BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepemimpinan (Leadership)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepemimpinan (Leadership)"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepemimpinan (Leadership) 1. Pengertian Kepemimpinan Matondang menjelaskan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai dengan yang diinginkan. Sementara kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Terkait dengan hal tersebut gaya kepemimpinan adalah pola sikap dan perilaku yang ditampilkan dalam proses mempengaruhi orang lain (Matondang, 2008, h.5). Hollander menyampaikan bahwa terdapat tiga elemen dalam kepemimpinan, yaitu : (1) leader; (2) follower, (3) situation yang ketiganya berinteraksi dalam suatu proses (dalam Matondang, 2008, h.5). Sementara itu Ivancevich dkk. menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi orang lain agar memudahkan pencapaian tujuan dari sebuah organisasi (Ivancevich dkk., 2005, h. 492). Bennis menjelaskan bahwa terdapat empat karakteristik pemimpin dari sebuah kelompok yang efektif, yaitu (dalam Ivancevich dkk., 2005, h. 492): 9

2 10 a. Memberikan pengarahan dan penjelasan kepada bawahan, maksudnya adalah selalu mengingatkan bawahannya mengenai apa yang penting dan apa yang mereka lakukan akan membuat perbedaan. b. Membangun kepercayaan. c. Memberikan dukungan dan pengambilan resiko, artinya bersikap proaktif dan bersedia untuk gagal dalam upaya meraih kesuksesan. d. Pemberi motivasi, baik yang bersifat nyata ataupun simbolis mereka mampu meyakinkan bahwa kesuksesan akan diraih. Harvard Business Essentials mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang menampilkan sebuah visi masa depan dan kemudian mengembangkan strategistrategi logis dalam upaya merealisasikannya, serta memotivasi orang yang dipimpin untuk mengejar dan mencapai visi tersebut bahkan dalam menghadapi rintangan (Harvard Business Essentials, 2003, h. 46). 2.Situational Leadership (Fiedler s Contingency Model) Fred Fiedler mengungkapkan dalam teori Fiedler s contingency model membagi dua tipe pemimpin : (1) relationship-oriented, yaitu para pemimpin yang mengutamakan hubungan baik di dalam kelompok dalam proses mencapai tujuan; (2) task-oriented, yaitu para pemimpin yang mengutamakan tercapainya (terselesaikannya) sebuah pekerjaan dalam proses mencapai tujuan / target (

3 11 Lebih lanjut lagi dalam bukunya Ivancevich menjelaskan bahwa Fiedler s Contingency Leadership Model menjelaskan bahwa pengkategorian kedua tipe kepemimpinan tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : (1) Leader-member relations, kaitannya dengan tingkat keyakinan, kepercayaan dan rasa hormat bawahan terhadap atasan (baik buruk); (2). Task structure, penjelasan mengenai apa yang harus dikerjakan oleh bawahan, bagaimana mereka mengerjakannya, kapan dan pada kondisi seperti apa harus dilakukan, serta pilihan apa yang mereka miliki (tinggi rendah); (3). Position power, kekuatan yang melekat pada posisi kepemimpinan (kuat lemah); untuk kemudian dikaitkan dengan situasi yang dialami oleh posisi pemimpin tersebut apakah bersifat menguntungkan atau tidak (Ivancevich dkk., 2005, h. 498). Situational Characteristics Situation I II III IV V VI VII VIII Leadermember Good Good Good Good Poor Poor Poor Poor relations Task High High Low Low High High Low Low structure Position power Strong Weak Strong Weak Strong Weak Strong Weak Preferred leadership styles Very favorable situation Task-Oriented Relationship-Oriented Task- Oriented Very unfavorable situation Gambar 2.1 Ringkasan Fiedler s Situational Variables and Their Preferred Leadership styles (Ivancevich dkk., h. 499)

4 12 Berdasarkan hal tersebut Ivancevich dalam bukunya berpendapat bahwa efektifitas pemimpin dalam Fiedler s contingency model ditentukan oleh interaksi antara lingkungan (faktor eksternal) dengan faktor kepribadian. Serta kualitas kepemimpinannya adalah harus memiliki kemampuan untuk merancang pekerjaan agar sesuai dengan tipe kepemimpinan (task-oriented atau relationship-oriented) (Ivancevich dkk., 2005, h ). 3. Transformational Leadership Ivancevich dkk. menjelaskan bahwa transformational leadership adalah kepemimpinan dimana seorang pemimpin mampu memberikan motivasi bagi bawahannya untuk bekerja berdasarkan tujuan organisasi bukan hanya kepentingan pribadi dan untuk mencapai prestasi dan aktualisasi diri bukan hanya sekadar rasa aman (Ivancevich dkk., 2005, h. 511). Berdasarkan sudut pandang transformational leadership, dengan mengutarakan visinya seorang pemimpin mampu menstimulasi bawahannya untuk bekerja keras agar mencapai tujuan dari visi tersebut. Selain itu para pemimpin juga melakukan perubahan besar dalam organisasinya mulai dari misi, cara bekerja hingga manajemen sumber daya manusia dalam upaya mencapai visi yang telah diutarakan; seorang pemimpin yang transformasional akan merombak filosofi, sistem yang berlaku serta budaya organisasi secara menyeluruh (Ivancevich dkk., 2005, h. 512). Bass mengidentifikasikan bahwa terdapat lima faktor yang menggambarkan pemimpin yang transformasional, yaitu (dalam Ivancevich dkk., 2005, h. 512) :

5 13 a. Charisma, pemimpin mampu menanamkan nilai, rasa hormat, dan kebanggaan serta mampu mengartikulasikan visinya. b. Individual attention, pemimpin memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahannya dan memberikan pekerjaan yang berarti sehingga bawahan dapat berkembang. c. Intellectual stimulation, pemimpin membantu bawahannya untuk berpikir secara rasional lebih mendalam bagaimana menelaah sebuah situasi mendorong bawahan untuk kreatif. d. Contingent reward, pemimpin memberitahukan apa yang harus dilakukan oleh bawahan agar mereka dapat menerima reward yang mereka inginkan. e. Management by exception, para pemimpin memberikan keleluasaan bagi bawahan untuk mengerjakan pekerjaannya tanpa ada campur tangan, kecuali pekerjaan tersebut tidak selesai sampai dengan batas waktu yang ditentukan. 4. Gaya Kepemimpinan (Path-goal Leadership Model) Soekarso dkk. menjelaskan bahwa hakekat dari teori ini yaitu tugas utama pemimpin adalah membantu bawahan agar mampu mencapai tujuan serta memberikan dukungan dan pengarahan yang dianggap perlu guna memastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran atau tujuan organisasi (Soekarso dkk., 2010, h. 143). Lebih lanjut Soekarso dkk. menjelaskan terdapat empat gaya kepemimpinan berdasarkan path-goal leadership model, yaitu (Soekarso dkk., 2010, h. 144) : a. Gaya direktif (pengarah), memfokuskan pada tugas (task centered). Subaspeknya terdiri dari :

6 14 Pemimpin menjelaskan mengenai apa yang diharapkan dari bawahannya. Memberikan pedoman yang jelas dan terperinci. Meminta bawahan agar mengikuti peraturan dan sistem prosedur organisasi. Mengkoordinir waktu pekerjaan bawahan. b. Gaya suportif (pendukung), memfokuskan pada hubungan interpersonal. Sub-aspeknya terdiri dari : Memperhatikan kebutuhan bawahan Menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dengan memberi imbalan yang bersifat positif. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan bersahabat. c. Gaya partisipatif (peran serta), memfokuskan pada partisipasi bawahan. Sub-aspeknya terdiri dari : Melakukan konsultasi (melibatkan bawahan) dan mempertimbangkan saran-saran dari bawahan. Bawahan merasa lebih puas karena dilibatkan dalam berbagai kegiatan termasuk pengambilan keputusan, sehingga merasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan. Dengan melibatkan bawahan berarti dapat meningkatkan sense of belonging bawahan.

7 15 d. Gaya orientasi prestasi, memfokuskan pada orientasi keberhasilan, serta yakin dan percaya bahwa bawahan mampu mencapainya. Sub-aspeknya terdiri dari : Merancang dan menetapkan tugas atau tujuan yang menantang. Mengupayakan perbaikan-perbaikan dan mengutamakan keunggulan kinerja. Memiliki keyakinan bahwa bawahan akan mampu mencapai standar yang tinggi. B. Manajemen Strategis (Strategic Management) 1. Pengertian Manajemen Strategi David mengungkapkan bahwa manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan tentang merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi kinerja dari tiap-tiap divisi yang memungkinkan sebuah organisasi dapat mencapai tujuan / target (David, 2009). Lebih lanjut dijelaskan bawa tujuan daripada manajemen strategi adalah untuk mengusahakan dan menciptakan kesempatan yang baru dan berbeda di masa mendatang (David, 2009). Dalam kenyataannya penerapan manajemen strategi jelas membutuhkan pelaku atau tokoh sentral pada sebuah organisasi yang memungkinkan proses penerapan manajemen strategi tersebut dapat terlaksana dengan baik, David menjelaskan bahwa tokoh sentral tersebut disebut sebagai strategist atau ahli strategi seseorang yang paling bertanggung jawab mengenai kesuksesan atau

8 16 kegagalan dari sebuah organisasi (David, 2009). Mereka membantu perusahaan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyusun informasi-informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan analisis peramalan model dan skenariobisnis, mengevaluasi kinerja korporat maupun divisi, melihat peluang pasar yang menjanjikan, mengidentifikasi ancaman serta mengembangkan rencana kerja yang kreatif (David, 2009). Menurut David selain strategist ada tujuh istilah kunci yang juga berkaitan dengan manajemen strategi yaitu (David, 2009) : a). Vision and mission statements adalah pernyataan mengenai apa sesungguhnya keinginan sebuah organisasi tersebut serta pernyataan mengenai penjabaran ruang lingkup serta tujuan dan perbedaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. b). External opportunities and threats adalah ancaman yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi serta kecenderungan pola persaingan yang akan menjadi menguntungkan atau merugikan organisasi tersebut. c). Internal strengths and weaknesses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam sebuah organisasi yang dapat dikontrol, apakah performanya sangat baik atau sebaliknya. d). Long-term objective sadalah hasil spesifik yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang berkaitan dengan misi organisasi tersebut dalam waktu yang lama.

9 17 e). Strategies adalah sarana yang diupayakan agar long-term objectives dapat tercapai. Bentuk-bentuknya dapat berupa geographic expansion, diversification, acquisition, product development, market penetration, retrenchment, divestiture, liquidation dan joint venture. f). Annual objectives adalah langkah-langkah atau tahapan-tahapan jangka pendek dari sebuah organisasi yang harus dicapai dalam rangka mencapai rencana jangka panjang. g). Policies adalah sarana penunjang yang dapat digunakan untuk mencapai annual objectives, bentuknya dapat meliputi panduan, peraturan, dan prosedur. Atau dengan kata lain Policies adalah pedoman-pedoman untuk pengambilan keputusan dan mengatasi situasi berulang atau rutin Penerapan manajemen strategis oleh sebuah organisasi dapat memberikan dua keuntungan bagi organisasi tersebut, yaitu (David, 2009) : a). Keuntungan Finansial, dari sejumlah penelitian mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan konsep manajemen strategi lebih untung (profit) dan sukses dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan manajemen strategis. b). Keuntungan Non-finansial, dengan menerapkan manajemen strategis sebuah perusahaan akan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar perusahaan tersebut, seperti ancaman yang akan muncul, pemahaman yang lebih mendalam mengenai strategi yang dilakukan oleh pesaing, meningkatkan produktifitas karyawan, mengurangi resistensi terhadap perubahan.

10 18 2. Penerapan Manajemen Strategis di Organisasi Pemerintahan dan Non-Profit David dalam bukunya menjelaskan bahwa penerapan manajemen strategis tidak hanya pada SBU atau perusahaan-perusahaan swasta yang berorientasi profit tetapi juga pada organisasi-organisasi non-profit bahkan pemerintahan, sperti pendidikan, pelayanan kesehatan, kementrian-kementrian dan lembaga-lembaga pemerintah dengan tujuan untuk menjadikan organisasi tersebut lebih efektif dan efisien (David, 2009). Pedoman-pedoman penerapan manajemen strategis pada organisasi pemerintahan (David, 2009) : a. Strategi-strategi harus dirundingkan terlebih dahulu. b. Pihak luar harus dilibatkan dalam proses penerapan manajemen strategis. c. Isu-isu yang berkaitan dengan permasalahan sosial-politik harus diatasi dengan tepat. d. Strategi-strategi yang diterapkan harus memainkan peranan yang penting dan besar. e. Proses penerapan harus fleksibel untuk menghindari birokrasi yang tidak perlu. f. Strategi tidak selalu bisa dirahasiakan.

11 Matriks TOWS (Threats-Opportunities-Weaknesses- Strengths) Sebuah tool analisis yang utama bagi seorang manajer yang dapat membantu mengembangkan penerapan strategi-strategi dengan memperhatikan faktor-faktor baik internal (Strengths dan Weaknesses) maupun eksternal (Threats dan Opportunities) (David, 2009). Selanjutnya menurut David Terdapat empat strategi yang dapat dikembangkan oleh seorang manajer dari TOWS matrix ini, yaitu (David, 2009) : a. Strategi SO (Strengths-Opportunities), menggunakan kekuatan internal yang dimiliki sebuah perusahaan untuk menfaatkan peluang yang berasal dari eksternal perusahaan. b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki dengan melihat adanya peluang yang berasal dari eksternal perusahaan. c. Strategi ST (Strengths-Threats), menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan. d. Strategi WT (Weaknesses-Threats), tindakan preventif yang bertujuan untuk mengurangi kelemahan yang dimiliki perusahaan dan menghindari ancaman dari luar perusahaan.

12 20 Gambar 2.2 TOWS Matrix (Sumber: David, 2009) 2.2. Matriks QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan teknik yang secara obyektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan berdasarkan data kuantitatif. Sebagai suatu teknik, QSPM memerlukan good intuitive judgement (David, 2009). Langkah-langkah dalam menyusun QSPM adalah sebagai berikut (David, 2009) : a. Buatlah daftar faktor eksternal (kesempatan/ancaman) dan faktor internal (kekuatan/kelemahan) di sebelah kiri dari kolom matrik QSPM. b. Berilah bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal. c. Analisis matrik yang sesuai dari langkah kedua dengan mengidentifikasikan strategi alternatif yang harus diimplementasikan. d. Berikan skor alternatif (SA) dengan rentang skor sebagai berikut : 1 = tidak memiliki daya tarik

13 21 2 = daya tariknya rendah 3 = daya tariknya sedang 4 = daya tariknya tinggi - = tidak memiliki dampak terhadap strategi alternatif e. Kalikan bobot dengan SA pada masing-masing faktor eksternal / internal pada setiap strategi. f. Jumlahkan seluruh skor SA Keterangan: SA : Skor Atraktif TSA : Total Skor Atraktif Skoring : Faktor Internal : 1 = kelemahan utama; 2 = kelemahan minor; 3 = kekuatan kecil; 4 = kekuatan utama. Faktor Eksternal : 1 = respon perusahaan lemah; 2 = respon perusahaan cukup; 3 = respon perusahaan di atas rata-rata; 4 = respon perusahaan sangat baik Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Loren W. Kuzuhara & Ramon J. Aldag menjelaskan bahwa grand strategy adalah susunan rencana luas dan menyeluruh yang dijadikan panduan bagi sebuah organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi (Kuzuhara

14 22 & Aldag, 2005). Selanjutnya Kuzuhara dkk. membagi tiga bentuk grand strategy yang dapat diimplementasikan oleh seorang pemimpin, yaitu (Kuzuhara & Aldag, 2005) : a) Growth strategy, biasanya digunakan oleh seorang pemimpin organisasi yang baru masuk ke dalam pasar / industri dengan tujuan untuk mendapatkan profit yang tinggi dan memperoleh peluang yang lebih besar di industri tersebut. b) Stability strategy, biasanya digunakan oleh seorang pemimpin ketika menghadapi sebuah kondisi dimana harus menjaga stabilitas market share perusahaan yang dipimpin. c) Retrenchment strategy, biasanya digunakan oleh pemimpin ketika perusahaan yang dipimpin mengalami penurunan performanya dikarenakan oleh kelemahan yang berasal dari dalam perusahaan sendiri ataupun ancaman yang datang dari luar perusahaan. David menjelaskan bahwa grand strategy matrix menggunakan dua buah dimensi evaluasi sebagai dasar analisis strategi yaitu competitive position dan market growth (David, 2009). Selanjutnya berdasarkan dua dimensi evaluasi tersebut terdapat empat quadrant pengelompokan yang dilengkapi dengan pilihan strategi yang dapat diterapkan berdasarkan masing-masing quadrant tersebut, seperti (David, 2009):

15 23 a) Quadrant I, institusi yang berada pada posisi ini adalah institusi yang memiliki posisi strategis yang sempurna, karena berada dalam industri yang berkembang dengan cepat serta kemampuan bersaing yang dimilki oleh institusi tersebut kuat. Alternatif pilihan strategi yang tepat antara lain : pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, diversifikasi usaha terpusat, dan sebagainya. b) Quadrant II, institusi yang berada dalam posisi ini perlu mengevaluasi cara mereka melakukan pendekatan terhadap kondisi pasar, karena walaupun industri mengalami peningkatan tetapi institusi tersebut tidak mampu bersaing dengan baik di dalam industri, sehingga institusi-institusi tersebut harus meninjau ulang pendekatan yang dilakukan untuk dapat meningkatkan daya saing mereka. Alternatif pilihan strateginya antara lain : yang menjadi pertimbangan utama adalah menyusun strategi intensif untuk bersaing, kemudian pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, divestasi, likuidasi, dan sebagainya. c) Quadrant III, institusi yang berada dalam posisi ini bersaing dalam sebuah industri yang bergerak dengan lambat dan memiliki posisi bersaing yang lemah, yang harus dilakukan oleh institusi yang berada dalam quadran ini adalah merubah secara drastis dan cepat untuk menghindari kebangkrutan dan kemungkinan buruk lainnya. Alternatif pilihan strateginya antara lain : pengurangan, diversifikasi terpusat, diversifikasi konglomerasi, divestasi, likuidasi, dan sebagainya.

16 24 d) Quadrant IV, institusi yang berada pada quadran ini memiliki posisi bersaing yang kuat namun mereka berada dalam industri yang lambat berkembang. Mereka memiliki kemampuan untuk mencetuskan upaya diversifikasi di area yang menjanjikan untuk berkembang, biasanya karakteristik institusi yang berada di quadran ini adalah tingkat cash flow yang tinggi serta kebutuhan berkembang dari internal yang terbatas. Alternatif pilihan strateginya antara lain : diversifikasi terpusat, diversifikasi konglomerasi, joint ventures. Ringkasannya terdapat dalam bagan di bawah ini : Gambar 2.3 Grand Strategy Matrix (Sumber: David, 2009)

17 25 C. Manajemen Perubahan (Change Management) 1. Pengertian Manajemen Perubahan Manajemen perubahan adalah sebuah proses sistematis mengenai penerapan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terlibat dan mengalami dampak dari proses tersebut (Wibowo, 2006, h. 37). Selanjutnya Wibowo menjelaskan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam manajemen perubahan pertama, mengidentifikasi subjek (orang) yang akan terkena dampak dari perubahan tersebut dan yang mungkin menolak perubahan; kedua, menelusuri sumber, tipe dan tingkat resistensi yang akan muncul terhadap proses perubahan tersebut; ketiga, merancang strategi yang efektif dan tepat dalam upaya mengurangi resistensi tersebut (Wibowo, 2006, h. 37). Conner menjelaskan bahwa terdapat lima posisi dan peran yang terlibat dan bertanggung jawab dalam manajemen perubahan, yaitu (1) sponsor, individu atau kelompok yang berwenang dan otoritas untuk memberi persetujuan atau legitimasi perubahan tersebut; (2) agent, individu atau kelompok yang memiliki tanggung jawab penuh dalam proses perubahan; (3) target, individu atau kelompok yang harus berubah; (4) advocate, individu atau kelompok yang memiliki gagasan untuk perubahan tetapi tidak memiliki wewenang untuk menyetujui atau bahkan tanggung jawab untuk melakukan perubahan; (5) stakeholders, sekelompok individu yang terlibat dalam proses perubahan termasuk sponsor, agen perubahan, target dan advocate (dalam Wibowo, 2006, h. 39).

18 26 2. Tipe-tipe Perubahan Harvard Business Essentials menjelaskan organisasi biasanya bereaksi terhadap tantangan-tantangan yang berasal dari munculnya teknologi-teknologi baru, pesaing baru, pasar yang baru, serta tuntutan untuk meningkatkan kinerja melalui beberapa bentuk program rencana (Harvard Business Essentials, 2003, h. 8). Tiaptiap program rencana tersebut dirancang untuk mengatasi masalah yang muncul dan meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Harvard Business Essentials membagi program-program rencana tersebut menjadi sebagai berikut : a. Structural Change, program rencana ini memperlakukan organisasi sebagai sebuah bagian fungsional. Selama proses program rencana ini berjalan jajaran top management dibantu oleh konsultan berusaha untuk menyusun ulang bagian-bagian fungsional tersebut untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. b. Cost Cutting, program rencana ini memfokuskan pada penghapusan kegiatankegiatan yang tidak penting atau cara-cara lain yang dapat mengurangi biaya operasional. c. Process Change, program rencana ini memfokuskan pada membuat alternatifalternatif yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Program rencana ini biasanya bertujuan untuk membuat proses kerja lebih cepat, efektif, reliabel, dan/atau lebih irit biaya. d. Cultural Change, program rencana ini memfokuskan pada sisi kemanusiaan dari sebuah organisasi, maksudnya adalah merubah cara menjalin hubungan

19 27 antara manajemen dan karyawan dalam sebuah organisasi (Harvard Business Essentials, 2003, h. 9). 3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Menurut Ivancevich dalam bukunya Organizational Behavior and Management mengungkapkan bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan terjadinya perubahan, yaitu (Ivancevich, 2005, h. 590) : 1. Eksternal Kekuatan-kekuatan yang bersumber dari lingkungan luar organisasi yang dapat mempengaruhi kondisi di dalam organisasi. Sub-faktor yang paling besar berpengaruh dari faktor eksternal adalah pertama kekuatan ekonomi, seperti kondisi pasar, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing, dan strategi harga pesaing. Kedua adalah teknologi, perkembangan pengetahuan menghasilkan teknologi-teknologi baru yang dapat diaplikasikan untuk hampir seluruh bidang bisnis dan secara langsung dapat mempengaruhi kondisi kerja bahkan kondisi sosial. Ketiga, perubahan kondisi sosial dan politik, maksudnya adalah keterkaitan antara pemerintah dan pelaku bisnis semakin erat dikarenakan pemberlakuan peraturan-peraturan (ketat / tidak ketat). 2. Internal Kekuatan-kekuatan yang bersumber dari dalam organisasi tersebut sendiri, biasanya berkaitan dengan permasalahan proses, seperti pengambilan keputusan yang tidak tepat, komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, tugas-tugas dan

20 28 tanggung jawab tidak dilaksanakan; dan perilaku di dalam lingkungan kerja, seperti moral kerja, kehadiran dan turnover pekerja. Sejalan dengan pendapat sebelumnya Wibowo membagi dua faktor besar yang menjadi sumber terjadinya perubahan, yaitu (Wibowo, 2006, h. 47): 1. Faktor Eksternal Seluruh hal yang menjadi sumber dari terjadinya sebuah perubahan yang berasal dari luar organisasi, sehingga sulit untuk dikendalikan organisasi harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di luar organisasi, yaitu : politik dunia, karakteristik demografis, kejutan ekonomi, peraturan pemerintah, kecenderungan sosial, kemajuan teknologi, perubahan pasar, persaingan semakin efektif, pelanggan semakin banyak tuntutan, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut, dan pemegang saham minta lebih banyak nilai. 2. Faktor Internal Hal-hal yang berasal dari dalam organisasi yang dirasakan menjadi kebutuhan dan menjadi pendorong dari terjadinya perubahan dengan tujuan untuk pengembangan organisasi, yaitu : perubahan ukuran dan struktur organisasi, perubahan dalam sistem administrasi, pengenalan teknologi baru, perubahan dalam produk dan/atau jasa, sifat tenaga kerja, problem dan prospek SDM serta perilaku dan keputusan manajerial. 3.1 Pendekatan Manajemen Perubahan Menurut Harvard Business Essentials terdapat dua pendekatan mengenai perubahan yang terjadi di sebuah organisasi yang dibedakan berdasarkan

21 29 tujuannya, yaitu peningkatan ekonomi jangka pendek dan peningkatan kemampuan organisasi. Kedua tujuan tersebut dapat diterjemahkan oleh Michael Beer dan Nitin Nohria ke dalam teori yang mereka sebut sebagai Teori O dan Teori E untuk menjabarkan mengenai dua tujuan utama tersebut (Harvard Business Essentials, 2003, h. 10). Perubahan dalam Teori E diartikan sebagai perubahan yang mengacu pada upaya untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham, yang bertolak ukur pada meningkatnya cash flow dan harga saham tersebut (Harvard Business Essentials, 2003, h. 10). Sementara itu dalam Teori O perubahan diartikan sebagai perubahan yang mengacu pada perkembangan budaya organisasi yaitu budaya organisasi yang mendukung adanya proses belajar dan berdasarkan kepada kinerja karyawan yang baik (Harvard Business Essentials, 2003, h. 10). 4. Kotter Eight Stage Change Process John P. Kotter mengemukakan sebuah teori mengenai model perubahan yang terdiri dari delapan tahapan proses perubahan, yaitu (dalam Wibowo, 2006, h. 92): a) Establishing A Sense of Urgency (membangun/menumbuhkan rasa urgensi), melakukan identifikasi terhadap kondisi dan situasi baik internal maupun eksternal dengan mendiskusikan krisis atau potensi krisis atau peluang besar sehingga dapat menyimpulkan diperlukannya sebuah perubahan. b) Creating the Guiding Coalition (menciptakan koalisi pembimbing/pengarahan), membentuk kelompok kerja yang dapat terdiri dari

22 30 lintas divisi, fungsi dan tingkatan yang akan memiliki kekuasaan yang cukup untuk memimpin perubahan. Fungsinya adalah untuk merumuskan kebijakankebijakan yang dapat dijadikan arah bagi proses perubahan. c) Developing A Vision and Strategy (merumuskan/membangun visi dan strategi), dengan menciptakan visi dan strategi yang jelas diharapkan organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Visi berfungsi sebagai pengarah dan strategi berfungsi sebagai action plan dalam proses perubahan. Tentu saja syaratnya adalah visi dan strategi yang dirumuskan dan ditetapkan tersebut harus diketahui dan dijalankan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam proses perubahan. d) Communicating The Change Vision (mengkomunikasikan visi perubahan), mengkomunikasikan visi dan strategi perubahan pada pihak yang terlibat dalam proses perubahan secara terus menerus dengan menggunakan setiap kesempatan yang ada dengan tujuan agar visi perubahan tersebut dapat dipahami dan didukung oleh semua pihak dan dapat mempengaruhi sikap karyawan untuk bersedia menyesuaikan diri terhadap perubahan. e) Empowering Broad-Based Action (pemberdayaan pekerja untuk aksi secara luas), melakukan perubahan struktur, sistem dan mekanisme agar sesuai dengan visi perubahan dengan tujuan untuk menghilangkan potensi-potensi yang dapat menjadi rintangan perubahan. Memberikan dorongan kepada pekerja untuk berani melakukan tindakan yang kreatif, mengambil resiko dan melakukan tindakan non-konservatif.

23 31 f) Generating Short Term Wins (membangkitkan prestasi jangka pendek), menyusun dan merancang rencana untuk meningkatkan kinerja sebagai hasil dari perubahan/kemenangan yang dapat dilihat hasilnya dalam jangka pendek, pekerja/individu yang memungkinkan tercapainya prestasi tersebut perlu diberi pengakuan dan penghargaan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa visi dan strategi yang telah ditetapkan dan dijalankan benar. g) Consolidating Gains and Producing More Change (mengkonsolidasikan hasil dan menghasilkan perubahan yang lebih besar), melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat proses perubahan tersebut menjadi semakin besar dengan cara menggunakan peningkatan kredibilitas untuk mengubah semua sistem, struktur dan kebijakan yang tidak cocok dan tidak sesuai dengan perubahan. Merekrut, mempromosikan dan mengembangkan orang-orang yang dinilai mampu mengimplementasikan visi perubahan dan peremajaan proses perubahan dengan melaksanakan proyek, tema dan agen perubahan yang baru. h) Anchoring New Approaches In The Culture (menanamkan pendekatan baru dalam budaya), sebagai tahap akhir dari delapan tahapan perubahan yang artinya seluruh hasil dari proses perubahan yang telah dilakukan dijadikan sebagai budaya kerja yang baru dengan menciptakan kinerja yang lebih baik contohnya dengan berorientasi pada pelanggan dan produktivitas, kepemimpinan yang lebih baik, serta manajemen yang lebih efektif, memberikan makna hubungan yang lebih baik antara perilaku baru dan

24 32 keberhasilan organisasi serta mengembangkan berbagai sarana dan cara untuk memastikan perkembangan kepemimpinan dan suksesi. 5. Agents Of Change Cathy Perme berpendapat bahwa yang seharusnya dilakukan oleh seorang agen perubahan pada saat proses perubahan sedang berlangsung adalah (Perme, 1999): a) Mampu mengenali situasi yang dihadapi dan mempunyai persepsi yang jeli serta mampu mempengaruhi situasi tersebut. b) Memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya, jelas mengenai nilai-nilai yang mereka miliki, mereka mengerti motivasi pribadi, dan mereka tahu bagaimana membangun koalisi dan meminta bantuan. c) Mampu mengedepankan tercapainya tujuan bersama (organisasi) dan mengesampingkan ego pribadi. d) Membangun energi, konsensus dan menjadi pemersatu bukan memecah belah dan mengalahkan. Memfokuskan pada membangun kepercayaan dan membantu orang lain untuk menghilangkan persepsi-persepsi dan keyakinankeyakinan yang dapat membebani/membatasi masa depan mereka. Wibowo membagi keterampilan pemimpin perubahan menjadi tiga, yaitu (Wibowo, 2006, h. 120): a) Imajinasi untuk melakukan inovasi, untuk mendorong terciptanya suasana yang inovatif seorang pemimpin harus mampu mengembangkan konsep,

25 33 gagasan, model, dan aplikasi teknologi yang dapat membedakan organisasinya dengan organisasi yang lain. b) Profesionalisme untuk mewujudkan kinerja, pemimpin mengupayakan kompetensi pribadi (bawahan) dan organisasional dengan cara mengadakan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. c) Keterbukaan untuk berkolaborasi, menjalin hubungan dengan mitra yang mampu mendukung perluasan pencapaian organisasi, meningkatkan bargaining position, dan meningkatkan semangat kerja. Ivancevich menjelaskan mengenai change agent adalah sebagai seseorang yang bertindak sebagai pencetus perubahan dan dapat berasal dari luar contohnya konsultan (pihak ketiga) yang hanya ada di dalam organisasi selama proses perubahan berlangsung atau dalam organisasi seperti manajer atau individu yang mengetahui tentang permasalahn yang dihadapi oleh organisasi dan diharapkan serta dianggap mampu untuk membawa perubahan besar di dalam organisasi (Ivancevich, 2005, h. 583). Pemberdayaan menurut Wibowo adalah suatu proses dimana pekerja diberikan otoritas dan keleluasaan yang berlebih dalam hubungannya dengan pekerjaan mereka.dengan pemberdayaan dapat mewujudkan pergeseran kekuasaan kepada sekelompok pekerja yang diperbolehkan untuk membuat keputusan sendiri (Wibowo, 2006, h. 160).

26 34 6. Penolakan Perubahan (Resistance to Change) Connor mengungkapkan bahwa proses perubahan pada sebuah organisasi cenderung akan mengalami penolakan terdapat beberapa hal yang mendasari terjadinya hal tersebut, seperti (dalam Yukl, 2006): a. Lack of trust (kurang percaya) Alasan mendasar terjadinya penolakan terhadap perubahan adalah tidak ada rasa percaya kepada pelaku perubahan tersebut sendiri. Rasa tidak percaya dapat memperluas dampak terjadinya penolakan yang bersumber dari faktorfaktor lain. b. Belief that change is not necessary (merasa bahwa tidak perlu ada perubahan) Penolakan akan adanya perubahan pada sebuah organisasi akan semakin kuat jika apa yang berlaku atau diterapkan saat ini terbukti berhasil di masa lalu dan tidak ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa adanya permasalahan yang serius dari hal tersebut sehingga diperlukan adanya perubahan yang mendasar. c. Belief that the change is not feasible (merasa bahwa perubahan tidak memungkinkan untuk dilakukan) Perubahan yang diusulkan untuk menghadapi permsalahan yang terjadi di sebuah organisasi dianggap tidak memungkinkan untuk diterapkan maka biasanya akan terjadi penolakan. d. Economic threats (ancaman perekonomian) Walaupun perubahan yang akan dilakukan dapat menguntungkan perusahaan secara menyeluruh tetapi jika dapat mengancam karir, keamanan dan

27 35 kenyamanan bekerja seperti komputerisasi (mengganti manusia dengan mesin/ teknologi) maka akan terjadi penolakan. e. Relative high cost (biaya yang tinggi) Diperlukan adanya perhitungan yang tepat dan akurat sehingga perubahan yang tentu saja akan menambah biaya tersebut dapat diimbangi dengan benefit yang akan diperoleh nantinya. f. Fear of personal failure (takut akan kegagalan pribadi) Perubahan yang diusulkan akan cenderung diterima jika perubahan-perubahan tersebut disertai dengan adanya bimbingan dan panduan demi keberhasilan secara menyeluruh. g. Loss of status and power (kehilangan status dan kekuasaan) Perubahan yang terjadi di sebuah organisasi tentu saja akan berdampak terhadap berubahnya struktur organisasi, jabatan dan individu yang menjabat dapat menimbulkan penolakan. h. Threat to values and ideals (ancaman terhadap nilai dan idealisme) Perubahan yang diterapkan akan mengalami penolakan jika tidak sesuai dengan nilai dan idealisme yang berlaku di organisasi tersebut, terlebih jika nilai dan idealisme tersebut sudah menjadi sebuah kebudayaan. i. Resentment of interference (penolakan terhadap gangguan) Adanya keengganan untuk menerima perintah atau diatur oleh orang lain.

28 36 D. Budaya Organisasi (Organizational Culture) 1. Pengertian Budaya Organisasi McShane dan Von Glinow menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah pola dasar mengenai nilai-nilai bersama dan asumsi yang mengatur cara karyawan dalam sebuah organisasi berpikir dan bertindak dalam menghadapi masalah dan peluang. Lebih lanjut McShane dan Von Glinow menyebutkan bahwa budaya organisasi juga menjelaskan mengenai hal-hal yang penting dan tidak penting di dalam sebuah organisasi dan akan mengarahkan setiap anggota organisasi untuk berlaku dengan benar dalam mengerjakan pekerjaan (MsShane dan Von Glinow, 2008, h. 460). 2. Elemen-elemen Budaya Organisasi McShane dan Von Glinow menjelaskan bahwa budaya organisasi terdiri dari sejumlah elemen-elemen baik yang dapat diamati maupun tidak. Artifacts, yaitu simbol-simbol atau tanda-tanda yang dapat diamati dari sebuah budaya organisasi yang berlaku yaitu terdiri dari, (1) cerita/kisah baik sukses maupun gagal dari perjalanan sebuah organisasi, (2) ritual dan perayaan, ritual yaitu kegiatan sehari-hari dalam sebuah organisasi yang terprogram yang dapat menampilkan budaya dari organisasi tersebut, sementara perayaan adalah kegiatan terencana yang diadakan khusus untuk memberikan penghargaan, (3) bahasa perusahaan, yaitu cara berkomunikasi di dalam sebuah organisasi baik dalam menyapa rekan kerja, pelanggan, maupun mengkomunikasikan budaya yang berlaku, (4) struktur fisik dan simbol-simbol, yaitu bentuk-bentuk, ukuran, lokasi dan usia gedung atau bangunan

29 37 dan isi di dalamnya merefleksikan dan mempengaruhi budaya sebuah organisasi (MsShane dan Von Glinow, 2008, h. 463). Nilai-nilai dan asumsi menurut McShane dan Von Glinow merupakan elemen dari budaya organisasi yang tidak dapat diamati terdiri dari : a) Nilai-nilai bersama, terdiri dari keyakinan-keyakinan yang disadari serta evaluasi mengenai baik atau buruk dan benar atau salah. b) Asumsi bersama, terdiri dari keyakinan-keyakinan dan persepsi-persepsi yang diyakini secara tidak sadar (MsShane dan Von Glinow, 2008, h. 460). 3. Fungsi Budaya Organisasi McShane dan Von Glinow menjelaskan dampak dari budaya organisasi adalah tergantung pada kekuatan dari budaya itu sendiri maksudnya adalah seberapa besar/kuat dan mendalamnya para anggota organisasi menanamkan nilai dan asumsi dominan yang berlaku di sebuah organisasi (MsShane dan Von Glinow, 2008, h. 466). Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah organisasi, hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh McShane dan Von Glinow yang menjelaskan bahwa budaya organisasi memiliki tiga fungsi penting, yaitu sebagai (MsShane dan Von Glinow, 2008, h. 466) : a) Sistem kontrol, budaya organisasi adalah sebuah bentuk kontrol sosial yang tertanam dan mampu mempengaruhi keputusan dan perilaku anggota organisasi.

30 38 b) Perekat sosial, budaya organisasi adalah perekat yang dapat menyatukan anggota-anggota organisasi dan membuat mereka merasa sebagai bagian dari perjalanan organisasi. c) Menyadarkan, budaya organisasi membantu anggota organisasi dalam proses menyadari dan memahami apa yang terjadi di dalam organisasi dan mengapa hal tersebut terjadi, serta membantu anggota organisasi menyadari apa yang diharapkan organisasi dari mereka.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan perbagian sub pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dirangkum seperti di bawah ini : 5.1.1 Kepemimpinan Kepemimpinan yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang menjadi landasan studi kasus. Adapun teori yang akan dibahas adalah teori yang mendasari pengertian strategi dan pengertian manajemen perubahan 2.1

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

School of Communication &

School of Communication & Week 11 By Dr. Ida Nurnida Inovasi = perubahan? Inovasi adalah penggunaan gagasangagasan baru bagi organisasi yang menerimanya. Semua inovasi yang diterapkan dalam organisasi akan mengakibatkan perubahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

STRATEGI KORPORASI. Perhatian. Tumbuh Portofolio Sinergy

STRATEGI KORPORASI. Perhatian. Tumbuh Portofolio Sinergy STRATEGI KORPORASI Perhatian Tumbuh Portofolio Sinergy 1 Alternatif Utama Strategi Konsentrasi Pertumbuhan Retrenchment/defensive Konsentrasi a. Menambah tingkat penggunaan barang, melalui menambah jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada Bakso Lotus Jembar. Adapun yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal

BAB 3 METODOLOGI. Studi Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Analisa Faktor Internal dan Eksternal BAB 3 METODOLOGI Studi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisa Faktor Internal dan Eksternal Pengolahan data Analisa Strategi dengan metode SWOT, IE Matrix, dan QSPM Penetapan

Lebih terperinci

OLEH : MANAJEMEN PERUBAHAN

OLEH : MANAJEMEN PERUBAHAN OLEH : MANAJEMEN PERUBAHAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA

13PASCA. Modul Pertemuan 13. Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix. Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM SARJANA Modul Pertemuan 13 Modul ke: Fakultas 13PASCA SARJANA Berisi : SWOT Matrix, Space Matrix, BCG Matrix, IE Matrix and Grand Strategy Matrix Dr. Ir. Achmad Fachrodji, MM Program Studi Magister Manajemen Referensi

Lebih terperinci

IMC 2. Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix. Berliani Ardha, SE, M.Si. The meaning of tulips is generally perfect love.

IMC 2. Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix. Berliani Ardha, SE, M.Si. The meaning of tulips is generally perfect love. Modul ke: IMC 2 Analisa pasar dengan SWOT dan BCG Matrix Fakultas Komunikasi Berliani Ardha, SE, M.Si Program Studi Advertising & Marketing communication The meaning of tulips is generally perfect love

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

Oleh : SUGIYARTA, SH NIM : P NIRM :

Oleh : SUGIYARTA, SH NIM : P NIRM : PENGARUH SUMBER KEKUASAAN DAN METODE MEMPENGARUHI TERHADAP KEPUASAN KERJA Studi terhadap para PNS di lingkungan Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh : SUGIYARTA, SH NIM : P100000085 NIRM :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini. 26 BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Pada bab dua ini dijelaskan beberapa teori mengenai gaya kepemimpinan, budaya organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012) Penelitian manajemen strategis cenderungdilakukan

Lebih terperinci

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen.

cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. 174 cara pandang dan sikap konsumen terhadap informasi yang diterima; jumlah pengunjung yang berkunjung; nilai penjualan dalam satu periode waktu; kepuasan konsumen; loyalitas konsumen. Ancaman (threats)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang merupakan perusahaan listrik negara yang bertugas menyediakan tenaga listrik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut sangat membutuhkan informasi dan kreativitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. industri tersebut sangat membutuhkan informasi dan kreativitas dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan Negara Indonesia. Faktanya, faktor penentu kemajuan perekonomian suatu Negara tidak lagi semata-mata

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI A. Zainul Fanani LKMM Tingkat Menengah UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 1 PENGERTIAN KINERJA Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program

Lebih terperinci

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH

Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH Kepemimpinan PRESENTED BY: M ANANG FIRMANSYAH Arti kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran Teori Kepemimpinan Teori Sifat

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data 12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Kontingensi Teori kontingensi dalam kepemimpinan pemerintah adalah salah satu teori yang berdasarkan pada tiga hal yakni hubungan atasan dengan bawahan,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI

ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI MODUL 09 MANAJEMEN STRATEJIK ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Oleh:. Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Tujuan Instruksional Khusus: Diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS REFRINAL, 2003. Strategi Bisnis Sewa Gedung Perkantoran, Studi Kasus pada Menara Cakrawala, PT Skyline Building, Jakarta, Dibawah Bimbingan HARIANTO & ANNY RATNAWATI. Penyediaan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai analisis strategi pengembangan bisnis pada Soerabi Pa is Bandung. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM Amanda Nur Cahyawati, Dwi Hadi Sulistyarini, Suluh Elman Swara Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jln. MT. Haryono

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci