PERSIAPAN PROSES AUDIT ENERGI OLEH : IR. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
|
|
- Harjanti Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSIAPAN PROSES AUDIT ENERGI OLEH : IR. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
2 SKKNI MANAJER ENERGI Sub bidang Industri.
3 SISTEM MANAJEMEN ENERGI Standar Sistem Manajemen Energi : Internasional: ISO (diterbitkan: 15 June 2011) Standar Sistem Manajemen Energi (ISO 50001) menyediakan kerangka berbasis pasar dan praktik terbaik untuk mengintegrasikan efisiensi energi ke dalam budaya korporat industri dan praktik manajemen sehari-hari Nasional SKKNI yaitu standar yang mengatur kompetensi SDM : Kepmen Tenaga Kerja& Transmigrasi N0. 321/MEN/XII/2011 (Industri). Kepmen Tenaga Kerja & TransmigrasiN0. 323/MEN/XII/2011 (Bangunan gedung). 3
4 Sistem Manajemen Energi - ISO50001 MANAJEMEN PUNCAK Peran Keterlibatan Kepemimpinan KOMITMEN Kebijakan Energi Manajemen review Standar ini diterapkan untuk semua organisasi, Standar tidak menyebutkan kriteria kinerja spesifik yang berkenaan dengan energi.
5 Implementasi Sistem Manajemen Energi Dengan menerapkan sistem manajemen energi, maka konsumsi energi/biaya energi akan cendrung turun. Resultan hasil sistem manajemen energi adalah kinerja energi akan meningkat secara konsisten (tidak dipengaruhi petugas).
6 Audit Energi dalam Sistem Manajemen Energi Manajer Energi Plan (Audit Energi) Do Check Act Operator
7 Persiapan Audit Energi - SKKNI KODE UNIT : JPI.KE JUDUL UNIT : Menyiapkan proses audit energi URAIAN UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan persiapan pelaksanaan audit energi dalam Industri. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) 1. Menyusun metodologi audit energi 2. Menyiapkan perangkat audit energi 1.1. Sasaran ditentukan 1.2. Lingkup kegiatan ditentukan 1.3. Metodologi ditentukan 1.4. Kebutuhan data ditentukan Tim pelaksana ditetapkan 2.2. Peralatan ditetapkan 2.3. Perlengkapan K3 (Keselamatan dan kesehatan kerja ditentukan) Anggaran disusun. 3. Membuat kerangka waktu audit energi 3.1. Rencana kegiatan ditetapkan 3.2. Rencana kebutuhan sumber daya ditetapkan Jadual pelaporan ditetapkan
8 PENGERTIAN AUDIT ENERGI Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi Energi (Pasal 1). Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi 4/23/2014
9 MAKSUD AUDIT ENERGI : Maksud : Mendapatkan potret penggunaan energi. Kegiatan :
10 Tujuan AUDIT ENERGI Memahami masalah penggunaan energi Intensitas & kinerja energi, potensi penghematan energi, manfaat dan langkah yang diperlukan.
11 AUDIT ENERGI ADALAH WAJIB! Sesuai PP70 tahun 2009 tentang konservasi energi, bagi industri tertentu audit energi adalah wajib. PP 70. pasal 12 : (1)Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi wajib dilakukan secara hemat dan efisien. (2)Pengguna energi/sumber energi yang menkonsumsi energi lebih besar atau sama dengan (enam ribu) setara ton minyak per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi. (3) Manajemen energi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan : menunjuk manajer energi; menyusun program konservasi energi ; melaksanakan audit energi secara berkala; melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
12 Manfaat Audit Energi Membuat Keputusan. Data & informasi HASIL AUDIT ENERGI Keputusan investasi Managemen puncak.
13 Metoda Penentuan Audit Energi Jika jenis energi sudah ditentukan maka metoda audit dapat ditentukan
14 Siapa Pelaksana Audit Energi Auditor Energi Kompeten Internal Eksternal
15 JENIS KATAGORI AUDIT ENERGI Berdasarkan tingkat kedalaman yang dihasilkan, audit energi dibedakan menjadi : Walk-Through Audit (Pengamatan singkat) Preliminary Audit (Audit Awal) Detailed Audit ( Audit Rinci).
16 WALK-THROUGH AUDIT Adalah audit energi dengan tingkat kegiatan paling rendah yaitu level 1. Aktifitasnya adalah : Mengumpulkan data (bersifat umum), pengamatan singkat secara visual dan wawancara. Analisis dan evaluasi data (sangat dasar) system pemanfaat energi, intensitas pemakaian energy dan kecendrungannya, serta benchmark intensitas energi rata-rata terhadap perusahaan sejenis dan menggunakan peralatan atau teknologi serupa. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum pengelolaan energi. Level 1 is the basic level for an energy audit. It gives basic information on the opportunities for energy savings on a very draft (basic) level. This may be called a walkthrough audit
17 Audit Awal (Preliminary Audit) Audit awal merupakan level kedua dari tingkat kegiatan audit energi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya potensi penghematan energi. Kegiatan ini sedikit lebih lengkap dari audit level satu, data dan informasi yang digunakan sudah didasarkan dengan hasil pengukuran/sesaat. The proposals for energy saving are more thoroughly grounded than in level 1 and are based on some measurements.
18 Audit Rinci Audit rinci merupakan level ke 3 dan tertinggi dalam kegiatan audit energi. Audit ini lebih mendalam dengan lingkup yang lebih luas, rekomendasi didasarkan atas kajian engineering dengan urutan prioritas yang jelas. Output audit rinci adalah uraian lengkap tentang jenis dan sumber energi, rugi-rugi energi, faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi, karakteristik operasi peralatan/sistem energi, potensi penghematan energi berdasarkan analisis data secara lengkap dan rekomendasi. Energy consumption is carefully studied and the proposals for energy saving measures and investments are so well-prepared that they are ready for implementation.
19 Aktifitas Level Kedalamaman Audit Energi Level Audit Level I Level II Level III Mengumpulkan data energi dan x 1) x 1) x 1) wawancara Dokumen Teknikal. - x x Interview - x x Pengukuran : peralatan utama - x x Pengukuran: semua level - - x Evaluasi dasar sistem technikal. x x x Heat Balance - x 1) x 1) Potensi penghematan x x x Usulan Investment : guiding - x - Usulan Investment : well-grounded - - x 1) Mungkin jika meter energi terpasang
20 PENENTUAN JENIS AUDIT ENERGI Jenis audit energi ditentukan berdasarkan Target penghematan energi Lingkup Area Kedalaman audit (analisis data) yang diperlukan Sumber daya yang tersedia
21 Target dan Sasaran Audit energi Target adalah besaran penghematan energi yang ingin dicapai (%). Sasaran adalah cakupan area kegiatan audit energi yang dibatasi berdasarkan target penghematan dan kemampuan melakukannya.
22 PENENTUAN TARGET Tanpa Kriteria; Menentukan target tanpa pertimbangan internal maupun eksternal. Metoda ini sulit atau terlalu mudah dicapai. Berdasarkan Informasi Internal; Cara ini adalah yang terbaik yaitu berdasarkan informasi baseline EEI atau rekomendasi hasil audit energi. Berdasarkan Informasi External ; Yaitu berdasarkan benchmarking (EEI) perusahaan sejenis, misalnya EEI adalah 425 kwh/kg, sedangkan di perusahaan lain sejenis EEI rata-rata 400 kwh/kg, EEI tertinggi 450 kwh/kg dan EEI terbaik 350 kwh/kg. Maka target dapat diset misalnya 400 kwh/kg.
23 KRITERIA TARGET AUDIT ENERGI Target harus : SMART Simple Measurable Achievable Realistic Trackable
24 SYARAT TARGET Target harus dinyatakan secara spesifik pada area tertentu dengan besaran yang dapat dijangkau dalam suatu periode yang ditentukan. Harus sesuai dan memenuhi kriteria kebijakan perusahaan. Besarnya target harus realistis Target harus terukur dan bisa dilakukan Mendapat dukungan dari seluruh unit kerja terkait.
25 METODA PENENTUAN TARGET & SASARAN Sasaran dan target ditetapkan melalui analisis Data (Jika data tersedia). Distribusi Pareto : Sejumlah elemen memiliki pengaruh besar terhadap seluruh kelompok Toeri Pareto berlaku untuk pengguna energi : Bahwa sekitar 20 % peralatan energi menghabiskan 75 % dari total pemakaian energi. Dan sekitar 70 % peralatan energi mengkonsumsi hanya sekitar 15 % energi. Sisanya 10 % dari total pemakaian energi dikonsumsi peralatan lain- lain.
26 ANALISIS ABC Untukperusahaan yg kompleks dengan ratusan atau lebih pengguna energi, maka penentuan prioritas dapat dilakukan dengan metoda Analisis ABC Distribusi Pareto Sekitar 20 % peralatan energi menghabiskan 75 % dari total pemakaian energi (Katagori A) Sekitar 70 % peralatan energi mengkonsumsi sekitar 15 % dari total konsumsi energi (Katagori B) Sisanya adalah untuk peralatan lain- lain (Katagori C) Prioritas : I. Katagori A II. Katagori B III. Katagori C
27 Langkah Analisis ABC Langkah kegiatan dalam membuat keputusan dengan menggunakan metode analisis ABC adalah mengikuti proses berikut. Langkah Tindakan yang Perlu Obyektive Langkah 1 Bagi sistem keseluruhan menjadi kelompok dan sub-kelompok berdasarkan jenis energi seperti diperlihakan pada gambar informasi Pendekatan ini akan membuat masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana. pemanfaatan energi di atas. Langkah 2 Hitung energi input masing masing sub kelompok Membantu dalam menetukan prioritas pengendalian Langkah 3 Analisis ABC konsumsi energi sub kelompok Membantu manajer energi untuk menentukan prioritas dan model Langkah 4 Analisis mikro katagori A dan katagori B sub kelompok peralatan masing masing untuk tiap jenis energi yang digunakan Mengidentifikasi area masalah dan membantu menetapkan sasaran, troubleshooting dan kontrol.
28 Informasi Penguna Energi Berdasarkan Kelompok Sumber energi & Kelompok Unit kerja Significant energy users (Unit kerja significan)
29 Informasi sumber energi Berdasarkan Sub Kelompok Pengguna Energi Konsumsi energi (%) per Unit kerja Sumber energi (%) Sub Kelompok
30 Berdasarkan informasi di atas, maka : Konsumen energi terbesar adalah : Unit V : 40 %, Unit IV : 30 %, Unit I : 15 %, Sisanya Unit II&II =15 %. Sumber energi yang terbesar adalah BBM (20 %). Prioritas : Kelompok unit : Unit V Sumber energi : BBM Prioritas I
31 Daftar Urutan Prioritas Konservasi Energi dengan Metoda Analisis ABC (Katagori kelompok unit &Jenis Energi) Unit Katagori Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status V A AA. BBM (20 %) AB. Listrik (12 %) AC.Batubara (8 %) IV B BA. BBM (15 %) BB. Batubara (12 %) BC. Listrik (3 %) I C CA. BBM (7.5 %) CB. Batubara (4.5 %) CC. Listrik (3.5 %) Prioritas I Prioritas III Prioritas IV Prioritas II Prioritas III Prioritas VIII Proiritas V Prioritas VI Proiritas VII Prioritas : I = AA Prioritas : II = BA Prioritas : III = AB; BB
32 Daftar Urutan Prioritas Sasaran Konservasi Energi dengan Metoda Analisis ABC (Katagori Biaya Energi) Unit Katagori Unit Kerja Katagori - Jenis Energi Status Biaya Energi (Juta Rp) V A AA. BBM (20 %) AB. Listrik (12 %) AC.Batubara (8 %) IV B BA. BBM (15 %) BB. Batubara (12 %) BC. Listrik (3 %) I C CA. BBM (7.5 %) CB. Batubara (4.5 %) CC. Listrik (3.5 %) Prioritas I Prioritas II Prioritas V Prioritas III Prioritas IV Prioritas VIII Proiritas VI Prioritas VII Proiritas IX 200 (A) 125 (B) (C) Prioritas I = (A) Prioritas II = (B) Prioritas III = (C)
33 Penentuan Tim Audit Tim audit biasanya terdiri dari dua atau 3 orang disesuaikan dengan lingkup dan metode audit. Tim audit : Latar belakang KOMPETENSI TEKNIS (listrik, mekanik, dan proses industri).
34 Kebutuhan Data Jenis dan kebutuhan data primer dan sekunder serta data kualitatif dan kuantitatif diidentifikasi Data umum peralatan energi Data historis konsumsi energi Data manajemen energi Data proses & peralatan energi Data operasi
35 Metode observasi Maksud observasi : Melihat secara langsung fisik dan kelainan yang terjadi pada peralatan energi, jenis teknologi peralatan yang digunakan sudah hemat energi, Mengetahui kondisi operasi, pemeliharaan apakah sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
36 Observasi langsung kondisi fisik peralatan energi data operasi dan pemeliharaan P disarankan = 0.5 kg/cm2 P aktual = = 1 kg/cm2
37 Observasi Instalasi Kerugian energi sering terjadi dalam praktek mulai dari yang kecil hingga ukuran yang cukup besar seperti bocoran uap, radiasi panas dll. Kerugian energi akibat bocoran tersebut dapat terjadi karena masalah instalasi dan pemeliharanan. jika dihitung dalam satu tahun dapat mencapai nilai ratusan hingga ribuan juta rupiah per tahun. 37
38 Observasi instalasi : Isolasi Pipa Panas
39 Metoda Pemeriksaan Metoda periksaan didasarkan analisis suara dengan menggunakan Visual Alat ukur pendengar (sound device), infra red (thermography). Periksaan steam trap : Jika steam trap berfungsi dengan baik/normal suara yang dihasilkan adalah siklus, dan dengan menggunakan alat pendengar (sound device) seseorang dapat mendengarkannya secara pisik. Alat pendengar suara sangat bervariasi dalam hal kecanggihan mulai dari yang sederhana seperti handmade steel welding rod hingga yang canggih seperti ultrasonic testing equipment. sound device Ultrasound
40 1. Pemeriksaan steam Trap dengan Infrared Thermography 2. Pemeriksaan motor dengan Infrared Thermography
41 METODE PENGUKURAN Intrumen Ukur Audit Energi a. Power analyser b. Combustion anayser, c. Termometer
42 Pengukuran Kwalitas Daya
43 THERMOMETERS Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu baik pada fluida, permukaan maupun gas. Thermometer dapat dikatagorikan kedalam dua tipe yakni kontak langsung (thermocouple) dan non contact (infrared). Thermometer sering digunakan untuk mengukur suhu pada : Ambient air Refrigration plant : compressor, cooling tower, chilled water Bioler : surfaces, flue gases, steam pipes, feed water. Condensate water Furnaces : surfaces, flue gases, cooling water Waste heat recovery : gas, water Thermocouple digunakan untuk melakukan pengukuran temperatur pada udara, liquid dan gas. Thermocouple umumnya tidak digunakan untuk mengukur temperatur permukaan.
44 POWER ANALYZER Power Analyzer Digital 3 phase, Harmonitor3000 Clamp on power tester 44
45 POWER ANALYZER (2) Instrumen ini digunakan untuk mengukur parameter sistem listrik (voltase, arus, power factor dan kwalitas daya). Kwalitas daya berkaitan dengan parameter antara lain: Ketidak-seimbangan arus. Ketidak-seimbangan tegangan. Kestabilan tegangan terhadap beban kejut. Faktor daya. Tingkat harmonik (THD) arus. Tingkat harmonik (THD) tegangan.
46 THERMOGRAPHY Instrument ini digunakan untuk mengukur suhu suhu ujung kopling dan bearing motor Suhu ujung kopling dan bearing motor yg tinggi serta selisih antara suhu bearing pompa juga tinggi adalah tanda adannya misaligned pada poros pompa
47 WATER FLOW METERS Instrumen ini digunakan untuk mengukur laju aliran cairan/air. Aliran diukur untuk mendapatkan besaran laju alir pada pompa, cooling tower, sistem pendinginan, heat exchanger dan kondensor.
48 ANEMOMETERS Instrumen ini digunakan untuk mengukur kecepatan alir udara. Kecepatan alir udara perlu diukur untuk mendapatkan besaran alir misalnya pada sistem pendingin udara (AHU/FCU), cooling tower, sistem pembakaran dan heat exchanger.
49 Pelindung Diri K3 Yang Diperlukan Perlengkapan K3 seperti : Sepatu boot, Helmet, Ear plug Sarung tangan Kaca pelindung mata dsb; Perlengkapan lain yang dianggap perlu. 49
50 MENENTUKAN JADUAL AUDIT ENERGI Audit lapangan Pengumpulan data historis (3 hari) Observasi (2 hari) Pengukuran (3-10 hari) Diskusi (1-2 hari) Analisis data Tabulasi data (6 hari) Analisis data (5-14 hari) Diskusi (2 hari) Pelaporan Menyusun draf laporan (3-14 hari) Presentasi (1 hari) Menyusun laporan akhir (3-10 hari)
51
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat penelitian Survey lapangan merupakan wahana untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dari obyek penelitian. Survey lapangan dilakukan di ruangan panel listrik
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Energi Audit energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan datadata pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciOLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)
OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) 1 1. BOILER 2. PRINSIP KONSERVASI PADA BOILER 3 KASUS Boiler telah dikenal sejak jaman revolusi industri. Boiler merupakan peralatan
Lebih terperinciSistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS)
Sistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS) HOTEL BENCHMARKING TOOLS AND STRATEGIC ENERGY MANAGEMENT PILOT PROGRAM USAID ICED-Jakarta, 26 November 2013 Outline Presentasi: 1. Latar Belakang
Lebih terperinciAudit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan
Audit Energi Institut Teknologi Indonesia Teddy Dharmawan 114132512 Pendahuluan Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah PBB, yaitu United Nations Industrial Development
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN ENERGI BERKELANJUTAN
SISTEM MANAJEMEN ENERGI BERKELANJUTAN titovianto widyantoro Permasalahan energi Sumber daya energi yang ada saat ini berada di bawah tekanan yang sangat luar biasa Akan tetapi dalam rangka mempertahankan
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA-DATA. Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama diperoleh data- data sebagai berikut
70 Bulan 1. Data Historis Audit Energi LAMPIRAN I DATA-DATA Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama 2011-2015 diperoleh data- data sebagai berikut ClO 2 Plant Tabel 15. Intensitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat berbanding lurus dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 November 2010 sampai 20 Desember 2010 dan bertempat di gedung Tower Universitas Mercu Buana Jakarta. 3.2 Jenis
Lebih terperinci50001, BAB I PENDAHULUAN
Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciSpecial Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)
Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengamatan awal dilihat tiap seksi atau tahapan proses dengan memperhatikan kondisi produksi pada saat dilakukan audit energi. Dari kondisi produksi tersebut selanjutnya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 dan Pasaf 8 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2052
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan atau gedung bertingkat banyak dijumpai di kota besar, seperti DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran, bahkan sekolah / kampus
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017 DAFTAR ISI I LATAR BELAKANG II KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI NASIONAL III KAMPANYE HEMAT ENERGI I MENGAPA HEMAT ENERGI? KEBUTUHAN
Lebih terperinciPENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto, Heri Witono, Arifin Istavara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciGambar 1.1 Perkiraan kebutuhan energi final nasional (Outlook Energi Indonesia, BPPT 2012)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Krisis energi dan perubahan iklim global merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh hampir seluruh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Agar efisiensi operasi AC maximum, masing-masing komponen AC harus beroperasi pada tingkat efisiensi optimalnya. Untuk mempertahankan agar kinerja operasi selalu
Lebih terperinciDesain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi
Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Disusun oleh : Iqbal Safirul Barqi 2308 100 151 Muhammad Fauzi 2308 100 176 Dosen
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat, dan
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT
KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian ada dua macam yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN
88 LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Data Sekunder Audit Energi (Data Pengukuran Spot/Aktual) a. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Steam 1) Produksi ClO 2 pada Tanggal 5 Februari 2016 Flow ClO 2 2617,7 m 3 /h
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jumlah populasi manusia yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bisnis kilang modern yang sangat dinamis dan kompetitif (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki performance operasionalnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciBAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Tahapan berikutnya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tahapan realisasi mesin refrigerasi hibrida dengan modul Evaporative Cooling dan modul Heat Recovery
Lebih terperinciTUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL
TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan
Lebih terperinciEFISIENSI ENERGI & PENURUNAN EMISI SEKRETARIAT PROPER
2016 Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup EFISIENSI ENERGI & PENURUNAN EMISI SEKRETARIAT PROPER PENILAIAN Beyond Compliance PROPER 150 DOKUMEN RINGKASAN KINERJA
Lebih terperinciREGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT. Indah Kiat Pulp & Paper
CHAPTER III IDENTIFIKASI PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI CO2 3.1 AUDIT ENERGI DAN EMISI CO2 (ENERGI AND CO2 EMISSION AUDIT) 3.1.1 Penjelasan Umum Audit energi merupakan inspeksi, survey dan analisis
Lebih terperinciEFISIENSI ENERGI & SEKRETARIAT PROPER
2017 EFISIENSI ENERGI & PENURUNAN EMISI SEKRETARIAT PROPER PENILAIAN Beyond Compliance PROPER 150 DOKUMEN RINGKASAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Screening SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN EFISIENSI ENERGI
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap ketersediaan energi khususnya energi listrik dari waktu ke waktu semakin meningkat. Semakin meningkatnya permintaan terhadap penggunaan energi,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Pengujian Perhitungan dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data. Data yang dikumpulkan meliputi hasil pengujian dan data tersebut diolah dengan perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melalui 6 tahapan, yaitu raw material extraction, raw material preparation,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri semen membutuhkan jumlah energi yang besar untuk berproduksi. Hampir sekitar 50% biaya produksi berasal dari pembelian energi yang terdiri dari 75% dalam bentuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciSITUASI ENERGI DI INDONESIA. Presented by: HAKE
SITUASI ENERGI DI INDONESIA Presented by: HAKE Potensi Dan Pemanfaatan Energi Fosil Dan Energi Terbarukan No Energi Fosil Sumber Daya Cadangan Rasio Ct/Produksi Produksi (Sd) Terbukti (CT) (Tahun) 1 Minyak
Lebih terperinciPENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005 Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN 2005. Telah dilakukan pengoperasian Sistem Sarana Penunjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196
Lebih terperinciBagian 2 Bagaimana mengefisiensikan energi
Bagian 2 mengefisiensikan energi Bagian ini melengkapi metodologi 6 tahap untuk membantu perusahaan-perusahaan di Asia memperbaiki energi efisiensi, mengurangi biaya dan mengurangi emisi gas rumah kaca,
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI. Kode Unit : JPI.KE
2 Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip konservasi energi Uraian Unit: Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengenalan dan pemahaman tentang pemanfaatan
Lebih terperinci24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.
Perilaku Berhemat Energi Listrik TIM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI STUDI KASUS. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS 3.1 Bahan Studi Kasus Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data pengukuran pompa sirkulasi minyak sawit pada Concentrated Solar Power selama
Lebih terperinciKOP SURAT BADAN USAHA
KOP SURAT BADAN USAHA...,... Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) berkas : Laporan Berkala Periode Tahun 20.. Kepada Yth. Gubernur Kalimantan Barat Cq. Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi energi nasional. Seperti
Lebih terperinciKonservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler
159 Iriany / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 151 155 Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 5( Juli 006: 156 16 ISSN 141-7814 Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG
Lebih terperinciBAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 11-1 BAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 11.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pelaksanaan audit energi yang dilakukan dan kajian terhadap kebutuhan teknologi Konservasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling
Lebih terperinciTenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan
Lebih terperinciSERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)
SERTIFIKASI KOMPETENSI KONSERVASI ENERGI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) Jakarta, 19 Mei 2015 1. Pendahuluan OUTLINE 2. SKKNI Manajer Energi dan Auditor Energi 3. Sertifikasi Kompetensi Konservasi
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. PEMAKAIAN LISTRIK GEDUNG PGC Konsumsi energi listrik harian di gedung Pusat Grosir Cililitan dicatat oleh PT. PLN (Persero) dalam 2 jenis waktu pemakaian yaitu Luar
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan energi listrik pada zaman globalisasi ini, Indonesia melaksanakan program percepatan pembangkitan listrik sebesar 10.000 MW dengan mendirikan
Lebih terperinciProvinsi : Organisasi Manajemen Energi Jika ada, lampirkan struktur organisasinya dan/atau Surat Keputusan pembentukannya
2012, No.557 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI I. FORMAT PELAPORAN UNTUK INDUSTRI A. INFORMASI UMUM PERUSAHAAN
Lebih terperinciNama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.
KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing
Lebih terperinciAbstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU
ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGUJIAN
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mengingat arti penting sumber daya energi, pemerintah perlu menyusun rencana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka A. Konservasi Energi Mengingat arti penting sumber daya energi, pemerintah perlu menyusun rencana pengelolaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciMAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.
MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja
Lebih terperinciANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK
ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT PK Imron Rosadi, Agus Wibowo, Ahmad Farid. Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pancasakti, Tegal,. Dosen Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciMulia Hendra, Mukti Widodo, Doni Sugiyana. Balai Besar Tekstil, Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 390 Bandung
STUDI KONSERVASI ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL (PROSES PERTENUNAN, PENCELUPAN DAN PENYEMPURNAAN) ENERGY CONSERVATION STUDY IN TEXTILE INDUSTRY (WEAVING, DYEING AND FINISHING PROCESS) Mulia Hendra, Mukti Widodo,
Lebih terperinciPerencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning)
Perencanaan Manajemen Energi (Energy Management Planning) Dr. Giri W.iyono, M.T. Jurusan Pendidikan. Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @ uny.ac.id
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN
OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN Irnanda Priyadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu, Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Bengkulu Jl.
Lebih terperinciSTUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA
TUGAS AKHIR STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA UNIT COOKING PLANT DENGAN LINGKUP PENELITIAN COOKING BLEACHING SECTION DI PT. TANJUNGENIM LESTARI PULP AND PAPER Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciBab IV Analisis Kelayakan Investasi
Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciInstrumentasi dan Pengendalian Proses
01 PENDAHULUAN Instrumentasi dan Pengendalian Proses - 121171673 salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia dengan tujuan utama memberikan dasar pengetahuan tentang: a) dasar-dasar instrumentasi proses
Lebih terperinciSOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra
SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra Monacho LATAR BELAKANG Di zaman modern, dengan mobilitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO
TUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh
Lebih terperinciIII. PERANCANGAN KONDISI PROSES
III. PERANCANGAN KONDISI PROSES III.1 Kondisi Proses Yang diartikan dengan kondisi proses adalah kondisi operasi yang diperlukan sehingga perancangan yang dilakukan itu dapat memenuhi design itention,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari saat ini, dimana hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciAUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).
AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR). Mohammad khatib..2411106002 Dosen pembimbing: Dr. Ridho Hantoro,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KINERJA SUATU MENARA PENDINGIN
UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KINERJA SUATU MENARA PENDINGIN Lalu Mustiadi, Mochtar Asroni Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang Kampus II, Jl. Karanglo
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Energi 2.1.1. Definisi dan Pengertian Manajemen Energi Manajemen energi adalah suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis untuk memanfaatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR DAN KRITERIA PENELITIAN Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai Start Pengambilan data (BAB 3.2) Pengujian lab untuk GCV batubara (BAB 3.2.1)
Lebih terperinci