BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 4.1. RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS-POS PELAPORAN KEUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 4.1. RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS-POS PELAPORAN KEUANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 4.1. RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS-POS PELAPORAN KEUANGAN Bertitik tolak pada arti dan ruang lingkup keuangan Daerah, maka dikemukakan bahwa keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk juga didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Daerah dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selanjutnya sesuai struktur APBD berikut disajikan uraian tentang realisasi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah, Aset, Kewajiban, Ekuitas Dana, Arus Kas sebagai berikut : PENDAPATAN Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah secara garis besar diuraikan sebagai berikut : Pendapatan Asli Daerah (PAD) terealisasi sebesar Rp ,90,- atau 106,22% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,-. Dana Perimbangan terealisasi sebesar Rp ,- atau 107,52% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- sedangkan untuk pinjaman daerah tidak dianggarkan, lain-lain pendapatan yang sah realisasinya pada tahun ini terealisasi sebesar Rp ,- atau 100% dari target sebesar Rp ,-.

2 78 Tabel 1 Realisasi Pendapatan Daerah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 Tahun anggaran 2007 No. Jenis Anggaran Realisasi Bertambah / (Berkurang) % 1 Pendapatan Asli Daerah , ,90, ,90, Dana Perimbangan , ,60, ,60,- 107,52 3 Pinjaman Daerah Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah , , ,00 Jumlah , ,50, ,50,- 106,69 a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) : Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara keseluruhan berjumlah sebesar Rp ,90,- atau 106,22% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Bila dibandingkan dengan realisasi Pendapatan dalam APBD, maka kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah pada tahun ini sudah mencapai sebesar 27,37%. Berbagai faktor pendukung turut mempengaruhi tingkat pencapaian target PAD antara lain faktor kebijakan seperti upaya intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan Retribusi Daerah, faktor kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap kewajibannya membayar pungutan daerah serta upaya yang optimal para aparat terkait dalam rangka pengamanan target PAD yang ditetapkan. Secara garis besar gambaran realisasi PAD dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 Realisasi PAD pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 Tahun Anggaran 2007 Bertambah/ NO. Uraian % Anggaran Realisasi (Berkurang) Pajak Daerah , , , Retribusi Daerah , ,- ( ,34,-) 71,69 3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelola an Kekayaan Daerah yang dipisahkan , , ,01,- 141,16 4 Lain-lain Pendapatan , ,23, ,23,- 122,89

3 79 Daerah Yang Sah Jumlah , ,90, ,90,- 106,22 Lebih lanjut penjelasan mengenai rincian realisasi PAD disampaikan berikut ini. 1) Pajak Daerah : Realisasi penerimaan Pajak Daerah seperti nampak pada Tabel tersebut diatas berjumlah sebesar Rp ,- atau 107,57% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp ,- terlampauinya target tersebut mencapai Rp ,- atau 7,57% dari target semula sehingga pada APBD Tahun Anggaran 2007 kontribusi penerimaan Pajak Daerah terhadap PAD mencapai 106,22% Penerimaan Pajak Daerah tersebut diperoleh dari : (1) Pajak Kendaraan Bermotor, realisasinya sebesar Rp ,- atau 116,22% dari target sebesar Rp ,- (2) Pajak Kendaraan diatas Air, realisasinya sebesar Rp ,- atau 81,94% dari target sebesar Rp ,- (3) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, realisasinya sebesar Rp ,- atau 96,94% dari target sebesar Rp ,- (4) Bea Balik Nama Kendaraan diatas Air, realisasinya sebesar Rp ,- atau 220,33% dari target sebesar Rp ,- (5) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, realisasinya sebesar Rp ,- atau 111,46% dari target sebesar Rp ,- (6) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air permukaan, realisasinya sebesar Rp ,- atau 93,42% dari target sebesar Rp ,- (7) Pajak Pengambilan dan pemanfaatan air di bawah tanah pada tahun 2007 tidak dianggarkan.

4 80 Gambaran realisasi Pendapatan Daerah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 Tahun Anggaran 2007 Bertambah No. Jenis Pendapatan % Anggaran Realisasi (Berkurang) Pajak Kendaraan Bermotor , , ,- 116,62 2 Pajak Kendaraan diatas Air , ,- ( ,- ) 81,94 3 BBM Kendaraan Bermotor ,- ( ,- ) 96,94 4 Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air 5 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 6 Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air di Bawah Tanah 7 Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan , ,- 220, , , ,- 111, , ,- ( ,- ) 93, Jumlah , , ,- 107,57 Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi penerimaan Pajak Daerah per jenis dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 realisasinya melampaui target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp ,- atau 116,62% dari targetnya sebesar Rp ,- Namun apabila dibandingkan dengan realisasi penerimaan tahun sebelumnya sebesar Rp ,- terjadi kenaikan penerimaan sebesar 30,68 % pada tahun ini. Apabila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Pajak Daerah secara keseluruhan sebesar Rp ,- maka kontribusi pendapatan PKB terhadap Pajak Daerah mencapai 22,69%. melampaui target tersebut pada tahun anggaran ini lebih disebabkan karena adanya kesadaran pembayar pajak sebagai objek PKB, sehingga realisasinya belum dapat mencapai sasaran yang diharapkan.

5 81 (2) Pajak Kendaraan diatas Air : Pajak Kendaraan diatas Air sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 realisasinya mencapai sebesar Rp ,- atau 81,94% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- sehingga pada perhitungan APBD Tahun Anggaran Realisasi Penerimaan dari pajak ini berkurang sebesar Rp ,- atau 18,06% disebabkan perubahan angkutan sungai diganti dengan angkutan darat. (3) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Realisasi pendapatan BBN-KB sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar RP ,- atau 96,94% dari target yang ditetapkan Rp ,- sehingga pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 ini realisasi penerimaan BBN-KB berkurang dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- atau 3,06%. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Pajak Daerah secara keseluruhan sebesar Rp ,- maka kontribusi BBN-KB terhadap Pajak Daerah jumlahnya tidak signifikan yaitu mencapai 96,94%. Tercapainya angka realisasi penerimaan BBN-KB sebesar tersebut diatas tentunya sangat dipengaruhi oleh tumbuhnya produk-produk kendaraan baru yang mendapat respon positif dari masyarakat serta adanya kebijakan pemerintah Pusat tentang deregulasi impor kendaraan bermotor yang masih dipertahankan. (4) Bea Balik Nama Kendaraan diatas Air Realisasi penerimaan sampai akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 220,33% dari target yang ditetapkan Rp ,- sehingga pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 ini realisasi penerimaan pajak ini berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 120,33%. Bila dibanding dengan realisasi penerimaan pajak Daerah secara

6 82 keseluruhan, maka kontribusi Bea Balik Nama Kendaraan diatas Air terhadap pajak Daerah mencapai 0,01%. (5) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ( PBB-KB ) Realisasi penerimaan PBB-KB sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 111,46% dari target yang ditetapkan Rp ,- sehingga pada laporan pertanggungjawaban palaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 ini realisasi penerimaan Pajak ini berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 11,46%. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Pajak Daerah secara keseluruhan, maka kontribusi PBB-KB terhadap Pajak Daerah mencapai 45,00%. Keberhasilan pencapaian target penerimaan PBB-KB yang cukup signifikan ini disebabkan karena adanya peningkatan konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor oleh masyarakat luas, adanya pengaruh kenaikan harga BBM, serta adanya upaya koordinasi secara intensif dengan pihak Pertamina sebagai penghimpun hasil pemungutan PBB-KB sehingga hasilnya dapat tercapai secara optimal. (6) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air dibawah Tanah (PP-ABT) Realisasi pendapatan Pajak pengambilan dan pemanfaatan air dibawah tanah sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 tidak dianggarkan. (7) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan (P3- AP) Realisasi pendapatan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 93,42% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,-. Dengan demikian pada perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 penerimaan Pajak ini tidak berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 93,42%.

7 83 Bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan Pajak Daerah secara keseluruhan, maka kontribusi P3-AP terhadap Pajak Daerah mencapai 0,12%. Target penerimaan Pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan ini secara umum dipengaruhi oleh stabilitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. 2) Retribusi Daerah : Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Daerah, dipungut atas jasa pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada masyarakat, Untuk kepentingan pribadi atau badan baik bersifat pelayanan jasa umum, pelayanan jasa usaha dan perizinan tertentu. Retribusi Daerah dipungut dari masyarakat sebagai pembayaran atas pelayanan dengan pengupayakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Realisasi penerimaan retribusi sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,66,- atau 71,69% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- sehingga pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 ini realisasi penerimaannya tidak berhasil melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp ,- atau 71,69%. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan PAD secara keseluruhan sebesar Rp ,- maka kontribusi pendapatan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah hanya mencapai 9,33%. Tercapainya target penerimaan Retribusi Daerah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 ini pada dasarnya dikarenakan target yang ditetapkan sesuai potensi yang ada. Rincian realisasi penerimaan Retribusi Daerah pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 digambarkan pada Tabel 4.

8 84 Tabel 4 Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 No. Jenis Pendapatan Tahun Anggaran 2007 Bertambah Anggaran Realisasi (Berkurang) % Pelayanan Kesehatan , ,- ( ,- ) 70,90 2 Retribusi pemakaian kekayaan daerah 3 Retribusi penggantian biaya cetak peta 4 Retribusi penjualan , ,66,- ( ,34 ) 83,05 produksi usaha daerah 5 Retribusi perijinan , , ,- 111,83 Jumlah , ,66,- ( ,34 ) 71,69 Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi per jenis Retribusi Daerah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 antara lain sebagai berikut : (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan Realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan sampai dengan Akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 70,90% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- sehingga pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 ini realisasinya tidak berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 100%. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Retribusi Daerah secara keseluruhan, maka kontribusi Retribusi Pelayanan Kesehatan terhadap Retribusi Daerah tidak signifikan yaitu mencapai 71,69 %. Tidak terlampauinya target realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan ini selain karena adanya upaya rehab gedung untuk memperbaiki kualitas pelayanan pada RS. Doris Sylvanus juga disebabkan penurunan penerimaan cukup besar dari PHB/ASKES yang jumlah tidak dapat mencapai dua kali lebih besar dari yang ditargetkan.

9 85 (2) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Realisasi penerimaan Retribusi Pemakaian kekayaan Daerah sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 tidak dianggarkan. (3) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Realisasi penerimaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 tidak dianggarkan. (4) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Realisasi pendapatan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah sampai dengan akhir Tahun Anggaran mencapai sebesar Rp ,66,- atau 83,05% dari target yang ditetapkan pada Tahun Anggaran 2007 Rp ,- Belum terlampauinya target penerimaan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah disebabkan karena transaksi atas hasil penjualan produksi usaha daerah di Provinsi Kalimantan Tengah tidak sesuai dengan target yang diharapkan. (5) Retribusi perijinan Realisasi Pendapatan Retribusi Perijinan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai Rp ,- atau 111,83% dari target yang ditetapkan pada Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp ,- sehingga dengan demikian pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 realisasinya melebihi target yang ditetapkan. Bila dibandingkan dengan penerimaan Retribusi Daerah secara keseluruhan, maka kontribusi Perijinan terhadap Retribusi Daerah hanya mencapai 0,10%. Penerimaan Retribusi ini sangat tergantung Ijin yang dikeluarkan untuk kendaraan umum agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

10 86 3) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan : Pendapatan yang berasal dari Hasil Perusahaan Milik daerah dan Hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan pada Tahun Anggaran 2007 realisasinya mencapai sebesar Rp ,01,- atau 141,16 % dari target pendapatan sebesar Rp ,- Sehingga pada laporan pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran realisasi melampaui target yang telah ditetapkan. Kontribusi dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Kekayaan Daerah yang dipisahkan Tahun Anggaran 2007 sebesar 4,94 % jika dibandingkan dari jumlah PAD Tahun Anggaran Realisasi penerimaan dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 digambarkan pada Tabel 5. Tabel 5 Realisasi Pendapatan Hasil Perusahaan Milik Daerah Dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 No. Uraian Tahun Anggaran 2007 Bertambah Anggaran Realisasi (Berkurang) % Perusahaan Daerah Banama Tingang , ,- ( ,- ) 64,00 Makmur 2 PT. Bank Pembangunan Kalteng , ,01, ,01,- 153,88 3 PT. Palangka Nusantara ,- - ( ,- ) - Jumlah , ,01, ,01,- 141,16 Lebih lanjut mengenai realisasi pendapatan masing-masing objek penerimaan dari Hasil Perusahaan Milik Daerah dan kekayaan Daerah yang dipisahkan adalah sebagai berikut : (1) Bagian Laba Usaha Perusahaan Milik Daerah (PD) Target pendapatan bagian Laba Usaha Daerah untuk Perusahaan Daerah ( PD ) Tahun Anggaran 2007 ditargetkan sebesar Rp ,- dan telah terealisasi sebesar

11 87 Rp ,01,- atau 141,16%. Kontribusi penerimaan ini bila dibandingkan dengan keseluruhan realisasi penerimaan Hasil perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan maka kontribusinya sebesar 4,94%. (2) Bagian Laba Lembaga Keuangan Setoran bagian laba dari Penyertaan Modal Daerah pada PT. Bank Pembangunan Kalimantan Tengah pada Tahun Anggaran 2007 ditargetkan sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,01,- atau 153,88%. Kontribusi yang berasal dari bagian laba Lembaga Keuangan Bank adalah 4,63% dari seluruh pendapatan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Kelompok pendapatan lain-lain Pendapatan Asli Daerah sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai Rp ,23,- atau 122,89% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Dengan demikian pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 penerimaan kelompok ini berhasil melampaui target sebesar Rp ,23,- atau 22,89%. Apabila realisasi tersebut dibandingkan dengan realisasi PAD yang jumlahnya mencapai sebesar Rp ,90,- maka kontribusi lain-lain Pendapatan Asli Daerah terhadap PAD mencapai 1,14%. Realisasi pendapatan lain-lain Pendapatan Asli Daerah pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 digambarkan pada Tabel 6.

12 88 Tabel 6 Realisasi Pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 Tahun Anggaran 2007 Bertambah No. Uraian % Anggaran Realisasi (Berkurang) ( 4 3 ) 6 (4:3) 1 Hasil Penjualan Asset Daerah Yang Dipisahkan , ,- 176,41 2 Pendapatan Jasa Giro ,77,- ( ,23,- ) 99,17 3 Pendapatan Bunga Deposito 4 Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan ,94, ,94, , , ,- 121,98 5 TPTGR ,77,- ( ,23,- ) 57,26 6 Sumbangan dari Pihak Ketiga 7 Penerimaan lainlainnya 8 Penerimaan PT. Kalteng Pos ,75, ,75,- 173, , , ,- 217, , , Jumlah , ,23, ,23,- 122,89 Penjelasan lebih lanjut realisasi Pendapatan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 antara lain sebagai berikut : (1) Hasil Penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan Hasil Penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 176,41% dari target yang ditetapkan Rp ,- Dengan demikian pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 melampaui target sebesar Rp ,- atau 76,41%. Bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah secara keseluruhan, maka terlihat kontribusi penerimaan Hasil Penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan ditetapkan mencapai 8,74%. Dalam rangka pencapaian target realisasi penerimaan Hasil Penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan upaya yang dilakukan antara lain :

13 89 (a) Penjualan Rumah Jabatan/Rumah Dinas Tahap II dan Tahap III yang pelaksanaannya ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah No.012/310/BP tanggal 24 Desember 1998 tentang Penjualan Rumah Dinas Golongan II beserta ganti rugi atas tanah milik/yang dikuasai Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan No.346 Tahun 2002 tentang Penjualan Rumah Dinas Golongan III dan atau ganti rugi atas tanah milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. (b) Penjualan kendaraan Dinas Roda 2 dan Roda 4 yang realisasinya ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah No /215/2007 tanggal, 21 Mei 2007 tentang Penjualan Kendaraan Dinas Milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Realisasi pendapatan Hasil penjualan Asset Daerah yang tidak dipisahkan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 digambarkan pada Tabel 7 : Tabel 7 Realisasi Pendapatan Hasil penjualan Asset Daerah yang tidak Dipisahkan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 Tahun Anggaran 2007 Bertambah No. Uraian % Anggaran Realisasi (Berkurang) ( 4 3 ) 6 (4:3) 1 Penjualan Rumah Jabatan/Dinas 2 Penjualan Kendaraan Dinas Roda 2 3 Penjualan Kendaraan Dinas Roda 4 4 Lain-lain Pendapatan Yang Sah , , ,- 100, , , , , , , , , , , ,- 102 Jumlah , , ,- 176,41 (2) Jasa Giro Realisasi pendapatan Jasa Giro sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,77,- atau 99,17%, dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Dengan demikian pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 terlihat tidak adanya pelampauan

14 90 pandapatan dari target Rp ,23,- atau 0,83%. Terlampauinya target penerimaan Jasa Giro tersebut bersumber dari penerimaan Jasa Giro yang berasal dari Jasa Giro para Pemegang Kas. (3) Penerimaan Bunga Obligasi Penerimaan Bunga Obligasi sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 realisasinya mencapai sebesar Rp ,94,- atau 1.316,27% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Realisasi Penerimaan Bunga Obligasi tersebut tidak termasuk pokok obligasi dari Pemerintah yang telah jatuh tempo, sehingga murni bunga obligasi sebesar Rp ,94,- dengan demikian maka realisasi untuk bunga obligasi melampaui target yang ditetapkan. Apabila realisasi Penerimaan Bunga Obligasi murni tersebut dibandingkan dengan pendapatan lain-lain Pendapatan Asli Daerah, maka terlihat kontribusinya terhadap lain-lain Pendapatan Asli Daerah hanya mencapai 0,16%. (4) Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Realisasi Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 121,98% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Dengan demikian pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 terjadi pelampauan pendapatan dari target sebesar Rp ,- atau 21,98%. Bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan lainlain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, maka terlihat kontribusi Penerimaan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan terhadap keseluruhan penerimaan lain-lain Pendapatan Asli Daerah mencapai 0,26%.

15 91 (5) Penerimaan Ganti Rugi atas Kerugian/Kehilangan Kekayaan daerah (TP-TGR) Realisasi Penerimaan TP-TGR Pendapatan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 tidak berhasil mencapai target yaitu terealisir sebesar Rp ,77,- atau 57,26% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah secara keseluruhan, maka kontribusi pendapatan Penerimaan TP-TGR terhadap lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah mencapai 0,59%. (6) Sumbangan dari Pihak Ketiga Realisasi penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,75,- atau 173,64% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Dengan demikian pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 penerimaan ini berhasil melampaui target sebesar Rp ,75,- atau 73,64%. Realisasi pendapatan Sumbangan Pihak Ketiga diperoleh dari : (a) Sumbangan dari Dealer Kendaraan Bermotor (b) Sumbangan dari PT. Jasa Raharja (c) Sumbangan dari Mutasi Kendaraan Bermotor keluar Provinsi (d) Pendapatan lainnya, untuk pendapatan lainnya yang tidak memiliki rekening. Realisasi pendapatan Sumbangan Pihak Ketiga lebih rinci pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 digambarkan pada Tabel 8.

16 92 Tabel 8 Realisasi Pendapatan Sumbangan Pihak Ketiga Pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 No. Uraian Tahun Anggaran 2007 Bertambah / Anggaran Realisasi (Berkurang) % Sumbangan Dealer dari Kendaraan , , ,- 101,69 Bermotor 2 Sumbangan dari PT. Jasa Raharja , , ,- 115,91 3 Sumbangan dari Mutasi Kendaraan Bermotor Keluar , ,- ( ,- ) 71,02 Provinsi 4 Pendapatan Lainnya , ,75, ,75, ,34 Jumlah , ,75, ,75,- 173,64 b. Bagian Dana Perimbangan Bagian Dana Perimbangan ini adalah perimbangan keuangan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, yang diatur berdasarkan pembagian kewenangan, tugas dan tanggungjawab. Sebagaimana diketahui bahwa Dana Perimbangan merupakan Pendapatan Negara yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undangundang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Pendapatan Daerah dari Bagian Dana Perimbangan ini bersumber dari pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Orang Pribadi ( termasuk PPh Pasal 21 ), Sumber Daya Alam yang terdiri dari peran Hak Penguasa Hutan, Provinsi Sumber Daya Hutan, Iuran Tetap/Landrent dan Royalti. Selain pendapatan tersebut diatas, juga Daerah mendapat Dana Perimbangan berupa Dana Alokasi Umum, dimana pengaturan yang lebih teknis ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan. Realisasi pendapatan Bagian Provinsi Kalimantan Tengah atas Dana Perimbangan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 107,52 % dari target ditetapkan sebesar Rp ,-

17 93 Dengan demikian pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 realisasi pendapatannya melampaui target sebesar Rp ,- atau 7,52 %. Apabila realisasi pendapatan Dana Perimbangan ini dibandingkan dengan realisasi Pendapatan Daerah yang jumlahnya mencapai Rp ,60,- maka kontribusi Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Daerah mencapai 265,98 % Realisasi pendapatan Dana Perimbangan tersebut bersumber dari : a) Bagi Hasil Pajak realisasinya mencapai sebesar Rp ,60,- atau 141,89%. b) Bagi hasil Bukan Pajak realisasinya mencapai sebesar Rp ,- atau 168,71%. c) Dana Alokasi Umum realisasinya mencapai Rp ,- atau 100%. Realisasi pendapatan Dana Perimbangan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2006 digambarkan pada Tabel 9. Tabel 9 Realisasi Pendapatan Dana Perimbangan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 No. Uraian Tahun Anggaran 2007 Bertambah Anggaran Realisasi (Berkurang) % (4-3) 6 I Bagi Hasil Pajak : - Pajak Bumi dan Bangunan - Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan - Pajak Penghasilan , , , , ,60, , , , ,- 145,97 132,47 111,72 Orang Pribadi II Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam : - Iuran Hak Penguasaan Hutan - Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH) - Iuran Tetap/Landrent - Iuran Eksploitasi , , , , , , , , , , , ,88 155,13 442,14 (Royalti) III Dana Alokasi Umum , , Jumlah , ,60, ,- 107,52

18 94 Penjelasan lebih lanjut realisasi pendapatan bagian Dana Perimbangan pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut : 1) Bagi Hasil Pajak : Realisasi pendapatan Bagi Hasil Pajak sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai Rp ,60 atau 141,89% dari target yang ditetapkan Rp ,- Dengan demikian pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 terjadi penerimaan ini berhasil melampaui target sebesar Rp ,60,- atau 41,89%. Bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan Dana Perimbangan, maka kontribusi terhadap Dana Perimbangan cukup signifikan yaitu mencapai 16,42%. Realisasi penerimaan Bagi Hasil Pajak terdiri dari : (1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bagian Daerah dari pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 realisasinya mencapai sebesar Rp ,- atau 145,97% dari target yang ditetapkan Rp ,- Dengan demikian pada Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 ini penerimaan PBB berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 45,97%. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Bagi Hasil Pajak secara keseluruhan, maka terlihat kontribusi PBB terhadap Bagi Hasil Pajak sangat signifikan yaitu mencapai 124,87%. Berhasilnya upaya pencapaian target realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikarenakan adanya upaya, antara lain : (a) Koordinasi yang intensif dengan instansi terkait. (b) Peningkatan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat.

19 95 (c) Adanya upaya pemutakhiran data objek dan subjek PBB yang berkelanjutan. (d) Peningkatan sistem pelayanan pembayaran melalui Payment on line system di beberapa bank, sebagai tempat pembayaran PBB. (e) Pemberian hadiah dan penghargaan kepada RT/RW yang berprestasi dalam membantu pelaksanaan pemungutan PBB. (2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Bagian Daerah dari pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 realisasinya mencapai Rp ,- atau 132,47% dari target yang ditetapkan Rp ,- Dengan demikian pada laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2007 ini realisasi penerimaan BPHTB melampaui dari target sebesar Rp ,- atau 32,42%. Bila dibandingkan dengan realisasi penerimaan Bagi Hasil Pajak secara keseluruhan, maka kontribusi BPHTB terhadap Bagi Hasil Pajak tidak mencapai target. (3) Pajak Penghasilan orang Pribadi (PPh Pasal 21) Pendapatan Negara dari Pajak Penghasilan Perorangan (PPh) ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Adapun yang menjadi bagian Daerah dari pendapatan PPh diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2000, pendapatan PPh ini dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan imbangan 20% untuk Daerah dan 80% untuk Pemerintah Pusat. Bagian Daerah Provinsi Kalimantan tengah dari pendapatan PPh realisasinya sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007

20 96 tidak berhasil mencapai target yaitu sebesar Rp ,- atau 111,72% dari target yang ditetapkan Rp ,- Bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan Bagi Hasil Pajak secara keseluruhan, maka kontribusi PPh Pasal 21 terhadap Bagi Hasil Pajak jumlahnya mencapai 11,42%. Walaupun PPh ini merupakan pendapatan dari Pemerintah Pusat, namun tetap diupayakan peningkatan ekstensifikasi pendapatan PPh, serta koordinasi yang intensif dengan Pemerintah Pusat. 2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Realisasi pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sum,ber Daya Alam sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai sebesar Rp ,- atau 168,71% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- Dengan demikian pada perhitungan APBD Tahun Anggaran 2007 penerimaan ini berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 68,71%. Bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan Dana perimbangan, maka kontribusi terhadap Dana Perimbangan cukup signifikan yaitu mencapai 6,55% Realisasi penerimaan bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam terdiri dari : (1) Iuran Hak Penguasaan Hutan Bagian Daerah dari pendapatan bagi hasil iuran hak penguasaan hutan sampai dengan akhir tahun anggaran 2007 ditargetkan sebesar Rp ,- tetapi realisasinya tidak ada, disebabkan adanya kebijakan Pemerintah untuk Penertiban Ilegal Loging. (2) Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Bagi Daerah dari Provisi Sumber Daya Hutan sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 mencapai Rp ,- atau 138,88% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- dengan demikian pada perhitungan ini

21 97 berhasil melampaui target sebesar Rp ,- atau 38,88%. (3) Iuran Tetap/Landrent Bagi Daerah dari iuran tetap landrent sampai akhir tahun 2007 realisasinya sebesar Rp ,- atau 155,13% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- sehingga melampaui target sebesar Rp ,- atau 55,13%. (4) Iuran Eksploitasi (Royalti) Bagi Daerah dari iuran eksploitasi (Royalti) sampai akhir tahun 2007 realisasinya sebesar Rp ,- atau 442,14% dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,- sehingga terdapat melampaui target sebesar Rp ,- atau 342,14%. 3) Dana Alokasi Umum Realisasi Dana Alokasi Umum sebesar Rp ,- atau 100% dari target yang ditetapkan. c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Realisasi pendapatan Lain-lain Pendapatan daerah Yang Sah sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp ,- atau 100% dari target ditetapkan. d. Permasalahan Dan Solusi a. Permasalahan Membesar dan menguatnya peran PAD dalam struktur penerimaan daerah akan semakin mencerminkan kemandirian suatu daerah dalam pembiayaan rumah tangganya sesuai misi yang diemban Otonomi Daerah dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Namun upaya penguatan peran PAD tersebut membutuhkan suatu perencanaan strategis jangka pendek, menengah dan panjang yang sistimatis dan terprogram serta melibatkan segenap instansi terkait, mengingat pada saat ini

22 98 kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah masih sangat kecil, yaitu rata-rata masih berada dibawah 30%. Kondisi demikian disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat diindentifikasi sebagai permasalahan sebagaimana telah pada table berikut ini : 1) Masih kurangnya kesadaran SKPD penghasil/pemungut bahwa pengamanan target pendapatan daerah bukan hanya menjadi kewajiban dan tanggungjawab Dipenda tetapi juga merupakan tanggungjawab bersama seluruh SKPD untuk membantu mengamankan rencana target pendapatan darah yang telah ditetapkan bersama. 2) Sumber daya manusia secara kuantitatif sangat kurang untuk mengisi formasi pada UPPD khususnya UPPD yang baru terbentuk. Secara kualitatif, SDM perlu diarahkan agar semakin mendekati kompetensinya sebagai aparat yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendapatan daerah, teruitama dalam hal kemampuan memberikan pelayanan secara prima kepada masyarakat. 3) Dasar hukum pemungutan banyak yang sudah memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan berbagai ketentuan/ peraturan baru yang ada. 4) Kesadaran wajib pajak masih kurang dan perlu terus menerus ditanamkan kesadaran bahwa dengan melakukan pembayaran pajak maupun pungutan lainnya maka masyarakat secara langsung turut serta dalam pembangunan daerahnya. 5) Masih kurangnya koordinasi antar instansi terkait dengan pemungutan PAD maupun antar tingkatan Pemerintahan di Kabupaten/Kota dalam Wilayah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

23 99 6) Masih perlu penataan secara terus menerus yang terkait dengan sitem administrasi, mekanisme, prosedur perpajakan/pungutan daerah yang telah mengakomodir berbagai ketentuan yang yang berlaku. 7) Data potensi riil pajak/retribusi daerah yang ada masih perlu ditingkatkan kualitasnya melalui mekanisme lain yang lebih tepat. 8) Komputerisasi SAMSAT perlu dilengkapi pada Kantor UPPD/SAMSAT yang masih memberikan pelayanannya secara manual. 9) Penyaluran dana perimbangan masih kurang tepat waktu terutama terkait dengan bagi hasil sumber daya alam, demikian pula kepastian jumlah yang akan diterima daerah seringkali tidak sesuai dengan perhitungan daerah. b. Solusi Upaya yang dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut diatas adalaha sebagai berikut : 1) Koordinasi perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Pelaksanaan koordinasi ini memerlukan anggaran khusus agar hasilnya maksimal, misalnya melalui razia kendaraan bermotor secara terpadu, rapat-rapat koordinasi secara intensif dan berkelanjutan, melakukan tinjauan lapangan kepada obyekobyek tertentu seperti perusahaan-perusahaan yang lokasinya terpencil, dll. 2) Perekrutan tenaga-tenaga baru yang memiliki kompentensi dan bersedia ditempatkan didaerah Kabupaten, juga mendidik dan melatih aparat yang sudah ada agar dapat lebih professional dalam melaksanakan tugasnya terutama yang terkait dengan pelayanan publik.

24 100 3) Melakukan koordinasi dengan SKPD terkait untuk bersamasama melakukan program legislasi untuk penyesuaian berbagai peraturan dibidang pendapatan yang sudah tidak releven dan perlu penyesuaian tarif, demikian pula halnya dengan sistem admiistrasi / mekanisme pemungutan yang perlu dipayungi oleh dasar hukum yang sesuai agar dapat meminimalisir kebocoran baik keuangan maupun materil. 4) Perlu kerja sama dengan instansi terkait untuk melakukan rekonsiliasi data potensi rill pajak dan pungutan lainnya. misalnya bekerja sama dengan BPS dalam kegiatan sensus. 5) Alokasi dana yang berkelanjutan untuk mengadakan sistem Komputerisasi SAMSAT yang mapan dan terpelihara dengan baik. 6) Melakukan koordinasi yang semakin intens dengan Pemerintah Pusat untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai dana bagi hasil yang sesuai dengan potensi rill daerah BELANJA Belanja Daerah terdiri atas : a. Belanja Pegawai Belanja Pegawai dianggarkan sebesar Rp ,- atau 21,08% dari total anggaran daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 91,71% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 8,29% dari total belanja pegawai. b. Belanja Barang Belanja barang dianggarkan sebesar Rp ,- atau 17,99% dari total anggaran daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,69,- atau 79,05% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,31,- atau 20,95% dari total belanja barang.

25 101 c. Belanja Modal Kelompok belanja modal dianggarkan sebesar Rp ,- atau 42,42% dari total anggaran daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 terealisasi sebesar Rp ,- atau 94,75% dari total belanja modal sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 5,25% dari total belanja modal. d. Belanja Bunga Belanja Bunga dalam tahun anggaran 2007 tidak dianggarkan. e. Belanja Subsidi Belanja subsidi dalam tahun anggaran 2007 tidak dianggarkan. f. Belanja Hibah Belanja hibah dalam tahun anggaran 2007 tidak dianggarkan. g. Belanja Bantuan Sosial Belanja bantuan sosial dianggarkan sebesar Rp ,- atau 4,23% dari total anggaran daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 88,73% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 11,27% dari total belanja bantuan sosial. h. Belanja Bagi Hasil (Transfer) Belanja bagi hasil dianggarkan sebesar Rp ,- atau 10,06% dari total belanja daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 98,80% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 1,20% dari total belanja bagi hasil. Kelompok belanja ini dapat dilihat pada tabel berikut : No. Urt Tabel Realisasi Belanja Bagih Hasil (Transfer) Tahun Anggaran 2007 Jenis Belanja Jumlah Anggaran setelah perubahan (Rp) Realisasi Anggaran (Rp) Berlebih / ( Berkurang ) PKB / BBN KB , , ,- 93,94 2 PBB KB , , ,- 103,12 %

26 102 3 P3ABT dan AP , , ,- 70,45 Jumlah , , ,- 98,80 Kelompok ini dapat dijelaskan menurut kategori belanja bagi hasil (transfer) sebagai berikut : 1) Bagi Hasil PKB/BBN-KB Pada belanja bagi hasil PKB/BBN-KB dianggarkan sebesar Rp ,- atau 46,44% dari total anggaran belanja bagi hasil. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 93,94% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 2,18% dari total belanja bagi hasil pajak Kab/Kota. 2) Bagi Hasil PBB-KB Pada belanja bagi hasil PBB-KB dianggarkan sebesar Rp ,- atau 53,36% dari total bagi hasil retribusi. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 103,12% sehingga melampaui anggaran sebesar Rp ,- atau 3,12% dari total belanja bagi hasil retribusi. 3) Bagi Hasil Pendapatan P3ABT dan AP Pada bagi hasil pendapatan lainnya ke Kab/Kota dianggarkan sebesar Rp ,- atau 0,18% dari total anggaran bagi hasil pendapatan lainnnya ke Kab/Kota. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 70,44% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 29,56% dari total belanja bagi hasil pendapatan lainnya ke Kab/Kota. i. Belanja Bantuan Keuangan Belanja bantuan keuangan telah dianggarkan sebesar Rp ,- atau 1,22% dari total anggaran daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 99,99% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp.775,- atau 0,01% dari total belanja bantuan keuangan.

27 103 j. Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga dianggarkan sebesar Rp ,- atau 2,99% dari total anggaran daerah. Sampai akhir tahun anggaran 2007 telah terealisasikan sebesar Rp ,- atau 3,81% sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp ,- atau 97,01% dari total belanja tidak terduga. Pengelompokkan struktur target dan Belanja terbagi dalam 39 SKPD, tiap SKPD ditangani oleh satu atau beberapa unit kerja, sehingga dalam mengukur indikator kinerja unit kerja yang bersangkutan akan lebih mudah dilaksanakan. Untuk melihat anggaran dan realisasi ke 39 SKPD dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Ringkasan Realisasi Belanja Daerah Menurut SKPD Tahun Anggaran 2007 No Anggaran Realisasi Anggaran SKPD Urt (Rp.) (Rp.) Sisa (%) 1. Dinas P dan K , , ,00 96,34 2. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah , , ,00 94,56 3. Dinas Kesehatan , , ,00 86,51 4. RSUD Dr. Doris Sylvanus , , ,00 94,62 5. Balai Laboratorium Kesehatan Daerah , , ,00 89,88 6. Dinas Pekerjaan Umum , , ,00 94,47 7. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah , , ,00 79,13 8. Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi , , ,00 95,96 9. Badan Pengelola dan Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah , , ,00 97, Dinas Kesejahteraan Sosial , , ,00 93, Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang , , ,00 97, Dinas Tenaga Kerja , , ,00 93, Dinas Koperasi dan UKM , , ,00 91, Badan Penanaman Modal Daerah , , ,00 84, Museum Negeri "Balanga" , , ,75 96, Badan Kepemudaan dan Keolahragaan , , ,00 98, Badan Linmas Kesbang dan Polisi PP , , ,00 91, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah , , ,00 74,75

28 104 No Anggaran Realisasi Anggaran SKPD Urt (Rp.) (Rp.) Sisa (%) 5,89309E+11 5,51319E Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah , , ,00 82, Sekretariat Daerah , , ,50 82, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 22. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah , , ,00 63, , , ,00 95, Badan Pengawas Daerah , , ,00 93, Kantor Penghubung di Jakarta , , ,00 91, Dinas Pendapatan Daerah , , ,00 87, Badan Pendidikan dan Latihan , , ,00 92, Badan Kepegawaian Daerah , , ,00 71, Badan Pemberdayaan Masyarakat , , ,00 89, Badan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Daerah , , ,00 86, Dinas Pertanian , , ,00 87, Dinas Perkebunan , , ,00 90, Dinas Kehewanan , , ,00 87, Dinas Kehutanan , , ,00 72, Dinas Pertambangan dan Energi , , ,00 95, Dinas Pariwisata dan Seni Budaya , , ,00 94,24 \ 36. Dinas Kelautan dan Perikanan , , ,00 89, Dinas Perindustrian dan Perdagangan , , ,00 93, UPTD. Balai Pengujian dan Sertifikasi Barang , , ,00 95, Dinas Kependudukan dan Transmigrasi , , ,06 92,39 JUMLAH , , ,56 JUMLAH , , ,31 88,78 APBD Tahun Anggaran 2007 setelah perubahan dianggarkan sebesar Rp ,00 untuk 39 SKPD dan UPTD. Sampai akhir Tahun Anggaran 2007 direalisasikan sebesar Rp ,69 atau 88,78% sehingga terdapat sisa sebesar Rp ,31 atau 11,22% dari total APBD Tahun Anggaran 2007.

29 105 Dari realisasi tersebut digambarkan Penyerapan Anggaran yang dapat dilaksanakan oleh tiap-tiap SKPD sebaliknya atas Pelaksanaannya terlihat efisiensi anggaran Hal tersebut tidak terlepas ke akurasiannya perencanaan kegiatan tiap SKPD masing-masing. Proyek Multy Years atau Kontrak Tahun Jamak terdiri 19 paket Pekerjaan Multy Years berdasarkan Persetujuan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Surat Keputusan Nomor 66 Tahun 2006 tanggal 30 Nopember Tujuan Proyek Multy Years tersebut untuk mendorong pembangunan secara sinergi dan bukan hanya sekedar muncul dari aparaturnya. Melainkan harus terjadi sinergitas dan kolektivitas dari tiap komponen masyarakat yang ada di dalamnya. Proyek Multy Years tersebut menurut perlakuan akuntansi termasuk dalam kelompok konstruksi dalam pengerjaan, yang dalam tahun anggaran 2007 dapat digambarkan realisasinya sebagai berikut : Tabel Realisasi Konstruksi Dalam Pengerjaan (Termasuk Proyek Multy Years) Tahun Anggaran 2007 NO. JUDUL KEGIATAN REALISASI TAHUN 2007 JUMLAH YG DIANGGARKAN DALAM APBD TAHUN BERIKUTNYA 01 Bagugus-Bukit Batu , ,00 02 Bawan-Kuala Kurun , ,00 03 Biaya Opersional dan Pemasangan Pondasi , ,00 04 Bukit Liti-Bawan , ,00 05 Jalan G. Obos , ,00 06 Jalan Manduhara , ,00 07 Jembatan Kalahien , ,00 08 Jembatan Palinget , ,00 09 Jembatan Murui , ,00 10 Jembatan Hambie , ,00 11 Jembatan S. Langanen , ,00 12 Jembatan S. Mangkutup , ,00 13 Jembatan Sei Buluh , ,00 14 Jembatan Sei Jelai , ,00

30 106 NO. JUDUL KEGIATAN REALISASI TAHUN 2007 JUMLAH YG DIANGGARKAN DALAM APBD TAHUN BERIKUTNYA 15 Jembatan Sei Pangi , ,00 16 Jembatan Sei Tampelas , ,00 17 Jembatan Seruyan , ,00 18 Jembatan S. Petak Bahandang , ,00 19 Jembatan Tumbang Terusan , ,00 20 Kotawaringin Lama-Riam Durian-Tempayung , ,00 21 Lingkar Kota Muara Teweh , ,00 22 Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama , ,00 23 Palangkaraya-Bagugus , ,00 24 Pulang Pisau-Maliku I , ,00 25 Pulang Pisau-Maliku II , ,00 26 Maliku-Pangkoh , ,00 27 Lingkar Kota Kuala Pembuang , ,00 28 Lingkar Selatan Kota Sampit , ,00 29 Lingkar Utara Kota Sampit , ,00 30 Samuda Ujung Pandaran EIRTP , ,00 31 Samuda Ujung Pandaran , ,00 32 Samuda Ujung Pandaran , ,00 33 SP. Pundu-Tumbang Samba I , ,00 34 SP. Pundu-Tumbang Samba II , ,00 35 Kereng Pangi-Baun Bango , ,00 36 Tumbang Sangai-Tumbang Kalang , ,00 37 Ujung Pandaran-Kuala Pembuang I , ,00 38 Jembatan S. Kampuri , ,00 39 Jembatan S. Sepang , ,00 40 Jembatan S. Tuyun , ,00 41 Jembatan S. Kapuas , ,00 42 Bukit Batu-Lungkuh Layang , ,00 43 Lungkuh Layang-Buntok , ,00 44 Pembangunan Jaringan Pengairan di Jabiren Kabupaten Pulang Pisau 45 Pembangunan Jaringan Irigasi dan Rawa Desa Lahei di Mangkatip , , , ,00 46 Pembangunan Bendung Hurung Bunut , ,00 47 Pembangunan Jaringan Irigasi di Karang Anyar , ,00 48 Rehab. Jaringan Pengairan di Baruh Rintis Desa Matabu Kab. Bartim , ,00 49 Perbaikan Tebing Sungai Barito , ,00 50 Pengamanan Abrasi Pantai Kuala Jelai , ,00 51 Lanjutan Pembangunan Trotoar Jl. Diponegeoro, Jl. Imam Bonjol, Jl. Murjani , ,00 52 Lanjutan Penataan Ruang Terbuka Jl. Adonis , ,00 Samad dan Pemb. Tugu Perbatasan 53 Penataan Kembali Geometris Bundaran Burung , ,00 54 Lanjutan Drainase Jl. RTA. Milono , ,00 55 Peningkatan Drainase Jl. Rajawali , ,00 56 Pembuatan Drainase Primer Puruk Cahu , ,00 57 Pembangunan Drainase Jl. Sapan , ,00 JUMLAH , ,00

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 3.1.PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 1. UMUM Bertitik tolak pada arti dan ruang lingkup keuangan Daerah, maka dikemukakan bahwa keuangan Daerah adalah semua

Lebih terperinci

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 U R A I A N TARGET JUMLAH PERUBAHAN 2015 S/D BULAN INI % ( Rp ) ( Rp ) 1 2 3 4 PENDAPATAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan

APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN ) Target dan Realisasi Pendapatan APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2006 1) dan Pendapatan Dalam tahun anggaran 2006, Pendapatan Daerah ditargetkan sebesar Rp.1.028.046.460.462,34 dan dapat direalisasikan sebesar Rp.1.049.104.846.377,00

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2014 Periode : AGUSTUS 2014 DARI 4 PENDAPATAN 10.49.109.379.000,00 4.353.462.924.626,44 391.639.007.509,46 4.745.101.932.135,90

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : JANUARI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : JANUARI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : JANUARI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Kode Rekening U r a i a n / % Sisa 1 2 3 4 5 4 1 PENDAPATAN DAERAH 4,870,554,573,000.00 436,379,514,072.86

Lebih terperinci

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 Dalam rangka transparansi dan partisipasi aktif masyarakat bidang pengelolaan

Lebih terperinci

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan

3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN CAPAIAN KINERJA Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 02 TAHUN 2004 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah DPPKAD Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

Lebih terperinci

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Dalam rangka memenuhi pembiayaan pembangunan daerah untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013 Periode : DESEMBER 2013 DARI 4 PENDAPATAN.29.239.247.000,00.066.797.23.717,69 330.361.093.527,31.397.15.332.245,00

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016 Periode : JULI 2016 DARI 4 PENDAPATAN 12.43.141.557.077,00 4.03.42.310.237,93 567.739.240.95,75 5.371.51.551.223,6

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 35 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variable Penelitian 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, pendapatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016 Periode : APRIL 2016 DARI 4 PENDAPATAN 12.43.141.557.077,00 1.651.17.263.93,1 2.263.990.430.930,60 3.915.07.694.69,41

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 11 TAHUN 2004 TENTANG PENYEMPURNAAN / PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TANJUNG

Lebih terperinci

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I

REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I REALISASI APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2013 TRIWULAN I APBD Murni TA. 2013 Ditetapkan dengan Perda Nomor : 14 Tahun 2012 Tanggal 13 Desember 2012 Ttg APBD TA. 2013 dan Pergub Nomor 29

Lebih terperinci

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah

1. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun Anggaran Anggaran Setelah ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2005 A. PENDAPATAN 1. dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2005 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1 Pajak Daerah 5.998.105.680,00 6.354.552.060,00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

STRATEGI PEMERINTAH PROVINSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung) ABSTRAK

STRATEGI PEMERINTAH PROVINSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung) ABSTRAK STRATEGI PEMERINTAH PROVINSI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung) Oleh Abu Hanifah, M.IP NIDN 0221026601 ABSTRAK Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 Jalan Raya Soreang KM.17- Komplek Pemda Kabupaten Bandung Telp./Fax.022-5892926

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 ) APBD 1 Keuangan Pemerintah Provinsi REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2015 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 1, 2009 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB III PENJELASAN ATAS AKUN - AKUN NERACA

BAB III PENJELASAN ATAS AKUN - AKUN NERACA BAB III PENJELASAN ATAS AKUN - AKUN NERACA ASET LANCAR 1. Kas di Kas Daerah Rp. 124.383.974.829,00 Jumlah tersebut merupakan saldo kas per 31 Desember 2006 yang terdiri dari : - Saldo Bank Rp. 123.401.019.525,00

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat, kualitas serta kesejahteraan segenap lapisan masyarakat, untuk itu pembangunan harus dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 c. Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) Bagian Laba Perusahaan Daerah (Perusda) merupakan PAD pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (PMPD) Kabupaten Pekalongan pada Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT BUPATI SERAM BAGIAN BARAT PERATURAN BUPATI SERAM BAGIAN BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( REALISASI APBD 2012 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Realisasi Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang berkedudukan menggantikan Nota Perhitungan Anggaran, sebagaimana yang dimaksud dan diatur dalam Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2016 Periode : JANUARI 2016 DARI 4 PENDAPATAN 12.43.141.557.077,00-1.017.60.344.900,35 1.017.60.344.900,35,1 (11.420.461.212.176,65)

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan Keuangan Daerah Sesuai dengan ketentuan Permendagri No 13 Tahun 2006 Tentang

Lebih terperinci

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR

PAJAK & RETRIBUSI PARKIR BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PAJAK & RETRIBUSI PARKIR PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jl. Pemuda 148 Telp. (024)

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan Kebijakan anggaran mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah

Lebih terperinci

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015

REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 REALISASI PENCAIRAN DANA APBD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH S.D. TRIWULAN IV TA 2015 APBD PERUBAHAN PROVINSI KALTENG TA. 2015 Ditetapkan dengan Perda No. 09 Tahun 2015 Tgl. 17 November 2015 Ttg APBD Perubahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 2001

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 2001 PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 21 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BONTANG TAHUN ANGGARAN 21 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN Jl. Letjend. S. Parman No. 23 Tep./Fax : (281) 89111 Purbalingga 53317 LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan

Lebih terperinci

PENJABARAN PERUBAHAN APBD

PENJABARAN PERUBAHAN APBD Lampiran II PERBUP PERUBAHAN APBD 2013 Nomor : 38 TAHUN 2013 Tanggal : 10 Oktober 2013 PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013 Urusan Pemerintahan : 1.20 Urusan Wajib

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah merupakan sub-sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belanja Daerah Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian Belanja Modal, Fiscal Stress, Dana Bagi Hasil

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,

Kata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, Kata Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas penyertaan-nya maka penyusunan Buku Statistik Kinerja Keuangan Provinsi NTT Beserta SKPD 2009-2013 ini dapat diselesaikan. Dalam era

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, batasan penelitian, proses penelitian

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1.1 Pengertian APBD Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN REALISASI PENDAPATAN TAHUN ANGGARAN 2013 Periode : APRIL 2013 DARI 4 PENDAPATAN.14.736.36.000,00 905.55.534.659,96 1.775.752.159.947,97 2.61.310.694.607,93

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan 2009-2013 Pengelolaan keuangan daerah yang mencakup penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu landasan yuridis bagi pengembangan Otonomi Daerah di Indonesia adalah lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pengganti

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Milyar BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari Pendapatan Daerah, Belanja

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 34 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya dimulai dari perencanaan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU, Menimbang : a. bahwa memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1 Pengertian dan unsur-unsur APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan salah satu instrumen

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 JUMLAH (Rp.) BERTAMBAH / (BERKURANG) KD. REK. URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI (Rp.) % 1 2 3 4.

Lebih terperinci

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari:

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari: 4.3 Penjelasan Pos Laporan Arus Kas Arus Kas Pemerintah Kota Cimahi tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp 48.507.127.826,00. Jumlah ini diperoleh dari selisih lebih arus kas dari aktivitas operasi sebesar

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 45 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDAPATAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI DAN CAMAT CICALENGKA Melaksanakan Kewenangan Pemerintah yang Dilimpahkan oleh Bupati untuk Menangani Sebagian Urusan Otonomi Daerah dan Menyelenggarakan Tugas Umum Pemerintahan 1. Mengkoordinasikan Kegiatan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH GUBERNUR JAWA BARAT,

TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH GUBERNUR JAWA BARAT, G u b e r n u r J a w a B a r a t PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan daerah adalah komponen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 )

SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 ) APBD 2 Keuangan Pemerintah Kab/Kota REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA ( APBD 2015 ) 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN XIV PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINCIAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 KODE 4 1 PENDAPATAN ASLI

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 1 SALINAN BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang

Lebih terperinci

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun

A. Struktur APBD Kota Surakarta APBD Kota Surakarta Tahun A. Struktur APBD Kota Surakarta 2009 2013 APBD Kota Surakarta Tahun 2009-2013 Uraian 2009 2010 2011 1 PENDAPATAN 799,442,931,600 728,938,187,952 Pendapatan Asli Daerah 110,842,157,600 101,972,318,682 Dana

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang

LANDASAN TEORI Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang 8 II. LANDASAN TEORI 2.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD merupakan satu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : MEI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : MEI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDAPATAN DAERAH BULAN : MEI T.A 2015 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Kode Rekening U r a i a n Target / Anggaran Realisasi % Sisa 1 2 3 4 5 4 1 PENDAPATAN DAERAH 4,870,554,573,000.00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar. Karanganyar yang berkedudukan sebagai Dinas Daerah. DPPKAD BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya DPPKAD Karanganyar Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar adalah salah satu dari

Lebih terperinci

BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pada tahun 2014 APBD Kabupaten Berau menganut anggaran surplus / defisit. Realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Berau dapat terlihat dalam tabel berikut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Pengelolaan keuangan Kabupaten Purbalingga tahun 2014 secara umum menunjukkan kinerja yang cukup baik. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keuangan Daerah Faktor keuangan merupakan faktor yang paling dominan dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. Keadaan keuangan daerah yang menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan daerah adalah komponen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur organisasi Pemerintah Daerah yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan karena dianggap tidak menghargai kaidah-kaidah demokrasi. Era reformasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya era reformasi yang di prakarsai oleh mahasiswa 10 tahun silam yang ditandai dengan tumbangnya resim orde baru di bawah pimpinan Presiden Suharto, telah membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belanja Modal Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY KEUANGAN DAERAH Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR : 08 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 URAIAN 2008 2007 A S E T ASET LANCAR 10.358.455.445,83 9.673.091.225,83

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 U R A I A N 31 Desember 2008 31 Desember 2007 ASET ASET LANCAR 94.045.349.685,03 117.364.626.222,84

Lebih terperinci