ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA 2013

Transkripsi

1 ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA th National Congress and 18 th Annual Scientific Meeting Indonesian Society Of Neurological Surgeons (PERSPEBSI) September 24-28, 2013 Surakarta

2 ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA (A D P E R S P E B S I) MUKADIMAH Sadar akan pentingnya Ilmu Bedah Saraf di Indonesia sebagai alat untuk mempertinggi kebahagiaan hidup bagi sebagian rakyat Indonesia dan untuk ikut serta mempertinggi martabat bangsa Indonesia ; Sadar akan perlunya kerjasama yang erat antara para Spesialis Bedah Saraf di Indonesia, maupun pentingnya hubungan akan kerjasama antara para Spesialis Bedah Saraf di Indonesia dan para Spesialis Bedah Saraf di Luar Negeri ; Maka untuk membina dan memupuk Ilmu Bedah Saraf di Indonesia, para Spesialis Bedah Saraf di Indonesia, yang terdiri dari ; 1. Professor Doktor SK. Handoyo 2. Doktor Iskarno 3. Dokter Padmosantjojo 4. Dokter Beny Atmadja Wirjomartani 5. Dokter P. Sudiharto 6. Dokter Kahdar 7. Dokter Hilman 8. Dokter Umar Kasan 9. Dokter Sajid Darmadipura 10. Dokter Amanullah pada tanggal tujuh belas Nopember Seribu Sembilan Ratus Delapan Puluh telah berkumpul di Bandung, bertempat di Jalan Progo no.3 Bandung dan bersepakat untuk membentuk suatu perkumpulan dengan memakai nama IKATAN AHLI BEDAH SARAF INDONESIA [COLLEGE OF NEUROSURGERY OF INDONESIA]. Sejalan dengan perkembangan jumlah spesialis bedah saraf maupun peraturan tentang organisasi perhimpunan dokter spesialis, maka telah disusun anggaran dasar sebagai berikut : 45

3 BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN P a s a l 1 Organisasi ini bernama Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia disingkat PERSPEBSI. Dalam hubungan internasional digunakan nama : INDONESIAN SOCIETY OF NEUROLOGICAL SURGEON (ISNS). P a s a l 2 PERSPEBSI didirikan pada tanggal Tujuh belas Nopember Seribu Sembilan Ratus Delapan Puluh di Bandung untuk waktu yang tidak ditentukan. P a s a l 3 1. Sekretariat Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia berkedudukan di Ibukota negara Republik Indonesia. 2. PERSPEBSI adalah satu-satunya perhimpunan spesialis bedah saraf yang menampung seluruh spesialis bedah saraf di Indonesia BAB II DASAR DAN TUJUAN P a s a l 4 PERSPEBSI berdasarkan Pancasila dan UUD 45, dengan ketinggian budi pekerti dan Keluhuran jiwa, sebagaimana tersimpul dalam sumpah Hippocrates. P a s a l 5 PERSPEBSI didirikan dengan tujuan memelihara, memupuk, meningkatkan dan mengembangkan Ilmu Bedah Saraf untuk diamalkan demi kesejahteraan masyarakat. BAB III IDENTITAS ORGANISASI Pasal 6 PERSPEBSI mempunyai lambang 46

4 Pasal 7 PERSPEBSI mempunyai lagu berupa Mars dan Hymne. BAB IV USAHA P a s a l 8 Menghimpun dan mempersatukan semua Spesialis Bedah Saraf Indonesia dalam rasa kekeluargaan dan solidaritas. P a s a l 9 Menyelenggarakan kerja sama dalam meningkatkan kualitas pelayanan Bedah Saraf, dalam upaya menekan angka kesakitan dan angka kematian. P a s a l 10 Menyelenggarakan kerja sama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, latihan serta penelitian dalam bidang Bedah Saraf. P a s a l 11 Mengadakan kerjasama dengan perhimpunan / badan atau perorangan yang memiliki tujuan yang sama dari dalam maupun luar negeri, sebagai upaya pengembangan organisasi PERSPEBSI. P a s a l 12 Mengadakan lain-lain usaha yang sesuai dengan tujuan organisasi, tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku B A B V ORGANISASI P a s a l 13 PERSPEBSI adalah organisasi profesi spesialis yang bergerak dalam bidang Ilmu Bedah Saraf dan bernaung di bawah IDI 47

5 P a s a l 14 Susunan Organisasi terdiri atas Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang dan Badan-badan Khusus. P a s a l 15 Kelengkapan organisasi adalah Muktamar (Rapat Anggota Paripurna) dan Rapat Anggota lainnya. B A B VI KEANGGOTAAN P a s a l 16 PERSPEBSI beranggotakan Anggota Biasa, Anggota Muda, Anggota Luar Biasa, dan Anggota Kehormatan. B A B VI KEUANGAN P a s a l 17 Keuangan didapat dari Iuran Keanggotaan dan Pendapatan Lain yang sah. B A B VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR P a s a l 18 Anggaran Dasar hanya dapat dirubah oleh Muktamar dan atau Rapat Anggota Luar Biasa yang diadakan khusus untuk itu. B A B VIII PEMBUBARAN ORGANISASI P a s al PERSPEBSI hanya dapat dibubarkan oleh Muktamar yang diadakan khusus untuk itu. 48

6 2. Kekayaan dan hak milik PERSPEBSI setelah pembubaran organisasi akan diserahkan kepada Badan-badan Sosial atau Organisasi-organisasi yang ditetapkan oleh Muktamar. B A B IX Aturan Tambahan P a s a l 20 Hal-hal yang belum tercantum dan atau belum cukup jelas pada anggaran dasar ini, akan dicantumkan dalam anggaran rumah tangga yang tidak menyimpang atau bertentangan dari anggaran dasar. ℵ 49

7 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA (A R T P E R S P E B S I) BAB I ORGANISASI Pasal 1 PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA (PERSPEBSI) ADALAH PERUBAHAN NAMA DARI IKATAN AHLI BEDAH SARAF INDONESIA. P a s a l 2 M u k t a m a r 1. Muktamar merupakan kekuasaan tertinggi organisasi. 2. Dihadiri oleh Pengurus Pusat, Badan Khusus tingkat pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, anggota, dan undangan khusus 3. Muktamar diadakan 4 tahun sekali. 4. Muktamar mempunyai 2 macam sidang, yaitu Sidang Organisasi dan Sidang Ilmiah. 5. Sidang organisasi dalam muktamar dipimpin oleh ketua sidang yang dipilih dalam rapat anggota paripurna 6. Muktamar berwenang untuk : a. Mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan, dan program. b. Menerima atau menolak laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat dan badan-badan khusus c. Memilih ketua (untuk menjadi ketua) terpilih pada periode baru. Menetapkan (Mengangkat) ketua terpilih menjadi ketua umum periode baru, dan membubarkan Pengurus Pusat lama. d. Menetapkan tempat dan penyelenggaraan muktamar berikutnya 7. Hak bicara dan hak suara : a. Anggota Biasa yang hadir dalam sidang mempunyai hak suara dan hak bicara. b. Anggota Muda, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan hanya memiliki hak bicara. c. Anggota Biasa yang hadir hanya dapat mewakili 1 (satu) suara Anggota Biasa yang tidak hadir, dengan surat kuasa bermeterai dan disahkan oleh ketua sidang organisasi. d. Hak suara cabang, akan diatur kemudian. 8. Keputusan muktamar diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Keputusan dianggap sah bila dihadiri lebih dari separuh anggota biasa dan mencakup sekurang-kurangnya 50%+1 suara 50

8 Bila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara. Keputusan adalah sah apabila disetujui oleh minimal 50 % + 1 suara sah yang ada. Bila jumlah peserta tidak mencapai 50 %+1 maka sidang dapat ditunda untuk waktu yang harus disepakati oleh anggota yang hadir, maksimal 30 menit. Setelah itu muktamar dianggap sah dengan jumlah peserta yang hadir. Apabila pemungutan suara 2 kali berturut-turut masih menghasilkan jumlah suara yang sama, yang sifatnya bertentangan, maka ketua sidang berhak mengambil keputusan. 9. Pengaturan sidang organisasi ditetapkan dalam tata tertib muktamar yang dihasilkan oleh panitia pelaksana muktamar, dan disahkan dalam muktamar Panitia pelaksana muktamar adalah panitia yang dibentuk oleh Pengurus Pusat untuk melaksanakan muktamar P a s a l 3 Pengurus Pusat 1. Merupakan badan eksekutif tertinggi untuk tingkat pusat 2. Susunan pengurus pusat adalah Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara Dan Ketua Ketua Komisi. 3. Ketua terpilih dipilih dalam muktamar atau rapat anggota luar biasa, dari anggota biasa yang hadir, dan langsung menjadi wakil ketua umum. 4. Pada periode kepengurusan berikutnya ketua terpilih secara sah manjadi ketua umum Pengurus Pusat. 5. Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan, wakil ketua umum yang secara sah menjadi ketua umum telah menetapkan susunan kepengurusannya. 6. Pengurus Pusat yang terbentuk akan disahkan dengan Surat keputusan ketua umum. 7. Masa bakti pengurus pusat adalah 4 tahun. Dalam keadaan ketua umum secara permanen berhalangan untuk memangku jabatan sebelum masa kepengurusan habis, maka wakil ketua umum secara sah merangkap jabatan ketua umum sampai habisnya periode kepengurusan ketua umum yang lama. 8. Apabila wakil ketua umum secara permanen berhalangan, maka jabatan wakil ketua umum dikosongkan dan muktamar berikutnya memilih ketua umum dan ketua terpilih yang baru. 9. Dapat membentuk badan pelengkap sesuai dengan kebutuhan organisasi. 10. Melaksanakan keputusan muktamar. 11. Memberi pertanggung jawaban kegiatan selama masa bakti kepada muktamar. 12. Ketua terpilih tidak boleh dipilih lebih dari dua kali 13. Pengurus Pusat harus mengusahakan kesejahteraan anggota. 51

9 Pasal 4 Pengurus Wilayah 1. Merupakan badan eksekutif tertinggi pada tingkat wilayah 2. Terdiri dari ketua, sekertaris dan bendahara dan badan-badan khusus sesuai dengan kebutuhan wilayah 3. Pengurus Wilayah dipilih oleh rapat pengurus cabang dalam satu wilayah. 4. Masa jabatan pengurus wilayah adalah 4 tahun berakhir 3 bulan setelah muktamar. 5. Pengurus wilayah disahkan oleh Pengurus Pusat dengan surat keputusan Pengurus Pusat. 6. Pengurus wilayah harus melengkapi susunan kepengurusannya paling lambat satu bulan setelah terpilih. 7. Pengurus wilayah merupakan koordinator dari pengurus cabang yang ada diwilayahnya. P a s a l 5 Pengurus Cabang 1. Merupakan badan eksekutif tertinggi pada tingkat cabang. 2. Terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara dan badan-badan khusus sesuai dengan kebutuhan cabang 3. Pengurus Cabang dipilih dalam rapat anggota cabang menjelang muktamar. 4. Pengurus Cabang disahkan oleh Pengurus Pusat dengan surat keputusan Pengurus Pusat 5. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 4 tahun dan berakhir satu bulan setelah muktamar. 6. Pengurus cabang menjabarkan kebijaksanaan Pengurus Pusat, dan menjalankan program yang disusun oleh rapat anggota. 7. Anggota yang berada di daerah yang belum mempunyai cabang maka akan ditetapkan oleh pengurus pusat. P a s a l 6 Pembentukan Wilayah dan Cabang 1. Wilayah dapat didirikan apabila mencakup sedikit-dikitnya 3 cabang dan atau 15 anggota. 2. Cabang dapat didirikan dengan sedikit-dikitnya 5 anggota yang sesuai domisilinya. 3. Muktamar menetapkan terbentuknya wilayah dan cabang. 52

10 BAB II KEANGGOTAAN Pasal 7 Keanggotaan PERSPEBSI 1. Anggota Biasa adalah Spesialis Bedah Saraf warga negara Republik Indonesia yang diakui oleh Konsil Kedokteran Indonesia (yang diakui oleh Konsil Kedokteran Indonesia) 2. Anggota Muda adalah dokter yang sedang dalam pendidikan Spesialis Bedah Saraf. 3. Anggota Kehormatan adalah mereka yang berjasa terhadap Ilmu Bedah saraf dan (PERSPEBSI). Anggota biasa yang telah menyelesaikan masa bakti profesi dapat diangkat menjadi anggota kehormatan. 4. Anggota Luar Biasa adalah warga negara Republik Indonesia disiplin ilmu lain atau warga negara asing disiplin ilmu yang sama atau lainnya, yang berminat terhadap Ilmu Bedah Saraf dan disetujui oleh rapat Pengurus Pusat serta disahkan dalam Muktamar 5. Anggota PERSPEBSI diberikan kesempatan untuk menjadi anggota organisasi spesialis lain yang diminati Pasal 8 Penerimaan Anggota Baru 1. Anggota muda dapat menjadi anggota biasa setelah dinyatakan lulus uji kompetensi oleh Kolegium Bedah Saraf dan disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. 2. Spesialis bedah saraf lulusan luar negeri dapat menjadi anggota biasa setelah mendapatkan pengakuan Konsil Kedokteran Indonesia. 3. Anggota kehormatan dan anggota luar biasa diangkat oleh Pengurus Pusat dan disahkan dalam Muktamar. 4. Penerimaan anggota didasarkan atas ketinggian budi pekerti dan keluhuran jiwa sesuai dengan bunyi mukadimah dan tujuan PERSPEBSI ini, dengan mengingat martabat Ilmu Bedah Saraf sebagai suatu keahlian. Pasal 9 Hak dan Kewajiban Hak Anggota 1. Anggota Biasa berhak : 53

11 a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan usulan secara lisan atau tertulis kepada Pengurus. b. Mempunyai hak suara dalam rapat-rapat. c. Memilih dan dipilih menjadi anggota Pengurus. 2. Anggota Muda, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan dalam rapat-rapat mempunyai hak bicara. Mereka tidak berhak dipilih untuk kedudukan-kedudukan lain yang berhubungan dengan organisasi kepengurusan PERSPEBSI. 3. Tiap anggota berhak meminta pembelaan, perlindungan dan kesetiakawanan dari PERSPEBSI. Kewajiban Anggota : 1. Setiap anggota berkewajiban menjaga dan mempertahankan kehormatan organisasi dan mengambil bagian aktif menurut kemampuan dalam kegiatan organisasi. 2. Setiap anggota berkewajiban mematuhi dan menjunjung tinggi normanorma Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). 3. Setiap Anggota Biasa,, wajib membayar iuran, yang besarnya ditentukan oleh Pengurus Pusat Pasal 10 Pemberhentian Anggota Anggota PERSPEBSI berhenti menjadi anggota oleh karena : 1. Meninggal dunia. 2. Hak untuk melaksanakan pekerjaan dokter di Indonesia telah dicabut, oleh Konsil Kedokteran Indonesia. 3. Anggota Muda kehilangan hak keanggotaanya bila keluar atau dikeluarkan dari pendidikan spesialis bedah saraf BAB III BADAN-BADAN KHUSUS Pasal Badan-badan khusus yang dibentuk oleh PERSPEBSI terdiri dari : 1. Kolegium Ilmu Bedah Saraf (KIBS) 2. Komisi Kehormatan Etik dan Hukum (KKEH) 2. Tugas dan wewenang badan-badan khusus yang dibentuk tersebut harus sesuai Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga IDI. 54

12 Pasal 12 Kolegium Ilmu Bedah Saraf ( KIBS ) 1. Sekretariat Kolegium Ilmu Bedah Saraf (KIBS) berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia bersamaan dengan kedudukan Majelis Kolegium Indonesia; dan sesuai dengan struktur organisasi Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) 2. Anggota KIBS adalah semua Guru Besar, semua Kepala Bagian yang ada Program Studi Bedah Saraf, semua KPS Bedah Saraf, semua SPS Bedah Saraf, Ketua Umum dan Sekretaris PERSPEBSI. 3. Dalam bidang pendidikan bedah syaraf, KIBS bersifat sebagai penentu kebijakan yang otonom. 4. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung-jawab kepada Muktamar. 5. KIBS hanya ada di tingkat pusat. 6. Jumlah personil Pengurus KIBS disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. 7. Masa jabatan kepengurusan KIBS adalah empat tahun. P a s a l 13 Tugas dan Wewenang KIBS 1. Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta semua keputusan yang ditetapkan Muktamar. 2. Mempunyai kewenangan menetapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sistem pendidikan profesi bidang bedah saraf. 3. Mengkoordinasi kegiatan Kolegium Ilmu Bedah Saraf. 4. Mewakili PERSPEBSI dalam pendidikan profesi Ilmu Bedah Saraf. 5. Melaksanakan uji kompetensi 6. Mengembangkan sistem informasi pendidikan profesi bedah saraf 7. Bertanggung jawab terhadap pemberian bobot CPD P a s a l 14 Tata Cara Pengelolaan KIBS 1. Ketua KIBS dipilih dalam siding khusus KIBS pada setiap Muktamar dan dikukuhkan dalam sidang pleno Muktamar dan dilaporkan pada MKKI untuk mendapatkan pengesahan. 2. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua KIBS dibantu oleh wakil ketua, sekretaris dan bendahara. 55

13 3. Untuk menyelenggarakan kegiatannya, pengurus KIBS mengadakan rapat harian, rapat pleno, musyawarah kerja, dan rapat lain yang dianggap perlu. 4. Dalam melaksanakan kebijakan operasionalnya, struktur organisasi KIBS minimal mewadahi fungsi dan akreditasinya, pengembangan kurikulum, dan pengembangan sistem evaluasi nasional. 5. Persyaratan untuk menjadi ketua kolegium adalah Guru Besar yang bertugas di Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Saraf. Pasal 15 Komisi Kehormatan Etik dan Hukum (KKEH) 1. Komisi Kehormatan Etik dan Hukum (KKEH) adalah badan khusus dalam Oganisasi yang bertanggung jawab kepada Muktamar dalam pengembangan kebijakan, pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penerapan etika kedokteran dan penegakan hukum. 2. Jika Wilayah dan Cabang telah berjalan maka KKEH dapat dibentuk pada tingkat wilayah dan cabang. 3. KKEH di tingkat wilayah dan cabang dibentuk apabila dianggap perlu atas pertimbangan dan persetujuan dari KKEH Pusat. 4. KKEH sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. Pasal 16 Tugas dan Wewenang KKEH 1. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam pelaksanaan etik dan hukum kedokteran, termasuk perbuatan anggota yang melanggar kehormatan dan tradisi luhur kedokteran. 2. Memperjuangkan agar etik dan hukum kedokteran dapat ditegakkan di Indonesia. 3. Memberikan usul dan saran, diminta atau tidak diminta kepada Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang. 4. Membina hubungan baik dengan majelis atau instansi yang berhubungan dengan etik dan hukum profesi, baik pemerintah maupun organisasi profesi lain. 5. Bertanggung jawab kepada Muktamar. Pasal 17 Tata Cara Pengelolaan KKEH 56

14 1. Ketua KKEH dipilih dan ditetapkan dalam muktamar, musyawarah wilayah dan musyawarah cabang. 2. Pengurus KKEH adalah Anggota Biasa. 3. Ketua KKEH tingkat pusat dipilih dalam sidang khusus KKEH di muktamar dan dikukuhkan dalam sidang pleno muktamar. 4. KKEH segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesainya Muktamar, Musyawarah Wilayah, dan Musyawarah Cabang. 5. KKEH dapat melakukan kegiatan atas inisiatif sendiri ataupun atas usul serta permintaan dari Pengurus Pusat. BAB IV RAPAT ORGANISASI P a s a l 18 Rapat Pengurus Pusat 1. Rapat Pengurus Pusat adalah rapat yang dihadiri oleh ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris, bendahara dan badan kelengkapannya. 2. Rapat diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 6 bulan 3. Rapat kerja Pengurus Pusat diadakan 2 ( dua ) tahun sebelum diadakan Muktamar. P a s a l 19 Rapat Anggota 1. Rapat anggota terdiri dari seluruh anggota biasa dan pengurus 2. Rapat anggota diadakan sedikit-dikitnya setahun 1 kali dan dipimpin oleh ketua umum. 3. Rapat anggota dianggap sah bila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota dan membawakan lebih dari 50 % suara anggota. 4. Rapat anggota mengambil keputusan atas dasar musyawarah. Bila musyawarah tidak mencapai kesepakatan, maka dilakukan pemungutan suara. 5. Pertemuan ilmiah diadakan setahun sekali bersamaan dengan rapat anggota, tempatnya ditentukan oleh rapat anggota sebelumnya. P a s a l 20 Rapat Kerja 1. Rapat kerja adalah pertemuan yang dihadiri Pengurus Pusat, dan anggota. 2. Rapat kerja diselenggarakan dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan, dua tahun sebelum muktamar yang berikut. 57

15 3. Rapat kerja mempunyai agenda khusus,membahas masalah yang akan diputuskan dalam muktamar. P a s a l 21 Rapat Anggota Luar Biasa 1. Diselenggarakan oleh Pengurus Pusat, baik atas pertimbangan Pengurus Pusat atau bila diusulkan sekurang-kurangnya oleh sepertiga jumlah anggota. 2. Diadakan sesuai kebutuhan khusus organisasi. BAB V USAHA P a s a l 22 Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan berkelanjutan dan penelitian, maka PERSPEBSI wajib menyelenggarakan: 1. Pertemuan ilmiah minimal 1 kali dalam satu tahun, bersamaaan dengan rapat anggota. 2. Penataran, seminar, simposium dan lokakarya, serta menerbitkan majalah ilmiah. 3. Bantuan dalam bidang yang merupakan kekhususan keahliannya. 4. Koordinasi intern maupun dengan instansi terkait utuk penempatan anggota. 5. Memfasilitasi anggota untuk memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BAB VI KEUANGAN P a s a l 23 Iuran 1. Besarnya iuran ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan persentase 80 % untuk cabang, 10 % untuk wilayah dan 10 % untuk pusat. 2. Iuran dibayar oleh anggota setiap tahunnya melalui cabang, bila sudah terbentuk. Sementara ini iuran langsung dibayar ke bendahara Pengurus Pusat. P a s a l 24 Dana Lainnya 58

16 1. Dana lebih yang diperoleh dari penyelenggaraan Muktamar / Seminar / Simposium / Kursus yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat, seluruhnya menjadi hak Pengurus Pusat dan akan diserahkan pada bendahara Pengurus Pusat 2. Dana operasional KIBS ditentukan dan diusahakan sendiri oleh pengurus KIBS, dan tidak disetorkan ke PP. 3. Seminar / Simposium / Kursus yang diselenggarakan oleh Cabang atau Wilayah diwajibkan membayar kepada Pengurus Pusat yang besarannya akan ditetapkan oleh Pengurus Pusat sesuai dengan skala kegiatan. BAB VII HUBUNGAN DENGAN IDI P a s a l PERSPEBSI merupakan organisasi dokter spesialis Bedah Saraf yang bernaung di bawah IDI sebagai satu-satunya wadah bagi dokter di Indonesia, oleh karena itu hubungan PERSPEBSI hanya kepada Induk Organisasi IDI saja. 2. PERSPEBSI merupakan badan hukum sendiri dengan hak otonom untuk bertindak atas nama sendiri. BAB VIII PENDIDIKAN P a s a l 26 Program pendidikan dokter spesialis bedah saraf disesuaikan dengan ketentuan yang dibuat oleh MKKI dan KIBS. BAB IX IDENTITAS ORGANISASI P a s a l Lambang PERSPEBSI berbentuk penampang koronal serebrum dengan 10 buah girus yang melambangkan 10 orang pendiri. 2. Kekhususan spesialis bedah saraf diwakili bentuk ular yang melingkar pada tangkai beserta mata bor. 3. Ketetapan lain yang terkait yaitu tulisan Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia berwarna hitam, ular berwarna hijau tua yang melingkari bor tangan dan ventrikel berwarna hitam, dilingkungi girus 59

17 berwarna merah tua, otak berwarna kuning.keseluruhan logo dikelilingi 1 (satu) lingkaran merah tua. 4. PERSPEBSI mempunyai lagu berupa Mars dan Hymne PERSPEBSI. 5. PERSPEBSI mempunyai PATAKA BAB X ATURAN TAMBAHAN P a s a l Setiap anggota PERSPEBSI dianggap telah mengetahui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PERSPEBSI 2. Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga diputuskan oleh Pengurus Pusat. 3. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dimuat dalam peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan AD dan ART PERSPEBSI. P a s a l 29 Anggota PERSPEBSI harus mentaati AD dan ART ini dan bagi yang melanggarnya akan dikenakan sanksi yang diatur dalam Komisi Kehormatan Etik dan Hukum. BAB XI PENUTUP AD-ART ini ditetapkan dan disahkan pada Rapat Sidang Pleno Muktamar PERSPEBSI di Surakarta pada tanggal 25 September 2013 pukul WIB. 60