PETUNJUK PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI FAPERTA UNSOED. Oleh : TIM PENGAMPU LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI FAPERTA UNSOED. Oleh : TIM PENGAMPU LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN"

Transkripsi

1 PETUNJUK PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI Oleh : TIM PENGAMPU LABORATORIUM AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2016

2 ACARA I. PENGOLAHAN TANAH A. Teori Dasar Dalam bercocok tanam, tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena tanah mempunyai peranan penting, antara lain : 1. Sebagai tempat tumbuh dan tempat perkembangan akar. 2. Menyediakan unsur hara dan air bagi tanaman. 3. Menyediakan udara bagi akar tanaman. 4. Merupakan media bagi pertumbuhan flora dan fauna, khususnya mikroflora dan mikro fauna yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman. B. Tujuan Diharapkan setelah praktikum mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengolahan tanah dengan baik. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah menjadi gembur dan mengatur permukaan tanah sehingga sesuai untuk ditanami. Pengolahan tanah bertujuan untuk : 1. Menciptakan struktur yang ideal bagi tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik. 2. Membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman, 3. Memperbaiki aerasi dan drainase. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya pengolahn tanah dilakukan beberapa kali. Cara dan saat pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan antara lain : 1. Pengolahan tanah dengan tenaga manusia, 2. Pengolahan tanah dengan tenaga hewan(ternak),

3 3. Pengolahan tanah dengan tenaga mekanis(mesin). Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. No tillage (tanpa olah tanah), 2. Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang ditanami), 3. Maximum tillage (pengolahan intensif, pada seluruh lahan yang akan ditanami). C. Bahan dan Alat - Bahan : Sebidang tanah - Alat : Meteran, tali rafia, bambu(ajir), sabit, slondom, cangkul, bajak, dan. garu. D. Metode Kerja 1. Pengolahan tanah dengan sistem glebagan/buruhan a. Menggali parit sedalam 20 cm (buruhan dangkal) atau sedalam 30 cm (buruhan dalam) b. Menggali parit yang lain untuk menutup parit sebelumnya Gambar 1. Pengolahan tanah dengan sistem buruhan 2. Sistem parit a. Tanah dibagi tiga lapis, masing-masing setelah lebih kurang 10 cm. b. Kemudian dibagi menjadi beberapa bagian dengan jarak kurang lebih 100 cm.

4 A B C D E Gambar 2. Pengolahan tanah sistem parit Keterangan: a. A1, A2, dan B2 dibuang terlebih dahulu, b. C2 diolah, c. Kemudian A3 dipindah ke A1 dan B3 ke B2, atau dengan rumus : Cn di olah : An + 1 An 1 Bn + 1 Bn Sistem sawah Pengolahan tanah sawah agak khusus dan biasanya menggunakan sistem buruhan dalam, karena dilakukan pada tanah basah. Tahapan dari pengolahan tanah sistem sawah adalah sebagai berikut : a. Tanah diairi, kemudian dilakukan bajak pertama, b. Buat pematang dan bersihkan tebing-tebing pematang, kemudian lakukan pencangkulan pada tanah yang terletak dekat tebing pematang. c. Lakukanlah penggaruan pertama, pada saat ini dilakukan pula pencangkulan, kemudian dibiarkan selama satu sampai dua minggu bahkan kadang-kadang lebih lama lagi sampai satu bulan.

5 d. Lakukan pembajakan kedua dan lanjutkan dengan penggaruan kedua, setelah itu tanah siap ditanami.

6 ACARA II PERSEMAIAN A. Teori Dasar Persemaian pada adasarnya merupakan tindakan penanaman benih dengan jarak tanam yang rapat pada sebidang tanah atau tempat tertentu dan dipelihara dengan cermat serta intensif untuk memperoleh bibit yang baik dan siap tanam. Adapun tujuan persemaian antara lain : 1. Untuk menghindarkan tanaman muda dari kondisi lingkungan yangmerugikan 2. Untuk mengatur lingakungan yang tepat selama awal pertumbuhan bibit 3. Untuk mempermudah pemeliharaan 4. Untuk mempermudah seleksi bibit 5. Untuk mengurangibiaya pemeliharaan Adapun macam-macam persemaian : 1. Persemaian kering, dilakukan dilahan kering, biasanya untuk tanaman hortikultura, tahunan, atau bisa juga padi 2. Persemaian basah, dilakukan dilahan basah biasanya untuk tanamn padi 3. Persemaian box/ kotak, dilakukan didalam box biasanya untuk tanaman sayuran 4. Persemaian kantong plastik/ polybag, persemaiaan yang dilakukan dengan menggunakan polybag, biasanya digunakan untuk benih yang sukar dipindahkan dengan cara cabutan. Alasan perlunya dilakukan persemaian adalah tanaman muda umumnya tidak tahan terhadap kondisi lingkungan yang terbuka, tanaman muda tidak mampu bersaing dengan gulma, pemeliharaan tanaman muda dilapang sulit dilakukan dan tidak efisien, seleksi dilapangan sulit dilakukan, dengan persemaian dapat mnunggu saat tanam yang tepat.

7 B. Tujuan Diharapkan mahasiswa dapat memahami fungsi persemaian dan membuat persemaian yang baik mulai dari memilih benih, cara persemaian dan pemeliharaan persemaian. C. Bahan dan Alat Bahan : Sebidang lahan, tanah, pupuk kandang, benih yang akan disemai (padi untuk persemaian basah dan alba untuk persemaian kering), jerami, dan air. Alat : Cangkul, ember, polybag, tali rafia, label, patok, meteran, dan kamera. D. Prosedur Kerja 1. Persemaian Basah a. menyiapkan lahan persemaian dengan ukuran tertentu sesuai kebutuhan (1 2 meter), dengan kedalaman 20 cm. b. kemudian diolah (dibuat lumpur/ mecak- mecak) dengan mencampurkan pupuk kandang, setelah itu benih disebarkan diatas permukaan bedengan/ lahan. c. jerami/ sresah daun disebar diatas permukaan lahan yang sudah disebar benih dengan merata hingga menutupi bedengan. d. lakukan pengamatan dan dicatat. 2. Persemaian kering kantong plastik/ polybag a. siapkan polybag ukuran 0,5 kg dan 1 kg (disesuaikan ukuran benih) masing-masing 10 polybag dan 2, dan lubangi polybag/kantung pelastik secukupnya. b. buat media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandiangan 2:1, kemudian isi dalam polybag c. tanam benih yang akan disemai dengan kedalaman 2-3 cm dan tutup tipis dengan tanah.

8 d. siram dan amati selama 2 minggu, kemudian hasil pengamatan dicatat

9 ACARA III. PENANAMAN A. Teori dasar Menanam merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan terjadi pada tahap ini bukan saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar pekerjaan menanam dapat berhasil dengan baik. Dalam arti tanaman yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan hasil yang optimal. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Tanah Kondisi tanah harus diatur agar fungsi tanah dapat berperan sebagaimana mestinya. Pengaturan ini dapat dilakukan antara lain dengan pengolahan tanah yang baik. 2. Jenis tanaman Tiap jenis tanaman menghendaki cara penanaman yang berbeda. Ada tanaman yang bijinya dapat langsung ditanam di lapang, tetapi banyak pula yang harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lapang. Jenis tanaman juga berpengaruh terhadap cara pengolahan tanah. Ada yang menghendaki pengolahan sempurna ada yang hanya memerlukan pengolahan tanah sebagian. 3. Bahan tanam yang diperlukan Bahan tanam dapat menentukan cara menanam dan pertumbuhan tanaman, misalnya : tebu dengan stek pucuk dapat ditanam dengan direbahkan, tetapi bibit yang berupa rayungan harus ditanam tegak. Untuk bibit yang berbentuk tanaman muda ada yang setelah ditanam memerlukan perlindungan terlebih dahulu sebelum tanaman cukup kuat untuk menerima cahaya matahari secara langsung.

10 4. Musim dan waktu tanam Tanaman yang ditanam tidak pada waktu yang tepat, tumbuhnya akan lambat atau mudah terserang hama/ penyakit. Ada tanaman yang baik ditanam pada musim hujan, kemarau dan akhir musim hujan atau akhir musim kemarau. B. Tujuan : 1. Mempelajari cara menanam berbagai jenis tanaman baik dari golongan tanaman semusim maupun tahunan. 2. Mempelajari cara menanam dengan bahan tanam yang berbeda-beda. 3. Mempelajari pengaruh beberapa macam perlakuan yang dicoba terhadap masing-masing tanaman. C. Bahan dan Alat - Bahan : Sebidang tanah, bahan tanam berupa benih jagung manis dan bibit cabai (benih, bibit, stek, umbi), pupuk, ZPT. - Alat : Cangkul, meteran, gergaji, golok, tugal, tali rafia. D. Metode Kerja 1. Menanam tanaman dengan bahan tanaman benih a. Siapkan benih yang akan ditanam (benih jagung dan bibit cabai). b. Tanah diolah dengan baik kemudian dibuat petak percobaan dengan ukuran 2m x 2m atau 2m x 3m. c. Benih ditanam dengan jarak tanam tertentu (sesuai jenis tanaman) dengan menggunakan tugal. d. Setelah ditanam, dipelihara dengan baik sampai menghasilkan. e. Tentukan sampel tanaman yang akan diamati, misalnya secara diagonal pada petakan percobaan. f. Amati komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, diameter tanaman secara periodik (setiap 1 minggu atau 2 minggu sekali), dan komponen produksi pada saat panen seperti panjang malai, jumlah polong, hasil biji dan sebagainya.

11 ACARA IV. PEMELIHARAAN TANAMAN A. Teori Dasar Yang dimaksud dengan pemeliharaan tanaman adalah semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi tanaman, sehingga tanaman tetep tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil yang maksimal. Proses budidaya tanaman perlu dipelihara sebab selama pertumbuhannya tanaman kadang-kadang mengalami keadaan yang kurang menguntungkan antara lain adanya gangguan hama dan penyakit, gangguan gulma, kekurangan air, gangguan alam dan lain-lain. Hal tersebut merupakan penghambat bagi pertumbuhan tanaman dan akan mengurangi hasil. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang tinggi, maka faktor-faktor penghambat tersebut harus ditekan serendah mungkin dan kebutuhan tanaman harus dipenuhi. B. Tujuan Praktikum pemeliharaan tanaman bertujuan untuk mempelajari berbagai macam pemeliharaan tanaman pada berbagai macam tanaman. C. Bahan dan Alat Bahan : pertanaman tanaman semusim, tanaman tahunan, pupuk, dan pupuk kandang. sprayer. Alat : cangkul, sabit, pancong, ember, gunting pangkas, tugal dan hand

12 D. Prosedur Kerja 1. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, disesuaikan dengan jenis tanaman yang diusahakan dan jenis gulmanya. - Cara mekanis : secara manual dengan dicabut atau menggunakan alat sederhana seperti cangkul, pancong, atau sabit. - Cara khemis : pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. 2. Pemupukan Prosedur kerja disesuaikan dengan cara pemupukan dan jenis tanamannya. - Dengan cara dibenam dalam tanah a. Side dressing (ditugal disebelah tanaman) b. Plow sole Placement (diberikan bersamaan dengan pembajakan) - Dengan cara disebar pada permukaan tanah a. Broadeast (disebar pada permukaan tanah) b. Top dressing (diberikan disekitar tanaman, diletakkan tanpa dibenamkan) - Dengan cara disemprotkan pada daun Pupuk dilarutkan dalam air selanjutnya disemprotkan ke tanaman menggunakan sprayer. 3. Pembumbunan Umumnya pembumbunan dilakukan pada tanaman yang berrimpang dan berumbi untuk. menutupinya dengan tanah, sehingga rimpang dan umbi tersebut tidak timbul di atas permukaan tanah. Cara pembumbunan yaitu :

13 - Disiapkan alat dan bahan, berupa cangkul dan pancong - tanah di sekitar tajuk tanaman di gemburkan - akar tanaman yang berada di atas permukaan tanah di bumbun dengan tanah di sekitar areal pertanaman - usahakan akar tanaman tertutupi oleh tanah. 4. Penyulaman Dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik. Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal, dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai dengan pemeliharaan yang intensif. 5. penyiraman atau irigasi Penyiraman bertujuan untuk memberikan suplai air untuk tanaman, sehingga tanaman tidak kekurangan air. Sedangkan irigasi adalah mengangkut air ke lahan pertanian. Cara irigasi ada 3 yaitu : a. Irigasi pada permukaan tanah (surface irrigation) b. Air disemprotkan ke atas permukaan tanah (sprinkle irrigation) c. Air dialirkan di bawah tanah (sub survace irrigation)

14 ACARA V. PEMBIAKAN VEGETATIF A. Teori Dasar Dasar dari pembikan vegetative adalah pembiakan secara tidak kawin (asexsual) dimana ada kesanggupan tanaman untuk membentuk kembali (regenerasi) jaringan dan bagian lainnya. Ada beberapa alasan yang utama adalah bahwa banyak tanaman yang mempunyai sifat tidak sama dengan induknya apabila dibiakkan dengan biji. Pembiakan vegetative dapat terjadi secara alamiah maupun dibuat oleh manusia. Banyak cara pembiakan vegetative yang dilakukan. Pemilihan cara ini tergantung kepada jenis tanamannya dan tujuan dari pembiakannya. B. Tujuan Untuk mempelajari berbagai cara pembiakan vegetatif pada berbagai tanaman. C. Latihan 1. Mencangkok (air layerage) a. Tujuan untuk mempelajari proses mencangkok pada tanaman buahbuahan dan tanaman yang berkambium. b. Bahan dan Alat Bahan : bahan tanaman yang akan di cangkok, ZPT dan media tanah. Alat : pisau/cutter, sabut kelapa/plastik, penggaris, dan tali. c. Prosedur Kerja - menyediakan media dan peralatan yang diperlukan - memilih batang atau cabang yang sehat - batang atau cabang disayat meligkar di bagian atas dan bagian bawah dengan panjang cm, disesuaikan dengan ukuran batang.

15 - kulit batang di sayat dan di hilangkan serta kambium dikerok dengan pisau sampai bersih. - bagian batang atau cabang yang telah disayat tersebut diberi tanah dan dibungkus dengan sabut. kelapa/plastik serta diikat, kemudian - disiram sampai lembab. 2. Mencoba berbagai macam stek batang a. Tujuan - untuk membandingkan pengaruh bagian-bagian pucuk, tengah dan pangkal terhadap pertumbuhan stek. - untuk membandingkan pengaruh pemberian ZPT terhadap pertumbuhan stek b. Bahan dan Alat Bahan : media tanam, berupa tanah dan pupuk kandang, ZPT dan batang tanaman lada. Alat : polybang, cangkul, sungkub berupa plastic, tali, kertas label, dan alat tulis. c. Prosedur Kerja - menyediakan media dan peralatan yang diperlukan - media dimasukan ke dalam polybag - batang tanaman lada berupa pucuk, tengah dan pangkal dipotong sebanyak 2 ruas - stek lada berupa pucuk, tengah dan pangkal di tanam pada media yang telah disediakan.

16 ACARA VI ORIENTASI LAPANGAN A. Teori Dasar Budidaya pada suatu daerah akan berbeda dengan daerah lain, banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut Lingkunagn yang cocok untuk suatu tanaman yaitu lingkungan yang mampu membuat tanamna tersebut tumbuh dan menghasilkan produk yang berkualitas sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Budidaya tanaman akan berhasil jika lingkungan yang dipilih cocok, hal ini tergantung dari sifat-sifat tanaman yang dibudidayakan. Kondisi lingkungan secaara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi sifat dan jenis lahan, jenis tanah, tipe ikilim, vegetasi lainya serta tindakan manusia. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil produk budidaya tanaman yang maksimal, maka perlu adanya dilakukan orientasi lapangan. Perkembangan, pertumbuhan, reproduksi, serta produksi bididaya tanaman dipengaruhi oleh faktor genetic dan faktor lingkungan seperti pada persamaan dibawah ini : f(y) = G + E + (GE) Dimana: f(y) : adalah hasil produk G : adalah genetik E : adalah lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan, pertumbuhan, reproduksi serta produksi budidaya tanaman antara lain:

17 1. Edafik dan Fisiografik Edafik dan Fisiografik meliputi macam lahan, jenis tanah topografi, sifat fisik, dan kimia tanah (tekstur tanah, strutur tanah, kelembaban, dan ph tanah). a. Macam lahan Ada sawah irigasi yaitu sawah yang mengunakan irigasi atau pengaturan air karena ada jenis tanaman atau sebagai contoh sawah yang membutuhkan banyak air sedangkan didaerah tersebut airnya tidak terlalau mencukupi sehingga tanaman hanya akan mengandalkan dari air hujan, contoh dari tanaman yang ditanman disawah irigasi adalah tanaman semusim (padi, kangkung, jagung, dll) yang sebagian besar lebih besar banyak membutuhkan air dibandingkan dengan tanaman tahunan. Ada juga terdapat sawah tadah hujan yaitu sawah yang hanya dengan mengandalkan air hujan saja sudah dapat mengatasi kebutuhan air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. b. Jenis tanah Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dan keaadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. c. Struktur tanah Struktur tanah adalah susunan zarah-zarah tanah yang membentuk pola keruangan. Proses yang terlibat dalam pembentukan struktur tanah ini ialah penjojotan dan agredasi, dengan atau tanpa atau diikuti sementasi. d. Tekstur tanah Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu masa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt), dan pasir (sand).

18 e. Topografi Bentuk topografi antara tempat satu dengan yang lainnya tentu saja ada perbedaan. Hal tersebut tergantung dari daya tahan tanaman yang akan dibudidayakan terhadap lingkungannya. Ada tanaman yang harus ditanampada lahan yang datar dan ada pula yang ditanam pada keadaan landai ataupun miring. f. sifat fisik dan kima tanah 1) Kelembaban Jumlah air yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas-batas tertentu. Bila tanah kekurangan air maka tanaman akan mati karena kekeringan, namun bila tanah mengalami kelebihan air dapat merupakan kesukaran (Setyadi Harjadi, 1984). 2) PH tanah PH tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman yang vital adalah sebesar 6 7. nilai ph yang terlalu tinggi akan menyebabkan keracunan pada akar-akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman dapat terganggu. Begitu pula apabila ph tanah terlalu rendah tanaman juga dapat mengalami keracunan. 2. Klimatik Klimatik termasuk ke dalam unsur-unsur iklim dibawah ini, antara lain : a. Intensitas cahaya matahari b. Kelembaban dan curah hujan c. Gerakan udara serta iklim mikro 3. Biotik a. Flora Merupakan tanaman yang tumbuh dipermukaan bumi, flora ada yang menguntungkan dan ada pula yang tidak menguntungkan. b. Fauna Fauna ada yang merugikan seperti hama dan ada pula yang menguntungkan seperti serangga yang mampu membantu pemubungaan.

19 B. Tujuan Mengamati dan mempelajari berbagai aspek budidaya tanaman pada kondisi lingkungan yang berbeda-beda C. Bahan dan Alat Bahan : Pertanaman semusim dalam suatu wilayah tertentu Alat : Kuisoner, kamera, data iklim, profil wilayah dan alat tulis. D. Prosedur Kerja - Menetapkan sampel (area sampel untuk diamati). - Mengamati dan mencatat data dari sampel yang bersangkutan, berdasarkan kuisioner yang telah disampaikan. - Membuat laporan data yang diperoleh secara deskriptif.

20 A. Pengamatan (Terlampir) CONTOH KUISONER Desa Kecamatan :.... :.... Komoditas :..... Nama Petani :... A. Keadaan Umum Lahan 1. Jenis lahan Sawah irigasi (teknis / non teknis) Sawah tadah hujan Lahan kering 2. Topografi lahan Datar Landai miring 3. Ketinggian tempat dari permukaan laut :... m dpl 4. Usaha konservasi lahan Ada Tidak ada 5. Jika ada usaha konservasi lahan, yaitu dalam bentuk : Pembuatan teras (terasering) Penanaman tanaman konservasi

21 Lainnya Sumber air :... B. Aspek Budidaya 1. Pola tanam Monokultur Tumpangsari Lainnya.. 2. Jika tumpang sari, dengan tanaman apa : 3. Umur tanaman saat ini :. Hari / minggu setelah tanam. 4. Umur berapa tanaman dipanen :...hari 5. Berapa prediksi hasil tanaman per satuan luas :...ton/ Ha. 6. Berapa kali tanaman yang bersangkutan dibudidayakan dalam setahun?... Kali. 7. Cara penanamannya : Tabela Pindah tanam 8. Jika pindah tanam, umur berapa bibit dipindahkan?... hari. 9. Asal bibit : Menyemai sendiri Membeli 10. Jika menyemai sendiri, asal benih dari : Sendiri KUD Toko Pertanian Lainnya 11. Jarak tanam Monokultur...cm x... cm Tumpangsari.cm x... cm 12. Varietas yang digunakan :...

22 13. Kegiatan pemeliharaan tanaman : Kegiatan Pemeliharaan Penyulaman Waktu pelaksanaan (umur tanaman) Frekuensi/ Dosis Aplikasi Penyiangan Pembumbunan Pengairan Pemupukan - N (pupuk...) - P (pupuk...) - K (pupuk....) - Pupuk cair (.) - Lainnya -.. Pengendalian HPT Pemasangan ajir Pemangkasan..

23 C. Aspek Agribisnis 1. Bagaimana kondisi pertanaman Sangat baik Baik Kurang baik 2. Jika kondisi tanaman kurang baik, menurut anda apa penyebabnya? Bagaimana cara memperbaikinya? Apa motivasi petani menanam tanaman tersebut? Mengapa tanaman tersebut ditanam sekarang Hama dan penyakit apa yang menjadi masalah dan bagaimana cara mengendalikannya Berapa harga komoditas yang bersangkutan di tingkat produsen : Apakah usahatani tanaman tersebut menguntungkan, berikan alasan!

24 D. Informasi Tambahan pemecahan masalah...

Dasar agronomy " penanaman"

Dasar agronomy  penanaman Dasar agronomy " penanaman" Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada media tanam dan melalui pesemaian terlebih

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman padi (Oriza sativa) adalah salah satu jenis serealia yang umumnya dibudidayakan melalui sistem persemaian terlebih dahulu. Baru setelah bibit tumbuh sampai

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, jalan Binawidya km 12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kota

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida

TUGAS KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH. Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida TUGAS KULIAH TEKNLGI PRDUKSI BENIH Teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida leh : Nimas Ayu Kinasih 115040201111157 Nur Izzatul Maulida 115040201111339 KELAS L PRGRAM STUDI AGREKTEKNLGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Juni 2015-September 2015. Yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di sawah dusun Kaliglagah, desa Kalibeji, kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan mulai 31

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pada ketinggian tempat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

Tujuan Intruksional Khusus:

Tujuan Intruksional Khusus: 37 4.3.2. Pokok Bahasan 2: Persiapan Lahan Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan dan melaksanakan persiapan lahan untuk penanaman yang meliputi pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2009 di kebun Parungaleng, Cijayanti, Bogor dan Laboratorium Fisika, Laboratorium

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Jl. Seroja Kulim Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Analisis bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci