PENENTUAN BATAS TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MELALUIBATASTURUNANNYA
|
|
- Farida Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalam Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Okwber 1991 PENENTUAN BATAS TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MELALUIBATASTURUNANNYA Pus at Standarisasi Eri Hiswara dan Penelitian Keselamatan Radiasi - Badan 'l'enaga Atom Nasional ABSTRAK PENENTUAN BATAS TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MELALUI BATAS TURUNANNYA. Batas turunan untuk kontaminasi permukaan merupakan alat yang berguna bagi petunjuk pengawasan operasional kegiatan rutin dalam penggunaan bahan radioaktif. Perhitungan batas turunan dilakukan dengan menggunakan nilai batas dosis yang diberikan BATAN, clan batas masukan tahunan dan batas turunan kadar di uclara yang diberikan IAEA. Jalan masuk yang dipertimbangkan adalah penyinaran eksternal, inhalasi aktivitas terbang dan ingesi bahan pada kulit. Dari data batas turunan kemudian dibuat batas tingkat kontaminasi permukaan untuk semua radionuklida pada permukaan di daerah pengendalian dan pengawasan. ABSTRACT DETERMINATION OF SURFACE CONTAMINATION LIMITS THROUGH ITS DERIVATIVE.Derived limits for surface contamination are a useful means for guidance for operational control of radioactive materials in routine activities. The calculation of derived limits was carried out based on dose limits given by BATANand annual limits on intakes and derived air concentrations of radionuclides given by IAEA. The pathways considered were external irradiation, inhalation of resuspended activity and ingestion of material on skin. The results were then used to determine surface contamination limits for all radionuclides in surface of both controlled and supervised areas. PENDAHULUAN Dalam suatu penanganan zat radioaktif berbentuk cair atau gas selalu terdapat kemungkinan adanya kejadian di luar dugaan yang dapat menyebabkan timbulnya bahaya kontaminasi. Dalam hal ini yang dapat terjadi adalah kontaminasi ruangan dan/atau kontaminasi permukaan. Kontaminasi ruangan disebabkan oleh terlepasnya zat radioaktif dalam bentuk gas ke ruangan kerja, sementara kontarninasi permukaan terjadi akibat kontak lang Eung zat radioaktif dalam bentuk cair atau gas dengan suatu permukaan. Salah satu upaya pengawasan operasional pada penggunaan zat radioaktif adalah dengan menetapkan suatu batasan tingkat kontaminasi. Nilai batas ini dapat diperoleh antara lain dengan memperhatikan toksisitas radionuklida yang diberikan Rendah Tinggi kontaminasi Sedang IAEA [1]. Pad a dasarnya, tingkat kontaminasi permukaan yang masih dapat diterima bergantung pada kondisi dan lingkungan kerja setempat. Karena itu, semua laboratorium dan instalasi nuklir dapat menetapkan batas tingkat kontaminasi permukaannya masing-masing. Namun demikian, biasanya suatu negara memiliki batas tingkat kontaminasi permukaan secara umum yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Di Indonesia, tingkat kontaminasi permukaan ditetapkan secara tak langsung dalam hubungannya dengan daerah kerja [2]. Dalam hal ini ditetapkan adanya daerah kontaminasi rendah, sedang dan tinggi, dengan masingmasing daerah memiliki tingkat kontaminasi permukaan baik untuk pemancar ex maupun ~. Tabel 1 memperlihatkan tingkat kontaminasi permukaan berdasar daerah keija tersebut. Tabell. Daerah Tingkat kontaminasi permukaan ber dasar daerah kerja. Tingkat 0,37 < > Pemancar < sx 0,37 3,7 kontaminasi < s 3,7 x < a37 ~ (Bq cm-2) Catatan: x adalah tingkat kontaminasi 466
2 Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalam Penelitian Sains dar Tekrwwgi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Okwber 1991 Tingkat kontaminasi permukaan yang diberikan pada Tabel1 sesungguhnya bukan suatu batas yang tidak boleh dilampaui, namun hanya sebagai petunjuk untuk menetapkan status suatu daerah kerja. Mengingat kekosongan peraturan yang menetapkan batas tingkat kontaminasi yang berlaku di Indonesia, makalah ini meneoba mengusulkan batas tersebut, yang ditentukan melalui batas turunannya. BATASTURUNANKONTAMINASI PERMU KAAN Batas turunan tingkat kontaminasi permukaan diperoleh dengan memperhitungkan jalan masuk radionuklida yang paling mungkin ke tubuh manusia, yaitu penyinaran eksterna kulit, penghirupan dan penelanan. Permukaan yang mendapat perhatian adalah permukaan di daerah pengendalian dan permukaan tubuh. Dalam perhitungan batas turunan ini digunakan nilai batas dosis yang diberikan BATAN [2] dan batas masukan tahunan dan batas turunan kadar radioaktif di udara yang diberikan IAEA [3], yang sebagian besar datanya diambil BATAN [2]. Perhitungan dilakukan dengan metode yang diberikan Wrixon dkk. [4] (Tabel 2). Tabel2. Metode perhitungan batas turunan. eksterna Jalan BT masuk Permukaan eksterna 0,25 kulit BTKU Penyinaran 0,057 kulit x 10-6 nghirupan mengambang aktivitas zat FT xd1 elanan dari kulit 5 x 50BMT x zat 10-2 Permukaan hilangkan kemungkinan penelanan di daerah pengendalian ini. Penyinaran eksterna kulit Untuk penyinaran eksterna kulit dianggap bahwa kulit selalu bersinggungan dengan permukaan yang terkontaminasi selamajam kerja. Nilai batas dosis untuk kulit adalah 500 msv per tahun [2]. Nilai ini sarna dengan laju dosis 0,25 msv per jam untuk pekerja radiasi yang tersinari selama 2000jam dalam satu tahun. Lapisan sel dasar pada epidermis merupa. kan jaringan kulit yang memiliki resiko penyinaran paling tinggi. Tebal epidermis tidak sarna untukseluruh tubuh, danjuga berbeda dari satu orang ke orang lain. Nilai tebal tersebut sekitar Ilm, untuk taksiran dosis ICRP merekomendasikan harga 70 Ilm sebagai harga rata. rata [5]. Jarak jangkau partikel a di jaringan dari sebagian besar radionuklida pemanear a ' ada. lah sekitar 40 Ilm. Namun karena jarak jangkau partikel a di udara adalah dalam orde em [6], sehingga sangat tidak mungkin suatu bagian tubuh tersinari seeara nyata dalam jangka waktu tertentu, penyinaran eksterna pemanear a dapat diabaikan. Untuk partikel ~ dan foton, laju dosis ekivalen rata-rata pada kedalaman 50 dan 100 Ilm diambil untuk mewakili laju dosis tersebut pada epidermis. Untuk ini dapat dilakukan perhitungan laju dosis ekivalen per satuan aktivitas permukaan dengan persamaan yang diberikan Berger sebagai berikut [7] : D (x, EO>=A n k Eo <I>(x, Eo) Keteran~an: BT = batas tunman (Bq cm-2) Dl = laju d06is ekivalen per satuan aktivitas permukaan (msvjam-1 Bq-1 cm2). BTKU = Batas tunman kadar di udara (Bq m-3) FT = faktor terbang (5 x 10.5 mol) BMT = batas masukan tahunan untuk penelanan (Bq). Permukaan Daerah Pengendalian. Penyinaran eksterna kulit dan penghirup aktivitas mengambang merupakanjalan masuk yang paling mungkin untuk kontaminasi permukaan di daerah pengendalian. Penggunaan sarana proteksi seperti sarung tangan meng- Penghirupan aktiuitas zat mengambang D(x,E) = laju dosis serap (msv jam-1), x. jarak dari sumber (em), Eo = energi radiae;i yang dipanearkan (MeV), <I>(x,E) = fraksi SE, rap spesifikasi (g_1), A = aktivitas sumber (Bq), n = jumlah satuan energi per disintegrasi, k = konstanta Hasil perhitungan dengan persamaan di atas telah diberikan pada Wrixon dkk. [4]. Kontaminasi udara di ruang kerja dapat terjadi akibat beterbangannya kontaminan yang semula terdapat di permukaan. Untuk memperhitungkan aktivitas zat mengambang ini dengan demikian diperlukan faktor terbang, yaitu suatu faktor yang menghubungkan kontaminasi udara dengan kontaminasi perm\;lkaan. 467
3 Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dun Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Oktober 1991 Faktor terbang dapat didetinisikan sebagai nisbah aktivitas per satuan volume udara dengan total aktivitas per satuan luas permukaan. Nilai faktor terbang yang direkomendasikan laea adalah 5 x 10-5 m-l [8]. Permukaan Tubuh. Cara yang paling mungkin untuk penyinaran kontaminasi pada permukaan tubuh akibat kontaminasi adalah melekatnya radionuklida pada kulit tubuh itu sendiri. Penembusan kulit untuk sampai ke darah hanya dapat berlangsung dengan beberapa bahan radioaktif yang larut di cairan organik; namun jalan masuk ini diluar lingkungan batas turunan, dan pemantauan biologi merupakan cara yang paling tepat untuk mengevaluasinya. Penyinaran eksterna kulit Kontaminasi pada permukaan kulit dapat menyebabkan penyinaran terus menerus pada kulit sebelum kontaminasinya dihilangkan. Dengan nilai batas dosis untuk kulit 500 msv per tahun, hal ini berarti 0,057 msv per jam untuk penyinaran satu tahun penuh. Batas turunan dengan demikian adalah aktivitas permukaan yang dapat memberikan laju dosis ekivalen ini ke lapisan dasar epidermis. Perhitungan dilakukan dengan cara yang sarna seperti terhadap penyinaran eksterna kulit di daerah pengendalian. Penelanan zat dari kulit Kontaminasi pada kulit dapat masuk ke tubuh melalui mulut. Dalam hal ini dianggap seseorang menelan semua aktivitas dari kontaminasi kulit seluas 10 cm2 setiap harinya. Batas turunan dengan demikian adalah aktivitas pada kulit seluas 10 cm2, yang bila ditelan setiap hari, dapat memberikan masukan sebanding dengan batas masukan tahunan untuk radionuklida yang bersangkutan. HASILDAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan batas turunan untuk permukaan di daerah pengendalian berikut dengan data laju dosis ekivalen per satuan aktivitas permukaan yang digunakan diberikan pada Tabel 3 (lampiran). Faktor 10-6 dan 10-2 pada perhitungan penghirupan aktivitas zat mengambang adalah faktor pengubah m-3menjadi cm-3dan m menjadi em. Data yang digunakan untuk menghitung batas turunan untuk permukaan tubuh dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 (lampiran). Faktor 5 dan 50 pada perhitungan penelanan zat dari bahan kulit adalah karena masa bekerja adalah 5 hari per minggu dan 50 minggu per tahun. Sedangkan faktor 10 adalah luas permukaan kulit yang terkontaminasi setiap harinya. Untuk daerah pengendalian, Tabel 3 menunjukkan bahwa penyinaran eksterna kulit merupakan jalan masuk pembatas untuk hampir semua radionuklida kecuali 3H, 63Ni, 90Sr, loocd,1251, 147Smdan radionuklida lain yang meluruh dengan pancaran a atau dengan suatu seri pancaran a. Untuk unsur-unsur terakhir ini, inhalasi merupakanjalan masuk pembatas. Dalam hal permukaan kulit, Tabel 4 memperlihatkan bahwa penyinaran eksterna kulit juga merupakan jalan mas uk pembatas untuk sebagian besar radionuklida. Kecuali untuk 3H, 63Ni, 1251, 147Sm, 210Pb dan radionuklida dengan nomor atom tinggi, dimana dalam hal ini penelanan merupakanjalan masuk pembatas. Tabel 5 (lampiran) memperlihatkan batas turunan yang berlaku umum untuk permukaan di daerah pengendalian dan di permukaan kulit, yang diperoleh dari batas turunan yang paling membatasi pada masing-masing permukaan. Daftar ini dibuat dengan pertimbangan bahwa untuk keperluan praktis, batas turunan harus cukup sederhana. Dari Tabel 5 terlihat bahwa untuk radionuklida dengan batas turunan sarna dengan atau lebih besar 3,7 Bq cm-2,harga untuk kedua jenis permukaan hampir sarna, atau berbeda sepuluh kali. Untuk itu cukup dapat diterima untuk menggunakan batas turunan yang lebih kecil untuk kedua permukaan dan radionuklida tersebut. Berdasar Tabel 5 terse but, suatu batas tingkat kontaminasi permukaan dapat dibuat (lihat Tabel6) (lampiran). Sesuai dengan uraian di atas, batas tingkat kontaminasi permukaan yang diberikan pada Tabel 6 didasarkan pada penggolongan eksterna penghirupan dan penelanan. Dalam menggunakan Tabel 5 dan 6 perlu diingat bahwa harga batas turunan untuk 3H (golongan V) yang diberikan hanya berlaku untuk bentuk air. Untuk 3H dalam bentuk unsur, pengawasan dapat dilakukan dengan dasar pemantauan biologi atau udara. Batas tingkat kontaminasi dan batas turunan yang diberikan merupakan penjabaran dari nilai batas dosis yang ditetapkan. Namun 468
4 Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains don, Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landa3 Bandung, 8-10 Oktober 1991 jika nilai batas dosis merupakan harga yang tidak boleh dilampaui, maka tujuan kedua batas yang diberikan hanyalah untuk memberikan petunjuk pengawasan operasional bahan radioaktif. Karena itu jika kontaminasi yang terjadi melebihi harga batas tingkat kontaminasi atau batas turunan, maka hal tersebut tidak berarti nilai batas dosis telah dilampaui. Sebagai petunjuk pengawasan operasional, maka kedua batas juga tidak bisa digunakan dalam hal kontaminasi yang terjadi akibat kecelakaan. KESIMPUlAN Makalah ini memberikan hasil perhitungan batas turunan untuk kontaminasi permukaan dari beberapa radionuklida. Batas turunan dihitung dengan dasar nilai batas dosis untuk DAFfAR PUSTAKA kulit pekerja radiasiyangdiberikan BATAN dan batas masukan tahunan untuk penelanan dan batas turunan kadarradionuklida di udarayang diberikan IAEA. Dari data batas turunan tersebut kemudian dibuat batas tingkat kontaminasi permukaan berdasar kategori permukaan dan penggolongan radionuklida.,data batas turunan dan batas tingkat kontaminasi permukaan ini selanjutnya dapat digunakan sebaga.i petunjuk pengawasan operasional kegiatan rutin dalam penggunaan bahan radioaktif, baik di daerah pengendalian yang kemungkinan pe_ nerimaan dosis radiasinya cukup tinggi maupun di daerah pengawasan yang kemungkinan. nya lebih rendah. 1. IAEA, A basic toxicity classification of radionuclides. Technical Report, Series 15, IAEA, Vienna (1963). 2. BATAN, Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, BATAN, Jakarta (1989). 3. IAEA, Basic safety standards for radiation protection, Safety Series 9, IAEA, Vienna (1982). 4. WRIXON, A.D., et.al. Derived Limits for Surface Contamination, NRPB-DL2, NRPB, Oxon (1979). 5. ICRP, Recommendation of the international commission on radiological protection, Report 26, Pergamon Press, Oxford (1977). 6. KNOLL, G.F. Radiation Detection and Measurement. 2nd ed., J~hn Wiley & Sons, New York (1989) BERGER, M.J. J.Nucl.Med.,12, Supplement 5, MIRD Pamphlet No.7 (1971). 8. IAEA, Monitoring of radioactive contamination on surface, Technical Report Series 120, IAEA, Vienna (1970). 469
5 Proceedings Seminar Reakror Nuklir dajam Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas Bunching, 8-10 Okrober 1991 LAMP1RAN Tabe13. Batas turunan kontaminasi permukaan di daerah pengendalian (Bq cm-2) 68 X BTKUBT ,22 3,16 2,92 1,81 5~4 2,17 3,70 1, ,43 5,19 1,35 4,11 8,65 3,87 1,27 6,33 8,41 2,22 1,08 1,99 5,81 1,4 Penyinaran 4,3 3,0 2,3 6,1 1,8 4,8 7 7,9 4,0 6,5 8,6 x.j.04 1,23 8,54 2,28 4,32 2,68 1,77 1,58 2,07 2,26 1,95 1,69 8,97 2,62 1,18 4,22 1,60 1,02 7,49 3,57 9,43 1, ,4 2,1 32,0 3,9 1,5 1,3 42,8 5,9 2,7 9,3 2, ) eksterna Penghirupan kulit (inhalasi) 4,8 1,6 1,4 5,8 3,3 6,8 9 29,5 51 7,0 1,1 1,2 X - 1,2 X X Jalan masuk 470
6 Proceedings Seminar Reciktor Nuklir dajam Peneliticm Sains don TeklWwgi Menuju Era TinggaJ Lcmdas Bcmdung, 8-10 Oktober 19!11 Tabel 3. (lanjutan) 67 1 BTKUBT Pu 2 89 X Penyinaran 101-1, ,8 1,6 4 X 1,2 1,4 X eksterna Penghirupan kulit Jalan (inhalasi) 9 X 10-2 masuk Catatan: V-sk = uranium susut kadar V-perk = uranium diperkaya 471
7 Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Oktober 1991 PPTN-BATAN Tabe14. Batas turunan kontaminasi permukaan di permukaan kulit (Bq cm'2).- 36 BTKUBT 109 3,16 2,92 8,22 5,24 1,81 2,17 3,70 1,92 6,43 5,19 1 X - 1,23 8,65 3,87 8,54 4,11 6,33 2,22 1,35 2,28 2,68 1,27 8,41 4,32 1,08 1,58 1,77 5,81 1,99 2,07 1,95 1,69 8,97 2,26 1,18 2,62 4,22 1,60 1,02 3,57 7,49 9,43 2,8 3,6 3,2 2,4 4'x Penelanan Penyinaran 6,9 5,3 4,2 4,5 3,4 3,0 4,8 2,9 4,6 3,2 3,1 5,6 3,6 3,9 9,8 6,8 2,6 7,6 5 2,1 2,2 6,4 2,8 6,0 2,5 9,0 6,6 6,7 1,8 1,4 1,1 1, ,3 1, ,0 X - X , X , eksterna kulit Jalanmasuk (ingesi) 472
8 Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalam Penelitian Sains don Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Okwber X 105 Tabel 4. (lanjutan) ; X BTKUBT ,8 Penyinaran - 3,2 1, ,8 3,6 1, X 1,2 X eksterna kulit Penelanan Jalan (ingesi) masuk Catatan: U-sk = uranium susut kadar U-perk = uranium diperkaya 473
9 Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains dan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Oktober 1991 Tabel 5. Batas turunan umum untuk permukaan daerah pengendalian dan permukaan kulit (Bq cm-2) 113mln 68Ga Kulit Nuklida 3,7 3,7x X 105 X pengendalian Nuklida Th U-alam U-perk 241Am 244Cm 224Ra 237Np 226Ra 228Ra 227Th 228Th 230Th 232Th 239pu 240pu 241Pu 242pu 231Pa 227Ac 238pu 235U 236U 233U 234U 238U U-sk 232U 223Ra 3,7 8,7 Daerah 3,7 Kulit X X _ Catatan: U-sk = uranium susut kadar U-perk = uranium diperkaya 474
10 Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalarn Penelitian Sains clan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas Bandung, 8-10 Oktober 19!1l asao CB III Tabel 6. Batas tingkat kontaminasi permukaan yang diusulkan Daerah Permukaan II 3,7xlO-1 3,7x102 3,7x103 Golongan IV X pengawasan, x Permukaan tubuh dalam di daerah Tingkat isipakai- an lengkapan dalian dalampribadi, bahan kategori selaindan proteksi yang sepre Abarang tercakup (Bq rumah perso- cm-2) Golongan 3,7 glove pe- kontaminasi xi Serendah-rendahnya yang tidak boleh yang dilampaui dapat dicapai Kategori 3, nil), lain Keterangan : Pen~e:olongan radionuklida Golongan I : 227Ac; 228Th; 230Th; 232Th; Th-alam; 231Pa; 232U; 233U; 234U; 236U; pemancara dengan Z >92. Golongan II : 147Sm; 210Pb; 52Fe; 227Th; 235U; 238U; U-A.lam; U-susut kadar; U diperkaya; 241pu. Golongan III :Nuklida lain kecuali yang digolongan IV clan V. Golongan IV : 14C; 35S; 54Mn; 57Co; 65Zn; 67Ga; 75Se; 77Br; 85Sr; 99mTc; 1251; 129Cs; 197Hg. Golongan V : 3H; 51Cr; 55Fe; 63Ni; 109Cd; 131Cs. 475
KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000
KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 Moch Romli, M.Muhyidin Farid, Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Gedung 50 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310
Lebih terperinciBAB V Ketentuan Proteksi Radiasi
BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi Telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99
Lebih terperinciKOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68
KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68 Ruminta Ginting, Yanni Andriyani, Tri Bambang L *) ABSTRAK KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 02/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN
Lebih terperinciANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK
ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK Kristiyanti 1, Wahyuni Z Imran 1, Lely Yuniarsari 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK ANALISIS WAKTU
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN. Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti
RENCANA PROGRAM KEGIATAN Nama Matakuliah : Proteksi Radiasi Dan Keselamatan Kerja Kode/sks : TKN 364/3 sks Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti Status kuliah : Wajib DESKRIPSI
Lebih terperinciPEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012
PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012 ABSTRAK Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciOPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI
ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009
PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN
Lebih terperinciPREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
No.185, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Keselamatan. Keamanan. Zat Radio Aktif. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5728). PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENYIMPANAN TECHNOLOGICALLY ENHANCED NATURALLY
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1549, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. TENORM. Keselamatan Radiasi. Proteksi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA
PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA Suparno -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENYIMPANAN TECHNOLOGICALLY ENHANCED NATURALLY
Lebih terperinciTINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS
TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS Mashudi, Unggul Hartoyo, Suhartono, Sunarningsih Kawasan Puspiptek, Gd 31, Serpong, Tangerang-Selatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan atau medik di bagian radiologi khususnya profesi kedokteran
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a.
Lebih terperinciTEORI DASAR RADIOTERAPI
BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
PELURUHAN RADIOAKTIF NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id 081556431053 Istilah dalam radioaktivitas Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti atom yg stabil: disintegrasi/peluruhan
Lebih terperinciBAB III BESARAN DOSIS RADIASI
BAB III BESARAN DOSIS RADIASI Yang dimaksud dengan dosis radiasi adalah jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya.
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016
PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi, Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang, 65145, Telp. 085784638866,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciU Th He 2
MODUL UNSUR RADIOAKTIF dan RADIOISOTOP Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang bersifat radioaktif disebut unsure radioaktif.unsur radioaktif
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF
ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF KRISTIYANTI, WIRANTO BUDI SANTOSO, ISTOFA PUSAT REKAYASA PERANGKAT NUKLIR Abstrak ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF.
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciPENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun ISSN 0852-2979 PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. ABSTRAK Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION U M U M Peraturan Pemerintah ini, dimaksudkan sebagai
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN.. 01 A. Latar Belakang 01 Tujuan Instruksional Umum. 02 Tujuan Instruksional Khusus 02
DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN.. 01 A. Latar Belakang 01 Tujuan Instruksional Umum. 02 Tujuan Instruksional Khusus 02 BAB II FILOSOFI KESELAMATAN RADIASI DAN ALARA... 03 A. Perkembangan Sistem Pembatasan
Lebih terperinciSELEKSI RADIONUKLIDA DALAM LlMBAH NON REAKTOR DAY A UNTUK PENGKAJIAN KESELAMA T AN PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF
Hasi/ Pellelitiall dall Kegiatall PTLR Tahllll 2006 ISSN 0852-2979 SELEKSI RADIONUKLIDA DALAM LlMBAH NON REAKTOR DAY A UNTUK PENGKAJIAN KESELAMA T AN PENYIMPANAN LlMBAH RADIOAKTIF Dewi Susilowati, Heru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi merupakan suatu bentuk energi. Ada dua tipe radiasi yaitu radiasi partikulasi dan radiasi elektromagnetik. Radiasi partikulasi adalah radiasi yang melibatkan
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007
ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 Budi Prayitno (1) dan Suliyanto (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinciKOMPARASI PRAKIRAAN DOSIS INTERNA SECARA IN-VIVO DAN IN-VITRO. R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
KOMPARASI PRAKIRAAN DOSIS INTERNA SECARA IN-VIVO DAN IN-VITRO R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRAKIRAAN DOSIS RADIASI INTERNA SECARA IN-VIVO
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG
ISSN 852-4777 PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG Sri Wahyunigsih (1) dan Yusuf Nampira (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN 20 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRESIKO PEMBANGKITAN ENERGI
Proceedings Seminar Reaktor Nllklir dalam PenelitiaJt Sains dan TeklWlogi Menlljll Era Tinggal Landas BOJtdung, 8-10 Oktober 1991 PPTN - BATAN RESIKO PEMBANGKITAN ENERGI Iyos R. Subki Badan Tenaga Atom
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )
ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR ) Elfida, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNA PEKERJA PUSAT
Lebih terperinciEVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN - L. Kwin Pudjiastuti, Arie Budianti, M.Cecep Cepi Hikmat Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciKAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET
KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET Rr.Djarwanti Rahayu Pipin Sudjarwo Pusat Radioisotop Dan Radiofarmaka BATAN, Gedung 11 kawasan Puspiptek Serpong Sekretaris
Lebih terperinciPENGKAJIAN PERHITUNGAN DOSIS RADIASIINTERNA PADA PEKERJA RADIASI BERDASARKAN ICRP 30 DAN ICRP 68
Hasi/ Penelilian dan Kegiatan PTLR Tahzln 2006 ISSN 0852-2979 PENGKAJIAN PERHITUNGAN DOSIS RADIASIINTERNA PADA PEKERJA RADIASI BERDASARKAN ICRP 30 DAN ICRP 68 R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri
Lebih terperinciIRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT
86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciNILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN
9 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN Nilai Batas Lepasan Radioaktivitas
Lebih terperinciHUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis
HUKUM KETENAGANUKLIRAN; Tinjauan dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja, oleh Eri Hiswara Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax:
Lebih terperinciPEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005
PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )
EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR ) Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 212 ISSN 852-2979 EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005
PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005 Sri Widayati, RS Tedjasari, Elfida, L. Kwin P, Ruminta G, Tri Bambang L., Yanni A. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGENDALIAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR Maria Evalisa dan Zubaidah Alatas Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.
Lebih terperinciRadioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie
Radioaktivitas Inti atom yang memiliki nomor massa besar memilikienergi ikat inti yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan nomor massa menengah. Kecenderungan inti atom yang memiliki nomor massa besar
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.672, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Radiasi Proteksi. Keselamatan. Pemanfaatan. Nuklir. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang telah kita ketahui pada dasarnya setiap benda yang ada di alam semesta ini memiliki paparan radiasi, akan tetapi setiap benda tersebut memiliki nilai
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI
ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh NAUSA NUGRAHA SP. 04 02 02 0471 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60
PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK. PERANCANGAN
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA
pengawasan Pembuatan 1-125... (Djarwati, dkk} PENGAWASAN PEMBUATAN 1-125 DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA Rr.Djarwanti RPS, Hadirahman, Arief Imam Nugroho, Rohmansyur, Uteng Tarmulah Pusat Radioisotop
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU
PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU R. Suminar Tedjasari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN
Lebih terperinciBab 2. Nilai Batas Dosis
Bab 2 Nilai Batas Dosis Teknik pengawasan keselamatan radiasi dalam masyarakat umumnya selalu berdasarkan pada konsep dosis ambang. Setiap dosis betapapun kecilnya akan menyebabkan terjadinya proses kelainan,
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.
PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008. ENDANG SUKESI, BUDI PRAYITNO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN Gedung 20 - Kawasan Puspiptek - Serpong
Lebih terperinciEVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009 ABSTRAK Endang Sukesi, Sudaryati, Budi Prayitno Pusat
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciEVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM Endang Sukesi I dan Suliyanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -BATAN
Lebih terperinciCHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60
PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciMAKALAH PROTEKSI RADIASI
MAKALAH PROTEKSI RADIASI PENGERTIAN, FALSAFAH, DAN ASAS PROTEKSI RADIASI DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 NAMA : 1. A MUIS MUALLIM (15001) 2. ALMIN PRABOWO ANWAR (15002) 3. ANDI MUTMAINNAH IVADA DEWATA (15003)
Lebih terperinciKALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN
PI'OSIdI/JJ portomuan dan ProsontasJ Ilmlah FWiDSlonaJ Toknls Non POIUIIIU,18 D8s8mIJor 2006 ISSN :1410 6381 KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR BATAN ABSTRAK KALIBRASI
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIASI. Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T.
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik Dosen Pengajar : Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan S.T., M.T. Oleh : ADI WIJAYANTO 1 Adi Wijayanto Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id CAKUPAN
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR.
IMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang
Lebih terperinciWidyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN
Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: 46-51 ISSN 1410-5357 Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Proposal of Dose Constraint Value for Radiation
Lebih terperinciPERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF
PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali, Beny Syawaludin Pusat Rekayasa Perangkat
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
EVALUASI KESELAMATAN RADIASI DI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS (KH-IPSB3) PASCA PENGISIAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ABSTRAK L.Kwin
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT
SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad 1 dan Rr. Djarwanti,RPS 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN Gedung B Lantai 2, Kawasan
Lebih terperinciPENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 62 PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG Dewi Widyaningsih
Lebih terperinciBab 5 PERKEMBANGAN PERTAHANAN BERLAPIS UNTUK REAKTOR DAYA DI MASA DEPAN
Bab 5 PERKEMBANGAN PERTAHANAN BERLAPIS UNTUK REAKTOR DAYA DI MASA DEPAN 116. Beberapa konsep mengenai reaktor maju sedang dipertimbangkan, dan pencapaian perbaikan dalam keselamatan dan keandalan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Radiasi nuklir merupakan suatu bentuk pancaran energi. Radiasi nuklir dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan kemampuannya mengionisasi partikel pada lintasan yang dilewatinya,
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE
ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE 2008-2012 ABSTRAK Moch Romli, L. Kwin Pudjiastuti, Mahmudin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ANALISIS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI, KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DAN KELUARAN SUMBER RADIASI TERAPI, DAN STANDARDISASI RADIONUKLIDA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN
Lebih terperinciPEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011 ABSTRAK Amir Djuhara, Ngatino, M. Yasin Pusat Pengembangan Geologi Nuklir BATAN Jl. Lebak Bulus Raya No.9, Ps. Jumat,
Lebih terperinciPENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida
PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16 Malang 65145, Telp. 085784638866
Lebih terperinciPEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012
PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012 Sudaryati, Arca Datam S. dan Nur Tri Harjanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN PENERIMAAN
Lebih terperinciRINGKASAN. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya
RINGKASAN Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor; Program St~di Pengeloiaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penulis : Pande Made Udiyani; Judul : Identifikasi Radionuklida Air di Luar Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinci