PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK"

Transkripsi

1 TESIS PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI) PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

2 TESIS PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI) PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i

3 PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI) Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana PUTU NOVIA HAPSARI ARDIANTI NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii

4 LEMBAR PENGESAHAN TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 11 MARET 2015 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak Dr.Drs.I.D.G Dharma Suputra, MSi.,Ak NIP NIP Mengetahui Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA.,Ak Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP NIP iii

5 Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 11 Maret 2015 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No: 0692/UN14.4/HK/2015, Tanggal 4 Maret 2015 Ketua : Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak. Anggota: Dr. Drs. I.D.G Dharma Suputra, MSi.,Ak. Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, MSi. Dr. Ni Ketut Rasmini, SE, MSi., Ak. Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE, Msi.,Ak. iv

6 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : Putu Novia Hapsari Ardianti NIM : Program Studi : Magister Akuntansi Judul Tesis : Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack dengan Asimetri Informasi, Self Esteem, Locus Of Control dan Kapasitas Individu sebagai Variabel Moderasi (Studi pada SKPD Kabupaten Jembrana). Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas dari plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 30 Maret 2015 Putu Novia Hapsari Ardianti v

7 UCAPAN TERIMA KASIH Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack dengan Asimetri Informasi, Self Esteem, Locus Of Control dan Kapasitas Individu sebagai Variabel Moderasi (Studi pada SKPD Kabupaten Jembrana). Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan tesis ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak. sebagai Dosen Pembimbing Akademis sekaligus Pembimbing I beserta Bapak Dr. Drs. I.D.G Dharma Suputra, Msi., Ak. sebagai Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dan dengan sabar telah memberikan bimbingan dan masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. 2. Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Universitas Udayana. 3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. 4. Bapak Prof. Dr. I.G.B. Wiksuana, SE., MS. selaku Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 5. Bapak Dr. I Gst. Wyn. Murjana Yasa, SE., M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 6. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA., Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staf yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini. 8. Bapak Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, Msi., Bapak Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi.,Ak., beserta Ibu Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi., sebagai Penguji yang dengan penuh perhatian memberi kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini kepada penulis. 9. Seluruh pegawai dan staf SKPD Kabupaten Jembrana yang telah bersedia memberikan data sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. 10. Orang tua tercinta, Ayah Ir. I Ketut Swijana, MT. dan Ibu Ir. N.L.P Mei Ardiani, serta adik tersayang I Made Joddy Dewangga Putra yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan moral, dan material kepada penulis. vi

8 11. Sahabat-sahabat khususnya I Gusti Ayu Pradnya Dewi, Ni Made Rahindayati, Rahayu Damayanti, Laksmi Cintya, Saka Sumarsana, Gede Bagus Brahma Putra, Desak Nyoman Yuliantari, Lusi Adimakayani dan Mas Pramitasari, serta seluruh rekan-rekan MAKSI Angkatan XI dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, kritik dan saran dalam penulisan tesis ini. Denpasar, Maret 2015 Penulis vii

9 ABSTRAK PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA SKPD KABUPATEN JEMBRANA, BALI) Diduga partisipasi penganggaran tidak selalu linear pengaruhnya pada budgetary slack. Hal ini dikarenakan adanya faktor kontijensi, empat diantanya adalah asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas individu mampu memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Budgetary slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang dilaporkan oleh agen dengan jumlah estimasi yang terbaik dari perusahaan. Agen cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan lebih mudah tercapai. Penganggaran partisipatif adalah hal yang sering dihubungkan dengan budgetary slack. Namun, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten terkait dengan pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack. Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach). Dalam penelitian ini diajukan variabel asimetri informasi, self esteem, locus of control dan kapasitas individu sebagai variabel pemoderasi hubungan antara penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 110 pejabat eselon SKPD Kabupaten Jembrana yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi moderasi (MRA). Hasil yang diperoleh adalah variabel penganggaran partisipatif berpengaruh positif pada budgetary slack. Variabel self esteem, dan locus of control memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack, sedangkan variabel asimetri informasi dan kapasitas individu tidak mampu memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Kata kunci: budgetary slack, penganggaran partisipatif, self esteem, locus of control, kapasitas individu viii

10 ABSTRACT THE EFFECT OF PARTICIPATORY BUDGETING ON BUDGETARY SLACK WITH ASYMMETRY INFORMATION, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL AND INDIVIDUAL CAPACITY AS MODERATING VARIABLE ( A STUDY ON JEMBRANA LOCAL GOVERMENT SKPD S,BALI) Budgetary participation not always has a linear effect on budgetary slack. This is because the contingency factors, four of them are asymmetry information, self-esteem, locus of control, and individual capacity. The research aimed to determine whether asymmetry information, self esteem, locus of control, and individual capacity capability to moderate the effects of participatory budgeting on budgetary slack. Budgetary slack is the difference between the amounts of the budget that was reported by the agents with the best estimate of the number of companies. Agents tend to make the budget by decreasing the revenue and increasing the cost compared with the best estimate of the proposed, so that the target would be easier to achieve. Participatory budgeting is often associated with budgetary slack. However, several previous studies have shown inconsistent results related to the effect of budget participation on budgetary slack. The difference in the results of the study can be completed through a contingency approach. This research uses asymmetry information, self-esteem, locus of control and individual capacity as the moderating variable in the relationship between participatory budgeting on budgetary slack. The data was collected using questionnaire. The amount of samples in this research were 110 echelon SKPD s Jembrana selected by purposive sampling method. The analysis technique used regression analysis moderation. The result showed that participatory budgeting had a positive effect on budgetary slack. Selfesteem and locus of control weaken the effect of participatory budgeting on the budgetary slack, while asymmetry information and individual capacities are not be able to moderate the effect of participatory budgeting on budgetary slack. Keywords: Budgetary Slack, Asymmetry Information, Self Esteem, Locus Of Control, Individual Capacity. viii

11 DAFTAR ISI Halaman JUDUL PERSYARATAN GELAR LEMBAR PENGESAHAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN... i. ii... iii. iv. v. vi. vii. viii... ix xii... xiii... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah (APBD) Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pendekatan Teori Kontijensi Senjangan Anggaran Penganggaran Partisipatif Asimetri Informasi Self Esteem Ciri-Ciri Self Esteem Locus Of Control Kapasitas Individu Penelitian Terdahulu ix

12 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka berpikir Konsep penelitian Hipotesis penelitian pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack Kemampuan asimetri informasi memoderasi pengaruh peng anggaran partisipatif pada budgetary slack Kemampuan self esteem memoderasi penganggaran partisipatif pada budgetary slack Kemampuan locus of control memoderasi penganggaran partisipatif pada budgetary slack Kemampuan kapasitas individu memoderasi penganggaran partisipatif pada budgetary slack BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian Data Penelitian Jenis Data Sumber Data Metode Penentuan Sampel Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Skala Pengukuran Uji Reliabilitas dan Validitas Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Heteroskedastisitas Analisis Regresi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Responden Karakteristik Responden Hasil Analisis Data Statistik Deskriptif x

13 5.3.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack Asimetri Informasi Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack Self Esteem Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack Locus of Control Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack Kapasitas Individu Memoderasi Pengaruh Penganggaran Partisipatif pada Budgetary Slack 70 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Keterbatasan dan Saran Penelitian DAFTAR RUJUKAN...73 LAMPIRAN xi

14 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2013 (dalam jutaan rupiah) Nama- Nama SKPD dan Jumlah Jabatan Struktural di Lingkungan SKPD Kabupaten Jembrana Jumlah Sampel Penelitian Indikator Penilaian Variabel Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner Karakteristik responden Klasifikasi Rata-Rata Deskripsi Data Penelitian Statistik deskriptif Hasil uji reliabilitas instrumen Hasil uji normalitas Hasil uji heteroskedastisitas Hasil analisis regresi moderasi (MRA) xii

15 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1 : Kerangka Berpikir : Konsep Penelitian : Rancangan Penelitian xiii

16 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Ringkasan hasil penelitian sebelumnya Kuesioner Statistik deskriptif Hasil uji validitas Hasil uji reliabilitas Hasil uji normalitas Hasil uji heteroskedastisitas Hasil analisis regresi moderasi (MRA) xiv

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran adalah unsur yang sangat penting dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian perusahaan, yang berisikan rencana kegiatan di masa datang dan mengindikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen,1997; Nouri, 1996). Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan suatu proses politik, dimana anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik (Mardiasmo, 2002). Kabupaten Jembrana telah mengalami reformasi penganggaran sejak diberlakukannya otomoni daerah yang diatur dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Reformasi penganggaran ini merupakan perubahan dari sistem anggaran tradisional (traditional budget system) ke sistem anggaran berbasis kinerja (performance budget system) (Sandrya, 2013). Sistem anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi kelemahan anggaran tradisional dan menggunakan kinerja sebagai tolok ukur (Mahsun, 2007). Penilaian kinerja berdasarkan tercapai atau tidaknya target anggaran akan mendorong agen melakukan senjangan anggaran (budgetary slack) demi jenjang karir yang lebih b aik di masa mendatang. Budgetary slack banyak terjadi pada tahap perencanaan dan persiapan anggaran daerah, karena penyusunan anggaran seringkali didominasi oleh 1

18 kepentingan eksekutif dan legislatif, serta kurang mencerminkan kebutuhan masyarakat (Kartiwa,2004). Dalam hal ini, eksekutif sebagai agen melakukan penyusunan anggaran yang akan disahkan oleh legislatif yang bertindak sebagai prinsipal. Budgetary slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang dilaporkan oleh agen dengan jumlah estimasi yang terbaik dari perusahaan (Anthony dan Govindaradjan, 2007). Agen cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan lebih mudah tercapai. Hilton dalam Hermanto (2003) menyatakan ada tiga alasan utama agen melakukan budgetary slack: (a) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus di mata atasan jika mereka mencapai anggarannya; (b) budgetary slack selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian yang tidak terduga, maka agen tersebut dapat melampaui/mencapai anggarannya; (c) rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya (Falikhatun, 2007). Hal ini dapat berdampak buruk pada organisasi sektor publik yang menyebabkan bias dalam evaluasi kinerja agen terhadap unit pertanggungjawaban. Dilihat pada tabel 1.1, kabupaten Jembrana merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Propinsi Bali, namun Kabupaten Jembrana selalu bisa mencapai target anggaran pendapatan dan belanja daerahnya (Prasojo et all, 2005). 2

19 Tabel 1.1 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten /kota Jumlah pendapatan daerah (Rp) Jumlah belanja daerah (Rp) JJembrana , ,444 Tabanan , ,307 Badung , ,722 Gianyar , ,629 Klungkung , ,503 Bangli , ,659 Karangasem , ,761 Buleleng , ,933 Denpasar , ,625 Sumber: Bapeda Provinsi Bali (data diolah 2014) Tabel 1.2 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Dearah Kabupaten Jembrana Tahun Anggaran (dalam jutaan rupiah) Tahun Anggaran Pendapatan Asli Daerah (Rp) Realisasi Pendapatan Daerah (Rp) Persentase pencapaian (%) Anggaran Belanja Daerah (Rp) Realisasi Belanja Daerah (Rp) Persentase pencapaian( %) , ,88 113,25% , ,64 91,10% , ,51 108,77% , , % , ,88 163,58% , ,81 93,17% , ,03 127,93% , ,78 90,07% , ,60 114,02% , ,47 88,85% ,525, ,11 90,19% ,06 91,21% ,525,47 68,485,48 107,80% ,05% Sumber: Pemerintah Kabupatem Jembrana (data diolah 2013) Perkembangan anggaran pendapatan asli daerah dan belanja daerah Kabupaten Jembrana tahun anggaran dapat dilihat pada table 1.2, angka realisasi pendapatan daerah cenderung lebih tinggi dibandingkan angka anggaran pendapatan daerah yang ditetapkan dan angka realisasi belanja daerah yang lebih rendah dibanding dengan anggaran belanja daerah dari tahun ke tahun. Fraud yang ditunjukkan dalam tabel diatas dapat diduga terjadi budgetary slack, dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya sehingga selalu bisa tercapai dan kinerjanya dinilai baik. 3

20 Proses penggangaran dapat dilakukan dengan metode top down, bottom up, dan penganggaran partisipatif (Hapsari,2011). Penganggaran partisipatif inilah yang sering dihubungkan dengan budgetary slack. Hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968), Young (1985) dan Lukka (1988) menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran memiliki pengaruh positif dan dapat meningkatkan terjadinya budgetary slack, karena individu-individu berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran mencari kemudahan dalam pencapaian anggaran yang ditetapkan dan menginginkan penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut. Namun, beberapa penelitian lain menunjukkan hasil yang tidak konsisten, dimana penelitian yang dilakukan oleh Onsi (1973), Camman (1976), Merchant (1985) dan Dunk(1993) mengungkapkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi budgetary slack, karena agen membantu memberikan informasi kepada prinsipal tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Adanya partisipasi dalam penganggaran ini diharapkan mampu membantu jalannya penganggaran agar mencapai hasil yang baik. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara penganggaran partisipatif dan senjangan anggaran (Latuheru,2005). Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi (contingency approach). Hal ini dilakukan dengan memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi hubungan penganggaran partisipatif dengan budgetary slack (Govindarajan,1986). Dalam penelitian ini diajukan variabel asimetri informasi, self esteem, 4

21 locus of control dan kapasitas individu sebagai variabel pemoderasi hubungan antara penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Asimetri informasi adalah suatu kondisi apabila prinsipal tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja agen baik itu dalam kinerja aktual, motivasi dan tujuan, sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan atau organisasi (Anthony dan Govindaradjan, 2007). Adanya asimetri informasi ini sering kali dimanfaatkan oleh agen dengan tidak memberikan seluruh informasi yang dimilikinya dan membuat anggaran yang lebih mudah dicapai sehingga terciptalah budgetary slack. Self Esteem merupakan suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Seseorang dengan Self Esteem yang tinggi dimana mereka melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang dengan Self Esteem rendah merasa kurang baik dengan dirinya. Orang yang memiliki Self Esteem tinggi cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai seorang yang penting, berharga, berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka (Hapsari,2011). Hasil penelitian Belkoui (1989), Nugrahani dan Sugiri (2004) membuktikan secara empiris bahwa agen yang memiliki self esteem rendah memiliki peluang lebih tinggi dalam membuat budgetary slack. Locus of control menurut Mustikawati (1999) dalam Sinaga (2013) didefinisikan sebagai tingkatan keyakinan seseorang terhadap kemampuan mengontrol nasibnya sendiri. Seseorang yang tidak memiliki locus of control yang 5

22 baik akan gagal menjalankan tugasnya dalam melakukan penyusunan anggaran. Hal ini tentu saja menjadi indikasi gagalnya partisipasi anggaran yang pada gilirannya akan berdampak pada penurunan kinerja dan rendahnya pencapaian sehingga berakibat timbulnya budgetary slack (Sinaga,2013). Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang di lakukan oleh Adi dan Mardiasmo (2002) yang menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh terhadap budgetary slack. Organisasi birokrasi dalam era otonomi daerah perlu mempersiapkan tenaga kerja atau aparatur yang memiliki kemampuan dalam bekerja, baik dari segi pendidikan, pelatihan maupun pengalaman, loyalitas kepentingan dan memiliki keterkaitan kepentingan (Sandrya,2013). Dengan disiapkannya kapasitas individu yang baik diharapkan mampu menurunkan terjadinya kesalahan kerja dan kecurangan dalam bekerja yang dilakukan baik sengaja maupun tidak sengaja. Yuhertiana (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa individu yang memiliki cukup pengetahuan akan mampu mengalokasikan sumber daya dengan baik, sehingga dapat menurunkan budgetary slack. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu, penelitian ini fokus pada pengaruh kinerja individu dan karakteristik personal yang berpartisipasi pada penyusunan anggaran sehubungan dengan sistem anggaran berbasis kinerja, dengan menggunakan variabel asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas individu, sedangkan pada penelitian sebelumnya lebih banyak menguji pengaruh peran organisasi dalam partisipasi anggaran pada budgetary slack, dengan menggunakan variabel komitmen organisasi, budaya organisasi dan ketidakpastian lingkungan. 6

23 Berdasarkan latar belakang diatas yang ditunjang oleh hasil penelitianpenelitian terdahulu dan data APBD dari Kabupaten Jembrana, maka peneliti termotivasi untuk menguji pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack dengan faktor kontijensi yaitu asimetri informasi, self esteem, locus of control, dan kapasitas individu sebagai variabel moderasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Jembrana, Bali. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena dan uraian latar belakang masalah, maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah penganggaran partisipatif berpengaruh pada budgetary slack? 2) Apakah asimetri informasi memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack? 3) Apakah self esteem memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack? 4) Apakah locus of control memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack? 5) Apakah kapasitas individu memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack? 7

24 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris dan untuk mengetahui: 1) Pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. 2) Kemampuan asimetri informasi memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. 3) Kemampuan self esteem memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. 4) Kemampuan locus of control memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. 5) Kemampuan kapasitas individu memoderasi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi SKPD Kabupaten Jembrana sebagai pertimbangan dalam rangka menurunkan tingkat terjadinya budgetary slack dalam penyusunan anggaran, dimana dengan memahami karakteristik dan kemampuan personal pegawai SKPD Jembrana akan membantu dalam proses pemilihan individu yang akan dilibatkan secara langsung dalam proses penyusunan anggaran. 8

25 2) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi, wawasan, dan pengetahuan, serta dapat dijadikan refrensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah budgetary slack. 9

26 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency theory. Teori keagenan dapat didefinisikan sebagai suatu konsep yang menjelaskan mengenai kontrak antara satu orang atau lebih yang bertindak sebagai principal menunjuk orang lain sebagai agen untuk melakukan jasa untuk kepentingan prinsipal termasuk mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan (Jensen dan Meckling, 1976). Praktik budgetary slack dalam perspektif agency theory dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen dengan principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Arifah (2012) mengutip Eisenhard (1989) menyebutkan ada beberapa asumsi yang muncul terkait teori keagenan antaranya: 1) Asumsi mengenai sifat manusia yang cenderung mengutamakan kepentingan diri sendiri (self interest), keterbatasan rasionalitas 2) atau daya pikir terhadap masa depan, dan cenderung untuk menghindari risiko. 3) Asumsi mengenai keorganisasian, konflik antar anggota organisasi, efisiensi dan asimetri informasi antara prinsipal dan agen. 10

27 4) Asumsi mengenai informasi, informasi dianggap sebagai barang komoditi yang dapat diperjualbelikan. Jika agen yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan memungkinkan agen memberikan informasi yang dimilikinya untuk membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan prinsipal tidak sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Hal ini dapat terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran. Bawahan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran tersebut (Darlis,2000). Kondisi ini jelas akan menyebabkan terjadinya budgetary slack. Entitas di Indonesia terdiri dari dua sektor, yaitu entitas sektor publik dan non publik/swasta. Anggaran sektor publik berhubungan dengan proses penentuan jumlah dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat, serta bersifat terbuka untuk publik. Sedangkan, anggaran pada sektor swasta bersifat tertutup untuk publik dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Meskipun berbeda, tetapi kedua sektor memiliki kesamaan sifat yakni terbagi dalam dua pihak, yaitu: prinsipal dan agen (Sandrya,2013) Pihak-pihak yang terlibat dalam proses anggaran sektor publik meliputi eksekutif, legislatif, dan masyarakat. Hubungan keagenan dalam penganggaran daerah, adalah: 11

28 1) Hubungan Keagenan antara Masyarakat (Publik atau Voters) dan Legislatif Legislatif adalah lembaga perwakilan rakyat yang keberadaannya telah dipilih oleh rakyat (voters). Rakyat berdasarkan asas demokrasi adalah prinsipal utama dan legislatif berperan sebagai agen yang mewakili rakyat sebagai prinsipal. Rakyat melakukan pengawasan terhadap DPR dengan cara social pressure, yaitu rakyat berperan sebagai parliament watch, media dan aksi langsung dengan kekuatan massa melalui demonstrasi (Kencana, 2010). Legislatif berperan penting dalam penganggaran daerah, karena DPRD adalah pengesah APBD dalam tahap ratifikasi. Berdasarkan UU No.22 Tahun 1999, DPRD dan Gubernur, Bupati atau Walikota menetapkan APBD. Sehingga, DPRD perlu untuk mendengarkan aspirasi rakyat melalui berbagai komponen yang mewakili rakyat, yaitu: Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, kuesioner, kotak pos, media massa, dan lain sebagainya (Kencana, 2010). Masalah keagenan antara legislatif dengan rakyat adalah legislative akan membela kepentingan rakyat atau pemilihnya, tetapi seringkali tidak terjadi karena pendelegasian kewenangan rakyat atau pemilih dengan legislatornya tidak ada kejelasan aturan konsekuensi kontrol keputusan yang disebut abdikasi (abdication). Lupia dan Mc.Cubbins (2000) dalam Halim dan Abdullah (2006) menyatakan bahwa abdikasi terjadi karena pemilih (voters) tidak ingin mempengaruhi legislatif yang mereka pilih, sedangkan legislatif tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan untuk mengetahui semua kebutuhan rakyat. Sehingga, legislatur cenderung 12

29 melakukan political corruption dalam proses penyusunan anggaran dan menimbulkan administration corruption. Legislatif akan memaksimalkan utilitasnya (self interest) dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan rakyat (Garamvalvi, 1997; Abdullah, 2006). 2) Hubungan Keagenan antara Legislatif dan Eksekutif (Pemerintah Daerah) Hubungan keagenan antara legislatif dan eksekutif berdasarkan UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, terjadi perubahan posisi luasnya kekuasaan antara legislatif sebagai prinsipal terhadap eksekutif sebagai agen. DPRD tidak menjadi satu kesatuan dengan Kepala Daerah beserta perangkatnya. Hubungan keagenan terjadi dalam konteks pembuatan kebijakan, yang mana legislatif memberikan kewenangan kepada agen untuk membuat usulan kebijakan baru dan berakhir setelah usulan tersebut diterima atau ditolak. Fungsi DPRD adalah mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, pelaksanaan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota, pelaksanaan APBD, pelaksanaan kebijakan daerah dan pelaksanaan kerjasama internasional di daerah. Sedangkan, kepala daerah memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas terselenggaranya pemerintahan, serta meningkatkan kepuasan rakyat. Kinerja kepala daerah dinilai dari keberhasilan berbagai program pemerintahan dan kebijakan pada realisasi APBD dalam laporan pertanggungjawaban kepada DPRD (Kencana, 2010). Masalah keagenan dalam hubungan legislatif dan eksekutif adalah legislatif cenderung melakukan kontrak semu dengan eksekutif, karena 13

30 memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary power) (Kencana, 2010). Legislatif mengutamakan kepentingan pribadi secara jangka panjang demi menjaga kesinambungan dan nama baik politisi atau anggota dewan. Sedangkan, eksekutif cenderung melakukan budgetary slack karena memiliki keunggulan informasi (asimetri informasi) dan untuk mengamankan posisinya di pemerintahan. Eksekutif akan mengusulkan anggaran belanja yang lebih besar dan target anggaran yang lebih rendah, agar lebih mudah dicapai ketika realisasi dilaksanakan. 3) Hubungan Keagenan antara Kepala Daerah (Bupati) dan KepalaDinas/Kantor/Badan Hubungan keagenan antara Kepala Daerah (Bupati) dan Kepala Dinas/Kantor/Badan adalah Kepala Daerah (Bupati) berperan sebagai prinsipal dan Kepala Dinas/Kantor/Badan sebagai agen. Eksekutif akan menyampaikan dokumen rancangan APBD kepada legislatif untuk diteliti dan disahkan. Kepala daerah berorientasi pada penetapan sistem pengendalian manajemen yang mengatur Dinas/Kantor/Badan, serta mendukung keberhasilan reformasi anggaran, keuangan dan sistem akuntansi daerah. Dinas/Kantor/Badan akan mengajukan daftar usulan kegiatan daerah dan daftar usulan proyek daerah yang akan dibahas oleh panitia anggaran daerah. Perangkat daerah (Dinas/Kantor/Badan) bertanggung jawab dalam pelayanan masyarakat (Kencana, 2010). Kencana (2010) mengutip pernyataan Mardiasmo (2001) bahwa slack yang diciptakan oleh perangkat daerah cenderung merupakan slack yang 14

31 positif, karena menjaga hubungannya dengan kepala daerah dan mengamankan pekerjaan dan posisi atau jabatan di pemerintahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah telah mengeluarkan berbagai instrumen hukum untuk mendukung reformasi penganggaran daerah. Kementerian Dalam Negeri telah mengeluarkan UU No.32/2004 tentang pemerintah daerah, Permendagri No.13/2006, Peraturan Pemerintah No.58/2005, dan Permendagri No.37/2012 sebagai pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Lembaga-lembaga yang berperan penting dalam perencanaan dan penganggaran daerah berdasarkan UU.No.17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU.No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD), Kepala daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pelaksanaan otonomi daerah menimbulkan praktek-praktek penyimpangan pengelolaan keuangan Negara. Salah satu penanggulangan yang dilakukan pemerintah pusat adalah memperbaiki sistem keuangan Negara dengan menerapkan sistem penganggaran yang disebut dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) merupakan proses penyusunan APBD di organisasi sektor publik untuk tatakelola pemerintahan, yakni proses pembangunan yang efisien dan partisipatif, serta terjadi reformasi anggaran, yaitu penggunaan sistem anggaran berbasis kinerja (performance budget system) untuk menggantikan sistem anggaran tradisional (traditional budget system). Proses 15

32 pembangunan ini melibatkan pengambilan kebijakan pemerintahan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan, dan dalam tahap tertentu melibatkan masyarakat sebagai penerima manfaat dari kegiatan pelayanan publik. Salah satu kunci utama penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah penentuan kinerja, adanya ukuran kinerja yang jelas dan dapat diverifikasi terhadap outcome, output maupun kewajaran dana yang dikeluarkan dengan output yang dicapai (Mahsun, dkk.,2007) Prinsip Penyusunan APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berdasarkan Permendagri No.37/2012 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Tahun anggaran daerah meliputi masa satu tahun terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Prinsip penyusunan APBD berdasarkan pada Permendagri No.37/2012 adalah: 1) APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah daerah; 2) APBD harus disusun secara tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal; 3) Penyusunan APBD dilakukan secara transparan, yaitu memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi yang seluas-luasnya tentang APBD; 16

33 4) Penyusunan APBD harus melibatkan partisipasi masyarakat; 5) APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan; 6) Substansi APBD dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya. 2.3.Pendekatan Kontijensi Pendekatan kontijensi merupakan sebuah aplikasi konsep yang menyatakan bahwa tidak ada suatu sistem kontrol terbaik yang dapat diterapkan untuk semua organisasi dan penerapan sistem yang tepat harus memandang adanya keterlibatan variabel konstektual dimana organisasi tersebut berada. Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980). Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada ketidakkonsistenan hasil penelitian. Hasil penelitian Camman,1976; Dunk, 1993; Merchant, 1985; Onsi,1973 menyatakan bahwa dengan adanya partisipasi agen dalam proses penyusunan anggaran akan mengurangi kecenderungan untuk menciptakan budgetary slack. Hal ini terjadi karena agen membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Sedangkan peneliti lain (Lowe dan Shaw, 1968; Lukka, 1988; Young,1985) mendapatkan bukti empiris bahwa partisipasi anggaran justru menyebabkan manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran cenderung untuk melakukan senjangan anggaran. 17

34 Govindarajan (1986) mengemukakan bahwa untuk menyelesaikan perbedaan dari berbagai hasil temuan tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kontijensi (contingency approach). Beberapa penelitian dalam bidang akuntansi manajemen melalui pendekatan kontinjensi bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel kontekstual dengan desain sistem akuntansi manajemen dan untuk mengevaluasi keefektifan hubungan antara dua variabel (hubungan antara partisipasi anggaran dengan budgetary slack) dengan menggunakan variabel kontekstual sebagai variable moderating (Latuheru, 2005). Dalam pendekatan kontinjensi (contingency approach) dianggap bahwa pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen (termasuk penganggaran) yang efektif tidaklah berlaku secara universal (Merchant, 1981). Keefektifannya bergantung kepada berbagai faktor kontekstual yang selalu dikenal dengan faktor-faktor kontinjensi, seperti ketidakpastian lingkungan, teknologi yang diadopsi, budaya organisasi, dan karakter personal. Sistem pengendalian manajemen, seperti partisipasi penganggaran perlu digeneralisasi dengan mempertimbangkan faktor perilaku individu (manager) dalam melaksanakan aktivitas apakah melakukan perilaku yang menyimpang (perilaku dysfunctional), sehingga perlu adanya faktor kontijensi karakter personal antara lain adalah self esteem, locus of control, dan kapasitas individu. Hapsari (2011) menyatakan bahwa self esteem dan kapasitas individu mampu menjadi faktor kontijensi pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack, karena dengan adanya keyakinan diri pada para manajer dimana mereka menganggap mampu memberikan kontribusi yang positif dan memiliki 18

35 banyak hal yang dapat dibanggakan untuk kemajuan organisasi secara nyata akan menurunkan budgetary slack yang terjadi saat para manajer diikutsertakan dalam proses penyusunan anggaran. Berdasarkan hal tersebut penting untuk menyiapkan individu yang memiliki self esteem yang tinggi dan kapasitas individu yang baik untuk diikutsertakan dalam penyusunan anggaran. Penelitian Sinaga (2013) menyatakan hasil bahwa locus of control mampu menjadi faktor kontijensi hubungan penganggaran partisipatif dengan budgetary slack. Apabila manajer memiliki internal locus of control, dia akan yakin akan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan maka penggunaan anggaran partisipatif akan menimbulkan kepuasan kerja manajer dan diharapkan akan meningkatkan kerja manajer, sehingga mampu menurunkan terjadinya budgetary slack. 2.4 Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack) Kesenjangan Anggaran (budget slack) adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang diajukan oleh bawahan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi (Anthony dan Govindarajan, 2007). Bawahan melakukan budget slack dengan merendahkan pendapatan atau menaikkan biaya dibandingkan dengan estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target anggaran akan lebih mudah tercapai. Budget slack timbul karena keinginan dari atasan dan bawahan yang tidak sama terutama jika kinerja bawahan dinilai berdasar pencapaian anggaran. Apabila bawahan merasa insentifnya tergantung pada pencapaian sasaran 19

36 anggaran, maka mereka akan menciptakan budget slack melalui proses partisipasi (Schiff dan Lewin, 1970; Chow dan Waller, 1988) Budget slack juga didefinisikan sebagai suatu perilaku yang disfungsional bahkan tidak jujur, karena manajer berusaha untuk memuaskan kepentingannya dan menyebabkan meningkatnya biaya organisasi (Stevens, 1996). Oleh karena itu, manajer secara moral menilai budget slack sebagai sesuatu yang negatif. Hobson dkk (2011) mengeksplorasi argumen ini dan mengungkapkan bahwa skema pembayaran slack-inducing (insentif) dan nilai-nilai personal mendorong manajer menilai budget slack sebagai perilaku tidak etis. 2.5 Penganggaran Partisipatif Brownell (1982) mengatakan penganggaran partisipatif merupakan suatu proses dimana individu-individu terlibat langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran yang kinerjanya akan dievaluasi dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka. (Falikhatun, 2007). Adapun karakteristik dari pertisipasi dalam penyusunan anggaran dapat dilihat dari beberapa faktor Sumarno (2005:203), yaitu : a. Pengaruh yang besar dalam partisipasi pengukuran anggaran b. Pengaruh dalam revisi penyusunan anggaran c. Pengaruh mengenai pendapat/usulan dalam penetapan anggaran d. Keyakinan dalam memutuskan suatu anggaran e. Pentingnya kontribusi usulan atau pemikiran dalam penyusunan anggaran f. Keikutsertaan dalam kegiatan penyusunan anggaran. 20

37 Dari beberapa definisi mengenai partisipasi anggaran maka disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu dalam proses penyusunan anggaran. Maka proses anggaran secara partisipasi sangat dibutuhkan. Dengan adanya penyusunan anggaran secara partisipasi dapat terjadi pertukaran informasi baik antara atasan dengan bawahan maupun level manajemen yang sama. 2.6 Asimetri Informasi Asimetri informasi adalah prinsipal atau pemegang kuasa anggaran mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih daripada agen atau pelaksana anggaran mengenai unit tanggung jawabnya, atau sebaliknya. Bila kemungkinan pertama terjadi, akan muncul tuntutan atau motivasi yang lebih besar dari atasan/pemegang kuasa anggaran kepada pelaksana anggaran mengenai pencapaian target anggaran yang disepakati. Sebaliknya, bila kemungkinan kedua terjadi, pelaksana anggaran akan menyatakan target yang lebih rendah daripada yang dimungkinkan dicapai. Young (1985) menyatakan bahwa keberadaan asimetri informasi dapat menyebabkan bawahan untuk melebih-lebihkan kebutuhan sumber daya mereka atau mengecilkan kemampuan kerja mereka. Sehingga, interaksi antara anggaran partisipatif dengan asimetri informasi dapat menyebabkan terjadinya budgetary slack. Secara teoritis, asimetri informasi dapat dikurangi melalui monitoring dan desain sistem informasi yang lebih baik. 21

38 2.7 Self Esteem Self Esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan. Self Esteem diukur dengan pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif pada survey Self Esteem adalah saya merasa bahwa saya adalah seseorang yang sangat berarti, seperti orang lainnya, sedangkan pernyataan pernyataan yang negatif adalah saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan. Orang yang sepakat dengan pernyataan positif dan tidak sepakat dengan pernyataan negatif memiliki Self Esteem yang tinggi dimana mereka melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima. Orang yang dengan Self Esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya. Para peneliti mendefinisikan Self Esteem dalam organisasi sebagai nilai yang dimiliki oleh individu atas dirinya sendiri sebagai anggota organisasi yang bertindak dalam konteks organisasi. Orang yang memiliki Self Esteem tinggi cenderung memandang diri mereka sendiri sebagai sebagai orang yang penting, berharga, berpengaruh dan berarti dalam konteks organisasi yang mempekerjakan mereka (Kreitner&Kinicki, 2003). Dengan demikian jika seseorang merasa dirinya begitu penting, berharga dan berpengaruh maka timbul kepercayaan diri atas pekerjaan yang dilakukannya karena apa yang dilakukannya berhasil dan menciptakan hasil yang optimal. Pernyataan Coopersmith yang dikutip oleh Sulistyaningsih (1995) menyatakan bahwa dengan self esteem individu dapat mengevaluasi dirinya sehingga membuatnya mampu untuk menghargai diri sendiri, hal ini menimbulkan suatu sikap yang disetujui atau dan tidak disetujui dan 22

39 mengindikasikan perluasan rasa percaya akan kemampuannya, kesuksesannya, dan keberartiannya. Singkatnya, Self Esteem adalah suatu pendapat pribadi yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu yang berpatokan pada dirinya sendiri. Saifuddin Azwar menyatakan bahwa Self Esteem merupakan dasar pembentukan konsep diri. Dikatakan oleh bechman dan O Malley bahwa konsep diri yang positif akan membuat individu lebih ambisius, lebih antusias, dan meletakkan aspirasinya pada level yang tinggi. Self Esteem bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, namun merupakan faktor yang dipelajari, dan terbentuk sepanjang pengalaman hidup individu dalam relasinya dengan diri sendiri maupun dengan individu yang lain (Sulistyaningsih, 1995) Ciri-Ciri Self Esteem Sulistyaningsih (1995) mengutip Coopersmith, bahwa ada tiga tingkatan dalam Self Esteem dan tiap tingkatan punya ciri-ciri yang berbeda. Seseorang dengan Self Esteem tinggi mempunyai ciri-ciri aktif, ekspresif, bebas mengungkapkan pendapat, cenderung sukses dalam bidang akademik maupun bidang sosial, mau menerima kritik dan perbedaaan pendapat, mempunyai perhatian yang cukup terhadap lingkungannya, optimistik dan mempunyai tingkat kecemasan yang relatif rendah. Pada tingkat menengah, terdapat ciri-ciri yang hampir sama dengan tinggi, tetapi orang yang memiliki Self Esteem tingkat menengah menunjukan kebimbangan dalam menilai dirinya sendiri sehingga dukungan sosial masih sangat dibutuhkan. 23

40 Pada tingkatan yang rendah Self Esteem menunjukan ciri-ciri rendah diri, takut terhadap pendapat yang bertentangan dengan dirinya, kurang aktif dan ekspresif bahkan cenderung merasa dirinya terisolasi dan tidak dicintai, dalam aktivitas sosial lebih suka sebagai pendengar dan pengikut, kurang dapat menerima kritik, sering melaumun dan mudah tersinggung. Pernyataan Nuryati Atamimi yang dikutip oleh Sulistyaningsih (1995) juga mencatat pandapat dua ahli yaitu De ViestaF. J. Dan G. T. Thompson bahwa orang-orang dengan Self Esteem yang tinggi cenderung untuk melihat dirinya sebagai orang yang berhasil secara relatif bebas dari kecemasan dan sintom psikomatis, yakni akan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan percaya bahwa usaha-usaha yang dilakukannya akan mendapatkan hasil. Mereka mudah menerima orang lain seperti orang lain menerima dirinya, serta lebih mandiri daripada mereka yang memiliki Self Esteem yang rendah. 2.8 Locus of Control Rotter (1990) mendefinisikan locus of control sebagai suatu variabel kepribadian tentang keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) dirinya sendiri. Konsep Locus of control didasarkan pada teori pembelajaran sosial (theory social learning) (Reiss dan Mitra, 1998). Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa pilihan dibuat oleh individu dari berbagai macam perilaku potensial yang tersedia untuk mereka (Phares, 1976 dalam Reiss dan Mitra, 1998). Locus of control didefinisikan Mac Donald (1973) dalam Tsui dan Gul (1996) sebagai sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi 24

41 antara tindakan dan hasil yang mereka peroleh. Seseorang yang percaya bahwa mereka memiliki pengendalian atas takdir mereka disebut internal. Dalam hal ini, mereka mempercayai bahwa pengendalian itu terletak dalam diri mereka sendiri. Dilain pihak, eksternal adalah orang yang percaya bahwa hasil mereka ditentukan oleh agen atau faktor ekstrinsik diluar mereka sendiri. Sebagai contoh, oleh takdir, keberuntungan, kekuatan yang lain atau sesuatu yang tidak dapat diprediksi. Berdasarkan pada teori locus of control, bahwa perilaku seorang manajer dalam penyusunan anggaran akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of controlnya. Ciri pembawaan internal locus of control adalah mereka yang yakin bahwa suatu kejadian selalu berada dalam kendalinya dan akan selalu mengambil peran dan tanggung jawab dalam penentuan benar atau salah. Sebaliknya, orang dengan eksternal locus of control percaya bahwa kejadian dalam hidupnya berada di luar kontrolnya dan percaya bahwa hidupnya dipengaruhi oleh takdir, keberuntungan, dan kesempatan serta lebih mempercayai kekuatan di luar dirinya. Penelitian Singer dan Singer (2001) mencoba untuk mengungkapkan eskalasi ko mitmen yang berbeda-beda pada individu yang sensitizer dan repressor dan individu yang internal locus of control dan external locus of control. Hasil mengungkapkan bahwa individu yang repressor cenderung mengalami eskalasi lebih besar daripada individu yang sensitizer, demikian juga dengan individu yang cenderung internal locus of control mengalami eskalasi lebih besar daripada individu yang cenderung external locus of control. 25

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anggaran adalah unsur yang sangat penting dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1977;

Lebih terperinci

SI MADE AYU SRI WARDANI YASA NIM

SI MADE AYU SRI WARDANI YASA NIM TESIS PERAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DALAM MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DI PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN SI MADE AYU SRI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori kontijensi ( contingency theory) sebagai teori pendukung (supporting theory).

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi Judul : Kepercayaan Diri dan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran (Studi pada Pemerintah Kabupaten Badung) Nama : Ni Wayan Putri Adnyani NIM

Lebih terperinci

TESIS I PUTU PANDE ARIAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

TESIS I PUTU PANDE ARIAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS KEADILAN PROSEDURAL DAN IKLIM KERJA ETIS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Tabanan) I PUTU PANDE ARIAWAN NIM 1391661045

Lebih terperinci

Putu Novia Hapsari Ardianti 1 I Made Sadha Suardikha 2 I D. G. Dharma Suputra 3.

Putu Novia Hapsari Ardianti 1 I Made Sadha Suardikha 2 I D. G. Dharma Suputra 3. PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, SELF ESTEEM, LOCUS OF CONTROL DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI Putu Novia Hapsari Ardianti 1 I Made Sadha

Lebih terperinci

MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TESIS MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN \ INGRID SARASWATI BAYUSENA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL

PENGARUH LOCUS OF CONTROL TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL PADA KINERJA ANALIS KREDIT DENGAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI PEMODERASI (STUDI PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI KANTOR CABANG UTAMA DENPASAR) ANAK AGUNG

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, ASIMETRI INFORMASI, KAPASITAS INDIVIDU, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP POTENSI TERJADINYA BUDGETARY SLACK

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, ASIMETRI INFORMASI, KAPASITAS INDIVIDU, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP POTENSI TERJADINYA BUDGETARY SLACK PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, ASIMETRI INFORMASI, KAPASITAS INDIVIDU, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP POTENSI TERJADINYA BUDGETARY SLACK (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI TESIS PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI \ NI MADE WASASIH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DWI HARYADI NUGRAHA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN TESIS PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN NI LUH MADE HERAWATI NIM 1391661043 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang akan dijelaskan mengenai fenomena yang melatarbelakangi dilakukannya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PADA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH KOMPETENSI PADA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI TESIS PENGARUH KOMPETENSI PADA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI \ GEDE ARY SURYA WARDHANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN TESIS PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN NI KADEK ARI PUSPA SARI NIM 1191662009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH ADVERSE

Lebih terperinci

PERILAKU OPORTUNISTIK PENYUSUN ANGGARAN DI KABUPATEN/KOTA SE-BALI

PERILAKU OPORTUNISTIK PENYUSUN ANGGARAN DI KABUPATEN/KOTA SE-BALI TESIS PERILAKU OPORTUNISTIK PENYUSUN ANGGARAN DI KABUPATEN/KOTA SE-BALI SAYU MADE PARWATI NIM 1391661039 NIM. 1NI391661035 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Budgetary Slack dengan Komitmen Organisasi dan Etika sebagai Variabel Moderasi. Nama : Kadek Wisnu Perdana Nim : 1306305217 Abstrak Anggaran sektor

Lebih terperinci

: A.A. SG. DESY PRATAMI NIM

: A.A. SG. DESY PRATAMI NIM PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN PENEKANAN ANGGARAN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI PEMODERASI PADA HOTEL BERBINTANG DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Oleh : A.A. SG.

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI TESIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI DENGAN LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI KADEK NITA SUMIARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH UKURAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI TESIS PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI NI MADE RAI JUNIARIANI NIM 1491661008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KARAKTER PERSONAL, DAN INFORMATION ASYMMETRY

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KARAKTER PERSONAL, DAN INFORMATION ASYMMETRY PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KARAKTER PERSONAL, DAN INFORMATION ASYMMETRY PADA SENJANGAN ANGGARAN DI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI Oleh : GUSTI AYU MADE CIKA PUTRI NIM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana 1 TESIS PENGARUH PENGALAMAN, ORIENTASI ETIKA, KOMITMEN DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI PADA SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI PUTU PURNAMA DEWI PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, JOB RELEVANT INFORMATION

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, JOB RELEVANT INFORMATION PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, JOB RELEVANT INFORMATION, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN KAPASITAS INDIVIDU PADA SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung)

Lebih terperinci

TESIS KEMAMPUAN ASIMETRI INFORMASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, BUDGET EMPHASIS

TESIS KEMAMPUAN ASIMETRI INFORMASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, BUDGET EMPHASIS TESIS KEMAMPUAN ASIMETRI INFORMASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, BUDGET EMPHASIS, DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGARAN PADA BUDGETARY SLACK (STUDI KASUS PADA SKPD

Lebih terperinci

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA SKRIPSI

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA SKRIPSI PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA SKRIPSI Oleh: PUTU TIYA MAHAWYAHRTI NIM: 1115351093 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merupakan alat manajemen yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASAYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

PENGARUH REPUTASI, ETIKA, SELF ESTEEM DAN PREFERENSI RISIKO PIMPINAN PADA BUDGETARY SLACK BANK PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI BALI

PENGARUH REPUTASI, ETIKA, SELF ESTEEM DAN PREFERENSI RISIKO PIMPINAN PADA BUDGETARY SLACK BANK PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI BALI TESIS PENGARUH REPUTASI, ETIKA, SELF ESTEEM DAN PREFERENSI RISIKO PIMPINAN PADA BUDGETARY SLACK BANK PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI BALI I NYOMAN PUTRAYASA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KAPASITAS INDIVIDU, BUDGETARY SLACK, SELF ESTEEM

BAB II ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KAPASITAS INDIVIDU, BUDGETARY SLACK, SELF ESTEEM 9 BAB II ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KAPASITAS INDIVIDU, BUDGETARY SLACK, SELF ESTEEM 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Kenis (1979) anggaran tidak hanya sebagai rencana keuangan yang

Lebih terperinci

I GUSTI LANANG SUARMIKA NIM.

I GUSTI LANANG SUARMIKA NIM. TESIS KEMAMPUAN KOMITMEN ORGANISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN MEMODERASI PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH PADA KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

TEKANAN ANGGARAN WAKTU

TEKANAN ANGGARAN WAKTU TEKANAN ANGGARAN WAKTU SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH LOCUS OF CONTROL INTERNAL PADA PERILAKU UNDERREPORTING OF AUDIT TIME PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh : GUSI MADE DWI OKA YULIANI

Lebih terperinci

INTEGRITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT (STUDI PERSEPSI AUDITOR EKSTERNAL DI PROVINSI BALI) SKRIPSI

INTEGRITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT (STUDI PERSEPSI AUDITOR EKSTERNAL DI PROVINSI BALI) SKRIPSI INTEGRITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT (STUDI PERSEPSI AUDITOR EKSTERNAL DI PROVINSI BALI) SKRIPSI Oleh : I GUSTI AGUNG DWITARIANI NIM : 1206305165 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LOCUS OF CONTROL,

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LOCUS OF CONTROL, PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LOCUS OF CONTROL, NILAI PERSONAL DAN SISTEM IMBALAN TERHADAP POTENSI TERJADINYA BUDGETARY SLACK (Studi Empiris pada Hotel Bintang 3, 4 dan 5 di Kota Denpasar) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI DAN PERCEIVED USEFULNESS

TESIS PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI DAN PERCEIVED USEFULNESS TESIS PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI, KUALITAS INFORMASI DAN PERCEIVED USEFULNESS PADA KEPUASAN PENGGUNA AKHIR SOFTWARE AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS PADA HOTEL BERBINTANG DI PROVINSI BALI). NI MADE SRI

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT TESIS PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT NI WAYAN WIWIN INTAN WINTARI ROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI KABUPATEN GIANYAR ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI KABUPATEN GIANYAR Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

I GEDE ADITYA MAHENDRA NIM

I GEDE ADITYA MAHENDRA NIM KEMAMPUAN TEKNIK PEMAKAI MEMODERASI PENGARUH EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KINERJA INDIVIDUAL KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KECAMATAN TABANAN SKRIPSI Oleh: I GEDE ADITYA MAHENDRA NIM : 1206305157

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NI MADE MILA ROSA DESMAYANI NIM:

SKRIPSI. Oleh: NI MADE MILA ROSA DESMAYANI NIM: PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF, LOCUS OF CONTROL, DAN PEMBERIAN REWARD TERHADAP BUDGETARY SLACK (Studi kasus pada hotel berbintang 3,4,5 di Kota Denpasar tahun 2015) SKRIPSI Oleh: NI MADE MILA ROSA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMITMEN ORGANISASI MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE, TIME BUDGET PRESSURE PADA KUALITAS AUDIT

KEMAMPUAN KOMITMEN ORGANISASI MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE, TIME BUDGET PRESSURE PADA KUALITAS AUDIT TESIS KEMAMPUAN KOMITMEN ORGANISASI MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE, TIME BUDGET PRESSURE PADA KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Provinsi Bali) ANAK AGUNG MADE

Lebih terperinci

DWI ANGGRENI SUKARMA NIM

DWI ANGGRENI SUKARMA NIM LOCUS OF CONTROL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DWI ANGGRENI SUKARMA NIM. 1391662043 PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang menjelaskan pengertian anggaran, partisipasi penganggaran, ambiguitas peran,

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia, tuntutan demokratisasi ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan global terasa semakin ketat dan memaksa manajer untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan dengan harapan agar perusahaan

Lebih terperinci

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana PENGARUH KEADILAN DISTRIBUTIF DAN PENEGAKAN SANKSI PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DENGAN KEPUASAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen dan Mowen, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Hansen dan Mowen, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai dalam periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam ukuran finansial. Anggaran dirancang

Lebih terperinci

PENGARUH MODERASI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN

PENGARUH MODERASI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN PENGARUH MODERASI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN Oleh: NYOMAN ANGGA PRADIPA NIM : 0906305011 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN

ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN Penyusunan anggaran (penganggaran) adalah kegiatan penting, kompleks dan melibatkan

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI)

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI) PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI) Oleh: K. DWIYANI PRATISTHA NIM: 1006305088 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

DISIPLIN KERJA AUDITOR MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT SKRIPSI

DISIPLIN KERJA AUDITOR MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT SKRIPSI DISIPLIN KERJA AUDITOR MEMODERASI PENGARUH INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT SKRIPSI Oleh : IDA BAGUS GEDE KRISNA JUNANTA NIM: 1206305150 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency theory. Teori keagenan dapat didefinisikan sebagai konsep yang menjelaskan mengenai kontrak

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TESIS KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE Kadek Nonik Sri Wahyuni PROGRAM

Lebih terperinci

I PUTU BAGUS INDRA MULIA NUGRAHA NIM:

I PUTU BAGUS INDRA MULIA NUGRAHA NIM: KEMAMPUAN PERTUMBUHAN EKONOMI MEMODERASI PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA BAGI HASIL PADA BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI TAHUN 2010-2013 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Teori Keagenan Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen puncak) membawahi agen (karyawan

Lebih terperinci

oleh: Agus Wahyu Arya Damana NIM: Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

oleh: Agus Wahyu Arya Damana NIM: Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagai persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi PENGARUH KETERLIBATAN PEMAKAI, PELATIHAN, UKURAN ORGANISASI DAN KEAHLIAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KABUPATEN KLUNGKUNG oleh: Agus Wahyu Arya Damana

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KINERJA AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI PROVINSI BALI SKRIPSI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KINERJA AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI PROVINSI BALI SKRIPSI PENGARUH LOCUS OF CONTROL, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KINERJA AUDITOR KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh: DESAK MADE PUTRI SANJIWANI NIM: 1115351092 PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

NI WAYAN WILAYANTI NIM:

NI WAYAN WILAYANTI NIM: PENGARUH KETERLIBATAN DAN KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL PADA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEBAGAI PEMODERASI PADA LPD KECAMATAN TEGALLALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KEADILAN, DAN TEKNOLOGI PERPAJAKAN PADA PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK SKRIPSI

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KEADILAN, DAN TEKNOLOGI PERPAJAKAN PADA PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK SKRIPSI PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, KEADILAN, DAN TEKNOLOGI PERPAJAKAN PADA PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI PENGGELAPAN PAJAK SKRIPSI Oleh: A.A MIRAH PRADNYA PARAMITA NIM: 1206305107 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Budgeting participation, government officials performance, organizational commitment. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Budgeting participation, government officials performance, organizational commitment. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The influence of budgetary participation on the managerial performance has attracted researchers attention. However, the results of previous studies often show inconsistent results. Therefore

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PEMERINTAH DAERAH, KEMAKMURAN, INTERGOVERNMENTAL REVENUE

PENGARUH UKURAN PEMERINTAH DAERAH, KEMAKMURAN, INTERGOVERNMENTAL REVENUE PENGARUH UKURAN PEMERINTAH DAERAH, KEMAKMURAN, INTERGOVERNMENTAL REVENUE, TEMUAN DAN OPINI AUDIT BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA SE-BALI SKRIPSI Oleh : PUTU

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI BALI SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI BALI SKRIPSI PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN DAN KOTA PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh: NI LUH NANA PUTRI ANI NIM : 1006305114 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF PADA KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI PEMODERASI (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penganggaran memegang peranan penting dalam perencanaan dan kontrol. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapainya. Anggaran

Lebih terperinci

SPESIALISASI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PENGARUH AUDIT TENURE DAN PERGANTIAN AUDITOR PADA AUDIT DELAY SKRIPSI

SPESIALISASI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PENGARUH AUDIT TENURE DAN PERGANTIAN AUDITOR PADA AUDIT DELAY SKRIPSI SPESIALISASI AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PENGARUH AUDIT TENURE DAN PERGANTIAN AUDITOR PADA AUDIT DELAY SKRIPSI Oleh : NI MADE DWITA RATNANINGSIH NIM : 1206305023 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NI PUTU AYU SISKA WULANTARI

NI PUTU AYU SISKA WULANTARI TESIS KEMAMPUAN KOMITMEN PROFESIONAL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TEKANAN KETAATAN AUDITOR PADA KUALITAS AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI) NI PUTU AYU SISKA

Lebih terperinci

INTEGRITAS AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PADA KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PROVINSI BALI SKRIPSI

INTEGRITAS AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PADA KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PROVINSI BALI SKRIPSI INTEGRITAS AUDITOR SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PADA KUALITAS AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh : YULI PITALOKA NIM : 1206305011 FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PUBLIK DI BALI SKRIPSI

PUBLIK DI BALI SKRIPSI PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI DAN PELATIHAN AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI SKRIPSI Oleh: IDA BAGUS SATWIKA ADHI NUGRAHA NIM: 1115351083 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

Lebih terperinci

PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN INTENSITAS MORAL SEBAGAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN AKUNTAN UNTUK MELAKUKAN WHISTLEBLOWING

PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN INTENSITAS MORAL SEBAGAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN AKUNTAN UNTUK MELAKUKAN WHISTLEBLOWING PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN INTENSITAS MORAL SEBAGAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINDAKAN AKUNTAN UNTUK MELAKUKAN WHISTLEBLOWING SKRIPSI Oleh : LUH PUTU SETIAWATI NIM : 1206305109 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TEKANAN KETAATAN, LOKUS KENDALI EKSTERNAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL AUDITOR PADA PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT

PENGARUH TEKANAN WAKTU, TEKANAN KETAATAN, LOKUS KENDALI EKSTERNAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL AUDITOR PADA PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT TESIS PENGARUH TEKANAN WAKTU, TEKANAN KETAATAN, LOKUS KENDALI EKSTERNAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL AUDITOR PADA PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT NI PUTU RISKI MARTINI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KOMANG AYU RUSTINI NIM NIM. 1NI PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

KOMANG AYU RUSTINI NIM NIM. 1NI PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TESIS PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KOMITMEN ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA PADA KINERJA PENGELOLA ANGGARAN (Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Tabanan)

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan. TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 Januari 2017

Lembar Pengesahan. TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 Januari 2017 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 Januari 2017 Pembimbing I, Pembimbing II, Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., M.Si., Ph.D., Ak. Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak., CA. NIP 19730515

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah

Lebih terperinci

: MADE AMBARA DITA NIM

: MADE AMBARA DITA NIM PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN KARANGASEM DENGAN INTEGRITAS KARYAWAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Oleh : MADE AMBARA

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK

TESIS PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK TESIS PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN ETIKA, BUDAYA ORGANISASI, OPPORTUNISTIC BEHAVIOUR DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI PEMODERASI (Studi Pada SKPD Kabupaten Jembrana)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses perencanaan dan realisasi anggaran memerlukan partisipasi dan perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: KADEK ARYA ADI PUTRA NIM :

SKRIPSI. Oleh: KADEK ARYA ADI PUTRA NIM : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, LOCUS OF CONTROL, STRUKTUR AUDIT DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL PADA PT.SINAR MAS MSIG INSURANCE PROVINSI BALI SKRIPSI

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 NIP NIP

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 NIP NIP Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi. Dr.A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi., Ak. NIP. 19641225199303 1 003

Lebih terperinci

KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH ORIENTASI TUJUAN DAN SELF-EFFICACY PADA AUDIT JUDGMENT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK WILAYAH BALI SKRIPSI

KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH ORIENTASI TUJUAN DAN SELF-EFFICACY PADA AUDIT JUDGMENT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK WILAYAH BALI SKRIPSI KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH ORIENTASI TUJUAN DAN SELF-EFFICACY PADA AUDIT JUDGMENT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK WILAYAH BALI SKRIPSI Oleh: ANAK AGUNG SURYA NARAYANA NIM: 1215351064 PROGRAM

Lebih terperinci

KOHESIVITAS KELOMPOK SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PADA BPR DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

KOHESIVITAS KELOMPOK SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PADA BPR DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI KOHESIVITAS KELOMPOK SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN PADA BPR DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Oleh : APRILITA CATUR PUTRI 1206305190 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE ANANDITHA WICAKSANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SEBAGAI PREDIKTOR KINERJA INTERNAL AUDITOR DI TOYOTA ASTRA MOTOR WILAYAH BALI SKRIPSI

SEBAGAI PREDIKTOR KINERJA INTERNAL AUDITOR DI TOYOTA ASTRA MOTOR WILAYAH BALI SKRIPSI SEBAGAI PREDIKTOR KINERJA INTERNAL AUDITOR DI TOYOTA ASTRA MOTOR WILAYAH BALI SKRIPSI Diajukan oleh: I WAYAN SUDIKSA NIM: 1115351164 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

PENGARUH PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BUDGETARY SLACK PADA HOTEL-HOTEL BERBINTANG DI KOTA DENPASAR

PENGARUH PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BUDGETARY SLACK PADA HOTEL-HOTEL BERBINTANG DI KOTA DENPASAR PENGARUH PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BUDGETARY SLACK PADA HOTEL-HOTEL BERBINTANG DI KOTA DENPASAR Oleh: Ni Ketut Yunita Wulan Dewi NIM : 0606305032 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ni Wayan Mirda Yanti NIM:

SKRIPSI. Oleh: Ni Wayan Mirda Yanti NIM: ASIMETRI INFORMASI SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN (STUDI EMPIRIS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DAN ORIENTASI JANGKA PENDEK MANAJER SKRIPSI

PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DAN ORIENTASI JANGKA PENDEK MANAJER SKRIPSI PENGARUH PENGENDALIAN ANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DAN ORIENTASI JANGKA PENDEK MANAJER SKRIPSI Oleh: NINIS NOVITASARI 1206305060 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 PENGARUH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, selanjutnya akan diuraikan mengenai penelitian- penelitian sejenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini, selanjutnya akan diuraikan mengenai penelitian- penelitian sejenis BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya akan diuraikan mengenai penelitian- penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya

Lebih terperinci

I G A AGUNG ASTIA DEWI

I G A AGUNG ASTIA DEWI PENGARUH ALOKASI BELANJA RUTIN DAN BELANJA MODAL PADA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2010-2013) SKRIPSI Oleh: I G A AGUNG ASTIA DEWI

Lebih terperinci

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI DAN LEVERAGE

PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI DAN LEVERAGE PENGARUH PERINGKAT OBLIGASI DAN LEVERAGE PADA MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Oleh: I KADEK HENDRA SETIAWAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan,

Lebih terperinci

BUDAYA TRI HITA KARANA

BUDAYA TRI HITA KARANA BUDAYA TRI HITA KARANA SEBAGAI PEMODERASI KOMPLEKSITAS TUGAS DAN TEKANAN WAKTU TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali) SKRIPSI Oleh : NI LUH PUTU DESY MUSTIKAYANI NIM

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH (Studi kasus pada semua Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali) SKRIPSI

PERBEDAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH (Studi kasus pada semua Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali) SKRIPSI PERBEDAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH (Studi kasus pada semua Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali) SKRIPSI Oleh : GDE ADI PRADNYANA 1015351152 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH SUMBER PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN

PENGARUH SUMBER PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN TESIS PENGARUH SUMBER PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA NILAI PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2007-2013 I MADE ARYA KARANG UTAMAYASA NIM: 1291661031

Lebih terperinci

KEMAMPUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MEMODERASI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN LEVERAGE PADA NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI

KEMAMPUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MEMODERASI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN LEVERAGE PADA NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI KEMAMPUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MEMODERASI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN LEVERAGE PADA NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI Oleh: A. A. SAGUNG PUTRI JAYANTI NIM : 1306305227 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH SUPERVISI, PROFESIONALISME, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA PADA KINERJA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

PENGARUH SUPERVISI, PROFESIONALISME, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA PADA KINERJA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI PENGARUH SUPERVISI, PROFESIONALISME, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA PADA KINERJA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI Oleh : DIAN LAKSMI NIM: 0706305011 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SIKAP WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR SKRIPSI Oleh : PUTU TIA DEWI PRAYATNI NIM : 1215351168

Lebih terperinci

LIKUIDITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG SKRIPSI

LIKUIDITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG SKRIPSI LIKUIDITAS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN PADA AUDIT REPORT LAG SKRIPSI Oleh : NI LUH NYOMAN ADI KUSUMA DEWI NIM : 1215351041 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN PADA PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN NIAT WAJIB PAJAK SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN PADA PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN NIAT WAJIB PAJAK SEBAGAI PEMODERASI TESIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN PADA PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN NIAT WAJIB PAJAK SEBAGAI PEMODERASI (Studi Pada Wajib Pajak Badan Terdaftar Di Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE PENERAPAN GOOD GOVERNANCE, LOCUS OF CONTROL, STRUKTUR AUDIT DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI PREDIKTOR KINERJA INTERNAL AUDITOR PADA PT ASTRA MOTOR PROVINSI BALI Oleh : Ni Ketut Junika Dewi Nim : 0815351047

Lebih terperinci