ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN RUTIN DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN RUTIN DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN RUTIN DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE OLEH DIYAH UTAMI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN DIYAH UTAMI. Analisis Pengaruh Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode (dibimbing oleh SRI HARTOYO). Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13,13 persen pada tahun Salah satu kebijakan pemerintah yang turut serta berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan fiskal, yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pada saat krisis, pemerintah harus menjalankan kebijakan defisit anggaran dalam mengelola keuangan negara. Defisit anggaran mengalami peningkatan karena meningkatnya jumlah pengeluaran pada pos pembayaran cicilan dan bunga utang. Peningkatan pengeluaran pemerintah tersebut memberikan efek yang berarti bagi perekonomian. Adanya krisis ekonomi mendorong kondisi sosial politik dan keamanan menjadi tidak stabil, sehingga para investor swasta khususnya investor asing enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pada saat krisis, inflasi meningkat tajam yaitu mencapai 77,63 persen, hal tersebut dikarenakan terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mendorong peningkatan pada harga bahan bakar minyak (BBM), kemudian diikuti dengan meningkatnya harga-harga barang dan jasa lainnya. Inflasi yang tinggi juga memicu biaya operasional perusahaan mengalami peningkatan, sehingga mendorong banyak perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu analisis jangka panjang dengan uji kointegrasi Engel-Granger dan analisis jangka pendek dengan Error Correction Model (ECM). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series yang merupakan data tahunan dari tahun 1975 sampai dengan tahun Data sekunder tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data pertumbuhan ekonomi Indonesia, pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi. Berdasarkan hasil penelitian, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek variabel pengeluaran rutin pemerintah mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan pada periode penelitian pengeluaran rutin pemerintah bersifat tidak produktif dan sebagian

3 besar didominasi oleh pengeluaran untuk pembayaran cicilan dan bunga utang. Dengan demikian pemerintah harus lebih fokus untuk mengurangi atau bahkan menghentikan ketergantungan terhadap utang, baik utang dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, pemerintah perlu menciptakan surplus anggaran agar dapat digunakan untuk mengurangi jumlah cicilan dan bunga utang demi tercapainya kesinambungan fiskal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pembangunan pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena pengeluaran pembangunan pemerintah lebih mengarah kepada investasi. Akan tetapi pada jangka panjang pengaruhnya tidak signifikan karena adanya ketidakefisienan dalam pelaksanaannya. Kemudian investasi swasta mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Akan tetapi pada jangka panjang pengaruhnya tidak signifikan. Pengaruh positif investasi swasta terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan investasi swasta merupakan pembentuk akumulasi modal yang dapat digunakan untuk menciptakan output dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Pekerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini dikarenakan pekerja merupakan salah satu faktor penting dalam produksi barang dan jasa, sehingga dapat mendorong peningkatan pada output yang selanjutnya dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi. Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini disebabkan inflasi dapat menghambat investasi, mengurangi kapasitas produksi, dan menurunkan daya beli masyarakat. Dari hasil estimasi diperoleh bahwa model ECM terbebas dari masalah autokorelasi, heteroskedastisitas, dan ketidaknormalan. Berdasarkan hasil penelitian maka pemerintah sebagai pemegang otoritas fiskal harus dapat meramalkan seberapa besar dampak yang diakibatkan oleh kebijakan fiskal (dalam hal ini pengeluaran pemerintah) terhadap perekonomian. Adanya peramalan tentang dampak tersebut sangat diperlukan agar pemerintah dapat menyusun anggarannya secara efektif dan efisien sesuai dengan target yang ingin dicapai.

4 ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN RUTIN DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE Oleh: DIYAH UTAMI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Diyah Utami Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Ir. Rina Oktaviani, MS., Ph.D. NIP Tanggal Kelulusan:

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Mei 2007 Diyah Utami H

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Pengaruh Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Ir. Bambang Juanda, MS., Ph.D sebagai dosen penguji utama yang telah bersedia menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam perbaikan skripsi ini. Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Tanti Novianti, M.Si sebagai dosen penguji komisi pendidikan, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Manajemen serta staf Departemen Ilmu Ekonomi yang telah membantu kelancaran administrasi selama penulis menjalani pendidikan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis yaitu Bapak Bedjo Wiryo Sumarto, Ibu Mugiarti Rahayu, dan Bapak Purwadi, serta saudara-saudara penulis terutama Redifa Fajar Prasetya dan Rastiti. Kesabaran, doa, dan dorongan mereka sangat besar artinya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih kepada Mada Pradana yang telah mengisi relung hati, atas segala dukungan, doa, dan semangat yang tak pernah berhenti mengalir. Semoga kita akan terus berjalan beriringan, di dekatkan dan diridhoi oleh Allah SWT. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada sahabat-sahabat penulis yaitu Efa, Arum, Ana, Wilma, Eca, Linda, Winsih, Bety, Heni, Dika, Amel, Besty, dan

8 Riska atas segala dukungan, doa, semangat, serta menjadi sahabat yang senantiasa menemani dalam suka maupun duka. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar Ilmu Ekonomi angkatan 40 yang selalu ceria dan kompak, semoga kekompakan akan selalu terjaga dan semoga sukses dalam mencapai cita-cita. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Ilmu Ekonomi angkatan 39 atas kesediaannya untuk berbagi pengalaman tentang keluh kesah dalam penyusunan skripsi. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar Ilmu Ekonomi angkatan 41 dan 42, teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah, yakinlah bahwa kalian mampu mencapai segala cita-cita yang kalian inginkan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan, bantuan, dukungan, dan semangat yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Mei 2007 Diyah Utami H

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Investasi Swasta Pekerja Inflasi Model Pertumbuhan Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teori Kerangka Konseptual IV. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Test) Uji Kointegrasi Pendekatan Koreksi Kesalahan Uji Kebaikan Model ECM Model Koreksi Kesalahan (ECM)... 30

10 4.6. Definisi Operasional Variabel V. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, PEKERJA, DAN INLASI Pertumbuhan Ekonomi Pengeluaran Rutin Pemerintah Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Investasi Swasta Pekerja Inflasi VI. PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, PEKERJA, DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Hasil Pengujian Akar-Akar Unit Uji Kointegrasi Pendekatan Koreksi Kesalahan Uji Kebaikan Model ECM Model Koreksi Kesalahan (ECM) VII.KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 62

11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Perkembangan Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Test) pada Level Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Test) pada First Difference Hasil Uji Akar Unit terhadap Residual Persamaan Regresi Model Jangka Panjang Model Jangka Pendek... 53

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 3.1. Dampak Peningkatan Pengeluaran Pemerintah terhadap Inflasi dan Pendapatan Nasional Dampak Pergeseran dalam Permintaan Agregat terhadap Inflasi dan Output Kerangka Konseptual Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan Pengeluaran Rutin Pemerintah Riil (2002=100) Perkembangan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Riil (2002=100) Perkembangan Investasi Swasta Riil (2002=100) Perkembangan Pekerja Riil (2002=100) Perkembangan Inflasi... 43

13 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data Penelitian Pengujian Stasioneritas a. Uji Akar-Akar Unit pada Level b. Uji Akar-Akar Unit pada First Difference Kointegrasi a. Hasil Uji Akar Unit terhadap Residual Persamaan Regresi b. Model Jangka Panjang Uji Kebaikan Model ECM a. Uji Autokorelasi b. Uji Heteroskedastisitas c. Uji Normalitas Model Jangka Pendek (ECM)... 72

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -13,13 persen pada tahun Kemudian sejak tahun 1999 perekonomian mulai memasuki proses pemulihan yaitu ditandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,79 persen. Seiring dengan meningkatnya perekonomian global, perekonomian Indonesia juga menunjukkan perkembangan yang baik. Kinerja ekonomi selama tahun 2002 tumbuh sebesar 4,38 persen dan sampai dengan tahun 2004 kembali meningkat sebesar 5,13 persen. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada tahun 2004 didukung oleh situasi keamanan yang terkendali serta diimbangi pula dengan rendahnya laju inflasi (Tabel 1.1). Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Tahun Pertumbuhan -13,13 0,79 4,92 3,83 4,38 4,88 5,13 Ekonomi (%) Sumber: BPS ( ) Salah satu kebijakan pemerintah yang turut serta berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan fiskal, yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN merinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun (Suparmoko, 2000). Menurut Keynes, menetapkan

15 2 anggaran yang akan digunakan bagi kinerja perekonomian merupakan hal yang penting bagi suatu negara (Gie, 2004). Sebagai pemegang otoritas fiskal, pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Hal tersebut dilakukan karena pemerintah harus menggerakkan perekonomian. Kecenderungan di dalam sisi pengeluaran mencerminkan sesuatu yang penting dari sisi penerimaan. Sebagai contoh, pengeluaran riil pemerintah pada tahun 1970-an meningkat sangat tajam akibat dampak langsung dari peningkatan penerimaan devisa dari ekspor minyak dan pemasukan bantuan (Dumairy, 1996). Adanya peningkatan penerimaan devisa tersebut disebabkan oleh harga minyak bumi di pasar dunia melambung tinggi dan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor minyak pada saat itu memperoleh dampak positifnya. Kemudian pada pertengahan dasawarsa 1980-an terjadi perubahan komposisi pengeluaran pemerintah Indonesia. Pada tahun 1982 dunia mengalami resesi ekonomi yaitu harga minyak di pasar dunia menurun tajam, sehingga penerimaan devisa dari minyak bumi ikut turun. Semenjak itu pengeluaran pembangunan tidak pernah lagi lebih besar daripada pengeluaran rutin (Dumairy, 1996). Selanjutnya pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi yang mengakibatkan posisi keuangan pemerintah semakin tertekan, terutama disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada saat krisis ekonomi, pemerintah harus menjalankan kebijakan defisit anggaran dalam mengelola keuangan negara. Defisit anggaran mengalami peningkatan karena meningkatnya jumlah pengeluaran pada pos pembayaran

16 3 cicilan dan bunga utang. Peningkatan pengeluaran pemerintah tersebut memberikan efek yang berarti bagi perekonomian Perumusan Masalah Pengeluaran pemerintah baik dalam bentuk konsumsi maupun investasi merupakan salah satu komponen dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Perkembangan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan pemerintah dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Perkembangan Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Tahun Pengeluaran Rutin (Milyar Rupiah) Pengeluaran Pembangunan (Milyar Rupiah) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00 Sumber: BPS ( ) Keadaan perekonomian Indonesia sebelum krisis menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan pada saat krisis pengeluaran pemerintah pun semakin meningkat terutama pada pos pembayaran cicilan dan bunga utang. Pembayaran cicilan dan bunga utang tersebut termasuk ke dalam pengeluaran rutin, sehingga dapat terlihat bahwa perubahan pengeluaran rutin dari tahun 1997 ke tahun 1998 mengalami peningkatan yang cukup besar. Besarnya pengeluaran pemerintah di satu sisi tidak

17 4 diimbangi dengan peningkatan penerimaan pemerintah, sehingga hal tersebut membuat pemerintah mengalami kesulitan dalam mengelola anggaran negara. Oleh karena keterbatasan anggaran yang dimiliki, pemerintah melakukan pinjaman baru untuk menutup pembayaran cicilan pinjaman yang lama atau jatuh tempo (Kusumastuti, 2005). Hal ini mengakibatkan akumulasi beban utang semakin bertambah. Selain itu, dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan sebagian dialokasikan untuk menutup beban utang sehingga pembangunan mengalami pelambatan. Adanya krisis ekonomi mendorong kondisi sosial politik dan keamanan menjadi tidak stabil, sehingga para investor swasta khususnya investor asing enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Pada saat krisis, inflasi meningkat tajam yaitu mencapai 77,63 persen. Hal tersebut dikarenakan terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mendorong peningkatan pada harga bahan bakar minyak (BBM), kemudian diikuti dengan meningkatnya harga-harga barang dan jasa lainnya. Inflasi yang tinggi juga memicu biaya operasional perusahaan mengalami peningkatan, sehingga mendorong banyak perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawan. Pada akhir tahun 2004 dimana kondisi makroekonomi secara umum cukup mantap dan stabil, Indonesia diguncang oleh bencana alam yang sangat dahsyat. Terjadinya gempa bumi yang diikuti gelombang tsunami yang sangat besar pada tanggal 26 Desember 2004 melumpuhkan propinsi Aceh Darussalam dan sebagian Sumatera Utara. Beratnya kerusakan akibat peristiwa tersebut membutuhkan dana, tenaga dan waktu yang cukup lama untuk memperbaiki dan membangun daerah

18 5 itu kembali. Hal ini tentunya berdampak terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pengaruh pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan untuk dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang, 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah sebagai pengambil keputusan dalam melaksanakan kebijakan fiskal, terutama dalam menentukan pengalokasian anggaran yang efektif dan efisien agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

19 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini lebih difokuskan pada analisis pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi yang merujuk pada jurnal Kweka dan Morissey (2000). Pengeluaran pemerintah yang digunakan terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, karena pada periode penelitian yaitu tahun format belanja negara masih membedakan antara belanja rutin dan belanja pembangunan, yaitu dengan sistem anggaran dual atau Dual Budgeting System (Abimanyu, 2005). Penelitian ini menggunakan variabel pendukung yaitu investasi swasta, pekerja, dan inflasi karena ketiga variabel tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi (Putong, 2003). Menurut Boediono dalam Marissa (2004), pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses pertumbuhan output per kapita jangka panjang apabila ada kecenderungan output per kapita naik yang bersumber dari proses intern perekonomian tersebut (kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri), bukan berasal dari luar atau bersifat sementara. Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi bersifat self generating, artinya proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau momentum bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya Pengeluaran Pemerintah Menurut Suparmoko (2000), pengeluaran pemerintah merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi dimasa-masa yang akan datang. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan bagi masyarakat. Selain itu pengeluaran juga merupakan penyedia kesempatan kerja yang lebih banyak dan penyebaran tenaga beli yang lebih luas. Sejak Orde Baru sampai dengan tahun 2004, pos belanja pemerintah dalam APBN dibedakan menjadi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, yaitu dengan sistem anggaran dual atau Dual Budgeting System (Abimanyu, 2005).

21 8 Pada hakekatnya yang dimaksud dengan anggaran belanja rutin adalah anggaran yang dikaitkan dengan kegiatan yang sifatnya terus-menerus, sedangkan anggaran belanja pembangunan dikaitkan dengan kegiatan yang sifatnya tidak terusmenerus dan ada akhirnya (Suparmoko, 2000). Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, pembayaran cicilan dan bunga utang, subsidi, serta pengeluaran rutin lainnya, sedangkan pengeluaran pembangunan terdiri dari pengeluaran untuk program pembangunan dan pengeluaran bantuan proyek. Pada tahun 2005 pemerintah melakukan kebijakan perubahan format belanja negara. Perubahan format belanja negara tersebut dilandasi oleh Undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Perubahan yang dimaksud adalah dengan menjalankan sistem penganggaran yang terpadu (unified budgeting system), yaitu dengan menyatukan anggaran belanja rutin dan anggara belanja pembangunan yang sebelumnya dipisahkan (Purwanto, 2006) Investasi Swasta Menurut Sukirno (1991), investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Dalam konteks makroekonomi, investasi merupakan pergerakan arus pengeluaran yang dapat menambah stok modal secara fisik, seperti pembangunan pabrik dan kantor. Investasi dalam identitas pendapatan nasional merupakan investasi rumah tangga dan swasta, serta investasi pemerintah yang merupakan bagian dari

22 9 pengeluaran pemerintah (Mankiw, 2000). Investasi swasta di Indonesia terdiri dari investasi domestik dan investasi asing. Investasi swasta domestik merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh pihak-pihak swasta di dalam negeri, sedangkan investasi asing merupakan penanaman modal yang berasal dari luar negeri yang meliputi semua pinjaman dan bantuan pemerintah dalam bentuk uang dan barang. Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam Lailatussholiha (2005), investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar dan tidak mudah habis, perubahan besar pada investasi akan mempengaruhi permintaan agregat (efek jangka pendek) yang pada akhirnya berakibat juga pada output dan kesempatan kerja. Kemudian investasi mendorong terjadinya akumulasi modal yang dapat meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi (efek jangka panjang) Pekerja Menurut konsep labour force approach atau pendekatan angkatan kerja, pekerja tergolong ke dalam angkatan kerja yang bekerja dengan maksud memperoleh pendapatan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu sebelum pencacahan (Dumairy, 1996). Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan saat disensus atau disurvai memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak

23 10 bekerja misalnya wanita karir yang sedang cuti melahirkan atau petani yang sedang menanti panen Inflasi Inflasi merupakan fenomena kenaikan harga secara umum yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara permintaan dan penawaran di pasar. Interaksi tersebut akan menghasilkan keseimbangan antara tingkat harga dan jumlah output yang diminta dan yang ditawarkan di pasar. Inflasi dapat terjadi melalui dua sisi, yaitu dari sisi permintaan (demand pull inflation) dan sisi penawaran (cost push inflation). Inflasi dari sisi permintaan (demand pull inflation) terjadi apabila secara agregat terjadi peningkatan terhadap barang-barang dan jasa dalam memenuhi permintaan yang mendorong produsen untuk menambah dana produksi dan menyebabkan pergeseran kurva permintaan. Kondisi ini secara langsung dapat mengakibatkan inflasi, karena menyebabkan naiknya harga output. Sebaliknya apabila secara agregat terjadi penurunan penawaran terhadap barang dan jasa yang diakibatkan oleh meningkatnya biaya produksi, maka terjadi pergeseran kurva penawaran yang secara potensial akan mengakibatkan inflasi disertai kelesuan usaha dalam perekonomian, yang ditunjukkan dengan menurunnya sejumlah output. Kondisi ini dinamakan cost push inflation (Mankiw, 2000).

24 Model Pertumbuhan Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah modifikasi dari model pertumbuhan yang digunakan oleh Kweka dan Morissey (2000). Mereka meneliti tentang pengaruh pengeluaran sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi di Tanzania dengan menggunakan data runtun waktu periode Model tersebut diterapkan untuk melihat pengaruh pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1975 sampai dengan Peneliti menggunakan model penelitian Kweka dan Morissey karena model tersebut telah memenuhi syarat sebagai model pertumbuhan dimana dalam variabel penjelasnya terdapat variabel kapital dan tenaga kerja. Persamaan atau model pertumbuhan yang digunakan Kweka dan Morissey adalah sebagai berikut : g = a o + a 1 ( Ip / Y ) + a 2 ( Ig / Y ) + a 3 ( Hg / Y ) + a 4 ( Cg / Y ) + e (2.1) dimana : Y Ip Ig Hg Cg = Gross Domestic Product (milyar), = Investasi swasta (milyar), = Pengeluaran investasi pemerintah (milyar), = Pengeluaran investasi modal manusia pemerintah (milyar), = Pengeluaran konsumsi pemerintah (milyar), g = Pertumbuhan ekonomi (ln Y t ln Y t-1 ), e = Error.

25 12 Dalam penelitiannya, Kweka dan Morissey tidak mempunyai data jumlah pekerja, oleh karena itu mereka menggunakan data pengeluaran investasi modal manusia pemerintah sebagai proksinya. Namun dalam penelitian ini peneliti mengganti variabel pengeluaran investasi modal manusia pemerintah dengan pekerja. Hal tersebut dikarenakan menurut konsep labor force approach pekerja mencerminkan angkatan kerja yang sebenarnya yang berpengaruh terhadap perekonomian. Selain itu peneliti mengganti variabel pengeluaran investasi pemerintah (Ig) dan pengeluaran konsumsi pemerintah (Cg) dengan pengeluaran rutin pemerintah dan pengeluaran pembangunan pemerintah. Hal tersebut dilakukan karena pengeluaran rutin digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif dan cenderung mengarah kepada konsumsi, sedangkan pengeluaran pembangunan mengarah kepada investasi. Kemudian peneliti juga memasukkan variabel inflasi dalam model karena pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari adanya pengaruh inflasi. Inflasi disebabkan oleh adanya interaksi permintaan dan penawaran di pasar yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap tingkat harga dan output Penelitian Terdahulu Kweka dan Morissey (2000), meneliti tentang pengaruh pengeluaran sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi di Tanzania periode dengan menggunakan data runtun waktu (time series) selama 32 tahun. Dasar teori yang digunakan yaitu studi yang dilakukan oleh Barro (1990) yang dibangun dari model yang dilakukan oleh Rati Ram (1986).

26 13 Dalam model penelitiannya digunakan empat variabel bebas, yaitu: investasi swasta yang menggunakan data pembentukan swasta, pengeluaran pemerintah yang produktif atau investasi fisik yang diproksikan dengan data pengeluaran pembangunan atau modal total pemerintah, pengeluaran konsumsi pemerintah yang merupakan jumlah pengeluaran pemerintah yang bersifat konsumsi dikurangi pengeluaran di sektor pendidikan dan kesehatan, dan pengeluaran modal manusia yang merupakan pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan. Semua variabel yang digunakan menggunakan nilai riil dengan menggunakan indeks harga konsumen tahun Metode analisis yang digunakan yaitu metode Error Correction Model (ECM) dan pendekatan kointegrasi Johansen serta Engel-Granger. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Kweka dan Morissey adalah disatu sisi peningkatan pengeluaran produktif (investasi fisik) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hubungan yang negatif ini diperkirakan karena adanya ketidakefisienan investasi publik yang terjadi di Tanzania pada periode penelitian. Namun di sisi lain, pengeluaran konsumsi pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dan pada waktu tertentu berpengaruh pula terhadap konsumsi swasta. Kemudian ditemukan juga bahwa tidak ada pengaruh pengeluaran publik dibidang modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi swasta juga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sihotang (2003), meneliti dampak kebijakan fiskal terhadap pendapatan nasional di Indonesia periode Peneliti menggunakan model persamaan

27 14 simultan dengan metode pendugaan parameter yang digunakan yaitu metode Two Stage Least Square (TSLS). Persamaan simultan yang digunakan terdiri dari 14 persamaan termasuk persamaan identitas. Persamaan-persamaan tersebut yaitu pengeluaran konsumsi, pengeluaran investasi, ekspor, impor, pendapatan nasional, pendapatan disposibel, permintaan uang, penawaran uang, permintaan tenaga kerja, penawaran tenaga kerja, tingkat pengangguran, laju inflasi, tingkat suku bunga, dan tingkat upah. Selain mengestimasi persamaan-persamaan tersebut, peneliti juga melakukan analisis simulasi kebijakan fiskal yaitu dengan mengkombinasikan berbagai variabel fiskal dengan menggunakan data tahun dimana persentase perubahan variabel fiskal tersebut disesuaikan dengan rata-rata persentase perubahannya dari tahun Variabelvariabel fiskal yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu: 1. Pengeluaran total yang terdiri dari subsidi, pengeluaran pembangunan, pembayaran utang luar negeri beserta bunganya, belanja luar negeri pemerintah, dan pengeluaran lain-lain. 2. Pengeluaran pembangunan yang merupakan bagian dari pengeluaran total. 3. Pengeluaran subsidi yang merupakan bagian dari pengeluaran total. 4. Penerimaan dari pajak total yang terdiri dari pajak ekspor, pajak impor (pajak pertambahan nilai, bea masuk dan cukai), pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, serta penerimaan pajak lainnya. 5. Penerimaan dari bea masuk, cukai, dan pajak pertambahan nilai yang merupakan bagian dari penerimaan pajak total.

28 15 6. Penerimaan dari pajak ekspor yang merupakan bagian dari penerimaan pajak total. 7. Penerimaan dari migas. Berdasarkan hasil estimasi dan validasi model ekonomi Indonesia dalam penelitiannya secara umum variabel-variabel kebijakan fiskal kurang berpengaruh terhadap pendapatan nasional, konsumsi, investasi, ekspor, impor, permintaan uang, penawaran uang, permintaan tenaga kerja, penawaran tenaga kerja, upah, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan pendapatan disposibel. Sedangkan berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, kebijakan fiskal memiliki dampak terhadap pendapatan nasional, kesempatan kerja, dan inflasi di Indonesia. Simulasi kebijakan fiskal selama tahun 1969 sampai dengan tahun 2000 menunjukkan bahwa kebijakan pengeluaran total pemerintah lebih dominan dalam meningkatkan pendapatan nasional dibandingkan variabel-variabel kebijakan lain terutama kebijakan penerimaan pajak total. Sutriono (2006), meneliti tentang hubungan timbal balik antara pengeluaran pemerintah dan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia periode Metode yang digunakan adalah Granger Causality dan Vector Autoregression (VAR) dengan memperlakukan kedua variabel sebagai variabel endogen. Variabel-variabel yang digunakan yaitu: PDB, total pengeluaran pemerintah riil, realisasi pengeluaran rutin riil, realisasi pengeluaran pembangunan riil, realisasi pengeluaran pembangunan (sektor pertanian dan kehutanan), realisasi pengeluaran pembangunan (sektor transportasi,meteorologi

29 16 dan geofisika), dan realisasi pengeluaran pembangunan (sektor pendidikan, kebudayaan nasional, kepercayaan terhadap Tuhan YME, pemuda dan olahraga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara perubahan (peningkatan atau penurunan) total pengeluaran pemerintah dengan perubahan (peningkatan atau penurunan) PDB. Pengeluaran rutin tidak signifikan mempengaruhi perubahan PDB karena lebih bersifat konsumtif dan tidak produktif serta sebagian besar bersifat kontraktif seperti belanja untuk pembayaran bunga utang. Sementara perubahan pengeluaran pembangunan memiliki hubungan kausal positif dan signifikan terhadap perubahan PDB. Hal ini dapat dijelaskan oleh pengaruh positif pengeluaran sektor pertanian, infrastruktur, dan transportasi serta pendidikan terhadap PDB dan pengaruh positif perubahan PDB terhadap pengeluaran pemerintah di sektor infrastruktur dan transportasi. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya mencakup perbedaan dalam periode penelitian dan variabel-variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan dari tahun 1975 sampai dengan 2004, yaitu selama kurun waktu 30 tahun. Kemudian variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi. Selain itu penelitian ini juga memasukkan variabel dummy krisis untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia. Dengan menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen, maka penelitian ini menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari

30 17 variabel pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, inflasi, dan dummy krisis terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan metode Error Correction Model (ECM).

31 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teori Pengeluaran pemerintah yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan merupakan perangkat dalam kebijakan fiskal. Kenaikan dalam pengeluaran pemerintah akan meningkatkan pendapatan nasional. Gambar 3.1 menjelaskan bagaimana kenaikan pengeluaran pemerintah mempengaruhi harga dan pendapatan nasional. Adanya peningkatan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan permintaan agregat (AD) dari AD 0 ke AD 1. Jika penawaran agregat (AS) relatif konstan maka kenaikan AD akan berdampak pada peningkatan harga umum dan pendapatan nasional dari Y 0 ke Y 1. Peningkatan terhadap pendapatan nasional pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. P AS P 1 P 0 AD 1 Sumber: Mankiw (2000) AD 0 Y 0 Y 1 Y Gambar 3.1. Dampak Peningkatan Pengeluaran Pemerintah terhadap Inflasi dan Pendapatan Nasional Relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomian menurut pandangan kaum Keynesian dinotasikan pada identitas keseimbangan pendapatan

32 19 nasional Y = C + I + G + ( X-M ). Dari notasi yang sangat sederhana tersebut dapat dilihat bahwa kenaikan (penurunan) pengeluaran pemerintah akan menaikkan (menurunkan) pendapatan nasional (Dumairy, 1996). Secara teori dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengeluaran pemerintah dengan pendapatan nasional. Pengeluaran rutin pemerintah terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, pembayaran bunga dan cicilan utang, subsidi, serta pengeluaran rutin lainnya. Jika pengeluaran rutin tersebut sebagian besar digunakan untuk konsumsi maka akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena adanya peningkatan konsumsi akan menggeser kurva permintaan agregat ke kanan atas dan meningkatkan pendapatan nasional, sehingga pada selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun jika sebagian besar digunakan untuk pembayaran bunga dan cicilan utang maka akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena baik utang dalam negeri maupun luar negeri memiliki resiko. Jika pemerintah melakukan pencetakan uang untuk pembayaran utang dalam negeri maka hal ini akan memicu inflasi, selain itu juga akan menggeser investasi domestik karena dana yang seharusnya untuk investasi digunakan untuk membayar utang dalam negeri, sedangkan utang luar negeri akan memperlemah posisi tawar negara terhadap negara-negara lain di dunia internasional. Utang luar negeri sangat rentan terhadap perubahan kurs dan akan berbahaya jika terjadi depresiasi mata uang sehingga utang akan melonjak tinggi (Muhammad, 2005). Menurut Fischer dan Easterly dalam Pradhan 1996, jika pemerintah melakukan

33 20 pinjaman yang berlebihan akan mendorong terjadinya krisis utang, penerimaan berlebih dalam bentuk valuta asing (foreign reserves) dapat mendorong krisis dalam neraca pembayaran (balance of payment), pencetakan uang untuk menutupi utang akan mendorong inflasi, dan terlalu banyak pinjaman dalam negeri mendorong suku bunga riil meningkat sehingga dapat menghambat investasi swasta. Secara teori dapat disimpulkan bahwa pengeluaran rutin pemerintah dapat berpengaruh positif dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pembangunan pemerintah adalah semua pengeluaran negara untuk membiayai proyek pembangunan fisik dan non fisik. Pengeluaran ini mencerminkan peranan pemerintah dalam perekonomian yang lebih mengarah kepada investasi seperti pengeluaran untuk membangun jalan raya dan gedung sekolah. Pengeluaran pembangunan jalan raya dan gedung sekolah akan meningkatkan permintaan agregat akan barang dan jasa yang berhubungan dengan pembangunan itu sendiri. Kenaikan dalam permintaan agregat akan meningkatkan output dan selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jadi secara teori pengeluaran pembangunan pemerintah akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam Lailatussholiha (2005), investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar dan tidak mudah habis, perubahan besar pada investasi akan mempengaruhi permintaan agregat (efek jangka pendek) yang pada akhirnya berakibat juga pada output dan kesempatan kerja. Kemudian investasi mendorong terjadinya akumulasi modal yang dapat meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan

34 21 ekonomi (efek jangka panjang). Dengan demikian secara teori investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu determinan penting dari produksi barang dan jasa suatu negara adalah tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan maka semakin banyak output yang diproduksi. Adanya tambahan jumlah pekerja harus diimbangi pula dengan adanya tambahan modal. Jika modal untuk produksi tetap, maka dengan bertambahnya jumlah pekerja dapat menurunkan output yang diproduksi itu sendiri. Namun sebaliknya jika modal untuk produksi fleksibel mengikuti pertambahan jumlah pekerja, maka peningkatan jumlah pekerja dapat meningkatkan output. Dengan demikian secara teori dapat disimpulkan bahwa jumlah pekerja dapat berpengaruh positif dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. LRAS Tingkat harga, P AS 2 P 3 C AS 1 P 2 B P 1 AD 2 A AD 1 Sumber: Mankiw (2000) Y 1 = Y 3 = Y Y 2 Output, Y Gambar 3.2. Dampak Pergeseran dalam Permintaan Agregat terhadap Inflasi dan Output

35 22 Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus (dalam jangka panjang). Hubungan inflasi dan output dapat dilihat pada Gambar 3.2. Ketika pemerintah melakukan kebijakan fiskal untuk meningkatkan permintaan agregat, kebijakan tersebut akan menggerakkan perekonomian sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek ke titik output yang lebih tinggi dan tingkat harga yang lebih tinggi, yaitu dari titik A ke titik B. Output yang lebih tinggi berarti pengangguran yang lebih rendah, karena perusahaan membutuhkan lebih banyak pekerja ketika mereka memproduksi lebih banyak dan berarti juga pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tingkat harga yang tinggi dibandingkan tingkat harga tahun sebelumnya berarti inflasi yang lebih tinggi. Jadi ketika pemerintah menggerakkan perekonomian ke atas sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek maka akan menurunkan tingkat pengangguran atau meningkatkan output (pertumbuhan ekonomi), dan meningkatkan inflasi. Adanya inflasi menyebabkan harga-harga barang input produksi menjadi tinggi yang berakibat pada pengurangan kapasitas produksi oleh produsen, dengan kata lain terjadi penurunan penawaran dari AS 1 ke AS 2. Ketika perekonomian kembali ke keseimbangan jangka panjang yang baru, yaitu titik C, output akan turun (kembali pada tingkat alamiah) dan tingkat harga yang terbentuk semakin tinggi, dengan kata lain inflasi yang lebih tinggi. Secara teori dapat disimpulkan bahwa inflasi dapat berpengaruh positif dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

36 Kerangka Konseptual Pengeluaran pemerintah yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang dapat digunakan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Investasi swasta sebagai pembentuk akumulasi modal dapat meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Pekerja sebagai salah satu faktor penting dalam produksi barang dan jasa dapat memberikan efek dalam pertumbuhan ekonomi. Inflasi sebagai cerminan dari peningkatan harga-harga juga memberikan efek pada pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dilakukan estimasi pertumbuhan ekonomi menggunakan variabel pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi. Estimasi tersebut menggunakan pendekatan koreksi kesalahan, yaitu estimasi model jangka panjang dengan uji kointegrasi Engel-Granger dan estimasi model jangka pendek dengan Error Correction Model (ECM). Pada estimasi model jangka pendek diikutsertakan variabel dummy krisis untuk mengetahui pengaruh dari krisis ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi di jangka pendek. Kemudian untuk menunjukkan bahwa model jangka pendek yang diestimasi terbebas dari pelanggaran asumsi Ordinary Least Square (OLS) maka dilakukan uji kebaikan model.

37 24 o o Pengeluaran Pemerintah: Rutin dan Pembangunan. Investasi Swasta, Pekerja, dan Inflasi. Estimasi Pertumbuhan Ekonomi Krisis Uji Kointegrasi Engel-Granger Estimasi Model Jangka Panjang Estimasi Model Jangka Pendek Error Correction Model (ECM) Uji Kebaikan Model Kesimpulan dan Saran Gambar 3.3. Kerangka Konseptual

38 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series yang merupakan data tahunan dari tahun 1975 sampai dengan tahun Data sekunder tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah data pertumbuhan ekonomi Indonesia, pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah estimasi jangka panjang dengan uji kointegrasi Engel-Granger dan estimasi jangka pendek dengan Error Correction Model (ECM) atau model koreksi kesalahan. Adapun syarat untuk menggunakan ECM adalah jika terdapat minimal satu variabel tidak stasioner. Namun jika seluruh data yang digunakan ternyata stasioner, maka persamaan tersebut tidak dapat dianalisa dengan menggunakan ECM Uji Akar-Akar Unit (Unit Root Test) Sebelum melakukan serangkaian proses terhadap model sangat penting untuk melakukan uji akar-akar unit atau uji stasioneritas. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dan kecenderungan data yang dianalisis, apakah data tersebut stasioner atau non stasioner.

39 26 Metode yang digunakan untuk menguji kestasioneran data time series dalam penelitian ini adalah Augmented Dickey Fuller (ADF) Test. Hipotesis yang diuji dalam uji ADF adalah: H o : Data tidak stasioner (mengandung unit root) H 1 : Data stasioner (tidak mengandung unit root) Penolakan atas hipotesis nol menunjukkan bahwa data yang dianalisis adalah stasioner. Jika terdapat hubungan antara variabel tersebut dengan waktu atau trend maka dikatakan bahwa variabel tersebut tidak stasioner. Pengujian unit root dilakukan untuk menghindari masalah regresi lancung (spurious regression). Ciri dari regresi lancung biasanya memiliki R-Squared yang tinggi dan t-statistik yang nampak signifikan namun tidak mempunyai arti dalam ilmu ekonomi atau tidak sesuai dengan teori ekonomi yang ada. Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari uji akar-akar unit. Uji ini merupakan konsekuensi dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas data pada derajat nol atau I(0). Pada uji ini data yang diamati di-difference pada derajat tertentu, sehingga semua data stasioner pada derajat yang sama. Suatu data dikatakan stasioner pada tingkat ke-d atau I(d) jika setelah di-difference sebanyak d kali nilai ADF test-nya secara relatif lebih kecil dari nilai kritis Mackinnon Uji Kointegrasi Setelah diperoleh hasil pengujian akar-akar unit, langkah selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi untuk melihat konsistensi jangka panjang dari model yang dianalisis. Kointegrasi merupakan hubungan jangka panjang antara

40 27 variabel-variabel yang tidak stasioner. Uji kointegrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi Engel-Granger, hal tersebut dikarenakan persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan tunggal. Metode kointegrasi Engel-Granger sebenarnya menggunakan metode ADF yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama yaitu meregresi persamaan Ordinary Least Square (OLS) kemudian mendapatkan residual (u) dari persamaan tersebut. Tahap kedua adalah dengan menggunakan metode ADF tes diuji akar unit terhadap u dengan hipotesis yang sama dengan hipotesis uji akar unit ADF variabel-variabel sebelumnya (Pasaribu, 2003). Jika hipotesis nol ditolak maka variabel u adalah stasioner atau dalam hal ini kombinasi linear antar variabel adalah stasioner. Artinya meskipun variabelvariabel yang digunakan tidak stasioner, namun dalam jangka panjang variabelvariabel tersebut cenderung menuju pada keseimbangan. Oleh karena itu, kombinasi linear dari variabel-variabel tersebut disebut regresi kointegrasi. Parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai koefisien-koefisien jangka panjang atau co-integrated parameters. Adapun persamaan jangka panjang yang diestimasi dalam penelitian ini adalah (dalam logaritma): Y t = α 0 + α 1 LNRUTIN t + α 2 LNPEMB t + α 3 LNINVEST t + α 4 LNLABOR t + α 5 INF t + ε t (4.1) dengan α 1 > 0 atau <0, α 2 >0, α 3 >0, α 4 >0 atau <0, dan α 5 >0 atau <0

41 28 dimana: α 1 α n = intersep, = parameter yang diduga, dimana (n = 1,2,..5) dan menggambarkan hubungan jangka panjang antar variabel independent dengan variabel dependent, Y t = pertumbuhan ekonomi pada periode t, LNRUTIN t = pengeluaran rutin pemerintah riil pada periode t, LNPEMB t = pengeluaran pembangunan pemerintah riil pada periode t, LNINVEST t = investasi swasta riil pada periode t, LNLABOR t = jumlah pekerja riil pada periode t, INF t = laju inflasi pada periode t, ε t = error term Pendekatan Koreksi Kesalahan Uji Kebaikan Model ECM Uji kebaikan model sangat penting peranannya untuk mengetahui ada tidaknya masalah-masalah pelanggaran asumsi OLS yang muncul pada estimasi model jangka pendek pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Uji kebaikan model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Uji Autokorelasi Kondisi yang menunjukkan adanya autokorelasi yaitu jika nilai error tidak bersifat bebas antara yang satu dengan yang lainnya, dengan kata lain terjadi

42 29 korelasi antar error sehingga model yang baik menghasilkan error yang acak dan tidak berpola. Kondisi ini menyebabkan varians yang diperoleh underestimate. Untuk mendeteksi autokorelasi digunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Hipotesis yang digunakan adalah (1) H 0 : tidak terdapat autokorelasi, (2) H 1 : terdapat autokorelasi. Kriteria uji: Probability Obs*R-Squared < α (taraf nyata yang digunakan), maka tolak H 0. Probability Obs*R-Squared > α (taraf nyata yang digunakan), maka terima H 0. Artinya, jika menolak H 0 maka menunjukkan terdapat masalah autokorelasi dalam model. Namun sebaliknya, jika menerima H 0 maka menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model. 2. Uji Heteroskedastisitas Kondisi dimana nilai varian dari variabel independen tidak memiliki nilai yang sama disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan Autoregressif Conditional Heteroskedasticity (ARCH) Test dan White Heteroskedasticity Test. Hipotesis: H 0 : tidak terdapat heteroskedastisitas (homoskedastisitas), H 1 : terdapat heteroskedastisitas. Kriteria uji: Probability Obs*R-Squared < α (taraf nyata yang digunakan), maka tolak H 0. Probability Obs*R-Squared > α (taraf nyata yang digunakan), maka terima H 0.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi dan mengarahkan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua negara di dunia adalah inflasi. Inflasi berasal dari bahasa latin inflance yang berarti meningkatkan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL OLEH WILIA AGUSTIANI Willia.Agustiani@gmail.com FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN 2003.1 2005.12 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Pada fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Utang luar negeri yang selama ini menjadi beban utang yang menumpuk yang dalam waktu relatif singkat selama 2 tahun terakhir sejak terjadinya krisis adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account III. METODELOGI PENELITIAN A. Deskripsi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account sebagai variabel terikat dan nilai tukar, inflasi, PDB, dan aktiva luar negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan anggaran dana yang memadai untuk memenuhinya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sosial, budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner) BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil estimasi berdasarkan metode penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan pembahasan analisis hasil estimasi tersebut. Pembahasan dilakukan secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Tabel 8. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode runtun waktu Satuan pengukuran Sumber Data Inflasi (CPI) Bulanan Tahun Dasar 2000 Indeks

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tekanan inflasi merupakan suatu peristiwa moneter yang dapat dijumpai pada hampir semua negara-negara di dunia yang sedang melaksanakan proses pembangunan. Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis III. METODE PENELITIAN A.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, reformasi pengawasan perpajakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian yang mengukur suatu variabel, sehingga lebih mudah dipahami secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating system) di Indonesia pada tahun 1997, telah menyebabkan posisi nilai tukar rupiah terhadap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang 52 II. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang di peroleh antara lain dari literatur, laporan, buku ataupun sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test). BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Stasioner Uji Stasioner dilakukan untuk menguji apakah data atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini stasioner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di dasari oleh dua indikator ekonomi makro yaitu tingkat bunga (BI Rate) dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat ditandai dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mengambang seperti uang beredar, suku bunga Indonesia(BI

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Oleh : MAMIK WAHJUANTO 0611010011

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1981-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun 27 III.METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun waktu) yang merupakan data sekunder. Data tingkat inflasi, inflasi mitra dagang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang berintegrasi dengan banyak negara lain baik dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang menghadapi masalah memelihara kestabilan serta masalah pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia disamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA PREMIUM DENGAN PERMINTAAN SEPEDA MOTOR DAN MOBIL DI INDONESIA OLEH EVI JUNAIDI H14084013 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan karena beberapa faktor yang berpengaruh, tidak dapat ditentukan pada saat keputusan diambil.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun waktu (timeseries) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN...xiii

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN...xiii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iv DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL...xi DAFTAR LAMPIRAN...xiii ABSTRAKSI...xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Perumusan Masalah...4 1.3.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel BI rate, kurs tengah dan M2 (broad money) dalam mempengaruhi laju inflasi di Indonesia. B. Jenis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Stasionaritas) Data deret waktu dikatakan stasioner jika menunjukkan pola yang konstan dari waktu kewaktu. Adapun uji akar unit

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. harga gula domestic (HGD), PDB perkapita (PDB), dan jumlah penduduk

BAB V PEMBAHASAN. harga gula domestic (HGD), PDB perkapita (PDB), dan jumlah penduduk BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini analisis data dan pembahasan akan diakukan pengujian terhadap, harga gula domestic (HGD), PDB perkapita (PDB), dan jumlah penduduk (PENDUDUK), kurs (KURS), terhadap permintaan

Lebih terperinci