BAB II KAJIAN TEORI. Dongeng akan dipertunjukan dalam bentuk drama, dengan. Fairy Tales of Fantasy. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Dongeng akan dipertunjukan dalam bentuk drama, dengan. Fairy Tales of Fantasy. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI A. Sinopsis Cerita Dongeng merupakan cerita tidak nyata atau pemikiran fiktif' menjadi suatu alur perjalanan hidup, dalam dongeng terkandung pesan moral yang mengajarkan makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng akan dipertunjukan dalam bentuk drama, dengan menampilkan ide cerita dari tujuh dongeng luar negeri yang bertema Fairy Tales of Fantasy. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh dongeng luar negeri antara lain, Aladin, Putri Salju, Rapunzel, Putri Tidur, Cinderella, Swan Lake dan Beauty and The Beast. Mengambil dari tujuh dongeng diatas, karena mengambil kisah yang paling terkenal, sering ditampilkan dan paling umum diketahui oleh masyarakat. Dari ke tujuh dongeng tersebut akan dipertunjukan dalam drama musical, salah satunya adalah kisah Swan Lake. Menurut dongeng, Swan Lake sendiri pada awalnya adalah sebuah kisah pertunjukan balet terkenal yang disadur oleh Tchaikovsky dari sebuah dongeng Jerman. Swan Lake bercerita tentang penyihir jahat yang suka mengubah gadis muda menjadi burung. Kemudian Begichev dan Gelster yang merupakan teman dari Tchaikovsky pada tahun 1876, mengubah sebuah pertunjukan balet yang romantic dan penuh tragedi. Didalam Kisah Swan Lake, terdapat tokoh Odeth sebagai putri 8

2 9 angsa, Odille sebagai angsa hitam yang jahat yang mengelabui pangeran, pangeran Siegfried dan Von Rothbart, seorang penyihir jahat yang setengah burung setengah manusia. Tokoh yang akan dibahas dalam pagelaran ini adalah pangeran Siegfried. Inti utama cerita Swan Lake tentang, Pangeran Siegfried yang sedang merayakan pesta ulang tahunnya, Von Rothbart lalu merubah wajah Odille menjadi serupa dengan wajah Odette. Ketika dia melihat Odette (yang sebenarnya adalah Odille yang menyamar), dia menyambutnya dengan sukacita. Di hadapan umum, Pangeran Siegfried pun melamar Odille. Sesudah melamar Odille, Pangeran Siegfried melihat Odette yang asli dari balik jendela (Odettenya berhasil kabur dari Von Rothbart, tetapi sudah terlambat. Sang Pangeran yang menyadari kesalahannya (terkena tipudaya Von Rothbart). Akhimya keluar istana, mengejar Odette sampai ke danau untuk meminta maaf kepada Odette. Meski terluka hatinya, Odette tahu Pangeran Siegfried telah ditipu, dan akhirnya memaafkannya dan mereka saling jatuh cinta. (Endah Kusumastuti 2009: 1-46). Pangeran Siegfried adalah seorang pangeran yang tampan, menarik dan mempunyai karakter gagah, pemberani, berwibawa, bijaksana, baik hati dan suka menolong. Disamping itu pangeran Siegfried juga mempunyai sedikit sisi negative, seperti mudah terpedaya oleh orang lain dan terburu-buru dalam menyelesaikan masalah. Namun pangeran Siegfried tetap terlihat pemberani.

3 10 Tokoh pangeran Siegfried dalam kisah Swan Lake berpenampilan sederhana, pangeran Siegfried mempunyai rambut agak panjang dengan penataan rambut hanya digerai saja, kukunya pendek, badannya kurus, tanpa menggunakan make up dan memakai baju yang sederhana. Hal ini mendorong mahasiswa untuk mengembangkan penampilan tokoh dalam dongeng, dan menarik perhatian masyarakat sekaligus memberikan penampilan yang menarik dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy. Tokoh ini akan dikembangkan penampilannya mulai dari penataan rambut, make up, kostum dan assesories.. B. Sumber Ide 1. Pengertian Sumber Ide Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk menciptakan desain baru (Sri Widarwati, 1996: 58). Menurut Widjiningsing (1990: 70), sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi. Sumber ide merupakan bagian dari konsep penciptaan atau menjadi landasan visual terciptanya suatu karya. Sumber ide memudahkan seseorang untuk membuat disain, sumber ide dapat berupa apa saja yang ada disekitar manusia. Sebagai contoh, dunia flora, fauna, berbagai bentuk dan sampai dan berbagai macam impian ma nusia yang lainnya. (Triyanto, dkk 2011:22). Pengembangan bentuk dan perubahannya dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengembangan, berikut merupakan beberapa

4 11 contoh desain yang menggunakan sumber ide dan cara pengembangannya. 2. Pengembangan Sumber Ide a. Stilasi Stilasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan menggayakan objek atau benda yang digambar. Cara yang ditempuh adalah menggayakan disetiap kontur pada objek atau benda tersebut.teknik yang paling mudah dalam membuat stilasi dengan menambah bentuk satu demi satu dari bentuk asli ke bentuk yang lebih rumit. Semakin banyak penambahan bentuknya semakin rumit.visualisasi karya dengan teknik stilasi memiliki kesan tradisiona, misalnya penggambaran ornamen motif batik dan lukisan tradisional. b. Distorsi Distorsi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada penciptaan pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar. misalnya karakter gatot kaca, topeng bali dan berbabagai wajah lainnya. c. Transformasi Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan memindahkan wujud dari objek lain ke objek yang digambar, misalnya manusia berkepala binatang.

5 12 d. Disformasi Disformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan mengubah bentuk objek. Cara yang dilakukan dalam mengubah objek tersebut dengan menggambarkan sebagian saja yang lebih dianggap mewakili.langkah yang paling mudah membuat disformasi dengan cara mengurangi satu demi satu bentuk asli menjadi bentuk yang lebih sederhana. Penerapan sumber ide yang digunakan Sumber ide menurut (Triyanto, dkk 2011:22). Memudahkan seseorang untuk membuat disain, sumber ide dapat berupa apa saja yang ada disekitar manusia. Pengembangan sumber ide distorsi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada penciptaan pencapaian karakter. Pengembangan distorsi akan diterapkan pada rias wajah, penataan rambut dan kostum. C. Disain 1. Pengertian Desain Menurut (Ernawati, dkk 2008: 195). desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti rancangan, rencana atau reka rupa. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, desain dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.

6 13 2. Unsur Disain Unsur desain merupakan suatu disain akan tercipta dengan baik apabila unsur-unsurnya dissusun atau dikomposisikan secara baik pula. disain ini terdiri atas garis, arah, bentuk, tekstur, ukuran, value dan warna. Melalui unsur-unsur visual inilah seorang perancang dapat mewujudkan rancangannya.sri Widarwati (2007: 7). a. Garis Garis merupakan unsur yang dapat digunakan untuk mewujudkan emosi, dengan garis itu menggambarkan sifat sesuatu. Garis dibedakan menjadi dua yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Garis lurus Garis lurus memberi kesan kaku, kuat, tegas dan gagah. Garis vertical, garis horizontal dan diagonal. Garis vertical memberi kesan melangsingkan, meninggikan, stabil dan agung. Garis horizontal memberikan kesan melebar, memendekkan, tenang dan tentram. Diagonal memberi kesan lincah, dinamis gembira dan muda. 2) Garis lengkung Garis lengkung memberi kesan riang, lembut, luwes, indah dan feminine. Garis lengkung sesuai dengan arah dan dibedakan garis sedikit lengkung, lengkung biasa dan garis sangat lengkung sehingga merupakan setengah lingkaran.

7 14 b. Arah Menurut Afif Ghurub Bestari (2011: 12) pada benda apapun, termasuk busana, dapat dilihat dan adanya arah tertentu, misalnya mendatar, tegak lurus dan miring. Secara nyata, arah ini bisa dilihatdan dirasakan keberadaannya. Arah ini sering dimanfaatkan untuk merancang benda dengan tujuan tertentu. Contohnya, dalam gambar desain busana, unsur arah pada motif, kain dapat digunakan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh pemakai. Pada tubuh bentuk gemu, sebaiknya hindari arah mendatar karena menimbulkan kesan melebarkkan tubuh.begitu pula dalam pemilihan model busana garis hias yang digunakan berupa garis princess atau garis tegak lurus yang memberi kesan meninggiukan atau merampingkan orang yang bertubuh gemuktersebut. c. Ukuran Meurut (Widjiningsih: 1982) disain di pengaruhi oleh ukuran, sehingga untuk memperoleh disain yang memperlihatkan suatu keseimbanga. Kita harus mengatur ukuran unsur yang digunakan dengan baik. Ukuran yang berbeda pada suatu disain dapat menimbulkan perhatian dan menghidupkan suatu disain, tetapi dapat pula kontras itu menghasilkan ketidak serasian apabila ukurannya tidak sesuai.

8 15 d. Warna 1) Pengertian warna Menurut (Widjiningsih 1982:6). Warna membuat sesuatu kelihatan lebih indah dan menarik. Oleh karena itu dalam berbagai bidang seni rupa, pakaian, hiasan tata ruang dan yang lain warna memegang peranan penting. 2) Filosofi warna Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer: merah, hijau, kuning, biru. Walaupun tidak diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna dan kombinasi warna tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda. Bahkan sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia, namun baru belakangan ini penggunaanya telah dimanfaatkan secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan sebagainya. Menurut (Sulasmi 1989:48-49). Arti warna adalah: a) Merah melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan.

9 16 b) Putih Menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan, keamanan, persatuan.. c) Hitam Melambangkan kesedihan, malapetaka, kesuraman, kegelapan, kejahatan, keburukan ilmu sihir. d) Biru Memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, kesetiaan, panutan, kebenaran, keharmonisan. e) Hijau Menunjukkan warna alam, kesetiaan, keabadian, kesuburan, kebangkitan, kelimpahan, tanaman dan pohon, pertumbuhan, muda, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. f) Kuning Merujuk pada matahari, melambangkan kecerahan, kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, kecermelangan, peringatan dan humor.

10 17 g) Merah Muda Warna Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah. h) Ungu Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri. i) Orange Menunjukkan kehangatan, warna orange mempunyai lambang dorongan, semangat, merdeka, penganugerahan, keseimbangan tetapi juga lambang bahaya. j) Coklat Menunjukkan kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat, hormat. k) Abu-abu Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas, diam, tenang.

11 18 l) Emas Mencerminkan prestis (kedudukan), kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti. e. Tekstur Menurut (Afif Ghurub Bestari 2011 : 13) setiap benda mempunyai permukaan yang berbeda-beda, ada yang halus da nada yang kasar. Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara melihat atau meraba. Tekstur pada kain akan terlihat berkilau, bercahaya, kusam, transparan, kaku dan lemas. Sedangkan dengan meraba akan diketahui apakah permukaan suatu benda kasar, halus, tipis, tebal, atau licin. Tekstur yang bercahaya atau berkilau dapat membuat sesorang terlihat lebih besar (gemuk). Oleh karena itu, bahan tekstil yang bercahaya lebih cocok dikenakan orang yang bertubuk kurus sehingga badan terlihat lebih berisi. f. Value (nilai gelap terang) Menurut (Afif Ghurub Bestari 2011:14) value adalah nilai gelap dan terang. Semua benda kasat mata hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alami maupun cahaya buatan. Apabila suatu benda diamati, akan terlighat bahwa bagian-bagian permukaan benda tidak seluruhnya diterpa oleh cahaya. Ada bagian yang terang da nada bagian yang gelap.

12 19 Penerapan unsur desain, desain yang akan digunakan pada rias karakter pangeran Siegfried, adalah garis, ukuran, arah, bentuk dan warna. 1) Garis Garis dalam rias wajah akan diterapkan pada alis, eyeliner, shading, yang menggunakan garis lengkung memberikan karakter ringan, dinamis dan kuat. 2) Ukuran Ukuran diterapkan pada rias wajah pada panjang pendeknya alis dan kostum dan aksesoris yang digunakan pangeran Siegfried. 3) Arah Penerapan arah yang digunakan arah horosontal, penerapan nya pada shading rias wajah. 4) Bentuk Bentuk yang diterapkan pada rias karakter pangeran Siegfried antara lain, bentuk mata, alis, bibir dan kostum. 5) Warna Penerapan warna yang digunakan pad arias wajah dan kostum.pada pangeran Siegfried menggunakan warna orange pada tata rias dan kostum yang dikenakan, warna orange melambangkan kehangatan. Pada kostum juga memakai warna putih dan emas, warna putih melambangkan, kedamaian,

13 20 kesederhanaan dan warna emas melambangkan kedudukan bahwa ia seorang pangeran. 6) Value Penerapan nilai gelap terang pada rias wajah terletak pada penggunaan warna-warna kosmetik yang dialikasikan sebagai rias korektif, seperti eye shadow, bayangan hidung, blush on dan lipstick. Penerapan nilai gelap terang juga dialikasikan pada kostum. 7) Tekstur Penerapan tekstur halus akan diaplikasikan pada rias wajah. Penerapan tekstur kain yang mengkilat pada pemilihan kain yang akan digunakan sebagai kostum. 3. Prinsip-prinsip Disain Menurut (Afif Ghurub Bestari 2011: 17-18) unsur menciptakan gambar desain busana yang lebih baik dan menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip disain sebagai berikut: a) Harmoni Harmoni adalah prinsip disain yang memunculkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan sususan objek atau ide. Dalam suatu bentuk, harmonisasi dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya. b) Proporsi Proporsi adalah perbandingan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan perbandingan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara proporsional. c) Keseimbangan Keseimbangan antar bagian dalam suatu disain sangat diperlukan untuk menghasilkan susunan yang

14 21 menarik.keseimbangan dalam disain terdiri dua hal yaitu, keseimbangan simetris dan asimetris. d) Irama Irama disain dapat dirasakan melalui efek visual. Irama memberi kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu kebagian yang lain pada suatu benda sehingga akan membawa pandangan mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. e) Pusat perhatian Pusat perhatian dapat berupa aksen yang secara otomatis membawa mata pada sesuatu yang terpenting dalam suatu disain busana. f) Kesatuan Merupakan sesuatau yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap unsurnya. Penerapan prinsip desain Pangeran Siegfried, menerapkan prinsip desain keseimbangan, proporsi dan kesatuan. 1) Keseimbangan Penerapan prinsip keseimbangan diterapkan pada rias wajah terutama pada warna foundation, bedak, eye shadow, blush on dan bibir, penataan dan kostum yang dikenakan pangeran Siegfried. 2) Proporsi Penerapan prinsip proporsi diterapkan mulai dari rias wajah, penataan rambut dan kostum. 3) Kesatuan Diterapkan mulai dari rias wajah, penataan rambut, kostum dan aksesoris pedang dengan penyusunan kesamaan dalam kesamaan warna dalam bagian-bagian tersebut.

15 22 D. Tata Rias Wajah 1. Pengertian Tata Rias Wajah Tata rias wajah adalah seni merias wajah untuk menampilkan kecantikan diri sendiri atau orang lain menggunakan kosmetika yang ada pada wajah dapat menutupi beberapa kekurangan serta dapat menonjolkan kelebihan yang ada pada wajah sehingga tercapai kecantikan yang sempurna. Tata rias wajah dibedakan dalam dua kelompok, yaitu tata rias wajah dasar atau tata rias wajah di bedakan dalam dua kelompok, yaitu tata rias wajah dasar atau tata rias wajah sehari-hari dan tata rias wajah khusus. (Asi Tritanti 2007:1-2) 2. Jenis-jenis Tata Rias Wajah a. Tata rias wajah dasar 1) Tata rias pagi hari 2) Tata rias sore hari 3) Tata rias malam hari b. Tata rias wajah khusus Menurut (Asi Tritanti 2007:26-31) rias wajah khusus merupakan tindakan yang memiliki tindakan yang memiliki keahlian khusus yang dikembangkan berdasarkan pengalamanpengalaman serta melalui latihan-latihan untuk rias wajah sesuai kebutuhan-kebutuhan tertentu.

16 23 3. Tata Rias Wajah Korektif Tata rias korektif (corective make-up) merupakan suatu bentuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah. Setiap wajah memilikikekuarangan dan kelebihan. Seseorang yang memiliki bentuk wajah kurang sempurna, misalnya dahi terlalu lebar, hidung kurang mancung dan sebagainya,dapat disempurnakan dengan tata rias korektif. Seorang pemain membutuhkan tata rias korektif ketika tampilannya tidak membutuhkan perubahan usia, ras, dan perubahan bentuk wajah. Biasanya pemeran memiliki kesesuaian dengan tokoh yang diperankan. Wajah pemain cukup disempurnakan dengan menyamarkan, menegaskan, dan menonjolkan bagian-bagian wajah sesuai dengan tokoh yang diinginkan. Eko Santoso, dkk (2009:275). Fungsi tata rias korektif untuk mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Wajah manusia memiliki kekurangan yang membuat penampilan kurang sempurna. Tata rias korektif menyamarkan kekurangan yang ada sehingga wajah tampil lebih sempurna. Penata rias perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Kenali kekurangan dan kelebihan wajah b. Kenali karakter tokoh dengan baik. c. Koreksi wajah pemain sesuai karakter tokoh d. Perhatikan jarak pemain dengan penonton

17 24 e. Kuasai bahan kosmetik dan peralatan Penata rias perlu mempelajari kekurangan dan kelebihan wajah, sebelum membuat disain. Hal lain yang perlu dikuasai adalah teknik mengoreksi wajah untuk penyempurnaan rias korektif. 1. Korektif bentuk wajah a. Bentuk wajah bulat Gambar 01. Koreksi wajah bulat (Risya Lusiana: 2012) Gunakan teknik shading. Aplikasikan foundation warna gelap satu tingkat di bawah warna kulit sepanjang garis tepi dahi, pipi, rahang, dan rahang bagian bawah. Kesan bulat akan tersamarkan dengan teknik shading yang tepat. b. Bentuk wajah persegi Korektif Bentuk wajah persegi pada bagian di sebelah atas pelipis kanan dan kiri serta tepi pipi sebelah kanan dan kiri diberi warna gelap untuk menghilangkan kesan kotak pada wajah. Kesan kotak akan menampakkan karakter yang kaku. Jika pemain berperan sebagai tokoh yang lemah lembut maka

18 25 bentuk kotak pada wajah harus dihilangkan sehingga kesan kaku tersebut juga menjadi hilang. c. Bentuk wajah lonjong Gambar 2. Koreksi wajah persegi (Risya Lusiana: 2012) Bentuk wajah panjang bagian dahi dan dagu perlu diberi warna gelap untuk mengurangi kesan panjang. Sementara bagian pipi diberi warna terang. Gambar 3. koreksi wajah lonjong (Risya Lusiana: 2012) d. Bentuk wajah segitiga Korektif wajah segitiga bagian atas pelipis kiri dan kanan serta bagian bawah pelipis kiri dan kanan diberi warna terang sedangkan pipi, dahi, dan dagu diberi warna terang.

19 26 Gambar 4. Koreksi wajah hati (Risya Lusiana: 2012) e. Bentuk wajah diamond Koirektif wajah diamond bagian dahi, bagian atas pelipis diberi warna gelap. Bagian pipi dan dagu diberi warna terang. Gambar 5. Koreksi wajah diamond (Risya Lusiana: 2012) f. Bentuk wajah buah pear Aplikasikan shading pada bagian rahang bawah yang lebar dengan menggunakan alas bedak berwarna tua. Tint atau counter-shading pada bagian dahi yang sempit untuk memberi kesan dahi lebih lebar menggunakan alas bedak yang berwarna lebih terang.

20 27 Gambar 6. Koreksi wajah buah pear (Risya Lusiana: 2012) 2. Koreksi bentuk alis a. Koreksi alis untuk wajah bulat Pemeran memiliki bentuk wajah bulat. Buatlah alis tajam dan menyudut untuk menyamarkan kesan wajah yang at pada kelopak mata. Baurkan warna perona mata pada kelopak mata sebelah luar dengan arah ke luar dan mendatar agar bentuk mata tidak berkesan terlalu menonjol. bulat. Gambar 7. Koreksi alis untuk wajah bulat (Eko Santoso : 2008) b. Koreksi alis untuk wajah persegi Pemeran memiliki bentuk wajah persegi. Buatlah alis melengkung lembut. Hindari bentuk alis yang tajam.

21 28 Gambar 8. Koreksi alis untuk wajah persegi (Eko Santoso : 2008) c. Koreksi alis untuk wajah panjang Pemeran memiliki bentuk wajah panjang. Buatlah alis cenderung mendatar. Hindari tarikan alis ke atas dan melengkung. Gambar 9. Koreksi alis untuk wajah panjang (Eko Santoso : 2008) d. Koreksi alis untuk wajah diamond Pemeran memiliki bentuk wajah diamond. Idealnya alis dibuat melengkung lembut pada uju ng terluar alis. Gambar 10. Koreksi alis untuk wajah diamond (Eko Santoso : 2008)

22 29 e. Koreksi alis untuk wajah segitiga Pemeran memiliki bentuk wajah segitiga. Alis yang ideal untuk bentuk segitiga adalah alis yang sedikit melengkung dengan membentuk sudut yang tidak terlalu tajam. 3. Koreksi bentuk hidung a. Batang hidung besar Gambar 11. Koreksi alis untuk wajah segitiga (Eko Santoso : 2008) Shadow pada dua sisi hidung. Highlight pada garis tengah batang hidung dengan bentuk yang ramping b. Cuping hidung besar Gambar 12. Koreksi batang hidung besar (Eko Santoso : 2008) Shadow pada dua sisi cuping hidung yang harus disamarkan. Highlight pada garis tengah hidung untuk mengalihkan focus.

23 30 Gambar 13. Koreksi cuping hidung besar (Eko Santoso : 2008) c. Batang hidung kecil. Shadow pada kanan dan kiri batang hidung. Highlight pada batang hidung untuk menyamarkan batang hidung yang kecil. d. Batang hidung pendek Gambar 14. Koreksi batang hidung kecil (Eko Santoso : 2008) Highlight dibuat tinggi mulai dari atas sampai ujung hidung. Ketinggian dapat memanipulasi dengan bagian atas ditinggikan dan ujung alis bagian dalam disesuaikan agar tidak berkesan janggal. Gambar 15. Koreksi batang hidung pendek (Eko Santoso : 2008)

24 31 4. Koreksi bentuk bibir a. Bibir tipis dapat dibuat tampak tebal dengan menambah garis luar bibir. Gambar 16. Koreksi bibir tipis (Eko Santoso : 2008) b. bibir terlalu tebal dapat menyamarkan bagian terluar dan membentuk kembali pada bibir bagian dalam. Gambar 17. Koreksi bibir tebal (Eko Santoso : 2008) c. bibir yang mempunyai kesan sedih dapat ditarik garis ke atas pada sudut terluar bibir. Gambar 18. Koreksi bibir menurun (Eko Santoso : 2008) d. Bibir yang terlalu kecil dapat disamarkan dengan menambah garis terluar sebagaimana bibir yang tipis. Gambar 19. Koreksi bibir kecil (Eko Santoso : 2008)

25 32 4. Tata rias wajah karakter Tata rias karakter adalah untuk menampilkan watak tertentu bagi seseorang aktor dan aktris di panggung. Rias wajah karakter di maksudkan untuk membantu aktor menggambarkan suatu peran dengan membuat wajahnya menyerupai muka peranan watak yang dimainkan. Untuk mengungkapkan gambaran watak tersebut dapat di lakukan rias wajah yang menojolkan secara realistis maupun non realistis. Rias wajah karakter ini di pergunakan untuk persiapanpersiapan bagi acara film, sandiwara, pentas mengikuti suatu pola umum dan biasanya perias mengadakan rapat naskah. ( Eko Santoso 2008 : 302). Tata rias wajah karakter adalah seni menggunakan bahanbahan kosmetika untuk mewujudkan peran atau karakter dengan memperhatikan lighting dan titik lihat penonton. Tata rias wajah prosthetic atau character make-up ini adalah tata rias untuk meniru karakter-karakter lain yang kemungkinan menghendaki perubahanperubahan seperti penambahan kumis, jenggot, bentuk mata, alis, dan hidung atau keperluan lainnya sesuai dengan karakter yang diinginkan. Herny Kusantanti (2008: ). Character make-up mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, garisgaris rias wajah yang tajam, warna-warna yang digunakan adalah warna mencolok dan kontras, dan alas bedak yang digunakan lebih

26 33 tebal. Gambaran watak atau karakter yang akan dimainkan dalam suatu pertunjukan dapat diwujudkan dengan memperhatikan delapan faktor yang menentukan, yaitu : a. Ras dan suku bangsa, misalnya dari ras Indian, Mongolia, Aborigin dan suku bangsa Asia, Afrika, Amerika, karena setiap ras atau suku bangsa mempunyai ciri khas wajah yang berbeda. b. Umur pelaku panggung harus disesuaikan dengan umur yang diperankan. c. Kepribadian, misalnya berwatak : keras, ramah, berwibawa, dan lucu. d. Kesempurnaan jasmaniah atau adanya cacat yang menonjol, misalnya seorang tokoh yang mempunyai wajah dengan hidung yang bengkok, bekas luka bakar dan lain sebagainya. e. Kesehatan. Tokoh yang sering sakit-sakitan atau mengidap suatu penyakit khusus akan berbeda riasan wajahnya dengan tokoh yang sehat. f. Mode kostum. Setiap masa ada mode tertentu yang menunjukkan ciri tokoh yang akan ditampilkan. Mode ini menyangkut rias wajah, tata rambut, kostum, dan perlengkapannya yang sesuai. Jika isi cerita pada zaman Majapahit, maka kostum, rias wajah, dan rambut disesuaikan dengan situasi pada zaman kerajaan Majapahit. g. Lingkungan. Seorang yang hidup di daerah tropis tentu berbeda

27 34 dengan mereka yang hidup di daerah subtropis, dari segi warna maupun tekstur kulit. Kulit orang yang tinggal di iklim panas biasanya lebih hitam dari kulit orang yang tinggal di daerah dingin/es. h. Pendidikan. Seseorang yang berasal dari kalangan terpelajar akan tampil berbeda dengan mereka yang kurang terpelajar, baik dalam hal tata rias wajah, rambut, maupun busana dan perlengkapannya. Rias karakter tokoh lebih menekankan pada watak yang akan dibawakan oleh pemain, seperti tokoh antagonis atau protagonist. a. Bentuk alis, untuk peran protagonis alis dibuat dengan lengkungan yang tidak tajam sedangkan untuk peran antagonis alis dibentuk agak naik dan tajam. b. Penggunaan eye shadow, untuk peran protagonis menggunakan eye shadow dengan warna-warna lembut atau natural sedangkan untuk peran antagonis menggunakan eye shadow dengan warna-warna gelap dan dibuat agak naik pada sudut mata. c. Bentuk wajah, untuk peran protagonis bentuk wajah dibuat mendekati bentuk wajah lonjong sedangkan untuk peran antagonis dibuat mendekati bentuk wajah persegi.

28 35 d. Bentuk bibir, untuk peran protagonis bentuk bibir dibuat agak naik pada sudut bibir sedangkan untuk peran antagonis bentuk bibir dibuat agak menurun pada sudut bibir. 5. Tata Rias Wajah Panggung 1) Tata rias panggung Menurut (Herny Kusantanti 2009:487) tata rias panggung adalah riasan wajah yang diterapkan untuk pementasan atau suatu pertunjukan di atas panggung. Rias wajah panggung merupakan riasan wajah dengan penekanan pada efek-efek tertentu seperti mata, hidung, bibir dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah. Rias wajah panggung dapat dilihat dari jarak jauh walaupun terkena lampu terang (spot light) sehingga kosmetik yang digunakan cukup tebal dan menghilangkan kepucatan wajah. Kategori rias panggung di bedakan menjadi dua yaitu: a) Prosthentic make up Prosthetic merupakan tata rias untuk meniru karakter. Prosthentic atau character make up yaitu tata rias yang diterapkan untuk merubah karakter, perubahan-perubahan yang dilakukan biasanya seperti koreksi bentuk alis, mata, bibir dan hidung, sesuai dengan karakter yang diinginkan. Contoh pemain teater, pemain sandiwara, penari dan wayang orang. (Vincent J-R, 1992: ). b) Straight make up Tata rias yang dilakukan dengan menonjolkan bagianbagian wajah yang sempurna sekaligus menyamarkan

29 36 bagian-bagian wajah yang kurang sempurna. Tujuan utama untuk mempercantik pelaku panggung untuk menunjang penampilannya di atas panggung. (Vincent J-R, 1992: ). Tujuan tata rias panggung adalah untuk memenuhi kebutuhan menojolkan watak tokoh, karakter, pesan dan tema tertentu berdasarkan tema atau konsep tujuan pementasan. Menurut Herni Kusantanti (2009:488), tujuan dalam merias wajah panggung adalah sebagai berikut: 1) Ketebalan rias wajah ditentukan oleh jarak panggung dengan penonton. 2) Memperhatikan lampu yang digunakan untuk penerangan. 3) Cahaya merupakan bagian yang sangat penting dalam pertunjukan. Berbagai obyek akan memberikan kesan tertentu jika terkena cahaya, termasuk wajah manusia yang memiliki bentuk tiga dimensi. 4) Media yang digunakan untuk pementasan, dapat berupa panggung tertutup dan terbuka. Pertunjukan dengan panggung terbuka tidak memerlukan rias wajah yang tebal, sedangkan panggung tertutup memerlukan riasan yang tebal dan tajam karena ada pengaruh lighting.

30 37 5) Warna kosmetik yang digunakan termasuk kontras yang menarik perhatian. 6) Penekanan efek-efek tertentu, misalnya pada mata, alis, hidung, dan bibir agar perhatian penonton dapat teetuju pada pelaku panggung. 6. Tata Rias Wajah Fantasi Rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang diangan-angan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya. Rias wajah fantasi dapat juga merupakan perwujudan khayalan seorang ahli kecantikan yang ingin melukiskan angan-angan berupa, tokoh sejarah, pribadi, bunga atau hewan, dengan merias wajah, melukiskan di badan, menata rambut busana dan kelengkapannya. (Eko Santoso 2008: 299). E. Alat, bahan dan kosmetika Supaya menghasilkan tat arias yang baik, ketepatan pemilihan dan penggunaan alat merias wajah harus di prhatikan. Macam-macam peralatan dan kegunaan yang diperlukan dalam merias wajah. Asi Tritanti (2007: 7 ). 1. Alat yang digunakan a. Spons Rias (Make Up Sponge) Berfungsi untuk membubuhkan bedak padat, alas bedak dan memperbaiki riasan wajah (touch up).

31 38 b. Saput Bedak (Make Up puff) Berfungsi untuk membubuhkan bedak tabur c. Kuas Bedak Besar (Powder Brush)Berfungsi untuk merapikan bedak tabur sekaligus membuang sisa bedak yang berlebih. d. Kuas Perona Pipi (Blush On brush) Berfungsi untuk membubuhkan serbuk pemulas pipi pada tulang pipi. e. Kuas Pengoreksi (countour Brush)Berfungsi untuk mengoreksi bagian-bagian wajah yang perlu di beri bayangan gelap (Shade) Atau bayangan terang (tint). f. Kuas Mata Tumpul (Blunt shadow brush) Berfungsi untuk mewarnai tulang mata dibawah alis. g. Kuas Pembaur (Fluff brush) Berfungsi untuk mewarnai kelopak mata atau membaurkan warna antara pada rias wajah. h. Kuas Sudut Mata (Stiff angel brush) Berfungsi untuk membentuk garis dan meratakan garis mata pada sudut mata dan untuk membentuk alis menggunakan eyeshadow. i. Kuas Pembersih Riasan Mata (Aplicator brush) Berfungsi untuk membubuhkan perona mata,membaurkan warna dan menghilangkan bubuk perona mata.

32 39 j. Kuas Garis Mata (Eyeliner) Berfungsi untuk membentuk garis mata pada tepi mata bagian atas dan bawah dengan menggunakan kosmetik. k. Sikat Alis & Bulu Mata (Eye brow & lushes brush) Berfungsi untuk membaurkan maskara pada bulu mata agar menempel satu sama lain. l. Kuas Bibir (Lip brush) Berfungsi untuk membingkai bibir dan meratakan pemerah bibir (lipstick) m. Penjepit bulu mata (Eyelsah curles) Berfungsi untuk melentikan bulu mata sebelum dibubuhkan maskara. n. Peruncing Pensil (Sharpener) Berfungsi untuk mempertajam pensil alis, eyeliner, dan pensuil bibir. 2. Bahan Yang Digunakan a. Kapas berbatang Berfungsi untuk membersihkan kosmetik yang tidak diinginkan seperti maskara, eye liner yang berlebihan, garis bibir yang terlalu tebal. b. Tissue Berfungsi untuk menyerap dan mengankat kosmetik pembersih, pelembab atau perona bibir yang berlebihan.

33 40 c. Kapas Berfungsi untuk mengangkat atau membersihkan kosmetik dari wajah,juga untuk memberikan penyegar pada kulit wajah. d. Bulu Mata palsu Berfungsi untuk mempertebal bulu mata. 3. Lenan yang Digunakan a. Bandana penutup kepala (Hair bando) Berfugsi untuk menutup atau menahan rambut agar tidak jatuh kewajah sehingga tidak mengangkat atau membersihkan kosmetik dari wajah,juga untuk memberikan penyegar pada kulit wajah. b. Handuk kecil Berfungsi untuk menutupi kepala dan dada. c. Penutup Dada (Cape) Berfungsi untuk menutupi busana klien agar bersih tidak terkena serpihan bedak atau kosmetik. 4. Kosmetik Yang digunakan a. Pembersih pemulas mata (eye make up remover) Berfungsi untuk membersihkan kelopak mata dan bibir dari debu,keringat dan kotoran menempel,juga dari sisa lipstik b. Susus pembersih (milk cleanser) Berfungsi untuk membersihkan kulit wajah dari kosmetik dan kotoran.

34 41 c. Penyegar (face tonic/toner) Berfungsi untuk memberikan segar pada wajah d. Pelembab (moustrizer) Berfungsi untuk melindungi kulit wajah dari bahaya kosmetik. e. Alas Bedak (foundotion) 1) Alas bedak cair Berfungsi Untuk dasar rias wajah pagu,siang dan malam 2) Alas bedak krim Berfunsi Untuk menutupi noda-noda pada kulit wajah atau untuk tata rias. 3) Alas bedak padat Berfubgsi Untuk menutupi noda dan kerutan pada kulit dg sempurna dan lebih tahan lama. f. Bedak (powder) 1) Bedak bubuk Berfungsi Untuk memeberikan rias wajah yang natural 2) Bedak padat Berfungsi Sebagai sentuhan akhir atau bedak yang menyempurnakan tata rias. g. Pemulas Pipi (blush on) Befungsi untuk mencerahkan dan memberi kesan segar pada wajah.

35 42 1) Cair digunakan sesudah foundotion sebelum bedak tabur 2) Krim digunakan sesudah foundotion sebelum bedak tabur 3) Serbuk digunakan setelah bedak tabur sebelum bedak padat 4) Padat digunkan setelah bedak tabur sebelum bedak padat h. Perona Mata (eyeshadow) Berfungsi untuk membuat mata lebih menarik 1) Cair Berfungsi Untuk rias wajah panggung karena warna yang dihasilkan lebih tajam. 2) Krim Berfungsi Untuk rias wajah fantasi karena warna dan bentukmya lebih berat dan pekat. 3) Pensil Berfungsi Untuk rias wajah karakter karena dapat menciptakan garis-garis tegas dan tajam. 4) Serbuk Berfungsi Untuk rias wajh khusus seperti panggung, rias malam karena hasil warna yang didapat lebih tegas namun lembut

36 43 5) Padat Berfungsi Untuk rias wajah sehari-hari karena hasil warna yang didapat lebih lembut dan mudah membaur. i. Pensil alis (eye brow pencil) Berfungsi untuk membentuk alis j. Penyipat mata (eye liner) Befungsi untuk membentuk atau merubah kesan pada mata k. Cat bulu mata (mascara) Berfungsi untuk menambah volume dan kepanjangan bulu mata sehingga mata terkesan lebih hidup l. Pensil bibir (lip liner) Berfungsi untuk membingkai bibir dan mengoreksi bentuk bibir. m. Perona bibir (lipstick) Berfungsi untuk finshing touch pada akhir riasan. 1) Pelembab bibir : untuk pelindung bibir 2) Lip gloss : untuk menonjolkan bibir sehingga terlihat lebih segar. Dalam pagelaran ini pangeran Siegfried menggunakn rias panggung dengan melakukan koreksi pada wajah sesuai dengan karakter pangeran Siegfried yang gagah, pemberani dan suka menolong. Seperti pemain teater, dan pemain sandiwara.

37 44 F. Penataan rambut 1. Pengertian penataan rambut Penataan rambut Hair styling merupakan tahap terakhir dari serangkaian tindakan dalam proses penanganan rambut. Penataan rambut bertujuan untuk memberikan kesan keindahan dan meningkatkan penampilan, kerapian, keanggunan, serta keserasian. Sebelum melakukan penataan, perlu diperhatikan lebih dahulu bentuk wajah model sehingga diperoleh suatu keindahan dan keserasian antara bentuk tata rambut dan bentuk wajah model yang bersangkutan. Endang Baqirina (2008:109). Dalam bidang tata rambut, penataan merupakan tahap akhir proses mempercantik tampilan rambut, dengan demikian penataan adalah bagian akhir dari proses panjang mempercantik penampilan rambut. Penataan merupakan tahapan penting karena memberi nilai tambah penampilan sesorang dengan menyesuaikan bentuk wajah, usia, waktu dan kesempatan. Penataan rambut pangeran Siegfried dibentuk penataan rambut belah pinggir karena terlihat dinamis sesuai dengan karakter tokoh pangeran Siegfried yang gagah pemberani. Kosmetika yang digunakan untuk penataan rambut yaitu: a. Styling foam Styling foam digunakan penataan rambut pangeran Siegfried karena kosmetik tersebut dapat membuat rambut kaku.

38 45 b. Hair Spray Hair Spray yang akan digunakan adalah hair spray yang merupakan kosmetika penataan rambut yang berbentuk aerosol dipilih untuk memperkuat tatanan rambut. Peralatan yang digunakan untuk penataan rambut yaitu sisir berekor tulang. Sisir berekor tulang dipilih untuk membantu penataan rambut karena cukup kuat dan tidak mudah patah. G. Kostum dan Asesoris 1. Pengertian kostum Kostum adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Kostum termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang, dan segala unsur yang melekat pada pakaian. kostum dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitif, kostum yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk asesoris. Ketika manusia menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan yang tinggi, maka kostum berkembang menjadi lebih baik. Eko Santoso, dkk (2008:210). Kostum ini harus nyaman dipakai, tidak mengganggu gerak pemain, sesuai karakter tokoh yang diperankan dan menarik perhatian penonton yang menyaksikan. Kostum yang nyaman ialah kostum yang sederhana dan tidak mengganggu gerak pemain, pada saat pementasan berlangsung. Kostum pemain disesuaikan dengan tema

39 46 pemain yang akan di pentaskan. Kostum pemain merupakan penataan kostum yang sesuai dengan tuntutan suatu pemain. Fungsi kostum menurut Eko Santoso,dkk. (2008:310). Adalah sebagai berikut: a. Mencitrakan keindahan penampilan b. Membedakan suatu pemain dengan pemain lainnya c. M enggambarkan karakter tokoh d. Memberikan efek gerak pemain e. Memberikan efek gerak dramatic Desain kostum pemain ialah rancangan kostum yang di dalam bentuk dan fungsinya. Memahami dan mengetahui nilai-nilai yang berkaitan dengan topik seperti nilai filosofi, historis, etis, estetik kostum,gerak dan nilai religi. Menurut Widjiningsih (1982:2) untuk membuat kostum harus memperhatikan bentuk sederhana dan indah, sesuaikan dengan tujuan proporsi bahan yang sesuai, serta menggunakan motif yang sesuai dengan makna yang terkandung dari isi cerita yang dimainkan. Hiasan kostum adalah bagian-bagian dalam dalam bentuk struktur yang tujuannya untuk memperindah desain strukturnya. Hiasan busana banyak dan banyak variasi, tetapi dilihat dari jenisnya. Menurut Enny Zuhny Khayati (1998:18-20) adalah sebagai berikut: a. Hiasan dari benang Hiasan dari benang misalnya: macam-macam tusuk hias, sulaman, renda benang dan macam-macam hiasan border.

40 47 b. Hiasan dari kain Hiasan dari kain dibuat dari bahan yang sama dengan bahan pokoknya atau dari bahan lain (kombinasi). Misalnya macammacam saku luar, klep, ikat pinggang, krah dan tali pinggang. c. Hiasan dari logam Hiasan dari logam misalnya, macam-macam kancing dan gesper. d. Hiasan kayu Hiasan dari kayu misalnya kancing dan manik-manik e. Hiasan dari plastik Hiasan dari palstik misalnya kancing, gesper dan ritsliting. 2. Aplikasi kostum sesuai sumber ide Kostum pangeran Siegfried terimajinasi dengan kostum pangeran Siegfried versi asli pada jas dan celana panjangnya, yang terkesan elegant yang sesuai dengan karakter seorang pangeran. Dengan menggunakan warna putih, orange dan emas. Kain yang digunakan sebagai berikut: a. Kain taveta : kainnya mengkilat kain yang dipakai berwarna putih tulang. b. Kain thaislik : kainnya mengkilat kain yang digunakan berwarna orange. c. Kain lame : kain ini berwarna emas kain lame yang diguanakan berwarna emas dan sebagai pembuatan krah dan bagian tuxedo agar terkesan seorang pangeran yang memiliki kedudukan.

41 48 3. Pengertian assesories Asesoris dalam bahasa inggris adalah perlengkapan. Asesoris adalah benda-benda yang digunakan seseorang untuk melengkapi penampilan dalam kostum. Supaya lebih indah dan sempurna penampilannya. Assesoris adalah unsur pelengkap yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang keserasian antara tat arias wajah, rambut dan kostum. Pelengkap kostum atau rambut tidak bisa terlepas dari kaitannya dengan latar belakang dan ciri khas sang tokoh. Mengenai warna dipilih yang merupakan perpaduan antara tata rias wajah, rambut dan kostum. Assesoris ini juga dapat diartikan sebagai barang atau benda tambahan yang berfungsi sebagai pelengkap. Benda yang dimaksud dapat berfungsi mutlak atau hanya sekedar dekorasi. Menurut Enny Zuhny Khayati (1998:18-28). Secara teori dan khusus, mendesain asesoris dapat diartikan sebagai merancang material suatu bahan berdasarkan keinginan seseorang sebagai aktualisasi, kepuasan, hobi, dan sebagai penghasil profit bila ditekuni secara serius. Asesoris memberikan nilai plus untuk perempuan pemakainya. Ada beberapa benda dikategorikan sebagai asesoris, sebagai contoh gelang, kalung, sabuk, atau gesper, giwang, jepit rambut dan bros. (Triyanto, dkk 2011 : 3) Dalam pagelaran Tata Rias Fairy Tales of Fantasy kostum yang digunakan pangeran Siegfried bersumber dari pakaian pangeran Siegfried versi asli jas lengan panjang, celana panjang dan memakai

42 49 tuxedo, tuxedo bersumber dari tuxedo bertopeng yang kahas menggunakan tuxedo. Agar terkesan pangeran Siegfried yang gagah dan pemberani. H. Pengertian pagelaran 1. Pengertian pagelaran Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada orang banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain). 2. Tema pergelaran Menurut (Eko Santoso 2008: 189) Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu memaparkan suatu karya fiksi yang diciptakannya. Persoalan, cita-cita, dan gagasan yang diungkapkan pengarang tidak terlepas dari tema. Fairy Tales of Fantasy adalah tema yang diangkat, Fairy tales yang berarti kisah dongeng khayalan dan Fantasy mempunyai arti khayalan. Fairy Tales of Fantasi dapat juga disebut sebagai sebuah kisah-kisah khayalan dalam bentuk dongeng. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh dongeng luar negeri antara lain, Aladin, Putri Salju, Rapunzel, Putri Tidur, Cinderella, Swan Lake dan Beauty and The Beast. Mengambil dari tujuh dongeng diatas, karena mengambil kisah yang paling terkenal,

43 50 sering ditampilkan dan paling umum diketahui oleh masyarakat. Dari ke tujuh dongeng tersebut akan dipertunjukan dalam drama musical, salah satunya kisah Swan Lake. 3. Panggung a. Pengertian tata panggung menurut (Pramana Padmodarmaya 1988:37) panggung adalah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ktinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage yang mengambil pengertian seluruh panggung. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung pementasan. Kemudian akan dijelaskan juga tentang berbagai macam bentuk panggung yang biasa digunakan untuk pementasan. Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka, dan panggung kereta. Panggung tertutup terdiri dari panggung proscenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

44 51 a. Jenis-jenis panggung 1) Panggung proscenium atau panggung figura Panggung proscenium merupakan panggung konvesional yang memiliki ruang proscenium atau suatu bingkai gambar melalui mata penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antar panggung dan ruangan dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang proscenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang proscenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung proscenium. Pramana Padmodarmaya (1988:37) Gambar 20. Panggung proscenium (Pramana Pamodarmaya: 1998) 2) Panggung portable Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat didalam maupun diluar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh dan diatas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat.

45 52 3) Panggung arena Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk panggung lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga ditempatkan di belakang masingmasing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai pengganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannyaharus tidak mengganggu pandangan penonton. Pramana Padmodarmaya 1988:37 Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut: Gambar 21. Panggung Arena Tapal Kuda (Pramana Pamodarmaya: 1998)

46 53 Gambar 22. Panggung Arena Kotak (Pramana Pamodarmaya: 1998) Gambar 23. Panggung Arena Bulat (Pramana Pamodarmaya: 1998) 4) Panggung terbuka Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di bernda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landau dimana penonton berada dibagian bawah tempat tersebut.

47 54 5) Panggung Kereta Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat di atas mobil trailer yang diperlengkapi kebutuhan, perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat yang lain, tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk membuat sebuah panggung kereta. Pergelaran Tata Rias Fairy Tales of Fantasy dilaksanakan di gedung Taman Budaya Yogyakarta Concert Hall, menggunakan panggung Proscenium yang jarak antar panggung dengan penonton terdekat 8 meter dan jarak terjauh 20 meter. Panggung proscenium sangat memenuhi kriteria, panggung proscenium dapat mengarahkan pandangan penonton pada pertunjukan yang berlangsung. 4. Lighting a. Pengertian Tata Lampu Tata lampu atau yang sering disebut dengan lighting yang mempunyai pengertian yaitu sebuah unsur tata artistic yang sangat

48 55 penting dalam sebuah pertunjukan teater atau sebuah pagelaran. Sejak ditemukannya lampu sebagai penerangan, manusia menciptakan modifikasidan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasaan. (Eko Santoso 2008 : 212). Tata lampu atau lighting mempunyai beberapa fungsi. Disini tata lampu yang hadir diatas panggung dan menyinari semua objek sesungguhnya memberikan kemungkinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton, tentang semua kemungkinan dari tanggapan penonton ketika menyaksikan sebuah acara. b. Jenis-jenis lighting Dalam dunia pentas, lampu tidak hanya sebagai penerangan, namun lampu dapat memberi efek suatu dimensi baru. Menurut Pramana Padmodarmaya (1988: 147) terdapat tiga macam lampu sebagai berikut: 1) Lampu cahaya umum Merupakan jenis lampu biasa, lampu kerja atau lampu Flood. Sifat cahaya dari lampu ini memancar disebabkan karena cahaya yang keluar hanya dipantulkan melalui Reflector menembus pada kaca lampu.

49 56 2) Lampu cahaya khusus Lampu ini merupakan jenis lampu spotlight seperti ellipsoidal, lekolites, spherical dan mirror. Sorotan cahayanya sangat tajam karena cahaya yang keluar dari lampu dipantulkan melalui reflector kemudian dibiaskan melalui lensa. 3) Lampu cahaya campuran Merupakan jenis-jenis lampu Strip, seperti lampu border, flipflop, lampu kaki, lampu backing dan lampu sikloroma, sifat lampu ini sama dengan lampu umum tetapi setelah cahaya terpantul melalui reflector kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni. Pemilihan jenis dan sifat lampu hendaknya memperhatikan kebutuhan pemain. Warna lighting yang digunakan mampu menonjolkan karakter tokoh pangeran Siegfried. Lampu yang digunakan yaitu lampu spot, lampu moving, dan menggunakan efek gon smoke. Dari warna lampu yang digunakan tentunya akan berpengaruh pada warn arias wajah, penataan rambut dan warna kostum. Pementasan dilakukan dalam ruangan yang memiliki suasana panggung yang gelap maka memerlukan lighting yang dapat memperlihatkan riasan. Lampu panggung yang digunakan pada pertunjukan yaitu kombinasi warna dingin dan hangat yang netral.

50 57 Berikut efek cahaya lampu pada riasan di atas panggung menurut Vincent J.R Kehoe (1992:44). c. Warna Lighting Warna Make up Tabel 1. Efek cahaya lampu pada Riasan Cahaya merah Cahaya kuning Cahaya hijau Cahaya biru merah memperpanjang Merah Sangat menggelapkan menggelapkan orange menerangi memudarkan menggelapkan Sangat menggelapkan Kuning memutihkan memutihkan menggelapkan memutar hijau biru unngu Sangat menggelapkan Menggelapkan dan merubah jadi kelabu gelap Menggelapkan hamper ke warna hitam Menggelapkan dan berubah jadi kelabu gelap Menggelapkan dan berubah jadi kelabu gelap Menggelapkan hamper ke warna hitam Memudar menjadi warna hijau gelap Memutar jadi hijau gelap Menggelapkan hamper ke warna hitam Efek cahaya lampu pada Riasan (Vincent J-R Kehoe 1992 : 44 ) 5. Penataan Musik menerangi Berbalik biru pucat memutar Menurut (Eko Santoso 2008:419) dalam pertunjukan, musik memiliki peranan yang penting dalam menyampaikan cerita. Karena media dasarnya adalah lakon yang diucapkan, maka meskipun gerak pemain juga penting, tetapi verbalisasi cerita tersampai melalui suara. Tata musik memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut: a. Menyampaikan pesan tentang keadaan yang sebenarnya kepada pendengar atau penonton. ke

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF 86 BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah Tata rias koreksi wajah diperlukan atas prinsip dasar bahwa bentuk muka yang dianggap kurang sempurna dapat diubah sedemikian rupa, sehingga

Lebih terperinci

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut:

BAB III KONSEP RANCANGAN. tegas dan warna yang mewakili sifat. 1. Penerapan Unsur dan prinsip desain pada make up. unsur desain sebagai berikut: 110 BAB III KONSEP RANCANGAN A. Rancangan Tata Rias Wajah Rias wajah yang ditampilkan harus dapat mendukung dan memunculkan sifat dari kurcaci Bashful. Kurcaci Bashful yang pemalu namun pemberani terlihat

Lebih terperinci

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah Tata rias koreksi wajah dimaksudkan untuk menyempurnakan bentuk wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk wajah ideal atau bentuk wajah oval (bulat telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading 4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading yang dilakukan mengambil bagian atas kening dan daerah

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP MEMBENTUK ALIS MATA Alis adalah bagian penting dari tata rias wajah. Bentuk alis yang tepat akan membuat mata lebih indah dan segar. Fungsi Eyebrow Liner : 1.Mempertegas alis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Make up sehari-hari. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Make up sehari-hari Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan aplikasi make up dasar d. Melakukan aplikasi make up

Lebih terperinci

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT Yenni Sri Handayani *) ABSTRAKSI Salah satu warisan budaya luhur bangsa Inodnesia yaitu upacara adat perkawinan, yang tersebar hampir di setiap daerah. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah

BAHAN AJAR. Tata Rias Korektif Wajah BAHAN AJAR Tata Rias Korektif Wajah 1. Pengertian tata rias korektif wajah. Tata rias koreksi wajah adalah menonjolkan bagian wajah yang indah dan menutupi bagian wajah yang kurang sempurna. 2. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat : 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri Mahasiswa dapat : a. Melakukan diagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up decorative d. Melakukan pembuatan sanggul f.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut: 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan tentang Proyek Akhir yang berjudul Rias karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias TV/Film. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa warna kulit wajah dan koreksi bentuk wajah b. Melakukan pengaplikasian warna kosmetik sesuai warna kulit c. Mengaplikasian riasan film sesuai

Lebih terperinci

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd

MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd MODUL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN SUNDA PUTRI ( JAWA BARAT) Disusun oleh: Endang Kuncahyawati S.Pd LKP MARINA BANTEN 2015 Kata Pengantar Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Badut. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Mahasiswa dapat : a. Mendesign wajah badut b. Melakukan aplikasi make up badut 2.Sub Kompetensi a. Membuat design wajah badut: riang, pemalu, sedih b. Mengaplikasikan make up

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rias wajah bukan merupakan suatu hal baru, karena sejak ribuan tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum wanita, dimana setiap bangsa

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Panggung Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up sesuai tema panggung 2.Sub Kompetensi a. Membedakan

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RIAS KARAKTER PANGERAN SIEGFRIED DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS KARAKTER PANGERAN SIEGFRIED DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR RIAS KARAKTER PANGERAN SIEGFRIED DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan. Hal 1 dari 6 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan Mahasiswa dapat : Melakukan diagnosa wajah a. Melakukan aplikasi make up dasar b. Melakukan aplikasi make up decorative c. Melakukan pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan Proyek Akhir pada pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan: 1. Rancangan kostum, tata rias panggung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of 103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil dari pembahasan tentang proyek akhir yang berjudul Tata Rias Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of Fantasy, dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pergelaran Ramayana dengan tema futuristic merupakan sebuah pertunjukan tradisional yang diubah kedalam tema yang lebih modern. Setelah menyusun Laporan Proyek

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun

No Aspek Penilaian Keterangan 1. Topik / tema sistem pakar yang akan dibangun Nama Kelompok : Hachi Anggota : 1. Suci Ambarwati(1441177004032) 2. Ade Nurhayati(14411770043033) 3. Hanny Huzama S(1441177004042) 4. Rizal Zulfikar R(1441177004277) 5. Yulia Nafulani E P(1441177004317)

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Cikatri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up kamuflase menutupi cacat d. Melakukan aplikasi make

Lebih terperinci

Tip's Makeup dg La Tulipe

Tip's Makeup dg La Tulipe Tip's Makeup dg La Tulipe Tip's Makeup Wajah dengan La Tulipe Tips makeup wajah berikut ini sangat sederhana namun mampu memberikan kecantikan alami yang mempesona bagi setiap wanita yang ingin selalu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil dari pembahasan tentang proyek akhir yang berjudul Tata Rias Fantasi Tokoh Maleficient Cerita Sleeping Beauty Dalam Pergelaran Tata Rias Fairy Tales Of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju membuat banyak orang beranggapan bahwa dongeng atau cerita rakyat sudah tidak diminati lagi

Lebih terperinci

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka

TIPE RAUT MUKA. A. Tipe Raut Muka A. Tipe Raut Muka TIPE RAUT MUKA Tipe bentuk wajah ditentukan oleh kedudukan dan menonjolnya tulang-tulang muka. Cara menentukan bentuk wajah : 1. Siapkan pita ukuran, ukur panjang wajah mulai batas tumbuhnya

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Rias Wajah Geriatri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up korektif d. Melakukan aplikasi make up cantik/beauty

Lebih terperinci

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pelaksanaan pagelaran Proyek Akhir dengan tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil dari penciptaan disain rias karakter

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menambang emas, perak dan lain-lain. (http://id.wikipedia.org)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menambang emas, perak dan lain-lain. (http://id.wikipedia.org) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurcaci Kurcaci adalah makhluk berukuran kecil menyerupai manusia, pendek/kerdil dan tampak lebih tua dari ukuran tubuhnya, ada yang berjanggut berwarna putih, hidung besar dan

Lebih terperinci

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian

Lebih terperinci

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita dan kosmetik adalah sahabat sejati, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik bagaikan sayur

Lebih terperinci

TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam kostum dan aksesoris, properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK

TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK TIPS KOREKSI WAJAH TIPS KOREKSI WAJAH KOTAK SEBELUM SESUDAH WAJAH KOTAK CIRI : Dahi Lebar Garis Rahang Kuat Dagu tidak terlalu lancip Langkah 1. Koreksi Wajah dengan Correcting Cream Medium, pada daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada masa kecil dahulu. Berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu

Lebih terperinci

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian Penyajian suatu garapan tari diperlukan cara yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kostum Kostum untuk Rampak Penari Putri mengambil tema dari penari kerajaan yang diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan

Lebih terperinci

TATA RIAS WAJAH SEHARI-HARI

TATA RIAS WAJAH SEHARI-HARI MODUL 3 DASAR RIAS TATA RIAS WAJAH SEHARI-HARI Oleh : Dra. Pipin Tresna P, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL

BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam

Lebih terperinci

BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS

BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS BAB V TATA ARTISTIK 1. TATA RIAS Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik, yaitu seni mengubah

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. d. Dongeng berumus (formula tales) mite (dongeng dewa-dewa dan makluk halus), sage (dongeng sejarah)

BAB II KAJIAN TEORI. d. Dongeng berumus (formula tales) mite (dongeng dewa-dewa dan makluk halus), sage (dongeng sejarah) BAB II KAJIAN TEORI A. Sinopsis Cerita 1. Pengertian Dongeng Dongeng merupakan cerita pendek yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benarbenar terjadi

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto. Mahasiswa dapat :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (RIAS WAJAH KHUSUS) 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto. Mahasiswa dapat : Hal 1 dari 6 1.Kompentensi: Rias Wajah Foto Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa wajah b. Melakukan aplikasi make up dasar c. Melakukan aplikasi make up kamuflase menutupi cacat d. Melakukan aplikasi make

Lebih terperinci

BAB VII TATA RIAS. STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa dapat memahami hakikat Tata Rias

BAB VII TATA RIAS. STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa dapat memahami hakikat Tata Rias BAB VII TATA RIAS STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa dapat memahami hakikat Tata Rias KOMPETENSI DASAR: Menyebutkan pengertian Tata Rias Menyebutkan Tujuan dan fungsi tata rias Menyebutkan bahan dan Perlengkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi kosmetik saat ini semakin nyata, terlihat dari semakin banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi tinjauan

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif

A. PENDAHULUAN B. Pengetahuan dan Teknik Corective Make Up 1. Pengertian rias wajah korektif A. PENDAHULUAN Menikah merupakan momen khusus sebagai bentuk perayaan kasih sepasang manusia. Untuk itu berbagai persiapan direncanakan dengan seksama, tidak terkecuali rias pengantin. Setiap pengantin

Lebih terperinci

RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik Tata Rias Tari Surabaya Dengan Teknik Fotografi Sebagai Sarana Informasi Masyarakat

Lebih terperinci

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM RIAS FANTASI TOKOH KURCACI GRUMPY DALAM CERITA SNOW WHITE PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERAWATAN WAJAH / FACIAL

PERAWATAN WAJAH / FACIAL PERAWATAN WAJAH / FACIAL I. PENGERTIAN FACIAL Perawatan Wajah adalah suatu tindakan untuk merawat yang meliputi tahap-tahap pembersihan, pengelupasan/penipisan, pengurutan, pemupukan dan penyegaran dengan

Lebih terperinci

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti Seni tata rias yang bertujuan membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang di angan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya (Martha Tilaar, 1997).

Lebih terperinci

TATA RIAS KARAKTER TOKOH ANASTASIA DALAM DONGENG CINDERELA PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY

TATA RIAS KARAKTER TOKOH ANASTASIA DALAM DONGENG CINDERELA PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY TATA RIAS KARAKTER TOKOH ANASTASIA DALAM DONGENG CINDERELA PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Perolehan Gelar

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

MERIAS WAJAH ARTIS GERIATRI DAN SIKATRI

MERIAS WAJAH ARTIS GERIATRI DAN SIKATRI DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 MERIAS WAJAH ARTIS GERIATRI DAN SIKATRI

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks?

KOMPAS.com - Ungu itu bukan warna jomblo. Malah sebaliknya. Ungu itu membuat tubuh menjadi lebih rileks? Warna sejuk: Biru, Hijau, Ungu, Pirus dan Perak adalah warna-warna sejuk. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 1

Lebih terperinci

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55. Tata Rias dan Busana Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Tata rias dan busana dalam seni pertunjukan selain berfungsi memperindah, memperkuat karakter

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

Lebih terperinci

TATA RIAS WAJAH PANGGUNG

TATA RIAS WAJAH PANGGUNG TATA RIAS WAJAH PANGGUNG TATA RIAS WAJAH PANGGUNG Penyusun DWI ASTUTI SIH APSARI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan seni berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia. Untuk mengimbangi kemampuan teknologi tersebut manusia diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki

diciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki ABSTRACT Wimba, Di dalam sebuah game karakter memiliki menjadi daya tarik utama dalam sebuah game, menjadi teman bagi pemain, juga dapat berperan sebagai atau dari sebuah game sekaligus menjadi elemen

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Merias Wajah Panggung

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Merias Wajah Panggung KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. cerita tradisional, sedangkan cerita tradisional adalah cerita yang

BAB II KAJIAN TEORI. cerita tradisional, sedangkan cerita tradisional adalah cerita yang 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Sinopsis cerita Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh dizaman dahulu. Dongeng juga termasuk cerita tradisional, sedangkan

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya

Lebih terperinci

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana 1 Menggambar Busana Penyelesaian Pembuatan Gambar I Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana Oleh : ANIEQ BARIROH PKK-FT-UNESA NAMA SISWA :... KELAS :... SMK JAWAHIRUL ULUM BESUKI-JABON SIDOARJO 2 HAND OUT

Lebih terperinci

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT Abstrak Seni lukis menggunakan teknik air brush sudah menjadi hal yang tidak asing lagi dikalangan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan pengangkatan sel kulit mati/ peeling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan disini mengacu pada penampilan secara keadaan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan disini mengacu pada penampilan secara keadaan fisik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penampilan adalah suatu hal yang menjadi sebuah prioritas bagi banyak orang, khususnya penampilan luar. Setiap manusia menginginkan penampilan terbaik dalam

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Film dan TV

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Film dan TV KATA PENGANTAR Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah dituntut harus mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar serta memiliki sikap dan

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci