PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009"

Transkripsi

1 PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Fikriyah Fuadiyah NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M 1

2 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 4 November 2009 Fikriyah Fuadiyah 2

3 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Oleh Fikriyah Fuadiyah NIM Pembimbing dr. Yanti Susianti, Sp.A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M 3

4 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Laporan Penelitian berjudul PENILAIAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN BERAT BADAN TERHADAP UMUR DI KECAMATAN CIPUTAT BULAN SEPTEMBER TAHUN 2009 yang diajukan oleh Fikriyah Fuadiyah (NIM : ), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 4 November Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta, 4 November 2009 DEWAN PENGUJI Ketua Sidang Pembimbing Penguji Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR dr. Yanti Susianti, Sp.A dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp.GK PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN Prof. Dr(hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR 4

5 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-nya sehingga laporan penelitian ini akhirnya rampung disusun. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat manusia hingga akhir zaman. Laporan penelitian ini disusun sebagai syarat kelulusan Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan berbagai pihak, maka penyelesaian laporan penelitian ini tidaklah mudah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas bimbingan beliau selama menimba ilmu di kampus tercinta ini. 2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp,KFR selaku Kaprodi Pendidikan Dokter, yang telah bermurah hati mengizinkan pengajuan penelitian ini. 3. dr. Yanti Susianti, Sp.A selaku dosen pembimbing dan dosen penguji, yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan data-data acuan penelitian untuk mengarahkan penulis dalam pembuatan laporan penelitian di tengah kesibukan beliau. Semoga kritik dan saran yang diberikan selalu menjadi motivasi tersendiri bagi penulis. 4. dr. Witri Ardini, Sp.GK selaku dosen penguji, yang berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan penelitian ini. 5. dr. Abdillah Assegaf, Kepala Puskesmas Ciputat; dr. Muchlis Lubis, Sp.OG, pemilik RSIA Buah Hati; Bidan Ny. Marlina Pratowo, yang telah bermurah hati mengizinkan pengambilan sampel penelitian. 5

6 6. Para dosen pengajar dari FKIK UIN, FKUI, dan rumah sakit pendidikan. Semoga ilmu pengetahuan dan bimbingan yang diberikan senantiasa bermanfaat untuk masa mendatang. 7. Seluruh mahasiswa PSPD angkatan 2006, terutama untuk kelompok riset (Dhimas Naufal, Endah Purbasari, Harry Agung Pratama, dan Ullia Rahmatika) dan teman sepermainan terbaik (Gianisa Adisaputri, Gita Ruryatesa, Santi MD, dan Zuhriyah Rosa). 8. Ibunda, Hj. Triyana Hawiyah, dan ayahanda, H. Endang Samlawi, terima kasih atas doa dan kesabaran yang tak kenal lelah serta sumbangan semangatnya untuk penulis. 9. Kakak-kakak penulis, Akbar Sutanto dan istri Diah Syahbar Viana serta kedua anaknya, Enuh Nugraha dan istri Della Sarah Distrianda beserta ketiga anaknya, serta Djam an Nur dan istri Retno Pujiati, yang selalu menjadi semangat hidup. 10. Septian Noor Cahyo, serta keluarga besar, terima kasih atas dukungannya selama penyusunan laporan penelitian. 11. Berbagai pihak yang menyempatkan waktu, dukungan moril dan materiil, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan dengan tulus. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang tulus dengan kebaikan pula. Penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat di kemudian hari bagi berbagai pihak atau penelitian di masa mendatang. Wassalamu alaikum Wr. Wb Ciputat, 4 November Penulis

7 ABSTRAK Fikriyah Fuadiyah, Pendidikan Dokter, Penilaian Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur di Kecamatan Ciputat Bulan September Tahun 2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan balita di Kecamatan Ciputat. Parameter status gizi balita yang terdiri dari status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih dinilai berdasarkan pengukuran berat badan terhadap umur. Metode Penelitian ini menggunakan studi potong-lintang deskriptif. Data berat badan akan diplot dalam kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan yang digunakan adalah kurva pertumbuhan berat badan terhadap umur CDC-NCHS Sampel yang diambil adalah balita di kecamatan Ciputat pada bulan September Sampel penelitian berjumlah 241 subyek, yang terdiri dari 141 subyek laki-laki dan 100 subyek perempuan. Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi balita dengan status gizi buruk sebanyak 1.2% (3 subyek), status gizi kurang 15.8% (38 subyek), status gizi baik 52.3% (126 subyek), dan status gizi lebih 30.7% (74 subyek). Pada penelitian ini juga digambarkan status gizi balita berdasarkan jenis kelamin. Kata Kunci : Status gizi balita, Kecamatan Ciputat, studi potong-lintang, kurva pertumbuhan CDC-NCHS ABSTRACT Fikriyah Fuadiyah, Medical Doctor, Assessment of Toddler s Nutritional Status Based On Weight For Age At Kecamatan Ciputat On September 2009 This research describes toddler s health level at Kecamatan Ciputat. Toddler s nutritional status parameters were assessed based on weight-for-age measurement. Methods Research method uses descriptive cross-sectional study. Data of weight will be plotted on growth curve of weight-for-age CDC-NCHS 2000 curve. Sample s taken are toddlers at kecamatan Ciputat on September The samples were 241 subjects, consisting of 141 male subjects and 100 female subjects. Results The results showed that the prevalence of children with poor nutritional status as much as 1.2% (3 subjects), 15.8% moderate malnutrition (38 subjects), good nutritional status of 52.3% (126 subjects), and overweight nutritional status 30.7% (74 subjects). This research also describes nutritional status based on gender. Keywords : Toddler s nutritional status, Kecamatan Ciputat, cross-sectional methode, CDC-NCHS 2000 growth curve.s 7

8 DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pernyataan Keaslian Karya Lembar Persetujuan Pembimbing Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Gambar, Tabel, dan Lampiran i ii iii iv v vii viii ix xi BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Penilaian Status Gizi Secara Langsung Antropometri Klinis Biokimia Biofisik Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Survei Konsumsi Makanan Statistik Vital Faktor Ekologi Parameter Status Gizi Balita Kerangka Konsep 15 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi 17 8

9 3.5 Besar Sampel Penelitian Cara Kerja Penelitian Alur Kerja Penelitian Variabel Penelitian Manajemen Data Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data Pelaporan Hasil Penelitian Definisi Operasional Batasan Operasional 20 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Keterbatasan Penelitian Pembahasan Penelitian 25 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 26 Daftar Pustaka 27 Lampiran 30 9

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya Malnutrisi 14 Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 15 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 21 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur 21 Tabel 4.3 Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita 22 Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin 23 Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur 23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kurva Pertumbuhan (CDC-NCHS 2000) 30 Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 0-36 Bulan 30 Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 2-20 Tahun 31 Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 0-36 Bulan 32 Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 2-20 Tahun 33 Lampiran 2. Kurva Pertumbuhan z-scores 34 Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan 34 Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 0-6 bulan 34 Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan 2 tahun 35 10

11 Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 6 bulan 2 tahun 35 Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 5 tahun 36 Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 2 5 tahun 36 Lampiran 3. Data Penelitian 37 Lampiran 4. Riwayat Penulis 44 11

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat ireversibel (tidak dapat pulih). (Khomsan A, 2007) Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. (Konsep Masalah Gizi, 2009) Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. (Depkes, 2005) Pada dasarnya ada beberapa penyebab perubahan status gizi balita, bukan hanya disebabkan oleh kondisi kesehatan saja, tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar kesehatan sangat mempengaruhi, seperti kesejahteraan, pendidikan, lapangan kerja, dan lain-lain. (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008) Menurut Susenas , prevalensi status gizi kurang pada balita di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 24.7% ( dari balita), mengalami peningkatan menjadi 26.1% ( dari balita) pada tahun Tahun 2003 prevalensi gizi kurang pada balita sebesar 27,5% ( dari balita), kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 1989 yaitu sebesar 37,5%, atau terjadi penurunan sebesar 10 %. (Azrul A, 2004) Tahun 2007, terjadi peningkatan perbaikan status gizi Nasional sehingga prevalensi status gizi kurang menurun menjadi 13%. (Riskesdas, 2007) 12

13 Tabel 1.1 Prevalensi Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) di Pulau Jawa Tahun 2007 (Riskesdas, 2007) No Provinsi Status Gizi Balita (%) Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih 1 DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Ciputat merupakan sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota otonom pada tahun 2008, Ciputat merupakan kecamatan dari Kabupaten Tangerang. (Wikipedia, 2010) Dari gambaran status gizi balita di Kabupaten Tangerang pada tahun menunjukkan bahwa penurunan untuk gizi kurang menjadi 6,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 19,61%. (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008) Gambar 1. Status Gizi Balita di Kabupaten Tangerang Tahun (Dinkes Kabupaten Tangerang, 2008) Keadaan gizi buruk ini sebenarnya dapat dapat diawali dengan antisipasi pada balita dengan status rawan gizi yaitu status gizi kurang. Penyebab lain terjadinya kurang gizi adalah keengganan orang tua untuk membawa balitanya ke posyandu untuk diperiksa perkembangan kesehatannya. (Siswono, 2006) Pada tahun 2008, sekitar 43 balita di wilayah Kecamatan Ciputat mengalami gizi buruk. Sikap para orang tua kerap kali masih malu untuk 13

14 mendatangi Puskesmas atau Posyandu ketika anaknya dinyatakan gizi buruk. Padahal dengan adanya keterbukaan tersebut orang tua nantinya bisa mengubah pola hidup untuk meningkatkan kesehatan anaknya. (Positive Deviance Resource Center, 2008) Penulis mengadakan penelitian di wilayah Kecamatan Ciputat karena wilayah mudah terjangkau dan untuk membaktikan diri bagi masyarakat sekitar kampus. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara pengukuran status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat? Bagaimana penilaian status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Mengetahui tingkat kesehatan balita di wilayah Kecamatan Ciputat Tujuan Khusus : Mengetahui prevalensi status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat yang mencakup status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk. Mengetahui kelompok umur dengan status rawan gizi di wilayah Kecamatan Ciputat Manfaat Penelitian Mengetahui tingkat kesehatan balita berdasarkan status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September Sebagai data tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai status gizi balita di wilayah Kecamatan Ciputat. 14

15 Sebagai gambaran untuk upaya lebih lanjut institusi pelayanan kesehatan terhadap kelompok umur dengan rawan gizi di wilayah Kecamatan Ciputat. 15

16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya. Masa balita sering dinyatakan sebagai masa kritis dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terlebih pada periode 2 tahun pertama merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal. (Azwar A, 2004) Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. (Supriasa, 2002) Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis. Kurang gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh kurangnya intake zat gizi dibandingkan dengan kebutuhannya, sedangkan lebih gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh intake zat gizi yang berlebih dibandingkan dengan kebutuhannya. Keadaan gizi yang baik adalah jika intake zat gizi sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu sering juga disebut dengan gizi seimbang. (Tumbuh Kembang Anak Di Bawah Usia 2 Tahun, 2009) Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit yang diterapkan pada masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap yaitu diawali dengan terjadinya interaksi antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan. 16

17 Ketidakseimbangan ketiga faktor ini, misalnya terjadinya ketidakcukupan zat gizi dalam tubuh, maka simpanan zat gizi akan berkurang dan lama-kelamaan simpanan menjadi habis. Apabila keadaan ini dibiarkan maka akan terjadi perubahan faali dan metabolisme, dan akhirnya memasuki ambang klinis. Proses itu berlanjut sehingga menyebabkan orang sakit. Tingkat kesakitannya dimulai dari sakit tingkat ringan sampai berat. (Riwayat Alamiah Penyakit Gizi, 2009) Patogenesis gizi kurang melalui 5 tahapan. Pertama diawali dari ketidakcukupan gizi yang bila berlangsung lama maka persediaan cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu, kedua penurunan berat badan, ketiga terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium, keempat terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas, dan kelima terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda yang klasik. (Supriasa, 2002) Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masingmasing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri dapat digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Hal ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. (Supriasa, 2002) 17

18 Parameter yang digunakan dalam antropometri : 1) Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah. Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980) : Tahun umur penuh (completed year) Contoh : 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun 5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2 tahun Contoh : 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan 2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan 2) Berat Badan (BB) Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat digunakan sebagai indikasi: Digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. 18

19 Pada pasien dengan edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Pengukuran berat badan merupakan pemilihan terbaik, dikarenakan : Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan. Umum dan luas dipakai di Indonesia. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur. Digunakan dalam KMS. Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) merupakan indeks yang tidak tergantung umur Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi : dacin. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan terdiri dari beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun, setelah umur tersebut digunakan timbangan injak atau elektronik. Prosedur pengukuran berat badan bayi : Dilakukan oleh 2 orang, yaitu orang pertama mengukur berat bayi sambil menjaga agar tidak jatuh dan orang kedua mencatat hasil pengukuran. Bayi dalam keadaan tanpa pakaian atau hanya menggunakan popok yang kering. Tempatkan bayi di tengah alat timbangan. 19

20 Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. Prosedur pengukuran berat anak / remaja : Timbangan sebaiknya diletakkan di ruangan tertutup. Pakaian dilepaskan, hanya menggunakan pakaian dalam saja. Anak/remaja berdiri tegak di tengah alat timbangan. Lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. (Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, 2004) 3) Tinggi Badan (TB) Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Untuk bayi, pengukuran pertumbuhan linear adalah panjang badan; untuk anak yang lebih tua, pengukurannya berdasarkan tinggi badan. (Nelson, 2004) Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quack stick) faktor umur dapat dikesampingkan. (Supriasa, 2002) Alat ukur tinggi badan meliputi : Alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri. Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri. 4) Lingkar Lengan Atas Pengukuran ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar 20

21 lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan : Status KEP pada balita KEK pada ibu hami : risiko bayi BBLR Lingkar lengan atas menggunakan alat : pita pengukur dari fiberglass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik. Ambang batas (Cut of Points) : LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia : < 23,5 cm Pada bayi 0-30 hari : 9,5 cm Balita dengan KEP : <12,5 cm 5) Lingkar Kepala Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar Kepala dan Lingkar Dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar Kepala juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur. 6) Lingkar Dada Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan Lingkar Dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio Lingkar Dada dan Kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. 7) Tinggi Lutut Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. 21

22 8) Jaringan Lunak Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Salah satu jenis yang diukur adalah lemak subkutan (subcutaneous fat). Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak subkutan) : Ultrasonik Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater weighting) Teknik Isotop Dilution Metode Radiologi Total Electrical Body Conduction (TOBEC) Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan caliper atau skin-fold calipers) (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Ambang batas antropometri diperlukan untuk interpretasi hasil pengukuran. Ambang batas dapat disajikan dalam 3 cara : Persen Terhadap Median Nilai median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median sama dengan persentil 50. Nilai median ini dinyatakan dengan 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas. Menurut Berat Badan terhadap Umur (BB/U), ambang batasnya adalah : - Status Gizi Buruk : 60% - Status Gizi Kurang : 61-80% - Status Gizi Baik : > 80% 22

23 - Status Gizi Lebih : > 100% Contohnya : berat badan anak umur 2 tahun adalah 12 kg, maka 80% terhadap median = 9,6 kg, 60 median = 7,2 kg. jika 60% dan 80% dianggap sebagai batas, maka anak umur 2 tahun mempunyai berat badan antara 7,2 9,6 kg (60-80% median) berstatus gizi kurang, dan di bawah 7,2 kg (<60 % median) dinyatakan berstatus gizi buruk. Persentil Persentil 50 sama dengan median dan nilai tengah dari jumlah populasi. NCHS merekomendasikan persentil ke-5 sebagai batas gizi baik dan kurang, dan persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan baik. Contoh : ada 100 anak diukur tingginya kemudian diurutkan dari yang terkecil. Ali berada pada urutan 15 berarti persentil 15, 14 anak berada di bawahnya dan 85 anak berada di atasnya. Standar Deviasi (SD-Unit) atau z-scores SD disebut juga z-scores. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Ambang batasnya : - 1 SD Unit (1 z-scores) sama dengan 11 dari median Berat Badan terhadap Umur (BB/U). - 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 10% dari median Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) - 1 SD Unit (1 z-scores) kira-kira 5% dari median Tinggi Badan terhadap Umur (TB/U). (Pengukuran Antropometri Gizi, 2009) Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik yang menggunakan 23

24 indeks berat badan menurut umur balita kemudian disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS utuk mengetahui status gizinya. Ada 4 status gizi balita yang ditentukan menurut Berat Badan/Umur (BB/ U). Diantaranya adalah : Gizi Buruk : < - 3 SD Gizi Kurang : - 3 SD sampai 2 SD Gizi Baik : - 2 SD sampai + 3 SD Gizi Lebih : > + 3 SD (Depkes, 2005) Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Survey juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. (Supriasa, 2002) Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan 24

25 antara lain : darah, urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. (Supriasa, 2002) Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. (Supriasa, 2002) Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. 25

26 Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. (PSG Secara Langsung, 2009) Faktor Ekologi Schrimshaw melaporkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). 26

27 Penyakit Infeksi Pelayanan Kesehatan & Pendidikan Konsumsi Makanan Ekologi Produksi Pangan Pengaruh Budaya Sosial Ekonomi Gambar 2. Faktor Ekologi yang Erat Hubungannya dengan Terjadinya Malnutrisi (Supriasa, 2002) Parameter Status Gizi Balita Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. (Khomsan A, 2007) Data yang digunakan untuk pengukuran dapat berupa : (1) Berat Badan terhadap Umur (BB/U) (2) Tinggi Badan (panjang dan tinggi) Terhadap Umur (TB/U) (3) Lingkar Kepala Terhadap Umur (4) Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (panjang dan tinggi) (BB/TB) (5) Body Mass Indeks (BMI) / Indeks Massa Tubuh (IMT). (Nelson, 2004) 27

28 2.2 Kerangka Konsep Balita Jenis Kelamin Berat Badan Kelompok Umur Kurva BB/U CDC-NCHS 2000 Ambang Batas Persen Terhadap Median Status Gizi Status Gizi Buruk Status Gizi Kurang Status Gizi Baik Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian Status Gizi Lebih 28

29 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi potong-lintang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap penilaian status gizi pada balita di Wilayah Kecamatan Ciputat September Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat. Waktu penelitian adalah bulan September Populasi dan Sampel Penelitian Populasi target adalah semua balita yaitu anak dengan umur 0-59 bulan. Populasi terjangkau adalah balita yang berobat di wilayah Kecamatan Ciputat. Sampel yang diambil adalah balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina di wilayah Kecamatan Ciputat pada bulan September Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi - Balita yang memeriksakan diri ke Balai Pengobatan Anak Puskesmas Kecamatan Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina. - Balita yang dapat dilakukan pengukuran berat badan secara objektif menggunakan timbangan. 29

30 Kriteria Ekslusi - Balita yang tidak kooperatif dalam pengukuran berat badan. - Balita dengan orang tua yang tidak memberikan informed consent. 3.5 Besar Sampel Penelitian Pada penentuan rumus besar sampel, terdapat faktor yang harus diambil dari kepustakaan dan juga terdapat faktor yang ditetapkan oleh peneliti. Faktor yang berasal dari kepustakaan adalah faktor yang nilainya tergantung dari data sebelumnya (misalnya prevalensi pada penelitian terdahulu yang berkaitan). Faktor yang ditetapkan oleh peneliti adalah faktor yang nilainya ditetapkan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan statistik dan pertimbangan klinis (misalnya tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki harus memenuhi syarat jumlah sampel (n) dikalikan proporsi atau keadaan yang dicari (p) harus lebih dari 5, jika prevalensi penelitian sebelumnya kurang dari 20%). (Dahlan MS, 2005) Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan rumus untuk metode studi potong-lintang dekriptif kategorik (Sastroasmoro S, 2004) yaitu : Keterangan n = (Zα) p.q = jumlah sampel yang diperlukan α = tingkat kemaknaan/tingkat kesalahan = 1.96 p = proporsi/keadaan yang akan dicari (prevalensi sebesar 6.33% berdasarkan Dinkes, 2007) = 0.06 q = (1 p) d = 0.94 = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki (n x p > 5, jika d bernilai 0.03) 30

31 = ( Maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 241 balita Cara Kerja Penelitian Alur Kerja Penelitian Pengukuran Berat Badan Terhadap Umur (BB/U) Pada Balita Plot Data Dalam Kurva Pertumbuhan CDC-NCHS 2000 Interpretasi Data Berdasarkan Ambang Batas Persen Terhadap Median Pembagian Kategori Status Gizi Penilaian Status Gizi Balita Di Kecamatan Ciputat Bulan September Tahun Variabel Penelitian Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah berat badan dan umur subyek. Variabel terikat yang digunakan adalah jenis j kelamin subyek, karena terkait dengan kurva pertumbuhan berdasarkan berat badan terhadap umur CDC-NCHS 2000 yang digunakan untuk interpretasi data pengukuran berat badan Manajemen Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita yang dicatat pada waktu dan tempat penelitian. Responden dengan balita yang masuk kriteria inklusi akan diminta persetujuan dan dilakukan pengukuran berat badan sang anak. Pengumpulan data dilakukan sampai memenuhi jumlah sampel minimal yang diperlukan, kemudian akan dilakukan pengolahan dan interpretasi data. Manajemen data dilakukan oleh penulis. Urutan manajemen data adalah pengkodean (coding) dan pemasukan data ke komputer (entry). 31

32 Pengolahan, Interpretasi, dan Penyajian Data Data pengukuran berat badan akan dikode (coding) berdasarkan persen terhadap median. Data umur anak akan dikode berdasarkan kelompok umur, dan juga pengkodean data jenis kelamin. Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan ke komputer (entry) dengan program SPSS for Windows versi 15,0. Tabulasi data yang telah lengkap disusun sesuai dengan variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi (tabulating). Interpretasi data dilakukan secara dekriptif kategorik. Data pengukuran berat badan yang diplot dalam kurva pertumbuhan diinterpretasikan berdasarkan berdasarkan ambang batas persen terhadap median, dikategorikan menjadi status gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik, dan status gizi lebih. Kemudian data berupa prevalensi status gizi balita disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular Pelaporan Hasil Penelitian Pelaporan hasil penelitian akan disusun dalam bentuk karya tulis ilmiah Definisi Operasional Balita adalah kelompok anak dengan usia 0 bulan hingga 59 bulan. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Ambang batas antropometri terdiri dari persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit (z-scores). Parameter antropometri dapat diukur berdasarkan Berat Badan Terhadap Umur (BB/U), 32

33 Tinggi Badan Terhadap Umur (TB/U), Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB), Lingkar Kepala Terhadap Umur (LK/U), dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Batasan Operasional - Penilaian status gizi akan dilakukan berdasarkan parameter Berat Badan terhadap Umur (BB/U). - Balita di bawah 2 tahun akan diukur berat badannya pada timbangan bayi, balita berusia 2 tahun atau lebih akan diukur berat badannya pada timbangan injak. - Kurva pertumbuhan yang digunakan untuk memplot berat badan terhadap umur adalah kurva CDC-NCHS Interpretasi status gizi akan dinilai berdasarkan persen terhadap median. - Status gizi balita dikategorikan menjadi status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang, dan status gizi buruk. 33

34 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Pengobatan Anak Puskesmas Ciputat, Poli Anak RSIA Buah Hati, dan RB Marlina yang berada di wilayah Kecamatan Ciputat sejak 1 September 2009 sampai 6 Oktober Pengambilan sampel dilakukan sampai jumlah sampel minimal penelitian tercukupi. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki Perempuan Total Besar sampel yang dapat dikumpulkan dalam kurun waktu tersebut sebanyak 241 subyek, terdiri dari 141 subyek laki-laki (58,5%) dan 100 subyek perempuan (41,5%). (Tabel 4.1) Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung tahun 2007 didapatkan 53,1% bayi laki-laki mengalami gizi kurang. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (bulan) Jumlah Persentase (%) Total Penelitian ini membagi subjek menjadi lima kelompok umur, yaitu kelompok umur 0-12 bulan sebanyak 95 subyek (39,4%), kelompok umur bulan sebanyak 65 subyek (27%), kelompok umur bulan sebanyak 40 34

35 subyek (16,6%), kelompok umur bulan sebanyak 26 subyek (10,8%), dan kelompok umur bulan sebanyak 15 subyek (6,2%). (Tabel 4.2) Tabel 4.3. Distribusi Prevalensi Status Gizi Balita Status Gizi Balita Jumlah Persentase (%) Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Total Dari keseluruhan kelompok umur dalam sampel penelitian, balita dengan status gizi buruk sebanyak 3 subyek (1,2% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3% dari total sampel penelitian), balita dengan status gizi lebih sebanyak 74 subyek (30,7% dari total sampel penelitian). (Tabel 4.3) Pada penelitian hubungan pengetahuan dan perilaku ibu buruh pabrik tentang keluarga sadar gizi dengan status gizi anak balita di Kabupaten Ungaran didapatkan 15,4% balita termasuk kategori kurus pada kelompok umur bulan. Pada penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Propinsi Bangka Belitung Tahun 2007 didapatkan 18% dari 1148 balita mengalami gizi kurang. Kelompok umur terbanyak adalah bulan yaitu sebanyak 43,5%. Pada penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita pada kelompok umur bulan di Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor tahun 2009, ditemukan 65,8% balita dengan status gizi baik, 11,89% balita dengan status gizi kurang, dan 1,3% balita dengan status gizi buruk. 35

36 Tabel 4.4 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Status Gizi Balita Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Total Tabel 4.5 Distribusi Status Gizi Pada Kelompok Umur Status Gizi Balita Kelompok Umur (bulan) 0-12 % % % % % Jumlah % Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Jumlah Dari 3 balita dengan status gizi buruk (1,2%), 1 subyek laki-laki dan 2 subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur bulan (16,6%). Dari status gizi kurang sebanyak 38 subyek (15,8%), 21 subyek lakilaki dan 17 subyek perempuan, paling banyak terdapat pada kelompok umur bulan (27%). Dari status gizi baik sebanyak 126 subyek (52,3%), 73 subyek laki-laki dan 53 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok umur 0-12 bulan (39,4). Dari 74 subyek status gizi lebih (30,7%), 46 subyek laki-laki dan 28 subyek perempuan, paling banyak terdapat dalam kelompok umur 0-12 bulan (39,4%). Tidak nampak adanya perbedaan mencolok pada prevalensi status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih baik antara balita laki-laki dan perempuan. (Tabel 4.4 dan 4.5) 4.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam keakuratan data sampel. Pengambilan data berat badan anak seharusnya dilakukan oleh peneliti langsung atau pengambilan data primer namun pengambilan data berat badan juga diambil dari rekam medis anak atau pengambilan data sekunder. Kendala dalam 36

37 pengambilan data di lapangan sebenarnya dapat menjadi bias dalam penelitian yang dilakukan, diantaranya : 1. Hasil penimbangan dapat dipengaruhi beberapa hal, yaitu anak yang berpegangan pada orang tua pada saat ditimbang, pakaian anak cukup tebal, pampers telah dipakai dalam jangka waktu lama, dan anak sedang sakit. 2. Waktu responden yang terbatas mengakibatkan pengukuran data berat badan dilakukan secara tergesa-gesa sehingga mengabaikan keakuratan pengukuran pada saat anak bergerak-gerak di timbangan. 3. Keterbatasan waktu penelitian membuat pengambilan sampel hanya memenuhi jumlah batas minimal sampel. 4. Peneliti tidak mengetahui sudah berapa lama alat ukur timbangan berat badan tidak ditera atau dikalibrasi. Penelitian ini tidak meneliti faktor yang mempengaruhi status gizi pada sampel, baik dari banyaknya asupan nutrisi, pengaruh penyakit seperti diare, infeksi kronis seperti tuberkulosis, yang dapat mempengaruhi berat badan sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi di wilayah Kecamatan Ciputat. Dalam penelitian status gizi balita, data pengukuran berat badan terhadap umur (BB/U) sebaiknya diikuti oleh data pengukuran lain, yaitu tinggi badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), dan lingkar lengan atas (LILA) sehingga analisis data status gizi memberikan gambaran yang lebih objektif dibandingkan penghitungan berdasarkan data pengukuran berat badan terhadap umur saja. Distribusi pengambilan sampel yang tidak merata di wilayah Kecamatan Ciputat seharusnya dapat ditanggulangi dengan lebih banyaknya lokasi pengambilan sampel dan waktu pengambilan sampel yang lebih lama. 37

38 4.3 Pembahasan Penelitian Hasil penelitian menunjukkan balita dengan status gizi kurang terbanyak pada kelompok umur bulan. Hal ini dapat disebabkan karena penurunan nafsu makan akibat periode penyapihan. Orang tua dan pengasuh sering cemas akan nutrisi anak. Anak biasanya mengatur asupan makanan mereka berdasarkan kebutuhan somatik akan perasaan lapar dan kenyang. Asupan makan harian si anak akan beragam, tetapi asupan dalam periode mingguan biasanya relatif stabil. Keinginan orang tua untuk mengendalikan asupan makan si anak sering membuat anak mengadakan mekanisme penerimaan atau penolakan diri terhadap tekanan orang tua. Hal ini kemudian menimbulkan keadaan makan berlebih atau kurang dalam asupan makanan. Masa ini disebut sebagai second years transitional. Orang tua dan pengasuh sebaiknya mengantisipasi hal ini agar keadaan rawan gizi sang anak tidak berkelanjutan. (Nelson, 2004 dan Supriasa, 2002) Pada balita dengan status gizi buruk dan status gizi lebih terdapat pada kelompok umur 0-12 bulan. Hal ini memerlukan analisis diagnosis lebih lanjut karena berat bayi lahir rendah (BBLR) atau berat berat bayi lahir lebih juga dipengaruhi faktor prenatal sang ibu selama masa kehamilan. Namun, karena penelitian ini tidak membahas masalah tersebut di atas, maka faktor tersebut dapat dianalisis pada penelitian lain. 38

39 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Prevalensi status gizi balita dengan status gizi buruk sebanyak 3 orang (1,2%), status gizi kurang sebanyak 38 orang (15,8%), status gizi baik sebanyak 126 orang (52,3%), dan status gizi lebih sebanyak 74 orang (30,7%). 2. Kelompok balita rawan gizi paling banyak berada pada kelompok umur bulan sebanyak 13 orang (31,7%), dengan rata-rata berat badan balita adalah 10,5 kg. Rata-rata berat badan balita di kelompok umur bulan dengan jenis kelamin laki-laki adalah 10,35 kg dan 10,66 kg untuk jenis kelamin perempuan. 5.2 Saran 1. Dengan penambahan jangka waktu pengambilan sampel, maka penelitian dapat dikembangkan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita. 2. Modifikasi penelitian yang dapat dilakukan adalah perluasan lokasi pengambilan sampel dengan tujuan pemerataan distribusi pengambilan sampel berdasarkan pembagian wilayah di Kecamatan Ciputat. 3. Selain itu dapat dilakukan penambahan data pengukuran status gizi balita lain misalnya berat badan terhadap tinggi badan agar penilaian status gizi balita menjadi lebih objektif. 4. Data pengukuran berat badan sebaiknya dilakukan secara pengambilan primer untuk menghindari terjadinya bias pada penelitian. 5. Alat ukur timbangan berat badan yang digunakan sebaiknya ditera atau dikalibrasi secara teratur. 39

40 DAFTAR PUSTAKA Azrul Azwar. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang Diakses 21 Sept Disadur dari : Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th ed. London : Saunders Elseviers h Depkes BAB III profil kesehatan provinsi kalimantan tengah. Diakses 20 Sept Diunduh dari : AB%20III_profil.doc Dinkes Kabupaten Tangerang. Derajat kesehatan [Online] Diakses 20 Sept Diunduh dari : Empat Puluh Tiga Balita di Ciputat Alami Gizi Buruk [Online] Diakses 26 Sept Diunduh dari : 51 Kecamatan Ciputat [Online] Diakses 21 Sept Diunduh dari : ection_id=77ec7afe4be64d8e&writer=rl&return_to=ciputat%2c+tangerang+selatan Khomsan Ali. Status gizi balita. [Online] Diakses 20 Sept Diunduh dari : Konsep masalah gizi [Online] Diakses 20 Sept Diunduh dari : 40

41 Menghitung Besar Sampel. Dalam : Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan (Evidence based medicine seri 2). Jakarta: Arkans h20. Metode PSG [Online] Diakses 22 Sept Diunduh dari : Pengukuran antropometri gizi. [Online] Diakses 25 Sept Disadur dari : PSG secara langsung. [Online] Diakses 23 Sept Diunduh dari : Pusponegoro, et al. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Ed 1. Jakarta : Badan Penerbit IDAI h36-7. Riskesdas Diakses 21 Sept Diunduh dari : Riwayat alamiah penyakit gizi. [Online] Diakses 26 Sept Diunduh dari : Siswono. Ribuan balita kurang gizi [Online] Diakses 26 Sept Diunduh dari: Studi cross-sectional. Dalam : Sastroasmoro Sudigmo. Metodologi riset dan penelitian. Jakarta : EGC h Supariasa IDN, Bakri Bachyar, Fajar Ibnu. Penilaian status gizi. Jakarta : EGC h8-25, h

42 Lampiran 1 Gambar 4. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 0-36 Bulan 42

43 Gambar 5. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Laki-Laki Umur 2-20 Tahun 43

44 Gambar 6. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 0-36 Bulan 44

45 Gambar 7. Grafik Pengukuran Standar Persentil Anak Perempuan Umur 2-20 tahun 45

46 Lampiran 2 Gambar 8. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 0-6 bulan Gambar 9. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan StandarDeviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 0-6 bulan 46

47 Gambar 10. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 6 bulan 2 tahun Gambar 11. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 6 bulan 2 tahun 47

48 Gambar 12. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Perempuan Umur 2 5 tahun Gambar 13. Perhitungan Berat Badan Terhadap Umur Berdasarkan Standar Deviasi z-scores Untuk Anak Laki-laki Umur 2 5 tahun 48

49 Lampiran 3 Kelompok Umur 0-12 Bulan (Laki-laki) Data Penelitian 49

50 50

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO pasien masuk Skrening PENGKAJIAN GIZI Riwayat diet Antropometri Laboratorium Klinis-fisik Riwayat pasien Diagnosis medis PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah 5 tahun. Umur balita 0-2 tahun merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama yang penting adalah

Lebih terperinci

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN MUSLIM, MPH Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang Kepulauan Riau Pemantauan Status Gizi Dalam membahas observasi/pemantauan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA.

PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA. INDEKS ANTROPOMETRI INDEKS YG SERING DIGUNAKAN : 1. BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) 2. TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) 3. BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN ( BB/TB) PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi 2.1.1. Pengertian Status Gizi Istilah gizi dapat diartikan sebagai proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ibu Bekerja 2.1.1 Definisi Ibu Bekerja Menurut Encyclopedia of Children s Health, ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Gizi pada Balita Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi di nilaidengan ukuran atau parameer gizi.balita yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan

Lebih terperinci

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc Pendahuluan Pernahkah anda mengamati hal-hal penting apa sajakah yang ditulis oleh dokter pada saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Balita (1 5 Tahun) Anak balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun. Pada kelompok usia ini, pertumbuhan anak tidak sepesat masa bayi, tapi aktifitasnya lebih banyak (Azwar,

Lebih terperinci

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Ester Ratnaningsih, SST Nor Tri Astuti, SST Staff Dosen AKBID

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 PROFILE OF TODDLER MALNUTRITION AT PRIMARY HEALTH CENTER CARINGIN BANDUNG AT SEPTEMBER 2012

Lebih terperinci

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan KESEIMBANGAN ENERGI Jumlah energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 kg sebesar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Status Gizi Pendidikan ibu Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga Jumlah anggota keluarga Langsung Tidak Langsung Biokimia Klinis Antropometri

Lebih terperinci

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah nasional Kelompok usia yang rentan masalah gizi antara lain usia balita: Bayi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status Gizi Sebelum membahas status gizi, pertama sekali kita perlu mengetahui pengertian dari gizi itu sendiri. Gizi adalah suatu proses menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Sekolah Dasar 2.1.1. Pengertian dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status gizi 2.1.1. Pengertian Gizi Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN. Oleh: MUKHAMAD FARIED

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN. Oleh: MUKHAMAD FARIED HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN Oleh: MUKHAMAD FARIED 110100351 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi crosssectional analitik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan bermakna antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan pangan. Banyak kasus kurang gizi disebabkan karena rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA Siti Handayani ¹, Sri Yatmihatun ², Hartono ³ Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi lebih adalah suatu keadaan berat badan yang lebih atau diatas normal. Anak tergolong overweight (berat badan lebih) dan risk of overweight (risiko untuk berat

Lebih terperinci

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II. KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN Lansia merupakan salah satu bagian dari siklus hidup manusia yang menjadi tahap akhir dari kehidupan. Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat pertumbuhan yang terjadi sebelumnya pada

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi

Lebih terperinci

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG Dwi Novrianda Fakultas Keperawatan Universitas Andalas e-mail: dwinov_82@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dikonsumsi dan kesehatan anak itu sendiri. Kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO Heni PanaI Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

frekuensi kontak dengan media massa (Suhardjo, 2003).

frekuensi kontak dengan media massa (Suhardjo, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan KMS Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi Balita 2.1.1 Pengertian Status gizi adalah Status gizi status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI) 28 METODOLOGI Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang berasal dari berbagai instansi terkait. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang (Suhardjo, 1989). Menurut Roedjito

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA energi. 4,5 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan sumber daya manusia di masa depan sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Nutrisi 2.1.1 Definisi Status Nutrisi Status nutrisi merupakan hasil interaksi antara makanan yang dikonsumsi dan energi yang dikeluarkan oleh tubuh. Menurut Supariasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP), dan jumlahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropometri merupakan ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri merupakan data referensi untuk mengevaluasi dan mencatat pertumbuhan anak. Hal

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA Andre Maharadja, 2011; Pembimbing I : Franky Saputra.S, dr, Sp.A Pembimbing II : Winny Suwindere,

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Pembangunan dalam suatu negara dapat dikatakan berhasil jika

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Disusun Oleh : DIAN HANDINI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Artinya

Lebih terperinci

GIZI KURANG PADA BALITA BAB I

GIZI KURANG PADA BALITA BAB I GIZI KURANG PADA BALITA BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Fungsi puskesmas seperti yang telah disebutkan dalam keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKES/SK/II/2004, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain case control bersifat Retrospective bertujuan menilai hubungan paparan penyakit cara menentukan sekelompok kasus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi kronis, kurang energi protein dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Gizi Ibu Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN UKURAN ANTROPOMETRI ANAK BALITA DI POSYANDU BALITAKU SAYANG KELURAHAN JANGLI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Ali Rosidi, Agustin Syamsianah Prodi S1 Gizi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Primer 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang biasa menyerang paru tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi yang baik dapat dicapai dengan memperhatikan pola konsumsi makanan terutama energi, protein, dan zat gizi mikro. Pola konsumsi makanan harus memperhatikan

Lebih terperinci

Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi

Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi Susilowati, S.KM. Dosen Kopertis Wilayah IV Dpk di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Cimahi 2008 Pendahuluan Penggunaan antropometri sebagai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu hamil dan balita sangatlah penting, sehingga Notoatmodjo (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu hamil dan balita sangatlah penting, sehingga Notoatmodjo (2003) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan ibu pada saat hamil dan kesehatan anak yang telah dilahirkan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum. Kesehatan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal ini BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masalah Gizi Pada Anak Balita Masa balita merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Akan tetapi pada masa ini anak balita merupakan kelompok yang rawan gizi. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga diistilakan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakancg Pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortality).

Lebih terperinci

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari rinilina1@gmail.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut

Lebih terperinci

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi

Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman

Lebih terperinci

Adapun fungsi zat gizi bagi tubuh adalah:

Adapun fungsi zat gizi bagi tubuh adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gizi Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian

Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat zat gizi, di bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia pra sekolah merupakan anak yang berusia antara 3-6 tahun (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada usia ini pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan gizi pada anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita merupakan periode perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gizi 2.1.1. Definisi Gizi Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anak. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di TPA/PAUD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilannya dalam Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status gizi adalah ekspresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Landasan kebijakan program pangan dan gizi dalam jangka panjang di tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17 tahun 2007 tentang Rencana

Lebih terperinci