BUKU PERATURAN ORGANISASI MAJELIS PENILAI NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( MPN PERABOI )
|
|
- Suharto Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BUKU PERATURAN ORGANISASI MAJELIS PENILAI NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( MPN PERABOI ) 2006
2 I. KATA PENGANTAR Majelis Penilai Nasional Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia PERABOI adalah salah satu badan khusus PERABOI. Sejak dibentuknya Majelis Penilai Nasional PERABOI tahun 1984, tata kerja majelis ini dilaksanakan berdasarkan hasil koordinasi dengan Ketua Pengurus Pusat PERABOI dan tidak diatur dengan aturan tertulis. Pada periode sekarang ini kami telah menyusun buku pedoman yang berisi tata cara kerja MPN dengan aturan-aturan tertentu yang menunjang pelaksanaan Katalog Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah PERABOI 1997 Revisi I dan disahkan pada rapat pleno MPN di Palembang pada tanggal 22 September 2005, sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja MPN. MPN PERABOI PERIODE Ketua, Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB (K) Onk. 1
3 II. DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. III. IV. Daftar Isi MPN PERABOI AD / ART PERABOI Tentang MPN V. Struktur Organisasi MPN PERABOI dan Tata Cara Pemilihan Ketua dan Aggota MPN PERABOI VI. Tata Kerja MPN PERABOI VII. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah VIII. Petunjuk Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Subspesialis Onkologi Bedah IX. Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah X. Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Uang Kas MPN XI. Petunjuk Pelaksanaan Ujian Board Nasional PERABOI Lampiran 1 Format Penelitian Akhir Calon Subspesialis Onkologi Bedah Lampiran 2 Tata Cara Penilaian Ujian Board Nasional PERABOI 2
4 III. MPN PERABOI MPN PERABOI adalah badan khusus PERABOI yang bersifat otonom, melaksanakan keputusan-keputusan muktamar PERABOI yang berhubungan dengan penyelenggaraan Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah di wilayah Republik Indonesia dan bertanggung jawab kepada Muktamar PERABOI (Anggaran Dasar Pasal V ayat 9, 4 c) Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah dimulai pada tahun 1984 setelah disepakati pada Konferensi Kerja IKABI (Ikatan Ahli Bedah Indonesia) di Bandungan Semarang pada tanggal 27 Januari 1980, dengan tempat Pendidikan di FKUI / RSCM Jakarta. Pada Muktamar PERABOI 1994 di Bandung diputuskan untuk menambah Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah yang baru yaitu di Bandung dan Makassar. Urutan Ketua MPN sejak dilaksanakan Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah sampai tahun 2006 adalah sebagai berikut: 1. Dr. dr. med Didid Tjindarbumi, SpB (K) Onk. Periode Prof. dr. John Pieter, SpB (K) Onk. Periode Prof. dr. H. Muchlis Ramli, SpB (K) Onk. Periode Prof. dr. Pisi Lukirto, SpB (K) Onk. Periode
5 IV. ANGGARAN DASAR / ANGGARAN RUMAH TANGGA PERABOI TENTANG MPN 1. Anggaran Dasar Pasal V Ayat 9 Poin 4.C tentang organisasi PERABOI, tercantum bahwa sebagai badan khusus dalam PERABOI adalah MPN PERABOI dan Majelis Etik PERABOI. Pada AD PERABOI Pasal V ayat 9 tercantum sebagai berikut: O R G A N I S A S I Ayat 9 1. PERABOI adalah organisasi profesi kedokteran yang bergerak dalam penanggulangan penyakit tumor/kanker 2. PERABOI berbentuk badan hukum 3. PERABOI mengakui Ikatan Ahli Bedah Indonesia ( IKABI ) sebagai induk organisasi dan PERABOI merupakan anak organisasi 4. Susunan organisasi terdiri atas : a. Badan Legislatif & Yudikatif yaitu : Muktamar PERABOI Musyawarah Kerja PERABOI b. Badan Eksekutif yaitu : Pengurus Pusat PERABOI Pengurus cabang PERABOI c. Badan Khusus : Majelis Penilai Nasional PERABOI Majelis Etik PERABOI 2. Anggaran Rumah Tangga Pasal II Ayat 12 Tentang MPN meliputi status, Kekuasaan dan wewenang MPN. Pada ART Pasal II ayat 12 tercantum sebagai berikut: 4
6 Ayat 12 MAJELIS PENILAI NASIONAL a. Status: 1. Majelis Penilai Nasional ( MPN ) PERABOI adalah Badan Khusus dari PERABOI yang bersifat otonom, melaksanakan keputusan-keputusan Muktamar PERABOI yang berhubungan dengan pengelolaan Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah di wilayah Republik Indonesia. 2. Masa jabatan Majelis Penilai Nasional sama dengan masa jabatan Pengurus Pusat PERABOI yaitu 3 tahun 3. Anggota MPN harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Anggota biasa PERABOI Minimal telah 10 tahun bekerja sebagai dokter Subspesialis Onkologi Bedah dalam pendidikan Spesialisasi Bedah Diusulkan, diangkat dan ditetapkan oleh Muktamar 4. MPN dikoordinir oleh Ketua dan Wakil Ketua yang dipilih oleh anggota dan disahkan/ditetapkan oleh Muktamar PERABOI b. Kekuasaan dan Wewenang : 1. MPN berkewajiban untuk melakukan visitasi dan penilaian terhadap calon Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 2. Mengajukan calon Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah yang memenuhi persyaratan kepada Muktamar PERABOI untuk disahkan/ditetapkan oleh Muktamar PERABOI menjadi Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 3. Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 4. Melakukan penilaian terhadap calon peserta didik Subspesialisasi Onkologi Bedah yang diminta oleh Pusat Pendidikan untuk kemudian merekomendasikannya kembali ke Pusat Pendidikan yang bersangkutan 5
7 5. Melaksanakan ujian/evaluasi nasional terhadap peserta didik Subspesialisasi Onkologi Bedah yang diminta oleh Pusat Pendidikan 6. Melaporkan seluruh kegiatan pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah di wilayah Republik Indonesia kepada Muktamar PERABOI dan melantik Subspesialis Onkologi Bedah Indonesia yang baru lulus pada Muktamar PERABOI tersebut. 7. Menilai Dokter spesialis bedah yang mengikuti program Onkologi Bedah diluar negeri yang akan menjadi anggota PERABOI 8. MPN berhak menghentikan kegiatan pendidikan pada Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah jika dalam evaluasi dinilai tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan untuk pelaksanaan pendidikan, dan mempertanggungjawabkannya kepada Muktamar PERABOI 9. Menghentikan pendidikan peserta didik atas dasar permintaan Pusat Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah yang bersangkutan dan mempertanggungjawabkannya kepada Muktamar PERABOI 6
8 V. STRUKTUR ORGANISASI MPN PERABOI DAN TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN AGGOTA MPN PERABOI MPN PERABOI dikoordinir oleh seorang ketua MPN yang ditunjuk langsung oleh Muktamar. Ketua MPN dibantu oleh seorang wakil ketua MPN yang dipilih dari anggota MPN dan disetujui oleh anggota MPN. Anggota MPN dapat berjumlah 11 orang atau 13 orang atau 15 orang yang ditunjuk pada Muktamar PERABOI. Susunan anggota MPN yang ditetapkan oleh Muktamar ke VI PERABOI adalah: KETUA MPN : Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB (K) Onk ANGGOTA MPN : 1. Prof. dr. Adrie Mannopo, SpB (K) Onk 2. dr. Burmansjah, SpB (K) Onk 3. Dr. dr. med. Didid Tjindarbumi, SpB (K) Onk 4. dr. Didik S., SpB (K) Onk 5. dr. Djoko Handojo, SpB (K) Onk 6. Dr. dr. Humala Hutagalung, SpB (K) Onk 7. dr. Idral Darwis, SpB (K) Onk 8. dr. IB. Tjakra W. Manuaba, SpB (K) Onk 9. Prof. dr. John Pieter, SpB (K) Onk 10. Prof. dr. Muchlis Ramli, SpB (K) Onk. 11. Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB (K) Onk. 12. Prof. dr. Sunarto Reksoprawiro, SpB (K) Onk. 13. dr. Zafiral Azdi Albar, SpB (K) Onk. Sesuai ART pasal II ayat 12 dan hasil angket, diperlukan seorang Wakil Ketua MPN yang akan: a. mewakili Ketua MPN bila berhalangan. b. karena pertimbangan praktis / efisiensi, Ketua dapat meminta Wakil Ketua mewakilinya dalam acara-acara tertentu. Untuk masa bakti ini telah dimintakan kepada Prof. dr. Soenarto Reksoprawiro, SpB (K) Onk. untuk menduduki jabatan tersebut. 7
9 VI. TATA KERJA MPN PERABOI 1. Rapat Pleno MPN diadakan bersamaan dengan PIT dan MUNAS PERABOI di tempat yang sama. Bila diperlukan dapat diadakan rapat khusus di suatu tempat pada hari Sabtu atau Sabtu dan Minggu. 2. Rapat Pleno sebaiknya dihadiri oleh Ketua PP (ex officio), apabila ketua PP bukan anggota MPN dan dalam hal ini ia tidak mempunyai hak suara, tapi mempunyai hak bicara (memberikan pendapat) 3. Masalah yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut sebaiknya disusun terlebih dahulu dan diberikan kepada para anggota agar dapat dipelajari sebelumnya. Bila masalahnya tidak terlalu urgen, maka pembicaraan masalah tersebut dapat ditunda sampai rapat di PIT PERABOI atau permasalahan tersebut diajukan tertulis kepada para anggota untuk dimintakan pendapatnya. 4. Ketua dapat meminta seorang anggota PERABOI yang bertempat tinggal satu kota dengan Ketua untuk membantu mengepalai sekretariat, tetapi tanpa wewenang sebagai anggota MPN. 5. Jika diperlukan dapat dibentuk: a. Komisi Akreditasi / Penilai Pusat Pendidikan b. Komisi Penilai Dokter Subspesialis Onkologi Bedah lulusan luar negeri c. Komisi Kurikulum d. Komisi-komisi lain yang diperlukan. 8
10 6. MPN mempunyai wewenang untuk menghentikan sementara kegiatankegiatan Pusat Pendidikan, setelah dibicarakan dan diputuskan dalam sidang pleno disertai bukti-bukti kesalahan / kekurangan Pusat Pendidikan yang bersangkutan atas dasar visitasi Komisi Penilai yang ditugaskan untuk itu (ART ayat 12 point b 8). Wewenang menghentikan sementara kegiatan peserta didik adalah pada Pusat Pendidikan yang bersangkutan dan harus diketahui oleh Ketua MPN (ART ayat 12 point b 9). Kedua penghentian tersebut diatas perlu dilaporkan dalam MUNAS berikutnya. 7. Job Description Ketua, Wakil ketua dan anggota MPN PERABOI Belum ditetapkan dalam rapat pleno. 9
11 VII. PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PUSAT PENDIDIKAN SUB SPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1. Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah yang baru maupun yang sudah ada (yang lama) dinilai dengan norma-norma yang sama. 2. Yang dinilai adalah A. Tenaga Pengajar: Penilai, Pendidik dan Pembimbing a. Jumlahnya masing-masing sesuai Katalog Pendidikan Subspesialisasi Onkologi Bedah 1997 Bab II Point 2.4 b. Tingkat pendidikan, masa kerja, pengalaman dalam riset dan mengajar a. SDM dan fasilitas pada bagian-bagian lain yang menerima stase peserta didik (radiologi, PA dsb.). B. Tenaga Bantu a. Tenaga Tata Usaha b. Tenaga Perawat di Poliklinik, OK dan Ruangan. C. Fasilitas a. Berapa jumlah tempat tidur yang tersedia di ruang onkologi bedah b. Berapa jumlah kamar operasi untuk operasi onkologi c. Berapa jumlah han poliktinik onkologi per minggu d. Berapa jumlah pasien di ruangan, jumlah pasien poliklinik pada satu hari poliklinik dan berapa operasi per minggu serta jenis operasinya. e. Jumlah tersebut diatas harus dibagi jumlah peserta didik, sehingga kuosien (hasil bagi) tersebut mencapai angka patokan tertentu f. Adakah Bagian-bagian yang dapat menerima stase peserta didik (Radiologi, Patologi dsb.), dengan fasilitas dan SDM yang memadai. 10
12 g. Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Bagian Ilmu Bedah dengan textbook dan journal yang memadai. D. Kegiatan a. Kegiatan sehari-hari peserta didik yang terjadwal b. Berapa Karya Ilmiah yang dipublikasikan oleh peserta didik/pengajar dalam 1 tahun c. Berapa penelitian yang dilakukan oleh peserta didik/pengajar dalam 1 tahun d. Adakah kunjungan ke pusat-pusat lain, ke seminar, kongres dsb. oleh peserta didik/pengajar dalam 1 tahun VIII. PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK SUB SPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1. Yang bersangkutan harus memenuhi kriteria yang tercantum pada KATALOG PENDIDIKAN SUBSPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1997 BAB III point 1 tentang syarat calon peserta. 2. Yang bersangkutan harus membuat Surat Lamaran ke Pusat Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah yang dituju dengan memberi tembusan kepada Ketua MPN PERABOI. 3. Apabila syarat penerimaan calon peserta didik terpenuhi, maka diadakan seleksi dalam bentuk wawancara oleh Pusat Pendidikan Onkologi Bedah untuk menilai minat, watak dan etika yang bersangkutan, dilanjutkan dengan seleksi tertulis mengenai pengetahuan Onkologi untuk Dokter Spesialis Bedah Umum. 4. Semua hasil seleksi harus dimusyawarahkan dalam rapat staf, untuk kemudian diputuskan apakah calon peserta didik dapat diterima atau tidak. 5. Hasil rapat staf dilaporkan kepada Ketua MPN PERABOI 11
13 IX. PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN SUBSPESIALIS ONKOLOGI BEDAH 1. Pendidikan dilaksanakan minimal 4 semester dengan 46 SKS. 2. Pelaksanaan pendidikan berdasarkan Katalog Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah 1997 Revisi I. 3. Pada semester pertama peserta didik harus mengikuti tutorial / kuliah Ilmu Dasar Onkologi meliputi sejarah onkologi, epidemiologi, biologi molekuler, patologi penyakit kanker, imunologi, registrasi kanker dan metodologi penelitian. Disamping itu harus pula mempelajari cara menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus tumor payudara, tiroid, melanoma dan non melanoma. Pada semester ini peserta didik harus sudah merancang proposal penelitian dan harus mempublikasikan minimal satu karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional. 4. Pada semester dua peserta didik harus mengikuti tutorial, kuliah onkologi klinik meliputi dasar-dasar onkologi bedah, dasar-dasar onkologi medik, peran pemeriksaan penunjang dalam bidang onkologi, kedokteran nuklir diagnostik dan terapi, perawatan paliatif dan penanganan nyeri kanker serta rehabilitasi dalam bidang onkologi. Disamping itu harus mempelajari, menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaaan kasus-kasus tumor jaringan lunak, tumor kelenjar ludah, tumor rongga mulut dan tumor sistim linife. Pada semester ini peserta didik harus stase di bagian Patologi Anatomi, Radiologi dan Kedokteran Nuklir serta Onkologi Medik masing-masing selama 4 minggu. Peserta didik harus melaksanakan penelitian di bawah bimbingan staf pengajar dan mempublikasikan minimal 1 (satu) karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional. 5. Pada semester ketiga peserta didik harus mempelajari dan mempresentasikan kasus-kasus onkologi subbagian lain, dengan 12
14 melibatkan konsulen sub bagian yang bersangkutan sebagai narasumber yang meliputi: Sub Bagian Bedah Digestif Bagian Bedah Orthopaedi Sub Bagian Bedah Urologi Sub Bagian Bedah Anak Sub Bagian Bedah Thoraks Sub Bagian Bedah Vaskuler Bagian Bedah Saraf Disamping itu peserta didik juga harus mempelajari tentang tehnik rekonstruksi dan mempelajari lebih lanjut pengetahuan teori mengenai bedah onkologi serta melaksanakan penelitian di bawah bimbingan staf pengajar dan mempublikasikan minimal 1 (satu) karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional. 6. Pada semester keempat peserta didik harus melakukan pemantapan terhadap pengetahuan teori mengenai onkologi secara keseluruhan dan pemantapan keterampilan melakukan diagnostik, merencanakan terapi, persiapan operasi, melakukan tindakan operasi dan perawatan pasca operasi untuk semua kasus bedah onkologi. Pemantapan kemampuan dalam memberikan khemoterapi, terapi hormonal dan terapi imunologik Pada akhir semester keempat, peserta didik harus mempresentasikan hasil penelitiannya didepan para staf dan diharapkan penelitian yang dibuat harus setara dengan penelitian untuk pendidikan S III (format penelitian seperti dalam lampiran) dan disesuaikan dengan format yang berlaku pada Universitas yang bersangkutan. Disamping itu peserta didik harus mempublikasikan minimal 1 (satu) karya ilmiah pada Pertemuan Ilmiah Onkologi Tingkat Nasional atau internasional. 13
15 X. PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN UANG KAS MPN 1. MPN mempunyai kas tersendiri terlepas dari Pengurus Pusat PERABOI. 2. Uang pendapatan berasal dari iuran Pusat Pendidikan atas dasar perhitungan 5% dari setiap uang iuran peserta didik, yaitu 5% dari 2 juta per semester per peserta didik. 3. Pembayaran tersebut dimulai per 1 Januari Pengeluaran uang kas ini dipergunakan antara lain untuk: a. Biaya cetak mencetak kertas surat dsb. b. Photocopy surat-surat dsb. c. Perangko / Ongkos kirim d. Honor tenaga administrasi (pegawai pinjaman dari sub bagian Bedah Onkologi) e. Ongkos pulsa telepon untuk menghubungi para anggota 5. Harus dibuat laporan keuangan dan dilaporkan pada Musyawarah Nasional berikutnya. XI. PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN BOARD NASIONAL PERABOI Ujian dilaksanakan di Pusat Pendidikan yang pada saat ini berada di Jakarta, Bandung dan Makassar. 1. Waktu pelaksanaan ujian ditentukan oleh Pusat Pendidikan yang bersangkutan setelah attitude, psikomotor dan kognitif dari calon dievaluasi dan dinilai cukup baik untuk maju mengikuti ujian nasional dan telah memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Buku Katalog Pendidikan Subspesialis Onkologi Bedah 1997 (Edisi Revisi). Evaluasi tersebut dapat dilakukan melalui Ujian Lokal. 2. Ketua Pusat Pendidikan mengajukan usul tertulis, dapat didahului dengan pembicaraan per telepon, kepada Ketua MPN tentang waktu pelaksanaan ujian dan syarat-syarat ujian. Ketua MPN akan memilih seorang atau lebih 14
16 anggota MPN berdasarkan urutan dalam daftar alfabet yang telah disusun. Seorang penguji untuk tiap satu orang peserta ujian. Bila yang diminta tidak bersedia atau berhalangan, maka diminta anggota urutan berikutnya dan pada ujian berikutnya anggota yang dilewati itu dimintakan kembali untuk menjadi penguji pada ujian berikutnya. Untuk tiap calon peserta ujian ditunjuk seorang penguji dari anggota MPN dan dua orang penguji lokal dimana salah seorang diantaranya adalah pembimbing karya ilmiah akhir. Ketua MPN sebaiknya hadir pada setiap ujian tersebut untuk menilai situasi ujian. Jika Ketua berhalangan hadir dapat diwakilkan kepada Wakil Ketua. 3. Biaya transport dan akomodasi penguji maupun Ketua / Wakil Ketua MPN ditanggung oleh Pusat Pendidikan yang mengadakan ujian tersebut. 4. Anggota PERABOI yang pada saat sekarang belum memenuhi syarat untuk menjadi penguji dapat ikut hadir pada ujian tersebut sebagai peninjau untuk mempersiapkan diri menjadi penguji. Segala biaya transport / akomodasi dll. ditanggung oleh yang bersangkutan sendiri. Untuk dapat hadir pada ujian tersebut anggota PERABOI tersebut harus mengajukan permohonan tertulis kepada Ketua MPN, kecuali anggota PERABOI yang berada di Pusat Pendidikan yang mengadakan ujian tersebut. 5. Pada setiap ujian dibuatkan proses verbal (berita acara) yang seragam dan harus ditandatangani oleh para penguji dan diketahui oleh Ketua / Wakil Ketua MPN yang menghadiri ujian tersebut. 6. Materi ujian adalah: a. Karya Ilmiah Akhir berupa penelitian yang bermutu sesuai dengan tingkat Pendidikan Subspesialis (diusahakan setara dengan S III). b. Ujian kasus yang telah dikerjakan sendiri oleh peserta ujian mulai dari pemeriksaan pasien untuk menegakkan diagnosis, persiapan. operasi, tindakan operasi sampai pengelolaan pasca operasi dan "follow up" selanjutnya. c. Simulasi kasus Onkologi Bedah yang diajukan oleh penguji. d. Pertanyaan teori tentang semua masalah. 15
17 7. Agar ujian-ujian tersebut mutunya sama bagi tiap peserta ujian, maka akan dibuatkan daftar petunjuk pertanyaan standar sehingga tercapai hasil penilaian yang sama. 8. Pada ujian juga ditanyakan tentang organisasi dan kode etik PERABOI untuk merangsang peserta didik mencintai perhimpunannya tetapi untuk pertanyaan ini tidak diberi nilai. 9. Penilaian: a. Nilai yang diberikan berkisar dari A sampai C yang berasal dari datadata nilai materi a sampai dengan d b. Nilai lulus adalah: A dan B c. Nilai akhir C tidak lulus d. Bila nilai masing-masing materi mendapat satu nilai C dan ada satu nilai A sebagai pengimbang maka dapat dipertimbangkan untuk lulus. 10. Predikat Kelulusan a. Predikat Summa Cum Laude hanya diberikan kepada Peserta Ujian yang mendapat nilai A untuk semua materi (a s/d d) dan semua Penguji berpendapat bahwa Peserta Ujian tersebut seharusnya memperoleh nilai yang lebih tinggi dari nilai A dan lama pendidikan dapat diselesaikan maksimal 4 semester. b. Cum Laude apabila mendapat nilai lulus A dan lama Pendidikan maksimal 5 semester c. Sangat Memuaskan apabila mendapat nilai lulus A dan B lama pendidikan maksimal 5 semester. d. Memuaskan apabila mendapat nilai lulus B dan lama pendidikan lebih dari 5 semester 11. Setiap peserta didik yang lulus harus diinformasikan oleh Ketua MPN kepada seluruh anggota MPN dan kepada Ketua Pengurus Pusat PERABOI. 12. Peserta Didik yang lulus diberi surat Tanda Lulus oleh Ketua MPN dan akan ditukar dengan Sertifikat yang ditandatangani oleh Ketua MPN, Ketua PP PERABOI pada pelantikan anggota baru yang dilakukan pada 16
18 Muktamar PERABOI. 13. Gelar yang berhak disandang adalah SpB. (K) Onk. (Spesialis Bedah Konsultan Onkologi). 17
19 Lampiran 1 FORMAT PENELITIAN AKHIR CALON SUB SPESIALIS ONKOLOGI BEDAH No. MATERI 1. Jenis Penelitian a. Penelitian kohort b. Penelitian analisis Tipe: observasional, uji diagnostik, korelasional dengan pengambilan data prospektif c. Penelitian deskriptif Tipe: observasional, uji diagnostik, survey dengan pengambilan data prospektif tidak langsung d. Penelitian deskriptif Tipe: observasional survey dengan pengambilan data retrospektif 2. Judul Penelitian merupakan: Prediksi jawaban terhadap identifikasi masalah 3. Sistematika Dasar Penelitian Terdiri atas: a. Latar belakang a. Identifikasi masalah b. Maksud dan tujuan c. Kegunaan d. Kerangka pemikiran, premis dan hipotesis 4. Sistematika Metodologi Penelitian Terdiri atas: a. Jenis penelitian b. Metoda penelitian c. Langkah penelitian d. Identifikasi variabel e. Definisi operasional f. Analisis data g. Tempat & waktu penelitian 5. Sistematika Hasil Penelitian Terdiri atas: a. Tabel-tabel kelengkapan b. Pembahasan, dinilai sesuai atau tidak dengan ρ yang ditetapkan c. Ujian hipotensis, sesuai dengan hipotensis O atau hopotensis A 6. Cara Mendapatkan Jumlah Sample Objek Penelitian - Dihitung dengan minus - Ditetapkan dengan waktu 7. Menilai Kekuatan Penelitian a. Bias dihitung atau tidak b. Nilai kepercayaan yang digunakan - 99% ρ 0,01-95 % ρ 0,05 8. Perhitungan Statistik: Menggunakan 1 sistim atau 2 sistim atau menggunakan > 2 sistim + korelasi 18
20 Lampiran 2 TATA CARA PENILAIAN UJIAN BOARD NASIONAL PERABOI 1. Ujian Penelitian No. Materi Nilai Nilai Akhir 1. Judul Penelitian a. Dapat menjelaskan dengan baik maksud yang terkandung pada judul penelitian b. Tidak dapat menjelaskan dengan baik maksud yang terkandung pada judul penelitian 2. Latar Belakang Penelitian latar belakang penelitian b. Dapat menjelaskan tentang latar belakang penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik latar belakang penelitian 3. Identifikasi Masalah Penelitian identifikasi masalah penelitian b. Dapat menjelaskan tentang identifikasi masalah penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik identifikasi masalah penelitian 4. Maksud dan Tujuan Penelitian maksud dan tujuan penelitian b. Dapat menjelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik maksud dan tujuan penelitian 5. Kerangka Pemlkiran Penelitian kerangka pemikiran penelitian meliputi penyusunan premis dan pengambilan hipotesis b. Dapat menjelaskan tentang kerangka pemikiran penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik kerangka pemikiran penelitian 19
21 6 Metodologi Penelitian metodologi penelitian meliputi bentuk penelitian, penentuan jumlah sampel, variabel dan perhitungan statistik b. Dapat menjelaskan tentang metodologi penelitian tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik metodologi penelitian 7. Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian dan pembahasan b. Dapat menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik hasil penelitian dan pembahasan 8. Kesimpulan Penelitian dan Saran cara mengambil kesimpulan penelitian dan menyusun saran yang berhubungan dengan penelitian b. Dapat menjelaskan tentang kesimpulan penelitian dan saran tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik kesimpulan penelitian dan saran Catatan: dalam buku penelitiannya itu harus tertera dengan jelas, masing-masing item tersebut diatas dan ia dapat menjelaskan apa yang telah ditulisnya. Dapat ditanyakan pula hal-hal yang diluar 8 item tersebut di atas dan pemberian nilai seperti di atas. 20
22 2. Ujian Kasus No. Materi Nilai Nilai Akhir 1. Penegakkan Diagnosis cara menegakkan diagnosis meliputi anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sebagai dasar diagnosis. b. Dapat menjelaskan cara menegakkan diagnosis tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan cara menegakkan diagnosis 2. Rencana Terapi rencana terapi b. Dapat menjelaskan tentang rencana terapi tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik rencana terapi 3. Tindakan Operasi tindakan operasi meliputi indikasi, tekhnik dan komplikasi b. Dapat menjelaskan tentang tindakan operasi tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik tindakan operasi 4. Follow Up rencana follow up b. Dapat menjelaskan tentang rencana follow up tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan dengan baik rencana follow up Catatan: - Dalam case presentation tersebut harus tertulis dengan jelas masalah yang dipertanyakan dan peserta ujian harus dapat menjelaskan secara lisan dengan baik - Pertanyaan lain diluar standar di atas dapat diajukan dan pemberian nilai seperti di atas. 21
23 3. Ujian Teori Onkologi No. Materi Nilai Nilai Akhir 1. Biologi Molekuler tentang onkogen, gen suppressor, apoptosis dan onkogenesis b. Dapat menjelaskan tentang biologi molekuler tetapi tidak lengkap c. Tidak dapat menjelaskan tentang biologi molekuler 2. Onkologi Bedah tentang prinsip-prinsip onkologi bedah b. Dapat menjelaskan tentang onkologi bedah tetapi tidak lengkap c.tidak dapat menjelaskan dengan baik tentang onkologi bedah 3. Kemoterapi tentang kemoterapi meliputi siklus sel, kemoterapi adjuvant, neo adjuvant, prinsipprinsip kemoterapi dan cara pemberian kemoterapi b. Dapat menjelaskan tentang kemoterapi tetapi tidak lengkap c.tidak dapat menjelaskan dengan baik tentang kemoterapi 4. Radioterapi a.dapat menjelaskan dengan baik dan lengkap tentang radioterapi meliputi prinsip-prinsip radioterapi, alat radioterapi internal dan eksternal dan mekanisme kerjanya b.dapat menjelaskan tentang radioterapi tetapi tidak lengkap d.tidak dapat menjelaskan dengan baik tentang radioterapi 22
24 4. Penilaian Akhir No. Materi Ujian Nilai 1. Ujian Penelitian 2. Ujian Kasus 3. Ujian Teori Onkologi Nilai rata-rata 5. Korelasi Angka dengan Huruf Mutu = A = B = C 23
MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.
Revisi 2009 MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker
Lebih terperinciSTANDAR PROFESI DAN STANDAR FASILITAS PELAYANAN BEDAH ONKOLOGI PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA 2006
STANDAR PROFESI DAN STANDAR FASILITAS PELAYANAN BEDAH ONKOLOGI PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA 2006 KATA PENGANTAR Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Ilahi atas kemudahan yang
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) 2016 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DOKTER SPESIALIS
Lebih terperinciBAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU
PANDUAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 351/H23/DT/2009 TGL 31 AGUSTUS 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam
Lebih terperinciPEDOMAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS KONSULTAN BEDAH ONKOLOGI
PEDOMAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS KONSULTAN BEDAH ONKOLOGI 2009 REVISI KEDUA PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) KATA PENGANTAR REVISI KEDUA 2009 Penyakit kanker masih merupakan penyakit
Lebih terperinciKEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : a. bahwa guna menjalankan tugas dan fungsinya
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 375/H23/DT/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I NAMA dan KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Organisasi ini bernama Asosiasi Dewan Editor Indonesia yang disingkat ADEI (2) ADEI adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan dan non-profit,
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang
Lebih terperinciKETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : (a) bahwa guna menjalankan tugas dan fungsinya sesuai
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
MANUAL PROSEDUR KEGIATAN BIDANG AKADEMIK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 (PPDS-1) ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 DAFTAR ISI Daftar isi MANUAL PROSEDUR
Lebih terperinciAMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 22/SK/K01-SA/2003 TENTANG AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK
Lebih terperinciASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA BAB I PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN ANGGOTA Pasal 1 1. Permintaan untuk menjadi anggota, dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jalan Prof.dr. HR. Boenjamin No. 708 Kotak Pos 115 Purwokerto 53122 Telp (0281) 635292 hunting Faks. 631802 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI
PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) A. UJIAN KUALIFIKASI 1. Ujian Kualifikasi a. Ujian kualifikasi terdiri atas ujian lisan dan tulis yang pelaksanaannya merupakan satu kesatuan. b.
Lebih terperinciOktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r
Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF
KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI 2016-2017 MPA PPI TURKI 2016-2017 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA (PPI) TURKI PERIODE 2016-2017 BAB I SIFAT Pasal 1 1.
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Akademik ini yang dimaksud dengan : (1) Pendidikan Profesi Dokter adalah
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA NOMOR: 02/BPM FIK UI/II/2016 TENTANG PENGAWASAN LEMBAGA FORMAL KEMAHASISWAAN
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 02/BPM FIK UI/II/2016 TENTANG PENGAWASAN LEMBAGA FORMAL KEMAHASISWAAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciIKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG
IKATAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI IM KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA STT TERPADU NURUL FIKRI NOMOR 002/TAP/DPM IM STT NF/II/2015 TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA DAN
Lebih terperinciPERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.351, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Fungsi. Tugas. Wewenang. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciPERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI
PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS AKREDITASI
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang
Lebih terperinciATURAN DASAR IKM FMIPA UI
ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah
Lebih terperinciKELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MUSYAWARAH UMUM MAHASISWA FAKULTAS (MUMF) 2015
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (ART KM FEB UB) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KM FEB UB adalah Mahasiswa Aktif S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN
ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA 2011-2016 PENDAHULUAN Sejarah terbentuknya Asosiasi Dosen pendidikan guru sekolah dasar di Indonesia didasari dengan adanya keinginan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Kriteria Anggota 1. Anggota Biasa adalah dokter, warga negara Indonesia,
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG
1 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H
ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, yang pada awalnya tergabung dalam Perhimpunan Neurologi, Psikiatri dan Neurochirurgi
Lebih terperinciATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM
ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA KOMISI INFORMASI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA
Lebih terperinciSekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI, KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Nomor: 05/TAP/BPM FF UI/IV/15 Tentang PEDOMAN DAN MEKANISME PENGAWASAN LEMBAGA EKSEKUTIF Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 10/ TAP / DPM UI / III / 2014
IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 10/ TAP / DPM UI / III / 2014 TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan
TAHAPAN PENYUSUNAN PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Nemuel Daniel Pah nemuelpah@staff.ubaya.ac.id BUKU PEDOMAN AKADEMIK Buku yang memberikan informasi
Lebih terperinciRANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
1 RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan tata tertib ini yang dimaksud dengan: a. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi yang sepenuhnya
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU
ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Indonesian Association for Public Administration (IAPA)
Lebih terperinciRISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Rapat / Sidang Rapat Komisi Kelembagaan (K II) Senat Akademik ITB No. : 14/RK2 SA ITB/20150429 Hari / Tanggal Rabu / 29 April 2015 Waktu pkl. 15.30 18.00 Tempat Peserta Ruang Rapat Senat Akademik Balai
Lebih terperinciANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI
ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI
Lebih terperinciASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA (AIPGI)
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA (AIPGI) Disahkan Tanggal 21 Februari 2014 di Bogor Jawa Barat Pada Acara Muktamar Ke-3 Asosiasi Institusi
Lebih terperinciPERATURAN TUGAS AKHIR
PERATURAN TUGAS AKHIR 1. Pengertian Tugas Akhir ( TA ) Tugas Akhir adalah salah satu mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas, memiliki bobot 5 Satuan Kredit Semester ( SKS
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA PENDAHULUAN Sebagai penjabaran dan pelaksanaan Anggaran Dasar, maka disusunlah Anggaran Rumah Tangga Ikatan Alumni SMA Negeri 8 Jakarta ini
Lebih terperinciBUKU ISIAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN P2KB (BUKU LOG) PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI INDONESIA DAN KOLEGIUM RADIOLOGI INDONESIA
BUKU ISIAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN P2KB (BUKU LOG) PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI INDONESIA DAN KOLEGIUM RADIOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI INDONESIA 2007 KATA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2015 BPH MIGAS. Komite BPH Migas. Tugas. Wewenang. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA
Lebih terperinciPERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO Bachtiar Saruddin Komite Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
Lebih terperinciContinuing Professional Development (CPD) IAPI adalahe suatu program yang dirancang dalam upaya pembinaan (oversight) bersistem untuk meningkatkan
Continuing Professional Development (CPD) IAPI adalahe suatu program yang dirancang dalam upaya pembinaan (oversight) bersistem untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT DAN MAJELIS KEHORMATAN ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA PERSI - MAKERSI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang baik, bermutu, profesional,
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA PPDS I PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ADMINISTRASI FKUB/RSSA
INSTRUKSI KERJA PPDS I PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI ADMINISTRASI FKUB/RSSA ADMINISTRASI Tugas Pokok Sesuai dengan Surat Kontrak dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, tugas Pokok dari
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Tim Penyusun: Komisi Skripsi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Hal. 1 dari 10 SOP ini disahkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.617, 2015 KKI. Pelanggaran Disiplin. Dokter dan Dokter Gigi. Dugaan. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.352, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Tata Cara. Penanganan. Kasus. Pelanggaran Disiplin. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011
Lebih terperinciRISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Rapat / Sidang Rapat Komisi Kelembagaan (K II) Senat Akademik ITB No. : 12/RK2 SA ITB/20150311 Hari / Tanggal Rabu / 11 Maret 2015 Waktu pkl. 15.30 17.15 Tempat Peserta Ruang Rapat Senat Akademik Balai
Lebih terperinciGUGUS JAMINAN MUTU DR.IR.HARSUKO RINIWATI,MP
GUGUS JAMINAN MUTU DR.IR.HARSUKO RINIWATI,MP MATERI ujian pada setiap tahapan untuk Magister dan Doktor Lama studi magister dan doktor Tata cara pengajuan dosen pembimbing dan promotor Tata cara permohonan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA Pasal 1 (1) Ikatan Pensiunan Pelabuhan Indonesia II disingkat IKAPENDA sebagaimana
Lebih terperinciATURAN DASAR IKM FMIPA UI
ATURAN DASAR IKM FMIPA UI BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dengan: 1) UI adalah Universitas Indonesia 2) FMIPA UI adalah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI 3) IKM FMIPA UI adalah
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI
PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciManual Prosedur Tesis
Manual Prosedur Tesis Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2012 Manual Prosedur Tesis Kode Dokumen : 00203 06019 Revisi : 4 Tanggal : 30 Agustus 2012 Diajukan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN
1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA BAB I U S A H A Pasal 1 U s a h a (1) Kegiatan usaha yang diatur dalam Anggaran Dasar HPJI diselenggarakan dengan acuan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciMusyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional
Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia Keputusan No. 002/Munas-6/IROPIN/II/2016 tentang Tata Tertib Musyawarah Nasional Musyawarah Nasional VI Refraksionis Optisien Indonesia yang
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016
MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016 MANUAL PROSEDUR PENERIMAAN PESERTA PPDS I PROGRAM STUDI Tujuan : Menerangkan proses penerimaan peserta PPDS
Lebih terperinciBAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15
ANGGARAN DASAR BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15 (1) Pengambilan keputusan organisasi dilaksanakan dalam forum musyawarah dan mufakat. 14 (2) Forum musyawarah dan mufakat diselenggarakan dalam bentuk:
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia disingkat IAKMI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Public Health
Lebih terperinciFORMULIR APLIKASI FINASIM 2017
(semua kolom harus diisi lengkap oleh pemohon) FORMULIR APLIKASI FINASIM 2017 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA FELLOW OF THE INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE (FINASIM) I. DATA
Lebih terperinciPERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS
PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO
KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan Kongres I ISKINDO, Panitia
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3)
Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor : 458/H4/P/2007 Tanggal : 20 Maret 2007 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3) PPD.PPs-UH.AKAD.1 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Revisi Pertama
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)
ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) LAMPIRAN HASIL REKOMENDASI PLENO KONGRES IX IKORTI Bali, 9 Oktober 2014 ANGGARAN DASAR IKATAN
Lebih terperinciBADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI,
KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Nomor : 01/TUS/BPM FF UI/XII/13 Tentang TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN MAHASISWA PERIODE 2014 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Perwakilan Mahasiswa FakultasFarmasi
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
REVISI KEPUTUSAN DEKAN NOMOR TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI UNIVERSITAS BRAWIJAYA DEKAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan penyelenggaraan pendidikan, penelitian,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA 2013
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA 2013 6 th National Congress and 18 th Annual Scientific Meeting Indonesian Society Of Neurological Surgeons (PERSPEBSI)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER
Lebih terperinciPROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp
PROFIL PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN PROFESI DOKTER SPESIALIS I (PMKPDSp I) ILMU PENYAKIT DALAM FKUI/RSCM Siti Setiati Disampaikan dalam seminar mahasiswa FKUI DOCTOR S S CAREER UPDATE 26 Januari 2008 PENGELOLA
Lebih terperinciK O M I S I I N F O R M A S I
K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA BAB I PEMBUKAAN Pasal 1 Penjelasan Umum (1) Anggaran Rumah Tangga Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi Indonesia yang selanjutnya
Lebih terperinciKEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 70 / KPTS / LPJK / D / VIII / 2001
KEPUTUSAN DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 70 / KPTS / LPJK / D / VIII / 2001 T E N T A N G PEDOMAN AKREDITASI ASOSIASI PROFESI JASA KONSTRUKSI DEWAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 07/TAP/DPMUI/III/2014 TENTANG PROSEDUR TETAP HUBUNGAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 06/TAP/BPM FMIPA UI/III/13.
KETETAPAN UNIVERSITAS INDONESIA No.: 06/TAP/BPM FMIPA UI/III/13 Tentang ATURAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA UNIVERSITAS INDONESIA PERIODE 2013 Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Perwakilan Mahasiswa
Lebih terperinciA. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota
I.PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi medik
Lebih terperinciTATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) PROVINSI LAMPUNG. Pasal 1 NAMA DAN STATUS
TATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) Pasal 1 NAMA DAN STATUS 1. Nama Rapat ini adalah Musyawarah Provinsi (MUSPROV) Dewan Pimpinan Cabang Himpunan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PSIKOLOGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PSIKOLOGI CALON TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 84 Keputusan Majelis
Lebih terperinciPEDOMAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
PEDOMAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING Daftar isi 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. TUJUAN... 1 1.2. MATERI POKOK... 1 1.3. PRASYARAT... 1 2. PROPOSAL TUGAS AKHIR... 1 2.1. UMUM...
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI ) Mukadimah
ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI ) Mukadimah Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami dokter spesialis saraf Indonesia dalam rangka mengisi kemerdekaan demi tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),
BAB I PENDAHULUAN Keberadaan profesi medis di rumah sakit sangat penting dan strategis dalam menentukan arah pengembangan dan kemajuan suatu rumah sakit. Maka pengorganisasian dan pemberdayaan profesi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.856, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KKI. Dokter. Dokter Gigi. Kompetensi Yang Sama. Pengesahan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN KOMPETENSI YANG SAMA
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN RUMAH TANGGA halaman 1 dari 14 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM Pasal 1 Sekretariat organisasi Himpunan Fisika Medik Indonesia, yang selanjutnya disebut Himpunan, berkedudukan di
Lebih terperinci