KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2013 MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS ARMIDA S. ALISJAHBANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2013 MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS ARMIDA S. ALISJAHBANA"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Tahun 2012 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Renstra Kementerian PPN/Bappenas) Kementerian PPN/Bappenas terus berupaya meningkatkan perannya sebagai pengambil kebijakan/keputusan, think tank, koordinator, dan administrator, serta memberikan kontribusi yang signifikan dalam menyelesaikan permasalahan bangsa melalui kegiatan perencanaan pembangunan nasional dan kegiatan-kegiatan strategis lainnya yang bersifat mendukung kegiatan perencanaan pembangunan. Sebagaimana tujuan dan sasaran tahun 2012 yang ditetapkan dalam Renstra , Kementerian PPN/Bappenas sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai lembaga perencanaan pembangunan nasional, telah menghasilkan rancangan dokumen rencana kerja pemerintah (RKP) Tahun 2013 yang berkualitas serta telah menyelesaikan berbagai penugasan lainnya dalam rangka koordinasi dan kerjasama pembangunan baik secara nasional maupun internasional. Rancangan Dokumen RKP tahun 2013 serta penugasan lainnya tersebut dihasilkan melalui suatu proses koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi serta analisis/pengkajian kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Selanjutnya dokumen RKP 2013 menjadi arah kebijakan nasional tahun 2013 sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam rencana pembangunan nasional jangka menengah. Berdasarkan hasil pencapaian tugas dan fungsi Kementerian PPN/Bappenas tahun 2012, seluruh kebijakan, program dan kegiatan telah berhasil dilaksanakan dengan baik serta telah mencapai seluruh sasaran strategis, indikator dan target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun Selanjutnya hasil pencapaian keberhasilan kinerja tersebut akan dijelaskan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian PPN/Bappenas (LAKIP) Tahun Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja Kementerian PPN/Bappenas sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan penyusunan kebijakan pembangunan nasional. Jakarta, Maret 2013 MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS ARMIDA S. ALISJAHBANA i

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR BAGAN... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii IKHTISAR EKSEKUTIF... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUGAS DAN FUNGSI... 1 C. STRUKTUR ORGANISASI... 2 D. SUMBER DAYA MANUSIA... 6 E. SUMBER PENDANAAN... 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN B. PERJANJIAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA B. ANALISA DAN EVALUASI ATAS PENCAPAIAN KINERJA C. AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB IV PENUTUP LAMPIRAN ii

3 DAFTAR TABEL TABEL 1. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN 2012 KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS... 8 TABEL 2. PAGU ANGGARAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS... 9 TABEL 3. MISI TAHUN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TABEL 4. TABEL 5. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR TAHUN 2012 KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS STRATEGI KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TABEL 6. PENETAPAN KINERJA TAHUN TABEL 7. HASIL PENGUKURAN KINERJA TABEL 8. KESESUAIAN ANTARA MUATAN RANCANGAN RKP 2013 DENGAN TARGET/SASARAN DALAM RPJMN TABEL 9. PERBANDINGAN JUMLAH KEGIATAN RKP TAHUN 2012 DAN RKP 2013 DALAM RPJMN TABEL 10. KESESUAIAN ANTARA RANCANGAN RENJA K/L 2013 DENGAN TARGET/SASARAN DALAM RKP TABEL 11. PERBANDINGAN JUMLAH KEGIATAN DALAM RENJA K/L DENGAN RKP TAHUN 2012 DAN TABEL 12. KESESUAIAN ANTARA RANCANGAN RKA-K/L 2013 DENGAN TARGET/ SASARAN DALAM RKP TABEL 13. INDIKATOR KEGIATAN YANG TERPETAKAN LANGSUNG (CONTOH: PRIORITAS ENERGI) TABEL 14. INDIKATOR KEGIATAN YANG TERPETAKAN TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK TERPETAKAN TABEL 15. REKAPITULASI PERBANDINGAN HASIL PEMETAAN KETERKAITAN KEGIATAN PRIORITAS RKP-RKAKL 2012 DAN RKP-RKAKL TABEL 16. HASIL EVALUASI TERHADAP INDIKATOR PRIORITAS NASIONAL (CONTOH: PRIORITAS NASIONAL ENERGI) TABEL 17. JUMLAH INDIKATOR PRIORITAS NASIONAL YANG DIEVALUASI TABEL 18. PEROLEHAN WARNA INDIKATOR TABEL 19. TINGKAT IMPLEMENTASI TAHAPAN PENYUSUNAN RKP TABEL 20. PERBANDINGAN JUMLAH PENUGASAN OLEH PEMERINTAH/PRESIDEN TAHUN 2011 DAN TABEL 21. KINERJA PEMBINAAN SDM APARATUR PERENCANA PUSAT DAN DAERAH TAHUN iii

4 TABEL 22. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN DIKLAT SDM APARATUR PERENCANA PUSAT DAN DAERAH TABEL 23. REALISASI PENYERAPAN ANGGARAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TAHUN TABEL 24. KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TABEL 25. MATRIK PERMASALAHAN PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN iv

5 DAFTAR BAGAN BAGAN 1. STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS... 3 v

6 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1. GRAFIK JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN... 7 GAMBAR 2. PERBANDINGAN JUMLAH KEGIATAN DALAM RKP 2012 DAN RKP 2013 DALAM RPJMN GAMBAR 3. DIAGRAM PROSENTASE KEGIATAN TERHADAP SELURUH JUMLAH KEGIATAN DALAM PRIORITAS NASIONAL (RKP 2013) GAMBAR 4. GRAFIK JUMLAH IKK PADA KEGIATAN PRIORITAS RKP 2013 YANG DAPAT DIPETAKAN DAN YANG TIDAK DAPAT DIPETAKAN GAMBAR 5. PENILAIAN RB PADA KOMPONEN PENGUNGKIT GAMBAR 6. PENGHARGAAN PENGELOLAAN BMN GAMBAR 7. OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN GAMBAR 8. REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TAHUN 2010, 2011 DAN vi

7 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012 LAMPIRAN 2: PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2012 vii

8 IKHTISAR EKSEKUTIF Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian PPN/Bappenas telah menetapkan berbagai kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan Rencana Strategis Kementerian PPN/Bappenas periode Seluruh kebijakan, program dan kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis organisasi yang telah ditetapkan. Tujuan yang akan dicapai dalam tahun 2012 adalah: 1) terwujudnya rencana pembangunan nasional (RKP 2013) yang berkualitas; 2) terwujudnya koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas; 3) tercapainya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/Bappenas. Kementerian PPN/Bappenas telah menetapkan rencana kinerja tahunan sebagai penetapan kinerja tahun ke 3 (tiga). Penetapan kinerja tersebut memuat Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012 yang mengacu pada tujuan dan sasaran dalam Renstra Kementerian PPN/Bappenas Berdasarkan penetapan kinerja tahun 2012 tersebut, Kementerian PPN/Bappenas sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai lembaga perencanaan telah menghasilkan rancangan dokumen rencana kerja pemerintah (RKP) Tahun 2013 yang berkualitas. Rancangan dokumen RKP 2013 tersebut dihasilkan melalui suatu tahapan atau proses penyusunan RKP 2013 yang dimulai dari Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) termasuk Pra Rakorbangpus, Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Propinsi (Musrenbangprov), Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Nasional (Musrenbangnas), baik Pra Musrenbangnas maupun Pasca Musrenbangnas serta pertemuan lainnya di tingkat teknis baik secara bilateral maupun trilateral. Selanjutnya rancangan dokumen RKP 2013 tersebut menjadi arah kebijakan pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional jangka pendek. Rancangan dokumen RKP 2013 yang dihasilkan tersebut memiliki Tema Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat dengan unsur-unsur tema RKP 2013 adalah: 1) Daya saing; 2) Daya tahan ekonomi (resilience) perluasan dan peningkatan kesejahteraan rakyat; dan 3) Stabilitas sosial dan politik, dengan didukung prioritas pembangunan nasional sebanyak 14 prioritas nasional. Disamping itu, Kementerian PPN/Bappenas juga telah menyelesaikan berbagai penugasan lainnya, baik yang diberikan Pemerintah/Presiden dalam rangka peningkatan koordinasi dan kerjasama pembangunan nasional melalui suatu rencana aksi nasional maupun kerjasama pembangunan internasional. Sedangkan dalam kaitan peningkatan kapasitas kelembagaan, Kementerian PPN/Bappenas telah mencapai hasil yang sangat memuaskan khususnya di bidang pengelolaan keuangan serta pengembangan kapasitas kelembagaan dari aspek organisasi, manajemen SDM dan tatalaksana, penguatan akuntablitas kinerja, pengawasan serta pelayanan, baik secara internal maupun eskternal dalam rangka mendukung tujuan reformasi birokrasi nasional. viii

9 Keberhasilan atas pencapaian kinerja tahun 2012 berdasarkan sasaran strategis dari 3 (tiga) tujuan yang telah ditetapkan di atas terlihat pada tabel berikut. HASIL PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % 1. Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan (Kesesuaian RPJMN dan RKP 2013 dengan Renja dan RKA K/L 2013) 2. Meningkatnya peran Kementerian PPN/Bappenas terkait koordinasi kebjakan pembangunan nasional lainnya 3. Terlaksananya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/Bappenas 1. % kesesuaian antara muatan rancangan RKP 2013 dengan RPJMN % kesesuaian rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2013 dengan rancangan RKP % kesesuaian rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKA K/L) 2013 dengan target dan sasaran rancangan RKP % Sasaran Prioritas Nasional yang telah sesuai dengan rencana 5. Pendapat stakeholders tentang proses penyusunan RKP 2013 Tingkat keberhasilan pelaksanaan koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas 1. % pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian PPN/Bappenas melalui penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM 2. % ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PPN/Bappenas 3. % fasilitasi dan pembinaan SDM aparatur perencana pusat dan daerah 4. Opini dari BPK atas Laporan Keuangan 5. Standar penilaian good governance 100% 100% % 100% % 80,30% 80,30 100% 87,77% 87,77 Cukup Baik Baik >100 80% 80% % 88,3% 98, ,15 91,15 100% 94,60% 94,60 WTP WTP 100 Baik Baik 100 ix

10 Sebagaimana tabel di atas, secara umum Kementerian PPN/Bappenas telah berhasil melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis organisasi berdasarkan target dan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012, walaupun dari seluruh target yang telah ditetapkan pada tahun 2012 terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal. Belum optimalnya pencapaian target tersebut disebabkan adanya beberapa faktor masalah dan kendala yang dihadapi di tingkat koordinasi, namun dibandingkan tahun sebelumnya pencapaian tersebut terus mengalami peningkatan kualitas sehingga diharapkan target sampai berakhirnya masa dokumen Renstra dapat tercapai secara optimal. Beberapa upaya untuk mendorong optimalisasi peningkatan kinerja Kementerian PPN/Bappenas secara terus menerus adalah sebagai beikut: 1) Meningkatkan peran Kementerian PPN/Bappenas dalam mengkoordinasikan penyusunan rencana pembangunan termasuk penentuan sasaran atau targettarget yang lebih realistis, dengan mempertimbangkan dinamika perubahan lingkungan strategis nasional dan internasional. 2) Terus melakukan peningkatan kompetensi SDM Kementerian PPN/Bappenas agar dapat cepat tanggap dalam memprediksi atau mendeteksi dini (early warning system) terhadap perubahan lingkungan strategis nasional maupun internasional, sehingga dapat segera mengambil langkah-langkah antisipatif dalam memecahkan persoalan pembangunan nasional. 3) Melakukan perbaikan dan pengembangan kapasitas kelembagaan dalam mendukung Reformasi Birokrasi. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian PPN/Bappenas difokuskan pada upaya peningkatan kualitas pelayanan publik sesuai dengan value Better Performance yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Fokus tersebut dilaksanakan melalui upaya perbaikan tata laksana (business process), optimalisasi organisasi (rightsizing), peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan optimalisasi pengelolaan sarana dan prasarana. x

11 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) telah menetapkan berbagai kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPN/Bappenas periode Kebijakan, program dan kegiatan tersebut telah dijabarkan setiap tahun menjadi dokumen Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) sebagai pedoman dalam penetapan Kinerja (PK) Tahunan, baik di tingkat lembaga (Menteri), unit organisasi (Eselon 1) dan satuan kerja (Eselon 2). Tahun 2012 merupakan tahun ketiga penjabaran Renstra Kementerian PPN/Bappenas periode Pada tahun 2012, Kementerian PPN/Bappenas melaksanakan berbagai program dan kegiatan strategis sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang perencanaan, yaitu melaksanakan tugas utamanya sebagai lembaga perencanaan pembangunan nasional dalam menghasilkan rancangan kebijakan perencanaan pembangunan nasional tahun 2013 melalui serangkaian kegiatan dalam tugas-tugas perencanaan yang dimulai dari koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaksanaan analisa kebijakan, baik tingkat pusat/daerah maupun sektoral/lintas sektoral. Berdasarkan tugas tersebut, Kementerian PPN/Bappenas akan menjelaskan laporan akuntabilitas kinerja sesuai dengan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun Pertanggungjawaban kinerja Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012 merupakan amanat dari peraturan perundang-undangan yang mewajibkan setiap instansi pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah harus melaporkan pencapaian kineja atas kewenangan utamanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masingmasing. Proses penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012 disusun berdasarkan masukan dari laporan kinerja unit kerja eselon 1 dan 2 secara berjenjang sesuai dengan tingkat pencapaian kinerjanya dan selanjutnya menjadi acuan bagi penyusunan laporan akhir Lembaga sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri sebagai anggota Kabinet dalam melaksanakan tugastugas organisasinya. B. TUGAS DAN FUNGSI Sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Organisasi Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 92 Tahun 2012 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Kementerian 1

12 PPN/Bappenas mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan melaksanakan koordinasi di bidang perencanaan pembangunan nasional, yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Tugas tersebut dijabarkan ke dalam beberapa fungsi, sebagai berikut: 1) penyusunan rencana pembangunan nasional; 2) koordinasi dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional; 3) pengkajian kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional; 4) penyusunan program pembangunan sebagai bahan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang dilaksanakan bersamasama dengan Kementerian Keuangan; 5) koordinasi, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersamasama instansi terkait; 6) koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas; 7) fasilitasi dan pembinaan kegiatan instansi pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional; 8) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden; 9) penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, sumber daya manusia, keuangan, kearsipan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga. Dalam rangka koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas, juga melaksanakan antara lain: (1) percepatan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) sesuai dengan Inpres Nomor 3/2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; (2) penyusunan RUU, revisi Perpres dan Rperpres terkait pengadaan barang dana jasa, (3) pembangunan infrastruktur (Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional), dan (4) penyusunan kajian, kertas kebijakan, dan evaluasi kebijakan. C. STRUKTUR ORGANISASI Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di atas, telah disusun struktur organisasi Kementerian PPN/Bappenas berdasarkan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No. 005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Secara garis besar struktur organisasi Kementerian PPN/Bappenas adalah sebagai berikut: 2

13 BAGAN 1. STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Organisasi Kementerian PPN/Bappenas terdiri dari 17 unit kerja eselon I, 50 unit kerja eselon II, 162 unit kerja eselon III dan 55 unit kerja eselon IV. Sejak tahun 2004, Unit kerja eselon IV di Kedeputian telah ditiadakan dan diganti dengan jabatan fungsional perencana (JFP). Unit kerja eselon IV hanya ada di Sekretariat Kementerian PPN/Sekretariat Utama Bappenas, Tata Usaha Kedeputian, dan Inspektorat. Pertimbangan penghapusan jabatan eselon IV di Kedeputian adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional di bidang perencanaan baik perencanaan makro, sektoral, dan regional. Diharapkan dengan penghapusan jabatan eselon IV dan pengembangan JFP akan mendorong peningkatan kinerja para pegawai di bidang perencanaan pembangunan nasional, khususnya pegawai yang menjabat fungsional perencana. Unit kerja eselon I meliputi: 1 (satu) unit kerja Sekretariat Kementerian PPN/Sekretariat Utama Bappenas, 9 (sembilan) unit kerja Kedeputian, 1 (satu) unit kerja Inspektorat Utama, dan 5 (lima) unit kerja Staf Ahli Kementerian PPN. 3

14 Unit kerja eselon II meliputi 5 (lima) Biro, 2 (dua) Pusat, 41 Direktorat, dan 2 (dua) Inspektorat. Kemudian, unit kerja eselon III terdiri dari 17 bagian, 138 sub direktorat, serta 7 bidang, dan unit kerja eselon IV terdapat sebanyak 55 unit sub bagian. Secara singkat uraian tugas dan fungsi unit kerja tersebut adalah sebagai berikut: 1. Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas Membantu Menteri dalam perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan Kementerian; dan dalam mengkoordinasikan pencapaian kebijakan strategis lintas unit organisasi eselon I di lingkungan Kementerian. 2. Kedeputian Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang sumber daya manusia dan kebudayaan, yang meliputi bidang kesehatan, gizi masyarakat, agama, pendidikan, kependudukan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga. 3. Kedeputian Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang politik, hukum, pertahahan dan keamanan, yang meliputi bidang politik dan komunikasi, aparatur negara, hukum dan hak azazi manusia, analisa peraturan perundang-udangan, serta pertahanan dan keamanan. 4. Kedeputian Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil Menengah Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang kemiskinan, ketenagakerjaan, dan usaha kecil menengah, yang meliputi bidang penanggulangan kemiskinan, tenaga kerja dan pengembangan kesempatan kerja, pemberdayaan koperasi dan usaha kecil menengah, serta perlindungan dan kesejahteraan masyarakat. 5. Kedeputian Bidang Ekonomi Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang ekonomi, yang meliputi bidang perencanaan makro, keuangan negara, jasa keuangan dan analisis moneter, perdagangan, investasi dan kerjasama ekonomi internasional, serta industri, iptek, dan BUMN. 6. Kedeputian Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, yang meliputi bidang pangan dan pertanian, kehutanan dan konservasi sumber daya air, kelautan dan perikanan, sumber daya mineral dan pertambangan, serta lingkungan hidup. 4

15 7. Kedeputian Bidang Sarana dan Prasarana Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang sarana dan prasarana, yang meliputi bidang pengairan dan irigasi, transportasi, permukiman dan perumahan, energi, telekomunikasi dan informatika, serta pengembangan kerjasama pemerintah dan swasta. 8. Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pengembangan regional dan otonomi daerah, yang meliputi bidang pengembangan wilayah, kawasan khusus dan daerah tertinggal, otonomi daerah, perkotaan dan pedesaan, tata ruang dan pertanahan. 9. Kedeputian Bidang Pendanaan Pembangunan Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pendanaan pembangunan, yang meliputi bidang perencanaan dan pengembangan pendanaan pembangunan, alokasi pendanaan pembangunan, pendanaan luar negeri bilateral, pendanaan luar negeri multilateral, serta kerjasama pembangunan internasional. 10. Kedeputian Bidang Evaluasi Kinerja pembangunan Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan evaluasi kinerja pembangunan nasional, yang meliputi bidang evaluasi kinerja pembangunan daerah, evaluasi kinerja pembangunan sektoral, serta sistem pelaporan dan evaluasi kinerja pembangunan. 11. Inspektorat Utama Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas yang meliputi pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan administrasi umum dan keuangan, pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi kelembagaan, pelaporan hasil pengawasan dan pemeriksaan, pemberian usulan tindak lanjut temuan pengawasan dan pemeriksaan, pemantauan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan pemeriksaan, serta pengembangan dan penyempurnaan sistem pengawasan. 12. Sekretariat Kementerian PPN/Sestama Bappenas Melaksanakan koordinasi perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program, kegiatan, administrasi, dan sumber daya di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas yang meliputi koordinasi kegiatan, penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaraan pelaksanaan tugas dan fungsi, penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan lembaga terkait, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri. 5

16 13. Staf Ahli Menteri PPN Memberikan telaahan mengenai masalah di bidangnya masing-masing (sumber daya alam, lingkungan hidup, dan perubahan iklim; hubungan kelembagaan; sumber daya manusia dan penanggulangan kemiskinan; ekonomi dan pembiayaan; tata ruang dan kemaritiman), serta membantu Menteri dalam merumuskan kebijaksanaan dan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidangnya masing-masing. D. SUMBER DAYA MANUSIA Dalam melaksanakan tugas dan fungsí Kementerian PPN/Bappenas, jumlah sumber daya manusia yang tersedia relatif kurang memadai apabila dibandingkan dengan besarnya beban tugas. Berdasarkan data kepegawaian sampai dengan bulan Desember 2012, kekuatan sumber daya manusia Kementerian PPN/Bappenas adalah sebanyak 846 orang, terdiri atas 784 pegawai organik, 12 pegawai perbantuan, dan 50 pegawai diperbantukan. Dari sejumlah itu, 82 orang (atau 9,69%) di antaranya berpendidikan doktor; 303 orang (35,82%) master, 232 orang (27,42%) sarjana lainnya berpendidikan Sarjana dan 229 orang (27,07%) Sarjana Muda/D3, SLTA, dan SLTP/SD sebagaimana Gambar 1 dan Tabel 1. Dari pegawai tersebut, 253 orang pegawai yang menduduki jabatan struktural dan sisanya sebanyak 593 orang sebagai fungsional perencana dan staf. Disamping itu, Bappenas adalah satu dari sedikit lembaga di tingkat pusat yang pegawainya memiliki latar belakang keilmuan paling bervariasi. Data pegawai Bappenas yang direkrut dalam rekrutmen terakhir ( ) menunjukkan bahwa lembaga ini telah mengangkat 69 staf perencana baru yang berasal dari 31 disiplin keilmuan yang berbeda. Ini sejalan dengan core business Bappenas yang memang bertanggung jawab untuk melaksanakan perencanaan pembangunan di hampir semua bidang/sektor. Latar belakang keilmuan yang memiliki persentase terbesar adalah teknik (31,88%), kemudian diikuti dengan ekonomi (28,99%), dan hukum (8,70%). Sementara itu, latar belakang keilmuan lainnya meliputi: Administrasi Negara; Akuntansi; Antropologi; Geografi; Geologi; Hubungan Internasional; Ilmu Komunikasi; Ilmu Politik; Komputer; Perikanan/Perikanan Laut; Perpustakaan; Pertahanan; Sastra Inggris; Sosial Ekonomi Pertanian; Sosiologi; dan Statistik, memiliki persentase 30,43%. Dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, telah coba disusun pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi pegawai dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan diklat diantaranya diklat penjenjangan baik struktural dan fungsional perencana serta arsiparis, diklat fungsional teknis yang sesuai dengan kebutuhan para tata usaha atau dalam menujang kesekretariatan khususnya dalam bidang informasi teknologi, dan diklat substansi yaitu diklat yang dirancang untuk menunjang keahlian dan menambah wawasan di bidang yang terkait dengan sektor bidang tugasnya. Selain itu, juga dilaksanakan pelatihan bagi para pimpinan yang dimulai dari Eselon IV melalui diklat 6

17 Leadership Development Program, diklat ini merupakan tindak lanjut dari hasil pemetaan kompetensi yang dijalankan secara bertahap bagi para pegawai yang telah menduduki minimal jabatan Eselon IV. GAMBAR 1. GRAFIK JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN 7

18 TABEL 1. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NO JABATAN TINGKAT PENDIDIKAN S3 S2 S1 Non S1 JUMLAH 1 Pejabat Negara Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Widyaiswara Madya Fungsional Perencana Utama Fungsional Perencana Madya Fungsional Perencana Muda Fungsional Perencana Pertama Auditor Ahli Madya Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Pertama Auditor Pelaksana Auditor Pelaksana Lanjutan Arsiparis Ahli Muda Arsiparis Ahli Pertama Arsiparis Penyelia Staf Perencana Tata Usaha Teknisi Satpam / Security Caraka Pengemudi / Petugas Parkir Pramubakti / Petugas Cafetaria Dpk. Instansi Lain JUMLAH TOTAL

19 E. SUMBER PENDANAAN Pada tahun anggaran 2012, Kementerian PPN/Bappenas mendapat alokasi dana sebesar Rp. 741,671 miliar meliputi anggaran rupiah murni sebesar Rp. 446,251 miliar (termasuk gaji PNS) dan anggaran PHLN sebesar Rp. 295,420 miliar yang diperuntukkan bagi pelaksanaan 4 (empat) program pembangunan sebagaimana dalam Tabel 2. NO TABEL 2. PAGU ANGGARAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (dalam rupiah) PROGRAM PAGU ANGGARAN RM PHLN TOTAL I Program Perencanaan Pembangunan Nasional ,40% 48,60% 100% II III IV Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PPN/Bappenas Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Bappenas Program Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Aparatur Bappenas ,19% 40,81% 100% % 100% % 100% JUMLAH ,17% 39,83% 100% Anggaran Kementerian PPN/Bappenas tahun 2012 dipergunakan untuk kegiatan Kementerian PPN/ Bappenas di bidang perencanaan termasuk evaluasi kinerja pembangunan. Selain itu, dari anggaran tersebut dipakai untuk melaksanakan koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas, antara lain: (1) percepatan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) sesuai dengan Inpres Nomor 3/2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; (2) penyusunan RUU, revisi Perpres dan Rperpres terkait pengadaan barang dan jasa, (3) pembangunan infrastruktur (Inpres No. 14 Tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional), dan (4) penyusunan kajian, kertas kebijakan, dan evaluasi kebijakan. 9

20 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN Visi Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), Kementerian PPN/Bappenas menetapkan visi, misi, serta tujuan organisasi di dalam Renstra Visi tersebut adalah: Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara Proses perencanaan pembangunan nasional harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata andal, kredibel dan proaktif adalah sebagai berikut: Andal : Mampu melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan yang akan dicapai serta dapat diimplementasikan. Kredibel : Menerapkan prinsip-prinsip good governance, yang meliputi antara lain transparansi, taat hukum, partisipatif, keterbukaan, dan akuntabilitas. Proaktif : Antisipatif dan aktif dalam turut menentukan arah tujuan berbangsa dan bernegara, serta mampu dengan cepat menyelesaikan dan atau memberikan kontribusi secara signifikan dalam penyelesaian permasalahan pembangunan nasional. 2. Misi Untuk mewujudkan visi di atas, Kementerian PPN/Bappenas menetapkan beberapa misi, sebagai berikut : 10

21 NO TABEL 3. MISI TAHUN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS M I S I 1 Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas dalam rangka: a. mengintegrasikan, memadukan (sinkronisasi), dan mensinergikan baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dengan daerah; b. mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; c. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; d. menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 2 Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitas terhadap permasalahan pembangunan, sebagai masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan atau untuk perumusan kebijakan pembangunan di berbagai bidang. 3 Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PPN/Bappenas. 3. Tujuan, Sasaran dan Indikator Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi Kementerian PPN/Bappenas dijabarkan ke dalam tujuan, sasaran dan indikator yang ingin dicapai dalam tahun 2012, sebagai berikut: TABEL 4. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR TAHUN 2012 KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Terwujudnya rencana pembangunan nasional (RPJMN dan RKP) yang berkualitas. 2 Terwujudnya koordinasi kebijakan pembangunan lainnya sesuai peran Kementerian PPN/ Bappenas 3 Tercapainya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/ Bappenas. Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Meningkatnya peran Kementerian PPN/ Bappenas terkait koordinasi kebjakan pembangunan nasional lainnya Terlaksananya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/ Bappenas % kesesuaian antara muatan rancangan RKP 2013 dengan RPJMN % kesesuaian rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2013 dengan rancangan RKP 2013 % kesesuaian rancangan Rencanan Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) 2013 dengan target dan sasaran rancangan RKP 2013 % Sasaran Prioritas Nasional yang telah sesuai dengan rencana Pendapat stakeholders tentang proses penyusunan RKP 2013 % Tingkat keberhasilan pelaksanaan koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/ Bappenas % pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian PPN/Bappenas melalui penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM % ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PPN/Bappenas fasilitasi dan pembinaan SDM aparatur perencana pusat dan daerah Opini dari BPK atas Laporan Keuangan Standar penilaian good governance 11

22 4. Kebijakan, Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran tahun tersebut diatas, telah ditetapkan berbagai kebijakan, program, kegiatan untuk mewujukan tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi organisasi. Kebijakan Kementerian PPN/Bappenas ditetapkan berdasarkan arah kebijakan nasional sebagaiamana dalam RPJMN serta kebijakan internal yang akan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya Kementerian PPN/Bappenas sebagai lembaga perencanaan pembangunan nasional. Selanjutnya Kementerian PPN/Bappenas menetapkan berbagai program dan kegiatan untuk mendukung tugas-tugas sebagai lembaga perencanaan pembangunan nasional. Adapun program-program tersebut terdiri dari program utama (teknis) dan program pendukung (generik). Penjelasan masing-masing program tersebut adalah sebagai berikut: a. Program teknis Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama Kementerian PPN/Bappenas yang dimulai dari proses perencanaan, pemantauan, evaluasi, kajian dan koordinasi kebijakan pembangunan. Program ini berjumlah 1 (satu) program, yaitu : Program Perencanaan Pembangunan Nasional b. Program generik Program ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas utama Kementerian PPN/Bappenas khususnya dalam peningkatan kapasitas kelembagaan baik dari aspek organisasi, tatalaksana, sarana dan prasarana, pengawasan dan lainnya. Pogram ini berjumlah 3 (tiga) program, yaitu : 1) Program generik 1 : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya. 2) Program generik 2 : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3) Program generik 3 : Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur. Dari berbagai program tersebut telah dijabarkan ke dalam berbagai kegiatankegiatan baik yang mendukung tugas-tugas utama maupu tugas pendukung dalam melaksanakan kewenangan Kementerian PPN/Bappenas. Adapun penjabaran kegiatankegiatan tersebut berdasarkan strategi/kebijakan, masi sebagaimana tercermin dalam Tabel 5 di bawah ini. 12

23 TABEL 5. STRATEGI KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN 1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran sektoral, lintas sektoral dan wilayah, antara pusat dan daerah, serta keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan 2. Meningkatkan kualiats pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional 3. Meningkatkan kualitas evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional 4. Meningkatkan kualitas kajian dan atau evaluasi kebijakan pembangunan 5. Meningkatakan kualitas koordinasi kebijakan pembangunan nasional 6. Membangun Manajemen Kinerja dari kinerja lembaga hingga kinerja individu/pegawai 7. Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, dan akuntabel serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai 8. Meningkatkan kompetensi SDM di Kementerian PPN/Bappenas dan perencana tingkat pusat dan daerah secara lebih proporsional dan akuntabel 9. Melanjutkan prinsip-prinsip good governance di Kementerian PPN/Bappenas 10. Meningkatkan kualitas sarana prasarana dan pengelolaannya dalam rangka mendukung kinerja lembaga dan pegawai Program Perencanaan Pembangunan Nasional Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PPN/Bappenas Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian PPN/Bappenas 1. Penyusunan rencana pembangunan nasional dan pendanaan/penganggaran, baik antarwaktu, sektor, wilayah maupun antartingkat/fungsi pemerintahan 2. Pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional 3. Evaluasi atas pelaksanaan rencana pembangunan nasional, dan kajian serta evaluasi kebijakan pembangunan sebagai masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan atau perumusan kebijakan pembangunan 4. Pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan 5. Koordinasi dalam melaksanaan perencanaan pembangunan nasional 1. Peningkatan kapasitas instansi/unit perecanaan di pusat dan daerah 2. Penyempurnaan ketatalaksanaan 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di Kementerian PPN/Bappenas dan aparatur perencana di instansi tingkat pusat dan daerah. 4. Peningkatan kualitas kehumasan dalam rangka membangun citra positif lembaga (brand image building) 5. Peningkatan kualitas sistem data dan informasi perencanaan pembangunan 6. Pelaksanaan kegiatan pendukung lainnya 7. Peningkatan intensitas kerjasama dengan perguruan tinggi dan organisasi profesi di pusat dan daerah 8. Peningkatan fasilitas kerja, gedung, kantor, sarana dan prasarana kerja lainnya Progam Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian PPN/Bappenas 9. Pengawasan pelaksanaan kinerja dan anggaran Kementerian PPN/Bappenas 13

24 B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja ditetapkan berdasarkan rencana kinerja tahunan yang mengacu pada rencana kerja Kementerian PPN/Bappenas. Rencana kerja tersebut merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian PPN/Bappenas Sesuai dengan Rencana Kerja Kementerian PPN/Bappenas tahun 2012 telah ditetapkan berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi berdasarkan tujuan dan sasarannya. Selanjutnya kebijakan, program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Kementerian PPN/Bappenas tersebut menjadi acuan dalam penjabaran program dan kegiatan mulai unit kerja eselon I sampai unit kerja eselon II sesuai dengan fungsinya. Rencana kerja disetiap unit kerja eselon I dan eselon II tersebut akan menjadi acuan bagi penyusunan rencana kinerja tahunan masing-masing unit kerja eselon I dan unit kerja eselon II yang selanjutnya menjadi penetapan kinerja atau kontrak kinerja dengan Pimpinan Kementerian PPN/Bappenas. Pada tahun 2012, Kementerian PPN/Bappenas telah menetapkan kembali rencana kinerja tahunan sebagai penetapan kinerja tahun ke 3 (tiga). Penetapan kinerja tersebut memuat Sasaran Strategis, Indikator dan Target Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012 yang mengacu pada tujuan dan sasaran dalam Renstra Kementerian PPN/Bappenas Adapun penetapan kinerja Kementerian PPN/Bappenas tahun 2012 sebagaimana terdapat pada Tabel 6 di bawah ini. 14

25 TABEL 6. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM ANGGARAN (1) (2) (3) (4) (5) Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Meningkatnya peran Kementerian PPN/Bappenas terkait koordinasi kebjakan pembangunan nasional lainnya Terlaksananya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/Bappenas % kesesuaian antara muatan rancangan RKP 2013 dengan RPJMN % kesesuaian rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2013 dengan rancangan RKP 2013 % kesesuaian rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKA K/L) 2013 dengan target dan sasaran rancangan RKP 2013 % Sasaran Prioritas Nasional yang telah sesuai dengan rencana Pendapat stakeholders tentang proses penyusunan RKP 2013 Tingkat keberhasilan pelaksanaan koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas % pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian PPN/Bappenas melalui penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia % fasilitasi dan pembinaan SDM aparatur perencana pusat dan daerah % ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PPN/Bappenas Opini dari BPK atas laporan Keuangan Standar penilaian good governance 100% 100% 100% 100% cukup baik 80% Program Perencanaan Pembangunan Nasional 90% Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PPN/ Bappenas 100% 100% Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian PPN/Bappenas WTP Baik Progam Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian PPN/ Bappenas

26 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Dalam bab ini akan diuraikan pencapaian kinerja Kementerian PPN/Bappenas Tahun 2012 sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2012 sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab II. Pencapaian kinerja Kementerian PPN/Bappenas tahun 2012 merupakan pencapaian atas target kinerja tahun ketiga dari Renstra Kementerian PPN/Bappenas Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian PPN/Bappenas menetapkan 3 (tiga) tujuan yang akan dicapai untuk tahun 2012, adalah: 1) Terwujudnya rencana pembangunan nasional yang berkualitas. 2) Terwujudnya koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas 3) Tercapainya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/Bappenas. Tujuan dan sasaran tersebut merupakan gambaran keberhasilan atas pencapaian kinerja Kementerian PPN/Bappenas sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam menghasilkan rancangan rencana pembangunan nasional baik jangka menengah maupun tahunan. Dari ketiga tujuan tersebut terdapat satu tambahan tujuan dan satu tambahan indikator pada tujuan dan sasaran pertama yang selanjutnya akan menyempurnakan penetapan tujuan, dan indikator kinerja utama dalam Renstra Kementerian PPN/Bappenas Pertimbangan penambahan tujuan tersebut agar bisa memberikan gambaran keberhasilan kinerja Kementerian PPN/Bappenas secara internal atas pelaksanaan tugas-tugas pendukung dalam meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan nasional. Sedangkan penambahan satu indikator pada tujuan dan sasaran pertama adalah untuk mengukur kinerja atas pelaksanaan rencana pembangunan nasional sesuai target dalam RPJMN Dari ketiga tujuan dan sasaran Kementerian PPN/Bappenas tersebut telah ditetapkan target kinerja sesuai dengan indikator kinerja masing-masing sasaran strategis. Adapun hasil pencapaian target kinerja masing-masing sasaran strategis Kementerian PPN/Bappenas untuk tahun 2012 adalah pada Tabel 7 di bawah ini. 16

27 TABEL 7. HASIL PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % 1. Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan (Kesesuaian RPJMN dan RKP 2013 dengan Renja dan RKA K/L 2013) 2. Meningkatnya peran Kementerian PPN/Bappenas terkait koordinasi kebjakan pembangunan nasional lainnya 3. Terlaksananya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/Bappenas % kesesuaian antara muatan rancangan RKP 2013 dengan RPJMN % kesesuaian rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2013 dengan rancangan RKP 2013 % kesesuaian rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKA K/L) 2013 dengan target dan sasaran rancangan RKP 2013 % Sasaran Prioritas Nasional yang telah sesuai dengan rencana Pendapat stakeholders tentang proses penyusunan RKP 2013 % Tingkat keberhasilan pelaksanaan koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya sesuai peran Kementerian PPN/Bappenas % Pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian PPN/Bappenas melalui penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM % ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PPN/Bappenas fasilitasi dan pembinaan SDM aparatur perencana pusat dan daerah Opini dari BPK atas Laporan Keuangan 100% 100% % 100% % 80,30% 80,30 100% 87,77% 87,77 Cukup Baik Baik >100 80% 80% % 88,3% 98, ,15 91,15 100% 94,60% 94,60 WTP WTP 100 Standar penilaian good governance Baik Baik

28 B. ANALISA DAN EVALUASI ATAS PENCAPAIAN KINERJA 1. Tujuan 1 : Terwujudnya Rencana Pembangunan Nasional Yang Berkualitas Sesuai dengan indikator kinerja tahun 2012, Kementerian PPN/Bappenas berdasarkan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga perencanaan bertanggungjawab melaksanakan koordinasi penyusunan kebijakan pembangunan nasional, telah menghasilkan rancangan dokumen rencana kerja pemerintah (RKP) Tahun 2013 yang berkualitas, yang ditetapkan melalui Perpres No. 54/2012 pada tanggal 14 Mei Rancangan dokumen RKP 2013 tersebut dihasilkan melalui suatu tahapan atau proses penyusunan RKP 2013 yang dimulai dari Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) termasuk Pra Rakorbangpus, Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Propinsi (Musrenbangprov), Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Nasional (Musrenbangnas) baik Pra Musrenbangnas maupun Pasca Musrenbangnas serta rapat-rapat lainnya di tingkat teknis baik secara bilateral (antara Kementerian PPN/Bappenas dengan Kementerian/Lembaga-K/L) maupun trilateral (antara Kementerian PPN/Bappenas dengan K/L dan Kemenkeu). Selanjutnya rancangan dokumen RKP 2013 tersebut menjadi arah kebijakan pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional jangka pendek. Rancangan dokumen RKP 2013 tersebut merupakan penjabaran dari dokumen RPJMN sebagai arah kebijakan pembangunan nasional jangka menengah. Selanjutnya Dokumen RKP 2013 tersebut menjadi acuan bagi penyusunan RAPBN 2013 serta penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang- Undangan No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta peraturan pemerintah dari turunan Undang-Undang tersebut. Rancangan dokumen RKP 2013 tersebut memuat Tema : Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat Secara umum unsur-unsur dalam tema RKP 2013 meliputi: 1) Daya saing; 2) Daya tahan ekonomi (resilience) perluasan dan peningkatan kesejahteraan rakyat; 3) Stabilitas sosial dan politik dengan didukung prioritas pembangunan nasional sebanyak 14 Prioritas Nasiona. Total alokasi dana kegiatan prioritas (RKP 2013) sebesar Rp. 254,9 triliun dan total alokasi dana kegiatan prioritas dalam (RKA-KL 2013) sebesar Rp. 409,6 triliun berdasarkan pagu anggaran dalam APBN Untuk mengetahui hasil pengukuran kualitas dokumen RKP 2013 telah ditetapkan 5 (lima) indikator kinerja utama sebagaimana sasaran strategis dan tujuan pertama. Kelima indikator tersebut diharapkan dapat menjelaskan pencapaian kinerja sasaran strategis Kementerian PPN/Bappenas dalam melakukan integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antar-waktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan sehingga diharapkan 18

29 peran Kementerian PPN/Bappenas dapat mendorong pencapaian tujuan pembangunan nasional. Dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2012 dan telah dicapai hasil pengukuran kinerja sebagai berikut: 1) Indikator pertama adalah % kesesuaian antara muatan rancangan RKP 2013 dengan target/sasaran dalam RPJMN telah tercapai sebesar 100% dari target 100% yang telah ditetapkan. 2) Indikator kedua adalah % kesesuaian rancangan Renja K/L 2013 dengan target/sasaran dalam rancangan RKP 2013 telah tercapai sebesar 100% dari target 100% yang telah ditetapkan. 3) Indikator ketiga adalah % kesesuaian rancangan RKA K/L 2013 dengan target/sasaran dalam rancangan RKP 2013 telah tercapai sebesar 80,30% dari target 100% yang telah ditetapkan. 4) Indikator keempat adalah % Sasaran Prioritas Nasional yang telah sesuai dengan rencana telah tercapai sebesar 87,77% dari target 100% yang telah ditetapkan. 5) Indikator kelima adalah mengukur pendapat stakeholders terhadap proses penyusunan RKP 2013 melalui pelaksanaan survei dengan melibatkan stakeholders dengan sampel beberapa pemerintah pusat (K/L) maupun pemerintah daerah (Pemda). Tujuan dari pengukuran atas pendapat stakeholders terhadap proses RKP 2013 tersebut adalah untuk menilai tingkat kepuasan stakeholders atas proses penyusunan RKP 2013 sehingga diharapkan proses RKP tersebut dapat mengintegrasikan, mensinkronisasikan dan mensinergikan antardaerah, antarruang, antar-waktu, dan antarfungsi pemerintah dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Berdasarkan target kinerja cukup baik ternyata hasil pengukuran kinerjanya menunjukkan baik atau lebih dari 100%. Adapun hasil analisa dan evaluasi atas pencapaian masing-masing indikator kinerja tersebut diatas sesuai dengan sasaran strategis dan tujuan pertama adalah sebagai berikut : 1) Tingkat Kesesuaian Antara Muatan Rancangan RKP 2013 dengan Target/Sasaran dalam RPJMN Rancangan RKP 2013 merupakan penjabaran dari dokumen RPJMN Kesesuaian antara muatan rancangan RKP 2013 dengan target/sasaran dalam RPJMN diukur berdasarkan kegiatan dalam RKP 2013 dibandingkan dengan total kegiatan dalam RPJMN sesuai dengan prioritas nasional masing-masing. Adapun persandingan jumlah kegiatan dalam RKP 2013 dengan total kegiatan dalam RPJMN berdasarkan prioritas masing-masing sebagaimana Tabel 8 berikut. 19

Akuntabilitas Kinerja. Laporan. Laporan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Akuntabilitas Kinerja. Laporan. Laporan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional i Tahun 2013 KATA PENGANTAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Tahun 2013 merupakan wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi. IKHTISAR EKSEKUTIF... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR LAMPIRAN... vi. IKHTISAR EKSEKUTIF... vii KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Tahun 2014 sebagai laporan kinerja tahun terakhir (kelima)

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 selesai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Revisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015

Revisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH Oleh: Kedeputian Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS...

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS... KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PPN/Bappenas periode 2010-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kementerian PPN/Bappenas untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 26 Februari a.n. MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SEKRETARIS KEMENTERIAN PPN/SEKRETARIS UTAMA BAPPENAS IMRON BULKIN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 26 Februari a.n. MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SEKRETARIS KEMENTERIAN PPN/SEKRETARIS UTAMA BAPPENAS IMRON BULKIN KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Tahun 2015 merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional SALINAN KEPlITUSAN MENTER! NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIaNALI KEPALABADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIaNAL

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg

2 Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg No.113, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1. Tugas dan Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 28 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk

teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Lubuklinggau merupakan lembaga teknis yang mempunyai urusan wajib dibidang perencanaan pembangunan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, disusun struktur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG i V I S I Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, partisipatif dan akuntabel untuk mendorong peningkatan pendapatan masyarakat dua kali lipat Tahun 2018 M I S I 1. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR s BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN SALINAN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN 2015 TANGGAL : 19 JUNI 2015 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET Sekretaris Kabinet Wakil Sekretaris Kabinet Deputi Bidang Politik,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Rencana Strategis 6 BAB I PENDAHULUAN.. Latar belakang Secara konseptual dan teknokratis, proses pembangunan dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan utama pembangunan yang ditetapkan yaitu mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALI NAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALI NAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN TENTANG SALI NAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepanjen, Februari 2016 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang

KATA PENGANTAR. Kepanjen, Februari 2016 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-nya sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Permasalahan yang dihadapi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

HASIL PENGUKURAN KINERJA

HASIL PENGUKURAN KINERJA IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang mempunyai tugas membantu Kepala Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Sasaran Program Program/Kegiatan (Outcome )/Sasaran Kegiatan Indikator Target 2017 (Output ) SEKRETARIAT KEMENTERIAN

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN p PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA BANDI 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN 1 MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA (MKN) MKN meliputi antara lain: 1. Sistem Administrasi Keuangan Negara (SAKN) 2. Sistem Penganggaran 3. Sistem Pelaporan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Target 2015 Realisasi s/d Juni 2015 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA SEKRETARIAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN 2004-2009 Disampaikan oleh : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Pada

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA 2018

PERJANJIAN KINERJA 2018 PERJANJIAN KINERJA 2018 Tahun Anggaran 2018 PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2018 I. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci