METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH"

Transkripsi

1 METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH oleh: LAMUDDIN FINOZA

2 PENDAHULUAN Rencana menulis makalah ini berawal dari keprihatinan saya melihat kenyataan sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan menuliskan hasil pemikirannya menjadi karangan. Saya makin tertarik membahas masalah karangan karena ternyata menulis karangan ilmiah juga menjadi kendala bagi sebagian sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis karya ilmiah, namun terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi masalah serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk persyaratan kenaikan pangkat akademik, setiap dosen harus menulis karangan ilmiah. Setelah mengamati tulisan para mahasiswa melalui tugas-tugas mereka, termasuk skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah, termasuk majalah yang meng-claim dirinya sebagai majalah ilmiah, saya memperoleh kesan bahwa kurangnya pemahaman tentang metode ilmiah dan lemahnya penguasaan bahasa Indonesia tulis telah mengakibatkan pekerjaan menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka menjadi kurang berbobot. Kondisi tersebut di atas mengundang sejumlah pertanyaan yang akan diupayakan untuk menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah sebagai berikut. 1. Apa kriteria karangan ilmiah? 1

3 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah sederhana ini berisi pembahasan tentang metode penulisan karangan ilmiah tanpa membicarakan masalah teknis penulisan. Untuk menulis karangan ilmiah, penguasaan metode merupakan hal yang utama mengingat pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4; dan Suriasumantri, 1995:119). Adapun yang dimaksud dengna teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang operasionalisasi suatu metode. Tanpa metode, pengetahuan tentang teknis penulisan menjadi kurang berarti, dan karangan tidak mungkin mencapai bentuknya yang ideal. 2

4 1. MENGENALI KARANGAN ILMIAH 1.1 Pengertian Karangan dan Karangan ilmiah Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi pernaskahan. Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga suatu wacana. Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya. 1.2 Ciri Karangan Ilmiah Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun secara sistematis (sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku umum/bersifat universal, dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo, 1986:12 dan Jasin, 1994:10). 3

5 Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan). Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagianbagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkahlangkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama dengan yang diperoleh pendahulunya secara konsisten. Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat: bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi). Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan kebahasaan begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah (1986:59) kepada para calon penulis dia berpesan sebagai berikut. 4

6 Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah medium terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah menimbulkan salah pengertian. Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran pengarangnya, tambahnya. 1.3 Sistematika Karangan ilmiah Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu (1) pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut hanya cocok untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5) kesimpulan dan saran (kalau ada). Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung (menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau berbagai sudut pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik 5

7 simpulan, yaitu memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi, berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994: 78). Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian analisis merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat melihat sikap kritis dan ketajaman nalar seorang penulis. Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa menyusunnya menjadi bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap merupakan jasa penulisnya. 6

8 2. METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH 2.1 Prosedur Mengarang Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur : 1) memilih/menetapkan topik 2) mengidentifikasikan masalah 3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis 4) menyusun kerangka (outline) 5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi) 5) melakukan penulisan awal (drafting) 7) melakukan penyuntingan (editing) 8) melakukan penulisan final. Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian terpenting akan diuraikan berikut ini Topik dan Judul Karangan Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan, polusi, korupsi, pengangguran, bencana alam. 7

9 Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk dijadikan judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya sesuai dengan keinginan penulis. Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di bawah ini. Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara memadai. Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan permasalahannya benar-benar penulis kuasai. Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi judul karangan tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan judul, tentu saja karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti sangat luas. Dengan uraian di atas dimaksudkan agar dipahami bahwa langkah pertama untuk mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat dibuat berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau tujuan pengarang; sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah karangan secara total. 8

10 2.1.2 Tema dan Tesis Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar belakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus kelangkaan BBM di tanah air kita, misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab kelangkaan itu ingin membagi pengetahuannya itu kepada pembaca. Dalam tulisannya ia akan menuangkan pokok pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh penulis sejak semula. Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal. Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok pembicaraannya dapat saja tetap seperti semula. Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud, tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut 9

11 tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu diungkapkan dalam suatu kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Tema boleh dirumuskan dalam beberapa kalimat, sebab di dalamnya terdapat pokok pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup dengan satu kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah tema harus bersama-sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide karangan). Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup, penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh di bawah ini. 1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan cocok. 2) Topik: Dampak Buruk Aborsi Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral, dan agama 3) Topik: Kelangkaan BBM di Beberapa Kota di Indonesia Tesis: kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan manajemen Pertamina. Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka karangan. Topik : Kemacetan Lalu-lintas 10

12 Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah seata-mata menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab. Permusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada topik, sebab topik dan judul belum terurai Rumusan Masalah Suatu hal yang menjadi masalah dalam penulisan karil adaiah mencari masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan pendapat mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya sepakat bahwa yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara teori dan praktik. Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Menurut M. Nazir (1985:133), masalah selalu ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian terhadap suatu fenomena, adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah ada ataupun yang akan ada. Selanjutnya M. Nazir mengetengahkan 11 sumber 11

13 untuk memperoleh masalah. Salah satu sumber itu adalah pengalaman atau catatan pribadi (lihat M. Nazir. 1985:140). Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada rumusan masalah. Akhirnya, kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang memang harus dibuat dalam bentuk pertanyaan Kerangka (Outline) Karangan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan hubungan di antara gagasan yang ada. Dengan demikian, pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung). Rencana kerja dalam kerangka itu dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, namun dapat juga mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Jadi, di dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan. 12

14 Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/ penbabakan skripsi. Outline adalah rencana penulisan karangan secara keseluruhan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa diskripsi sama sekali. Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa garis besar, sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya, pengertian rencana kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah, rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak kata rencana secara implisit mengandung arti strategi. Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis. tentang suatu perusahaan). Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneiitian). 13

15 Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurangkurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian, (h) sistematika/pembabakan skripsi (i) daftar pustaka, (j) rencana jadwal penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64) Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat. Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan permasalahannya sampai dengan rencana jadwal penulisan atau penyelesaian skripsi. Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran terutama kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang terurai, pembaca akan mengetahui metode penelitian yang dipakai, teknik pengumpulan data dan teknik analisisnya, sumber data dan sumber pustaka, pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang tidak mungkin terjawab jika outline-nya berupa judul-judul semata. 14

16 Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan bakat dalam mengarang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, untuk dapat menulis karangan fiksi, faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis karangan nonfiksi, termasuk karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut secara mutlak dari seseorang. Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah baginya. Bagi orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf tertentu sebenarnya bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan. Semua orang yang normal bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu, walaupun dia bukan penyanyi dan pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap siswa, mahasiswa, apalagi sarjana, seyogianya bisa menulis seperti halnya bernyanyi dan menggambar sampai taraf tertentu dengan mengikuti norma-norma penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis yang memang menuntut adanya talent khusus. 15

17 KESIMPULAN 1. Kriteria karil yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan analisis. 2. Karil harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan konvensi pemaskahan. 3. Untuk dapat menulis karil, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan dipelajari. 4. Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan menggunakan bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas suatu karangan. 16

18 KEPUSTAKAAN Brotowidjoyo, Mukayat D.,1985, Penulisan Karangan llmiah, Jakarta: Akademika. Cash, Phyllis., 1977, How to write A Research Paper Step By Step, New York: Monarch Press. Darmodjo, Hendro, 1985, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Karunika. Finoza, Lamuddin, 1994., Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Notula, Jakarta: Mawar Gempita. Jasin, Maskoeri., 1994, IImu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nazir, Mohammad, 1994, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Ronda, Mirza, 1995, dan Ahmad Muntaha., Metode Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid. Senn, Peter R., 1971, Social Science and its Methods, Boston: Holbrook Surakhmad, Winarno, 1978, Paper, Thesis, dan Disertasi, Bandung: Tarsito Suriasumantri, Jujun S., 1986, Pedoman Penulisan llmiah, Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta. Suriasumantri, Jujun S., 1995, Filsafat llmu, Jakarta: Sinar Harapan. Turabian, Kate L., 1973, A Manual For Writets, Fourth Edition, Chicago: The Chicago University Press. 17

19 BIODATA SINGKAT Lamuddin Finoza lahir di Takengon, Aceh: 15 Agustus Lulus sebagai Sarjana Sastra Jurusan Bahasa Indonesia dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1977) dan Program Akta Mengajar V UT/IKIP Jakarta (1987) Sejak tahun 1981 menatar dalam bidang bahasa dan korespondensi Indonesia pada berbagai instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan di daerah. Dapat disebut di sini, Sekretariat Negara RI, Caltex Pacific Indonesia, dan Freeport Indonesia adalah contoh lembaga/perusahaan yang pernah beliau jambangi. Pekerjaan sekarang: Dosen tetap STIE Kampus Ungu, mengajar pada beberapa perguruan tinggi di Jakarta, termasuk Universitas Indonesia. Publikasi : (a) Menulis artikel ilmiah dan features dalam harian Abadi, Berita Yudha, Indonesia Raya ( l975) (b) Menulis buku pelajaran untuk SLTP dan SLTA yang diterbitkan oleh Penerbit Yudhistira dan Mutiara ( ) (c) Menulis naskah untuk Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI ( ) (d) Menulis buku bahasa Indonesia dan korespondensi 1. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia (199I) 2. Komposisi Bahasa Indonesia (1993) 3. Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Proposal (1994) 4. Bahasa Indonesia Kualifikasi Semenjana untuk SMK (2005) 18

MATERI PELATIHAN PENULISAN ILMIAH

MATERI PELATIHAN PENULISAN ILMIAH MATERI PELATIHAN PENULISAN ILMIAH 1. Prinsip dasar penulisan ilmiah 2. Ciri/karakteristik karangan ilmiah 3. Organisasi/sistematika karangan ilmiah 4. Prosedur/langkah-langkah menulis karangan ilmiah 5.

Lebih terperinci

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis?

Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? TOPIK Menurut Finoza (2004) Menurut Finoza (2004) Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? Topik karangan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

Teknis Penulisan Karya Ilmiah Modul ke: Teknis Penulisan Karya Ilmiah Silahkan mencoba menulis karya ilmiahsesuai dengan sistematika yang benar Fakultas TEKNIK Drs. Masari, MM Program Studi TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA PROPOSAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA Oleh: Dr. Suroso Prihadi, M. Hum. Yayuk Eny Rahayu, M. Hum. Kusmarwanti, M. Pd. PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH METODOLOGI PENULISAN ILMIAH Pertemuan Ke-2 Karya Ilmiah :: Noor Ifada :: noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 POKOK BAHASAN Pengertian Karya Ilmiah Jenis Karya Ilmiah Sikap Ilmiah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Dr. Farida Hanum, M.Si 2

CARA PRAKTIS PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Dr. Farida Hanum, M.Si 2 CARA PRAKTIS PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Dr. Farida Hanum, M.Si 2 PENDAHULUAN Menulis karya ilmiah bagi yang sudah biasa adalah hal yang sangat menyenangkan dan mudah, tetapi bagi yang belum pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH TUGAS BAHASA INDONESIA 2 1. KARANGAN ILMIAH Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan

Lebih terperinci

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR

BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR BAGIAN II DESKRIPSI KOMPONEN PROPOSAL SKRIPSI ATAU TUGAS AKHIR Proposal penelitian untuk menyusun skripsi atau tugas akhir terdiri atas komponen yang sama. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kadar

Lebih terperinci

Jenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel

Jenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel KARYA TULIS ILMIAH Untuk mengungkapkan pikiran secara sistematis sesuai dengan kaidah keilmuan Untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil pengkajian dan penelitian ilmiah Mengkomunikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010

ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010 ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010 Dosen Prodi PG PAUD FKIP UNRI ABSTRAK Penelitian laboratorium ini berjudul Analisis

Lebih terperinci

Berpikir & Menulis Ilmiah

Berpikir & Menulis Ilmiah UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen http://www.unusida.ac.id Berpikir & Menulis Ilmiah 2. Critical Thinking Oleh: Sabtu, 14 April 2017 Dewi Lestari dewil2441@gmail.com

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH R. POPPY YANIAWATI UNIVERSITAS PASUNDAN, BANDUNG Disajikan pada Bimtek Penulisan Karya Ilmiah bagi Dosen PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah IV, 20-22 Pebruari 2018, Jati Nangor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan kalimat secara efektif

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Mata

Lebih terperinci

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia

KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH. Oleh Novi Resmini. Universitas Pendidikan Indonesia KARANGAN ILMIAH DAN TEKNIK PENULISAN KARANGAN ILMIAH Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia MAKALAH Tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah (scientific language). Terdapat

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. BAHASA INDONESIA Modul ke: PENULISAN KARYA ILMIAH Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Karya Ilmiah Adalah hasil kreasi manusia yang didasarkan atas

Lebih terperinci

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH Dosen : Dr. Hj. Teti Sobari, M.Pd. Rizski Audina 16210356 Eltria Anita Johan 16210436 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG 2017 Pengertian Karya

Lebih terperinci

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi PEMILIHAN TOPIK DAN OUTLINE PENULISAN KARYA ILMIAH Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Universitas Indo Global Mandiri Palembang PENDAHULUAN Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis Jadi, syarat

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M

Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M Pre Test 1. Apa yang dimaksud karya tulis ilmiah? 2. Apa ciri-ciri karya ilmiah? 3. Sebutkan jenis-jenis karya ilmiah yang Saudara ketahui dan berikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting. Mahasiswa harus menghasilkan karya ilmiah, baik berupa tugas akhir, skripsi atau

Lebih terperinci

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli. Ada sejumlah istilah yang berkaitan dengan reproduksi karya ilmiah: 1. Ringkasan (KI, buku) 2. Ikhtisar (KI, buku) 3. Sinopsis (novel) 4. Artikel ilmiah (KI) 5. Resensi (KI, buku, novel) 6. Abstrak (KI).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah Kemampuan berpikir analitis dan sintetis merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap intelektual (ilmuwan, cendekiawan) termasuk

Lebih terperinci

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si 2

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si 2 PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH 1 Oleh Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si 2 A. PENGANTAR Menyiapkan tulisan, baik yang ilmiah maupun yang populer, selalu bertolak dari motivasi diri yang kuat. Selain itu, seorang

Lebih terperinci

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor Metode penulisan artikel jurnal ilmiah Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor ssachmadi@cbn.net.id Yang perlu diantisipasi oleh penulis Dalam menyiapkan naskah, penulis harus mengantisipasi bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2008) dalam bukunya yang berjudul Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN TULISAN & METODE ILMIAH YULYANA AURDIN, ST., M.ENG

TEKNIK PENULISAN TULISAN & METODE ILMIAH YULYANA AURDIN, ST., M.ENG TEKNIK PENULISAN TULISAN & METODE ILMIAH YULYANA AURDIN, ST., M.ENG Apa Itu Metode Penulisan / Teknik Penulisan Suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4;

Lebih terperinci

PENULISAN ARGUMENTATIF Oleh Ashadi Siregar

PENULISAN ARGUMENTATIF Oleh Ashadi Siregar PENULISAN ARGUMENTATIF Oleh Ashadi Siregar 1. Penulisan, sebagaimana halnya dalam berkomunikasi, menggunakan bahan baku informasi yang diproses dari dua dimensi, yaitu fakta dan fiksi. Fakta adalah realitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat

Lebih terperinci

PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH

PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH MENULIS MAKALAH Makalah: Makalah merupakan karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup pengetahuan. Dalam arti lain makalah juga bermakna sebagai tulisan resmi tentang

Lebih terperinci

Oleh: Nurtanio Agus P Dari berbagai sumber

Oleh: Nurtanio Agus P Dari berbagai sumber PENULISAN KARYA ILMIAH Oleh: Nurtanio Agus P Dari berbagai sumber Karya tulis ilmiah merupakan perwujudan kegiatan ilmiah yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Karya tulis ilmiah adalah karangan atau

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Bobot Mata Kuliah : 2 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Dasar-dasar fundamental kemahiran bahasa. Penyusunan secara efektif dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu karya ilmiah yang sering kali ditulis atau disusun seorang mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi tugas perkuliahan. Penyusunan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik) Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [

Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [ Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [ 1.1 Pengertian Karya Ilmiah Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,

Lebih terperinci

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Modul ke: TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Bahan dan Jumlah Halaman, Penulisan Judul, Bab, dan Subbab, Teknik Penulisan Kutipan, Teknik Penulisan Catatan Kaki, dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka Fakultas..

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH Pe rte mu an ke Pokok Bahasan dan TIU 1 Komunikasi Ilmiah Sub Pokok Bahasan TIK Teknik Pembelajaran Media Pembelajaran memahami dan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Umum Mata Kuliah Prasyarat

Lebih terperinci

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seluruh aktivitas menulis, baik menulis puisi, novel, komentar di facebook, atauun karya ilmiah merupakan suatu proses kreatif. Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

MATERI KARYA TULIS ILMIAH

MATERI KARYA TULIS ILMIAH MATERI KARYA TULIS ILMIAH A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan data lapangan atau gagasan pemikiran dalam bentuk karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk meneliti sesuatu sehingga dapat diambil kesimpulan. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik

Lebih terperinci

Koridor Umum Penulisan Artikel Ilmiah

Koridor Umum Penulisan Artikel Ilmiah Koridor Umum Penulisan Artikel Ilmiah Agung Nugroho, Ph.D Magister Ekonomi Pertanian, Faperta - ULM 6 Mei 2017 Judul Bagian pertama yang dibaca Singkat, padat, menarik, dan menggambarkan isi Khas untuk

Lebih terperinci

A. Konsep Dasar Karya Ilmiah

A. Konsep Dasar Karya Ilmiah A. Konsep Dasar Karya Ilmiah BAB 8 KARYA TULIS ILMIAH A. Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah B. Tahapan Penulisan C. Sistematika D. Bahasa karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 1 Kode / SKS : PB012101 / 1 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Peranan dan fungsi bahasa Indonesia Sub Instruksional Khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 08 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG PENGARUH PENDEKATAN KOOPERATIF MODEL PAKERJASI TERHADAP MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 205/2016 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan sebagai syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis. Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH 1.1 Pengertian Karya tulis akademik dan ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum kemampuan berbahasa meliputi empat aspek, yaitu keterampilan meyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berkaitan satu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yg efisien: bhs yg mengikuti kaidah yg dibakukan atau yg dianggap baku, dg mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Bahasa yg efektif: bhs yg mencapai

Lebih terperinci

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK NIA ELCERIA

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 06 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MENULIS AKADEMIK SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail: supriyadibahasa@gmail.com

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Penulis: Editor: Ika Setiyaningsih Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri DISKLAIMER Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

1. Menghimpun fakta untuk penulisan

1. Menghimpun fakta untuk penulisan Inti Kuliah 1. Menghimpun fakta untuk penulisan Menghimpun fakta berarti menjawab berbagai pertanyaan, mencari fakta sebanyak-banyaknya tentang persoalan untuk topik maupun tema yang hendak ditulis 2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah sebuah cara untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan ilmiah. Rumusan masalah penelitian hanya dapat dijawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH A. Peserta 1. Peserta lomba karya tulis ilmiah adalah 2 orang perwakilan dari regu. 2. Peserta lomba karya tulis ilmiah wajib mengenakan Pakaian Seragram Harian (PSH) masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki peranan yang sangat penting dalam setiap kehidupan manusia sehari-hari. Jika manusia tidak dibekali kemampuan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana (S-1) Pada Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA oleh I Gede Tunas Adiyasa, NIM 0812011039 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak

MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH. Jongga Manullang. Abstrak MEMBANGUN DAYA NALAR DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Jongga Manullang Abstrak Kegiatan-kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan sangat menentukan kualitas perguruan tinggi

Lebih terperinci

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Hosana Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012) MAKALAH PENELITIAN diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga

Lebih terperinci