IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh SITI KHOLIPAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

2

3

4

5

6 Motto Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berfikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesan yang pertama. Norman Vincent Peale Semua mimpi kita menjadi kenyataan bila kita mempunyai keberanian untuk mengejarnya. Walt Diesney

7 Persembahan Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada 1. Orang tuaku tercinta bapak Nurwanto dan ibu Mujiati, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk putra-putrinya 2. Adikku Muhyidin yang selalu mendukungku 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si yang telah sabar membimbingku dalam penyusunan skripsi ini 4. Teman-temanku PAI A angkatan 2011yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga 5. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu 6. Pembaca yang budiman

8 KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Siti Rukhayati, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak M. Farid Abdullah, S.Pdi., M.Hum selaku pembimbing akademik. 5. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

9 6. Bapak R. Sigit Purnama, S.Pd, kepala SLB-C YPPALB Magelang yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi. 7. Bapak Margo Slamet, selaku guru Pendidikan Agama Islam, Ibu Rini Widyastuti selaku Waka Kesiswaan, dan segenap keluarga besar SLB-C YPPALB Magelang yang telah memberikan banyak informasi kepada penulis. 8. Ibu dan Bapak penulis, yang telah memberikan dukungan dan doa restu atas penyusunan skripsi. 9. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Salatiga, 25 Agustus 2015 Siti Kholipah

10 Abstrak Kholipah, Siti. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata Kunci: Implementasi Kurikulum 2013, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Anak Berkebutuhan Khusus. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman terbaru pelaksanaan pendidikan di Indonesia yang dimulai tahun Kurikulum 2013 diimplementasikan dalam pembelajaran seluruh mata pelajaran termasuk Pendidikan Agama Islam di seluruh sekolah yang menerapkan kurikulum tersebut baik sekolah umum maupun sekolah luar biasa. Penerapan kurikulum 2013 di sekolah luar biasa ini merupakan bukti tidak adanya diskriminasi bagi anak berkebutuhan khusus dalam memperoleh hak pendidikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus di SLB-C YPPALB Magelang 2) Apa saja faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus di SLB-C YPPALB Magelang 3) Apa saja faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus di SLB-C YPPALB Magelang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan, observasi dan dokumentasi kemudian data disusun menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi ABK di SLB-C YPPALB Magelang tidak seluruhnya sesuai standar dalam kurikulum Standar kompetensi lulusan yang diutamakan adalah sikap dan keterampilan. Sedangkan penguasaan materi (pengetahuan) tidak ditekankan karena keterbatasan kemampuan peserta didik. Standar isi, materi PAI disederhanakan, alokasi waktu 3x40 menit satu kali pertemuan dalam seminggu, penggunaan TIK sebagai media pembelajaran PAI. Standar proses, proses pembelajaran diutamakan langsung praktik misal shalat berjamaah, membaca al-qur an dan hafalan, sumber pembelajarannya buku dan internet, serta pembelajaran PAI tidak hanya di kelas. Penilaian dilakukan dengan ulangan, mid semester, UAS, dan penilaian proses pembelajaran. Faktor pendukungnya adalah guru yang telaten dan sabar, sosialisasi kurikulum 2013 dari pemerintah, lingkungan yang kondusif, dan keterlibatan aktif orang tua. Sedang faktor penghambatnya adalah peserta didik sulit diberikan materi pelajaran, sarana dan prasarana belum mencukupi, guru yang belum siap dengan implementasi kurikulum 2013, dan buku-buku penunjang yang belum komplit.

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR BERLOGO... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... i ii iii iv v vi vii viii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xv xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 7 E. Penegasan Istilah... 8 F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan... 20

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum Pengertian Kurikulum Landasan Pengembangan Kurikulum Tujuan Pengembangan Kurikulum Elemen Perubahan Kurikulum Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum Kunci Sukses Kurikulum B. Pendidikan Agama Islam Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam Fungsi Pendidikan Agama Islam Karakteristik Pendidikan Agama Islam C. Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SLB-C YPPALB Magelang Letak Sekolah Identitas SLB-C YPPALB Magelang Sejarah Berdirinya Struktur Organisasi... 53

13 5. Keadaan Peserta Didik Keadaan Guru Sarana Prasarana Keunggulan SLB-C YPPALB Magelang B. Data Informan C. Temuan Penelitian Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang Faktor penghambat Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang B. Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak

14 Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang C. Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C YPPALB Magelang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

15 DAFTAR TABEL DAN BAGAN Tabel 1 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Bagan 1 Struktur Organisasi Tabel 2 Daftar Peserta Didik SMPLB Tabel 3 Pendidik SLB-C YPPALB Magelang Tabel 4 Data Sarana dan Prasarana... 58

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Nota Pembimbing Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 3 : Surat Keterangan Bukti Penelitian Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Lampiran 5 : Surat Keterangan Kegiatan (SKK) Lampiran 6 : Pedoman Wawancara Lampiran 7 : Verbatin wawancara Lampiran 9 : Dokumentasi Foto Lampiran 10 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampian 11 : Daftar Riwayat Hidup

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam segala aspek kehidupan baik untuk masyarakat, bangsa maupun negara. Karena bagaimanapun juga pendidikan akan mencetak generasi baru berkualitas yang akan dijadikan sebagai penerus keberlangsungan bangsa dan negara. Menurut Undangundang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat I Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, 2005:3). Pendidikan merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh warga Indonesia. Agama islam juga memerintahkan setiap umat untuk menuntut ilmu tanpa terkecuali sebagaimana difirmankan Allah dalam Q. S Al- Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

18 Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al- Mujadilah/58:11). Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan adalah aspek yang sangatlah penting dalam kehidupan. Allah SWT berjanji akan meninggikan beberapa derajat bagi orang yang beriman dan orang yang berpengetahuan. Dari ayat tersebut terdapat makna bahwa setiap umat islam hendaknya selalu mencari pengetahuan baik itu pengetahuan tentang agamanya ataupun pengetahuan umum yang dapat dijadikan bekal dalam kehidupan sehari- hari dan niscaya Allah yang akan meninggikan derajatnya karena ilmunya. Dalam lembaga pendidikan formal walaupun mata pelajaran umum lebih banyak tetapi tetap diberikan Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berahlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2008: 21). Dengan

19 adanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam setiap aktivitas kehidupan oleh peserta didik. Semua warga negara Indonesia berhak mendapat pendidikan tanpa terkecuali untuk anak berkelainan. Hal itu dibuktikan dengan adanya program pendidikan khusus. Sebagaimana tercantum dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 23 disebutkan bahwa pendidikan khusus (anak luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial (Efendi, 2006:1). Pasal tersebut dapat dijadikan landasan bagi anak berkebutuhan khusus karena dengan adanya Undang- undang akan memberikan perlindungan bagi anak berkebutuhan khusus bahwa semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Agama Islam juga memberikan hak belajar yang sama kepada seluruh manusia tanpa membedakan anak yang kurang secara fisik ataupun secara mental. Sebagaimana firman Allah dalam QS Abasa ayat 1-12 yang berbunyi:

20 Artinya: Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya, tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya, adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya, padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman), dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada Allah, maka kamu mengabaikannya, sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya. Dari ayat tersebut terdapat pesan yang terkandung di dalamnya bahwa Allah telah menegur Nabi Muhamad SAW karena telah bermuka masam dan berpaling kepada orang buta yang datang kepadanya dan juga terdapat pesan bagi orang yang merasa cukup maka harus memberikan pengajaran kepada mereka yang kurang. Telah jelas diperintahkan kepada umat islam untuk tetap memberikan pengajaran bagi yang merasa serba cukup kepada orang yang kurang sempurna baik secara fisik maupun mentalnya. Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum mendapatkan hak atas pendidikannya. Adapun pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya (Smart, 2010:33). Anak berkebutuhan khusus ini tidak bisa hanya diartikan sebagai anak cacat, tetapi anak yang mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik khusus di

21 sini ada yang memang cacat secara fisik, mental, emosional,sosial atau bahkan mempunyai kelebihan dibanding anak normal. Adanya persamaan hak untuk mendapatkan pendidikan dibuktikan dengan disediakannya Sekolah Luar Biasa (SLB) yang dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus. Dengan adanya sekolah khusus (SLB), pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus akan lebih maksimal karena peserta didik yang mempunyai karakteristik khusus akan bergabung dalam satu kelompok belajar. Dalam suatu satuan pendidikan tentu ada kurikulum yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan. kurikulum adalah aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan (Nurudin dan Usman, 2003:34). Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan pendidikan. Kurikulum terbaru dalam sistem pendidikan saat ini adalah kurikulum Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP) (Kurniasih dan Sani, 2014:32). Sebagian besar sekolah formal menggunakan kurikulum tersebut. Begitu pula untuk Sekolah Luar Biasa

22 (SLB) yang peserta didiknya adalah anak berkebutuhan khusus juga menggunakan kurikulum Penulis, dalam hal ini tertarik untuk melakukan penelitian di SLB- C YPPALB Magelang khususnya pada jenjang SMPLB. Sekolah ini memberikan pelayanan pendidikan khusus kepada ABK sesuai dengan kebutuhannya dan juga menggunakan kurikulum 2013 seperti sekolah reguler lainnya. Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi tentang bagaimana IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015. B. Fokus Penelitian Ada beberapa fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu: 1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang? 2. Apa saja faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang?

23 3. Apa saja faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang? C. Tujuan Penelitian Berdasar fokus penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang. 3. Untuk mengetahui faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

24 1. Secara Teoretis a. Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan keilmuan dalam ilmu pendidikan dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya di Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga b. Memberikan sumbangan ilmiah bagi kaum akademis yang mengadakan penelitian berikutnya maupun mengadakan riset baru tentang penerapan kurikulum 2013 dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). 2. Secara Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang penerapan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus SLB-C YPPALB Magelang. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus. E. Penegasan Istilah a. Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi merupakan kata asing yang telah dibahasa Indonesiakan yang beranonim dengan kata penerapan, begitupun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan (KBBI, 2007:427). Sedangkan

25 kurikulum, menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sekolah-sekolah di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP) (Kurniasih dan Sani, 2014:32) Jadi implementasi kurikulum 2013 adalah penerapan atau pelaksanaan suatu rencana dan pengaturan yang telah ditetapkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. b. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisikondisi agar peserta didik melakukan kegiatan dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, 2001: 8). Sedangkan Pembelajaran menurut (Gagne, 1977) dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya ( Huda, 2014:3).

26 Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berahlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman (Ramayulis, 2008: 21). Dari pengertian di atas yang dimaksud pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik dan peserta didik untuk menyiapkan peserta didik agar mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berahlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur an dan Al-Hadis. c. Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian dari anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya (Smart, 2010:33). Keadaan khusus ini membuat mereka beda dengan yang lainnya. Namun pengertian itu tidak menunjuk pada anak yang lemah mental, emosi maupun kelainan fisik. Anak yang berpredikat ABK diantaranya adalah tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat serta anak dengan gangguan kesehatan (Santoso, 2010:127). Jadi yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah penerapan atau pelaksanaan suatu rencana dan pengaturan yang telah ditetapkan

27 oleh pemerintah dalam kurikulum 2013 pada proses belajar mengajar mata pelajaran PAI, mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran bagi anak yang mengalami gangguan baik secara fisik, mental, emosional maupun sosial untuk mencapai tujuan pendidikannya. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif. Kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, gambar dan bukan angka, yang mana data diperoleh dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011:4). Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan, dokumentasi dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap keadaan atau realitas. Sedangkan, penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Hasan, 2006:7). Oleh karena itu peneliti mendeskripsikan dan menginterpretasi implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang.

28 2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti yang dimaksud adalah bahwa peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi masih melakukan fungsi pengamatan, ia sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya (Moleong, 2011: 77). Peneliti ikut berperan serta menjadi pengamat dalam metode pembelajaran dan mengikuti secara pasif kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung di SLB-C YPPALB Magelang. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dijadikan objek kajian dalam penyusunan skripsi ini adalah di SLB-C YPPALB Magelang. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ingin mengetahui secara langsung sejauh mana kurikulum 2013 dapat diterapkan di sekolah tersebut khususnya bagi anak berkebutuhan Khusus (ABK). 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Primer Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya (Hasan, 2006:19). Adapun untuk memperoleh data dengan wawancara kepada informan yang telah ditentukan meliputi berbagai hal yang

29 berkaitan dengan penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi anak berkebutuhan khusus. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, pendidik Pendidikan Agama Islam, peserta didik dan waka kesiswaan. b. Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumbersumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu (Hasan, 2006:19). Sumbernya data dalam penelitian ini adalah dokumentasi SLB-C YPPALB Magelang berupa data identitas sekolah, RPP, data sarana prasarana, daftar nama pendidik, dan wawancara dengan orang tua. 5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang valid, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa prosedur pengumpulan data, yaitu: a. Wawancara (Interview) Tehnik wawancara juga digunakan dalam proses pengumpulan data. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan tercawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).

30 Dengan metode ini penulis dapat memperoleh informasi atau data dari informan tentang rencana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi ABK sesuai kurikulum 2013, proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi ABK sesuai kurikulum 2013, faktor pendukung penerapan kurikulum2013 dalam pembelajaran PAI bagi ABK, dan solusi yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kesulitan selama proses pembelajaran menggunakan kurikulum b. Observasi (Pengamatan) Observasi (pengamatan) adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan (laboratorium) terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel) (Hasan, 2006:23). Metode observasi penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan melihat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak berkebutuhan khusus dan pelaksanaan kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah. Observasi dilakukan berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan mengadakan pengamatan, pencatatan, dan mendengarkan secara cermat. Observasi dilakukan di lingkungan SLB-C YPPALB Magelang. Hal- hal yang diobservasi adalah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan kurikulum 2013 untuk anak berkebutuhan khusus. Observasi ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung, penghambat dan solusi yang

31 dilakukan dalam penerapan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus di SLB-C YPPALB Magelang. c. Dokumentasi Suharsimi Arikunto (2006: ), menyatakan bahwa dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda. Dokumen- dokumen yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini antara lain: rencana pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, data peserta didik berkebutuhan khusus, tenaga pendidik dan data- data lain yang menunjang penelitian ini. 6. Analisis Data Pengertian analisis data menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (dalam Hasan, 2006:29). Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya penulis akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikaji dan dikupas secara runtut. Karena data yang diperoleh itu merupakan data kualitatif maka penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif analisis non statistikal. Yang dimaksud dengan analisis deskriptif kualitatif adalah suatu analisis yang pengolahan datanya dibandingkan dengan suatu standar

32 atau kriteria yang telah dibuat peneliti (Arikunto, 2006: 239). Artinya peneliti mencari uraian yang menyeluruh dan cermat tentang implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus di SLB-C YPPALB Magelang. Ada 3 kegiatan dalam analisis data yaitu a. Reduksi data diperlukan karena banyaknya data dari masingmasing informan yang dianggap tidak relevan dengan fokus penelitian sehingga perlu dibuang atau dikurangi. Reduksi data dilakukan dengan memilih hal- hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian maka akan memberi gambaran yang lebih tajam. b. Penyajian data adalah deskripsi dari hasil pengamatan di lapangan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. c. Verifikasi atau menarik kesimpulan merupakan kegiatan untuk menyimpulkan berbagai hal dari data yang diperoleh selama penelitian yang dapat diuji kebenarannya. 7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti melakukan beberapa upaya, di samping menanyakan langsung kepada obyek, peneliti juga berupaya mencari jawaban dari sumber lain. Burhan Bungin (2004: 99) menyatakan bahwa: Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya menggunakan teknik kehadiran peneliti di lapangan, observasi mendalam, triangulasi

33 (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, dan teori), pembahasan dengan sejawat melalui diskusi, melacak kesesuaian hasil dan pengecekan anggota. Untuk memperoleh keabsahan data tersebut maka tehnik yang digunakan adalalah: a. Triagulasi Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong, 2002:178). Hal itu dapat dicapai dengan membandingkan data yang diperoleh dari mengamati dengan hasil wawancara. b. Menggunakan Bahan Referensi Penggunaan bahan referensi sangat membantu memudahkan peneliti dalam pengecekan keabsahan data, karena dari referensi yang ada dapat digunakan sebagai pendukung hasil observasi yang dilakukan peneliti. c. Tehnik Member Check Tehnik member check, menurut Lincoln dalam (Moleong, 2002:221) yaitu dengan mendatangi kembali informasi sambil memperlihatkan data yang sudah diketik pada lembar catatan lapangan yang sudah disusun menjadi paparan data dan temuan penelitian. Serta dikonfirmasikan pada informan apakah maksud informan sudah sesuai dengan apa yang ditulis atau belum. Jadi

34 dengan member check ini apabila ada kesalahan data bisa diluruskan baik isi maupun bahasannya. 8. Tahap-tahap Penelitian Dalam penelitian kualitatif ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu: a. Tahap pra lapangan (mempersiapkan rencana penelitian dan memilih objek yang akan diteliti, mengurus permintaan izin, mengamati keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi, mempersiapkan kelengkapan penelitian, memperhatikan etika penelitian). b. Tahap pekerjaan lapangan (tahap penelitian dilakukan yaitu dengan berperan aktif dalam mengumpulkan data) c. Tahap analisis data (menyusun data secara sistematis dari data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat dengan mudah diinformasikan kepada orang lain). d. Tahap pelaporan data (tahap penelitian yang sudah diselesaikan. Pada tahap ini data yang diperoleh disusun dalam bentuk laporan) G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah di dalam memperlajari dan memahami pokok bahasan skripsi maka dalam menyusun skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut: 1. Bagian awal yang meliputi: Sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

35 tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, dan daftar pengesahan. 2. Bagian inti yang memuat: Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustaka Pada bab 2 tentang kajian pustaka ini membahas tentang Impelementasi kurikulum 2013 yang meliputi pengertian kurikulum 2013, kunci sukses kurikulum 2013, landasan pengembangan kurikulum 2013, tujuan pengembangan kurikulum 2013, elemen perubahan kurikulum 2013 serta kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013, kunci sukses kurikulum 2013, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang meliputi: pengertian pembelajaran Pendidikan Agama Islam, tujuan PAI, fungsi PAI, karakteristik PAI. Dan Anak berkebutuhan khusus meliputi: pengertian ABK, jenis- jenis ABK, dan tunagrahita Bab III: Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada bab 3 disajikan paparan data tentang gambaran umum SLB-C YPPALB Magelang, Data Informan yang berisi tentang data diri informan, dan temuan penelitian tentang implementasi kurikulum

36 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang meliputi: standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi dan standar penilaian kurikulum Faktor pendukung pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi ABK, serta faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi ABK di SLB-C YPPALB Magelang. Bab IV : Pembahasan Pada bab ini akan membahas tentang hasil data yang diperoleh dari penelitian yaitu tentang Implementasi kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB-C YPPALB Magelang meliputi: standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi dan standar penilaian kurikulum Faktor pendukung pelaksanaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi ABK, serta faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI bagi ABK di SLB-C YPPALB Magelang. Bab V : Penutup Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari: kesimpulan, saran dan kata penutup.

37 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kurikulum Pengertian Kurikulum 2013 Dalam proses pembelajaran membutuhkan kurikulum yang dapat dijadikan pedoman dalam proses belajar mengajar. Pengertian dari kurikulum menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Semua dalam kegiatan belajar mengajar telah diatur di dalam kurikulum yang telah ditetapkan tersebut sehingga tugas pendidik sebagai pelaksana dan juga dapat mengembangkan kurikulum yang telah ada sesuai kebutuhan peserta didik sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Pendidikan di Indonesia dari masa setelah kemerdekaan sampai sekarang terus mengalami perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya perubahan kurikulum dari tahun ke tahun. Banyak sekali alasan adanya perubahan kurikulum, disamping alasan kurikulum sebelumnya harus disempurnakan karena adanya kekurangan, tetapi yang paling mendasar adalah agar kurikulum yang akan diterapkan

38 tersebut mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Kurniasih dan Sani, 2014:31). Dengan begitu pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mencapai tujuan sesuai yang telah dicitacitakan oleh Negara Indonesia. Kurikulum pendidikan Indonesia telah mengalami perubahan beberapa kali dimulai setelah kemerdekaan tahun 1945 sampai saat ini. Perubahan Kurikulum ini dimulai sejak bernama Rentjana Pembelajaran 1947 hingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 selalu dibarengi dengan argumen- argumen ilmiah, pendekatan-pendekatan mutakhir, lengkap dengan background teoriteori belajar terbaru dan rasionalisasi dari masing- masing itu yang tidak terbantahkan (Kurniasih dan Sani, 2014:31). Dari masingmasing perubahan tersebut tentu ada alasan tersendiri. Akan tetapi tentu juga tujuan perubahan itu hanya untuk memajukan pendidikan Indonesia. Kehidupan di era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Perubahan tersebut antara lain: perubahan dari pandangan masyarakat lokal ke masyarakat global, perubahan dari kohesi sosial partisipasi demokratis dan perubahan dari pertumbuhan ekonomi menjadi perkembangan kemanusiaan. Untuk melaksanakan perubahan tersebut sejak tahun 1998, UNESCO telah mengungkapkan

39 dua basis landasan yaitu pertama, pendidikan harus diletakan pada empat pilar (belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar hidup dalam kebersamaan dan belajar jadi diri sendiri) dan kedua, belajar sepanjang hidup. Kultur yang demikian harus dikembangkan dalam pendidikan, karena pada akhirnya aspek kultural dari kehidupan manusia, terutama berkaitan dengan pendidikan nilai dan sikap lebih penting dari pertumbuhan ekonomi (Mulyasa, 2014:2-3). Indonesia dikatakan sebagai negara yang gagal menurut pakar dunia. Gagal dalam memberantas korupsi, gagal dalam memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat serta gagal dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan ada yang mengurutkan Indonesia sebagai negara gagal dalam urutan ke-64. Hal ini tidak terlepas dari kondisi politik negara yang kurang stabil yang juga berpengaruh terhadap pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (Mulyasa, 2014:3). Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Negara Indonesia salah satunya dengan memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia karena pendidikan merupakan pendekatan dasar dalam proses perubahan. Upaya untuk memperbaiki pendidikan tersebut diantaranya dengan dikeluarkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang telah

40 dilakukan penataan kembali dalam Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 (Mulyasa, 2014:4). Wujud dari pembenahan pendidikan di Indonesia adalah adanya pembenahan kurikulum yaitu kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Bedanya dengan yang sebelumnya, kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai (Mulyasa, 2014:112). Dengan begitu diharapkan pendidikan dapat memperbaiki kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman terbaru pelaksanaan pendidikan di Indonesia yang dimulai tahun Adanya perubahan kurikulum tersebut diharapkan dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia. Selain itu, isi dan tujuan dalam kurikulum 2013 lebih berfokus pada pendidikan karakter yang dapat memperbaiki krisis moral yang dihadapi bangsa saat ini. 2. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 a. Landasan Filosofis Landasan filosofi didasarkan atas landasan filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,

41 kebutuhan peserta didik, dan masyarakat serta kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi (Hidayat, 2013:114) b. Landasan Yuridis RPJMM Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum PP NO.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilainilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa (Mulyasa, 2014:64). c. Landasan Konseptual Relevansi pendidikan (link and match) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) Pembelajaran aktif (student active learning) Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh (Mulyasa, 2014:65) 3. Tujuan Pengembangan Kurikulum2013 Terbentuknya kurikulum 2013 tentu ada tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia. Tujuan kurikulum 2013 adalah untuk melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut

42 perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses pembelajaran dari siswa diberi tau menjadi siswa mencari tau, pada proses penilaian dari berfokus pada pengetahuan menjadi berbasis kemampuan (Mulyasa, 2014:65-66). Hal ini yang menjadi tantangan bagi pendidik dan peserta didik untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut. 4. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Dalam rangka pengembangan kurikulum 2013, pada tingkat nasional dilakukan penataan terhadap Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian, yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Mulyasa, 2014:77). a. Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan yang menjadi acuan dalam Pengembangan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasrana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan (Mulyasa, 2014:23-24). Standar kompetensi lulusan ini sangat penting karena digunakan sebagai pedoman untuk menilai ketuntasan/kelulusan peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran.

43 Pada kurikulum 2013 kompetensi kelulusan meliputi beberapa aspek. Aspek kompetensi lulusan ini adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan (Hidayat, 2013:127). Ketiganya harus dicapai oleh peserta didik agar dinyatakan lulus dalam suatu mata pelajaran. Standar kompetensi lulusan (SKL) antara kurikulum 2013 dengan KTSP tentu ada perbedaan. Pada kurikulum 2013 SKL ditentukan terlebih dahulu melalui Permendikbud No. 54 Tahun Setelah itu baru ditentukan standar isi, yang berbentuk kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No. 67, 68, 69 dan 70 Tahun Sedangkan KTSP standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No 22 Tahun Setelah itu baru ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006 (Kurniasih dan Sani, 2014:45). Dari perbedaaan antara kedua kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa SKL pada kurikulum 2013 ditentukan terlebih dahulu baru menentukan standar isi dan pada KTSP standar isi dulu baru SKL. b. Standar Isi Pengertian dari standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang atau jenis pendidikan tertentu. Penataan

44 standar isi terutama melalui evaluasi ulang ruang lingkup materi yaitu mengeliminasi materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional (Mulyasa, 2014:24). Penataan tersebut perlu diperhatikan karena sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan agar materi yang disampaikan benar-benar bermanfaat bagi peserta didik. c. Standar Proses Pengertian dari standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (Mulyasa, 2014:25). Dengan kata lain standar proses ini berkaitan dengan berjalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik baik di dalam kelas ataupun di luar kelas. Dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 berbeda dengan KTSP. Pada kurikulum 2013, proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014:11). 1) Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan dalam implementasi kurikulum 2013 mencakup pembinaan keakraban dan pre-test.

45 Pembinaan Keakraban Pembinaan keakraban ini untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pembentukan kompetensi peserta didik, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik, serta peserta didik dengan peserta didik. Tahap ini bertujuan untuk mengkondisikan peserta didik agar mereka siap melakukan kegiatan belajar (Mulyasa, 2014:126). Dengan begitu apa yang disampaikan oleh guru akan dapat diterima oleh peserta didik. Pretes (tes awal) Setelah pembinaan keakraban perlu ada pretes. Fungsi dari pretes sebagai berikut: Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan yang perlu mendapat

46 penekanan dan perhatian khusus (Mulyasa, 2014: ). Kegiatan pretes ini sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Karena dengan adanya kegiatan pretes guru dapat mengetahui pengetahuan peserta didik pada tahap awal dan akan dapat membantu menentukan langkah pembelajaran selanjutnya. 2) Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian informasi, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi dan karakter peserta didik serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar dan memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam pembelajaran peserta didik dibantu oleh guru dalam melibatkan diri untuk membentuk kompetensi dan karakter, serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2014:127). Pada kegiatan inti ini peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. 3) Kegiatan penutup Kegiatan penutup dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan post test. Tugas yang diberikan merupakan tindak lanjut dari pembelajaran inti atau pembentukan kompetensi,

47 yang berkenaan dengan materi standar yang telah dipelajari maupun yang akan dipelajari berikutnya. Tugas ini bisa merupakan pengayaan dan remedial terhadap kegiatan inti pembelajaran atau pembentukan kompetensi (Mulyasa, 2014:129). Pada kegiatan penutup ini, adanya tugas dan post test dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu pada kegiatan akhir juga disampaikan tugas untuk materi yang selanjutnya, sehingga ada persiapan dari peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran selanjutnya. d. Standar Penilaian Ada banyak komponen penilaian dalam kurikulum 2013 seperti proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru. Kemudian kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian sehingga anak terus diajak untuk berfikir logis dan yang terakhir adalah kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas di dalam kelas. Ada beberapa macam penilaian dalam kurikulum 2013, diantaranya adalah

48 1) Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. 2) Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kurniasih dan Sani, 2014:47-48). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian dalam kurikulum 2013 terdapat dua macam yaitu penilaian portofolio dan penilaian autentik. Penilaian portofolio yang dinilai adalah tugas-tugas peserta didik, sedangkan penilaian autentik yang dinilai adalah keseluruhan mulai dari input, proses, kemudian sampai output (hasil) dalam pelaksanaan belajar mengajar. 5. Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 Suatu kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia tentu ada kelebihan dan kelemahan. Begitu juga dalam kurikulum 2013 juga ada kelebihan dan kelemahannya. a. Kelebihan Kurikulum ) Siswa lebih dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah 2) Adanya penilaian dari semua aspek

49 3) Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti 4) Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional 5) Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan 6) Tanggap terhadap fenomena sosial 7) Standar penilaian mengarah pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 8) Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 9) Mengharuskan adanya remediasi secara berkala 10) Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi danmembuat guru memiliki keterampilan membuat RPP dan menerapkan pendekatan saintifik (Kurniasih dan Sani,2014:40-41). 11) Menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakikat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensi yang dimilikinya 12) Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi mendasari pengembangan kemampuan lain

50 13) Bidang- bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi terutama yang berkaitan dengan keterampilan (Mulyasa, 2014:164). b. Kelemahan Kurikulum ) Banyak guru yang salah kaprah bahwa dalam kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada peserta didik 2) Banyak guru yang belum siap secara mental 3) Kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan saintifik 4) Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik 5) Guru tidak dilibatkan dalam pengembangan kurikulum ) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum ) Terlalu banyak materi yang harus disampaikan kepada peserta didik sehingga tidak setiap materi dapat disampaikan dengan baik 8) Beban belajar siswa dan guru terlalu berat (Kurniasih dan Sani, 2014:41-42). Suatu kurikulum walau ada kelebihan dan kelemahan, akan tetapi dari tiap kurikulum yang dijadikan pedoman pelaksanaan pendidikan Indonesia tetap satu tujuan yaitu untuk kemajuan dan perbaikan Negara Indonesia. 6. Kunci Sukses Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan bertujuan membentuk manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan UndangUndang

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh: KOKO SUMANTRI NIM. 3211113102 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan bagian terpenting yang harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik untuk menjadi manusia yang

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN GUNUNGKIDUL

PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN GUNUNGKIDUL PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh : YUYUN DWI LISTIYANI NPM : 20070720122 FAKULTAS AGAMA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PAI DAN PROBLEMATIKANYA BAGI SISWA TUNARUNGU JENJANG SDLB KELAS III DI SLB NEGERI I GUNUNGKIDUL

PEMBELAJARAN PAI DAN PROBLEMATIKANYA BAGI SISWA TUNARUNGU JENJANG SDLB KELAS III DI SLB NEGERI I GUNUNGKIDUL PEMBELAJARAN PAI DAN PROBLEMATIKANYA BAGI SISWA TUNARUNGU JENJANG SDLB KELAS III DI SLB NEGERI I GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh: Beti Wulandari NPM: 20080720158 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

NIM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

NIM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNARUNGU DI SMPLB-BCD YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) KALIWATES JEMBER TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI diajukan kepada Institut Agama Islam

Lebih terperinci

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM

OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PELAJARAN PAI KELAS VII DI SMPN 1 KANIGORO BLITAR TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI OLEH : KHOIRUN NIKMAH NIM 2811123119

Lebih terperinci

STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK TUNAGRAHITA PADA SMPLBN-C SALATIGA SKRIPSI

STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK TUNAGRAHITA PADA SMPLBN-C SALATIGA SKRIPSI STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK TUNAGRAHITA PADA SMPLBN-C SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ISNAINI MASRUROH NIM 11107010 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah usaha sadar yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti arus perkembangan jaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQHUN NISA DI MTS MIFTAHUL ULUM WIROWONGSO KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQHUN NISA DI MTS MIFTAHUL ULUM WIROWONGSO KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQHUN NISA DI MTS MIFTAHUL ULUM WIROWONGSO KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: SULASTRI NIM: 084 101 030 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu pada tahun pelajaran 2014/2015. Adapun alasan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat)

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat) MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Kependidikan Islam Oleh : ZAENAL HAKIM

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum 1947 yang disebut Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum 1952 yang disebut sebagai Rencana Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan, karena manusia tidak bisa menjalankan kehidupannya secara normal tanpa memiliki pendidikan. Dengan pendidikan, maka manusia

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. 1 Dengan demikian maka suatu

BAB II METODE PENELITIAN. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. 1 Dengan demikian maka suatu 12 BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN 2014 / 2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEMA SIKAP DEMOKRATIS MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN SUMBERSARI 01 JEMBER

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang mencetak seseorang menjadi generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPIT UKHUWAH BANJARMASIN. Oleh NOOR FAHMI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPIT UKHUWAH BANJARMASIN. Oleh NOOR FAHMI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPIT UKHUWAH BANJARMASIN Oleh NOOR FAHMI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN PAI

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPOGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI THINK PAIR SHARE ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII G Semester 2 SMP Negeri 2 Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013 ) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO Diajukan untuk Memenuhi sebagian Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Lebih terperinci

OLEH MUHAMMAD SAMAN SYAFI I NIM

OLEH MUHAMMAD SAMAN SYAFI I NIM IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTsN TAMBAN KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA OLEH MUHAMMAD SAMAN SYAFI I NIM. 1201210533 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS III SEMESTER II MELALUI METODE EKSPERIMEN DI MI MIFTAHUL HUDA SELANDAKA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS III SEMESTER II MELALUI METODE EKSPERIMEN DI MI MIFTAHUL HUDA SELANDAKA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS III SEMESTER II MELALUI METODE EKSPERIMEN DI MI MIFTAHUL HUDA SELANDAKA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW (Studi Tindakan Kelas di MTs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: prasarana dan sarana, dana,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Prodi Kependidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS IX SMP ISLAM SUNAN GUNUNG JATI NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM.

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNALARAS TIPE AGRESIF DALAM KEGIATAN OUTBOND DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI

INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNALARAS TIPE AGRESIF DALAM KEGIATAN OUTBOND DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNALARAS TIPE AGRESIF DALAM KEGIATAN OUTBOND DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara yang sudah merdeka sudah sepatutnya negara tersebut mampu untuk membangun dan memperkuat kekuatan sendiri tanpa harus bergantung pada negara lain. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I (Ketentuan Umum) Pasal I Butir I dijelaskan : Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH AMINATUS SHOLIKAH NIM. 3211113037 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMK ISLAM 1 DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM

SKRIPSI. Oleh : Frandika Feri Budianto NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN IDENTITAS BENUA DI KELAS VI SDN JARIT 02 CANDIPURO

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar dan terencana antara guru dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (Studi Lapangan di SDIT Darul Falah Sukorejo Ponorogo) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam POLA ASUH ORANG TUA PEKERJA PABRIK DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN ANAK YANG SEKOLAH DI MTS MIFTAHUL HUDA DESA NGASEM KECAMATAN BATEALIT KABUPATEN JEPARA TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN STRATEGI MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 DOMAS WONOGIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan serangkaian proses yang sangat kompleks dan banyak melibatkan aspek yang saling berkaitan. Pendidikan bertujuan untuk mengubah sikap dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI Oleh: Riza Zain Prastian NIM.11111462 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN. Disusun Oleh: LUKI SETYO NUGROHO NIM:

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN. Disusun Oleh: LUKI SETYO NUGROHO NIM: MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Tarbiyah Jurusan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat terpenting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat dibimbing dididik, dilatih dan diarahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV MI DARUSSALAM WONODADI BLITAR SKRIPSI OLEH ANGGA NURAUFA ZAMZAMI SAPUTRA NIM. 3217123077 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU NEGATIF SISWA KELAS VIII DI SMP BINA BANGSA SURABAYA

PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU NEGATIF SISWA KELAS VIII DI SMP BINA BANGSA SURABAYA PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI PERILAKU NEGATIF SISWA KELAS VIII DI SMP BINA BANGSA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam

Lebih terperinci

Fitra Yunita Nim. 412 D 007

Fitra Yunita Nim. 412 D 007 v KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis panjatkan puji syukur kahadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga penulis dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL

ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh: WAHIDA ASRONI NPM: 20070720131 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN READING GUIDE DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN SISWA KELAS VII A SEMESTER II SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik dalam hal perkembangan potensinya dalam semua aspek. Sejalan dengan perkataan A.

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM:

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Oleh: DHOBIT SENOAJI NIM: PENGARUH PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK LURUS KELAS X MA NU 03 SUNAN KATONG KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi pengetahuan dari satu orang kepada orang lainnya atau dari generasi satu ke generasi lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi manusia sangat penting, hampir di setiap negara telah mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan melalui berbagai ragam teknis

Lebih terperinci

Oleh: NUR AZIZ NIM :

Oleh: NUR AZIZ NIM : PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MAPEL AQIDAH AKHLAK ( STUDI PADA KELAS VII SEMESTER II SMP NUDIA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

PERBEDAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS II DI SMK DR. SOETOMO SURABAYA

PERBEDAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS II DI SMK DR. SOETOMO SURABAYA PERBEDAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS II DI SMK DR. SOETOMO SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA DI SDN GEDANGAN I KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN ( TINJAUAN KECERDASAN EMOSIONAL )

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA DI SDN GEDANGAN I KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN ( TINJAUAN KECERDASAN EMOSIONAL ) PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA DI SDN GEDANGAN I KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN ( TINJAUAN KECERDASAN EMOSIONAL ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI TEHNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DI KELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 2 TAJI KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan. 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul yang peneliti angkat, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, fenomenologis dan berbentuk diskriptif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci