo, (2010: 6) ( panggung) jenis panggung dibagi menjadi beberapa diantaranya sebagai berikut:

34 42 1) Panggung proscenium/panggung pigura Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch) Panggung prosenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka dipasanglah layar (curtain) dan sebeng (sidewing). Maksudnya agar segala

35 43 persiapan pertunjukan dibelakang pentas yang sifatnya bukan pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium tidak seakrab pentas arena, karena memang ada kesengajaan atau kesadaran membuatt pertunjukan dengan ukuran-ukuran ertentu. Ukuran-ukurann atau nilai-nilai tertentu dari pertunjukan itu kemudian menjadi konvensi. Maka dari itu pertunjukan yang melakukan konvensi demikian disebut dengan pertunjukan konvensional. Gambar 5.. Panggung proscenium ( panggung/) 2) Panggung portable Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunak kan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton

36 44 biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen Gambar 6. Panggungg portable ( panggung/) 3) Panggung arena Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di kursi penonton diatur luar gedung asal dapat dipergunakann secara memadai. Kursi- sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga (peninggi) ditempatkan di belakang masing-masin ng deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton

37 45 dimukanya. Sebagai penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (blackk out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus tidak mengganggu pandangan penonton. Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut: Gambar 7. Panggung arena tapal kuda ( panggung/) Gambar r 8. Panggung arena u ( panggung/)

38 46 Gambar 9.. Panggung arena kotak ( panggung/) Gambar 10. Panggung arena bulat ( panggung/) 4) Panggung terbuka Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras penonton berada di halaman, atau sebuah gedung dengan dapat diadakan disebuah

39 47 tempat yang landai dimana penontonn berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung terbuka di Candi Prambanan Gambar 11. Panggung terbuka ( panggung/) 5) Panggung kereta Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengann menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang diperlengkapi menurut kebutuhan dan perlengkapan ata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke

40 48 tempat lain tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk memarkir kereta dan penonton bebas untuk menonton. Pergelaran Tata Rias Fairly Tales Of Fantasy dilaksanakan digedung konser hall Taman Budaya Yogyakarta, yang biasanya gedung tersebut digunakan untuk acara konser music dan teater maka menggunakan panggung tapal kuda panjang kurang lebih 15 meter dan lebar 18 meter. Jarak antara panggung dan penonton terdekat kurang lebih 8 meter dan jarak penonton terjauh 20 meter. Dekorasi yang digunakan adalah keindahan istana kerajaan. 4. Tata lampu (lighthing) a. Pengertian tata lampu Tata lampu adalah segala perlegkapan untuk penerangan yang digunakan sebagai penyinaran pada pemain diatas paggung, yang dimaksudkan untuk mengalihka perhatian penoton pada pemain, bukan lampunya. b. Macam-macam lampu Dalam dunia pentas, lampu tidak hanya sebagai penerangan, namun lampu dapat member efek suatu dimensi baru. Lampu terdapat 3 macam yaitu:

41 49 1) Lampu cahaya umum Merupakan jenis lampu biasa, lampu kerja atau lampu flood. Sifat cahaya dari lampu ini memancar disebabkan karena cahaya yang keluar hanya dipantulkan melalui reflector menembus pada kaca lampu. 2) Lampu cahaya khusus Lampu ini merupakan jenis lampu spotlight, seperti ellipsoidal, lekolites, spherical, dan mirror. Sorotan cahayanya sangat tajam karena cahaya yang keluar dari lampu dipantulkan melalui reflector kenudian dibiaskan melalui lensa. 3) Lampu cahaya campuran Merupakan jenis-jenis lampu stirip, seperti lampu border, flipflop, lampu kaki, lampu backing, dan lampu siklorama, sifat lampu ini sama dengan lampu umum tetapi setelah cahaya terpantul melalui reflector kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang bewarna-warni. Pementasan dilakukan dalam ruangan yang memiliki suasana panggung yang gelap maka memerlukan lighting yang dapat memperlihatkan riasan. Lampu panggung yang digunakan pada pertunjukan yaitu kombinasi warna dingin

42 50 dan hangat yang netral. Berikut efek cahaya lampu pada riasan di atas panggung menurut Vincent (1992: 44) c. Fungsi lampu Fungsi cahaya lampu adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan pilihan bagi segala hal yang diperlibatkan 2) Mengungkapkan gambaran wajar 3) Mengungkapkan gambaran bentuk 4) Membuat komposisi 5) Menciptakan suasana hati atau jiwa Dalam Pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy yang dimiankan oleh tokoh pangeran menggunakan lighting, moving, follow dan gun smoke. Dalam segmen seusai pesta dansa yang dimainkan, warna lighting yang dipakai adalah warna putih dan kuning yang menandakan lembut dan harapan. Tokoh pageran menggunakan warna kostum biru dan putih warna yang akan muncul apabila pengunaan kostum biru adalah biru pucat. Dikarenakan pagelaran dilaksanakan pada siang hari maka pada setiap pintu masuk selalu dibiarkan tertutup yang berguna untuk lebih memunculkan lighting yang digunakan. 5. Tata musik Musik adalah ekpresi keindahan manusia dan alam semesta. Ia merupakan bagian mutlak dunia, tidak terbayagkan jadinya bila sebuah

43 51 dunia tanpa musik, tanpa irama, tanpa nada. Ungkapan confusius menyatakan, memahami music yang berkembang dimasyarakat akan membuat orang tahu tata pemerintahan sebuah negeri, apakah tertata atau buruk, diperintah dengan bijak atau lazim. Karena musik adalah abstraksi harmoni alam semesta, maka kita akan paham bahwa rintik hujan, degup jantung atau gemricik air adalah misik juga, yang pengaruhnya sama esensial dibandingkan musik karya manusia. Musik adalah suara atau bunyi-bunyian yang diatur menjadi suatu yang menarik da menyenangkan. Dengan kata lain musik dikenal sebagai sesuatu yang terdiri atas nada dan ritme yang mengalun secara teratur. (Nugroho,1997:15) a. Musik pengiring terdiri atas dua jenis yaitu: 1) Musik iringan tari tradisi Pada umumnya alat musik yang digunakan sebagai iringan musik tradisi seperti: daerah jogja atau jawa terdiri dari gong 2) Musik iringan tari non tradisi Pada tari non tradisi iringan musik lebih bersifat baik alat maupun pengunanya. Misalnya musik gamelan dipadukan dengan alat musik modern. b. Musik pagelaran terdiri dari: 1) Musik pembuka

44 52 Musik pembuka merupakan pembuka atau musik diawal pertunjukan teater 2) Musik pengiring Musik pengiring dalam pertunjukan merupakan musik yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan dibeberapa pertunjukan teater atau perpindahan adegan 3) Musik suasana Musik suasana merupakan musik yang menghidupkan irama permainan serta suasana baik senang, sedih, maupun tragis 4) Musik penutup Musik penutup merupakan musik terakhir dalam pementasan teater, yang memiliki peranan penting untuk memperbaiki kesan dan pesan dari pertunjukan yang disajikan baik bersifat baik, buruk, gembira, sedih, sebagai pelajaran dan cermin penikmat seni teater Dalam Pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy musik sangat penting agar menciptakan suasana yang diinginkan. Musik yang digunakan merupakan perpaduan antara musik barat dan Indonesia. Pemakaian musik pergelaran menggunakan musik pembuka, musik pengiring, musik suasana dan musik penutup.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan Proyek Akhir pada pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan: 1. Rancangan kostum, tata rias panggung

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut: 110 BAB III KONSEP RANCANGAN A. Rancangan Tata Rias Wajah Rias wajah yang ditampilkan harus dapat mendukung dan memunculkan sifat dari kurcaci Bashful. Kurcaci Bashful yang pemalu namun pemberani terlihat

Lebih terperinci

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF 86 BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah Tata rias koreksi wajah diperlukan atas prinsip dasar bahwa bentuk muka yang dianggap kurang sempurna dapat diubah sedemikian rupa, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading 4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading yang dilakukan mengambil bagian atas kening dan daerah

Lebih terperinci

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT Yenni Sri Handayani *) ABSTRAKSI Salah satu warisan budaya luhur bangsa Inodnesia yaitu upacara adat perkawinan, yang tersebar hampir di setiap daerah. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Make up sehari-hari Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan aplikasi make up dasar d. Melakukan aplikasi make up

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP MEMBENTUK ALIS MATA Alis adalah bagian penting dari tata rias wajah. Bentuk alis yang tepat akan membuat mata lebih indah dan segar. Fungsi Eyebrow Liner : 1.Mempertegas alis dan

Lebih terperinci

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah Tata rias koreksi wajah dimaksudkan untuk menyempurnakan bentuk wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk wajah ideal atau bentuk wajah oval (bulat telur

Lebih terperinci

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian Penyajian suatu garapan tari diperlukan cara yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut: 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan tentang Proyek Akhir yang berjudul Rias karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka A. Tipe Raut Muka TIPE RAUT MUKA Tipe bentuk wajah ditentukan oleh kedudukan dan menonjolnya tulang-tulang muka. Cara menentukan bentuk wajah : 1. Siapkan pita ukuran, ukur panjang wajah mulai batas tumbuhnya

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa warna kulit wajah dan koreksi bentuk wajah b. Melakukan pengaplikasian warna kosmetik sesuai warna kulit c. Mengaplikasian riasan film sesuai

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah BAHAN AJAR Tata Rias Korektif Wajah 1. Pengertian tata rias korektif wajah. Tata rias koreksi wajah adalah menonjolkan bagian wajah yang indah dan menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. 2. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pergelaran Ramayana dengan tema futuristic merupakan sebuah pertunjukan tradisional yang diubah kedalam tema yang lebih modern. Setelah menyusun Laporan Proyek

Lebih terperinci

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd LKP MARINA BANTEN 2015 Kata Pengantar Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

Tip's Makeup dg La Tulipe

Tip's Makeup dg La Tulipe Tip's Makeup dg La Tulipe Tip's Makeup Wajah dengan La Tulipe Tips makeup wajah berikut ini sangat sederhana namun mampu memberikan kecantikan alami yang mempesona bagi setiap wanita yang ingin selalu

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan. Hal 1 dari 6 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan Mahasiswa dapat : Melakukan diagnosa wajah a. Melakukan aplikasi make up dasar b. Melakukan aplikasi make up decorative c. Melakukan pembuatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up sesuai tema panggung 2.Sub Kompetensi a. Membedakan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up kamuflase menutupi cacat d. Melakukan aplikasi make

Lebih terperinci

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55. Tata Rias dan Busana Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Tata rias dan busana dalam seni pertunjukan selain berfungsi memperindah, memperkuat karakter

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

CERITA FAIRY DAN BUSANA JURUSAN

CERITA FAIRY DAN BUSANA JURUSAN TATAA RIAS PANGGUNGG TOKOH PANGERAN DALAM CERITA CINDERELLA PADA PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil dari pembahasan tentang proyek akhir yang berjudul Tata Rias Fantasi Tokoh Maleficient Cerita Sleeping Beauty Dalam Pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of

Lebih terperinci

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana 1 Menggambar Busana Penyelesaian Pembuatan Gambar I Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana Oleh : ANIEQ BARIROH PKK-FT-UNESA NAMA SISWA :... KELAS :... SMK JAWAHIRUL ULUM BESUKI-JABON SIDOARJO 2 HAND OUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju membuat banyak orang beranggapan bahwa dongeng atau cerita rakyat sudah tidak diminati lagi

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rias wajah bukan merupakan suatu hal baru, karena sejak ribuan tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum wanita, dimana setiap bangsa

Lebih terperinci

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat : 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri Mahasiswa dapat : a. Melakukan diagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up decorative d. Melakukan pembuatan sanggul f.

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up korektif d. Melakukan aplikasi make up cantik/beauty

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menambang emas, perak dan lain-lain. (http://id.wikipedia.org)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menambang emas, perak dan lain-lain. (http://id.wikipedia.org) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurcaci Kurcaci adalah makhluk berukuran kecil menyerupai manusia, pendek/kerdil dan tampak lebih tua dari ukuran tubuhnya, ada yang berjanggut berwarna putih, hidung besar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur

Lebih terperinci

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun Nama Kelompok : Hachi Anggota : 1. Suci Ambarwati(1441177004032) 2. Ade Nurhayati(14411770043033) 3. Hanny Huzama S(1441177004042) 4. Rizal Zulfikar R(1441177004277) 5. Yulia Nafulani E P(1441177004317)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of 103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil dari pembahasan tentang proyek akhir yang berjudul Tata Rias Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of Fantasy, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendesign wajah badut b. Melakukan aplikasi make up badut 2.Sub Kompetensi a. Membuat design wajah badut: riang, pemalu, sedih b. Mengaplikasikan make up

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan seni berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia. Untuk mengimbangi kemampuan teknologi tersebut manusia diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up kamuflase menutupi cacat d. Melakukan aplikasi make

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kostum Kostum untuk Rampak Penari Putri mengambil tema dari penari kerajaan yang diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 1

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

Lebih terperinci

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK TIPS KOREKSI WAJAH TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK SEBELUM SESUDAH WAJAH KOTAK CIRI : Dahi Lebar Garis Rahang Kuat Dagu tidak terlalu lancip Langkah 1. Koreksi Wajah dengan Correcting Cream Medium, pada daerah

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif A. PENDAHULUAN Menikah merupakan momen khusus sebagai bentuk perayaan kasih sepasang manusia. Untuk itu berbagai persiapan direncanakan dengan seksama, tidak terkecuali rias pengantin. Setiap pengantin

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB VII TYPE RAUT MUKA DAN KOSMETIKA

BAB VII TYPE RAUT MUKA DAN KOSMETIKA 70 BAB VII TYPE RAUT MUKA DAN KOSMETIKA A. Tipe Raut Muka Raut muka atau bentuk wajah merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tata rias wajah, karena setiap orang memiliki bentuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pelaksanaan pagelaran Proyek Akhir dengan tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil dari penciptaan disain rias karakter

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi kosmetik saat ini semakin nyata, terlihat dari semakin banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT Abstrak Seni lukis menggunakan teknik air brush sudah menjadi hal yang tidak asing lagi dikalangan

Lebih terperinci

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti Seni tata rias yang bertujuan membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang di angan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya (Martha Tilaar, 1997).

Lebih terperinci

BAB III TINJAUANPUSTAKA

BAB III TINJAUANPUSTAKA BAB III TINJAUANPUSTAKA Dalam Bab III,TinjauanPustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan- penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan Pengerjaan Cover Video Klip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik Tata Rias Tari Surabaya Dengan Teknik Fotografi Sebagai Sarana Informasi Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

Under Makeup Moisture Lotion

Under Makeup Moisture Lotion 1. Base Make-up Setelah membersihkan wajah, gunakan base make-up agar pori-pori wajah lebih kecil. Base make-up dari ULTIMA bernama Tint Aquafleur (Rp 150 ribu) bisa menjadi rekomendasi. Base make-up tersebut

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS

BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAGIAN III W A R N A

BAGIAN III W A R N A BAGIAN III W A R N A Warna merupakan unsur desain yang pertama paling menarik perhatian seseorang dalam kondisi apapun. Setiap permukaan benda akan tampak berwarna, karena benda tersebut menyerap dan memantulkan

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM RIAS FANTASI TOKOH KURCACI GRUMPY DALAM CERITA SNOW WHITE PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Dongeng akan dipertunjukan dalam bentuk drama, dengan. Fairy Tales of Fantasy. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh

BAB II KAJIAN TEORI. Dongeng akan dipertunjukan dalam bentuk drama, dengan. Fairy Tales of Fantasy. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh BAB II KAJIAN TEORI A. Sinopsis Cerita Dongeng merupakan cerita tidak nyata atau pemikiran fiktif' menjadi suatu alur perjalanan hidup, dalam dongeng terkandung pesan moral yang mengajarkan makna hidup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci