GAMBARAN FAKTOR MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SUMEDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN FAKTOR MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SUMEDANG"

Transkripsi

1 GAMBARAN FAKTOR MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SUMEDANG 1 ABSTRAK 1 h Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung h 1 1 Hasil studi pendahuluan di RSUD Sumedang menunjukkan bahwa pelaksanaan personal hygiene didorong oleh faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang berdasarkan pada teori motivasi Herzberg Dua Faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor motivasi apa yang paling banyak muncul terhadap perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel secara total sampling sebanyak 65 orang perawat. Pengukuran faktor motivasi perawat menggunakan alat ukur kuesioner motivasi kerja yang dimodifikasi berdasarkan teori motivasi Herzberg Dua Faktor. Analisa data menggunakan Modus (Mo). Berdasarkan hasil penelitian, faktor motivasi yang paling banyak adalah motivasi intrinsik. Hasil tersebut baik karena faktor intrinsik merupakan motivasi dari dalam diri individu yang mengarah kepada kepuasan individu dalam bekerja, menyelesaikan tugas, dan kemajuan mereka selagi mereka bekerja di instansi tersebut. Kata kunci: Motivasi Herzberg Dua Faktor, Personal hygiene, Perawat ABSTRACT Based on the beginning research at Sumedang Hospital showed the personal hygiene s implemantation motivated by intrinsic and ekstrinsic factor. The purpose of this study was to perceive of what is the most apprears in nurses s motivation factors againts the patient's personal hygiene needs.this research used descriptive quantitative as a method. Sampling was taken by total sampling method as many 65 nurse respondents. To measure nurses s motivation factors was use modified quessionairre based on Frederick Herzberg s Two-Factors Motivation Theory. The analysis was using Mode (Mo). Based on this research, the most appears in nurses s motivation factors is intrinsic motivation factor. The intrinsic motivation factor showed a high percentage than extrinsic motivation factor. The result was quite good because intrinsic motivation factor could lead to job satisfaction, finishing duties, personal advancement. Keywords: Herzberg s Two Factor Motivation, Personal hygiene, Nurse 1

2 PENDAHULUAN Keperawatan di rumah sakit mempunyai peranan penting dan strategis sebagai salah satu peran perawat adalah sebagai care giver. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pemenuhan personal hygiene pasien selama dirawat. Personal hygiene menurut buku Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (2003), Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin. (Perry & Potter, 2005) Motivasi adalah keinginan dan dorongan individual untuk melakukan suatu upaya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri maupun dari luar untuk memenuhi suatu tujuan tertentu. sedangkan motivasi kerja adalah suatu keinginan atau dorongan individu untuk melaksanakan suatu bagian dari pekerjaan yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri maupun dari luar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Gibson, et al dalam Buku Organisasi : Perilaku, Struktur, dan Proses (2000) Frederick Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Kedua faktor tersebut adalah bukan pemuas-pemuas, atau motivator higenis, atau ekstrinsik-intrinsik. Faktor ekstrinsik atau Dissastifier, meliputi: Upah atau Gaji, Keamanan Kerja, Kondisi Kerja, Status, Prosedur atau Kebijakan Perusahaan, Supervisi atau Penyeliaan, Hubungan Interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan. Faktor 2

3 instrinsik atau motivator mencakup: Capaian atau Prestasi, Pengakuan, Tanggung jawab, Pekerjaan itu sendiri, Kemajuan dan Kemungkinan Berkembang. Kriteria yang digunakan untuk hasil pengukuran adalah faktor motivasi itu sendiri yaitu faktor ekstrinsik atau faktor intrinsik. Berdasarkan hasil wawancara tujuh dari tujuh orang perawat dari ruang rawat inap Kenanga, dua orang menyatakan personal hygiene dilaksanakan setiap hari, hanya saja mandi dan keramas pasien saja, oral hygiene dan potong kuku oleh angggota keluarga, SOP personal hygiene sudah ada, Peralatan personal hygiene seperti handuk, ember, air hangat di dapur ruangan telah tersedia. Kecuali sabun dan pasta gigi, keluarga yang menyediakan. Tiga orang perawat Kenanga lainnya juga menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan personal hygiene adalah tugas perawat yang sudah menjadi resiko perawat dan menjadi kewajiban, tetapi banyaknya tindakan dan pasien yang di rawat, personal hygiene kadang dilaksanakan oleh keluarga dan mahasiswa yang praktek saja. Dua orang perawat Kenanga menyatakan bahwa dalam pelaksanaan personal hygiene pasien harus ada semacam salon pasien yang akan memfasilitasi pelaksanaan personal hygiene pasien sehingga mendorong pula kesadaran pasien untuk mengakui tugas pelaksanaan personal hygiene tersebut dengan insentif khusus personal hygiene pasien. Perawat Kenanga juga menyatakan bahwa tugas personal hygiene memerlukan waktu yang cukup lama, cermat, dan sungguh-sungguh dalam pelaksanaannya, akan tetapi dalam pelaksanaannya personal hygiene diruangan terbentur dengan tugas klinis lain yang lebih prioritas. Hasil wawancara lima orang perawat ruang rawat inap Dahlia, lima orang perawat Dahlia menyatakan bahwa pelaksanaan tugas personal hygiene tidak 3

4 dilaksanakan setiap hari, apabila pasien membutuhkan maka personal hygienenya biasa dilaksanakan oleh keluarga dan kadang oleh mahasiswa yang praktek diruangan. Personal hygiene jarang dilakukan karena perawat disibukkan dengan banyaknya tindakan dan jarang ada diruangan. Peralatan personal hygiene seperti handuk, wash lap, perlak dan air hangat tidak tersedia. Perawat juga menyatakan kehadiran insentif dan adanya pengawasan tugas keperawatan (supervisi) akan mendorong perawat dalam melaksanakan tugas dengan baik. Perawat Dahlia menyatakan juga bahwa diruangan jarang mendapat pujian baik dari rekan, atasan. Sehingga perawat menyatakan perlunya pujian serta ucapan terimakasih dari pasien, rekanan serta atasan agar meningkatnya motivasi melaksanakan tugas personal hygiene khususnya umumnya tugas keperawatan yang lain. Perawat juga kurang termotivasi karena kelas diruangan yang meliputi kelas satu, dua, dan tiga dengan jumlah perawat serta beban kerja yang menyebabkan harus melaksanakan tugas yang lebih darurat dan mengharuskan tindakan yang cepat. Hasil wawancara dengan empat orang perawat di ruang rawat inap Cempaka, dua orang perawat menyatakan bahwa pelaksanaan personal hygiene dilakukan oleh keluarga pasien karena keluarga pasien selalu hadir dan menemani pasien. Dua orang perawat Cempaka lainnya juga menyatakan bahwa dalam pelaksanakan tugas personal hygiene tidak diawasi, tidak diberikan insentif khusus. Perawat juga menyatakan sangat terbantu karena tugas personal hygiene dilaksanakan apabila ada mahasiswa yang praktek. Berdasarkan pada hal tersebut, terdapat keragaman hasil dan pelaksanaan praktek personal hygiene di Ruangan yang menjadi objek penelitian peneliti. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran 4

5 Faktor Motivasi Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Sumedang. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor motivasi mana yang paling banyak muncul pada perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene pasien di ruang rawat inap RSUD Sumedang KERANGKA PEMIKIRAN Motivasi Kerja Perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene (memandikan) Faktor Ekstrinsik/ Hygiene/ Dissastifier Prosedur atau Kebijakan perusahaan Mutu Penyeliaan atau Supervisi Kondisi kerja Upah atau Gaji Keamanan Kerja Status Hubungan Interpersonal antar rekan kerja, atasan, dan bawahan Faktor Intrinsik/ Motivator Capaian atau Prestasi Pengakuan Kemajuan Tanggung jawab Pekerjaan itu sendiri Kemungkinan untuk berkembang Keterangan : :diteliti :tidak diteliti METODE Jenis yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu pada penelitian ini mengidentifikasi bagaimana Gambaran Faktor Motivasi Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Sumedang. 5

6 Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, tanpa membuat hubungan atau perbandingan dengan variabel lain. Variabel dalam penelitian ini yaitu: motivasi perawat. Adapun subvariabel dalam penelitian yang telah dilakukan penelitian adalah; a. Ekstrinsik/Dissastifier : (1)Prosedur atau Kebijakan perusahaan, (2)Mutu Penyeliaan atau Supervisi, (3)Kondisi kerja, (4)Upah atau Gaji, (5)Keamanan Kerja, (6)Status, (7)Hubungan Interpersonal antar sesama rekan kerja, atasan, bawahan; b. Intrinsik/Motivator : (1)Capaian atau Prestasi, (2)Pengakuan, (3)Kemajuan, (4)Tanggung jawab, (5)Pekerjaan itu sendiri, (6) Kemungkinan untuk berkembang. (Gibson et al, 2000) Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak perawat yang bekerja di tiga Ruang Rawat Inap RSUD Sumedang yaitu Kenanga, Dahlia, dan Cempaka. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan teknik total sampling yaitu 65 orang. Instrumen penelitian ini di buat oleh peneliti dan dimodifikasi berdasarkan Teori Dua Faktor Frederick Herzberg. Adapun untuk melakukan analisis data diperlukan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap antara lain : 1. Editing Apabila terdapat jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tertentu. 2. Data Coding Penyusunan data mentah (yang ada dalam kuisioner) kedalam bentuk yang mudah dibaca oleh computer, 6

7 3. Data Entering Pemindahan data ke komputer adalah memindahkan data yang telah diubah menjadi kode kedalam mesin pengolah data. 4. Data Cleaning Pembersihan data adalah memastikan bahwa data yang telah masuk sesuai dengan yang sebenarnya. 5. Data Output Penyajian data merupakan hasil dari proses pengolahan data yang disajikan baik dalam bentuk tabel yang berisikan data nominal hasil penjumlahan scoring. 6. Data Analyzing Langkah selanjutnya adalah analisis data, yakni proses untuk melihat hasil dari interpretasi data dengan rumus yang digunakan untuk menggunakan Rumus Modus = + C Setelah itu skor dari responden dihitung jumlahnya kemudian hasil dari skor motivasi ekstrinsik tiap responden dibandingkan dengan skor motivasi intrinsik tiap responden sehingga : Bila total nilai Faktor Ekstrinsik > Faktor Intrinsik Bila total nilai Faktor Intrinsik > Faktor Ekstrinsik Kemudian dibuat tabel distribusi frekuensi dengan rumus = x 100 % HASIL DAN PEMBAHASAN 7

8 Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran faktor motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene dan dilakukan pada 65 orang perawat di tiga ruangan (Kenanga, Dahlia, dan Cempaka) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor Motivasi Perawat di Tiga Ruang Rawat Inap RSUD Sumedang Ruangan Ekstrinsik Intrinsik Total F % F % F % Kenanga 3 13, , Dahlia 10 43, , Cempaka 3 15, , Total 16 24, , Dari Tabel 1 bahwa 49 responden (75,4%), faktor yang paling banyak muncul adalah faktor motivasi intrinsik sedangkan 16 responden (24,6%), faktor yang paling banyak muncul adalah faktor motivasi ekstrinsik. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sumedang termotivasi oleh adanya faktor motivasi Intrinsik. Hasil penelitian perawat di RSUD Sumedang bahwa faktor motivasi intrinsik muncul sebanyak 75,4% dan faktor motivasi ekstrinsik sebanyak 24,6%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat termotivasi karena faktor Intrinsik atau faktor motivator mengarah kepada kepuasan kerja. Motivasi ialah keinginan untuk berusaha atau berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan organisasi yang dikondisikan atau ditentukan oleh kemampuan usaha atau upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. (Robbins, 2001). Motivasi karyawan dapat berbeda-beda tergantung kondisi ekstrinsik dan intrinsik individu dan tempat bekerjanya. Faktor intrinsik mempunyai indikator Capaian atau Prestasi, Pengakuan, Kemajuan, Tanggung jawab, Pekerjaan itu sendiri, dan Kemungkinan untuk 8

9 berkembang. Dimana indikator ini dapat menjadi faktor yang dapat mempengaruhi motivasi individu. Indikator capaian prestasi ; Termasuk didalamnya kepuasan pribadi, menyelesaikan masalah, serta melihat hasil pekerjaan dari rekan yang lain (Tietjen & Myers, 1998). Yaitu saat perawat melihat bagaimana hasil kerjanya dalam pelaksanaan personal hygiene pasien, menyelesaikan tugas personal hygiene pasien dengan memuaskan, serta bagaimana perawat melihat hasil kerjanya dari rekan yang lain sehingga baik atau buruk dapat memotivasi perawat dalam melaksanakan personal hygiene. Indikator kemajuan; Perubahan nyata dalam upaya menaikkan status di perusahaan (Tietjen & Myers, 1998). Adalah bagaimana upaya perawat dalam menaikkan status di tempat kerja yaitu dengan melaksanakan tugas keperawatan salah satunya adalah dengan melaksanakan personal hygiene pasien. Sehingga dalam upaya dapat membantu mendapatkan promosi yang akan mengarahkan ke kepuasan kerja. Indikator pengakuan; Adalah suatu pengakuan dari pekerja atau orang lain akan suatu pekerjaan yang dilakukan dengan baik atau prestasi (Tietjen & Myers, 1998). Dimana keinginan akan diakui oleh rekan atau orang lain terhadap tugas yang diemban salah satunya adalah melaksanakan personal hygiene bahwa tugas tersebut adalah tugas perawat sehingga mengarah kepada motivasi untuk melaksanakan pekerjaan lain atau personal hygiene. Indikator pekerjaan itu sendiri; Isi sebenarnya dari pekerjaan itu dan dampak positif serta negatif yang mana karyawan mengakarakteristikannya sebagai pekerjaan yang menarik atau membosankan, berubah-ubah atau itu-itu saja, kreatif atau membuat tak semangat, mudah atau sulit, menantang atau tidak menantang (Tietjen & Myers, 9

10 1998). Dimana tugas personal hygiene mendapat citra suatu tugas yang menarik atau membosankan, berubah-ubah, itu-itu saja, kreatif atau membuat tak bersemangat, mudah atau sulit, menantang atau tidak. Apabila tugas personal hygiene mempunyai citra pekerjaan yang menarik atau menantang maka akan meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan personal hygiene. Indikator tanggung jawab; Termasuk didalamnya tanggung jawab dan kekuasaan dalam hubungan disuatu pekerjaan. Tanggung jawab merujuk kepada pengendalian karyawan terhadap pekerjaan atau pekerjaan lainnya yang ditanggungjawabkan kepadanya (Tietjen & Myers, 1998). Yaitu bagaimana perawat mengemban tugas personal hygiene dengan baik dan melaksanakan dengan sungguhsungguh sesuai dengan SOP, memerhatikan sikap empati terhadap pasien, dan bertanggung jawab atas resiko yang dapat terjadi dalam melaksanakan personal hygiene Indikator kemungkinan untuk berkembang; Termasuk mempelajari bakat yang baru, kesempatan untuk maju yang lebih besar, dengan keahlian saat ini yang sedang dimiliki (Tietjen & Myers, 1998). Indikator tersebut berkaitan dengan motivasi perawat dalam melaksanakan personal hygiene pada pasien, karena dalam pelaksanaanya perawat dapat mempelajari hal-hal yang baru, kemudian apabila tugas personal hygiene sering dilakukan maka akan memgembangkan potensi perawat akan menjadi ahli di bidang personal hygiene. Perbedaan utama antara faktor ekstrinsik dan intrinsik, menurut Herzberg ialah bahwa ekstrinsik tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, dan oleh karena itu ia menamakannya faktor lingkungan kerja, sedangkan faktor intrinsik langsung berhubungan dengan kerja, maka Herzberg menyebutnya faktor isi kerja. Dengan kata lain Herzberg mengemukakan perlunya melihat isi pekerjaan itu sendiri dan 10 10

11 menganalisis faktor-faktor yang membuat pekerjaan itu pengalaman yang memuaskan. Menurut Herzberg faktor intrinsik menambah kepuasan kerja dan perkembangan mereka selagi bekerja dalam organisasi. (Pareek, 1991) Menurut Davis dan Newstrom dalam buku Perilaku dalam Organisasi (2004) Faktor motivasi seperti pencapaian dan tanggung jawab berkaitan langsung dengan pekerjaan itu sendiri, prestasi pegawai, serta pengakuan dan pertumbuhan yang diperoleh darinya. Motivator sebagian besar berpusat pada pekerjaan; faktor ini berhubungan dengan isi pekerjaan (job content). Sebaliknya, faktor pemeliharaan terutama berhubungan dengan konteks pekerjaan (job context) karena lebih berkaitan dengan lingkungan di sekitar pekerjaan. Pekerjaan antara isi pekerjaan dan konteks pekerjaan ini merupakan hal yang penting. ini menunjukkan bahwa para pegawai terutama sangat termotivasi oleh hal-hal yang mereka lakukan bagi diri mereka sendiri. Apabila mereka memikul tanggung jawab untuk mendapatkan pengakuan melalui perilaku mereka sendiri, mereka sangat termotivasi. Perbedaan antara isi pekerjaan dan konteks pekerjaan serupa dengan perbedaan antara motivator intrinsik dan ekstrinsik dalam psikologi. Motivator intrinsik adalam imbalan dari dalam diri yang dirasakan seseorang pada saat melakukan pekerjaan, jadi ada kaitan lansung antara pekerjaan dan imbalan. Pegawai dalam situasi ini termotivasisendiri. Motivator ekstrinsik adalah imbalan dari luar yang terpisah dari pekerjaan, yang tidak menimbulkan kepuasan pada saat dilakukannya pekerjaan. Contohnya antara lain adalah program pensiun, asuransi kesehatan, dan liburan (Davis & Newstrom, 2004) Menurut Shief dalam jurnal Motivation and Job Satisfaction (2008) Motivasi Ekstrinsik sering menjadi hasil dari ganjaran nyata seperti halnya uang atau promosi, atau hasil yang tidak nyata seperti halnya pujian. Motivasi Intrinsik sering menjadi hasil 11 11

12 dari terlibatnya aktivitas berdasar terhadap tingkat menikmati pekerjaan seperti halnya mempelajari hal baru atau membantu reka kerja yang lain. Apapun kecenderungan individu baik motivasi ekstrinsik atau intrinsik, akan menentukan jalan mereka terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Janssen, et al (1999), bahwa faktor intrinsik menjadi hasil dominan terhadap penelitian yang dilakukan kepada perawat pekerja rumah sakit, dari hasil penelitian tersebut, Janssen et al menyatakan bahwa faktor intrinsik bmenjadi faktor primer terhadap perawat. Karena perawat mengalami kejenuhan dan kebosanan pekerjaan dengan beban kerja di rumah sakit. Janssen et al juga menambahkan bahwa lelah emosi juga menjadi hasil dominan atas kurangnya hubungan interpersonal antara rekan, atasan dan bawahan serta tuntutan dalam pekerjaan, bekerja di bawah tekanan waktu yang hal-hal tersebut adalah bagian dari motivasi Intrinsik. Hasil penelitian lain yang telah dilakukan oleh Warraich, et al (2010), bahwa faktor intrinsik lebih menunjukkan hasil terbesar dalam penelitian yang dilakukan terhadap responden penelitian tersebut. Warraich et al menyatakan tiga komponen faktor intrinsik yaitu kemungkinan untuk berkembang, kemajuan, dan tanggung jawab adalah komponen yang memiliki angka persentase tinggi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 65 responden perawat di tiga ruang rawat inap yaitu Kenanga, Dahlia, dan Cempaka di RSUD Sumedang, dapat 12 12

13 disimpulkan bahwa faktor motivasi intrinsik sebanyak 75,4% dan faktor motivasi ekstrinsik sebanyak 24,6%. SARAN 1. Bagi Instansi 1. Memberikan penghargaan atas prestasi pelaksanaan personal hygiene kepada perawat. Misalnya dengan penghargaan pegawai terbaik tiap bulan, sehingga perawat akan termotivasi apabila melihat perbandingan kerja yang dilakukan dengan perawat lain apabila hasil kerja rekan perawat lain lebih baik dari hasil kerja perawatnya sendiri. 2. Memberikan pengakuan, ucapan terima kasih, pujian, kritik atas hasil kerja perawat dalam melaksanakan proses pemenuhan kebutuhan personal hygiene pasien. 3. Memberikan penjelasan bahwa pemenuhan kebutuhan personal hygiene adalah salah satu tugas asuhan keperawatan kebutuhan dasar pasien yang harus dilaksanakan oleh perawat sehingga apabila pemenuhan personal hygiene dilaksanakan dengan baik memungkinkan suatu perubahan posisi perawat kearah kemajuan. 4. Mengadakan Pelatihan atau Lokakarya tentang personal hygiene, agar perawat dapat mengembangkan diri kearah kemajuan dengan memiliki keahlian dan keterampilan, teknik-teknik yang baru serta bakat perawat dalam pemenuhan personal hygiene. 5. Memberikan tanggung jawab penuh kepada perawat agar personal hygiene dilaksanakan oleh perawat karena merupakan tanggung jawab perawat

14 6. Menjadikan personal hygiene menjadi lebih menarik, menantang dan selalu menimbulkan hal baru dan positif dalam pelaksanaanya oleh perawat. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk meneliti tentang penelitian selanjutnya tentang Gambaran Faktor Motivasi Perawat dalam Pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene lebih lanjut. Peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Asmadi Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar. Jakarta : Salemba Medika Baah, K. D. & Amoako, G. K Application of Frederick Herzberg s Two-Factor theory in assessing and understanding employee motivation at work: A Ghanaian perspective. European Journal of Bussiness and Management. Vol 3, No 9, Available online at (Diakses Januari 2012) Danim, S. Prof. Dr Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta.EGC Davis, K. Ph. D & Newstrom, J. W.Ph.D Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., & Donnelly, J.H Organisasi : Perilaku, Struktur, & Proses E/8. Jakarta: Bina Rupa Aksara Hasan, Alwi. dkk Kamus Besar Bahasa Indonesia, E/3, Cetakan Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Herzberg, F One more time: How do you motivate employees?. Harvard Bussiness Review. Vol 65, p Available online at (Diakses Januari 2012) Hidayat, A. A Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A. A Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah E/2. Jakarta: Salemba Medika

15 Hidayat, A. A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Janssen, P. P. M., Jonge, Jan-de., & Bakker, A. B Specific determinats of intrinsic work motivations, burnout and turnover intentions: A study among nurses. Journal of Advance Nursing, 29(6), Available online at (Diakses Januari 2012) Kaplan, R. M. & Sacuzzo, D Psycological Testing Principles, Aplication, and Issue. California: Broks/Cole Publishing Company Munandar, A. S Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press Nursalam Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika Potter, P. A. & Perry A.G Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, E/4, Vol. 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Riduwan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta Robbins, S.P. & Judge,T.A Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Robbins, S.P Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo Setiadi Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Shief, M Motivation and Job Satisfaction. Boise State University. IPT 564 Available online at (Diakses Januari 2012) Stoner, J. A.F & Freeman, E.R Manajemen. Jakarta: Intermedia Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Tarwoto & Wartonah Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Tietjen, M.A & Myers, R.M Motivation and Job Satisfaction. Management Decision. 36/ Available online at 9A%E7%AE%A1%E7%90%86/motivation%20and%20job%20satisfaction.pdf (Diakes Januari 2012) Warraich, N. F & Ameen, K What motivates LIS proffesionals in the intritutions of higher learning: A case of Pakistan. World Library and Information Congress. Available online at (Diakses Januari 2012) Winardi. J Motivasi dan Pemotivasian. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo persada 15 15

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyaknya jumlah rumah sakit pada saat ini dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyaknya jumlah rumah sakit pada saat ini dapat menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya jumlah rumah sakit pada saat ini dapat menjadikan masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan Rumah Sakit mana yang akan mereka pilih untuk melaksanakan

Lebih terperinci

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas B+ Pendidikan dengan kapasitas 800 Tempat Tidur dan 14 unit pelayanan medis dan 8 unit pelayanan penunjang. Jumlah tenaga

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. dr.v.l.ratumbuysang MANADO Cyntya Bukunusa*, Adisti A. Rumayar*, Sulaemana Engkeng *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Arni Wianti ABSTRAK Pendahuluan. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA Peran Kepala Ruang Terhadap Motivasi Kerja 1 HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA Chanifah 1, Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS 2 1 Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan

Lebih terperinci

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PAM LYONNAISE JAYA (PALYJA) DI JAKARTA BARAT. ( Studi Kasus pada PT Pam Lyonnaise Jaya Jakarta Barat)

ANALISA KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PAM LYONNAISE JAYA (PALYJA) DI JAKARTA BARAT. ( Studi Kasus pada PT Pam Lyonnaise Jaya Jakarta Barat) ANALISA KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PAM LYONNAISE JAYA (PALYJA) DI JAKARTA BARAT Abstrak ( Studi Kasus pada PT Pam Lyonnaise Jaya Jakarta Barat) Iqbal Amir Hakim 1 Prodi S1 FakultasManajemenBisnisdan Telekomunikasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG Maria Magdalena Sri Widiastuti 1), Dyah Widodo 2), Esti Widiani 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN Manuscript Oleh : HERNIK PRIHETI NIM. G2A212014 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak 12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diambil beberapa kesimpulan sesuai rumusan masalah yang dicari sebagai berikut: 1. Tingkat

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI Elfrida Sirait dkk, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI Elprida Sirait, Endang Pertiwiwati, Herawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perum dan terakhir ini telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit pemerintah dalam satu dasawarsa ini telah mengalami berbagai perubahan status mulai dari menjadi unit swadana, kemudian menjadi Perum dan terakhir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... i ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SKEMA.... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN EXPECTANCY THEORY DALAM UPAYA MENGUKUR MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PDAM X

PENGGUNAAN EXPECTANCY THEORY DALAM UPAYA MENGUKUR MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PDAM X e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 2, No. 1, Mei 2013 pp. 32-36 PENGGUNAAN EXPECTANCY THEORY DALAM UPAYA MENGUKUR MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PDAM X Nadia Kurnia Putri 1, Sugih Arto Pujangkoro 2, Aulia

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA Disusun oleh: Ida Yustina Kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari aktivitas dan kreativitas sumber daya manusianya Oleh karenanya, seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja 2.1.1 Defenisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap positif terhadap pekerjaan pada diri seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1 HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lisa Rabetri Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The research is motivated

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Porter dan Lawler (dalam Kreitner & Kinicki, 2004) menyatakan. atau ekstrinsik (gaji dan pengakuan dari publik).

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Porter dan Lawler (dalam Kreitner & Kinicki, 2004) menyatakan. atau ekstrinsik (gaji dan pengakuan dari publik). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Porter dan Lawler (dalam Kreitner & Kinicki, 2004) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari perbedaan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Panggaribuan (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Definisi Motivasi Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan usaha yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan dalam memenuhi beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Martyarini BS 1), Pramesti Dewi 2), Irwanto 3) 1 Program Studi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan dari berbagai negara telah tertata dengan baik. Banyak cara dilakukan untuk peningkatan kualitas pelayanan terutama dalam pengembangan teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PERAWAT SUATU KAJIAN LITERATUR

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PERAWAT SUATU KAJIAN LITERATUR Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Kinerja Perawat PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PERAWAT SUATU KAJIAN LITERATUR Program Studi Magister Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PRODUKTIVITAS KERJA 1.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DEWI NURAZIZAH NIM : 09.0387.S DEWI SYARIFATUL ISNAENI NIM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur)

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur) HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur) Disusun oleh : Desrizal Widyaisawara Muda Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto, 2015 I. PENDAHULUAN Salah satu aset

Lebih terperinci

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Santoso, et al, Perbedaan Kepuasan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Santoso, et al, Perbedaan Kean Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Perbedaan Kean Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputerisasi dan Manual (Studi di RS Paru dan

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 169 174 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepuasan kerja perawat sangat di butuhkan bagi perawat agar meningkat kan pelayanan kesehatan. kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. (2010). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media. Asmadi. (2008). Tehnik procedural keperawatan: Konsep dan applikasi kebutuhan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS Working Motivation Relationship with Nurse Performance in Hospitalization Unit RSUD Salewangan Maros Hasniah, Nurhayani,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG Lilik Pranata 1, Maria Tarisia Rini 1, Vincencius Surani 1 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA Jurnal Endurance (3) October 07 (80-84) HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA Susi Widiawati Ona Apriana Diah Merdekawati 3 Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pemeliharaan Hubungan Pegawai Pengertian Usaha untuk membina dan mengembangkan kondisi fisik, mental, sikap dan perilaku karyawan agar karyawan menjadi loyal dan mampu bekerja

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen, I. (2001). Attitudes, Personality and Behavior. Milton Keynes. Ali, Z. (2000). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen, I. (2001). Attitudes, Personality and Behavior. Milton Keynes. Ali, Z. (2000). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (2001). Attitudes, Personality and Behavior. Milton Keynes : Open University Press. Ali, Z. (2000). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika. 130 Allen, D. E.,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT TIGA PUTRA ADHI MANDIRI Nike Fransiska; Karyana Hutomo Management Department, School of Business Management,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa dalam peranannya faktor manusia tidak kalah penting bila dibandingkan dengan mesin,

Lebih terperinci

1.1. Penelitian Terdahulu

1.1. Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penyusunan yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti juga mempelajari penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan. Berikut ini akan diuraikan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad Tohardi. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Tanjung Pura. Bandung. Mandar Maju.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad Tohardi. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Tanjung Pura. Bandung. Mandar Maju. DAFTAR PUSTAKA Sumber buku: Ahmad Tohardi. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Tanjung Pura. Bandung. Mandar Maju. Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman. ( 2007). Analisis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5 Konsep - Konsep Motivasi Dasar SN 322023 PERILAKU ORGANISASI

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: financial compensation, no financial compensation, job satisfaction, achievement employee work ABSTRAK

ABSTRACT. Keyword: financial compensation, no financial compensation, job satisfaction, achievement employee work ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan PT Telkom Indonesia Witel Jatim Selatan Malang) Putri Nugrahanti Bambang Swasto

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

PENGARUH MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL 84 PENGARUH MOTIVASI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL Ahmad Ahid Mudayana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Abstract Background:

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA William Liedianto 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Performa kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN Wahyuningsih Safitri STIKes Kusuma Husada Surakarta, wahyuningsihsafitri@gmail.com ABSTRAK Pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI 1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI DESCRIPTION OF NURSE IN THE PREVENTION OF BEHAVIOR IN THE EVENT OF PLEBITIS INPATIENT KEDIRI BAPTIST

Lebih terperinci

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang Yuliana Surya Sodriques 1, Lily Kresnowati 2, Kriswiharsi Kun S 2 1 Alumni

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PENGKAJIAN DAN IMPLEMENTASI PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NANA TRIANA

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *) ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO Arief Fardiansyah 1 *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENELITIAN PERBEDAAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP KEPATUHAN TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Arif Rahman Hakim*, Idawati Manurung**, Yuniastini** Salah satu pembinaan manajemen dengan membuat standar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini berisi uraian berbagai teori tentang kepuasan kerja yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas tentang kepuasan kerja, kemudian diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya komitmen, profesionalisme, dan tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian kali ini, populasi

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Sigit Heri S, Sri Ati 1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bittel, L.R. (1987). Supervisory training development. California : Addison Wesley.

DAFTAR PUSTAKA. Bittel, L.R. (1987). Supervisory training development. California : Addison Wesley. DAFTAR PUSTAKA Aditama, T.Y. (2007). Manajemen administrasi rumah sakit. Edisi kedua. Jakarta: UI Press. Arwani, S. (2006). Manajemen bangsal keperawatan. Jakarta: EGC. Azwar, A. (1996). Pengantar administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni Rivelino Hamel

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016 Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni Rivelino Hamel HUBUNGAN MOTIVASI MAHASISWA PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI PROFESI NERS DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Reni Yatnasari Silaban Hendro Bidjuni

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

Rina Amelia Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan

Rina Amelia Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan Rina Amelia Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di UD.Padma Sari

Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di UD.Padma Sari Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di UD.Padma Sari A.A.WAHYU PRADNYANA M. TH. HANDAYANI*) PUTU UDAYANI WIJAYANTI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas udayana Jl. PB. Sudirman

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: AYU TRI PURNAMA SARI 20121020108 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan mencakup pelayanan yang holistik karena kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian motivasi Motivasi didefinisikan sebagai dorongan. Dorongan merupakan suatu gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu E-mail: mumet_plumbon@yahoo.co.id Abstract: This research aims at obtaining the differences

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai individual memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menciptakan dorongan bagi individual untuk memenuhi

Lebih terperinci

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUP Dr. Kariadi Semarang Andra Novitasari 1, Muhammad Hidayat 1, Anada Kaporina 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001). 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Puskesmas a. Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSIAPAN PASIEN PULANG TERHADAP KEPUASAN PASIEN TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN DI RS ROMANI SEMARANG Vivi Yosafianti 1), Dera Alfiyanti 2) Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan job performance atau actual performance atau level of performance, yang merupakan tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Tjandra. Y, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Tjandra. Y, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Tjandra. Y, 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisi kedua. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. Anggraini, S.S, 2007. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara tepat waktu, disamping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap berbagai aspek dari tugasnya, kondisi atau perancangan. lingkungan kerjanya, juga hubungannya dengan rekan kerjanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap berbagai aspek dari tugasnya, kondisi atau perancangan. lingkungan kerjanya, juga hubungannya dengan rekan kerjanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan serta kenyamanan dalam melakukan tindakan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT 42 HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT Enny Nurcahyani 1, Dyah Widodo 2, Yanti Rosdiana 3 1,3) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuwana Tunggadewi 2) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN Asrie Abu Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju ABSTRACT The quality of nursing service influenced by productivity of nurses in implementing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Motivasi Kerja 1.1 Definisi Motivasi Kerja Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan (Steers & Porter, 1975 dalam Wijono, 2010). Motivasi juga sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia adalah unsur utama dalam mengelola organisasi maupun perusahaan yang merupakan penggerak untuk mencapai tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini permintaan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat seiring dengan adanya program Jaminan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP Yulianto Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto Email : yulisiip@gmail.com

Lebih terperinci

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT X JAKARTA 2015 RELATIONSHIP CHARACTERISTICS AND MOTIVATION WITH DOCUMENTING NURSING CARE AT

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 6. Kesimpulan dan Saran BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya tentang hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka penulis mengambil

Lebih terperinci