PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH JUVENIL IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG DIBERI PAKAN DENGAN PENAMBAHAN SELENOMETIONIN ABSTRACT
|
|
- Yohanes Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 241 PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH JUVENIL IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG DIBERI PAKAN DENGAN PENAMBAHAN SELENOMETIONIN Oleh: Muhaimin Hamzah 1), M. Agus Suprayudi 2), Nur Bambang Priyo Utomo 2), dan Wasmen Manalu 3) ABSTRACT This study was conducted to evaluate the effects of different level of selenometionin on the growth and viability of juvenile humpback grouper. In this experiment, peletted diets with 0, 4, and 16 mg Se/kg diet from selenometionin were used to fed triplicate groups of fish twice a day at satiation (mean initial length and weight: 5,68+0,73 cm and 3,43+0,46 g, respectively) in a 90x40x35 (cm) aquaria. The experimental fish were reared for 42 days at a density of 15 ind./aquarium (salinity: ppt and temperature: o C). At the end of the rearing period, fish were transported for 13 hours and then reared again for 20 days. The results of this study showed that the addition of selenometionin at concentration of 4 mg Se/kg diet enhance growth performance and viability of juvenile humpback grouper. Keywords: selenometionin, selenium, growth, viability, humpback grouper, Cromileptes altivelis PENDAHULUAN Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu spesies ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Harga jualnya dalam kondisi hidup di pasaran dunia yang mencapai Rp ,- sampai Rp ,- per kg (Anonim, 2010a) dan menurunnya hasil tangkapan di alam dari waktu ke waktu merupakan peluang untuk budi daya ikan kerapu bebek. Peluang ini didukung oleh telah dikuasainya teknologi pembenihan. Namun demikian, budi daya kerapu bebek masih menyisakan masalah, di antaranya pertumbuhannya yang lebih lambat dibandingkan dengan jenis kerapu lain (Usman et al., 2006). Selain itu, dalam pemeliharaan di karamba jaring apung (KJA), ikan mudah mengalami stres akibat perubahan kondisi lingkungan dan penanganan yang berakibat pada rentannya ikan terserang penyakit bahkan mengalami kematian. Studi lapangan menunjukkan bahwa kelangsungan hidup kerapu bebek tidak lebih dari 60% (Setiawati, 2010). Lambatnya pertumbuhan dan rendahnya kelangsungan hidup ikan dapat disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi ataupun ketidakmampuan ikan tersebut memanfaatkan materi dan energi yang ada dalam pakan. Komponen pakan yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Mineral, termasuk di dalamnya trace element, merupakan bahan-bahan anorganik yang mempunyai fungsi fisiologis bagi tubuh (Strain & Cashman, 2002). Selenium (Se) adalah salah satu mikronutrien esensial bagi pertumbuhan dan kesehatan organisme. Mineral ini ditemukan menjadi bagian integral dari enzim glutation peroksidase (Rotruck et al., 1973). Glutation peroksidase (GPx) berperan dalam pertahanan seluler melawan kerusakan oksidatif pada struktur sitoplasma dengan mengkatalisis pengurangan hidrogen peroksida dan lipid peroksida (Watanabe et al., 1997). Fungsi penting lain mineral Se adalah peran sertanya dalam metabolisme hormon tiroid. Iodotironin deiodinase (ID) 1 )Staf Pengajar Jurusan Perikanan Fakultas Pertikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari 241 2) Departemen AGRIPLUS, Budidaya Perairan, Volume Fakultas 22 Perikanan Nomor dan : 03 Ilmu September Kelautan, IPB, 2012, Bogor ISSN ) Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB, Bogor
2 242 adalah suatu selenoenzim yang mengkatalisis produksi bentuk aktif hormon tiroid (3,5,3 -triiodtironin, T3) dari tiroksin (T4) (Brown & Arthur, 2001). Glutation peroksidase dan iodotironin deiodinase memegang peranan penting dalam proses sintesis protein. Selain sebagai hormon, enzim dan antibodi, protein hasil sintesis tersebut merupakan bahan pengganti bagian sel jaringan yang rusak dan pembentuk sel jaringan organ tubuh dalam masa pertumbuhan (Arthur et al., 1993). Selenium dibutuhkan dalam pakan untuk pertumbuhan normal dan fungsi fisiologis ikan (Wang & Lovel, 1997). Kebutuhan Se telah didapatkan pada beberapa spesies ikan diantaranya rainbow trout, Salmo gairdneri (0,15 0,38 mg/kg pakan) (Hilton et al., 1980), channel catfish, Ictalurus punctatus (0,25 mg/kg pakan) (Gatlin & Wilson, 1984), kerapu malabar, Epinephelus malabaricus (0,7 mg/kg pakan) (Lin & Shiau, 2005), dan juvenil abalon, Haliotis discus hannai Ino (1,408 mg/kg pakan) (Wang et al., 2012). Pada umumnya hasil-hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kekurangan Se menyebabkan berkurangnya pertambahan bobot, efisiensi pakan, aktivitas enzim GPx, dan respons imun ikan. Dampak yang sama terlihat jika Se diberikan dalam jumlah berlebih, bahkan dapat menyebabkan keracunan dan kematian. Selenometionin adalah bentuk kimia utama dari Se organik dalam pakan, dan dilaporkan mempunyai bioavailability lebih tinggi dari pada Se anorganik (sodium selenite) pada Atlantik salmon (Bell dan Cowey, 1989) dan channel catfish (Wang dan Lovel, 1997). Mengingat fungsi Se sangat terkait dengan pertumbuhan dan kesehatan ikan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian selenometionin dosis berbeda pada pertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil ikan kerapu bebek. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012 di Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Ancol-Jakarta. Hewan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah juvenil ikan kerapu bebek (C. altivelis) berukuran panjang rata-rata 5,68 + 0,73 cm dan bobot rata-rata 3,43 + 0,46 g. Ikan yang digunakan berasal dari Balai Besar Pengembangan Budi Daya Laut, Lampung. Ikan dipelihara di akuarium kaca berukuran 90x40x35 cm dengan sistem resirkulasi. Media percobaan adalah air laut yang telah difiltrasi, dengan salinitas ppt dan suhu o C. Prosedur percobaan adalah juvenil kerapu bebek yang telah diseleksi berdasarkan keseragaman bobot, dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam sebelum ditebar ke wadah percobaan. Ikan yang ditebar pada masing-masing akuarium berjumlah 15 ekor. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan secara at satiation (sampai kenyang), dengan frekuensi 2 kali sehari (pukul dan 16.00). Untuk menjaga kelayakan media budi daya, dilakukan penyiponan wadah 2 kali sehari (pagi dan sore). Kualitas air dimonitor secara berkala. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air selama pemeliharaan berada dalam kondisi yang mendukung kehidupan ikan, yaitu suhu o C, salinitas ppt, oksigen terlarut 5,6 6,4 mg/l, ph 7,7 7,9, dan total amoniak nitrogen (TAN) 0,025 0,654 mg/l. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 62 hari yang dibagi dalam 2 tahapan yaitu pemeliharaan awal dan pemeliharaan lanjutan. Pemeliharaan awal dilakukan selama 42 hari. Pada akhir pemeliharaan dilakukan uji transportasi (simulasi) selama 13 jam untuk melihat respons ikan terhadap cekaman lingkungan. Prosedur pengujiannya adalah keseluruhan ikan yang akan ditransportasikan dimasukkan ke dalam kantung plastik yang berisi air laut dengan kepadatan 4 ekor/liter. Jumlah ikan pada masing-masing perlakuan adalah 60 ekor. Oksigen dimasukkan ke dalam plastik AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN
3 243 tersebut dengan perbandingan 2 bagian volume oksigen dan 1 bagian volume air. Plastik yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam stirofom dan dilakban seperti umumnya proses pengangkutan benih ikan. Setelah itu stirofom dimasukkan ke dalam bak yang kemudian dialiri air dengan menggunakan pompa sehingga menyebabkan stirofom menjadi bergerak (Budiyanti, 2010). Setelah transportasi, hewan uji dimasukkan kembali ke wadahwadah pemeliharaan untuk diamati. Pemeliharaan lanjutan selama 20 hari dilakukan setelah uji transportasi. Prosedurnya sama dengan pemeliharaan awal. Pada pemeliharaan lanjutan ini, ikan tetap diberi pakan sesuai perlakuan. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pellet dengan komposisi dan analisis nutrien disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi pakan uji dan hasil analisis nutrien pakan dengan penambahan selenometionin dosis berbeda Bahan (%) Penambahan Se (mg/kg) Kasein 46,0 46,0 46,0 Gelatin 8,0 8,0 8,0 Dekstrin 15,0 15,0 15,0 Tepung kepala udang 12,0 12,0 12,0 Minyak ikan 4,5 4,5 4,5 Minyak cumi 2,5 2,5 2,5 Minyak jagung 3,0 3,0 3,0 Vitamin mix 2,0 2,0 2,0 Mineral mix (tanpa Se) 4,0 4,0 4,0 CMC 3,0 3,0 3,0 Selenometionin (mg) - 9,92 39,68 Hasil analisis proksimat (% bobot kering) Protein 50,47 50,15 50,76 Lemak 10,43 9,35 9,11 BETN* 23,80 24,34 23,94 Energi (kkal GE**/kg) 4782, , ,44 C/P*** (kkal/g protein) 9,48 9,34 9,22 Se pakan (mg/kg) 0,02 3,87 13,93 * = BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) ** = GE (Gross Energy), Protein : 5,6 kkal/g; Lemak : 9,4 kkal/g; Karbohidrat : 4,1 kkal/g (NRC 1977) *** = C/P (Kalori/Protein rasio) Percobaan didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan mengaplikasikan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah penambahan Se dalam bentuk selenometionin pada berbagai tingkat dosis yaitu tanpa penambahan Se, penambahan 4 mg Se/kg pakan (Se optimal), dan penambahan 16 mg Se/kg pakan (Se berlebih). Pengamatan pengaruh pemberian pakan dengan penambahan selenometionin dosis berbeda pada kinerja pertumbuhan ikan dilakukan melalui penimbangan bobot tubuh ikan, penghitungan konsumsi pakan, dan pengukuran kadar protein dan lemak tubuh ikan, yang dilakukan pada akhir percobaan. Selain itu dilakukan pula pengamatan aktivitas enzim glutation peroksidase (GPx) plasma yang juga dilakukan pada akhir percobaan. Ikan yang diambil darahnya terlebih dahulu dianastesi dengan MS-222. Sampel darah diambil dari caudalis dengan menggunakan syringe, dan kemudian disimpan dalam tabung eppendorf untuk dilakukan pengamatan di laboratorium. AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN
4 244 Peubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, dan aktivitas enzim GPx plasma. Keseluruhan data, kecuali aktivitas enzim GPx plasma, dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Aktivitas GPx plasma dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab versi 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Pertumbuhan Hasil perhitungan kinerja pertumbuhan ikan selama 42 hari pemeliharaan awal dan 20 hari pemeliharaan lanjutan disajikan pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan harian (LPH), konsumsi pakan (KP), dan efisiensi pakan (EP) juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan selenometionin dosis berbeda pada pemeliharaan awal Parameter Penambahan Se (mg/kg) TKH (%) 100,00+0,00 a 100,00+0,00 a 97,78+0,00 a LPH (%) 2,01+0,10 a 2,11+0,17 a 2,02+0,26 a KP (g) 84,87+6,43 a 91,67+5,76 a 89,07+8,44 a EP (%) 73,04+4,19 a 77,09+7,23 a 72,64+10,78 a *)Huruf superskrip di belakang nilai standar deviasi yang sama pada setiap baris yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05) Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian selenometionin dosis berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, dan efisiensi pakan juvenil kerapu bebek pada pemeliharaan awal. Dengan kata lain, kinerja pertumbuhan ikan belum menunjukkan penurunan ketika diberi pakan dengan penambahan selenometionin sampai dengan dosis 16 mg Se/kg pakan. Hal ini sejalan dengan Tashjian et al. (2006) yang melaporkan bahwa penambahan selenometionin dosis 0,4 20,5 µg Se/g pakan belum menunjukkan penurunan pertumbuhan pada juvenil white sturgeon (Acipenser transmontanus) selama 8 minggu masa pemeliharaan. Selanjutnya dikatakan bahwa penurunan pertumbuhan baru terlihat pada penambahan selenometionin dosis 41,7 µg Se/g. Hasil berbeda didapatkan pada channel catfish (Wang & Lovell, 1997), hybrid striped bass (Cotter et al., 2008), dan kerapu malabar (Epinephelus malabaricus) (Lin & Shiau, 2005), yaitu pertambahan bobot dan efisiensi pakan telah menunjukkan kecenderungan menurun pada penambahan selenometionin dosis yang lebih rendah dari penelitian ini (0,4 1 mg Se/kg pakan). Kenyataan ini memberi gambaran bahwa setiap spesies ikan mempunyai respons berbeda terhadap penambahan selenometionin di dalam pakan. Tabel 3 memperlihatkan kinerja pertumbuhan selama 20 hari pemeliharaan lanjutan. Pada Tabel ini terlihat bahwa penambahan selenometionin dosis 0, 4, dan 16 mg Se/kg pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada tingkat kelangsungan hidup, konsumsi pakan, dan retensi protein, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, dan retensi lemak. Laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan memiliki pola yang sama, yaitu nilai AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN
5 245 tertinggi didapatkan pada juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan 4 mg Se/kg pakan, dan diikuti oleh penambahan 16 mg Se/kg pakan, dan terendah pada kelompok ikan tanpa penambahan Se. Penambahan 4 dan 16 mg Se/kg pakan nilainya tidak berbeda nyata. Retensi lemak menunjukkan pola yang berbeda, yaitu nilai tertinggi didapatkan pada penambahan 4 mg Se/kg pakan, diikuti oleh penambahan 16 mg Se/kg pakan, dan terendah pada kelompok ikan yang diberi pakan tanpa penambahan Se. Kedua perlakuan yang disebutkan terakhir nilainya tidak berbeda nyata. Tabel 3. Tingkat kelangsungan hidup (TKH), laju pertumbuhan harian (LPH), konsumsi pakan (KP), efisiensi pakan (EP), retensi protein (RP), dan retensi lemak (RL) juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan selenometionin dosis berbeda pada pemeliharaan lanjutan Penambahan Se (mg/kg) TKH (%) 100,00+0,00 a 100,00+0,00 a 100,00+0,00 a LPH (%) 1,03+0,27 b 1,57+0,10 a 1,56+0,08 a KP (g) 49,60+3,64 a 49,70+1,30 a 47,43+9,31 a EP (%) 40,43+10,67 b 70,37+6,12 a 65,46+10,18 a RP (%) 23,40+1,28 a 23,82+2,77 a 22,75+2,96 a RL (%) 24,08+1,64 b 40,08+3,25 a 29,17+2,59 b *)Huruf superskrip di belakang nilai standar deviasi yang berbeda pada setiap baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0.05) Tingkat kelangsungan hidup yang mencapai 100% pada semua perlakuan dan tidak dipengaruhi oleh penambahan selenometionin sampai dengan dosis 16 mg Se/kg pakan menunjukkan bahwa dosis ini belum menyebabkan keracunan dan masih dapat ditolerir oleh juvenil kerapu bebek. Hal ini disebabkan karena selenometionin mengandung asam amino sehingga dapat bergabung dengan protein tubuh dan memungkinkan untuk disimpan dan dilepaskan kembali jika diperlukan. Selain itu, selenometionin dapat disimpan dalam protein pool ketika metionin terbatas (Zhou et al., 2009). Burk (1976) melaporkan bahwa selenometionin mempunyai dua jalur metabolisme utama, yaitu metionin dan selenium sehingga memungkinkan dicerna dan diserap dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan Se dari sumber lain. Beberapa peneliti sebelumnya juga mendapatkan hasil yang sejalan dengan penelitian ini. Cleveland et al. (1993) mendapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada tingkat kelangsungan hidup juvenil bluegill (Lepomis macrochirus) yang diberi selenometionin sampai dengan dosis 25 mg Se/kg pakan. Demikian pula yang dilaporkan oleh Tashjian et al. (2006) bahwa pemberian Se dalam bentuk selenometionin dosis 0,4, 9,6, 20,5, 41,7, 89,8, dan 191,1 mg Se/kg pakan selama 8 minggu masa pemeliharaan tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada tingkat kelangsungan hidup juvenil white sturgeon (Acipenser transmontanus) dengan nilai rata-rata 99%. Berbeda dengan pemeliharaan awal, pada pemeliharaan lanjutan ini terlihat bahwa ikan yang diberi pakan dengan penambahan selenometionin dosis 4 dan 16 mg Se/kg pakan memiliki laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok ikan tanpa penambahan Se. Pemeliharaan lanjutan yang diawali dengan uji transportasi diduga menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan ikan yang diberi pakan tanpa penambahan Se. Kondisi stres pada organisme dapat mempengaruhi berbagai proses fisiologis, diantaranya metabolisme intermedier dan fungsi imun. Dengan demikian dapat AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN
6 Aktivitas GPx plasma (mu/mg protein) 246 dikatakan bahwa penambahan Se dalam bentuk selenometionin sampai dosis tertentu mampu mengurangi stres dan meningkatkan pertumbuhan ikan. Aktivitas Enzim GPx Plasma Hasil pengukuran aktivitas enzim GPx plasma pada akhir percobaan disajikan pada Gambar 1. GPx plasma Penambahan Se (mg/kg) Gambar 1. Aktivitas enzim GPx plasma juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan selenometionin dosis berbeda Pada Gambar 1 terlihat bahwa aktivitas enzim GPx plasma tertinggi didapatkan pada juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan selenometionin dosis 4 mg Se/kg pakan diikuti oleh penambahan 16 mg Se/kg pakan dan terendah pada kelompok ikan tanpa penambahan Se. Pemberian selenometionin dosis 16 mg Se/kg pakan nilainya tidak berbeda dari kelompok ikan tanpa penambahan Se. Hasil ini sejalan dengan nilai beberapa parameter kinerja pertumbuhan, yaitu laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, dan retensi lemak (Tabel 3). Dari hasil ini terlihat bahwa pada perlakuan terbaik (4 mg Se/kg pakan), aktivitas enzim GPx plasma dan beberapa nilai kinerja pertumbuhan menunjukkan nilai tertinggi. Wang dan Lovell (1997) melaporkan bahwa pada channel catfish, pertambahan bobot dan efisiensi pakan tertinggi didapatkan pada pemberian selenometionin dosis 0,4 mg Se/kg pakan, dan pada saat yang sama aktivitas enzim GPx plasma menunjukkan nilai tertinggi pula. Hasil berbeda didapatkan oleh Lin dan Shiau (2005), yaitu pemberian selenometionin dosis 0,5 mg Se/kg pakan menunjukkan pertambahan bobot dan efisiensi pakan tertinggi pada juvenil kerapu malabar, tetapi aktivitas enzim GPx tertinggi didapatkan pada penambahan 2 mg Se/kg atau lebih. Nilai aktivitas enzim GPx dapat memberi gambaran status Se di dalam tubuh organisme (Anonim, 2010b). Tingginya aktivitas enzim GPx mengindikasikan tingginya jumlah Se yang terdapat dalam tubuh. Selenium tersebut akan membentuk selenoprotein-selenoprotein lain, yang salah satunya adalah Iodotironin Deiodinase (ID). Iodotironin deiodinase merupakan enzim yang berperan dalam metabolisme normal hormon tiroid, yaitu sebagai katalisator dalam pembentukan T3 dari T4 (Brown & Arthur, 2001). Aktivitas ID yang tinggi memungkinkan T3 yang terbentuk semakin banyak. T3 sendiri adalah bentuk aktif hormon tiroid yang mempunyai fungsi khusus dalam mengatur pertumbuhan. Dengan demikian, keberadaan Se yang tinggi memungkinkan pertumbuhan ikan menjadi tinggi pula. KESIMPULAN 1. Penambahan Se dalam bentuk selenometionin dosis 4 mg Se/kg pakan mampu meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil kerapu bebek. 2. Pemberian selenometionin sampai dengan dosis 16 mg Se/kg pakan belum menunjukkan tanda-tanda keracunan pada ikan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010a. Pembesaran Kerapu Bebek / Pembesaran-Kerapu-Bebek [1 Oktober 2010]. AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN
7 247 Anonim. 2010b. Selenium. elenium.pdf [25 Mei 2010]. Arthur JR, Nicol F, Becket GT Selenium deficiency, thyroid hormone metabolism and thyroid hormone deiodinases. Am J Clin Nutr s57: Bell JG, Cowey CB Digestibility and bioavailability of dietary selenium from fishmeal, selenite, selenomethionine, and selenocysteine in Atlantic salmon (Salmo salar). Aquaculture 81: Brown KM, Arthur JR Selenium, selenoproteins and human health: a review. Public Health Nutrition 4(2B): Budiyanti Respon fisiologi benih ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus akibat penggunaan minyak sereh dalam transportasi tertutup berkepadatan tinggi [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Burk RF Selenium in man. Di dalam: Prasad AS, editor. Trace Elements in Human Health and Disease. London: Academic Press. hlm Cleveland L, Little EE, Buckler DR, Wiedmeyer RH Toxicity and bioaccumulation of waterborne and dietary selenium in juvenile bluegill (Lepomis macrochirus). Aquat Toxicol 27: Cotter PA, Craig SR, McLean E Hyperaccumulation of selenium in hybrid striped bass: a functional food for aquaculture? Aquaculture Nutrition 14: Gatlin III DM, Wilson RP Dietary selenium requirement of fingerling channel catfish. J Nutr 114: Hilton JW, Hodson PV, Slinger SJ The requirement and toxicity of selenium in rainbow trout (Salmo gairdneri). J Nutr 110: Lin YH, Shiau SY Dietary selenium requirement of grouper, Epinephelus malabaricus. Aquaculture 250: Rotruck JT, Pope AL, Ganther HE Selenium: biochemical role as a component of glutathione peroxidase. Science 179: Setiawati M Peningkatan daya tahan tubuh juvenil kerapu bebek, Cromileptes altivelis yang diberi pakan bersuplemen Fe dan terpapar perubahan kondisi lingkungan [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Strain JJ, Cashman KD Minerals and trace element. Di dalam: Gibney MJ, Vorster HH, Kok FJ, editor. Introduction to Human Nutrition. Oxford: Blackwell Science Ltd. hlm Tashjian DH, The SJ, Sogomonyan A, Hung SSO Bioaccumulation and chronic toxicity of dietary L- selenomethionine in juvenile white sturgeon (Acipenser transmontanus). Aquat Toxicol 79: Usman, Rachmansyah, Kamaruddin, Substitusi tepung ikan dengan tepung keong mas (Pomacea sp.) dalam pakan pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Jurnal Riset Akuakultur 1(2): Wang C, Lovell RT Organic selenium sources, selenomethionine and selenoyeast, have higher bioavailability than an inorganic selenium source, sodium selenite, in diets for Channel catfish (Ictalurus punctatus). Aquaculture 152: Wang W et al Dietary selenium requirement and its toxicity in juvenile abalone, Haliotis discus AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 03 September 2012, ISSN
8 248 hannai Ino. Aquaculture : Watanabe T, Kiron V, Satoh S Trace minerals in fish nutrition. Aquaculture 151: Zhou X, Wang Y, Gu Q, Li W Effects of different dietary selenium sources (selenium nanoparticle and selenomethionine) on growth performance, muscle composition and glutathione peroxidase enzyme activity of crucian carp (Carassius auratus gibelio). Aquaculture 291: AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN
ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper
ABSTRACT MUHAIMIN HAMZAH. The Growth Performance and Viability Enhancement of Humpback Grouper (Cromileptes altivelis) Fed on Selenium Supplementation. Under direction of M. AGUS SUPRAYUDI, NUR BAMBANG
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
21 III. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011-Juni 2012. Pemeliharaan ikan dilakukan di Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu spesies ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Harga jualnya, dalam kondisi hidup, di Indonesia
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pertumbuhan biomassa ikan selama 40 hari pemeliharaan yang diberi pakan dengan suplementasi selenium organik berbeda dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: 250,00
Lebih terperinciPENINGKATAN KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) MELALUI PENAMBAHAN SELENIUM DALAM PAKAN MUHAIMIN HAMZAH
PENINGKATAN KINERJA PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) MELALUI PENAMBAHAN SELENIUM DALAM PAKAN MUHAIMIN HAMZAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan yang di suplementasi selenium organik dengan dosis yang berbeda, sehingga pakan dibedakan menjadi 4 macam
Lebih terperinciPertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) yang diberi suplemen selenium anorganik dan organik
Jurnal Akuakultur Indonesia 11 (2), 141 152 (2012) Pertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) yang diberi suplemen selenium anorganik dan organik Growth and viability
Lebih terperinciPertumbuhan ikan nila merah yang diberi pakan mengandung selenium organik. The growth of red tilapia fed on organic-selenium supplemented diet
Jurnal Akuakultur Indonesia 12 (1), 48 53 (2013) Pertumbuhan ikan nila merah yang diberi pakan mengandung selenium organik The growth of red tilapia fed on organic-selenium supplemented diet Muhammad Agus
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Penelitian Pakan penelitian terbagi menjadi dua yaitu pakan untuk pengujian kecernaan dan pakan untuk pengujian pertumbuhan. Pakan untuk pengujian kecernaan dibuat berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anonim. 2010a. Pembesaran Kerapu Bebek. Pembesaran-Kerapu-Bebek [1 Oktober 2010].
99 DAFTAR PUSTAKA Alifuddin M. 1999. Peran imunostimulan (lipopolisakarida, Saccharomyces cerevisiae dan levamisol) pada gambaran respon imunitas ikan jambal siam (Pangasius hypophthalmus Fowler) [Tesis].
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV Nur Asiah 1, Indra Suharman 1, Siska Wulandari 2 1 Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan nutrisi ikan kerapu bebek ( C. altivelis
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebutuhan nutrisi ikan kerapu bebek (C. altivelis) Pakan merupakan komponen utama yang dibutuhkan oleh ikan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Kelengkapan nutrisi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan
17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober
Lebih terperinciUNTUK PERTUMBUHAN DAN PENINGKAT. (Cromileptes altivelis)
BIOAVAILABILITY Fe-TEPUNG DARAH UNTUK PERTUMBUHAN DAN PENINGKAT DAYA TAHAN TUBUH IKAN KERAPU (Cromileptes altivelis) Peneliti: 1. Mia Setiawati, MSi 2. Sri Nuryati, MSi 3. Prof. Ing Mokoginta (tahun ke-3)
Lebih terperinci3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens
9 3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus 2012, bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Nutrisi Ikan, serta di kolam percobaan
Lebih terperinciKinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan lele, Clarias gariepinus (Burchell 1822) yang diberi tambahan selenium organik kadar berbeda
Jurnal Iktiologi Indonesia 16(3): 289-297 Kinerja pertumbuhan dan status kesehatan ikan lele, Clarias gariepinus (Burchell 1822) yang diberi tambahan selenium organik kadar berbeda [Growth performance
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Selama penelitian, ikan uji menunjukkan peningkatan bobot untuk semua perlakuan. Pada Gambar 1 berikut ini menyajikan pertumbuhan mutlak rata-rata ikan, sedangkan biomassa
Lebih terperinciGambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)
739 Penentuan pemberian pakan dan ukuran benih... (Ketut Suwirya) PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG
Lebih terperinciPENGARUH SUPLEMENTASI SELENIUM ORGANIK DENGAN DOSIS BERBEDA DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.
PENGARUH SUPLEMENTASI SELENIUM ORGANIK DENGAN DOSIS BERBEDA DALAM PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) BURHANUDIN FAISAL DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 109-114 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KEPADATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PENDEDERAN
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1. Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap persiapan bahan baku, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan data. 2.1.1. Persiapan Bahan Baku
Lebih terperinciPENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)
J.11. Pert. Indo. Vol. 9(2). 2000 PENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Oleh : Adelina*, Ing ~oko~inta**,
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)
697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK
Lebih terperinciGambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang
Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap bahan dan alat, persiapan wadah pemeliharaan, ikan uji, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1. 1 Pertumbuhan, Konversi Pakan, dan Kelangsungan Hidup Pada pemeliharaan 4 minggu pertama, biomassa ikan yang diberi pakan mengandung rgh belum terlihat berbeda
Lebih terperinciKEBUTUHAN MINERAL SENG (Zn) UNTUKBENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy, Lac.)
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 161 169 (27) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 161 KEBUTUHAN MINERAL SENG (Zn) UNTUKBENIH IKAN GURAME (Osphronemus
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kinerja Pertumbuhan Data hasil pengamatan penggunaan pakan uji terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Data kinerja
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)
PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) OLEH: DWI SEPTIANI PUTRI L221 07 004 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2
11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG DIBERI PAKAN PELET DAN IKAN RUCAH DI KERAMBA JARING APUNG
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 65 70 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 65 PEMELIHARAAN IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis
Lebih terperinciPRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 211 215 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 211 PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KEPALA UDANG DAL AM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus
979 Pengaruh pemberian tepung kepala udang... (Neltje N. Palinggi) ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KEPALA UDANG DAL AM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus Neltje Nobertine Palinggi dan Usman Balai
Lebih terperinciPemanfaatan Tepung Darah Sebagai Sumber Zat Besi Organik terhadap Kinerja Pertumbuhan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 8(2): 163-168 (2009) 163 Pemanfaatan Tepung Darah Sebagai Sumber Zat Besi Organik terhadap Kinerja Pertumbuhan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis. Blood Meal Utilization as
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan
TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Protein Pakan Protein adalah salah satu nutrien yang sangat diperlukan oleh ikan. Protein dibutuhkan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan tubuh
Lebih terperinciKINERJA PERTUMBUHAN JUVENIL IKAN LELE DUMBO (Clarias sp.) YANG DIBERI PAKAN DENGAN KANDUNGAN KROMIUM BERBEDA
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 171 176 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 171 KINERJA PERTUMBUHAN JUVENIL IKAN LELE DUMBO (Clarias
Lebih terperinciTingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah
METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember 2010 yang bertempat di Laboratorium Lapangan dan Teaching Farm Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN Tujuan dan luaran pada penelitian ini dapat dicapai dengan melakukan serangkaian tahapan penelitian selama 3 tahun. Pada tahun pertama telah dilakukan budidaya ikan selais dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Pertumbuhan Bobot dan Biomassa Post-Larva Udang Vaname Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan (panjang rerata, SGR, bobot individu, biomassa) post-larva
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEAT AND BONE MEAL (MBM) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UTAMA DALAM PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA Oreochromis niloticus
PENGGUNAAN MEAT AND BONE MEAL (MBM) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UTAMA DALAM PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA Oreochromis niloticus DYAH KESWARA MULYANING TYAS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebutuhan Energi dan Makronutrien Kerapu Bebek 2.1.1. Sumber dan Pemanfaatan Energi oleh Ikan Pada ikan, sumber energi diperoleh dari pakan, dimana pada pakan ikan ini mengandung
Lebih terperinciJurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo
PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) LAMU KABUPATEN BOALEMO 1 Ipton Nabu, 2 Hasim, dan
Lebih terperinciI. Mokoginta, N.P. Utomo, A.D. Akbar & M. Setiawati
Jurnal Akuakultur Indonesia, 2(2): 79-83 (2003) 79 PENGGUNAAN TEPUNG SINGKONG SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU PADA PAKAN IKAN MAS, Cyprinus carpio L. Utilization of Cassava as Substitues of Wheat Flour
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa
17 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis
Lebih terperinci3 METODE 3.1 Pakan Uji
19 3 METODE 3.1 Pakan Uji Pakan perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah empat jenis pakan dengan formulasi yang berbeda dan kesemuanya mengandung protein kasar (CP) 35%. Penggunaan sumber lemak
Lebih terperinci3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.
17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciSri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract
Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan bobot rata-rata individu ikan (g) Perubahan bobot rata-rata individu ikan (g) 16 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil penelitian terhadap empat jenis pakan uji dengan kadar protein berbeda
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus)
743 Pengaruh pemberian pakan buatan... (Samuel Lante) PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) ABSTRAK Samuel Lante
Lebih terperinciEffect of L-Ascorbyl-2-Phosphate Magnesium as a Vitamin C Source in Different Doses on Growth of Patin Pangasius Hypophthalmus Fingerlings
Pengaruh Jurnal Akuakultur kadar L-Ascorbyl-2-Phosphate Indonesia, 5(1): 21-29 Magnesium (26) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 21 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH KADAR
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Gambar 1 menunjukkan adanya penambahan bobot rata-rata pada ikan uji. Penambahan bobot akhir rata-rata dari bobot awal rata-rata pada perlakuan pakan RUSNAS sebesar
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV
PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV Indra Suharman 1, Nur Asiah 1, Helmy Syaripah Nasution 2 1 Staf Pengajar Jurusan Budidaya
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Konsumsi Pakan Perbedaan pemberian dosis vitamin C mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (P
Lebih terperinciAPLIKASI PROBIOTIK AMILOLITIK PADA PAKAN BERBASIS KARBOHIDRAT TINGGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA Oreochromis niloticus
APLIKASI PROBIOTIK AMILOLITIK PADA PAKAN BERBASIS KARBOHIDRAT TINGGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA Oreochromis niloticus Application of Amylolitic Probiotics in high carbohydrate based
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DALAM PAKAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) ANJELI SULISTIANTI PAISEY
PEMANFAATAN TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DALAM PAKAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) ANJELI SULISTIANTI PAISEY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Budidj^a Ikan, Fakultas Perikanan dan Iknu Kelautan Umvendtas Riau, dari bulan Juli san^ai dengan Desember 2001. 4.1. Pakan Percobaan
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciPENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 99 204 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 99 PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA
Lebih terperinciBAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Pertumbuhan Bobot dan Panjang Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Setelah 112 hari pemeliharaan benih ikan selais (Ompok hypophthalmus) didapatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN PAKAN TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN FINGERLINGS IKAN MAS (Cyprinus carpio)
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 171 178 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 171 PENGARUH PERBEDAAN KADAR PROTEIN DAN RASIO ENERGI PROTEIN
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus
737 Substitusi tepung bungkil kedelai... (Neltje Nobertine Palinggi) SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus ABSTRAK Neltje Nobertine Palinggi
Lebih terperinciGambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan terkait dengan faktor luar dan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak dan Laju Pertumbuhan Bobot Harian Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi
Lebih terperinciPEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy)
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI Serli Widyasti 1, E. L. Widastuti 2, M.
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Robi Hendrasaputro, 2 Rully, dan 2 Mulis 1 robihendra40@gmail.com
Lebih terperinciS. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin
Pengaruh Jurnal Akuakultur Tiroksin Indonesia, terhadap Larva 1(1): Ikan 21 25(2002) Gurami Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 21 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH UMUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih ikan mas (Cyprinus carpio) tergolong ikan ekonomis penting karena ikan ini sangat dibutuhkan masyarakat dan hingga kini masih belum dapat dipenuhi oleh produsen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan September 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian BBIP Lamu, merupakan calon Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/Instalasi Pembenihan dibawah pengawasan dan pengelolaan Dinas Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan
Lebih terperinciPertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan Berbahan Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp.
Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online) Vol. 1, No.2: 158-162, Oktober 2012 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Buatan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Indeks Gonad Somatik (IGS) Hasil pengamatan nilai IGS secara keseluruhan berkisar antara,89-3,5% (Gambar 1). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa bioflok
Lebih terperinciPENGGUNAAN PROTEIN NABATI DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN ENZIM FITASE SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) ASLINDA NUR MAZIDA
PENGGUNAAN PROTEIN NABATI DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN ENZIM FITASE SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) ASLINDA NUR MAZIDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisis SDS-PAGE protein rekombinan hormon pertumbuhan ikan gurami (roggh), ikan mas (rccgh) dan ikan kerapu kertang (relgh).
Lampiran 1 Hasil analisis SDS-PAGE protein rekombinan hormon pertumbuhan ikan gurami (roggh), ikan mas (rccgh) dan ikan kerapu kertang (relgh). Keterangan : M = Marker 1 = protein rekombinan hormon pertumbuhan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Pada tahap pendahuluan dilakukan penentuan kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi oksigen,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitan pengaruh variasi dosis tepung ikan gabus terhadap pertumbuhan dan hemoglobin ikan lele, dengan beberapa indikator yaitu pertambahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pemberian pakan (EP), jumlah konsumsi pakan (JKP), retensi protein
Lebih terperinciAKTIVITAS ENZIM PROTEASE DALAM LAMBUNG DAN USUS IKAN KERAPU MACAN SETELAH PEMBERIAN PAKAN
AKTIVITAS ENZIM PROTEASE DALAM LAMBUNG DAN USUS IKAN KERAPU MACAN SETELAH PEMBERIAN PAKAN Muhamad Yamin *), Neltje N. Palinggi *), dan Rachmansyah *) *) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelangsungan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup (SR) Kelangsungan hidup merupakan suatu perbandingan antara jumlah organisme yang hidup diakhir penelitian dengan jumlah organisme
Lebih terperinciEnlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone
Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone By Khairil Hidayat 1), Usman M Tang 2), Mulyadi 2) Fisheries and Marine Science Faculty Riau University Laboratory
Lebih terperinciAPLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 4, No. 2, Agustus 2013 ISSN : 2086-3861 APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) APPLICATION USE DIFFERENT
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA
1233 Pertumbuhan calon induk ikan beronang Siganus guttatus... (Samuel Lante) PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA ABSTRAK Samuel
Lebih terperinciPENINGKATAN RETENSI PROTEIN MELALUI PENINGKATAN EFISIENSI KARBOHIDRAT PAKAN YANG DIBERI CHROMIUM PADA IKAN MAS Cyprinus carpio LINN.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 3(2): 37-41 (2004) 37 PENINGKATAN RETENSI PROTEIN MELALUI PENINGKATAN EFISIENSI KARBOHIDRAT PAKAN YANG DIBERI CHROMIUM PADA IKAN MAS Cyprinus carpio LINN. The Improvement of
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN. BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii)
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) Yudika Adekayasa 1*), Saptono Waspodo 1), Muhammad Marzuki 1) 1) Program
Lebih terperinci