Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS dan Tanggap Darurat Bencana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS dan Tanggap Darurat Bencana"

Transkripsi

1 i

2 KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama tertentu. Pendidikan merupakan salah satu pemenuhan hak asasi manusia untuk mengembangkan kepribadian dan karakter yang menghargai kebebasan berpikir, menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi, persahabatan dan perdamaian. Untuk memenuhi hak terhadap pendidikan bagi kelompok orang dewasa tertentu, pendidikan masyarakat diharapkan mampu berperan untuk mendorong tumbuhnya masyarakat belajar sepanjang hayat melalui program pendidikan keaksaraan, pendidikan kecakapan hidup dan kewirausahaan, peningkatan budaya baca masyarakat, Pengarusutamaan Gender dan pendidikan perempuan, pendidikan keorangtuaan dan penataan pendidikan nonformal. Melalui berbagai inisiatif beragam program ini diharapkan terdapat investasi pendidikan nasional bagi pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan bermutu yang benar-benar dapat dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh masyarakat. Buku petunjuk teknis pengajuan dan pengelolaan dana program pendidikan masyarakat ini dimaksudkan sebagai acuan bagi para penyelenggara pendidikan masyarakat untuk mengakses bantuan biaya pelaksanaan berbagai kegiatan program pendidikan masyarakat. iii

3 KATA PENGANTAR iv Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan memperluas ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas layanan pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Jakarta, Januari 2012 Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal,, Hamid Muhammad, Ph.D. NIP Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Sejatinya pengembangan pendidikan masyarakat merupakan upaya peningkatan kemampuan personal orang dewasa sebagai anggota masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas masyarakat sebagai investasi masyarakat pembelajaran dalam proses pendidikan sepanjang hayat. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat berupaya meningkatkan keaksaraan penduduk dewasa melalui berbagai program yang terintegritasi dengan program keaksaraan usaha mandiri, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan, pendidikan keorangtuaan, dan penataan kelembagaan penyelenggara pendidikan masyarakat. Seiring dengan kecenderungan perkembangan dan tuntutan masyarakat yang makin kompleks, kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal makin berkembang. Dengan demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan masyarakat, maka disusun buku petunjuk teknis sebagai acuan untuk mengajukan pelaksanaan program Pendidikan Masyarakat melalui APBN v Untuk meningkatkan penjaminan kualitas pelaksanaan keseluruhan program disusun petunjuk teknis penyelenggaraan program pendidikan masyarakat. Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), NAPZA, HIV/ AIDS dan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2012 diharapkan dapat dijadikan

4 DAFTAR ISI vi acuan bagi para pembina, penyelenggara, tutor pendidikan nonformal dan informal, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan peningkatan pendidikan Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS dan tanggap darurat bencana. Semoga Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Peningkatan Pendidikan Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS dan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2012 ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis yang disusun dengan kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada semua. Amin. Jakarta, Januari 2012 Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ella Yulaelawati, l M.A., Ph.D. NIP KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan Petunjuk Teknis... 3 BAB II PENINGKATAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS DAN TANGGAP DARURAT BENCANA... 4 I. PENINGKATAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (PTPPO) A. Pengertian... 6 B. Sasaran... 6 C. Tujuan Kegiatan... 6 D. Hasil yang Diharapkan... 7 E. Deskripsi Kegiatan... 7 F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana... 8 G. Prosedur Pengajuan Dan Penyaluran Bantuan II. NAPZA, HIV, AIDS A. Pengertian B. Sasaran C. Tujuan Kegiatan D. Hasil yang Diharapkan E. Deskripsi Kegiatan F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana vii

5 G. Prosedur Pengajuan Dan Penyaluran Bantuan III. TANGGAP DARURAT BENCANA A. Pengertian PENDAHULUAN B. Sasaran C. Hasil yang Diharapkan D. Deskripsi Kegiatan E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana F. Prosedur Pengajuan Dan Penyaluran Bantuan G. Catatan Khusus viii A. Latar Belakang 1 BAB III PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS DAN TANGGAP DARURAT BENCANA A. Pemantauan B. Evaluasi Kegiatan C. Pelaporan D. Proses Penyaluran Dana E. Catatan Khusus BAB IV Penutup Lampiran Lampiran Cover/Judul Proposal Surat Rekomendasi Format Pernyataan Kesanggupan dan Tanggungjawab Mutlak Profil Sub Gugus Tugas Rencana Kegiatan BAB I Penduduk buta aksara usia tahun tahun 2011 berjumlah orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar tinggal di daerah perdesaan seperti: petani kecil, buruh, nelayan, dan kelompok masyarakat miskin perkotaan yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur. Mereka tertinggal dalam hal pengetahuan, keterampilan serta sikap mental pembaharuan dan pembangunan. Akibatnya, akses terhadap informasi dan komunikasi yang penting untuk membuka cakrawala kehidupan dunia juga terbatas karena mereka tidak memiliki kemampuan keaksaraan yang memadai. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA) yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan GNP-PWB/PBA dan Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan (LIFE) UNESCO-UNLD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal menyediakan layanan program pendidikan keaksaraan baik keaksaraan dasar yang merupakan program pemberantasan buta aksara maupun keaksaraan usaha mandiri atau menu ragam keaksaraan lainnya yang merupakan program pemeliharaan dan peningkatan kemampuan keaksaraan. Hal ini dilakukan terdapat kecenderungan para aksarawan baru atau penduduk dewasa berkeaksaraan rendah lainnya kembali buta aksara

6 apabila kemampuan keaksaraannya tidak dipergunakan secara fungsional dan berkelanjutan. Atas dasar itu, pada tahun 2012 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menyediakan berbagai layanan program pendidikan keaksaraan, pendidikan kecakapan hidup dan kewirausahaan, peningkatan budaya baca masyarakat, Pengarusutamaan Gender dan pendidikan perempuan, pendidikan keorangtuaan dan penataan kelembagaan pendidikan nonformal. Kegiatan peningkatan pendidikan pencegahan tindak pidana perdagangan 2 orang (PTPPO), NAFZA, HIV/AIDS dan tanggap darurat bencana tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. 3 merupakan upaya pemerintah untuk Peningkatan pendidikan pencegahan 9. Peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan tindak pidana perdagangan orang (PTPPO), NAFZA, HIV/AIDS dan dan penyelenggaran pendidikan. tanggap darurat bencana, Kegiatan ini dapat diakses oleh para penyelenggara 10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Direktorat program pendidikan masyarakat yang memenuhi persyaratan. Pembinaan Pendidikan Masyarakat tahun Agar para penyelenggara dapat memperoleh bantuan pendidikan pencegahan tindak pidana perdagangan orang (PTPPO), NAFZA, HIV/ AIDS dan tanggap darurat bencana, maka disusunlah Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Penyelenggaraan pendidikan pencegahan tindak pidana perdagangan orang (PTPPO), NAFZA, HIV/AIDS dan tanggap darurat bencana Tahun 2012 B. Dasar Hukum 1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita 3. Undang-Undang No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 4. Peraturan Presiden RI No. 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang 5. Instruksi Presiden: a. Nomor 9 Tahum 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. b. Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggara Penanggulangan Bencana 7. Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi di Indonesia 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 C. Tujuan Petunjuk Teknis 1. Bagi Sub Gugus Tugas Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (SGT_ PTPPO) Kabupaten/kota; Lembaga swadaya Masyarakat dan lembaga, organisasi pelaksana program untuk menyusun dan mengajukan proposal serta melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. 2. Bagi masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan, mengawasi dan mendukung program PTPPO, Tanggap darurat Bencana, NAPZA HIV/AIDS guna mewujudkan kepemerintahan yang baik dan akuntabilitas publik 3. Bagi Pemerintah Daerah untuk menyusun dan mengajukan proposal serta melaksanakan pembentukan Sub Gugus Tugas PTPPO, memonitor dan meningkatkan kerja sama pembinaan program pemberdayaan masyarakat di wilayahnya. 4. Bagi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat untuk pedoman seleksi, menetapkan penerima dana, menyalurkan dana, mengevaluasi serta melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan Sub Gugus Tugas PTPPO, Tanggap darurat Bencana, Pencegahan pengunaan NAPZA dan penularan HIV/AIDS

7 BAB II PENINGKATAN PENDIDIKAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS DAN TANGGAP DARURAT BENCANA I. PENINGKATAN PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERDAGA- NG AN ORANG (PTPPO). Terjadi kejahatan yang terorganisasi dengan jaringan lintas negara yang dapat menimbulkan bisnis ilegal dengan beragam cara perekrutan tenaga kerja disertai iming iming upah yang menggiurkan (TRAFIKING). Biasanya anak perempuan terpaksa harus pergi mencari pekerjaan sampai ke luar negeri atau ke luar daerah, karena tuntutan keluarga atau orangtua. Mereka inilah yang paling sering menjadi korban trafiking Trafiking merupakan salah satu persoalan kemanusiaan Kejahatan ini juga merupakan satu pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM) yang paling mendasar dengan menjadikan manusia layaknya sebuah komoditas barang. Modus ini dilakukan secara rapi dan terorganisasi, sehingga para korban awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sedang masuk pada lingkaran perdagangan orang. Lemahnya oknum-oknum aparat penegak hukum dan pihak-pihak terkait dalam melakukan pengawalan terhadap indikasi kasus-kasus trafficking dan Kurangnya kesadaran ketika mencari pekerjaan dengan tidak mengetahui bahaya traficking dan cara-cara yang dipakai untuk menipu atau menjebak korban serta lemahnya pencatatan /dokumentasi kelahiran anak atau penduduk sehingga sangat mudah untuk memalsukan data identitas semuanya merupakan faktor yang memudahkan sindikat perdagangan orang menjadi lebih merajalela. Kalaupun sindikat pelaku tindak pidana perdagangan orang ini tertangkap, penerapan hukum bagi mereka terlalu ringan dan tidak menimbulkan efek jera. Dari uraian di atas jelas bahwa peluang sindikat perdagangan manusia melihat adanya kelemahan dan kekurangtahuan masyarakat/wanita Indonesia yang akan 4 bekerja di luar daerah maupun negeri. Kalau hal ini dibiarkan, dapat diperkirakan 5 bahwa korban Tindak pidana perdagangan akan semakin meningkat, khususnya dari Indonesia. Korban perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak yang menjadi korban eksploitasi seks dan kejahatan terorganisasi rentan menjadi penderita HIV/AIDS dan pengguna obat terlarang/napza. Sekarang saatnya pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bekerja sama memerangi masalah masalah ini serta menccegah sedini mungkin melalui pendidikan. Mengacu pada Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak, yang ditetapkan dengan Permenkokesra No. 25/2009 tentang RAN-PTPPO DAN ESA , Pemerintah meningkatkan kapasitas Gugus Tugas PTPPO dalam upaya mencegah atau mengurangi berbagai bentuk trafiking. Untuk mendukung program ini pemerintah menyediakan bantuan untuk mendorong pembentukan Sub Gugus Tugas Pencegahan TPPO di Daerah, khususnya bagi kabupaten dan kota yang belum memiliki Sub Gugus Tugas. Data tahun 2012 telah terbentuk Sub Gugus Tugas PTPPO di 83 Kabupaten/Kota. 72 diantaranya telah memiliki legalitas pemerintah daerah berupa Gugus Tugas TPPO Kabupaten/kota yang ditetapkan oleh kepala daerah dan memperoleh dukungan dana APBD 11 Kabupaten/kota lainnya sedang dalam proses pembentukan gugus tugas PTPPO. Agar percepatan pembentukan Gugus Tugas PTPPO dapattercapai, Dirjen PAUD NI melalui APBN tahun 2012 mengalokasikan bantuan bagi pemerintah Kabupaten/kota. Pedoman ini merupakan panduan

8 Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Peningkatan Kapasitas Sub Gugus Tugas Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO) dan Partisipasi Anak Tahun A. Pengertian 1. Gugus Tugas PTPPO merupakan himpunan perwakilan lembaga pemerintah, masyarakat dan swasta berdasarkan ketetapan pemerintah yang berwewenang sebagai bentuk kelembagaan koordinatif di tingkat kabupaten/kota untuk pemberantasan Tindak pidana 3. Terwujudnya jaringan kerja dengan lembaga mitra, lintas sektor, 6 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam uapaya pencegahan 7 perdagangan orang. 2. Dana bantuan sosial merupakan bantuan biaya operasional untuk program Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang ( PTPPO) dan ESA dalam rangka pencegahan terjadinya TPPO, Tanggap darurat bencana, pencegahan penularan HIV/AIDS dan penggunaan NAPZA yang dikelola oleh Sub Gugus Tugas PTPPO dan Partisipasi Anak, Lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan untuk pembentukan/penguatan serta peningkatan koordinasi kabupaten/kota, Bencana Tanggap darurat, Pencegahan HIV/AIDS dan Napza. B. Sasaran 1. Daerah yang teridentifikasi rawan terhadap terjadinya TPPO dan ESA 2. Penerima Manfaat Layanan adalah masyarakat yang rawan perdagangan orang dan eksploitasi seksualitas anak 3. Penerima Bantuan Sosial adalah Sub Gugus Tugas pencegahan perdagangan orang tingkat Kabupaten/Kota C. Tujuan Kegiatan Meningkatkan kapasitas Sub Gugus Tugas PTPPO dan ESA, sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan terjadinya tindak pidana perdagangan orang D. Hasil Yang Diharapkan 1. Meningkatnya komitmen sub gugus tugas kabupaten/kota, Orsosmas dan lembaga sosial lainnya terhadap pentingnya melakukan upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang 2. Meningkatnya kapasitas sub gugus tugas PTPPO di kabupaten/kota Orsosmas dan lembaga sosial lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan pencegahan tindak pidana perdagangan orang TPPO dan ESA 4. Terpetakannya daerah rawan terjadinya PTPPO 5. Terbentuknya kecamatan dan desa Model Pencegahan terhadap PTPPO, ESA, melalui pendidikan. 6. Terwujudnya kebijakan lokal untuk pencegahan tindak pidana perdagangan orang, yang di prakarsasi oleh masyarakat lokal dan pemerintah daerah secara bersama sama. E. Deskripsi Kegiatan 1. Lingkup Penyelenggara Sub Gugus Tugas PTTPO dan ESA a. Indikator keberhasilan 1) Minimal 80% anggota sub gugus tugas terlibat aktif dalam kegiatan pencegahan PTPPO, ESA 2) Tersusunnya rencana aksi daerah dengan indikator ketersediaan dana pendukung program dari pemerintah kabupaten/kota PTPPO yang diwujudkan dengan peningkatan kapasitas Sub Gugus Tugas PTPPO dan ESA 3) Terbentuknya minimal dua kecamatan model implementasi Rencana Aksi Daerah (RAD) bidang pencegahan TPPO, ESA 4) Terlaksananya kegiatan sosialisasi, advokasi tentang PTPPO dan ESA di wilayah sasaran. b. Ketentuan lembaga pengusul dana bantuan

9 1) Daerah yang belum memiliki legalitas pembentukan Gugus Tugas dan Sub Gugus Tugas PTPPO, ESA dapat mengusulkan Rincian NO Kegiatan Anggaran kegiatan dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut: 2) Sosialisasi, advokasi, Diskusi kelompok dan pendampingan 1. Sosialisasi, advokasi, diskusi kelompok tentang Pencegahan 20% bagi para pemangku kepentingan PTPPO ESA, Orsosmas Tindak Pidana Perdagangan Orang bagi para pengambil dan lembaga sosial lainnya tentang modus PTPPO dan ESA, kebijakan, stakeholders, dan atau masyarakat luas melalui pendidikan. 2. Pelatihan kepada masyarakat sasaran 30% 3) Pelatihan untuk menyusun, merencanakan, dan melaksanakan 3 Pengembangan Model Pencegahan PTPPO dan 20% upaya upaya pencegahan terjadinya PTPPO, ESA kesekertariatan, alat/bahan habis pakai dan pelaporan 8 4) Implementasi pengembangan model pencegahan PTPPO, 4. Operasional dan pertemuan dengan organisasi social 20% 9 masyarakat/lemabaga lainnya ESA 5. Pemetaan permasalahan dan aksi penanganan pencegahan 10% 5) Pertemuan rutin sub gugus tugas Pencegahan PTPPO, ESA TPPO dan ESA 6) Pemetaan sasaran rentan korban perdagangan orang (PO) Jumlah 100% dan Eksploitasi Seksual Anak (ESA). 2. Daerah yang telah memiliki legalitas Gugus Tugas PTPPO atau Sub Gugus Tugas PTPPO mengusulkan kegiatan dengan ruang lingkup kegiatan antara lain Perluasan sasaran sosialisasi, advokasi, Diskusi kelompok Pencegahan Pendidikan bagi pemangku kepentingan dan masyarakat luas sasaran PTPPO, ESA, korban Penularan HIV/AIDS dan pengguna NAPZA. Implementasi RAD, Perluasan sasaran pelaksanaan pencegahan PTPPO dan ESA. Pertemuan rutin sub gugus tugas untuk evaluasi program, tindak lanjut dan pengembangan model pencegahan PTPPO, ESA Replikasi dan penyempurnaan model pencegahan PTPPO, ESA dengan biaya swadaya, masyarakat dan swasta. F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan Dana sebesar = Rp , - untuk 40 Rp Adapun alokasi penggunaan dana bantuan mengacu pada rincian sebagai berikut: Penjelasan: 1. Sosialisasi, advokasi, diskusi kelompok tentang Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang bagi para pengambil kebijakan dan stakeholders lainnya, dalam mengidentifikasi kebutuhan, permasalahan, dan potensi daerah rawan trafiking; Sub Gugus Tugas Pencegahan melakukan kegiatan ini dengan melengkapi semua bukti kegiatan berupa data peserta, nara sumber tempat dan tanggal kegiatan serta bahan dan alat yang digunakan dalam kegiatan tersebut. 2. Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat sasaran untuk peningkatan kapasitas pemahaman modus dan penanganan TPPO dan ESA, maupun pertanggungjawaban administratif yang dibuktikan dengan dokumentasi dan administasi lainnya. 3. Pengembangan Model Pencegahan PTPPO dan kesekertariatan, alat habis pakai dan pelaporan di kecamatan yang teridentifikasi rentan sebagai daerah rawan terjadinya PTPPO dan ESA 4. Operasional dan Pertemuan rutin sub gugus tugas; operasional berbentuk transport dan konsumsi rapat dibuktikan dengan notulen dan kuitansi pengeluaran.

10 5. Pemetaan permasalahan dan aksi penanganan pencegahan TPPO dan ESA untuk mendokumentasikan isu isu, modus tindak pidana perdagangan orang dan ESA serta bentuk bentuk penangnan maupun upaya pencegahan yang dilakukan oleh aparatur desa, kecamatan dan pemerintah daerah yang dibuktikan dengan kliping berita, berita acara, peraturan desa dan sejenisnya. G. Prosedur Pengajuan Dan Penyaluran Bantuan 1. Penerima Bantuan Tugas PTPPO disusun dengan mengacu pada sistematika yang 10 ada dalam Petunjuk Teknis ini. 11 Bantuan ini diperuntukan bagi daerah Kabupaten/kota yang c. Pengiriman Proposal rawan terjadi tindak pidana perdagangan orang melalui lembaga Sub Gugus Tugas PTPPO. Lembaga dimaksud telah memenuhi d. Lembaga pengusul harus menyampaikan proposal lengkap persyaratan berupa legalitas Gugus Tugas PTPPO Kabupaten/Kota dengan lampirannya kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan atau pembentukan Sub Gugus Tugas bidang pencegahan TPPO. Masyarakat dengan alamat sebagai berikut; 2. Syarat Penerima Bantuan Lembaga penerima bantuan peningkatan Sub Gugus Tugas PTPPO memiliki kriteria lembaga sebagai berikut: a. Memiliki SK Penetapan Sub Gugus Tugas PTPPO dari pejabat yang berwenang. b. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang dinyatakan dengan surat keterangan bank atas nama Sub Gugus Tugas,tidak atas nama pribadi. c. Memiliki NPWP atas nama Sub Gugus Tugas bidang pencegahan. d. Memiliki alamat lengkap, nomor telepon/ dan struktur keanggotaan yang jelas dan memenuhi keterwakilan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat. e. Memiliki data sasaran rawan perdagangan orang dan eksploitasi seksual anak dibuktikan dengan data publikasi yang sah (kliping berita, data statistik dan lainnya). f. Mencantumkan rencana kegiatan pencegahan PTPPO, ESA g. Sanggup menyelenggarakan kegiatan PTPPO, atau sanggup membentuk dan mengelola sub gugus tugas PTPPO bagi daerah yang belum memiliki sub gugus tugas. 3. Tatacara Pengajuan Bantuan a. Penyusunan Proposal b. Proposal Bantuan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Sub Gugus Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Up. Subdit Kelembagaan dan Kemitraan Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta e. Proposal yang diajukan sebanyak 1 (satu) rangkap yang dilengkapi dengan softcopy ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, dan 1 (satu) rangkap ditembuskan kepada Dinas pendidikan Provinsi. Tanda bukti pengiriman dan atau tanda terima tembusan dilampirkan dalam proposal yang dikirim ke pusat f. Batas Waktu Pengajuan Batas waktu pengiriman proposal ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selambatlambatnya diterima pada tanggal 31 Juli 2012 (cap pos), dengan catatan: batas waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang apabila alokasi bantuan masih tersedia

11 4. Proses Penyaluran Bantuan a. Verifikasi c. Penandatanganan Akad Kerjasama Berdasarkan surat keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Proposal diverifikasi oleh Sekretariat yang ditetapkan dengan Surat Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk, melakukan Keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI Kemdikbud. Verifikasi dilakukan untuk memastikan keberadaan dan kredibilitas lembaga, identitas dokumen yang diajukan, serta untuk meyakinkan kelayakan sub gugus tugas, sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Verifikasi dapat penandatanganan akad kerjasama dan dokumen bantuan dalam rangkap 5, serta bermaterai 6000 dengan sub gugus tugas PTPPO yang bersangkutan. Dalam penandatanganan akad kerjasama tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selaku pihak pertama sebagai pemberi dana bantuan, dan sub gugus dilakukan dengan cara konfirmasi tentang kebenaran dokumen tugas PTPPO selaku pihak kedua sebagai penerima dana bantuan dalam proposal melalui surat kepada Dinas Pendidikan setempat. Hasil verifikasi digunakan sebagai dasar untuk menetapkan calon penerima bantuan. b. Penetapan Penerima Bantuan Penerima bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat ditetapkan sebagai berikut: Berita Acara hasil verifikasi disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat sebagai pertimbangan dalam menetapkan lembaga penerima dana bantuan dengan menerbitkan Surat Keputusan. Surat Keputusan tersebut dikirimkan kepada lembaga yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk, melakukan penandatanganan akad kerjasama dan dokumen bantuan dengan lembaga yang bersangkutan Dengan penandatanganan akad kerjasama atau dokumen tersebut, maka sub gugus tugas PTPPO, yang ditetapkan sebagai penerima dana bantuan wajib melakukan hal-hal berikut: 1) Menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara akuntabel dan transparan sesuai dengan yang disepakati dalam Akad Kerjasama dan peraturan yang berlaku. 5. Penyaluran Dana Bantuan Bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat disalurkan melalui mekanisme sebagai berikut: a. Berdasarkan dokumen yang telah disiapkan sesuai ketentuan yang berlaku, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan usulan ke Biro Keuangan Kemdiknas untuk memperoleh Surat Perintah Membayar (SPM). b. Biro Keuangan Kemdikbud mengajukan SPM ke KPPN Jakarta III untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). c. KPPN Jakarta III meminta Bank penyalur untuk mentransfer dana bantuan ke rekening atas nama lembaga.

12 II. NAPZA, HIV, AIDS A. Pengertian 1. Napza adalah obat obatan (narkotika psikotropika dan zat adiktif) yang disalahgunakan pemakaiannya oleh seseorang dan berdampak buruk terhadap hidup dan kehidupannya maupun lingkungannya. 2. HIV adalah Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang D. Hasil Yang Diharapkan menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia termasuk golongan 1. Meningkatnya komitmen lembaga sosial masyarakat dan keagamaan 14 retrovirus yang terutama ditemukan di dalam cairan tubuh, seperti serta lembaga sosial lainnya terhadap pentingnya melakukan upaya 15 darah, cairan mani, cairan vagina dan air susu ibu. 3. Aids adalah Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. 4. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) adalah penderita HIV/AIDS sehingga penyakit lain yang masuk kemudian akan dengan mudah menyebabkan penderitaan parah hingga kematian dengan cepat 5. Dana bantuan sosial pencegahan NAPZA, HIV/AIDS merupakan bantuan biaya operasional untuk program Pencegahan penggunaan NAPZA, pencegahan penularan HIV/AIDS yang dikelola oleh Lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan untuk peningkatan keperdulian masyarakat untuk berpartisipasi sebagai upaya Pencegahan HIV/AIDS dan Napza. B. Sasaran 1. Daerah yang teridentifikasi rawan terhadap penyebaran, penggunaan Napza dan penularan HIV/AIDS 2. Penerima Manfaat Layanan adalah masyarakat yang rawan perdagangan orang dan eksploitasi seksualitas anak, penggunaan NAPZA, Penularan HIV/AIDS 3. Penerima Bantuan Sosial adalah lembaga perduli HIV/AIDS dan lembaga pegiat perduli HIV/AIDS yang melakukan penyuluhan, pendampingan dan perawatan korban Napza. HIV/AIDS C. Tujuan Kegiatan Meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat yang telah memiliki program pendampingan dan perawatan korban Napza. HIV/AIDS serta pemulihan pengguna NAPZA yang berbasis masyarakat untuk menghambat penggunaan, peredaran NAPZA serta penularan dan peyebaran HIV/AIDS. pencegahan penggunaan dan peredaran NAPZA, HIV/AIDS 2. Meningkatnya kapasitas lembaga sosial masyarakat dan keagamaan serta lembaga sosial lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan penangnanan dan pencegahan penggunaan dan peredaran NAPZA, HIV/AIDS 3. Terwujudnya jaringan kerja dengan lembaga mitra, lintas sektor, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam upaya pencegahan HIV/AIDS dan Napza Terpetakannya daerah rawan Penularan HIV/ AIDS dan pengguna NAPZA. 4. Terbentuknya kecamatan dan desa Model Pencegahan terhadap Penularan HIV/AIDS dan pengguna NAPZA melalui pendidikan. 5. Terwujudnya kebijakan lokal untuk pencegahan pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS yang di prakarsasi oleh masyarakat lokal dan pemerintah daerah secara bersama sama. E. Deskripsi Kegiatan 1. Lingkup Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat a. Sosialisasi dana bantuan dan kegiatan. b. Penerimaan dan registrasi proposal. c. Penilaian proposal dan verifikasi lembaga calon penerima bantuan.

13 d. Usulan penetapan penerima bantuan. e. Penetapan penerima dana bantuan. f. Penandatanganan akad kerjasama. g. Pengajuan dan Penyaluran (transfer) dana bantuan ke rekening Orsosmas dan lembaga sosial lainnya 2. Lingkup Penyelenggara Pencegahan HIV/AIDS dan pengguna F. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan NAPZA. Dana termasuk dalam Tanggap Darurat Bencana sebesar = Rp a. Indikator keberhasilan pencegahan HIV/AIDS dan Napza , - untuk 25 Rp ) Orsosmas dan lembaga sosial lainnya, melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan pencegahan pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS 2) Tersedianya kurikulum dan bahan belajar aktif untuk pencegahan pengguna NAPZAdan penularan HIV/AIDS bagi masyarakat rentan pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS dan 3) Terlaksananya kegiatan sosialisasi, advokasi penguatan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah rawan penularan HIV/ AIDS/ NAPZA dan di daerah sasaran. 3. Ketentuan lembaga pengusul dana bantuan Orsosmas dan lembaga sosial lainnya yang perduli terhadap bahaya pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS dan dapat mengusulkan kegiatan dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut: a. Sosialisasi, advokasi, Diskusi kelompok dan pendampinganbagi para pemangku kepentingan untuk mencegah Penularan HIV/ AIDS dan merebaknya pengguna NAPZA melalui pendidikan. b. Pelatihan untuk menyusun, merencanakan, dan melaksanakan upaya upaya pencegahan pengguna NAPZA dan Penularan HIV/ AIDS dan c. Implementasi pengembangan model pencegahan pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS d. Pertemuan rutin Kelompok kerja pencegahan Penularan HIV/ AIDS dan pengguna NAPZA guna evaluasi dan perencanaan kegiatan selanjutnya. e. Pemetaan sasaran daerah rawan dan pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS Adapun alokasi penggunaan dana bantuan mengacu pada rincian sebagai berikut: No. Kegiatan 1. Penyusunan bahan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) 2. Sosialisasi, advokasi, diskusi kelompok tentang Pencegahan Penularan HIV/AIDS dan Napza bagi para pengambil kebijakan, stakeholders, dan atau masyarakat luas 3 Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para pengelola program dalam penyuluhan 4. Pendataan sasaran, potensi daerah dan upaya pencegahan pengguna NAPZAdan penularan HIV/ AIDS Rincian Anggaran 10 % 40% 30% 10% 5. Kesekertariatan dan pelaporan 10% Jumlah 100 % Penjelasan: 1. Penyusunan bahan KIE; pembelian ATK dan bahan habis pakai. 2. Sosialisasi, advokasi, diskusi kelompok tentang Pencegahan HIV/ Aids dan Napza bagi para pengambil kebijakan dan stakeholders

14 lainnya, dalam mengidentifikasi kebutuhan, permasalahan, dan 3. Tatacara Pengajuan Bantuan potensi daerah rawan pengguna NAPZAdan penularan HIV/ a. Penyusunan proposal yang mengacu pada Petunjuk Teknis AIDS; pengurus melakukan bentuk kegiatan yang dimaksud, dengan b. Pengiriman Proposal melengkapi berbagai bukti kegiatan. c. Lembaga pengusul harus menyampaikan proposal lengkap 3. Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para pengelola/anggota dengan lampirannya kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan penggiat pencegahan pengguna NAPZA dan penularan HIV/AIDS Masyarakat dengan alamat sebagai berikut; baik secara berkala maupun peningkatan kapasitas administratif; yang dibuktikan dengan daftar hadir, bahan bacaan /informasi dan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat nara sumber Jenderal PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Pendataan sasaran, potensi daerah dan permasalahan Penularan HIV/ AIDS dan pengguna NAPZA G. Prosedur Pengajuan Dan Penyaluran Bantuan 1. Penerima Bantuan Bantuan ini diperuntukan bagi lembaga sosial dan keagamaan pasa upaya pencegahan dan penamganan. Lembaga dimaksud telah memenuhi persyaratan berupa legalitas organisasi, pengalaman penanganan korban atau pendampingan korban 2. Syarat Penerima Bantuan Lembaga penerima bantuan memiliki kriteria lembaga sebagai berikut: a. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang dinyatakan dengan surat keterangan bank tidak atas nama pribadi. b. Memiliki NPWP atas nama lembaga. c. Memiliki alamat yang jelas dan struktur organisasi yang jelas dan memenuhi keterwakilan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat dan lembaga swasta. d. Mencantumkan rencana kegiatan pencegahan penggunaan NAPZA Penularan HIV/AIDS dan pengguna NAPZA (missal untuk kegiatan workshop dengan peserta 2 orang dengan waktu 16 jam) Kebudayaan, Up. Subdit Kelembagaan dan Kemitraan Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Proposal yang diajukan sebanyak 1 (satu) rangkap ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Batas Waktu Pengajuan Batas waktu pengiriman proposal ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selambatlambatnya diterima pada tanggal 31 Juli 2012 (cap pos), dengan catatan : batas waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang apabila alokasi bantuan masih tersedia 4. Proses Penyaluran Bantuan a. Verifikasi Proposal diverifikasi oleh Sekretariat yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI Kemdikbud. Verifikasi dilakukan untuk memastikan keberadaan dan kredibilitas lembaga, otentitas dokumen yang diajukan, serta untuk meyakinkan kelayakan sub gugus tugas, sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara konfirmasi tentang kebenaran dokumen dalam proposal melalui surat kepada Dinas Pendidikan setempat. Hasil verifikasi digunakan sebagai dasar untuk menetapkan calon penerima bantuan. b. Penetapan Penerima Bantuan Penerima bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan

15 Masyarakat ditetapkan sebagai berikut: 1) Berita Acara hasil verifikasi disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat sebagai pertimbangan dalam menetapkan lembaga penerima dana bantuan dengan menerbitkan Surat Keputusan. 2) Surat Keputusan tersebut dikirimkan kepada lembaga yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat. disalurkan melalui mekanisme sebagai berikut: 1) Berdasarkan dokumen yang telah disiapkan sesuai ketentuan yang berlaku, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan usulan ke Biro Keuangan Kemdiknas untuk memperoleh Surat Perintah Membayar (SPM). 2) Biro Keuangan Kemdikbud mengajukan SPM ke KPPN Jakarta III untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 3) Dalam penandatanganan akad kerjasama tersebut, 3) KPPN Jakarta III meminta Bank penyalur untuk mentransfer 20 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selaku pihak dana bantuan ke rekening atas nama lembaga. 21 pertama sebagai pemberi dana bantuan, dan lembaga sosial dan organisasi kemasyarakatan selaku pihak kedua sebagai penerima dana bantuan. c. Penandatanganan Akad Kerjasama Berdasarkan surat keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk, melakukan penandatanganan akad kerjasama dan dokumen bantuan dalam rangkap 5, serta bermaterai 6000 dengan lembaga/organisasi yang bersangkutan. Dengan penandatanganan akad kerjasama atau dokumen tersebut, maka lembaga /organisasi yang ditetapkan sebagai penerima dana bantuan wajib melakukan hal-hal berikut: 1) Menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib sesuai ketentuan yang berlaku. 2) Mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara akuntabel dan transparan sesuai dengan yang disepakati dalam Akad Kerjasama dan peraturan yang berlaku. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk, melakukan penandatanganan akad kerjasama dan dokumen bantuan dengan lembaga yang bersangkutan. d. Penyaluran Dana Bantuan Bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat III. TANGGAP DARURAT BENCANA A. Pengertian. 1. Tanggap Darurat Bencana merupakan aktifitas kemanusiaan yang memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat sekitar lokasi bencana, pengungsian dan sekitarnya, agar korban bencana memperoleh penguatan, pemulihan dan pemberdayaan ekonomi melalui pendidikan 2. Dana bantuan sosial merupakan bantuan biaya operasional untuk program Tanggap darurat bencana, oleh Lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan untuk pembentukan/penguatan serta peningkatan koordinasi daerah bencana. B. Sasaran 1. Daerah yang teridentifikasi rawan bencana alam, pasca bencana seperti bencana banjir, letusan gunung merapi,longsor dan sejenisnya maupun sedang mengalami bencana 2. Penerima Manfaat Layanan adalah masyarakat yang korban bencana, rawan bencana maupun korban dampak bencana 3. Penerima Bantuan Sosial adalah lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi penggiat pemberdayaan masyarakat yang memiliki legalitas dan perhatian kepada korban bencana.

16 C. Hasil Yang Diharapkan b. Ketentuan lembaga pengusul dana bantuan 1. Meningkatnya komitmen Orsosmas dan lembaga sosial lainnya terhadap 1) Orsosmas dan lembaga sosial lainnya dapat mengusulkan pentingnya melakukan upaya pertolongan dan tanggap darurat bencana kegiatan dengan ruang lingkup kegiatan sebagai berikut: 2. Meningkatnya kapasitas Orsosmas dan lembaga sosial lainnya dalam a) Sosialisasi, advokasi, Diskusi kelompok bagi para mengimplementasikan kebijakan tanggap darurat bencana pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi 3. Terwujudnya jaringan kerja dengan lembaga mitra, lintas sektor, satuan kebutuhan dan bentuk penangganan korban bencana kerja perangkat daerah (SKPD) dalam upaya tanggap darurat bencana b) Pelatihan untuk menyusun, merencanakan, dan 4. Terpetakannya daerah rawan,bencana Alam dan kebutuhan melaksanakan upaya upaya penanganan bencana pendidikan pemberdayaan masyarakat c) Implementasi pengembangan model pendidikan di Terlaksananya bantuan Tanggap darurat bencana melalui pendidikan masyarakat. 6. Terwujudnya kebijakan lokal untuk Tanggap darurat bencana, yang di prakarsasi oleh masyarakat lokal dan pemerintah daerah secara bersama sama. D. Deskripsi Kegiatan 1. Lingkup Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat a. Sosialisasi dana bantuan dan kegiatan. b. Penerimaan dan registrasi proposal. c. Penilaian proposal dan verifikasi lembaga calon penerima bantuan. d. Usulan penetapan penerima bantuan. e. Penetapan penerima dana bantuan. f. Penandatanganan akad kerjasama. g. Pengajuan dan Penyaluran (transfer) dana bantuan ke rekening Orsosmas dan lembaga sosial lainnya 2. Lingkup Penyelenggara Tanggap darurat bencana a. Indikator keberhasilan Tanggap Darurat Bencana 1) Orsosmas dan lembaga sosial lainnya, melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan program Tanggap darurat bencana 2) Tersusunnya rencana kerja dan penyaluran bantuan pendidikan untuk daerah bencana secara terstruktur dan terorganiser 3) Tersedianya kurikulum dan bahan belajar aktif bagi korban bencana, 4) Terlaksananya kegiatan sosialisasi, advokasi penguatan dan pemberdayaan masyarakat di lokasi bencana daerah bencana d) Pertemuan rutin Kelompok kerja Tanggap darurat Bencana e) Pemetaan sasaran rentan Bencana alam, seperti bantaran kali, kaki gunung merapi dan sejenisnya E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Bantuan Dana sebesar = Rp , - untuk 25 Rp Adapun alokasi penggunaan dana bantuan mengacu pada rincian sebagai berikut: NO Kegiatan Rincian Anggaran Masa Bencana Pasca bencana 1. Penyusunan bahan sosialisasi/publikasi, dan 10% informasi 2. Sosialisasi, advokasi, diskusi kelompok tentang 20 % Tanggap darurat bencana alam bagi para pengambil kebijakan, stakeholders, dan atau masyarakat luas 3 Pelatihan peningkatkan ketahanan jiwa, trauma conseling, keterampilan dan kecakapan hidup bagi korban bencana 50% 40% 4. Pendataan sasaran, potensi daerah, dan 10% 10% permasalahan bencana alam serta pelaporan Jumlah 100% 100% Penjelasan: 1. Penyusunan bahan KIE; pembelian ATK dan bahan habis pakai. 2. Sosialisasi, advokasi, diskusi kelompok tentang Bencana alam, dalam

17 24 mengidentifikasi kebutuhan, permasalahan, dan potensi daerah rawan bencana untuk melakukan bentuk kegiatan yang dimaksud, dengan melengkapi berbagai bukti kegiatan. 3. Pelatihan untuk meningkatkan ketahanan jiwa, konseling trauma dampak bencana sesuai dengan kebutuhan yang teridentifikasi pada waktu sosialisasi, diskusi kelompok yang dibuktikan dengan data dan angka peserta, data pendamping dan frekwensi dampingan, serta catatan dokumentasi kegiatan 4. Pendataan sasaran, permasalahan dan potensi sasaran korban bencana e. Dapat menyediakan tenaga pendamping, tutor dan pelatih keterampilan sesuai kebutuhan lokal. f. Memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan program sesuai kompetensi pendidikan Pendidikan Masyarakat di daerah bencana g. Bagi lembaga/organisasi penerima bantuan tahun sebelumnya, telah mengirimkan laporan kegiatannya dan dinyatakan diterima oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 3. Tatacara Pengajuan Bantuan 25 yang dapat itangani melalui program bantuan pendidikan masyarakat. F. Prosedur Pengajuan Dan Penyaluran Bantuan 1. Penerima Bantuan Bantuan ini diperuntukan bagi lembaga sosial dan organisasi kemasyarakatan di daerah Kabupaten/kota yang rawan bencana. Lembaga dimaksud telah memenuhi persyaratan berupa legalitas dan keperdulian terhadap korban bencana alam yang dibuktikan dengan informasi cerita sukses penanganan di daerah bencana, sebelum mengakses dana bantuan 2. Syarat Penerima Bantuan Lembaga penerima bantuan Tanggap darurat bencana memiliki kriteria lembaga sebagai berikut: a. Memiliki keabsahan lembaga dari pejabat yang berwenang b. Memiliki alamat lengkap, nomor telepon,/ dan struktur keanggotaan yang jelas dan memenuhi keterwakilan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat dan lembaga swasta. Memiliki akses layanan program di wilayah lokasi program, dengan alamat yang jelas. c. Memiliki nomor rekening bank atas nama lembaga yang dinyatakan dengan surat keterangan bank tidak atas nama pribadi. d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga/organisasi a. Lembaga pengusul harus menyampaikan proposal lengkap dengan lampirannya kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dengan alamat sebagai berikut; Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Up. Subdit Kelembagaan dan Kemitraan Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Proposal yang diajukan sebanyak 1 (satu) rangkap ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, dan 1 (satu) rangkap ditembuskan kepada Dinas pendidikan Provinsi. Tanda bukti pengiriman dan atau tanda terima tembusan dilampirkan dalam proposal yang dikirim ke pusat b. Batas Waktu Pengajuan Batas waktu pengiriman proposal ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selambatlambatnya diterima pada tanggal 31 Juli 2012 (cap pos), dengan catatan: batas waktu pengajuan proposal dapat diperpanjang apabila alokasi bantuan masih tersedia. 4. Proses Penyaluran Bantuan a. Verifikasi Proposal diverifikasi oleh Sekretariat yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen

18 PAUDNI Kemdikbud. Verifikasi dilakukan untuk memastikan keberadaan dan kredibilitas lembaga, autentik dokumen yang 1) Menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib sesuai ketentuan yang berlaku. diajukan, serta meyakinkan kelayakan sesuai dengan kriteria yang 2) Mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara ditentukan. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara konfirmasi tentang kebenaran dokumen dalam proposal melalui surat kepada Dinas Pendidikan setempat. Hasil verifikasi digunakan sebagai dasar untuk menetapkan calon penerima bantuan. b. Penetapan Penerima Bantuan Penerima bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan akuntabel dan transparan sesuai dengan yang disepakati dalam Akad Kerjasama dan peraturan yang berlaku. Penyaluran Dana Bantuan 3) Bantuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat disalurkan melalui mekanisme sebagai berikut: a) Berdasarkan dokumen yang telah disiapkan sesuai Masyarakat ditetapkan sebagai berikut: 1) Berita Acara hasil verifikasi disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat sebagai pertimbangan dalam menetapkan lembaga penerima dana bantuan dengan menerbitkan Surat Keputusan. 2) Surat Keputusan tersebut dikirimkan kepada lembaga yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat. 3) Berdasarkan surat keputusan tersebut, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk, melakukan penandatanganan akad kerjasama dan dokumen bantuan dengan lembaga yang bersangkutan. c. Penandatanganan Akad Kerjasama Berdasarkan surat keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau pejabat yang ditunjuk, melakukan penandatanganan akad kerjasama dan dokumen bantuan dalam rangkap 5, serta bermaterai 6000 dengan sub gugus tugas PTPPO yang bersangkutan. Dalam penandatanganan akad kerjasama tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selaku pihak pertama sebagai pemberi dana bantuan, dan sub gugus tugas PTPPO selaku pihak kedua sebagai penerima dana bantuan. Dengan penandatanganan akad kerjasama atau dokumen tersebut, maka sub gugus tugas PTPPO, yang ditetapkan sebagai penerima dana bantuan wajib melakukan hal-hal berikut: ketentuan yang berlaku, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan usulan ke Biro Keuangan Kemdiknas untuk memperoleh Surat Perintah Membayar (SPM). b) Biro Keuangan Kemdikbud mengajukan SPM ke KPPN Jakarta III untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). c) KPPN Jakarta III meminta Bank penyalur untuk mentransfer dana bantuan ke rekening atas nama lembaga. G. Catatan Khusus 1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajarannya dilarang untuk memungut biaya dalam bentuk apapun. 2. Lembaga penerima bantuan yang melakukan penyelewengan dana bantuan akan diberikan sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku. 3. Setiap sub lembaga dan organisasi penerima dana diharuskan berkoordinasi dengan instansi perwakilan pajak setempat untuk memenuhi ketentuan yang berkaitan dengan perpajakan. 4. Lembaga dan organisasi yang menyelenggarakan kegiatan harus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta melibatkan penilik pendidikan nonformal dalam pelaksanaan tanggap darurat bencana.

19 BAB III A. Pemantauan Untuk menjamin keberhasilan dan akuntabilitas kegiatan Peningkatan Kapasitas Sub Gugus Tugas Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (PTPPO), Napza, HIV/AIDS, NAFZA, serta Tanggap Darurat Bencana, maka dilakukan pemantauan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota, diharapkan melakukan pemantauan terhadap sub gugus tugas PTPPO, lembaga/organisasi penerima dana secara berkesinambungan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat beserta jajarannya, memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala terhadap sub gugus tugas PTPPO dan lembaga /organisasi penyelenggara kegiatan. 3. Selain itu lembaga pengawas di Pusat yaitu Inspektorat Jenderal Kemedikbud dan BPK, serta pengawas daerah Bawasda, dapat melakukan pemantauan/pengawasan sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku. B. Evaluasi Kegiatan Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN dengan tujuan yang ditetapkan, evaluasi kegiatan dapat dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Dinas Pendidikan Provinsi PELAPORAN PENDIDIKAN beserta jajarannya, lembaga pengawas pusat maupun daerah, dengan PENCEGAHAN TINDAK PIDANA ketentuan sebagai berikut: PERDAGANGAN ORANG 1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan secara langsung dimana Tim Pusat/Daerah melakukan evaluasi langsung ke lembaga/organisasi (PTPPO), NAPZA, HIV/AIDS DAN TANGGAP DARURAT BENCANA sosial pelaksana program 2. Evaluasi dengan mengundang pimpinan lembaga/organisasi sosial pelaksana program ke suatu tempat untuk mempresentasikan hasil pelaksanaan kegiatan. 3. Pelaksanaan evaluasi ditekankan pada aspek perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatan sesuai tujuan, sasaran dan lingkup kegiatan dalam Petunjuk Teknis. C. Pelaporan Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu kelembagaan pada lembaga/organisasi sosial pelaksana program yang telah dilakukan, disusun laporan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan disusun oleh lembaga/organisasi sosial pelaksana program sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan, dengan mengacu pada sistematika penyusunan laporan seperti tertera dalam lampiran Petunjuk Teknis ini. 2. Laporan hasil pelaksanaan kegiatan bertujuan untuk: a. mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan, dan dukungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan. b. memenuhi persyaratan administrasi sebagai bentuk akuntabilitas lembaga penyelenggara kegiatan.

20 BAB IV 3. Lembaga/organisasi sosial pelaksana program menyusun dan mengirimkan laporan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Laporan awal Penutup Laporan yang disusun lembaga/organisasi sosial pelaksana program berupa bukti penerimaan dana bantuan, rencana pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dengan bantuan yang diterima. Dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan program dari awal hingga akhir kegiatan. Waktu penyampaian laporan awal 3 (tiga) hari setelah penerimaan bantuan. Demikian Petunjuk Teknis ini untuk digunakan oleh para pengelola sub b. Laporan akhir Merupakan laporan dan evaluasi hasil pelaksanaan seluruh kegiatan pada lembaga/organisasi sosial pelaksana program selesai, yang penyusunannya sesuai Petunjuk Teknis penyusunan laporan sebagaimana terlampir. Laporan akhir kegiatan dikirim 6 (enam) minggu setelah dana cair atau selambat-lambatnya tanggal 28 Desember 2012 oleh lembaga/organisasi sosial pelaksana program antara lain menyertakan lampiran tentang: 1) Keadaan awal sebelum penerimaan dana di lokasi kegiatan, mencakup gambaran kadaan sebelum kegiatan dilaksanakan 2) Rincian penggunaan dana beserta bukti/kuitansi pengeluaran dana, termasuk setoran pajak sesuai ketentuan yang berlaku 3) Keadaan akhir dan capaian kegiatan yang diharapkan ketika mengajukan proposal, dan setelah kegiatan dilaksanakan 4) Dokumen pendukung lainnya (daftar hadir peserta yang mengikuti kegiatan, surat-surat dan desain kegiatan). gugus tugas PTPPO, lembaga/organisasi sosial pelaksana program dalam menyusun dan mengajukan proposal. Buku ini dijadikan acuan pengelola dalam mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan laporan kegiatan. Melalui berbagai penjelasan yang tertera dalam petunjuk teknis ini, diharapkan proses penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas sub gugus tugas PTPPO, lembaga/organisasi sosial pelaksana program Tanggap darurat Bencana, dan Pencegahan pengguna NAPZA,HIV/AIDS dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dengan baik dan transparan untuk memperoleh hasil yang optimal. Untuk konfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut dapat menghubungi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan alamat: Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, 10270, Telepon (021) , Faksimile (021) , mitra_dikmas@yahoo.co.id website:

Kegiatan Peningkatan Mutu PKBM dan FK-PKBM

Kegiatan Peningkatan Mutu PKBM dan FK-PKBM i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G)

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G) i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK

Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK 44 KEGIATAN : NAMA LEMBAGA : ALAMAT LENGKAP : TANGGAL PENERIMAAN : TAHUN ANGGARAN : No Tanggal Nomor Bukti Uraian Jenis

Lebih terperinci

Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal

Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 2017 PANDUAN PETUNJUK

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi 1 i ii SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk mewujudkan pendidikan yang berkeadilan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur

Lebih terperinci

Kegiatan Pengembangan PKBM Tematik, Perluasan Akses PKBM di Kecamatan dan PKBM Sentra TKI

Kegiatan Pengembangan PKBM Tematik, Perluasan Akses PKBM di Kecamatan dan PKBM Sentra TKI i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

PROGRAM LAYANAN SUBDIT KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN TAHUN 2012

PROGRAM LAYANAN SUBDIT KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN TAHUN 2012 PROGRAM LAYANAN SUBDIT KELEMBAGAAN DAN KEMITRAAN TAHUN 2012 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) PROVINSI JAWA TENGAH DAN SEKRETARIAT KOMISI PENANGGULANGAN ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik 1 PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK KURSUS i ii PEDOMAN BLOCKGRANT PENYELENGGARAAN LOMBA KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 KATA PENGANTAR Mulai tahun anggaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang Mengingat : a. bahwa menurut hasil STHP 2006, epidemi HIV dan AIDS di Provinsi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan

Pendidikan Kecakapan Keorangtuaan i KATA SAMBUTAN ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun

Lebih terperinci

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi 00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak. KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

Lebih terperinci

No PS 2009 TAHUN Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO

No PS 2009 TAHUN Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO No. 10 2 PS 2009 TAHUN 2009 Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO 9001-2008 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar i dan Menengah Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA

Lebih terperinci

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA - 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 08 / Per / Dep.2 / XII / 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp. : (021) , , , ,

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp. : (021) , , , , Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta 10270 Telp. : (021) 5725501, 5725502, 5725507, 5725715, 5725716 Fax. : (021) 5725039 E-mail : dikmas@depdiknas.go.id Website

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN

Lebih terperinci

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT)

PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT) ` PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL PEMBINAAN ORGANISASI MITRA (BOP-ORMIT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Pengumpulan sumbangan masyarakat adalah penghimpunan dan/atau LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2015 KESRA. Sumbangan. Masyarakat. Pengumpulan. Penggunaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5677) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3 Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1238, 2015 KEMENKES. Pengguna Napza Suntik. Dampak. Pengurangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PENGURANGAN DAMPAK

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp:

Lebih terperinci

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un No.1443, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca bencana. Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat. Hibah. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa perkembangan HIV/AIDS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketunaaksaraan merupakan masalah yang terjadi hampir di semua negara di dunia. Ketunaaksaraan juga sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan.

Lebih terperinci

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Salah satu tugas dan fungsi

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 12 13, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 5725477 (Hunting), 5725471-74

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014 WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 30 TAHUN 2014 T E N T A N G GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DAN EKSPLOTASI SEKSUAL ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERHATIAN Buku ini merupakan suplemen tata cara memperoleh dana bantuan BOP-ORMIT. Contoh proposal dan segala dokumen pendukung dapat dilihat dan

PERHATIAN Buku ini merupakan suplemen tata cara memperoleh dana bantuan BOP-ORMIT. Contoh proposal dan segala dokumen pendukung dapat dilihat dan ` i PERHATIAN Buku ini merupakan suplemen tata cara memperoleh dana bantuan BOP-ORMIT. Contoh proposal dan segala dokumen pendukung dapat dilihat dan dicontoh di suplemen proposal. (Tim Penyusun) PETUNJUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1154, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kerjasama. Badan Swasta Asing. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN SALINAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

2017, No Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235); 4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1167, 2017 KEMENSOS. Standar Nasional SDM Penyelenggara Kesejahteraan Sosial. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga telah tersusun Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Pemerintah untuk pembinaan SMK

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Depdiknas Gedung E Lt. 5 Jalan Jenderal Sudirman Senayan 5725061-5725613 Fax 5725606; 5725608, Jakarta

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

Apresiasi LKP tingkat Nasional merupakan ajang pencitraan lembaga kursus dan pelatihan yang berprestasi dan berdaya saing.

Apresiasi LKP tingkat Nasional merupakan ajang pencitraan lembaga kursus dan pelatihan yang berprestasi dan berdaya saing. i Apresiasi LKP tingkat Nasional merupakan ajang pencitraan lembaga kursus dan pelatihan yang berprestasi dan berdaya saing. PERHATIAN Buku ini merupakan petunjuk teknis tata cara mengikuti kegiatan apresiasi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) TAHUN ANGGARAN 2014 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr No.1831, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN. T4P. Mekanisme Kerja Teknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 014/A/JA/11/2016 TENTANG MEKANISME KERJA TEKNIS DAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN SUMBANGAN MASYARAKAT BAGI PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 No.403, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. BSPS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2018 2018 TENTANG BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur 2014-2019 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGHITUNGAN, PENGANGGARAN DALAM APBD, DAN TERTIB ADMINISTRASI PENGAJUAN,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa Kota Blitar memiliki

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG 1 PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci