Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan. Indonesia tgl. 12 Jan 2015 disajikan oleh Dr. B. Sundari

Transkripsi

1

2

3 investor yang mencoba melakukan diversivikasi investasi di dunia internasional Menghadapi Perusahaan yang mencari modal di luar pasar domestik Menghadapi

4 IASC = International Accounting Standards Committee Dibentuk pada tahun 1973 melalui kesepakatan yang dibuat oleh badan-badan akuntansi profesional dari 9 negara : 1. Australia 6. Mexico 2. Canada 7. the Netherlands 3. France 4. Germany 5. Japan 8. the United Kingdom & Ireland 9. the United States of America

5 No IAS 1 IAS 2 IAS 3 IAS 4 IAS 5 IAS 6 IAS 7 IAS 8 IAS 9 IAS : International Accounting Standards (41) Nama Presentation of Financial Statements Inventories Consolidated Financial Statements Superseded in 1989 by IAS 27 and IAS 28 Depreciation Accounting Withdrawn in 1999 Information to Be Disclosed in Financial Statements Superseded by IAS 1 effective 1 July 1998 Accounting Responses to Changing Prices Superseded by IAS 15, which was withdrawn December 2003 Statement of Cash Flows Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors Accounting for Research and Development Activities Superseded by IAS 38 effective 1 July 1999 IAS 10 Events After the Reporting Period No IAS 11 IAS 12 IAS 13 IAS 14 IAS 15 IAS 16 IAS 17 IAS 18 IAS 19 IAS 20 Nama Construction Contracts Will be superseded by IFRS 15 as of 1 January 2017 Income Taxes Presentation of Current Assets and Current Liabilities Superseded by IAS 1 effective 1 July 1998 Segment Reporting Superseded by IFRS 8 effective 1 January 2009 Information Reflecting the Effects of Changing Prices Withdrawn December 2003 Property, Plant and Equipment Leases Revenue Will be superseded by IFRS 15 as of 1 January 2017 Employee Benefits (1998) Superseded by IAS 19 (2011) effective 1 January 2013 Employee Benefits (2011) Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance

6 No Nama No Nama IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates IAS 31 Interests In Joint Ventures Superseded by IFRS 11 and IFRS 12 effective 1 January 2013 Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan IAS 22 IAS 23 IAS 24 IAS 25 IAS 26 Business Combinations Superseded by IFRS 3 effective 31 March 2004 Borrowing Costs Related Party Disclosures Accounting for Investments Superseded by IAS 39 and IAS 40 effective 2001 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans IAS 27 Separate Financial Statements (2011) Consolidated and Separate Financial Statements Superseded by IFRS 10, IFRS 12 and IAS 27 (2011) effective 1 January 2013 IAS 28 Investments in Associates and Joint Ventures (2011) Investments in Associates Superseded by IAS 28 (2011) and IFRS 12 effective 1 January 2013 IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies IAS 32 IAS 33 IAS 34 IAS 35 IAS 36 IAS 37 IAS 38 IAS 39 IAS 40 Financial Instruments: Presentation Earnings Per Share Interim Financial Reporting Discontinuing Operations Superseded by IFRS 5 effective 1 January 2005 Impairment of Assets Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets Intangible Assets Financial Instruments: Recognition and Measurement Superseded by IFRS 9 effective 1 January 2018 where IFRS 9 is applied Investment Property IAS 30 Disclosures in the Financial Statements of Banks and Similar Financial Institutions Superseded by IFRS 7 effective 1 January 2007 IAS 41 Agriculture

7 IASC 1973 IASC IASB IASB 2001 IFRS FOUNDATION IASs (41) IFRSs (15)

8 # Name Issued Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards 2008* IFRS 2 Share-based Payment 2004 IFRS 3 Business Combinations 2008* IFRS 4 Insurance Contracts 2004 IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations 2004 IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Assets 2004 IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures 2005 IFRS 8 Operating Segments 2006 IFRS 9 Financial Instruments 2014* IFRS 10 Consolidated Financial Statements 2011 IFRS 11 Joint Arrangements 2011 IFRS 12 Disclosure of Interests in Other Entities 2011 IFRS 13 Fair Value Measurement 2011 IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts 2014 IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers 2014

9 IFAC IOSCO G20 Standar Akuntansi Global Basel Committee World Bank IMF

10 IFAC adalah organisasi global bagi profesi akuntansi yang didedikasikan untuk melayani kepentingan publik dengan memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi internasional. G20 merupakan forum internasional menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari dua puluh negara paling berkembang secara ekonomis yang bersidang setiap tahun untuk membahas isu-isu penting yang mempengaruhi ekonomi global.

11 1. Argentina, 2. Australia, 3. Brazil, 4. Canada, 5. China, 6. France, 7. Germany, 8. India, 9. Indonesia, 10. Italy, 11. Japan, 12. Mexico, 13. Russia, 14. Saudi Arabia, 15. South Africa, 16. Republic of Korea, 17. Turkey, 18. United Kingdom and 19. United States of America.

12 Code Jurisdiction IFRSs not permitted ID Indonesia Xnote 28 Domestic listed companies IFRSs permitted IFRSs required for some IFRSs required for all Audit report states compliance with IFRS Domestic unlisted companies Use of IFRSs by unlisted companies IFRSs not permitted

13 Note 28 Indonesia's approach to IFRS adoption is to maintain its national GAAP (Indonesian Financial Accounting Standards, IFAS) and converge it gradually with IFRSs as much as possible. Currently there is no plan (and consequently no timetable) for a full adoption of IFRSs. Indonesia is striving to minimise the significant differences between IFRSs and IFASs gradually. Since 2012, the local standards applied in Indonesia are based on those IFRSs that were effective at 1 January However, some modifications were made. Indonesia will continue the convergence process by considering recent amendments, newer standards (eg IFRSs 9 to 13), and IFRS Exposure Drafts. Currently, the DSAK is committed to maintain a one year difference with IFRS as issued by the IASB until Indonesia decides when it will go for full adoption. Therefore, the expectation is to converge Indonesian national GAAP (PSAK) with IFRSs as they stood on1 January 2014 as of 1 January 2015, with IFRSs as they stood on1 January 2015 as of 1 January 2016 etc. unless there is a reason not to do so. For example, IFRS 9 will not be adopted piecemeal; Indonesia is waiting until all phases are completed before considering adopting the standard. Indonesia will also consider results from the implementation of the first wave of standards resulting from the convergence process before new standards are developed. The jurisdiction will also provide for transition periods of three to four years for new standards, however, Indonesia is striving at the same time to keep the gaps between the effective dates of new IFRSs and new IFASs that are based on them as short as possible. Domestic listed companies do not have the option to fully comply with IFRS.

14 Pendekatan Indonesia terhadap pengadopsian IFRS adalah dengan mempertahankan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, (PSAK) dan bertemu secara bertahap dengan IFRSs sebanyak mungkin. Saat ini tidak ada rencana (dan akibatnya tidak ada jadwal) untuk adopsi penuh IFRSs. Indonesia berusaha untuk meminimalkan perbedaan yang signifikan antara IFRSs dan PSAK secara bertahap. Sejak 2012, standar lokal diterapkan di Indonesia didasarkan pada IFRSs yang efektif pada 1 Januari Namun, beberapa modifikasi dibuat. Indonesia akan melanjutkan proses konvergensi dengan mempertimbangkan perubahan baru-baru ini, standar yang lebih baru (misalnya IFRSs 9 sampai 13), dan Konsep IFRS Exposure Draft.

15 IAS US GAAP PSAK

16 Tahap Adopsi Adopsi seluruh IFRS ke dalam SAK Tahap Persiapan Akhir 2011 Penyiapan akhir infrastruktur pendukung Kapan Konvergensi IFRS? SAK didasarkan pada IFRSs yang efektif pada 1 Januari 2009 Tahap Implementasi 2012 Penerapan SAK yang sudah mengadopsi IFRS

17 PROGRESS REPORT DSAK IAI Selasa, 30 Juli 2013 IFRS 2015 PSAK berbasis IFRS 1 Jan 2014

18 No PSAK 1 PSAK 2 PSAK 3 PSAK 4 PSAK 5 PSAK 6 PSAK 7 PSAK 8 PSAK 9 Penyajian Laporan Keuangan Laporan Arus Kas Laporan Keuangan Interim Nama Laporan Keuangan Konsolidasi Segmen Operasi Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Peristiwa Setelah Tanggal Operasi Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek PSAK 10 Pengaruh Perubahan Valuta Asing

19 No PSAK 11 Nama Penjabaran Laporan keuangan Dalam Mata Uang Asing Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan PSAK 12 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 13 Properti Investasi PSAK 14 Persediaan PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 16 Aset Tetap PSAK 17 Akuntansi Penyusutan PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun PSAK 19 Aset Tidak Berwujud PSAK 20 Biaya Riset dan Pengembangan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas PSAK 22 Akuntansi Penggabungan Usaha (Reformat 2007)

20 No Nama PSAK 23 Pendapatan Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan PSAK 24 PSAK 25 Imbalan Kerja Laba Atau Rugi Bersih Untuk Periode Berjalan,Kesalahan Mendasar,dan Perubahan Kebijakan Akuntansi (Reformat 2007) PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 1997) (Reformat 2007) PSAK 27 Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998) (Reformat 2007) PSAK 28 PSAK 29 (Revisi 1996) Akuntansi Asuransi Kerugian Akuntansi Minyak dan Gas Bumi PSAK 30 Sewa (Revisi 2007) PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Revisi 2000) PSAK 32 PSAK 33 Akuntansi Kehutanan Akuntansi Pertambangan Umum PSAK 34 Akuntansi kontrak Kontruksi

21 No PSAK 35 PSAK 36 Nama Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi Akuntansi Asuransi Jiwa PSAK 37 Akuntansi penyelenggaraan Jalan tol (Reformat 2007) PSAK 38 Akuntansi Restrukturisasi Ekuitas Sepengendali (Revisi 2004) PSAK 39 Akuntansi kerjasama Operasi (Reformat 2007) PSAK 40 Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi PSAK 41 Akuntansi Waran (Reformat 2007) PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek (Reformat 2007) PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang (Reformat 2007) PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat (Reformat 2007) PSAK 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Reformat 2007) PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan (Reformat 2007)

22 No Nama PSAK 47 Akuntansi Tanah Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan PSAK 48 PSAK 49 PSAK 50 Penurunan Nilai Aset Akuntansi Reksa Dana Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (Revisi 2006) PSAK 51 Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (Revisi 2003) PSAK 52 PSAK 53 PSAK 54 PSAK 55 PSAK 56 PSAK 57 Mata Uang Pelaporan Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran Laba Per Saham (LPS) Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Kontijensi PSAK 58 Operasi Dalam Penghentian

23 No PSAK 59 PSAK 60 PSAK 61 PSAK 62 PSAK 63 PSAK 64 PSAK 65 PSAK 66 PSAK 67 PSAK 68 Nama Akuntansi Perbankan Syariah Instrumen Keuangan: Pengungkapan Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah Kontrak Asuransi Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral Laporan Keuangan Konsolidasian Pengaturan Bersama Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain Pengukuran Nilai Wajar

24 Ukuran Historical Cost vs Fair Value Penyajian Terkait dg Akun yang digunakan Audit SPAP vs 36 International Standars of Auditing (ISAs) dan International Standard on Quality Control (ISQC) 1. Dapat dilihat pada : auditing-assurance/ clarity-center/clarifiedstandards

25 Pengukuran Nilai Wajar memberikan pengaturan bagaimana mengukur nilai wajar, bukan menentukan kapan menggunakan pengukuran nilai wajar pada suatu transaksi.

26 Apakah Fair Value itu? Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. (FASB-157) Nilai wajar adalah harga yang akan diterima saat menjual aset atau jumlah yang akan dibayar atas kewajiban dalam suatu transaksi antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran

27 Input level 1 : menggunakan harga pada pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik dimana entitas dapat mengakses pada saat pengukuran. (IFRS 13:76)

28 Input Level 2 : Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan Input Level 2 : input selain harga pasar yang termasuk dalam Level 1 yang diamati untuk aset atau kewajiban, baik secara langsung maupun tidak langsung. Input tingkat 2 mencakup : ü Harga pasar untuk aset atau liabilitas yang serupa pada pasar aktif ü Harga pasar untuk aset atau liabilitas yang identik atau serupapada pasar yang tidak aktif ü Input selain harga pasar yang dapat diamati untuk aset dan liabilitas, contoh : Ø Suku bunga Ø Nilai volatilitas (nilai yang cenderung mudah berubah) Ø Spread kredit Input terutama berasal dari atau dikuatkan oleh data pasar yang dapat diobservasi dengan korelasi atau cara lain.

29 Level 3 inputs Input Level 3 : input yang tidak dapat diamati untuk aset atau kewajiban. (IFRS 13:86) Input yang tidak dapat diamati digunakan untuk mengukur nilai wajar sejauh input tersebut tidak tersedia, atau hanya sedikit. Entitas mengembangkan input yang tidak dapat diamati menggunakan informasi terbaik yang tersedia, termasuk diantaranya adalah data yang dimiliki oleh entitas sendiri dengan mempertimbangkan seluruh informasi mengenai asumsi pasar yang tersedia. (IFRS 13:87-89)

30 UU Pajak? Disajikan dalam rangka MOU antara Univ. Gunadarma dan Ikatan Akuntan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 79/Pmk. 03/2008 Tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Pasal 3 1) Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan terhadap: a. seluruh aktiva tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus hak milik atau hak guna bangunan; atau b. seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak atau berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak. 2) Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap perusahaan terakhir yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan ini.

31 Pasal 4 1. Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan harus dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap tersebut yang berlaku pada saat penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah. 2. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, Direktur Jenderal Pajak menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva yang bersangkutan. 3. Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal laporan perusahaan jasa penilai atau ahli penilai.

32

33 Pajak Internasional dirancang untuk organisasi multinasional mengikuti aliran konstan perkembangan pajak internasional di seluruh dunia. Ada peningkatan tekanan pada perusahaan untuk lebih transparan tentang kebijakan dan berapa banyak pajak yang mereka bayar. Meningkatnya beban pajak adalah salah satu masalah penting CEO (chief executive officer). Hal ini mendorong adopsi kontrol internal yang tepat dan proses pelaporan keuangan yang kuat untuk memenuhi otoritas pajak, regulator dan pemangku kepentingan lainnya. Pada saat yang sama, otoritas pajak di seluruh dunia prihatin dengan memastikan kepatuhan wajib pajak, dan kebijakan fiskal mereka tidak dikalahkan oleh bisnis global dan perkembangan ekonomi.

34 International Tax berlaku untuk negara yang tergabung dalam OECD - The Organization for Economic Co-Operation and Development Australia Austria Belgium Canada Chile Czech Republic Denmark Estonia Finland France Germany Greece Hungary Iceland Ireland Israël Italy Japan Sumber : Korea Luxembourg Mexico Netherlands New Zealand Norway Poland Portugal Slovak Republic Slovenia Spain Sweden Switzerland Turkey United Kingdom United States

35

36 1. Keputusan korporasi : Ø Investasi (aset berwujud, lokasi) 2. Bentuk organisasi 3. Inversi 4. Keputusan lainnya: Ø Dividen / keuntungan modal Ø Harga transfer (dokumentasi OECD / pelaporan antar negara) 5. OECD Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) : Ø Bukti? Ø Rencana aksi BEPS (15 item) dapat diunduh di Transparansi 7. Tanggapan pemerintah 8. Perilaku : Ø Sikap warga negara terhadap korporasi Ø Moralitas pembayar pajak

37 Sekian dan Terimakasih Semoga Bermanfaat