ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN"

Transkripsi

1 ABSTRAK PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN Penyusunan anggaran (penganggaran) adalah kegiatan penting, kompleks dan melibatkan proses politik yang rumit serta melibatkan banyak pihak disertai dengan kepentingannya masing-masing. Hal tersebut memungkinkan timbulnya perilaku disfungsional berupa senjangan anggaran. Partisipasi pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para anggota organisasi terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan. Pengendalian anggaran dan etika dianggap mampu memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengendalian anggaran ketat dan etika sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probability sampling dengan teknik disproportionate stratified random sampling. Jumlah responden sebanyak 273 orang. Data yang digunakan berupa data primer dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi moderasian. Penelitian ini membuktikan bahwa moderasi antara pengendalian anggaran ketat dan partisipasi penganggaran berpengaruh negatif pada senjangan anggaran. Moderasi antara etika dan partisipasi penganggaran berpengaruh negatif pada senjangan anggaran. Sehingga dapat disimpulkan, pengendalian anggaran ketat mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Etika mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Kata Kunci: Partisipasi Penganggaran, Pengendalian Anggaran Ketat, Etika, Senjangan Anggaran. i

2 ABSTRACT THE ROLE OF A TIGHT BUDGET CONTROL AND ETHICS MODERATING EFFECT PARTICIPATION BUDGETING ON BUDGETARY SLACK Budgeting is an important activity, and involve complex political process complicated and involve many parties along with their respective interests. It allows the emergence of dysfunctional behavior in the form of budgetary slack. Participation is basically an organizational process, in which members of the organization are involved and have influence in decision-making. Budget control and ethics are considered able to moderate the effect of budgetary participation on budgetary slack. This study aimed to examine the effect of tight budget control and ethics as a moderating variable in the relationship between budgetary participation on budgetary slack. The sampling method used in this research is the method of probability sampling with disproportionate stratified random sampling technique. Total respondents 273 people. Data used in the form of primary data using questionnaires. The analysis technique used is analysis regression moderasian. This study proves that the moderation between a tight budget control and participation budgeting negative influence on budgetary slack. The moderation between ethics and participation budgeting negative influence on budgetary slack. It can be concluded, tight budget control were able to weaken the influence of budgetary participation on budgetary slack. Ethics able to weaken the influence of budgetary participation on budgetary slack. Keywords: Budgetary Participation, Tight Budget Control, Ethics, Budgetary Slack. ii

3 RINGKASAN PERAN PENGENDALIAN ANGGARAN KETAT DAN ETIKA MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN Penyusunan anggaran (penganggaran) adalah kegiatan penting, kompleks dan melibatkan proses politik yang rumit serta melibatkan banyak pihak disertai dengan kepentingan masing-masing. Hal tersebut memungkinkan timbulnya dampak fungsional dan perilaku disfungsional anggota organisasi. Senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang ditetapkan bawahan dengan estimasi terbaik dari organisasi. Senjangan anggaran dibuat dengan menetapkan target anggaran yang tidak sesuai dengan estimasi terbaik yang seharusnya, berupa penetapan target pendapatan yang rendah dan penetapan target belanja yang relatif tinggi, sehingga menjadi lebih mudah untuk dicapai. Salah satu indikasi senjangan anggaran pada sektor publik adalah adanya sumber pendapatan yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) yang berasal dari realisasi pendapatan yang lebih besar dari yang dianggarkan, ataupun dari ketidakmampuan dalam memaksimalkan penyerapan anggaran belanja daerah. Pengendalian anggaran merupakan cara pengendalian dalam suatu organisasi dengan pembentukan standar target mengenai pendapatan dan pengeluaran serta pemantauan kinerja secara terus menerus dengan membandingkan anggaran dengan estimasi terbaik. Etika merupakan kondisi dasar mengenai bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak dan sebagai tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengendalian anggaran ketat dan etika memoderasi pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Grand theory dalam penelitian ini menggunakan agency theory serta teori pendukung adalah teori kontijensi dan theory of planned behavior. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa jawaban terhadap kuesioner yang disebarkan kepada responden. Penelitian ini terdiri dari 4 variabel. Variabel independen yaitu partisipasi penganggaran dan variabel dependen yaitu senjangan anggaran serta pengendalian anggaran ketat dan etika sebagai variabel pemoderasi. Seluruh data tersebut akan dianalisis menggunakan teknik analisis regresi moderasian. Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Tabanan dimana metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode probability sampling dengan teknik disproportionate stratified random sampling. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 273 orang. Data yang digunakan berupa data primer dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi moderasian. Sebelum dilakukan analisis regresi moderasian perlu iii

4 dilakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji heteokedastisitas. Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini diberikan kepada 273 orang pejabat struktural yang terdiri dari pejabat esellon II, III, dan IV, sebanyak 260 kuesioner yang kembali, namun hanya 253 kuesioner yang dapat di analisis. Pengujian hipotesis pertama dan kedua dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi moderasian dimana didapat nilai adjusted R 2 sebesar 0,639 yang menunjukkan bahwa 63,9% senjangan anggaran pada Pemerintah Kabupaten Tabanan dijelaskan oleh variabel partisipasi penganggaran, pengendalian anggaran ketat dan etika. Pengujian hipotesis pertama menunjukkan nilai koefisien beta -0,018 dan nilai t hitung sebesar -1,857 dengan nilai signifikansi 0,045 yang nilainya lebih kecil dari tingkat alpha yang ditetapkan (α=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H 1 diterima yang berarti pengendalian anggaran ketat mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien beta -0,017 dan nilai t hitung sebesar -3,730 dengan nilai signifikansi 0,000 yang nilainya lebih kecil dari tingkat alpha yang ditetapkan (α=0,05), menunjukkan H 2 diterima yang berarti etika mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian anggaran ketat mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran dan etika mampu memperlemah pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan bagi pemerintah daerah untuk mengurangi adanya senjangan anggaran (budgetary slack) yang ditimbulkan akibat pola penganggaran partisipatif. iv

5 DAFTAR ISI Halaman PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN TESIS... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT... x RINGKASAN... xi DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA Agency Theory Teori Kontijensi Teori Planned Behavior Anggaran Partisipasi Penganggaran Senjangan Anggaran Pengendalian Anggaran Etika Penelitian Terdahulu v

6 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian Partisipasi Penganggaran, Pengendalian Anggaran Ketat, Dan Senjangan Anggaran Partisipasi Penganggaran, Etika, dan Senjangan Anggaran BAB IV METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Penentuan Sumber Data Pengujian Non-Response Bias Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Operasional Instrumen Penelitian Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Teknik Analisis Data Pengujian Asumsi Klasik Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit) dan Analisis Koefisien Adjusted R Analisis Regresi Moderasian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian Non-Response Bias Pengujian Asumsi Klasik Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Moderasi Pembahasan Pengendalian Anggaran Ketat Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran Etika Memoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Simpulan vi

7 6.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Realisasi Anggaran Kabupaten Tabanan Tahun Nama-Nama SKPD dan Jabatan Struktural Pemerintah Kabupaten Tabanan Jumlah Populasi dan Ukuran Sampel Ringkasan Penyebaran Kuesioner Profil Responden Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian Non-Response Bias Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Multikolonieritas Hasil Uji Heterokedastisitas Statistik Deskriptif Data Uji Interval Data Panjang Interval Kelas Klasifikasi Variabel Partisipasi Penganggaran Klasifikasi Variabel Pengendalian Anggaran Ketat Klasifikasi Variabel Etika Klasifikasi Variabel Senjangan Anggaran Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1 Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Rancangan Penelitian ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Penelitian Terdahulu Kuesioner Penelitian Tabulasi Data Validitas Instrumen Reliabilitas Instrumen Statistik Deskriptif Data Uji Pengujian Non-Response Bias Uji Asumsi Klasik Regresi Moderasi x

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu entitas membutuhkan strategi untuk tetap bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan sangat cepat, dan strategi yang dibangun akan tertuang dalam anggaran, baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Anggaran merupakan rencana pendapatan dan belanja (dimasa yang akan datang) yang dapat bersifat komprehensif atau terbatas pada bagian yang ada sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya, dan sekaligus dapat berfungsi sebagai alat untuk menilai kinerja. Anggaran digunakan sebagai target terlaksananya berbagai program/kegiatan yang telah disusun dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Ketika anggaran sudah ditetapkan, maka pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan dengan serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan dalam anggaran. Organisasi yang baik pasti membutuhkan anggaran untuk menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam rencana dan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang (Hanson dan Mowen, 2005). Organisasi sektor publik merupakan wadah pemerintah untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik dengan mengedepankan kesejahteraan masyarakat. Segala aktivitas organisasi sektor publik dalam wujud program dan kegiatan disusun dalam suatu anggaran. Anggaran sektor 1

12 publik memiliki fungsi sebagai pernyataan mengenai rencana kerja yang akan dilakukan dalam periode waktu tertentu. Anggaran sektor publik merupakan suatu rencana kegiatan yang dipresentasikan ke dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter (Mardiasmo, 2004). Anggaran dapat membantu perencanaan, koordinasi dan penilaian kinerja dan disusun oleh anggota organisasi untuk mengarahkan kegiatan organisasi, mengukur tingkat keberhasilan dan pencapaian target yang telah ditetapkan. Penyusunan anggaran merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu anggaran (Mardiasmo, 2009). Merchant (1985) menyatakan bahwa penganggaran merupakan suatu kombinasi dari arus informasi dengan prosedur dan proses administratif yang umumnya merupakan bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan pengendalian suatu organisasi. Penyusunan anggaran (penganggaran) adalah kegiatan penting, kompleks dan melibatkan proses politik yang rumit serta melibatkan banyak pihak disertai dengan kepentingannya masing-masing. Hal tersebut memungkinkan timbulnya dampak fungsional dan perilaku disfungsional anggota organisasi. Untuk mencegah dampak disfungsional anggaran, perlu kiranya melibatkan manajemen pada level yang lebih rendah dalam penyusunan anggaran (Argyris, 1952). Penganggaran yang efektif memerlukan perkiraan tentang kondisi yang akan datang. Argyris (1952) menyatakan kunci kinerja yang efektif adalah tercapainya tujuan anggaran dan partisipasi memiliki peran penting dalam mewujudkan anggaran 2

13 tersebut. Partisipasi dalam penganggaran dapat memberikan informasi tambahan yang mampu mengurangi ambiguitas peran dan mampu mendukung perbaikan kinerja (Chenhall dan Brownell, 1988). Partisipasi manajer dapat menjadi sistem kontrol yang memungkinkan manajer level bawah untuk mengungkapkan informasi pribadinya dan dapat dimasukkan dalam anggaran pada saat kinerja mereka akan dinilai (Chong dan Chong, 2002). Anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Sebagai alat perencanaan anggaran berfungsi untuk merencanakan berbagai aktivitas dalam suatu pusat pertanggungjawaban sehingga pelaksanaan aktivitasnya sesuai dengan apa yang direncanakan. Dalam fungsi sebagai alat pengendalian bila dalam proses penganggaran melibatkan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan anggaran tersebut. Anggaran dapat membantu mempererat kerja sama antar karyawan, merealisasikan rencana, memperjelas kebijakan, serta dapat menciptakan keselarasan dalam perusahaan, dan menyelaraskan tujuan antara atasan dan bawahan. Hal tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan dampak perilaku disfungsional (dysfungtional behavior) pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran. Salah satu contoh perilaku disfungsional pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran adalah senjangan anggaran. Variabel yang dianggap berpengaruh terhadap senjangan anggaran adalah partisipasi penyusunan anggaran. Lubis (2010:238) menyatakan dalam partisipasi anggaran, proses penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, mulai dari manajemen tingkat atas sampai 3

14 manajemen tingkat bawah tetapi pada saat partisipan memberikan perkiraan yang bias menyebabkan timbulnya senjangan anggaran. Partisipasi pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para anggota organisasi terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan. Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses dimana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian anggaran, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell 1982a, hal. 24). Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penganggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran non-partisipatif (Milani, 1975). Partisipasi penganggaran memberikan kewenangan kepada para manajer pusat pertanggungjawaban untuk menetapkan isi dari anggarannya. Namun, pemberian kewenangan ini memungkinkan kesempatan bagi para partisipan untuk menyalahgunakan kewenangannya dengan memudahkan pencapaian anggaran sehingga dapat merugikan perusahaan (Sujana, 2010). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian target anggaran sehingga memunculkan kesan bahwa individu yang terlibat dalam penganggaran memiliki kinerja yang baik. Anggreni (2008) menyatakan ada beberapa perilaku individu yang muncul sebagai akibat dari pola penganggaran partisipatif yaitu perilaku yang positif dan perilaku negatif. Perilaku positif dapat berupa peningkatan kinerja karena motivasi 4

15 bahwa anggaran digunakan sebagai instrumen penilaian kinerja. Tetapi ketika anggaran dianggap sebagai beban kerja dan target yang harus dicapai, maka akan menimbulkan perilaku negatif berupa senjangan anggaran (budgetary slack). Senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang ditetapkan bawahan dengan estimasi terbaik dari organisasi. Senjangan anggaran dibuat dengan menetapkan target anggaran yang tidak sesuai dengan estimasi terbaik yang seharusnya, berupa penetapan target pendapatan yang rendah dan penetapan target belanja yang relatif tinggi, sehingga menjadi lebih mudah untuk dicapai. Senjangan menimbulkan bias terhadap anggaran dan mampu mengurangi efektivitas perusahaan. Hilton dalam Hermanto (2003) menyebutkan terdapat tiga alasan utama manajer cenderung melakukan senjangan anggaran, yaitu; (1) individu selalu percaya bahwa untuk membuat hasil pekerjaan mereka terlihat bagus bagi atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya, (2) senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi kondisi yang tidak pasti, jika tidak ada kejadian yang tidak terduga, yang terjadi adalah anggaran tersebut dapat terlampaui, (3) rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya. Salah satu indikasi senjangan anggaran pada sektor publik adalah adanya sumber pendapatan yang berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) yang berasal dari realisasi pendapatan yang lebih besar dari yang dianggarkan, ataupun dari ketidakmampuan dalam memaksimalkan penyerapan anggaran belanja daerah (Widanaputra dan Mimba, 2014). Penciptaan senjangan 5

16 anggaran pada sektor publik tidak cukup dikurangi dengan sistem pengendalian manajemen organisasi sektor publik. Hal ini mengindikasikan bahwa senjangan anggaran harus ditangani oleh semua aspek, dan perlunya ditelaah kembali faktorfaktor yang menyebabkan penciptaan senjangan anggaran dalam organisasi sektor publik. Kabupaten Tabanan dalam proses perencanaan dan penyusunan anggaran menerapkan pola penganggaran partisipatif. Salah satu hal yang menjadi indikasi adanya partisipasi anggaran pada Pemerintah Kabupaten Tabanan adalah dengan dibentuknya tim anggaran pemerintah daerah (TAPD). Sesuai dengan Pemendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, TAPD adalah tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) dan pejabat lain sesuai dengan kebutuhan. PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk melaksanakan tugas, antara lain: menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD, melakukan pengendalian pelaksanaan APBD, melaksanakan pemungutan pajak daerah, dan menyajikan informasi keuangan daerah. 6

17 Data laporan realisasi anggaran Kabupaten Tabanan tahun menunjukkan kecenderungan terjadi senjangan anggaran sesuai dengan Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Tabanan Tahun (dalam jutaan) Tahun Target Pendapatan Asli Daerah Realisasi Pendapatan Asli Daerah Persentase Realisasi Target Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Persentase Realisasi (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,8 91 Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Tabanan (2016) Tabel 1.1 menunjukkan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) yang lebih tinggi dan realisasi belanja daerah yang lebih rendah dari target anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut mengindikasikan kecenderungan terjadi senjangan anggaran karena pengaruh partisipasi penganggaran pada pemerintah daerah Kabupaten Tabanan. Senjangan anggaran di Kabupaten Tabanan dibuat dengan maksud untuk memperbaiki penilaian kinerja, dan untuk mengantisipasi kemungkinan pemotongan alokasi sumber daya pada saat pembahasan penetapan anggaran. Penelitian tentang pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran telah banyak dilakukan dan masih menjadi topik utama khususnya dalam anggaran sektor publik. Penelitian yang dilakukan oleh Young (1985), Stede (2001), Latifah (2010), Aprila (2012), menunjukkan bahwa partisipasi anggaran yang tinggi 7

18 menyebabkan terjadinya senjangan anggaran. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Onsi (1973), Dunk (1993), Latuheru (2005), dan Supanto (2010) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran yang tinggi dapat menurunkan terjadinya senjangan anggaran. Ketidakkonsistenan hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan pendekatan kontijensi (contingency approach) yang menyatakan hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran yang dipengaruhi oleh berbagai faktor atau variabel yang bersifat kondisional. Salah satu variabel kondisional tersebut adalah variabel pemoderasi yang merupakan variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2014;4) Penelitian tentang senjangan anggaran pada Pemerintah Kabupaten Tabanan sudah dilakukan sebelumnya. Ariawan (2015), Yanti (2016), Wardani (2016) telah meneliti pengaruh partisipasi penganggaran pada senjangan anggaran dengan pendekatan kontijensi menggunakan variabel pemoderasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini penulis mencoba menyelidiki pengaruh pengendalian anggaran yang ketat dan etika sebagai variabel pemoderasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan senjangan anggaran pada SKPD Pemerintah Kabupaten Tabanan. Anggaran menjadi komponen utama dalam perencanaan dan pengendalian yang memiliki hubungan yang sangat erat. Perencanaan merupakan usaha untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan atau direalisasikan untuk mencapai tujuan 8

19 yang ditetapkan, sedangkan pengendalian merupakan suatu usaha untuk mangarahkan proses pada rencana yang telah ditentukan. Pengendalian anggaran merupakan cara pengendalian dalam suatu organisasi dengan pembentukan standar target mengenai pendapatan dan pengeluaran serta pemantauan kinerja secara terus menerus dengan membandingkan anggaran dengan estimasi terbaik. Pengendalian diharapkan mampu menjadi batasan dalam penggunaan sumber daya suatu organisasi khususnya terkait dengan anggaran. Dalam proses perencanaan, anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan masa depan dan mendorong para manajer untuk mengembangkan arah organisasi secara menyeluruh, mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan masa depan. Sedangkan dalam proses pengendalian, anggaran memberikan batasan yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan (Hansen dan Mowen, 2011:424). Otley (1978) dalam Lau (2001) menyatakan anggaran yang akurat dan realistis akan memotivasi bawahan untuk memenuhi target yang dianggarkan. Pengendalian anggaran ketat dapat mengurangi perilaku disfungsional pejabat penyusun anggaran dalam menciptakan senjangan anggaran. Salah satu bentuk pengendalian anggaran ketat adalah pengevaluasian pegawai pada kemampuan mencapai target anggaran. Berbeda dengan Dunk (1993) dan Merchant (1985) menyatakan ketatnya pengendalian anggaran merupakan penyebab penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan manipulasi target anggaran. Pengendalian anggaran merupakan variabel yang dapat menimbulkan senjangan anggaran dengan 9

20 argumentasi untuk meningkatkan kompensasi. Ketika bawahan meyakini penghargaan yang diberikan tergantung pada pencapaian target dalam anggaran, bawahan akan cenderung mencoba membangun senjangan dalam anggarannya. Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi senjangan anggaran dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor internal individu. Salah satu faktor internal yang dimaksud adalah nilai personal. Menurut Hobson, et al. (Falikhatun, 2007) nilai-nilai personal memberikan efek terhadap pertimbangan penalaran moral yang menyebabkan individu merespon secara berbeda terhadap berbagai situasi. Salah satu riset menunjukkan bahwa senjangan anggaran semakin besar terjadi saat individu memiliki nilai personal yang cenderung mendahulukan kepentingan pribadi. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Sugiri (2004) mengenai pengaruh etika pada senjangan anggaran berpengaruh pada kesenjangan anggaran, dimana senjangan anggaran yang diciptakan oleh bawahan yang mempunyai etika tinggi cenderung lebih rendah daripada senjangan anggaran yang diciptakan oleh bawahan yang mempunyai etika rendah. Adanya kesempatan untuk mementingkan diri dalam penyusunan anggaran akan menyebabkan terjadinya senjangan anggaran, dimana individu cenderung berpikiran secara ekonomi dan dimotivasi semata-mata untuk kepentingan sendiri. Etika merupakan kondisi dasar mengenai bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak dan sebagai tolak ukur dalam 10

21 menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika muncul dan menjadi pertimbangan saat terjadi situasi beban moral. Menurut Steven (2002) secara internal individu akan mematuhi peraturan yang ada sehingga cenderung melakukan hal yang benar dalam menentukan anggaran. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah pengendalian anggaran yang ketat memoderasi pengaruh partispasi penyusunan anggaran pada senjangan anggaran? 2) Apakah etika memoderasi pengaruh partispasi penyusunan anggaran pada senjangan anggaran? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk membuktikan secara empiris kemampuan pengendalian anggaran yang ketat memoderasi pengaruh partispasi penyusunan anggaran pada senjangan anggaran. 2) Untuk membuktikan secara empiris kemampuan etika memoderasi pengaruh partispasi penyusunan anggaran pada senjangan anggaran. 11

22 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat praktis bagi peneliti maupun Pemerintah Daerah dan manfaat teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai prosedur-prosedur dan etika yang seharusnya diterapkan bagi anggota organisasi yang terlibat dan berpengaruh dalam proses penyusunan anggaran dan penetapan anggaran sehingga dapat mengurangi terjadinya senjangan anggaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam bidang akuntansi khususnya dalam kaitannya dengan agency theory, theory of planned behavior serta memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran pada senjangan anggaran dengan pengendalian anggaran yang ketat dan etika sebagai variabel pemoderasi. 12

SI MADE AYU SRI WARDANI YASA NIM

SI MADE AYU SRI WARDANI YASA NIM TESIS PERAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DALAM MEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DI PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN SI MADE AYU SRI

Lebih terperinci

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Budgetary Slack dengan Komitmen Organisasi dan Etika sebagai Variabel Moderasi. Nama : Kadek Wisnu Perdana Nim : 1306305217 Abstrak Anggaran sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vii viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika dalam penulisan skripsi 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan usaha

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Denpasar) Nama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan, hubungan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi Judul : Kepercayaan Diri dan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran (Studi pada Pemerintah Kabupaten Badung) Nama : Ni Wayan Putri Adnyani NIM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini tentunya telah didasarkan pada informasi faktual sehingga dapat diyakini

Lebih terperinci

TESIS I PUTU PANDE ARIAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

TESIS I PUTU PANDE ARIAWAN NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS KEADILAN PROSEDURAL DAN IKLIM KERJA ETIS SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Tabanan) I PUTU PANDE ARIAWAN NIM 1391661045

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global akan menyebabkan suatu ketidakpastian dalam lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global akan menyebabkan suatu ketidakpastian dalam lingkungan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan. Dalam kondisi persaingan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penganggaran memegang peranan penting dalam perencanaan dan kontrol. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapainya. Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang akan dijelaskan mengenai fenomena yang melatarbelakangi dilakukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah manajemen yang baik dalam melaksanakan tugasnya, sebab tanpa adanya manajemen suatu organisasi tidak

Lebih terperinci

(Studi pada SKPD Kabupaten Temanggung) TESIS. Oleh PAMUDJI SANTOSO C4C PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

(Studi pada SKPD Kabupaten Temanggung) TESIS. Oleh PAMUDJI SANTOSO C4C PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PENGARUH PARTISIPASI DAN PROFESIONALISME APARAT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANGGARAN DENGAN STRUKTUR ORGANISASI DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi pada SKPD Kabupaten Temanggung) TESIS

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASAYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang menjelaskan pengertian anggaran, partisipasi penganggaran, ambiguitas peran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merupakan alat manajemen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses perencanaan dan realisasi anggaran memerlukan partisipasi dan perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan strategis perusahaan, penyusunan anggaran merupakan salah satu hal yang paling penting. Oleh karena itu, bawahan sebaiknya diikutsertakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan suatu unsur atau bagian penting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan suatu unsur atau bagian penting dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran merupakan suatu unsur atau bagian penting dalam sebuah perencanaan yang dibuat suatu entitas melalui tahap formulasi strategis terhadap alokasi sumber

Lebih terperinci

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, ETIKA, DAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SENJANGAN ANGGARAN Anak Agung Adi Biantara 1 IG.A.M. Asri Dwija Putri 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA. 52 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS DATA. 52 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Profil Singkat Pemerintah Kabupaten Serang Pemerintah daerah di Kabupaten Serang memiliki perangkat unit kerja, yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yang mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Mecking dalam Amertadewi dan Dwirandra (2013) menjelaskan teori keagenan merupakan kontrak antara satu orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anggaran adalah unsur yang sangat penting dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1977;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali membuat bisnis perhotelan di Bali, khususnya di Kabupaten Badung mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Chooper (2005) menyatakan bahwa desain penelitian mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Dalam anggaran haruslah memuat kerangka kerja organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 ini akan membahas terkait latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak

Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM : Abstrak Judul : Komitmen Organisasi Dan Desentralisasi Sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Nama : Ni Ketut Ayu Mike Ratnasari NIM

Lebih terperinci

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK ( Survey Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Budgetary Participation, Managerial Performance, Organizational Commitment. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Budgetary Participation, Managerial Performance, Organizational Commitment. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aimed to analyze the relationship between budgetary participation and managerial performance moderated by organizational commitment. The data research collection using questionnaires.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor swasta telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, baik organisasi sektor swasta maupun organisasi sektor publik. Menurut Hansen dan Mowen (2004:1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang dihadapi perusahaan. Untuk dapat bertahan, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan, yang berisikan rencana kegiatan di masa datang dan mengindikasikan kegiatan untuk mencapai

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI JURNAL PENELITIAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Banyudono di Kabupaten

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu.

Abstrak. Kata Kunci: Sistem pengendalian intern pemerintah, partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, kinerja individu. Judul : Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Individu dengan Motivasi Kerja sebagai Pemoderasi (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya) SKRIPSI

PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya) SKRIPSI PENGARUH NILAI KONSUMEN TERHADAP MINAT MEREFERENSIKAN PRODUK NOTEBOOK ACER (Studi Kasus di Hi-Tech Mall Surabaya) SKRIPSI Oleh: Larasati Laksita Putri 0512010221 / FE /EM KEPADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan rencana pendanaan kegiatan di masa depan dan dinyatakan secara

Lebih terperinci

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL 0 DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus Pada Rumah Sakit di Wilayah Surakarta) Diajukan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Budgeting participation, government officials performance, organizational commitment. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : Budgeting participation, government officials performance, organizational commitment. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The influence of budgetary participation on the managerial performance has attracted researchers attention. However, the results of previous studies often show inconsistent results. Therefore

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

2015 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, komitmen terhadap perbaikan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kini masih terus menerus dilakukan guna terwujudnya Good Governance (keperintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan, dan perubahan. Dalam kondisi persaingan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu elemen yang penting dalam sistem pengendalian pemerintah. Penganggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap. ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengalokasian sumber daya merupakan permasalahan mendasar dalam penganggaran sektor publik. Seringkali alokasi sumber daya melibatkan berbagai institusi dengan kepentingannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2000 yang sekarang diubah menjadi Undang-undang No 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 menyatakan Daerah Otonom adalah kesatuan

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah Daerah yang direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang No. 25 tentang Perimbangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan adanya faktor-faktor situasional

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN PADA SENJANGAN ANGGARAN DENGAN ASIMETRI INFORMASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI PEMODERASI A. A. Sagung Sinta Mahadewi 1 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Lebih terperinci

Pengaruh Partisipasi Anggarann Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi

Pengaruh Partisipasi Anggarann Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Anggarann Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi Oleh : MARDONGAN TUA SINAGA 2007/84368 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merencanakan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan efisiensi, peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dimiliki secara ekonomis, efektif, dan efisien. Anggaran

Lebih terperinci

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Bastian (2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: total quality management, kinerja operasional, kinerja keuangan, dan keunggulan bersaing. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: total quality management, kinerja operasional, kinerja keuangan, dan keunggulan bersaing. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja operasional dan kinerja keuangan dengan keunggulan bersaing sebagai variabel moderating.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan global terasa semakin ketat dan memaksa manajer untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan dengan harapan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Anggaran merupakan rencana keuangan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja, alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi, alat untuk koordinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian menunjukkan lokasi atau tempat penelitian. Obyek dari penelitian ini adalah hotel berbintang yang berlokasi di Provinsi DIY. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori keagenan (Agency Theory) Agency Theory atau yang sering disebut dengan teori keagenan, merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2009). Populasi merupakan sekelompok orang yang

Lebih terperinci

Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa 2, Siti Pratiwi Husain 3

Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa 2, Siti Pratiwi Husain 3 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango) Sutina Arifani Bahar 1, Rio Monoarfa

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN PADA PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN NIAT WAJIB PAJAK SEBAGAI PEMODERASI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN PADA PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN NIAT WAJIB PAJAK SEBAGAI PEMODERASI TESIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN PADA PERILAKU KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN NIAT WAJIB PAJAK SEBAGAI PEMODERASI (Studi Pada Wajib Pajak Badan Terdaftar Di Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan pengendalian perusahaan. Perencanaan berarti melihat ke masa depan dan menentukan tindak.an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik organisasi publik maupun organisasi non publik dalam operasionalnya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini dihadapkan pada persaingan yang dapat menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan menimbulkan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Participation Budgeting, Managerial Performance, style of leadership, quality of human resources.

ABSTRACT. Keywords: Participation Budgeting, Managerial Performance, style of leadership, quality of human resources. ABSTRACT The budget is an element in the management control system that serves as a planning tool, a tool of work coordinating and monitoring tools for the job of top managers to improve managerial performance

Lebih terperinci

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas MuriaKudus

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas MuriaKudus PENGARUH MODERASI INFORMASI ASIMETRI, GROUP COHESIVENESS DAN MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN BUDGETARY SLACK (Survei Pada Hotel Berbintang Se- Jawa Tengah) Skripsi diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sangatlah besar. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sangatlah besar. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan suatu

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Oleh :

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Oleh : PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh : Desmiyawati Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori kontijensi ( contingency theory) sebagai teori pendukung (supporting theory).

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan

ABSTRAK. Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik juga dituntut untuk mampu bersaing dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik juga dituntut untuk mampu bersaing dengan pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi memunculkan tantangan dan persaingan pada setiap organisasi, baik itu organisasi swasta dan organisasi sektor publik. Organisasi sektor publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, peranan dalam hal merencanakan pembiayaan dan pendapatan pada suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, anggaran merupakan alat manajemen yang sangat penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen, mengalokasikan sumber daya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TESIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PERILAKU AUDIT DENGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU AUDIT SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DWI HARYADI NUGRAHA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN TERHADAP FAKTOR KONTIJENSI SEBAGAI PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PERBANKAN DI SURABAYA)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN TERHADAP FAKTOR KONTIJENSI SEBAGAI PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PERBANKAN DI SURABAYA) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN SENJANGAN ANGGARAN TERHADAP FAKTOR KONTIJENSI SEBAGAI PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PERBANKAN DI SURABAYA) OLEH: FEBRY KOSASIH 3203009038 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA VARIABEL MODERATING

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA VARIABEL MODERATING ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KEPUASAN KERJA, JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Padaa Rumah Sakit

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KECUKUPAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (Studi pada Instansi Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul)

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KECUKUPAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (Studi pada Instansi Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul) PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KECUKUPAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (Studi pada Instansi Pemerintah Desa di Kabupaten Bantul) SKRIPSI Oleh : SAWITRI NPM : 12133100008 PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dan sasaran, penjabaran secara terperinci dalam bentuk rencana-rencana

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dan sasaran, penjabaran secara terperinci dalam bentuk rencana-rencana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis didalam era globalisasi yang semakin ketat mengharuskan manajemen perusahaan agar mampu menjamin operasi perusahaan berjalan baik dan berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian yang diharapkan

Lebih terperinci

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Surakarta) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebuah hubungan kontraktual antara dua pihak, yaitu antara pemilik perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebuah hubungan kontraktual antara dua pihak, yaitu antara pemilik perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai sebuah hubungan kontraktual

Lebih terperinci

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) 1 PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Karyawan.

ABSTRAK. Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Karyawan. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ada atau tidaknya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari para supervisor

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA SKPD YANG ADA DI KABUPATEN PONOROGO) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI HALAMAN ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya kemajuan teknologi informasi telah memicu terjadinya globalisasi. Globalisasi yang melanda hampir di seluruh dunia dan mengakibatkan persaingan di dunia

Lebih terperinci