Proses Dinamika Ekonomi Negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Proses Dinamika Ekonomi Negara"

Transkripsi

1 Proses Dinamika Ekonomi Negara 1 Proses dinamika ekonomi suatu negara ditentukan oleh Faktor internal, Kondisi fisik (iklim yaitu Lokasi geografi Sumber daya alam Sumber daya manusia Kondisi awal ekonomi Sosial dan budaya Peranan politik dalam perekonomian Faktor eksternal Perkembangan teknologi yaitu Kondisi perekonomian dan politik umum Keamanan global Faktor sejarah perekonomian negara itu sendiri pada waktu zaman penjajahan Faktor-faktor orientasi politik, sistem ekonomi serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diterapkan oleh rezim yang berkuasa setelah lenyapnya penjajahan.

2 Pengertian SISTEM Sistem pada dasarnya adalah Suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subyek/obyek serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Sistem sosial berupa orang-orang atau masyarakat Sistem kehidupan makhluk-makhluk hidup dan benda alam Sistem peralatan barang atau alat Sistem informasi data, catatan, kumpulan fakta Adanya perangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalin tentang bagaimana subyek/objek yang ada bekerja, berhubungan dan berjalan Adanya kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek/objek tersebut agar serasi berupa aturan dan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Supra sistem terdiri dari sistem-sistem yang terdiri dari sub sistem- sub sistem yang tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait dan sangat bervariasi. Bagaimana sistem perekonomian sebuah negeri berjalan atau dijalankan yang turut dipengaruhi oleh bagaimana politik kekuasaan di negara itu diterapkan, ikut ditentukan oleh bagaimana budaya masyarakat yang membentuk bangsa tersebut.

3 Syarat suatu sistem sebagai suatu organisasi Adanya keserasian antar subyek / obyek yang dijadikan petunjuk Apakah sistem itu dapat berjalan / gagal Mempunyai tujuan tertentu Adanya kaidah dan norma-norma yang harus dipatuhi dalam bekerja dan berhubungan satu dengan yang lainnya Adanya jaminan yang mencakup subyek / obyek dan perangkat kelembagaan yang membentuknya Kadang-kadang tidak dapat berdiri sendiri, terkait dengan sistem lainnya, apabila wadah / kaidah / aturan lama. Kesadaran demikian akan memperluas wawasan dengan memandang secara arif berdasarkan pemahaman lintas bidang.

4 SISTEM EKONOMI Sistem ekonomi adalah Suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subyek, barang-barang ekonomi sebagai obyek serta perangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan perekonomian yang meliputi cara kerja, mekanisme hubungan hukum dan peraturanperaturan serta kaidah-kaidah atau norma-norma yang dipilih / diterima oleh masyarakat. Tidak dapat berdiri sendiri, harus berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak dan didukung oleh lingkungan kelembangaan masyarakat. Selalu bergandengan dengan sistem politik negara yang bersangkutan karena ideologi ekonomi berjalan seiring dengan ideologi politik. Sebuah sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat yang merupakan bagian dari kesatuan ideologi kehidupan bermasyarakat di suatu negara. Pelaksanaan suatu sistem ekonomi tertentu di sebuah negara akan berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan masyarakat mendukungnya.

5 Unsur unsur Sistem Ekonomi dan Unsur-unsur Sistem Politik dapat ditarik benang merah sebagai berikut : Kutub A Konteks Pengkutuban Kutub Z Liberalisme (Liberal) Demokrasi (Demokratis) Egalitarianisme (Egaliter) Desentralisasi (Desentralisasi) Kapitalisme (Kapitalis) Mekanisme Pasar Ideologi Politik Rejim Pemerintahan (Cara Memerintah) Penyelenggaraan Kenegaraan Struktur Birokrasi Ideologi Ekonomi Pengelolaan Ekonomi Komunis (Komunis) Otokrasi (Otoriter) Etatisme (Etatis) Sentralisme (Sentralis) Sosialisme (Sosialis) Perencanaan Terpusat

6 Sistem Politik / Idiologi politik terdiri dari : Liberalisme Komunisme Sistem Ekonomi / Idiologi ekonomi terdiri dari : Kapitalisme Sosialisme Sistem ekonomi yang berlaku dan diterapkan di suatu negara dapat ditinjau dari Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.

7 Kapitalisme dan Sosialisme Ciri-ciri sistem ekonomi kapitalisme Mengakui pemilik individual atas sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi Terdapat kekuasaan yang sangat longgar bagi orang perorangan untuk memiliki sumber daya. Kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak terdapat kekangan atau batasan bagi orang perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya. Prinsip keadilan yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis ialah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya. Campur tangan pemerintah atau negara sangat minim dan pemerintah lebih berkedudukan sebagai pengamat dan pelindung perekonomian. Menyandarkan diri sepenuhnya pada mekanisme pasar (kekuatan permintaan dan penawaran), prinsip persaingan bebas dan meyakini kemampuan untuk menuju efisiensi ekonomi.

8 Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis : Sumber daya ekonomi/faktor produksi dikuasai negara Lebih menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diterima pada orang perorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang dicurahkan / diberikan. Prinsip keadilan yang dianut adalah setiap orang akan menerima imbalan yang sama. Kadar campur tangan pemerintah sangat tinggi. Pemerintah yang menentukan dan mrencanakan tiga persoalan pokok ekonomi : what, how and for whom. Pasar justru harus dikendalikan dari pemerintah pusat dan pemerintah atau negara harus turut aktif bermain dalam perekonomian. Tetap memandang penting peranan kapital.

9 Sistem Ekonomi Campuran Pada umumnya dilakukan oleh negara-negara berkembang atau negara negara negara dunia ketiga. Dalam arti kadar kapitalisme selalu lebih tinggi atau bobot sosialismenya senantiasa lebih besar. Sistem ekonomi campuran yang diterapkan, ibarat pendulum., kadangkadang condong kapitalistik selain di lain waktu cenderung sosialistik mengikuti rejim pemerintah yang sedang berkuasa.

10 Sistem Ekonomi di Indonesia Sistem ekonomi di Indonesia Telah ditegaskan dalam Ps. 33 UUD 1945, dimana tidak cukup argumentasi untuk mengatakan bahwa kita menganut sistem ekonomi sosialisasi karena Indonesia mengakui kepemilikan invidual atas faktorfaktor produksi, kecuali untuk sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalisme dan bukan pula sosialisme. Kompetisi untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik antar indvidu maupun antar badan, tidak dikekang. Jadi tidak sepenuhnya dilepas sebagaimana yang berlangsung di negara-negara kapitalis, melainkan persaingan yang terencana dan terkendali.

11 Sistem Ekonomi apa yang diterapkan di Indonesia Berdasarkan perkembangan perekonomian, berdasarkan tinjauan: hukum, perilaku, norma, etika yang berlaku di masyarakat dan pengalaman kronologis. Berdasarkan tinjuan kepemilikan sumber daya ekonomi, diatur dengan tegas oleh Ps. 33 UUD Kompetisi untuk memperbaiki taraf hidup, baik antar individu maupun antar badan usaha yang tidak dikekang. Persaingan antar badan usaha dikendalikan oleh pemerintah, meskipun tetap ada. Penerimaan imbalan atas prestasi kerja, tidak terdapat kekangan, justru pemerintah menetapkan UMR (Upah Minimum Rata-rata). Peranan pemerintah sebagai stabilisator dan dinamisator oleh lembaga-lembaga departemental pemerintah maupun badan-badan usaha milik pemerintah.

12 Sistem Ekonomi di Indonesia Sehubungan dengan persaingan antar badan usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memenuhi bidang tertentu. Namun untuk menghindari persaingan tidak sehat, pemerintah mengendalikannya dengan mengumumkan Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam hal penerimaan imbalan atas prestasi kerja, juga tidak terdapat kekangan. Tidak sepenuhnya menyandarkan perekonomian pada mekanisme pasar. Disini peran pemerintah sebagai stabilisator dan dinamisator yang dimainkan oleh lembaga-lembaga departemental pemerintah maupun melalui badan-badan usaha milik negara. Adanya rasionalitas masyarakat Indonesia dalam perekonomian adalah terciptanya atau terpeliharanya optimalitas bukan maksimalitas.

13 Untuk melihat kadar kapitalisme atau sosialisme dalam pengorganisasian ekonomi Indonesia dapat dilihat Pendekatan faktual struktural Pendekatan sejarah Sistem ek. campuran dengan persaingan terkendali Dengan mengamati pernanan pemerintah secara sektoral, yaitu keterlibatan pemerintah dalam pengatur sektor-sektor produksi, berbagai kegiatan bisnis, penentuan harga dan tata niaga. Pemerintah sebagai pemain dalam percaturan ekonomi. Bangsa, masyarakat tidak pernah dapat menerima pengelolaan ekonomi makro condong ke kapitalis atau ke sosialisme. Dikelola secara tarik / ulur diantara kapitalis dan sosialime. Sistem ekonomi yang tepat untuk mengelola perekonomian Indonesia.

14 Sejarah Ekonomi Indonesia 1 Secara garis besar sejarah ekonomi Indonesia mengalami 4 periode Zaman pemerintahan orde lama ( ) Zaman pemerintahan orde baru ( ) Zaman pemerintahan orde transisi ( ) Zaman pemerintahan reformasi (1999 s/d sekarang) Perekonomian Indonesia pada tahun-tahun pertama setelah kemerdekaan : - Ekonomi Indonesia sangat buruk - Ekonomi nasional mengalami stagflasi - Defisit NP dan defisit keuangan pemerintah sangat besar - Kegiatan produksi di sektor pertanian dan sektor industri manufaktur terhenti - Tingkat inflasi sangat tinggi - Disebabkan karena Pendudukan Jepang, kegiatan produksi hanya untuk mendukung kekuatan militer Jepang Perang Dunia II Akibat perang kemerdekaan Manajemen ekonomi makro yang sangat jelek

15 2 Pemerintahan Orde Lama : Th s/d 1956, sistem politik disebut Demokrasi Liberal Th s/d th. 1965, sistem politik disebut Demokrasi Terpimpin Akibat terlalu banyak partai politik, semua partai politik ingin berkuasa sehingga sering terjadi konfilk antar partai politik. Akibatnya pemerintah yang berkuasa / kabinet yang berkuasa hanya berumur 2 tahun dan tidak sempat memikirkan masalah-masalah sosial dan ekonomi pada saat itu. Kegiatan ekonomi masih dikuasai oleh pengusaha asing yang relatif padat kapital Setelah dilakukan nasionalisasi perusahaan asing, keadaan perekonomian menjadi lebih buruk Keterbatasan akan faktor-faktor produksi antara lain; SDM, dana, teknologi maupun kemampuan pemerintah sendiri. Dengan adanya nasionalisasi perusahaan asing, Indonesia semakin sulit untuk mendapatkan dana dari negaranegara barat. Ketidakstabilan politik mencapai puncaknya dengan terjadinya kudeta yang gagal dari PKI

16 Penyebab kegagalan pemerintahan orde lama dalam pembangunan ekonomi : 3 Menerapkan sistem ekonomi tertutup dan mengutamakan kekuatan militer daripada kekuatan ekonomi Keterbatasan SDM, teknologi, faktor-faktor produksi, dipersulit lagi adanya kekacauan politik nasional Dicanangkan sistem ekonomi terpimpin yang dekat dengan haluan/pemikiran sosialis / komunis, yang sebenanrnya hanya merupakan refleksi dari perasaan anti kolonialisme, anti imperealisme dan arti kapitalisme pada saat itu. Keadaan ini semakin sulit mendapatkan dana dari negara-negara barat. Adanya ketidakstabilan politik, terjadinya kudeta PKI, sehingga perekenomian cenderung ke sistem kapitalis yang karena pelaksanaannya tidak baik, muncul kesenjangan ekonomi di tanah air. Pemerintah Orde Baru : Peningkatan kesejahteraan lewat pembangunan ekonomi dan sosial di tanah air Menjalin hubungan baik dengan pihak barat dan menjauhi ideologi komunis Indonesia kembali menjadi angota PBB dan lembaga-lembaga dunia lainnya

17 4 Pemerintah melakukan pemulihan stabilisasi politik, ekonomi dan sosial serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri dengan sasaran menekan tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, menghidupkan kembali kegiatan produksi. Menyusun rencana pembangunan lima tahun secara bertahap dengan target-target yang jelas. Dibentuk kelompok negara-negara donor untuk membantu membiayai pembangunan ekonomi Indonesia Merubah sistem politik yang pro menjadi anti komunis sehingga Indonesia mendapat bantuan dari negaranegara barat Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses terickle down effect Pada dekade th an pemerintah mengeluarkan berbagai paket deregulasi di sektor moneter / perbankan dan di sektor riil dengan tujuan utama meningkatkan ekspor non migas dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Ekonomi tertutup yang berorientasi sosialis pada zaman rezim Sukarno ke ekonomi terbuka yang berorientasi kapitalis pada masa pemerintahan Suharto, telah menjadikan perekonomian Indonesia lebih baik. Hal ini disebabkan oleh antara lain : Adanya kemauan yang kuat (political will) untuk membangun perekonomian Indonesia. Pada masa orde lama yang ditunjukkan adalah emosi nasionalisme dalam bentuk kekuatan militer dan pembangunan proyek-proyek mercusuar. Stabilisasi politik dan ekonomi, dengan menyatukan bangsa dan kelompok-kelompok dalam masyarakat

18 5 Sumber daya manusia yang baik, memiliki kemampuan untuk menyusun program dan strategi pembangunan dengan kebijaksanaan kebijaksanaan terkait serta mampu to manage ekonomi makro secara baik. Sistem politik dan ekonomi terbuka yang western oriented. Hal ini sangat membantu, khususnya mendapatkan pinjaman luar negeri, penanaman modal asing dan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik khususnya setelah perang Vietnam berakhir, setelah berakhirnya perang dingin jauh lebih baik dari pada semasa orde lama Faktor-faktor negatif kebijaksanaan ekonomi selama orde baru Meskipun dapat menghasilkan suatu proses transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi dengan biaya yang sangat mahal dan fundamental ekonomi yang rapuh. Makin buruknya kondisi sektor perbankan Makin besar ketergantungan Indonesia terhadap modal asing, pinjaman dan barang-barang impor Membuat Indonesia dilanda suatu krisis ekonomi yang besar dengan diawali oleh krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pertengahan tahun 1997.

19 6 Zaman Pemerintahan Transisi Dimulai th turunnya nilai tukar baht Thailand terhadap dollar AS, terus merembet ke Indonesia dan beberapa negara Asia Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar dari Rp /dollar AS menjadi Rp ,-/dolar AS, meskipun BI telah melakukan beberapa kali intervensi Menunda beberapa proyek senilai Rp. 39 trilyun, untuk mengimbangi keterbatasan anggaran belanja negara yang sangat dipengaruhi oleh perubahan nilai rupiah Tgl 8 Oktober 1997, pemerintah secara resmi meminta bantuan keuangan kepada IMF Bulan Oktober 1997, paket bantuan IMF kepada Indonesia mencapai 40 M dollar AS, seiring dengan pencabutan 16 bank swasta. Ini merupakan titik awal dari kehancuran perekonomian Indonesia. Kepercayaan masyarakat dalam negeri dan luar negeri terhadap kinerja ekonomi Indonesia terus merosot dan harus ditegaskan dalam letter of intent dengan INF yang berisi 50 butir kesepakatan mencakup ekonomi makro, restrukturisasi keuangan dan reformasi struktural (yaitu antara lain : prinsip APBN seimbang, menghilangkan subsidi, membatalkan berbagai produk infrastruktur yang besar-besar, menaikkan cukai dan memperbanyak obyek pajak). Bulan April 1998 ditambah 5 memorandum lagi pada kesepakatan yang baru (yaitu : Program stabilisasi, restrukturisasi perbankan, reformasi struktural, penyelesaian hutang swasta dan bantuan untuk rakyat kecil).

20 7 Pemerintahan Reformasi Pengusaha, investor asing mengharap terhadap kemampuan, kesungguhan pemerintah untuk membangkitkan kembali perekonomian nasional dan menuntaskan semua permasalahan warisan orde baru (KKN, supervisi hukum, HAM, disintegrasi bangsa dll). Th kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan adanya perbaikan (pertumbuhan ekonomi 5%, inflasi/bunga SBI rendah, kondisi moneter dalam negeri cukup stabil). Ketenangan masyarakat dengan terpilihnya Presiden ke IV tidak berlangsung lama : - Presiden menunjukkan sikap kontroversial yang membingungkan pelaku-pelaku bisnis - Presiden cenderung bersikap diktator dan praktek KKN di lingkungan semakin intensif - Menimbulkan perseteruan dengan DPR, dengan dikeluarkan Memorandum I dan II - Berbagai kerusuhan sosial yang bernuansa sara dan disintegrasi terus berlanjut - Demonstrasi buruh semakin gencar - Pertikaian elite politik semakin besar

21 8 Pemerintahan Reformasi Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik, terutama karena : - masalah amandemen UU No. 23 th mengenai BI - penerapan otonomi daerah, terutama menyangkut pinjaman dari luar negeri Tidak tuntasnya revisi tersebut mengakibatkan IMF menunda pencairan bantuannya kepada pemerintah Indonesia Indonesia terancam dinyatakan bangkrut oleh Paris Club, karena : - kondisi perekonomian yang semakin buruk - deficit keuangan pemerintah semakin membengkak - ketidakmampuan membayar kembali utangnya yang sebagian besar akan jatuh tempo th Bank dunia mengancam akan menghentikan pinjaman baru jika kesepakatan IMF dengan pemerintah Indonesia macet Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut, menaikkan tingkat country risk Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional moody s investor service mengakibatkan pelaku-pelaku bisnis, investor asing enggan melakukan kegiatan bisnis/menanamkan modal di Indonesia. Pemerintah tidak menunjukkan political will untuk menyelesaikan krisis ekonomi hingga tuntas, tetapi cenderung menyederhanakan krisis ekonomi dengan menganggap persoalannya hanya terbatas pada beberapa agenda masalah (amandemen UUBI, desentralisasi fiscal, restrukturisasi utang, divestasi BCA/Bank Niaga).

22 Fenomena Krisis di Indonesia 1 Fenomena pemerintahan reformasi semakin sulit untuk ditunjukkan beberapa indikator Pergerakan harga saham menunjukkan growth trend negatif, karena lebih besar kegiatan penjualan daripada kegiatan pembelian. Mencerminkan semakin tidak percayanya pelaku bisnis dan masyarakat terhadap prospek perekonomian Indonesia. Semakin merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar (awal th sebesar Rp / per dollar US menjadi Rp /per dollar US pada Maret 2001). Lemah dan tidak stabilnya nilai rupiah berdampak negatif terhadap roda perekonomian nasional yang dapat menghambat usaha pemulihan, karena : - Perekonomian Indonesia sangat tergantung pada impor (barang-barang modal/pembantu, komponen dan bahan baku, barang-barang konsumsi) - Utang luar negeri Indonesia dalam dollar AS, baik dari sektor swasta maupun pemerintah sangat besar Tingkat inflasi menembus dua digit dan devisa menurun dari 29 milliar dollar AS menjadi 28,875 milliar dollar AS.

23 2 Sebagai konsekuensi dari krisis moneter, pada tgl 14 Agust 1997 BI : Mengganti sistem pengendalian nilai dollar dari managed floating yang dianut sejak th menjadi free floating yaitu membebaskan nilai tukar rupiah berfluktuasi secara bebas. BI tidak lagi melakukan intervensi di pasar bebas. Namun nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dollar Juni 97 = Rp /per dollar menjadi Januari 98 = Rp / per dollar Penyebab krisis terutama disebabkan (secara garis besarnya) Utang swasta luar negeri mencapai cukup besar Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar - terjadinya overshooting yang sangat jauh dari nilai nyatanya - serbuan terhadap permintaan dollar yang mendadak dan bertubi-tubi karena adanya spekulasi - jatuh tempo utang swasta luar negeri dalam jumlah besar Cadangan devisa tidak cukup kuat menahan permintaan dollar yang bertubi-tubi Akumulasi dari berbagai faktor penyebab lainnya yang saling bersusulan

24 3 Krisis moneter sejak awal Juli 1997 Berubah menjadi krisis ekonomi yakni : Lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup. Meningkatnya pengangguran Diperberat dengan berbagai musibah nasional : - kegagalan panena karena musim kering yang berkepanjangan - kebakaran hutan secara besar-besaran di Kalimantan - kerusuhan pada pertengahan Mei 1998 Terjadinya juga krisis kepercayaan Krisis moneter terjadi Meskipun fundamental ekonomi Indonesia dipandang cukup kuat, tercermin dari : Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (rata-rata 7%) Laju inflasi terkendali (rata-rata 8%) Neraca pembayaran surplus (rata-rata US $ 2 M) Tingkat pengangguran relatif rendah Cadangan devisa masih cukup besar, terus meningkat dan th sebesar US $ 19 M) APBN menunjukkan surplus (terakhir th sebesar Rp. 818 M)

25 4 Berbagai faktor penyebab krisis menurut urutan kejadian : Dianutnya sistem devisa bebas tanpa ada pengawasan yang memadai, memungkinkan arus modal dan valas dapat mengalir keluar masuk secara bebas Tingkat deprasiasi rupiah yang relatif rendah, akibatnya harga barang import relatif lebih murah dan produksi dalam negeri menjadi mahal. Akibatnya produksi dalam negeri tidak dapat berkembang, ekspor menjadi kurang kompetitif dan import meningkat, sehingga mengganggu cadangan devisa. Utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya dan sistem perbankan yang lemah (awal Mei 1998 utang luar negeri swsata sebesar ± US$ 53,5 M). Ada 3 pihak yang bertanggung jawab : - Pemerintah, memberikan signal yang kurang tepat bagi pelaku ekonomi. Sehingga membuat nilai rupiah terus menerus over valued dan tingkat suku bunga rupiah tinggi. Sehingga rupiah menjadi relatif mahal dan pinjaman dalam valas relatif menjadi murah. - Debitur dalam negeri, terjadinya utang luar negeri dalam jumlah besar - Kreditur luar negeri kurang hati-hati dalam memberikan pinjaman

26 5 Lanjutan, berbagai faktor penyebab krisis menurut urutan kejadian : Permainan jual beli valas yang dilakukan oleh spekulan asing Kebijaksanaan fiskal dan moneter yang tidak konsisten dalam suatu sistem nilai tukar dengan pita batas intervensi. Sehingga menimbulkan krisis kepercayaan dan mengurangi kesediaan investor asing untuk memberikan bantuan financial Defisit neraca berjalan yang semakin membesar, karena laju import barang/jasa lebih besar dari ekspor dan melonjaknya pembayaran bunga pinjaman. Penanaman modal asing mulai menarik dananya keluar dalam jumlah besar IMF tidak membantu sepenuh hati dan terus menunda pengucuran dana bantuan yang dijanjikan dengan alasan pemerintah tidak melaksanakan 50 butir kesepakatan dengan baik. Termasuk negara-negara sahabta yang akan membantu menunggu signal terlebih dahulu dari IMF. Spekulan domestik ikut bermain dengan meminjam dana dari sistem perbankan. Terjadinya krisis kepercayaan dan kepanikan yang menyebabkan masyarakat luas menyerbu membeli dollar AS agar nilai kekayaan tidak merosot dan malah dapat menarik keuntungan dengan merosotnya nilai tukar rupiah. Terdapatnya keterkaitan yang erat dengan Yen Jepang yang nilainya melemah terhadap dollar AS.

27 6 Krisis kepercayaan pecah Karena adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan akan valas dalam jangka pendek dengan jumlah yang tersedia, menyebabkan nilai dollar melambung tidak terkendali. Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi adalah Pemecahan masalah utang swasta luar negeri Membenahi kinerja perbankan nasional Mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam negeri dan luar negeri terhadap kemampuan ekonomi Indonesia Menstabilkan nilai rupiah pada tingkat yang nyata Mengembalikan stabilitas sosial dan politik Mengembalikan kepercayaan mata uang rupiah dengan membuat mata uang rupiah menarik

28 7 Dampak dari krisis : Nilai dollar US yang melambungkan jika dihadapkan dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap Harga-harga dari beberapa barang naik cukup tinggi Kesulitan mendapatkan dana menutup defisit APBN Banyak perusahaan tutup karena tidak dapat menjual produksinya dan membayar hutangnya PHK terjadi di banyak perusahaan, karena perusahaan-perusahaan mengurangi / menutup produksinya Laju inflasi yang cukup tinggi Import barang, pengiriman anak ke luar negeri dan perjalanan ke luar negeri menurun tajam Arus turis asing meningkat tajam Barang produksi luar dalam negeri dengan kandungan import rendah cukup meningkat Proteksi industri dalam negeri meningkat sejalan dengan merosotnya nilai tukar rupiah Pengusaha domestik jera untuk meminjam ke luar negeri

29 Beberapa saran mengatasi krisis dewasa ini sebagai berikut : Karena pemerintan Indonesia sudah menandatangani persetujuan program reformasi struktural ekonomi dengan IMF, maka pemerintah harus melaksanakannya dengan konsekuen. Terlebih karena bantuan IMF terkait dengan bantuan negara-negara donor lainnya. Membentuk pemerintahan yang terdiri dari tehnokrat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat Indonesia menuju luar negeri. Mengusahakan penundaan pembayaran utang pemerintah berupa pembayaran cicilan pokok dan bunga Menstabilkan nilai tukar rupiah pada tingkat yang riil, artinya tidak lagi overvalued tetapi membiarkan sedikit undervalued untuk meningkatkan daya saing secara internasional dan merangsan produksi dalam negeri dan ekspor. Mengadakan negosiasi ulang utang luar negeri swasta Indonesia dengan para kreditur untuk meminta penundaan pembayaran. Mengembalikan stabilitas sosial dan politik dan rasa aman secepatnya sehingga dapat memulihkan kepercayaam pemilik modal dalam dan luar negeri. Mengembalikan kepercayaan dari masyarakat yang menyimpan uang di dalam negeri. Menghalangi kemungkinan kegiatan spekulasi valas besar-besaran dengan melakukan pengawasan devisa secara terbatas tanpa melepaskan rejim devisa bebas dan melanggar kesepakatan dengan IMF 8

Perekonimian Indonesia

Perekonimian Indonesia Perekonimian Indonesia Sumber : 2. Presentasi Husnul Khatimah 3. Laporan Bank Indonesia 4. Buku Aris Budi Setyawan 5. Sumber lain yg relevan (Pertemuan 1-11) Peraturan Perkuliahan Hadir dengan berpakaian

Lebih terperinci

BAB I SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA BAB I SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA FAKTOR INTERNAL (DOMESTIK) FAKTOR EKTERNAL (GLOBAL) kondisi fisik (termasuk iklim) Lokasi geografi Jumlah dan kualitas SDM Jumlah dan Kualitas SDA Kondisi awal

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA

SISTEM EKONOMI INDONESIA SISTEM EKONOMI INDONESIA Suatu sistem ekonomi mencakup nilai nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma norma, peraturanperaturan yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1997-2 1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1997-1999

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 03Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Sejarah Perekonomian Indonesia, meliputi Orde Reformasi, Aspek Fundemental Ekonomi Nasional dan Kebijakan Perekeonomian Nasional Abdul

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi Modul ke: 04Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 MANAJEMEN Sejarah Perkembangan Perekonomian Indonesia Periode Revormasi Krisis ekonomi di Indonesia Fundamental ekonomi nasional pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III

SISTEM EKONOMI INDONESIA. Ilmu Hubungan Internasional Semester III SISTEM EKONOMI INDONESIA Ilmu Hubungan Internasional Semester III Suatu sistem ekonomi mencakup nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, hukum, norma-norma, peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA PEREKONOMIAN INDONESIA Modul ke: Cecep Winata FEB Fakultas Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA Periode Reformasi Masa Orde Baru Orde Reformasi -Sejarah Perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1999-2 2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1999-2005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 06Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Konsep Sistem Ekonomi dan Implementasi Sistem Ekonomi di Indonesia Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen Apa Pengertian Sistem?

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi. Putri Irene Kanny. Thursday, April 28, 2016 Teknik Industri Universitas Gunadarma 1ID07 G316 6/7

Sistem Ekonomi. Putri Irene Kanny. Thursday, April 28, 2016 Teknik Industri Universitas Gunadarma 1ID07 G316 6/7 Sistem Ekonomi Putri Irene Kanny Thursday, April 28, 2016 Teknik Industri Universitas Gunadarma 1ID07 G316 6/7 Thursday, April 28, 2016 Teknik Industri Universitas Gunadarma 1ID07 G316 6/7 SOAL KUIS 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia telah mengakibatkan perekonomian mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah Indonesia terbelit

Lebih terperinci

ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR

ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR SISTEM EKONOMI ILYA-ALGHAZALI; 1986 ABASY SYAIKH IBNU HIBBAN & IBNU ABDIL BARR PELAJARILAH ILMU; BARANG SIAPA MEMPELAJARINYA KARENA ALLAH, ITU TAQWA; MENUNTUTNYA, ITU IBADAH; MENGULANG-NGULANGNYA, ITU

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA 1. Menjadi institusi keilmuan yang unggul dalam pengkajian strategis, terutama di bidang kajian ilmu administrasi negara. 2. Menjadi institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara membangun yang perekonomiannya masih bersifat terbuka, yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama, ekonomi Indonesia yang bercorak agraris terjerat dalam lingkaran setan kemiskinan atau terjerat

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F 0102058 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Utang luar negeri yang selama ini menjadi beban utang yang menumpuk yang dalam waktu relatif singkat selama 2 tahun terakhir sejak terjadinya krisis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

I. DASAR SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM.

I. DASAR SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM. I. DASAR SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM. 1. Sistem adalah sehimpunan gagasan (ide), prinsip, doktrin, hukum dan sebagainya yang membentuk suatu kesatuan yang logik dan berisi buah pikiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar. Sementara di sisi lain, usaha pengerahan dana untuk membiayai pembangunan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Selama 30 tahun dimulai dari pemerintahan orde lama, Selama masa orde baru saja jumlah hutang luar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1983-1997 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1983-2 1997 2. Arah Kebijakan 1983-1997 5 3. Langkah-Langkah Strategis 1983-1997

Lebih terperinci

EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS

EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI REFORMASI, GLOBALISASI DAN ERA PERDAGANGAN BEBAS Oleh: Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Bogor, 29 Agustus 1998 I. SITUASI

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah adalah menghasilkan barang publik. Barang publik harus dihasilkan pemerintah, terutama karena tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri apabila pembangunan itu sebagian besar dapat dibiayai dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia selalu mengalami perjalanan yang berfluktuasi, minyak dan gas alam yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan, harganya dipasar internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai jembatan antara pihakyang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Bank diharapkan dapatmemberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha. Hanya negara yang bisa bersainglah yang akan menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1966-1983 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1966-2 1983 2. Arah Kebijakan 1966-1983 5 3. Langkah-Langkah Strategis 1966-1983

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci