KALIMAT EFEKTIF DAN BAKU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KALIMAT EFEKTIF DAN BAKU"

Transkripsi

1 MODULE 4 KALIMAT EFEKTIF DAN BAKU Oleh Agustinus Konda Malik FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA TAHUN Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

2 MODULE 4 KALIMAT EFEKTIF DAN BAKU 1. Pendahuluan Bahasa berisi pikiran, keinginan atau perasaan yang ada pada pembicara atau pun penulis. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan dapat diterima pendengar atau pembaca. Guna mencapai maksud tersebut, kalimat haruslah haruslah memenuhi persyaratan gramatikal. Hasil ini berarti kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi: unsur- unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, aturan-aturan tentang Ejaan yang Disempurnakan (EYD), cara memilih kata dalam kalimat, kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat. Hal-hal seperti tersebut di atas merupakan unsur/hal-hal penentu keefektifan suatu kalimat. Modul empat akan membahas tentang kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat. Unsur-unsur penting lainnya seperti EYD, unsur-unsur pembentuk kalimat dan pola pengembangannya berurut-turut telah diuraikan pada modul satu sampai dengan modul tiga. 2. Penyajian 2.1. Pengertian dan Ciri-ciri Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh penulis, perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan ciri-ciri kalimat efektif yaitu: a. kesepadanan struktur b. keparalelan bentuk c. ketegasan makna d. kehematan dalam mempergunakan kata e. kevariasian dalam struktur kalimat. 4-2 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

3 2.1.1 Kesepadanan Struktur Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini. a) Fungsi unsur subjek dan predikat kalimat jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat menyebabkan kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek. 1) Bagi semua mahasiswa Fapet Undana harus membayar uang kuliah. 2) Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti harus ke lapangan. Kedua kalimat di atas tidak efektif karena kalimat pertama tidak memiliki kesepadanan karena fungsi subjek tidak jelas. Kalimat di atas tidak menampilkan apa atau siapa yang harus membayar uang kuliah. Ketidakjelasan subjek disebabkan penggunaan kata depan bagi. Selanjutnya, kalimat kedua tidak berpredikat. Kalimat di atas seharusnya ditulis seperti kalimat berikut (kalimat efektif). 1a) Semua mahasiswa Fapet Undana harus membayar uang kuliah. 2a) Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti harus pergi ke lapangan. b) Tidak terdapat subjek ganda 1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. 2) Saat itu saya kurang jelas. Kalimat-kalimat di atas dapat diperbaiki dengan cara berikut. 1a) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. 2a) Saat itu bagi saya kurang jelas. c) Kata penghubung digunakan secara tepat 1) Kami datang terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti perkuliahan 4-3 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

4 Perbaikan kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, mengubah kalimat menjadi kalimat majemuk dengan menggunakan penghubung (konjungtor) sehingga dan kedua mengganti ungkapan penghubung intrakalimat (sehingga) menjadi ungkapan penghubung antarkalimat (oleh karena itu), seperti pada kalimat 1a) dan 1b) berikut. 1a) Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti perkuliahan. 1b) Kami datang terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti perkuliahan. d) Kata pewatas yang, kata keterangan aspek dan modalitas digunakan secara tepat. Contoh 1: 1) Mahasiswa Fapet Undana yang berasal dari Pulau Sumba. 2) Kandang ternak unggas yang terletak di dekat kampus. Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menghilangkan pewatas yang karena antara subjek dan predikat tidak boleh disisipi dengan kata lain. Perbaikannya adalah sebagai berikut. 1a) Mahasiswa Fapet Undana berasal dari Pulau Sumba. 2a) Kandang ternak unggas terletak di dekat kampus Contoh 2: 1) Laporan ini saya harus perbaiki secepatnya. 2) Kita telah bahas masalah tersebut dalam diskusi kita bulan lalu. Seperti halnya kalimat pada contoh 1, kedua kalimat pada contoh 2 adalah kalimat pasif dengan penanggalan awalan me(n): perbaiki dan bahas. Dalam kedua kalimat pasif tersebut, antara pelaku (subjek) dan kata kerjanya tidak boleh disisipkan unsur lain. Jadi, untuk menjaga kepaduan, keterangan modalitas harus dan keterangan aspek telah pada kalimat pertama dan kedua harus dipindahkan ke depan pelaku. Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi seperti kalimat 1a) dan 1b) berikut. 1a) Laporan ini harus saya perbaiki secepatnya. 2a) Telah kita bahas masalah tersebut dalam diskusi kita bulan lalu Keparalelan Bentuk 4-4 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

5 Kesejajaran bentuk berarti pengungkapan pikiran/gagasan yang sama fungsinya ke dalam suatu bentuk atau struktur yang sama pula. Bila salah satu gagasan dinyatakan dalam bentuk kata benda, gagasan lain yang memiliki fungsi yang sama dinyatakan dalam bentuk kata benda pula. Bentuk-bentuk kata yang sejajar dalam sebuah kalimat memperlihatkan gagasan yang sejajar pula. Kesejajaran antara gagasan dan bentuk bahasa yang dipakai dapat mempermudah pembaca untuk memahami makna kalimat. 1) Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, pencarian bahan bacaan, dan menyusun rancangan. 2) Tahap akhir penelitian ini adalah penyusunan laporan dan menyerahkan hasil penelitian. Pada kalimat 1) terdapat tiga unsur yang sama fungsinya, yaitu mengumpulkan informasi, pencarian bahan bacaan, dan menyusun rancangan. Akan tetapi, ketiga unsur tersebut tidak dinyatakan melalui bentuk-bentuk yang sejajar. Pada kalimat 2), unsur penyusunan laporan dan menyerahkan hasil penelitian juga tidak memperlihatkan kesejajaran bentuk. Dengan demikian, kalimat 1) dan 2) di atas tidak memiliki kesejajaran atau keparalelan. Supaya memperlihatkan kesejajaran, kedua kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi seperti kalimat 1a) dan 2a) berikut. 1a) Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, mencari bahan bacaan, dan menyusun rancangan.atau 1b) Kegiatan yang telah kami lakukan adalah pengumpulan informasi, pencarian bahan bacaan, dan penyusunan rancangan. 2a) Tahap akhir penelitian ini adalah menyusun laporan dan menyerahkan hasil penelitian. 2b) Tahap akhir penelitian ini adalah penyusunan laporan dan penyerahan hasil penelitian Ketegasan Makna Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat. 4-5 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

6 a) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). kalimat. 1) Para dosen mengharapkan agar mahasiswa rajin belajar. 2) Harapan para dosen ialah agar mahasiswa rajin belajar. Kalimat 1) penekanannya adalah para dosen mengharapkan, sedangkan kalimat 2) penekananya pada harapan para dosen. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi b) Membuat urutan kata yang bertahap 1) Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah dihabiskan untuk biaya kuliah anaknya. Seharusnya: 1a) Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah dihabiskan untuk biaya kuliah anaknya. c) Melakukan pengulangan kata (repetisi). Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka. d) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur. e) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan) Kehematan Saudaralah yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mempertahankan kehematan. a) Tidak mengulang subjek yang sama dalam kalimat 4-6 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

7 1) Setelah makalah ini diperbaiki, makalah ini akan segera dipresentasikan. 2) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. Subjek induk kalimat dan subjek anak kalimat pada kalimat 1) sama, yaitu makalah ini. Demikian juga halnya dengan kalimat 2), induk kalimat dan anak kalimatnya memiliki subjek yang sama, yaitu ia atau dia. Untuk menjaga kehematan, subjek yang sama tersebut cukup disebutkan satu kali. Perlu diperhatikan bahwa subjek yang harus dihilangkan adalah subjek yang terdapat pada anak kalimat. Perhatikan kalimat perbaikan berikut ini. 1a) Setelah diperbaiki, makalah ini akan segera dipresentasikan. 2a) Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. b) Tidak menjamakkan kata yang bermakna jamak 1) Banyak kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing. 2) Seluruh surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak bersalah. Kata banyak dan seluruh sudah bermakna jamak. Oleh karena itu, kata benda yang mengikutinya tidak perlu diulang atau dijamakkan lagi. Pengulangan kata benda dapat dilakukan jika kata yang bermakna jamak yang mendahuluinya tidak dipakai. Perhatikan kalimat perbaikan berikut ini. 1a) Banyak kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing. 2a) Seluruh surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak bersalah. 2b) Surat-surat yang dikumpulkannya dapat dijadikan bukti bahwa dia tidak brsalah. c) Menghilangkan bentuk yang bersinonim 1) Tulisannya sangat rapi sekali. 2) Dia bekerja keras demi untuk menghidupi anak dan istrinya. Untuk menjaga kehematan, sebaiknya kita memilih salah satu dari kata-kata yang dicetak miring tersebut seperti kalimat seperti yaitu: 4-7 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

8 1a) Tulisannya sangat rapi. 1b) Tulisannya rapi sekali. 2a) Dia bekerja keras demi menghidupi anak dan istrinya. 2b) Dia bekerja keras untuk menghidupi anak dan istrinya. d) Menghilangkan kata superordinat pada kata yang merupakan hiponiminya 1) Kami berlangganan surat kabar Kompas. 2) Dimana engkau menangkap burung puyuh itu? Surat kabar dan burung masing-masing merupakan superordinat dari Kompas dan burung. Jadi, kedua kata tersebut, yaitu surat kabar dan burung tidak perlu disebutkan. 1a) Kami berlangganan Kompas. 2a) Dimana engkau menangkap puyuh itu? e) Menghilangkan kata saling pada kata kerja resiprokal Kata kerja resiprokal adalah kata kerja yang dilakukan oleh dua orang atau dua puhak secara berbalasan. Karena dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan, pada kata kerja tersebut sudah terkandung makna saling. 1) Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling pukul-memukul. Pukul-memukul sama artinya dengan saling memukul. Dengan demikian, jika kita memakai kata kerja resiprokal pukul-memukul, kata saling tidak perlu dipakai. Akan tetapi, jika kita akan memakai kata saling, kata pukul-memukul kita ubah menjadi memukul. Perhatikan kalimat perbaikan berikut ini. 1a) Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu pukul-memukul. 1b) Kedua pemuda yang sedang berkelahi itu saling memukul. Berkaitan dengan kehematan ini, unsur-unsur tertentu yang merupakan bagian dari ungkapan idiomatik sebaiknya tidak dihilangkan. Ungkapan idiomatik yang unsur-unsurnya tidak boleh dihilangkan itu antara lain bergantung pada, terdiri atas, sesuai dengan, sejalan dengan, berkaitan dengan, dibandingkan dengan, serta sehubungan dengan. f) Susunan Kalimat dengan Ketunggalan Arti (Tidak Ambigu) Bahasa formal dan ilmiah mensyaratkan ketunggalan arti. Dengan demikian, kita harus secara saksama mempertimbangkan setiap kata, kelompok kata, atau 4-8 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

9 kalimat yang akan kita pakai agar pembaca memahami hal yang kita ungkapkan persis seperti yang kita maksudkan. 1) Mereka mengeluarkan botol bir dari dapur yang menurut hasil penelitian berisi cairan racun. 2) Pria dan wanita yang memakai pita akan mengikuti lomba balap karung. Pada kalimat 1), apa yang berisi cairan racun itu, botol bir atau dapur? Demikian juga kalimat 2), siapa yang memakai pita itu, wanita saja atau wanita dan pria? Jika yang berisi cairan racun itu botol bir dan yang memakai pita itu hanya wanita, maka kedua kalimat diatas perlu diubah menjadi seperti berikut. 1a) Dari dapur, mereka mengeluarkan botol bir yang menurut hasil penelitian berisi cairan racun. 2a) Wanita yang memakai pita dan pria akan mengikuti lomba balap karung. g) Susunan Kalimat harus Logis Kalimat efektif harus gramatikal atau sesuai dengan kaidah tata bahasa. Di samping harus gramatikal, kalimat juga harus logis, dalam arti, harus mengandung penalaran atau logika yang baik atau dapat diterima oleh akal sehat. 1) Pembangunan gedung kantor pusat yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar enam miliar itu akan dibangun tahun ) Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, makalah ini selesai penulis susun. Pada contoh 1), subjek kalimatnya adalah pembangunan gedung kantor pusat yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar enam miliar itu dan predikatnya adalah akan dibangun. Pertanyaan yang segera muncul adalah mungkinkah pembangunan itu dibangun? Jawabannya tentu saja tidak karena pembangunan itu lazimnya dilaksanakan, dilakukan, atau dimulai, bukan dibangun. Dengan demikian, dari segi penalaran ada kejanggalan dalam kalimat tersebut. Kalimat 2) dikatakan tidak logis karena tidak mungkin dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, suatu pekerjaan, termasuk menyusun makalah, dapat diselesaikan. Segala sesuatu 4-9 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

10 yang ada di dunia ini dapat terjadi atau tidak terjadi apabila dikehendaki oleh Tuhan. Segala sesuatu ada atau tidak ada karena kehendak-nya. Dengan demikian, supaya kalimat 1) dan 2) di atas menjadi logis, yang dapat diterima oleh akal sehat, kdeua kalimat tersebut dapat diubah menjadi seperti berikut. 1a) Pembangunan jembatan yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar dua miliar itu akan dilaksanakan/dilakukan/dimulai tahun depan. 2b) Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena ataskehendak-nya makalah ini dapat diselesaikan. Contoh kalimat lain yang memperlihatkan ketidaklogisan penalaran adalah sebagai berikut. 3) Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena sering kebanjiran. 4) Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena tidak bertemu dengan kepala sekolah. Kalimat 3) dan 4) di atas merupakan kalimat majemuk bertingkat. Pada kedua kalimat tersebut, anak kalimatnya tidak memiliki subjek: karena sering kebanjiran (kalimat 3) dan karena tidak bertemu dengan kepala sekolah (kalimat 4). Pada pembahasan di muka dijelaskan bahwa jika subjek induk kalimat sama dengan subjek anak kalimat, subjek anak kalimat tidak perlu disebutkan, demi kehematan. Jadi, jika subjek anak kalimat tidak disebutkan berarti subjek anak kalimat tersebut sama dengan subjek induk kalimat. Berdasarkan pertimbangan tersebut, jika subjek anak kalimat pada kedua contoh di atas dimunculkan, akan terdapat struktur sebagai berikut: 3a) *Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena (kontraktor) sering kebanjiran 4a) *Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena (hadiah itu) tidak bertemu dengan kepala sekolah. Pertanyaan yang segera muncul adalah mungkinkah kontraktor sering kebanjiran, dan mungkinkah hadiah itu tidak bertemu dengan kepala sekolah? Ketidaklogisan penalaran pada kedua contoh tersebut terjadi karena pembuat kalimat salah menghilangkan unsur kalimat. Penghilangan unsur kalimat dapat dilakukan apabila unsur-unsur kalimat tersebut memiliki fungsi yang sama, dalam hal ini sama-sama berfungsi sebagai subjek. Akan tetapi, jika unsurunsur kalimat yang sama tersebut memiliki fungsi yang berbeda, atau 4-10 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

11 jika subjek diisi oleh unsur bahasa yang berbeda, penghilangan salah satu unsur tidak dapat dilakukan. Jadi, kedua kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi seperti berikut. 3b) Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut sering kebanjiran. 3c) Lokasi tersebut tidak jadi dipilih oleh kontraktor karena sering kebanjiran. 4b) Hadiah itu dititipkannya kepada petugas tata usaha karena dia tidak bertemu dengan kepala sekolah. 4c) Dia menitipkan hadiah itu kepada petugas tata usaha karena tidak bertemu Dengan kepala sekolah. Contoh lain: 5) Waktu dan tempat kami persilakan. 6) Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. 7) Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Perbaikannya 5a) Bapak rektor kami persilahkan 6a) Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. 7a) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih Kalimat Pengertian dan Ciri-ciri Kalimat Kalimat baku merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah kebahasaan bahasa Indonesia yang berlaku. Berdasarkan pengertian ini kalimat baku memiliki ciri antara lain, sebagai berikut. a) Memiliki struktur yang lengkap (minimal subjek dan predikat). b) Bebas dari gej ala bahasa hiperkorek, pleonasme, dan kontaminasi. c) Pilihan kata yang digunakannya tepat dan sesuai. d) Menggunakan ejaan yang benar. e) Struktur kalimatnya benar, logis, dan lancar Sebab-Sebab Ketidakbakuan Kalimat Banyak hal yang berkaitan dalam rangka menyusun sebuah kalimat. Halhal itu ada ialah ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, pembentukan frase, dan tata bahasa. Oleh karena itu, banyak hal yang menyebabkan sebuah kalimat menjadi tidak baku Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

12 a) Pelesapan Imbuhan Imbuhan adalah awalan, sisipan, dan akhiran. Awalan dan akhiran sering dilesapkan dalam penyusunan kalimat. 1) Pelepasan Awalan Awalan yang sering dilesapkan yang mengakibatkan kalimat yang terbentuk menjadi tidak baku ialah me-/ men-,ber-, dan di-. Awalan me- atau men- Bentuk yang mengandung awalan me- atau men- yang tidak dilesapkan merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk yang awalan me- atau men- merupakan kalimat tidak baku. Para pekerja akan meratakan jalan. Polisi mengusut terus kematian Suhartono. Sukiman mencuri sebelas buah mobil. Tidak Iran akan ratakan Bagdad dengan rudal. Polisi terus usut kematian Suhartono. Sukiman curi sebelas buah mobil. Awalan ber- Bentuk-bentuk yang mengandung kata kerja berawalan kata kerja berawalan bertanpa pelesapan merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung awalan ber- dengan pelesapan merupakan kalimat tidak baku. Saya ingin bertanya, Pak? Saya ingin berlangganan majalah itu. Gadis itu sedang berekreasi di pantai. Tidak baku Saya ingin tanya Pak? Saya ingin langganan majalah itu. Gadis itu sedang rekreasi di pantai. Awalan di- Bentuk-bentuk yang mengandung kata kerja yang berawalan di- tanpa pelesapan merupakan kalimat-kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung kata 4-12 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

13 di- yang dilesapkan merupakan kalimat tidak baku. Tidak Dua orang pemulung dihukum dua tahun. Pompa air di Karanganyar, Demak tetap difungsikan. Soviet dituntut menarik pasukannya yang berada di Ceko. Dua orang pemulung hukum dua tahun. Pompa air Karanganyar, Demak tetap fungsikan. Soviet tuntut tarik pasukannya di Ceko. 2) Pelesapan Akhiran Ada dua buah akhiran yang penggunaannya dilesapkan, yaitu akhiran -kan dan -i. Akibatnya, kalimat-kalimatnya menjadi tidak baku. Laporkan kejadian itu! Kita menantikan hubungan dengan Jakarta. Keduanya saling mencintai. Tidak Lapor kejadian itu! Kita menanti hubungan dengan Jakarta. Keduanya saling mencinta. b) Pemborosan Penggunaan Kata Kata-kata yang dipilih untuk menyusun sebuah kalimat yang benar-benar diperlukan. Hal itu sesuai dengan prinsip kehematan dalam pilihan kata. Akan tetapi, kenyataannya ada sejumlah kata yang sesungguhnya tidak perlu digunakan, tetapi kenyataannya kata itu digunakannya juga. Hal itulah yang disebut pemborosan pilihan kata. Akibatnya, kalimat-kalimatnya tidak baku. 1) Pemborosan kata di mana Bentuk-bentuk yang tidak mengandung di mana merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung bentuk itu merupakan kalimat tidak baku. Ketika bertanding di Jakarta tahun lalu, ia kalah angka. Para pemuda mengerti apa yang harus mereka lakukan Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

14 Tempat ditemukannya benda itu sudah dicatat. Tidak Tahun lalu ia bertanding di Jakarta di mana ia kalah angka. Para pemuda mengerti di mana apa yang harus mereka dilakukan. Tempat di mana ditemukannya benda itu telah dicatat. 2) Pemborosan kata daripada Bentuk-bentuk yang tidak mengandung kata daripada merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung kata itu merupakan kalimat tidak baku. 3. Pemborosan kata maka Bentuk-bentuk yang tidak mengandung kata maka merupakan kalimat baku, sedangkan yang mengandung kata maka merupakan kalimat tidak baku. Dengan ini kami sampaikan data seorang ibu dari kelurahan Kota Baru. Dengan hormat kami mohon Saudara sudi memeriksa kesehatannya. Untuk menghilangkan lelah dan takut, pada saat itu Ratu Syima Tidak mengadakan pesta berjoged. Maka dengan ini kami haturkan data seorang ibu dari kelurahan Kota Baru. Maka kami mohon dengan hormat sudilah kiranya Saudara memeriksa kesehatannya. Untuk menghilangkan lelah dan takut maka pada saat itu Ratu Syima mengadakan pesta jejogedan. c) Ketidaktepatan Pemilihan Kata Dalam menyusun sebuah kalimat harus diperhatikan ketepatan pemilihan kata. Jika pemilihan katanya sudah tepat, bentuk yang tersusun merupakan kalimat baku. Ketidaktepatan pemilihan kata, kalimat yang terbentuk tidak baku 1) Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku Bentuk-bentuk yang tidak mengandung kata yang termasuk ragam tidak baku merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung kata yang termasuk ragam tidak baku merupakan kalimat tidak baku. Ia sedang membuat rak buku. Ia sudah diberi tahu Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

15 Tidak Ia sedang membikin rak buku. Ia sudah dikasih tahu. 2) Kesalahan pembentukan kata Bentuk-bentuk yang bentukan katanya sudah benar merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung bentukan kata tidak benar merupakan kalimat tidak baku. Masalah ketunakaryaan perlu segera diselesaikan dengan tuntas. Buku itu diberikan kepada saya. Tidak baku Mengenai masalah ketunaankarya perlu segera diselesaikan dengan tuntas. Buku itu diberi ke saya. 3) Ketidaktepatan penggunaan kata di mana Bentuk-bentuk berikut yang tidak mengandung kata di mana merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung kata di mana merupakan kalimat tidak baku. Kantor tempat ia bekerja tidak jauh dari rumahnya. Kota Jakarta yang penduduknya bertambah terus merupakan kota terpadat. Kita akan teringat terhadap peristiwa 56 tahun yang lalu yang waktu itu bangsa Indonesia telah berikrar. Tidak Kantor di mana ia bekerja tidak jauh dari rumahnya. Kota Jakarta di mana penduduknya bertambah terus menjadi kota yang terpadat. Kita akan teringat kepada peristiwa 56 tahun yang lalu di mana bangsa Indonesia telah berikrar. 4) Ketidaktepatan penggunaan imbuhan men i Bentuk-bentuk yang mengandung imbuhan men-kan merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung imbuhan men i merupakan kalimat tidak baku Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

16 Ia menjagokan kesebelasan Putra Mataram. Ia membawahkan beberapa orang. Presiden menghadiahkan bintang jasa kepadanya. Tidak Ia menjagoi kesebelasan Putra Mataram. Ia membawahi beberapa orang. Presiden menghadiahi bintang jasa kepadanya. 5) Ketidaktepatan penggunaan bentuk nya Bentuk-bentuk yang tidak mengandung bentuk -nya merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang tidak mengandung bentuk nya merupakan kalimat tidak baku. Atas bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. Atas kehadiran Saudara kami ucapkan terima kasih. Atas perhatian Anda, kami ucapkan terima kasih. Tidak Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih. Atas perkenan kehadirannya, kami sampaikan terima kasih. Aras perhatian dan perkenannya diucapkan terima kasih. d) Penggunaan Konjungsi Ganda Ketidakbakuan kalimat dapat disebabkan oleh penggunaan konjungsi ganda. Artinya, dalam sebuah kalimat ditemukan 2 buah konjungsi. Akibatnya kalimat menjadi rancu. 1) Konjungsi karena dan maka Bentuk-bentuk yang mengandung konjungsi tunggal merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung konjungsi ganda merupakan kalimat tidak baku Karena sakit, ia tidak masuk kantor. Karena Syeh pengganti sudah lama mengelana, ia menjadi teringat ayahnya. Karena kedua utusan itu berbeda pendapat, terjadilah peperangan. Tidak baku 4-16 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

17 Karena sakit, maka ia tidak masuk kantor. Karena Syeh pengganti sudah lama mengelana, maka ia teringat ayahnya. Karena kedua utusan itu berbeda pendapat, maka terjadilah peperangan. 2) Konjungsi meskipun dan tetapi Meskipun kita tidak berperang, kita harus waspada. Meskipun turun hujan, ia pergi juga ke sekolah. Tidak baku Meskipun kita tidak berperang, tetapi kita harus waspada. Meskipun turun hujan, tetapi ia pergi juga ke sekolah. 3) Konjungsi walaupun dan namun Walaupun keringat membasahi seluruh badan, ia tetap bekerja. Walaupun maju bersama-sama, mereka belum dapat mengalahkannya. Tidak baku Walaupun keringat membasahi seluruh badan, namun ia tetap bekerja. Walaupun maju bersama-sama, namun mereka belum dapat mengalahkannya. 4) Konjungsi setelah dan maka Setelah berhari-hari berjalan, sampai beliau di pinggiran hutan Merbabu. Setelah keperluan Sultan Agung selesai, kembalilah beliau ke Mataram. Tidak baku Setelah berhari-hari berjalan, maka sampailah beliau di pinggiran hutan Merbabu. Setelah keperluan Sultan Agung selesai, maka kembalilah beliau ke Mataram. 5) Konjungsi meskipun dan namun Negara Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945, namun masih banyak warganya yang belum berpendidikan. Meskipun bentuknya lain-lain, hakikatnya karikatur dapat disebut humor. Tidak baku 4-17 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

18 Meskipun negara Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945, namun masih banyak warganya yang belum berpendidikan. Meskipun bentuknya lain-lain, namun hakikatnya karikatur dapat disebut humor. e) Kesalahan Ejaan Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat. Karena ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan karena ejaannya salah,sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku. 1) Penggunaan tanda koma yang salah Bentuk-bentuk yang tidak mengandung tanda koma merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang mengandung tanda koma merupakan kalimat tidak baku karena penggunaannya salah. Saya tidak datang jika turun hujan. Maranggi tertawa puas karena musuhnya telah mati. Ayah mengatakan bahwa adik sakit Tidak Saya tidak datang, jika turun hujan. Anggi tertawa puas, karena musuhnya telah mati Ayah mengatakan, bahwa adik sakit. 2) Pelesapan tanda koma Bentuk-bentuk yang mengandung tanda koma merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang tidak mengandung tanda koma merupakan kalimat tidak baku. Jadi, batasan bahasa adalah sebagai berikut. Di samping itu, kita tidak beruntung. Akan tetapi, dia tetap tidak datang. Tidak Jadi batasan adalah sebagai berikut. Di samping itu kita tidak beruntung. Akan tetapi dia tetap tidak datang. 3) Kesalahan penulisan Sapaan 4-18 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

19 Bentuk-bentuk yang penulisan sapaannya sudah benar merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang penulisannya masih salah merupakan kalimat tidak baku. Silakan duduk, Dik! Siapakah nama Saudara? Tidak Silakan duduk, dik! Siapakah nama saudara? f) Pelesapan Salah Satu Fungsi Kalimat Fungsi-fungsi kalimat adalah subjek dan predikat. Predikat dibagi menjadi predikat verbal, objek, dan keterangan. Dalam hal ketidakbakuan kalimat, yang sering dilesapkan adalah subjek. 1) Pelesapan subjek pada induk kalimat Bentuk-bentuk yang induk kalimatnya mengandung subjek merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang induk kalimatnya tidak bersubjek merupakan kalimat tidak baku. Setelah dihukum 5 tahun, penjahat itu kembali ke jalan yang benar. Jika tidak membayar pajak, Anda akan didenda. Tidak Setelah penjahat itu dihukum 5 tahun, kembali ke jalan yang benar. Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda. 2) Pelesapan subjek anak kalimat Jika subjek anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat tidak sama dengan subjek induk kalimat, subjek anak kalimat dan subjek induk kalimat harus disebutkan secara nyata. Oleh karena itu, kalimatnya menjadi tidak baku, jika salah satu subjek itu, yaitu subjek anak kalimat atau subjek induk kalimat dilesapkan. Setelah disiapkan segalanya, acara pelatihan itu segera dimulai. Sebelum kepala membicarakan masalah itu, bagian personalia sudah memasalahkannya Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

20 Tidak Setelah menyiapkan segalanya, acara pelatihan itu segera dimulai. Sebelum dibicarakan dengan pimpinan, bagian personalia sudah memasalahkan masalah itu. 3) Pelesapan predikat Bentuk-bentuk yang mengandung predikat merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang tidak mengandung predikat merupakan kalimat tidak baku. Ia sedang pergi ke luar negeri. Ayah sudah pergi ke Jakarta. Tidak Ia sedang ke luar negeri. Ayah sudah ke Jakarta. g) Kesalahan Struktur Kalimat Bentuk-bentuk yang strukturnya sudah benar merupakan kalimat baku, sedangkan bentuk-bentuk yang strukturnya masih salah merupakan kalimat tidak baku. Surat Anda sudah saya baca. Sarmin memberi adiknya oleh-oleh. Rumahnya sudah dijual. Tidak Surat Anda saya sudah baca. Sarmin memberi oleh-oleh adiknya. Dia punya rumah sudah dijual. 3. PENUTUP 3.1 Ringkasan Kalimat-kalimat yang digunakan dalam ragam formal, apalagi dalam penulisan karya ilmiah, haruslah kalimat yang baik dan benar. Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah yang berlaku, baik yang berkaitan dengan tata bahasa, pemilihan kata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. Berkaitan dengan karya ilmiah, kalimat-kalimat yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah haruslah kalimat 4-20 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

21 yang baik dan benar. Artinya, kalimat-kalimatnya harus disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku, serta harus dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. Artinya, kalimatkalimatnya harus disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku, serta harus dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. Guna mencapai tujuan seperti tersebut di atas, kalimat yang digunakan adalah kalimat yang efektif dan baku. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Selanjutnya, kalimat baku merupakan kalimat yang penggunaannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Keefektifan kalimat sangat ditentukan oleh kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.sedangkan kebakuan suatu kalimat sangat ditentukan oleh struktur kalimat yang lengkap, pilihan kata yang digunakannya tepat dan sesuai, menggunakan ejaan yang benar dan struktur kalimatnya benar, logis, dan lancar. 3.2 Evaluasi Soal Latihan Perbaikilah kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif dan atau kalimat baku! 1. Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di subbagian akademik. 2. Dengan ransum yang memiliki keseimbangan nutrisi mempengaruhi pertambahan bobot badan ternak babi. 3. Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan. 4. Proposal ini saya harus perbaiki secepatnya. 5. Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, pencarian bahan bacaan, dan menyusun rancangan. 6. Setelah tugas kelompok diperbaiki, tugas kelompok akan segera dipresentasikan. 7. Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena sering kebanjiran. 8. Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih. 9. Karena sakit, maka ia tidak mengikuti kuliah. 10. Jadi mahasiswa harus belajar secara teratur Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan hasil perbaikan kalimat nomor 1 10 di atas yang terdapat pada bagian akhir dari modul ini dan hitunglah berapa jawaban Anda yang benar Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

22 Rumus : Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar Jumlah soal x 100% Arti tingkat penguasaan yang anda capai : % = baik sekali % = baik % = sedang <69 % = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 89 % keatas, Anda dapat melanjutkan pada modul 5. Akan tetapi, jika tingkat penguasaan Anda kurang dari mempelajari kembali modul 4, terutama bagian yang Anda belum kuasai Hasil Perbaikan Kalimat pada Soal Latihan (Kalimat hasil perbaikan tertera dalam tanda kurung) 4-22 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, %, Anda harus 1. Kata depan kepada dihilangkan sehingga para mahasiswa dapat berfungsi sebagai subjek kalimat. (Para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di subbagian akademik). 2. Kata keterangan dengan dihilangkan agar ransum yang memiliki keseimbangan nutrisi dapat berfungsi sebagai subjek kalimat. (Ransum yang memiliki keseimbangan nutrisi mempengaruhi pertambahan bobot badan ternak babi). 3. Konjungsi atau kata sambung sedangkan merupakan konjungsi intrakalimat. Konjungsi tersebut berfungsi menghubungkan bagian-bagian di dalam sebuah kalimat, bukan menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. (Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan 4. Susunan kalimat tidak padu karena antara pelaku dan kata kerjanya disisipi keterangan modalitas haru. (Makalah ini harus saya perbaiki secepatnya). 5. Kalimat tidak memiliki kesejajaran atau keparalelan unsur yang sama fungsinya. (Kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengumpulkan informasi, mencari bahan bacaan, dan menyusun rancangan. atau Kegiatan yang telah kami lakukan adalah pengumpulan informasi, pencarian bahan bacaan, dan penyusunan rancangan).

23 6. Untuk menjaga kehematan, subjek yang sama cukup disebutkan satu kali. Subjek yang harus dihilangkan adalah subjek yang terdapat pada anak kalimat. (Setelah diperbaiki, tugas kelompok akan segera dipresentasikan). 7. Kalimat majemuk nomor tujuh termasuk kalimat majemuk bertingkat. Subjek anak kalimat tidak disebutkan berarti subjek anak kalimat tersebut sama dengan subjek induk kalimat (kontraktor). Jadi, struktur kalimat akan menjadi Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena (kontraktor) sering kebanjiran. Kalimat ini tidak logis. Ketidaklogisan penalaran pada kalimat ini terjadi karena pembuat kalimat salah menghilangkan unsur kalimat. Penghilangan unsur kalimat dapat dilakukan apabila unsur-unsur kalimat tersebut memiliki fungsi yang sama, dalam hal ini sama-sama berfungsi sebagai subjek. Akan tetapi, jika unsurunsur kalimat yang sama tersebut memiliki fungsi yang berbeda, atau jika subjek diisi oleh unsur bahasa yang berbeda, penghilangan salah satu unsur tidak dapat dilakukan. Jadi, kedua kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi seperti kalimat dalam tanda kurung berikut. (Kontraktor tidak jadi memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut sering kebanjiran). 8. Bentuk nya pada anak kalimat tidak jelas atau multi makna. Agar tidak multi makna (ambigu), bentuk nya harus dinyatakan secara eksplisit misalnya, Saudara, Bapak, Ibu. (Atas bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. 9. Kalimat tidak baku karena menggunakan konjugasi ganda karena dan maka. (Karena sakit, ia tidak mengikuti kuliah). 10. Jadi merupakan konjugasi antar kalimat yang penggunaannya selalu diikuti oleh tanda koma. (Jadi, mahasiswa harus belajar secara teratur). 4. Daftar Pustaka Arifin, E. Zaenal dan S Amran Tasai Cermat Berbahasa Indonesia: untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Kosasih, H.E., Ketatabahasaan dan Kesusteraan: Cermat Berbahasa Indonesia. Yrama Widya, Bandung. Putrayasa, I B., Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori dan Peran). P.T. Refika Aditama, Bandung. P3B Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tata Bahasa Basku Bahasa Indonesia, Perum Balai Pustaka, Jakarta Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

24 P3B Depdiknas Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Indonesiatera, Yogyakarta. Sofyan, A.N., Eni, K., Wahya, K. Yudaatmadja, dan R. Y. Permadi, Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Wydyatama, Bandung Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011

25

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF 1. Materi Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

Lebih terperinci

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Kalimat Efektif Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Pembaca dapat memahami dan menggunakan

Lebih terperinci

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subyek, predikat

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Kalimat Efektif Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Kalimat Efektif kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOG PSIKOLOG 01 A316121EL DRA.HJ.WINARMIH.M.PD Abstract Setelah membaca bab ini diharapkan

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF KALIMAT EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Ciri-ciri Kalimat Efektif Penggunaan Kalimat Efektif Syaratsyarat Kalimat Efektif Penerapan Kalimat Efektif PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom. STMIK CIC CIREBON - 2016 Nurul Bahiyah, M. Kom. PENGERTIAN Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

Lebih terperinci

Tugas Bahasa Indonesia

Tugas Bahasa Indonesia 2013 Tugas Bahasa Indonesia Pentingnya EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Ratna Fitrianingsih 18111837 3KA34 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

MODUL 2. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK KALIMAT

MODUL 2. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK KALIMAT MODUL 2. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK KALIMAT 2.1. Pendahuluan Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran unsur-unsur pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL:

MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL: MODUL I PRAKTIKUM BAHASA INDONESIA : METODE PENELITIAN SOSIAL: Kegiatan 1& 2. Prinsip dan Kiat Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dalam Karya ilmiah Overview dan RKPS Dra. Lilik Wahyuni, M.Pd.

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Created By: Sastra Daerah (Sunda) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Hikmat H. Syawali http://www.elgibran.webs.

KALIMAT EFEKTIF. Created By: Sastra Daerah (Sunda) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Hikmat H. Syawali http://www.elgibran.webs. KALIMAT EFEKTIF Created By: Hikmat H. Syawali http://www.elgibran.webs.com Sastra Daerah (Sunda) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran 1. Pengertian Kalimat Efektif Setiap gagasan pikiran atau konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KORESPONDENSI DI LINGKUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2014 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi BAB 3 KALIMAT EFEKTIF jelas akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan konvensional tulisan ilmiah padu/utuh D.Kehematan bahasa kepenulisan E. Variasi pungtuasi diksi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat

II. LANDASAN TEORI. rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat 6 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kalimat Kalimat merupakan unsur terpenting dalam sebuah wacana. kalimat yang tersusun rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat adalah

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIMAT MODULE 3. Oleh. Agustinus Konda Malik FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA TAHUN Modul 3: Jenis-Jenis Kalimat

JENIS-JENIS KALIMAT MODULE 3. Oleh. Agustinus Konda Malik FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA TAHUN Modul 3: Jenis-Jenis Kalimat MODULE 3 JENIS-JENIS KALIMAT Oleh Agustinus Konda Malik FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA TAHUN 2011 3-1 Bahasa Indonesia (MPK41202/2SKS); Fapet Undana, 2011 MODULE 3 JENIS-JENIS KALIMAT 1.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya informasi yang disampaikan kepada masyarakat, sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih KALIMAT EFEKTIF Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih Disusun Oleh : Mukoyimah (1601016060) Laila Shoimatu N. R. (1601016061) Laeli Uzlifa

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. BAHASA INDONESIA Modul ke: KALIMAT EFEKTIF Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat

Lebih terperinci

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep

Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Mencermati Kata, Kalimat dan Paragraf dalam Penulisan Ilmiah (part 2) By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep Kalimat???? Kalimat Efektif??? KALIMAT EFEKTIF Kalimat dikatakan efektif bila mampu membuat proses penyampaian

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF DAN PENGAJARANNYA DI SMP/MTs PADA ERA GLOBAL

KALIMAT EFEKTIF DAN PENGAJARANNYA DI SMP/MTs PADA ERA GLOBAL Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global KALIMAT EFEKTIF DAN PENGAJARANNYA DI SMP/MTs PADA ERA GLOBAL Parto Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jember Abstrak : Bahasa

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012. Oleh

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012. Oleh KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012 Oleh Sekar Wulandari Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) 1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2. SKS : 2 SKS 3. Semester : GANJIL 2014/2015 4. Program Studi :DESAIN INTERIOR 5. Dosen Pengampu : Dr.

Lebih terperinci

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Bahasa Indonesia TKJ Trunojoyo Semester 3 Kegunaan Ada 2 bentuk pelafalan dalam bahasa, yang digunakan dalam situasi yang berbeda : 1. Lafal baku lebih tepat digunakan dalam

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa Indonesia. Akuntansi Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa Indonesia. Akuntansi Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA Ragam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 04 90008 Sri Rahayu Handayani, S.Pd. Abstract Ragam Bahasa merupakan variasi

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah A. Pendahuluan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah Oleh: Nurhidayah, S.Pd. FBS Universitas Negeri Yogyakarta Menulis sebuah karya ilmiah tidak hanya memerlukan teknik tetapi juga keberanian dalam mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH:

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH: S I L A B U S I. KODE MATA KULIAH/sk : DM 11-100 II. NAMA MATA KULIAH : Bahasa Indonesia III. PROGRAM STUDI : D III IV. DESKRIPSI DAN TUJUAN MATA KULIAH: Mata kuliah ini memperdalam pemahaman mahasiswa

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

Felicia N. Utorodewo

Felicia N. Utorodewo Felicia N. Utorodewo KALIMAT EFEKTIF adalah kalimat yang secara jitu mewakili pikiran atau perasaan penulis SYARAT KALIMAT EFEKTIF kesatuan gagasan, kepaduan, penalaran, kehematan atau ekonomisasi bahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA INDONESIA. Dra. SALLIYANTI

ANALISIS BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA INDONESIA. Dra. SALLIYANTI ANALISIS BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA INDONESIA Dra. SALLIYANTI Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara 1. PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu alat untuk

Lebih terperinci

KESANTUNAN KALIMAT DAN PARAGRAF

KESANTUNAN KALIMAT DAN PARAGRAF B A B KESANTUNAN KALIMAT DAN PARAGRAF Kemampuan menyusun kalimat dan paragraf secara santun diharapkan dapat dikuasai mahasiswa setelah mempelajarai bagian ini. KESANTUNAN KALIMAT Sebuah kalimat dapat

Lebih terperinci

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

SEKELUMIT TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH

SEKELUMIT TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH SEKELUMIT TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1. Pendahuluan Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai alat pengembangan kebudayaan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 PALAS 2012/2013

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 PALAS 2012/2013 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMAN 1 PALAS 2012/2013 Oleh Yulia Patumaya Mulyanto Widodo Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail: yuliapatumaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Perlinda Br Bangun (perlinda.bangun94@gmail.com) Dr. Malan Lubis,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global KEEFEKTIFAN KALIMAT DITINJAU DARI KESATUAN DAN KEHEMATAN PADA ABSTRAK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI I Putu

Lebih terperinci

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen : Nia Nurhayatin, S.Pd. Disusun Oleh: Nama : Beny Susanto ( 2011081031 ) Yosa Fiki Alfiyudin ( 2011081131

Lebih terperinci

MATERI 4 KALIMAT Oleh : Afiati HDF

MATERI 4 KALIMAT Oleh : Afiati HDF MATERI 4 KALIMAT Oleh : Afiati HDF SATUAN BAHASA TERKECIL YG MERUPAKAN KESATUAN PIKIRAN. KALIMAT DIAWALI DAN DIAKHIRI DG KESENYAPAN (LISAN) KALIMAT DIAWALI DENGAN HURUF KAPITAL DAN DIAKHIRI DENGAN TANDA

Lebih terperinci

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yg efisien: bhs yg mengikuti kaidah yg dibakukan atau yg dianggap baku, dg mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Bahasa yg efektif: bhs yg mencapai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA Riswati Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Jatinangor Jalan Ir.Soekarno Jatinangor-Sumedang 5363 Pos-el : ridwanriswati@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tarmini (2012: 49) menyatakan kalimat ialah untai berstruktur dari kata-kata.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tarmini (2012: 49) menyatakan kalimat ialah untai berstruktur dari kata-kata. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalimat Efektif Tarmini (2012: 49) menyatakan kalimat ialah untai berstruktur dari kata-kata. Alwi (2000: 311) menyebutkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

PENYUSUNAN PESAN BISNIS 1 MODUL 4 ISI MODUL 4 TUJUAN MODUL A. B. C. Perencanaan Pesan Bisnis Pengorganisasian Pesan Bisnis Revisi Pesan Bisnis Setelah mempelajari modul 4 mahasiswa diharapkan mampu Mendiskusikan perencanaan pesanpesan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kelas XI SMK Negeri 1 Sawit disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk kesalahan penggunaan

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI

KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI Abstrak KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI Trismanto 1) Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jalan Pemuda No. 70 Semarang 50132 Email : trismanto_tris@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SILABUS Fakultas Program Studi Mata kuliah & Kode Jumlah SKS : 2 Semester : 1 Kode : MKU 209 Dosen : Hartono, M.Hum. : Bahasa dan Seni : Pendidikan Bahasa dan Sastra : Bahasa 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata

Lebih terperinci

MATERI DISKUSI BAHASA INDONESIA BAHASA YANG BAIK DAN BENAR BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

MATERI DISKUSI BAHASA INDONESIA BAHASA YANG BAIK DAN BENAR BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH MATERI DISKUSI BAHASA INDONESIA BAHASA YANG BAIK DAN BENAR BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH NAMA KELOMPOK : Komang Cameng Adi Saputra (1508605023) I Made Dimas Dwi Sutanegara (1508605053) Yoel Samosir (1508605058)

Lebih terperinci

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN: 0216-7433 Vol. 8. No 2 (2013) 1-13 Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

Lebih terperinci

LARAS dan RAGAM BAHASA

LARAS dan RAGAM BAHASA LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014

Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah. #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Bahasa, Tanda Baca & Pencetakan Karya Ilmiah #Sesi 7, Selasa 1 April 2014 Kaidah Selingkung Kaidah selingkung adalah aturan-aturan yang sifatnya berlaku dalam lingkungan tertentu, misalnya departemen satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa Subbab ini menguraikan tiga hal pokok, yaitu pengertian kesalahan berbahasa, klasifikasi kesalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM NASKAH DINAS DI KANTOR DESA TEMULUS, KECAMATAN MEJOBO, KABUPATEN KUDUS

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM NASKAH DINAS DI KANTOR DESA TEMULUS, KECAMATAN MEJOBO, KABUPATEN KUDUS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM NASKAH DINAS DI KANTOR DESA TEMULUS, KECAMATAN MEJOBO, KABUPATEN KUDUS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih Abstrak: Sebagai karya tulis ilmiah, artikel ilmiah dikomunikasikan dengan menggunakan ragam bahasa ilmiah (scientific language). Terdapat

Lebih terperinci

APAKAH BAHASA INDONESIA DALAM SURAT DINAS SUDAH BENAR?

APAKAH BAHASA INDONESIA DALAM SURAT DINAS SUDAH BENAR? APAKAH BAHASA INDONESIA DALAM SURAT DINAS SUDAH BENAR? Kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar di kalangan masyarakat, mahasiswa, dan pegawai negeri sangat diperlukan. Yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen. Modul ke: BAHASA INDONESIA Ragam Bahasa Fakultas FEB Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Nina Widyaningsih, M.Hum

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Nina Widyaningsih, M.Hum KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Nina Widyaningsih, M.Hum I.PENGERTIAN KALIMAT Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat

Lebih terperinci

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka Problematika Berbahasa Indonesia dan Pembelajarannya Edisi 2, oleh Prof. Dr. St. Y. Slamet Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-4462135; 0274-882262; 0274-882368

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami

Pengertian Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami Pengertian Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suatu gagasan sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat itu sebagaimana yang

Lebih terperinci

A. Konsep Dasar Karya Ilmiah

A. Konsep Dasar Karya Ilmiah A. Konsep Dasar Karya Ilmiah BAB 8 KARYA TULIS ILMIAH A. Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah B. Tahapan Penulisan C. Sistematika D. Bahasa karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas

Lebih terperinci

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Pengertian Kalimat Pengertian kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Kalimat Fakta adalah

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 5/09/2016 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting dimiliki seseorang. Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan,

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASADALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMK NEGERI REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yudha Widwiarti Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau bahasa tulis (Tarigan, 1979:7). Membaca pada hakikatnya adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau bahasa tulis (Tarigan, 1979:7). Membaca pada hakikatnya adalah suatu 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui katakata atau

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2)

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2) ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2) 1. Pendahuluan Dunia pendidikan tinggi identik dengan dunia keilmuan. Berbagai penelitian ilmiah dalam berbagai disiplin, baik untuk kepentingan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas Pengampu Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : Nama Dosen : Tim Nama Mata Kuliah : Bahasa

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Ragam Bahasa Ilmiah

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Ragam Bahasa Ilmiah Matakuliah Tahun : 2010 : Bahasa Indonesia dalam Psikologi Ragam Bahasa Ilmiah Pertemuan 07 Ragam Bahasa Ilmiah Pertemuan 7 Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Keribadian di Perguruan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Konjungsi yang Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro moejid70@gmail.com Abstract Conjunctions are derived from the basic + affixes, broadly grouped into two, namely the coordinative

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL KARMILA NIM 110388201058 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam.

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam. SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9 1. Imbuhan ber dengan makna menggunakan terdapat dalam kalimat Makanan itu beracun. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR Asep Supriyana 1), Gres Grasia Azmin 2), Reni Nureriyani 3), Aulia

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

WACANA HUKUM INDONESIA SEBUAH PERSPEKTIF KEBAHASAAN

WACANA HUKUM INDONESIA SEBUAH PERSPEKTIF KEBAHASAAN WACANA HUKUM INDONESIA SEBUAH PERSPEKTIF KEBAHASAAN Sultan ABSTRAK Tulisan ini betujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam wacana hukum Indonesia (WHI) pada surat perjanjia.

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA. Bahasa adalah alat komunikasi.

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA. Bahasa adalah alat komunikasi. BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA A. Definisi Bahasa dan Fungsi Bahasa B. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia C.Ragam Bahasa Indonesia D.Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar E. Kesalahan Umum Berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014 RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014 A. Matakuliah 1. Matakuliah : BAHASA INDONESIA KEILMUAN 2. Sandi : UMPK608 3. Kridit/Jam Semester

Lebih terperinci