HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG EMPATI PERAWAT DENGAN KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SLEMAN YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG EMPATI PERAWAT DENGAN KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SLEMAN YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG EMPATI PERAWAT DENGAN KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SLEMAN YOGYAKARTA Nur Hafni Hasim 1, Induniasih 2, Fajarina Lathu Asmarani 3 INTISARI Latar Belakang : Persepsi pasien terhadap sikap empati perawat adalah pandangan pribadi atas sesuatu yang merupakan proses dari menyadari sesuatu objek atau keadaan melalui penggunaan seluruh alat indra. Persepsi pasien menjadi penting karena persepsi sering digunakan untuk melakukan penilaian mutu atau kualitas pelayanan kesehatan. Tingkatan kepuasan pasien yang merupakan keluaran dari persepsi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan. Hasil studi pendahuluan penulis melalui observasi pada 15 orang pasien yang di bangsal kelas III yang terdiri dari ruang Cendana, Kenanga, Flamboyan, Edelwis, Bugenvil dan Dahlia tanggal 29 dan 30 November 2011 didapatkan data bahwa perawat yang melalukan asuhan keperawatan tidak pernah memberikan respon verbal maupun nonverbal terhadap apa yang dirasakan pasien dan perawat tidak pernah menyebutkan penyebab apa yang pasien rasakan. Tujuan Penelitian : Mengetahui adanya hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Inap RSUD Sleman Yogyakarta. Metode penelitian : Metode dalam penelitian ini adalah non eksperimen deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Sleman Yogyakarta sebanyak 324 orang dengan jumlah Sampel 147 yang di pilih berdasarkan accidental sampling dengan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Dianalisis dengan analisa spearman rank. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pasien tentang empati perawat berada dalam kategori baik dengan frekuensi 111 orang (75,6%). Kepuasaan pasien tentang empati perawat berada dalam kategori puas dengan frekuensi 127 orang (86,4%). Hasil uji Spearman Rank menunjukkan koefisien kolerasi (rho) sebesar 0,688 dengan nilai signifikan (ρ) sebesar 0,000, lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05 (ρ < 0,05). Kesimpulan : Ada hubungan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta. Kata kunci : Persepsi pasien, Empati perawat, Kepuasan pasien 1 Mahasiawa S1 Ilmu keperawatan Universitas Respati Yogyakarta 2 Dosen POLTEKKES KEMENKES Yogyakarta 3 Dosen S1 Ilmu keperawatan Universitas Respati Yogyakarta 65

2 CORRELATION BETWEEN PERCEPTION PATIENT ABOUT NURSES EMPATHY WITH THE SATISFACTION LEVEL AT ININPATIENT AT RSUD SLEMAN YOGYAKARTA Nur Hafni Hasim 1, Induniasih 2, Fajarina Lathu Asmarani 3 ABSTRACT Background: patient perception about nurse s empathy is a personal judgment on something, which is a process of perceiving some object or situation through the means of all senses. Patien s perception becomes crucial since it is often used to deliver qulity measurement or health service quality. Patient s satisfaction level, which is the output of this perception, can be used to eveluate service quality. Preminary study result through observation on 15 patient at class III ward, which included Cendana, Kenanga, Flamboyan, Edelweis, Bugenvil, and Dahlia Rooms on 29 and 30 November 2011 showed that nurses who delivered nursing service there never responded verbally to what the patients felt and never mentioned the reasons of what the patients felt Aim : to find the relation of patient s perception about nurse s empathy and the satisfaction level of patient inpatient at RSUD SLEMAN Methods : The method used in this research was non-experimental descriptive analytical method with croos sectional appoarch. The population was 324 inpatients at class III ward of RSUD Sleman Yogyakarta with 147 samples selected based on accidental sampling with the caonsideration of inclusion and exclusion criteria. Research instrument was questionnaire. Data analysis used was spearman rank Results: The results of this study showed that patient perception of nurse empathy to be in both categories with a frequency of 111 people (75.6%). About empathy nurses patient satisfaction in a category are satisfied with the frequency of 127 people (86.4%). Spearman Rank test results showed correlation coefficients (rho) of with a significant value (ρ) of 0.000, less than significant level is 0.05 (ρ <0.05). Conclusion: There was relations of patient s perception about nurse s empathy and the satisfactio Inpatient RSUD Sleman Yogyakarta. Keywords: Perceptions of patients, Nurses Empathy, Patient Satisfaction 1 Student of Nursing Study Program Respati Yogyakarta University 2 Lecture of POLTEKKES Kemenkes Yogyakarta 3 Lecture of Nursing Study Program Respati Yogyakarta University 66

3 A. PENDAHULUAN Pemberian pelayanan keperawatan sangat bergantung pada perilaku dalam hubungan interpersonal seorang perawat. Dalam memberikan pelayanan keperawatan meliputi rasa empati, menghargai orang lain dan tenggang rasa. Perilaku empati merupakan salah satu sikap dalam hubungan terapeutik yang merupakan unsur yang sangat penting dalam proses yang berlangsung secara interpersonal. Saat menjalin hubungan komunikasi, empati akan membantu dalam mempererat hubungan antara perawat dengan pasien yang ditanganinya 1. Kepuasan pasien adalah tingkat kepuasan dari persepsi pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu indikator kinerja rumah sakit. Bila perawat menunjukkan hal-hal yang bagus mengenai pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan dan pasien mengindikasikan dengan perilaku positifnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien memang puas 2. Mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor, diantaranya adalah komunikasi. Komunikasi dalam hal ini juga termasuk perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan petugas, serta kemudahan mendapatkan informasi dan komunikasi menduduki peringkat tertinggi dalam persepsi kepuasan pasien rumah sakit. Tidak jarang pasien atau keluarganya merasa cukup puas karena dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan dan martabatnya. Perasaan puas yang dirasakan pasien disebabkan oleh persepsi pasien 3. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, masih banyak ditemui fenomena di lapangan, masih dijumpai perawat yang belum menampilkan citra sebagai tenaga keperawatan yang ramah, murah senyum, dan memandang pasien sebagai pusat perhatian dengan sikap dan tingkah laku yang memberikan asuhan keperawatan yang meliputi rasa empati, menghargai orang lain dan tenggang rasa. Hasil penelitian Ramadhan (2004) tentang tingkat kepuasan pasien terhadap sikap empati perawat di instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam RS DR. Sardjito Yogyakarta didapat hasil Responden menyatakan sangat puas terhadap sikap empati perawat 0%, puas 36,78%, kurang puas 63,38, tidak puas 0%. Sebagai gambaran indikator pelayanan rawat inap RSUD Sleman periode tahun 2008 sampai dengan tahun BOR pada tahun ,57, tahun ,42, tahun ,52 dan pada tahun 2011 yaitu 34,31. RSUD Sleman Yogyakarta Kelas III mempunyai kapasitas tempat sebanyak 82 Hasil studi pendahuluan penulis melalui observasi pada 15 orang pasien yang di bangsal kelas III yang terdiri dari ruang Cendana, Kenanga, Flamboyan, Edelwis, Bugenvil dan Dahlia tanggal 29 dan 30 November 2011 didapatkan data bahwa perawat yang melalukan asuhan keperawatan tidak pernah memberikan respon verbal maupun nonverbal terhadap apa yang dirasakan pasien dan perawat tidak pernah menyebutkan penyebab apa yang pasien rasakan. 67

4 Hasil customer satisfaction indeks maret 2011 di RSUD Sleman, masih ada pasien yang menyatakan ketidakpuasan terhadap perilaku perawat, adapun isi pernyataan untuk perawat pada survey tersebut antara lain mohon para perawat lebih ramah lagi karena ada yang berkesan ada perawat yang galak dan kurang ramah, sebaiknya perawat waktu pasien kesakitan ketika akan melahirkan dihibur dan pemberitahuan informasi ke pasien kurang jelas. Berdasarkan saran yang disampaikan pasien kepada perawat ternyata perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien kurang ramah dan pada saat pasien kesakitan tidak dihibur atau diberi motivasi, padahal murah senyum dan turut merasakan kesakitan yang dialami pasien dengan memberikan perhatian merupakan bagian dari sikap empati. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik mengungkap lebih dalam mengenai Hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasan pasien di Ruang Inap RSUD Sleman Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui persepsi pasien tentang sikap empati perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman b) Mengetahui kepuasaan pasien tentang empati perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang menggambarkan korelasi persepsi pasien tentang sikap empati perawat dengan kepuasan pasien kemudian dianalisis, dikumpulkan pada waktu bersamaan). 2. Populasi dan Sampel penelitian Populasi a) Populasi adalah keseluruhan objek yang akan menjadi sasaran penelitian, (Arikunto, 2002) Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Sleman Yogyakarta. 68

5 b) Data populasi diambil dari data rata rata BOR pertahun sebanyak 34,31. Dengan jumlah pasien = BOR x 82 TT = 234 pasien. c) Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2010). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 147 orang yang telah memenuhi kriteria peneliti. Pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah accidental sampling D. Variabel dan Defenisi Operasional Tabel 3.1. Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Parameter Skala Persepsi pasien Pandangan pribadi pasien tentang Sangat Baik = Ordinal tentang sikap suatu obyek menggunakan indra >56 perawat terhadap empati yang meliputi baik = keakuratan, kejelasan, kealamiahan, kehangatan dan kesejatian Cukup baik = Tidak baik = Kepuasan pasien tentang sikap empati perawat Kepuasan adalah kesesuain sikap yang diberikan perawat dalam pelayanan keperawatan yang terdiri dari respon keakuratan, kejelasan, kealamiahan, kehangatan, dan kesejatian dengan harapan pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Sangat Puas = >56 Puas = Cukup puas = Tidak puas = Ordinal E. Analisa Data 1. Analisis univariate Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang hanya mengahasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel. Masing masing variabel dianalisa dengan cara menampilkan distribusi, frekuensi dan presentase. Variabel yang dianalisis yaitu persepsi pasien tentang empati perawat dan kepuasaan pasien tentang empati perawat. 2. Analisis bevariate Peneliti melakukan analisa dengan cara melihat hubungan dua variabel meliputi variabel bebas dan terikat. Analisa bevariate digunakan untuk mengetahui hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien di Ruang Rawat inap RSUD Sleman Yogyakarta. Atas dasar kenyataan tersebut maka data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan tehnik statistik yaitu dengan uji Kendall tau 69

6 F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karateristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Sleman Yogyakarta. Responden diambil dari Ruangan Alamanda, Nusa Indah, Kenanga, Dahlia dan Mawar. Karateristik dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Karateristik Responden di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta No Karateristik Responden Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Umur Responden tahun tahun >65 tahun % 38.0% 17.7% Jenis Kelamin Laki laki % Lama Dirawat Pendidikan Frekuensi dirawat Sumber : Data Primer, Perempuan 3-4 hari 5-6 hari 7 8 hari >8 hari Tidak sekolah SD SMP SMA D3 Sarjana Satu kali Dua kali Tiga kali % 76.2% 17.0% 6.8% 0% 4.8% 15.6% 34.7% 44.9% 0% 0% 63.3% 30.6% 6.1% Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 147 responden, jumlah responden paling banyak adalah responden yang mempunyai umur tahun yaitu 74 orang (50,3%). Dilihat dari Jenis kelamin, responden laki laki lebih banyak dari perempuan yaitu 79 (53,7%). Karateristik responden dilihat dari lama responden dirawat, jumlah responden paling banyak adalah pasien yang dirawat selama 3-4 hari yaitu 112 orang (76.2%), tingkat pendidikan, sebagian besar responden lulusan SMA yaitu 66 orang (44,9), sedangkan untuk lulusan D3 dan Sarjana yaitu 0%. Berdasarkan frekuensi pasien dirawat, jumlah responden yang paling banyak adalah pasien yang dirawat sebanyak satu kali yaitu 93 orang (63.3%), sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah responden yang dirawat lebih atau sama dengan tiga kali yaitu 9 orang (6.1%) 2. Persepsi pasien tentang empati perawat Persepsi Pasien tentang empati perawat diukur melalui respon keakuratan, kejelasan, kealamiahan, kehangatan, dan kesejatian perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman tersebut dapat dilihat pada Tabel

7 Tabel 4.2. Persepsi pasien tentang empati perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Persepsi Frekuensi Presentase Tidak Baik` - - Cukup Baik 23 15,6% Baik % Sangat Baik % Jumlah % Sumber : Data Primer, Tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menilai sikap empati perawat berempati dengan baik. Dilihat dari persepsi pasien yang menilai sikap empati perawat, kebanyakan responden mempersepsikan empati perawat baik. Jumlah responden yang menilai sikap empati perawat di Ruang Rawat Inap RSUD sleman empati dengan baik sebanyak 111 orang (75.5%), berempati dengan sangat baik 13 orang (8.8%) dan jumlah responden yang menilai cukup empati 23 orang (15,6%). 3. Kepuasan pasien tentang empati perawat Kepuasaan pasien tentang empati perawat diukur juga melalui kepuasaan pasien terhadap respon keakuratan, kejelasan, kealamiahan, kehangatan dan kesejatian. Kepuasan adalah suatu bentuk perasaan seseorang setelah memenuhi harapan. mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah Tabel 4.5 Kepuasaan pasien tentang sikap empati perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Tingkat Kepuasaan Frekuensi Persentase Tidak Puas - - Cukup Puas % Puas % Sangat Puas - Jumlah 100 % Sumber : Data Primer, Berdasarkan Tabel 4.5 dapat di ketahui bahwa kepuasaan responden terhadap sikap empati perawat di ruang Rawat Inap RSUD Sleman adalah sebagian besar adalah puas yaitu 127 (86,4%) sedangkan yang cukup puas yaitu 20 (13.6%). 4. Hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD SLeman Yogyakarta Hubungan Antara Persepsi Pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien Kelas III di RSUD Sleman Yogyakarta dianalisis menggunakan uji analisis kendall tau. 71

8 Tabel 4.8. Tabulasi Silang antara Variabel Persepsi Pasien Tentang Empati Perawat Dengan Kepuasaan Pasien Persepsi Kepuasaan pasien tentang Total R P pasien emapati perawat tentang emapti perawat Puas Cukup Puas F % F % F % ,00 Sangat Baik 13 8, ,6 Baik ,1 2 1, ,6 Cukup Baik 5 3, ,2 13 8,8 Total , , Hasil analisis menunjukkan koefisien kolerasi (rho) 0,670 dengan nilai signifikan (ρ) sebesar 0,00. Untuk mengetahui ada tidaknya signifikan hubungan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien RSUD Sleman Yogyakarta, dapat dilihat dari nilai (r). jika nilai (r) hitung lebih besar dari (r) tabel maka terdapat hubungan yang signifikan atau dapat juga dilihat dengan nilai signifikan (ρ). jika nilai signifikan (ρ < 0,05) maka terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan analisis diatas, diperoleh nilai ρ = 0,00 lebih kecil dari 0,05, Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien, dan berdasarkan nilai signifikan yaitu sebesar 0,670 maka keeratan hubungan antara kedua variabel penelitian ini memiliki kekuatan hubungan yang cukup dengan korelasi sejajar. Hubungan yang cukup ini maksudnya adalah bahwa empati bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi kepuasaan pasien. G. PEMBAHASAN 1) Persepsi pasien terhadap empati perawat di RSUD Sleman Yogyakarta Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa sebagian besar persepsi pasien tentang sikap empati perawat dalam kategori baik, artinya rata rata pasien mempersepsikan empati perawat RSUD Sleman baik. Persepsi pasien tentang sikap empati perawat yang baik ini dapat dipengaruhi oleh usia. Usia responden terbanyak yang berempati yaitu sebanyak 54 orang (36,7%), dimana fungsi kognitif dan panca indra masih baik sehingga dapat mempersepsikan dengan tepat, selain semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Sebagian besar pasien berempati dengan baik kebanyakan sudah dirawat selama 3 4 hari yaitu 88 orang (59,8%), dimana pasien telah mendapat pengalaman dirawat, sehingga bisa mempersepsikan empati perawat dengan baik. 72

9 Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh penelitian lain 4 yang menyatakan bahwa proses terjadi persepsi berasal dari kognitif seseorang yang dipengaruhi oleh pendidikan, usia, pengalaman. Proses terjadinya persepsi perlu fenomena dan persepsi, dan yang terpenting dari fenomena dan persepsi adalah perhatian. Teori diatas selaras dengan hasil penelitian, dimana sebagian besar pasien yang dirawat berlatar belakang pendidikan SMA dan berempati dengan baik sebanyak. Hasil penelitian juga ditemukan bahwa ada responden yang berpendidikan rendah tetapi memliliki persepsi yang baik terhadap empati perawat. Ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi persepsi seseorang. Menurut peneliti lain 5, faktor pendidikan merupakan faktor penting yang mempengaruhi responden dalam menerima dan memahami informasi yang diberikan, tetapi pendidikan bukanlah satu satunya yang menentukan seseorang dalam mempersepsikan sesuatu, karena adanya responden yang berpendidikan rendah tetapi dapat mempersepsikan empati perawat dengan baik, hal tersebut disebabkan karena pengalaman. 2) Kepuasaan pasien terhadap sikap empati perawat di RSUD Sleman Yogyakarta Beradasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan puas tentang empati perawat. Artinya rata rata pasien puas dengan empati perawat. Pasien merasa puas dengan empati dapat di pengaruhi dari factor internal. Factor internal yang di maksud adalah jenis kelamin, usia, pandidikan. Dalam penelitian yang terbanyak cukup puas yang berjenis kelamin laki laki yaitu 14 orang (9,5). Sedangkan usia terbanyak yang menyatakan puas yaitu tahun yaitu 62 orang (42,1) sedangkan berdasarkan pendidikan terbanyak SMA yaitu 59 orang (40,1). Hasil peneltian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh aday (2000) yang mendapat hasil responden yang berusia muda (kurang dari 25 tahun) lebuh banyak yang menyatakan tidak puas dibandingkan yang berusia tua, responden laki laki lebih banyak menyatakan tidak puas dibandingkan dengan perempuan, responden yang berpendidikan tinggi banyak yang menyatakan tidak puas dibandingkan responden yang berpendidikan rendah. Suryawati (2006) menyatakan bahwa dalam mengevaluasi kepuasaan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa factor diantaranya adalah komunikasi. Komunikasi menduduki peringat tertinggi dalam persepsi kepuasaan pasien di rumah sakit. Tidak jarang pasien atau keluarga merasa puas karena dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan dan martabatnya. 73

10 Teori diatas selaras dengan penelitian ini, dimana komunikasi yang didalamnya tedapat empati berpengaruh terhadap kepuasaan pasien. Penelitian lain yang selaras dengan hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Munfaidah (2008) yang menemukan ada hubungan positif antara komunikasi terapeutik dengan kepuasaan pasien. 3) Hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Analisis hubungan persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien didapatkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien, dan berdasarkan nilai signifikan yaitu sebesar 0,670 maka keeratan hubungan antara kedua variabel penelitian ini memiliki kekuatan hubungan yang cukup dengan kolerasi sejajar. Hubungan yang cukup ini maksudnya adalah bahwa empati perawat bukan merupakan factor utama yang mempengaruhi kepuasaan pasien. Hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasaan pasien adalah kualitas produk atau jasa, kuallitas pelayanan, factor emosional, harga/biaya dan lingkungan. (Aldina, 2007). Sedangkan korelasi sejajar searah berarti semakin baik persepsi pasien tentang empati perawat maka semakin tinggi kepuasaan pasien. Hasil peneltian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Damayanti (2000), bahwa apabila perawat mampu melakukan hubungan interpersonal dengan pasien secara baik serta memberikan perhatian yang penuh maka kepuasaan pasien akan meningkat sehubungan dengan hal tersebut, sedangkan penelitian ini mendapat hasil ada hubungan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepusaan pasien, dimana empati perawat yang dinilai perawat mendengar keluhan pasien, memberikan komentar terhadap apa yang dirasakan pasien, menjelaskan cara mengatasi masalah pasien, memberikan informasi yang jelas pada pasien, menjelaskan pada pasien dengan kata kata sendiri, berbiacara dengan suara yang lembut, memelihara kontak mata, melayani dengan penuh kesabaran dan menghargai dan menghormati pasien akan meningkatkan kepuasaan pasien. Berdasarkan hasil penelitian, ada responden yang mempersepsikan empati perawat sangat baik tetapi merasa kurang puas. Hal ini menunjukkan ada factor lain yang mempengaruhi kepuasaan pasien yaitu salah satunya kualitas pelayanan perawatan. Kualitas pelayanan yang dimaksud yaitu fasilitas yang disediakan rumah sakit, outcome perawatan yang diterima. 74

11 Hasil penelitian ini selaras dengan teori yang di kemukakan oleh Wijono (2000) kepuasan pasien di pengaruhi banyak factor yaitu pendekatan dan perilaku petugas, mutu informasi yang dierima seperti apa yang di kerjakan apa yang diharap, prosedur perjanjian, waktu tunggu, fasilitas umum yang teersedia, fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu makanan, privacy, dan pengaturan kunjungan dan perawatan yang dterima. Penelitian Jedho (2010) yang meneliti Hubungan Kualitas Pelayanan dengan kepuasaan Pasien di RSUD Sleman Yogyakarta, untuk dimensi kualitas pelayanan perawatan (tangible, reliability, responsivenes, assurance dan empathy), dari kelima aspek tersebut berpengaruh positif terhadap kepuasaan pasien, walaupun dimensi empati bukan merupakan dimensi pelayanan yang mempunyai hubungan paling kuat. Peneltian ini sesuai juga dengan Pertiwi (2002) yang meneliti tentang hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasaan, dalam penelitiannya mendapatkan bahwa pasien merasa puas terhadap sikap perawat dalam hubungan terapeutik diantaranya sikap dan perilaku yang perlu diperhatikan adalah bersikap ramah, mendengarkan dan memperhatikan setiap keluhan, punya waktu dalam merawat, merawat dengan sentuhan lembut dan berusaha mengerti perasaan pasien, memberikan kesempatan pasien untuk mengeluarkan isi hati. Hasil penelitian ini masih ada pasien yang menilai pertanyaan apakah perawat memberikan komentar terhadap apa yang anda rasakan, responden terbanyak memberikan penilaian pada kategori sering yaitu 72 orang (49%.). Hal ini dapat disebabkan karena beban kerja perawat, dalam satu shift dijaga oleh 4 perawat dengan jumlah pasien yang banyak, yang seharusnya dalam system MPKP primer rationya 1:5 (perawat : pasien ), sehingga perawat tidak memberikan komentar terhadap yang dirasakan pasien. Menurut Bina Diknakes (2001) Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan dengan baik dapat menyebabkan keluhan yang subyektif, beban kerja semakin berat, tidak efektif dan tidak efisien yang memungkinkan ketidakpuasan bekerja yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja dan produktivitas serta mutu pelayanan yang merosot. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2004) tentang tingkat kepuasaan pasien terhadap sikap empati perawat di Instalasi rawat Inap Kelas I Penyakit dalam RS. Dr. Sardjito Yogyakarta menunujukkan hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini. 75

12 Ramadhan (2004) mengemukakan bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang puas terhadap sikap empati perawat sedangkan hasil penelitian ini responden menyatakan puas terhadap sikap empati, hasil ini berbeda karena tempat penelitian yang berbeda, tempat penelitian yang digunakan Ramadhan adalah bangsal penyakit dalam kelas I dimana pasien kelas I mempunyai harapan yang tinggi tentang pelayanan yang diberikan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut terkait dengan teori yang di kemukakan oleh Aldiana (2007) yaitu Harga atau biaya merupakan aspek terpenting dalam penentu kualitas adalah mencapai kepuasaan pasien, namun demikian hal ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin tinggi harga perawatan semakin tinggi harapan pasien. F. KESIMPULAN Setelah dilakukan analisis dan pembahasan terhadap Hubungan antara Persepsi Perawat tentang sikap empati perawat dengan kepuasaan pasien di RSUD Sleman Yogyakarta maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Ada hubungan yang signifikan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepuasaan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta. 2) Persepsi pasien tentang empati perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman masuk sebagian besar dalam kategori baik. 3) Kepuasaan Pasien tentang empati Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman sebagian besar masuk dalam kategori puas DAFTAR PUSTAKA 1 Sitorus,R, (2007). Model Praktek Keperawatan Profesi di Rumah Sakit, Jakarta: EGC 2 Assaf, MD, (2009). Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta. EGC 3 Suryawati, C., (2004), Kepuasan pasien Rumah Sakit ( Tinjauan Teoritis dan penerapannya pada penelitian), Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 07/NO.04/Desember Musliha, (2009). Komunikasi Keperawatan (plus materi komunikasi terpeutik). Yogyakarta : Nuha Medika 5 Azwar, S., (2007), Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Yayasan Penerbit IDI 6 Damaiyanti, M, (2008). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: Salemba Medika 7 Jedho, blais. (2003), Hubungan Hubungan Kualitas Pelayanan dengan kepuasaan Pasien di RSUD Sleman Yogyakarta, Skripsi keperawatan, Universitas Respati Yogyakarta. 8 Pertiwi, (2002). Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik dengan kepuasaan pasien rawat InapRS Sardjito Yogyajarta Skripsi Keperawatan Tidak diterbitkan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta 9 Pohan, I. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Jakarta : EGC 10 Ramadhan, A., (2004), Tingkat kepuasan pasien terhadap sikap empati perawat di Instalasi Rawat Inap I Penyakit Dalam RS. Dr Sardjito Yogyakarta. Skripsi Keperawatan Tidak diterbitkan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta 76

13 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SAAT PEMASANGAN INFUS DI BANGSAL ANGGREK RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nuraqidah 1, Maria H Bakri 2, Sri Rahayu 3 INTISARI Latar belakang : Penggunaan komunikasi terapeutik merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dari perawat karena komunikasi terapeutik akan sangat membantu mengatasi masalah psikologis anak usia prasekolah terhadap tindakan pemasangan infus. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi dengan anak adalah melihat umur, tumbuh kembang anak dan hal ini masih belum mendapat perhatian sehingga kerja sama antara anak dengan perawat belum mencapai hasil yang maksimal. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah saat pelaksanaan pemasangan infus di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode : Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien anak usia pra sekolah dan semua perawat di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, tehnik pengambilan sampel dengan total sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji spearman rank Hasil : Menurut tes Spearman Rank, ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul karena nilai signifikan 0,014 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 atau (0,014 < 0,05) Kesimpulan : Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah saat pelaksanaan pemasanganinfus di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul Kata Kunci : Komunikasi terapeutik perawat, Tingkat Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah, Pemasangan Infus. 1 Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta 2 Poltekes Kemenkes Yogyakarta 3 Rumah Sakit Pendidikan Sardjito Yogyaka 77

14 RELATION BETWEENNURSE S THERAPEUTIC COMMUNICATION AND COOPERATION LEVEL OF PRE SCHOOL AGED CHILDREN IN THE INTRAVENOUS ATTACHMENT PROCESS AT ANGGREK WARDS PANEMBAHAN SENOPATI LOCAL GENERAL HOSPITAL,BANTUL Nuraqidah 1, Maria H Bakri 2, Sri Rahayu 3 ABSTRACH Background: The use of therapeutic communication a thing that needs attention of the nurse since it will greatly help cope with pre- school aged children s psychological problems in the intravenous attacment process. One of the things which need attention in communicating with children is to see the age of children s development and this thing has not yet to reach maximum result. Research aim: The aim of this research was to find relation between nurse s therapeutic communication and cooperatif level of pre school aged children in the intravenous attachment process at Anggrek wards Panembahan Senopati Local general hospitaal, Bantul. Research method: This research was analytical survey research with cross sectional design. the samples were all pre school aged patiens and all nurses at Anggrek inpatients ward Panembahan Senopati Local general Hospital, Bantul who met the inclusive and exclusive criteria. sample collection technique used was total sampling technique. data analysis used was spearman rank test. Result : according to the spearment rank test, there was relation between nurse s therapuetic communication and cooperation level of pre-school aged children in the intravenous attacment process at Anggrek wards Panembahan Senopati local general Hospital, Bantul because significant value 0,014 was smaller than significant value 0,05 or (0,014<0,05) Conclusion: There was relation between nurse s therapeutic communication and cooperatin level pre school aged children in the intravenous attachment process at Anggrek wards Panembahan Senopati local general Hospital, Bantul. Keywords: Nurse s Therapeutic Communication, Cooperation Level Of Pre School Aged Children, Intravenous Attachment 1 Student of Bachelor s Degree of Nursing Study of Respati University of Yogyakarta 2 Health polytechnic of yogyakarta ministry of helath 3 Clinical instructor at Dr Sardjito Central General Hospital Yogyakarta 78

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Sakit dan di rawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan, baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungan dalam kebiasaan sehari hari, dan anak akan mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian kejadian yang bersifat menekan. Di rumah sakit, anak harus menghadapi lingkungan yang asing, pemberi asuhan yang tidak dikenal dan gangguan terhadap gaya hidup mereka. Sering kali mereka harus mengalami prosedur yang menimbulkan nyeri, kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak diketahui. Bila dilakukan pemeriksaan telinga, mulut, suhu pada anus dan tindakan pemasangan infus akan membuat anak menjadi sangat cemas. Reaksi anak terhadap tindakan yang tidak menyakitkan sama seperti reaksi terhadap tindakan yang sangat menyakitkan (1). Peran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi pada anak sangat penting. Perawat perlu memahami konsep stres hospitalisasi dan prinsip prinsip asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Oleh karena itu tenaga keperawatan perlu menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan untuk dapat meminimalkan kecemasan dan stres yang terjadi pada anak selama hospitalisasi dan membina hubungan saling percaya pada pasien anak dan keluarganya. Komunikasi terapeutik pada anak mempunyai ciri tersendiri dibandingkan dengan komunikasi pada orang dewasa. Tehnik komunikasi terapeutik diharapkan dapat menurunkan kecemasan karena dapat membantu agar anak merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk berbagi perasaan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat (2). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Panembahan Senopati Bantul di Ruang Anggrek pada tanggal 23 November 2011, rata rata anak yang di rawat mengalami prosedur invasif dan kebanyakan adalah pemasang infus sebanyak 46 anak usia pra sekolah. Penyakit yang sering ditemui antara lain diare, febris, dan lain lain, yang memerlukan pengobatan melalui infus dan dari hasil observasi yang dilakukan ditemukan 2 dari 9 orang pearawat yang shif pagi belum melakukan komunikasi yang baik pada saat pemasangan infus. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: Adakah hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah saat pelaksanaan pemasangan infus di Bangsal Aggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul? 79

16 Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia prasekolah saat pelaksanaan pemasangan infus di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik perawat di Bangsal Aggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. b. Mengetahui tahapan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat di Bangsal Aggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. c. Mengetahui tingkat kooperatif yang terjadi pada anak usia prasekolah saat dilakukan pemasangan infus oleh perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. d. Mengetahui keeratan hubungan tingkat kooperatif yang terjadi pada anak usia pra sekolah saat dulakukan pemasangan infus oleh perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Rumah Sakit Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan yang digunakan perawat untuk penerapan komunikasi terapeutik pada anak, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang optimal 2. Bagi Institusi pendidikan Universitas Respati YogyakartaDiharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan tingkat kooperatif anak usia prasekolah selama hospitalisasi. 3. Bagi peneliti lain Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnnya. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode penelitian survey analytic cross sectional atau potong lintang dimana variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara stimuli (dalam waktu yang bersamaan). (3) Lokasi dan Waktu Penelitian Dilaksanakan pada bulan Maret April 2012 bertempat di ruang rawat inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. 80

17 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan jumlah seluruh perawat 21 orang yang merupakan perawat tetap dan pasien anak usia pra sekolah yang menjalani rawat inap di Bangsal Aggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Sampel a. Ukuran sampel untuk perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul berjumlah 21 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. (3) Kriteria Inklusi : 1) Berpendidikan minimal D3. 2) Bersedia berpartisipasi menjadi responden dengan bukti inform consent. Kriteria eksklusi : 1) Perawat yang sedang cuti atau sakit. b. Ukuran sampel untuk pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. (3) Kriteria Inklusi : 1) Pasien anak usia pra sekolah 3 6 tahun. 2) Kesadaran compos mentis. 3) Mengalami prosedur tindakan invasif : pemasangan infuse Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (independent), Variabel bebas (independent) pada penelitian ini adalah komunikasi terapeutik perawat. 2. Variabel terikat (dependent) Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini adalah tingkat kooperatif anak usia pra sekolah Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian yaitu perawat dan pasien. Data ini diperoleh dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden, yang terdiri dari kuesioner komunikasi terapeutik perawat tentang tahap tahap komunikasi terapeutik perawat 81

18 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, yaitu berupa data mengenai karakteristik responden yang ada di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul seperti jumlah perawat yang bekerja, jumlah pasien yang dirawat. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang mengacu pada teori tahapan komunikasi terapeutik 1. Kuesioner tentang komunikasi terapeutik yang diberikan kepada perawat, terdiri dari pernyataan favourable yaitu pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan unfavourable yaitu pernyataan yang bersifat negative. Favourable jika jawaban Benar diberi skor 2, Salah diberi skor 1 dan pernyataan unfavourable jika jawaban Benar diberi skor 1, salah diberi skor 2. Dengan menggunakan skala pengukuran ordinal dengan kategori skor : Baik : Skor (90%-100%) Cukup : Skor (60%-89%) Buruk : Skor <59%) UJi Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Pearson, dikenal dengan rumus korelasi product moment. Uji validitas dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Sleman Yogyakarta pada tanggal 7 Maret 2012 dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada perawat yang terdiri dari 20 orang perawat yang berisikan 24 pernyataan. Hasil analisa menggunakan program SPSS 15.00, dari 24 pernyataan mengenai komunikasi terapeutik perawat diperoleh 8 pernyataan dinyatakan tidak valid, sedangkan 18 lainnya dinyatakan valid. dan 18 pernyataan komunikasi terapeutik perawat dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel, yang mana nilai r tabel adalah = Uji Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas dilakukan dengan cara melakukan uji Chrombach Alpha, diperoleh hasil untuk kuesioner komunikasi terapeutik perawat sebesar 0,903, yang mana menurut Chrombach Alpha dinyatakan reliable karena nilainya lebih besar dari

19 Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan data Langkah-langkah dalam rencana pengolahan data meliputi : a. Editing Dilakukan dengan memeriksa kembali data-data yang diperoleh, kelengkapan dari data kuesioner yang diberikan kepada responden. Dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul, memeriksa data, menghindari hitungan atau perhitungan atau perhitungan yang salah, memeriksa jawaban, dan pada tahap ini tidak dilakukan pergantian atau penafsiran jawaban. b. Coding Dilakukan dengan pemberian kode-kode pada tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan identitas atau petunjuk pada satu informasi atau data yang akan dianalisis. Macamnya dengan memberikan kode pada masing-masing jawaban. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan yang terdiri atas pernyataan favorable dan unfavorable dengan ketentuan, untuk pernyataan favorable bila jawaban Benar dan Ya mendapat skor 2 dan jika jawaban Salah dan Tidak mendapat skor 1, sedangkan untuk pernyataan unfavorable bila jawaban Benar dan Ya mendapat skor 1 dan Salah dan Tidak mendapat skor 2. c. Tabulating Dilakukan dengan memindahkan jawaban dari responden dalam bentuk kode ke dalam master table program SPSS d. Transferring Dilakukan dengan mengkoding dan mengelompokkan data sesuai dengan variabel yang diteliti. 2. Teknik analisis data a. Analisis univariat Digunakan untuk melihat distribusi dan frekuensi dari tiap vaiabel yaitu komunikasi terapeutik perawat dan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah. b. Analisis bivariat Digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat, menggunakan uji statistik korelasi Kendall Tau. Analisa data meggunakan program SPSS Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi (ρ) yaitu artinya apabila hasil uji statistic menunjukkan taraf signifikasi (ρ) < 0.05 maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah Apabila sebaliknya jika taraf signifikasi (ρ) >0.05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah hasil penelitian dan pembahasan. 83

20 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perawat pelaksanan di Ruang Rawat Inap Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul yang berjumlah 21 orang. Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian menurut umur dan jenis kelamin Perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul No Karakteristik 1 Umur f % tahun 10 47, tahun 11 52,4 2 Jenis kelamin f % Laki-laki 2 9,5 Perempuan 19 90,5 Total Analis is Univariat a. Komunikasi terapeutik perawat Tabel 2. Frekuensi Komunikasi Terapeutik Perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul Komunikasi N % Terapeutik Perawat Baik 2 9,5 Sedang 19 90,5 Buruk 0 0,0 Jumlah b. Tingkat kooperatif anak usia pra sekolah Tabel 4. Frekuensi Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah Saat Pelaksanaan Pemasangan Infus di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul Tingkat kooperatif N % Baik 4 19,0 Cukup 4 19,0 Kurang 13 61,9 Jumlah Analisis Bivariat Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah Saat Pelaksanaan Pemasangan Infus. 84

21 Tabel 5. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kooperatif Anak Usia Prasekolah Saat Pelaksanaan Pemasangan Infus Komunikasi Tingkat Kooperatif Terapeutik Kurang Cukup Baik Total f % f % f % f % Baik 0 0,0 0 0,0 2 9,5 2 9,5 Sedang 13 61,9 4 19,0 2 9, ,5 Buruk 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Total 13 61,9 4 19,0 4 19, ,0 P- Value 0,526 0,014 B. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul mayoritas komunikasi terapeutiknya masih dalam kategori sedang. Artinya rata rata perawat memiliki pengetahuan yang sedang tentang komunikasi terapeutik yang menyangkut tentang pengertian komunikasi terapeutik, fase fase komunikasi, bentuk bentuk komunikasi, faktor yang mempengaruhi proses komunikasi, fungsi komunikasi terapeutik, tujuan komunikasi terapeutik, tahap tahap komunikasi terapeutik, dan teknik komunikasi terapeutik pada anak usia pra sekolah. Untuk itu, perlunya dukungan dari semua pihak khususnya rumah sakit dalam meningkatkan kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan pasien, diharapkan dengan makin baiknya komunikasi terapeutik perawat juga akan berdampak pada baiknya kerjasama dengan para pasien. Dengan meningkatnya kerjasama ini akan membantu kelancaran kesembuhan pasien, terlebih lagi pada pasien yang masih kecil atau anak-anak usia pra sekolah. Penggunaan komunikasi terapeutik merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dari perawat karena komunikasi terapeutik akan sangat membantu mengatasi masalah psikologis anak usia prasekolah terhadap tindakan pemasangan infus. Di samping itu, pada usia prasekolah perkembangan anak mulai meningkat yang ditandai dengan rasa ingin tahu, sering bertanya,inisiatif tinggi, kemampuan bahasa mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, dan takut terhadap ketidak tahuan. (4) Kemudian pada tingkat kooperatif anak usia prasekolah saat pelaksanaan pemasangan infus, menunjukkan rendahnya tingkat kooperatif dari pasien. Hal ini dapat dikarenakan dari faktor perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul yang komunikasinya pada anak kurang baik, karena berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa mayoritas perawat komunikasi terapeutiknya masih dalam kategori sedang. 85

22 Bagi perawat untuk membedakan komunikasinya pada anak dan dewasa, komunikasi terapeutik pada anak mempunyai cara tersendiri dibandingkan dengan komunikasi pada orang dewasa, karena pada anak - anak memerlukan persiapan hati hati sebelum tindakan, misalnya persiapan psikologis anak yaitu dengan menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan terhadapnya, dan melakukan permainan seperti menggambar, menonton vidio, juga menghadirkan orang tua saat anak dilakukan tindakan dengan persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan prosedur tindakan, diharapkan dapat membuat anak lebih kooperatif selama dilaksanakan prosedur perawatan, sehingga tujuan dapat tercapai. Seperti pendapat dari (Potter menyatakan bahwa tehnik komunikasi terapeutik diharapkan dapat menurunkan kecemasan karena dapat membantu agar anak merasa bahwa interaksinya dengan perawat merupakan kesempatan untuk berbagi perasaan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.. (5) Di samping itu tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik pada anak usia pra sekolah juga harus ditingkatkan karena mempengaruhi kemampuan skill dalam berkomunikasi terapeutik pada anak usia pra sekolah, karena salah satu faktor yang mempengaruhi proses komunikasi adalah pengetahuan, tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Adi Hanjaya yang menemukan ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan kemampuan perawat dalam komunikasi terapeutik pada anak usia pra sekolah di Rumah Sakit Umum Daerah Kota YogyakartaCaring Perawat (6) Berdasarkan pengujian statistik dengan uji Korelasi Spearman Rank, dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kooperatif anak usia prasekolah saat pelaksanaan pemasangan infus, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dan tingkat kooperatif anak usia prasekolah saat pelaksanaan pemasangan infus terbukti atau diterima. Untuk itu peran perawat dalam meminimalkan stres akibat hospitalisasi pada anak sangat penting. Perawat perlu memahami konsep stres hospitalisasi dan prinsip prinsip asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Oleh karena itu tenaga keperawatan perlu menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan untuk dapat meminimalkan kecemasan dan stres yang terjadi pada anak selama hospitalisasi dan membina hubungan saling percaya pada pasien anak dan keluarganya. Sejauh ini, komunikasi terapeutik pada anak masih kurang mendapat perhatian, mengingat kurangnya penggunaan komunikasi terapeutik secara positif sehingga anak mudah mengalami kecemasan saat dan selama di rumah sakit (7). 86

23 Dengan demikian, hasil penelitian ini telah sejalan dengan Efrita Herliyanti hasil yang didapat adalah adanya pengaruh dukungan keluarga dengan tingkat kooperatif anak usia pra sekolah saat pelaksanaan pemasangan infus di Inska RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Dan sejalan dengan penelitian Herliana hasil yang didapat adalah menggambarkan bahwa ada pengaruh yang sangat bermakna dari pemberian terapi bermain terhadap peningkatan perilaku kooperatif pada anak usia prasekolah selama menjalani perawatan di Irna II RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta (8,9). Dikarenakan pentingnya komunikasi ini, maka penggunaan komunikasi terapeutik merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dari perawat karena komunikasi terapeutik akan sangat membantu mengatasi masalah psikologis anak usia prasekolah terhadap tindakan pemasangan infus. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakteristik perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut umur paling banyak terdapat perawat yang berusia antara tahun yaitu sebanyak 52,4%, sedangkan menurut jenis kelamin paling banyak perawat perempuan yaitu sebanyak 90,5 %. 2. Tahapan tahapan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul masuk dalam kategori sedang yaitu 90,5 % 3. Tingkat kooperatif yang terjadi pada anak usia pra sekolah saat dilakukan pemasangan infus oleh perawat di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan senopati bantul masuk dalam kategori kurang yaitu 61,9 % 4. Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan Tingkat Kooperatif anak usia prasekolah saat pelaksanaan pemasangan infus di Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul. B. Saran Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Perawat Rumah Sakit RSUD Panembahan Senopati Bantul Mengingat komunikasi terapuetik perawat masih dalam kategori sedang dan tingkat kooperatif anak masih dalam kategori kurang maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan masukan yang digunakan perawat RSUD Panembahan Senopati Bantul, khususnya perawat di ruang rawat inap Bangsal Anggrek untuk dapat menerapkan tahapan komunikasi terapeutik dengan baik pada anak saat 87

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DI TK ASIH SEJATI, JANTI, CATUR TUNGGAL,SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DI TK ASIH SEJATI, JANTI, CATUR TUNGGAL,SLEMAN, YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DI TK ASIH SEJATI, JANTI, CATUR TUNGGAL,SLEMAN, YOGYAKARTA Suwarsi INTISARI Latar belakang : Kebersihan diri yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nopia Wahyuliani 215114383

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010 ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010 Samuel Marco Halomoan Pembimbing I: July Ivone, dr.,m.k.k., MPdKed Tingkat kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang Andra Novitasari 1, Muhammad Hidayat 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 122 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Arif Nurcahyono 1, Sri Arini 2,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SIDIKALANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SIDIKALANG HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SIDIKALANG SKRIPSI Oleh: Merliani Sigalingging 101101123 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Panji Pratama Putra, Syaifudin Disusun Oleh : PANJI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN NURSES CARING BEHAVIOR AND ANXIETY LEVEL OF SCHOOL CHILDREN HOSPITALIZED AT PEDIATRIC INPATIENT ROOM OF RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian

Lebih terperinci

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**. HUBUNGAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP (ANGGREK, BOUGENVILLE, CRISAN, EDELWEIS) RSUD KEPULAUAN TALAUD CORELATIONS BETWEEN NURSE SERVICE AND

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DEWI YULIANA 201310201016 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016 HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013. Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM dr. H. KOESNADI KABUPATEN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM 092310101070

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp. HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG Ibrahim N. Bolla, S.Kp.,MM Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Perawat perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Tungkagi Caroline Easter Mona Wowor Linnie Pondaag Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG Tina Krisnawati 1), Ngesti W. Utami 2), Lasri 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KESESUAIAN HARAPAN ORANG TUA DENGAN DIRI DALAM PILIHAN STUDI LANJUT DENGAN TINGKAT STRES PADA SISWA KELAS XII DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI oleh Dita Dityas Hariyanto NIM 092310101015

Lebih terperinci

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI PENGARUH PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA KLIEN DENGAN KERUSAKAN INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. RM SOEDJARWADI KLATEN JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016 PAYAKUMBUH TAHUN Dosen Pembimbing: 1. Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep 2. Ns. Windy Freska, S.Kep.,M.Kep PAYAKUMBUH TAHUN PAYAKUMBUH TAHUN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO THE RELATIONSHIP BETWEEN THE WORKLOAD WITH PERFORMANCE OF NURSES IN RSUD SARAS HUSADA PURWOREDJO Naskah Publikasi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK BERSAMA DOKTER KELUARGA DI KLINIK HUSADA KIMIA FARMA SARIO DAN SAM RATULANGI Arthur P. Dumais*, Franckie

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: VENDRHA ZANI ZEGAL 000064 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi ABSTRAK Persepsi adalah suatu proses menerima dan menginterpretasikan data. Persepsi tentang penggunaan alat ortodontik cekat dapat dilihat dari aspek estetik dan aspek fungsional. Bagi remaja, salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana

Lebih terperinci

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction ISSN2354-7642 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia Tersedia online pada: http://ejournal.almaata.ac.id/index.php/jnki JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Listyana Natalia R INTISARI Latar Belakang : Anak yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana peneliti bermaksud mengetahui pengaruh terhadap variabel dependen bila dua atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. Dalam penelitian ini peneliti menghubungkan variabel komunikasi terapeutik dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan suami)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data kuantitatif. Pendekatan merupakan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOLOKSANGGUL DAN RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE SKRIPSI Oleh Larisma Purba 121121093 FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU TERPASANG KATETER URETRA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN DI BANGSAL RAWAT INAP DEWASA KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT Background: Urinary catheterization

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat (Widuri) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA Widuri 1, Maryadi 2, Lestari

Lebih terperinci

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK Dyah Ayu Wulandari 1, Nadhifah 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive analytic explanatory untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R. HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU KOTA MANADO RELATIONSHIP BETWEEN DOCTOR SERVICE WITH THE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan salah satu unit dasar yang bertanggung jawab dalam melestarikan integritas individu anggota keluarga yang akan membentuk struktur keluarga yang meliputi

Lebih terperinci

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TAHUN DI IRINA E BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Nelko Rudini Henwil Tewuh Greta J.P Wahongan Franly

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Analisa Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSGMP UMY Ike Primalia Alveonita

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AYU TRI PURNAMA SARI 20121020108 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2015 Ramdhania Ayunda Martiani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (umur, status

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Meggy Sukma S. Sumarno Amatus Yudi Ismanto Yolanda Bataha Program

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. TC HILLERS MAUMERE KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SKRIPSI Disusun Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diangkakan (Sugiyono, 2003). Maka jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif, adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN Di bangsal penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1-31 Januari 2012 JURNAL PENELITIAN

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Michael R. R. Pelle*, Jane Pangemanan*, Franckie R. R. Maramis* * Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran body image dari anggota Hansamo Modern Dance di Komunitas BKC Kota Bandung. Teori yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Teori

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA) HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA) Her Endah Prasetyowati her_endah@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH 47 HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH Kris Linggardini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG FLAMBOYAN RSUD MUNTILAN Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG Lilik Pranata 1, Maria Tarisia Rini 1, Vincencius Surani 1 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI MADE ARTINI NIM. 1302115010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. (Quality of Nursing Care with Patients Satisfaction Level)

KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN. (Quality of Nursing Care with Patients Satisfaction Level) KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN (Quality of Nursing Care with Patients Satisfaction Level) Rita Rahmawati*, Aan Maudlihul Fikri** * Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar Laporan hasil penelitian Hubungan antara Persepsi Daya Tanggap dan Persepsi Empati dengan Kepuasan Pasien di RSUD Wangaya Denpasar Dwidyaniti Wira 1, Suarjana 1,3, Ganda Wijaya 1,2 1 Program Studi Magister

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BEDAH DI RPB RSUD TOBELO THE RELATIONSHIP OF THERAPEUTIC COMMUNICATION NURSE WITH SURGICAL PATIENT SATISFACTION IN RPB HOSPITALS TOBELO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA ASKES DAN PASIEN UMUM DALAM MENERIMA KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATANDI INSTALANSI RAWAT INAP KELAS II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI KABUPATEN BANTUL MUFLIH INTISARI

Lebih terperinci

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND EMOTIONAL DISTRESS ON DIABETES MELLITUS PATIENTS AT PANEMBAHAN SENOPATI GENERAL HOSPITAL BANTUL 1 Aan Devianto, 2 Abdul Majid, 3 Siitni 1,3 Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA PUTRI UMAYAH 201310201019 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci