Implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan"

Transkripsi

1 Implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus Rencana Tata Ruang Wilayah Di Kecamatan Kenjeran Surabaya) Oleh : Niken Elvok Widyasari ( ) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PMPKN S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA 2012

2 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kehadirat Allah, atas Rahmatnya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Penelitian ini mengambil bidang kajian Implementasi Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan dalam studi kasus rencana tata ruang wilayah di Kecamatan Kenjeran Surabaya. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucaman terimakasih yang sebesar-besarnya pada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian proposal ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga mohon untuk menyampaikan kritik dan saran yang membangun dan turut untuk menyempurnakan tulisan ini. Surabaya, 25 Desember 2012 Penulis

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan penelitian Manfaat Penelitian... BAB II : KAJIAN TEORI 2.1. Kebijakan Publik Tahap-Tahap Kebijakan Publik Implementasi Kebijakan Publik Model Implementasi Kebijakan Publik Model Edward III Model Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn Model Van Meter dan Van Horn Model Daniel Mazmania dan Paul A. Sabatier Pembangunan Berkelanjutan... BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Fokus penelitian Fenomena Penelitian Lokasi Penelitian Jenis dan Sumber Data Penelitian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data... DAFTAR PUSTAKA...

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Surabaya sebagai kota kedua terbesar di Indonesia dengan luas wilayah kurang lebih 320 pasti memiliki berbagai persoalan. Salah satunya adalah masalah pertambahan jumlah penduduk yang dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan yang tinggi membuat masyarakat untuk mengadakan pembangunan. Pembangunan sendiri merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan pendayagunaan manusia dalam memanfaatkan teknologi. (Sugandy, Aca & Rustan Hakim; 2007:21). Dalam proses pembangunan, manusia selalu tergantung dengan sumber daya alam dan teknologi yang ada sehingga exploitasi dan perusakan sumber daya alam sering kali terjadi. Keseimbangan lingkungan hidup dengan pembangunan juga harus di pertimbangkan agar masyarakat di masa depan tidak terkena dampaknya. Salah satu caranya dengan mengadakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan lebih menekankan mekanisme pembangunan dengan memperhatikan keterkaitan sumber daya alam, tatanan lingkungan dan ruang wilayah yang ada. Hal ini memberikan konsekuensi dimana pengembangan yang dilakukan di suatu sektor harus memperhatikan dampaknnya pada sektor lain. (Sugandy, Aca & Rustan Hakim; 2007:4). Pemerintahan telah berupaya aktif dalam menangani masalah tersebut diantaranya dengan membuat berbagai kebijakan mengenai pembangunan dan lingkungan hidup. Secara nasional terdapat UU no 23 tahun 1997 yang saat inin menjadi UU no 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan berpedoman pada Undang-undang tersebut, dibuatlah beberapa kebijakan yang membahas masalah pembangunan dan lingkungan hidup. Kebijakankebijakn tersebut diantaranya adalah PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL, PP No 26 tahun 2008 tantang RTRWN, dan PP No 19 tahun1999 tentang PPL. Dari berbagai produk kebijakan pemerintahan tersebut, banyak yang masih berupa rumusan kebijakan saja. Implementasi dilapangannya masih belum bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari angka pencemaran lingkungan hidup yang tinggi serta diimbangi oleh jumlah pembangunan infrastruktur

5 yang terus meningkat. Pembangunan infrastruktur akan lebih rinci bila kita membahas masalah PP No 26 tahun 2008 tentang Rencana tata ruang wilayah. Didalam Peraturan Pemerintah tersebut terdapat pada setiap Kota atau Wilayah Otonom di Indonesia. Masing-maasing Kota setidaknya memiliki Peraturan Daerah yang mengatur masalah tersebut. Karena tiap daerah memiliki kewenangan masing-masing untuk mengatur daerahnya maka ditiap daerah pengimlementasian Kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan ini menjadi berbeda-beda. Surabaya sendiri sebagai Kota yang memiliki Motto Bersih dan Hijau masih belum jelas masalah kebijakan tersebut. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa Surabaya Memiliki Peraturan daerah yang membahas masalah Rencana Tata Ruang Wilayah yang beerwawasan Lingkungan Hidup. Dari sanalah penulis ingin meneliti apakah kebijakan yang ada sudah dilaksanakan oleh para implementor atau tidak. 1.2.Rumusan Masalah Dari penjabaran latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah pokoknnya sebagai berikut : Bagaimanakah Implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan (Studi kasus Rencana Tata Ruang Wilayah) di Kenjeran Surabaya? 1.3.Tujuan Penelitian Untuk menjelaskan implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan (Studi Kasus Rencana Tata Ruang Wilayah) di Kenjeran Surabaya Manfaat Penelitian a. Secara teoritis 1. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pembaca. 2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan juga sebagai bahan pembanding bagi penelitian selanjutnya. b. Secara praktis 1. Bagi pemerintahan

6 Penelitian ini berguna bagi aparatur pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijkan yang ada dan mencermati penerapan kebijakannya dilapangan. 2. Bagi masyarakat Sebagai bahan informasi untuk mengetahui kebijakan pembangunan berkelanjutan yang ada di Indonesia serta sebagai pedoman masyarakat untuk dapat ikut serta dalam mengembangkan prinsip ini di Indonesia (khususnya Surabaya) 3. Bagi Penulis Penelitian ini berguna sebagai penambahan ilmu pengetahuan penulis, terutama dalam bidang implementasi kebijakan publik yang ada di Indonesia.

7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1.Kebijakan Publik Kebijakan publik menurut Willy N Dunn (dalam Inu Kencana, 2006:106), adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintahan pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. sedangkan menurut Thomas R. Dye (dalam Inu Kencana, 2006:106) mengungkapkan bahwa kebijakan publik adalah apapun juga yang dipilih oleh pemerintahan, apakah mengerjakan sesuatu itu atau tidak mengerjakan (mendiamkan) sesuatu itu. Anderson (dalam Wahab, 2001:3) merumuskan kebijakan sebagai langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi. Sehingga dapat kita lihat bahwa terdpat kesamaan dari ketiga definisi dari para ahli tersebut. kesamaan tersebut adalah kebijakan publik merupakan keputusan yang dibuat oleh aparatur pemerintahan atau orang-orang yang memiliki wewenang dalam menangani masalah-masalah publik. 2.2.Tahap-Tahap Kebijakan Publik Terdapat beberapa pakar kebijakan yang menganalisis tentang tahapan dalam pembuatan kebijakan publik. Salah satunya adalah menurut William Dunn (dalam Budi Winarno, 2007:32-33) adalah : 1. Tahap penyusunan agenda Dalam tahap ini berbagai masalah akan berkompetisi dahulu agar dapat masuk kedalam agenda kebijakan. Pada tahap ini dimungkinankan ada masalah yang tidak tersentuh sama sekali, sementara masalah lainnya akan menjadi fokus pembahasan, atau ada masalah-masal tertentu yang akan tertunda dalam waktu yang lama. 2. Tahap formulasi kegiatan

8 Di tahap ini, masalah-masalah didefinisikan kemudian dicarikan pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan permasalahan tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Dalam tahap ini, Para aktor penentu kebijakan tersebut masing-masing juga akan ikut dalam menentukan kebijakan yang akan dibuat. 3. Adopsi kebijakan Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari kebijkan tersebut akan diadopsi. Dengan dukungan dari pihak legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan. 4. Implementasi kebijakan Keputusan program kebijakan yang telah diambil selanjutnya akan di implementasikan. Implementasi kebijakan artinya kebijakan yang diambil akan dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah. Dalam tahap ini kemungkinan yang terjadi adalah ada beberapa kebijakan yang diterima atau dilaksanakan olem para implementor (pelaksana), ada pula yang tidak mendapat dukungan dari pelaksana sehingga kebijkan yang telah diambil tidak dilaksanakan di lapangan. 5. Evaluasi kebijakan Pada tahap ini, kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau di evaluasi, untuk mrlihat sejauh mana kebijakan tersebut dapat menyelesaikan masalah yang ada. 2.3.Implementasi Kebijakan Publik Menurut Jones (dalam Joko widodo,2007:86) mengatakan bahwa Implementasi sebagai Getting the job done and doing it. Selanjutnya menurut Joko Widodo (2007:85), implementasi adalah suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber yang termasuk manusia, dana dan kemampuan organisional yang dilakukan oleh pemerintahan maupun swasta (individu atau kelompok). Sehingga dapat dikatakan implementasi adalah suatu proses mengerjakan dan melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak swasta atau pemerintah. Implementasi kebijakan sendiri merupakan menurut William N Dunn (2003:132) implementasi adalah pelaksanakan pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu. Menurut Joko Widodo (2007:88) mengemukakan

9 bahwa, implementasi kebijakan merupakan proses usaha untuk mewujudkan suatu kebijakan yang masih bersifat abstrak kedalam realita nyata. Jadi Implementasi kebijakan merupakan suatu wujud nyata dari kebijakan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan 2.4.Model Implementasi Kebijakan Publik Model Edward III (dalam Joko Widodo,2007:96) Di model ini terdapat 4 faktor yang berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijkan. Empat faktor itu adalah Communication, resources, dispositions dan beureucratic stuktur. a. Faktor komunikasi (communication) Komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada komunikan. Komunikasi kebijakan berarti merupakan proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan (policy maker) kepada pelaksanan kebijakan (policy implementors). b. Sumber daya (Resources) Sumber daya yang disebutkan meliputi sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan (gedung, peralatan, tanah, dan suku cadang lain) yang diperlukan di dalam melaksanakan kebijakan. c. Disposisi (Dispostion) Disposisi merupakan kemauan, keinginan dan kecenderungan para pelaku kebijakan untuk melaksanakan kebijakan tadi secara sungguhsungguh sehingga apa yang menjadi tujuan kebijakan dapat di wujudkan. d. Struktur Birokrasi Struktur birokrasi ini mencangkup aspek-aspek seperti struktur organisassi, pembagian kewenangan, hubungan antara unit-unit organisasi yang bersangkutan dan hubungan antara organisasi dengan organisasi luar dan sebagainya. (Joko Widodo, 2007) Model Brian W. Hogwood (1978) dan Lewis A. Gunn (1986) Model ini biasa disebut dengan model Top down approach. Menurut Hogwood dan Gunn untuk dapat mengimplementasikan kebijakasanaan secara sempurna memerlukan beberapa syarat, yaitu :

10 a. Kodisi eksternal yang di hadapi oleh badan/instansi pelaksana tidak akan menimbulkan gangguan/kendala yang serius b. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai c. Perpaduan sumber-sumber yang di perlukan benar-benar tersedia d. Kebijaksanaan yang akan di implementasikan di dasari oleh suatu hubungan kausalitas yang Andal e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubungnya f. Hubungan saling ketergantungan harus kecil g. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna (Solichin Abdul wahab,2008:71-78) Model Van Meter dan Van Horn Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Solichin Abdul Wahab,2008:79) perbedaan dalam proses implementasi akan di pengaruhi oleh sifat kebijaksanaan yang akan akan dilaksananakan. Mereka mencoba untuk menghubungkan kebijaksanaan dan prestasi kerja. Yang mana didalamnya terdapat variabel-variabel diantaranya : a. Ukuran dan tujuan kebijaksanaan b. Sumber-sumber kebijaksanaan c. Ciri-ciri atau sifat badan/instansi pelaksana d. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan e. Sikap para pelaksana, dan f. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik Gambar : Model Proses Implementasi kebijakan

11 Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan Ukuran dan Tujuan kebijaksanaan Ciri Badan Pelaksana Sikap para pelaksana Prestasi kerja Sumber-sumber kebijaksanaan Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik Sumber : Solichin Abdul Wahab, Model Daniel Mazmania dan Paul A. Sabatier Model ini sering disebut sebagai a frame work for Implementation Analysis (kerangka analisis implementasi). Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari analisis implementasi kebijakan adalah mengindentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dapat dikatagorikan kedalam tiga katagori yang besar, yaitu : 1. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap dikendalikan 2. Kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk menstruktur secara tepat proses implementasinya, dan 3. Pengaruh langsung berbagai variabel politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijaksanaan tersebut. 2.5.Pembangunan Berkelanjutan Budimanta (2005) menyatakan bahwa, pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan dating

12 untuk menikmati dan memanfaatkannya. Selanjutnya menurut UU no 23 tahun 1997 mendefinisikan pembangunan berkeanjutan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan. Dari kedua definisi diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembangunan berkelnjutan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk memadukan antara peningkatan kesejahteraan masyarakat dimasa kini dengan peningkatan kualitas lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang. Tiga pilar pembangunan berkelanjutan sejak Deklarasi Stockholm 1972 menuju Rio De Janeiro 1992, sampai dengan Rio + 10 di Johanesburg 2002 ditekankan adanya koordinasi antara sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan manusia dalam pembangunan. Ketiga pilar tersebut dapat digambarkan kedalam Three Dimensional Model. North Today s Generation Tommorrow s Generation Sumber : Sugandy, Aca (2007)

13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian Kualitatif. Menurut Nurul Zuriah (2006:47) penelitian deskriptif adalah peneltian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, faktafakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Peneliti mengumpulkan data berupa cerita respoden dan latar sosial yang akan di teliti di lapangan. Pendekatan kualitatif di pilih peneliti karena didalam penelitian ini peneliti akan meneliti sebuah fenomena yang belum di ketahui sebelumnya dan tidak dapat di perhitungkan sebelum peneliti terjun ke lapangan. Serupa yang dikemukakan Nurul Zuriah (2006:91) bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa tidak tahu apa yang tidak diketahui, sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan sesuai kondisi di lapangan. 3.2.Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan. Yang mana penelitian akan dipusatkan pada implementasi PP No 26 tahun 2008 tentang Rencana tata ruang wilayah. Pemilihan fokus penelitian ini dikarenakan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang ada di dalam PP No 26 tahun 2008 masih direalisasikan. Hal tersebut dapat terlihat dari keadaan pembangunan pemukiman serta sentra-sentra industri maupun pariwisata masih belum berwawasan lingkungan hidup. 3.3.Fenomena Penelitian Fenomena-fenomena yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Implementasi kebijakan merupakan suatu wujud nyata dari kebijakan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini gejala yang diteliti adalah Sasaran

14 kebijakan pembangunan berkelanjutan Pemerintahan kota Surabaya dan realisasi mengenai pembangunan berkelajutan setelah munculnya PP No 26 Tahun Dengan melihat pada model yang dikembangkan oleh Edward III bahwa terdapat embat syarat penting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu kebijakan yaitu : 1. Komunikasi Komunikasi merupakan penyampaian informasi dari para pembuat kebijakan dengan para pelaksana kebijakan. Di dalam penelitian ini, komunikasi dikatakan baik ketika para pelaksana kebijakan (Dinas-dinas terkait) bukan hanya mengetahui informasi kebijakan yang telah terdokumenkan, tetapi juga memahami setiap hal menenai kebijakan tersebut. 2. Sumber daya Adanya komunikasi yang baik saja belum bisa menentukan suatu kebijakan dapat terimplementasikan dengan baik. sehingga perlu adanya Sumber daya yang memadai yang meliputi sumber daya manusia (para pelaksana kebijakan), sumber daya keuangan, dan sumber daya peralatan (fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan). 3. Disposisi Disposisi merupakan sikap para pelaksan kebijakan yang mengarah kepada dukungan bukan sebaliknya. Sikap tersebut diantaranya adalah kemauan, keinginan dan kecenderungan untuk dapat mewujudkan kebijakan yang telah disahkan. 4. Stuktur Birokrasi Struktur birokrasi ini mencangkup aspek-aspek seperti struktur organisassi, pembagian kewenangan, SOP (Standard Operating Prosedures), hubungan antara unit-unit organisasi yang bersangkutan. 3.4.Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian diadakan di kecamatan Kenjeran Surabaya. Alasan penentuan lokasi tersebut berasal dari berbagai segi yaitu segi kepadatan penduduk. Yang mana jumlah penduduk di kecamatan Kenjeran Surabaya berjumlah jiwa dan pertumbuhan penduduk ( ) sebesar 4,61 %. Sehingga bisa dikatakan penduduk di kecamatan tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ketahun. Dengan kepadatan penduduk yang relatif tinggi sebesar dari luas wilayah 7,70 (berdasarkan data BPS Surabaya, 2011).

15 Kecamatan kenjeran merupakan salah satu kecamatan di Surabaya yang memiliki lingkungan perumahan kumuh terbanyak. Diantarannya terdapat di kelurahan bulak banteng dan sidotopo wetan. Selain itu, terdapat beberapa industri besar dan kecil yang berada di kecamatan ini. 3.5.Jenis Dan Sumber Data Penelitian Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibedakan kedalam sumber data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh langsung dilapangan seperti wawancara pada para ahli dan meninjauan langsung lokasi penelitian. Untuk sumber data sekunder diperoleh dari data-data histori kecamatan kenjeran Surabaya dan teoriteori penunjang penelitian yang diperoleh dari beberapa buku diktat. Mengingat peneliti menggunakan pedekatan kualitatif maka dipilihlah informan penelitian sebagai sumber data primer penelitian. Menurut Lexy J Moleong (dalam Devita ayu, 2007:42) pada penelitian kualitatif tidak ada sampel asal, tetapi sampel tujuan (purposive sampling). Purposive sampling yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penentuan orang yang benar-benar mengerti atau pelaku yang terlibat langsung kedalam permasalah penelitian. Dapat dikatakan bahwa orang tersebut adalah Informan penelitian ini. Pihak yang menjadi informan dalam penelitian adalah 1. Badan perencanaan dan pembangunan kota surabaya 2. Badan lingkungan hidup Kota Surabaya 3. Dinas Tata ruang dan Cipta karya Jatim 4. Kecamatan Kenjeran Surabaya 5. Organisasi lingkungan hidup Surabaya 6. Masyarakat kecamatan kenjeran surabaya 3.6.Instrumen Penelitian Menurut Nurul Zuriah (2008:168), Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Penelitian sebagai instrumen mempunyai kepekaan yang sangat tinggi terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. Sehingga dapat memahami setiap fenomena sosial yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Selain itu, sebagai alat bantu penelitian antara lain pedoman wawancara, buku catatan, alat perekam suara, dan kamera.

16 3.7.Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data baik itu data primer maupun data sekunder diantaranya 1. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian ini. Hal yang akan ditelti dengan metode ini adalah keadaan sosial ekonomi masyarakat dan keadaan fisik kota pada saat penelitian. Metode ini dipergunakan karena masyarakat Indonesia masih sulit dipahami hanya dengan sekali kunjungan saja sehingga dibutuhkannya metode ini untuk memahami masalah dan dapat memperoleh data yang benar-benar valid dan realibel.(nurul Zuriah, 2008). Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dalam dua tahap yaitu sebelum menulis proposal penelitian dan setelah dibuatnya proposal penelitian. Pada tahap sebelum di tulisnya proposal peneliti melakukan penjelajahan umum di kecamatan Kenjeran. Tahap kedua yaitu dengan cara melakukan pencarian bahan melalui dinas-dinas terkait. Selannjutnya, peneliti akan membandingkan data-data yang telah terkumpul dari dinas-dinas terkait dengan keadaaan yang sebenarrnya di lapangan. 2. Wawancara (interview) Wawancara ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti terlebih dahulu membuat pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu. Wawacara yang dilakukan adalah wawancara terbuka artinya wawancara dilakukan ketika pewawancara dan interviewee sama-sama mengetahui permasalahan yang akan dibahas dalam wawancara tersebut. 3. Studi pustaka atau studi dokumenter Studi pustaka atau Dokumenter ini dilakukan di perpustakaan. Dengan cara membaca buku-buku rujukan atau referensi, perundang-undangan, dokumendokumen pemerintah serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sehingga yang akan dikumpulkan merupakan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

17 3.8.Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif berdasarkan kurun waktunya, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Teknik analisis yang dipergunakan peneliti adalah Analisis Taksonomis (Taxonomic Analysis). Analisis Taksonomis menfokusksan pada penelitian yang lebih terperinci dan mendalam pada masalah atau domain penelitian. Dengan menggunakan teknik analisis ini, penelitian akan mendeskripsikan tema utama lebih rinci dan mendalam.

18 DAFTAR PUSTAKA Budimanta, A. Memberlanjutkan Pembangunan di Perkotaan melalui Pembangunan Berkelanjutan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad Dunn, William N Analisis kebijakan Publik. Gadja mada Univesity press. Yogyakarta Zuriah, Nurul Metode penelitian sosial dan pendidikan teori-aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta Sugandhy, Aca & Rustam Hakim Prinsip dasar kebijakan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. PT Bumi Aksara. Jakarta Wahab, Solichin Abdul Analisis Kebijakan : Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara. Jakarta Winarno, Budi Teori dan praktek kebijakan publik.media Pressindo. Yogyakarta Widodo, Joko Analisis kebijakan publik. Bayumedia Publishing. Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kebijakan Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukaan oleh Dye dalam (Leo Agustino, 2008:7) mengemukakan bahwa, kebijakan publik adalah apa yang dipilih

Lebih terperinci

Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan

Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan Tahap penyusunan agenda Tahap formulasi kebijakan Tahap adopsi kebijakan Tahap implementasi kebijakan Tahap evaluasi kebijakan Tahap penyusunan agenda Masalah kebijakan sebelumnya berkompetisi terlebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Publik 1. Konsep Kebijakan Publik Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2013: 2), kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans

Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans Implementasi Kebijakan Program e-ktp di Kecamatan Ibu Kabupaten Halmahera Barat Oleh : Susi Stella Anggreni Frans ABSTRAK Dalam menciptakan tertib administrasi, pemerintah melalui Kemendagri membuat kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintahan didalam suatu negara merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam literatur-literatur politik. Masing-masing definisi memberi penekanan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam literatur-literatur politik. Masing-masing definisi memberi penekanan yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Konsep Kebijakan Publik Terdapat banyak definisi mengenai apa yang maksud dengan kebijakan publik dalam literatur-literatur politik. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi: BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Implementasi Kebijakan Publik a. Konsep Implementasi: Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan di kota-kota besar di Indonesia setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan di kota-kota besar di Indonesia setiap tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan kendaraan di kota-kota besar di Indonesia setiap tahun meningkat dengan pesat. Peningkatan ini terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sejarah perkembangan otonomi daerah di Indonesia, telah lahir berbagai produk perundang-undangan yang mengatur mengenai pemerintahan di daerah. Diantaranya

Lebih terperinci

Silabus. Standar Kompetensi

Silabus. Standar Kompetensi Silabus Nama Mata Kuliah : Formulasi dan Implementasi Kode MK/SKS : /3 SKS Dosen Pembina : Drs. Karjuni Dt. Maani, M.Si Drs. Suryanef, M.Si Rahmadani Yusran, S.Sos, M.Si Standar Kompetensi : Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. administration atau to administear yang berarti mengelola (to manage) atau. usaha seperti tulis menulis, surat menyurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. administration atau to administear yang berarti mengelola (to manage) atau. usaha seperti tulis menulis, surat menyurat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka a. Administrasi dan Administrasi Negara Administrasi secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris yaitu administration atau to administear yang berarti mengelola

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keputusan atau usulan-usulan dari para pembuat kebijakan. Para ahli administrasi

TINJAUAN PUSTAKA. keputusan atau usulan-usulan dari para pembuat kebijakan. Para ahli administrasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Definisi Kebijakan Publik Dewasa ini, kebijakan publik menjadi suatu hal yang tidak asing lagi bahkan di kalangan masyarakat awam. Setiap saat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau 78 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menjembatani antara dunia konseptual dengan dunia empirik. Suatu penelitian sosial diharapkan dapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB

KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan Pangan TIP FTP UB PENGERTIAN, JENIS-JENIS, DAN TINGKAT-TINGKAT KEBIJAKAN PUBLIK 1. Pengertian Kebijakan Publik a. Thomas R. Dye Kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pada dasarnya membuat rencana suatu kegiatan sebelum penelitian dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung Ardhana Januar Mahardhani Mahasiswa Magister Kebijakan Publik, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya Abstract Implementasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti yang diamatkan dalam

Lebih terperinci

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75 IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA DESA BERDASARKAN PERATURAN BUPATI NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI

EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI EVALUASI PENERAPAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan Wahyu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, Public policies are those policies developed by government bodies and official Subarsono, Kebijakan Publik (2005:2);

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, Public policies are those policies developed by government bodies and official Subarsono, Kebijakan Publik (2005:2); 115 DAFTAR PUSTAKA Anderson, 1975. Public policies are those policies developed by government bodies and official Subarsono, Kebijakan Publik (2005:2); Asyari, 1983, Koesioner yaitu sebuah pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan seiring dengan disahkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 pada

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan seiring dengan disahkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman harus disesuaikan seiring dengan disahkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 pada tanggal 12 Januari

Lebih terperinci

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DI KECAMATAN TEMBALANG Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA SEPASO KECAMATAN BENGALON KABUPATEN KUTAI TIMUR. Muthia Dara 1

IMPLEMENTASI PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA SEPASO KECAMATAN BENGALON KABUPATEN KUTAI TIMUR. Muthia Dara 1 ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5520-5532 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 IMPLEMENTASI PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA SEPASO KECAMATAN BENGALON KABUPATEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara umum memberikan penafsiran yang berbeda-beda akan tetapi ada juga yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara umum memberikan penafsiran yang berbeda-beda akan tetapi ada juga yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Pengertian Kebijakan Publik Penafsiran para ahli administrasi publik terkait dengan definisi kebijakan publik, secara umum memberikan penafsiran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan yang dibebani hak Pengelolaan hutan yang dibebani hak bukan hanya untuk mengalihkan perhatian masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 19 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan Otonomi Daerah sebagaimana telah diamanatkan secara jelas di dalam Undang-Undang Dasar 1945, ditujukan untuk menata Sistem Pemerintahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP Rillia Aisyah Haris Program Studi Administrasi Publik, FISIP Universitas Wiraraja Sumenep Email: rilliaharis@gmail.com

Lebih terperinci

isu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah

isu kebijakan dan dinamikanya. Kemudian pada bagian kedua kita akan Isu kebijakan publik sangat penting dibahas untuk membedakan istilah 4 Isu Kebijakan Publik A. Pendahuluan Pada bagian ini, anda akan mempelajari konsep isu kebijakan publik dan dinamikanya dalam pembuatan kebijakan. Untuk itu, kita akan membagi uraian ini menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati dan. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati dan. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori good governance mengharuskan penggunaan atau upaya untuk merancang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori good governance mengharuskan penggunaan atau upaya untuk merancang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Implementasi Kebijakan Publik Teori good governance mengharuskan penggunaan atau upaya untuk merancang bangun perumusan kebijakan proses implementasi kebijakan dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kebijakan Publik. 1. Definisi Kebijakan. Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kebijakan Publik. 1. Definisi Kebijakan. Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti BAB II KAJIAN TEORI A. Kebijakan Publik 1. Definisi Kebijakan Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti kebijakan. Zainal Abidin megutip dari Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan. 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan kepentingankepentingan

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan kepentingankepentingan 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Pengertian Kebijakan Publik Istilah kebijakan publik merupakan hasil adanya sinergi, kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini membahas dua kelompok pengamatan, pertama terhadap proses pelaksanaan (implementasi) program, dan kedua terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hipotesis untuk membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban, membuat

BAB II KAJIAN TEORI. hipotesis untuk membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban, membuat BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini, disajikan teori sebagai kerangka berpikir untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan pada bab sebelumnya. Teori merupakan salah satu konsep dasar penelitian sosial.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli yakni:

TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli yakni: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Definisi Kebijakan Publik Berikut adalah beberapa pengertian kebijakan menurut para ahli yakni: a. Dye dalam Winarno (2012:20) mengatakankan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Oleh : Yuliana Nuraini S.Muhamad ABSTRAKSI Penyelenggaraan administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi lingkungan hidup sudah mulai memprihatinkan serta kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Pengertian Kebijakan Publik Sangat banyak definisi mengenai apa yang disebut dengan kebijakan publik, pada setiap definisi memiliki penekanan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI

PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI PERMASALAHAN PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh : Davy Nuruzzaman ABSTRAKSI Desentralisasi pemerintahan atau otonomi daerah adalah sebuah bentuk perintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena Reformasi Birokrasi yang bergulir menuntut perubahan dalam segala tatanan kehidupan kenegaraan. Dalam penyelenggaraannya pemerintah daerah, demokrasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara untuk menyimpulkan, menyusun dan menganalisis data tentang masalah yang menjadi objek peneliti.

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kebijakan Publik Kebijakan publik berasal dari kata kebijakan dan publik. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah Serangkaian tindakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

METODE PENELITIAN. Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian 36 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2005: 55), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal.

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal. manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA (ADD) PADA KABUPATEN BANYUWANGI (STUDI KASUS PADA 6 DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI)

KAJIAN TERHADAP PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA (ADD) PADA KABUPATEN BANYUWANGI (STUDI KASUS PADA 6 DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI) KAJIAN TERHADAP PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA (ADD) PADA KABUPATEN BANYUWANGI (STUDI KASUS PADA 6 DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI) Galih Wicaksono, Yeni Puspita Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. policy). Masing-masing definisi tersebut, memberi penekanan yang berbeda-beda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. policy). Masing-masing definisi tersebut, memberi penekanan yang berbeda-beda. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Publik Pada dasarnya, terdapat banyak definisi mengenai kebijakan publik (public policy). Masing-masing definisi tersebut, memberi penekanan yang berbeda-beda. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. faktor dan implementasi sebuah kebijakan dalam organisasi pemerintah. Untuk

BAB II KERANGKA TEORI. faktor dan implementasi sebuah kebijakan dalam organisasi pemerintah. Untuk BAB II KERANGKA TEORI A. Tinjauan Umum Kebijakan Publik 1. Definisi Kebijakan Untuk menganalisa permasalahan dalam penelitian ini, digunakanlah landasan teori tentang kebijakan publik yang meliputi definisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangan lain

Lebih terperinci

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menimbulkan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Peraturan Pelayanan Manajemen Kepensiunan di Indonesia (Studi Kasus:Tinjauan Implementasi Peraturan Direksi Nomor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Umum Arah kebijakan umum pembangunan jangka menengah Desa Guyangan akan menentukan agenda, tujuan dan sasaran program pembangunan 5 (lima) Tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikalangan para ahli, diberi arti yang bermacam-macam. Easton (dalam Abidin,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dikalangan para ahli, diberi arti yang bermacam-macam. Easton (dalam Abidin, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Kebijakan (policy) atau yang terkadang juga disebut kebijaksanaan, dikalangan para ahli, diberi arti yang bermacam-macam. Easton (dalam Abidin, 2004:20)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Implementasi Program Diklat... (Lailatis Sa adah) 351 IMPLEMENTASI PROGRAM DIKLAT DASAR PENDIDIK PAUD DI DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 IMPLEMENTATION OF BASIC TRAINNING FOR PAUD EDUCATORS

Lebih terperinci

Aulia Eka Rahma Istanti 1

Aulia Eka Rahma Istanti 1 ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4(1): 319-330 ISSN 2477-2631, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan. 1. Pengertian Implementasi Kebijakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan. 1. Pengertian Implementasi Kebijakan 17 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Implementasi Kebijakan 1. Pengertian Implementasi Kebijakan Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN 131 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN Indra Safawi, Sujianto, dan Zaili Rusli FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293 e-mail: radiansafawi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan objek studi ilmu yang bersangkutan. Dengan kata lain metodologi itu menjelaskan tata cara dan

Lebih terperinci

TAHUN NASKAH PUBLIKASI SEPTIAN AGUM GUMELAR NIM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

TAHUN NASKAH PUBLIKASI SEPTIAN AGUM GUMELAR NIM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCAIRAN SERTA PENGELOLAAN DANA KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT DI DESA GUNUNG KIJANG KECAMATAN GUNUNG KIJANG KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam berbagai bentuk pelayanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PEDAGANG KAKI LIMA SIMPANG LIMA SEMARANG Oleh : Christine Gitta Candra Puspita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia adalah negara yang susunan kehidupan rakyat dan perekonomiannya masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga dimaksudkan menyediakan sarana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi, penelitian evaluasi merupakan metode untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. karena penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena implementasi BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena implementasi Kebijakan PATEN di Kecamatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN GRESIK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN GRESIK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang Pembangunan Tanggul di Desa Bungah Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari metodametoda penelitian, ilmu tentang alat untuk penelitian. Di lingkungan filsafat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105),

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tipe penelitian deskriptif dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105), penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis Bernadus Luankali dalam bukunya Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dapat memandu penulis dalam melakukan penelitian sehingga dihasilkan

Lebih terperinci

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kebijakan 1. Pengertian Kebijakan Kebijakan sering diartikan sebagai segala hal yang dipilih untuk dikerjakan oleh pemerintah, dan alasan mengapa mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena yang sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah jenis penelitian dengan melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Bogdan & Taylor mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Kebijakan 2.1.1 Analisis Analisis mempunyai banyak arti jika dipandang adri beberapa sudut pandang yang berbeda-beda. Salah satunya Analisis dalam pemerintahan,

Lebih terperinci

Based on the above, then the identification problem in the form of questions: (1) How big is the influence of communication on the effectiveness of

Based on the above, then the identification problem in the form of questions: (1) How big is the influence of communication on the effectiveness of ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pernyataan masalah (problem statement) yaitu Efektivitas pembuatan KTP di Kecamatan Kesambi Kota Cirebon belum efektif, hal ini diduga berkaitan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. masalah tertentu, untuk diolah, dianalisis, disimpulkan dan selanjutnya dicarikan cara

BAB III. Metode Penelitian. masalah tertentu, untuk diolah, dianalisis, disimpulkan dan selanjutnya dicarikan cara BAB III Metode Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar, maka dibutuhkan metode penelitian yang jelas. Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang. paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang. paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan KKL Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini sejalan dengan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang

Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang 1 Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang Abraham Setyo Budhi, Sundarso, Aloysius Rengga Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. DASAR-DASAR EVALUASI KEBIJAKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. DASAR-DASAR EVALUASI KEBIJAKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP/PK216/16 Revisi : 02 8 Maret 2011 Hal 1 dari 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Matakuliah : Dasar-Dasar Evaluasi Kebijakan Kode Matakuliah : PKP216 Pertemuan ke : Pertama (2x 50 ) Jumlah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI PELESTARIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA JAMBI OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI PELESTARIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA JAMBI OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI 1 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI PELESTARIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA JAMBI OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI Lestari Fitriani Sitanggang Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara.

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara. REALISASI PENDAPATAN PAJAK REKLAME DALAM PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 1998 DI KABUPATEN WONOGIRI (Studi Kasus Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang 8 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengelolaan Soft Skills Siswa Pengelolaan adalah proses penataan kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi manajemen tentu gunanya sebagai tolak ukur untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif (menggambarkan) dengan pendekatan kualitatif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan

Lebih terperinci