KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PUSAT KEPATUHAN INTERNAL KEPABEANAN DAN CUKAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PUSAT KEPATUHAN INTERNAL KEPABEANAN DAN CUKAI"

Transkripsi

1 KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PUSAT KEPATUHAN INTERNAL KEPABEANAN DAN CUKAI JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA KOTAK POS 108 JAKARTA TELEPON (021) ; FAKSIMILE (021) ; SITUS Nomor : S- 82 /KIBC/ Maret 2012 Sifat : Segera Lampiran : Satu berkas (softcopy via ) Hal : Penandatangan Kemenkeu Three, Kemenkeu Four, Kemenkeu Five pada Kanwil DJBC, Kemenkeu Three KPPBC Tipe Madya, Kemenkeu Three KPPBC Tipe A2, Kemenkeu Three KPPBC Tipe A3 dan Kemenkeu Four KPPBC Tipe B Yth. Para Kepala Kantor Wilayah DJBC Menindaklanjuti penandatanganan Kontrak Kinerja Kemenkeu One DJBC tahun 2012 pada tanggal 9 Februari 2012, dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/ tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan diberikan batas waktu hingga tanggal 31 Maret 2012 agar sudah melaksanakan penandatanganan kontrak kinerja hingga pelaksana. 2. Patut kita pahami bersama bahwa Indikator Kinerja Utama (IKU) bukanlah hanya berperan sebagai management tools untuk memotret kinerja, namun IKU memiliki peran strategis sebagai pendorong kinerja. Untuk itu, kami sangat berharap agar Saudara kiranya dapat memastikan bahwa IKU-IKU yang ada pada unit eselon III, IV dan Pelaksana di bawah Saudara adalah merupakan IKU-IKU yang berkualitas sehingga membawa dampak pada keberhasilan unit kerja yang Saudara pimpin, yang pada akhirnya berkorelasi positif dengan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi DJBC secara keseluruhan. 3. Dalam rangka memenuhi amanat KMK sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas dan guna menjamin adanya keseragaman (alignment) IKU pada unit kerja yang memiliki proses bisnis yang relatif sama, PUSKI telah menyusun Daftar IKU Kemenkeu Three unit kerja eselon III pada Kanwil DJBC (Lampiran I.A), KPPBC Tipe Madya, KPPBC Tipe A2, KPPBC Tipe A3 (Lampiran II.A) dan Kemenkeu Four KPPBC Tipe B (Lampiran III.A). 4. IKU (dengan targetnya) dalam Daftar IKU Kemenkeu Three unit kerja eselon III pada Kanwil DJBC, KPPBC Tipe Madya, KPPBC Tipe A2, KPPBC Tipe A3 dan Kemenkeu Four KPPBC Tipe B Tahun 2012 dimaksud dalam butir 3 di atas merupakan IKU minimal yang harus ada, namun apabila IKU yang terdapat dalam konsep tersebut dipandang belum cukup menggambarkan kinerja unit kerja yang Saudara pimpin, dibuka kesempatan untuk dimunculkan IKU-IKU baru (complement) dengan harapan

2

3 Lampiran I S- 82 /KIBC/2012 Tanggal: 08 Maret 2012 A. Catatan untuk Penyusunan Kontrak Kinerja Kemenkeu Three, Kemenkeu Four, Kemenkeu Five pada Kanwil DJBC 1. Daftar IKU Kemenkeu Three Kanwil DJBC sebagaimana terdapat dalam lampiran I.A tersebut terdiri dari IKU-IKU yang wajib ada (mandatory). Jika ternyata IKU-IKU tersebut dipandang belum cukup menggambarkan kinerja unit eselon III dimaksud, dibuka kesempatan untuk menambah IKU baru (complement) dengan harapan IKU tersebut juga sesuai dengan Sasaran Strategis yang ada pada Daftar Kemenkeu Three Tahun 2012 dimaksud; 2. Guna memudahkan pemahaman IKU-IKU yang terdapat dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu Three pada tiap unit eselon III di Kanwil DJBC, kami sampaikan penjelasan singkat tentang tiap IKU pada Daftar IKU Kemenkeu Three Kanwil DJBC sebagaimana dimaksud dalam butir 2 di atas. 3. Maksimal IKU untuk Pejabat Eselon III adalah 10 dengan dengan jumlah minimal 5 IKU; 4. Untuk penyusunan Kemenkeu Four dan Five pada Kanwil DJBC, cascade/turunkan IKU pada unit eselon III kepada unit eselon IV di bawahnya sampai dengan pelaksana dengan berpedoman pada tugas dan fungsi yang dimiliki; 5. Setiap unit eselon IV dan/ atau Pelaksana mohon agar dapat dibuatkan IKU complement (tambahan) sekiranya IKU yang di-cascade belum sepenuhnya menggambarkan kinerja secara objektif; 6. Maksimal IKU untuk Pejabat Eselon IV adalah 8 dengan dengan jumlah minimal 4 IKU sedangkan maksimal jumlah IKU untuk Pelaksana adalah 5 dengan jumlah minimal 3 IKU; 7. Sebagai informasi, mulai tahun 2012 formulir Kontrak Kinerja pegawai tanpa Peta Strategi menggunakan format yang baru dengan membedakan antara IKU hasil cascading dan IKU non cascading (Lampiran V); 8. Disamping itu, mulai tahun ini juga Kontrak Kinerja Kemenkeu Three, Kemenkeu Four dan Kemenkeu Five memuat rincian target (trajectory) capaian kinerja yang akan turut ditandatangani. Untuk memudahkan penyusunan Kontrak Kinerja, berikut terlampir ilustrasi kontrak kinerja pejabat eselon III di Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai (Lampiran VI); 9. Khusus untuk kontrak kinerja Pejabat Eselon III terlampir draft kontrak kinerja yang telah berisi seluruh IKU mandatory beserta trajectory targetnya; 10. Dimohon agar Submanajer Kinerja (Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal) dapat mengkoordinasikan pelaksanaan penandatanganan Kontrak Kinerja Pejabat Eselon III s.d Pelaksana pada Kanwil DJBC dengan memperhatikan batas akhir pelaksanaan penandatanganan yaitu 30 Maret 2012.

4 Lampiran II S- 82 /KIBC/2012 Tanggal: 08 Maret 2012 A. Catatan untuk Penyusunan Kontrak Kinerja Kemenkeu Three KPPBC Tipe Madya, KPPBC Tipe A2 dan KPPBC Tipe A3 1. Berikut adalah draft Kemenkeu Three dari seluruh KPPBC Tipe Madya, KPPBC Tipe A2 dan KPPBC Tipe A3; 2. Bagi Kanwil DJBC yang dibawah pengawasanya terdapat KPPBC Tipe Madya, KPPBC Tipe A2 dan KPPBC Tipe A3 agar menggunakan draft tersebut; 3. Draft tersebut terdiri dari IKU-IKU yang wajib ada (mandatory) dan IKU-IKU pilihan; 4. Pilihlah IKU-IKU yang terdapat dalam Daftar IKU Kemenkeu Three KPPBC (Lampiran II.A) surat ini yang paling mendekati proses bisnis / kondisi real. Jika ternyata IKU-IKU tersebut dipandang belum cukup menggambarkan kinerja KPPBC dimaksud, dibuka kesempatan untuk menambah IKU baru (complement) yang lebih dapat menggambarkan/memotret kinerja KPPBC; 5. Guna memudahkan pemahaman IKU-IKU yang terdapat dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu Three KPPBC, kami sampaikan penjelasan singkat tentang tiap IKU pada Daftar IKU Kemenkeu Three KPPBC sebagaimana dimaksud pada buitr 4 di atas. 6. Jumlah IKU maksimal yang terdapat dalam Kemenkeu Three KPPBC adalah 25 IKU; 7. Sebagai informasi, bahwa pada mulai tahun ini dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu Three KPPBC juga terdapat rincian target capaian kinerja yang akan turut ditandatangani. Untuk memudahkan penyusunan draft Kontrak Kinerja, terlampir draft kontrak kinerja yang telah berisi seluruh IKU beserta trajectory targetnya (Lampiran II.A); 8. Dimohon agar Submanajer Kinerja (Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal) dapat mengkoordinasikan pelaksanaan penandatanganan Kontrak Kinerja para Kepala KPPBC Tipe Madya, KPPBC Tipe A2 dan KPPBC Tipe A3 yang berada dalam pengawasan Kanwil DJBC dengan memperhatikan batas akhir pelaksanaan penandatanganan yaitu 16 Maret 2012.

5 Lampiran III S- 82 /KIBC/2012 Tanggal: 08 Maret 2012 A. Catatan untuk Penyusunan Kontrak Kinerja Kemenkeu Four KPPBC Tipe B 1. Berikut adalah draft Kemenkeu Four dari seluruh KPPBC Tipe B; 2. Bagi Kanwil DJBC yang dibawah pengawasanya terdapat KPPBC Tipe B, agar menggunakan draft tersebut; 3. Draft tersebut terdiri dari IKU-IKU yang wajib ada (mandatory) dan IKU-IKU pilihan; 4. Pilihlah IKU-IKU yang terdapat dalam Daftar IKU Kemenkeu Four KPPBC (Lampiran III.A) surat ini yang paling mendekati proses bisnis / kondisi real. Jika ternyata IKU- IKU tersebut dipandang belum cukup menggambarkan kinerja KPPBCTipe B dimaksud, dibuka kesempatan untuk menambah IKU baru (complement) yang lebih dapat menggambarkan/memotret kinerja KPPBC; 5. Guna memudahkan pemahaman IKU-IKU yang terdapat dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu Four KPPBC, kami sampaikan penjelasan singkat tentang tiap IKU pada Daftar IKU Kemenkeu Four KPPBC sebagaimana dimaksud pada buitr 4 di atas. 6. Jumlah IKU maksimal yang terdapat dalam Kemenkeu Four KPPBC Tipe B adalah 12 IKU; 7. Sebagai informasi, bahwa pada mulai tahun ini dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu Four KPPBC juga terdapat rincian target capaian kinerja yang akan turut ditandatangani. Untuk memudahkan penyusunan draft Kontrak Kinerja, terlampir draft kontrak kinerja yang telah berisi seluruh IKU beserta trajectory targetnya (Lampiran III.A); 1. Dimohon agar Submanajer Kinerja (Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal) dapat mengkoordinasikan pelaksanaan penandatanganan Kontrak Kinerja para Kepala KPPBC Tipe B yang berada dalam pengawasan Kanwil DJBC dengan memperhatikan batas akhir pelaksanaan penandatanganan yaitu 16 Maret 2012.

6 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 BAGIAN UMUM KEPATUHAN INTERNAL Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Tingkat Kepuasan pengguna layanan yang tinggi 1 Persentase pelaksanaan survei kepuasan pengguna jasa - Merupakan IKU complement dari Kemenkeu Two Kanwil DJBC 2012 mengenai Indeks Kepuasan Pengguna Jasa. 100% - Pelaksanaan survei mencakup seluruh KPPBC yang ada di bawah pengawasan Kanwil DJBC. Format kuosioner akan dibuat standar oleh PUSKI untuk semua KPPBC. - Pelaksanaan survei dinyatakan 100% apabila seluruh KPPBC telah melaksanakan survei dan telah memenuhi target jumlah responden sebagaimana telah ditetapkan PUSKI. 2 Pengembangan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi 3 Penataan organisasi yang adaptif 2 Jumlah Pelaksanaan P2KP di Kanwil DJBC 3 Persentase penyelesaian rancangan SOP di Kanwil DJBC 12 Merupakan target minimal, Kanwil diperkenankan menetapkan target lebih tinggi 100% (.. SOP) Agar setiap Kanwil DJBC mengisikan angka absolut target rancangan SOP yang akan disampaikan ke Sekretariat DJBC pada tahun Pengkuran kinerja hanya meliputi SOP yang diajukan oleh seluruh unit eselon III pada Kanwil DJBC tersebut (tidak termasuk SOP yang diajukan oleh KPPBC). 4 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 5 Persentase policy recommendationhasil pengawasan yang ditindaklanjuti 70% 85% Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Policy recommendation adalah langkah tindak yang diusulkan oleh Itjen kepada unit yang bersangkutan untuk melakukan perubahan, penambahan dan/atau penyempurnaan peraturan, kebijakan, maupun sistem dan prosedur administrasi/operasi. Output Policy recommendation dapat berupa usulan strategis (berupa poin-poin penting dari suatu ketentuan) yang disampaikan secara tertulis kepada pimpinan unit dalam rangka merubah, menambah, dan atau menyempurnakan kebijakan. (Tanggungjawab implementasi rekomendasi ada di unit masing-masing dan Itjen memonitor penyelesaiannya). Yang dimaksud ditindaklanjuti adalah telah dilakukannya seluruh langkah tindak oleh unit yang bersangkutan sesuai usulan strategis dalam policy recommendation. Keberhasilan pencapaian policy recommendation diukur dari pencapaian 100% terhadap output yang ditetapkan dan mendapat persetujuan tertulis dari Itjen atas capaian tersebut. Perhitungan atas policy recoomendation untuk IKU ini didasarkan pada policy recommendation yang penyelesaiannya jatuh tempo pada tahun berjalan. Temuan hanya untuk temuan pada Kanwil DJBC yang bersangkutan (tidak termasuk temuan di KPPBC). 6 Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat 7 Jumlah pelaksanaan evaluasi kinerja organisasi 85% 9 Merupakan IKU dengan target yang disamakan untuk tiap satker. Pengukuran Kinerja hanya meliputi Pengaduan yang ditangani oleh Kanwil DJBC yang bersangkutan. - Penyelesaian pengaduan terdiri atas: a. kegiatan analisis, b. pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket), c. penerbitan surat tugas untuk melakukan investigasi internal, d. diteruskan ke unit kerja lain (unit lain, KPPBC, PUSKI). - Pelaksanaan evaluasi kinerja adalah kegiatan rapat bulanan evaluasi capaian IKU Kemenkeu Two Kanwil DJBC dan review laporan capaian IKU KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC setempat. - Evaluasi kinerja tersebut adalah dalam bentuk rapat yang dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC, dan apabila yang bersangkutan berhalangan maka dapat digantikan oleh Pejabat yang ditunjuk. - Evaluasi kinerja dilaksanakan sebelum pengiriman laporan capaian kinerja bulanan Kemenkeu-Two Kanwil DJBC ke PUSKI KC. Penyampaian laporan capaian IKU ke PUSKI wajib disertai dengan laporan pelaksanaan rapat evaluasi kinerja (notulensi rapat). Page 1 of 1

7 Nomor: 1 /WBC.1/2012 KONTRAK KINERJA TAHUN 2012 KEPALA BAGIAN UMUM DAN KEPATUHAN INTERNAL KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI A. Pernyataan Kesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Pengembangan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi Penataan organisasi yang adaptif 1. Jumlah Pelaksanaan P2KP di Kanwil DJBC 2. Persentase penyelesaian rancangan SOP di Kanwil DJBC 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 4. Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti 5. Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat 6. Jumlah pelaksanaan evaluasi kinerja organisasi IKU Non Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Tingkat Kepuasan pengguna layanan yang tinggi Keterangan: 7. Persentase pelaksanaan survei kepuasan pengguna jasa Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, Realisasi Diisi dengan capaian tahun % (. SOP) 70% 85% 85% 9 Realisasi Diisi dengan capaian tahun Jakarta, Maret 2012 Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal, %. NIP. NIP

8 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN UMUM DAN KEPATUHAN INTERNAL KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 1. Jumlah Pelaksanaan P2KP di Kanwil DJBC Persentase penyelesaian rancangan SOP di Kanwil DJBC - 30% 30% 60% 60% 100% 100% 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan - 70% 70% - 70% 70% 70% 4. Persentase policy recommendation hasil pengawasan yang ditindaklanjuti - 45% 45% - 45% 85% 85% 5. Persentase penyelesaian pengaduan masyarakat - 85% 85% - 85% 85% 85% 6. Jumlah pelaksanaan evaluasi kinerja organisasi Persentase pelaksanaan survei kepuasan pengguna jasa % 100% Jakarta, Maret 2012 Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal, NIP.

9 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Pendapatan negara yang Optimal 2 Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan fasilitasi perdagangan 1 Persentase deviasi alokasi distribusi target penerimaan 2 Indeks ketepatan waktu penyelesaian keberatan 3 Indeks ketepatan waktu respon atas permintaan dokumen/ data pendukung untuk pembuatan Surat Uraian Banding 18% Merupakan IKU Complement dari IKU Kemenkeu Two 2012 Kanwil DJBC mengenai IKU penerimaan. Formula : { Σ Realisasi - KPPBC "X" + Σ Realisasi - KPPBC "Y" + dst} Σ KPPBC "X" Σ KPPBC "Y" Berikut adalah formula penghitungan indeks: 1 = Buruk (lebih dari 60 hari sejak dokumen diterima ) 2 = Biasa (hari ke 59 s.d. hari ke-60 sejak dokumen diterima ) 3 = Cukup (hari ke-57 s.d. hari ke-58 sejak dokumen diterima) 4 = Baik (hari ke-53 s.d. hari ke-56 sejak dokumen diterima) 5 = Baik sekali ( hari ke-52 sejak dokumen diterima). Berikut adalah formula penghitungan indeks: 1 = Respon Sangat Tidak Cepat (hari ke 25 s.d. hari ke-29 sejak surat diterima dari Dit. PPKC) 2 = Respon Kurang Cepat (hari ke 20 s.d. hari ke-24 sejak surat diterima dari Dit. PPKC) 3 = Respon Cukup Cepat (hari ke-15 s.d. hari ke-19 sejak surat diterima dari Dit. PPKC) 4 = Respon Cepat (hari ke-11 s.d. hari ke-14 sejak surat diterima dari Dit. PPKC) 5 = Respon Sangat Cepat ( < hari ke-10 sejak surat diterima dari Dit. PPKC ). 3 Kegiatan pengawasan yang efektif 4 Persentase penyelesaian piutang bea dan cukai 60% sesuai dengan Kemenkeu One DJBC 2012 yang meliputi seluruh jumlah piutang yang outstanding (tidak lagi dibatasi hanya piutang yang berumur kurang atau sama dengan 3 tahun). Pengukuran kinerja meliputi juga capaian seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. - Piutang adalah piutang yang timbul atas kegiatan di bidang kepabeanan dan cukai yang dapat berupa Bea Masuk,Bea Keluar, Cukai, Denda Administrasi, dan Bunga atas piutang bea dan cukai. - Piutang outstanding adalah piutang yang belum diselesaikan sampai dengan tanggal pelaporan capaian IKU. - Piutang yang diselesaikan adalah piutang yang telah diselesaikan sampai dengan periode pelaporan. Bentuk penyelesaian piutang terdiri dari beberapa mekanisme sesuai dengan Pasal 9 Perdirjen BC Nomor 58 Tahun yang dapat berupa : a) pembayaran/pelunasan; b) pengalihan piutang pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP); c) penggunaan kompensasi cukai; d) penggunaan kompensasi PPN; e) keputusan Direktur Jenderal atas keberatan; f) pengajuan banding ke Pengadilan Pajak; g) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal untuk menambah, mengurangi dan menghapus tagihan dalam surat penetapan; atau h) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal untuk mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda. 4 Peningkatan edukasi masyarakat dan pelaku ekonomi 5 Indeks efektifitas penyampaian materi dan narasumber sosialisasi - Merupakan IKU yang digunakan utuk mengukur efektifitas kegiatan sosialisasi yang dilakukan dengan menggunakan kueisioner. Form kuesioner akan disusun oleh PUSKI. IKU ini hanya meliputi sosialisasi yang dilakukan oleh Kanwil DJBC kepada para pengguna jasa. 5 Penataan organisasi yang adaptif 6 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Page 1 of 1

10 KONTRAK KINERJA TAHUN 2012 KEPALA BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Nomor: 2 /WBC.1/2012 A. Pernyataan Kesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan fasilitasi perdagangan Kegiatan pengawasan yang efektif 1. Indeks ketepatan waktu penyelesaian keberatan Realisasi Diisi dengan capaian tahun Persentase penyelesaian piutang bea dan cukai 60% 4 Penataan organisasi yang adaptif 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% IKU Non Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Pendapatan negara yang Optimal Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan fasilitasi perdagangan Peningkatan edukasi masyarakat dan pelaku ekonomi Keterangan: 4. Persentase deviasi alokasi distribusi target penerimaan 5. Indeks ketepatan waktu respon atas permintaan dokumen/ data pendukung untuk pembuatan Surat Uraian Banding 6. Indeks efektifitas penyampaian materi dan narasumber sosialisasi Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% Realisasi Diisi dengan capaian tahun % 4 Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai,. NIP. NIP

11 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 1. Indeks ketepatan waktu penyelesaian keberatan Persentase penyelesaian piutang bea dan cukai 17% 28% 28% 44% 44% 60% 60% 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan - 70% 70% - 70% 70% 70% 4. Persentase deviasi alokasi distribusi target penerimaan 5. Indeks ketepatan waktu respon atas permintaan dokumen/ data pendukung untuk pembuatan Surat Uraian Banding 6. Indeks efektifitas penyampaian materi dan narasumber sosialisasi 18% 18% 18% 18% 18% 18% 18% Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, NIP.

12 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 BIDANG FASILITAS KEPABEANAN Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan fasilitasi perdagangan 1 Persentase realisasi dari janji layanan Penerbitan/Pencabutan Nomor Induk Perusahaan (NIPER) 90% 2 Persentase realisasi pelayanan surat keputusan pembebasan 90% 3 Persentase realisasi dari janji layanan laporan penyelesaian barang/bahan asal impor 90% Merupakan IKU yang digunakan untuk mengukur kinerja layanan yang diberikan oleh Kanwil DJBC setempat 4 Persentase realisasi dari janji layanan Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian Jaminan (SPPJ) 90% 2 Peningkatan edukasi masyarakat dan pelaku ekonomi 5 Indeks efektifitas penyampaian materi dan narasumber sosialisasi - Merupakan IKU yang digunakan utuk mengukur efektifitas kegiatan sosialisasi yang dilakukan dengan menggunakan kueisioner. Form kuesioner akan disusun oleh PUSKI. IKU ini hanya meliputi sosialisasi yang dilakukan oleh Kanwil DJBC kepada para pengguna jasa. 3 Penataan organisasi yang adaptif 6 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Page 1 of 1

13 Nomor: 3 /WBC.1/2012 A. Pernyataan Kesanggupan KONTRAK KINERJA TAHUN 2012 KEPALA BIDANG FASILITAS KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bidang Fasilitas, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan fasilitasi perdagangan 1. Persentase realisasi dari janji layanan Penerbitan/Pencabutan Nomor Induk Perusahaan (NIPER) Realisasi Diisi dengan capaian tahun % 2. Persentase realisasi pelayanan surat keputusan pembebasan 90% 3. Persentase realisasi dari janji layanan laporan penyelesaian barang/bahan asal impor 90% Penataan organisasi yang adaptif 4. Persentase realisasi dari janji layanan Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian Jaminan (SPPJ) 90% 5. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% IKU Non Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Peningkatan edukasi masyarakat dan pelaku ekonomi Keterangan: Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, 6. Indeks efektifitas penyampaian materi dan narasumber sosialisasi Realisasi Diisi dengan capaian tahun Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Fasilitas, NIP. NIP

14 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BIDANG FASILITAS KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU 1. Persentase realisasi dari janji layanan Penerbitan/Pencabutan Nomor Induk Perusahaan (NIPER) 2. Persentase realisasi pelayanan surat keputusan pembebasan 3. Persentase realisasi dari janji layanan laporan penyelesaian barang/bahan asal impor 4. Persentase realisasi dari janji layanan Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian Jaminan (SPPJ) 5. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 6. Indeks efektifitas penyampaian materi dan narasumber sosialisasi Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% - 70% 70% - 70% 70% 70% Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Fasilitas, NIP.

15 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 BIDANG PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Penegakan hukum yang efektif 1 Persentase hasil penyidikan dalam rangka perlindungan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) sesuai dengan Kemenkeu One DJBC masyarakat 50% Pengukuran kinerja meliputi juga seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. 2 Kegiatan pengawasan yang efektif 2 Jumlah penindakan/ tegahan..??? IKU ini digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh unit P2. Unit P2 harus menentukan target tangkapan di unit terkait target diserahkan kepada Kanwil masing-masing dengan mengacu pada realisasi tahun lalu 3 Persentase Keakuratan NHI % Pengukuran kinerja meliputi juga seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. 4 Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 80% sesuai dengan Kemenkeu One DJBC Pengukuran kinerja meliputi juga seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. Tindak lanjut temuan pelanggaran perkara dapat berupa : - pengenaan sanksi andministrasi berupa denda, - penyidikan, - penetapan barang sebagai Barang Dikuasai Negara (BDN) atau Barang Milik Negara (BMN), - pemblokiran, - rekomendasi audit, - reekspor, - rekomendasi tidak dilayani pemesanan pita cukai, - pelimpahan ke Instansi terkait, - pelimpahan penanganan perkara kepada unit penyidikan DJBC lainnya, - pembekuan NPPBKC, - pencabutan NPPBKC, - pemusnahan Barang Kena Cukai. 3 Penataan organisasi yang adaptif 5 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Page 1 of 1

16 KONTRAK KINERJA TAHUN 2012 KEPALA BIDANG PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Nomor: 4 /WBC.1/2012 A. Pernyataan Kesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bidang Pernindakan dan Penyidikan, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategi No Uraian IKU Penegakan hukum yang efektif dalam rangka perlindungan masyarakat Kegiatan pengawasan yang efektif 1. Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) 2. Persentase Keakuratan NHI Realisasi Diisi dengan capaian tahun % % Penataan organisasi yang adaptif 3. Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 80% 4. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% IKU Non Cascading Sasaran Strategi No Uraian IKU Kegiatan pengawasan yang efektif Keterangan: Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, Realisasi 6. Jumlah penindakan/ tegahan Diisi dengan capaian tahun Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, NIP. NIP

17 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BIDANG PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU 1. Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 30% 40% 40% 45% 45% 50% 50% 2. Persentase Keakuratan NHI 30% 45% 45% 60% 60% % % 3. Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 40% 60% 60% 65% 65% 80% 80% 4. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan - 70% 70% - 70% 70% 70% 5. Jumlah penindakan/ tegahan Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, NIP.

18 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 BIDANG AUDIT No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Kegiatan audit kepabeanan dan 1 Jumlah LHA yang diselesaikan cukai yang efektif Merupakan IKU baru dengan alokasi target yang ditetapkan oleh Direktorat Audit. akan diisikan PUSKI dengan sumber data dari Direktorat Audit. 2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar 83% sesuai dengan Kemenkeu One DJBC Persentase jumlah Surat Penetapan yang ditindaklanjuti oleh auditee 4 Persentase penyelesaian audit yang tepat waktu 2 Penataan organisasi yang adaptif 5 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 60% 60% 70% Merupakan IKU untuk mengukur tingkat kolektibilitas tagihan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit (temuan audit yang berakibat terjadinya tambah bayar dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai ataupun sanksi administrasi). Kegiatan Audit dinyatakan selesai ketika LHA telah diterbitkan. Penyelesaian Audit dinyatakan tepat waktu ketika pelaksanaan audit dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang tertera dengan surat tugas/surat pelaksanaan tugas. Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Page 1 of 1

19 KONTRAK KINERJA TAHUN 2012 KEPALA BIDANG AUDIT KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Nomor: 5 /WBC.1/2012 A. Pernyataan Kesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bidang Audit, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif Penataan organisasi yang adaptif Realisasi Jumlah LHA yang diselesaikan Diisi dengan capaian tahun 2. Persentase hasil audit berupa tambah bayar 83% 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% IKU Non Cascading Sasaran Strategis No Uraian IKU Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif Keterangan: Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% 4. Persentase jumlah Surat Penetapan yang ditindaklanjuti oleh auditee Realisasi Diisi dengan capaian tahun % 5. Persentase penyelesaian audit yang tepat waktu 60% Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Audit,. NIP. NIP

20 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BIDANG AUDIT KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 1. Jumlah LHA yang diselesaikan 2. Persentase hasil audit berupa tambah bayar 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 4. Persentase jumlah Surat Penetapan yang ditindaklanjuti oleh auditee - 83% 83% - 83% 83% 83% - 70% 70% - 70% 70% 70% 10% 30% 30% 45% 45% 60% 60% 5. Persentase penyelesaian audit yang tepat waktu 40% 60% 60% 65% 65% 80% 80% Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Audit, NIP.

21 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 BIDANG PENINDAKAN DAN SARANA OPERASI No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Kegiatan pengawasan yang 1 Jumlah penindakan/ tegahan IKU ini digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan pengawasan yang dilakukan efektif oleh unit P2...??? Unit P2 harus menentukan target tangkapan di unit terkait target diserahkan kepada Kanwil masing-masing dengan mengacu pada realisasi tahun lalu 2 Persentase Keakuratan NHI % Pengukuran kinerja meliputi juga seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. 3 Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 80% sesuai dengan Kemenkeu One DJBC Pengukuran kinerja meliputi juga seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. Tindak lanjut temuan pelanggaran perkara dapat berupa : - pengenaan sanksi andministrasi berupa denda, - penyidikan, - penetapan barang sebagai Barang Dikuasai Negara (BDN) atau Barang Milik Negara (BMN), - pemblokiran, - rekomendasi audit, - reekspor, - rekomendasi tidak dilayani pemesanan pita cukai, - pelimpahan ke Instansi terkait, - pelimpahan penanganan perkara kepada unit penyidikan DJBC lainnya, - pembekuan NPPBKC, - pencabutan NPPBKC, - pemusnahan Barang Kena Cukai. 4 Persentase kegiatan patroli sesuai rencana 100% ( Patroli) Kegiatan patroli berdasarkan rencana kegiatan patroli pada awal Tahun Penataan organisasi yang adaptif 5 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Page 1 of 1

22 Nomor: 3 /WBC.1/2012 KONTRAK KINERJA TAHUN 2012 KEPALA BIDANG PENINDAKAN DAN SARANA OPERASI KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI A. Pernyataan Kesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategi No Uraian IKU Kegiatan pengawasan yang efektif Penataan organisasi yang adaptif Realisasi 1. Persentase Keakuratan NHI Diisi dengan capaian tahun 2. Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 2012 % 80% 70% IKU Non Cascading Sasaran Strategi No Uraian IKU Kegiatan pengawasan yang efektif 4. Jumlah penindakan/ tegahan 5. Persentase kegiatan patroli sesuai rencana Realisasi Diisi dengan capaian tahun % ( patroli) Keterangan: Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi,. NIP. NIP

23 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BIDANG PENINDAKAN DAN SARANA OPERASI KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU 1. Persentase Keakuratan NHI Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 30% 45% 45% 60% 60% % % 2. Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 40% 60% 60% 65% 65% 80% 80% 3. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan - 70% 70% - 70% 70% 70% 4. Jumlah penindakan/ tegahan 5. Persentase kegiatan patroli sesuai rencana 25% 50% 50% % % 100% 100% Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Penindakan dan Sarana Operasi, NIP.

24 DAFTAR IKU KEMENKEU-THREE KANWIL DJBC TAHUN 2012 Lampiran I.A S-82/KIBC/2012 BIDANG PENYIDIKAN DAN BARANG HASIL PENINDAKAN No. Sasaran Strategis No. Nama IKU 2012 Keterangan 1 Penegakan hukum yang efektif dalam rangka perlindungan masyarakat 1 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) 50% sesuai dengan Kemenkeu One DJBC Pengukuran kinerja meliputi juga seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. 2 Kegiatan pengawasan yang efektif 2 Persentase penyelesaian barang hasil penindakan yang ditetapkan menjadi BMN dan BDN 50% IKU ini digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh unit P2. target diserahkan kepada Kanwil masing-masing dengan mengacu pada realisasi tahun lalu. 3 Persentase LPNHI yang diselesaikan 100% LPNHI adalah Laporan atas tindak lanjut NHI 3 Penataan organisasi yang adaptif 4 Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan 70% Merupakan IKU baru dengan target mengikuti target Kemenkeu One DJBC Mitigasi merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas tingkat risiko. Mitigasi risiko dinyatakan selesai apabila rencana mitigasi suatu risiko sudah selesai dilaksanakan seluruhnya. Mitigasi risiko merujuk pada Form 5 Rencana Penanganan Risiko. Page 1 of 1

25 Nomor: 4 /WBC.1/2012 KONTRAK KINERJATAHUN 2012 KEPALA BIDANG PENYIDIKAN DAN BARANG HASIL PENINDAKAN KANTOR WILAYAH DJBC. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI A. PernyataanKesanggupan Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Bidang Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan, saya akan: 1. Melaksanakan tugas dan fungsi dengan penuh kesungguhan untuk mencapai target kinerja sebagaimana tercantum dalam Kontrak Kinerja ini. 2. Bersedia untuk dilakukan evaluasi atas capaian kinerja kapanpun diperlukan. 3. Menerima segala konsekuensi atas capaian kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. B. Capaian IKU Hasil Cascading Sasaran Strategi No Uraian IKU Penegakan hukum yang efektif dalam rangka perlindungan masyarakat Penataan organisasi yang adaptif 1. Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) 2. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan Realisasi Diisi dengan capaian tahun % 70% IKU Non Cascading Sasaran Strategi No Uraian IKU Kegiatan pengawasan yang efektif 3. Persentase penyelesaian barang hasil penindakan yang ditetapkan menjadi BMN dan BDN Realisasi Diisi dengan capaian tahun % Keterangan: Besaran Bobot Variabel adalah: Variabel Cascading : 70% Variabel Non Cascading : 30% 4. Persentase LPNHI yang diselesaikan 100% Menyetujui Kepala Kantor Wilayah, Jakarta, Maret2012 Kepala Bidang Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan,. NIP. NIP

26 Lampiran I. RINCIAN TARGET CAPAIAN KINERJA KEPALA BIDANG PENYIDIKAN DAN BARANG HASIL PENINDAKAN KANWIL DJBC.. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN 2012 No. IKU Q1 Q2 Smt 1 Q3 s.d. Q3 Q4 Y 1. Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) 30% 40% 40% 45% 45% 50% 50% 2. Persentase mitigasi risiko yang selesai dijalankan - 70% 70% - 70% 70% 70% 3. Persentase penyelesaian barang hasil penindakan yang ditetapkan menjadi BMN dan BDN - 20% 20% - 50% 50% 50% 4. Persentase LPNHI yang diselesaikan - 100% 100% % 100% Jakarta, Maret 2012 Kepala Bidang Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan, NIP.

27 Daftar IKU Kemenkeu-Three KPPBC Tipe Madya/A2/A3 Tahun 2012 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU FORMULA IKU 2012 Polarisasi Mandatory Optional 1 Pendapatan negara yang Optimal 1 Jumlah penerimaan bea dan cukai Realisasi penerimaan bea dan cukai Rp Lampiran II.A S-82/KIBC/2012 Keterangan Penjelasan - merupakan distribusi dari Kanwil DJBC masing-masing. Mohon agar diisi. 2 Penegakan hukum yang efektif dalam rangka perlindungan masyarakat 2 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) Σ Berkas perkara yang berstatus P-21 Σ Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) x 100% 50% - sesuai dengan Kemenkeu One DJBC 2012 dan Kemenkeu Two DJBC Capaian kinerja Kanwil meliputi juga capaian seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. 3 Tingkat kepatuhan pengguna layanan yang tinggi 3 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapatkan fasilitas penangguhan Cukai yang dibayar tepat waktu Cukai yang mendapatkan fasilitas penangguhan x 100% 99,90% * * Wajib ada bagi KPPBC yg memiliki reksan cukai (Pengusaha Hasil Tembakau) yang memperoleh fasilitas penanguhan pembayaran cukai 4 Persentase penyampaian laporan produksi cukai hasil tembakau yang tepat waktu Σ Laporan yang diterima tepat waktu Σ Laporan yang seharusnya diterima x 100% 90% * * Wajib ada bagi KPPBC yg memiliki pengawasan terhadap Pengusaha Hasil Tembakau 5 Persentase jumlah pengguna jasa yang diblokir dibandingkan dengan seluruh pengguna jasa yang melakukan kegiatan di lingkungan KPPBC pengguna jasa yang diblokir seluruh pengguna jasa yang melakukan kegiatan di lingkungan KPPBC x 100% 5% Minimize IKU ini polarisasinya bersifat Minimize dan cara penghitungannya adalah dengan rata-rata tiap bulannya. 4 Tingkat kepuasan pengguna layanan yang tinggi 6 Indeks kepuasan pengguna jasa 1-1,80 ( Tidak Puas) 1,81-2,60 (Kurang Puas) 2,61-3,40 (Cukup Puas) 3,41-4,20 (Puas) 4,21-5,00 (Sangat Puas ) 3,8 - Capaian IKU ini nantinya diperoleh dari survey yang akan dikoordinasikan pelaksanaannya oleh Kanwil DJBC dan PUSKI. Format kuosioner akan dibuat standar oleh PUSKI untuk semua KPPBC. 5 Pelayanan yang optimal dalam rangka mendukung industri dan fasilitasi perdagangan 7 Persentase realisasi dari janji layanan pemeriksaan fisik barang impor Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 87% Merupakan IKU yang digunakan untuk mengukur kinerja layanan yang diberikan oleh KPPBC setempat Dokumen yang dilayani sesuai 8 Persentase realisasi dari janji layanan waktu janji layanan penelitian dokumen impor Dokumen yang dilayani x 100% 100% 9 Persentase realisasi dari janji layanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA) Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 100% - Merupakan IKU turunan dari Kemenkeu One DJBC norma waktu : 11 (sebelas) hari kerja Page 1 of 7

28 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU FORMULA IKU Persentase realisasi dari janji layanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara Elektronik Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 100% Polarisasi Keterangan Mandatory Optional Penjelasan - Merupakan IKU turunan dari Kemenkeu One DJBC Wajib ada pada KPPBC yang menyelenggarakan layanan ini. - norma waktu :1(satu) jam * Khusus untuk KPPBC di bawah ini, IKU ini harus ada: * - KPPBC Tipe Madya Cukai Malang - KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus - KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri. 11 Persentase realisasi dari janji layanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara Elektronik Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 100% * - Merupakan IKU turunan dari Kemenkeu One DJBC Wajib ada pada KPPBC yang menyelenggarakan layanan ini. - norma waktu :1 (satu) jam * Khusus untuk KPPBC di bawah ini, IKU ini harus ada: - KPPBC Tipe Madya Cukai Malang - KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus - KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri. 12 Persentase realisasi dari janji layanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 100% * - Merupakan IKU turunan dari Kemenkeu One DJBC Wajib ada pada KPPBC yang menyelenggarakan layanan ini. - norma waktu :1 (satu) jam * Khusus untuk KPPBC di bawah ini, IKU ini harus ada: - KPPBC Tipe Madya Cukai Malang - KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus - KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri. 13 Persentase realisasi janji layanan Perusahaan Jasa Titipan (PJT) Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% * - Wajib ada pada KPPBC yang menyelenggarakan layanan ini. * Khusus untuk KPPBC di bawah ini, IKU ini wajib ada: - KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta - KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai - KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda. 14 Persentase realisasi janji layanan Rush Handling (RH) Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% * - Wajib ada pada KPPBC yang menyelenggarakan layanan ini. * Khusus untuk KPPBC di bawah ini, IKU ini harus ada: - KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta - KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai - KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda. 15 Persentase realisasi dari janji layanan Kawasan Berikat Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 16 Persentase realisasi janji layanan pemberian rekomendasi perijinan Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 17 Persentase realisasi dari janji layanan perubahan BC.1.1 Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% Page 2 of 7

29 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU FORMULA IKU Persentase realisasi dari janji layanan ekspor Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani Polarisasi x 100% 90% Mandatory Optional Keterangan Penjelasan 19 Persentase realisasi dari janji layanan PMCK 6 (NPPBKC) Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 20 Persentase realisasi dari janji layanan Pemberitahuan Kedatangan Sarana Pengangkut (inward manifest) melalui media simpan elektronik Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 21 Persentase realisasi dari janji layanan Pemberitahuan Keberangkatan Sarana Pengangkut (outward manifest) melalui media simpan elektronik Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 22 Persentase realisasi dari janji layanan permohonan perincian lebih lanjut pos BC 1.1 dari barang impor yang dikirim secara konsolidasi Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 23 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan pemberitahuan impor barang khusus/pibk Dokumen yang dilayani sesuai waktu janji layanan Dokumen yang dilayani x 100% 90% 24 Indeks pemberian layanan penerbitan KILB 1: > 2 hari 2: > 1 hari s.d 2 hari 3: 4 jam s.d 8 jam 4: < 4 jam 3 * * Merupakan IKU yang wajib dimiliki oleh KPPBC yang secara secara geografis terletak di daerah perbatasan dengan negara lain 25 Indeks realisasi janji layanan pemberitahuan pemasukan barang pelintas batas 1: > 6 Jam 2: > 4 hari s.d 6 Jam 3: 2 jam s.d 4 jam 4: < 2 jam 3 * * Merupakan IKU yang wajib dimiliki oleh KPPBC yang secara secara geografis terletak di daerah perbatasan dengan negara lain 6 Peningkatan edukasi masyarakat dan pelaku ekonomi 26 Tingkat efektifitas edukasi dan komunikasi Rata-rata indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Keterangan: 0 x 20 = tidak efektif 20 < x 40 = kurang efektif 40 < x 60 = cukup efektif 60 < x 80 = efektif 80 < x 100 = sangat efektif - Merupakan IKU yang digunakan utuk mengukur efektifitas kegiatan sosialisasi dengan menggunakan kueisioner. Form kuesioner akan disusun oleh PUSKI. IKU ini hanya meliputi sosialisasi yang dilakukan oleh KPPBC kepada para pengguna jasa. Page 3 of 7

30 No. 7 Sasaran Strategis Kegiatan pengawasan yang efektif No. Nama IKU FORMULA IKU Persentase penyelesaian piutang bea dan cukai Σ Piutang Bea Cukai yang diselesaikan Σ Piutang outstanding x 100% 60% Polarisasi Mandatory Optional Keterangan Penjelasan '- Piutang adalah piutang yang timbul atas kegiatan di bidang kepabeanan dan cukai yang dapat berupa Bea Masuk,Bea Keluar, Cukai, Denda Administrasi, dan Bunga atas piutang bea dan cukai. - Piutang outstanding adalah piutang yang belum diselesaikan sampai dengan tanggal pelaporan capaian IKU. - Piutang yang diselesaikan adalah piutang yang telah diselesaikan sampai dengan periode pelaporan. Bentuk penyelesaian piutang terdiri dari beberapa mekanisme sesuai dengan Pasal 9 Perdirjen BC Nomor 58 Tahun yang dapat berupa : a) pembayaran/pelunasan; b) pengalihan piutang pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP); c) penggunaan kompensasi cukai; d) penggunaan kompensasi PPN; e) keputusan Direktur Jenderal atas keberatan; f) pengajuan banding ke Pengadilan Pajak; g) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal untuk menambah, mengurangi dan menghapus tagihan dalam surat penetapan; atau h) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal untuk mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda. - sesuai dengan Kemenkeu One DJBC 2012 dan Kemenkeu Two Kanwil DJBC 2012 yang meliputi seluruh jumlah piutang yang outstanding (tidak lagi dibatasi hanya piutang yang berumur kurang atau sama dengan 3 tahun). Merupakan IKU turunan dari Kemenkeu Two DJBC. Capaian kinerja Kanwil meliputi juga capaian seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. NHI yg akurat 28 Persentase Keakuratan NHI NHI yg diterbitkan x 100% % '- Merupakan IKU turunan dari Kemenkeu Two DJBC. Capaian kinerja Kanwil meliputi juga capaian seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. Page 4 of 7

31 No. Sasaran Strategis No. Nama IKU FORMULA IKU 2012 Polarisasi Mandatory Optional Keterangan Penjelasan - sesuai dengan Kemenkeu Two 2012 Kanwil DJBC. Capaian kinerja Kanwil meliputi juga capaian seluruh KPPBC yang berada di wilayah pengawasan Kanwil DJBC terkait. 29 Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai Temuan pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai yang ditindaklanjuti Kegiatan Penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai x 100% 80% Tindak lanjut temuan pelanggaran perkara dapat berupa : - pengenaan sanksi andministrasi berupa denda, - penyidikan, - penetapan barang sebagai Barang Dikuasai Negara (BDN) atau Barang Milik Negara (BMN), - pemblokiran, - rekomendasi audit, - reekspor, - rekomendasi tidak dilayani pemesanan pita cukai, - pelimpahan ke Instansi terkait, - pelimpahan penanganan perkara kepada unit penyidikan DJBC lainnya, - pembekuan NPPBKC, - pencabutan NPPBKC, - pemusnahan Barang Kena Cukai. 30 Jumlah kegiatan penindakan Realisasi kegiatan penindakan... diserahkan ke masing-masing KPPBC 31 Operasi pasar Persentase kegiatan operasi pasar x 100% 80% * rencana operasi pasar * Merupakan IKU yang wajib ada pada KPPBC yang memiliki kegiatan pengawasan atas distribusi barang kena cukai 8 Pengembangan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi 32 Jumlah Pelaksanaan P2KP di KPPBC Realisasi pelaksanaan P2KP 12 - Merupakan target minimal, diperkenankan menetapkan target lebih tinggi 33 Persentase pegawai dengan NKP > 100 % pegawai dengan NKP > 100 % x 100% 20% Pegawai di KPPBC - Nilai Kinerja Pegawai (NKP) adalah nilai gabungan antara CKP dan NP setelah masing-masing dibobot. - Capaian Kinerja Pegawai (CKP) adalah nilai capaian IKU pada Kontrak Kinerja dari tiap-tiap Pegawai di Kementerian Keuangan, khusus untuk pimpinan unit yang memiliki peta strategi CKP sama dengan NKO unit yang bersangkutan. - Nilai Perilaku (NP) adalah nilai yang didasarkan pada penilaian perilaku sehari-hari setiap pegawai yang ditunjukkan untuk mendukung kinerjanya yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh atasan langsung, rekan kerja dan/atau bawahan. - Mekanisme penghitungan IKU ini akan dijelaskan lebih rinci dalam manual IKU yang akan disusun oleh PUSKI. Page 5 of 7

KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PUSAT KEPATUHAN INTERNAL KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PUSAT KEPATUHAN INTERNAL KEPABEANAN DAN CUKAI KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PUSAT KEPATUHAN INTERNAL KEPABEANAN DAN CUKAI JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA-13230 KOTAK POS 108 JAKARTA-10002 TELEPON (021) 47866926;

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL ASAL IMPOR Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK ATAU IMPORTIR BARANG KENA CUKAI YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG PEMBAYARAN CUKAI SECARA BERKALA UNTUK PENGUSAHA PABRIK YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PEMBAYARAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

SURVEY OPINI STAKEHOLDER TERHADAP LAYANAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

SURVEY OPINI STAKEHOLDER TERHADAP LAYANAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI 1 SURVEY OPINI STAKEHOLDER TERHADAP LAYANAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI KEMENTERIAN KEUANGAN RI DAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Sumber Informasi Mengenai Jenis Layanan 2 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pengumuman/infor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Jl. Jenderal A. Yani Jakarta 13230 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Telepon : 4890308 Faksimili : 4897544 www.beacukai.go.id Yth. 1.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI MINUMAN MENGANDUNG ETIL

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN PERMOHONAN PENGANGSURAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Jalan Jenderal A. Yani Telp. (021) 4897511 Jakarta 13230 Faks. (021) 4897512 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Website www.beacukai.go.id

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-09/BC/2009 TENTANG PETUNJUK PENYELESAIAN URUSAN PUNGUTAN EKSPOR DIREKTUR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36/BC/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36/BC/2010 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36/BC/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP- 147/BC/2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP- 147/BC/2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP- 147/BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009

Lebih terperinci

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean ABSTRAK Pengajuan dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) bersifat self assessment. Oleh karena itu pihak pabean melakukan penelitian atas kebenaran informasi

Lebih terperinci

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: - No. SOP: 16/TMPB/2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B Standar Operasional Prosedur Bea Masuk,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DIREKTUR

Lebih terperinci

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini: LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 28 /BC/2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG CUKAI...(1).... Nomor :. (2)... Lampiran :.(3)... Perihal : Permohonan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -15 /BC/2012 TENTANG TATALAKSANA PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 24 /BC/2007 TENTANG MITRA UTAMA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang :

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma No.1656, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penagihan Bea Masuk dan/atau Cukai. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah 1. Prosedur Penindakan Peredaran Hasil Tembakau Ilegal di KPPBC Tipe Madya Pabean B

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah 1. Prosedur Penindakan Peredaran Hasil Tembakau Ilegal di KPPBC Tipe Madya Pabean B BAB IV PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah 1. Prosedur Penindakan Peredaran Hasil Tembakau Ilegal di KPPBC Tipe Madya Pabean B Dalam pengumpulan data dan fakta di lapangan tim dari unit pengawasan di Kantor

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3) LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2009 TENTANG PEMBAYARAN CUKAI SECARA BERKALA UNTUK PENGUSAHA PABRIK YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PEMBAYARAN MENTERI KEUANGAN Departemen

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN MONITORING TINDAK LANJUT HASIL AUDIT

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di...

KOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di... LAMPIRAN I NOMOR : /BC/2007 Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA Kepada : Yth. Kepala KPU... Di... KOP PERUSAHAAN Sehubungan dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :.../BC/2007

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL Jalan Jenderal A. Yani Telepon : (021) 4890308 Jakarta Faksimile : (021) 4890871 Kotak Pos 108 Jakarta

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 16 /BC/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36 /BC/2007 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36 /BC/2007 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36 /BC/2007 TENTANG TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi 3.1.1.1 Sejarah Singkat KPPBC (Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai) Tipe Madya Pabean Pabean A Bekasi merupakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

JANJI LAYANAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN NGURAH RAI

JANJI LAYANAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN NGURAH RAI LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN TIPE MADYA PABEAN NGURAH RAI NOMOR : KEP- /WBC.12/KPP.MP.01/2013 TANGGAL : JUNI 2013 JANJI LAYANAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN NEGARA ATAS

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 20/BC/2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS UNIT KEPATUHAN INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang

Lebih terperinci

PER - 11/BC/2011 PENERAPAN SECARA PENUH (MANDATORY) PERALIHAN PELAYANAN DAN PENGAWASAN KEMUDAHAN IMP

PER - 11/BC/2011 PENERAPAN SECARA PENUH (MANDATORY) PERALIHAN PELAYANAN DAN PENGAWASAN KEMUDAHAN IMP PER - 11/BC/2011 PENERAPAN SECARA PENUH (MANDATORY) PERALIHAN PELAYANAN DAN PENGAWASAN KEMUDAHAN IMP Contributed by Administrator Monday, 28 March 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 49 /BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 49 /BC/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 49 /BC/2011 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN

Lebih terperinci

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP)

SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI, DAN PAJAK (SSPCP) LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-32/BC/2014 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent No.570, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51/PMK.04/2017 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L No.942, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengembalian Bea Masuk. Impor Barang. Tujuan Ekspor. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG PENGEMBALIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-14/BC/2001 TANGGAL 7 FEBRUARI 2001 TENTANG PEMBLOKIRAN PERUSAHAN DI BIDANG KEPABEANAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-14/BC/2001 TANGGAL 7 FEBRUARI 2001 TENTANG PEMBLOKIRAN PERUSAHAN DI BIDANG KEPABEANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-14/BC/2001 TANGGAL 7 FEBRUARI 2001 TENTANG PEMBLOKIRAN PERUSAHAN DI BIDANG KEPABEANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 108 JAKARTA 10002 TELEPON (021) 4890308; FAKSIMILE

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-22/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN NOMOR POKOK DAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 50/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK DAN TATA CARA PENERBITAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-50/BC/2009 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 24/PMK.04/2011 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 4 /BC/2011 TENTANG

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 4 /BC/2011 TENTANG -1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 4 /BC/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR SE - 09/BC/2017

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR SE - 09/BC/2017 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR SE - 09/BC/2017 TENTANG PELAYANAN PITA CUKAI TERKAIT PERGANTIAN TAHUN ANGGARAN 2017 KE TAHUN ANGGARAN 2018 DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, A. Umum Dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1899, 2015 Keuangan. Kepabeanan. Mitra Utama. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.04/2015 TENTANG MITRA UTAMA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 4 /BC/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT

Lebih terperinci

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 -1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 TENTANG TATA LAKSANA PEMBERITAHUAN MANIFES KEDATANGAN SARANA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK. 04/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK. 04/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK. 04/2004 TENTANG TATA LAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) YANG BERLAKU PADA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN MONITORING TINDAK LANJUT HASIL AUDIT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KMK.05/2000 TENTANG TOKO BEBAS BEA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 59/BC/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 59/BC/2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 59/BC/2012 TENTANG TATA KERJA LABORATORIUM MINI BALAI PENGUJIAN DAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN SALINAN 113/PMK.04/2008, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

NOMOR : KEP-03/BC/2003 NOMOR : 01/DAGLU/KP/I/2003 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI IMPORTIR

NOMOR : KEP-03/BC/2003 NOMOR : 01/DAGLU/KP/I/2003 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI IMPORTIR KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

TATAKERJA PENERBITAN NIPER

TATAKERJA PENERBITAN NIPER LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA TATAKERJA PENERBITAN NIPER A. Perusahaan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor SE- 06/BC/2008 TENTANG LAPORAN BULANAN PENAGIHAN DAN PENGEMBALIAN PADA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SURAT EDARAN Nomor SE- 06/BC/2008 TENTANG LAPORAN BULANAN PENAGIHAN DAN PENGEMBALIAN PADA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Jalan Jenderal A. Yani By Pass Telepon 4890308 Jakarta 13230 Teleks 49326 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Faksimili 4750805 Website

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL 0 0 W~ktu KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL Nom or Sifat Lampi ran Hal GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI1 JALAN LAPANGAN BANTENG

Lebih terperinci

TATAKERJA REGISTRASI PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

TATAKERJA REGISTRASI PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN LAMPIRAN I PERATURAN BEA DAN CUKAI TATAKERJA REGISTRASI I. PPJK 1. Melakukan registrasi user pada website Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di alamat http//www.beacukai.go.id. 2. Mengisi dan mengirimkan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SE - 26/BC/2009 PELAYANAN PITA CUKAI

SE - 26/BC/2009 PELAYANAN PITA CUKAI SE - 26/BC/2009 PELAYANAN PITA CUKAI Contributed by Administrator Tuesday, 10 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online 10 November 2009 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR SE - 26/BC/2009

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN PERMOHONAN PEMBETULAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI ATAS IMPOR BARANG YANG MENGALAMI KERUSAKAN, PENURUNAN MUTU, KEMUSNAHAN, ATAU PENYUSUTAN VOLUME DAN/ATAU BERAT,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.04/2007 TENTANG AUDIT KEPABEANAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.04/2007 TENTANG AUDIT KEPABEANAN MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.04/2007 TENTANG AUDIT KEPABEANAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 86 ayat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 57/BC/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 57/BC/2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 57/BC/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah DJBC; 2. Kepala Kantor Pelayanan Utama; dan 3. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Bea dan Cukai Jawa Barat. Penulis ditempatkan pada Bidang Fasilitas

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Bea dan Cukai Jawa Barat. Penulis ditempatkan pada Bidang Fasilitas 23 BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK.04/2003 TANGGAL 8 JANUARI 2003 TENTANG PEMUNGUTAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI YANG BERASAL DARI LUAR NEGERI YANG DIMASUKKAN KE KAWASAN BERIKAT DI DAERAH INDUSTRI

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Yth. 1. Direktur Penindakan dan Penyidikan 2. Para Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; 3. Para Pelayanan Utama Bea dan Cukai;

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

Nomor : Tanggal...

Nomor : Tanggal... LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 15 /BC/2012 TATALAKSANA PENGEMBALIAN BEA MASUK YANG TELAH DIBAYAR ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK DIOLAH, DIRAKIT, ATAU DIPASANG PADA BARANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut dalam Rangka Impor A. Deskripsi : Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pelaksanaan tindak lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak yang diterima Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 6 /BC/2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DITANGGUNG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996 TENTANG PENGGUNAAN JAMINAN BANK UNTUK MENJAMIN PEMBAYARAN PUNGUTAN BEA MASUK, CUKAI, DENDA ADMINISTRASI, DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (5), Pasal 14, dan Pasal 18 Peraturan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG PEMERIKSAAN BARANG, BANGUNAN ATAU TEMPAT LAIN DAN SURAT ATAU DOKUMEN YANG BERKAITAN DENGAN BARANG Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 16/PJ/2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 16/PJ/2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 16/PJ/2017 TENTANG PERMINTAAN INFORMASI DAN/ATAU BUKTI ATAU KETERANGAN TERKAIT AKSES INFORMASI

Lebih terperinci

Pengajuan Keberatan, Banding, dan Peninjauan Kembali Tagihan Bea Masuk

Pengajuan Keberatan, Banding, dan Peninjauan Kembali Tagihan Bea Masuk Pengajuan Keberatan, Banding, dan Peninjauan Kembali Tagihan Bea Masuk ABSTRAK Importir yang tidak setuju atas penetapan tarif dan/atau nilai pabean oleh pihak pabean sehingga mengakibatkan tambah bayar

Lebih terperinci

http://www.beacukai.go.id PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 27/M-DAG/PER/5/2012 (PASAL 32) IMPOR DAPAT DILAKSANAKAN TANPA API SALAH SATUNYA UNTUK : a. BARANG IMPOR SEMENTARA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN

Lebih terperinci

Daftar Lampiran. : Formulir Lembar Pernyataan Persetujuan DTS : Formulir Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Tanggapan DTS

Daftar Lampiran. : Formulir Lembar Pernyataan Persetujuan DTS : Formulir Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Tanggapan DTS Daftar Lampiran Lampiran I : Formulir Surat Penyampaian DROA Lampiran II : Formulir DROA Lampiran III : Formulir Surat Tanggapan atas Penyampaian DROA Lampiran IV : Formulir Surat Permintaan NPA Lampiran

Lebih terperinci