VERSI DRAF. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Olimpiade Sains Nasional (NSPK OSN)
|
|
- Veronika Hardja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VERSI DRAF Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Olimpiade Sains Nasional (NSPK OSN) 1
2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunianya buku Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria dan Prosedur Operasional Standar Olimpiade Sains Nasional (NSPK OSN & POS OSN) ini telah selesai disusun. Buku ini memiliki arti sangat penting bagi pelaksanaan olimpiade sains mulai dari seleksi di daerah hingga ke tingkat nasional agar diperoleh mutu pelaksanaan yang baik dalam rangka menghasilkan juara-juara olimpiade yang berdaya saing dan membanggakan. Kegiatan olimpiade sains harus terus ditumbuhkembangkan, karena menjadi salah satu cara untuk membangun tradisi keilmuan sejak dini. Olimpiade sains akan membiasakan peserta didik untuk berpikir logis, kritis, dan terstruktur, dalam menemukan jawaban terhadap berbagai persoalan. Diharapkan, melalui kegiatan olimpiade sains, peserta didik bisa mengembangkan rasa kepenasaranan intelektual (intellectual curiocity). Kegiatan OSN yang menjadi agenda tahunan pemerintah bisa dijadikan peluang bagi seluruh siswa di tanah air untuk menunjukan bakat terbaiknya di bidang sains. Melalui olimpiade ini, mereka berkesempatan untuk uji kemampuan di tingkat yang lebih tinggi lagi, yakni di pentas olimpiade internasional seperti IPhO, IBO, IMO, IChO, IOI dll. Selain sebagai ajang kompetisi kelimuan, OSN juga merupakan wadah yang sangat tepat bagi pendidikan karakter bangsa. OSN membawa pesan betapa pentingnya generasi masa depan Indonesia untuk memiliki kecerdasan secara komprehensif dan berdaya saing, dalam bidang keilmuan yang dilandasi oleh kekuatan karakter bangsa sebagai bangsa Indonesia yang luhur dan berbudaya. Untuk menjamin tercapainya maksud dan tujuan tersebut di atas, penyelenggaraan OSN harus berkualitas dan dikelola dengan sebaik-baiknya. Sebagai kegiatan yang bersifat rutin serta melibatkan banyak unsur yang beragam, maka OSN harus memiliki aturan dan ketentuan yang dibakukan. Buku NSPK dan POS OSN ini disusun untuk mengakomodir aturan dan ketentuan yang dibakukan tersebut. Buku NSPK dn POS OSN menjadi acuan sistem dan mekanisme pelaksanaan olimpiade sains di seluruh tanah air, mulai dari seleksi di satuan pendidikan hingga lomba di tingkat nasional. Bersama buku NSPK dan POS OSN ini, terdapat pula buku panduan yang bersifat lebih teknis dan spesifik yang diterbitkan oleh masing-masing Direktorat/Pusbangprodik sebagai acuan teknis pelaksanaan seleksi/lomba. Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada tim penulis dan pihak lainnya yang turut berpartisipasi dalam menyusun buku ini. Untuk mencapai kesempurnaan, tentu kami memerlukan masukan dan ide yang akan kami pertimbangkan untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan buku ini di masa mendatang. Jakarta, Juni 2014 Direktur Jenderal Pendidikan Menengah 2
3 DAFTAR ISI Bagian Satu: PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Dasar Hukum... 6 C. Ruang Lingkup... 8 D. Tujuan NSPK OSN... 8 Bagian Kedua: OLIMPIADE SAINS A. Pengertian B. Maksud dan Tujuan OSN C. Logo Olimpiade Sains D. Jenjang dan Bidang Lomba E. Seleksi Olimpiade Sains Bagian Ketiga: PERSIAPAN OSN A. Penentuan Tuan Rumah B. Kepanitiaan dan Juri C. Penyiapan Fasilitas Seleksi/Lomba Bagian Keempat: PELAKSANAAN OSN A. Upacara Pembukaan B. Pelaksanaan Seleksi/Lomba C. Penetapan Juara OSN D. Upacara Penutupan Bagian Kelima: KEGIATAN PENDUKUNG OSN A. Sosialisasi B. Pembinaan Bagian Keenam: EVALUASI DAN TINDAK LANJUT Bagian Ketujuh: PENUTUP
4 Bagian Satu: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olimpiade Sains Nasional (OSN) memiliki fungsi strategis dalam rangka menumbuhkan minat dan prestasi peserta didik dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perhelatan akbar di bidang Sains tersebut merupakan ajang kompetisi secara sistematis yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mencapai prestasi puncak. Dengan melihat kepentingannya yang strategis serta skala pengorganisasiannya yang besar, diperlukan seperangkat acuan yang komprehensif, jelas dan terstruktur untuk menjamin terlaksananya rangkaian kegiatan OSN secara efektif dan akuntabel. Pelaksanaan olimpiade sains dimulai dari satuan pendidikan (sekolah/madrasah) yang melaksanakan seleksi internal untuk mendapatkan peserta terbaik yang mewakili sekolah mengikuti lomba-lomba di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional. Pelaksanaan seleksi seperti itu memerlukan pengorganisasian /manajemen yang baik dari aspek aturan main yang menyangkut persyaratan, kriteria, prosedur, mekanisme, dan lainlain, dalam lingkup sumberdaya pendukung kegiatan termasuk sarana prasarana, tenaga pengelola dan tenaga teknisnya. Pengorganisasian /manajemen yang semakin baik akan makin menjamin tercapainya hasilhasil OSN secara maksimal pada dua aspek, yaitu aspek pencapaian prestasi maupun aspek akuntabilitas proses seleksinya. Pencapaian prestasi yang maksimal akan ditunjukan dengan lahirnya juara-juara olimpiade yang mumpuni dan berdaya saing tinggi yang siap berkompetisi pada tingkat internasional. Sedangkan proses pelaksanaan yang akuntabel akan meminimalkan, atau bahkan meniadakan, munculnya rasa ketidakadilan serta memperkuat persepsi atau keyakinan atas obyektivitas keputusan-keputusan yang dihasilkan. 4
5 Dalam tujuan peningkatan mutu pendidikan, berbagai cara dan strategi pelaksanaan perlu diupayakan bersama khususnya di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada lingkup pembelajaran formal, peningkatan mutu itu telah dilaksanakan melalui pengembangan kurikulum, peningkatan mutu pendidik, peningkatan kualitas bahan ajar, dan sebagainya. Sementara di luar wilayah pembelajaran formal, upaya peningkatan mutu pendidikan dapat diupayakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Penyelenggaraan OSN merupakan salah satu cara yang akan terus dilakukan pemerintah. Selain sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan, olimpiade sains telah memiliki positioning sebagai ajang bergengsi di dunia internasional dalam penguasaan sains oleh para pelajar. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kenyataannya telah menjadi simbol kemajuan bangsa. Beberapa Negara Asean dan sekitarnya telah membuktikan hal tersebut. Negara-negara seperti Korea Selatan, Cina, India, Taiwan, dan Thailand adalah Negara-negara yang sangat bersemangat mendorong SDM-nya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengelolaan OSN perlu lebih serius untuk ditangani secara profesional agar lebih kuat menjadi gerakan nasional dalam rangka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Peserta didik sebagai kelompok sasaran utama kegiatan, menjadi salah satu faktor strategisnya karena mereka yang nantinya akan menentukan masa depan bangsa. Penyelenggaraan yang profesional akan menjadi iklim yang sehat dan kondusif untuk menciptakan prestasi-prestasi yang membanggakan. Iklim seperti itu jika dapat dipertahankan terus secara berkesinambungan dan konsisten akan membangun cara pandang dan persepsi positip di kalangan generasi muda untuk mencintai dan menggeluti ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk membangun tradisi berprestasi tersebut, salah satu hal yang mendasar dan penting untuk segera diwujudkan adalah adanya perangkat aturan dan ketentuan yang dibakukan, seperti buku NSPK dan POS OSN ini sehingga olimpiade sains dapat dilaksanakan dengan sebuah sistem yang tertata secara baik, untuk lebih menjamin tercapainya olimpiade yang tertib, teratur, berkesinambungan, profesional, sportif, adil, dan bermutu. Istilah NSPK diadopsi dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2007 yang mengatur tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dimana disebutkan bahwa 5
6 Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen harus menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan. PP tersebut mengatur ketentuan bahwa NSPK diperlukan sebagai acuan untuk menjamin terlaksananya urusan wajib dan urusan pilihan yang sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai untuk mencapai kesejahteraan, keamanan dan ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan menggunakan analogi alasan dan kepentingan disusunnya NSPK seperti yang tertuang dalam PP di atas, penyusunan NSPK untuk penyelenggaraan OSN dianggap perlu dan penting agar OSN dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam NSPK ini, terdapat POS OSN yang sudah mencakup lingkup penyelenggaraan mulai dari tingkat sekolah sampai dengan nasional. Olimpiade Sains Nasional (OSN) pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002 di Yogyrakarta. Pada saat itu, inisiatif menyelenggarakan olipimpiade sains dilakukan oleh Direktorat SMA. Awalnya hanya melombakan beberapa bidang Ilmu Pengetahuan, kemudian berkembang dengan mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan dengan Teknologi. Peserta olimpiade juga semakin meluas dengan bergabungnya peserta didik yang berasal dari Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) dan SMK, serta peserta dari unsur Guru. B. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 6
7 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Standar Kompetensi Lulusan 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2006 Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi; 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses; 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian; 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah; 7
8 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan; 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum; 21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2013 tentang Beasiswa Unggulan. C. Ruang Lingkup 1. Pelaksanaan NSPK OSN mengikat semua unsur penyelenggara olimpiade Sains di pusat dan di daerah; 2. NSPK OSN menjadi acuan bagi pelaksanaan proses persiapan, pembinaan peserta, sosialisasi, pelaksanaan, tindak lanjut, serta kegiatan lainnya yang relevan dengan penyelenggaraan OSN 3. Buku NSPK OSN ini mencakup pula dokumen POS OSN 4. Buku NSPK ini menjadi buku acuan induk yang memayungi panduan-panduan yang disusun dan diterbitkan oleh Setditjen Dikmen, Setditjen Dikdas, semua Direktorat di lingkungan Ditjen Dikmen, serta Pusbangprodik D. Tujuan NSPK OSN NSPK OSN dibuat sebagai acuan yang berisi aturan dan ketentuan penyelenggaraan olimpiade sains untuk menjamin: 8
9 1. Tercapainya pelaksanaan olimpiade sains secara tertib, disiplin, konsisten, dan berkesinambungan, sejak persiapan peserta di daerah hingga penyelenggaraan acara puncak OSN 2. Setiap pihak yang berada dalam organisasi penyelenggara dapat melaksanakan tugasnya secara jelas, tepat dan bertanggungjawab 3. Tercapainya hasil OSN yang maksimal 9
10 Bagian Kedua: OLIMPIADE SAINS A. Pengertian 1. Olimpiade Sains adalah lomba di bidang sains yang diikuti oleh peserta didik dan guru jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah yang dilaksanakan pada tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan persiapan tingkat internasional. Pelaksanaan pada tingkat sekolah sampai dengan tingkat provinsi merupakan sebuah proses seleksi bagi peserta untuk dapat lolos ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2. Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah perhelatan lomba di bidang sains tingkat nasional yang diikuti oleh peserta didik dan guru dari seluruh Indonesia setelah lolos seleksi pada olimpiade sains tingkat provinsi 3. Penyelenggaraan OSN adalah serangkaian pelaksanaan kegiatan yang meliputi acara pembukaan, seleksi/lomba, dan acara penutupan. Penyelenggaraan OSN dilaksanakan setahun sekali di provinsi yang telah ditentukan sebagai tuan rumah 4. Seleksi/lomba adalah serangkaian kegiatan untuk menentukan juara yang dapat berupa Screening Disabilitas, tes tertulis, tes eksperimen, tes presentasi, atau problem solving. 5. Penyelenggara OSN adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi yang menjadi tuan rumah. Tanggungjawab dan Fungsi koordinasi dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Penyelenggaraan oleh Pemerintah Provinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. 6. Penyelenggaraan OSN diorganisasikan sebagai berikut: a. Acara Pembukaan dan Penutupan dilaksanakan bersama oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Dinas Pendidikan Provinsi yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan OSN b. Acara lomba-lomba dilaksanakan oleh setiap Direktorat dan PUSBANGPRODIK 7. NSPK OSN adalah dokumen acuan pelaksanaan OSN yang berisi norma, aturan, mekanisme dan/atau prosedur pelaksanaan yang bersifat teknis, praktis dan operasional. NSPK OSN mengikat semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan olimpiade sains. 8. Yang dimaksud Direktorat adalah semua Direktorat yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 10
11 9. Pusbangprodik adalah Pusat Pengembangan Profesi Pendidik yang bernaung di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. 10. Data adalah semua data yang menyangkut penyelenggaraan OSN, seperti informasi peserta (profil), juri, kepanitiaan, tempat, waktu, hasil-hasil OSN, prestasi, riwayat pembinaan, dan sebagainya. 11. Dokumentasi adalah hasil rekam gambar dan video penyelenggaraan OSN atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang terkait. B. Maksud dan Tujuan OSN 1. Menumbuhkembangkan pola pikir saintifik bagi peserta didik dan guru, serta masyarakat secara umum; 2. Mempersiapkan dan mendapatkan peserta didik dan guru bertalenta dengan prestasi internasional sehingga mampu berkontribusi sebagai pionir pembangunan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mewujudkan bangsa yang unggul; 3. Mendorong pemerataan prestasi untuk memaksimalkan penemuan peserta didik dan guru bertalenta dari seluruh pelosok NKRI; 4. Menumbuhkembangkan iklim kompetisi yang sehat di lingkungan peserta didik dan guru jenjang pendidikan dasar dan menengah di tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional; 5. Meningkatkan motivasi peserta didik dan guru dalam penguasaan bidang sains dan teknologi; 6. Memacu terjadinya peningkatan mutu pendidikan, khususnya bidang sains dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; 7. Meningkatkan kreativitas peserta didik dan guru jenjang pendidikan dasar dan menengah; 8. Meningkatkan rasa persaudaraan dan persatuan antar peserta didik dan guru di Indonesia; 9. Meningkatkan wawasan keragaman budaya dari berbagai wilayah Indonesia kepada peserta didik dan guru jenjang pendidikan dasar dan menengah; 10. Menjaring peserta didik dan guru unggul pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam bidang sains dan teknologi untuk disiapkan menjadi tim nasional dalam kompetisi tingkat internasional; 11. Meningkatkan daya saing (kemampuan kompetisi) peserta didik dan guru tingkat internasional; 11
12 C. Logo Olimpiade Sains D. Jenjang dan Bidang Lomba 1. Olimpiade Sains diselenggarakan dalam beberapa jenjang yang terdiri dari para peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah yang berasal dari: a. Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) b. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) / Sekolah Dasar Inklusif (SD Inklusif) Terdiri dari bidang: 12
13 1) Matematika 2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3) Cerdas Cemat MIPA c. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) d. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) / Sekolah Menengah Pertama Inklusif (SMP Inklusif) Terdiri dari bidang: 1) Matematika 2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3) Cerdas Cermat MIPA 4) IT (Komputer) 5) Kewirausahaan e. Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA) Terdiri dari bidang: 1) Matematika 2) Fisika 3) Kimia 4) Informatika/Komputer 5) Biologi 6) Astronomi 7) Ekonomi 8) Kebumian/Geo Sains 9) Geografi f. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) / Sekolah Menengah Atas Inklusif (SMA Inklusif) Terdiri dari bidang: 1) Matematika 2) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 3) Karya Ilmiah g. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Terdiri dari bidang: 1) Matematika Teknologi 2) Matematika Non Teknologi 13
14 3) Fisika Terapan 4) Kimia Terapan 5) Biologi Terapan 2. Olimpiade Sains diselenggarakan untuk guru matapelajaran dan guru kelas: a. Sekolah Dasar Bidang Guru Kelas (Tematik Terpadu) b. Sekolah Menengah Pertama/ Bidang IPA Terpadu c. Sekolah Menengah Pertama/ Bidang Matematika d. Sekolah Menengah Atas /Kejuruan Bidang Fisika e. Sekolah Menengah Atas /Kejuruan Bidang Kimia f. Sekolah Menengah Atas /Kejuruan Bidang Biologi g. Sekolah Menengah Atas /Kejuruan Bidang Matematika E. Seleksi Olimpiade Sains 1. Mengingat bahwa kegiatan Olimpiade Sains Nasional menjadi wahana pencarian bakat dan potensi yang dimiliki bangsa dalam berbagai bidang ilmu, maka seleksi peserta harus dapat menjangkau seluruh potensi yang dimiliki. 2. Proses seleksi secara umum dimulai dari sekolah untuk mendapatkan calon terbaik peserta OSN dari sekolah tersebut. Peserta yang lolos seleksi di sekolah dikirimkan untuk mengikuti proses seleksi pada tingkat Kecamatan (khusus untuk jenjang SD); peserta yang lolos seleksi di kecamatan dikirimkan untuk mengikuti proses seleksi pada tingkat Kabupaten, Peserta yang lolos seleksi di tingkat kabupaten/kota dikirimkan untuk mengikuti proses seleksi pada tingkat Provinsi, dan Peserta yang lolos seleksi di tingkat Provnsi dikirimkan untuk mengikuti proses seleksi pada tingkat nasional (OSN) 3. Proses seleksi di setiap tingkatan diselenggarakan oleh panitia seleksi setempat: a. Panitia Seleksi Sekolah menangani seleksi di sekolah b. Panitia Seleksi Kecamatan menangani seleksi pada tingkat kecamatan c. Panitia Seleksi Kabupaten/Kota menangani seleksi pada tingkat Kabupaten/Kota d. Panitia Seleksi Provinsi menangani seleksi pada tingkat provinsi e. Panitia OSN menangani seleksi pada tingkat Nasional 4. Penanganan dan/atau fasilitasi proses seleksi oleh Direktorat dan PUSBANGPRODIK tergantung kebijakan masing-masing: 14
15 a. Direktorat Pembinaan SD menangani/memfasilitasi proses seleksi pada tingkat sekolah, kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan menyediakan materi soal, lembar penilaian, dan petugas seleksi b. Direktorat Pembinaan SMP menangani/memfasilitasi proses seleksi pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan menyediakan materi soal, lembar penilaian, dan petugas seleksi c. Direktorat Pembinaan PKLK Dikdas menangani /memfasilitasi proses seleksi pada tingkat Provinsi dengan menyediakan panduan materi lomba. d. Direktorat Pembinaan SMA menangani /memfasilitasi proses seleksi pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan menyediakan panduan pelaksanaan, materi soal, lembar penilaian, dan petugas seleksi e. Direktorat Pembinaan SMK menangani/memfasilitasi proses seleksi di daerah maupun nasional dengan menyediakan petunjuk teknis penilaian dan kisi-kisi soal OSN yang dimuat di website f. Direktorat Pembinaan PKLK Dikmen menangani /memfasilitasi proses seleksi pada tingkat Provinsi dengan menyediakan panduan materi lomba g. Pusbangprodik menangani/memfasilitasi proses seleksi pada tingkat Kabupaten/Kota dengan menyediakan materi soal, lembar penilaian, dan petugas seleksi, sedangkan pada tingkat nasional (OSN) menyediakan materi tes, bahan eksperimen, bahan presentasi, bahan penilaian, penentuan dan pengumuman juara. 15
16 Bagian Ketiga: PERSIAPAN OSN A. Penentuan Tuan Rumah 1. Penyelenggaraan OSN dilaksanakan terpusat di ibukota Provinsi dan/atau kota besar lainnya di wilayah provinsi tersebut 2. Penyelenggaraan dilaksanakan bergilir setiap tahun dari provinsi satu ke provinsi lainnya tergantung kesediaan pemerintah provinsi yang bersangkutan dengan mempertimbangkan persyaratan dan kondisi 3. Setiap provinsi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi tempat penyelenggaraan OSN dengan memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan 4. Persyaratan minimal untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan OSN adalah: a. Memiliki dukungan sarana/prasarana memadai, mencakup antara lain sarana/prasarana lomba, penginapan, transportasi darat dan udara, sumberdaya manusia, energy (listrik), dan sarana komunikasi/informasi, serta situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif b. Bersedia menyediakan anggaran daerah (APBD) dengan rincian sebagai berikut: 1) Prasarana pendukung pada lokasi lomba 2) Transportasi lokal, 3) Publikasi dan Sosialisasi 4) Keamanan, Ketertiban, dan Kesehatan 5) Penyelenggaraan acara pembukaan dan penutupan, 5. Provinsi yang berminat menjadi tuan rumah penyelenggaraan OSN mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, yang selanjutnya akan dilakukan studi kelayakan berdasarkan syarat dan ketentuan yang ada 6 bulan sebelum Pelaksanaan OSN tahun sebelumnya. 16
17 6. Provinsi yang menjadi penyelenggara OSN ditetapkan selambatnya 3 bulan sebelum pelaksanaan OSN tahun sebelumnya. B. Kepanitiaan dan Juri 1. Kepanitiaan Olimpiade Sains Nasional Kepanitiaan Olimpiade Sains Tingkat Nasional (OSN) dapat terdiri dari: a. Unsur Pusat yang meliputi Ditjen Dikmen, Ditjen Dikdas, Badan PSDMPK dan PMP b. Unsur Daerah yang meliputi Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah Kab/kota c. unsur lain yang terlibat dalam kegiatan OSN 2. Tim Juri a. Tugas dan tanggung jawab Tim Juri adalah: 1) Menyiapkan Materi Lomba 2) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan lomba 3) Memeriksa dan menilai hasil kerja peserta olimpiade 4) Menentukan peringkat dan memutuskan juara olimpiade 5) Memiliki kewenangan dalam menentukan juara dan keputusannya tidak dapat diganggu gugat b. Tim Juri memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya dan mempunyai minat terhadap olimpiade keilmuan yang dilombakan 2) Memiliki komitmen yang tinggi (keterlibatan penuh mulai dari persiapan sampai penentuan juara) 3) Jujur dan cermat dalam menilai hasil ujian 4) Bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan 5) Memiliki integritas yang tinggi dan menghindari conflict of interest, antara lain tidak terlibat langsung atau tidak langsung dalam pembinaan siswa yang mengikuti olimpiade di seluruh wilayah 6) Kriteria Anggota Tim Juri yang spesifik mengacu kepada pedoman masingmasing bidang lomba 17
18 c. Jumlah anggota tim juri ditetapkan oleh Direktur atas dasar usulan koordinator juri masing-masing bidang keilmuan sesuai dengan bobot kerja dan kekhasan kompetensi setiap bidang lomba. C. Penyiapan Fasilitas Seleksi/Lomba 1. Fasilitas lomba dapat berupa dukungan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan lomba 2. Penyiapan fasilitas seleksi/lomba menjadi tanggung jawab bersama antara panitia daerah yang menjadi tuan rumah OSN dan panitia Direktorat/PUSBANGPRODIK 18
19 Bagian Keempat: PELAKSANAAN OSN A. Upacara Pembukaan 1. Upacara Pembukaan dilaksanakan mengikuti jadwal yang telah ditentukan, dihadiri oleh tamu VIP dan undangan terbatas pejabat pemerintah pusat/daerah, anggota legislatif pusat/daerah, kalangan Pers, praktisi pendidikan, dan stake-holder lainnya 2. Agenda Upacara Pembukaan harus sudah difinalkan bersamaan dengan finalnya penyusunan draf Panduan Umum, sehingga tidak dilakukan revisi pada buku Panduan Umum yang sudah dicetak 3. Agenda Upacara Pembukaan intinya terdiri dari serangkaian acara berikut: a. Seremonial kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan b. Pemutaran film documenter OSN c. Sambutan Selamat Datang oleh Gubernur sebagai tuan rumah d. Pembacaan Janji Peserta dan Juri e. Sambutan Mendikbud dan Pembukaan Resmi f. Penyerahan Piala Bergilir dari pemegang Juara Umum Tahun sebelumnya kepada Mendikbud 4. Susunan dan agenda acara pembukaan diatur bersama antara Setditjen Dikmen dengan Dinas Pendidikan Provinsi tuan rumah B. Pelaksanaan Seleksi/Lomba 1. Mengikuti prosedur seleksi/lomba sesuai dengan POS OSN dan panduan teknis pelaksanaan seleksi/lomba masing-masing bidang. 2. Menggunakan fasilitas lomba yang telah disiapkan 3. Dilaksanakan di lokasi yang telah ditentukan 4. Waktu pelaksanaan sesuai dengan jadwal lomba 19
20 C. Penetapan Juara OSN 1. Penetapan juara OSN menjadi hak Tim Juri dan diputuskan secara obyektif 2. Keputusan Tim Juri bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat 3. Penetapan juara dilaksanakan selambatnya satu hari sebelum pelaksanaan penutuan OSN 4. Pengumuman keputusan juara dilaksanakan dalam Upacara Penutupan dengan mengikuti ketentuan dan prosedur yang tertulis pada POS Upacara Penutupan D. Upacara Penutupan 1. Upacara Penutupan dilaksanakan mengikuti jadwal yang telah ditentukan, dihadiri oleh tamu VIP dan undangan terbatas pejabat pemerintah pusat/daerah, anggota legislatif pusat/daerah, kalangan Pers, praktisi pendidikan, dan stake-holder lainnya 2. Agenda Upacara Penutupan harus sudah difinalkan bersamaan dengan finalnya penyusunan draf Panduan Umum, sehingga tidak dilakukan revisi pada buku Panduan Umum yang sudah dicetak 3. Agenda Upacara Penutupan intinya terdiri dari serangkaian acara berikut: b. Seremonial kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan c. Pemutaran film kilas balik pelaksanaan OSN d. Sambutan Selamat Berpisah oleh Gubernur sebagai tuan rumah e. Pembacaan Pengumuman pemenang medali dan Juara Umum f. Sambutan Mendikbud dan penutupan resmi OSN g. Penyerahan medali dan Piala Bergilir 4. Susunan dan agenda Upacara Penutupa diatur bersama antara Setditjen Dikmen dengan Dinas Pendidikan Provinsi tuan rumah 20
21 Bagian Kelima: KEGIATAN PENDUKUNG OSN A. Sosialisasi 1. Sosialisasi bertujuan memberikan dan menyebarkan informasi seluas-luasnya tentang penyelenggaraan OSN. Informasi yang disosialisasikan antara lain menyangkut hal-hal berikut: a. Pengertian, visi, misi, tujuan olimpiade sains b. Sejarah dan prestasi c. Jenis lomba d. Persyaratan kepesertaan e. Jadwal pelaksanaan f. Agenda olimpiade sains g. Organisasi dan Kepanitiaan 2. Sasaran sosialisasi adalah satuan pendidikan, stakeholder dan masyarakat umum 3. Sosialisasi dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Sosialisasi oleh Kementerian dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Direktorat, dan PUSBANGPRODIK 4. Sosialisasi penyelenggaraan OSN dapat dilaksanakan dengan berbagai cara seperti berikut: a. Menggunakan surat resmi kedinasan b. Menyebarkan buku pedoman pelaksanaan OSN c. Menggunakan berbagai jenis media publikasi cetak seperti booklet, leaflet, brosur d. Menggunakan berbagai macam media outdoor seperti spanduk, umbul-umbul, poster, banner e. Menggunakan media broadcast seperti radio dan televisi 21
22 f. Menggunakan media elektronik online seperti , website, media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, Line, Youtube, dll) 5. Infomasi tentang lomba diusahakan seawal mungkin agar peserta dapat mempersiapkan diri secara optimal B. Pembinaan 1. Tujuan dan Orientasi Pembinaan adalah: a. Pembinaan bertujuan mengembangkan potensi siswa untuk berhasil meraih prestasi di OSN dan perhelatan olimpiade lainnya yang bertaraf regional maupun internasional b. Pembinaan perlu dilakukan melalui program pembinaan yang sistematis dan terencana dengan baik c. Pembinaan meliputi pembinaan sebelum lomba (pra-lomba), selama lomba, dan setelah lomba (paska-lomba) d. Pembinaan pra-lomba bertujuan mempersiapkan calon peserta OSN memiliki kesiapan maksimal untuk mengikuti lomba sehingga dapat meraih prestasi maksimal. Pembinaan pra-lomba menjadi tanggung jawab sekolah dan pemerintah daerah. Pembinaan pra-lomba dapat dilakukan dengan pendalaman materi, latihan soal, tryout, pengembangan motivasi, kepercayaan diri, dan sebagainya. e. Pembinaan selama lomba bertujuan mengkondisikan peserta mempunyai kesiapan intelektual dan mental untuk mengikuti lomba. Pembinaan selama lomba menjadi tanggung jawab penyelenggara OSN. Pembinaan dapat mencakup pelaksanaan orientasi, pemberian motivasi, kepercayaan diri, dan sebagainya 2. Tanggung Jawab Pembinaan a. Pembinaan menjadi tanggungjawab Satuan Pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, Direktorat dan PUSBANGPRODIK, atau pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dan memiliki kepedulian terhadap 22
CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK
A. LATAR BELAKANG Peningkatan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran melalui pemerataan mutu sekolah, penilaian proses serta hasil belajar secara bertahap dan berkelanjutan merupakan upaya peningkatan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH DASAR TAHUN 2017
PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH DASAR TAHUN 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kata Pengantar
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG
1 GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 20172016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, SEKOLAH MENENGAH ATAS
Lebih terperinciOLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH Disajikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut di PPPG Matematika, 6 s.d. 19 Agustus 2004 Oleh Wiworo, S.Si., M.M.
Lebih terperinciOlimpiade Sains Nasional
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Olimpiade Sains Nasional PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciNORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA
SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2010 TANGGAL 31 AGUSTUS 2010 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciMILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 1833 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN MADRASAH YOUNG RESEARCHER SUPERCAMP TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2014
PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2014 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA TAHUN 2014
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2013
PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN SMA
Lebih terperinciPanduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017
Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP
OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP I. SISTEM OLIMPIADE A. LATAR BELAKANG Salah satu arah kebijakan program pembangunan pendidikan nasional dalam bidang pendidikan salah satunya adalah mengembangkan
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI
PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2012 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciMILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Lebih terperinciDIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2018 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi
ii Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN DAN KESETARAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR
Lebih terperinciMILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT
Lebih terperinciMILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015
M E R O K O K D A P A T M E M B U N U H M U MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016
PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA KATA PENGANTAR Salah satu program Direktorat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN PRESTASI PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN/ATAU BAKAT ISTIMEWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2013
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN SINERGITAS KINERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR OLIMPIADE SAINS NASIONAL
REVISI DESEMBER 2013 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR OLIMPIADE SAINS NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 2014
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : bahwa dalam mewujudkan masyarakat Bantul
Lebih terperinciLandasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas
PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL
PANDUAN PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2018 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1 1 MATEMATIKA
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2015
PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 CALON PESERTA UJIAN NASIONAL TAHUN 2013/2014 DI JAWA TIMUR SMP / MTs TAPEL 2014 JENJANG JUMLAH 541.007 Siswa SMP / MTs
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009
PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL
Iy, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH
Lebih terperinci05/PP/DITDIKTENDIK/2013 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI
05/PP/DITDIKTENDIK/2013 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PENGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2013
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,
Lebih terperinciWALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 456 TAHUN 2018 TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK- KANAK/RAUDHATUL ATHFAL, SEKOLAH DASAR/MADRASAH
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN KOMPETISI SAINS MADRASAH (KSM) TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN. MI, MTs, MA
PEDOMAN PELAKSANAAN KOMPETISI SAINS MADRASAH (KSM) TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 205 MI, MTs, MA BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAA PROVINSI JAWA TIMUR Jl. Raya Juandaa No.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015
PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2015 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR : 422.1/ /101
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan LMU Adisucipto Nomor 2 Salatiga Kode Pos 507xx Telp.(0298) 324979 Faks. (0298) 324844 Website: www.pemkot-salatiga.go.id E-mail: disdikpora@pemkot-salatiga.go.id
Lebih terperinci05/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PNGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI
05/PP/DITDIKTENDIK/2011 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PNGELOLA KEUANGAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2011 KATA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA TERNATE, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 481 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU RAUDHATUL ATHFAL, MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, MADRASAH ALIYAH, DAN
Lebih terperinciNSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
Lebih terperinciDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : Tahun 2013 NOMOR : Tahun 2013 TENTANG
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL
PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL Pekanbaru 2017 COVER PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL Pekanbaru 2017 Pedoman Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional 2017 3 Pedoman Pelaksanaan Olimpiade
Lebih terperinciD S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL GURU (OSN-GURU ) TINGKAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2014
PEDOMAN TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL GURU (OSN-GURU ) TINGKAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2014 A. LATAR BELAKANG Seperti yang tertuang pada Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH. 2010 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK, Menimbang
Lebih terperinciLampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :
Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal : PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI TAHUN 2017 DI
Lebih terperinciPANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/ BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 0040/P/BSNP/VI/ TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB), SEKOLAH MENENGAH
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA Jalan Cendana 9 Yogyakarta Telepon (0274) 541322, 513348 Fax (0274) 541322 Website: http:// dikpora.jogjaprov.go.id.
Lebih terperinci2.1 Tahapan Monev Ringkasan tentang rangkaian kegiatan monev PKM ditunjukkan dalam Tabel 1.
PRAKATA Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu program yang dilaksanakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Ditbelmawa ) untuk
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciKTSP DAN IMPLEMENTASINYA
KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN
Lebih terperinciPEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 39 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KOTA PROBOLINGGO TAHUN PELAJARAN /2017
Lebih terperinciNOMOR : % TAHUN 2017
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR : % TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Lebih terperinciMENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciPEDOMAN LOMBA KARYA TULIS PERKOPERASIAN BAGI MAHASISWA DAN MASYARAKAT UMUM TAHUN 2017
PEDOMAN LOMBA KARYA TULIS PERKOPERASIAN BAGI MAHASISWA DAN MASYARAKAT UMUM TAHUN 2017 1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan pemahaman arti pembangunan koperasi bagi anggota koperasi khususnya mahasiswa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2015 KEMENDIKBUD. Dana Alokasi Khusus. Bidang Pendidikan. Penggunaan. Pencabutan PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1172, 2014 KEMENDIKBUD. Kurikulum. Muatan Lokal. 2013. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH WALIKOTA
Lebih terperinciPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2009
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 1. Nomor 1 Tahun tanggal 9 Januari tentang Staf Ahli Menteri Pendidikan Nasional 2. Nomor 2 Tahun tanggal 15 Januari tentang Statuta Universitas Nusa Cendana
Lebih terperinciii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DAN PESERTA DIDIK PINDAHAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016 Panduan Olimpiade Sains Nasional
Lebih terperinciBansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi 1 Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi i ii Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Setifikasi Kompetensi SAMBUTAN Direktur
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL
PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN
PRAKATA Buku Panduan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan monev yang di dalamnya berisi tiga kegiatan utama, yaitu persiapan,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014
PANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jalan Pemuda 134 Semarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinci