PEMODELAN SISTEM RESERVOIR PANAS BUMI LAPANGAN KAMOJANG MENGUNAKAN PROGRAM TRINV DAN TRCOOL. Rasi Prasetio, Zainal Abidin *
|
|
- Djaja Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMODELAN SISTEM RESERVOIR PANAS BUMI LAPANGAN KAMOJANG MENGUNAKAN PROGRAM TRINV DAN TRCOOL Rasi Prasetio, Zainal Abidin * ABSTRAK PEMODELAN SISTEM RESERVOIR PANASBUMI LAPANGAN KAMOJANG MENGUNAKAN PROGRAM TRINV DAN TRCOOL. Telah dilakukan pemodelan sistem reservoir panasbumi Kamojang dengan program TRINV dan TRCOOL dengan menggunakan data hasil tes perunut tritium di lapangan panasbumi Kamojang. Parameter reservoir yang didapat dari program TRINV adalah flow velocity, dispersivity, cross section of path dan mass recovery. Sedangkan melalui program TRCOOL, didapat prediksi pendinginan reservoir selama 300 bulan (25 tahun) ke depan dengan berbagai skenario laju reinjeksi. Hasil dari pemodelan ini dapat menjadi perangkat yang penting dalam pengelolaan lapangan panasbumi di masa mendatang. Kata kunci: Modeling dan penggunaannya. ABSTRACT MODELLING SYSTEM OF KAMOJANG GEOTHERMAL RESERVOIR USED TRINV AND TRCOOL PROGRAMS. Kamojang geothermal reservoir system has been modeled by TRINV and TRCOOL programs by using tracer test data from Kamojang geothermal field. Reservoir parameters obtained by TRINV program are flow velocity, dispersivity, cross section of path and mass recovery. Whereas the result of TRCOOL program is cooling prediction of reservoir within the next 300 monts (25 years) in various scenario of reinjection flow rate. Output of this modeling can be expected as important tools in geothermal field management in the future. Keywords: Modeling and its application. PENDAHULUAN Energi panasbumi merupakan sumber energi alternatif yang terbarukan yang sangat potensial. Indonesia diperkirakan memiliki cadangan potensial energi panasbumi sebesar MWe yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Sumatera sebesar MWe, Jawa-Bali sebesar MWe, Sulawesi sebesar MWe dan tempat lainnya sebesar MWe (Sudarman et al, 2000). * Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN 273
2 Meskipun merupakan sumber energi yang terbarukan, masa produktif dari suatu lapangan panasbumi bukannya tidak terbatas dan tanpa masalah. Masalah yang umum dijumpai dalam pengelolaan lapangan panasbumi adalah penurunan tekanan uap dan penurunan temperatur reservoir. Pada akhirnya, produktifitas dari lapangan panasbumi tersebut sangat ditentukan oleh strategi pengelolaan lapangan panasbumi itu sendiri. Salah satu unsur penting dalam pengelolaan tersebut adalah pengetahuan tentang sistem reservoir panasbumi yang diperoleh melalui pemodelan. Secara umum, tujuan pemodelan dalam bidang panasbumi terdiri dari dua hal (Axelsson dan Stefansson, 2002). Pertama, untuk memperoleh informasi tentang sistem reservoir suatu lapangan panasbumi, yang meliputi parameter-parameter fisik seperti: permeabilitas, dispersivitas, mass recovery dan sebagainya. Informasi ini diperoleh melalui inverse modeling. Dalam inverse modeling, pengamatan terhadap sistem pada titik-titik pengamatan yang diskret dalam waktu dan ruang digunakan untuk memperkirakan parameter-parameter sistem reservoir (Finsterle, et al, 1999). Kedua, untuk memperoleh prediksi mengenai respon sistem reservoir panasbumi terhadap produksi uap/fluida panasbumi di masa depan, sehingga dapat dilakukan berbagai skenario manajemen lapangan panasbumi untuk mencapai pengoperasiannya yang optimal. Pemodelan ini dilakukan disebut juga forward modeling. Salah satu penyuplai informasi yang dibutuhkan sebagai input pemodelan sistem reservoir panasbumi dapat diperoleh melalui tes perunut (tracer test). Informasi langsung yang dihasilkan melalui tes perunut ini secara kualitatif berupa interkoneksi antara sumur reinjeksi dan sumur produksi, dan secara kuantitatif berupa informasi waktu terobosan (breakthrough time). Sedangkan informasi tidak langsung yang dapat diperoleh adalah karakter reservoir panasbumi secara in situ. Dalam paper ini, datadata hasil tes perunut (tracer test) radiosotop tritium pada lapangan panasbumi Kamojang diolah dengan program TRINV untuk mendapatkan karakteristik reservoir. Sedangkan untuk memprediksi penurunan temperatur reservoir digunakan program TRCOOL. Program TRINV Program TRINV (tracer inversion) adalah salah satu program yang terdapat dalam paket piranti lunak ICEBOX, yang dibuat oleh divisi Geosciences National Energy Authority (Orkustofnun) Eslandia. TRINV digunakan untuk interpretasi data perunut, menghitung waktu terobosan, mass recovery dan berbagai parameter sistem reservoir panasbumi seperti kecepatan alir (flow velocity), difusitas dan koefisien dispersi. Persamaan matematis yang mendasari program ini dapat dilihat pada persamaan berikut (Axelsson, 2003). 274
3 c(t) = um 1 e 4 Q 2 πdt ( x ut ) 2 / Dt (1) di mana: c(t) = konsentrasi perunut pada sumur produksi (kg/m 3 ), Q = adalah laju produksi (kg/s), X = jarak antar sumur reinjeksi dengan sumur produksi (m), D = koefisien dispersi (m 2 /s), M = Jumlah perunut yang diinjeksikan (kg), u = Kecepatan alir (m/s). TRINV merupakan bentuk program inverse modeling, di mana sebaran data diskret dalam ruang dan waktu hasil monitoring perunut pada tiap sumur pengamatan diolah untuk menghasilkan karakter sistem reservoir panasbumi in situ. Input yang dibutuhkan dalam program ini adalah: 1. Konsentrasi perunut terhadap waktu (dalam detik). 2. Jumlah pulsa/puncak perunut (tracer pulse), sesuai dengan pengamatan perunut. Jumlah puncak ini menggambarkan flowpath perunut dari sumur reinjeksi ke sumur produksi. Jumlah pulsa yang lebih dari satu menunjukkan flowpath perunut yang juga lebih dari satu. 3. Jumlah perunut yang diinjeksikan (kg). Untuk perunut radioaktif, satuan aktivitas (Ci, Bq atau TU) dapat disetarakan dengan kg. 4. Laju produksi (production rate) dan laju injeksi (injection rate) dalam kg/s. 5. Massa jenis air di dalam reservoir dan di lab (kg/m 3 ). Selain input di atas, TRINV memberikan pilihan model yang dapat digunakan yaitu model parameter matematika normal (normal mathematical parameters), model parameter fisik (physical parameters) dan model ukuran pulsa/puncak (pulse size). Pemilihan model tersebut dilakukan berdasarkan atas data yang tersedia. Model parameter matematika normal membutuhkan data jarak, kecepatan alir, dan koefisien dispersi. Model fisik membutuhkan data jarak, luas area flow path, dispersivitas dan mass recovery. Untuk kondisi sistem yang belum diketahui, penggunaan model ukuran pulsa (pulse size) merupakan pilihan yang terbaik. Model ini hanya membutuhkan data jarak dari sumur reinjeksi ke sumur pengamatan (produksi), konsentrasi maksimum perunut dan waktunya, serta lebar (waktu) pada setengah puncak. Semua data tersebut diperoleh dari kurva monitoring perunut tritium pada sumur pengamatan terhadap waktu. Setelah data dimasukkan, secara otomatis akan dihasilkan beberapa parameter sistem reservoir. 275
4 Program TRCOOL Program lain yang terdapat dalam paket ICEBOX adalah TRCOOL, yang digunakan untuk memprediksi penurunan temperatur reservoir panasbumi. Program ini merupakan bentuk forward modeling dengan input karakter reservoir yang telah diketahui seperti: temperatur aktual reservoir, kapasitas dan konduktivitas panas reservoir, massa jenis reservoir, porositas zona patahan dan tinggi serta lebar zona patahan. Persamaan yang mendasari program ini sebagai berikut (Axelsson, 2003): q Q T(t) = T 0 - ( T T ) 0 kxh i 1 erf (2) cwq κ ( t x / β ) qc w β = ( ρc hb) f (3) ρ c = ρ c φ + ρ c ( 1 φ) (4) f w w r r di mana: T(t) = temperatur fluida di sumur produksi pada saat t ( o C), T 0 = temperatur awal reservoir ( o C), T i = temperatur air reinjeksi ( o C), q = laju reinjeksi air (kg/s), k = konduktivitas termal reservoir (W/m o C), ρ = densitas (kg/m 3 ), c = kapasitas panas (J/kg o C), h = tinggi zona patahan (m), b = lebar zona patahan (m). Meskipun TRCOOL dirancang untuk melakukan forward modeling, program ini juga dapat digunakan sekaligus sebagai inverse modeling untuk kalibrasi dan mendapatkan karakter reservoir yang tepat jika ada data temperatur reservoir aktual dalam waktu yang berbeda (historical match). 276
5 Studi Kasus: Lapangan Panasbumi Kamojang Lapangan panasbumi Kamojang terletak 42 km arah tenggara kota Bandung, Jawa Barat. Lapangan Kamojang saat ini menghasilkan energi sebesar 140 MWe yang berasal dari sekitar 60 buah sumur produksinya. Kondensat uap dari pembangkit listrik diinjeksikan kembali ke dalam reservoir melalui 6 buah sumur reinjeksi. Pada tanggal 30 Juni 2003, dilakukan test radio perunut tritium (aktivitas = 15 Ci) pada sumur reinjeksi KMJ-46 untuk dimonitor pada sumur produksi di sekitarnya, yaitu sumur KMJ-22, 41, 63, 26, 27 dan 62 (gambar 1). Laju injeksi (injection rate) pada sumur KMJ-46 sebesar 20 kg/s. Dalam paper ini hanya disajikan data monitoring perunut tritium di sumur produksi KMJ-27 dan 62 karena pada sumur produksi lain belum ditemukan kenaikan konsentrasi perunut tritium yang signifikan. Injeksi Tritium Gambar 1. Lokasi sumur injeksi dan sumur produksi Tabel 1 memperlihatkan data hasil pengamatan perunut tritium yang sudah dikoreksi terhadap faktor peluruhan dan background. Tritium dianalisis menggunakan LSC (Liquid Scintillation Counter) dengan menggunakan metode electrolytic enrichment. Hasil pencacahan dinyatakan dalam satuan TU (Tritium Unit = 1 atom 3 H dalam atom 1 H atau sebesar Bq/kg). 277
6 Tabel 1. Data pengamatan tritium pada KMJ-27 dan KMJ-62 Waktu (hari) KMJ-27 (TU) KMJ-62 (TU) Waktu (hari) KMJ-27 (TU) KMJ-62 (TU) Selain data di atas, data-data lain mengenai sumur produksi yang dibutuhkan untuk input program TRINV dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Data sumur produksi Kamojang Sumur Production rate (kg/s) Jarak flowpath (m) KMJ KMJ Untuk prediksi pendinginan reservoir, digunakan tiga skenario model (asumsi) untuk masing-masing sumur KMJ-27 dan KMJ-62 yaitu variasi laju air reinjeksi sebesar 10, 15 dan 20 kg/s dengan menggunakan program TRCOOL. Parameter lain yang digunakan sebagai input program TRCOOL dapat dilihat pada tabel 3 [Abidin, 2003]. 278
7 Tabel 3. Input data reservoir untuk program TRCOOL Sumur Produksi Parameter KMJ-27 KMJ-62 M1 M2 M3 M1 M2 M3 Temperatur awal reservoir, T( o C) Temperatur air reinjeksi, t ( o C) Laju produksi, Q (kg/det) Laju reinjeksi, q (kg/det) Konduktifitas panas reservoir,k (W/m o C) Kapasitas panas reservoir, C ( J/kg o C) Densitas batuan reservoir, R (kg/m 3 ) Kapasitas panas air reinjeksi, c (J/kg o C) Lebar daerah patahan, b (m) Tinggi daerah patahan, H, (m) Porositas p, (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Data pada tabel 1 dan 2 diolah dengan program TRINV menghasilkan informasi dalam tabel 4 dan grafiknya dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 berikut. Tabel 4. Output program TRINV Parameter KMJ-27 KMJ-62 Flow velocity, u (10-5 m/s) Dispersion coefficient, D (10-3 m 2 /s) Cross section of path, A (10-2 m 2 ) Dispersivity, L (m) Mass recovery, Mr (%)
8 Gambar 2. Grafik KMJ-27 Gambar 3. Grafik KMJ-62 Data di atas memperlihatkan bahwa kecepatan aliran dominan menuju arah sumur KMJ-27 dibanding ke arah sumur KMJ-62 dengan rata-rata kecepatan alir sebesar 3.09 x 10-5 m/s. Sebaliknya untuk mass recovery, perunut tritium lebih dominan muncul pada sumur KMJ-62 yaitu sebesar 6.16 % (gambar 4). Hal ini terjadi 280
9 karena flow path (lintasan) dari KMJ-46 ke KMJ-27 memiliki volume yang lebih kecil dibandingkan dengan flow path dari KMJ-46 ke KMJ-62. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya cross section of path (penampang lintang lintasan) KMJ-27 yang hanya sebesar 7.9 x 10-3 m 2. Gambar 4. Kontur aliran perunut dari KMJ-46 Untuk prediksi pendinginan dengan program TRCOOL dapat dilihat pada gambar 5 dan 6 di bawah. Terlihat bahwa dengan nilai variasi laju reinjeksi menimbulkan efek yang berbeda. Semakin besar laju reinjeksi, akan semakin besar pula penurunan temperatur yang terjadi pada sumur produksi. Pada sumur KMJ-27, penurunan temperatur selama 300 bulan (25 tahun) mencapai o C dengan asumsi laju reinjeksi sebesar 20 kg/s. Sedangkan dengan asumsi yang sama pada sumur KMJ- 62 akan terjadi penurunan temperatur sebesar o C. Sebaliknya untuk asumsi laju reinjeksi sebesar 10 kg/s pada sumur KMJ-27 akan menurunkan temperatur sebesar 38.1 o C dan o C pada KMJ-62 dalam waktu 25 tahun. Penurunan temperatur pada KMJ-62 yang lebih besar daripada KMJ-27 pada laju reinjeksi yang sama diakibatkan oleh besarnya cross section antara sumur reinjeksi dengan KMJ-62 (channeling). 281
10 Gambar 5. Prediksi penurunan temperatur pada KMJ-27 Gambar 6. Prediksi penurunan temperatur pada KMJ
11 KESIMPULAN Dalam simulasi yang dilakukan pada sumur KMJ-27 dan KMJ-62, terlihat bahwa kedua sumur tersebut secara nyata memiliki konektivitas dengan sumur KMJ- 46 yang secara kuantitatif ditunjukkan dengan nilai kecepatan alir dan mass recovery. Sedangkan semakin besar laju reinjeksi akan berdampak pada pendinginan reservoir (thermal breakthrough) yang signifikan. Meskipun merupakan program yang sederhana, program TRINV dan TRCOOL sangat bermanfaat dalam memberikan gambaran mengenai kondisi reservoir sehingga dapat digunakan dalam strategi manajemen lapangan panasbumi. 283
12 DAFTAR PUSTAKA 1. ABIDIN, ZAINAL, Karakterisasi Reservoir Panasbumi untuk Manajemen Lapangan Uap di Lapangan Kamojang Jawa Barat, Desertasi S-3, Universitas Gadjah Mada, AXELSSON, G., STEFANSSON, V., Sustainable Management of Geothermal Resources. International Symposium on Geothermal, AXELSSON, G. Tracer Test in Geothermal Resource Management: Analysis and Cooling Prediction FINSTERLE, S., BJORNSSON, G., PRUESS, K., BATTISTELLI, A., Evaluation of Geothermal Well Behavior Using Inverse Modeling. International Symposium on Dynamics of Fluid in Fractured Rocks Concepts and Recent Advanceds, SUDARMAN, S., SUROTO, PUDYASTUTI, K., ASPIYO, S. Geothermal Development Progress in Indonesia: Country Update Proceeding World Geothermal Congresss 200, Japan. Pp
13 DISKUSI M. BUNJAMIN 1. Asal energi panas bumi darimana? Apakah dari magma bumi? 2. Apakah dinamika panas bumi mengikuti model matematis difusi panas/heat transfer berbentuk Pers. Dif Parsial (Orde - 2)? 3. Masalah panas bumi ini tugas Badan Litbang mana? Apa termasuk BATAN? RASI PRASETIO 1. Energi panasbumi berasal dari intrusi magma yang mendekati permukaan bumi. Namun selain sumber panas/energi juga dibutuhkan medium penghantar energi tersebut yaitu air meteorik (hujan) yang tersimpan dalam reservoir di sekitar intrusi magma tersebut. 2. Dinamika fluida panas bumi mengikuti model aliran fluida dalam proses/fractured medium, ditambah dengan model Heat Transfer dan Thermal Diffusity. Mengenai persamaannya saya kurang memahaminya 3. Badan yang terlibat antara lain Dept. ESDM dan BATAN. Teknologi nuklir sendiri dapat memberikan kontribusi dalam bidang eksplorasi panasbumi (misalnya penentuan asal usul fluida panas bumi)juga dalam pengelolaan lapangan (tracertest dan pemodelan). Di BATAN sendiri, panas bumi sudah menjadi Landmark BATAN. HUDI HASTOWO Dari makalah saudara yang menyebutkan prediksi pendinginan reservoir selama 25 tahun, apakah berarti setelah 25 tahun plant/plt Panas Bumi sudah harus ditutup atau dayanya berkurang? RASI PRASETIO Yang terjadi adalah penurunan daya (produktivitas), PLTB tidak harus ditutup. Namun dalam asumsi pemodelan ini menggunakan asumsi yang konstan. Pada kenyataannya, setiap terjadi penurunan daya.produksi dalam batas tertentu, pihak pengelola lapangan 285
14 akan melakukan langkah pencegahan penurunan produksi lebih lanjut, misalnya mengurangi laju injeksi atau bahkan menutup sumur injeksi tergantung kondisi yang dijumpai. Dengan demikian masa produksi lapangan panasbumi akan lebih lama lagi. DANY M Bagaimana anda mempercayai hasil penelitian anda? RASI PRASETIO Melalui distribusi Statistik yang telah disediakan dalam program TRINU antara lain parameter RMS dan error. 286
15 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Rasi Prasetio 2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Januari Instansi : P3TIR-BATAN 4. Pekerjaan / Jabatan : Staf P3TIR 5. Riwayat Pendidikan : S1 Kimia, FMIPA-UI ( ) 6. Pengalaman Kerja : P3TIR BATAN 287
Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X
Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X Abstrak Lapangan Panasbumi X merupakan lapangan panasbumi tertua di Indonesia.
Lebih terperinciPerkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)
Jurnal of Eart, Energy, Engineering ISSN: 2301 8097 Jurusan Teknik perminyakan - UIR Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X) Estimation Geothermal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang Lapangan panas bumi Kamojang terletak 42 km arah tenggara kota Bandung, Jawa Barat. Lapangan ini membentang pada deretan pegunungan
Lebih terperinciESTIMASI AKTIVITAS RADIO PERUNUT TRITIUM UNTUK STUDI INTERKONEKSI DI LAPANGAN PANAS BUMI
Rasi Prasetio dan Satrio ISSN 0216-3128 87 ESTIMASI AKTIVITAS RADIO PERUNUT TRITIUM UNTUK STUDI INTERKONEKSI DI LAPANGAN PANAS BUMI Rasi Prasetio dan Satrio Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Jl.
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014
M2P-07 STUDI INTERKONEKSI ANTARA SUMUR REINJEKSI DENGAN SUMUR PRODUKSI DAN ANALISIS MASS RECOVERY DENGAN METODE ISOTOP STABIL 18 O DAN DI LAPANGAN PANAS BUMI KAMOJANG, JAWA BARAT D. Febriani 1*, T. Wicaksono
Lebih terperinciMETODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL
METODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan tahap sarjana pada
Lebih terperinciHASIL PEMODELAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PEMODELAN DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI AWAL RESERVOIR Kondisi awal tekanan reservoir diasumsikan dapat didekati dengan tekanan litostatik sedangkan temperatur diperoleh melalui gradien temperatur
Lebih terperinciAplikasi Artificial Neural Network (ANN) untuk Memprediksi Perilaku Sumur Geotermal
Aplikasi Artificial Neural Network (ANN) untuk Memprediksi Perilaku Sumur Geotermal Henny Dwi Bhakti 1,a), Acep Purqon 2,b) 1 Program Studi Sains Komputasi, FMIPA ITB Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPEMODELAN KEDEPAN 2D DISTRIBUSI TERMAL KONDUKSI SISTEM PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA
PEMODELAN KEDEPAN 2D DISTRIBUSI TERMAL KONDUKSI SISTEM PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA Candra Permana H., Irwan Ary Dharmawan, Kusnahadi Susanto, Imran Hilman * ABSTRAK PEMODELAN KEDEPAN 2D DISTRIBUSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pemilik potensi energi panas bumi terbesar di dunia, mencapai 28.617 megawatt (MW) atau setara dengan 40% total potensi dunia yang tersebar
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL INDONESIA SNI ICS SNI. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN
SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-6171-1999 ICS 73.020 Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN LATAR BELAKANG Estimasi besarnya potensi energi panas bumi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada umumnya digunakan dalam jangka
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK
PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2.Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu : Lempeng Eropa-Asia, India-Australia dan Pasifik yang berperan dalam proses pembentukan
Lebih terperinciSolusi Numerik Persamaan Difusi dengan Menggunakan Metode Beda Hingga
Solusi Numerik Persamaan Difusi dengan Menggunakan Metode Beda Hingga Ririn Sulpiani dan Widowati Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang ABSTRAK The
Lebih terperinciOptimasi Penempatan Sumur Geotermal Menggunakan Artificial Neural Network (ANN)
Optimasi Penempatan Sumur Geotermal Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) Henny Dwi Bhakti1,a), Acep Purqon2,b 1 Program Studi Sains Komputasi, FMIPA ITB Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciANALISA ANOMALI 4D MICROGRAVITY DAERAH PANASBUMI ULUBELU LAMPUNG PERIODE Muh Sarkowi
ANALISA ANOMALI 4D MICROGRAVITY DAERAH PANASBUMI ULUBELU LAMPUNG PERIODE 2010-2013 Muh Sarkowi Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35245. Surel:
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3837 RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES DESIGN AND CONSTRUCTION OF TEMPORARY AIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciAnalisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur
Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur Nur Rima Samarotul Janah, Harsono Hadi dan Nur Laila Hamidah Departemen Teknik Fisika,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Dalam proses ini untuk menetukan hasil design oil cooler minyak mentah (Crude Oil) untuk jenis shell and tube. Untuk mendapatkan hasil design yang paling optimal untuk
Lebih terperinci31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Dalam proses ini untuk menetukan hasil design oil cooler minyak mentah (Crude Oil) untuk jenis shell and tube. Untuk mendapatkan hasil design yang paling optimal untuk
Lebih terperinciINTERPRETASI GRAVITASI MIKRO DI AREA PANASBUMI KAMOJANG, JAWA BARAT
SOSISI PNSUM I INDONESI PROCEEDING OF THE 5 th ING NNUL SCIENTIFIC CONFERENCE & EXHIITIONS Yogyakarta, March 7 1, 21 INTERPRETSI GRVITSI MIKRO DI RE PNSUMI KMOJNG, JW RT Divisi Panasbumi Kata Kunci : gravitasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
47 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Bab ini menampilkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan masing-masing variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian. Hasil pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang cukup penting bagi manusia dalam kehidupan. Saat ini, hampir setiap kegiatan manusia membutuhkan energi
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan
SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan ABSTRAK SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Aliran panas pada pelat
Lebih terperinciANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT
ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.
Lebih terperinciPemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan
Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan Monitoring dan Eksplorasi Hidrokarbon Oleh : Andika Perbawa 1), Indah Hermansyah
Lebih terperinciAplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah
Aplikasi Teknik Isotop dan Geokimia untuk Karakterisasi Reservoir Panasbumi Medium Enthalpy dalam rangka Percepatan Pembangunan Daerah Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadlini Pusat Aplikasi Teknologi Isotop
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat
BAB III TEORI DASAR 3.1 Metode Gayaberat Metode gayaberat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa cebakan mineral dari daerah
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR
STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN
Lebih terperinciTugas Akhir. Perancangan Hydraulic Oil Cooler. bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding
Tugas Akhir Perancangan Hydraulic Oil Cooler bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh:
Lebih terperinciKlasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia
STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-5012-1998 ICS 73.020 Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN LATAR BELAKANG Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan
Lebih terperinciPEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak
PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO Eko Minarto* * Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENENTUAN PARAMETER DAN PERHITUNGAN CADANGAN PANAS BUMI LAPANGAN AST DENGAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Ayu Astri Utami Jurusan Teknik Perminayakan Fakultas Teknonolgi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Lebih terperinciKarakterisasi Feed Zone dan Potensi Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok Selatan
Karakterisasi Feed Zone dan Potensi Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok Selatan Devi Marisa D.P *1, Ardian Putra 1, Robi Irsamukhti 2, Rudy Martikno 2, Jantiur Situmorang 2, Alfianto Perdana
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional
SNI 13-6482-2000 Standar Nasional Indonesia Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi ICS 07.060 Badan Standardisasi Nasional BSN LATAR BELAKANG Estimasi besarnya potensi energi panas bumi
Lebih terperinciPENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF
PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF Rr.rahmawati Putri Ekasari, Rusdhianto Effendi AK., Eka Iskandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat-alat modern saat ini. Pemakaian logam pada alat-alat modern
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam adalah salah satu material penting yang banyak dipakai sebagai alat-alat modern saat ini. Pemakaian logam pada alat-alat modern tentu tidak lepas dari keuntungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi
BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan
BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan reservoir fluida. Ruang magma merupakan sumber massa dan energi untuk reservoir
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS HASIL PTS SURVEY PADA SAAT KOMPLESI UNTUK MENENTUKAN ZONA PRODUKSI SUMUR X LAPANGAN WAYANG WINDU Fahmi Ramdhan, Bambang Kustono, Sri Feny Abstrak Salah satu cara untuk mendapatkan informasi awal
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciAnalisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio
Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424
Lebih terperinciBAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi
BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi Metode geologi yang dipakai adalah analisis peta geologi regional dan lokal dari daerah penelitian. Untuk peta geologi regional, peta yang dipakai adalah peta geologi
Lebih terperinciAZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciPENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI KURVA PRODUKSI MENGGUNAKAN POLYNOMIAL CURVE DAN OUTPUT CURVE WELLSIM PADA SUMUR DUA FASA LAPANGAN PANASBUMI X Welldon Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas
Lebih terperinciANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma *
Pengembangan Antarmuka Konversi File Data Nuklir Terevaluasi pada Rentang Suhu. (Dinan Andiwijakusuma) PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI
Lebih terperinciPemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 3, NOMOR JUNI 007 Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko Eko Minarto Laboratorium Geofisika
Lebih terperinciKarakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah
Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah Mustaza Ma a 1) Ary Bachtiar Krishna Putra 2) 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana Teknik Mesin
Lebih terperinciM MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi panas bumi telah lama menjadi sumber kekuatan di daerah vulkanik aktif yang berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi. Indonesia merupakan negara dengan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) MKE-3 NK.Caturwati, Imron Rosyadi, Febriana Irfani C. Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK
25 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT0 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK Hutriadi Pratama Siallagan Program Studi Teknik
Lebih terperinciRe-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.
Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi. Nama : Ria Mahmudah NRP : 2109100703 Dosen pembimbing : Prof.Dr.Ir.Djatmiko Ichsani, M.Eng 1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Tahun 1961, Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam OPEC (Organization Petroleum Exporting Countries), dimana anggotanya merupakan negara-negara
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD
STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD Agus Waluyo 1, Nathanel P. Tandian 2 dan Efrizon Umar 3 1 Magister Rekayasa
Lebih terperinciSUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN
SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN Oleh: Nenny Saptadji Lardello - Italy, 1913 Iceland, 1930 USA, 1962 New Zealand, 1958 Kamojang, 1917 1972 Kamojang, 1983 2005 dimanfaatkan
Lebih terperinciDINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)
DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan energi di Indonesia khususnya energi listrik semakin berkembang. Energi listrik sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan rumusan masalah Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang berbeda-beda, diantaranya mantel bumi dimana terdapat magma yang terbentuk akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah
BAB I PENDAHULUAN Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan ditemukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HE Shell and tube Penukar panas atau dalam industri populer dengan istilah bahasa inggrisnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan dan bisa berfungsi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan kecepatan dan bandwidth untuk komunikasi semakin meningkat secara signifikan. Salah satu teknologi yang menjadi solusi adalah sistem transmisi berbasis cahaya
Lebih terperinciBAB lll METODE PENELITIAN
BAB lll METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Proses ini bertujuan untuk menentukan hasil design oil cooler pada mesin diesel penggerak kapal laut untuk jenis Heat Exchager Sheel and Tube. Design ini bertujuan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI Oleh IRFAN DJUNAEDI 04 04 02 040 1 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN
ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. menjadi pusat perhatian untuk dikaji baik untuk menghindari bahayanya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Sistem panasbumi (sistem geotermal) terbentuk atas sumber panas dan formasi geologi permukaan. Sistem ini melibatkan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia termasuk ke dalam negara yang dilalui oleh Ring of Fire dan memiliki 129 gunungapi. Hal tersebut berhubungan dengan pembentukan sistem panasbumi,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI
PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI Oleh ILHAM AL FIKRI M 04 04 02 037 1 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian ada dua macam yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciPengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik distribusi suhu proses pengelasan Djarot B. Darmadi
Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik distribusi suhu proses pengelasan Djarot B. Darmadi FT Mesin Universitas Brawijaya, MT Haryono 167, Malang Indonesia, 65145
Lebih terperinciFISIKA TERMAL Bagian I
FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS SARJANA. Disusun oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUJIAN EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR MULTI FLAT PLATE HEAT EXCHANGER ALUMINIUM DENGAN ALIRAN CROSS FLOW TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat Untuk memperoleh
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN
Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah
Lebih terperinciBab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi
Lebih terperinci...(2) adalah perbedaan harga tengah entalphi untuk suatu bagian. kecil dari volume.
Cooling Tower Menara pendingin adalah suatu menara yang digunakan untuk mendinginkan air pendingin yang telah menjadi panas pada proses pendinginan, sehingga air pendingin yang telah dingin itu dapat digunakan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :
PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...
JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR GRAFIK...xiii DAFTAR TABEL... xv NOMENCLATURE... xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciKARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS
KARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS Erlanda Kurnia 1, Giarno 2, G.B. Heru K 2, Joko Prasetio 2, Mulya Juarsa 2 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciFISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto
FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto MENU HARI INI TEMPERATUR KALOR DAN ENERGI DALAM PERUBAHAN FASE Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat
Lebih terperinciMultiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets
Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets yang Menumbuk Permukaan Padat yang Dipanaskan pada Rejim Nucleat Boiling dan Temperatur
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA
BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 metode geofisika, yaitu gravitasi dan resistivitas. Dimana kedua metode tersebut saling mendukung, sehingga
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL
BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER
PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER Senoadi 1,a, A. C. Arya 2,b, Zainulsjah 3,c, Erens 4,d 1, 3, 4) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti
Lebih terperinciDitulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENURUNAN TEMPERATUR JUS BUAH DENGAN COIL HEAT EXCHANGER Nama Disusun Oleh : : Alrasyid Muhammad Harun Npm : 20411527 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciOPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA
Lebih terperinciPemodelan Matematika dan Metode Numerik
Bab 3 Pemodelan Matematika dan Metode Numerik 3.1 Model Keadaan Tunak Model keadaan tunak hanya tergantung pada jarak saja. Oleh karena itu, distribusi temperatur gas sepanjang pipa sebagai fungsi dari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola
Lebih terperinci