PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN"

Transkripsi

1 TESIS PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA RAHAYU KARTIKA DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013

2 TESIS PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA RAHAYU KARTIKA DEWI NIM : PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAGEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGARUH MANAJEMEN LABA

3 SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana RAHAYU KARTIKA DEWI NIM : PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 Lembar Pengesahan

4 TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 AGUSTUS 2013 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., MSi NIP NIP Mengetahui Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,MSi Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP NIP Tesis Ini Telah Diuji pada

5 Tanggal: 25 Juli 2013 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No :0159a/H14.4/HK/2013, Tanggal 28 Januari 2013 Ketua : Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS Anggota : 1. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., MSi 2. Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE.,MSi 3. Dr Luh Gede Sri Artini, SE., MSi 4. Dr Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE,.MM SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

6 Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Rahayu Kartika Dewi NIM : Program Studi JudulTesi : Manajemen : PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 2013 (Rahayu Kartika Dewi)

7 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang HyangWidhi Wasa/Tuhan Yang MahaEsa, karena hanya atas asung waranugraha- Nya/ kurnia-nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE.,MSi. sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,MSi sebagai Ketua Program MM Unud. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE.,MSi, Dr. Luh Gede Sri Artini, SE.,MSi dan Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE.,MM yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Mama,yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasardasar berpikir logis dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Kepada Gde Rahmadi dan Rai Trisna yang memberikan dukungan sepenuhnya Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

8 ABSTRAK PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM INITIAL PUBLIC OFFERINGS TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Perusahaan melakukan penawaran saham perdana sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan dana. Fenomena asimetri informasi dan penurunan kinerja terjadi dalam Initial Public Offerings (IPO). Asimetri informasi yang terjadi, menyebabkan manajer memiliki kesempatan untuk melakukan manipulasi atas laporan keuangan yang biasa disebut dengan manajemen laba (earnings management). Manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen, tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang sehingga menyebabkan perusahaan mengalami penurunan kinerja (underperfomance). Penurunan kinerja keuangan yang dialami perusahaan akan sejalan dengan penurunan return saham. Hal ini sebagai koreksi pasar atas penurunan kinerja yang terjadi pasca IPO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba sebelum IPO terhadap kinerja keuangan setelah IPO. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan setelah IPO terhadap return saham setelah IPO. Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia, dengan obyek penelitian perusahanperusahaan yang melakukan IPO periode Manajemen laba dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan model Kang dan Siwaramakrishnan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan teknik analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menemukan bahwa: 1) manajemen laba yang dilakukan perusahaan sebelum IPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan setelah IPO dan 2) Kinerja keuangan setelah IPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham setelah IPO. Kata Kunci : IPO, manajemen laba, kinerja keuangan, return saham

9 ABSTRACT THE EFFECT OF EARNINGS MANAGEMENT PRE INITIAL PUBLIC OFFERINGS ON FINANCIAL PERFORMANCE AND THE IMPACT ON STOCK RETURN OF LISTED COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE As an alternative to obtain additional fund, a company perfoms Initial Public Offering (IPO), during which information asymetric and underperfomance phenomena take place. This information asymetric is exploited by manager to manipulate financial statements, commonly known as earnings management. Earnings management conducted by management can not be retained for long period, causing the company s declining performance. Then, it will be followed by declining of stock return, during to market correction towards declining performance post IPO. This research aims at determining the impact of earning management pre IPO to financial performance post IPO. It also aiming at determining the impact of financial performance post IPO to stock return post IPO. This research uses the companies data conducting IPO that went at Indonesia Stock Exchange for the periods The method used to examine earnings management are the method that develop by Kang and Siwaramakrishnan. The method of analysis of this research used single regression analysis. The result of this research is: (1) earning management pre IPO has negatively effect and statistically significant to financial performance post IPO and (2) financial performance post IPO has positively effect to stock return post IPO. Key Words: IPO, earnings management, financial performance, stock return

10 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori agensi (agency theory) dan asimetri informasi Teori pasar efisien Manajemen laba (earnings management) Initial Public Offering (IPO) Kinerja Keuangan Return Saham Hubungan IPO dan Manajemen Laba Hubungan Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Hubungan Kinerja Keuangan setelah IPO dan Return Saham setelah IPO BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Prosedur Pengumpulan Data Jenis Data Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data... 46

11 4.4 Teknik Analisis Data Pengujian Hipotesis BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Estimasi Discretionary Accruals Deskripsi Variabel Penelitian Pengujian Asumsi Klasik Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Pengujian Hipotesis Hasil pengujian Hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Manajemen Laba Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Return Saham BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Saran dan keterbatasan penelitian DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 69

12 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 4.1 Sampel Penelitian Hasil Estimasi Non Discretionary Accruals Statistik Deskriptif Discretionary Accruals, Perubahan Net Profit Margin, dan Return Saham Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Hipotesis

13 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1. Kerangka Konseptual... 32

14 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Daftar Sampel Penelitian Variabel Komponen Akrual Dua Periode Sebelum IPO (t-2) Variabel Komponen Akrual Satu Periode Sebelum IPO (t-1) Variabel Komponen Akrual Periode IPO (t) Perhitungan Non Discretionary Accruals Satu Periode Sebelum SEO (t-1) Variabel Discretionary Accruals Satu Periode Sebelum IPO Variabel Discretionary Accruals, Net Profit Margin, dan Return Saham Hasil Regresi Komponen Akrual Statistik Deskriptif Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Hipotesis

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial Publik Offerings) merupakan langkah awal bagi perusahaan sebelum berubah status menjadi perusahaan go public. Guo dan Mech (2000) dalam Sulistyanto dan Wibisono (2003:1) menyatakan dalam Initial Publik Offerings terjadi fenomena asimetri informasi dan penurunan kinerja. Asimetri informasi yang terjadi antara investor dan emiten, memaksa investor untuk mengandalkan informasi yang tersedia dalam prospektus. Salah satu informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan adalah informasi mengenai laba perusahaan. Laba yang dilaporkan perusahaan, digunakan sebagai sinyal kepada investor untuk melihat kinerja keuangan. Laba sebagai salah satu ukuran kinerja keuangan diukur dengan dasar akrual. Manajer dapat menyusun laporan keuangan dengan memilih metode akuntansi atau akrual akuntansi yang meningkatkan laba dan laba yang tinggi diharapkan akan dihargai oleh investor berupa harga penawaran yang tinggi. Terpusatnya perhatian investor pada laba seringkali membuat investor tidak memperhatikan prosedur yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan informasi laba. Hal ini mengakibatkan investor akan kesulitan memahami secara penuh praktik manajemen laba yang mungkin dilakukan oleh manajer, dalam kondisi yang demikian maka suatu dorongan dan kesempatan akan muncul dan tersedia bagi manajer untuk melakukan manipulasi atau manajemen atas laba yang dilaporkan.

16 Manajemen laba muncul sebagai konsekuensi pihak-pihak manajemen dalam pembuatan laporan keuangan demi kepentingan perusahaan itu sendiri. Manajemen laba tidak bisa diartikan sebagai upaya negatif yang merugikan, karena tidak selamanya manajemen laba selalu memanipulasi tingkat keuntungan (Gumanti:2009). Penggunaan manajemen laba pada saat perusahaan menawarkan saham di pasar perdana, menjadi sebuah fenomena yang penting karena disebabkan oleh dua hal. Pertama Teoh et al (1998) membuktikan bahwa investor tidak dapat mendeteksi laba hasil rekayasa pada saat penawaran perdana.kedua, kesenjangan informasi antara perusahaan dengan calon investor pada saat penawaran perdana, mempertinggi profitabilitas bagi perusahaan untuk menaikkan laba dan tidak terdeteksi oleh pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2006) membuktikan semakin tinggi informasi asimetri, maka semakin tinggi kemungkinan penggunaan manajemen laba. Manajemen laba pada saat IPO sangat mungkin terjadi mengingat peran laba akuntansi akan menentukan besarnya dana yang dapat diakumulasi oleh perusahaan dari pasar modal. Berdasarkan teori keagenan dan windows of opportunity, sikap manajer dalam melakukan manipulasi atas laporan keuangan perusahaan tidak mungkin dapat dilanjutkan dalam jangka panjang sehingga pasca penawaran perusahaan akan mengalami penurunan kinerja. Berdasarkan teori keagenan, penurunan kinerja setelah penawaran didorong dan dimotivasi oleh sikap manajer yang memanipulasi informasi kinerja keuangan perusahaan agar saham yang ditawarkan perusahaan dinilai positif oleh pasar. Konsep windows of opportunity menyatakan bahwa penurunan kinerja keuangan perusahaan setelah penawaran disebabkan sikap oportunis manajer dengan mengeluarkan ekuitas tambahan pada saat mengetahui bahwa pasar telah menilai

17 perusahaan terlalu tinggi (overvalued), namun dalam jangka panjang pasar akan mengoreksi kesalahan yang dilakukannya, sehingga mengakibatkan penurunan dalam kinerja. Beberapa studi menemukan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba sebelum IPO. Maria dan Francisco (2006) menemukan bukti bahwa perusahaanperusahaan di Spanyol melakukan manajemen laba pada periode satu tahun sebelum IPO dan menemukan penurunan kinerja saham dalam jangka panjang. Amin (2007) menemukan bahwa terdapat penurunan kinerja operasional perusahaan setelah IPO. Penurunan tersebut menunjukkan indikasi telah terjadi manajemen laba menjelang IPO. Teoh et al. (1998a) dalam Perwani (2009) menemukan bahwa ada perusahaan yang berperilaku agresif (menaikkan laba) dan ada yang berperilaku konservatif ketika menyusun laporan keuangan satu periode sebelum IPO. Joni dan Jogiyanto (2009) berhasil menemukan manajemen laba disekitar IPO, yaitu periode dua tahun sebelum IPO dan lima tahun setelah IPO. Perusahaan melakukan manajemen laba dengan menurunkan nilai laba periode dua tahun sebelum IPO, kemudian manajemen laba dilakukan dengan menaikkan nilai laba pada periode satu tahun sebelum IPO. Perusahaan juga melakukan manajemen laba dengan menaikkan nilai laba periode lima tahun setelah IPO. Penelitian Joni dan Jogiyanto juga menemukan bahwa manajemen laba periode 2 tahun sebelum IPO berhubungan dengan return saham. Koefisien hubungan manajemen laba dengan return saham bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba yang tinggi menyebabkan nilai harga saham rendah.

18 Saiful (2004), Raharjono (2005), Khoirudin (2007) dan Gumanti (2009) menemukan bahwa terjadi manajemen laba menjelang IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saiful (2004) dan Gumanti (2009) menyimpulkan bahwa manajemen melakukan manajemen laba periode dua tahun menjelang IPO dan tidak terdapat indikasi manajemen laba periode satu tahun menjelang IPO. Raharjono (2005) menemukan bahwa manajemen laba terjadi pada periode satu tahun menjelang IPO. Asimetri informasi antara manajemen dan investor tidak lagi tinggi setelah IPO, namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba juga dilakukan setelah IPO. Saiful (2004) dan Khoirudin (2007) juga menemukan adanya manajemen laba periode dua tahun setelah IPO. Beberapa penelitian mengenai reaksi investor terhadap manajemen laba telah dilakukan selain penelitian atas reaksi penurunan kinerja. Teoh et al. (1998a) dalam Perwani (2009) menemukan bahwa setelah IPO, return saham jangka panjang mengalami penurunan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan IPO. Penurunan ini berhubungan dengan akrual diskresioner (discretionary accruals) di sekitar IPO. Manajemen laba berhubungan negatif terhadap return saham, artinya investor memberikan reaksi negatif terhadap praktik manajemen laba. Penelitian-penelitian empiris tentang penerapan manajemen laba di sekitar IPO telah banyak dilakukan, namun hasil yang ditemukan tidak selalu konsisten antara penelitian yang satu dengan penelitian yang lain. Penelitian yang membuktikan adanya manajemen laba di sekitar IPO merupakan hal yang menarik diteliti karena berusaha menjawab fenomena manajemen laba di sekitar IPO dan mengaitkannya dengan teori yang ada.

19 Ardiati (2005) menemukan bahwa manajemen laba berpengaruh positif terhadap return saham dengan menggunakan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi. Saiful (2004) juga melakukan studi di BEI dan menemukan bahwa return saham satu tahun setelah IPO adalah rendah, namun penelitian ini tidak berhasil menemukan hubungan antara rendahnya return saham setahun setelah IPO dengan manajemen laba di sekitar IPO. Widiastuty (2004) juga menemukan bahwa manajemen laba berhubungan positif terhadap return saham dengan menggunakan leverage dan unexpected earnings sebagai variabel kontrol, sedangkan Raharjono (2006) menemukan bukti bahwa tidak terdapat hubungan antara manajemen laba periode satu tahun sebelum IPO dengan return saham setelah IPO. Laughran dan Ritter (1997) menyatakan bahwa sejalan dengan penurunan kinerja operasi, maka penurunan kinerja saham juga akan terjadi sebagai akibat dilakukannya manipulasi saat penawaran. Rodoni (2002) juga menemukan bahwa kinerja IPO untuk jangka panjang menunjukkan kinerja yang negatif. Kondisi tersebut terjadi karena harga saham berkolerasi dengan kinerja keuangan, sehingga penurunan kinerja keuangan akan membuat pasar melakukan koreksi harga saham yang overvalue tersebut. Penelitian ini bertujuan selain untuk melihat pengaruh manajemen laba yang dilakukan perusahaan menjelang IPO terhadap kinerja keuangan, juga untuk mengamati apakah penurunan return saham yang terjadi pasca IPO merupakan respon pasar atas menurunnya kinerja keuangan perusahaan.

20 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah: 1) Apakah manajemen laba sebelum IPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahan setelah IPO? 2) Apakah kinerja keuangan setelah IPO berpengaruh signifikan terhadap return saham setelah IPO? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh manajemen laba sebelum IPO terhadap kinerja keuangan perusahaan setelah IPO. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja keuangan setelah IPO terhadap return saham setelah IPO. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa bukti empiris khususnya mengenai fenomena manajemen laba yang terjadi di sekitar IPO dan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan Manfaat Praktis Terdapat beberapa manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

21 1) Bagi Investor Membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat, terutama dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan serta sejauh mana hubungan antara manajemen laba sebelum IPO dengan kinerja keuangan dan return saham sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko investasi 2) Bagi Emiten Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam mengelola perusahaan terutama dalam meminimalkan praktik manajemen laba sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

22 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori keagenan dan asimetri informasi Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang mempekerjakan orang lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Jensen and Meckling, 1976:5). Ali Irfan (2002:85), menyatakan bahwa dalam teori keagenan perusahaan merupakan lokus (titik temu) hubungan keagenan antara pemilik perusahaan dengan manajemen, dengan masing-masing pihak yang terlibat dalam hubungan agensi berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka. Teori keagenan memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat sementara agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena prinsipal tidak memonitor aktivitas agen sehari-hari untuk memastikan bahwa agen bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Hubungan antara prinsipal dan agen, berkaitan dengan akuntansi keuangan karena kontrak antara prinsipal dan agen seringkali berdasar pada laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan sendiri. Pada kenyataannya, agen memiliki lebih banyak informasi penting mengenai

23 kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Situasi ini memicu adanya suatu kondisi yang disebut asimetri informasi. Asimetri informasi adalah suatu kondisi dimana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholders sebagai pengguna informasi (Ali Irfan, 2002:88). Asimetri informasi dapat dibedakan menjadi tipe yaitu: 1) Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial, memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Dalam hal ini, para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor sebagai pihak luar. 2) Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi potensial, dapat mengamati tindakan-tindakan mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman kecuali pada perusahaan yang sangat kecil, sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Adanya asimetri informasi sebagaimana disebutkan di atas, menyebabkan adanya suatu kondisi yang memungkinkan agen mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikannya, yang bisa mereka lakukan melalui manajemen laba. 2.2 Teori pasar efisien

24 Fama (1970) dalam Jogiyanto (2009:353), membedakan tiga arah efisiensi pasar berdasarkan tiga macam bentuk informasi meliputi informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat sebagai berikut: 1) Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal. 2) Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semistrong form) Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut: (1) Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. (2) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan.

25 (3) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. 3) Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (strong form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat, jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat. Menurut Jogiyanto (2009:358) pembagian pasar oleh Fama berdasarkan pada ketersediaan informasi sehingga disebut efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Jogiyanto (2009:359) menyatakan bahwa efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk pengambilan keputusan. Efisiensi pasar jika semua informasi tersedia dan semua pelaku pasar dapat mengambil keputusan dengan canggih sebagai efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Efisiensi pasar secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut versi Fama yang didasarkan pada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya adalah jika efisien pasar secara informasi hanya mempertimbangkan sebuah faktor saja yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua faktor yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar. Banyak faktor yang dilibatkan dalam menentukan pasar yang efisien, suatu pasar yang efisien secara keputusan merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang lebih tinggi dibandingkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Dengan

26 demikian, efisiensi pasar secara keputusan dapat ditambahkan di pembagian pasar efisien menurut Fama (Jogiyanto, 2009:360). Sutrisno (2002:161) menyatakan bahwa dalam teori pasar efisien diungkapkan jika sebagian besar investor bereaksi ketika menerima informasi baru sebagai pedoman untuk keputusan investasinya, maka pasar disebut efisien. Pasar sekuritas efisien jika harga sekuritas yang diperdagangkan di pasar tersebut, dari waktu ke waktu merefleksikan secara tepat seluruh informasi sekuritas yang dipublikasi secara umum. Teori pasar modal efisien memberi sinyal alasan utama adanya informasi akuntansi, yaitu asimetri informasi (moral hazard dan adverse selection). Hipotesis pasar efisien seharusnya tidak mengaitkan reaksi pasar atas perubahan prosedur akuntansi, sehingga manajer tidak perlu melakukan tindakan manajemen laba. Teori pasar efisien memprediksi bahwa tidak ada reaksi pasar atas perubahan kebijakan akuntansi sepanjang tidak mempunyai pengaruh yang mendasari profitabilitas dan arus kas perusahaan. Teori pasar efisien mengakui adanya pengungkapan penuh (full disclosure), termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Ketika kebijakan akuntansi diungkapkan secara penuh, pasar akan mengintegrasikan nilai saham perusahaan dalam hubungannnya dengan kebijakan akuntansi yang digunakan. Kebijakan akuntansi mempunyai pengaruh yang potensial terhadap keputusan manajemen. Dalam kenyataannya, baik manajemen, pemerintah, maupun investor bereaksi terhadap pemilihan kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan. 2.3 Manajemen laba (earnings management) Manajemen Laba merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari, karena fenomena terjadinya manajemen laba adalah dampak dari penggunaan dasar akrual dalam

27 penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual yang digunakan dalam laporan keuangan perusahaan berasal dari angka laba, bukan akrual yang menjadikan laporan keuangan yang benar sahih, tetapi akrual yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi pemegang saham. Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan ataupenurunan profitabilitas dalam jangka panjang. Schipper (1989) dalam Sutrisno (2002:163) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat, sedangkan Healy dan Wahlen (1999:6), menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan, dan membentuk transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi besaran laba kepada beberapa stakeholders tentang kinerja ekonomi yang mendasari perusahaan, atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Menurut Scott (2006:351) terdapat dua cara untuk memahami manajemen laba, yaitu: 1) Memahami manjemen laba sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, hutang, dan political cost. 2) Memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting, dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori keagenan dan asimetri informasi Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO TESIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI AND REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA PUTU AYU RUSMALA DEWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan usahanya. Ekspansi merupakan

Lebih terperinci

STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Ade Kusuma Dewi NIM : 1390662017 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory (Mursalim, 2005) yang membuat suatu

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sutrisno, S.E., M.Si., Ak., CA Disusun oleh: Annisa Sabrina Djunaedy PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu mengelola perusahaan miliknya sendiri, sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan (principal) tidak mampu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan yang dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976) merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan

Lebih terperinci

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Agresivitas Pajak Perusahaan Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial Publik Offerings) merupakan langkah awal bagi perusahaan sebelum berubah status menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk kepada beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai beberapa alternatif sumber pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai beberapa alternatif sumber pendanaan untuk membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan mempunyai beberapa alternatif sumber pendanaan untuk membiayai kegiatan operasional dan ekspansi. Salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang jika ingin tetap bertahan dan mampu memenangkan persaingan bisnis maka harus selalu melakukan inovasi. Inovasi menyebabkan perusahaan terus

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM IPO TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM

PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM IPO TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM PENGARUH MANAJEMEN LABA SEBELUM IPO TERHADAP KINERJA KEUANGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP RETURN SAHAM Rahayu Kartika Dewi Program Pascasarjana Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email: rahayu.kartika@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan go public. Salah satu alasan mengapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau persekutuan. Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut maka akan tiba saatnya untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. melakukan hal yang terbaik bagi kepentingan pribadinya. Teori ini menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. melakukan hal yang terbaik bagi kepentingan pribadinya. Teori ini menjelaskan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan Penelitian mengenai Manajemen laba ini dilandasi oleh teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan mengasumsikan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B HUBUNGAN MANAJEMEN LABA (EARNING MANAGEMENT) DENGAN KINERJA OPERASI DI SEKITAR INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 1998 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE SURYA PRATAMA NIM : 1390662029 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya membutuhkan dana segar apabila sumber internal perusahaan maupun pinjaman bank dianggap

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TESIS STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI ADI SUSTIKA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA

STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE TESIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE ALEXANDRE DE JESUS LAY NIM : 1390661052 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan menawarkan saham pada publik untuk yang pertama kali. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Untuk mendapatkan modal yang besar, banyak perusahaan yang memilih untuk go publik.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba) BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Earnings Management (Manajemen Laba) II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba) Adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (Struktur Modal Sebagai Variabel Moderasi) NI MADE SUASTINI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.

Lebih terperinci

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE ANANDITHA WICAKSANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Yustisia dan Andiyani, 2006). Jensen dan Meckling (1976) dalam Sunarto (2009)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Yustisia dan Andiyani, 2006). Jensen dan Meckling (1976) dalam Sunarto (2009) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan secara mendetail pertama kali dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Jensen dan Meckling (1976) menyebut manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011) mengatakan bahwa hubungan antara pemilik dan pemegang saham (prinsipal) dengan manajer (agen/investor)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha memaksa manajemen perusahaaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha memaksa manajemen perusahaaan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha memaksa manajemen perusahaaan melakukan peningkatan aktivitas perusahaan untuk menjaga agar perusahaan dapat tetap berjalan ataupun agar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RETURN SAHAM PADA EX-DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RETURN SAHAM PADA EX-DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RETURN SAHAM PADA EX-DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA NYOMAN SHUADNYANA PUTRA NIM. : 0791662029 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara digilib.uns.ac.id 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara prinsipal (pemilik atau pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement)

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement) dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi, dengan tujuan mengubah laporan keuangan

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, Penulis UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha- Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) dan laba Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan yang terkait dengan hubungan atau kontrak diantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana tambahan, salah satu alternatif penambahan saham dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana tambahan, salah satu alternatif penambahan saham dipilih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha atau dalam rangka pengembangan usaha. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan dengan semakin banyaknya perusahaan. Perusahaan ini dalam berkembangnya memerlukan permodalan, hal ini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan 1 PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan eksternal. Bagi pihak internal, laba digunakan untuk menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan praktisi maupun akademisi, khususnya peneliti akuntansi karena berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. tambahan modal bagi perusahaan yang telah berada pada tahapan start up, karena

BAB I PENDAHULUAN. distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. tambahan modal bagi perusahaan yang telah berada pada tahapan start up, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna

Lebih terperinci

TEORI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS. RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI (32) PROGRAM EKSTENSI

TEORI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS. RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI (32) PROGRAM EKSTENSI TEORI AKUNTANSI RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI 1315351050 (32) PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2015 Manajemen Laba Informasi laba sangatlah

Lebih terperinci

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Nita 05.60.0039 Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA IDA AYU PUTU MEGAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak 2008 hingga pada saat ini kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang membaik menstimulus perusahaan untuk mengembangkan usahanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,antara lain : 1. Christian Herdinata, 2012. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penilaian yang tepat terhadap perusahaan merupakan hal yang wajar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian penilaian tersebut biasanya

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERUBAHAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan alternatif investasi yang sangat fleksibel bagi para investor. perusahaan atau saham kepada masyarakat (public).

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan alternatif investasi yang sangat fleksibel bagi para investor. perusahaan atau saham kepada masyarakat (public). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda dunia bisnis. Penyelenggaraan pasar modal mendorong percepatan aktivitas investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan yang go public dan terdaftar di bursa efek berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif dalam penghimpunan dana selain sistem perbankan. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. alternatif dalam penghimpunan dana selain sistem perbankan. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah informasi laba dalam laporan laba rugi (Ningsaptiti,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah informasi laba dalam laporan laba rugi (Ningsaptiti, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Masalah dasar dari teori keagenan (agency

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholders tentang kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholders tentang kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Manajemen Laba a. Pengertian Manajemen Laba Earning Management terjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam pelaporan keuangan dan dalam melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik

I. PENDAHULUAN. tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dan media komunikasi utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang cukup penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional maupun patungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional maupun patungan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Selama dasawarsa terakhir, pasar modal mulai menunjukkan peranan penting dalam memobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut pendapat Darsono (2010: 47), Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum

Lebih terperinci

PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI

PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan go public. Salah satu alasan mengapa perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan menyajikan data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut mengharuskan perusahaan mempertimbangkan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan 8 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam landasan teori, akan dibahas lebih jauh mengenai Analisis Dan Pengaruh Manajemen Laba Akrual Dan Aktivitas Nyata Terhadap Penawaran Right Issue Serta Kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA (Ditinjau dari Laporan Keuangan Tahunan Periode Tahun 2006-2008) Skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Menurut Hery (2015:58) Laporan keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Menurut Hery (2015:58) Laporan keuangan (financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap emiten (perusahaan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan atau mengungkapkan kondisi keuangannya secara rutin menurut laporan

Lebih terperinci