Pengertian Tentang Lukisan (5)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengertian Tentang Lukisan (5)"

Transkripsi

1 Pengertian Tentang Lukisan (5) Title Tajuk : Pengertian Tentang Lukisan (5) Magazine Majalah : Majalah Mastika Author Penulis : Trisno Sumardjo Date Tarikh : December 1955 Page Mukasurat : Menurut dugaan para ahli sejarah, kira-kira pada tahun 1500 Sebelum Masihi, orang-orang Indonesia agaknya menyebarkan diri ke Nusantara dari India belakang. Pun juga, bahawa mereka tak selamanya tinggal di situ dan sudah datang ke sana dari Yunan di Asia Tengah dekat negeri Tiongkok dalam zaman yang lebih kuno lagi. Sebelum 1500 Sebelum Masihi itu hanya ada orang-orang yang kebudayaannya disebut kebudayaan Paleolitis (Zaman Batu Purba), yakni taraf budaya di mana orang memakai alat dan senjata batu yang kasar dan belum mengenal logam. Tapi orang-orang Indonesia yang sesungguhnya ialah mereka yang menyeberangi lautan tadi dan telah memakai alat-alat urunggu serta termasuk zaman Neolitik (Zaman Batu Baru). Zaman ini adakalanya juga disebut Zaman Megalitis (Batu Besar) disebabkan adanya batu-batu besar yang kasar pemahatannya dan yang dipergunakan untuk penyembahan nenek-moyang serta pemujaan ruh. Peninggalan-peninggalan zaman itu antara lain dapat dilihat pada patung-patung di Daratan Tinggi Pasembah di Sumatera. Tentang kebudayaan kerohaniannya, kesusasteraan maupun seni rupa kita hampir tak mengetahui apaapa. Hanya di sana-sini ditemukan patung-patung primitif yang bersangkutan dengan pemujaan nenek-moyang. Sebahagian upacara beribadat terdiri dari wayang, tapi masih merupakan boneka-boneka kesenian Hindu ke arah bentuk yang sekarang. Bilalah terjadinya sentuhan pertama dengan orang-orang Hindu tak dimaklumi dengan pasti. Tapi kira-kira pada permulaan tarikh Masihi kita mengetahui khabar-khabar pertama tentang berdirinya kerajaan-kerajaan yang disusun dan diperintah menurut model kerajaan-kerajaan India hanya dari kitab-kitab kuno orang Tiongkok. Kesenian-kesenian Indonesia-Hindu terdapat di Jawa, Sumatera dan Bali. Di Pulau Jawa, yang dalam hal ini paling penting, terdapat apa yang disebut Zaman Jawa Tengah (abad 8 dan 10) dan Zaman Jawa Timur (abad 10 abad 16). Di Sumatera ada kesenian abad 8 sampai 15 di daerah-daerah sekitar Sungai Musi (Palembang) dan lain-lain. Pulau Bali mempunyai peninggalan-peninggalan dari abad 8 sampai abad 14, terutama di kerajaan-kerajaan kuno Pijiang dan Bedulu. Bangunan-bangunan tertua yang disebut candi-candi dan merupakan pemakaman raja-raja itu berasal dari abad 7 hingga 8 di kerajaan Jawa Tengah yang bernama Mataram dan kini berpancaran di daerah-daeran Jogjakarta, Sukarta, Semarang, Kedu dan Bagilan. Meskipun makam-makam atau candi-candi itu direncanakan menurut gaya India, namun XXX tak pernah dijumpai gaya yang tepat XXX sehingga dapat diduga bahawa orang Jawa telah merubah gaya itu menurut kebiasaan mereka sendiri. Profesor Doktor T.H. XXX Galistin mengemukakan suatu XXX penting mengenai

2 perbezaan antara kesenian di Jawa Tengah dan di Jawa Timur XXX abad 8 hingga abad 15 seperti XXX kutip di bawah ini: Kesenian Jawa Tengah konon XXX klasik. Di dalamnya dipergunakan prinsipprinsip Hinduistis secara agak murni. Ada pernisbahan XXX antara bangunan dan hiasannya, keseimbangan dan ketenagaan yang luhur, ada kesederhanaan dan tata tertib. Ternyata dari penyusunan bangunan-bangunan kecil, sedang, dan terutama kompleks-kompleks XXX besar dengan beratus-ratus candi tambahan kecil, disusun secara hirarkis yang tegang di sekitar. Suatu titik XXX titik tinggi. Semua itu XXX hasil pertama yang baik dan XXX seperti beberapa bangunan XXX dari abad 8, lalu mempunyai sifat lain yang lebih mewah lagi mulia dalam zaman Sailendra ( ) dengan antara lain candi-candi Kalasan XXX Borobudur, Mendut. Ukirannya mencapai kehalusan yang sangat matang XXX mengatasi semuanya itu, misalnya /ms 33/ kompleks Lara Junggarang Parambanan (abad 10). Tapi di situ XXX masih nampak pengendalian diri XXX kesantunan, perasaan tertib XXX untuk menempatkan bagian dalam XXX keseluruhan. Tetapi sesudah itu kata XXX orang terjadi suatu yang menyimpang. Candi Kidul (sesudah 1248) masih terikat pada Jawa Tengah, meskipun XXX di Jawa Timur. Tetapi relief-relief XXX Jalatunda (997) menunjukkan XXX perbezaan gaya yang besar dari Prambanan XXX sudah dinamis itu, di mana prinsip-prinsip Borobudur masih juga dituruti, sungguhpun secara lebih bergerak dan dikelompokkan. Mengenai Candi Jago (sesudah 1268), di situ tiba-tiba muncul relief-relief wayang. Bilik candi tidak di tengah tetapi di sebelah belakang di atas latar bawah, meskipun candi-candi yang terlepas menurut pembuktian berniat kampras mengikuti gaya Pala dari India. Lebih aneh lagi adalah Panataram (dibuat dalam abad 12, selesai abad 14) dengan pembagian pelataran-pelataran candi secara Bali/balai, dengan bangunan-bangunan besar kecil di situ, boleh dikatakan simpang-siur letaknya. Ini agaknya mewakili prinsip-prinsip bangunan-bangunan masyarakat harus dilihat secara k-b-t-u-l, walaupun tiap-tiap bahagian adalah juga indah.

3 Sebahagian dari lukisan-lukisan dan ukiran-ukiran oleh seniman-seniman Indonesia yang dipertunjukkan di Singapura gambar Mastika. Menurut Doktor F. Dabliu Surtahim, kesenian di Jawa Timur itu dengan sedar berlainan dan bertolak dari prinsip-prinsip lain daripada kesenian di Jawa Tengah; bukannya suatu penurunan malahan suatu penjelmaan baru yang lemah. Kedua daerah itu bukannya merupakan kesatuan dalam seluruh kesenian Jawa- Hindu seperti dikatakan oleh sarjana lain, Profesor Krum, /ms 34/ melainkan dua dunia yang berlainan menurut kerohanian serta gayanya. Sebagai pendapatnya sendiri, Profesor Galistan menuturkan bahawa pendirian Profesor Krum itu hendaknya agak dirubah. Kesatuan memang ada, tetapi kesatuan ini nampak dalam bentuk lain di Jawa Timur. Pada lebih kurang abad 10, hasil-hasil kesusasteraan India disadur ke bahaasa Jawa kuno. Inilah yang menjadi bahan untuk drama wayang dan merupakan perantaraan kesenian di kedua daerah itu. Melalui wayang inilah pada zaman itu suatu rangkaian cerita menjadi disukai ramai. menurut keterangan Russerls, orang mengenalkan diri dengan tokoh-tokoh utamanya. Barangkali untuk keperluan inilah cerita-cerita itu selalu dipilih kembali dan disadur. Demikianlah bahan-bahan itu dilukis oleh pelukis-pelukis yang hasil kerjanya sudah tak ada yang tinggal. Akan tetapi ada disebutkan oleh kesusasteraan wayang, pelukis-pelukis dan para pembuat gambaran di daun lontar, reliefrelief dan muslium-muslium. Itulah tiga faktor yang saling mempengaruhi terlahirnya gaya baru. Dalam abad 13, Sumatera Utara masuk dunia Islam, disusul oleh kota-kota di pantai Jawa Utara antara tahun Majapahit, kerajaan Jawa-Hindu yang gilang-gemilang itu, diruntuh pada tahun Pada tahun 1511, masih ada raja Jawa menghadiahkan kepada seorang nakhoda Eropah sebuah lukisan beserta tombak-tombak. Di mana sekarang lukisan itu tak kita ketahui. Tapi nyatalah bahawa di waktu itu masih ada seni lukis, yang sampai kini barangkali dengan perubahan gaya, masih ada di dalam jenis wayang yang sudah

4 seabad lebih tak dibikin orang lagi, yakni wayang beber. Asalnya boleh jadi dari zaman Jawa Tengah dan sebelum itu dari India. Tentang kesenian dalam zaman Islam ini, Profesor Galistin antara lain menulis sebagai berikut: Seorang sultan bukanlah dewa; sesudah matinya ia tak kembali kepada makhluk yang lebih tinggi. Candi-candi sebagai tempat permakaman raja itu tak lagi dibikin. Beserta tradisi seni bangunannya, patung-patung dan hiasanhiasannya, lenyap pula para penditanya. Tetapi agama baru itu di Jawa tak mempunyai gaya seni bangunan sendiri seperti di tempat lain. Orang menyesuaikan diri dengan yang ada. Salah satu menara tertua di Jawa hanya berbentuk candi, di mana makara hanya ditunjukkan tempatnya saja dengan tiada dikerjakan lebih lanjut. Segala suatu yang berjiwa tak boleh diperupakan, kecuali kalau bentuknya disalin sampai menjadi suatu yang dalam bentuk yang telah dirubah itu tak mungkin bisa hidup benar-benar. Binatang-binatang menjadi garisan-garisan melingkung ataupun huruf-huruf Quran yang diukir. Itulah yang diperbolehkan. Pun motif-motif geometris, tanam-tanaman, gedunggedung boleh digambarkan. Tahun 1599 semuanya itu masih dijumpai pada panelpanel indah dengan gaya menghias yang terikat seperti yang kini dapat dilihat dalam masjid di Mantingan. Mimbar-mimbar lama masih menunjukkan hiasan ukiran Jawa kuno. Kereta-kereta (di Keraton Ceribon) menunjukkan bagaimana kenderaan raja Indonesia-Hindu. Hiasannya adalah menurut gaya yang terdapat di daerahdaerah pantai. Di situ, motif-motif Jawa Timur bahagian akhir, seperti di Ceribon, diperpadu dengan tarikan garis Tiongkok menjadi ornamentik asimetris yang sangat menarik, penuh dengan motif-motif awan dan tanah dari emas, kayu, kuningan dan batik. Wayang milik nasional itu tetap ada kerana tak dirasa sebagai hasil kekafiran, bahkan dipergunakan dalam misal-misal secara Islam yang ajaib-ajaib seperti dulu dalam lukisan-lukisan Jawa kuno yang spekulatif. Tapi bentuknya diubah-ubah sehingga figura-figura direlief-relief Jawa kuno dari abad 14 lebih serupa dengan yang ada di Bali (yang barangkali dimasukkan ke sana dalam zaman Majapahit) daripada dengan yang ada di Jawa sekarang. Gapura-gapura dan masjid-masjid memperlihatkan bentuk bangunan Jawa Timur. Bahawa Islam mencekik seni Jawa kuno dengan tak banyak memberi gantinya, hal ini bukanlah disebabkan oleh kebudayaan yang bertalian dengan agama ini. Yang nyata-nyata, di tempat lain seperti /ms XXX/ XXX, India dan Eropah telah XXX mengakibatkan bangunan-bangunan, miniature-miniature dan permaidanipermaidani yang indah permai. XXX Indonesia, Islam tak sempat berkembang dalam kesenian. Pada mulanya pihak Islam yang berkuasa mempeributkan kekuasaan. Kemudian kerajaan Mataram yang kedua (Mataram Islam) bertahan keras XXX terhadap V.O.C. (Belanda). XXX sesudah itu ada perang antara pihakpihak yang bersekutu. Ada perang Jawa Cultuursteksch jalan post besar, XXX perang Aceh. Jika tak ada waktu mengasuh XXX perdamaian terjadi orang-orang Islam yang berkuasa tak mempunyai wang, XXX mereka tak lagi merdeka. Selama abad terutama faktor ekonomilah yang dapat menerangkan lenyapnya keindahan kuno yang tenang lagi luhur XXX kerja seni. Pemesan-pemesan Indonesia yang kuat kewangannya di lapisan tinggi masyarakat telah tak ada, kecuali di Jogjakarta dan Surakarta, tempat raja-raja Jawa, di mana tradisitradisi Jawa kuno, terutama mengenai seni tari, wayang dan gamelan, masih

5 halus dan tinggi sampai zaman kini. Lambat-laun XXX kaum sosiologi menunjukkan ini timbullah golongan baru, yakni golongan dagang serta orangorang yang dididik cara Barat. Mereka hendak mencari XXX yang sama dengan kaum bangsawan dalam kesenian masyarakat.

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA A. Pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha Koentjaraningrat (1997) menyusun uraian, bahwa tanda-tanda tertua dari adanya pengaruh kebudayaan

Lebih terperinci

JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1

JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1 LAMPIRAN JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A Gua + Relief Relief bercerita tentang peristiwa sejarah manusia purba (bagamana mereka hidup, bagaimana mereka tinggal, dll) 5m x

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

Pengertian Tentang Lukisan

Pengertian Tentang Lukisan Pengertian Tentang Lukisan Title Tajuk : Pengertian Tentang Lukisan Magazine Majalah : Majalah Mastika Author Penulis : Trisno Sumardjo Date Tarikh : August 1955 Page Mukasurat : 28 31 & 50 Persoalan tentang

Lebih terperinci

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD Bentuk-bentuk Peninggalan Sejarah 1. Fosil Fosil adalah sisa-sisa tulangbelulang manusia dan hewan atau tumbuhan yang membatu. Tulang

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

Membekalkan hasil tempatan dan hasil kawasan takluk kepada pedagang antarabangsa.

Membekalkan hasil tempatan dan hasil kawasan takluk kepada pedagang antarabangsa. LATIHAN SEJARAH TINGKATAN 4 BAB 3 1 I t e m O b j e k t i f M.S.85 1. Mengapakah konsep berikut diamalkan oleh kerajaan awal di Asia Tenggara? Konsep dewa-raja Konsep orde kosmos A Mempelbagaikan istiadat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang strategis terletak di antara benua Asia dan Australia, sehingga menyebabkan berbagai suku bangsa telah memasuki kepulauan nusantara mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID

KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID PENGENALAN Negara negara di Asia Tenggara terletak di laluan strategik antara Timur dan Barat. Selat Melaka adalah laluan utama untuk

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

KHM 203 ONLINE PR SEKSI 10. NAMA : SRI CICI KURNIA NIM : TEMA BLOG : WARNA WARNI YOGYAKARTA :

KHM 203 ONLINE PR SEKSI 10. NAMA : SRI CICI KURNIA NIM : TEMA BLOG : WARNA WARNI YOGYAKARTA : KHM 203 ONLINE PR SEKSI 10 NAMA : SRI CICI KURNIA NIM : 2010 52 047 TEMA BLOG : WARNA WARNI YOGYAKARTA LINK : http://cicikurn1a.weblog.esaunggul.ac.id UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013 LATAR BELAKANG YOGYAKARTA

Lebih terperinci

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1 SENI KRIYA APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1 SKEDUL PEMBELAJARAN Apersepsi Strategi belajaran Teori seni kriya Konsep

Lebih terperinci

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO : KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN : PENDIDIKAN DASAR SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR (/MI) MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) ALOKASI WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL

Lebih terperinci

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : 3153000201 NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA SEJARAH AGAMA HINDU DI MALAYSIA Agama Hindu berkembang dalam tempoh masa sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENINGGALANNYA

SEJARAH DAN PENINGGALANNYA SEJARAH DAN PENINGGALANNYA A. PERIODISASI SEJARAH DI INDONESIA Sejarah manusia di dunia terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman pra sejarah dan zaman sejarah. Zaman pra sejarah adalah zaman di mana manusia

Lebih terperinci

MASARIAH MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA

MASARIAH MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA BAB 3 : TAMADUN AWAL ASIA TENGGARA SeJaRaH PN. MASARIAH BINTI MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT

BAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT MATERI PELAJARAN: IPS SD KELAS 4 SEMESTER I BAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT A. Peninggalan Sejarah Sejarah adalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar terjadi di masa lalu. Sedangkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK DALAM PENINGKATAN BELAJAR UKIR KAYU (Studi Kasus: Pada Sanggar Ukir Di Jepara)

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK DALAM PENINGKATAN BELAJAR UKIR KAYU (Studi Kasus: Pada Sanggar Ukir Di Jepara) FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK DALAM PENINGKATAN BELAJAR UKIR KAYU (Studi Kasus: Pada Sanggar Ukir Di Jepara) TESIS Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

Bab 2. Bab. Bab 3 Bab 8. Bab 1. Bab. 5 Bab Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab

Bab 2. Bab. Bab 3 Bab 8. Bab 1. Bab. 5 Bab Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab BAB 3 : TAMADUN AWAL ASIA TENGGARA SeJaRaH Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan daripada analisa soalan SPM 2005 2010 Turut dimuatkan soalan aras

Lebih terperinci

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Sejarah 1 Beban Belajar : 4 SKS Pertemuan /Minggu ke : 1-4 /1 Alokasi waktu : 8 jam Kompetensi Dasar: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1.1 Menganalisis Pengaruh perkembangan agama dan

Lebih terperinci

PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA

PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA Analisis SPM 2004 2008 Soalan objektif, struktur danesei Disusun mengikut bab Aras KBKK, aplikasi kemahiran dan isu semasa Fokus latihan SPM 2009 Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA

PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA BAB 3 : TAMADUN AWAL ASIA TENGGARA PN. MASARIAH BINTI MISPARI MAKTAB TENTERA DIRAJA Analisa SPM 2004 2009 Soalan objektif, struktur dan esei Disusun mengikut bab Aras KBKK, aplikasi kemahiran dan isu semasa

Lebih terperinci

SUKATAN PELAJARAN KURIKULUM BERSEPADU SEKOLAH MENENGAH PENDIDIKAN SENI VISUAL

SUKATAN PELAJARAN KURIKULUM BERSEPADU SEKOLAH MENENGAH PENDIDIKAN SENI VISUAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA SUKATAN PELAJARAN KURIKULUM BERSEPADU SEKOLAH MENENGAH PENDIDIKAN SENI VISUAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA SUKATAN PELAJARAN KURIKULUM BERSEPADU SEKOLAH MENENGAH PENDIDIKAN

Lebih terperinci

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM Cupture 2 Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM 1 Kebudayaan Austronesia yang datang dari Yunan, Sungai Yan-Tse atau Mekong, dari Hindia Belakang telah mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,

BAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang adalah suatu kebudayaan yang ada di Indonesia sejak ajaran Hindu masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat, 1990:329). Daerah

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA

BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA BAB 3 KAJIAN TIPOMORFOLOGI ARSITEKTUR PERCANDIAN BATUJAYA 3.1. Tata letak Perletakan candi Batujaya menunjukkan adanya indikasi berkelompok-cluster dan berkomposisi secara solid void. Komposisi solid ditunjukkan

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan

Lebih terperinci

Peninggalan Islam.

Peninggalan Islam. Peninggalan Islam Seni Pahat Seni pahat (seni patung) yang sangat berkembang pada masa Hindu-Budha tidak berlanjut pada masa Islam, karena ada larangan untuk melukiskan makhluk hidup. Seni ukir berkembang

Lebih terperinci

(b) Senaraikan kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat tersebut.

(b) Senaraikan kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat tersebut. SEJARAH TINGKATAN 4 SOALAN DAN JAWAPAN BAB 3 : TAMADUN AWAL ASIA TENGGARA Tajuk : Kerajaan Agraria Salan Struktur Salah satu bentuk kerajaan yang muncul dalam tamadun awal di Asia Tenggara dikategrikan

Lebih terperinci

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA PENDIDIKAN PANCASILA Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Pengantar Secara epistomologis dan pertanggung jawaban ilmiah,

Lebih terperinci

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan Bahagian A (40 markah) Jawab semua 1. Kerajaan yang muncul dalam tamadun awal Asia Tenggara boleh dibahagikan kepada kerajaan agraria dan kerajaan maritim. a) Apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan agraria?

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Dan Literatur Metode penelitian yang digunakan: Literatur : - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. - Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU

SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU SENI ORNAMEN DALAM KONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU Purwo Prihatin Abstrak Tulisan ini untuk mengungkapkan seni ornamen dalam konteks budaya masyarakat Melayu Riau. Berkaitan dengan itu maka pelacakannya dilakukan

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan catatan dan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

Sejarah (940) Pencapaian calon bagi mata pelajaran ini mengikut gred adalah seperti yang berikut:

Sejarah (940) Pencapaian calon bagi mata pelajaran ini mengikut gred adalah seperti yang berikut: Sejarah (940) PRESTASI KESELURUHAN Pada tahun ini, bilangan calon yang menduduki peperiksaan mata pelajaran ini ialah 24 249 orang. Peratusan calon yang lulus penuh dalam mata pelajaran ini ialah 58.30%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.

Lebih terperinci

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab Kesimpulan berisikan; menjawab rumusan masalah, tujuan dan hasil rekapitulasi rangkuman tiap-tiap tabel kajian Matrik. Selain itu juga disampaikan hasil diskusi dan

Lebih terperinci

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/1 Standar : 1. Menganalisis Perjalanan pada Masa Negara-negara Tradisional 1.1. Menganalisis Pengaruh

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat

Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat Mengenal Jenis, Bentuk, dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah Setempat : Umi Faradillah, S.Pd Standar Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam seni amat dipengaruhi oleh rasa (feeling, emotion).

BAB I PENDAHULUAN. dalam seni amat dipengaruhi oleh rasa (feeling, emotion). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan proses cipta-rasa-karya, seperti juga sains dan teknologi, seni tidak akan ada apabila manusia tidak dianugerahi daya cipta. Yang membedakan proses

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

Perkembangan Arsitektur 1

Perkembangan Arsitektur 1 Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

Kerajaan Melayu Awal. Sejarah Tahun 4 MAISARA MOHD FAHMI

Kerajaan Melayu Awal. Sejarah Tahun 4 MAISARA MOHD FAHMI Sejarah Tahun 4 MAISARA MOHD FAHMI Teacher Zaidah Binti Sarji 4 Ibnu Taimiyyah 18.05.2015 Isi Kandungan Pendahuluan... 3... 4... 5... 6... 7... 8... 9 Kesimpulan... 10 2 Kerajaan Melayu Awal Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan

Contoh lukisan daerah Bali. Contoh lukisan daerah kalimatan Seni Rupa Murni Daerah Seni Rupa Murni Daerah adalah Gagasan manusia yang berisi nilai nilai budaya daerah tertentu yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan

Lebih terperinci

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram Fenyta Rizky Rahmadhani fenyta25@gmail.com Jurusan Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menyimpulkan beberapa kesimpulan serta beberapa saranan untuk menjadi perhatian

BAB V PENUTUP. menyimpulkan beberapa kesimpulan serta beberapa saranan untuk menjadi perhatian BAB V PENUTUP Bab lima ini merupakan penutup daripada isi kandungan keseluruhan perbahasan disertasi ini. Oleh itu, pada bab yang terakhir ini penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan serta beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.

Lebih terperinci

SIJIL PELAJARAN MALAYSIA /3 PENDIDIKAN SENI VISUAL KAJIAN REKAAN SENI VISUAL KERJA KURSUS Kertas 3 Februari Julai

SIJIL PELAJARAN MALAYSIA /3 PENDIDIKAN SENI VISUAL KAJIAN REKAAN SENI VISUAL KERJA KURSUS Kertas 3 Februari Julai TERHAD 1 2611/3 LEMBAGA PEPERIKSAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2014 2611/3 PENDIDIKAN SENI VISUAL KAJIAN REKAAN SENI VISUAL KERJA KURSUS Kertas 3 Februari Julai 1. Kertas

Lebih terperinci

AhmAd JelAni halimi ishak saat 2010

AhmAd JelAni halimi ishak saat 2010 i ii Ahmad Jelani Halimi Ishak Saat 2010 iii Penerbit UTHM Cetakan Pertama 2010 Hak Cipta terpelihara. Tidak dibenarkan mengeluar ulang mana-mana bahagian artikel, ilustrasi dan isi kandungan buku ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyebaran agama Islam di Yogyakarta khususnya untuk kalangan etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim di Jawa adalah orang-orang

Lebih terperinci

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT Gusti Asnan (Jur. Sejarah, Fak. Ilmu Budaya, Univ. Andalas Padang gasnan@yahoo.com) Berbincang mengenai budaya maritim Nusantara sesungguhnya membincangkan

Lebih terperinci

BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN. tradisi dalam kalangan masyarakat Islam pada umumnya. Oleh kerana itu, amalan

BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN. tradisi dalam kalangan masyarakat Islam pada umumnya. Oleh kerana itu, amalan BAB EMPAT KESIMPULAN DAN CADANGAN 4.1. Rumusan Pemberian hantaran telah menjadi satu kemestian dalam majlis perkahwinan. Amalan tersebut tidak kalah pentingnya dengan pemberian mahar. Ia sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia memiliki ragam suku dan budaya, dalam proses pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah memiliki nilai sejarah. Pembentukan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa

BAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa BAB V KESIMPULAN Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa topeng (meski sebagian tokoh mengenakan topeng, terminologi ini digunakan untuk membedakannya dengan wayang topeng) yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945, bangsa ini pernah menemukan atau memiliki sebuah masa kejayaan yang

Lebih terperinci

Peradaban melayu. Sinopsis:

Peradaban melayu. Sinopsis: Peradaban melayu Sinopsis: Buku ini membincangkan sejarah perkembangan peradaban masyarakat Melayu di Nusantara yang meliputi pencapaian mereka dalam pelbagai aspek seperti politik, ekonomi, sosial, pendidikan,

Lebih terperinci

Nama : Charnan A/L Murliah COUSE CODE: MPU 2323.(G2) LECTURER S NAME: ENCIK AHMAD TARMIZI BIN ZAKARIA. SUBJECT: AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA.

Nama : Charnan A/L Murliah COUSE CODE: MPU 2323.(G2) LECTURER S NAME: ENCIK AHMAD TARMIZI BIN ZAKARIA. SUBJECT: AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA. Nama : Charnan A/L Murliah COUSE CODE: MPU 2323.(G2) LECTURER S NAME: ENCIK AHMAD TARMIZI BIN ZAKARIA. SUBJECT: AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA. DATE OF SUBMISSION: 5/4/2016 TOKONG BUDHHA DAN CINA CHARNAN MURLIAH

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1 Bab 1: 1 BAB 1 PENGENALAN ILMU KETAMADUNAN Bab 1: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan konsep dan ciri-ciri sebuah tamadun. Menerangkan hubungan tamadun dengan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12 Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010 SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12 SENI RUPA ISLAM latar belakang Pada abad ke-7, suatu kepercayaan baru muncul dan berkembang menjadi salah

Lebih terperinci

VI.7-1. Bab 6 Penataan Ruang dan Pembangunan Perkotaan Pembangunan Kota Baru. Oleh Suyono

VI.7-1. Bab 6 Penataan Ruang dan Pembangunan Perkotaan Pembangunan Kota Baru. Oleh Suyono 6.7 PEMBANGUNAN KOTA BARU Oleh Suyono BEBERAPA PENGERTIAN Di dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Undang-undang Otonomi Daerah) 1999 digunakan istilah daerah kota untuk

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran

Lebih terperinci