LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN SINGKONG DAN UBI JALAR MENJADI KUE MANGKOK DAN DONAT UBI SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN BAHAN PANGAN LOKAL DI DESA SAMBANGAN KECAMATAN SUKASADA Ida Ayu Putu Hemy Ekayani, S.Pd., M.Pd. (Ketua) Luh Masdarini, S.Pd., M.Pd. (Anggota) Ida Bagus Nyoman Sudria, M.Sc. (Anggota) Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 180/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

2 ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas anugerah yang diberikan, kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul Pelatihan Diversifikasi Produk Olahan Singkong dan Ubi Jalar Menjadi Kue Mangkok dan Donat Ubi Sebagai Upaya Pemberdayaan Pangan Lokal Di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada, dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Terlaksananya kegiatan ini berkat dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, antara lain: Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha, Masyarakat Desa Sambangan, tim pelaksana kegiatan pengabdian ini, serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas segala bantuan dan kerjasamanya, sehingga kegiatan pengabdian ini terlaksana sesuai harapan. Semoga program Pengabdian Pada Masyarakat ini dapat bermanfaat dalam rangka pemberdayaan masyarakat khususnya di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada. Singaraja, 7 Oktober 2015 Penulis, iii

4 DAFTAR ISI COVER. i LEMBAR PENGESAHAN.. ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR v BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Analisis Situasi.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Kegiatan 6 D. Manfaat Kegiatan.. 7 BAB II METODE PELAKSANAAN.. 8 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 11 BAB IV PENUTUP.. 15 A. Simpulan.. 15 B. Saran. 15 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 17 iv

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.. 9 Tabel 2. Evaluasi Produk Kue Mangkok Dari Singkong dan Ubi Jalar.. 10 Tabel 3. Evaluasi Produk Kue Donat Dari Singkong dan Ubi Jalar 10 Tabel 4. Uraian Kegiatan P2M.. 13 v

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Spanduk Kegiatan Pengabdian Masyarakat. 17 Gambar 2. Acara Pembukaan P2M oleh Kepala Desa Sambangan 17 Gambar 3. Pembekalan Materi Pelatihan 17 Gambar 4. Pembuatan Adonan Kue Mangkok Ubi 18 Gambar 5. Pengukusan Adonan Kue Mangkok Ubi.. 18 Gambar 6. Kue Mangkok Ubi (1). 18 Gambar 7. Kue Mangkok Ubi (2) Gambar 8. Pembuatan Adonan Donat 19 Gambar 9. Penggilingan Adonan Donat Ubi. 19 Gambar 10. Pencetakan Adonan Donat.. 20 Gambar 11. Penggorengan Donat. 20 Gambar 12. Pemberian Topping Pada Kue Donat Ubi vi

7 BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan/wilayah terluas di Bali. Saat ini lahan tersebut baru dimanfaatkan untuk kepentingan perkebunan dan lahan pertanian. Sementara disatu sisi hasil pertanian dan perkebunan belum dapat dinikmati secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat pedesaan, karena masyarakat pedesaan masih belum memahami kultur dan karakteristik lahan yang dimiliki. Sebagian besar Kabupaten Buleleng sebagai daerah otonom yang selama ini mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan sebagai produk unggulan, masih dihadapkan pada persoalan kurangnya kemampuan dan keterampilan dalam mengelola hasil pertanian, sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Bila dilihat dari potensi SDM (sumber daya manusia) Kabupaten Buleleng dengan luas yang cukup, memiliki penduduk yang cukup padat yang merupakan salah satu faktor penunjang dalam pembangunan. Sumber Daya Manusia yang diharapkan adalah SDM yang kreatif serta produktif, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri serta orang lain. Jumlah penduduk yang cukup padat merupakan masalah apabila lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mampu menampung SDM yang siap bekerja. Untuk itu diperlukan terobosan-terobosan baru untuk memberikan bekal ketrampilan dengan harapan kelak mampu menciptakan lapangan kerja sendiri (berwirausaha). Salah satu desa yang memiliki hasil pertanian dan perkebunan yang cukup beragam serta SDM yang potensial yaitu Desa Sambangan Kecamatan Sukasada dengan luas wilayah 7,67 km. Berdasarkan data profil desa, Desa Sambangan selain sebagai desa pertanian juga dikategorikan desa wisata karena desa yang masih asri dengan pemandangan alam yang mempesona hasil perpaduan antara hamparan sawah, sungai jernih dengan air terjun Aling- Alingnya. Desa Sambangan letaknya tidak jauh dari kota Singaraja. Letak dan Batas batas Desa Sambangan: sebelah utara, yaitu Desa Baktiserage; sebelah timur adalah Kelurahan Sukasada dan Desa Ambengan; sebelah selatan adalah Desa Wanagiri; dan sebelah barat : Desa Panji. Organisasi pertanian terdiri dari 4 ( empat ) Subak yaitu : 1) Subak Babakan, 2) Subak Sambangan, 3) Subak Muara, dan 4) Subak Cengana ( 1

8 Desa Sambangan terdiri dari 3 (tiga) dusun, yaitu Banjar Dinas Babakan, Banjar Dinas Sambangan, Banjar Dinas Banjaranyar. Jumlah Pedududuk : jiwa dengan mata pencaharian sebagai petani, buruh, PNS, POLRI, TNI, karyawan swasta dan lain-lain. Visi desa Sambangan, yaitu membangun kepercayaan masyarakat desa Sambangan yang didasari dengan Konsep Tri Hita Karana dengan senantiasa mewujudkan toleransi, selalu berpegang teguh pada ideologi Pancasila dan UUD Misi desa Sambangan, yaitu 1) meningkatkan pembangunan desa Sambangan yang berkelanjutan sesuai dengan karakater dan potensi desa, 2) meningkatkan pembangunan baik dibidang Ekonomi, Sosial Budaya, dan politik, 3) meningkatkan dan mewujudkan perdamaian dan kenyamanan Desa Sambangan sehingga dapat mencerminkan kesejateraan masyarakat, dan 4) meningkatkan pembangunan Imprastruktur pedesaan yang berkelanjutan ( Organisasi Desa yaitu LPM, PKK, Karang Taruna ( sekaa Teruna Teruni), Subak dll. Potensi Desa yang dikembangkan salah satunya bidang pertanian; penanaman bibit padi dan palawija (jagung, umbi-umbian). Berdasarkan hasil observasi awal, ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok organisasi PKK di Desa Sambangan merupakan anggota organisasi PKK aktif. Banyak kegiatan yang dilaksanakan seperti kegiatan sosial, kegiatan kesehatan (posyandu), kegiatan kesenian (sebagai sekaa gong wanita), dan juga kegiatan pelatihan keterampilan bidang pengolahan makanan. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, masyarakat desa Sambangan beberapa bermata pencaharian sebagai pedagang makanan skala usaha rumah tangga seperti menjual jajanan untuk upacara misalnya jajan matahari, jajan begina, kue mangkok (apem kukus) terigu, kripik singkong, jajan pasar, nasi campur, dan lainnya. Tahun 2015 desa Sambangan akan mengikuti lomba desa, untuk mempersiapkan kegiatan tersebut, masyarakat banyak membutuhkan berbagai bentuk pelatihan, salah satunya mengangkat potensi desa yaitu mengolah makanan dengan memberdayakan hasil pertanian dan perkebunan desa setempat yang nantinya dapat ditampilkan sebagai produk unggulan. Selain itu pelatihan masyarakat juga bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada ibu-ibu PKK sebagai usaha untuk membuka usaha sampingan selain sebagai petani. Beberapa masyarakat diketahui telah memiliki usaha skala rumah tangga terutama dibidang penjualan makanan seperti jajanan berbahan terigu dan beras. Sebagai penghasil palawija (umbi-umbian) terutama singkong dan ubi jalar dalam jumlah banyak, hingga saat ini pemanfaatannya belum banyak dilakukan terutama 2

9 pengembangan produk olahan dari umbi-umbian tersebut. Sisa dari penjualan umbi-umbian yang tidak terjual, hanya diolah sederhana seperti direbus/dikukus, dibuat keripik, dibuat jajanan tradisional seperti jaja lempog, jajan urab sele sawi, dan jajanan pasar lainnya. Secara ekonomi penggunaan umbi-umbian sebagai bahan dasar pembuatan jajanan dapat menekan biaya produksi karena bahan cukup tersedia di wilayah tersebut dan harganya murah karena membeli langsung dari petani setempat. Selain itu pula dengan bahan dasar umbi-umbian akan memperkaya rasa dan penampilan jajanan kue mangkok ubi (apem kukus mekar) dan donat ubi, sehingga dapat bersaing dengan kue yang berbahan terigu. Pemilihan pelatihan pembuatan kue mangkok ubi (apem kukus mekar) dan donat ubi juga berdasarkan asumsi kue mangkok ubi merupakan kue yang paling sering (laris) digunakan untuk keperluan upacara (dewa yadnya maupun manusa yadnya), dan saat ini kue mangkok dengan variasi rasa merupakan jajanan yang sering digunakan sebagai makanan selingan dan juga snack dalam acara-acara sosial. Kue donat tidak asing dikalangan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan, karena kue ini disukai berbagai kalangan dari anak-anak hingga orang dewasa. Diversifikasi bahan dengan memberdayakan bahan pangan lokal setempat (umbi-umbian) diharapkan dapat memperkaya rasa, aroma, warna, dan tekstur kue yang dihasilkan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Masyarakat seakan tidak dapat terlepas dari ketergantungan akan sumber karbohidrat sebagai bahan utama jajanan terutama beras dan terigu. Permintaan akan terigu cenderung meningkat setiap tahunnya, padahal terigu merupakan produk impor. Seiring dengan terus meningkatnya harga beras dan terigu, pemanfaatan umbi-umbian merupakan solusi untuk mengurangi ketergantungan akan beras dan terigu terutama dalam pembuatan penganan jajanan. Selain itu umbi-umbian pada umumnya memiliki nilai jual yang tidak terlalu tinggi, apalagi umbi-umbian seperti singkong tidak memiliki daya simpan yang lama (mudah rusak) sehingga diperlukan usaha untuk mencarikan solusi pemanfaatannya dengan cara diolah menjadi produk bahan setengah jadi (tepung cassava) dengan teknik yang sederhana. Umbiumbian juga mudah sekali ditemukan di pasar-pasar dan sering dijual dengan harga yang murah dibandingkan jenis sumber karbohidrat lainnya (beras, dan terigu). Pemanfaatan umbi-umbian sebagai hasil olah produk perkebunan belum banyak dilakukan. Salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat tentang pemanfaatan umbi-umbian ini. Umbi-umbian yang 3

10 diolah dengan baik dan benar, sebenarnya dapat memberikan nilai ekonomis atau nilai jual yang lebih tinggi kalau dapat diolah dengan teknik pengolahan yang bervariasi seperti dijadikan bahan pembuatan jajanan yang memiliki prospek penjualan yang sangat baik di kalangan masyarakat Buleleng. Hasil olahan umbi-umbian ini akan memberikan variasi rasa, warna, tekstur dan menambah nilai gizi dari produk yang dihasilkan. Dengan divariasikannya bahan dasar jajanan, diharapkan masyarakat dapat mengkonsumsi umbi-umbian dalam bentuk lain. Diversifikasi produk olahan singkong dan ubi jalar juga bertujuan sebagai upaya pemberdayaan bahan pangan lokal, dan dalam hal ini juga dapat memberikan kontribusi dalam program diversifikasi konsumsi pangan yang sejak lama dicanangkan oleh pemerintah. Bali merupakan daerah yang terkenal akan adat dan kebudayaan daerah yang kental, penduduk wilayah Bali yang didominasi oleh penduduk beragama Hindu membuat Bali kaya akan penganan atau jajanan daerah yang banyak digunakan dalam kegiatan rituil keagamaan. Berbagai macam jajanan baik itu jajanan tradisional maupun modern sering digunakan selain sebagai sesajian upacara agama, juga jajanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu jenis jajanan yang cukup populer adalah kue mangkok (apem kukus) dengan berbagai jenis variasinya. Kue ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia, dan juga masyarakat Bali. Kue mangkok (masyarakat Bali mengenal dengan nama jaja apem kukus). Kue ini sangat diminati oleh masyarakat Bali pada umumnya, masyarakat Buleleng pada khususnya, sebagai jajanan untuk sarana upacara. Dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Buleleng, jajanan kue mangkok ini hampir selalu menjadi pilihan, karena memiliki bentuk yang menarik, tekstur yang lembut dan rasa yang enak. Selain itu kue mangkok juga sering disuguhkan dalam kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti arisan, rapat di kantor-kantor, dll. Masyarakat Buleleng membeli jajanan kue mangkok dengan banyak pilihan variasinya, bukan hanya untuk snack sehari-hari namun sudah menjadi kebutuhan untuk melengkapi sesajen ketika hari raya atau digunakan sebagai jajanan untuk sarana upacara. Hal ini terbukti dengan banyaknya konsumen yang datang ke toko-toko kue dan roti menjelang hari raya. Dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Buleleng, jajanan kue mangkok menjadi salah satu pilihan, karena memiliki bentuk yang menarik, tekstur yang lembut dan rasa yang enak. Selain itu kue mangkok dengan berbagai variasinya juga sering disuguhkan dalam kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti arisan, rapat di kantorkantor, sajian pada upacara adat, dll. 4

11 Donat merupakan jenis kue modern yang banyak disukai karena rasanya yang manis, tampilan menarik, dan bercita rasa tinggi. Walaupun donat bukan merupakan kue khas Indonesia, namun karena tampilan dan rasanya yang menarik membuat kue ini digemari. Berbagai jenis donat telah banyak dikenal, bahkan hampir di setiap acara (seminar, rapat, hajatan, dan upacara keagamaan) jenis kue ini menjadi pilihan hidangan, karena selain rasanya yang enak dan bertekstur lembut. Donat merupakan suatu adonan lembut yang terdiri dari tepung, gula, lemak, telur yang teknik penyelesaian dengan cara digoreng. Donat dapat dibuat dengan berbagai variasi baik dari segi bentuk, bahan topping maupun penyajiannya. Formulasi yang tepat akan menghasilkan donat yang baik (tekstur lembut), hal ini tergantung bahan-bahan, komposisi yang digunakan dalam membuatnya, cara menguleni serta cara membentuknya. Seperti kue-kue lain pada umumnya, kue mangkok dan donat terbuat dari tepung terigu atau tepung beras. Pemanfaatan sumber pangan lokal seperti umbi-umbian (baik dalam bentuk tepung atau bahan segar) belum banyak dilakukan, padahal bila dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar tidak kalah dengan tepung beras dan terigu. Pemanfaatan umbi-umbian (baik dalam bentuk tepung maupun umbi segar) dalam pengembangan produk jajanan (kue mangkok dan donat) tidak akan mengurangi kualitas hasil yang diperoleh, bahkan dengan penggunaan bahan umbi-umbian dapat memperkaya rasa, aroma, dan penampilan dari produk kue tersebut. Selain itu berbagai jenis umbi-umbian seperti ketela pohon dan ketela rambat yang diolah menjadi makanan menarik dan enak diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada tepung beras dan terigu sebagai bahan baku dalam pembuatan jajanan. Berdasarkan fenomena tersebut maka perlunya sosialisasi dalam bentuk pelatihan kepada masyarakat untuk mulai memanfaatkan sumberdaya pangan lokal (umbi-umbian) sebagai pangan alternatif, selain untuk ikut mensukseskan program diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah, juga sebagai peluang untuk meningkatkan nilai ekonomi sumber pangan lokal (umbi-umbian). Teknologi pengolahan menjadi makanan bergengsi itu sebenarnya tidak begitu rumit dengan modal yang tidak begitu besar, namun memerlukan ketekunan dan keuletan serta mengutamakan faktor kebersihan dalam proses produksi. Bertolak dari identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu perlunya pemberian pelatihan pengolahan umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar (merah dan ungu) sebagai bahan pembuatan kue mangkok dan donat ubi pada masyarakat Desa Sambangan, khususnya para ibu rumah tangga yang tergabung dalam kegiatan PKK di desa 5

12 setempat. Kemudian menerapkan teknik atau metode yang dapat digunakan untuk memberikan pelatihan membuat berbagai jenis kue mangkok dan donat ubi berbahan singkong dan ubi jalar kepada masyarakat agar mudah dipahami serta memiliki kualitas yang setara dengan kualitas kue mangkok dan donat ubi berbahan terigu atau tepung beras, baik dari segi rasa, tekstur dan warna, sehingga dapat layak dikonsumsi dan disukai oleh konsumen (masyarakat umum). C. Tujuan Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk: 1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk pelatihan tentang diversifikasi/penganekaragaman pengolahan umbi-umbian seperti ubi jalar (merah & ungu) dan singkong menjadi jajanan kue mangkok ubi dan donat ubi bagi ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam organisasi PKK di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada; dan 2. Memberikan pelatihan penerapan teknik atau metode yang dapat digunakan dalam membuat jajanan kue mangkok dan donat berbahan umbi-umbian kepada masyarakat agar mudah dipahami serta memiliki kualitas yang setara dengan kualitas kue mangkok dan donat berbahan terigu, baik dari segi rasa, tekstur dan warna, sehingga dapat layak dikonsumsi dan disukai oleh konsumen (masyarakat umum). D. Manfaat Kegiatan Jika tujuan di atas dapat tercapai diharapkan dapat bermanfaat pada: 1. Pemerintah yaitu pelatihan dalam bentuk pengabdian masyarakat ini dapat memberikan kontribusi dalam program diversifikasi konsumsi pangan yang sejak lama dicanangkan oleh pemerintah, terutama dapat mengurangi ketergantungan masyarakat akan beras dan terigu. 2. Lembaga Undiksha yaitu merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3. Ibu rumah tangga yaitu menambah pengetahuan dan keterampilan terutama bidang boga (mengolah umbi-umbian) menjadi penganan jajanan kue mangkok ubi dan donat ubi yang layak dikonsumsi dan bernilai ekonomis yang selama ini belum dilakukan, dan diharapkan nantinya berkembang menjadi sumber penghasilan keluarga dalam bentuk industri rumah tangga sehingga dapat membantu & meningkatkan penghasilan keluarga. 6

13 BAB II METODE PELAKSANAAN Pengembangan produk pada pengolahan makanan lokal penting dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan kualitas agar bisa diterima oleh masyarakat luas. Makanan dikatakan bermutu baik jika mempunyai beberapa kriteria yaitu 1) memiliki sensoris (rasa, aroma, warna, dan tekstur) yang baik, 2) bernilai gizi, 3) aman untuk dikonsumsi (Suparmo, 1984). Sehubungan dengan pengembangan produk atau diversifikasi hasil olahan bahan pangan lokal perlu diperhatikan beberapa usaha, yaitu 1) peningkatan cara penyajian (penampilan) dan mutu baik fisik, gizi, citarasa dan hygiene & sanitasi; 2) peningkatan nilai sosial ekonomi; dan 3) peningkatan usaha memasyarakatkan dan memperluas cakupan konsumen. Untuk mencapai sasaran kegiatan perlunya dukungan dari berbagai pihak terkait, guna kelancaran jalannya kegiatan. Koordinasi yang baik antara masyarakat sasaran (kesiapan untuk mengikuti pelatihan) dengan pelaksana kegiatan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan pengabdian ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan yang meliputi: 1) pembekalan materi pelatihan tentang jenis-jenis umbi-umbian & nilai gizi yang terkandung didalamnya; 2) demonstrasi teknik dan metode pembuatan kue mangkok dan donat berbahan umbi-umbian (singkong dan ubi jalar) dalam keadaan segar hingga tahap pengemasan produk; 3) evaluasi merupakan tahap akhir dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Evaluasi meliputi evaluasi pelaksanaan kegiatan, tanggapan peserta pelatihan, dan evaluasi khusus terhadap hasil pelatihan pembuatan kue mangkok dan donat berbahan singkong dan ubi jalar dilihat dari aspek rasa, penampilan (bentuk, warna, tekstur dan konsistensi), serta evaluasi atas kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan atau faktor yang menjadi penyebab kegagalan (bila ada) dalam proses pembuatan produk kue mangkok ubi dan donat ubi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi/pelatihan dan tanya jawab dilaksanakan selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya: 1. Ceramah digunakan untuk penyampaian pengetahuan secara umum tentang umbiumbian, yang meliputi jenis umbi-umbian, dan nilai gizi umbi-umbian. 7

14 2. Demonstrasi digunakan untuk memberikan keterampilan secara langsung mengenai proses pengolahan umbi-umbian, peralatan yang diperlukan serta bahan tambahan makanan yang digunakan dalam pengolahan. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum terakomodasi oleh kedua metode di atas. 3. Pelatihan pengembangan produk makanan dari umbi-umbian menjadi kue mangkok ubi dan donat ubi ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam organisasi PKK Desa Sambangan sebagai peserta pelatihan. Evaluasi hasil pelatihan dilakukan selama proses dan setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan. Adapun komponen evaluasi terdapat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan No Indikator Kegiatan Tolok Ukur 1. Pelaksanaan pelatihan Sesuai jadwal yang telah disepakati bersama 2. Kehadiran peserta pelatihan Minimal peserta 70% hadir 3. Keaktifan peserta pelatihan (antusiasme peserta) Peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan 4. Instruktur mempraktikkan cara membuat berberapa Peserta secara berkelompok jenis kue seperti kue mangkok ubi dan donat ubi memperhatikan cara membuat kue mangkok dan donat ubi berbahan umbi-umbian 5. Peserta mempraktikkan cara membuat kue seperti Peserta secara berkelompok kue mangkok ubi dan donat ubi dari umbiumbian dan cara pengemasannya mampu membuat kue mangkok ubi dan donat ubi dari umbiumbian sesuai kriteria yang diharapkan Diversifikasi produk olahan umbi-umbian (singkong dan ubi jalar) menjadi kue mangkok ubi dan donat ubi dirancang berdasarkan beberapa kriteria yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan produk makanan yang dapat diterima di masyarakat dan bernilai ekonomis. Tingkat keberhasilan pelatihan pembuatan kue mangkok ubi dan donat ubi dilakukan melalui evaluasi hasil dengan menetapkan beberapa kriteria meliputi rasa, dan penampilan (bentuk, warna, dan tekstur). Secara lebih rinci evaluasi produk Kue Mangkok meliputi : Tabel 2. Evaluasi produk kue mangkok dari singkong dan ubi jalar No Indikator Tolok Ukur 1 Rasa Rasa manis dan beraroma khas umbi-umbian 2 Warna Menarik dan cerah (tidak kusam) 3 Tekstur Lembut 4 Bentuk Sesuai cetakan dan kue mekar (merekah) 8

15 Tabel 3. Evaluasi produk kue donat dari singkong dan ubi jalar No Indikator Tolok Ukur 1 Rasa Rasa manis dan beraroma khas umbi-umbian 2 Warna Menarik dan cerah (tidak kusam) 3 Tekstur Lembut 4 Bentuk Sesuai bentuk yang diinginkan Tingkat keberasilan pelatihan ini juga dilakukan melalui evaluasi pada tingkat kesukaan konsumen (peserta pelatihan) pada produk yang dihasilkan dengan memberikan lembar uji organoleptik (tingkat kesukaan) dengan menggunakan format yang ditentukan. Sedangkan pedoman keberhasilan pelatihan secara umum dianalisis berdasarkan datadata yang diperoleh di lapangan dan disajikan secara deskriptif. 9

16 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan pengabdian masyarakat di desa Sambangan dilaksanakan lebih awal dari perencanaan. Hal ini terkait dengan kegiatan lomba desa, dimana desa Sambangan merupakan wakil dari wilayah kecamatan Sukasada untuk mengikuti lomba desa se-kabupaten Buleleng. Materi lomba terkait dengan pengembangan potensi desa baik itu bidang pengembangan pangan lokal (penganekaragaman pangan), Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), keseniaan, administrasi, kesehatan, dll. Kegiatan pengabdian masyarakat di desa Sambangan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu 1) tahap persiapan meliputi: observasi awal ke desa sasaran untuk mendapatkan informasi terkait potensi bahan pangan lokal yang dihasilkan namun belum secara optimal dikembangkan, pengurusan ijin pelaksanaan kegiatan ke kantor kepala desa, perekrutan peserta pelatihan, penetapan jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai kesepakatan antara peserta pelatihan dengan tim pelaksana kegiatan atas ijin kepala desa Sambangan; 2) tahap penyiapan bahan dan alat pelatihan meliputi: menyiapkan materi pelatihan, absensi peserta, penyiapan alat dan pembelian bahan pelatihan; dan 3) tahap pelatihan meliputi penyiapan tempat pelatihan, pembuatan media jadi berupa produk kue yang akan dilatihkan (hal ini bertujuan agar peserta pelatihan tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pelatihan), pelaksanaan pelatihan membuat kue mangkok ubi dan donat ubi, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Sesuai jadwal yang telah disepakati bersama, tim pelaksana pengabdian masyarakat datang ke desa Sambangan, untuk memberikan pelatihan membuat kue mangkok ubi dan donat ubi. Kegiatan dilaksanakan dua kali, yaitu pelatihan tahap pertama peserta diberikan pelatihan membuat kue mangkok ubi dan pelatihan tahap kedua peserta diberikan pelatihan membuat donat ubi. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 di bulan Maret tahun 2015, bertempat di kantor desa Sambangan. Secara umum pelaksanaan pelatihan ketrampilan berjalan baik dan lancar dimana jumlah peserta yang hadir hanya 25 orang dari 30 orang yang diharapkan hadir. Kegiatan pengabdian masyarakat di desa Sambangan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Sambangan. 10

17 Sesuai rancangan, pada tahap awal pelatihan peserta diberikan semacam pembelakan oleh instruktur tentang pemanfaatan serta nilai gizi yang terkandung di dalam umbi-umbian terutama singkong, ubi jalar (kuning dan ungu), cara penanganan umbi-umbian tersebut, pengenalan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pengolahan umbi-umbian sesuai jenis kue yang akan dibuat, kemudian menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan pembuatan/pengolahannya sesuai resep yang telah diberikan kepada masing-masing peserta. Pelatihan pembuatan kue mangkok ubi dan donat ubi dilakukan secara berkelompok didampingi oleh instruktur hingga pelatihan selesai. Dari hasil pengamatan instruktur, peserta pelatihan menunjukkan antusiasme dan berperan aktif dalam kegiatan pelatihan. Hal ini terlihat dari respon, semangat peserta untuk bertanya, memberi masukan, dan berusaha membuat kue yang dilatihkan sesuai langkah-langkah yang telah diberikan dan menghasilkan produk yang sesuai dengan kriteria. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan seluruh kelompok peserta dalam pelatihan menyelesaikan produk kue mangkok ubi dan donat ubi dengan hasil yang memuaskan (kriteria baik). Tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program dan hasil yang telah dicapai. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan program pengabdian pada masyarakat di Desa Sambangan tergolong kategori berhasil, dengan prosentase keberhasilan 85%. Pada akhir pelatihan panitia pelaksana meminta peserta memberikan tanggapan/kesan akan kebermanfaatan program yang telah dilaksanakan. Sebagian besar peserta (85%) menyampaikan bahwa pelatihan keterampilan pengolahan makanan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan remaja putri di desa Sambangan, mengingat desa Sambangan memiliki banyak potensi bahan pangan lokal selain umbi-umbian seperti buahbuahan lokal misalnya nangka, mangga, pisang, pepaya, kedondong, rambutan, dll. Walaupun letaknya tidak jauh dari pusat kota Singaraja, namun masyarakat merasakan kurangnya informasi terkait bagaimana usaha dalam pengembangan dan pengolahan bahan pangan lokal, salah satunya tentang penganekaragaman makanan dengan mengolah hasil pertanian dan perkebunan setempat. Secara rinci diuraikan kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan P2M di Desa Sambangan. 11

18 Tabel 4. Uraian Kegiatan P2M Uraian Kegiatan Keterangan Tahap persiapan survey tempat dilaksanakannya pelatihan, jumlah peserta dan membagi peserta menjadi beberapa kelompok kerja ketika pelatihan penyusunan bahan dan alat pelatihan dan merancang kriteria keberhasilan produk sesuai jenis materi pelatihan menyiapkan materi pelatihan berupa prosedur pembuatan berupa resep Persiapan media jadi berupa produk kue mangkok ubi dan donat ubi sebagai contoh produk dan untuk merangsang antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan; Tahap pelaksanaan : Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Maret Pelaksanaan kegiatan selama dua dan hari Minggu tanggal 15 Maret 2015 hari yaitu : bertempat di Kantor Desa Sambangan dengan 1. Pelatihan pembuatan kue jumlah peserta sebanyak 25 orang dari 30 mangkok ubi orang yang direncanakan. 2. Pelatihan pembuatan kue Pelaksanaan pelatihan dibagi menjadi 6 donat ubi kelompok peserta Tiap kelompok mampu mengikuti pelatihan dengan baik dan produk kue yang dihasilkan sesuai dengan kriteria keberhasilannya. Tahap evaluasi kegiatan : Jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang dari 30 peserta yang diharapkan hadir sehingga tercapai 83,33%. Keantusiasan peserta sangat terlihat jelas dimana hampir seluruh peserta aktif terlibat dalam proses pelatihan hingga pelatihan selesai. Semua kelompok menyelesaikan pelatihan membuat kue mangkok ubi dan donat ubi sesuai dengan prosedur dan kriteria yang ditentukan. Evaluasi terhadap produk sesuai dengan indikator dan tolok ukur, produk kue mangkok ubi dan donat ubi yang dihasilkan memiliki rasa manis dan beraroma khas umbi-umbian. Warna kue menarik dan teksturnya lembut. Evauasi pada tingkat kesukaan konsumen 12

19 Kendala yang dihadapi (peserta pelatihan) sebanyak 100% menyatakan suka dengan hasil kue mangkok ubi dan donat ubi dari umbi-umbian. Tidak ada kendala selama pelaksanaan P2M, hampir semua sesuai dengan rancangan yang telah di buat. Peserta juga mengharapkan kegiatan pengabdian ini dapat berkelanjutan dengan program yang lain (pelatihan pengolahan bahan makanan lainnya) mengingat Desa Sambangan merupakan desa yang berpotensi akan sumber daya pertanian dan perkebunannya. Peserta yang telah diberikan pelatihan diharapkan menyebarluaskan keterampilan yang telah dimilikinya kepada masyarakat lainnya yang tidak hadir/tidak berkesempatan mengikuti pelatihan. B. Pembahasan Pemberdayaan masyarakat merupakan proses mengajak masyarakat melalui peningkatan kapasitas SDM agar dapat bersaing dan mempunyai kesempatan berusaha untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Berbagai bentuk pelatihan diperlukan guna meningkatkan keterampilan yang nantinya digunakan sebagai bekal hidup (life skill). Pengembangan pemanfaatan sumberdaya lokal ditujukan untuk peningkatan mutu dan penganekaragaman pangan. Sasaran yang ingin dicapai adalah tergalinya potensi pangan lokal dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang bermutu, beragam dan terjangkau di tingkat rumah tangga ( Secara konseptual penganekaragaman pangan dapat dilihat dari komponen-komponen sistim pangan, yaitu penganekaragaman produksi, distribusi dan penyediaan pangan serta konsumsi pangan. Setiap daerah memiliki keunggulan pangan lokal yang berbeda sesuai tingkat produksi dan konsumsi. Pangan lokal paling banyak jenisnya adalah umbi-umbian. Umbiumbian merupakan sumber karbohidrat yang diperoleh dari dalam tanah (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Pengembangan produk pada pengolahan makanan lokal penting dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan kualitas agar bisa diterima oleh masyarakat secara luas. Winarno (1999) menyatakan sifat-sifat pangan dapat dinyatakan dalam bentuk penerimaan konsumen, yang biasa disebut dengan sifat sensoris atau organoleptik dan juga sifat nutrisinya. Sifat sensoris dapat dirasakan langsung oleh panca indera. Ada tiga kelompok 13

20 besar sifat sensoris, yaitu rasa & bau, warna, dan tekstur. Karena sifat sensoris berhubungan langsung dengan menentukan nilai kesukaan secara individu pada suatu produk. Keterampilan pengolahan jajanan dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal (umbiumbian) dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang bahkan dapat dijadikan kegiatan industri rumah tangga yang cukup memiliki prospek kedepan. Bahan baku umbi-umbian juga mudah diperoleh di pasar-pasar tradisional dengan harga relatif murah. Ketrampilan pengolahan umbi-umbian sebenarnya tidaklah terlalu sulit, hanya diperlukan latihan yang cukup sering seperti halnya mengolah bahan makanan lainnya. Dengan diolah yang baik dan lebih bervariasi nilai jual umbi-umbian akan lebih tinggi, paling tidak hasil olah umbi-umbian dapat digunakan untuk penganan keluarga sekaligus berguna untuk meningkatkan kecukupan gizi keluarga. Hasil olah umbi-umbian menjadi jajanan seperti kue mangkok ubi dan donat ubi, kandungan bahan dalam makanan tersebut bukan hanya terdiri dari umbi-umbian, tetapi juga bahan lain yang memiliki nilai gizi berbeda pula, sehingga makanan hasil olah umbi-umbian kaya akan unsur-unsur gizi. Produk olahan umbi-umbian diharapkan dapat berkembang ke arah industri rumah tangga, melihat dari potensi desa Sambangan sebagai penghasil umbi-umbian cukup tinggi. Pembentukan kelompok-kelompok usaha kecil mungkin diperlukan untuk memudahkan dalam proses pemasarannya, karena kendala yang selalu dihadapi masyarakat adalah sulitnya memasarkan produk. Dari evaluasi akhir kegiatan, secara umum keberhasilan pelaksanaan pelatihan mengolah umbi-umbian menjadi kue mangkok ubi dan donat ubi di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada, berkat dukungan dan kerjasama masyarakat Sambangan, khususnya Ibu-Ibu PKK dan remaja putri setempat untuk berperan serta aktif dalam kegiatan pelatihan guna menambah ketrampilan yang dapat digunakan sebagai pengisi waktu luang yang nantinya bisa dikembangkan sebagai industri rumah tangga. 14

21 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Dari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelatihan keterampilan mengolah umbi-umbian (singkong, ubi jalar kuning dan ungu) menjadi kue mangkok ubi dan donat ubi berjalan dengan baik dan berhasil. Antusiasme peserta pelatihan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan berbagai pelatihan yang dapat menunjang kelangsungan hidupnya, dengan memberdayakan potensi lokal setempat. 2. Dengan dikuasainya sejumlah ketrampilan oleh peserta pelatihan akan berdampak juga pada pertumbuhan industri rumah tangga guna peningkatan taraf ekonomi keluarga. Umbi-umbian yang telah diolah menjadi berbagai jenis hidangan secara ekonomi akan memiliki nilai tambah dari segi finansial. Selain itu kandungan nilai gizi yang dikandungnya akan lebih bervariasi karena telah dicampur dengan bahan lain yang memiliki kandungan gizi yang berbeda. B. Saran 1. Kepada peserta pelatihan disarankan untuk terus melatihkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki, misalnya umbi-umbian diolah untuk penganan keluarga dengan mengolahnya menjadi produk yang lebih beragam, karena dengan seringnya dilatihkan akan tumbuh ide-ide kreatif, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih inovatif. 2. Kepada pemerintah kabupaten dan kecamatan diharapkan terus berupaya memberikan bantuan kegiatan semacam ini, baik itu berupa informasi atau pelatihan ketrampilan kepada desa-desa yang memiliki potensi sumber daya lokal. Kegiatan pelatihan ketrampilan semacam ini sangat bermanfaat untuk life skill, yang nantinya dapat dikembangkan menjadi usaha kecil skala rumah tangga. 15

22 DAFTAR PUSTAKA Ariani, S. M Penawaran Permintaan Komoditas Kacang-Kacangan dan Umbi- Umbian di Indonesia ( Diakses 5 Desember KEHATI. Simpul Pangan Jogja. Tt. Kreasi Resep Umbi-Umbian. Jogjakarta. Muchtadi, T.R dan Sugiyono Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU. IPB. Bogor. Soetanto E Tepung kasava dan Olahannya. Yogyakarta: Kanisius. Winarno, F.G. dkk Kumpulan Makanan Tradisional I. PKMT. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. 16

23 Lampiran 1. FOTO-FOTO KEGIATAN 17

24 18

25 19

26 20

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN P2M LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENGEMBANGAN PRODUK BOLU KUKUS MEKAR BERBAHAN UMBI-UMBIAN SEBAGAI KONTRIBUSI PROGRAM DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN DI DESA PETANDAKAN BULELENG

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN P2M LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENGEMBANGAN PRODUK JAJANAN CAKE BERBAHAN DASAR UMBI-UMBIAN SEBAGAI KONTRIBUSI PROGRAM DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN DI DESA PETANDAKAN BULELENG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat keempat di Indonesia, setelah beras dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun relatif rendah.

Lebih terperinci

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul Abstrak Lili Sugiyarto, Siti Umniyatie, Paramita C.K. lili_sugiyarto@uny.ac.id Program pengabdian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi 53 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang berfungsi sebagai pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian jaringan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keberagaman budayanya, terutama dalam bidang makanan yang saat ini telah berkembang pesat. Banyaknya orang-orang yang bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai

Lebih terperinci

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN Oleh: Sutriyati Purwanti, Prihastuti Ekawatiningsih, Sri Palupi Abstrak Kegiatan Wirausaha di bidang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mindset Revolution Mengubah Pola Pikir Untuk Bekerjasama dengan Lingkungan 90

Seminar Nasional Mindset Revolution Mengubah Pola Pikir Untuk Bekerjasama dengan Lingkungan 90 Seminar Nasional Mindset Revolution Mengubah Pola Pikir Untuk Bekerjasama dengan Lingkungan 90 PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN SINGKONG MELALUI PELATIHAN TEKNIS DAN AKSES PASAR UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran, Bab 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Pangan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat golongan etnik dan wilayah spesifik, diolah dari resep yang dikenal masyarakat, bahanbahannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan industri yang berkembang sangat pesat saat ini. Selain menjadi sorotan dunia, pariwisata juga mampu menjadi andalan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember

Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education Jur. PTBB, FT UNY 5 Desember OPTIMALISASI PEMANFAATAN DAN DIVERSIFIKASI OLAHAN UBI JALAR SEBAGAI ALTERNATIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WEDOMARTANI Fitri Rahmawati Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cookies merupakan alternatif makanan selingan yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Cookies dikategorikan sebagai makanan ringan karena dapat dikonsumsi setiap

Lebih terperinci

INurhaida Hamzah, Kesuma Sayuti. Fak. Teknologi Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK

INurhaida Hamzah, Kesuma Sayuti. Fak. Teknologi Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK PENINGKATAN NILAI TAMBAH UBI KAYU DAN UBI JALAR MELALUI PENERAPAN DIVERSIFIKASI PRODUK JADI MAKANAN CEPAT SAJI DI KELOMPOK WANITA TANI SAWAH TANGAH KECAMATAN PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR (IPTEKS) INurhaida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia adalah peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tidak seimbang dengan penyediaan pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Ketela pohon atau singkong, dalam bahasa Inggris bernama cassava merupakan pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH PEPAYA MENJADI PRODUK MAKANAN DAN KERAJINAN SULAM PITA PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak membuat 250.000-500.000 anak buta setiap tahunnya dan separuh diantaranya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan 13 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan di Indonesia adalah umbi-umbian seperti singkong atau ubi kayu. Sumatera Utara merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya beraneka ragam Jajanan Pasar merupakan kue tradisional beserta modifikasinya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan pangan yang cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok masyarakat Indonesia adalah beras. Beras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis khatulistiwa, sehingga sepanjang tahun Indonesia hanya mengalami musim hujan dan musim kemarau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk sehingga menuntut dipenuhinya kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dituntut harus selalu ambil bagian dan tanggap dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya yang 29 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Diversifikasi Pangan 2.1.1. Pengertian Pangan Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan tradisional yang sangat beragam. Makanan tradisional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. makanan tradisional yang sangat beragam. Makanan tradisional Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan komoditas penting dan strategis, mengingat pangan adalah kebutuhan pokok manusia yang hakiki yang setiap saat di setiap pemukiman perlu tersedia, dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Mi merupakan bahan pangan yang cukup potensial, selain harganya relatif murah

Lebih terperinci

FORMULA RAGI DALAM PEMBUATAN TAPE DARI UMBI- UMBIAN UNTUK MENGHASILKAN CITA RASA BERKUALITAS

FORMULA RAGI DALAM PEMBUATAN TAPE DARI UMBI- UMBIAN UNTUK MENGHASILKAN CITA RASA BERKUALITAS FORMULA RAGI DALAM PEMBUATAN TAPE DARI UMBI- UMBIAN UNTUK MENGHASILKAN CITA RASA BERKUALITAS Luh Masdarini Jurusan PKK, FTK, Undiksha e-mail: luhmasdarini@gmail.com ABSTRACT This study aimed to obtain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari makanan pokok dan bermacam-macam lauk-pauk dan buah-buahan, tetapi disertai pula dengan bermacam-macam jajanan atau kue-kue. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman makanan yang terdapat di Indonesia banyak sekali mulai dari makanan asli Indonesia sampai makanan yang dipengaruhi oleh negara asing. Menurut

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. No.397, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. Pertanian. Konsumsi Pangan. Sumber Daya Lokal. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 43/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Dalam sejarah,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang sering memerlukan makanan selingan di samping makanan pokok. Makanan selingan sangat bervariasi dari makanan ringan sampai makanan berat, atau makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketela pohon (Manihot utilissima) adalah salah satu komoditas pangan yang termasuk tanaman penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di indonesia kini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sumber pendapatan negara karena kekayaan indonesia dalam dunia wisata sangat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh ; Dian Mirawati Penyuluh pertanian Pertama

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh ; Dian Mirawati Penyuluh pertanian Pertama PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh ; Dian Mirawati Penyuluh pertanian Pertama I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang berbasiskan pertanian. Hal ini didukung oleh letak negara yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan (BBM) Bahan Bakar Minyak untuk keperluan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan (BBM) Bahan Bakar Minyak untuk keperluan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis energi terutama BBM (Bahan Bakar Minyak) saat ini sangat merugikan bagi masyarakat. Kenaikan harga BBM tidak hanya dipengaruhi oleh faktor suplai dan deman, tetapi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN KETERAMPILAN MENGOLAH MANGGA MENJADI PRODUK MAKANAN DAN MERAJUT PADA PARA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BAGIAN B SINGARAJA Oleh: Luh Masdarini, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan bahwa pola konsumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola konsumsi masyarakat yang berbasis pada beras menyebabkan beras ditempatkan sebagai makanan pokok yang strategis. Hasil data SUSENAS 1999 sampai dengan 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roti kini sudah menjadi salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Bahkan di kalangan remaja dan anak-anak, posisi makanan itu telah mulai menggeser nasi sebagai

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2017 TENTANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap kegiatan usaha/proyek yang akan dilaksanakan. Demikian

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi masyarakat Indonesia, iklim tropis memberikan keuntungan bagi budidaya dan pengembangan ubikayu (Manihot esculenta CRANTZ.) dalam pilar ketahanan pangan, sehingga ubikayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA Ana Pengembangan usaha kecil menengah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pemerintah untuk pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Singkong juga mudah diolah menjadi berbagai olahan pangan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumber daya alam. Hasil bumi yang berlimpah dan sumber daya lahan yang tersedia luas, merupakan modal mengembangkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Negara Indonesia ini mempunyai kekayaan alam yang melimpah terutama pada jenis tanaman pangan lokal

Lebih terperinci

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI Herlina dan Triana Lindriati Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember linaftp@yahoo.com ABSTRAK Bagiak merupakan kue kering khas Banyuwangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Amang (1993), Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar dari ujung Barat sampai ujung Timur. Selain itu Indonesia mempunyai beragam suku dan budaya

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI Oleh : I.F. Nurcahyo Susantiningrum Abstrak Donohudan salah satu desa yang berada paling timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Alternatif yang sering dilakukan adalah dengan membuat suatu bisnis yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, semakin banyak lulusan perguruan tinggi baik Sarjana maupun Diploma. Sedangkan penyediaan tenaga kerja tidak sepenuhnya dapat menampung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan merupakan negara yang komoditas utama nya adalah beras. Beras merupakan

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penilitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Bahan pangan memang melimpah namun Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan impor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek informasi. Kemudahan dalam mengakses informasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak meledaknya pertumbuhan penduduk dunia dan pengaruh perubahan iklim global yang makin sulit diprediksi.

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah dan salah satunya ditandai dengan banyaknya ketersediaanya pangan lokal asli yang ketersediannya sangat melimpah

Lebih terperinci

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7)

Lebih terperinci