BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Teori Keagenan (Agency Theory) Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan, hubungan agensi muncul ketika satu pihak atau lebih ( principal) memperkerjakan pihak lain ( agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang kepada agen tersebut untuk membuat suatu keputusan (Anthony dan Govindajaran, 2007). Teori keagenan yang dimaksudkan dalam praktik senjangan anggaran adalah konflik kepentingan antara agen dan principal yang muncul pada saat tiap pihak berusaha mencapai keberhasilan yang mereka kehendaki. Dalam proses penyusunan anggaran perusahaan, manajer yang berpartisipasi cenderung akan memberikan informasi berbeda dari sumber daya yang seharusnya mereka miliki dengan tujuan untuk mendapatkan rewards. Hal tersebut dapat menyebabkan agen salah dalam menyajikan informasi kepada prinsipal, sehingga prinsipal mengambil keputusan yang salah yang berdampak pada kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Hubungan keagenan ini akan mengakibatkan dua permasalahan yaitu terjadinya: (a) asimetri informasi, dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik, dan (b) terjadinya konf lik kepentingan akibat ketidaksamaan kepentingan/tujuan tersebut, dimana manajemen tidak selalu 10

2 bertindak sesuai kepentingan pemilik. Ikhsan dan Iskak (2005: 56) menyatakan hal yang banyak terjadi dalam teori keagenan adalah agent lebih memahami organisasi sehingga menimbulkan asimetri informasi yang menyebabkan principal tak mampu menentukan apakah usaha yang dilakukan agent benarbenar optimal. Adanya asimetri informasi ini menyebabkan kemungkinan timbulnya konflik antara pihak principal dan agent. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri ( self interest ),(2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko ( risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya atau tidaknya informasi yang disampaikan tersebut Teori Kontijensi Sebuah perusahaan berkaitan erat dengan suatu interaksi dalam penyesuaian dan pengendalian terhadap lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Ikhsan dan Ishak, 2011). Pendekatan kontijensi (Contijency Approach), merupakan perkembangan penting dari akuntansi manajerial. Menurut Otley (1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisa dan mendisain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-vaiabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur budaya organisasional, ketidakpastian strategi dengan 11

3 desain sistem akuntansi manajamen. Pendekatan kontijensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem akuntansi manajemen menjadi lebih efektif. Saat ini perumusan kontijensi telah mempertimbangkan pengaruh dari teknologi, struktur organisasi dan teori serta lingkungan dalam upaya menjelaskan bagaimana sistem akuntansi berbeda dalam berbagai situasi. Efektifitas suatu organisasi dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan merupakan berbagai subsistem untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang saling berhubungan. Teori kontijensi menyatakan bahwa lingkungan eksternal organisasi banyak mengandung ketidakpastian. Tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian tertentu dapat berjalan efektif hanya untuk perusahaan tertentu saja, hal ini diakibatkan oleh tidak ada strategi yang sama untuk semua organisasi karena setiap organisasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem yang dirancang dan digunakan dalam suatu perusahaan belum tentu dapat dipakai oleh organisasi lainnya. Kondisi dan lingkungan di sekitar perusahaan yang menyebabkan sistem dalam suatu perusahaan menjadi berbeda. Desain dan sistem pengendalian dalam suatu organisasi bergantung pada konteks organisasi dimana pengendalian tersebut dilaksanakan. Pendekatan kontijensi dipakai dalam penelitian ini untuk mengevaluasi hubungan partisipasi dalam penyusunan anggaran pada senjangan anggaran. Teori kontijensi menjelaskan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran harus disesuaikan untuk masing-masing organisasi yang berbeda dan dalam keadaan tertentu dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan faktor kontijensi berupa 12

4 internal locus of control sebagai variabel moderasi karena dianggap mampu memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Anggaran Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2002:61). Berdasarkan PP No. 71 tahun 2010, anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Pengganggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam unit (satuan) moneter standar satuan ukuran lain yang berlaku untuk jangka waktu (periode) satu tahun (Mulyadi, 2001:488). Menurut Kenis (1979) dalam Burhanuddin (2009), anggaran merupakan satu alat untuk pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, dan motivasi, bukan hanya mencakup suatu rencana keuangan semata yang terdiri dari seperangkat biaya dan pendapat sasaran suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan. Sehingga suatu anggaran dapat memberikan atau berkontribusi atas dasar untuk manajer dalam mengukur efisiensi serta pengidetifikasian masalah-masalah. Menurut (Mulyadi, 2001:490), Karakteristik anggaran diantaranya: 1) Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan non keuangan 2) Mencakup periode waktu satu tahun 13

5 3) Anggaran mencakup komitmen atau kesanggupan manajemen, tanggung jawab yang telah disetujui oleh para manajer untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran 4) Pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran terlebih dahulu memeriksa kembali usulan anggaran untuk selanjutnya disetujui 5) Anggaran tidak dapat diubah dibawah kondisi tertentu, karena anggaran hanya ditetapkan atau disetujui sekali saja. 6) Diperlukan melakukan perbandingan kinerja keuangan dengan anggaran untuk mengetahui selisih kemudian dianalisis dan dijelaskan kembali. Menurut Nafarin (2007:19), manfaat anggaran diantaranya: 1) Segala sumber daya yang terdapat di perusahaan (tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat dipergunakan seefisien mungkin. 2) Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan dan kekurangan tenaga kerja. 3) Memotivasi pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran 4) Pemborosan dan pembayaran yang tidak perlu dapat dihindari 5) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran 6) Manajer dapat memanfaatkan anggaran untuk pendidikan Tujuan dari disusunnya suatu anggaran menurut Nafarin (2007:19): 1) Sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana 2) Digunakan untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana yang akan digunakan dalam anggaran 14

6 3) Untuk mengadakan pembatasan jumlah sumber dana yang dicari dan digunakan 4) Untuk merasionalkan sumber dan investasi dana supaya hasil yang akan dicapai dapat maksimal 5) Rencana yang telah disusun dapat disempurnakan karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan terlihat nyata 6) Setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan akan ditampung dan dianalisa serta diputuskan hasilnya Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:8), keunggulan dari penyusunan anggaran antara lain: 1) Sebelum suatu penyusunan anggaran dilaksanakan terlebih dahulu harus diproyeksikan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini akan menciptakan peluang untuk pemilihan rencana kedepan yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan. 2) Analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. 3) Sebagai patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh, anggaran dipakai penelitian untuk pekerjaan. 4) Diperlukan dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan dan kewajibannya. Sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. 15

7 5) Terciptanya perasaan ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran (sense of participation) Menurut Nafarin (2007:19), selain keunggulan yang dimiliki oleh suatu anggaran, terdapat pula beberapa kelemahan antara lain: 1) Mengandung unsur ketidakpastian karena anggaran tersebut dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan 2) Memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit dalam penyusunan anggaran yang cermat 3) Berdampak pada pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran seperti menentang sehingga tidak efisien dan efektif Berdasarkan penjelasan diatas maka perusahaan dapat dinilai dengan perbandingan dan analisis untuk selanjutnya akan diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan realisasinya. Kelemahan-kelemahan dan keunggulan yang dimiliki perusahaan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk penyusunan anggaran selanjutnya lebih akurat. Selain itu agar perusahaan berjalan dengan baik maka suatu anggaran biasanya diterapkan dalam bentuk paket, yaitu anggaran tersebut disusun dengan lengkap menyangkut rencana untuk keseluruhan, sehingga meliputi anggaran untuk beberapa bagian perusahaan. Jenis-jenis anggaran menurut Nafarin (2007: 19), dapat dilihat dari beberapa sudut pandang diantaranya: 1) Menurut penyusunnya: a) Anggaran variabel merupakan anggaran yang disusun berdasarkan interval (jarak), kapasitas (kegiatan) terten tu dan intinya merupakan suatu seri 16

8 anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda b) Anggaran tetap merupakan anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu 2) Menurut cara penyusunannya : a) Angggaran periodik yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b) Anggaran kontinyu yaitu anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3) Menurut jangka waktunya a) Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) yaitu anggaran yang dibuat dalam jangaka waktu paling lama sampai satu tahun. Dipakai sebagai keperluan modal kerja b) Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Dibuat untuk keperluan investasi barang modal dan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4) Menurut bidangnya: a) Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran rugi laba yang terdiri dari anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran laporan laba rugi. 17

9 b) Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca, anggaran ini terdiri anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran hutang dan anggaran neraca. c) Anggaran induk merupakan suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain. 5) Menurut kemampuan menyusun: a) Komprehensif budget yaitu rangkaian berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap b) Partial budget yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja 6) Menurut fungsinya : a) Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan b) Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas Proses Penyusunan Anggaran Proses penyusunan anggaran yang dikemukakan oleh Ikhsan dan Ishak (2011:228) dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu : 18

10 1) Penetapan tujuan Menerjemahkan tujuan organisasi yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus merupakan aktivitas awal dalam perencanaan anggaran. Dalam proses penetapan tujuan sebaiknya manajer tingkat bawah dan para karyawan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi, dengan demikian proses penyusunan anggaran akan terlaksana lebih efektif. 2) Implementasi Mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi merupakan hal yang dilakukan dalam tahap implementasi. Konsep keperilakuan utama yang mempengaruhi tahap implementasi adalah komunikasi, kerjasama, dan koordinasi. 3) Pengendalian dan evaluasi kinerja Dalam tahap ini, anggaran digunakan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan terhadap kinerja nyata dibandingkan dengan kinerja yang direncanakan Partisipasi Penganggaran Partisipasi penganggaran didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan para manajer dalam menentukan tujuan anggaran yang menjadi tanggung jawabnya dalam suatu organisasi (Wartono, 1998). Disini partisipasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting yang menekankan pada proses kerjasama dari berbagai pihak, baik manajer tingkat bawah maupun manajer tingkat atas, dengan kata lain anggaran yang disusun tidak semata-mata ditentukan oleh atasan saja, melainkan juga keterlibatan bawahan. 19

11 Pada sebagian besar organisasi, para manajer di tingkat menengah ke bawah lebih banyak memiliki informasi yang akurat dibandingkan dengan atasannya. Sementara disisi lain, manajemen tingkat atas yang lebih dominan dalam posisinya akan merasakan lebih mampu menyusun anggaran. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya perbedaan persepsi pada kedua tingkatan manajer ini, serta memaksimalkan partisipasi agar menjadi efektif, maka para manajer bawah di tingkat organisasi harus diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam proses penyusunan anggaran dengan mengungkapkan informasi yang dimiliki yang terkait dengan pekerjaan sebagai kontribusi dalam penetapan jumlah anggaran (Andrianto, 2008). Partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan inisiatif mereka untuk menyumbangkan ide dan informasi meningkatkan kebersamaan, dan merasa memiliki, sehingga kerjasama diantara anggota dalam mencapai tujuan juga ikut meningkat. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran merupakan suatu cara efektif untuk menciptakan keselarasan tujuan setiap pusat pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh (Siegel dan Marconi, 1989). Menurut Anthony dan Govindarajan (2007) membedakan proses penganggaran sebagai berikut: 1) Top down approach Anggaran disusun oleh manajer tingkat atas dengan sedikit atau bahkan sama sekali tidak bekerjasama dengan manajer tingkat bawah. Atau dapat dikatakan tidak ada keterlibatan manajer tingkat bawah. 20

12 2) Bottom up approach Anggaran yang disiapkan oleh pihak pelaksana anggaran tersebut yang kemudian diteruskan kepada tingkat yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan. 3) Top down dan bottom up approach Penyusunan anggaran dimulai dari pimpinan tertinggi kemudian dijabarkan oleh karyawan bawahan, berarti anggaran berdasarkan pedoman dari pimpinan kemudian dilanjutkan oleh bawahan Senjangan Anggaran Senjangan anggaran adalah tindakan bawahan menyatakan terlalu rendah kapabilitas atau kemampuan produktifnya ketika mengusulkan anggaran (Young, 1985). Senjangan anggaran merupakan perbedaan yang dihasilkan antara estimasi anggaran dengan realisasi anggaran. Bawahan menciptakan senjangan anggaran dengan menyatakan terlalu tinggi biaya yang direncanakan serta menyatakan terlalu rendah pendapatan yang diharapkan. Terdapat 3 (tiga) alasan utama manajer melapis anggaran dengan senjangan anggaran (Hilton dalam Falikhatun, 2007:208), yaitu: 1) Hasil pekerjaan mereka akan terlihat baik dimata atasan apabila mereka dapat mencapai anggaran tersebut. 2) Senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian tak terduga manajer tersebut dapat melampaui anggaran. Sedangkan, apabila ada kejadian tak terduga maka ia dapat menggunakan 21

13 senjangan tersebut untuk mengurangi kejadian tersebut dan masih dapat mencapai anggaran. 3) Bahwa rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya. Dapat disimpulkan, bahwa senjangan anggaran merupakan suatu fenomena yang terjadi pada saat proses perencanaan anggaran, ketika seseorang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menyatakan target anggaran maka dia tidak akan membuat target sesuai kemampuan optimalnya, akan tetapi membuat anggaran yang mudah dicapai sehingga timbul senjangan anggaran Internal Locus Of Control Locus of control didefinisikan sebagai besarnya keyakinan karyawan terhadap kemampuannya dalam mengahadapi tantangan dalam bekerja tergantung pada dirinya sendiri dan juga lingkungannya (Triana dkk. 2012). Menurut Robbins (2007:136) tempat kendali ( locus of control) adalah suatu sifat kepribadian yang mengukur derajat sampai seberapa yakin bahwa mereka mampu mengendalikan nasib mereka sendiri. Locus of control adalah keyakinan bahwa seorang individu dapat atau tidak dapat mengendalikan kejadian yang mempengaruhi mereka. Dalam hal pembelajaran sosial, Rotter (1966) dalam Nanda (2010) menyatakan bahwa individu menerima kekuatan yang berbeda pada beberapa kondisi. Sifat-sifat locus of control terdiri dari: a) Bersifat internal, di mana orang-orang berpendapat bahwa mereka mengendalikan nasib mereka sendiri. 22

14 b) Bersifat eksternal, di mana orang-orang yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar. Internal locus of control memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding eksternal locus of control dalam sebuah lingkungan organisasi dalam memberikan kinerja yang lebih memuaskan. Dalam internal locus of control, individu meyakini bahwa mereka memegang kendali atas peristiwa-peristiwa atau segala sesuatu yang terjadi pada mereka. Seseorang yang mempunyai internal locus of control memiliki tingkat keyakinan yang lebih kuat. Seseorang dengan internal locus of control akan menjadi lebih aktif dan mampu memilih informasi yang dia butuhkan. Dengan kemampuannya sendiri dia dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut, apakah itu baik atau buruk. Individu dengan internal locus of control yang tinggi, memiliki pengendalian diri yang lebih baik, cenderung lebih menunjukkan perilaku politik, dan lebih memiliki kemungkinan untuk mencoba mempengaruhi orang lain. Locus of control diperkirakan akan berpengaruh pula terhadap kemungkinan diciptakannya senjangan anggaran. Seseorang yang memiliki internal locus of control diperkirakan cenderung untuk tidak menciptakan kesenjangan anggaran meskipun ia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Sementara seseorang yang memiliki eksternal locus of control akan cenderung untuk menciptakan senjangan anggaran bila ia berkesempatan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran karena keraguan yang dimilikinya. Menurut Robbins (2007 ), elemen yang dapat dijadikan indikator untuk internal locus of control adalah sebagai berikut : 23

15 1) Kepercayaan diri Jika karyawan tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri maka karyawan tersebut memiliki external locus of control, dan sebaliknya jika karyawan percaya akan kemampuan diri sendiri maka karyawan tersebut memiliki internal locus of control. 2) Usaha/kerja keras Jika karyawan tidak bekerja dengan sekuat tenaga, maka karyawan tersebut memiliki external locus of control, dan jika mereka bekerja dengan sekuat tenaga maka karyawan tersebut memiliki internal locus of control. 3) Kepercayaan akan adanya takdir Jika karyawan memiliki kepercyaan akan adanya takdir yang menentukan dan mengiringi setiap aktivitasnya, maka karyawan tersebut memiliki external locus of control, dan jika mereka tidak memiliki kepercayaan bahwa takdir dapat menentukan semua aktivitasnya maka karyawan tersebut memiliki internal locus of control. 2.2 Pengembangan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2013:93). Maka berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, teori teori yang mendukung, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 24

16 2.2.1 Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Senjangan Anggaran. Partisipasi merupakan cara efektif menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan organisasi secara menyeluruh. Partisipasi penganggaran memiliki arti penting karena anggaran berfungsi untuk memotivasi bawahan dengan memberikan target untuk mencapai tujuan. Dengan adanya proses partisipasi, pihak manajemen dapat memberikan informasi yang sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya sehingga pemilik perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk pencapaian tujuan organisasi (Ikhsan dan Ishak, 2005). Meskipun partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki berbagai keunggulan, namun ada juga penelitian yang menemukan permasalahan yang ditimbulkan dalam partisipasi penganggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2013) menyatakan partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran dapat memicu terjadinya senjangan anggaran. Hal ini disebabkan oleh bawahan yang cenderung membuat anggaran yang mudah dicapai yaitu dengan cara melonggarkan anggaran. Partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran membuat bawahan akan leluasa dalam menentukan apa yang akan dicapai untuk kepentingan sendiri bukan kepentingan organisasi atau institusi. Pernyataan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Djasuli (2011) yang menyebutkan partisipasi penganggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Menurut Lau dan Eggleton (2003) bawahan memiliki inisiatif yang besar untuk menciptakan senjangan anggaran dalam proses partisipasi penganggaran disebabkan karena bawahan memiliki informasi lebih dibandingkan atasan serta adanya target anggaran yang diberikan kepada bawahan. Bawahan akan cendrung 25

17 menyatakan kebutuhan yang tinggi dan produktivitas yang rendah dalam anggaran yang disusunnya untuk memudahkan tercapainya anggaran tersebut (Widanaputra dan Mimba, 2014) Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012) dan Ramdeen (2006) yang menyatakan semakin tinggi partisipasi pengganggaran maka semakin tinggi pula senjangan anggaran yang ditimbulkan. H 1 : Partisipasi penganggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran Pengaruh Internal Locus Of Control terhadap Hubungan antara Partisipasi Penganggaran dengan Senjangan Anggaran. Locus of control didefinisikan sebagai besarnya keyakinan karyawan terhadap kemampuannya dalam mengahadapi tantangan dalam bekerja tergantung pada dirinya sendiri dan juga lingkungannya (Triana Maya dkk. 2012). Locus of control dibagi menjadi dua yaitu internal locus of control dan eksternal locus of control. Seseorang yang memiliki internal locus of control diperkirakan cenderung untuk tidak menciptakan kesenjangan anggaran meskipun ia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Sementara seseorang yang memiliki eksternal locus of control akan cenderung untuk menciptakan senjangan anggaran bila ia berkesempatan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran karena keraguan yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan oleh Adi dan Mardiasmo (2002) yang menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh terhadap slack anggaran. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan oleh Sinaga (2013) pada SKPD Daerah Kota Pematang Siantar menunjukan bahwa variable internal locus of control mampu memoderasi 26

18 hubungan antara partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran. Penelitian yang dilakukan oleh Pello (2014) pada hotel berbintang di Kabupaten Badung menunjukan bahwa internal locus of control mampu memoderasi (memperlemah) hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Ardianti (2015) dimana variabel Internal locus of control memperlemah pengaruh penganggaran partisipatif pada budgetary slack. Dimana, apabila setiap individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran memiliki internal locus of control yang tinggi, maka individu tersebut tidak akan melakukan senjangan anggaran. Hal ini disebabkan karena setiap individu yang memiliki internal locus of control yang tinggi akan mengetahui konsekuensi apa yang akan diterimanya apabila melakukan senjangan anggaran (Sari, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Licata, et al., (1986), Manajer dengan internal locus of control lebih bisa memberikan kesempatan untuk bawahan untuk mengemukakan pendapat mereka daripada manajer dengan locus of control eksternal. Setiap individu dengan internal locus of control yang baik akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, karena apapun hasil dari pekerjaannya entah baik atau buruk mereka akan bertanggungjawab atas kinerjanya tersebut, sehingga dalam hal ini setiap individu tidak akan melakukan senjangan anggaran. H 2 :Internal locus of control mampu memperlemah hubungan partisipasi penganggaran dengan senjangan anggaran. 27

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi muncul ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari pendekatan teori keagenan. Dalam teori keagengan, hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. digunakan sebagai acuan dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang menjelaskan pengertian anggaran, partisipasi penganggaran, ambiguitas peran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan ( Agency Theory) merupakan fenomena hubungan ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Bagian ini membahas mengenai teori-teori dan pendekatan yang menjelaskan pengertian anggaran, partisipasi penganggaran, senjangan anggaran,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan rencana kerja jangka pendek yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan moneter yang penyusunannya sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency theory. Teori keagenan dapat didefinisikan sebagai konsep yang menjelaskan mengenai kontrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini tentunya telah didasarkan pada informasi faktual sehingga dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang akan dijelaskan mengenai fenomena yang melatarbelakangi dilakukannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan

BAB I PENDAHULUAN. disfungisional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi (Indriantoro dan BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Anggaran merupakan rencana keuangan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja, alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi, alat untuk koordinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Penjualan 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat yang penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat

BAB II LANDASAN TEORI. principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan antara principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Menurut Anthony dan Vijay (2005) teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara atasan (prinsipal) dan bawahan (agen). Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anggaran adalah unsur yang sangat penting dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1977;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Baik pada sektor publik maupun pada sektor swasta telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Anggaran Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasaan, dan ketenangan. Resort berarti tempat beristirahat untuk sementara waktu.

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasaan, dan ketenangan. Resort berarti tempat beristirahat untuk sementara waktu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel adalah suatu tempat untuk menginap bagi orang yang melakukan perjalanan jauh dengan segala fasilitas yang memadai, persyaratan kesehatan, kepuasaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dan sasaran, penjabaran secara terperinci dalam bentuk rencana-rencana

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dan sasaran, penjabaran secara terperinci dalam bentuk rencana-rencana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis didalam era globalisasi yang semakin ketat mengharuskan manajemen perusahaan agar mampu menjamin operasi perusahaan berjalan baik dan berkembang.

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penganggaran Perusahaan Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Program Studi Manajemen S-1 Pengertian dan Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebuah hubungan kontraktual antara dua pihak, yaitu antara pemilik perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebuah hubungan kontraktual antara dua pihak, yaitu antara pemilik perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai sebuah hubungan kontraktual

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vii viii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Anggaran Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan fungsinya yaitu fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian. Anggaran sebagai fungsi perencanaan diharapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, manajemen memerlukan alat bantu yang digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesenjangan anggaran dapat ditelusuri dari pengembangan agency theory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesenjangan anggaran dapat ditelusuri dari pengembangan agency theory BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendekatan Agency Theory Kesenjangan anggaran dapat ditelusuri dari pengembangan agency theory yang mencoba menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyusunan anggaran publik umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi yang berlaku. Pada organisasi pemerintahan di Indonesia, proses penyusunan anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Mecking dalam Amertadewi dan Dwirandra (2013) menjelaskan teori keagenan merupakan kontrak antara satu orang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin majunya dunia bisnis, semakin kompleks pula masalah yang dihadapi perusahaan. Untuk dapat bertahan, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan membuat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang,

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi

Abstrak. Kata kunci: senjangan anggaran, partisipasi penganggaran, kepercayaan diri, komitmen organisasi Judul : Kepercayaan Diri dan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran pada Senjangan Anggaran (Studi pada Pemerintah Kabupaten Badung) Nama : Ni Wayan Putri Adnyani NIM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi menyatakan bahwa tidak ada rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2008:1), Anggaran atau lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia, tuntutan demokratisasi ini menyebabkan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN Anggaran merupakan unsur yang penting dalam perusahaan, karena anggaran digunakan manajemen dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian.

Lebih terperinci

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK ( Survey Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika

Kata Kunci :partisipasi penyusunan anggaran, budgetary slack, komitmen organisasi, etika Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Budgetary Slack dengan Komitmen Organisasi dan Etika sebagai Variabel Moderasi. Nama : Kadek Wisnu Perdana Nim : 1306305217 Abstrak Anggaran sektor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori keagenan ( agency theory) sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori kontijensi ( contingency theory) sebagai teori pendukung (supporting theory).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori keagenan (Agency Theory) Agency Theory atau yang sering disebut dengan teori keagenan, merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara principal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali membuat bisnis perhotelan di Bali, khususnya di Kabupaten Badung mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

2015 PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, komitmen terhadap perbaikan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas kini masih terus menerus dilakukan guna terwujudnya Good Governance (keperintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kontrak atau dokumen untuk komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan hal yang mendasar bagi suatu organisasi/instansi untuk dapat menjalankan kegiatan operasional organisasi/instansi tersebut. Anggaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penganggaran memegang peranan penting dalam perencanaan dan kontrol. Suatu rencana mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapainya. Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan organisasi. Anggaran merupakan rencana pendanaan kegiatan di masa depan dan dinyatakan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Menurut Mulyadi (1993) pengertian anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan, organisasi dan sektor publik memerlukan anggaran sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitasnya. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan persaingan global sekarang ini yang diliputi banyak ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan global terasa semakin ketat dan memaksa manajer untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja perusahaan dengan harapan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis makin berkembang dan persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis makin berkembang dan persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis makin berkembang dan persaingan antar perusahaan pun semakin ketat, agar dapat bertahan hidup dan berkembang dengan baik dalam menghadapi pesaing-pesaing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Scief dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan sebuah alat bantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan, koordinasi, komunikasi dan pengendalian. Anggaran merupakan alat manajemen yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Keagenan merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Keagenan merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori Keagenan merupakan sebuah teori yang membahas mengenai hubungan antara atasan (prinsipal) dan bawahan (agen).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik pada dasarnya membutuhkan sebuah manajemen yang baik dalam melaksanakan tugasnya, sebab tanpa adanya manajemen suatu organisasi tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan dalam menjawab masalah penelitian yang akah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah Daerah yang direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang No. 25 tentang Perimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian, Fungsi, dan Klasifikasi Anggaran Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan, yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini anggaran merupakan elemen penting dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini anggaran merupakan elemen penting dalam sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini anggaran merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen, karena anggaran adalah sebagai alat perencanaan (planing), dan

Lebih terperinci

Pratama Ilham Safitrie B

Pratama Ilham Safitrie B PENGARUH PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA MANAJER DAN PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN (Survey Pada Perusahaan Tekstil di Eks Karesidenan Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005).

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005). 9 BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Partisipasi Anggaran Hampir semua penelitian yang dilakukan terhadap anggaran berhubungan dengan teori-teori berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada sektor pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam menjalankan pemerintahan memiliki rencana-rencana dalam bentuk anggaran yang disusun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang sangat ketat dewasa ini, menuntut perusahaan untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu melaksanakan fungsinya.

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar dapat memudahkan melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) 1 PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19, sebagai realisasi terhadap sistem liberalisasi ekonomi, yang pada waktu itu segolongan kecil pemilikpemilik modal menguasai kehidupan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalab Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan pengendalian perusahaan. Perencanaan berarti melihat ke masa depan dan menentukan tindak.an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun sekarang dalam satuan moneter dan harus diwujudkan periode yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun sekarang dalam satuan moneter dan harus diwujudkan periode yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada sebuah perusahaan, anggaran merupakan alat perencanaan dan pengendalian untuk mencapai kinerja yang baik mengenai kegiatan organisasi yang disusun sekarang

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Teori Keagenan Teori agensi merupakan kondisi dimana prinsipal (pemilik atau manajemen puncak) membawahi agen (karyawan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Anggaran Istilah anggaran sudah lama dikenal dalam dunia usaha, tetapi rumusan dari suatu anggaran akan sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-undang No 34 Tahun 2000 yang sekarang diubah menjadi Undang-undang No 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 menyatakan Daerah Otonom adalah kesatuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran Menurut Anthony dan Govindarajan (2006:73), anggaran merupakan alat penting perencanaan dan pengendalian jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses perencanaan dan realisasi anggaran memerlukan partisipasi dan perencanaan yang baik karena merupakan proses penentuan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) dalam akuntansi sektor publik mendefinisikan anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan dalam jangka pendek yang dinyatakan dalam unit

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan dalam jangka pendek yang dinyatakan dalam unit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu elemen penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah anggaran. Pada dasarnya, pengendalian manajemen merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi)

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi) e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, BUDGET EMPHASIS, DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP SLACK ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Kota Jambi)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (manajemen suatu perusahaan) dan principal (pemilik usaha). Dalam hubungan keagenan terdapat

Lebih terperinci